12. kritikal perspektif terhadap akuntansi (revised) ok.doc

35
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada awal abad 20 (dua puluh) terdapat beberapa isu mengenai bagaimana akuntansi berperan dalam pengambilan keputusan, bagaimana mengurangi adanya agensi dan biaya politik, pemeliharaan legitimasi organisasi dan bagaimana memenuhi kebutuhan informasi yang memuaskan para stakeholder. Pertimbangan praktik akuntansi bisa saja digunakan dalam aspek sosial dan lingkungan pada operasi organisasi, begitu juga pertimbangan bagaimana pengungkapan akuntansi yang mungkin berdampak pada harga saham. Pada pembahasan ini kita membahas penjelasan mengenai pandangan perspektif alternatif terhadap peran akuntansi. Perspektif ini, yang secara eksplisit mempertimbangkan bagaimana praktik akuntansi lebih mendukung ekonomi tertentu dan struktur sosial. Pandangan ini dilakukan oleh beberapa peneliti dari kritikal perspektif dimana dalam akuntansi, jauh dari praktik yang mendukung kenetralan atau ketidakbiasan penyajian yang menggaris bawahi fakta ekonomi, yang kenyataannya mendukung pemeliharaan posisi kekuasaan dalam beberapa sektor komunitas (seperti kekuasaan saat ini, dan kekayaan yang ada padanya). Teori ini menantang pandangan bahwa ada beberapa hak termasuk hak khusus yang tersebar di masyarakat daripada berpendapat mengenai siapa yang paling berhak, berkesempatan, dan berasosiasi dengan kekuasaan yang diartikan sebagai kaum elit. 1

Upload: sustiyaningsih

Post on 21-Nov-2015

203 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANLatar BelakangPada awal abad 20 (dua puluh) terdapat beberapa isu mengenai bagaimana akuntansi berperan dalam pengambilan keputusan, bagaimana mengurangi adanya agensi dan biaya politik, pemeliharaan legitimasi organisasi dan bagaimana memenuhi kebutuhan informasi yang memuaskan para stakeholder. Pertimbangan praktik akuntansi bisa saja digunakan dalam aspek sosial dan lingkungan pada operasi organisasi, begitu juga pertimbangan bagaimana pengungkapan akuntansi yang mungkin berdampak pada harga saham. Pada pembahasan ini kita membahas penjelasan mengenai pandangan perspektif alternatif terhadap peran akuntansi. Perspektif ini, yang secara eksplisit mempertimbangkan bagaimana praktik akuntansi lebih mendukung ekonomi tertentu dan struktur sosial.

Pandangan ini dilakukan oleh beberapa peneliti dari kritikal perspektif dimana dalam akuntansi, jauh dari praktik yang mendukung kenetralan atau ketidakbiasan penyajian yang menggaris bawahi fakta ekonomi, yang kenyataannya mendukung pemeliharaan posisi kekuasaan dalam beberapa sektor komunitas (seperti kekuasaan saat ini, dan kekayaan yang ada padanya). Teori ini menantang pandangan bahwa ada beberapa hak termasuk hak khusus yang tersebar di masyarakat daripada berpendapat mengenai siapa yang paling berhak, berkesempatan, dan berasosiasi dengan kekuasaan yang diartikan sebagai kaum elit. Topik ini mengangkat beberapa argumen mengenai peran suatu pemerintahan, peran dari penelitian akuntansi, dan peran dari praktik akuntansi, dalam keberlangsungan sosial tertentu. Peneliti yang mengadopsi kritikal perspektif sering tidak memberikan solusi langsung dari ketidakseimbangan yang berlangsung. Tapi lebih menyoroti ketidakseimbangan pada sosial dan peran akuntansi dalam keberlangsungan dan legitimasi dari pemahaman legitimasi.BAB II

PEMBAHASANDefinisi Kritikal Perspektif

Kritikal perspektif sangat sulit diartikan. Fokus pendekatan pada penelitian ini adalah tentang metode akuntansi tertentu yang seharusnya diterapkan daripada fokus terhadap peran akuntansi yang mengkontrol sumber daya modal. Para peneliti yang disebut teori kritikal akuntansi, kemudian mencari apa yang disoroti, melalui kritikal analisis, yang merupakan kunci peran dari akuntansi dalam masyarakat. Perspektif tersebut menantang pandangan bahwa akuntansi dapat dibangun menjadi sesuatu yang objektif dan netral, dan para peneliti sering mencari bukti untuk mendukung pandangan ini.Tony Tinker (2005) dalam Craig Deegan (2007), merupakan salah satu pendiri gerakan akuntansi kritis, telah menawarkan salah satu definisi penelitian akuntansi kritis, yaitu :

all forms of social praxis that are evaluative, and aim to engender progressive change within the conceptual, institutional, practical, and political territories of accounting.Menurut Tony Tinker, akuntansi kritis adalah semua bentuk praktek sosial yang evaluatif dan bertujuan untuk menimbulkan perubahan progresif dalam wilayah konseptual, institusional, praktik, dan politik akuntansi. Unsur kunci dari definisi ini adalah gagasan tentang praktek sosial. Praktek dalam penelitian akuntansi kritis umumnya dipahami untuk merujuk pada asumsi bahwa terdapat dua arah hubungan antara teori dan praktek. namun pada kenyataannya teori mempengaruhi praktik sosial, sementara praktek-praktek sosial mempengaruhi teori. Salah satu implikasi dari hubungan antara teori dan praktek adalah ketika kondisi sosial (praktek) mengalami perubahan maka teori perlu dilakukan perubahan. Hal ini seharusnya tidak menjadi konsep baru. Implikasi lainnya adalah perkembangan teori perspektif yang berbeda dapat membawa perubahan dalam praktek-praktek sosial dan struktur masyarakat (seperti penyebaran kekayaan dan kekuasaan).Perbedaan hubungan antara teori dan praktek adalah gagasan yang tidak tersirat dalam hubungan dua arah tersebut. Sebelumnya cenderung mengandalkan hubungan satu arah dimana baik teori menentukan praktek atau praktek menentukan teori. Perbedaan selanjutnya adalah pada perubahan praktek. Ketika teori normatif berusaha untuk mengembangkan dan menerapkan praktik akuntansi tertentu, fokus perubahan praktek diwujudkan di masyarakat luas. Dapat disimpulkan bahwa peran teori dalam mengubah praktek-praktek sosial lebih penting daripada peran praktek-praktek sosial yang mengubah teori. Tinker (2005, P: 101) berpendapat bahwa pendekatan akuntansi kritis memerlukan sarjana khusus untuk penelitian akuntansi kritis.Wawasan Pendukung Akuntansi

Secara eksplisit bahwa semua penelitian dalam ilmu-ilmu sosial bergantung pada subjektivitas dari interpretasi para peneliti yang terlibat di dalamnya. Dalam penelitian akuntansi kritis, para peneliti dalam bidang akuntansi kritis (ahli teori akuntansi) berusaha untuk melihat hal yang pokok, melalui analisis kritis, yang berperan utama dalam akuntansi perspektif sosial. Seperti yang dinyatakan oleh Hopper at al. (1995) bahwa dalam mengkomunikasikan realita akuntan secara keberlanjutan (secara simultan) membangunnya (Hines, 1988) dan akuntansi adalah praktik sosial dalam perjuangan politik, dan praktik pasar yang dikendalikan oleh keseimbangan pasar yang efisien. Pandangan ini juga didukung oleh Baker dan Bettner (1997), menyatakan bahwa esensi akuntansi dapat ditangkap dengan pemahaman dari dampak individu, organisasi, dan masyarakat. Oleh karena itu sangat penting dalam penelitian akuntansi untuk mengadopsi kritikal perspektif. Kritikan Marxist terhadap Akuntansi

Salah satu cabang utama, pendiri dari teori akuntansi kritis didasarkan pada kritik yang disampaikan oleh Marxis mengenai kapitalisme. Dalam kritik Marxis ini, pemilik modal dianggap memiliki akumulasi kekayaan melalui eksploitasi sejarah dan pengambilalihan dari nilai yang diciptakan oleh pekerja. Kehidupan pekerja sebagian besar dikendalikan oleh pasar eksternal dan pasar umum. Kapitalisme juga dianggap cacat struktural yang mendasar. Cacat struktural menurut Marxis adalah salah satu cara yang efektif untuk usaha perorangan meningkatkan keuntungan dalam jangka panjang yang dalam sejarah telah meningkatkan mekanisasi faktor perusahaan dengan cara mengganti kapasitas produktif beberapa pekerja dengan kapasitas produktif mesin tambahan. Biaya penggunaan mesin ini (seperti penyusutan, perbaikan dan biaya kesempatan modal yang diinvestasikan dalam mesin) jauh lebih rendah dibandingkan biaya tenaga kerja dan mesin bisa bekerja untuk waktu yang lama dengan penghentian minimal.Marxist berpendapat bahwa terdapat dorongan yang semakin besar dari semua pemilik bisnis untuk meningkatkan pengembalian modal melalui mekanisasi. Cacat mendasar ini dalam struktur sistem kapitalis adalah untuk modal EAM kembali, tidak hanya biaya harus diminimalkan, tetapi juga usaha untuk mendapatkan pendapatan perlu dimaksimalkan. Sementara tindakan satu atau dua pemilik pabrik dalam menggantikan beberapa tenaga kerja, modal, mereka mungkin tidak mempengaruhi pasar untuk barang-barang mereka, dan karena itu ekonomi bagi pemilik usaha bersifat individualis. Dalam sejarah Marxist berpendapat bahwa jika semua pemilik usaha bertindak dengan cara ini maka jumlah total yang dibayarkan kepada tenaga kerja secara keseluruhan akan menurun, daya beli konsumen secara keseluruhan akan menurun pada titik tertentu, pengurangan sumber daya lebih besar dari peningkatan kapasitas produksi sehingga mengakibatkan penurunan permintaan, dan mengancam kemakmuran modal.

Teori Marxis berpendapat bahwa sistem kapitalisme beroperasi dengan cara mengasingkan pekerja dan penuh dengan kontradiksi struktural yang melekat. Pemerintah dan swasta melakukan tindakan untuk mengatasi gejala negatif dari ketidakstabilan kapitalisme tersebut. Marxis menganggap tindakan pemerintah dan swasta tersebut sebagai gejala mengobati daripada mengatasi penyebab umum dari semua gejala ketidakstabilan struktural sistem kapitalisme itu sendiri. Selain itu, 'berhasil' mengobati gejala negatif saat ini dari ketidakstabilan kapitalisme, dapat mencegah gejala terhadap sesuatu hal yang tidak dapat dielakkan di masa mendatang. Bagi para sarjana, Marxis dapat melemahkan kekuasaan dan kekayaan modal (mengutip Marxis bahwa kapitalisme menggali kuburnya sendiri (Marx dan Engels, 1967, seperti dikutip dalam Tinker, 2005). Oleh karena itu, hak-hak istimewa, kekuasaan dan kekayaan modal dianggap oleh kaum Marxis sebagai tidak stabil, dan pemilik modal akan mengambil tindakan untuk membela hak-hak, kekuasaan dan kekayaan mereka.

Teori-teori akuntansi kritis menganggap akuntansi sebagai alat yang ampuh untuk meningkatkan kekuasaan dan kekayaan modal dan membantu melindungi kekuatan dan kekayaan modal dari ketidakstabilan struktural kapitalisme. Menurut pendapat Tinker (2005) bahwa banyak peneliti akuntansi kritis cenderung menentang sistem kapitalis dan akuntansi, mereka berusaha untuk mengekspos peran akuntansi dalam mendukung distribusi kekuasaan yang tidak seimbang dan kekayaan di masyarakat dan berusaha untuk menumbangkan peran akuntansi. Hal ini juga cenderung digunakan oleh beberapa peneliti akuntansi yang tidak mengadopsi perspektif Marxis murni.Banyak dari kritikal peneliti memandang akuntansi sebagai perintah legitimasi kapitalis. Mereka menekankan bahwa sistem akuntansi dibangun dan dikelilingi oleh perintah sosial yang terselubung. Penggambaran peran dari akuntansi dalam masyarakat kapitalis, Tinker, Merino, dan Neimark (1982, p.178) menjelaskan bahwa teori ini adalah hubungan sosial dari kapitalisme yang membedakannya dengan sistem sosial yang lain.

Gray, Owen dan Adams (1996) menyatakan, perhatian yang besar dari kritikal atau radikal teori ini adalah distribusi dari kekayaan, kekuatan (power) dari suatu perusahaan, bahasa ekonomi bisnis, dan lainnya adalah secara fundamental cacat dan tidak lebih dari struktur radikal yang berubah dari harapan kehidupan manusia dan lainnya. Sosial, ekonomi, dan sistem politik dianggap mempersulit secara fundamental.Penelitian Akuntansi Kritis Versus Penelitian Akuntansi Sosial dan Lingkungan

Kritikal perspektif yang diadopsi oleh banyak peneliti akuntansi kritis didasarkan pada Teori Ekonomi Politik. Penelitian akuntansi kritis cenderung didasarkan pada Teori Ekonomi Politik Klasik. Ekonomi politik yang didefinisikan oleh Gray, Owen dan Adams (1996) sebagai sosial, politik, dan kerangka ekonomi di mana kehidupan manusia berada. Pada pandangan ini sosial, politik, dan ekonomi adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, dan isu ekonomi tidak dapat diinvestigasi keberadaanya dalam pertimbangan mengenai politik, sosial dan kerangka institusi pada aktivitas ekonomi berada. Seperti Guthrie dan paker (1990) yang menyatakan bahwa perspektif ekonomi politik dapat dipahami dalam laporan akuntansi sebagai dokumen sosial, politik, dan ekonomi. Laporan akuntansi berfungsi sebagai alat untuk membangun, mempertahankan dan melegitimasi pengaturan ekonomi dan politik, lembaga-lembaga dan tema ideologis yang berkontribusi terhadap kepentingan organisasi itu sendiri.Gray, Owen dan Adams (1996) dan lain-lain membagi Teori ekonomi politik menjadi dua yaitu klasik dan borjuis. Perspektif ekonomi politik borjuis tidak mengeksplorasi ketidakadilan struktural, kepentingan pihak tertentu, perjuangan golongan tertentu. Banyak teori kritis menganggap bahwa penelitian hanya menerima sifat yang ada dan struktur masyarakat tanpa adanya tantangan secara efektif yang mendukung masyarakat (Hopper dan Powell, 1985). Dengan menerima berbagai konsep pada masyarakat sehingga mengabaikan perjuangan dan ketidakadilan dalam masyarakat (Puxty, 1991). Peneliti kritis terkemuka seperti Tinker, Puxty, Lehman, Hopper dan Cooper perlu untuk menantang karya peneliti aliran ekonomi politik, seperti Gray, Owen, Maunders, Mathews dan Parker. Seseorang yang telah mempromosikan kebutuhan organisasi menjadi lebih bertanggung jawab atas kinerja sosial dan lingkungannya. Gray, Owen dan Adams (1996 P: 63) menyatakan bahwa teori kritis:Corporate social reporting (CSR) will be controlled by the reporting corporations and a State which has a vested interest in keeping things more or less as they are, CSR has little radical content. Furthermore, CSR may do more harm than good because it gives the impression of concern and change but, in fact, will do no more than allow the system to 'capture' the radical elements of, for example, socialism, environmentalism or feminism and thus emasculate them.Sementara kebanyakan dari kita, menganggap semakin besar pengungkapan dari informasi social responsibility akan tampak suatu langkah yang tepat, dan teori kritikal beragumen bahwa usaha tersebut sia-sia kecuali hal tersebut didasari dengan perubahan struktur masyarakat. Mereka beragumen bahwa pengungkapan CSR hanya dilakukan karena diatur, dan tidak menantang bagi penyedia informasi. Tanpa pertimbangan dari keberadaan lingkungan sosial politik hasil yang diberikan akan tidak sempurna dan tidak lengkap.Berkaca pada beberapa pandangan teori kritis tentang kekurangan akuntansi sosial dan lingkungan penelitian, Owen, Gray dan Bebbington (1997) menyatakan bahwa pada awal kritik terhadap gerakan akuntansi sosial berasal dari seorang sosialis yang mengadopsi perspektif Marxis. Tinker et al. (1991) dan Puxty (1986, 1991) menyatakan bahwa masyarakat ditandai dengan konflik sosial. Tinker et al.(1991) menyatakan bahwa gerakan akuntansi sosial gagal untuk memeriksa kontradiksi dasar dan antinomies dari sistem sosial dalam penyelidikan dan tidak relevan dan secara implisit mengadopsi sikap 'Quietisme politic' yang hanya menguntungkan golongan kapitalis. Puxty (1986) menyarankan ketidakrelevanan akuntansi sosial, mencatat bahwa kritik yang lebih radikal dari masyarakat kapitalis telah lebih peduli dengan isu-isu yang lebih luas dari akuntansi dan akuntan.

Akuntansi dianggap mempertahankan struktur sosial tertentu. Pengenalan bentuk baru akuntansi (misalnya, metode eksperimental yang berkaitan dengan akuntansi untuk biaya sosial) hanya akan membantu mempertahankan sistem sosial. Berkaca pada persepsi teori kritis dari penelitian yang sedang berlangsung yang dilakukan untuk meneliti bagaimana memperhitungkan implikasi sosial dan lingkungan bisnis, Gray, Owen dan Adams (1996) menyatakan bahwa beberapa teori kritis menganggap bahwa penelitian tersebut bertujuan untuk memecahkan masalah krisis lingkungan.

Meskipun pembahasan di atas menunjukkan perbedaan pendapat yang cukup besar dari beberapa peneliti akuntansi kritis terhadap penelitian akuntansi sosial dan lingkungan, dalam beberapa tahun terakhir, beberapa peneliti akuntansi sosial dan lingkungan telah melakukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah yang diungkapkan oleh para peneliti akuntansi kritis. Sebagai contoh, Bailey, Harte dan Sugden (2000), Lehman (1999, 2001), O'Dwyer (2005) dan Unerman dan Bennett (2004) merupakan beberapa studi penelitian akuntansi sosial dan lingkungan yang telah menyinggung isu-isu dan implikasi kekuasaan diferensial antara organisasi dan berbagai kelompok pemangku kepentingan dalam hubungan akuntabilitas. Teori kritikal memberikan argumen yang mengarahkan untuk penciptaan iklim perubahan di struktur sosial. Namun, teori kritikal tidak memberikan solusi terhadap masalah yang mereka utarakan. Teori Kritikal tidak memberikan arahan bagaimana memahami suatu permasalahan agar dapat terpecahkan. Dampak Dari Penelitian Akuntansi Kritis Terhadap Praktek SosialKritikal perspektif didasarkan pada perspektif ekonomi politik klasik dan secara eksplisit menganggap konflik struktural, ketidakadilan dan peran negara di pusat analisis. Dengan mengadopsi penelitian perspektif yang didasarkan pada Teori Ekonomi Politik Klasik, peneliti akuntansi kritis dapat menyoroti isu-isu tertentu yang mungkin tidak ditangani. Menurut Cooper dan Sherer (1984) :

Social welfare is likely to be improved if accounting practices are recognised as being consistently partial; that the strategic outcomes of accounting practices consistently (if not invariably) favour specific interests in society and disadvantage others. Therefore, we are arguing that there already exists an established, if implicit. conceptual framework for accounting practice. A political economy of accounting emphasises the infrastructure, the fundamental relations between classes in society. It recognises the institutional environment which supports the existing system of corporate reporting and subjects to critical scrutiny those issues (such as assumed importance of shareholders and securities markets) that are frequently taken for granted in current accounting research.

Kesejahteraan sosial kemungkinan akan ditingkatkan jika praktik akuntansi diakui secara konsisten yaitu hasil strategis praktik akuntansi secara konsisten mendukung kepentingan tertentu dalam masyarakat dan merugikan orang lain. Oleh karena itu, kami berpendapat bahwa praktek akuntansi sudah ada dan secara implisit ada di kerangka kerja konseptual untuk praktik akuntansi. Sebuah ekonomi politik akuntansi menekankan infrastruktur, hubungan mendasar antara golongan-golongan dalam masyarakat. Ekonomi politik akuntansi mengakui lingkungan kelembagaan yang mendukung sistem pelaporan perusahaan dan pelajaran untuk pengawasan kritis isu-isu diambil untuk diberikan dalam penelitian akuntansi saat ini.

Sementara sejumlah besar penelitian kritis dipengaruhi oleh karya filsuf seperti Karl Marx, sebagian penelitian akuntansi kritis didasarkan pada kritik Marxis murni kapitalisme. Sebagai contoh, referensi yang dibuat oleh Owen, Gray dan Bebbington (1997) yang menyatakan bahwa para peneliti kritis diidentifikasi sebagai 'ekologi yang mendalam' dan 'feminis radikal'. Menurut Gray, Owen dan Adams (1996) bahwa inti dari pandangan ini adalah bahwa hal yang mendasar mengenai keberadaan sistem ekonomi (dan sosial) kita adalah sebuah kutukan. Diletakkan pada sistem yang paling sederhana dan tidak merenungkan trade-off antara, misalnya, habitat spesies terancam dan kepentingan ekonomi. Untuk seorang ahli ekologi bahwa trade-off bisa memiliki bentuk pembenaran moral. Pandangan seperti itu merupakan tantangan bagi setiap aspek kehidupan manusia, terutama di negara-negara barat yang maju.

Feminis radikal, percaya bahwa akuntansi mempertahankan dan memperkuat sifat-sifat maskulin seperti keberhasilan kebutuhan dan kompetisi, dan akuntansi bertindak mengurangi relevansi isu-isu seperti kerjasama, rasa hormat, kasih sayang dan sebagainya. Maskulin mempertimbangkan berbagai nilai-nilai sosial dalam konteks akuntansi internasional, dan bagaimana peringkat suatu negara dalam hal 'maskulinitas' atau 'feminitas' mempengaruhi praktik akuntansi nasional yang diadopsi.Menurut Hofstede (1984) bahwa maskulinitas merupakan preferensi dalam masyarakat untuk berprestasi, kepahlawanan, ketegasan, dan keberhasilan material. Sedangkan feminitas merupakan preferensi untuk hubungan, kesederhanaan, merawat yang lemah, dan kualitas hidup. Para peneliti yang bekerja dengan literatur feminis berdebat untuk kebutuhan akuntansi yang kurang 'maskulin' dan lebih 'feminin' dalam orientasi. Menurut Reiter (1995) bahwa teori feminis memiliki banyak suara dan volume besar terhadap kritik feminis yang diterbitkan. Pada akhir 1980-an sarjana akuntansi mulai mendalami gagasan bahwa teori feminis dapat digunakan untuk kritik akuntansi. Teori ekonomi cenderung menghargai karakteristik yang terkait dengan stereotip maskulin seperti abstraksi, pikiran, efisiensi, keseimbangan, rasionalitas, mengejar keuntungan sendiri, dan otonomi. Dalam menjelaskan bagaimana penggabungan nilai feminis dalam teori ekonomi berpotensi menyebabkan teori yang lebih menjanjikan, Reiter (1995) menyatakan bahwa Folbre dan Hartmann (1988) menjelaskan bahwa suatu pertumbuhan badan penelitian feminis interdisipliner melengkapi upaya banyak ekonom untuk mengembangkan teori yang lebih lengkap terhadap kepentingan ekonomi, yang dapat mencakup konsep-konsep seperti kerjasama, loyalitas dan timbal balik. Nelson (1992) menunjukkan bahwa penggabungan kualitas feminin positif seperti fleksibilitas, intuisi, humanisme dan keterhubungan individu dan konsep bahwa pilihan individu dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya akan menyebabkan peningkatan kekayaan dan penerapan teori ekonomi. Dia juga berpendapat bahwa fokus eksklusif ekonomi neo-klasik adalah pada masalah-masalah pertukaran yang merupakan penolakan kualitas feminin kebutuhan. Pandangan perilaku ekonomi yang tergabung dalam teori ekonomi keuangan seperti teori keagenan berkonsentrasi pada konflik dan disiplin daripada pada kegiatan produktif dan mutualitas kepentingan.

Dalam mengadopsi posisi untuk mengejar ideologi yang didominasi kapitalis, teori kritis memberikan argumen untuk menciptakan iklim perubahan dalam struktur sosial. Dengan alasan untuk perubahan status quo telah berpendapat bahwa 'peneliti kritis' sering terpinggirkan ke tingkat yang lebih besar daripada peneliti yang mengadopsi teori atau ideologi perspektif lain (Baker dan Bettner, 1997). Selanjutnya, Sikka dan Willmott (2005-, hal 142.) Menyatakan bahwa tradisi Marxis harus terus diperbaharui melalui pengalaman hidup dan oposisi terhadap lembaga penindasan dan eksploitasi dalam upaya manusia untuk hidup lebih brutal dan merusak. Cooper dan Sherer (1984) menyatakan bahwa pendekatan penting akuntansi harus dianalisa secara kritis. Jadi jika masalah utama dalam akuntansi diidentifikasi, maka kritikal perspektif akan menyarankan refleksi dari orientasi masyarakat untuk mengubah praktik akuntansi yang membutuhkan kesadaran sosial dan perubahan sosial.

Apakah teori kritis dalam prakteknya diterapkan untuk penelitian akuntansi tergantung pada apakah peneliti dapat membebaskan diri dari sikap dan orientasi yang mengakibatkan pelatihan sosial dan pendidikan mereka diperkuat oleh keyakinan profesi akuntansi dan komunitas bisnis. Untuk proses sosialisasi ini telah dihasilkan oleh para peneliti akuntansi dengan menunjukkan definisi yang bias terhadap serangkaian masalah akuntansi dan pilihan teori untuk menganalisis dan memecahkan masalah ini. Teori kritis sering mengkritik akuntan, dan memberikan dasar untuk beberapa marjinalisasi (usaha untuk membatasi beberapa kelompok tertentu).

Sikka dan Willmott (. 2005, p 138) menjelaskan bahwa beberapa studi akuntansi kritis memiliki petunjuk bahwa beberapa asosiasi profesional akuntansi memiliki sejarah panjang menentang reformasi dalam memajukan akuntabilitas perusahaan besar (Puxty, et al, 1994); bahwa sebagian besar teknologi akuntansi berperan dalam eksploitasi pekerja (Sikka, et al., 1999); dan bahwa industri akuntansi terlibat dalam eksploitasi warga secara kejam (Cousins, et al.). Kami juga berusaha untuk menggerakkan opini dengan memegang cermin untuk asosiasi perdagangan akuntansi dan berpendapat bahwa klaim etika, integritas dll sedikit lebih dari hiasan retorika, kebijakan maupun tindakan (Cousins, et al., 2000, Mitchell, et al., 1994, Puxty, et ai "1994, Willmott, 1990).

Pada tahun 2005/2006 penyelidikan terhadap pemerintah Australia dilakukan oleh Parliament of Australia Joint Committee on Corporations and Financial Services dalam Corporate Social Responsibility. Dalam kerangka acuan penyelidikan, pemerintah diminta pandangan tentang apakah tanggung jawab sosial perusahaan dan pelaporannya harus diatur. Sehubungan dengan klaim oleh Sikka dan Willmott bahwa beberapa asosiasi akuntansi profesional memiliki sejarah panjang menentang reformasi yang akan memajukan akuntabilitas perusahaan besar. Badan-badan profesional di Australia (Institute of Chartered Accountants di Australia, National Institute Accountan, dan CPA Australia) menyatakan bahwa mereka menentang mandat perusahaan dalam pengungkapan tanggung jawab sosialnya. Mereka menyebut bahwa faktor-faktor seperti efektivitas diri regulasi dan mekanisme pendisiplinan dari pasar modal sebagai dasar untuk memastikan bahwa perusahaan bergerak ke arah yang benar. Mengacu pada penelitian yang dilakukan CPA Australia 2005, menyatakan bahwa meskipun ada publik yang kuat (88%) dan pemegang saham (86%) mendukung pemerintah untuk mandat pelaporan pelaporan sosial dan lingkungan perusahaan, ini tidak tercermin dalam pandangan para pemimpin bisnis (53%). CPA Australia percaya ini mencerminkan keprihatinan bisnis yang sah bahwa pelaporan wajib tidak akan meningkatkan nilai informasi. Untuk seorang ahli teori kritis, komentar seperti itu sama dengan pandangan mereka bahwa praktek akuntansi dan profesi akuntansi untuk mendukung pandangan tentang bisnis. CPA Australia menyatakan bahwa pendekatan proaktif terhadap kesukarelaan dari bisnis meniadakan risiko menarik peraturan yang berlebihan dan tidak fleksibel.Lebih lanjut, Sikka dan Willmott menyatakan bahwa sebagai akuntan, yang terlibat dalam antagonisme sosial, eksploitasi pekerja atau eksploitasi kejam terhadap warga. Meskipun kita memilih untuk tidak setuju dengan apa yang sejumlah teori kritis beritahu kepada kita, teori kritis tetap berguna, untuk menempatkan diri di bawah pengawasan dari perspektif sosial yang lebih luas. Para ahli teori kritis (baik Marxis dan non-Marxis) mendorong pengawasan tersebut.

Sebuah tinjauan literatur akademik akan menunjukkan bahwa sejumlah teori kritis telah dikritik dan telah diadopsi sebagai dasar teoritis Teori Akuntansi Positif. Teori Akuntansi Positif fokus pada konflik antar kelompok kuat dalam masyarakat (misalnya, pemilik, manajer, debtholders) dan tidak menganggap konflik antara kelompok-kelompok yang kuat dan pihak-pihak yang kurang memiliki kemampuan. Banyak teori kritis juga telah sangat kritis terhadap sikap anti-regulasi yang dianjurkan oleh Teori Akuntansi Positif karena sikap tersebut lebih memajukan kepentingan mereka yang memiliki kekuasaan atau kekayaan (misalnya, pemilik perusahaan). Karena kurangnya regulasi memungkinkan dimilikinya kekuatan dan kekayaan modal tanpa hambatan oleh apa pun kecuali kekuatan pasar beroperasi untuk kepentingan bisnis yang kuat) sementara merusak kepentingan mereka yang mungkin membutuhkan beberapa bentuk perlindungan peraturan, teori Kritis juga berpendapat bahwa dalam menilai kegunaan informasi akuntansi, kita perlu melihat reaksi pasar modal (harga saham), respon pasar modal yang didorong oleh orang-orang bermodal. Peran Negara dalam mendukung keberadaan struktur sosial

Para peneliti dengan kritikal perspektif melihat bahwa negara (pemerintah) sebagai alat untuk mendukung pemilik modal dan juga sistem kapitalis. Dalam perspektif ini pemerintah akan mengambil beberapa tindakan dari waktu ke waktu untuk meningkatkan legitimasi dari sistem sosial, walaupun ini akan memperlihatkan bahwa pemerintah memiliki kepentingan di atas kerugian suatu instansi, pemerintah dapat menekan suatu aturan pengungkapan pada suatu perusahaan. Untuk mengambil keputusan, individu maupun kelompok harus memiliki akses informasi. Batasan arus informasi atau ketersediaan jenis informasi yang spesifik, dapat menghambat kemampuan untuk memilih informasi. Oleh karena itu, batasan ketersediaan informasi menjadi salah satu strategi yang dipilih untuk menjaga organisasi dan struktur sosial. Puxty (1986, p.87) mendukung pandangan bahwa informasi keuangan diatur oleh badan pemerintah sosial dimana terdapat hubungan kepentingan dari kelompok kekuasaan yang dominan di dalam masyarakat. Oleh karena itu pemerintah tidak beroperasi pada kepentingan publik, tapi lebih pada kelompok yang sudah kaya.Peran dari peneliti Akuntansi dalam mendukung keberadaan struktur sosial

Konsisten dengan pengembangan PAT, di akhir 1970 an peneliti akuntansi menyoroti tentang konsekuensi dari regulasi baru akuntansi. Perspektif ini menyatakan bahwa implementasi dari regulasi baru akuntansi dapat menimbulkan implikasi ekonomi yang tidak diinginkan, dan oleh sebab itu, sebelum persyaratan baru ditetapkan, pertimbangan yang hati-hati diperlukan. Para kritikal beragumen bahwa implikasi ekonomi bagi pemegang saham contohnya adalah berubahnya harga saham, dan manajer contohnya adalah pengurangan gaji yang fokus pada para peneliti konsekuensi ekonomi regulasi akuntansi. Seperti yang dinyatakan Cooper dan Sherer (1984, pp.215, 217):

Studi menggunakan ECA (Economic Consequences Analysis) lebih mengevaluasi konsekuensi laporan akuntansi terhadap perilaku dan kepentingan dari pemegang saham, dan manajer perusahaan (Selto dan Neumann, 1981). Efek dari laporan akuntansi secara langsung bagi pengguna lainnya seperti pemerintahan dan pengguna tidak langsung seperti konsumen, karyawan, pembayar pajak, diabaikan. Oleh karena itu studi ini memberikan nilai implisit bahwa kepentingan pemegang saham dan manajer menjadi kepentingan yang utama dan konsentrasi pada pemenuhan kebutuhan pemahaman tersebut mencukupi dalam pemahaman dari peran laporan akuntansi dalam masyarakat.Peran dari Praktik Akuntansi dalam mendukung keberadaan struktur sosial.

Hines (1998) berpendapat bahwa akuntan menerapkan pandangan mengenai karakteristik apa saja yang memerlukan penekanan (contohnya laba). Akuntan juga memutuskan atribut kinerja organisasi yang tidak penting sehingga tidak perlu diukur dan diungkapkan. Hines beragumen bahwa dalam mengkomunikasikan realita, akuntan secara terus-menerus membangun realita. Untuk beberapa orang yang awalnya tidak mempertimbangkan akuntansi seperti para pencetus teori kritikal, ada beberapa hal yang akan membingungkan. Bagaimana bisa akuntan memiliki kekuatan? Para profesi akuntan digambarkan sebagai sesuatu yang objektif dan netral. Dalam kenyataannya akuntan memiliki reputasi yang lemah. Tapi kita meyakini kritikal teori, kelemahan ini merupakan bagian yang mungkin tersembunyi dari kekuatan sosial. Seperti yang dikemukakan oleh Carpenter dan Feroz (1992, p.168) bahwa sistem akuntansi mungkin dipandang dengan artian legitimasi dari struktur sosial saat ini dan politik organisasi. Hopwood (1983) lebih jauh lagi menyatakan bahwa peraturan memaksa akuntansi menjadi bagian yang tampak lemah, tidak diperhatikan, dan bersifat rutinitas dari prosedur akuntansi dan menghasilkan aura objektifitas dan pengesahan dalam pandangan pengguna laporan akuntansi. Jauh dari kelemahan dan rutinitas, akuntansi dan akuntan dapat menyingkirkan konflik sosial. Berikut hal-hal yang mempengaruhi Laporan Keuangan yang mendukung Kritikal pada Laporan Keuangan:A. Budaya mempengaruhi Laporan KeuanganPengertian budaya dalam Websters Dictonary (1991, p.137), merupakan cerminan nilai-nilai yang diyakini ada pada sekelompok orang dalam wilayah area tertentu, dan dicerminkan dalam persepsi, pola pikir, keputusan-keputusan, dan tindakan-tindakan nyata dalam kehidupan keseharian.

Laporan keuangan dapat dipahami dan diterima oleh para pengguna karena dalam proses penyusunan laporan keuangan terdapat tujuan, standar, kebijakan, dan teknik akuntansi. Dalam area wilayah yang berbeda seringkali terdapat perbedaan bentuk dan isi laporan keuangan. Perbedaan itu disebabkan oleh lingkungan akuntansi yang berbeda pada masing-masing area wilayah tersebut, tujuan, standard, kebijakan, dan teknik tersebut sangat bergantung dari lingkungan dimana akuntansi dikembangkan.Akuntansi merupakan produk budaya, karena konsep-konsep, aturan-aturan, dan praktik-praktik yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan merupakan bentuk cerminan perilaku dari orang-orang dalam sekelompok komunitas dalam wilayah tertentu. Bilamana dalam suatu masyarakat mempunyai lingkungan budaya yang berbeda, maka akan terjadi perbedaan, tujuan, standard, kebijakan dan teknik yang berlainan.B. Ekonomi Kapitalis sebagai Lingkungan Akuntansi KonvensionalDalam konsep, aturan-aturan, dan praktik-praktik proses penyusunan laporan keuangan tidak lepas dari kepentingan dari orang-orang yang terkait dengan produk akuntansi yang berupa laporan keuangan. Akuntansi konvensional tersebut banyak mengandung kepentingan-kepentingan yang merupakan cerminan budaya kapitalis. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Kam (1990, p.3) sebagai berikut

Historically, double entry accounting is inextricably tied to the capitalistic spirit. It is the motivating force that drives people to form bussiness entities for the sake of making a profit...

Robert dan Borin (2008, p.3) menyatakan ada 3 esensi utama dalam kapitalisme, yaitu:

1. Modal adalah bagian dari kekayaan suatu bangsa yang merupakan hasil karya manusia dan karenanya bisa diproduksi berulangkali (reproducible).

2. Dibawah sistem kapitalisme, suatu perlengkapan modal masyarakat, alat-alat produksinya, dimiliki oleh segelintir individu yang memiliki hak legal untuk mempergunakan hak miliknya guna untuk meraup keuntungan pribadi.

3. Kapitalisme bergantung pada sistem pasar, yang menentukan distribusi, mengalokasi sumber daya-sumberdaya dan menetapkan tingkat-tingkat pendapatan, gaji, biaya sewa, dan keuntungan dari kelas-kelas sosial yang berbeda.Berdasarkan tiga pernyataan diatas ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian utama dalam sistem kapitalis, yaitu: modal, kepentingan individu, dan sistem pasar. C. Kegagalan Ekonomi Kapitalis1) Mekanisme pasar, tidak mampu membatasi kejenuhan pasar. Pada akhir taun 2008, perekonomian negara Amerika Serikat mengalami depresi, depresi pada tahun 2008 lebih parah daripada depresi pada tahun 1937. Dampak dari depresi itu adalah gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di banyak negara. Tidak hanya terjadi di negara Amerika Serikat, tetapi juga negara Eropa, Jepang, Korea, dan negara-negara berkembang lainnya yang mempunyai volume ekspor ke negara Amerika Serikat.Depresi ini terjadi karena sistem ekonomi kapitalis. Dalam ekonomi kapitalis, perekonomian digerakkan oleh sistem pasar. Dan pelaku-pelaku pasar yang mencari keuntungan maksimal tidak pernah mampu mengontrol kejenuhan pasar. Produsen selalu meningkatkan produksi, didorong oleh keinginan memperoleh laba maksimal, sehingga akan terjadi kelebihan penawaran. Dalam kasus ini, terjadi kelebihan penawaran properti sehingga produknya tidak laku terjaul, dan sebagai konsekuensinya perusahaan mengalami kebangkrutan.

Pada sisi lain, perusahaan properti dalam menjalankan usahanya menjalankan usahanya mengandalkan dana dari masyarakat, melalui penjualan surat berharga. Surat-surat berharga dari properti tersebut jatuh harganya, sebagai konsekuensinya pasar modal di Amerika Serikat mengalami kegoncangan. Para pemegang surat berharga secara keseluruhan mengalami panik, karena harga-harga surat berharga yang dimilikinya nilainya jatuh, ini ditunjukkan dengan nilai indeks surat berharga yang turun drastis. Kepanikan inilah akan berdampak pada mekanisme ekonomi secara keseluruhan.2) Penindasan Kaum BuruhBentuk penindasan buruh terjadi karena dorongan ingin memperoleh laba sebanyak-banyaknya. Salah satu cara memperoleh laba adalah dengan menekan gaji buruh, selain itu juga pemberian fasilitas-fasilitas kerja yang minimal namun menginginkan produktifitas yang maksimal. Selain itu, penerapan sistem jam kerja yang melebihi batas kemampuan, sering melakukan jam lembur. Buruh yang tidak mengikuti jam lembur tidak akan memperoleh penghasilan yang layak. Kebijakan jam buruh sebetulnya didorong oleh usaha meminimalkan beban tetap perusahaan.3) Ketimpangan EkonomiDalam kapitalis, masyarakat akan terpolarisasi dalam dua kutub kelompok komunitas, yaitu komunitas buruh dan komunitas pemilik modal. Sebagian besar masyarakat termasuk dalam golongan komunitas buruh, dan hanya sebagian kecil yang termasuk dalam golongan pemilik modal. Kedua golongan komunitas tersebut kemampuan ekonomi sangat jauh berbeda, kelompok buruh kemampuan ekonomi terbatas dan sebaliknya komunitas pemilik modal menguasai aktivitas ekonomi.4) Resiko Sosial terlalu Tinggi akibat akumulasi ketimpangan ekonomiDalam jangka panjang, sistem ekonomi kapitalis akan mencapai titik kejenuhan dan setelah itu akan terjadi depresi ekonomi, konsekuensinya penjualan mengalami penurunan dan tindakan pemutusan hubungan kerja buruh tidak terelakkan, dan konsekuensinya akan terjadi kerusuhan-kerusuhan sosial. Adanya pengangguran yang tiba-tiba akibat proses pemutusan hubungan kerja akan berdampak pada kerusuhan sosial, bahkan akan menjurus pada krisis politik. D. Akuntansi Konvensional : Akuntansi KapitalisSeperti telah disebutkan diatas, sistem kapitalis meletakkan kepentingan individu menjadi titik awal sistem penggerak ekonomi. Individu yang menjadi perhatian utama dalam sistem kapitalis adalah para pemilik modal, pemilik modal menguasai akses ekonomi.

Dalam akuntansi konvensional, khususnya akuntansi yang dikembangkan di negara Amerika Serikat, pemilik modal juga menjadi titik fokus laporan keuangan. Hal ini dapat dilihat dari:

1. Tujuan laporan keuangan

2. Konsep entitas: Proprietary theory

3. Definisi elemen laporan keuangan

4. Jenis laporan keuangan:laporan keuangan ekuitas

5. Asumsi teori akuntansi positif

1. Tujuan Laporan Keuangan SFAC No. 1Tujuan laporan keuangan menurut SFAC no 1 (Keyso, 2008) adalah memberikan informasi yang berguna dalam: a. Useful to those making investment and credit decision, who have reasonable understanding of bussiness and economic activities.b. Helpful to present and potential investor, creditor, and other user in assesing the amount, timing, and uncertainty of future cash flow.c. About economic resources, the claim of those resources, and the change of them.Bila kita mencermati ketiga tujuan laporan keuangan yang diungkapkan dalam SFAC no 1 tersebut, nampak sekali bahwa sebagai pusat perhatian dari laporan keuangan adalah investor dan kreditor, yaitu orang-orang yang mempunyai capital dalam perusahaan. Tujuan pertama secara eksplisit menyebuitkan investor dan kreditor menjadi titik perhatian utama. Sedangkan pada tujuan kedua dan ketiga tidak meyebutkan secara eksplisit investor dan kreditor, tetapi bila kita perhatikan pihak utama yang memerlukan informasi akan kelancaran kas, dan kekayaan perusahaan adalah investor dan kreditor, khususnya informasi yang menjamin keamanan dan kelanjutan investasi dan kredit.

Tujuan Laporan keuangan menurut IFRS (SAK, 2002) seperti yang tercantum dalam Framework for the Preparation and Persentation of Financial Statetment dalam International Accounting Standards adalah:

1... information that users may need to make economic decision

2. . Show the result of the stewardship of management or the accountability of management for the resources entrusted to it.Dalam tujuan laporan keuangan yang diungkapkan oleh IFRS, apabila dilihat dari sisi laporan keuangannya itu lebih luas daripada pengguna yang ditujukan dari SFAC no.1. hal semacam ini nampak secara eksplisit dari suatu pernyataan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Keputusan ekonomi dapat dipersiapkan dalam ekonomi makro ataupun ekonomi mikro. Dalam pendekatan ekonomi makro, pengambilan keputusan lebih menekankan pada kesejahteraan (wealth) masyarakat atau negara. Laporan keuangan digunakan untuk kepentingan ekonomi makro telah diterapkan dalam negaranegara sosialis, seperti Jerman, Perancis, Swiss, Negara-negara Skandinavia. Sedangkan didalam pendekatan ekonomi mikro, laporan keuangan yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi mikro lebih banyak diterapkan dalam negara-negara kapitalis, seperti Amerika Serikat. Dalam negara tersebut, laporan keuangan ditujukan untuk kepentingan pihak investor dan kreditor.2. Konsep Entitas : Propiertary TheoryEntitas akuntansi konvensional bukan entity theory melainkan proprietary concepts. Hal ini dapat ditunjukkan dalam menempatkan posisi hutang beserta turunanya dan definisi-definisi elemen-elemen laporan keuangan lainnya.Dalam entity theory, hutang mempunyai posisi yang sama sebagai sumber dana untuk memperoleh aktiva. Turunan hutang, yaitu bagi hasil hutang, yaitu bunga hutang, sudah seharusnya mempunyai posisi yang sama dengan posisi deviden, yaitu sebagai bagi hasil. Namun dalam praktik akuntansi, dalam penyusunan laporan laba rugi, posisi bunga hutang ditempatkan dalam kelompok beban usaha.

Posisi bunga sebagai bagian dari kelompok beban usaha merupakan konsep proprietary theory. Posisi hutang dengan posisi ekuitas mempunyai posisi yang berlainan, hutang merupakan pengurang aktiva. Dengan demikian, maka turunan hutang yaitu bungan mempunyai posisi yang tidak sama dengan posisi deviden. Sehingga dalam laporan laba rugi, bunga hutang sebagai bagian dari kelompok beban usaha.3. Definisi Elemen Laporan Keuangan

Definisi elemen-elemen laporan keuangan yang dilakukan oleh FASB (1980) dalam SFAC no. 3 Elements of Financial Statement of Business Enterprises sebetulnya merupakan turunan dari persamaan entitas proprietary theory. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan definisi-definisi dibawah ini:

Definisi hutang adalah sebagai berikut : Liabilities are probable future sacrifices of economic benefits arising from present obligations of a particular entity to transfers asset or provide services to other entities in the future as a result of past transaction or events.

Dalam definisi tersebut ada kata sacrifices yang bermakna pengorbanan. Makna kata pengorbanan, berarti mempunyai makna pengurangan, dan dalam persamaan matematis diberikan denotasi negatif. Denotasi negatif itu sesuai dengan denotasi hutang dalam persamaan dalam entitas proprietary theory.

Bilamana perusahaan menggunakan entity theory, maka hutang akan didefinisikan sebagai nilai konstribusi dana untuk memperoleh aktiva atau untuk operasional perusahaan yang jangka waktunya terbatas.

Definisi ekuitas adalah : Equity is residual interest in the asset of an entity that remains after deducting liabilities. In a business enterprise, the equity is the ownership interest.

Pernyataan definisi tersebut merupakan bentuk kalimat dari persamaan proprietary theory, yaitu ekuitas merupakan aktiva dikurangi hutang. Pernyataan definisi ekuitas merupakan suatu hal ynag jelas sekali menunjukkan bahwa akuntansi konvensional menggunakan pendekatan proprietary theory.

Bilamana perusahaan menggunakan entity theory, maka ekuitas akan didefinisikan sebagai nilai konstribusi dana untuk memperoleh aktiva atau untuk operasional perusahaan dari pemegang saham kepada perusahaan, yang jangka waktunya tidak dibatasi.

Definisi Laba Komprehensif adalah : Comprehensive income is the change in equity (net assets) of an entity during a period from transactions and other events and circumtances from non owner sources.

Dalam pernyataan tersebut secara eksplisit, bahwa laba yang diperoleh adalah untuk pemegang ekuitas. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan merupakan representasi kepentingan pemilik perusahaan; perusahaan bukan sebagai entitas sendiri. Bilamana perusahaan sebagai entitas sendiri makan laba akan didefinisikan sebagai kenaikan bersih aktiva perusahaan yang berasal dari aktivitas perusahaan, naik aktivitas utama maupun aktivitas sampingan selama satu periode tertentu.Definisi Pendapatan adalah : Revenue are inflow or other enhancement of assets of an entity or settlements of its liabilities (or combination of both) during a period from delivery or producing goods, rendering services, or other activities that constitute the entitys ongoing major or central operationsPendapatan dimasukkan sebagai arus masuk atau kenaikan aktiva, atau pengurang hutang, (atau kedua kombinasi peristiwa tersebut), selama periode tertentu dari penyerahan atau penciptaan barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama atau inti operasi entitasnya. Pernyataan suku kalimat dalam definisi pendapatan diatas, yaitu pengurang hutang menunjukkan peran posisi hutang dalam perusahaan, posisi ini sesuai dengan posisi hutang dalam persamaan proprietary theory.

Bilamana menggunakan pendekatan entity theory, maka pendapatan akan didefinisikan sebagai berikut: Pendapatan adalah arus masuk atau kenaikan aktiva selama periode tertentu dari penyerahan atau penciptaan barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama atau inti operasi entitasnya.Definisi Beban adalah : Expense are outflow or other using up of assets of an entity or incurrences of its liabilities (or combination of both) during a period from delivery or producing goods, rendering services, or carrying out other activities that constitute the entitys on going major or central operations.Beban dimaksudkan sebagai arus keluar atau penggunaan aktiva, atau tambahan hutang, (atau kedua kombinasi peristiwa tersebut), selama periode tertentu dari penyerahan atau periode tertentu dari penyerahan atau penciptaan barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama atau inti operasi entitasnya. Seperti dalam pembahasan pendapatan, pernyataan suku kalimat dalam definisi di atas, yaitu tambahan hutang mencerminkan bahwa hutang itu menjadi beban bagi pemegang ekuitas.

Bilamana menggunakan pendekatan entity theory, maka beban akan didefinisikan sebagai berikut: beban adalah arus keluar atau penggunaan aktiva selama periode tertentu dari penyerahan atau penciptaan barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama atau inti operasi entitasnya. Dengan demikian definisi elemen Laporan Keuangan secara tidak langsung menegaskan substansi kepemilikan.4. Isi laporan keuangan : Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan keuangan yang utama meliputi : Neraca, Laporan laba-Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan keuangan.Pengukuran dan isi laporan keuangan tidak terlepas dari proprietary theory dan definisi elemen laporan keuangan.

Perubahan ekuitas yang dilaporkan dalam bentuk laporan tersendiri menunjukkan kepentingan pemilik begitu dominan dalam laporan keuangan. Pemilik secara jelas menginginkan informasi secara rinci akan kepemilikannya dalam perusahaan.

Demikian juga perlakuan laba ditahan, akumulasi laba selama pendirian perusahaan menjadi hak milik pemegang perusahaan dan dimasukkan dalam kelompok ekuitas pemilik. Kondisi ini merupakan wujud kesekian kalinya dari kuatnya posisi pemegang saham dalam laporan keuangan konvensional.

Selain itu, dalam perlakuan bunga hutang dan perlakuan bunga hutang dalam laporan laba rugi, posisi pemilik menjadi tujuan akhir perusahaan. Perhitungan laba bersih yang selama ini banyak dipersepsikan sebagai laba perusahaan, namun dalam kenyataannya merupakan laba untuk pemilik.5. Asumsi Teori Akuntansi PositifPositivisme dalam Riset Akuntansi sebenarnya telah lama dilakukan, yang dimulai oleh Beaver (1968). Sedangkan Positive Accounting Theory (selanjutnya disebut PAT), dalam paradigmatic positioning, baru muncul ketika Watts dan Zimmerman meluncurkan artikel penelitiannya tahun 1978. Gagasan yang disampaikan oleh Watts dan Zimmerman merupakan gagasan teori yang sangat fenomenal, monumental sekaligus kontroversial. Banyak pujian muncul terhadapnya, dan akhirnya berujung dijadikannya PAT sebagai paradigma riset yang dominan, riset berbasis studi empiris-kuantitatif. Tidak kurang pula kritikan dialamatkan kepada mereka. Kritikan, baik yang lebih menekankan pada kritik metodologi, kritik asumsi dasar ekonomi (teoritis), sampai pada kritik asumsi filosofis-sains.

Kritik yang dilakukan Christenson (1983) pada pertanyaan-pertanyaan riset positif yang sebenarnya hanya berkaitan dengan sosiologi akuntansi bukannya bertujuan untuk membentuk teori akuntansi, karena hal tersebut berkaitan dengan deskripsi dan prediksi tentang perilaku para akuntan atau manajer, bukan perilaku entitas-entitas akuntansi. Dan yang paling penting lagi adalah seperti yang disebut Zimmerman (1980) yang mengutip pernyataan Friedman (1953) untuk membedakan ekonomi positif dan ekonomi normatif, bahwa kebijakan ekonomi yang benar tergantung pada kemajuan ekonomi normatif yang mendukung kemajuan ekonomi positif sehingga teori ekonomi dapat diterima. Friedman tidak menggunakan istilah teori positif, tapi dia mengatakan bahwa tujuan akhir dari ilmu pengetahuan positif adalah perkembangan teori atau hipotesis yang mampu memprediksi secara valid dan bermakna atas fenomena yang belum diamati.

Sebenarnya menurut Christenson (1983) memandang ilmu pengetahuan tidaklah harus dipandang dari perbedaan antara normatif dan positif. Tetapi ilmu pengetahuan empiris bisa dipandang sebagai produk (seperangkat pengetahuan atau knowledge yang tersistem) atau sebagai proses (aktivitas manusia dalam menghasil-kan pengetahuan atau knowledge). Para positivis menekankan pandangan bahwa ilmu pengetahuan merupakan suatu produk, yang ditunjukkan melalui struktur formal dalam bentuk proposisi empiris. Sementara itu, filsafat ilmu menekankan pada pandangan ilmu pengetahuan sebagai suatu proses Jadi penekanan yang ingin disampaikan oleh Christenson adalah tidak penting apakah pencapaian ilmu pengetahuan itu dilakukan secara normatif atau positif, semuanya sah-sah saja. Dan semuanya benar. Bahkan pencapaian ilmu pengetahuan juga perlu dilakukan pada satu waktu bersifat normatif dan pada akhirnya bersifat positif. Hanya yang berbeda adalah pencapaian ilmu pengetahuan yang empiris lebih didasarkan pada produk dan proses.Kritik secara jelas terhadap akuntansi positif juga diungkapkan oleh Deegan (2007, p. 257). Terdapat tiga kritikan utama, yaitu: 1.Teori akuntansi positif tidak memberikan prescription (resep) dan sebagai konsekuensinya tidak pernah timbul perbaikan-perbaikan dalam praktik akuntansi.

2.Teori akuntansi positif adalah bebas nilai. Dalam kenyataannya praktik akuntansi adalah sesuatu yang berkaitan dengan nilai-nilai budayanya. Seseorang yang melakukan judgement atas kebijakan-kebijakan akuntansi selalu berkaitan dengan latar belakang budaya, visi, dan kemampuan seseorang yang membuat judgement.3.Asumsi dasar, yaitu setiap tindakan dipicu untuk memaksimalkan kekayaan. (to maximise ones wealth). Asumsi dasar itu terlalu negatif dan sederhana terhadap pemikiran orang lain.BAB III

KESIMPULANKritikal perspektif terhadap akuntansi memberikan gambaran tentang penelitian yang telah dilakukan oleh orang-orang yang telah bekerja dalam kritikal perspektif terhadap akuntansi. Para peneliti ini sangat kritis terhadap praktik akuntansi yang berlaku. Mereka berpendapat bahwa praktik akuntansi keuangan yang ada mendukung ekonomi dan struktur sosial yang ada sekarang yang mana praktik akuntansi keuangan tersebut hanya menguntungkan beberapa orang dan mengorbankan orang lain. Selanjutnya peneliti tersebut menantang apakah pandangan dalam praktik akuntansi keuangan dapat benar-benar netral dan obyektif.Kritikal perspektif terhadap akuntansi mencakup berbagai perspektif spesifik yang berbeda. Namun, pada tingkat yang luas, banyak penelitian akuntansi kritis didasarkan pada Teori Ekonomi Politik Klasik di mana konflik, ketidakadilan dan peran negara sangat penting untuk dianalisis. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh banyak sarjana akuntansi diinformasikan oleh kritik Marxis kapitalisme, ada banyak peneliti akuntansi penting lainnya yang mengkritik peran akuntansi dalam mempertahankan ketidakadilan dalam masyarakat tidak didasarkan pada filsafat Marxis. Sebuah tema umum yang dikemukakan Marxis (dan beberapa non-Marxis) bahwa akuntansi kritis adalah panggilan untuk perubahan mendasar dalam bagaimana masyarakat ini disusun tanpa restrukturisasi, mereka percaya bahwa perubahan atau modifikasi praktik akuntansi tidak akan berpengaruh dalam membuat masyarakat yang lebih adil bagi semua. Teori kritis juga berpendapat bahwa pemerintah (Negara) cenderung menempatkan mekanisme dan peraturan untuk mendukung struktur sosial yang ada. Banyak peneliti akuntansi juga diyakini sebagai pendukung ideologi politik tertentu.Kritikal perspektif terhadap akuntansi memberikan wawasan ke dalam sudut pandang yang secara tradisional belum menerima banyak perhatian oleh pendidikan akuntansi atau dalam jurnal akuntansi. Menurut Baker dan Bettner (1997, P: 293) bahwa kapasitas akuntansi untuk membuat dan mengendalikan realitas sosial diterjemahkan ke dalam pemberdayaan bagi mereka yang menggunakannya. Kekuasaan tersebut berada dalam organisasi dan lembaga, di mana ia digunakan untuk menanamkan nilai-nilai, mempertahankan legitimasi mitos, masker konflik dan mempromosikan tatanan sosial mengabadikan diri. Seluruh masyarakat, pengaruh akuntansi meresapi masalah mendasar tentang distribusi kekayaan, keadilan sosial, ideologi politik dan degradasi lingkungan. Bertentangan dengan opini publik, akuntansi bukan merupakan cerminan statis realitas ekonomi, melainkan merupakan kegiatan yang sangat berkaitan dengan berbagai pihak.Aktiva = Hutang + Ekuitas

Hutang dan Ekuitas mempunyai posisi yang sama sebagai sumber dana untuk memperoleh aktiva.

Entity Theory

Aktiva - Hutang = Ekuitas

Hutang sebagai pengurang Aktiva: Hutang dan Ekuitas mempunyai posisi yang berbeda terhadap posisi aktiva.

Proprietary Theory

21