laporan kie pembinaan posyandu lansia a8 revised

36
LAPORAN KELOMPOK FIELD LAB KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE) PEMBINAAN POSYANDU LANSIA DESA BULUSULUR WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOGIRI 1, WONOGIRI Disusun oleh : KELOMPOK VIII ANINDITA HASNA INTAN PRAMONO G0013029 ARIFIN NUR SETYAWAN G0013037 BAGUS HIDAYATULLOH G0013055 ELIAN DEVINA G0013085 FARAH AMANI G0013089 GITA PUSPANINGRUM G0013103 HEGA FITRI NURAGA G0013109 HESTHI KRISNAWATI G0013113 ITSNAINI MAULIDYA NANDAWATI G0013121 NOVI ARIZHA G0013179 REVINA AFIFA SATRIA G0013197 WIDA PRIMA NUGRAHA G0013233 i

Upload: wida-prima-nugraha

Post on 09-Jul-2016

132 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

lansia

TRANSCRIPT

LAPORAN KELOMPOK FIELD LAB

KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE)

PEMBINAAN POSYANDU LANSIA DESA BULUSULUR

WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOGIRI 1, WONOGIRI

Disusun oleh :

KELOMPOK VIII

ANINDITA HASNA INTAN PRAMONO G0013029

ARIFIN NUR SETYAWAN G0013037

BAGUS HIDAYATULLOH G0013055

ELIAN DEVINA G0013085

FARAH AMANI G0013089

GITA PUSPANINGRUM G0013103

HEGA FITRI NURAGA G0013109

HESTHI KRISNAWATI G0013113

ITSNAINI MAULIDYA NANDAWATI G0013121

NOVI ARIZHA G0013179

REVINA AFIFA SATRIA G0013197

WIDA PRIMA NUGRAHA G0013233

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2016

i

LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan laporan Field Lab topik Komunikasi, Informasi, dan

Edukasi (KIE) Pembinaan Posyandu Lansia sebagai salah satu syarat

pembelajaran pada blok pediatri dengan keterangan sebagai berikut :

1. Judul kegiatan : Pembelajaran dan Pelaksanaan Kegiatan

Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)

Pembinaan Posyandu Lansia di Wilayah

Kerja Puskesmas Wonogiri I, Wonogiri

2. Bentuk kegiatan : Field Lab

3. Pelaksana :

a. Nama : Kelompok VIII

b. Program Studi : Pendidikan Dokter

c. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret

4. Tempat pelaksanaan : Puskesmas Wonogiri I, Wonogiri

5. Waktu pelaksanaan : Hari I : Rabu, 4 Mei 2016

Hari II : Rabu, 11 Mei 2016

Hari III : Rabu, 18 Mei 2016

Wonogiri, 16 Mei 2016

Menyetujui,

Kepala Puskesmas Wonogiri I Instruktur Lapangan

Pitut Kristianta Nugraha, dr., MM Idayu Kurniawati Estiningsih, SKM

NIP. 19712903 200112 1 003 NIP. 19680911 199403 2 005

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kelompok field lab A8 panjatkan ke hadirat Tuhan

Yang Maha Esa atas tersusunnya laporan kegiatan field lab dengan topik

Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Pembinaan Posyandu Lansia guna

pelayanan kesehatan lansia. Topik field lab ini dikembangkan sebagai tuntutan

kebutuhan materi pendidikan kedokteran komunitas yang akhir-akhir muncul

fenomena meningkatnya jumlah kelompok lansia baik yang potensial maupun

yang sudah menderita berbagai penyakit. Berdasarkan hal tersebut maka perlu

bentuk kegiatan dari pengamalan materi topik tersebut yang mendukung

tercapainya kompetensi mahasiswa kedokteran dalam hal penyuluhan kesehatan

komunitas khususnya pada penyakit degeneratif pada lansia.

Akhir kata kelompok field lab ini menghaturkan terimakasih kepada semua

pihak yang telah berkenan membantu dalam pelaksanaan, penyusunan, dan

penyempurnaan laporan kegiatan field lab ini.

Wonogiri, Mei 2016

Kelompok Field Lab A8

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii

KATA PENGANTAR......................................................................................iii

DAFTAR ISI....................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................1

B. Tujuan Pembelajaran.........................................................................2

BAB II KEGIATAN YANG DILAKUKAN.....................................................3

BAB III PEMBAHASAN.................................................................................7

BAB IV PENUTUP........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................18

LAMPIRAN...................................................................................................19

iv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang dan merupakan

proses yang terus menerus berlajut secara alamiah. Menurut Bab 1 Pasal 1

ayat (2) Undang-undang No.13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Usia

Lanjut, lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas (Tamher,

2009; Stanley, 2006).

Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah lansia di Indonesia pada tahun

1980 adalah sebanyak 7,7 juta jiwa atau hanya 5,2% dari seluruh jumlah

penduduk. Pada tahun 1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi

11,3 juta orang atau 8,9%. Penduduk lanjut usia di Indonesia pada tahun 2007

sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20,54 juta jiwa pada tahun

2009. Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah lansia di Indonesia mencapai

9,77 % atau sejumlah 23,9 juta jiwa pada tahun 2010. Jumlah ini termasuk

terbesar setelah Cina, India dan Jepang. WHO memperkirakan penduduk

lanjut usia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang mencapai angka 11,34%

atau tercatat 28,8 juta jiwa yang menyebabkan jumlah penduduk lansia

terbesar di dunia (Badan Pusat Statistik, 2015; Field Lab FK UNS 2015).

Peningkatan jumlah lansia berkorelasi positif dengan peningkatan

kesejahteraan yang dialami oleh masyarakat Indonesia, khususnya di bidang

kesehatan yang ditunjukkan dengan semakin tingginya angka harapan hidup

masyarakat Indonesia. Pada tahun 1980, angka harapan hidup masyarakat

Indonesia hanya sebesar 52,2 tahun. Sepuluh tahun kemudian meningkat

menjadi 59,8 tahun pada tahun 1990 dan satu dasa warsa berikutnya naik lagi

menjadi 64,5 tahun. Diperkirakan pada tahun 2010 usia harapan hidup

penduduk Indonesia akan mencapai 67,4 tahun. Bahkan pada tahun 2020

diperkirakan akan mencapai 71,1 tahun. Dengan data- data tersebut,

diperkirakan 10 tahun ke depan struktur penduduk Indonesia akan berada pada

struktur usia tua (Field Lab FK UNS, 2015).

1

Peningkatan penduduk usia lanjut dapat meningkatkan penyakit

degeneratif di Masyarakat. Tanpa diimbangi dengan upaya promotif dan

preventif maka beban sosial yang ditimbulkan maupun biaya yang akan

diikeluarkan untuk pelayanan kesehatan usia lanjut akan cukup besar (Azizah,

2011).

Pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan

usia lanjut, ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu

kesehatan lanjut usia untuk mencapai masa tua bahagia, berguna dalam

kehidupan keluarga serta masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Sebagai

wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini,

pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa

jenjang. (Notoadmodjo, 2007).

Pelayanan ditingkat masyarakat untuk lansia adalah Posyandu Lansia,

pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan

kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit. Posyandu lansia merupakan

pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan pada lanjut usia.

Posyandu sebagai suatu wadah kegiatan yang bernuansa pemberdayaan

masyarakat (Fallen, 2011).

Mahasiswa Progran Studi Kedokteran Universitas Sebelas Maret sebagai

calon tenaga kesehatan harus membekali diri dengan pengetahuan dan

keterampilan melayani masyarakat, salah satunya dalam program Posyandu

Lansia. Kegiatan Field Lab KIE: Pembinaan Posyandu Lansia Guna

Pelayanan Kesehatan Lansia diharapkan dapat memberikan gambaran

mengenai pelaksanaan Posyandu Lansia, dan memberikan kesempatan kepada

mahasiswa untuk turun lansung dalam kegiatan Posyandu Lansia.

B. Tujuan

Setelah melakukan kegiatan laboratorium lapangan diharapkan mahasiswa

dapat memiliki kemampuan:

1. Mampu memahami peran dan fungsi posyandu lansia.

2. Mampu menjelaskan cara pengisian dan penggunaan KMS lansia.

2

3. Mampu menjelaskan kelainan-kelainan yang sering terjadi pada lansia

beserta pencegahan dan pengobatannya.

4. Memahami tatalaksana Diet Lansia dan pola hidup sehat Lansia.

5. Melakukan penyuluhan kesehatan komunitas tentang manfaat Posyandu

Lansia dalam meningkatkan kesehatan Lansia.

6. Melakukan pengumpulan dan analisis data tentang program posyandu,

prevalensi penyakit yang diderita lansia, serta upaya kuratif dan

rehabilitatif.

7. Melakukan penilaian status depresi lansia dengan menggunakan GDS

(Geriatric Depression Scale) dan MMSE (Mini Mental State

Examination).

8. Mampu melakukan pengamatan dan penilaian pada posyandu lansia

setempat dengan standar program posyandu lansia.

3

BAB II

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

Kegiatan Field Lab semester VI ini dilaksanakan dengan topik yang

ditetapkan adalah Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Pembinaan

Posyandu Lansia. Kegiatan Field Lab dilaksanakan di Puskesmas Wonogorini I.

A. Koordinasi dengan Kepala Puskesmas : Rabu, 27 April 2016

Rangkaian kegiatan Field Lab diawali dengan kegiatan survei lapangan dan

koordinasi mengenai jadwal dan pelaksanaan Field Lab pertemuan pertama.

Survei dilakukan oleh perwakilan anggota yaitu Arifin Nur. Koordinasi

dilakukan bersama instruktur lapangan Ibu Idayu Kurniawati Estiningsih,

SKM. Koordinasi dilakukan untuk membahas rencana kunjungan pertama

beserta kegiatan kegiatan berikutnya yang akan dilakukan oleh kelompok A-8

untuk Field Lab Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Pembinaan

Posyandu Lansia yang akan dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Mei 2016.

B. Hari Pertama

1. Hari, tanggal : Rabu, 4 Mei 2016

2. Tempat : Puskesmas Wonogiri 1

3. Kegiatan :

Pada hari pertama, kelompok A-8 melakukan koordinasi dengan pihak

Puskesmas untuk membahas pelaksanaan kegiatan Field Lab Komunikasi,

Informasi, dan Edukasi (KIE) Pembinaan Posyandu Lansia yang akan

dilaksanakan di Posyandu Lansia Bulusari. Pada kesempatan kali ini

kelompok A-8 berkoordinasi langsung dengan kepala Puskesmas dr. Pitut

dan instruktur lapangan Bu Idayu, Bu Aslihatut, dan Pak Tomo untuk

membahas teknis pelaksanaan dan hal-hal yang perlu disiapkan saat

melakukan Field Lab Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)

Pembinaan Posyandu Lansia di Posyandu Lansia Bulusari. Disamping

koordinasi, kelompok A-8 juga memperoleh materi oleh dr. Pitut tentang

KIE lansia dan beliua menuturkan jika puskesmas Wonogiri I ini

merupakan puskesmas terakreditasi dan termasuk puskesmas yang ramah

4

lansia yaitu mengedepankan pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan

untuk lansia sehingga lansia tidak segan dan dapat rutin memeriksakan diri

ke puskesmas. Lalu Bu Idayu, Pak Tomo dan Bu Aslihatut mengisi materi

tentang persiapan dari pelaksanaan KIE posyandu lansia yang akan

dilaksanakan minggu depan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan yaitu

mengikuti senam lansia, presentasi penyuluhan Pola Hidup dan Diet

Lansia, pembagian leaflet, pelaksanaan penilaian GDS (Geriatric

Depression Scale) dan MMSE (Mini Mental Status Examination) dan

membantu mengisi KMS (Kartu Menuju Sehat) Lansia yang meliputi

tekanan darah, tinggi badan dan berat badan. Setelah materi selesai, Arifin

Nur melakukan simulasi penilaian GDS dan MMSE kepada salah satu

staff puskesmas dan mencoba menginterpretasi hasil penilaian bersama-

sama.

C. Hari Kedua

1. Hari, tanggal : Rabu, 11 Mei 2016

2. Tempat : Puskesmas Wonogiri I

3. Kegiatan :

Pada hari kedua, mahasiswa mulai terjun ke lapangan untuk

melakukan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Pembinaan

Posyandu Lansia. Dalam kegiatan Field Lab ini, semua anggota kelompok

A-8 berperan aktif. Pertama kami satu kelompok berangkat menuju

posyandu lansia Bulusari yang lokasinya tidak begitu jauh dari Puskesmas,

yaitu sekitar 5 menit. Lalu setelah sampai, kami disambut oleh para kader

desa dan para lansia. Kegiatan pertama yang kami lakukan adalah

melakukan presensi, membagikan snack dan melakukan pengisian KMS

dengan mengukur tinggi badan, dan berat badan. Setelah itu, kami

bersama-sama melakukan senam lansia yang dipandu oleh para kader

desa. Peserta senam sangat antusias mengikuti senam ini. Lalu kegiatan

dilanjutkan dengan menyanyikan lagu 6 langkah mencuci tangan. Setelah

kegiatan ini selesai, dr Pitut memberikan pengarahan tentang program

kesehatan yang dapat menunjang kesehatan lansia. Kegiatan dilanjutkan

5

dengan presentasi penyuluhan tentang pola hidup dan diet lansia yang

dibawakan oleh Arifin Nur. Kami juga membagikan leaflet yang berisikan

ringkasan dari penyuluhan. Setelah penyuluhan selesai, kami memberikan

hadiah untuk 3 orang peserta yang aktif bertanya dan menjawab. Setelah

itu, kegiatan dilanjutkan oleh pengukuran tekanan darah, pengobatan dan

penilaian GDS serta MMSE oleh kelompok kami. Setelah penilaian GDS

dan MMSE selesai, kami bersama melakukan interpretasi dan menarik

kesimpulan terkait penangan lebih lanjut tentang kondisi ini. Jika terdapat

keluhan kesehatan, posyandu ini juga melayani cek kesehatan bagi para

lansia. Setelah selesai, akmi berpamitan dan berfoto bersama.

D. Hari Ketiga

1. Hari, tanggal : Rabu, 18 Mei 2016

2. Tempat : Puskesmas Wonogiri I

3. Kegiatan :

Kegiatan yang dilakukan adalah mahasiswa menyampaikan presentasi

mengenai kegiatan yang sudah dilakukan, hasil yang didapatkan pada

pertemuan sebelumnya, dan pemaparan evaluasi dari kegiatan yang telah

mahasiswa lakukan. Selain itu, kegiatan yang dilakukan adalah

pengumpulan laporan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)

Pembinaan Posyandu Lansia.

6

BAB III

PEMBAHASAN

Pada pertemuan ke-2 Field Lab Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)

Pembinaan Posyandu Lansia, mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok

untuk melakukan beberapa aktivitas dalam kegiatan posyandu lansia yang

dilaksanakan di posyandu lansia Bulusari. Dengan penjalasan lebih lanjut sebagai

berikut:

A. KEGIATAN POSYANDU LANSIA

Penyuluhan dilakukan di posyandu lansia Bulusari pada tanggal 11 Mei

2016 yang dihadiri oleh 26 lansia dimana setiap lansia sudah memiliki KMS.

Acara dimulai pukul 10.00, kegiatan pertama dilakukan presensi, mengukur

tinggi badan dan berat badan lalu dicatat di KMS masing-masing. Dimana

pada KMS lansia akan menunjukan data kesehatan lansia yang dipantau setiap

bulannya. Setelah itu dilakukan senam lansia dan bernyanyi, para lansia

mengikuti kegiatan dengan sangat bersemangat dan menunjukkan rasa bahagia

karena di posyandu lansia dapat dijadikan sarana untuk bersosialisasi dengan

sesama lansia sehingga mengusir rasa bosan yang melekat pada diri lansia.

Acara dilanjutkan dengan penyuluhan tentang pola hidup dan diet lansia, yaitu

pada lansia tetap harus melakukan aktivitas fisik, bersosialisasi, mengikuti

kegiatan keagamaan dan istirahat yang cukup. Selain itu pola makan lansia

juga harus diatur. Para lansia memperhatikan dan nampak tertarik dengan

materi penyuluhan dibuktikan saat moderator memberi pertanyaan banyak

lansia yang antusias menjawab, dan yang menjawab pertanyaan dengan benar

diberi hadiah oleh mahasiswa FK UNS. Setelah penyuluhan selesai,

dilakukan pengukuran tekanan darah oleh kader dan dibantu mahasiswa FK

UNS, dilanjutkan dengan wawancara oleh mahasiswa FK UNS kepada lansia

tentang GDS (Geriatric Depress Scale) dan MMSE (Mini Mental Status

Examination). Kuesioner GDS dan MMSE dilakukan untuk mengetahui

apakah lansia mengalami gejala depresi dan mengalami gangguan kognitif

lalu hasilnya akan dievaluasi.

7

B. PENGAMATAN DAN PENILAIAN POSYANDU LANSIA SETEMPAT

DENGAN STANDAR PROGRAM POSYANDU LANSIA

Pengamatan dan penilaian posyandu lansia dilakukan pada Posyandu

lansia Sariwaras Bulusari RW 05 Bulusulur Wonogiri. Posyandu lansia ini

mencakup 2 rukun tetangga (RT), yaitu rukun tetangga (RT) 1 dan 2. Jumlah

anggota yang dihimpun oleh posyandu ini kurang lebih 100 orang dengan 30

sampai dengan 40 orang yang rutin datang ke posyandu. Salah satu alasan

anggota yang tidak rutin datang ke posyandu adalah karena lanjut usia

mengalami imobilisasi akibat penyakitnya. Kader posyandu tidak

mengunjungi ke rumah anggota lansia yang tidak aktif karena posyandu

menekankan kesadaran lansia agar datang secara mandiri ke posyandu dan

tidak membebani mental lansia jika dikunjungi ke rumah lansia tersebut.

Indikator yang diamati dan dinilai pada Posyandu Sariwaras, terdiri dari :

1. Frekuensi Pertemuan

Frekuensi pertemuan yang dilakukan oleh Posyandu Sari Waras, yaitu

11 kali dalam setahun, kecuali pada bulan puasa. Jumlah frekuensi tersebut

termasuk ke dalam kategori mandiri karena lebih dari 10 kali pertemuan.

2. Kehadiran kader pada hari H

Kehadiran kader pada hari H pelaksanaan berjumlah 4-5 orang,

termasuk ke dalam kategori mandiri.

3. Pelayanan kesehatan

a. Cakupan penimbangan (CP)

Cakupan penimbangan pada Posyandu Sariwaras, yaitu 100% pada

semua anggota yang datang ke posyandu. Cakupan penimbangan

tersebut termasuk ke dalam kategori madiri karena lebih dari 60%.

b. Cakupan pemeriksaan laboratorium (CL)

Cakupan pemeriksaan laboratorium Posyandu Sariwaras, yaitu

25%. Hal ini termasuk ke dalam kategori madya karena cakupan antara

25-50%. Jumlah cakupan sebesar 25% disebabkan karena lansia lebih

memilih diperiksa di puskesmas terdekat yang memakai BPJS,

8

sedangkan bila diperiksa di posyandu, lansia menggunakan biaya

mandiri tanpa BPJS.

c. Cakupan pemeriksaan kesehatan (termasuk pengukuran tekanan darah

dan pemeriksaan status mental) (CK)

Cakupan pemeriksaan pengukuran tekanan darah pada Posyandu

Sariwaras, yaitu 100% sehingga termasuk ke dalam kategori mandiri

karena lebih dari 60%. Pemeriksaan status mental belum pernah

dilakukan oleh Posyandu Sariwaras sehingga cakupannya 0%

termasuk ke dalam kategori pratama (<50%).

d. Cakupan penyuluhan (CP)

Penyuluhan pada wilayah kerja posyandu Sariwaras dilakukan oleh

bidan wilayah setiap 3-4 bulan. Cakupan penyuluhan, yaitu 100%

termasuk ke dalam kategori mandiri (>60%).

4. Senam Usia Lanjut

Senam usia lanjut yang diadakan oleh Posyandu Sariwaras dilakukan

rutin pada tanggal 14 tiap bulannya, kecuali pada bulan puasa. Frekuensi

pertemuan senam lanjut berjumlah 11 kali, ternasuk ke dalam kategori

mandiri (>10 kali).

5. Kegiatan sektor terkait

Untuk setiap kegiatan lansia, Posyandu Sariwaras belum pernah

mengadakan dengan sektor lainnya sehingga jumlah kegiatan sektor terkait

masuk ke dalam kategori pratama yang berjumlah 0.

6. Pendanaan kegiatan berasal dari masyarakat

Sumber pendanaan kegiatan lansia berasal dari iuran bulanan yang

dibayarkan oleh lansia kepada kas rukun tetangga (RT). Cakupan

pendanaan kegiatan berasal dari masyarakat termasuk ke dalam kategori

mandiri, yaitu lebih dari 50%.

9

C. PEMERIKSAAN GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS) DAN MINI

MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)

Gangguan kognitif merupakan penurunan dari fungsi kognitif yang terdiri

dari penurunan memori atau daya ingat, penurunan kemampuan untuk fokus,

dan perubahan perhatian. Sedangkan depresi merupakan masalah kesehatan

mental atau gangguan perasaan dimana penderita sering memiliki pemikiran

yang negatif, sulit untuk tidur, mudah tersinggung, dan hilangnya nafsu

makan.

Fungsi kognitif dan depresi merupakan salah satu keluhan yang banyak

dialami oleh lansia. Mengingat terjadinya penurunan fungsi organ, maka

fungsi kognitif dan akibat dari penurunan fungsi kognitif tersebut, dapat

meningkatkan terjadinya depresi pada seorang lansia.

Depresi dapat diukur dengan suatu pemeriksaan yang disebut Geriatric

Depression Scale (GDS). GDS terdiri atas 15 pertanyaan yang merujuk

apakah seorang lansia sedang mengalami depresi atau tidak. GDS memiliki

skor maksimal 15 dengan kategori penilaiannya adalah:

1. Tidak menderita depresi (skor GDS 0-4);

2. Menderita depresi tingkat ringan (skor GDS 5-9);

3. Menderita depresi tingkat berat (skor GDS 10-15).

Untuk penilaian fungsi kognitif, dapat dilakukan melalui pemeriksaan

Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ) dan Mini Mental State

Exam (MMSE). MMSE berfungsi untuk mendeteksi adanya tingkat kerusakan

intelektual. Pemeriksaan ini terdiri dari 10 pertanyaan tentang: orientasi

(nomor 1, 2 dan 3), riwayat pribadi (nomor 5 dan 6), memori dalam

hubungannya dengan kemampuan perawatan diri (nomor 4), memori jauh

(nomor 8 dan 9) dan kemampuan matematis (nomor 10). Cara penilaiannya

adalah memberi skor 1 apabila jawaban salah dan skor 0 apabila jawaban

benar. SPMSQ memiliki kategori penilaian sebagai berikut:

1. 0-2 kesalahan : fungsi kognitif baik

2. 3-4 kesalahan : gangguan intelek ringan

3. 5-7 kesalahan : gangguan intelek sedang

10

4. 8-10 kesalahan : gangguan intelek berat

Dari hasil pemeriksaan GDS dan MMSE yang sudah dilakukan oleh

Kelompok A8 pada Hari Rabu, 11 Mei 2016, ditemukan temuan sebagai

berikut:

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Geriatric Depression Scale dan MMSE

No. (GDS) (MMSE)

Hasil Jumlah Hasil Jumlah

1. Tidak depresi 23 orang Intelek baik 25 orang

2. Depresi ringan 5 orang Gang. Intelek ringan 2 orang

3. Depresi berat 0 orang Gang. Intelek sedang 1 orang

4. Gang. Intelek berat 0 orang

Jumlah Lansia 28 orang Jumlah Lansia 28 orang

Hasil tersebut kami dapatkan dari kegiatan wawancara langsung kepada lansia

sesuai dengan form pertanyaan GDS dan MMSE

Pada kasus depresi, jawaban yang menunjukkan perilaku depresi paling

banyak ada 8 jawaban, yaitu Ibu Mukiyati berusia 60 tahun. Kemudian, ada 2

lansia yang menjawab 6 jawaban mengarah depresi, yaitu Bu Supinah (77

tahun) dan Bu Siti Rahayu (60 tahun). Sisanya terdapat 2 lansia yang

menjawab 5 jawaban, yaitu Bu Sartini (62 tahun) dan Pak Sulardi (63 tahun).

Rata-rata, lansia yang dikategorikan dalam depresi merasa bahwa

kehidupannya terasa bosan, merasa tidak berdaya, kurang puas dengan

kehidupannya selama ini, merasa kehidupan orang lain lebih baik daripada

dirinya, dan merasa bahwa kehidupannya kurang menyenangkan.

Pada kasus gangguan intelek, ada 1 orang yang dikategorikan sebagai

gangguan intelek sedang, yaitu Pak Sulardi berusia 63 tahun. Pak Sulardi

menjawab 5 pertanyaan salah pada kuesioner MMSE. Pada gangguan intelek

11

ringan, ada dua lansia, yaitu Bu Sartini (62 tahun) dan Bu Tarmi (74 tahun)

yang menjawab 4 pertanyaan salah pada kuesioner MMSE. Selanjutnya, pada

saat melakukan wawancara untuk mengisi kuesioner MMSE, perlu ditanyakan

riwayat pendidikan lansia, sehingga poin akhir yang diperoleh lebih akurat.

Tabel 2. Sampel Hasil Pemeriksaan Mini Mental State Examination

NamaJawaban Salah Gang

Intelek1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pak Sulardi X X V V V X V X V X Sedang

Bu Sartini X X V V X V V V V X Ringan

Bu Tarmi X X V V V X V X V V Ringan

Data di atas adalah sampel hasil dari pemeriksaan Mini Mental State

Examination (MMSE)

Dari hasil pengolahan data, kesalahan jawaban pada ketiga lansia adalah

nomor 1 dan 2, dimana pertanyaan tersebut mengarah pada pengetahuan

orientasi. Pak Sulardi menjawab salah pada pertanyaan nomor 6 (mengenai

riwayat pribadi), nomor 8 (mengenai memori jauh) dan nomor 10 (mengenai

kemampuan matematis). Bu Sartini menjawab salah juga pada nomor 5

(mengenai riwayat pribadi) dan nomor 10 (mengenai kemampuan matematis).

Bu Tarmi menjawab pertanyaan dengan salah pada nomor 6 (mengenai

riwayat pribadi) dan nomor 8 (mengenai memori jauh).

Dengan adanya posyandu lansia, pemantauan kesejahteraan lansia di

masyarakat menjadi sangat terbantu. Rasa bosan dan kesendirian yang sering

dikeluhkan oleh lansia pun dapat teratasi dengan bertemu teman-teman lama

se-lingkungan tempat tinggal, sekaligus pengecekan kesehatan rutin setiap

bulannya.

D. KARTU MENUJU SEHAT (KMS) LANSIA

Pelayanan kesehatan di kelompok Usia Lanjut meliputi pemeriksaan

kesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia

Lanjut sebagai alat pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal

12

penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang

dihadapi dan mencatat perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan

Kesehatan (BPPK) Usia Lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim

digunakan di Puskesmas.

Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Untuk memberikan pelayanan

kesehatan yang prima terhadap usia lanjut dikelompok, mekanisme

pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan adalah sistem 5 tahapan (5

meja) sebagai berikut:

1. Tahap pertama: pendaftaran anggota Kelompok Usia Lanjut sebelum

pelaksanaan pelayanan.

2. Tahap kedua: pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila, serta

penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

3. Tahap ketiga: pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan, dan

pemeriksaan status mental

4. Tahap keempat: pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium

sederhana)

5. Tahap kelima: pemberian penyuluhan dan konseling

13

Gambar 1. Laman muka KMS

Gambar 2. Laman isi dari KMS

14

Adapun isi dari KMS adalah sebagai berikut.

1. No. Urut : No urut kunjungan

2. No. KMS : Sudah jelas

3. Nama : Sudah jelas

4. L/P : Sudah jelas

5. Umur : Sudah jelas

6. Alamat : Sudah jelas

7. Kemadirian : Yang dimaksud dengan hidup sehari-hari adalah s/d 11

kegiatan dasardalam kehidupan seperti:makan/minum, berjalan, mandi,

berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air, besar/kecil dan sebagainya.

Kegiatan melakukan pekerjaan diluar rumah, seperti: berbelanja, mencari

nafkah, mengambil pensiun, arisan, pengajian, dan lain-lain.

8. Kunjungan ke berapa

Pada kolom ini harus ditulis tanggal bulan tahun kunjungan lansia

9. Pengkategorian

Kategori A : Apabila usia lanjut sama sekali tidak mampu melakukan

kegiatan sehari-hari, sehingga sangat tergantung orang lain

(ketergantungan).

Kategori B : apabila ada gangguan dalam melakukan sendiri, hingga

kadang-kadang perlu bantuan (ada gangguan).

Kategori C : apabila usia lanjut masih mampu melakukan kegiatan hidup

sehari-hari tanpa bantuan sama sekali (mandiri).

10. Pengisian Berat Badan

11. Pengisian Tinggi Badan

12. IMT : Indeks Masa Tubuh ditentukan dengan mencari titik temu s/d (lebih)

antara garis bantu yang menghubungkan berat badan yang sudah diukur

dengan tinggi badan. Nilai normal IMT untuk pria dan wanita usia lanjut

berkisar antara 18,5 – 25.

a. L (Lebih) : Bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna

merah

b. N (Normal) : Bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna

hijau.

15

c. K (Kurang) : Bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna

kuning

13. Tekanan Darah : Ukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop

a. T (tinggi) : bila salah satu dari sistole atau diastole, atau keduanya

diatas normal

b. N (normal) : bila sistole antara 120-160 dan diastole ≤ 90 mmHg

c. R (rendah): bila sistole atau diastole di bawah normal.

14. Pemeriksaan hemoglobin

15. Pemeriksaan Reduksi Urin

16. Pemeriksaan Protein Urin

Adapun pemeriksaan dan pengisian KMS di Posyandu Lansia wilayah

kerja Puskesmas Wonogiri 1 adalah setiap bulan di tanggal 14. Pada posyandu

lansia kemarin, lansia yang diperiksa dan memenuhi pengisian KMS

berjumlah 30-40 orang. Kemudian saat di lapangan KMS yang diisi hanya

berat badan, tinggi badan dan tekanan darah saja. Hal ini diakibatkan oleh

kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana untuk pemeriksaan lebih lanjut

seperti pemeriksaan hemoglobin, reduksi urin, maupun protein urin.

Tabel 3. Sampel Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan Untuk IMT

No Nama Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm) Kategori IMT

1 Samini 78 151,9 Merah (34)

2 Teguh 67 165 Hijau (25)

3 Nuriah 44 141,5 Hijau (21,5)

4 Karni 53 153 Hijau (22,5)

5 Sulini 71 143,5 Merah (34,5)

6 Mbah Rikem 46 142 Hijau (22)

7 Warsini 52 140 Kuning (25)

8 Mbah Siyem 49 152 Hijau (21)

16

Secara umum status gizi lansia di Bulusari sudah baik. Perlu adanya

konseling dan edukasi yang rutin diberikan agar lansia tetap menjaga pola

makan dengan gizi seimbang dan pemantauan rutin terhadap berat badan dan

tinggi badan lansia.

17

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan dan penilaian kegiatan Field Lab Lansia di

Posyandu Lansia sudah berlangsung dengan baik. Para lansia terlihat antusias

dalam mendengarkan penyuluhan maupun saat diadakan Tanya jawab. Status

gizi dan kesehatan mental serta intelektual lansia secara umum bagus. Para

lansia berpartisipasi dengan baik saat senam dan menyanyikan mars lansia.

Para lansia, kader-kader, dan mahasiswa telah melangsungkan kegiatan Field

lab Lansia dengan baik

B. SARAN

Kegiatan sudah berlangsung dengan baik. Sebaiknya kegiatan seperti ini

lebih rutin dilakukan dengan ditambah acara kegiatan kumpul lansia untuk

sharing saat berkumpul bersama.

Untuk mahasiswa tersendiri sebaiknya berpakaian yang lebih rapi dan

sopan sesuai dengan adat dan budaya tempat kegiatan lapangan serta lebih

memberikan perhatian pada kegiatan yang berlangsung.

Pihak Puskesmas Wonogiri I sudah cukup banyak membantu dan

memelopori kegiatan posyandu lansia.

18

DAFTAR PUSTAKA

Fallen, Budi (2011). Catatan kuliah keperawatan komunitas. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Ma’rifatul,A (2011). Keperawatan lanjut usia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Notoatmodjo. S (2007). Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka

Cipta.

Stanley (2006). Buku ajar keperawatan gerontik. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Statistik penduduk lanjut usia 2014, hasil survei sosial ekonomi nasional.

http://bappenas.go.id/files/data/Sumber_Daya_Manusia_dan_Kebudayaan/

Statistik%20Penduduk%20Lanjut%20Usia%20Indonesia%202014.pdf

diakses Mei 2016.

Tamher SN (2009). Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan asuhan

keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Tim Field Lab FK UNS (2015). Modul field lab KIE: Pembinaan posyandu lansia

guna pelayanan kesehatan lansia. Surakarta: FK UNS.

19

LAMPIRAN

FOTO KEGIATAN

Gambar 3. Pembekalan materi oleh dr. Pitut dan Ibu Idayu

Gambar 4. Pengisian KMS dan GDS serta MMSE

20

Gambar 5. Pengukuran Tekanan Darah pada Posyandu Lansia

Gambar 6. Pemeberian hadiah di kala pemberian penyuluhan

21