laporan kp palkon sip ok.doc

87
Kata Pengantar Om Swastyastu” Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atasa asung kerta wara nugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul “Pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang Gedung Sewaka Dharma Lumintang” ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini juga penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ibu A.A.S. Dewi Rahadiani. ST.,MT. sebagai Dosen Pembimbing yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Dan juga penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan masukan dalam menyusun laporan kerja praktek ini. Akhir kata, tidak lupa penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam laporan ini. Penulis sadar bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun yang sekiranya dapat digunakan untuk perbaikan pada penyusunan berikutnya. Sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan terima kasih. Laporan Kerja Praktek Proyek Pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang Kota Denpasar i

Upload: aryadesain

Post on 07-Sep-2015

257 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Kata Pengantar

Om Swastyastu

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atasa asung kerta wara nugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul Pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang Gedung Sewaka Dharma Lumintang ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini juga penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ibu A.A.S. Dewi Rahadiani. ST.,MT. sebagai Dosen Pembimbing yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Dan juga penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan masukan dalam menyusun laporan kerja praktek ini.

Akhir kata, tidak lupa penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam laporan ini. Penulis sadar bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun yang sekiranya dapat digunakan untuk perbaikan pada penyusunan berikutnya. Sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan terima kasih.

Om Santhi Santhi Santhi Om

Denpasar, 13 Desember 2014

Penulis

(Kadek Dwiana Putra)

1161121007

Daftar Isi

iKata Pengantar

iiDaftar Isi

viDaftar Gambar

viiDaftar Tabel

8BAB I PENDAHULUAN

81.1Latar Belakang

91.2Lokasi

91.3Pendanaan

91.4Jangka Waktu Pelaksanaan Konstruksi dan Pengawasan

101.5Scope Pekerjaan

101.5.1Pekerjaan Persiapan

101.5.2Pekerjaan Struktur

12BAB II ADMINISTRASI DAN ORGANISASI

122.1Organisasi dan Pihak yang Terlibat dalam Proyek

132.2Job Description Para Pihak yang Terlibat pada Proyek

132.2.1Project Sponsor

132.2.2Steering Group / Direksi

132.2.3Project Manager

142.2.4Procurement

142.2.5Project Control

152.2.6Logistik Pusat

152.2.7Site Manager

172.2.8Supervisor Civil / Pelaksana Lapangan

172.2.9Quality Engineer

182.2.10Logistik / Administrasi

182.3Proses Mendapatkan Pekerjaan / Proses Tender

182.4Surat Perintah Kerja

19BAB III KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN

193.1Proses Pelaksanaan

193.1.1Persiapan pelaksanaan konstruksi

203.1.2Pengelolaan site

213.1.3Perencanaan metoda pelaksanaan konstruksi

233.1.4Perencanaan sumber daya

253.1.5Perencanaan waktu pelaksanaan / time schedule

253.1.6Pengelolaan sumber daya

253.2Pelaksanaan Kontrak Konstruksi

253.2.1Sistem kontrak

253.2.2Sistem pembayaran

263.2.3Perubahan pekerjaan / Addendum

263.2.4Waktu pelaksanaan

273.2.5Force majure / Keadaan tak terduga

273.2.6Pelaporan pelaksanaan konstruksi

283.2.7Serah terima pekerjaan pelaksanaan

29BAB IV TINJAUAN PELAKSANAAN

294.1Kajian Teknis Teoritis

294.1.1Pengertian Kolom (Bantul, 2014)

304.1.2Metode Pembuatan Kolom (Ilmu Sipil, 2014)

324.1.3Pengertian Balok (Ilmi, 2011)

334.1.4Metode Pembuatan Balok Beton (Ilmu Sipil, 2014)

354.1.5Perbandingan Campuran Semen, Pasir, Kerikil dan Air dalam Desain Mutu Beton Menurut SNI DT 91.008 -2007

364.1.6Masalah Teknis Dihadapi Pada Tahap Pelaksanaan Pembetonan (Effendi & Hartati, 2002)

384.1.7Perawatan (Curing) pada Beton

404.1.8Acuan, Cetakan dan Perancah

404.2Evaluasi Rencana Terhadap Kajian Teknis

404.2.1Gambar Rencana Pekerjaan Balok dan kolom

424.2.2Tahapan Pengerjaan

54BAB V PROSES PENGAWASAN

541.1Prosedur Pengawasan

541.1.1Tujuan Pengawasan

541.1.2Sasaran pengawasan

541.1.3Ruang Lingkup

551.2Pelaksanaan Pengawasan

551.2.1Persiapan Pengawasan Konstruksi

551.2.2Pengawasan prestasi / penggunaan sumber daya dan hasil

551.2.3Monitoring dan pelaporan prestasi

551.2.4Evaluasi program kerja dan penjadwalan pelaksanaan

57BAB VI PENUTUP

576.1Simpulan

576.2Saran

58DAFTAR PUSTAKA

59Lampiran

Daftar Gambar

8Gambar 1. 1Gamabar Lokasi Proyek

8Gambar 1. 2 Gambar Lokasi Proyek (Lebih Jelas)

11Gambar 1. 3 Gambar Skema Keorganisaian Pada Proyek Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di Kawasan Gedung Sewaka Dharma.

TOC \h \z \c "Gambar 3." 20Gambar 3. 1 Gambar Site Proyek.

Daftar Tabel

TOC \h \z \c "Tabel 4." 37Tabel 4. 1 perbandingan material beton menurut mutu (SNI, 2007)

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Kota Denpasar merupakan pusat pemerintahan yang ada di Pulau Bali ini. Banyak bangunan pemerintahan yang terdapat di Denpasar ini. Salah satu titik yang menjadi pusat pemerintahan Provinsi Bali dan Kota Denpasar khusunya adalah Jalan Mulawarman, Lumintang. Disini banyak terdapat kantor-kantor pemerintah, diantaranya adalah kantor Dinas Peternakan dan Pertanian, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Gedung Wanita Karya Graha Badung, Kantor Camat Denpasar Utara (DENUT), Dinas Sosial Tenaga kerja dan masih banyak lagi.

Lumintang bukan hanya menjadi pusat pemerintahan Kota Denpasar, tetapi juga menjadi pusat rekreasi dan olahraga bagi warga Denpasar, khususnya Denpasar Utara. Oleh karena itu banyak kegiatan warga dilakukan di daerah Lumintang ini tepatnya di Taman Kota Denpasar.

Dengan banyak aktifitas dari warga kota Denpasar di daerah Lumintang ini, tidak sebanding dengan lahan parkir yang selama ini tersedia. Oleh karena itu pemerintah Kota Denpasar membangun fasilitas berupa Central Parkir dan Gedung Penunjang. Tujuan lain nya dibangun Central Parkir ini adalah mengurangi penggunaan badan jalan sebagai lahan parkir sementara, agar terciptanya kelancaran dan kenyamanan bagi pengendara yng melewati daerah Lumintang ini terutama pada Jalan Mulawarman, Lumintang, Denpasar Utara. Jadi setelah dibangun nya gedung ini diharapkan tidak ada alasan lagi bagi pengendara untuk memarkirkan kendaraan nya di badan jalan lagi.

1.2 Lokasi

Lokasi Proyek Pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang Kota Denpasar

Gambar 1. 1Gamabar Lokasi Proyek

Gambar 1. 2 Gambar Lokasi Proyek (Lebih Jelas)

1.3 Pendanaan

Proyek Pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang Kota Denpasar dengan Nilai Pekerjaan Rp 13.469.268.000,00 (tiga belas milyar empat ratus enam puluh sembilan juta dua ratus enam puluh delapan ribu rupiah) sudah termasuk ppn 10%

1.4 Jangka Waktu Pelaksanaan Konstruksi dan Pengawasan

Proyek Pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang Kota Denpasar dengan jangka Waktu pelaksanaan 180 (seratus delapan puluh) hari kalender (30 April 2014 s/d 26 Oktober 2014)

1.5 Scope Pekerjaan1.5.1 Pekerjaan Persiapan

1. Pekerjaan Persiapan

a. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi

b. Pekerjaan Pengukuran dan Bowplank

2. Pekerjaan Tanah

a. Pekerjaan Galian Tanah Biasa (Mekanik)

b. Pekerjaan Timbunan Tanah Dipadatkan (Hasil Galian)+Pemadatan

c. Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Pondasi T=5cm

d. Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Lantai

1.5.2 Pekerjaan Struktur

1. Pekerjaan Beton dan Besi Beton Basement

a. Beton Rabat K100

b. Pekerjaan Beton Pondasi Telapak Fe110, K300

c. Pekerjaan Beton Sloof Fe200, K300

d. Pekerjaan Beton Balok Induk Fe300, K300

e. Pekerjaan Beton Kolom Fe200, K300

f. Pekerjaan Beton Balok Anak Fe200, k300

g. Pekerjaan Beton Dinding (Full Basement) Fe150, k300

h. Pekerjaan Beton Tangga Fe150, k300

i. Pekerjaan Beton Pelat Lantai Fe100, k300

j. Pekerjaan Beton Lantai Basement Fe 110, k300

k. Pekerjaan Beton Sloof Praktis

l. Pekerjaan Beton Kolom Praktis

m. Pekerjaan Saluran Pengarah Air Pada lantai Basement (20x20x20)

n. Pekerjaan Sampit 2 unit

2. Pekerjaan Pasangan Basement

a. Pekerjaan Pasangan Bataco Cassing

b. Pekerjaan Plesteran Pelindung Water Profing 1:3

3. Pekerjaan Beton dan Besi Beton Lantai 1

a. Pekerjaan Beton Dinding (Semi Basement) Fe150, k300

b. Pekerjaan Gater di jalan masuk dan keluar

c. Pekerjaan Grille Untuk Gater Jalan Masuk dan Keluar

4. Pekerjaan Beton dan Besi Beton Ruang Lift

a. Pekerjaan Pondasi Ruang Lift Fe 110, k300

b. Pekerjaan Sloof Ruang Lift Fe 200,K300

c. Pekerjaan Kolom Ruang lift Fe 150,K300

d. Pekerjaan Balok Ruang Lift Fe 200, K300

e. Pekerjaan Dinding Beton Ruang Lift Fe 150, K300

f. Pekerjaan Ring Ruang Lift

g. Pekerjaan Pelat Lantai Tempat Mesin Ruang Lift Fe 100, K300

5. Pekerjaan Drainase

a. Pekerjaan Gorong-gorong Buis Beton Bertulang diameter 80cm, Tebal 10cm

b. Pekerjaan Man Hole Pasangan Bataco 1x1

c. Pekerjaan Tutup Man Hole

d. Pekerjaan Plesteran 1:3 tebal 15mm

BAB II ADMINISTRASI DAN ORGANISASI2.1 Organisasi dan Pihak yang Terlibat dalam Proyek

Organisasi merupakan suatu kerja sama antara beberapa orang atau lebih yang yang bekerja dalam lingkup suatu pekerjaan demi mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan. Pada umumnya sistem organisasi digambarkan dalam bentuk bagan yang berisikan hubungan secara horizontal maupun vertikal sehingga memberikan kejelasan tugas dan kedudukan masing masing orang yang terlibat dalam suatu organisasi tersebut.

Keorganisasian dari proyek pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang adalah sebagai berikut:

Gambar 1. 3 Gambar Skema Keorganisaian Pada Proyek Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di Kawasan Gedung Sewaka Dharma.

2.2 Job Description Para Pihak yang Terlibat pada Proyek2.2.1 Project Sponsor

Tugas daripada proyek sponsor ini adalah pemberi dana selain owner. Misalkan untuk melaksanakan suatu proyek kita memerlukan modal sebelum proyek ini dibayar lunas. Pemberi modal pertama inilah yang bisa disebut project sponsor.

2.2.2 Steering Group / Direksi

Tugas dan kewajiban Direksi Pekerjaan antara lain :

1. Menyusun program kerja dan rencana kegiatan pelaksanaan proyek

2. Memberiakan saran,pendapat dan pertimbangan kepada atasan sesuai bidang tugasnya .

3. Mengkaji ulang hasil evaluasi pengawas lapangan saat berada di proyek.

4. Mengeluarkan instruksi kepada pengawas lapangan untuk melakukan tindakan tegas kepada kontraktor yang menyalahgunakan anggaran.

5. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap semua unit pekerja selama pelaksanaan proyek.

6. Membagi dan menyerahkan tugas pada pihak yang benar-benar berkompeten / ahli di bidangnya.

2.2.3 Project Manager

A. Tugas kepala proyek

1. Mengkoordinir bagian-bagian di bawahnya dan menjamin pelaksanaan pekerjaan sesuai spesifikasi yang ditentukan oleh pihak pengguna jasa serta mengoreski bila adareview design,

2. Mengkoordinir pelaksanaan penyelesaian keluhan pelanggan dan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penyelesaian produk yang tidak sesuai,

3. Mendata perubahan-perubahan pelaksanaan terhadap kontrak,

4. Melakukan tindakan koreksi dan pencegahan yang telah direkomendasi pengendalian sistem mutu,

5. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan,

6. Membuat laporan-laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan laporan-laporan lain yang berhubungan dengan bidang tugasnya,

7. Berkoordinasi dengan pihak konsultan supervisi, aparat setempat, utamanya pihak direksi PU serta menyelesaikan masalah-masalah teknis lapangan dengan pengawas,

8. Membantu bidang administrasi kontrak untuk memeriksa dan menyetujui tagihan upah mandor, sub kontraktor, dan sewa alat yang berhubungan dengan prestasi fisik lapangan serta mengajukanrequestke direksi proyek sebelum pekerjaan dimulai termasuk koordinasi dengan konsultan supervisi.

B. Tanggung Jawab

1. Menetapkan sasaran mutu,

2. Memimpin setiap pertemuan,

3. Melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait dilokasi proyek,

4. Memberikan persetujuan atas permintaan kebutuhan proyek ke kantor pusat/ cabang

2.2.4 Procurement

Mengontrol pengadaan material / peralatan pada proyek.

2.2.5 Project Control

Project Control Engineer pada umumnya mulai terlibat sejak awal perencanaan suatu proyek. Dialah yang bertugas menyusun project schedule, manpower planing, equipment loading dan project budget bersama dengan project key person yang lain. Pada saat eksekusi proyek berjalan, dialah yang berperan utama memasok informasi yang diperlukan untuk mengendalikan agar proyek tetap berjalan sesuai rencana. Oleh karena itu orang seringkali menyebutnya juga sebagai Project Planing & Control Engineer. Pada saat proyek selesai, dia pula yang bertugas untuk menyusun project closing report. Laporan ini berisi tentang performance yang berhasil dicapai dibandingkan dengan planing yang dibuat sebelum proyek dimulai, beserta analisa-analisanya. Project closing report dimaksudkan untuk membuat historical database yang akan dimanfaatkan untuk menyusun perencanaan proyek baru di masa datang.

2.2.6 Logistik Pusat

A. Tugas dan tanggung jawabnya:

1. Melakukan pembelian barang langsung/alat, sesuai dengan tingkatan proyek dengan mengambil pemasok yang sudah termasuk dalam daftar pemasok terseleksi dan atas persetujuan direktur perusahaan,

2. Menyediakan tempat yang layak dan memelihara dengan baik barang langsung maupun barang/alat yang dipasok pelanggan termasuk memberi label keterangan setiap barang,

3. Bertanggung jawab terhadap cara penyimpanan barang dan mencatat keluar masuknya barang-barang yang tersedia di penyimpanan/gudang,

4. Membuat/menyusun laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan laporan lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya,

5. Membuat berita acara penerimaan/penolakan bahan/material setelah pengontrolan kualitas (olehquality control) dan kuantitas,

6. Selalu berkoordinasi dengan bagian teknik dan pelaksana dalam pengiriman bahan/material termasuk berkoordinasi ke pihak direksi PU serta mengamankan aktiva perusahaan berikut bukti-bukti kerjanya.

2.2.7 Site Manager

Tugas dan kewajibansite engineeradalah sebagai berikut:

1. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan akan dipenuhi dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan,

2. Membantu pejabat pelaksana teknis kegiatan dalam penyelesaian administrasi kemajuan proyek. Bantuan ini termasuk mengumpulkan data proyek seperti kemajauan pekerjaan, kunjungan pekerjaan, kunjungan lapangan, rapat-rapat koordinasi dilapangan, data pengukuran kuantitas, dan pembayaran kepada kontraktor. Semuanya dikumpulkan dalam dalam bentuk laporan kemajuan bulanan dan memberikan saran-saran untuk mempercepat pekerjaan serta memberikan penyelesaian terhadap kesulitan yang timbul baik secara teknis maupun kontraktual untuk menghindari keterlambatan pekerjaan,

3. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan mayor tidak akan terlambat selama masa mobilisasi untuk masing-masing paket kontrak dalam menentukan lokasi, tingkat serta jumlah dari jenis-jenis pekerjaan yang secara khusus disebutkan dalam dokumen kontrak,

4. Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis segera setelah kontrak fisik ditandatangani, menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data pendukung yang diperlukan, mengendalikan kegiatan-kegiatan kontraktor, termasuk pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaan pekerjaan, serta mencari pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang timbul baik sehubungan dengan teknis maupun permasalahan kontrak,

5. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium serta menyusun rencana kerjanya,

6. Mengikuti petunjukpetunjuk dan persyaratan yang telah ditentukan terutama sehubungan dengan:

a. Inspeksi secara teratur ke paket-paket pekerjaan untuk melakukanmonitoringkondisi pekerjaan dan melakukan perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat direalisasikan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan,

b. Pemahaman terhadap spesifikasi. Metode pelaksanaan untuk setiap jenis pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi dilapangan,

c. Metode pengukuran volume pekerjaan yang benar sesuai dengan pasal-pasal dalam Dokumen Kontrak tentang cara pengukuran dan pembayaran.

d. Melakukan pemantauan dengan ketat atas prestasi kontraktor segera melaporkan kepada pejabat pelaksana teknis kegiatan apabila kemajuan pekerjaan ternyata mengalami keterlambatan lebih dari 15% dari rencana, serta membuat saran-saran penanggulangan dan perbaikan,

e. Melakukan pengecekan secara cermat semua pengukuran pekerjaan dan secara khusus harus ikut serta dalam proses pengukuran akhir pekerjaan,

f. Menyusun laporan bulanan tentang progress fisik dan keuangan serta menyerahkan kepada Pejabat pelaksana teknis kegiatan,

g. Menyusun Justifikasi teknis, termasuk gambar dan perhitungan, sehubungan dengan usulan perubahan kontrak,

h. Mengecek dan menandatangani dokumen pembayaran bulanan (Monthly Certificate),

i. Mengecek dan menandatangani dokumen-dokumen tentang pengendalian mutu dan volume pekerjaan,

j. Memeriksa gambar kerja (shop drawing) yang diajukan oleh kontraktor dan disetujui oleh Direksi Teknik,

k. Memeriksa gambar hasil terlaksana (as built drawing) yang diajukan oleh kontraktor dan disetujui oleh Direksi Teknik. Gambar tersebut harus dibuat secara bertahap setiap pekerjaan selesai dikerjakan.

2.2.8 Supervisor Civil / Pelaksana Lapangan

Adalah pihak atau orang yang ditingkat pelaksanaan suatu proyek, yang bertugas untuk bertanggung jawab atas pekerjaan karyawan secara tepat dan efisien sesuai dengan tugas yang ditentukan oleh atasannya. Dibawah supervisor ini dapat berupa subkontraktor pekerjaan terntu atau juga mandor. Supervisor ini mempunyai hubungan kerja yang tetap dengan kontraktor.

2.2.9 Quality Engineer

Tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut:

1. Membuat rencana berkala pelaksanaan pemeriksaan dan pengetesan sesuai RMP,

2. Melaksanakan pemeriksaan dan/atau pengetesan barang serat memberikan tanda status pada pekerjaan barang yang telah diperiksa/dites,

3. Melakukanfinalinspectionatau memastikan bahwa seluruh kegiatan pemeriksaan dan pengetesan telah dilaksanakan semuanya serta melakukan tes terhadap material yang masuk khususnya yang dominan untuk mutu,

4. Mengontrol barang/alat yang dipasok untuk pelanggan apakah sesuai persyaratan/perjanjian atau tidak dan menjamin bahwa keluhan pelanggan atau produk tidak sesuai ditangani (prosedur mutu yang berlaku),

5. Mengkoordinir pelaksanaan lapangan terhadap tindakan koreksi dan pencegahannya,

6. Bertanggung jawab penuh ke kepala proyek dan berkoordinasi ke konsultan supervisi maupun direksi PU.

2.2.10 Logistik / Administrasi

Tugas dari pada Logistik / administrasi ini hampir sama dengan logistik pusat, bedanya Logistik / administrasi ini berada di lapangan tempat proyek berlangsung.

2.3 Proses Mendapatkan Pekerjaan / Proses Tender

Proses mendapatkan proyek pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang adalah dengan cara tender.

2.4 Surat Perintah Kerja

Surat perintah kerja yang dalam pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang di berikan pihak owner yang kali ini di wakilkan oleh I Ketut Dirga, ST, M.Si sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) kepada C.V Bina Bwana Wisesa selaku penyedia jasa konsultasi, yang di tanda tangain pada tanggal 30 April 2014 dengan Nomor surat : 650/4223/DTRP/2014. Yang selanjutnya pihak-pihak yang menyetujui surat tersebut harus mematuhi pasal-pasal yang ada dalam kontrak kerja.hjgfuyvm

BAB III KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN3.1 Proses Pelaksanaan3.1.1 Persiapan pelaksanaan konstruksi

Persiapan pelaksanaan konstruksi Proyek Pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang Kota Denpasar :

1. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

a. Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan yang akan dikerjakan dalam pengerjaan proyek tersebut

b. Semua alat yang didatangkan atas persetujuan pengawas

2. PEMBERSIHAN LOKASI PROYEK

a. Stripping menggunakan bulldozer

b. Hasil Striping dibuang

c. Perapi pada daerah yang tidak terjangkau alat berat dikerjakan dengan tenaga manusia

d. Pemadatan menggunakan alat yang sesuai

e. Peralatan :

f. Bulldozer

g. Dump Truck

h. Alat Pemadat

i. Peralatan Bantu

3. BANGUNAN SEMENTARA

a. Pembuatan pagar keliling proyek

b. Pembuatan pos jaga / pos security

c. Pembuatan direksi keet

d. Pembuatan barak kerja / toilet

e. Pembuatan gudang

f. Pembuatan bengkel kerja

g. Pembuatan akses jalan untuk sirkulasi kendaraan

4. PENGUKURAN

a. Pengukuran situasi di lapangan dengan menggunakan alat ukur Topcorn Total Station GTS-210 Series

b. Data hasil pengukuran ditransfer ke dalam computer untuk digambar kedalam Autocad

5. TES LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN

a. Ready mix

b. Laboratorium Beton

i. Bekerjasama dengan Universitas Udayana dan Politeknik Negeri Bali dalam pengujian/test slump untuk beton

3.1.2 Pengelolaan site

Pengelolaan site Proyek Pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang Kota Denpasar :

Gambar 3. 1 Gambar Site Proyek.

1. Direksi Keet

2. Gudang

3. Tempat tinggal sementara pekerja dan toilet

4. Kantin/ warung

5. Tempat sampah

6. Pos satpam

7. Fabrikasi Besi

8. Pagar pembatas

3.1.3 Perencanaan metoda pelaksanaan konstruksi

Proyek sentral parkir dan fasilitas penunjang di gedung sewaka dharma Lumintang pada awal perencanaan di buatkan beberapa metode pelaksanaan yang sesuai dengan scope pekerjaan yang direncanakan. Beberapa metode pelaksanaan konstruksi pada proyek sentral parkir dan fasilitas penunjang di gedung sewaka dharma Lumintang meliputi :

1. Pekerjaan Galian Basement :

Berikut adalah urutan pekerjaan galian basement :

a. Pekerjaan setting out posisi galian tanah.

b. Setting out posisi bowplank diluar area galian basement sebagai acuan pekerjaan dan kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan.

c. Cek kedalam galian dan kondisi stabilitas tanah dan lereng disekeliling luar (terkait dengan bangunan disekitar area galian basement). Untuk area yang sempit dan atau di pinggir galian ada bangunan atau fasilitas tertentu diperlukan adanya dinding penahan tanah.

d. Sebelum pekerjaan galian dilaksanakan, pastikan zona dewatering perlu dilaksanakan untuk membantu mengontrol level muka air tanah sehingga saat penggalian area tetap kering/tidak tergenang air.

e. Laksanakan galian basement sesuai zona mulai rencana tanpa mengganggu alur pembuangan tanah (pengaturan manuver alat berat dan dump truck dengan memperhatikan site installation yang ada. Dan rencanakan urutan pekerjaan galian tanah dengan menggunakan excavator.

f. Penggalian dilakukan dengan excavator dan material galian langsung di dumping ke dump truck dan tinggi galian sesuai tinggi rencana.

2. Pekerjaan struktur

Untuk pekerjaan struktur ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

a. Pekerjaan struktur basement.

(beton rabat, pekerjaan beton fondasi telapak, pekerjaan beton sloof, pekerjaan beton kolom, pekerjaan beton balok induk, pekerjaan beton balok anak, pekerjaan beton dinding (full basement), pekerjaan beton tangga, pekerjaan beton pelat lantai, pekerjaan beton lantai basement, pekerjaan beton sloof praktis, pekerjaan beton kolom praktis, pekerjaan saluran pengarah air pada lantai basement, pekerjaan sampit 2 unit, pekerjaan pasangan bataco casing, pekerjaan plesteran pelindung waterproofing 1:3)

b. Pekerjaan struktur lantai 1

(Pekerjaan beton dinding (semi basement), pekerjaan gater di jalan masuk dan keluar, pekerjaan grille untuk gater jalan masuk dan keluar, pekerjaan tanggul pengarah air pada plat lantai 1)

Berikut adalah metode untuk pekerjaan struktur:

A. Pekerjaan Pondasi Telapak

a. Pekerjaan setting out pondasi

b. Pekerjaan galian basement, galian pile cap (pondasi telapak) dan sloof

c. Pemasangan begesting batako pile cap dan sloof

d. Pemadatan tanah, pasir uru dan lantai kerja pile cap dan sloof dan lantai area basement

e. Pemasangan besi pile cap, stek besi dinding basement, besi kolom dan besi lantai. Serta besi lain yang dibutuhkan. Persiapan posisi waterstop (diperlukan untuk pengecoran secara bertahap)

f. Pasangan relat untuk mengontrol elevasi

g. Check / inspeksi ok

h. Persiapan pengecoran

Sebelum pengecoran dilaksanakan area kerja harus bersih dari sampah, potongan kayu, potongan bendrat dll. Pembersihan dilakukan dengan kompresor, air, dll.

i. Cor Beton (pile cap, sloof basement, lantai basement)

j. Perawatan beton (quring)

B. Pekerjaan Kolom

a. Pabrikasi Begisting kolom

b. Pasang begesting dengan acuan grid

c. Perkuat begesting dengan support item

d. Dilanjutkan dengan pemasangan begesting kedua

e. Perkuat dengan balok dan support item

f. Periksa kelurusan kolom dengan unting-unting

g. Siap di cor dengan bantuan alat vibrator

C. Pekerjaan Balok

a. Pasang timber/ balok penyangga dengan bantuan scaffolding

b. Pasang bottom form atau dudukan bawah bodeman

c. Pasang side formwork

d. Pasang beam clam dan usuk penguat

e. Siap di cor dengan bantuan alat vibrator

3.1.4 Perencanaan sumber daya

1. Sumber daya manusia

Kualitas sumber daya manusia atau pekerja dalam suatu proyek sangat berperan penting demi kelancaran dan ketepatan bangunan yang akan di bangun. Oleh karena itu perlu nya penyusunan rencana tenaga kerja yang tepat agar mendapat jumlah tenaga kerja yang efektif dan mendapatkan hasil yang optimal.

2. Sumber daya material

Perencanaan sumber daya material atau bias kita sebut MRP (Material Requirment Planning) adalah suatu system perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material untuk produksi yang memerlukan beberapa tahapan proses /fase atau dengan kata lain adalah suatu rencana produksi untuk sejumlah produk jadi yang diterjemahkan ke bahan mentah atau komponen yang dibutuhkan dengan menggunakan waktu tenggang sehingga dapat ditentukan kapan dan berapa banyak yang dipesan untuk masing-masing komponen suatu produk yang akan dibuat. Untuk perencanaan sumber daya pada proyek sentral parkir ini sendiri menyesuaikan dengan site yang ada dan time schedule atau jadwal pekerjaan yang akan dilaksanakan, agar tidak ada penimbunan bahan yang terlalu banyak sehingga akan mengganggu kinerja baik pekerja maupun alat yang bekerja.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan material adalah :

1. Jenis, volume, dan mutu material yang diperlukan.

2. Harga dan rencana pembayaran material atau bahan.

3. Waktu pengadaan material ke lokasi proyek berdasarkan kepada rencana waktu pelaksanaan yang telah dibuat.

4. Penyimpanan dan pemakaian bahan diatur sebaik mungkin sehingga tidak terjadi penurunan mutu.

Jenis dan mutu bahan yang harus digunakan telah ditetapkan dalam dokumen RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat). Tim pelaksana tidak bias mengganti bahan yang telah tercantum dalam RKS tersebut tanpa izin dari konsultan pengawas. Disamping itu mutu bahan pengganti minimal harus setara dengan mutu yang telah ditetapkan.

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan sumber daya material sangat menentukan apakah proyek itu berjalan dengan baik, dengan kualitas yang bagus dan tidak ada keterlambatan, disamping faktor lain yang berupa faktor pekerja dan alat atau mesin pembantu pekerjaan.

3. Sumber daya mesin

Mesin merupakan alat bantu manusia dalam mengerjakan pekerjaan nya yang dimana pengadaan alat ini disesuaikan dengan site dilapangan beserta keperluan yang berdasarkan kepada time schedule yang telah dibuat. Penggunaan peralatan yang tepat dan ekonomis dapat meningkatkan efisiensi kerja. Dalam pengelolaan peralatan diperlukan pertimbangan-pertimbangan seperti jumlah peralatan yang diperlukan dan cara untuk memperoleh peralatan. Untuk peralatan yang digunakan pada proyek ini dapat dilihat pada lampiran.

3.1.5 Perencanaan waktu pelaksanaan / time schedule

Perencanaan waktu pelaksanaan untuk pembangunan Proyek Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang Kota Denpasar ini telah di atur sedemikian rupa, dan dapat dilihat pada lampiran.

3.1.6 Pengelolaan sumber daya

Sumber daya yang bekerja pada proyek ini baik sumber daya manusia (pekerja), alat (mesin), dan atau bahan (material) dikelola oleh masing-masing kepala (mandor) sub pekerjaan yang dikordinir oleh pelaksana lapangan dan diawasi oleh pengawas yang bertugas. Diharapkan semua pekerja dapat dikoordinir dengan baik dengan system saling membantu guna mengefisiensikan dan melancarkan proyek yang sedang berlangsung.

3.2 Pelaksanaan Kontrak Konstruksi3.2.1 Sistem kontrak

Kontrak konstruksi yang disepakati oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua dalam proyek ini adalah kontrak bersifat Lump Sum Fixed Price. Sistem kontrak ini mengacu pada harga estimasi sesuai dengan Dokumen Lelang.

3.2.2 Sistem pembayaran

Nilai pekerjaan sesuai Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 adalah sebesar Rp. 13.469.268.000,00 (Tiga Belas Milyar Empat Ratus Enam Puluh Sembilan Juta Dua Ratus Enam Puluh Delapan Ribu Rupiah) yang dibebankan pada APBD Kota Denpasar Tahun Anggaran 2013 dengan Nomor DPA-SKPD: 1.05.1.05.01.16.62.5.2.

Proses pembayaran dilaksanakan dengan:

1. Pembayaran uang muka

Setelah kontrak kerja ditanda tangai para pihak pertama dan kedua dapat mengambil uang muka sebesar 20% dari nilai pekerjaan sesuai kontrak kerja sebesar Rp. 2.693.853.600,00 (Dua Milyar Enam Ratus Sembilan Puluh Tiga Juta Delapan Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Enam Ratus Rupiah).

2. Pembayaran angsuran

Pembayaran nilai pekerjaan sebagaimana tercantum pada pasal 8 ayat (1) dilakukan secara angsuran berdasarkan kemajuan pekerjaan yang diterima oleh pihak pertama dengan retensi 5%. Retensi adalah pengganti jaminan / garansi dari kontraktor kepada owner. Nilai retensi 5% dari nilai pekerjaan sesuai dengan kontrak yaitu Rp. 673.463.400,00 (Enam Ratus Tujuh Puluh Tiga Juta Empat Ratus Enam Puluh Tiga Ribu Empat Ratus Rupiah).

3.2.3 Perubahan pekerjaan / Addendum

1. Pihak Pertama dapat melakukan perubahan mengenai volume pekerjaan atau suatu bagian pekerjaan yang dianggap perlu atau dianggap lebih dari Pihak Pertama mempunyai wewenang menetapkan kepada Pihak Kedua untuk menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak kerja, pekerjaan tambahan dan kurang tersebut tidak akan mempengaruhi nilai kontrak kerja.

2. Perubahan-perubahan pekerjaan tidak boleh dilaksanakan oleh Pihak Kedua tanpa suatu perintah perubahan tertulis oleh Direksi atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

3. Pihak Kedua wajib melaksanakan setiap perubahan dari volume pekerjaan sebagimana tercantum dalam ayat (1) dan berhak mengajukan biaya satuan seperti yang telah dicantumkan dalam daftar kuantitas dan harga namun apabila ada perubahan persyaratan sehingga mengakibatkan perubahan biaya maka perubahan tersebut harus mendapat persetujuan Pihak Pertama.

4. Kegiatan tambah kurang, perpanjangan waktu pelaksanaan kegiatan atau perubahan-perubahan lainnya, harus diikuti dengan Pembuatan Adendum Kontrak Kerja.

3.2.4 Waktu pelaksanaan

1. Jangka Waktu Penyelasaian

Jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender, terhitung sejak tanggal 30 April 2014 sampai 26 Oktober 2014.

2. Jangka Waktu Pemeliharaan

Jangka waktu pemeliharaan pekerjaan selama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak tanggal berita acara serah terima pertama pekerjaan.

3.2.5 Force majure / Keadaan tak terduga

Sebagaimana dimaksud dengan Pasal 16 dokumen kontrak yang dianggap sebagai keadaan memaksa (Force Majeure) adalah semua kejadian diluar kemampuan Pihak Kedua yang mempengaruhi jalannya pelaksanaan kegiatan yaitu:

1. Bencana alam (yang dinyatakan oleh Pemerintah setempat) yaitu: gempa bumi, angin topan, banjir, tanah longsor, dan kebakaran.

2. Peperangan, pembrontakan.

3. Perpu dibidang moneter yang mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya Kontrak Kerja.

Apabila terjadi keadaan memaksa (Force Majeure), maka Pihak Kedua dibebaskan dari tanggungan atas kerugian dan keterlambatan penyelesaian kegiatan dan Pihak Kedua wajib mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerugian yang lebih besar atas persetujuan Pihak Pertama. Untuk keperluan perhitungan atas kerugian yang mungkin terjadi Pihak Kedua perlu segera mengambil tindakan atau langkah pengumpulan data mengenai kegiatan dengan mengambil dokumentasi atau foto dan wajib melaporkan kepada Direksi / Pengawas Lapangan kegiatan secara tertulis selambat-lambatnya 3 x 24 jam setelah terjadinya peristiwa diikuti laporan terperinci secara tertulis paling lambat 7 hari kalender sejak terjadinya peristiwa tersebut kepada Pihak Pertama. Apabila Pihak Kedua lalai melaporkan secara tertulis, sehingga melampaui batas waktu maka Pihak Kedua kehilangan haknya untuk mengajukan klaim atas kejadian tersebut.

3.2.6 Pelaporan pelaksanaan konstruksi

Sebagaimana dimaksud dengan pasal 14 dokumen kontrak Pihak Kedua wajib membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan kepada tim pengawas yang namanya dinyatakan secara tertulis oleh Pihak Pertama.

3.2.7 Serah terima pekerjaan pelaksanaan

Proses serah terima hasil pelaksanaan dilapangan akan dilaksanakan jika telah mencapai progress kerja 100% di hari ke 180, dan telah mendapat persetujuan dari pengawas lapangan serta Pihak Pertama.

BAB IV TINJAUAN PELAKSANAAN4.1 Kajian Teknis Teoritis4.1.1 Pengertian Kolom (Bantul, 2014)

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

4.1.1.1 Jenis-Jenis Kolom

Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga, yaitu

1. Kolom ikat (tie column).

2. Kolom spiral (spiral column).

3. Kolom komposit (composite column).

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan Dipohusodo, 1994), ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu :

1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.

2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.

3. Struktur kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.

4.1.1.2 Fungsi Kolom

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.

Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan . (Bantul, 2014)

4.1.2 Metode Pembuatan Kolom (Ilmu Sipil, 2014)

Cara membuat kolom beton bertulang pada gedung tidak semudah ketika membangun rumah tinggal 1 lantai, perlu ketelitian dan ketepatan penggunaan metode kerja terbaik agar dapat menghasilkan kualitas kolom beton terbagus dan termurah. Pembuatan kolom praktis pada pembangunan rumah tinggal prosesnya cukup sederhana dan cepat, yaitu membeli besi rangkaian kolom praktis di toko bangunan lalu memasangnya dengan beskisting dinding batu bata secara langsung ditambah papan kayu maka pengecoran kolom praktis sudah bisa dimulai hingga selesai. Sedangkan pada pembangunan kolom beton gedung bertingkat tinggi prosesnya agak panjang, yaitu kurang lebih sebagai berikut:

1. Pada tahap perencanaan kita buat gambar desain bangunan untuk menggambarkan bentuk konstruksinya dan menentukan letak kolom struktur.

2. Selanjutnya melakukan perhitungan struktur bangunan untuk mendapatkan dimensi kolom dan bahan bangunan yang kuat untuk digunakan namun tetap ekonomis.

3. Melakukan pekerjaan pengukuran untuk menentukan posisi kolom bangunan, ini harus pas sesuai dengan gambar rencana. apalagi pada gedung bertingkat tinggi yang angka toleransi kesalahan hanya beriksar 1 cm, jika salah dalam mengukur maka ada resiko keruntuhan gedung.

4. Menghitung kebutuhan besi tulangan dan bentuk potongan besi yang perlu dipersiapkan. ini sering disebut sebagai bestek besi.

5. Merangkai potongan besi sesuai dengan bentuk kolom yang telah direncanakan.

6. Memasang rangkaian besi tulangan pada lokasi kolom yang akan dibuat.

7. Membuat bekisting / cetakan. bisa terbuat dari kayu, plat alumunium atau media lain yang mampu menahan saat proses pekerjaan pengecoran beton.

8. Memasang bekisting sehingga membungkus besi tulangan.

9. Melakukan pengecekan posisi bekisting apakah sudah sesuai dengan ukuran rencana, dan apakah sudah benar-benar tegak.

10. Menghitung kebutuhan beton yang dibutuhkan.

11. Membuat adukan beton atau memesan beton precast dengan kualitas sesuai hasil perhitungan semula. misalnya mau menggunakan mutu beton K-250, K-300, K-400 dan seterusnya.

12. Melakukan pekerjaan pengecoran kolom, penentuan tinggi cor bisa dilakukan dengan berpedoman pada ukuran bekisting atau mengukur sisa cor dari ujung atas bekisting.

Pada setiap rangkaian pelaksanaan pekerjaan tersebut membutuhkan pengecekan bersama entah itu dengan konsultan perencana, kontraktor, konsultan pengawas maupun pemilik gedung secara langsung. hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi dalam perencanaan maupun pelaksanaan. (Ilmu Sipil, 2014)

4.1.3 Pengertian Balok (Ilmi, 2011)

Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Selain itu ring balok juga berfungsi sebag pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok dibuat dari bahan yang sama dengan kolomnya sehingga hubungan ring balok dengan kolomnya bersifat kaku tidak mudah berubah bentuk.Pola gaya yang tidak seragam dapat mengakibatkan balok melengkung atau defleksi yang harus ditahan oleh kekuatan internal material.

Beberapa jenis balok antara lain :

a. Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-ujungnya, dengan satu ujung bebas berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur statis lainnya, nilai dari semua reaksi,pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalah tidak tergantung bentuk penampang dan materialnya.

b. Kantilever adalah balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya didukung hanya pada satu ujung tetap

c. Balok teritisan adalah balok sederhana yang memanjang melewati salah satu kolom tumpuannya.

d. Balok dengan ujung-ujung tetap ( dikaitkan kuat ) menahan translasi dan rotasi

e. Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari dua bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.

f. Balok kontinu memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolom tumpuan untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih kecil dari serangkaian balok tidak menerus dengan panjang dan beban yang sama. (Ilmi, 2011)

4.1.4 Metode Pembuatan Balok Beton (Ilmu Sipil, 2014)

a. Bahan terdiri dari:

1. Beton ready mix sesuai mutu yang telah disetujui

2. Calbond (Super Bonding Agent) /cairan perekat antara beton lama dengan baru disebut juga lem beton

3. Curing compound/bahan perawatan dan perlindungan beton yang menghambat proses penguapan air pada beton basah

4. Kawat ayam

b. Tenaga kerja:

1. Tukang cor terampil yang mengerti lingkup pekerjaan pengecoran.

2. Mandor dan pelaksana yang dapat membaca shop drawing/for constrution dengan baik.

c. Alat berupa:

1. Concrete pump truck

2. Concrete mixer truck

3. Concrete vibrator

4. Waterpass/autolevel

5. Alat bantu

6. Batching Plant

7. Kerucut abrams

8. Alat cetak silinder benda uji beton

4.1.4.1 Metode kerja pengecoran balok dan pelat lantai

Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal hal seperti berikut:

1. Pemeriksaan bekisting meliputi:

a. Ukuran bekisting ( lebar dan tinggi ).

b. Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting.

c. Pemeriksaan sambungan pada bekisting.

4.1.4.2 Pengecekan elevasi bekisting

Setelah pemasangan bekisting pelat lantai selesai dilaksanakan, kemudian dilakukan pengecekan elevasi dengan menggunakan alat waterpass dan posisi as balok dengan alat theodolite. Pengecekan elevasi bekisting balok dan pelat lantai adalah sebagai berikut.

1. Pengecekan elevasi balok dilakukan dengan menempatkan alat waterpass dimana tinggi alat adalah setinggi marking pada kolom (1,00 m dari permukaan pelat lantai di bawahnya).

2. Bak ukur ditempatkan pada bagian bawah bekisting balok (bottom).

3. Oleh pelaksana pengukuran ketepatan elevasi bottom dicek dengan alat waterpass.

Apabila pembacaan alat waterpass belum menunjukkan elevasi yang sesuai dengan gambar rencana, maka screwjack diputar untuk menaikkan atau menurunkan posisi bottom balok.

1. Pemeriksaan penulangan meliputi:

a. Pemeriksaan jumlah dan ukuran tulangan utama.

b. Pemeriksaan jumlah, jarak, dan posisi sengkang.

c. Pemeriksaan panjang overlapping dan penjangkaran pada tulangan.

d. Pemeriksaan kekuatan bendrat.

e. Pemeriksaan decking (tebal selimut beton)

Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka bekisting dibersihkan dengan menggunakan air compressor. Kemudian pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut.

Pasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam. Pengecoran dihentikan pada jarak bentang dari tumpuan, karena pada lokasi tersebut momen yang dipikul balok dan pelat lantai adalah nol.

a. Beton ready mix dengan mutu yang disyaratkan dituang dari concrete mixer truck ke dalam gerobak untuk dilakukan pengujian slump. Slump yang digunakan adalah122.

b. Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton ready mix dituang dari concrete mixer truck ke dalam bucket pada Concrete pump truck dan disalurkan dengan pipa baja.

c. Sebelumnya, sambungan beton lama dengan beton baru disiram dengan calbond (super bonding agent).

d. Setelah beton ready mix keluar dari pipa baja, langkah selanjutnya adalah meratakan beton ready mix dengan penggaruk dan dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator.

e. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dimana setiap lapis dipadatkan dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benar-benar padat.

f. Pengecoran dihentikan pada batas zona pengecoran.

g. Setelah itu adukan diratakan dengan kayu perata sesuai dengan tinggi peil yang sudah ditentukan.

h. Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat dengan menggunakan ruskam.

Standar hasil :

a. Menghasilkan produk beton pada balok dan pelat lantai sesuai dengan rencana, mutu dan bentuk yang presisi, tidak bocor, tidak lendut, dan tidak retak.

b. Jika ada yang menyimpang maka diperlukan pekerjaan perbaikan.

(Ilmu Sipil, 2014)

4.1.5 Perbandingan Campuran Semen, Pasir, Kerikil dan Air dalam Desain Mutu Beton Menurut SNI DT 91.008 -2007

Pada pelaksanaan pembangunan rumah dan gedung, banyak menggunakan beton bertulang sebagai konstruksi utamanya, mulai dari pondasi, sloof, kolom, balok, plat lantai, tangga dan sebagainya. Struktur beton bertulang bangunan atau gedung biasaanya menggunakan mutu beton yang berbeda-beda, disesuaikan dengan perencanaan struktur masing-masing. Semakin berat beban (gaya normal, gaya lintang, momen) yang akan dipikul oleh suatu beton bertulang, maka sebaiknya menggunakan mutu beton yang semakin tinggi juga.

Mutu beton ini bisa didesain dengan kekuatan yang berbeda-beda, misalnya K-350, K-325, K-300, K-250, K-225, K-275 dan sebagainya. Desain ini dibuat dengan cara mengatur komposisi material semen, pasir, kerikil dan air pada proses pencampuran pembuatan beton.

Tabel 4. 1 perbandingan material beton menurut mutu (SNI, 2007)

Mutu Beton

Semen (kg)

Pasir (Kg)

Kerikil (Kg)

Air (Liter)

W/C ratio

K100

247

869

999

215

0,87

K125

276

828

1012

215

0,78

K150

299

799

1017

215

0,72

K175

326

760

1029

215

0,66

K200

352

731

1031

215

0,61

K225

371

698

1047

215

0,58

K250

384

692

1039

215

0,56

K275

406

684

1026

215

0,53

K300

413

681

1021

215

0,52

K325

439

670

1006

215

0,49

K350

448

667

1000

215

0,48

4.1.6 Masalah Teknis Dihadapi Pada Tahap Pelaksanaan Pembetonan (Effendi & Hartati, 2002)

Beton merupakanpilihan yang dominan dewasa ini dalam mendirikan bangunan bangunan. Walaupun beto sudah demikian lama dikenal dan juga ilmu pengetahuan sudah berkembang pesatnya, serta sudah sedemikan banyaknya bangunan bangunan yang diselesaikan dengan bantuan bantuan yang sangat canggih, tetapi kegagalan kegagalan tetap saja kita jumpai sampai detik ini.

Dari banyak hasil pemantauan dapat disimpulkan bahwa kegagalan utama dari struktur bangunan yang bersumber dari kesalahan-kesalahn manusia ( human error ), seperti ketidak tahuan, kelalaian, kurang perhatian, komunikasi yang tidak bersambung, ketidak jelasan tanggung jawab, korupsi dan birokrasi. Kegagalan kegagalan tersebut dapat terjadi pada setiap tahap dari suatu proses pembangunan, mulai dari tahap perancangan sampai tahap penggunaan bangunan tersebut.

Dari berbagai pengalaman masa lalu dan penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa salah satu hal faktor utama dari berbagai kesalahan konstruksi adalah disebabkan oleh ketidak tahuan para teknisi dalam menanganinya. Sering sekali para teknisi dilapangan kurang menaruh perhatian dan lalai saat pelaksanaan pengecoran beton, seperti adanya campuran yang kurang lecak sehingga dapat menyebabkan terjadinya segregasi dan bleeding. Yang dimaksudkan dengan segregasi adlah pemisahan agregat kasar dari adukan nya.

4.1.6.1 Segregasi

Sumber sumber atau penyebab segregasi adalah sebagai berikut :

1. Pembatasan slump yang terlalu rendah

2. Gradasi agregat kasar dan halus yang kurang memadai

3. Berat jenis agregat kasar yang terlalu tinggi dibandingkan agregat halus

4. Jumlah agregat halus terlampau sedikit ( pasir atau semen)

5. Campuran beton terlalu kering atau terlalu basah

6. Tinggi jauh pengecoran terlalu tinggi atau transportasi beton melalui talang-talang miring

7. Penggunaan alat penggetar terlalu lama, sehingga partikel agregat kasar cendrung turun ke bawah dan partikel halus cenderung naik (biasanya pada campuran yang terlalu basah). Kejadian ini dapat mengakibatkan segregasi pada bagian bawah dan terbentuknya lapisan beton yang rapuh pada bagian atas.

8. Penggunaan bahan admixture

9. Rancangan campuran beton yang kurang baik

Dan penanggulangan untuk segregasi itu sendiri adalah sebagai berikut :

1. Membuat rancangan campuran beton yang memadai dengan atau tanpa bahan admixture

2. Hindari perjalanan / aliran adukan beton yang terlalu tinggi atau jauh

3. Merubah atau mempertinggu slump dan kelacakan beton yaitu dengan cara menambah bahan admixture. Jenis jenis bahan admixture yang dapat dipergunakan adalah dari jenis :

a. Air entraining agents

b. Water reducing agents

4.1.6.2 Bleeding Pada Beton

Bleeding (water grain) pada beton adalah merupakan satu bentuk lain dari segregasi, dimana partikel agregat kasar turun kebawah karena ketidakmampuan mengikat campuran air dari adukan, sehingga air keluar ke atas permukaan beton.

Berikut merupakan penyebab terjadinya Bleeding pada beton :

1. Campuran terlalu basah ( W/C ratio terlalu tinggi, sedangkan b.d air < b.d agregat)

2. Temperature beton terlampau tinggi pada saat pelaksanaan pengecoran

3. Adanya air pada saat pelaksanaan pengecoran beton

Dan ini adalah cara penanggulan bleeding tersebut

1. Membuat rancangan campuran yang memadai dengan atau tanpa bahan admixtures.

2. Temperature beton pada saat pelaksanaan pengecoran diusahakan serendah mungkin.

3. Mendambah bahan admixtures yang dapat dipergunakan adalah :

1. Air entraining agents

2. Water - reducing agents

3. Super plasticizer

4. Penambahan / penggunaan fly ash

4.1.7 Perawatan (Curing) pada Beton

Salah satu aspek pembuatan beton yang tidak layak dan kadang kala diabaikan adalah pada saat proses perawatan. Untuk menghasilkan beton yang baik, proses hidrasi yang terjadi harus diusahakan berlangsung secara kontinu tanpa hambatan sejak awal penuangan beton sampai dengan pengerasan beton

1. Tujuan Perawatan

a. Mencegah penguapan / pelepasan air yang berlebihan, karena penguapan / pelepasan air yang berlebihan akan menyebabka hambatan dalam proses hidrasi.

b. Beton harus dipelihara agar berada dalam suhu tertentu sedemikian rupa sehingga terhindari dari perbedaan suhu yang berlebihan yang dapat menimbulkan retakan.

2. Metoda Perawatan Beton

Secara umum ada 3 macam metoda perawatan beton yang dapat dilakukan :

a. Water curing : dengan penggenangan air, spraying, sprinkling dan saturated cover

b. Sealed curing : dengan kertas waterproof lembaran plastic dan curing membrance

c. Steam curing : dengan pemanasan terutama banyak dipakai untuk beton pracetak.

3. Masa, Jangka Waktu Perawatan

Lama dan jangka waktu perawatan tergantung beberapa faktor, diantaranya :

a. Jenis semen yang dipakai

b. Kekuatan beton yang dibutuhkan / direncanakan

c. Perbandingan antara luas permukaan terhadap volume beton

d. Kondisi dan keadaan cuaca sekelilingnya

Untuk beton biasa, waktu perawatan minimum adalah 7 hari, tetapi dianjurkan tidak kurang dari 14 hari. Untuk beton beton yang massive, atau yang memiliki massa yang besar atau beton yang tebal waktu perawatan minimum 3 minggu. Tetapi untuk struktur struktur yang vital sebaiknya temperature di monitor dengan teliti dan diusahakan agar perbedaan temperature didalam beton tidak lebih dari 20o C, dan perbedaan temperature permukaan rata rata sekelilingnya tidak lebih dari 11o C.

4.1.8 Acuan, Cetakan dan Perancah

Salah satu aspek penilaian pekerjaan beton memuaskan atau tidak, biasanya dilihat dari penampilan hasil akhirnya. Untuk memperoleh hasil yang baik, maka pembuatan acuan / cetakan dan perancah memegang peranan yang sangat penting. Banyak kejadian bangunan besar mengalami musibah karena sebagian lantainya runtuh pada saat penuangan / pengecoran lantai dan balok, dan semuanya disebabkan oleh ketidak stabilan perancah. (Effendi & Hartati, 2002)

4.2 Evaluasi Rencana Terhadap Kajian Teknis4.2.1 Gambar Rencana Pekerjaan Balok dan kolom4.2.1.1 Gambar Balok

Berikut disajikan gambar rencana pekerjaan balok yang telah di buat oleh perencana proyek ini, dan dimana jenis-jenis balok yang disajikan disesuaikan dengan denah balok yang telah di tetapkan (gambar denah dilampirkan) :

Gambar 4. 1 Gambar desain balok.

Gambar 4. 2 Gambar desain Balok.

Gambar 4. 3 Gambar desain balok

4.2.1.2 Ganbar Rencana Kolom

Ada beberapa jenis kolom yang di desain pada proyek ini. Setiap kolom di tempatkan sesuai dengan fungsi nya. Dan berikut adalah gambar jenis dan besar kolom rencana (denah dilampirkan):

Gambar 4. 4 Gambar desain kolom

4.2.2 Tahapan Pengerjaan4.2.2.1 Tahapan Pengerjaan Kolom

1. Penggalian Footing dan pengangkutan tanah galian

Pada tahapan ini pekerjaan dibantu oleh excavator dengann satu operator dan dump truck untuk pengangkutan tanah hasil galian, lalu di angkut menuju tempat yang perlu untuk di urug.

Gambar 4. 5 Tahapan Penggalian Fondasi Menggunakan Excavator

2. Pemasangan bataco footing

Pada pemasangan bataco ini oleh 3 orang pekerja.

Gambar 4. 6 Gambar Proses Pemasangan Bataco Cassing

3. Pengecoran beton rabat

Tahapan ini menggunakan alat bantu berupa concrete mixer dan Kereta dorong (artco), dikerjakan oleh 5 orang pekerja.

4. Pemasangan tulangan footing dan Kolom

Pemasangan tulangan footing dan Kolom dilakukan oleh 2 orang tukang besi. Dengan diameter tulangan 19 22

Gambar 4. 7 Gambar Proses Penulangan Footing Fondasi

Gambar 4. 8 Gambar Tulangan Kolom

5. Pengecoran footing

Proses pengecoran footing menggunakan beton ready mix dan dibantu dengan alat berupa vibrator, dimana beberapa footing menggunakan beton ready mix sisa dari pengecoran baik pelat maupun balok di tempat sebelumnya, jadi dengan cara ini dapat mengefisienkan beton ready mix yang dipesan, sehingga tidak ada yang terbuang.

Gambar 4. 9 Gambar Penerapan Penggunaan Vibrator Pada Saat Pengecoran

6. Pemasangan Begisting Kolom

Pemasangan Begisting kolom dilakukan oleh 4 orang pekerja.

Gambar 4. 10 Tahapan Pemasangan Begisting Kolom

7. Pengecoran Kolom

Setelah begisting dipasang dengan baik, maka pengecoran siap dilaksanakan. Pengecoran menggunakan beton ready mix. Pada tahapan ini pengecoran dilakukan dengan 7 orang dan dilakukan dengan cara manual. Yang dimaksudkan manual adalah beton ready mix diturunkan dari mobile concrete mixer dengan sedikit tambahan air dengan alasan mempermudah kinerja pengecoran, kemudian ditempatkan di bawah pada tempat yang sudah disediakan, selanjutnya beton kembali dinaikkan dengan menggunakan ember, setelah dimasukkan ke begisting digetarkan menggunakan vibrator. Tujuan dari pada cara ini adalah agar begisting tidak mengalami lendutan, jika menggunakan concrete pump ditakutkan tekanan yang diberikan terlalu besar sehingga begisting tidak kuat dan akan merusak bentuk dan kekuatan dari pada kolom itu sendiri.

Gambar 4. 11 Proses Pemindahan Beton Dari Mobile Concrete Mixer Menuju Tempat Yang Telah ditentukan

Gambar 4. 12 Proses Pengecoran Kolom

8. Pembongkaran begisting

Pembongkaran begisting dilakukan oleh 3 orang pekerja, dan dikerjakan setelah 3 hari pengecoran kolom selesai dikerjakan.

Gambar 4. 13 Gambar Kolom Setelah Begisting dibuka

4.2.2.2 Tahapan Pengerjaan Balok

Tahapan pengerjaan balok ini tidak jauh beda dengan pengerjaan kolom. Berikut adalah tahapan pengerjaannya :

1. Pemasangan Begisting Awal

Tahapan ini merupakan tahapan awal pembuatan balok. Tujuan pemasangan begisting awal ini adalah agar tulangan balok yang membentang panjang tidak melendut dan sesuai dengan apa yang di harapkan perencana.

Gambar 4. 14 Gambar Begisting Awal yang dimaksud ( lingkaran merah )

2. Pemasangan tulangan balok

Tulangan balok ini dipasang diatas begisting awal dan dilakukan oleh lebih dari 5 orang pekerja berhubung banyak nya balok yang harus dikerjakan.

Gambar 4. 15 Proses Penulangan Balok

3. Pemasangan Begisting Dinding Balok dan Plat

Berhubung pengecoran balok dan plat ini dilakukan berbarengan, maka dalam pemasangan begisting nya pun harus bersamaan. Pekerja yang diturunkan untuk mengerjakan tahapan ini adalah lebih dari 10 orang. Untuk begisting plat ini diperkuat dengan scaffolding pada bagian bawah plat dan besi kanal.

Gambar 4. 16 Gambar Pemasangan Begisting Dinding Balok

Gambar 4. 17 Gambar Besi Kanal Yang Digunakan Sebagai Penguat Begisting

Gambar 4. 18 Gambar Scafollding Yang Befungsi Memperkuat Begisting

4. Pemasangan pembersian plat lantai 1

Pemasangan plat ini dilakukan oleh 8 orang, dimana 8 orang ini dibagi menjadi 4 kelompok, dan setiap kelompok mengerjakan pembesian di tempat yang berbeda.

Gambar 4. 19 Proses Penulangan Plat Lantai 1

5. Pembersihan dan Persiapan Pengecoran

Pembersihan begisting sangat penting dilakukan, Agar hasil dari pengecoran itu baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Persiapan pengecoran berupa pemasangan talang-talang yang dimana talang ini berfungsi untuk mengalirkan beton ready mix ke tempat yang akan di cor.

Gambar 4. 20 Metode Pembersihan Begisting Plat dan Balok

6. Pengecoran Balok dan Plat

Pengecoran Balok dan Plat pada proyek ini dilakukan dengan 4 kali tahapan pengerjaan. Pengecoran dibantu alat yang berupa concrete pump, dan Vibrator.

Gambar 4. 21 Proses Pengecoran Balok dan Plat

Gambar 4. 22 Proses Vibration dalam Pengecoran Balok dan Plat

7. Pembongkaran Begisting

Setelah semua balok dan plat selesai dikerjakan, maka selanjutnya dilakukan pembongkaran begisting. Pembongkaran itu sendiri dilaksanakan setelah 3 hari pengecoran selesai.

Gambar 4. 23 Gambar Proses Pembongkaran Begisting

8. Finshing

Tahapan finishing ini adalah meperbaiki balok-balok yang mungkin belum rata dan atau balok yang mengalami cacat. Dimana penyebab cacatnya balok ini bisa dikarenakan kurang baiknya dalam pelaksanaan vibrator dan kurang kuatnya begisting yang dipasang.

Gambar 4. 24 Gambar Kesalahan Dalam Proses Pengecoran Plat

Gambar 4. 25 Proses Finishing Balok

4.2.2.3 Perawatan Beton

Metode perawatan beton yang dilakukan pada proyek ini adalah Water curing yaitu dengan penggenangan air, spraying, sprinkling dan saturated cover . Untuk durasi perawatan pada proyek ini tidak sesuai dengan apa yang dianjurkan pada teori. Pada teori dianjurkan minimal 7 hari melakukan perawatan tetapi pada pelaksanaannya tidak sampai 7 hari, bahkan pada beberapa titik hanya dilakukan satu kali penggenangan air.

Gambar 4. 26 Proses Perawatan Beton

BAB V PROSES PENGAWASAN1.1 Prosedur Pengawasan 1.1.1 Tujuan Pengawasan

Tujuan pengawasan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi adalah untuk menjaga tercapainya tertib penyelenggaraan dan hasil pekerjaan konstruksi baik fisik maupun non fisik meliputi aspek perencanaan konstruksi, pengadaan, manajemen pelaksanaan dan pengendalian kontrak di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.

1.1.2 Sasaran pengawasan

Sasaran pengeawasan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi untuk memastikan bahwa:

1. Proses perencanaan pekerjaan konstruksi sudah dilakukan secara taat, lengkap dan benar sesuai ketentuan yang berlaku dengan analisis yang menghasilkan perencanaan yang tepat (proper design);

2. Proses pemeilihan penyedia jasa sudah dilakukan secara taat, lengkap dan benar sehingga menghasilkan penyedia jasa yang berkualifikasi sesuai kebutuhan paket yang diadakan.

3. Proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi sudah dilakukan secara taat lengkap dan benar sehingga menghasilkan produk pekerjaan konstruksi yang berkualitas, hemat/ekonomis dan bermanfaat.

1.1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pengawasan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi meliputi:

4. Pengwasan terhadap pemenuhan persyaratan untuk setiap tingkat resiko.

5. Pengwasan terhadap proses perencanaan pekerjaan konstruksi berdasarkan atas SNI, 0standar keteknikan yang ada dan Value Engineering serta manfaat pembangunan terhadap masyarakat sesui dengan perencanaan kelayakannya.

6. Pengawasan terhadap proses pemilihan penyedia jasa yang berkwalifikasi dengan harga terendah, terevaluasi dan tanpa penyimpangan yan gpenting dan pokok.

7. Pengawasan terhadap pengendalian pelaksanaan kontrak.

8. Pengawasan terhadap pelaksanaan kontrak.

9. Pengawasan terhadap tertib administrasi keuangan .

10. Pengawasan terhadap pencapaian manfaat dengan melakukan analisis terhadap fungsi konstruksi setelah penyerahan kedua (FHO) serta keterpaduan program dengan sektor lain.

11. Pengawasan terhadap resiko kegagalan konstruksi dan kegagalan bangunan. (UMUM, 2008)

1.2 Pelaksanaan Pengawasan1.2.1 Persiapan Pengawasan Konstruksi

Pengawasan pelaksanaan konstruksi dilakukan setelah pengawas mempersiapkan gambar kerja (Soft Drawing) yang akan di pakai sebagai patokan standard pengawasan hasil pekerjaan yang telah dikerjakan.

1.2.2 Pengawasan prestasi / penggunaan sumber daya dan hasil

Pengawasan terhadap prestasi pekerjaan dilakukan dengan mengontrol time schedule yang telah disetujui. Hasil waktu realisasi akan dibuatkan suatu penanganan tertentu jika terjadi keterlambatan pekerjaan. Waktu realisasi dapat dilihat pada lampiran.

1.2.3 Monitoring dan pelaporan prestasi

Pelaporan prestasi selalu dilakukan dengan membuat berita acara setiap hari, yang dilaporkan kepada pihak owner atau wakil owner yang di tugaskan sebagai pengawas.

1.2.4 Evaluasi program kerja dan penjadwalan pelaksanaan

12. Evaluasi Program kerja

Program kerja selalu di evaluasi baik oleh pihak kontraktor maupun dari pihak pengawas sendiri. Evaluasi dilakuakan secara bersama oleh owner maupun kontraktor yang bertujuan mencapai hasil yang benar benar maksimal dan sesuai dengan perencanaan yang telah disetujui.

13. Penjadwalan pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan sudah diatur sedemikian rupa di dalam Time Schedule, dan dapat dilihat dalam lapiran di bawah.

BAB VI PENUTUP6.1 Simpulan

Dari penjelasan laporan diatas dapat disimpulkan bahwa proyek pembangunan sentral parkir dan fasilitas penunjang gedung sewaka dharma lumintang ini dilaksanakan dari tanggal 30 April 2014 s/d 26 Oktober 2014 (180 hari kalender), dimana pelaksanaan proyek ini dilaksanakan oleh PT. Tunas Jaya Sanur, dan pemilik proyek ini adalah Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar. Nilai dari pada proyek ini adalah Rp 13.469.268.000,00 (tiga belas milyar empat ratus enam puluh sembilan juta dua ratus enam puluh delapan ribu rupiah) sudah termasuk ppn 10%. Tujuan di bangun nya Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang Gedung Sewaka Dharma adalah mengurangi penggunaan badan jalan sebagai lahan parkir sementara, agar terciptanya kelancaran dan kenyamanan bagi pengendara yng melewati daerah lumintang ini terutama pada Jalan Mulawarman, Lumintang. Jadi setelah dibangun nya gedung ini diharapkan tidak ada alasan lagi bagi pengendara untuk memarkirkan kendaraan nya di badan jalan lagi.

Pada pelaksanaan pengecoran kolom, ada beberapa tindakan yang seharusnya tidak dilakukan, tetapi dilakukan. Salah satunya adalah penambahan air pada beton yang akan di cor. Dimana penambahan air ini akan berpengaruh kepada mutu beton tersebut. Jadi dapat disimpulkan, pengawasan pada proyek ini kurang ketat, sehingga kemungkinan penurunan mutu dan kualitas dari pada pembangunan proyek ini atau bisa dikatakan tidak sesuai dengan apa yang disajikan pada kontrak kerja.

6.2 Saran

Diharapkan agar pengawas lapangan lebih ketat dalam mengawasi proyek tersebut. Dan untuk menguji apakah kekuatan daripada neton yang ditambahkan air pada saat pengecoran itu bisa dilakukan tes hammer untuk membuktikan apakah kekuatan beton tersebut masih sama dengan apa yang dilampirkan pada dokumen kontrak atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Bantul, Pemerintah Kabupaten. (2014, September 3). Kolom Bangunan Pengertian, Jenis, dan Fungsinya. Retrieved from Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bantul: http://pu.bantulkab.go.id/berita/96-kolom-bangunan-pengertian-jenis-dan-fungsinya

Effendi, & Hartati. (2002). Berbagai Masalah Teknis Dihadapi Pada Tahap Pelaksanaan Pembetonan. Berbagai Masalah Teknis Dihadapi Pada Tahap Pelaksanaan Pembetonan.

Ilmi, Z. (2011, April 9). Jenis Balok Untuk Bangunan. Retrieved from Kolom dan Balok: http://tsipilbjb.blogspot.com/

Ilmu Sipil. (2014). Cara membuat kolom beton bertulang. Retrieved from IlmuSipil.com: http://www.ilmusipil.com/cara-membuat-kolom-beton-bertulang

Ilmu Sipil. (2014). Pengecoran Balok dan Pelat Lantai. Retrieved from IlmuSipil.com: http://www.ilmusipil.com/pengecoran-balok-dan-pelat-lantai

SNI. (2007). Perbandingan Campuran Semen, Pasir, Kerikil dan Air dalam Desain Mutu Beton. SNI DT - 91.008 - 2007.

UMUM, D. P. (2008). Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi. Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi, 7-8.

Lampiran

Gambar Lampiran 1 & 2 merupakan tempat fabrikasi besi daripada proyek Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang Gedung Sewaka Dharma Lumintang

Gambar Lampiran 3 & 4 Merupakan proses penggalian menggunakan excavator kemudian penganggkutan menggunakan dumptruck

Gambar Lampiran 5, 6 & 7 Merupakan alat yang digunakan pada saat pengerjaan peroyek ini.

Gambar Lampiran 8 merupakan benda uji yang akan dilakukan uji beton sesuai umur yang direncanakan

Gambar Lampiran 9 proses uji slump

Gambar Lampiran 12 & 13 Merupakan proses dan alat (concrete pump) yang digunakan pada saat pengecoran balok dan plat.

Gambar Lampiran 14 merupakan proses persiapan pengecoran

Gambar Lampiran 15 Merupakan penampakan ketika pekerjaan pengecoran sudah hampir selesai

Project Sponsor

Ir. Nym Pada Jayastra

Steering Group / Direksi

Project Manager

Pt. Gede Widiantara

Procurement

Km. Adi Mulyawan

Project Control

Gst Lanang Widnyana

Logistik Pusat

Ketut Mudita

Site Manager

Kadek Juni Artha

Supervisor Civil

Ewok Yulianto

Ida Bagus Gede Wedana

Log / ADM

Ni Putu Ratih Kusumah Wardani

Qs

Dewa Ayu Apriana Sari

2

1

4

3

7

6

5

9

8

Gambar Lampiran 11. Kesalahan yang terjadi pada saat pembuatan dinding fondasi

Gambar Lampiran 10. Zat aditif yang ditambahkan pada campuran beton

11

10

12

13

14

15

Laporan Kerja Praktek

Proyek Pembangunan Sentral Parkir dan Fasilitas Penunjang di Kawasan Gedung Sewaka Dharma Lumintang Kota Denpasar9