repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/muhammad... ·...

132
PELESTARIAN KORAN LANGKA DI PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana Ilmu Perpustakaan (S. IP) Oleh Muhammad Fahmi Rizal NIM 1111025100060 JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M

Upload: trinhnga

Post on 02-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

PELESTARIAN KORAN LANGKA

DI PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

gelar sarjana Ilmu Perpustakaan (S. IP)

Oleh

Muhammad Fahmi Rizal

NIM 1111025100060

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H / 2015 M

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

i

ABSTRAK

Muhammad Fahmi Rizal (1111025100060). Pelestarian Koran Langka di

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Di bawah bimbingan Pungki

Purnomo, MLIS. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan

Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan pelestarian dan teknis

pelaksanaan pelestarian koran langka di Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia, serta untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dan solusi

untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. Jenis penelitian ini menggunakan

metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data yang

dilakukan adalah dengan cara observasi dan wawancara. Penelitian ini

menggambarkan bahwa pelestarian koran langka di Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia belum memiliki kebijakan tersendiri, hal tersebut karena

sering terjadinya pergantian pejabat eselon II yang menangai secara langsung

masalah pelestarian bahan pustaka termasuk koran langka. Pelaksanaan kegiatan

pelestarian koran langka meliputi bidang konservasi yaitu fumigasi, enkapsulasi,

menjilid, menambal dan menyambung. Sedangkan bidang transformasi digital

meliputi alih media kebentuk digital seperti bentuk mikro. Adapun bidang

reprografi meliputi alih media ke bentuk foto. Untuk menangani kendala belum

adanya kebijakan tersebut, maka pihak Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

sementara masih mengacu pada kebijakan UU No. 43 Tahun 2007 dan

mengadopsi prinsip-prinsip IFLA. Sedangkan untuk mengatasi kurangnya SDM,

maka pihak Perpustakaan Nasional Republik Indonesia membuat analisis

kebutuhan SDM dan mengajukannya ke pihak berwenang meskipun masih belum

terealisir. Karena itu untuk sementara Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

melakukan beberapa penyesuaian antara beban kerja dengan jumlah SDM yang

ada. Adapun untuk mengatasi kendala keterbatasan anggaran, pihak Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia membuat skala prioritas terhadap beberapa

pekerjaan yang dianggap lebih perlu didahulukan.

Kata kunci: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Pelestarian, Koran

Langka

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

ii

ABSTRACT

Muhammad Fahmi Rizal (1111025100060). The Preservation of Rare Newspaper

in the National Library of the Republic of Indonesia. Under the guidance of

Pungki Purnomo, MLIS. Library Science Program of Faculty of Adab and

Humaniora of the State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta,

2015.

This essay aims to find out the policy of preservation and the technical of the

implementation of the preservation of the rare newspaper in the National Library

of Indonesia, and to get to know the constraints encountered and solutions to

overcome these constraints. This research uses descriptive method with qualitative

approach. Data collecting is done by observation and interviews. From the results

of this research, it is revealed that the preservation of rare newspapers in the

National Library of the Republic of Indonesia has not owned its own policy yet.

it is caused by the frequent change of the echelon II that addresses directly the

problem of preservation of library materials including rare newspaper. The

Implementation of the activities of rare newspaper preservation covers the area of

conservation that is fumigation, encapsulation, stapling, patching and connecting.

Meanwhile, the field of digital transformation covers the media transfer to digital

forms such as micro form. In the other side, The field of reprographic covers the

media transfer to images forms. To handle the constraints of the unavailability of

the policy, then the National Library of the Republic of Indonesia for the

meantime is still referring to the policy of the Act No. 43 Year 2007 and adopting

the principles of International Federation of Library Associations (IFLA).

Meanwhile, to overcome the lack of human resources, the National Library of the

Republic of Indonesia Party makes the analysis of the need of human resource

and submits it to the authorities although it is still not realized yet. Therefore, for

the time being, the National Library of the Republic of Indonesia makes some

adjustments between the workload and the number of the existing human

resources. As to overcome the constraints of budget limitedness, the National

Library of the Republic of Indonesia Party makes a priority scale on some jobs

which are considered necessarily to be prioritized.

Keywords: National Library of the Republic of Indonesia, Preservation, Rare

Newspaper

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis ucapkan hanya kepada Allah SWT, yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini guna melengkapi persyaratan

mencapai gelar Sarjana. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi

ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan. Sehingga penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Penulis menyadari penyelesaian skripsi ini tentu tidak lepas dari dukungan

semua pihak yang meluangkan waktunya dalam membantu penulis. Maka pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bpk. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bpk. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A, selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bpk. Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan

sekaligus sebgai dosen pembimbing penulis yang membantu,

mengarahkan, dan menuntun penulis untuk dapat menyelesaikan

skripsi ini.

4. Bpk. Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan.

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah

mencurahkan ilmunya begitu banyak untuk masa depan penulis.

6. Pihak Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, memberikan

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

iv

masukan saat melakukan penelitian, dan telah bersedia memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Terimakasih kepada Saroh Kuswanti yang selalu menyemangati dan

mengingatkan kepada penulis untuk secepatnya menyelesaikan skripsi

ini.

8. Sahabat-sahabat penulis, Muhammad Adam, Hasbi Fikri, Hanifudin

Ibrahim, Muhammad Yukha Mulyawan, Ilham Kamil, Eko Raharjo,

Bintang Bella Adillah, Ahmad Jauzi dan Tirta Wijaya yang telah

memberikan nasihat dan motivasinya baik akademis maupun non

akademis.

9. Teman-teman seperjuangan Ilmu Perpustakaan dan Informasi 2011,

khususnya kelas IPI C 2011, Cycy Haryati, Muthia Fariza, Annisa

Nurulita, Jundiah, Anggraeny Pramesti, Puti Asmarani, Imroatus

Sholihah, Marini Badzlina, Donna Sitta Ariyanti, Diah Safitri,

Nurfitria Dewi, , Grecy Astari, Farhah, Nita Adiyati, Arik Suprapti,

Robiatul Hasanah, Muhammad Adam, Hanifudin Ibrahim, Hasbi Fikri,

Muhammad Yukha Mulyawan, dan Ilham Kamil. Terima kasih atas

kebersamaannya selama 4 tahun ini, semoga persahabatan kita terus

terjalin selamanya.

10. Terimakasih pula kepada teman-teman kakak Semester Zulfikar

Arman, Arief Dwi Hermawan, Zulfachri Tribuana Said, Febri Nurul

Huda, Kibar Sumanja, Bassam Fahmy Balaswad dan Dywan Pratama

yang sudah memberikan motivasi dan arahan.

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

v

11. Dan semua orang yang sudah banyak mendukung dalam

menyelesaikan tugas akhir ini, yang tidak dapat diucapkan satu

persatu, Terimakasih untuk segalanya, semoga Allah SWT yang

membalas semua kebaikan dan doa yang sudah diberikan kepada

penulis. Amin.

12. Teman-teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) Detik 2014 yang telah

memberikan dukungan semangat kepada penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sangat istimewa dan sebesar-

besarnya kepada bapak tercinta H.Muhammad Agus Salim, ibu tercinta

Hj.Rumsini, Kakak pertama Siti Izatul Yazidah, Adik pertama Rossy Iftah

Nurdiyana dan Adik kedua Annisa Nuzulia Inayati yang telah memberikan

dukungan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

butuh penyempurnaan di beberapa bagian, baik dari segi isi maupun susunannya.

Oleh karena itu, segala saran dan kritik akan penulis terima untuk

menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan

semuanya dengan rahmat dan ridho-Nya serta semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat mengenai Pelaksanaan kegiatan pelestarian khususnya koran

langka. Selamat Membaca.

Ciputat, 27 Oktober 2015

Penulis

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL........................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah .................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................. 5

D. Definisi Istilah .................................................................................... 6

E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ........................................ 9

1. Definisi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia .................... 9

2. Fungsi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ..................... 10

3. Tugas Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ....................... 11

B. Pelestarian Bahan Pustaka

1. Pengertian Pelestarian Bahan Pustaka........................................... 11

2. Fungsi Pelestarian Bahan Pustaka ................................................. 13

3. Unsur-Unsur Pelestarian Bahan Pustaka ....................................... 14

C. Kebijakan Pelestarian Bahan Pustaka .................................................. 14

D. Pengertian Koran Langka ..................................................................... 16

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

vii

E. Faktor Penyebab Kerusakan Koran Langka ......................................... 17

1. Faktor Biologi ............................................................................... 18

2. Faktor Fisika .................................................................................. 21

3. Faktor Kimia ................................................................................. 23

4. Faktor Manusia dan Faktor Lainnya ............................................. 24

F. Usaha Pencegahan Kerusakan Koleksi Koran Langka ....................... 27

1. Cara Pencegahan yang disebabkan oleh Faktor Biologi ............... 28

2. Cara Pencegahan yang disebabkan oleh Faktor Fisika ................. 30

3. Cara Pencegahan yang disebabkan oleh Faktor Kimia ................. 31

4. Cara Pencegahan yang disebabkan oleh Faktor Manusia dan

Faktor lainnya................................................................................. 31

G. Usaha Perbaikan Koleksi Koran Langka.............................................. 33

1. Menambal dan Menyambung Kertas ............................................ 33

2. Fumigasi ........................................................................................ 34

3. Laminasi ........................................................................................ 35

4. Enkapsulasi.................................................................................... 36

5. Deasidifikasi .................................................................................. 37

6. Alih Media..................................................................................... 38

7. Penjilidan ....................................................................................... 39

H. Kendala Pelestarian Bahan Pustaka ..................................................... 40

I. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 40

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

viii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .......................................................... 44

1. Jenis Penelitian ............................................................................. 44

2. Pendekatan Penelitian .................................................................. 44

B. Sumber Data .................................................................................... 45

1. Data Primer .................................................................................. 45

2. Data Sekunder .............................................................................. 45

C. Karakteristik Informan dan Langkah-Langkah Penentuannya ............ 46

1. Karakteristik Informan .................................................................. 46

2. Teknik Pengambilan Informan ...................................................... 46

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 47

E. Teknik Analisis Data ........................................................................... 48

F. Jadwal Penelitian .................................................................................. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Objek Penelitian ........................................................................ 50

1. Sejarah Berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ... 50

2. Lokasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ...................... ...52

3. Visi dan Misi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ........... 53

4. Tugas, Fungsi dan Peran Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia......................................................................... 54

5. Koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ..................... 55

6. Pusat Preservasi Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia......................................................................... 58

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

ix

7. Tugas dan Fungsi Pusat Preservasi Bahan Pustaka Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia ....................................................... 61

8. Struktur Organisasi Pusat Preservasi Bahan Pustaka

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ................................. 62

9. Gambaran Singkat Ruang Koleksi Surat Kabar dan Koran langka

di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ............................. 65

10. Bagian Ruangan Koleksi Surat Kabar dan Koran langka

di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ............................... 66

B. Hasil Penelitian ................................................................................... 66

1. Kebijakan Pelestarian Koran Langka di Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia ........................................................................ 68

2. Teknis Pelaksanaan Pelestarian Koran Langka di Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia ......................................................... 70

a. Menambal dan Menyambung Kertas ....................................... 70

b. Fumigasi .................................................................................. 72

c. Enkapsulasi ............................................................................... 75

d. Penjilidan .................................................................................. 77

e. Alih Media ................................................................................ 78

3. Kendala-Kendala yang dihadapi Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia dalam Pelestarian Koran Langka ................... 84

C. Pembahasan .................................................................................... 85

1. Kebijakan Pelestarian Koran Langka di Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia ........................................................................ 86

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

x

2. Teknis Kegiatan Pelestarian Koran Langka Di Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia ........................................................ 87

3. Solusi Yang dilakukan Untuk Mengatasi Kendala-Kendala dalam

Pelaksanaan Pelestarian Koran Langka di Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia......................................................................... 92

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 94

B. Saran .................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 98

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

xi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Jadwal Penelitian ............................................................................. 49

2. Tabel 2 Peran masing-masing setiap lantai pada gedung preservasi

(Gedung E) .................................................................................................... 59

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam negara yang berkembang saat ini, penyediaan informasi haruslah jelas,

aktual, dan current (uptodate). Nilai informasi yang dibutuhkan bagi

masyarakat harus tepat untuk penggunanya. Salah satu lembaga yang

menyediakan dan bertugas mengumpulkan informasi tersebut ialah

perpustakaan. Perpustakaan mempunyai peran yang sangat penting untuk

meningkatkan kemajuan suatu negara. Sedangkan pengertian perpustakaan

sendiri adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya

rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi

kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para

pemustaka.1

Salah satu aspek yang penting dalam meningkatkan kualitas dan mutu

perpustakaan sesuai dengan fungsi perpustakaan itu sendiri, perpustakaan

dituntut harus mempunyai program-program dan fasilitas yang menunjang

bagi penggunanya, agar kebutuhan pengguna perpustakaan dapat dipenuhi

secara maksimal. Pada umumnya perpustakaan memiliki koleksi yang terbuat

dari bahan kertas, maupun dalam bentuk buku, surat kabar, serial, naskah,

peta, gambar, dokumen, dan bahan cetak lainnya. Selain itu, perpustakaan juga

mempunyai koleksi audio visual yang terdiri dari bahan film (film hitam putih

1 Undang-undang nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan.

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

2

dan berwarna), mikrofilm, negatif foto (hitam putih dan berwarna) serta

rekaman suara atau pita kaset, rekaman video, dan lain sebagainya.2

Perpustakaan sebagai salah satu pusat informasi, bertugas

mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan pustaka untuk dapat

dimanfaatkan oleh pengguna secara efektif dan efisien. Agar koleksi yang

dimiliki oleh perpustakaan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif

lama, maka diperlukan suatu penanganan agar bahan pustaka terhindar dari

kerusakan, atau setidaknya diperlambat proses kerusakannya sehingga

mempertahankan kandungan informasi. Usaha-usaha untuk mempertahankan

dan memperlambat rusaknya kandungan informasi dari bahan pustaka ini

biasa disebut dengan preservasi dan konservasi bahan pustaka.

Tugas pemeliharaan, perawatan, dan pelestarian koleksi bukanlah

pekerjaan yang mudah. Perpustakaan di Indonesia umunya belum

memperhatikan usaha pemeliharaan secara khusus, hal itu seharusnya

dilaksanakan secara lebih cermat dan efektif, mengingat iklim tropis Indonesia

yang kurang menguntungkan. Dalam konteks ini bahwa penggunaan berbagai

bahan insektisida, pengaturan ruangan secara khusus serta penyelenggaraan

pendidikan pengguna perpustakaan merupakan usaha-usaha untuk mencegah

atau mengurangi kerusakan koleksi bahan pustaka.3

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia adalah Perpustakaan

pemerintah non departemen yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam

bidang Perpustakaan sebagai perpustakaan Pembina, perpustakaan rujukan,

2 Darmono. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja (Jakarta:

Grasindo, 2007), h. 73-74

3 Rahayuningsih, F. Pengelolaan Perpustakaan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 131.

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

3

perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian dan

pusat jejaring perpustakaan, serta berkedudukan di Ibukota Negara Indonesia.

Pelestarian bahan pustaka tidak hanya menyangkut pelestarian dalam

bidang fisik, tetapi juga pelestarian dalam bidang informasi yang terkandung

di dalamnya. Maksud pelestarian ialah mengusahakan agar bahan pustaka

yang kita miliki tidak cepat mengalami kerusakan. Bahan pustaka yang mahal,

penting informasinya, langka, diusahakan agar lebih awet dan bisa dipakai

lebih lama dan bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan.

Mengingat banyaknya jenis dan bentuk bahan pustaka, yang tercetak ataupun

terekam, maka salah satu lembaga atau instansi yang menyimpan berbagai

karya cipta hasil manusia termasuk didalamnya koran langka adalah

Perpustakaan Nasional. Mengingat Indonesia negara beriklim tropis yang

memiliki temperatur dan kelembaban yang tinggi, sedangkan minimnya dana

pemeliharaan serta perawatan bahan pustaka bisa menyebabkan hewan dan

mikroorganisme tumbuh dengan subur merusak bahan pustaka. Salah satu

bahan pustaka yang dilestarikan adalah koran langka dari tahun yang

terdahulu. Tujuannya adalah untuk menjaga menjaga keaslian bentuk fisiknya

maupun dari segi informasinya. Karena koran langka yang ada di

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mengandung banyak informasi

dari peristiwa pada masa lalu yang mengandung banyak sejarah dan begitu

penting untuk di lestarikan agar generasi-generasi selanjutnya mendapatkan

informasi pada masa terdahulu.

Dengan beberapa penjelasan tentang pentingnya proses pelestarian

koran langka di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, maka penulis

berkeinginan untuk mengangkat permasalahan ini dalam sebuah penulisan

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

4

skripsi dengan judul “PELESTARIAN KORAN LANGKA DI

PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengingat pembahasan pelestarian bahan pustaka sangat luas, maka untuk

menghindari penafsiran lebih luas, penulis perlu membatasinya sebagai

berikut:

a. Kebijakan pelaksanaan pelestarian koran langka di Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia.

b. Teknis pelaksanaan pelestarian koran langka di Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia.

c. Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala dalam

pelaksanaan pelestarian pada koran langka di Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia.

2. Perumusan Masalah

Agar penulisan ini lebih terarah dan sesuai dengan masalah yang akan

diteliti, maka perlu dirumuskan suatu masalah. Masalah pokoknya adalah

bagaimana pelaksanaan pelestarian pada koran langka di Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia, dengan sub pertanyaan (sub questions)

sebagai berikut:

a. Bagaimana kebijakan secara tertulis mengenai pelestarian pada koran

langka di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia?

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

5

b. Bagaimana Teknis pelaksanaan pelestarian pada koran langka di

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia?

c. Solusi apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala pelestarian

pada koran langka di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui kebijakan pelestarian pada koran langka di

Perpustakan Nasional Republik Indonesia.

b. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan dalam melakukan proses

pelestarian pada koran langka di Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia.

c. Untuk mengetahui solusi dari kendala dalam pelaksanaan kegiatan

pelestarian pada koran langka di Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

a. Menambah wawasan dan pengetahuan untuk penulis tentang hal-hal,

permasalahan serta solusi proses dari kegiatan pelestarian pada koran

langka di Perpustakan Nasional Republik Indonesia.

b. Diharapkan bisa menjadi inspirasi atau masukkan bagi pustakawan di

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dalam hal melestarikan

koleksi-koleksinya khususnya koran langka agar tidak cepat

mengalami kerusakan baik dari segi bentuk fisik dokumen maupun

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

6

dari aspek informasi yang terkandung di dalamnya agar dapat

dimanfaatkan para pemustaka.

c. Memperkaya literatur Jurusan Ilmu Perpustakaan tentang pelestarian

bahan pustaka khususnya dalam hal pelaksanaan kegiatan pelestarian

pada koran langka.

D. Definisi Istilah

Untuk memudahkan memahami istilah-istilah yang digunakan dalam

penelitian ini, maka penulis memberikan beberapa pengertian istilah yang

sering digunakan dalam setiap bab penelitian, diantaranya:

a) Pelestarian

Suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu perpustakaan untuk

melestarikan semua bahan koleksi yang ada agar lebih awet dan tetap

dalam keadaan yang baik, bisa digunakan serta dalam pelestariannya

mengacu pada kebijakan perpustakaan tersebut.

b) Koran Langka

Koran langka merupakan sebuah koran yang dilihat dari segi usia, yaitu

koran yang diterbitkan pada puluhan atau bahkan ratusan tahun silam,

sehingga menjadi koran langka karena sulit dijumpai dan jarang sekali

beredar di pasaran. sehingga memiliki nilai sejarah yang tinggi dan tidak

semua perpustakaan memiliki koran langka.

c) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia merupakan lembaga

pemerintah non departemen (LPND) yang melaksanakan tugas

pemerintahan dalam bidang Perpustakaan yang berfungsi sebagai

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

7

perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit,

perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian dan pusat jejaring

perpustakaan, serta berkedudukan di Ibu Kota Negara Indonesia.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam sistematika penulisan ini akan menguraikan secara sistematis mulai

dari Bab I sampai Bab V dengan rician sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini memuat seputar penelitian, meliputi: latar belakang,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Literatur

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang definisi

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, fungsi dan tugas

perpustakaan, mengenai pengertian pelestarian bahan pustaka,

fungsi pelestarian bahan pustaka, unsur-unsur pelestarian bahan

pustaka, faktor kerusakan bahan pustaka, usaha pencegahan

kerusakan bahan pustaka, usaha perbaikan bahan pustaka,

kendala dan solusi terhadap kegiatan pelestarian bahan pustaka.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini memuat jenis dan pendekatan penelitian, sumber data,

pemilihan informan, teknik pengumpulan data, teknik analisis

data dan jadwal penelitian.

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

8

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini memuat profil Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia sebagai objek penelitian, hasil penelitian dan

pembahasan yang disesuaikan dan menjawab tujuan penelitian.

Bab V : Penutup

Bab ini Merupakan penutup dari penelitian yang di dalamnya

memuat beberapa kesimpulan dan saran-saran yang merupakan

pengabungan dari uraian bab-bab terdahulu yang kemudian

diakhiri oleh daftar kepustakaan dan lampiran-lampiran.

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

9

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

1. Definisi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Berdasarkan Undang-undang No. 43 tahun 2007 Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia didefinisikan sebagai lembaga pemerintah non

departemen (LPND) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam

bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai perpustakaan pembina,

perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian,

perpustakaan pelestarian dan pusat jejaring perpustakaan, serta

berkedudukan di ibukota negara. Dengan keputusan Presiden ini,

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menjadi lembaga yang berdiri

sendiri dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.4

Perpustakaan Nasional adalah Perpustakaan yang bertanggung

jawab atas pelestarian semua terbitan yang diterbitkan di sebuah Negara

dan berfungsi sebagai “deposit”. Perpustakaan Nasional juga umunya

menjalankan fungsi sebagai berikut : menyusun bibliografi nasional,

menyimpan dan memutakhirkan koleksi yang bernilai tinggi dan

representatif termasuk buku mengenai negara yang bersangkutan.5

4 Undang-Undang Perpustakaan No.43 tahun 2007 bab 1 ayat 1

5 IFLA,”Recommendations Concerning the International Standarizations of Library

Statistics”. Diakses pada pukul 22.00 WIB tanggal 25 Mei 2015 dari http://portal.unesco.

org/en/ev.php-URL_ID=13086&URL_DO=DO_TOPIC&URL_SECTION=201.html

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

10

2. Fungsi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Dalam SK Kaperpusnas No. 03 Tahun 2001 Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan

di bidang perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Dalam melaksanakan tugas, Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia menyelenggarakan fungsi :

a. Mengkaji dan menyusun kebijakan nasional dibidang perpustakaan.

b. Mengkoordinasikan kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

c. Melancarkan dan membina terhadap kegiatan instansi pemerintah di

bidang perpustakaan.

d. Menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di

bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana,

kepegawaian, kearsipan, persandian, dan rumah tangga.

Selain itu Perpustakaan Nasional Republik Indonesia berfungsi sebagai :

a. Menyimpan setiap bahan pustaka yang diterbitkan di sebuah Negara.

b. Mengumpulkan atau memilih bahan pustaka terbitan negara lain

mengenai negara yang bersangkutan.

c. Menyusun bibliografi nasional yakni daftar buku yang diterbitkan di

sebuah negara.

d. Menjadi pusat informasi negara yang bersangkutan. Biasanya jasa ini

diberikan atas jasa permintaan.

e. Berfungsi sebagai pusat antar pinjam perpustakaan di negara yang

bersangkutan dan antara negara yang bersangkutan dengan negara

lain. Umumnya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tidak

meminjamkan buku langsung ke pembaca melainkan harus melalui

perpustakaan.

f. Sebagai tugas tambahan biasanya Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia memberikan jasa penerjemahan, latihan kerja bagi

pustakawan, mencatat hak cipta atas buku, dan sebagainya.6

6 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

1993. h. 44-46.

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

11

3. Tugas Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Dalam menyelenggarakan fungsinya Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia mempunyai kewenangan, antara lain:

a. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan pendayagunaan bahan

pustaka yang diterbitkan di Indonesia sebagai koleksi deposit

nasional.

b. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, pengembangan serta

pendayagunaan bahan pustaka dengan mengutamakan terbitan asing.

c. Melaksanakan penyusunan dan penerbitan bibliografi nasional.

d. Melaksanakan tugas sebagai pusat kerjasama antar perpustakaan di

dalam negeri maupun luar negeri.

e. Memberikan jasa referensi studi, jasa bibliografi, dan informasi

ilmiah.

f. Melaksanakan urutan tata usaha Perpustakaan Nasional.

B. Pelestarian Bahan Pustaka

1. Pengertian Pelestarian Bahan Pustaka

Pelestarian bahan pustaka adalah mengusahakan agar bahan pustaka tidak

cepat mengalami kerusakan. Bahan pustaka yang mahal, diusahakan agar

awet, bisa dipakai lebih lama dan bisa menjangkau lebih banyak pembaca

perpustakaan. Dengan pelestarian yang baik, diharapkan bahan pustaka

dapat nerumur lebih panjang, sehingga perpustakaan tidak perlu membeli

bahan yang sama7

7 Karmidi Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka. (Jakarta : Universitas Terbuka,

1999). h.5.

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

12

Perpustakaan berkewajiban untuk menjaga dan melestarikan koleksi

bukunya agar bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama, dapat dijaga

kondisinya minimal mampu memperlambat terjadinya kerusakan bahan

pustaka serta menjaga kandungan informasi yang terdapat di dalamnya, di

mana kesemuanya itu terangkum dalam kegiatan pelestarian bahan pustaka.

Kegiatan pelestarian bahan pustaka pada hakikatnya mencakup dua segi,

yaitu melestarikan kandungan informasi, dan melestarikan fisik dokumen

atau bahan pustaka yang bersangkutan.8 Dengan demikian tujuan pelestarian

bahan pustaka adalah melestarikan bahan-bahan pustaka serta informasi

yang direkam dalam bentuk fisiknya, atau dialihkan pada media lain, agar

dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan.9

Perpustakaan bertanggung jawab mengelola bahan pustaka agar dapat

dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan. Perpustakaan juga harus mampu

mengatur besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk melakukan pelestarian

bahan pustaka, sehingga jelas dalam mengalokasikan anggaran dalam

kegiatan pelestarian bahan pustaka. Kebutuhan untuk keperluan kegiatan

pelestarian harus direncanakan dengan matang agar dana yang terserap

dapat berguna secara efektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

8 Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakawanan, (Jakarta : Universitas Terbuka, 1999.

h.11. 9 Sumiyardi, Pentingnya Pemahaman Preservasi Bagi Pustakawan. Buletin FKP2T, Th.

II, No. 2. 1997. h. 42.

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

13

2. Fungsi Pelestarian Bahan Pustaka

Fungsi pelestarian ialah menjaga agar koleksi perpustakaan tidak diganggu

oleh tangan jahil, serangan dari hama perusak bahan pustaka seperti

serangga dan jamur yang merajalela pada buku-buku yang ditempatkan di

ruang yang lembab. Pelestarian memiliki beberapa fungsi antara lain:

a. Fungsi melindungi. Bahan pustaka dilindungi dari serangga-serangga,

manusia, jamur, panas matahari, air, dan sebagainya. Dengan pelestarian

yang baik serangga dan binatang kecil tidak dapat menyentuh dokumen.

Manusia tidak akan salah dalam menangani dan memakai bahan pustaka.

Jamur tidak akan sempat tumbuh, dan sinar matahari serta kelembaban

udara di perpustakaan akan mudah terkontrol

b. Fungsi pengawetan. Bahan pustaka menjadi lebih awet bila dirawat

dengan baik, bisa lebih lama dipakai, dan diharapkan lebih banyak

pembaca dapat mempergunakan bahan pustaka tersebut.

c. Fungsi kesehatan. Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi

bersih, bebas dari debu, jamur, binatang perusak, sumber dan sarang dari

berbagai penyakit, sehingga pemakai maupun pustakawan menjadi tetap

sehat. Pembaca lebih bergairah membaca dan memakai perpustakaan.

d. Fungsi pendidikan. Pemakai perpustakaan dan pustakawan sendiri harus

belajar bagaimana cara memakai dan merawat dokumen. Mereka juga

harus menjaga disiplin, tidak membawa makanan dan minuman ke dalam

perpustakaan, tidak mengotori bahan pustaka maupun ruangan

perpustakaan. Mendidik pemakai serta pustakawan sendiri untuk

berdisiplin tinggi dan menghargai kebersihan.

e. Fungsi kesabaran. Merawat bahan pustaka ibarat merawat bayi atau

orang tua, jadi harus sabar. Bagaimana kita menambal buku berlubang,

membersihkan kotoran binatang kecil dengan baik. Menghilangkan noda

dari bahan pustaka memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi.

f. Fungsi sosial. Pelestarian tidak bisa dikerjakan oleh seorang diri.

Pustakawan harus mengikutsertakan pembaca perpustakaan untuk tetap

merawat bahan pustaka dan perpustakaan.

g. Fungsi ekonomi. Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi

lebih awet, sehingga anggaran perpustakaan dapat dihemat.

h. Fungsi keindahan. Dengan pelestarian yang baik, penataan bahan pustaka

yang rapih, perpustakaan tampak menjadi indah, sehingga menambah

daya tarik kepada pembacanya.10

10 Karmidi Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka. (Jakarta : Universitas Terbuka,

1999) h. 6-7

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

14

3. Unsur-Unsur Pelestarian Bahan Pustaka

Ada beberapa unsur penting yang perlu diperhatikan dalam pelestarian

bahan pustaka adalah sebagai berikut:

a. Manajemen perlu diperhatikan siapa yang bertanggung jawab dalam

pekerjaan ini, bagaimana prosedur pelestarian yang harus diikuti. Bahan

pustaka yang akan diperbaiki harus dicatat dengan baik, apa saja

kerusakannya, apa saja alat perlu disiapkan dan bahan kimia yang

diperlukan dan sebagainya.

b. Tenaga yang merawat bahan pustaka dengan keahlian yang mereka

miliki. Mereka yang mengerjakan pelestarian ini hendaknya mereka yang

telah memiliki ilmu atau keahlian/keterampilan dalam bidang ini.

c. Laboratorium, suatu ruang pelestarian dengan berbagai peralatan yang

diperlukan, misalnya alat penjilidan, lem, alat laminasi, alat untuk

fumigasi, dan sebagainya. Sebaiknya setiap perpustakaan memiliki ruang

laboratorium sebagai “bengkel” atau gudang buat bahan pustaka yang

perlu dirawat atau diperbaiki.

d. Dana untuk keperluan ini harus diusahakan dan dimonitor dengan baik,

sehingga pekerjaan pelestarian tidak akan mengalami gangguan.

Pendanaan ini tergantung dari lembaga tempat perpustakaan bernaung.11

C. Kebijakan Pelestarian Bahan Pustaka

Kebijakan pelestarian merupakan suatu dokumen yang berisi maksud-maksud

pelestarian secara terinci dan prosedur yang terkandung di dalamnya.

Pelaksanaan kebijakan pelestarian ini diperoleh melalui proses perencanaan

yaitu mulai dari proses penelusuran, survei kondisi dan penentuan cara-cara

pelestarian yang akan dilakukan. Melalui proses ini Tim Penyusun Kebijakan

Pelestarian, Pengelola Koleksi dan Tim Pelaksana Pelestarian mempunyai

tugas yang saling terkait satu sama lain. Tim ini menyusun uraian tugas dan

tanggung jawab dari masing-masing kelompok yang berkaitan dengan

pelestarian bahan pustaka.12

11 Ibid. h.7

12 Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Perawatan dan Pemeliharaan Fasilitas

Perpustakaan. (Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 1995).h.17.

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

15

Kebijakan pelestarian bahan pustaka sudah terdapat di setiap institusi

perpustakaan atau arsip. Sasaran dalam kebijakan pelestarian yaitu untuk

memastikan bahwa bahan dan informasi yang diinginkan atau digunakan oleh

pemustaka dapat tersedia dengan layak ketika diperlukan. Seperti kebijakan

yang diatur Brown University Library yang menyatakan bahwa :

“potential projects should be evaluated as to wether it is technically

possible with current equipment and software to, present, and store images in

ways that meet user needs. Collection type may dictate some parameters,

depending on level of ambition, size, imaging requirements, cataloging

requirements, conservation requirements…beyond support for equipment,

operating budget, technical support and staffing, considerations include :

a) Condition of materials allows for them to be digitized safely.

b) Condition of materials requires conservation/re-housing for safe

digitization.”13

Dari pernyataan diatas dijelaskan bahwa setiap kegiatan pelestarian

khususnya digitalisasi haruslah dievaluasi baik secara teknis yaitu apakah

memungkinkan untuk melakukan digitalisasi pada suatu bahan pustaka dengan

peralatan dan software yang dimiliki, serta dapat memberikan hasil yang

sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dimana jenis koleksi dapat menentukan

beberapa parameter, tergantung pada tingkat ambisi, ukuran, persyaratan

pencitraan, persyaratan katalogisasi, dan persyaratan konservasi. selain

peralatan yang mendukung, anggaran operasional, dukungan teknis dan staff,

suatu bahan pustaka dapat digitalisasi apabila memenuhi :

a) Kondisi material yang memungkinkan untuk didigitalkan secara aman.

b) Kondisi material yang memungkinkan konservasi atau pemindahan

material untuk didigitalkan secara aman.

13 Brown, Facilities University Library . diakses pada pukul 22.15 tanggal 19 Oktober

2015 dari www.brown.edu/Facilities/University_library /digproj/digcols/selection.html

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

16

Dari poin-poin tersebut dapat memberikan pertimbangan yang dapat

mempengaruhi perkembangan proses seleksi, evaluasi, dan yang

diprioritaskan berdasarkan faktor-faktor tersebut dan kondisi dari bahan

pustaka tersebut. Setiap kebijakan koleksi pada suatu institusi seharusnya

menjadi fondasi dalam menentukan bahan pustaka apa yang akan

didigitalisasikan.

D. Pengertian Koran Langka

Koran atau surat kabar yaitu kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan

sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran plano, terbitan secara

teratur, bisa setiap hari atau seminggu satu kali.14 Koran juga bisa diartikan

salah satu terbitan berseri yang sangat kaya akan berita atau informasi

mutakhir. Sebagaimana namanya yaitu surat kabar maka lebih banyak

menyajikan informasi dalam bentuk berita atau dengan kata lain mewartakan

atau mengabarkan suatu berita.15

Salah satu koran yang perlu dilakukan pelestarian guna mencegah

kerusakan dan memperbaiki kerusakannya adalah koran-koran langka. Koran

langka adalah koran yang sudah tua, sulit untuk dijumpai, dan jarang beredar

di pasaran. Bila dilihat dari segi usia maka koran langka merupakan koran

yang diterbitkan pada puluhan bahkan ratusan tahun silam sehingga menjadi

koran yang langka karena sulit untuk dijumpai dan jarang sekali beredar di

pasaran. Koran langka yang bersejarah dari dahulu hingga sekarang adalah

14 Totok djuroto, Manajemen Penerbitan Pers (Bandung : PT Remaja Rosdadakarya,

2004).h.11

15 Abdul Rahman Saleh, Pengelolaan Terbitan Berseri (Jakarta : Universitas Terbuka,

Depdikbud, 1996),h.15.

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

17

cermin dari perkembangan peradaban kita yang kaya. Koran langka tersebut

memuat rekor tak ternilai dari orang-orang dan peristiwa yang membentuk

bangsa kita dan dunia.16 Tidak hanya di Indonesia, bahkan di luar negeri

sekalipun sangat peduli terhadap koran langka. Seperti kutipan pada situs yang

menyediakan banyak koleksi koran langka :

“Hindari kondisi panas, cerah dan kering. Bukan suatu kebetulan karena itu

arsip sejarah ini diawetkan dan disimpan di pantai di Skotlandia dekat

Skotlandia Book National City - Wigtown Dumfries and Galloway.”17

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa koran langka

memiliki nilai sejarah sangat tinggi maka perlu dilestarikan dan diawetkan.

Seiring dengan berjalannya waktu, koran-koran langka tersebut mengalami

kerusakan bahkan ada yang mengalami kehancuran, sehingga koran tersebut

tidak layak digunakan. Oleh sebab itu perlu penanganan khusus guna

mencegah kerusakannya dan perlu dilestarikan keberadaannya agar tetap bisa

digunakan oleh pemustaka untuk mendapatkan informasi yang mereka

butuhkan.

E. Faktor Penyebab Kerusakan Koran Langka

Bahan pustaka koran langka pada umumnya merupakan bahan yang terbuat

dari kertas dan mudah terbakar, mudah sobek, mudah rusak oleh biota seperti

jamur, serangga dan binatang pengerat. Pelestarian dan perawatan koran

langka di lingkungan perpustakaan merupakan kegiatan yang perlu mendapat

16 The Mitchell Archives, Historic Newspaper. Diakses pada pukul 20.30 WIB tanggal 5 Juni

2015 dari http://mitchellarchives.com/history

17 Backissue Newspapers, Historic Newspaper Archive. Diakses pada pukul 20.25 WIB

tanggal 5 Juni 2015 dari http://www.backissuenewspapers. co.uk/Info/Historic-Newspaper-

Archive

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

18

perhatian. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada bahan pustaka

khususnya koran langka, pertama harus mengetahui faktor-faktor apa yang

biasanya merusak kertas pada koran langka serta mengetahui bagaimana

mencegahnya, sehingga buku tidak mudah rusak18. Untuk dapat memberikan

perlakuan terhadap bahan pustaka yang tepat, agar terhindar dari kerusakan,

perlu memahami beberapa faktor-faktor penyebab kerusakan tersebut, antara

lain, sebagai berikut:

1. Faktor Biologi

a. Fungi (Jamur)

Jamur atau fungi adalah tumbuhan yang tidak berklorophyl. Jamur

mengambil makanan dari makhluk lain sebagai parasit atau mengambil

bahan makanan dari bahan organik mati sebagai saphrophit. Bahan

pustaka yang sudah terkena serangan jamur biasanya warna kertasnya

berubah menjadi kuning karena memang jamur bisa menyebabkan

berubahnya warna kertas, di samping itu jamur bisa menyebabkan kertas

lengket satu dengan yang lain sehingga halaman buku tersebut tidak bisa

dibuka, jika hal ini dipaksa besar kemungkinan kertas tersebut akan

robek sehingga bahan pustaka tersebut menjadi rusak. Jamur juga

memproduksi beberapa macam asam organic, seperti: asam oksalat, asam

fumorik dan asam sitrat yang menyebabkan kertas menjadi cepat rapuh.19

18 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001)

h.121

19 Muhammadin Razak. Pedoman Teknis Fumigasi. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,

1998. h.13

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

19

b. Serangga dan binatang pengerat

Adapun perusak utama bahan pustaka yaitu binatang-binatang yang

hidup pada daerah tropik dan subtropik serta memiliki kombinasi suhu

dan kelembaban yang sangat cocok bagi kehidupannya layaknya rayap,

kecoa, kutu buku, silver fish, dan lain-lain. Tikus merupakan binatang

pengerat yang suka merusak buku, terutama buku-buku yang tertumpuk,

apalagi di tempat gelap.

1) Kecoa

Kecoa merupakan binatang yang sering terdapat di luar atau di dalam

rumah atau perpustakaan. Tempat-tempat ini bagi mereka merupakan

tempat yang memiliki banyak makanan, dan bisa juga dijadikan

sarang oleh mereka. Struktur tubuh kecoa adalah merupakan hal yang

paling membedakan kecoa dengan makhluk serangga lainnya.

2) Rayap

Rayap adalah serangga yang sangat berbahaya terutama dapat

merusak bahan pustaka yang mengandung sellusoa di daerah tropis

maupun subtropis. Rayap merupakan jenis serangga yang tidak asing

lagi. Keberadaannya sangat menyeramkan dan dengan gerakan

komunitasnya dapat meruntuhkan sebuah bangunan atau gedung.

Serangga ini berukuran kecil struktur tubuhnya lunak serta berwarna

pucat (tidak berwarna putih), tampak seperti semut, dan hidupnya

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

20

berkelompok dengan sistem kasta yang berkembang sempurna.20 Tiap

koloni terdiri dari raja, ratu, dan pekerja.

3) Kutu Buku

Kutu buku disebut juga psocids, panjangnya sekitar 1-2 mm dan tidak

berwarna sehingga tidak kelihatan. Hama ini sangat kecil sehingga

disebut juga kutu debu (dust lice), kebanyakan tidak bersayap.

Kepalanya cukup besar dan memiliki rahang bawah yang cukup kuat.

Kutu buku betina dapat bertelur sekitar 20 sampai 100 butir terletak

secara tersebar. Serangga ini sering menyerang buku terutama bagian

punggung buku dan pinggirnya, serta mengikis permukaan kertas

sehingga huruf-hurufnya dapat hilang21. Makanan utama yang paling

disukai oleh kutu buku adalah perekat, glue, dan kertas-kertas yang

ditumbuhi jamur. Biasanya kehadiran kutu buku dapat diketahui dari

telur yang ditinggalkan atau sisa bangkai yang menempel di dekat

jilidan atau bagian pada kertas.

4) Tikus

Hewan ini tidak hanya berbahaya bagi para petani pemilik ladang dan

sawah, tetapi juga bagi rumah dan perpustakaan. Ada berbagai jenis

tikus, tapi tidak semua jenis tikus dikenal sebagai perusak kertas.

Adapun yang dikenal sebagai perusak buku adalah jenis-jenis berikut

ini :

20 Ibid h.6

21Karmidi Martoatmodjo. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka,

1999. h.38-39

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

21

a) Tikus rumah, jenis ini terbagi dua, yaitu tikus bertubuh besar dan

tikus bertubuh kecil.

b) Tikus sawah, jenis ini memang hidupnya di sawah tetapi apabila

telah masuk ke dalam rumah atau perpustakaan dapat menimbulkan

bahaya seperti yang diakibatkan oleh tikus rumah.

c) Tikus parit, tikus ini sering hidup di dalam parit-parit atau di dalam

got dan sering membuat sarang di bawah fondasi rumah serta

jarang mendatangkan bahaya langsung terhadap kertas. Binatang

ini biasanya memakan kertas-kertas yang disimpan dalam gudang

dan kadang-kadang kertas disobek-sobek dan dikumpulkan untuk

dijadikan sarang22.

2. Faktor Fisika

Selain faktor biologi, seperti: serangga, jamur, dan binatang pengerat dan

sebagainya, masih ada faktor lain yang tidak kalah hebatnya dalam merusak

bahan pustaka yaitu faktor fisika di antaranya adalah :

a. Debu

Debu termasuk partikel zat yang paling ringan dan mudah diterbangkan

oleh angin dan dapat masuk ke dalam perpustakaan melalui pintu, jendela

atau melalui lubang angin pada tembok. Dalam keadaan lembab, debu

yang melekat pada buku biasanya dapat menyebabkan buku ditumbuhi

jamur sehingga buku cepat rusak dan rapuh. Untuk merawat buku agar

terhindar dari kerusakan yang lebih parah, dengan cara menjaga

22 Muhammadin Razak. Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip. Jakarta: Program

Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992. h.24

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

22

kebersihan yang berarti dalam ruangan penyimpanan harus bebas dari

debu dan kotoran. Suatu program pembersihan yang teratur dan terus-

menerus harus diselenggarakan.23

b. Suhu dan Kelembaban

Bahan pustaka yang berupa kertas sangatlah rawan rusak akibat suhu

yang terlalu tinggi. Indonesia merupakan negara tropis, yang kelembaban

udaranya relatif tinggi pada musim hujan. Kombinasi antara kelembaban

yang tinggi dengan suhu yang tinggi akan menyuburkan pertumbuhan

jamur dan serangga. Jika kelembaban udara terlalu tinggi akan

menyebabkan tinta yang larut dalam air menyebar dan kertas pada buku

akan saling menempel yang akan sulit dilepas pada saat kering.

Sebaliknya jika kelembaban udara terlalu rendah, menyebabkan kertas

menjadi kering, dan sampul yang terbuat dari kulit akan keriput.

Perubahan suhu pada saat kertas mengandung banyak air inilah yang

menyebabkan struktur kertas menjadi.24

c. Cahaya

Didalam perpustakaan cahaya sangat berguna sebagai sumber

penerangan ruangan, terutama untuk pemustaka ketika membaca di

perpustakaan. Namun intensitas cahaya sangat mempengaruhi

mikroorganisme dan radiasi UV, dalam kisaran 3100-4000A merangsang

pembentukan konidia beberapa spesies jamur, misalnya: pada Alternaria,

23 Durea J.M dan D.W.G Clement, Dasar-dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan

Pustaka. Jakarta: Perpustakaan Nasional, 1990. h.11

24 Darmono. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja.

Jakarta: Grasindo, 2007. h.92

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

23

Aureobasidium, Fusarium.25 Semakin lama kertas terkena cahaya, kertas

tersebut akan kepanasan dan rusak serta berubah warna menjadi kuning

dan rapuh akhirnya rusak. Oleh sebab itu hindarilah sinar ultra violet

(sinar matahari) yang langsung masuk ke dalam perpustakaan guna

menhindari kerusakan buku. Bahan yang terbuat dari selulosa seperti

kertas dapat rusak oleh pengaruh cahaya terutama cahaya matahari.

3. Faktor Kimia

Terjadinya reaksi oksidasi dan hidrolisis menyebabkan susunan kertas yang

terdiri atas senyawa-senyawa kimia itu akan terurai. Oksidasi pada kertas

yang terjadi karena adanya oksigen dari udara menyebabkan jumlah

gugusan karbonat dan korboksil bertambah dan diikuti dengan memudarnya

warna kertas. Hidrolisis adalah reaksi yang terjadi karena adanya air (H2O).

Reaksi hidrolisis pada kertas mengakibatkan putusnya rantai polimer serat

selulosa sehingga mengurangi kekuatan serat. Akibatnya, kekuatan kertas

berkurang dan kertas menjadi rapuh. Kandungan asam dalam kertas akan

mempercepat kerusakan kertas karena asam akan mempercepat reaksi

hidrolisis. Tinta merupakan salah satu sumber terbentuknya asam pada

kertas, karena tinta dibuat dengan mencampurkan asam tanat dan garam

besi, serta ditambah dengan asam sulfat atau asam hidroklorida agar tetesan

dapat melekat dengan baik. Selain itu, sumber keasaman dapat juga berasal

dari udara karena sifat kertas yang mudah menyerap gas-gas seperti ; sulfur

25 Muhammadin Razak. Pedoman Teknis Fumigasi. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,

1998. h.21

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

24

dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2) karbondioksida (CO2) dan gas-gas

lain seperti ozon.26

4. Faktor Manusia dan Faktor Lainnya

Selain serangga maupun binatang pengerat, penyebab rusaknya bahan

pustaka yang disebabkan oleh faktor fisika dan kima, ada lagi faktor lain

yang tidak kalah hebatnya dalam hal merusak bahan pustaka. Berikut

beberapa di antaranya:

a. Manusia

Manusia sebagai pengguna perpustakaan adalah sahabat dari bahan

pustaka, namun adakalanya manusia dapat menjadi musuh yang setia

bagi bahan pustaka. Kerusakan yang dilakukan oleh manusia terhadap

bahan pustaka yaitu kerusakan yang disengaja maupun tidak disengaja.

Maka manusia dapat pula digolongkan sebagai musuh bahan pustaka dan

arsip. Buku dapat rusak karena pemakaian yang berlebihan atau

kebiasaan buruk sewaktu memakainya.27. Terkadang pengguna

perpustakaan sengaja atau tidak disengaja, membuat lipatan sebagai

tanda batas baca buku, terkadang merobek kertas dan lebih parahnya

mencoret-coret buku tersebut. Namun kerusakan bahan pustaka

cenderung justru disebabkan oleh pustakawan sendiri yang setiap harinya

kontak langsung dengan buku, biasanya pustakawan harus tahu

bagaimana mengambil buku di rak, atau menempatkan buku kembali ke

26 Karmidi Martoatmojo. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.

h.46

27 Sudarsono, Blasius. Antologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto, 2006.

h.317

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

25

rak. Di dalam rak buku tidak boleh diisi terlalu penuh, dan tidak boleh

dipaksakan bila sudah padat cukup 80 persen saja.28 Sehingga tidak dapat

dipungkiri lagi faktor yang sangat dominan dalam merusak bahan

pustaka ialah faktor manusia itu sendiri. Jika para pemustaka meminjam

buku hendaknya disertai dengan tanggung jawab yang tinggi, seperti:

tidak merusak, mencoret, maupun mengotori buku tersebut. Apabila buku

yang dipinjam hilang, maka harus diberikan sanksi yang tegas atau

menggantinya dengan buku yang sama dan sejenis.

b. Bencana Alam

Bencana alam adalah salah satu faktor penyebab rusaknya bahan pustaka.

Bencana alam seperti banjir, gempa bumi, atau kebakaran dapat

mengakibatkan kerusakan koleksi bahan pustaka dalam jumlah yang

sangat banyak dan terjadi secara seketika. Meskipun bencana alam tidak

terjadi secara periodik, namun hal ini perlu diantisipasi sehingga tidak

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kerusakan yang terjadi akibat

kebanjiran akan menimbulkan noda dan kotoran sehingga jamur dapat

berkembang biak dan berakar di sela-sela serat kertas29. Demikian pula

bahaya api (kebakaran) sangat berbahaya, api dapat merusak bahan

pustaka, bahkan memusnahkannya. Untuk mencegah kerusakan-

kerusakan yang lebih parah lagi perlu adanya suatu tindakan preventif,

seperti :

28 Karmidi Martoatmojo. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.

h.47

29 Darmono. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja.

Jakarta: Grasindo, 2007. h.95

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

26

1. Kabel listrik harus diperiksa secara berkala, agar tidak terjadi hal yang

tidak diinginkan seperti arus pendek dan konsleting.

2. Bahan yang mudah terbakar seperti varnish dan bahan-bahan kimia

yang mudah menguap harus diletakkan di luar bangunan utama.

3. Larangan keras merokok di dalam atau di luar bangunan gedung.

4. Alarm seperti smoke detector harus dipasang di tempat yang strategis

untuk mengetahui dengan cepat adanya kebakaran. Dan fungsi alat ini

harus diperiksa secara berkala.

5. Pemakaian peralatan listrik harus hati-hati dan terkontrol.

6. Alat-alat pemadam api harus diletakkan pada tempat yang mudah

dijangkau. Alat pemadam ini harus diganti kembali bila sudah habis

masa berlakunya. Pemadam api yang baik untuk ruangan yang di

dalamnya terdapat benda-benda organik, seperti kertas adalah tipe

pemadam api kering seperti CO2 (karbondioksida).

c. Air

Walaupun kemungkinan kecil bahan pustaka akan terkena air, ada

baiknya mewaspadai bahaya bila kertas terkena air, air dapat

meningkatkan prosentase kelembaban di dalam ruangan perpustakaan,

sehingga buku dan bahan pustaka lainnya dapat menjadi lembab dan

mudah terserang jamur atau hama lainnya. Faktor ini dapat ditimbulkan

berbagai sebab, misalnya: atap genting perpustakaan yang bocor, ataupun

terkena musibah banjir, air buangan pipa pemanasan sentral, alat

pendingin udara, rembesan dinding, jendela terbuka dan sebagainya.

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

27

d. Api

Api bagi manusia mempunyai dua sifat yaitu menguntungkan dan

merugikan. Misalnya dalam kehidupan sehari-hari ibu rumah tangga, api

sangat berguna untuk aktifitas memasak. Api dianggap merugikan

apabila adanya kelalaian dalam penggunaannya, salah satu akibatnya

yaitu menimbulkan kebakaran. Dalam dunia perpustakaan, api juga

merupakan bahaya utama. Banyak koleksi bahan pustaka berharga dan

fasilitas perpustakaan yang tidak murah harganya mengalami kerusakan

berat atau bahkan kepunahan dikarenakan kebakaran. Perlindungan

terhadap bahaya ini bisa dicegah dengan dimulai dari desain arsitek dan

perbaikan bahan bangunan. Segi-segi desain seperti ruangan terbuka

yang luas, tangga yang dapat menjadi cerobong penyebaran api perlu

dihindari.30

F. Usaha Pencegahan Kerusakan Koleksi Koran Langka

Usaha melakukan pencegahan kerusakan bahan pustaka yang dilakukan sejak

dini merupakan tindakan yang lebih baik daripada melakukan perbaikan bahan

pustaka yang telah parah keadaannya. Usaha melakukan pencegahan

kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh beberapa faktor yang sudah

disebutkan di atas dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

30 Durea J.M dan D.W.G Clement, Dasar-dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan

Pustaka. Jakarta: Perpustakaan Nasional, 1990. h.14

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

28

1. Cara Pencegahan yang Disebabkan oleh Faktor Biologi

Kerusakan yang disebabkan oleh faktor biologi biasanya disebabkan oleh

jamur, serangga dan binatang pengerat. Kerusakan tersebut dapat diatasi

dengan dengan cara:

a. Mencegah kerusakan yang disebabkan oleh jamur

Pada umumnya pemustaka tidak begitu mengetahui bahwa jamur

adalah salah satu faktor perusak bahan pustaka. Akan tetapi hal ini

hanya diketahui oleh para pustakawan, terutama yang pernah

mempelajari ilmu pelestarian bahan pustaka. Ada beberapa hal

utama yang perlu diperhatikan dalam usaha pencegahan kehadiran

jamur, yaitu melakukan pemeriksaan dalam kelembaban ruangan

atau tempat penyimpanan bahan pustaka, pemberian obat anti jamur

pada sampul buku, menjaga kebersihan buku dari kotoran, menjaga

bahan pustaka dari kehadiran debu, tidak menggunakan perekat yang

mengandung omlyum untuk menjilid, sebaiknya untuk menjilid

digunakan bahan sistesis seperti polyvinyl acetat dan suhu ruangan

diatur sedemikian rupa sehingga jamur tidak berkembang biak di

dalam buku.31

b. Mencegah kerusakan yang disebabkan oleh serangga

Jenis serangga, seperti: kecoa, kutu buku, dan ikan perak sangat

berbahaya bagi kelestarian bahan pustaka. Jika dibiarkan maka

kerusakan yang fatal akan terjadi bila tidak ditindak lanjuti.

Pemberantasan dan pencegahan yang dilakukan terhadap

31 Lasa, Hs, Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta:Pinus Book Publisher, 2007.

h.161

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

29

kemungkinan rusaknya bahan pustaka karena serangga tersebut

dilakukan melalui penyemprotan dengan menggunakan bahan

insektisidan (bahan pembasmi serangga), penggunaan sistem

pengumpanan, penuangan larutan racun ke dalam lubang, dan

penaburan kapur barus pada rak-rak buku secara berkala.32

c. Mencegah kerusakan yang disebabkan oleh binatang pengerat

Binatang pengerat seperti tikus adalah jenis hewan yang habitatnya

di tempat gelap dan kotor. Usaha pembasmian yang umum dilakukan

ialah memasang perangkap serta meracuninya dengan obat-obat

tertentu, namun cara tersebut belum menjamin. Pencegahan dan

pembasmian tikus dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal

berikut: melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap gedung

perpustakaan: kotoran atau sisa-sisa makanan sebaiknya cepat-cepat

dibersihkan agar tidak mengundang datangnya hewan tersebut.

menerapkan sistem emposan yaitu memasang petasan berisi gas

beracun di dalam lubang tikus yang terdapat di sekeliling tempat

penyimpanan bahan pustaka.33

32Suwija, Nyoman, Laporan Penelitian: Upaya Pelestarian Bahan Pustaka Pada

Perpustakaan Universitas Udayana. Denpasar: Universitas Undaya, 1995. h.33

33 Karmidi Martoatmojo. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.

h.70

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

30

2. Cara Pencegahan yang Disebabkan oleh Faktor Fisika

a. Pengendalian temperatur dan kelembaban

Temperatur dan kelembaban yang ideal bagi bahan pustaka dan arsip

adalah 20-240 C. Satu-satunya cara untuk mendapatkan kondisi yang

ideal adalah memasang suhu pengatur udara (AC) 24 jam selama 7

hari dalam seminggu. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan masalah,

karena tidak semua perpustakaan dapat memasang AC selama 24 jam,

mengingat biaya operasioanalnya besar. Jika AC dipasang hanya

setengah hari saja, maka kelembaban akan berubah-ubah. Untuk

mencegah kerusakan bahan pustaka dari pengaruh temperatur dan

kelembaban udara adalah dengan membuat ventilasi yang sempurna.

Jika terjadi kelembaban udara yang tinggi, dapat diturunkan dengan

dehumidifier atau silicagel34. Dehumidifier digunakan untuk

menurunkan kelembaban udara dalam ruangan tertutup sedangkan

silicagel untuk menurunkan kelembaban udara dalam lemari atau

filing cabinet.

b. Perbaikan sistem pencahayaan

Ada dua macam cahaya yang digunakan untuk penerangan

perpustakaan, yaitu cahaya matahari dan cahaya lampu listrik. Dalam

cahaya ini mengandung sinar ultraviolet yang dapat merusak bahan

pustaka. Cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan, baik yang

34Santoso Outomo. “Kerusakan Karena Faktor Lingkungan dan Cara

Penanggulangannya.” Materi Lokarya Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip. Dilaksanakan

Tanggal 27-29 Juli 1992. Banjarmasin: Perpustakaan Daerah Kalimantan Selatan, 1992, h. 5.

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

31

langsung atau pantulan harus dihalangi dengan gorden atau disaring

dengan filter untuk mengurangi radiasi ultraviolet.

3. Cara Pencegahan yang Disebabkan oleh Faktor Kimia

Sumber keasamaan yang berasal dari dalam kertas antara lain residu

bahan-bahan kimia yang digunakan pada waktu pembuatan kertas serta

tinta sebagai alat tulis ternyata juga mengandung asam, hal ini dapat

menyebabkan kerusakan pada kertas. Oleh karena itu diperlukan upaya

pencegahan dan perbaikan yang telah mengalami kerusakan, seperti

menetralkan asam yang terkandung dalam kertas dengan deasidifikasi

atau memberi bahan penahan buffer35. Cara lainnya yaitu menyimpan dan

menata kertas dan buku dalam lemari kaca atau untuk kertas lembaran

disimpan dalam kotak-kotak karton bebas asam, dan dengan memilih

bahan pustaka yang baik dengan teliti perlu dilihat jelas jenis kertas dan

tulisan.

4. Cara Pencegahan yang Disebabkan oleh Faktor Manusia dan faktor

Lainnya

a. Mencegah kerusakan yang disebabkan oleh manusia

Kerusakan bahan pustaka tidak hanya dirusak oleh faktor biota, fisika

dan faktor lainnya. Manusia merupakan perusak utama yang sangat

berbahaya dan hal ini tidak disadari oleh pemustaka maupun

35 Eva Maftuhah. Pelestarian Koleksi Buku Langka di Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia. Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2011. h.30-31.

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

32

pustakawan. Kerusakan yang bisa dihindari, antara lain: hendaknya

dalam mengambil buku di rak harus berhati-hati, memberi peringatan

tegas dilarang membawa makanan serta minuman ke dalam

perpustakaan, dilarang mencoret-coret atau melipat buku secara

sembarangan, memberikan sanksi berupa denda kepada peminjam

yang menyebabkan buku rusak sehingga mendidik para peminjam

buku, serta perlu diadakan pemeriksaan keutuhan bahan pustaka

secara berkala dan hendaknya dipasang peraturan penggunaan buku.36

Beberapa jalan keluar untuk mencegah kerusakan yang disebabkan

oleh faktor manusia, misalnya: memberi saran tentang perbaikan mutu

kertas kepada pabrik kertas, memberi penyuluhan kepada staf

perpustakaan, penyempurnaan teknik penjilidian dan membatasi

penggunaan bahan pustaka yang langka dan bernilai tinggi.

b. Mencegah kerusakan oleh faktor lain

Pada hakikatnya faktor lain seperti bencana alam bukanlah faktor

yang utama yang dapat menyebabkan rusaknya bahan pustaka, namun

perlu diantisipasi terjadinya hal tersebut. Berikut beberapa cara yang

dapat dilakukan: kesiapan menghadapi bencana alam bermula dari

perencanaan yang matang terhadap lokasi perpustakaan, artinya

bahwa gedung perpustakaan tidak didirikan pada tempat yang

berpotensi selalu banjir, lingkungan perumahan yang padat, terhindar

dari jangkauan letusan gunung berapi disamping itu pula hindari

36 Penentuan Skala Prioritas Dalam Pelestarian Bahan Pustaka.” Kongres VII Ikatan

Pustakawan Indonesia dan Seminar Ilmiah Nasional. Tanggal 20-23 November 1995. Jakarta:

Pengurus Besar Ikatan Pustakawan Indonesia, 1995, h. 6.

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

33

mendirikan perpustakaan yang letaknya dekat dari bibir pantai. Untuk

mencegah terjadinya kebakaran dapat diambil tindakan, seperti:

periksa jaringan kabel listrik terhadap gedung secara berkala, siapkan

alat pemadam kebakaran, dilarang merokok di ruang perpustakaan

serta siapkan sirene dan smoke detector di setiap ruang

perpustakaan.37

G. Usaha Perbaikan Koleksi Koran Langka

Banyak bahan pustaka khususnya koran yang rusak karena usia, pemakaian,

salah urus, pengaruh lingkungan, dimakan serangga, dan lain sebagainya

memerlukan tindakan-tindakan perbaikan. Tugas ini meliputi :

1. Menambal dan Menyambung Kertas

Salah satu upaya untuk memperbaiki bahan pustaka yang rusak yaitu

menambal dan menyambung kertas. Kegiatan ini bermanfaat untuk

mengisi lubang-lubang, dan bagian-bagian yang dihilangkan pada kertas

atau menyatukan kembali kertas yang sudah robek akibat macam-macam

faktor perusak.38 Kerusakan tersebut dapat diperbaiki dengan cara

menambalnya. Ada dua jenis penambalan bahan pustaka diantaranya

yaitu penambalan kertas yang berlubang dan penambalan kertas karena

robek.

37 Karmidi Martoatmodjo. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.

h.78-79

38 Muhammadin Razak. Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip (Jakarta: Program Pelestarian

Bahan Pustaka dan Arsip, 1992), h. 50.

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

34

Kertas berlubang yang disebabkan oleh larva kutu buku, jika

terlalu parah dapat dilakukan dengan menutup lubang-lubang tersebut

dengan bubur kertas. Sedangkan penambalan kertas yang robek dapat

dilakukan dengan cara penambalan menggunakan kertas Jepang (sejenis

kertas untuk laminasi), dan penambalan kertas dengan tisu (heat tissue

paper). Menambal dengan kertas Jepang dilakukan jika ada halaman

buku yang robek, baik robeknya lurus maupun tidak lurus. Sedangkan

menambal dengan kertas tisu (heat tissue paper), apabila kertas yang

diperbaiki mengkilap. Kertas tisu ini tampilannya sudah “nerawang” ada

lemnya dan hanya dapat menempel jika dipanasi.39 Kertas tisu (heat

tissue paper) ini sudah tidak digunakan lagi, karena mengandung

keasaman yang sangat tinggi. Kertas yang umumnya sekarang adalah

kertas tisu washi (dari Jepang) atau kertas buatan tangan (handmade

paper), dari Indonesia daluang yang kini sudah dapat diproduksi dalam

negeri.

2. Fumigasi

Untuk melindungi bahan pustaka dari kerusakan yang disebabkan oleh

jamur dan serangga, maka perlu dilakukan tindakan-tindakan preventif

dan tindakan pembasmian. Tindakan preventif untuk mencegah serangan

jamur dan serangga adalah pengendalian kondisi lingkungan.

Kelembaban udara yang stabil, sirkulasi udara yang sempurna, cahaya

yang cukup dan sering dilakukan inspeksi, maka jamur dan serangga

tidak akan menyerang bahan pustaka.

39 Karmidi Martoatmodjo. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.

h.53.

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

35

“Fumigasi adalah suatu upaya melakukan tindakan untuk mencegah kerusakan bahan pustaka dari serangga yang dilakukan

dengan beberapa cara, seperti memberikan obat dengan

menyuntikkannya ke dalam tanah dibawah gedung, atau menaruh

di ruang perpustakaan yang tertutup rapat selama beberapa hari

agar serangga tersebut mati.”40

Fumigasi merupakan tindakan pengasapan yang bertujuan

mecegah, mengobati, dan mensterilkan bahan pustaka. Atau tindakan

yang dilakukan supaya kerusakan lebih lanjut dapat dihindari, selain itu

dapat dapat membunuh serangga, kuman dan sejenisnya yang telah

menyerang dan merusak bahan pustaka, dan mensterilkan keadaan seperti

menghilangkan bau busuk yang timbul dari bahan pustaka, dan

menyegarkan udara yang bias menimbulkan ganggua ataupun penyakit.41

3. Laminasi

Laminasi adalah melapisi bahan pustaka dengan kertas khusus, agar

bahan pustaka menjadi lebih awet. Proses keasaman yang terjadi pada

kertas atau bahan pustaka dapat dihentikan oleh pelapis bahan pustaka

yang terdiri dari film oplas, kertas cromtom, atau kertas pelapis lainnya.

Pelapis bahan pustaka ini menahan polusi atau debu yang menempel di

bahan pustaka sehingga tidak beroksidasi dengan polutan. Proses

laminasi biasanya digunakan untuk kertas-kertas yang sudah tidak dapat

diperbaiki dengan cara lain misalnya seperti menambal, menjilid,

menyambung dan sebagainya. Biasanya kertas atau bahan pustaka yang

dilaminasi adalah yang sudah tua dan berwarna kuning cokelat.

40 Sutarno NS. Kamus Perpustakaan dan Informasi (Jakarta: Jala Permata, 2008), h. 50.

41 Muhammadin Razak. Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip (Jakarta: Program Pelestarian

Bahan Pustaka dan Arsip, 1992), h. 39.

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

36

“Laminasi berarti menutup satu lembar kertas atau dokumen diantara dua lembar bahan penguat. Cara tersebut cocok dan tepat

apabila dipergunakan untuk kertas-kertas yang sudah tidak dapat

diperbaiki dengan cara-cara lain seperti menambal, menyambung,

penjilidan, dan sebagainya, dengan demikian kertas menjadi lebih

awet.”42

Untuk melindungi bahan pustaka dari kerusakan yang disebabkan

oleh proses keasaman pada kertas, Setelah kertas dihilangkan atau

dikurangi sifat asamnya, maka untuk memperpanjang umur bahan

pustaka perlu diadakan pelapisan atau laminasi, terutama bahan pustaka

yang lapuk atau robek sehingga menjadi tampak kuat atau utuh kembali.

Oleh karena itu pelaksanaan laminasi adalah cara yang efektif untuk

melindungi bahan pustaka agar lebih awet.

4. Enkapsulasi

Menurut Muhammadin Razak dalam buku Pelestarian Bahan Pustaka dan

Arsip memberi pengertian enkapsulasi bahwa:

“Enkapsulasi adalah salah satu cara preservasi kertas

dengan menggunakan bahan pelindung untuk menghindarkan

dari kerusakan yang bersifat fisik, misalnya rapuh karena umur,

rusak karena pengaruh asam, polusi udara, berlubang arena

dimakan serangga, kesalahan penyimpanan atau salah dalam

pemakaian seperti menggulung atau melipat atau rusak karena

terlalu sering mengalami kerusakan kecil pada bagian

pinggirnya lebih baik di enkapsulasi, karena untuk menambal

kerusakan itu akan menghabiskan waktu yang terlalu lama.”43

Jenis-jenis kertas yang dienkapsulasi adalah jenis kertas

lembaran seperti naskah kuno, peta, bahan cetakan atau poster. Pada

enkapsulasi setiap lembar kertas diapit dengan cara menempatkannya

diantara dua lembar plastik yang transparan, jadi tulisannya tetap bisa

42 Ibid. h.58.

43 Ibid. h.56

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

37

dibaca dari luar. Pinggiran plastik tersebut ditempeli lem dari double

sided tape 3M, sehingga kertas tidak terlepas. Yang harus diperhatikan

dalam pelaksanaan enkapsulasi bahwa dokumen kertas harus bersih,

kering dan bebas asam (sudah di deasidifikasi), dan perekat pada

callotape 3M tidak boleh menyentuh dokumen, dokumen yang di

enkapsulasi harus dapat dibuka kembali jika diperlukan.44

5. Deasidifikasi

Deasidifikasi adalah cara untuk menetralkan asam yang sedang merusak

kertas dan memberi bahan penahan (buffer) untuk melindungi kertas dari

pengaruh asam yang berasal dariluar. Asam pada kertas dapat dinetralkan

dengan basa, kedua zat ini dapat bereaksi menghasilkan garam netral.

Garam ini nanti yang akan bertindak sebagai buffer untuk melindungi

kertas dari kerusakan lebih lanjut. Deasidifikasi tidak dapat memperkuat

kertas yang sudah rapuh oleh pengaruh asam, cara ini hanya dapat

menghilangkan asam yang sudah ada dan melindungi kertas dari

kontaminasi asam.

Alat-alat yang diperlukan untuk menentukan sifat asam atau basa

suatu bahan, dengan mengukur derajat keasaman yang disingkat pH.

Asam mempunyai pH antara lain 0-7 dan basa antara 7-14, pH 7 adalah

netral atau normal. Jika pH kertas lebih dari 7, berarti kertas tersebut

bersifat asam, jika pH kertas berada antara 4-5, ini menunjukkan kertas

itu sudah parah.

44 Ahmad Nawawi. Pelestarian Koleksi Buku Langka di Perpustakaan Kementrian

Pekerjaan Umum. Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2010. h. 47

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

38

Untuk mengetahui tingkat keasaman pada kertas, satu titik pada

kertas dibasahi dengan air suling. Kemudian pH nya diukur dengan pH

meter atau kertas pH.45 Selain itu ada cara lain yaitu dengan

menggunakan spidol pH adalah dengan menggoreskan spidol tersebut

pada kertas di buku, kemudian kiat akan melihat perubahan warnanya.

Selanjutnya kita ukur dengan menggunakan ukuran warna yang

menunjukkan tingkat keasamannya, namun cara ini tentunya kurang baik,

karena akan meninggalkan bekas goresan pada kertas atau buku.46

6. Alih Media

Untuk mengatasi kekurangan ruangan atau tempat di Perpustakaan dan

juga melestarikan informasi dari buku-buku yang sudah hampir rusak

atau berpotensi rusak, maka diperlukan alih bentuk dokumen. Cara

perawatan dengan ahli bentuk yaitu pada buku yang telah rapuh. Dan

kandungan/isi buku itu sangat berharga, namun buku itu hanya ada satu

copy, sedangkan di pasaran sudah tidak mungkin didapatkan seperti

buku-buku langka, Undang-Undang Dasar naskah asli, dan lain-lain yang

bernilai sejarah. Maka menyelamatkannya dapat dengan cara Alih

Media.47

Pelestarian koleksi perpustakaan melalui pengalihan ke dalam

bentuk mikrofilm ataupun CD bertujuan selain untuk penyelamatan,

45 Muhammad Razak. Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip (Jakarta: Program Pelestarian

Bahan Pustakan dan Arsip, 1992), h.43.

46 Karmidi Martoatmodjo. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka. 1999.

h.105

47 Muhammad Djuhro. Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2002), h. 16.

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

39

pengamatan, juga ternyata dapat menghemat tempat, waktu dan tenaga,

menghemat biaya pemeliharaan dan penyebaran, serta mempermudah

pencarian kembali.48 Alih bentuk yang paling terkenal adalah mikrofilm.

Mikrofilm ini merupakan bentuk lain dari bahan tercetak seperti buku,

majalah, atau surat kabar. Bentuk mikro dapat berupa gulungan

mikrofilm, mikrofis, aperture card, ultrafis, dan mikropaque.

7. Penjilidan

Penjilidan adalah menggabungkan lembaran-lembaran kertas yang lepas

menjadi satu, yang dilindungi dengan ban atau sampul.49 Buku

merupakan tumpukan kertas yang berstruktur saling terikat satu sama

lain. Struktur buku terdiri atas : segi, foredge, kertas hujungan, badan

buku, papan jilidan, ikatan timbul, groove, tulang pita kapital dan

sebagainya. Agar srtuktur itu tidak lepas dengan satu sama lainnya, maka

buku perlu dijilid.50

Perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan penjilidan meliputi

pisau, palu, pelubang, gunting, tulang pelipat, penggaris besi, kuas,

gergaji, jarum, benang, pengepres, pemidang jahit, mesin potong dan

sebagainya. Sedangkan bahan untuk jilidannya yaitu kertas, kain linen,

perekat, benang dan kawat jahit.

48 Tjetjep S. Surialaga,dkk. “Pelestarian Koleksi Perpustakaan”, Jurnal Perpustakaan

Pertanian, Vol.II no.2 (2002), h.56.

49 Muhammadin Razak. Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Program Pelestarian Bahan

Pustakan dan Arsip, 1992), h.39.

50 Sholiatalhanin. “pelestarian (Preservation) Bahan Pustaka di Perpustakaan”.

http://testiani170885.wordpress.com/2009/05/11/pelestarian-preservation-bahan-pustaka-di-

perpustakaan. (Diakses pada tanggal 17 Maret 2015 jam 12.00 WIB).

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

40

H. Kendala Pelestarian Bahan Pustaka

Semua kegiatan pelestarian bahan pustaka tentunya selalu dihadapkan pada

berbagai macam permasalahan serta kendala yang dihadapi dalam

melakukan pelestarian bahan pustaka. Karena usaha perawatan atau

pelestarian bahan pustaka di Indonesia dilihat masih kurang mendapat

perhatian, maka perlu dilakukan usaha pelestarian tersebut sebaik mungkin,

terlebih lagi dengan kondisi iklim tropis di Indonesia yang tidak

menguntungkan bagi pelestarian bahan pustaka.

Kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan dalam kegiatan

pelestarian bahan pustaka diantaranya adalah:

1. Masih kurangnya tenaga pelestarian di Indonesia.

2. Administrator belum memahami konsepsi pelestarian.

3. Praktek pelestarian yang sering salah.

4. Mutu kertas yang masih seadanya.

5. Dana yang terbatas untuk pelestarian bahan pustaka.

6. Masih sedikitnya referensi untuk kegiatan pelestarian bahan pustaka.

7. Kondisi ruang koleksi pada umumnya kurang memadai.

8. Belum adanya kebijakan dalam pelestarian.51

I. Penelitian Terdahulu

Sebelum mengadakan penelitian ini, terlebih dahulu penulis melakukan

tinjauan pustaka untuk melihat dan mencari judul skripsi yang ada di

perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan

Fakultas Adab dan Humaniora. Penulis menemukan ada satu skripsi yang

membahas tema serupa, yaitu :

“Pelaksanaan Fumigasi pada Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia sebagai upaya pelestarian bahan pustaka”, yang disusun oleh

Zulfachri Tribuana Said / 108025000009 Fakultas Adab dan Humaniora,

51 Blasius Sudarsono. Antologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto, 2006.

h.320.

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

41

Jurusan Ilmu Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, tahun 2012. Skripsi tersebut membahas mengenai pelaksanaan

fumigasi yang dilakukan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Tujuan dari skripsi ini adalah Untuk mengetahui kebijakan pelaksanaan

kegiatan fumigasi di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, untuk

mengetahui teknik pelaksanaan kegiatan fumigasi di Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia, untuk mengetahui bahan fumigant yang digunakan

dalam pelaksanaan kegiatan fumigasi di Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia, Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam

kegiatan fumigasi di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

“Pelestarian Koleksi Buku Langka di Perpustakaan Departemen

Pekerjaan Umum”, yang disusun oleh Subhana Nurhidayat / 0704130458

Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Pengetahuan

Budaya, Universitas Indonesia, tahun 2008. Skripsi tersebut membahas

mengenai kondisi fisik buku langka di Perpustakaan Perpustakaan

Departemen Pekerjaan Umum, menjelaskan faktor-faktor penyebab dan

jenis kerusakan koleksi buku langka yang ditemui, menjelaskan kendala

serta cara-cara yang dilakukan untuk pelestarian koleksi buku langka di

Perpustakaan Perpustakaan Departemen Pekerjaan Umum.

Penelitian yang berjudul “Pelestarian Koleksi Buku Langka di

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia” oleh Eva Maftuhah, tahun 2011

yang bertujuan untuk : Mengetahui kebijakan PNRI dalam hal pelestarian

buku langka, untuk mengetahui usaha-usaha pencegahan yang dilakukan

PNRI agar buku langka tidak cepat mengalami kerusakan, untuk mengetahui

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

42

kendala-kendala apa saja yang dihadapi PNRI dalam melestarikan buku

langka.

Penelitian ini berjenis deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Namun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan pelestarian koleksi

buku langka di PNRI seperti usaha pencegahan dan perbaikan terhadap buku

langka telah berjalan dengan baik. Namun PNRI belum memiliki kebijakan

tertulis tentang pelestarian bahan pustaka. Kendala yang dihadapi yaitu

kurangnya dana atau anggaran, kurangnya sumber daya manusia yang

bekerja langsung memperbaiki buku langka yang rusak, kurangnya

komunikasi antara bidang konservasi dengan bagian penyimpanan buku

langka, serta peralatan yang mudah mengalami kerusakan dan system

computer yang mudah terkena virus.

Perbedaan penelitian yang penulis lakukan adalah penulis tidak

meneliti mengenai pelestarian koleksi buku langka seperti yang di paparkan

diatas. Penelitian yang penulis lakukan lebih mengarah kepada pelestarian

yang difokuskan pada kegiatan pelestarian koran langka ditinjau dari teknis

pelaksaan dan kendala yang dihadapi dalam kegiatan pelestarian koran

langka. Akan tetapi tempat penelitian yang diteliti sama dengan penulis

yaitu di Perpustakaan Nasional Repunlik Indonesia. Sedangkan metode

penelitian yang digunakan sama yaitu bersifat deskriptif dengan pendekatan

kualitatif.

Dari pernyataan peneliti-peneliti sebelumnya yang dijelaskan diatas

secara garis besar memiliki persamaan penelitian yang dilakukan penulis

yaitu membahas tentang pelestarian bahan pustaka, teknik pelaksanaan, dan

kendala-kendalanya. Selain itu penelitian tersebut mempunyai kesamaan

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

43

metode penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah

metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Akan tetapi dari

penelitian tersebut memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian yang

akan dilakukan penulis yaitu masalah yang diteliti dan lembaga yang diteliti.

Penelitian yang dilakukan oleh Zulfachri Tribuana Said membahas tentang

pelaksanaan fumigasi. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan penulis

adalah fokus membahas tentang pelaksanaan pelestarian koran langka, dan

keduanya memiliki persamaan lembaga yang diteliti yaitu di Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

Subhana Nurhidayat dilakukan di Perpustakaan Departemen Pekerjaan

Umum. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Eva Maftuhah yang

dilakukan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, dalam penelitian

tersebut hampir memiliki kesamaan tema dan tempat penelitian, namun

memiliki perbedaan objek yang diteliti yaitu buku langka, maka dari itu

pada ketiga penelitian tersebut memiliki kesamaan membahas mengenai

metode pelestarian bahan pustaka. Namun penelitian yang akan dilakukan

penulis memiliki perbedaan objek yaitu pelestarian koran langka.

Dari pemaparan hasil diatas secara garis besar hampir memiliki

persamaan. Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan penulis yaitu lebih

memfokuskan kepada pelaksanaan pelestarian koran langka yang meliputi

kebijakan, teknik pelaksanaan, dan solusi untuk menghadapi masalah dalam

pelestarian koran langka. Maka dari itu penelitian yang berjudul “Pelestarian

Koran Langka di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia” bisa

dilaksanakan karena masalah yang di teliti bukan hasil jiplakan dari

penelitian sebelumnya.

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif yang

merupakan penelitian bersidat mendeskripsikan dan memberi penjelasan

mengenai keadaan yang terjadi di lapangan seperti apa adanya.52 Metode

penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data-

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang–orang dan

perilaku yang diamati.53 Penelitian deskriptif memfokuskan perhatian

kepada pemecahan masalah-masalah actual sebagaimana adanya pada saat

penelitian dilaksanakan,54 yaitu pelaksanaan upaya pelestarian koran

langka di Perpustakaan Nasional Indonesia.

2. Pendekatan penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian kualitatif ini adalah dengan

mewawancarai seorang informan. Informan adalah orang yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi

52 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h. 60.

53 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:: Remaja Rosdakarya,

2001), h. 3. 54 Tjutju Soendari, “Metode Penelitian Deskriptif”, tulisan diakses pada 28 November

2014 dari file.upi.edu

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

45

latar penelitian55. Pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang dimaksudkan

untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang dan prilaku yang dapat diamati sesuai dengan pendapat. Dengan

pendekatan ini penulis menggambarkan penemuan-penemuan dan

memperoleh pemahaman yang mendalam yang dapat ditarik menjadi

kesimpulan.56 Penentuan informan ditentukan dengan mencari tahu pihak

yang paling memahami objek penelitian. Salah satunya adalah kepala dan

pegawai bagian bidang pelestarian.

B. Sumber Data

1. Data primer

Data primer adalah data yang diambil peneliti tanpa perantara dari sumber

pelakunya57. Data ini diperoleh langsung dari lokasi penelitian melalui

teknik wawancara terhadap para pustakawan yang bekerja di bagian

pelestarian bahan pustaka. Selain itu peneliti juga melakukan observasi

dengan melakukan penelitian langsung di lapangan untuk memperoleh data-

data yang diperlukan.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari sumber

pelakunya. Data ini bersumber dari kepustakaan, yang terdiri dari berbagai

literatur dan artikel yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

55 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:: Remaja Rosdakarya,

2001), h. 90. 56 Ibid. h. 3.

57 Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian, Jakarta: STIA-LAN, 1999.

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

46

C. Karakteristik Informan dan Langkah-Langkah Penentuannya

a. Karakteristik Informan

Agar sesuai dengan target penelitian, maka penulis memilih responden

dengan kriteria yang bekerja atau melaksanakan langsung kegiatan di

bidang pelestarian koran langka. Maka dari itu batasan responden dalam

penelitian ini adalah:

1) Ibu Dra.Ayu Wirayati, M. Ikom., beliau selaku kepala subb bidang

Konservasi di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

2) Pak Cecep Nurjanjanti S.sos, beliau selaku petugas Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia yang melaksanakan kegiatan pelestarian

koran langka di bidang konservasi.

3) Pak Jamiat Wirta, beliau selaku petugas Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia yang melaksanakan kegiatan pelestarian koran

langka di bidang Transformasi digital.

b. Teknik Pengambilan Informan

Jadi dalam penelitian ini penulis menggunakan prosedur pemilihan

responden secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel secara

pertimbangan tertentu yang dianggap relevan atau dapat mewakili objek

yang akan diteliti.58 Dalam penggunaan purposive sampling ini, peneliti

memilih sampel yang memiliki pengaruh terhadap masalah yang dijadikan

penelitian, karena keterbatasan informasi yang diperlukan.

58 Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2012), h.172

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

47

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan fokus dan tujuan

penelitian. Data yang dikumpulkan berdasarkan data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh melalui wawancara yang diubah dari bentuk rekaman

menjadi tulisan. Untuk data sekunder diperoleh dari penelusuran data dan

informasi dari dokumen atau catatan yang memiliki keterkaitan dengan objek

penelitian.

Alat atau teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

a. Kajian Pustaka

Kajian kepustakaan adalah penelitian yang datanya diambil terutama

atau seluruhnya dari kepustakaan (buku, dokumen, artikel, laporan dan

sebagainya).59

a. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian.60

Hal ini dilakukan dengan harapan dapat memperoleh data yang

lengkap dan dapat membantu penelitian ini. Dalam penelitian ini

penulis mengadakan observasi mengenai penyelenggaraan bimbingan

teknis.

b. Wawancara

Wawancara adalah pengambilan data dengan cara menanyakan

serangkaian daftar pertanyaan yang sudah dibuat secara sistematis

59 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA – LAN Press., 1999),

h. 65. 60 Andi Prastowo, Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif,

(Jogjakarta: Diva Press, 2010), h.27

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

48

kepada seseorang informan, caranya dengan bercakap-cakap secara

tatap muka dengan alat bantu tape recorder, camera pocket,dan

peralatan lainnya.

E. Teknik Analisis Data

Data akan dianalisa melalui tiga tahapan yaitu :

1. Reduksi data

Data yang diperoleh penulis melalui observasi, wawancara dan kajian

pustaka dicatat dengan rinci, mengelompokkan atau memilah–milah dan

memfokuskan pada hal penting dengan demikian data yang didapat bisa

memberikan gambaran yang jelas.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi penulis melakukan penyajian dalam bentuk teks

bersifat naratif.

3. Penarikan kesimpulan

Data-data yang terangkum dan dijabarkan dalam bentuk naratif, kemudian

penulis membuatkan kesimpulan. Kesimpulan digunakan untuk menjawab

rumusan masalah.

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

49

F. Jadwal Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis berlangsung sejak Februari 2015

Tabel 1

Jadwal Penelitian

No. Jenis Kegiatan

Tahun 2015

Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1. Penyerahan

Proposal Skripsi

dan Dosen

Pembimbing

2. Pelaksanaan

Bimbingan

Skrispi

3. Pengumpulan

Literatur

Mengenai Skripsi

4. Melakukan

Wawancara

dengan Informan

5. Analisis Data

6. Penyerahan

Laporan Skripsi

7. Sidang Skripsi

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Secara resmi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia berdiri di

pertengahan tahun 1980, namun integrasi keseluruhan secara fisik baru

dapat dilakukan pada Januari 1981 sampai dengan tahun 1987.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia masih berlokasi di tiga tempat

terpisah, yaitu Jl. Merdeka Barat 12 (Museum Nasional), Jl. Merdeka

Selatan No.11 (Perpustakaan PSP), dan Jl. Imam Bonjol No. 1 (Museum

Naskah Proklamasi). Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

pada saat itu adalah Mastini Hardjoprakoso, MLS.

Dengan selesainya pembangunan dan renovasi sebagian gedung di

Jl. Salemba Raya No. 28 A, pada awal 1987 pimpinan dan staf dari tiga

bidang (kecuali bidang koleksi) pindah ke lokasi tersebut. Gedung baru ini

menyatakan semua kegiatan di bawah satu atap yang sebelumnya

terpencar di beberapa tempat di Jakarta. Kemudian pada tahun 1989, status

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia berubah menjadi lembaga

Pemerintah Non Departemen (LPND), melalui keputusan Presiden RI No.

11 Tahun 1989. Dengan keputusan Presiden ini, PNRI menjadi lembaga

yang berdiri sendiri dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

Implikasi dari perubahan status ini, antara lain adalah Perpustakaan

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

51

Wilayah yang semula di bawah pusat pembinaan Perpustakaan, berubah

menjadi bagian dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Sejak saat

itu, pembinaan dan pengembangan kegiatan perpustakaan di daerah-daerah

di seluruh Indonesia merupakan bagian dari tugas dan kewenangannya di

bidang perpustakaan.

Pada tahun 2007 Undang-Undang (UU) No. 43 Tahun 2007

tentang Perpustakaan ditetapkan, yaitu lebih memperkuat status dan

kedudukan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia secara hukum. UU

No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan memberi definisi perpustakaan

sebagai institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan atau karya

rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi

kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi, para

pemustaka. Sementara itu, masih menurut UU Perpustakaan menyebut

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia sebagai lembaga Pemerintah

Non Departemen (LPND) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam

bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai perpustakaan rujukan,

perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian,

dan pusat jejaring perpustakaan, serta berkedudukan di ibukota negara.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mempunyai peran

ganda sebagai berikut.

c. Sebagai salah satu sarana pelestarian bahan pustaka yang merupakan

hasil budaya bangsa, maksudnya adalah bahan pustaka yang

mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan,

teknologi dan kebudayaan serta dapat dimanfaatkan masyarakat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

52

pelaksanaan pembangunan nasional sehingga sebagai pusat deposit.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia berkewajiban menampung

seluruh hasil karya terutama tentang Indonesia baik yang terbit di

dalam maupun diluar negeri.

d. Untuk lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna perpustakaan

yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat, sedangkan dalam peran

kedua ini tercakup pengertian peran Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia dalam membina dan mengembangkan semua jenis

perpustakaan di Indonesia.61

2. Lokasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia memiliki dua gedung yang

berlainan lokasi. Gedung pertama yang merupakan gedung pusat terletak

di Jalan Salemba Raya 28A Jakarta pusat. Gedung ini digunakan selain

untuk menyimpan berbagai macam bahan pustaka, juga digunakan sebagai

tempat Sekertariat Utama dan Deputi Bidang Pengembangan Bahan

Pustaka dan Jasa Informasi. Pelayanan Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia menggunakan sistem layanan tertutup (close acces). Informasi-

informasi yang dibutuhkan mengenai Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia dapat ditanyakan melalui telepon di nomor 021-3922669,

3922749, 3922855, 3923116 (operator).

61 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

53

Gedung kedua terletak di Jalan Merdeka Selatan No.11 Jakarta

Pusat. Gedung ini merupakan tempat Deputi Bidang Sumber Daya

Manusia. Perpustakaan ini mengadopsi sistem layanan terbuka (open

access), Yaitu anggota Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dapat

meminjam buku, tetapi harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang

dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Untuk

Informasi-informasi yang dibutuhkan mengenai Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia khususnya yang berada di Jalan Merdeka Selatan

No.11 Jakarta Pusat atau pemustaka yang ingin memperpanjang masa

peminjaman bahan pustaka, dapat melalui pesawat telepon di nomor 021-

3448813, 3448812, 3455611, atau faksimili 3448812, 34833314 ext. 236.

3. Visi dan Misi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia menetapkan visi dan misi. Visi Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia yaitu:

Terdepan dalam informasi pustaka, menuju Indonesia gemar

membaca.

Sedangkan misi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yaitu :

1. Mengembangkan koleksi Perpustakaan di seluruh Indonesia.

2. Mengembangkan layanan informasi Perpustakaan berbasis teknologi

informasi dan komunikasi (TIK), dan

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

54

3. Mengembangkan infrastruktur melalui penyediaan sarana dan

prasarana serta kompetensi SDM.62

4. Tugas, Fungsi dan Peran Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mempunyai tugas

melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perpustakaan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam

melaksanakan tugasnya, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

menyelenggarakan fungsinya yaitu:

1. Mengkoordinasikan kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

2. Mengkaji dan menyusun kebijakan nasional di bidang perpustakaan.

3. Melancarkan dan membina terhadap kegiatan instansi pemerintah di

bidang perpustakaan;

4. Menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di

bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana,

kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan

rumah tangga.

Dalam menyelenggarakan fungsinya Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia memiliki kewenangan, antara lain:

1. Menyusun rencana nasional secara makro di bidang perpustakaan.

2. Merumuskan kebijakan di bidang perpustakaan untuk mendukung

pembangunan secara makro.

3. Menetapkan sistem informasi di bidang perpustakaan.

Kewenangan lain yang telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku yaitu:

1. Merumuskan dan pelaksanaan di bidang perpustakaan.

2. Merumuskan pelaksanaan kebijakan pelestarian pustaka budaya bangsa

dalam mewujudkan koleksi deposit nasional dan pemanfaatannya.63

62 Perpustakaan Nasional RI, Pokok-Pokok Kebijakan dan Strategi Pelestarian Bahan

Perpustakaan (BP) dan Naskah Kuno, 2014. h. 3.

63 Tugas, Fungsi dan Wewenang diakses pada tanggal 12 Agustus 2015 ukul 00.51 dari

http://kelembagaan.perpusnas.go.id/beranda/tugas_fungsi_wewenang/.

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

55

5. Koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jenis koleksi bahan pustaka yang dilayankan oleh Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia antara lain:

1) Koleksi Buku (Monograf)

Koleksi buku mempunyai pelayanan bahan pustaka dan referensi

(rujukan) kepada pemustaka, baik untuk anggota maupun pengunjung

perpustakaan biasa (non anggota). Koleksi buku atau monograf

mencakup terbitan tahun 1556 sampai yang paling mutakhir, yaitu

terdiri atas buku-buku teks, laporan penelitian, skripsi, tesis, dan buku

rujukan.

Koleksi buku (monograf) di Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam koleksi

monograf terdiri dari:

a. Koleksi buku tentang Presiden Soekarno, yaitu mencakup biografi,

antobiografi dan kumpulan pidato.

b. Koleksi buku langka. Pada awalnya merupakan koleksi

perpustakaan Museum Nasional. Buku-buku ini mencakup terbitan

zaman kolonial sejak tahun 1556-1985

c. Koleksi varia (lembaran) berupa ilustrasi yang terdapat pada

lembaran-lembaran lepas yang terkumpul dalam portepel dan kotak

karton, terdiri dari: surat kabar, gambar, peta, piagam, lukisan, asli

dan naskah.

d. Koleksi terlarang yaitu, bahan pustaka yang memuat

paham/ideologi yang dilarang pada zaman pemerintahan Orde Baru,

seperti komunisme.

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

56

e. Koleksi deposit tahun 1924-1989, terdiri atas terbitan Indonesia

pada masa itu.

2) Koleksi Surat Kabar

Koleksi surat kabar terjilid Perpustakaan Nasional Republik Indonesia,

terdiri atas terbitan masa kolonial Belanda, zaman pendudukan Jepang,

masa awal kemerdekaan, periode 1950-an sampai dengan terbitan tiga

tahun lalu. Tersedia lebih dari 1000 judul koleksi surat kabar terjilid,

terbitan dalam dan luar negeri dalam bahasa Indonesia, bahasa daerah,

bahasa asing seperti Bahasa Belanda, Inggris, Perancis, Arab, Cina, dan

Jepang. Selain terbitan Lembaga Kantor Berita Nasional Antara (LKBN

Antara), Perpustakaan Nasional Republik Indonesia juga memiliki surat

kabar tua terbitan tahun 1812 yang merupakan koleksi unggulan

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

3) Koleksi Majalah

Meliputi terbitan sebelum perang dunia II, zaman pendudukan Jepang,

periode kemerdekaan sampai yang diterbitkan tiga tahun terakhir.

Majalah tertua Perpustakaan Nasional Republik Indonesia terbit tahun

1731, majalah luar negeri tahun 1779, dan majalah dalam negeri

berbahasa Indonesia tahun 1903.

4) Koleksi Kliping

Koleksi kliping ini mencakup kumpulan guntingan berita dan artikel

berbagai surat kabar khususnya terbitan tiga tahun terakhir tentang

berbagai subjek.

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

57

5) Koleksi Peta

Koleksi peta yang tersedia terbitan dari tahun 1609 sampai dengan

sekarang. Peta Batavia merupakan koleksi tertua yang diterbitkan tahun

1669. Jenis koleksi peta yang tersedia meliputi peta topografi, geologi,

kemampuan tanah, pertambangan, pertanian, dan sejarah. Media yang

digunakan berupa kain, kertas, dan plastik.

6) Koleksi lukisan

Untuk koleksi lukisan sebagaian besar merupakan reproduksi lukisan

arkeologi Indonesia seperti candi, patung, keris, dan sebagainya.

Reproduksi lukisan tersebut merupakan hadiah dari The British Library

kepada Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada tahun 1995

yang aslinya masih disimpan di sana. Koleksi lukisan unggulan lainnya

adalah karya pelukis berkebangsaan Belanda di masa kolonial yang

bernama Johannes Rach.

7) Koleksi Audio Visual

Koleksi audio visual disebut juga koleksi pandang dengar, yang terdiri

atas mikrofilm, mikrofis, foto, video, dan kaset yang berisi tentang film

dokumenter seni serta berbagai koleksi Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia dalam format mikrofilm, mikrofis, maupun digital.

8) Koleksi Manuskrip/Naskah Nusantara

Koleksi yang tersedia sebagian besar diantaranya hasil pengumpulan

kolektor seperti Pigeaud, Brandes, Cohen, Von de Wall, Van der Tuuk

dan Artati Soedirjo, serta Gusdur. Jumlah koleksi naskah sekitar ±

10000 judul. Koleksi ini berusia ± 100 tahun, dan yang sudah dialih

media ke bentuk mikrofilm sekitar ± 80 % dari jumlah koleksi. Dan

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

58

yang dialih media dalam bentuk layanan digital baru sekitar 300-an

judul naskah.64

6. Pusat Preservasi Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mempunyai tugas pokok

membantu Presiden dalam penyelenggaraan pengembangan dan

pembinaan Perpustakaan dalam rangka pelestarian bahan pustaka sebagai

hasil budaya dan pelayanan informasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan

kebudayaan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia dilengkapi unit kerja, diantaranya Pusat Deposit dan Konservasi

yang dalam perkembangannya melalui keputusan Kepala Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia No.3 tahun 2001 tentang organisasi dan tata

kerja Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, dibawah Deputi Bidang

Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi. Pusat Preservasi berdiri

sendiri, kedudukannya sebagai eselon dua sejajar dengan Direktorat

Deposit dan dua pusat lainnya yaitu Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

serta Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka.

Pusat Preservasi yang ada di Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia terletak di gedung blok E yang terdiri dari 8 (delapan) lantai

64 Hasil wawancara dengan informan yaitu Ibu Dra.Made Ayu Wirayati M. Ikom pada

tanggal 4 Juli 2015.

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

59

yang dimana setiap lantai memiliki peran yang berbeda disetiap masing-

masing lantai di gedung preservasi.

Tabel 2

Peran masing-masing setiap lantai pada gedung preservasi (Gedung E)

Lantai Peran di setiap lantai Alat-alat yang digunakan untuk

kegiatan preservasi

1 Resepsionis gedung preservasi -

2 Ruang Kepala Preservasi dan

Jajarannya

-

3 Bagian Perawatan dan Perbaikan

Bahan Pustaka

Live casting, Sing, Distilator,

Rak pengering, Lemari asam,

Sepreyer

4 Bagian Penjilidan Mesin potong semi otomatis,

Mesin potong manual, Alat

potong board, Mesin potong

otomatis besar, Mesin potong

kertas lembaran, Alat potong

linen 2 roll, Mesin bor, Alat

press buku atau koran, Jarum

jahit, Pisau potong, Gunting,

Tulang pelipat, Penggaris, Kuas,

Palu, Gergaji buku, Pusut

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

60

5 Bagian Digital Kamera digital, Lensa,

Polarising filter, Remote

control, Triger flash, Battery

kamera, Lampu studio, Light

stand, Payung, Tripod, Laptop,

Software kit, Kaca bening,

Cleaning kit, Spyder calibrator,

Charger, Kabel USB, Compact

flash, Kabel roll

6 Bagian Mikrofilm Kamera digital, Lensa,

Polarising filter, Remote

control, Triger flash, Battery

kamera, Lampu studio, Light

stand, Developer dan Fixer

(bahan kimia)

7 Bagian Reproduksi (Foto) Kamera digital, Lensa,

Polarising filter, Remote

control, Triger flash, Battery

kamera, Lampu studio, Light

stand, Payung, Tripod, Laptop,

Software kit, Kaca bening,

Cleaning kit, Spyder calibrator,

Charger, Kabel USB, Compact

flash

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

61

8 Bagian Deposit -

7. Tugas dan Fungsi Pusat Preservasi Bahan Pustaka Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia

Adapun hal yang terkait dengan Undang-undang No.43 Tahun 2007 Bab 1

pasal satu tentang tugas dan fungsi Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia, menyebutkan bahwa Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia merupakan badan yang ditunjuk untuk melaksanakan pelestarian

semua karya cetak dan dan karya rekam baik yang diterbitkan di Indonesia

ataupun luar negeri.

a. Tugas

Tugas pokok Pusat Preservasi Bahan Pustaka adalah melestarikan

bentuk fisik dan informasi yang terkandung dalam bahan pustaka

koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

b. Fungsi

Pusat Preservasi sebagai pelaksana teknis bidang preservasi bahan

Perpustakaan. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

berkewajiban melaksanakan pelestarian fisik dan kandungan informasi

bahan pustaka. Namun karena Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia berfungsi pula sebagai pembina dan pusat rujukkan masalah

preservasi yang terkait. Untuk melaksanakan tugas tersebut pusat

preservasi melaksanakan fungsi sebagai berikut:

1) Pelestarian fisik melalui pemeliharaan, perawatan, restorasi dan

penjilidan bahan pustaka.

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

62

2) Pelestarian kandungan informasi bahan pustaka melalui alih media

mikrografi dan fotografi.

3) Pelestarian kandungan informasi bahan pustaka melalui alih media

digital ke media yang baru.

8. Struktur Organisasi Pusat Preservasi Bahan Pustaka Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia

Berikut Struktur Organisasi Pusat Preservasi Bahan Pustaka Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia Berdasarkan Keputusan Presiden No. 103

tahun 2001 tentang kedudukan, tugas, fungsi kewenangan, susunan

organisasi. Dan tata kerja lembaga Non Departemen dan SK kepala

Perpusnas No. 3 Tahun 2001 tentang Organisasi dan tata kerja

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia:

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

63

Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Preservasi Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia

Pusat Preservasi Bahan Pustaka di Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia memiliki tiga bidang yang bernaung dibawahnya, diantaranya yaitu

Bidang Transformasi Digital, Bidang Reprografi, dan Bidang Konservasi. Dari

tiga bidang tersebut memiliki peran sebagai berikut :

a. Bidang Transformasi Digital

Bidang Transformasi digital sudah ada sejak tahun 1990an, kepala Bidang

Transformasi digital pada saat ini adalah Teguh Purwanto, M.Si. Bidang

Transformasi Digital melakukan kegiatan alih media digital melalui alih

Pusat Presevasi Bahan Pustaka

Dra. Sri Sumekar, M.Ikom

Bidang Transformasi

Digital

Teguh Purwanto, M.Si

Bidang Reprografi

Rismini, SH

Subbid

Mikrofilm

M. Kodir, S.sos

Subbid

Reproduksi

Pristiawati, S.E

Bidang Konservasi

Ir. Mulatsih Susilorini,

MM

Subbid Perawatan dan

Perbaikan bahan Pustaka

Dra. Made Ayu Wirayati,

M.Ikom

Subbid Teknis Penjilidan Bahan Pustaka

Agus Suyono, S.Sos

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

64

media digital ke media baru sebagai upaya penyelamatan kandungan isi

informasi yang terdapat pada bahan perpustakaan, sehingga isinya dapat

dimanfaatkan untuk jangka waktu panjang hingga sekitar 500 tahun lamanya.

b. Bidang Reprografi

Bidang Reprografi mempunyai peran yang hampir sama dengan bidang

transformasi digital yaitu mengalih mediakan bahan pustaka ke bentuk digital,

akan tetapi Bidang Reprografi bertugas melaksanakan pelestarian kandungan

informasi bahan pustaka melalui alih media mikrografi dan fotografi. Pada

bidang reprografi sekarang ini dipimpin oleh Ibu Rismini, SH. Bidang

Reprografi memiliki dua sub bidang yang bernaung di bawahnya, antara lain:

1) Sub Bidang Mikrofilm

Sub Bidang Mikrofilm mempunyai tugas melakukan alih media bahan

pustaka langka khususnya koean langka ke dalam bentuk mikro beserta

pemeliharaan, perawatan, dan penyimpanan master film negatif bentuk

mikronya. Pada Sub Bidang Mikrofilm sekarang ini dipimpin oleh M.

Kodir, S.sos.

2) Sub Bidang Reproduksi

Sub Bidang Reproduksi mempunyai tugas melakukan reproduksi foto,

naskah kuno, lukisan dan peta serta pemeliharaan dan penyimpanan

master film negatif dan foto reproduksinya. Pada Sub Bidang reprografi

sekarang ini dipimpin oleh Pristiawati, S.E.

c. Bidang Konservasi

Bidang Konservasi mempunyai tugas melaksanakan pelestarian fisik melalui

pemeliharaan, perawatan, perbaikan, restorasi, dan penjilidan bahan pustaka.

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

65

Bidang Konservasi dipimpin oleh Ir. Mulatsih Susilorini, MM. Bidang

Konservasi memiliki dua sub bidang yang bernaung dibawahnya, antara lain:

1) Sub Bidang Perawatan Dan Perbaikan Bahan Pustaka

Sub Bidang Perawatan dan Perbaikan Bahan Pustaka mempunyai tugas

melakukan berbagai penelitian dan pelaksanaan teknis konservasi

dalam perawatan, perbaikan dan pengawetan bahan pustaka. Di bagian

Sub Bidang Teknis Penjilidan Bahan Pustaka dipimpin oleh Dra. Made

Ayu Wirayati, M.Ikom.

2) Sub Bidang Teknis Penjilidan Bahan Pustaka

Sub Bidang penjilidan bahan pustaka mempunyai tugas melakukan

penjilidan bahan pustaka dalam melaksanakan pelestarian bahan

pustaka. Bagian Sub Bidang Teknis Penjilidan Bahan Pustaka

dipimpin oleh Agus Suyono, S.Sos.65

9. Gambaran Singkat Ruang Koleksi Surat Kabar dan Koran Langka di

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Ruang koleksi surat kabar dan koran langka di Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia terletak di lantai 8 gedung E dengan panjang ± 15 m

dan lebar 20 m. Fasilitas yang dimiliki meliputi :

1) Komputer berjumlah 6 unit

2) Printer 1 unit

3) TV 1 unit

4) Mesin Fotocopy 1 unit

5) Mesin Scanning 1 unit

6) 5 buah meja berukuran besar

7) 27 kursi

65Struktur dan Organisasi Perpustakaan Nasional RI diakses pada tanggal 12 Agustus

2015 pukul 00.51 dari http://kelembagaan.perpusnas.go.id/beranda/jajaran_unit_kerja/

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

66

10. Bagian Ruangan Koleksi Surat Kabar dan Koran Langka di

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Ruang koleksi surat kabar dan koran langka di Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia menggunakan sistem temu kembali tertutup, dimana

setiap pengunjung apabila ingin mencari koran langka yang diinginkan

langsung menghubungi petugas yang menjaganya lalu kemudian petugas

tersebut akan mengambil koleksi yang diinginkan. Adapun halnya

spesifikasi koran langka yang dicari para pengunjung yaitu sebagai

berikut:

1) Jenis Koran Langka / Nama Koran Langka

2) Tahun yang ingin dicari

3) Isi dari koran langka / kejadian

Pengelompokkan koran langka di Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia berdasarkan nama-nama koran langka. Koran langka yang

namanya sama dijadikan satu dalam satu rak sehingga pencarian untuk

petugas menjadi lebih mudah.

B. Hasil Penelitian

Pada bab ini penulis memaparkan hasil observasi dan wawancara di lapangan

terhadap pelaksanaan kegiatan pelestarian koran langka di Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia Jakarta yang mencakup tentang kebijakan

pelestarian koran langka, teknis kegiatan pelestarian koran langka, dan

hambatan yang dihadapi ketika melaksanakan kegiatan pelestarian koran

langka.

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

67

Penelitian ini diawali penulis dengan mengadakan observasi terlebih

dahulu ke Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada tanggal 15 Juni

sampai 4 Juli 2015. Adapun hal-hal yang diamati penulis yaitu tentang

kebijakan dan teknis kegiatan pelestarian koran langka. Kemudian data

diperoleh dengan teknik wawancara kepada pihak-pihak yang terkait subjek

pokok studi. Waktu wawancara dilaksanakan mulai tanggal 4 Juli 2015, yang

kemudian hasilnya diproses dan disajikan dalam bab ini.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dan observasi di

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia selama kurang lebih satu Bulan.

Wawancara dilakukan kepada 3 (tiga) orang Informan yang memberikan

informasi mengenai pelaksanaan kegiatan pelestarian koran langka di

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Berikut biodata singkat profil

informan yang diteliti :

1.) Nama : Dra.Made Ayu Wirayati, M.Ikom

Jabatan : Kepala Sub Bidang Perawatan dan Perbaikan

Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia.

2.) Nama : Cecep Nurjanjati, S.Sos

Jabatan : Staff pada Sub Bidang Perawatan dan Perbaikan

Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia.

3.) Nama : Jamiat Wirta

Jabatan : Staff pada Sub Bidang Reprografi dan Perbaikan

Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia.

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

68

1. Kebijakan Pelestarian Koran Langka di Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang No.43 Tahun 2007 Bab

1, pasal 1. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia merupakan badan

yang ditunjuk untuk melaksanakan pelestarian semua karya cetak dan dan

karya rekam. Untuk itu pelaksanaan pelestarian koran langka merupakan

salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia.

Dari hasil wawancara dengan informan, dapat diketahui bahwa

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia belum memiliki kebijakan

tertulis mengenai pelestarian koran langka. Salah satu kendala yang sering

dialami dalam proses pembuatan kebijakan tertulis adalah sering adanya

pergantian antara pejabat Eselon II, sehingga perumusan kebijakan tertulis

tidak selesai pada waktunya. Dalam salah satu draft yang dibuat pada

periode 2014 dapat diketahui bahwa Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia mempunyai tugas dan kewajiban diantaranya :

1) Perpustakaan Nasional mempunyai tugas menyimpan dan

melestarikan semua karya cetak dan karya rekam yang

dihasilkan di wilayah Republik Indonesia.

2) Berkewajiban menjamin ketersediaan keragaman koleksi

Perpustakaan Nasional melalui alih media (transmedia).

3) Berkewajiban memberikan penghargaan kepada setiap orang

yang menyimpan, merawat, dan melestarikan naskah kuno.

4) Mempunyai kewenangan untuk mengalihmediakan naskah

kuno yang dimiliki oleh masyarakat untuk dilestarikan dan

didayagunakan.

5) Mempunyai tugas tanggung jawab dalam pelaksanaan

pembinaan secara nasional tentang pelestarian bahan pustaka

dan naskah kuno nusantara melalui advokasi, pelatihan

tenaga, penyuluhan, penyusunan berbagai kebijakan,

pedoman, dan standar tentang pelestarian bahan pustaka.

6) Mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam promosi dan

kampanye public tentang pentingnya pelestarian bahan

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

69

pustaka dan naskah kuno nusantara melalui program nasional dan program internasional.

7) Melaksanakan semua aktifitas pelestarian fisik dan kandungan

informasi bahan pustaka dan naskah kuno melalui kegiatan

konservasi dan alih media semua koleksi Perpustakaan

Nasional.

8) Melaksanakan bantuan pelestarian bahan pustaka dan naskah

kuno milik lembaga perpustakaan lain, dan lembaga

masyarakat, melalui kerjasama dengan Pemerintah Daerah,

dan Perpustakaan Provinsi, disesuaikan dengan skala prioritas

dan ketersediaan anggaran. Kriteria lembaga perpustakaan

atau lembaga masyarakat yang akan dibantu dalam

pelestariannya, berdasarkan atas masukan dari Museum,

Pemerintah Daerah, Keraton, Kurator atau dari Yayasan

Manassa.

9) Perpustakaan Nasional mengembalikan naskah kuno yang

telah dikonservasi kepada pemiliknya beserta copy hasil alih

media dalam bentuk digital. Master film dan master digital

akan disimpan di Pusat Preservasi Bahan Pustaka.

10) Bertanggungjawab dalam penetapan kebijakan pelestarian

koleksi nasional.

11) Bertugas melaksanakan pelestarian karya cetak dan karya

rekam terkait koleksi nasional.

12) Melakukan koordinasi pelestarian tingkat nasional, regional,

dan internasional.66

Dalam hal ini Made Ayu Wirayati menyatakan bahwa :

“sampai saat ini belum ada kebijakan tertulis mengenai kegiatan

pelestarian koran langka, hal itu terkendala karena sering adanya

pergantian antara pejabat Eselon II yang pada saat proses

membuat kebijakan, otomatis pejabat yang baru ini memulai dari

awal dan mempelajari ulang tentang kebijakan. akan tetapi PNRI

menggunakan beberapa pedoman seperti mengadopsi tentang

prinsip-prinsip pelestarian bahan pustaka oleh IFLA, dan yang

termuat dalam UU No. 4 tahun 1990, dan untuk tanggung

jawabnya yaitu UU No. 43 tahun 2007 dan Undang-undang

tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam”.

66 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Pokok-Pokok Kebijakan dan Strategi

Pelestarian Bahan Perpustakaan (BP) dan Naskah Kuno, 2014. h.24.

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

70

Beberapa prinsip dari IFLA yang telah diadopsi oleh Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia, diantaranya :

1) Semua aspek usaha untuk melestarikan bahan-bahan, cara-

cara untuk pengelelolaan, keuangan, sumberdaya manusia

pelaksananya, metode, dan teknik-teknik penyimpanan bahan-

bahan pustaka.

2) Semua kebijakan dan kegiatan yang bersangkutan dengan

pengawetan atau konservasi, yaitu cara-cara khusus untuk

melindungi bahan-bahan pustaka demi kelestarian bahan-

bahan pustaka tersebut.

3) Semua langkah untuk mempertimbangkan dan melaksanakan

pemugaran atau restorasi, yaitu cara-cara yang digunakan

untuk memperbaiki bahan-bahan pustaka yang rusak.67

Sedangkan kebijakan pelestarian yang tercantum dalam UU No.43

tahun 2007 pada Bab 1, pasal 1 yaitu:

Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis,

karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan

sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,

penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para

pemustaka.68

2. Teknis Pelaksanaan Pelestarian Koran Langka di Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia

Dari hasil observasi dan wawancara dengan informan, teknis pelaksanaan

pelestarian koran langka yang dilakukan di Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia dijelaskan sebagai berikut :

a. Menambal dan Menyambung Kertas

Upaya yang dilakukan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

untuk memperbaiki koran langka yang robek dan berlubang yaitu

menambal dan menyambung kertas. Kegiatan ini bermanfaat untuk

67 Gardjito. Preservation and Conservation of library materials in tropical countries with

particular reference to the National Library of Indonesia. 1991. h.91.

68 Undang-Undang No.43 tahun 2007 bab 1 pasal 1

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

71

mengisi lubang-lubang, dan bagian-bagian yang dihilangkan pada

kertas atau menyatukan kembali kertas yang sudah robek akibat

macam-macam faktor perusak. Kerusakan tersebut dapat diperbaiki

dengan cara menambalnya. Ada dua jenis penambalan bahan pustaka

yaitu, penambalan kertas yang berlubang dan penambalan kertas

karena robek. berikut hasil wawancara dengan Cecep Nurjanjati:

“kegiatan menambal dan menyambung kertas yang dilakukan

bidang konservasi adalah dengan cara menutup bagian surat

kabar yang berlubang atau yang terpisah satu sama lain pada

bagian lipatan dengan tisu Jepang. Menambal dilakukan

untuk merekatkan bagian robek.”

Kertas berlubang yang disebabkan oleh larva kutu buku, jika

terlalu parah dapat dilakukan dengan menutup lubang-lubang tersebut

dengan bubur kertas. Sedangkan penambalan kertas yang robek dapat

dilakukan dengan cara penambalan menggunakan kertas Jepang

(dengan ketebalan 27 gr) dengan CMC (carboxyl methyl cellulose)

sebagai perekat. Menambal dengan kertas Jepang dilakukan jika ada

halaman koran langka yang robek, baik robeknya lurus maupun tidak

lurus.

Berikut tahap untuk melaksanakan menyambung koran langka :

1) Petugas bagian pelestarian mengecek data koran langka yang

rusak ke bagian pelayanan koleksi koran langka.

2) Petugas menyortir sesuai tingkat kerusakan

3) Untuk menambal dan menyambung diutamakan bagi koran

langka yang mengalami kerusakan dengan sobekan dan

berlubang pada kertasnya.

Langkah kerja :

1) Siapkan Kertas yang akan disambung

2) Siapkan Tissue Jepang

3) Siapkan Lem CMC (Carboxy Methyl Cellulose)

4) Perhatikan tumpang tindih sobekan kertas

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

72

5) Ukur tissue Jepang berdasarkan panjang sobekan. 6) Tempelkan atau letakkan tissue Jepang diatas sepanjang

sobekan, kemudian oleskan lem di atasnya secara bolak balik.

Lem harus merata dan tidak tebal.

7) Tunggu hingga kering.

Adapun bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan menambal koran

langka :

1) Kertas yang akan dilakukan penambalan

2) Kipas angin

3) Bubur kertas

4) Air

5) Mesin perendam

6) frame

Langkah kerja :

1) Letakkan kertas di atas Frame

2) Siapkan bubur kertas

3) Letakkan kertas beserta frame di mesin perendam yang sudah

berisi air, kemudian rendam.

4) Saat perendaman berlangsung, sesuaikan kemudian tuangkan

bubur kertas kedalam rendaman kertas hingga larut.

5) Ketika rendaman sudah larut dengan bubur kertas, kemudian

angkat kertas dan keringkan dengan menggunakan kipas

angin.69

b. Fumigasi

Banyak cara atau metode dalam hal pelestarian koran langka salah

satunya dengan metode fumigasi, hal ini harus disesuaikan dengan

tersedianya bahan fumigant, faktor ruangan, anggaran yang tersedia

serta situasi dan kondisi yang perlu diperhatikan. Fumigasi koran

langka dapat dilakukan di dalam ruangan perpustakaan atau juga bisa

disebut parsial, sedangkan fumigasi yang dilakukan di ruangan yang

69 Hasil wawancara dengan informan yaitu Pak Cecep Nurjanjanti S.Sos pada tanggal 4

Juli 2015.

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

73

sengaja dibangun atau ruangan khusus untuk melakukan kegiatan

fumigasi disebut frontal.

Pada umumnya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

melakukan fumigasi terhadap ruangan penyimpanan koleksi untuk

mencegah kehadiran berbagai macam serangga dan binatang pengerat.

Adapun metode yang digunakan Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia dalam pelaksanaan kegiatan fumigasi yaitu dengan cara

parsial. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada

Informan Cecep Nurjanjati mengatakan bahwa:

“Di dalam melakukan kegiatan fumigasi koran langka,

diketahui ada 2 cara yang digunakan, yaitu cara frontal dan

cara parsial. Sebaiknya tindakan yang diambil untuk

melakukan kegiatan fumigasi yaitu frontal, yang dimaksud

frontal ialah menyiapkan ruangan khusus yang sudah

disiapkan sedemikian rupa untuk pelaksanaan fumigasi, guna

menghindari kejadian-kejadian tak terduga yang

membahayakan keselamatan pekerja maupun orang-orang

yang ada disekitarnya. Sedangkan yang dimaksud cara parsial

ialah kegiatan fumigasi yang dilakukan tanpa memerlukan

ruangan khusus, dalam artian ruangan yang digunakan ialah

ruangan perpustakaan untuk menyimpan koleksi bahan

pustaka. Biasanya PNRI dalam melakukan kegiatan fumigasi

koran langka menggunakan cara parsial.”

Pembasmian hama biotik seperti serangga dan kapang (jamur)

yang dilakukan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yaitu

menempuh cara parsial. Sedangkan untuk bahan kimia yang

digunakan dalam kegiatan fumigasi memakai bahan Alumunium

Fosfor (phostoxin/phospin).70

70 Hasil wawancara dengan informan yaitu Pak Cecep Nurjanjanti S.Sos pada tanggal 4

Juli 2015.

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

74

langkah-langkah dan persiapan serta pelaksanaan yang

dilakukan para fumigator (pekerja) untuk pelaksanaan kegiatan

fumigasi sebagai berikut :

Pertama, Langkah Persiapan Fumigasi:

1) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan: lembar plastik, lakban,

wadah bahan fumigant, blower, dan gunting.

2) Menyiapkan kelengkapan peralatan keselamatan kerja, seperti

masker, baju kerja, kacamata pelindung, sarung tangan dan lain

sebagainya. Akan tetapi perpustakaan hanya menyediakan

masker, sarung tangan dan lampu halida. Selebihnya pihak

PNRI tidak menyediakannya.

3) Bahan fumigant yang disiapkan yaitu Alumunium Fosfor

(phostoxin/phospine) di mana pemberian bahan kimia ini sesuai

dengan volume ruangan, rak buku, serta bahan pustaka yang

akan di fumigasi.

4) Melakukan pemeriksaan setiap sudut ruang perpustakaan atau

gedung yang akan difumigasikan apakah dekat dengan ruang

kerja atau tidak. Kalau dianggap dekat dengan tempat kerja,

maka fentiliasi udara yang ada harus ditutup rapat dengan

bantuan lembar plastik dan direkatkan dengan lakban agar gas

fumigant tidak ke luar dari ruangan.

Kedua, Langkah Pelaksanaan Fumigasi :

1) Penyemprotan lantai dilakukan di sekitar rak dan pojok ruangan

menggunakan baygon atau jenis pembasmi serangga lainnya. Hal

tersebut dimaksudkan untuk membunuh serangga yang

kemungkinan tidak terkena gas fumigant.

2) Setiap fentilasi udara yang ada di ruangan ditutup dengan lembar

plastik lalu direkatkan dengan lakban. Tidak lupa mengecek

setiap sirkulasi udara disekitar ruangan, usahakan semua fentilasi

tertutup agar gas tidak ke luar dari ruangan yang sedang

difumigasikan.

3) Siapkan bahan fumigant sesuai dengan keperluan dan kondisi

luas ruangan, serta meletakkan bahan fumigant di beberapa

tempat di bawah rak buku agar gas dapat menyebar ke semua

bagian terutama celah-celah buku. Tablet/kamper diletakan

tidak bertumpukan untuk mempermudah penyebaran gas ke

seluruh ruangan.

4) Pelaksanaan kegiatan waktu fumigasi diutamakan pada hari libur,

yang proses waktunya dibiarkan selama 3 x 24 jam, agar gas

menyebar ke seluruh ruangan, sehingga fumigasi berjalan secara

maksimal. Selama proses fumigasi berlangsung diusahakan tidak

ada seorangpun yang mendekat ke ruangan yang sedang di

fumigasikan.

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

75

5) Setelah pelaksanannya selesai lebih kurang selama 3 (tiga) hari, pintu serta jendala dan fentilasi udara dibuka lebar-lebar, lalu

lembar plastik dilepas untuk menghilangkan gas yang masih

tertinggal. Selain itu menggunakan bantuan kipas angin atau

blower untuk mempercepat proses penetralisasian udara agar

semua sisa gas menghilang dari ruangan.

6) Periksa kandungan gas dalam ruang yang telah difumigasikan

dengan lampu halida, hal ini berguna untuk mengetahui apakah

masih adanya gas yang tersisa di dalam ruangan.

7) Yang terakhir sisa-sisa bahan fumigant yang masih ada berupa

tablet/kamper harus segera dibuang ke tempat yang terbuka atau

dikubur di dalam tanah. Yang penting diperhatikan, bahwa tidak

boleh membuangnya ke tempat sampah karena dapat

membahayakan orang lain.71

c. Enkapsulasi

Kegiatan Enkapsulasi adalah cara yang dilakukan Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia untuk menjaga fisik koran langka tetap

awet dan terjaga. Karena dengan cara enkapsulasi dapat melindungi

koran langka dari kerusakan dan serangan hewan pengerat. Pada

enkapsulasi setiap lembar kertas diapit plastik bebas asam dengan cara

menempatkannya diantara dua lembar plastik yang transparan, jadi

tulisannya tetap bisa dibaca dari luar. Pinggiran plastik tersebut

ditempeli lem dari double sided tape 3M, sehingga kertas tidak

terlepas. Yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan enkapsulasi

bahwa dokumen kertas harus bersih, kering dan bebas asam (sudah di

deasidifikasi), dan perekat pada callotape 3M tidak boleh menyentuh

dokumen, dokumen yang di enkapsulasi harus dapat dibuka kembali

jika diperlukan. Proses ini sangat tepat untuk melestarikan dokumen

dalam bentuk lembaran seperti koran langka yang membutuhkan

71 Hasil wawancara dengan informan yaitu Pak Cecep Nurjanjanti S.Sos pada tanggal 4

Juli 2015.

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

76

perlindungan khusus agar aman pada saat disimpan atau dalam kondisi

yang rapuh. Bahan yang digunakan adalah polyethlylene terephytalate

(mylar D) dan direkatkan dengan menggunakan pemanas atau

menggunakan double side tape yang bebas asam contohnya merk

3M.72

Bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan enkapsulasi :

1) Koran langka yang akan di enkapsulasi

2) Double sided tape 3M

3) Plastik polyster dari Jepang yang khusus digunakan sebagai

pelapis atau pelindung kertas. Plastik ini bersifat bebas asam ,

jai ketika dienkapsulasi tinta dokumen tidak akan menempel

pada plastik.

4) Cutter

5) Penggaris

Langkah pelaksanaan enkapsulasi :

1) Potong dua lembar Plastik polyster dengan dengan masing-

masing panjang dan lebar sekitar 3 cm dari ukuran kertas yang

akan dienkpsulasi.

2) Letakkan kertas yang akan dienkapsulasi diantara dua plastik

tadi. Ratakan dan samakan.

3) Letakkan pemberat di atasnya agar posisi plastik tidak

berpindah.

6) Beri Double sided tape 3M pada setiap sisi plastik polyster

mengelilingi kertas dengan jejak 2 mm.

4) Beri celah antara Double sided tape 3M pada satu sisi dengan

sisi yang lain.

5) Ratakan antara plastik dan kertas.

6) Buka Double sided tape 3M dengan membuka ujungnya

terlebih dahulu. Saat proses pembukaan Double sided tape 3M,

pemberat tetap pada tempatnya.

7) Setelah Double sided tape 3M pada satu sisi dibuka, tempelkan

dengan rapi.

8) Begitu hingga seluruh Double sided tape 3M terlepas dan

menempel.

72 Hasil wawancara dengan informan yaitu Pak Cecep Nurjanjanti S.Sos pada tanggal 4

Juli 2015.

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

77

9) Potong plastik sejajar dengan Double sided tape 3M menggunakan cutter.73

d. Penjilidan

Untuk koran langka yang jilidannya rusak, dilakukan tahap penjilidan

ulang yang rusak. Penjilidan efektif untuk menguatkan kertas koran

langka, karena sifat kertas koran langka yang rapuh, maka dari itu

perlu dilakukan penjilidan. Kurang lebih ada sekitar 500 bundel koran

langka (1 bundel sama dengan 1 judul dan 1 jilid koran langka) setiap

Tahun Perpustakaan Nasional Republik Indonesia melakukan

penjilidan. Penjilidan adalah menggabungkan lembaran-lembaran

kertas yang lepas menjadi satu, yang dilindungi dengan ban atau

sampul.

Tujuan utama penjilidan adalah untuk melestarikan bahan

pustaka khususnya koran langka agar tetap utuh dan terhindar dari

kerusakan fisik guna menunjang fungsi Perpustakaan dalam

melaksanakan layanan Perpustakaan.

Tahap-tahap untuk melakukan Penjilidan:

1) Bagian Layanan Perpustakaan melakukan seleksi koran langka

yang perlu dilakukan pelestarian dengan penjilian, selanjutnya

membuat kartu catatan penjilidan dan kemudian dikirim ke Bagian

Konservasi.

2) Bagian Konservasi menyortir koran langka yang mengecek

kerusakan dan di lakukan penjilidan.

3) Jika perawatan pada koran langka sudah dilakukan, maka akan

dikirim ke bagian penjilidan.

73 Hasil wawancara dengan informan yaitu Pak Cecep Nurjanjanti S.Sos pada tanggal 4

Juli 2015.

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

78

4) Jika ada lembaran yang hilang atau tidak lengkap maka koran langka dikembalikan ke bagian Pelayanan.

5) Dan jika sudah selesai dilakukan perawatan dan penjilidan, maka

koran langka akan dikirim ke bagian Layanan untuk dilayankan.74

e. Alih Media

Koran langka adalah bahan pustaka yang cukup sulit dalam

pelestariannya. Hal ini disebabkan koran langka terbuat dari kertas

yang cepat rusak dan relatif berusia tua. Untuk mengatasi hal tersebut

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia melakukan pelestarian

koran langka selain melakukan perbaikan juga melakukan alih media.

Pernyataan ini diperkuat hasil wawancara dengan salah satu informan

yaitu Jamiat Wirta:

“di Perpustakaan Nasional, surat kabar itu sudah pasti wajib

dialih mediakan, karena sifat bahan pustakanya tidak ada lagi,

kalau tidak dilestarikan atau dialih mediakan informasinya

akan ikut hilang. Maka dari itu wajib dilestarikan dalam bentuk

alih media atau pun dalam bentuk konservasi.”

Alih media di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

meliputi dua metode, yaitu dalam bentuk digital dan bentuk mikro.

1) Digitalisasi

Koleksi yang dialih mediakan hanya untuk koran langka yang

sifatnya membutuhkan penanganan segera, seperti kerusakan

secara fisik. Program alih media itu sendiri sudah dilakukan

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia sejak Tahun 1990an,

dalam hal ini bidang transformasi digital melakukan kegiatan alih

media untuk menyelamatkan isi kandungan informasi dalam bahan

74 Hasil wawancara dengan informan yaitu Pak Cecep Nurjanjanti S.Sos pada tanggal 4

Juli 2015.

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

79

pustaka tersebut agar lebih awet dan bisa dimanfaatkan. Berikut

prosedur kebijakan bahan pustaka yang perlu dialih mediakan

bidang transformasi digital:

a) Koran yang sudah langka, koleksi naskah nusantara, buku

langka, peta kuno, gambar, foto bersejarah, majalah, dengan

pertimbangan koleksi yang butuh penanganan baik dari segi

kondisi fisiknya yag sudah tua dan mengalami kerusakan.

b) Koleksi dengan permintaan yang tinggi atau paling banyak

dicari.

c) Tema yang paling menjadi prioritas adalah sejarah

terbentuknya zaman kolonial dan kemerdekaan.75

Untuk Pendigitalisasian pada koran langka, target program alih

media koran langka yang dilakukan Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia dalam setahun sekitar 750 Roll. Dalam satu roll dapat

memuat dua bundel atau dalam segi ekspos dapat memuat sampai 600

ekspos atau 1200 halaman. Hal ini berdasarkan hasil wawancara

dengan informan yaitu Pak Jamiat Wirta:

“Pada Bidang Preservasi memiliki target jauh lebih sedikit

dengan Bidang Alih Media yang memiliki target 750 Roll atau

sekitar ratusan ribu halaman koran langka. Sementara di

bagian Preservasi memiliki target dalam setahun sekitar 5000

halaman.”

75 Hasil wawancara dari salah satu informan yaitu Pak Jamiat Wirta pada Tanggal 4 Juli

2015

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

80

Peralatan yang mendukung untuk proses kegiatan alih media di

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia antara lain:

a) Peralatan komputer dengan kualifikasi tingkatan multimedia.

b) Scanner A0 yang berfungsi untuk menscan yang sifatnya lembaran

seperti peta dan koran langka.

c) Scanner A4 digunakan untuk untuk buku yang berkarakter tebal

ataupun tipis.

d) Flatbath atau A3 yang berfungsi untuk menscan tabloid-tabloid

mingguan.

e) Scanner book drive yang berfungsi untuk menscan buku-buku

tebal, serta mesin konversi mikrofilm ke dalam format digital.

f) Kamera digital.

g) Tape Recorder.

h) Handycam dan video recorder.

i) dan Software pendukung alih media digital.

Untuk alur proses Alih Media Digital adalah sebagai berikut:

1. Survey kondisi di Bagian Layanan, memilih koran langka mana

yang paling banyak dicari atau dimanfaatkan pemustaka. jika data

sudah didapatkan, setelah itu membuat daftar bibliografi dari koran

langka tersebut. Hal tersebut dilakukan supaya koleksi-koleksi

yang telah dialih mediakan dapat ditelusuri kembali data-data

bibliografisnya, dan data-data itulah akan disimpan didalam

pangkalan data sebagai arsip bidang transformasi digital.

2. Melakukan pengecekan kondisi fisik bahan pustaka, apabila bahan

pustaka tersebut tingkat kerusakannya sudah tinggi, maka terlebih

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

81

dahulu ditangani oleh bidang konservasi, setelah adanya

penanganan di Bidang Konservasi, maka barulah bahan Pustaka

tersebut dialih mediakan.

3. Proses pengambilan objek yang akan dialih mediakan ke format

digital. Objek-objek yang akan dialih mediakan tidak hanya pada

objek tersetak maupun tiga dimensi, tetapi bisa objek audio visual,

proses pengambilan objek tersebut dengan melalui:

a. Proses Scanning

Proses pemindahan dari bahan pustaka tercetak dialih

mediakan menjadi format digital. Standarisasi dari dalam

proses pemindahan adalah dokumen elektronik tersebut harus

memiliki informasi yang sama dengan dokumen aslinya.

Resolusi yang direkomendasikan untuk dokumen elektronik

tersebut adalah minimum 300 dpi (9dot per inch) dan disimpan

dalam bentuk elektronik dalam format tertentu (TIFF, GIF,

JPEG, dan lain-lain dalam bentuk file gambar, dan Doc, html,

rtf, txt untuk file dokumen).

b. Proses Editing

Tahap berikutnya dari pengambilan gambar adalah proses

editing. Proses editing itu sendiri merupakan proses pengeditan

dokumen yang sudah dialih mediakan. Hal ini juga tergantung

jenis dari dokumennya, diantaranya adalah:

1) Proses Editing File Image : software yang digunakan adalah

adobe photoshop, atau program-program pengolah gambar

lainnya. Proses pengeditan hanyalah mengoreksi dokumen-

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

82

dokumen yang telah dialih mediakan tanpa merubah wujud

aslinya.

2) Proses Editing Citra Bergerak : prosesnya sama seperti

proses editing. Yaitu tanpa merubah isi atau dari aslinya.

Namun yang membedakan adalah penggunaan softwarenya

yaitu menggunakan adobe premiere.

3) Proses Editing File Suara (Audio) : proses tersebut akan

diproses dalam software cool edit.76

2) Mikrofilm

Pelestarian koleksi koran langka juga dilakukan alih media

kedalam bentuk mikro, CD-ROM, foto dan fotokopi. Teknik alih

media dalam bentuk ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan

dengan teknik lainnya. Kelebihan tersebut dapat dilihat dari faktor

ketahanan yang lebih lama hingga 500 tahun, menghemat tempat

penyimpanan, mudah digandakan, waktu dan tenaga, menghemat

biaya pemeliharaan dan penyebaran, serta mempermudah

pencarian kembali.

Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses alih media bahan

pustaka ke dalam bentuk mikro antara lain:

a) Survey kondisi di Bagian Layanan, memilih koran langka mana

yang paling banyak dicari atau dimanfaatkan pemustaka. jika

data sudah didapatkan, setelah itu membuat daftar bibliografi

dari koran langka tersebut. Hal tersebut dilakukan supaya

76 Hasil wawancara dari salah satu informan yaitu Pak Jamiat Wirta pada Tanggal 4 Juli

2015

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

83

koleksi-koleksi yang telah dialih mediakan dapat ditelusuri

kembali data-data bibliografisnya, dan data-data itulah akan

disimpan didalam pangkalan data sebagai arsip bidang

transformasi digital.

b) Pemotretan: cara kerja di tahap ini sama dengan pemotretan

biasa, memasukan memory kedalam kamera, mengatur cahaya

yang diperlukan, menyesuaikan letak bahan pustaka yang akan

di foto, menyesuaikan fokus kamera. Itu semua dilakukan

untuk menghasilkan hasil yang maksimal.

c) Processing: untuk memproses film (jika memakai kamera film)

digunakan bahan kimia seperti halnya memproses film pada

fotografi, yaitu developer dan fixer. Developer berfungsi untuk

menampakkan tulisan atau gambar pada film, sedangkan fixer

berfungsi untuk menstabilkan tulisan atau gambar tersebut

sehingga tidak lagi bereaksi apabila film tersebut terkena

cahaya. Sebaiknya kegiatan tersebut dilakukan dikamar gelap

demi hasil yang maksimal. Dalam melakukan processing ini

petugas dituntut harus professional.

d) Penduplikasian: dengan menggunakan duplikator untuk

membuat duplikat master negative menjadi copy negative dan

mikrofilm positif untuk layanan. Pembuatan duplikasi ini

penting untuk mencegah kerusakan master negative bila

digunakan.

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

84

e) Pemeriksaan Hasil atau Kontrol Kualitas : tahap ini diperlukan

untuk mengetahui apakah hasil pemotretan, processing dan

penduplikasian sudah memenuhi standar yang ditetapkan.77

3. Kendala-Kendala yang dihadapi Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia dalam Pelestarian Koran Langka.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh penulis dalam

melaksanakan kegiatan pelestarian koran langka di Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia, tentunya menghadapi kendala dan hambatan. Selain

tidak adanya kebijakan secara tertulis mengenai kegiatan pelestarian

khususnya pelestarian koran langka, kurangnya sarana dan prasarana yang

dibutuhkan dan kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang

mengakibatkan kegiatan pelestarian koran langka belum maksimal.

Pernyataan ini diperkuat hasil wawancara dengan informan yaitu

Made Ayu Wirayati :

“dari segi kebijakan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

belum memiliki kebijakan tertulis dan masih berupa draft,

sedangkan dari segi SDM yang kurang, yakni dari latar belakang

yang berbeda dan pelatihan masih mengandalkan petugas senior,

selanjutnya bahan yang masih sebagian impor dari luar dan

harganya mahal yang tidak sebanding dengan koran yang sekian

ratus ribu jumlahnya. dengan anggarannya yang sedikit, Jadi

kemungkinan untuk melestarikannya sangat sedikit.”

kendala-kendala yang dihadapi Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia adalah sebagai berikut:

77 Hasil wawancara dari salah satu informan yaitu Pak Jamiat Wirta pada Tanggal 4 Juli

2015.

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

85

1) Belum adanya kebijakan tertulis sebagai pedoman untuk pelestarian khususnya koran langka di Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia.

2) Minimnya anggaran untuk kegiatan pelestarian koran langka,

namun kegiatan ini membutuhkan anggaran yang cukup

besar, Oleh karena itu pihak Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia harus mampu menyeimbangkan anggaran dengan

kegiatan ini dengan sebaik-baiknya.

3) Pasokan peralatan khususnya tissue Jepang yang sulit

didapatkan mengakibatkan lambatnya pelestarian koran

langka di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

4) Sumber daya manusia (SDM) yang kurang memadai dalam

bertugas melakukan kegiatan pelestarian koran langka di

Bidang Konservasi.

5) Tidak ada pelatihan atau penyuluhan berkala untuk

melakukan kegiatan pelestarian koran langka. Hal ini

menyebabkan kurangnya pengetahuan petugas dalam

melakukan kegiatan pelestarian koran langka.78

C. Pembahasan

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia merupakan lembaga Perpustakaan

tingkat satu (Nasional) yang termasuk ke dalam kelompok perpustakaan

umum. Menurut Panduan Penyelenggaran Perpustakaan Umum yang

dikeluarkan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tahun 1992 tujuan

umum dari perpustakaan umum adalah membina dan mengembangkan

kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan

seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat yang berada

dalam jangkauan layanannya, sehingga terkembang daya kreasi dan

inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga

78 Hasil wawancara dengan informan yaitu Ibu Dra.Made Ayu Wirayati M. Ikom pada

tanggal 4 Juli 2015.

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

86

masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang pembangunan nasional.79

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia sebagai perpustakaan acuan bagi

seluruh perpustakaan yang ada di Indonesia yang menurut Undang-undang

Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, bahwa Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia adalah lembaga pemerintah non-departemen yang

melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan yang berfungsi

sebagai perpustakaan pembina, rujukan, deposit, penelitian, pelestarian, dan

pusat jejaring perpustakaan, serta berkedudukan di Ibukota Negara.

1. Kebijakan Pelestarian Koran Langka di Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia

Mengingat Perpustakaan Nasional Republik Indonesia adalah lembaga

yang menaungi atau menjadi acuan bagi seluruh Perpustakaan di Indonesia

seperti yang disebutkan dalam Undang-undang No. 4 tahun 1990

menyebutkan dengan jelas bahwa Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia merupakan badan yang ditunjuk untuk melaksanakan pelestarian

semua karya cetak dan rekam yang diterbitkan di Indonesia atau di luar

negeri tentang Indonesia.

Dalam hal pelestarian bahan pustaka khususnya koran langka di

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia belum memiliki kebijakan

secara tertulis. Akan tetapi pihak Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia telah menggunakan acuan sebagai kebijakan pelestarian yaitu

UU No.43 tahun 2007 tercantum pada Bab 1, pasal 1.

79 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Panduan Penyelenggaran Perpustakaan

Umum, (Jakarta: PNRI, 1992), h. 6-7.

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

87

Jadi sampai saat ini belum ada kebijakan tertulis mengenai

pelaksanaan pelestarian koran langka, hal itu terkendala karena sering

adanya pergantian antara pejabat Eselon II yang pada saat proses membuat

kebijakan, otomatis pejabat yang baru ini memulai dari awal dan

mempelajari ulang tentang kebijakan. Akan tetapi Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia menggunakan beberapa pedoman seperti mengadopsi

tentang prinsip-prinsip pelestarian bahan pustaka oleh IFLA.

Akan tetapi bukan berarti Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia tidak harus mengeluarkan kebijakan tertulis mengenai

pelestarian khususnya pelestarian koran langka. itu semua belum tentu

sesuai dengan kondisi realita di Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia, mengingat Indonesia adalah daerah tropis yang berbeda dengan

prinsip-prinsip pedoman IFLA yang dikeluarkan oleh Eropa. Karena

sebuah lembaga harus memiliki kebijakan tertulis dalam suatu

kegiatannya, apalagi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia adalah

sebuah lembaga yang menjadi pusat rujukan perpustakaan tingkat

nasional.

2. Teknis Pelaksanaan Pelestarian Koran Langka Di Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia.

Kegiatan yang dilakukan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

dalam melestarikan koran langka meliputi cara menambal dan

menyambung kertas, fumigasi, enkapsulasi, penjilidan, dan alih media.

Kegiatan yang dilakukan bidang konservasi meliputi kegiatan

perbaikan koran langka seperti proses menambal dan menyambung kertas,

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

88

fumigasi, enkapsulasi, dan penjilidan. Koran langka yang sudah diperbaiki

di bagian konservasi dikembalikan ke bagian penyimpanan Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia untuk dilayankan kembali agar dapat

digunakan oleh para pemustaka. Sedangkan bidang transformasi digital

melakukan kegiatan alih media dalam bentuk CD, dan bidang reprografi

melakukan pelestarian koran langka dalam bentuk mikro dan foto.

a) Menambal dan Menyambung Kertas

Salah satu upaya yang dilakukan bidang konservasi di Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia untuk memperbaiki koran langka yang

rusak yaitu menambal dan menyambung kertas. Kegiatan ini

bermanfaat untuk mengisi lubang-lubang, dan bagian-bagian yang

dihilangkan pada kertas atau menyatukan kembali kertas yang sudah

robek akibat macam-macam faktor perusak. Sedangkan untuk kegiatan

menyambung koran langka yang sudah rusak dapat dilakukan dengan

dua cara yaitu dengan menggunakan mesin dan manual. Hasil yang

diperoleh dengan cara mesin lebih banyak dibandingkan dengan cara

manual yang lebih sedikit, karena dengan cara manual diperlukan

ketelitian bagi yang mengerjakannya.

Jadi upaya menambal dan menyambung kertas tersebut sudah

sesuai untuk melestarikan koran langka agar tidak cepat rusak. Maka

dari itu menambal dan menyambung kertas adalah salah satu metode

yang efektif untuk memperbaiki dan melestarikan koran langka.

b) Fumigasi

Upaya yang melestarikan koran langka yang dilakukan Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia juga meliputi Fumigasi. Fumigasi koran

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

89

langka dapat dilakukan di dalam ruangan perpustakaan atau juga bisa

disebut parsial, sedangkan fumigasi yang dilakukan di ruangan yang

sengaja dibangun atau ruangan khusus untuk melakukan kegiatan

fumigasi disebut frontal.

Namun Pada umumnya Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia melakukan fumigasi terhadap ruangan penyimpanan koleksi

untuk mencegah kehadiran berbagai macam serangga dan binatang

pengerat. Adapun metode yang digunakan Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia dalam pelaksanaan kegiatan fumigasi yaitu dengan

cara parsial. Hal tersebut sudah sesuai dengan teori tentang pedoman

teknis fumigasi, Banyak cara atau metode dalam hal pelestarian

khususnya pada fumigasi, hal ini harus disesuaikan dengan tersedianya

bahan fumigant, faktor ruangan, anggaran yang tersedia serta situasi

dan kondisi yang perlu diperhatikan.80 Namun dalam menyiapkan

peralatan keselamatan kerja pihak Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia kurang peduli, atau katakanlah kurang maksimal terhadap

masalah yang satu ini. “untuk perlatan keselamatan kerja sebaiknya

yang harus diperlukan adalah pakaian kerja (overall), sarung tangan,

sepatu boot, tutup kepala, kaca mata pelindung (goggle), masker gas

(respirator), lampu halida, sapu, pengki, dan terakhir bahan fumigant

yang akan digunakan. Tidak lupa kami juga menyiapkan kotak P3K,

alat pemadam kebakaran, tabung oksigen dan lain-lain untuk berjaga-

jaga bila ada kejadian tidak terduga yang dapat membahayakan pekerja

80 Muhammadin Razak. Pedoman Teknis Fumigasi. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,

1998. h. 85.

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

90

maupun orang-orang di sekitarnya, misal tentang keracunan atau

terluka pada saat bekerja. Tetapi peralatan tersebut tidak semua dapat

disiapkan dikarenakan keterbatasan anggaran yang dimiliki. Akan

tetapi kami mempunyai inisiatif untuk membawa sendiri perlatan kerja

yang dibutuhkan untuk kegiatan fumigasi.”81

c) Enkapsulasi

Kegiatan Enkapsulasi adalah cara yang dilakukan Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia untuk menjaga fisik koran langka tetap

awet dan terjaga. Pada enkapsulasi setiap lembar kertas diapit plastik

bebas asam dengan cara menempatkannya diantara dua lembar plastik

yang transparan, jadi tulisannya tetap bisa dibaca dari luar. Pinggiran

plastik tersebut ditempeli lem dari double sided tape 3M, sehingga

kertas tidak terlepas.

Hal tersebut sudah sesuai dengan definisi tentang pelestarian

bahan pustaka dan arsip “Enkapsulasi adalah salah satu cara preservasi

kertas dengan menggunakan bahan pelindung untuk menghindarkan

dari kerusakan yang bersifat fisik, misalnya rapuh karena umur, rusak

karena pengaruh asam, polusi udara, berlubang arena dimakan

serangga, kesalahan penyimpanan atau salah dalam pemakaian seperti

menggulung atau melipat atau rusak karena terlalu sering mengalami

kerusakan kecil pada bagian pinggirnya lebih baik di enkapsulasi,

81 Hasil wawancara dengan informan yaitu Pak Cecep Nurjanjanti S.Sos pada tanggal 4

Juli 2015.

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

91

karena untuk menambal kerusakan itu akan menghabiskan waktu yang

terlalu lama.”82

d) Penjilidan

Untuk koran langka yang telah mengalami kerusakan, perlu segera

dilakukan penjilidan ulang, agar nilai informasi yang ada didalamnya

tidak hilang, sehingga koran langka yang telah diperbaiki dengan

penjilidan ulang tersebut dapat dimanfaatkan kembali oleh pengguna

perpustakaan.

Proses Penjilidan yang dilakukan di Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia sudah sesuai dengan definisi pelestarian bahan

pustaka. proses merupakan pekerjaan menghimpun atau

menggabungkan lembaran-lembaran yang lepas menjadi satu, yang

dilindungi ban atau sampul.83

e) Alih Media

Koran langka adalah bahan pustaka yang cukup sulit dalam

pelestariannya. Hal ini disebabkan koran langka terbuat dari kertas

yang cepat rusak dan relatif berusia tua. Untuk mengatasi hal tersebut

bidang Transformasi Digital di Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia melakukan Alih Media. “di Perpustakaan Nasional, surat

kabar itu sudah pasti wajib dialih mediakan, karena sifat bahan

pustakanya tidak ada lagi, kalau tidak dilestarikan atau dialih mediakan

82Muhammadin Razak. Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip. Jakarta: Program

Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992. h.56

83 Karmidi Martoatmodjo. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka,

1999. h. 123.

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

92

informasinya akan ikut hilang. Maka dari itu wajib dilestarikan dalam

bentuk alih media atau pun dalam bentuk konservasi.”84

Hal ini sudah sesuai dengan definisi pedoman pembuatan e-

book dan standar alih media yaitu alih media digital ini merupakan

salah satu upaya penyelamatan isi atau informasi yang dikandung

bahan perpustakaan tersebut tanpa menghilangkan atau merubah

bentuk aslinya.85

3. Solusi Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Kendala-Kendala dalam

Pelaksanaan Pelestarian Koran Langka di Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia.

Di dalam melaksanakan kegiatan pelestarian koran langka di Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia, tentunya menghadapi kendala dan

hambatan. Selain tidak adanya kebijakan secara tertulis mengenai

pelaksanaan pelestarian koran langka, kurangnya tersedianya sarana dan

prasarana yang diperlukan serta kurangnya sumber daya manusia (SDM)

yang memadai mengakibatkan pelaksanaan kegiatan pelestarian koran

langka belum maksimal dan efektif. Seperti dalam pernyataan :

“ya kalau kendala, yang pertama ialah PNRI belum memiliki

kebjakan tertulis mengenai kegiatan pelestarian koran langka,

Lalu yang ke dua untuk masalah anggaran yang disediakan oleh

pihak PNRI untuk kegiatan pelestarian koran langka belum

mencukupi. Dan untuk masalah SDM, terkadang setiap kegiatan

ingin dilangsungkan ada saja yang tidak hadir, entah itu sakit, izin

atau ada keperluan lain. Sehingga kami tidak mempunyai

84 Hasil wawancara dari salah satu informan yaitu Pak Jamiat Wirta pada Tanggal 4 Juli

2015.

85 Tuty Hendrawati. Pedoman Pembuatan E-Book Dan Standar Alih Media. Jakarta :

Perpustakaan Nasional RI, 2014. h. 10.

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

93

penggantinya lagi pula kami mengakui bahwa kompisisi SDM yang ada saat ini berasal dari latar belakang yang berbeda. Kendala

yang terakhir yaitu tidak adanya pelatihan secara khusus dalam

hal kegiatan pelestarian koran langka. Biasanya kami hanya

belajar dari senior-senior kami saja tentang tata cara fumigasi

yang benar. Seharusnya diperlukan suatu pelatihan secara

mendalam dalam hal pengembangan potensi SDM khususnya

dalam kegiatan pelestarian koran langka untuk meningkatkan

keahlian serta profesionalitas masing-masing pekerja”.86

Jadi dapat disimpulkan bahwa Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia menghadapi kendala-kendala dalam usahanya melestarikan

koran langka yang mengakibatkan kegiatan pelestarian koran langka

belum maksimal. Maka solusi yang didapat untuk mengatasi kendala-

kendala yang dihadapi dalam kegiatan pelestarian koran di Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia langka sebagai berikut :

a) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia seharusnya memiliki atau

sudah membuat kebijakan mengenai pelestarian bahan pustaka

khususnya pada koran langka agar dapat lebih terarah dan berjalan

secara efektif.

b) Mengingat pelestarian bahan pustaka membutuhkan anggaran yang

cukup besar, maka Perpustakaan Nasional Republik Indonesia harus

lebih mempedulikan anggaran yang dikeluarkan untuk pelestarian

bahan pustaka agar kegiatan tersebut dapat berjalan secara optimal.

c) Menjalin kerjasama dengan banyak perusahaan yang memproduksi

Tissue Jepang agar pasokannya tidak terhambat.

d) Perlu mengadakan peremajaan alat-alat yang sudah tidak layak atau

sering rusak agar dapat berjalan dengan optimal.

e) Perlunya penambahan sumber daya manusia (SDM) yang lebih

mengerti dalam melaksanakan tugas pelestarian bahan pustaka.

f) Bekerjasama dengan pihak luar, misalnya mendatangkan konsultan

ahli untuk mengadakan pelatihan.

g) Para petugas khususnya bidang preservasi sebaiknya mengikuti

seminar, pelatihan, dan diklat untuk masalah pelestarian khususnya

koran langka agar memiliki bekal, pemahaman dan mempunyai

keahlian yang baik.87

86 Hasil wawancara dengan informan yaitu Pak Cecep Nurjanjanti S.Sos pada tanggal 4

Juli 2015.

87 Hasil wawancara dengan informan yaitu Ibu Dra.Made Ayu Wirayati M. Ikom pada

tanggal 4 Juli 2015.

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

94

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian, penjelasan, dan analisis penelitian diatas mengenai

kegiatan pelestarian koran langka di Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia. Penulis menarik beberapa kesimpulan dari hasil penjelasan bab

sebelumnya, diantaranya adalah:

1. Dari hasil penelitian ini dapat digambarkan bahwa pelaksanaan

pelestarian koran langka di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

dilaksanakan melalui kebijakan tidak tertulis, sedangkan untuk kebijakan

tertulisnya masih berupa draft umum untuk pelestarian naskah kuno.

Kebijakan Pelestarian koran langka secara tidak tertulis di Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia meliputi : Menambal dan menyambung,

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia memprioritaskan koran langka

yang robek dan berlubang dilestarikan dengan cara menambal dan

menyambung kertas. Fumigasi, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

melakukan fumigasi terhadap ruangan penyimpanan koleksi untuk

mencegah kehadiran berbagai macam serangga dan binatang pengerat.

Enkapsulasi, Kegiatan ini merupakan cara yang dilakukan Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia untuk menjaga fisik koran langka tetap awet

dan terjaga. Penjilidan, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

melakukan penjilidan Untuk koran langka yang jilidannya rusak,

dilakukan tahap penjilidan ulang yang rusak. Penjilidan efektif untuk

menguatkan kertas koran langka, karena sifat kertas koran langka yang

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

95

rapuh. Alih media, Koran langka di Perpustakaan Nasional wajib dialih

mediakan, karena sifat bahan pustakanya sangat terbatas, jika tidak

dilestarikan atau dialih mediakan informasinya akan ikut hilang.

2. Hasil penelitian ini juga mendapatkan pengetahuan tentang teknis

pelestarian koran langka yang dilaksanakan Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia meliputi : Menambal dan menyambung, Kegiatan ini

dilakukan mengisi lubang-lubang, dan bagian-bagian yang hilang pada

kertas atau menyatukan kembali kertas yang sudah robek akibat macam-

macam faktor perusak. Fumigasi, di Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia melakukan fumigasi tanpa memperlukan ruangan khusus, dalam

artian ruangan yang digunakan ialah ruangan perpustakaan untuk menyimpan

koleksi koran langka. Enkapsulasi, Pada kegiatan ini setiap lembar kertas

diapit plastik bebas asam dengan cara menempatkannya diantara dua

lembar plastik yang transparan, jadi tulisannya tetap bisa dibaca dari luar.

Penjilidan, Untuk koleksi koran langka yang jilidannya rusak,

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia melakukan tahap penjilidan

ulang terhadap surat kabar yang telah rusak dengan membuatkan sampul

pada koran langka. Alih media, pada tahap ini koran langka dialih

mediakan ke bentuk format mikrofilm dan CD-ROM dengan proses

pengambilan objek, melakukan foto, dan proses scanning.

3. Kendala yang dihadapi dalam pelestarian koran langka, seperti kurangnya

pasokan Tissue Jepang untuk menambal dan menyambung, kurangnya

anggaran untuk kegiatan pelestarian, kurangnya sumber daya manusia dan

pelatihan untuk bertugas melestarikan dalam bidang preservasi. Maka dari

itu Perpustakaan Nasional Republik Indonesia harus lebih mempedulikan

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

96

anggaran yang dikeluarkan untuk pelestarian bahan pustaka agar kegiatan

tersebut dapat berjalan secara optimal, Menjalin kerjasama dengan banyak

perusahaan yang memproduksi Tissue Jepang agar pasokannya tidak

terhambat, Perlunya penambahan sumber daya manusia (SDM) yang lebih

mengerti dalam melaksanakan tugas pelestarian bahan pustaka,

Bekerjasama dengan pihak luar, misalnya mendatangkan konsultan ahli

untuk mengadakan pelatihan, Para petugas khususnya bidang preservasi

sebaiknya mengikuti seminar, pelatihan, dan diklat untuk masalah

pelestarian khususnya koran langka agar memiliki bekal, pemahaman dan

mempunyai keahlian yang baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, penulis merekomendasikan beberapa

saran yang dapat dilakukan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

khususnya di bagian preservasi bahan pustaka dalam memecahkan kendala

yang dihadapi dalam melakukan kegiatan pelestarian koran langka,

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia seharusnya memiliki atau

sudah membuat kebijakan secara tertulis mengenai pelestarian bahan

pustaka khususnya pada koran langka agar dapat lebih terarah dan berjalan

secara efektif.

2. Mengingat pelestarian bahan pustaka membutuhkan anggaran yang cukup

besar, maka Perpustakaan Nasional Republik Indonesia harus

mempedulikan anggaran yang dikeluarkan untuk pelestarian bahan

pustaka agar kegiatan tersebut dapat berjalan secara optimal.

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

97

3. Menjalin kerjasama dengan banyak perusahaan yang memproduksi Tissue

Jepang agar pasokannya tidak terhambat.

4. Perlu mengadakan peremajaan alat-alat untuk melaksanakan pelestarian

yang sudah tidak layak atau sering rusak agar pelaksanaan kegiatan koran

langka dapat berjalan dengan optimal.

5. Perlunya penambahan sumber daya manusia (SDM) yang lebih mengerti

dalam melaksanakan tugas pelestarian bahan pustaka.

6. Bekerjasama dengan pihak luar, misalnya mendatangkan konsultan ahli

untuk mengadakan pelatihan.

7. Para petugas khususnya bidang preservasi sebaiknya mengikuti seminar,

pelatihan, dan diklat untuk masalah pelaksanaan pelestarian khususnya

pada koran langka agar memiliki bekal, pemahaman dan mempunyai

keahlian yang baik.

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

98

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Saleh, Pengelolaan Terbitan Berseri (Jakarta : Universitas

Terbuka, Depdikbud, 1996).

Ahmad Nawawi. Pelestarian Koleksi Buku Langka di Perpustakaan Kementrian

Pekerjaan Umum. Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas

Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Andi Prastowo, Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif,

(Jogjakarta: Diva Press, 2010).

Backissue Newspapers, Historic Newspaper Archive. Diakses pada pukul 20.25

WIB tanggal 5 Juni 2015 dari

http://www.backissuenewspapers.co.uk/Info/Historic-Newspaper-Archive

BlasiusSudarsono. Antologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto,

2006.

Brown, Facilities University Library . diakses pada pukul 22.15 tanggal 19

Oktober 2015 dari www.brown.edu/Facilities/University_library

/digproj/digcols/selection.html

Darmono.Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja

(Jakarta: Grasindo, 2007)

Durea J.M dan D.W.G Clement, Dasar-dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan

Pustaka.Jakarta: Perpustakaan Nasional, 1990.

Eva Maftuhah. Pelestarian Koleksi Buku Langka di Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia.Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Gardjito. Preservation and Conservation of library materials in tropical countries

with particular reference to the National Library of Indonesia. 1991.

Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakawanan, (Jakarta : Universitas Terbuka,

1999.

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,

2001).

IFLA,”Recommendations Concerning the International Standarizations of

Library Statistics”. Diakses pada pukul 22.00 WIB tanggal 25 Mei 2015

darihttp://portal.unesco.org/en/ev.phpURL_ID=13086&URL_DO=DO_TOP

IC&URL_SECTION=201.html

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

99

Karmidi Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka. (Jakarta : Universitas

Terbuka, 1999)

Lasa, SH, Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta:Pinus Book Publisher,

2007.

Lexy J. Moleong.Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:Remaja Rosda

karya, 2001).

Muhammad Djuhro. Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2002).

Muhammadin Razak. Pedoman Teknis Fumigasi. Jakarta: Perpustakaan Nasional

RI, 1998.

_________________. Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip. Jakarta: Program

Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992.

Penentuan Skala Prioritas Dalam Pelestarian Bahan Pustaka.” Kongres VII Ikatan

Pustakawan Indonesia dan Seminar Ilmiah Nasional. Tanggal 20-23

November 1995. Jakarta: Pengurus Besar Ikatan Pustakawan Indonesia,

1995.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Panduan Penyelenggaran

Perpustakaan Umum, (Jakarta: PNRI, 1992).

___________________________________, Pedoman Perawatan dan

Pemeliharaan Fasilitas Perpustakaan. (Jakarta : Perpustakaan Nasional RI,

1995).

___________________________________, Pokok-Pokok Kebijakan dan Strategi

Pelestarian Bahan Perpustakaan (BP) dan Naskah Kuno, 2014.

Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999).

Rahayuningsih, F. Pengelolaan Perpustakaan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005).

Santoso Outomo. “Kerusakan Karena Faktor Lingkungan dan Cara

Penanggulangannya.” Materi Lokarya Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip.

Dilaksanakan Tanggal 27-29 Juli 1992. Banjarmasin: Perpustakaan Daerah

Kalimantan Selatan, 1992.

Sholiatalhanin. “pelestarian (Preservation) Bahan Pustaka di Perpustakaan”.

http://testiani170885.wordpress.com/2009/05/11/pelestarian-preservation-

bahan-pustaka-di-perpustakaan. (Diakses pada tanggal 17 Maret 2015 jam

12.00 WIB).

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

100

Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2012).

Struktur dan Organisasi Perpustakaan Nasional RI diakses pada tanggal

12Agustus 2015 pukul 00.51 dari

http://kelembagaan.perpusnas.go.id/beranda/jajaran_unit_kerja/

Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1993.

Sumiyardi, Pentingnya Pemahaman Preservasi Bagi Pustakawan. Buletin

FKP2T, Th. II, No. 2. 1997.

Sutarno NS. Kamus Perpustakaan dan Informasi (Jakarta: Jala Permata, 2008).

Suwija, Nyoman, Laporan Penelitian: Upaya Pelestarian Bahan Pustaka Pada

Perpustakaan Universitas Udayana. Denpasar: Universitas Undaya, 1995.

The Mitchell Archives, Historic Newspaper. Diakses pada pukul20.30 WIB

tanggal 5 Juni 2015 dari http://mitchellarchives.com/history

Tjetjep S. Surialaga,dkk. “Pelestarian Koleksi Perpustakaan”, Jurnal

Perpustakaan Pertanian, Vol.II no.2 (2002).

Tjutju Soendari, “Metode Penelitian Deskriptif”, diakses pada 28 November 2014

dari file.upi.edu

Totok djuroto, Manajemen Penerbitan Pers (Bandung : PT Remaja Rosda karya,

2004).

Tugas, Fungsi dan Wewenang diakses pada tanggal 12 Agustus 2015 ukul 00.51

dari http://kelembagaan.perpusnas.go.id/beranda/tugas_fungsi_wewenang/.

Tuty Hendrawati. Pedoman Pembuatan E-Book Dan Standar Alih Media. Jakarta

: Perpustakaan Nasional RI, 2014.

Undang-undang nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan

Zulfachri Tribuana Said. Pelaksanaan Fumigasi Pada Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia Sebagai Upaya Pelestarian Bahan Pustaka, Skripsi S1

Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2011.

Hasil wawancara dengan informan yaitu Dra.Made Ayu Wirayati M. Ikom pada

tanggal 4 Juli 2015.

Hasil wawancara dengan informan yaitu Cecep Nurjanjanti S.Sos pada tanggal 4

Juli 2015.

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

101

Hasil wawancara dari salah satu informan yaitu Jamiat Wirta pada Tanggal 4 Juli

2015

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

Gambar 1. Tissue Jepang

Gambar 2. Bubur Kertas

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

Gambar 3. Proses perendaman Koran Langka dengan air yang sudah dicampur bubur kertas

Gambar 4. Proses menambal dan menyambung Koran Langka dengan tissue Jepang

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

Gambar 5. Proses pengeringan koran langka yang sudah ditambal

Gambar 6. Proses Enkapsulasi dengan cara manual

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

Gambar 7. Proses Enkapsulasi dengan mesin

Gambar 8. koran langka yang sudah di enkapsulasi

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

Gambar 9. Hard Cover untuk menjilid koran langka

Gambar 10. koran langka yang sudah dijilid

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

Gambar 11. alat untuk proses alih media

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

HASIL WAWANCARA

1. Apa maksud dari definisi Koran Langka menurut definisi Perpustakaan Nasional?

Informan : Dra. Made Ayu Wirayati, M. Ikom.

Jawab : koran langka itu, yang namanya langka secara teori harus diatas 50 tahun

sampai ratusan tahun dan hanya satu-satunya dimiliki, sangat bernilai dan

sudah tidak diterbitkan lagi.

2. Bagaimana pelestarian koran langka di Perpustakaan Nasional?

Informan : Dra. Made Ayu Wirayati, M. Ikom.

Jawab : Pelestarian ada dua, kita bisa melakukan secara preventif, kalo preventif

tentu saja menyimpan didalam box-box, karena koran langka itu rapuh

temperaturnya juga harus stabil sekitar 20-24˚C (dengan AC), sesudah itu

diberi kapur barus, akan tetapi di box diberikan Silica Gel. Dari sekitar

puluhan ribu koran langka yang sudah rapuh itu diproritaskan untuk

dilakukan kegiatan preservasi secepatnya seperti mengalih mediakan ke

bentuk digital. Jika memang fisiknya ingin diselamatkan karena

Perpustakaan Nasional sebagai Perpustakaan deposit, tentu saja selain

informasinya ada beberapa surat kabar yang memang harus dilestarikan.

Misalnya fisik surat kabar terbitan Jepang dan Belanda yang satu-satunya

kita akan lakukan enkapsulasi. mengingat banyaknya koran langka, tidak

mungkin semua fisiknya di konservasi. Jadi sebagian di alih mediakan dan

beberapa fisiknya yang sangat bernilai kita selamatkan.

3. Setiap Tahun ada berapa jumlah Koran Langka yang dilestarikan?

Informan : Dra. Made Ayu Wirayati, M. Ikom.

Jawab : Dalam bentuk fisik setiap tahun koran langka yang dilestarikan sekitar

2000 lembar sesuai dengan anggaran dan rencana, berbeda dengan alih

media yang lebih banyak.

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

4. Apakah Perpustakaan Nasional mempunyai kebijakan tertulis mengenai kegiatan

pelestarian koran langka?

Informan : Dra. Made Ayu Wirayati, M. Ikom.

Jawab : Belum ada, masih berupa draf. Namun draft ini sudah menjadi acuan bagi

Perpustakaan lainnya dalam melaksanakan pelestarian, draft ini juga sudah

mengacu pada UU No. 43 Tahun 2007 yang tercantum pada Bab VII pasal

21 ayat 3 tentang tanggung jawab Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia. Insya Allah mungkin tahun depan kita sudah mempunyai

kebijakan tertulis. Seharusnya dalam sebuah lembaga memang ada

kebijakan tertulis

5. Apakah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mempunyai kebijakan tertulis

mengenai pelestarian yang mencakup kegiatan Pelestarian Koran Langka?

Informan : Dra. Made Ayu Wirayati, M. Ikom.

Jawa : Sampai saat ini belum ada kebijakan tertulis mengenai kegiatan pelestarian

koran langka, hal itu terkendala karena sering adanya pergantian antara

pejabat Eselon II yang pada saat proses membuat kebijakan, otomatis

pejabat yang baru ini memulai dari awal dan mempelajari ulang tentang

kebijakan. akan tetapi PNRI menggunakan beberapa pedoman seperti

mengadopsi tentang prinsip-prinsip pelestarian bahan pustaka oleh IFLA,

dan yang termuat dalam UU No. 4 tahun 1990, dan untuk tanggung

jawabnya yaitu UU No. 43 tahun 2007 dan Undang-undang tentang serah

simpan karya cetak dan karya rekam

6. Apakah ada kerjasama dengan pihak luar dalam pelaksanaan pelestarian koran

langka?

Informan : Dra. Made Ayu Wirayati, M. Ikom.

Jawab : Untuk pelestarian informasi beberapa tahun yang lalu kita bekerjasama

dengan KITLV dan juga bekerjasama dengan Australia untuk alih media

surat kabar, tetapi tidak tahu kelanjutan dari kerjasama dengan pihak

tersebut bisa terhenti karena tidak ada konfirmasi dari pimpinan. Dalam

kerjasama tersebut mereka memberikan anggaran dan kita yang

mengerjakannya tetapi dalam bentuk fisik tidak ada.

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

7. Bagaimana proses dalam melaksanakan enkapsulasi terhadap koran langka? Alat apa

saja yang digunakan untuk melaksanakan enkapsulasi terhadap koran langka?

Informan : Cecep Nurjanjanti, S.Sos

Jawab : Kegiatan Enkapsulasi adalah cara yang dilakukan Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia untuk menjaga fisik koran langka tetap awet dan

terjaga. Pada enkapsulasi setiap lembar kertas diapit plastik bebas asam

dengan cara menempatkannya diantara dua lembar plastik yang transparan,

jadi tulisannya tetap bisa dibaca dari luar. Pinggiran plastik tersebut

ditempeli lem dari double sided tape 3M, sehingga kertas tidak terlepas.

8. Bagaimana proses dalam melaksanakan fumigasi terhadap koran langka?

Informan : Cecep Nurjanjanti, S.Sos

Jawab : Di dalam melakukan kegiatan fumigasi koran langka, diketahui ada 2 cara

yang digunakan, yaitu cara frontal dan cara parsial. Sebaiknya tindakan

yang diambil untuk melakukan kegiatan fumigasi yaitu frontal, yang

dimaksud frontal ialah menyiapkan ruangan khusus yang sudah disiapkan

sedemikian rupa untuk pelaksanaan fumigasi, guna menghindari kejadian-

kejadian tak terduga yang membahayakan keselamatan pekerja maupun

orang-orang yang ada disekitarnya. Sedangkan yang dimaksud cara parsial

ialah kegiatan fumigasi yang dilakukan tanpa memerlukan ruangan

khusus, dalam artian ruangan yang digunakan ialah ruangan perpustakaan

untuk menyimpan koleksi bahan pustaka. Biasanya PNRI dalam

melakukan kegiatan fumigasi koran langka menggunakan cara parsial.

9. Bagaimana proses menambal dan menyambung koran langka yang robek? Alat apa

saja yang digunakan untuk menambal dan menyambung terhadap koran langka yang

robek?

Informan : Cecep Nurjanjanti, S.Sos

Jawab : Kegiatan menambal dan menyambung kertas yang dilakukan bidang

konservasi adalah dengan cara menutup bagian surat kabar yang

berlubang atau yang terpisah satu sama lain pada bagian lipatan dengan

tisu Jepang. Menambal dilakukan untuk merekatkan bagian robek. Alat

yang digunakan dalam menambal dan menyambung meliputi tisu Jepang,

Lem perekat (methyl Celulosa) dan Stratch, Calsium Carbonat, bubur

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

kertas, Non woven sheet, mesin leaf casting, mesin press electric hidrolik,

dan masih banyak lainnya.

10. Pertimbangan apa yang dilakukan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dalam

melakukan penjilidan? Alat apa saja yang digunakan dalam penjilidan?

Informan : Cecep Nurjanjanti, S.Sos

Jawab : Lagkah pertama yaitu melakukan identifikasi buku, apakah bahan pustaka

tersebut masih bisa dijilid atau tidak, jika sudah tidak bisa dijilid ulang,

maka dibuatkan portopel, kotak atau selubung. kegiatan menjilid dilakukan

untuk memperbaiki bahan pustaka yang kebanyakan usianya sudah tua dan

mengalami kerusakan isi buku, lem atau jahitan yang lepas, dan sampul

yang sudah rusak. Kegiatan menjilid ini dilakukan pada proses akhir

setelah bahan pustaka mengalami perbaikan-perbaikan. Alat-alat yang

diperlukan dalam proses penjilidan ini seperti mesin potong, alat pres,

jarum, benang, gunting, kain linen, lem dan pisau cutter.

11. Apakah koran langka perlu dialih mediakan?

Informan : Pak Jamiat Wirta

Jawab : di Perpustakaan Nasional, surat kabar itu sudah pasti wajib dialih mediakan,

karena sifat bahan pustakanya tidak ada lagi, kalau tidak dilestarikan atau

dialih mediakan informasinya akan ikut hilang. Maka dari itu wajib

dilestarikan dalam bentuk alih media atau pun dalam bentuk konservasi.

12. Berapa jumlah koran langka yang dilestarikan pertahun?

Informan : Pak Jamiat Wirta

Jawab : Pada Bidang Bidang Alih Media memiliki target 750 Roll atau sekitar

ratusan ribu halaman koran langka pertahun.

13. Bagaimana proses untuk mengalih mediakan koran langka? Alat apa saja yang

digunakan untuk mengalih mediakan koran langka dalam bentuk digital?

Informan : Pak Jamiat Wirta

Jawab : Langkah pertama kita survei kondisi, kita memilih surat kabar yang banyak

dicari atau dimanfaatkan oleh Pemustaka. Setelah hasil survei didapatkan

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

kita akan membuat daftar bibliografi dari bahan pustaka tersebut dan

melaksanakan pemotretan.

14. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kerusakan pada Koran Langka?

Informan : Cecep Nurjanjanti, S.Sos

Jawab : Ada dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal, yang pertama faktor

internal yaitu kebanyakan koran langka memliki segi kualitas kertas yang

buruk. Kemudian faktor eksternal yaitu dari segi lingkungan, misalnya

bisa temperatur, kelembaban, cahaya, debu. Dari segi faktor Manusia yaitu

salah dalam pengerjaan, tangan jahil, dan tidak hati-hati dalam

menggunakan fisik koran langka. Selanjutnya faktor biota atau serangga

15. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan pelestarian

koran langka?

Informan : Cecep Nurjanjanti, S.Sos

Jawab : Dari segi SDM yang kurang, selanjutnya bahan yang masih sebagian impor

dari luar dan harganya mahal yang tidak sebanding dengan koran yang

sekian ratus ribu jumlahnya dengan anggarannya yang sedikit. Jadi

kemungkinan untuk melestarikannya sangat sedikit.

16. Solusi apa saja yang tepat untuk menangani kendala-kendala tersebut?

Informan : Cecep Nurjanjanti, S.Sos

Jawab : SDM yang harus ikut pelatihan atau kerjasama dengan pihak luar misalnya

konsultan supaya bisa membantu, angarannya diperbesar, dan selanjutnya

upayakan untuk memudahkan membeli bahan impor supaya diganti

dengan bahan yang lokal.

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam
Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam
Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam
Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28862/3/MUHAMMAD... · Program Studi Ilmu . Perpustakaan. Fakultas Adab dan . Humaniora Universitas Islam

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Muhammad Fahmi Rizal, lahir di Tangerang 18

Agustus 1992 putra kedua dari empat bersaudara

pasangan bapak H.Agus Salim dan ibu

Hj.Rumsini. Menyelesaikan pendidikan di

Tigaraksa, antara lain MIN (1997-2003), MTsN 1

(2003-2006), MAN 72 (2006-2009), Setelah

tamat MA, penulis diterima di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Ilmu

Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora. pernah membuat Quite Book

berjudul “Aku Suka Apel” bagi anak-anak penyandang difabel. Menjalani PKL

selama satu bulan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan laporan

yang berjudul “Pengadaan Bahan Pustaka Di Perpustakaan Nasional RI”. Penulis

juga pernah KKN bersama regu DETIK 2014, dan bertanggung jawab renovasi

Perpustakaan Sekolah MI (Madrasah Ibtidaiyah) Raudlatul Tholibin, Desa

Gunung Menyan Kabupaten Bogor. Pernah menjadi regu inti Pramuka MI-MTS,

ikut andil Tim Volly unggulan MTsN 1 Tigaraksa, Ketua organisasi JIPMusik

(Musik Jurusan Ilmu Perpustakaan) 2014-2015, Pengurus organisasi JIP

Adventure 2014-2015, selaku Pengurus Yayasan Pendidikan Islam YABIKA

(Yayasan Bina Insan Kamil) Jambe, Tangerang, selain itu juga sebagai Pendiri

sekaligus Bendahara organisasi kepemudaan TERAS (Tempat Remaja

Beraspirasi) Desa Tapos Tigaraksa, Tangerang.