disusun oleh -...

101
STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI DI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BOGOR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) Disusun Oleh : SITI NURJANAH NIM : 108052000016 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M

Upload: trinhdien

Post on 29-Jun-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK

MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI DI KANTOR

KEMENTERIAN AGAMA KAB. BOGOR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)

Disusun Oleh :

SITI NURJANAH

NIM : 108052000016

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M

Page 2: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK

MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI DI KANTOR

KEMENTERIAN AGAMA KAB. BOGOR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)

Oleh

SITI NURJANAH

NIM : 108052000016

Di Bawah Bimbingan

Drs. Sugiharto, MA

NIP : 19660806 199603 1 001

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M

Page 3: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI
Page 4: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 Maret 2013

Siti Nurjanah

Page 5: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

ABSTRAK

SITI NURJANAH (NIM 108052000016) STRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI DI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BOGOR

Strategi bimbingan agama sangatlah penting dalam membentuk motivasi

berprestasi, karena dengan melibatkan unsur bimbingan agama diharapkan dapat

menekankan pada penyadaran diri dan menyentuh hal paling hakiki dan fitri

dalam kehidupan aparatur sebagai makhluk yang beragama sehingga para pegawai

tidak menyalahgunakan kesempatan yang ada dan justru menciptakan prestasi

untuk lembaga dan melayani masyarakat dengan baik serta mampu

mempertanggungjawabkan amanah kerja yang telah diterimanya. Dengan

motivasi yang baik maka akan menimbulkan prestasi yang baik juga, dengan

prestas i yang baik perubahanpun akan menjadi nyata.

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi bimbingan

agama dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai di kantor Kemenag Bogor.

Adapun perumusan masalahnya yaitu bagaimanakah pelaksanaan bimbingan

agama dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai di kantor Kemenag

Bogor? Bagaimana strategi bimbingan agama yang digunakan dalam membentuk

motivasi para pegawai di Kemenag Bogor? apa yang menjadi faktor pendukung

dan penghambat strategi bimbingan agama dalam membentuk motivasi

berprestasi pegawai di Kemenag Bogor. Adapun batasan pada penulisan ini

adalah pada strategi bimbingan agama yang digunakan dalam membentuk

motivasi berprestasi pegawai di kantor Kementerian Agama Bogor.

Subyek yang diteliti yaitu Kepala Kantor Kementerian Agama Bogor,

Kepala Seksi Penamas dan 7 orang pegawai dari berbagai unit yang mengikuti

pelaksanaan bimbingan agama di kantor Kemenag ini. Jenis penelitian ini adalah

menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif, yang

bertujuan untuk mendeskripsikan atau melukiskan realitas yang ada di kantor

Kementerian Agama Bogor. Sedangkan tekhnik pengumpulan data dilakukan

dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.

Dengan demikian dari data yang diperoleh bahwa bimbingan agama

memiliki tujuan untuk menambah wawasan keagamaan bagi setiap pegawai

sehingga terbentuknya pola motivasi berprestasi kerja yang benar-benar sesuai

dengan aturan dan harapan masyarakat. Adapun strategi yang digunakan pada

pelaksanaan bimbingan agama ini diantaranya yaitu meningkatkan mutu materi

bimbingan agama, mendorong mereka untuk melaksanakan ibadah, kewajiban dan

perintah agama dengan harapan mendapat rahmat Allah SWT, menyadarkan

betapa pentingnya hidup dengan penuh kedisiplinan, memberikan penghargaan

kepada pegawai yang berprestasi. Adapun analisis SWOT yaitu kekuatan lembaga

para pembimbing lulusan strata satu (S1) dan materi yang disampaikanpun sangat

berkualitas. Adapun kelemahannya yaitu memiliki keterbatasan pada sarana

prasarana dan masih ada pegawai yang masih belum memiliki komitmen betapa

pentingnya bimbingan agama dalam membentuk motivasi berprestasi, adapun

peluangnya yaitu antusiasnya pegawai yang cukup tinggi, keterbukaan kepala

Kemenag dalam membantu kegiatan ini dan adanya respon yang baik dari

masyarakat. Dan ancamannya yaitu memperbaiki nilai-nilai negatif yang selama

ini menempel pada citra PNS.

Page 6: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin

Puja dan puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul: “Strategi Bimbingan Agama dalam Membentuk Motivasi Berprestasi

Pegawai Di Kantor Kementerian Agama Kab. Bogor” walaupun dengan

keterbatasan dan kesederhanaan.

Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW pembawa kesempurnaan, kepada keluarganya, sahabatnya, dan

para pengikutnya yang tetap setia hingga akhir zaman.

Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Univeritas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperolah gelar sarjana Sosial Islam (S.

Sos. I)

Penulis menyadari skripsi ini tidaklah mungkin dapat terselesaikan tanpa

dukungan dan dorongan berbagai pihak, oleh karena itu penulis menghaturkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Ayahanda H.

Saefullah, Ibunda Hj. St. Aminah tercinta yang selalu memberikan semangat

dengan cinta dan kasih sayang, rela mengorbankan tenaga, materi, waktu dan

doanya. Semoga Allah meridhoi keduanya serta adik-adikku dan seluruh keluarga

yang selalu mendukung dan mendoakan. Dan terimakasih juga penulis haturkan

kepada:

1. Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi

Page 7: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si Selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam

3. Drs. Sugiharto, MA. Selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam, sekaligus menjadi pembimbing Skripsi yang telah membimbing dan

memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi penulis dengan penuh

kesabaran, ketabahan dan keikhlasan demi penyempurnaan skripsi ini.

4. Dr. Suhaimi, M. Si Selaku Penasehat Akademik Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam, periode 2008-2009

5. Seluruh Staf Dosen Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

6. Drs. H. Suhendra, MM Selaku Kepala Kantor Kementerian Agama Kab.

Bogor

7. Ade Irawan S. Sos I. Selaku Pengarah Skripsi di Kantor Kementerian Agama

Kab. Bogor

8. H. Deden Effendi, SE, M.Si selaku kepala seksi Penamas yang telah

membantu melancarkan penelitian ini berlangsung.

9. Sahabat-sahabat Seperjuangan BPI Angkatan 2008-2009 yang selalu

mensuport dan memberikan masukan kepada penulis.

10. Dugi Raya yang telah membantu penulis, baik secara moril maupun materil.

Penulis sadar dan yakin, bahwasanya skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Akan tetapi meskipun demikian, penulis tetap berharap

semoga hasil dari skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan.

Page 8: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

Akhir kata penulis hanya dapat berharap dan memohon kepada Allah

SWT, semoga apa yang telah dilakukan menjadi amal shaleh dan mendapat

ganjaran pahala yang berlipat ganda. Semoga penulis dapat menambah

wawasan yang lebih banyak lagi. Amin Yaa Robbal’Alamin

Jakarta, 27 Maret 2013

(Penulis)

Page 9: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Batasan dan Perumusan Masalah ................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 5

D. Metode Penelitian .......................................................................... 6

E. Tinjauan Kepustakaan .................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan .................................................................... 12

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Strategi .......................................................................................... 13

1. Pengertian Strategi .................................................................... 13

2. Tahapan Strategi........................................................................ 15

3. Evaluasi Strategi........................................................................ 19

B. Bimbingan ...................................................................................... 21

1. Pengertian Bimbingan ............................................................... 21

2. Tahap Bimbingan ...................................................................... 22

3. Bentuk Bimbingan .................................................................... 26

4. Macam-macam Bimbingan ....................................................... 28

5. Tujuan Bimbingan ..................................................................... 30

C. Agama ............................................................................................ 31

1. Pengertian Agama ..................................................................... 31

Page 10: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

2. Sumber-sumber Agama ............................................................. 32

3. Fungsi dan Tujuan Agama ........................................................ 36

D. Strategi Bimbingan Agama ............................................................ 38

E. Motivasi ......................................................................................... 39

1. Pengertian Motivasi .................................................................. 39

2. Proses Motivasi ......................................................................... 42

3. Bentuk Motivasi ........................................................................ 43

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Motivasi

Berprestasi ................................................................................. 44

5. Tujuan pemberian Motivasi ...................................................... 46

F. Berprestasi ..................................................................................... 46

1. Pengertian Berprestasi ............................................................... 46

2. Jenis-jenis Prestasi .................................................................... 47

3. Tujuan Prestasi .......................................................................... 49

G. Motivasi Berprestasi ...................................................................... 49

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

KAB. BOGOR

A. Kantor Kementerian Agama .......................................................... 52

1. Sejarah Kementerian Agama Kab. Bogor ................................. 52

2. Sejarah Kota Bogor ................................................................... 52

3. Sejarah Kabupaten Bogor ......................................................... 53

B. Visi dan Misi Kantor Kementerian Agama Kab. Bogor................ 57

C. Susunan Organisasi................................................................ 59

Page 11: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Identifikasi Informan ..................................................................... 62

B. Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam Membentuk Motivasi

Berprestasi Pegawai di Kantor Kementerian Agama Kab. Bogor... 66

C. Strategi Bimbingan Agama yang Digunakan oleh Kementerian

Agama dalam Membentuk Motivasi Berprestasi Pegawai ............ 72

D. Analisis SWOT Strategi Bimbingan Agama dalam Membentuk

Motivasi Berprestasi Pegawai Kementerian Agama Kab. Bogor.... 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................78

B. Saran ..............................................................................................79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bekerja merupakan bagian dari aktualisasi diri bagi individu dalam

mengaplikasikan pengetahuan, kemampuan dan bahkan nilai keyakinan yang

dimiliki. Bekerja tanpa nilai, keyakinan dan tanpa motivasi yang tinggi akan

berdampak pada disorientasi kerja yang akhirnya dapat melahirkan

kehampaan makna. Semua aparatur tentu tidak ingin hilangnya kebermaknaan

dalam kerjanya. Nilai-nilai yang dijadikan dasar dalam bekerja tidak semata-

mata didasarkan atas keinginan pribadi, melainkan juga atas keinginan

kolektif yang dapat memayungi semua sikap, perilaku serta motivasi

pegawai.1

Beberapa potensi dan kompetensi seperti kecerdasan, keahlian,

kreativitas dan motivasi yang tinggi bagi aparatur negara merupakan

komponen yang menentukan kredibilitas sumber daya manusia disuatu

instansi atau satuan organisasi/kerja. Namun berbagai potensi dan kompetensi

tersebut tidak menjamin baiknya kinerja bila masing-masing pegawai belum

memiliki motivasi berprestasi yang tinggi.2

Setiap organisasi ataupun lembaga tentu ingin mencapai suatu tujuan,

begitu juga dengan Kementerian Agama. Untuk mencapai tujuan tersebut,

peranan manusia yang terlibat di dalamnya sangatlah penting. Untuk

menggerakan manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki organisasi atau

1 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT . Bumi Aksara,

2006), h. 1 2 Mundzir Suparta, M. A, Mengembangkan Budaya Kerja Melalui Pengawasan Dengan

Pendekatan Agama, ( Jakarta: Itjen Kementerian Agama, 2009), h.59

Page 13: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

2

lembaga tersebut, maka haruslah dipahami motivasi manusia yang bekerja di

dalam suatu organisasi tersebut, karena motivasi inilah yang menentukan

perilaku orang-orang untuk bekerja, atau dengan kata lain, perilaku merupakan

cerminan yang paling sederhana dari motivasi. 3

Menurut Gitosudarmo (2001) Dalam Edy (2007), motivasi adalah

suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktifitas

tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor

pendorong perilaku seseorang. Setiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang

pasti memiliki suatu faktor yang mendorong aktifitas tersebut. Oleh karena itu,

faktor pendorong dari seseorang untuk melakukan suatu aktifitas tertentu pada

umumnya adalah kebutuhan serta keinginan orang tersebut.

Motivasi diartikan sebagai sebab-sebab yang menjadi pendorong

tindakan seseorang, dasar fikiran dan pendapat. Pengertian ini sejalan dengan

pemikiran Stephen P. Robbins yaitu suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal

mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh

kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu.4

Motivasi kerja menurut Marihot (2002) adalah faktor-faktor yang

mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk

melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras

atau lemah. Pegawai yang memliki motivasi lemah atau menurun akan

berdampak pula pada kinerja mereka sehingga akan berakibat pada titik

maksimalnya mereka dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.

3 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (jakarta: PT Bumi Aksara, 2006),

h. 38 4 Malayu S.P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi , (Bandung: PT Bumi Aksara, 1996), h.

96.

Page 14: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

3

Dalam bekerja karyawan atau pegawai dituntut untuk terus selalu

meningkatkan kualitas kinerjanya agar dapat memberikan hasil yang terbaik

(prestasi) untuk lembaga atau kepentingan orang banyak. Karena jika kualitas

kinerja tidak baik hasilnya, maka akan dapat menimbulkan berbagai macam

masalah dan dapat merugikan diri sendiri maupun organisasi atau yang

bersangkutan. Pertambahan penduduk akan terus meningkat dengan segala

permasalahannya, kecenderungan tersebut pada saatnya akan mempengaruhi

pola kehidupan dimasa yang akan datang. Manusia dituntut untuk mampu

lebih kreatif inovatif dan mandiri dalam merencanakan hidupnya untuk

mendapatkan prestasi lebih baik dan sejahtera guna memperoleh kelestarian di

tengah perubahan, persaingan dan tantangan yang berlangsung dengan cepat.

Manusia yang akan mendapat keberhasilan dan kesejahteraan adalah manusia

yang menguasai ilmu pengetahuan serta kualitas pribadi dengan keimanan

tertentu.5

Tetapi biasanya seseorang lebih cenderung melakukan sesuatu

pekerjaan berdasarkan dorongan dari luar saja, mereka bekerja semata-mata

hanya karna ingin mendapatkan imbalan yang telah dijanjikan dari pihak yang

bersangkutan saja, tanpa memikirkan prestasi yang lebih baik untuk kemajuan

lembaga dengan memperbaiki layanan masyarakat dengan baik. Dalam lepper

dan henderlong (1997 dalam sansone et all, 2000), biasa menyebutkan

motivasi ini dinamakan dengan motivasi ekstrinsik.

Menurut penulisan Denci dan Ryan (1985; Chartrand et all dalam

Tesser et all, 2002) ketika seseorang melakukan pekerjaan berdasarkan

5 Sedarmayanti, Pengembangan Kepribadian Pegawai, (Bandung: CV. Mandar

Maju,2010) h.4-5, cet.ke 2

Page 15: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

4

motivasi ekstrinsik, mereka tidak melakukan pekerjaan berdasarkan

kepentingan mereka sendiri, tetapi berdasarkan alasan eksternal seperti

harapan akan imbalan. Oleh karena itu agar tidak terjadinya motivasi

ekstrinsik di kantor Kementerian Agama Kab Bogor ini, maka diterapkannya

strategi bimbingan agama, di mana strategi bimbingan agama dapat di lihat

dari motto kementerian agama yang bertuliskan “Ikhlas Beramal” nilai

tersebut perlu diterapkan, agar pemahaman atas kata “beramal” diharapkan

dapat membentuk motivasi kerja yang dilakukan berdasarkan niat ikhlas

dalam rangka mengabdikan diri kepada Tuhan untuk kebaikan dan kemajuan

bangsa, bukan karena harapan akan imbalan dari pihak yang bersangkutan.

Tentu saja pandangan ini akan menggugah kesadaran bersama terhadap

kedudukan aparatur negara sebagai pelayan masyarakat. Karena banyak

kalangan dari berbagai lapisan menaruh harapan besar terhadap

profesionalisme aparatur Kementerian Agama Republik Indonesia.

Di duga adanya kinerja yang kurang maksimal, yang di tujukan dengan

kehadiran para pegawai yang tidak tepat waktu sehingga absensi tidak

optimal, dan adanya nilai-nilai negatif yang menempel pada citra Pegawai

Negeri Sipil (PNS), seperti adanya dugaan tentang kasus korupsi.

Maka dari itu diperlukannya strategi bimbingan agama dalam

membentuk motivasi berprestasi pegawai kementerian agama. Dengan

melibatkan unsur bimbingan agama diharapkan dapat menekankan pada

penyadaran diri dan menyentuh hal paling hakiki dan fitri dalam kehidupan

aparatur sebagai makhluk yang beragama, sehingga mereka tidak

menyalahgunakan kesempatan yang ada dan justru menciptakan prestasi untuk

Page 16: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

5

lembaga, melayani masyarakat dengan baik serta mau dan mampu

mempertanggung jawabkan amanah kerja yang telah diterimanya.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui strategi

bimbingan agama yang dilakukan kantor kementerian agama dalam bentuk

karya ilmiah yang berjudul “Strategi Bimbingan Agama Dalam

Membentuk Motivasi Berprestasi Pegawai di Kantor Kementerian

Agama Kab. Bogor”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah Penelitian

Adapun batasan pada penulisan karya ilmiah ini dibatasi pada strategi

bimbingan agama dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai yang

bekerja di kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor. Adapun perumusan

masalahnya adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan agama dalam membentuk motivasi

berprestasi pegawai di kantor Kementerian Agama Kab. Bogor?

2. Bagaimana strategi bimbingan agama dalam membentuk motivasi

berprestasi di kantor Kementerian Agama Kab. Bogor?

3. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat strategi bimbingan

agama dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai di kantor

Kementerian Agama Kab. Bogor?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bimbingan agama yang

diberikan oleh pihak Kementerian Agama dalam membentuk motivasi

berprestasi pegawai di kantor Kementerian Agama Kab. Bogor.

Page 17: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

6

b. Untuk mengetahui stategi bimbingan agama dalam membentuk

motivasi berprestasi di kantor Kementerian Agama Kab. Bogor.

c. Untuk mengetahui analisis SWOT strategi bimbingan agama dalam

membentuk motivasi berprestasi pegawai di kantor Kementerian

Agama Kab. Bogor.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan

khususnya tentang strategi bimbingan agama dalam membentuk

motivasi berprestasi pegawai di kantor Kementerian Agama Kab.

Bogor.

b. Manfaat Praktis

1) Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya

pada kajian yang sama, akan tetapi ruang lingkup yang berbeda dan

lebih luas.

2) Dapat dijadikan sumber bagi lembaga yang memiliki pelayanan

bimbingan agama.

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode .adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu

yang mempunyai langkah-langkah sistimatis. Sedangkan metodologi adalah

suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode, jadi

metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari

peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian. Ditinjau dari sudut

Page 18: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

7

filsafat, metodologi penelitian merupakan episimologi penelitian yaitu yang

menyangkut bagaimana mengadakan penelitian.6

Metode yang digunakan dalam metode ini adalah metode deskriptif.

Menurut Winarto Surachman (1993: 63) metode deskriptif adalah “ suatu

metode yang memiliki Sifat menuturkan dan menafsirkan data yang ada

tentang suatu proses yang berlangsung.” Sedangkan pendekatan yang

digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan kualitatif, menurut Bogdam

dan Taylor yang dikutip oleh Lexy, J, Moleong, pendekatan kualitatif

adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.7

2. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu tempat

memperoleh keterangan8. Yang di maksud dalam subjek penelitian adalah

semua pegawai yang bertanggung jawab tentang strategi bimbingan agama

dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai di kantor Kementerian

Agama Kab. Bogor.

Adapun sumber berita atau informasi tentang masalah penelitian ini

yaitu pemimpin atau atasan yang berada di Kantor Kementerian Agama

Bogor, Kepala Seksi Penamas, serta pegawai yang mengikuti bimbingan

agama dalam membentuk motivasi berprestasi.

3. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Adapun penentuan lokasi untuk dapat memudahkan penulisan

6 Husaini, Usman-Purnomo, Setiady,Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. PT. Bumi

Aksara. Jakarta cet, ke-3.2000 7 Lexy.J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya,2007) cet, ke-23,h.6 8 Tatang M. Arifin , Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 1989),h.13

Page 19: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

8

dengan kesesuaian judul di atas, penulis mengambil lokasi yang berdekatan

dengan tempat tinggal penulis, agar lebih mudah terjangkau dan berjalan

secara lancar. Yaitu bertempat di Jl. Raya Pemda Bogor, yang dilaksanakan

dari tanggal 1 Juni 2012 hingga akhir penelitian.

4. Sumber data

a. Data primer yaitu berupa wawancara kepada kepala kantor Kemenag,

kepala seksi Penamas dan para pegawai yang mengikuti kegiatan

bimbingan agama di kantor Kemenag Bogor.

b. Data sekunder yaitu data tidak langsung berupa catatan-catatan atau

dokumen-dokumen.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang diarahkan pada

kegiatan memperhatikan secara akurat mencatat fenomena yang diamati

dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam hubungan

tersebut.9

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak, yaitu penulis sebagai pewawancara

(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara

(interview) dalam penelitian ini wawancara ditujukan kepada kepala

kantor Kemenag Bogor, Ketua Seksi Penamas dan para karyawan yang

mengikuti kegiatan bimbingan agama.

9 Masri Singarimbun, Sofyan Effendi, Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta:LP3ES,

1983), cet. Ke 1, h. 22

Page 20: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

9

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah proses pengumpulan data pengambilan data

berdasarkan tulisan-tulisan berbentuk catatan, buku dan lain-lain yang

berkaitan dengan objek pemahaman skripsi.

6. Teknik Analisia Data

a. Peneliti mencoba memilih data yang relevan dengan strategi bimbingan

agama yang di berikan pada para pegawai yang dilakukan oleh kantor

Kemenag dalam memotivasi para pegawainya. Setelah data strategi

diperoleh, data tersebut dituangkan kedalam tulisan dalam bentuk narasi,

gambar, bagan dan sebagainya.

b. Teknik analisa data yang di lakukan adalah dengan melakukan analisis

SWOT, yaitu untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

mengenai strategi bimbingan agama dalam membentuk motivasi

berprestasi pegawai di kantor Kementrian Agama Kab. Bogor

c. Pengambilan kesimpulan akan dihubungkan dengan judul yang ada, hal

ini dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam mengambil

kesimpulan.10

7. Teknik Penulisan

Untuk lebih memudahkan penulisan ini, penulis menggunakan

tekhnik penulisan yang di dasarkan pada buku pedoman penulisan Skripsi,

Tesis dan Disertasi yang diterbitkan oleh CEQDA (Centre For Quality

Development and Assurance) Uin Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.11

10

S Nasution, M.P, Naturalistik Kualitatif, ( Bandung: PT. Tarsito Bandung, 2002), h.115-116.

11 Hamid Nasution dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (CEQDA ( Center For Quality

Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007), Cet. Pertama.

Page 21: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

10

E. Tinjauan Kepustakaan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan penelitian

terhadap skripsi dan makalah yang terdahulu yang memiliki judul hampir

sama dengan yang akan penulis teliti, adapun dari pengkajian ini adalah

supaya dapat diketahui bahwa apa yang akan penulis teliti tidak sama dengan

penelitian dari skripsi-skripsi terdahulu. Berikut diantaranya:

1. Nama: Agus Supriadi, Nim: 107053002169, Jurusan: Manajemen

Dakwah, Fakultas: Dakwah dan Komunikasi, Tahun 20011, Judul Skripsi:

Strategi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Manasik Haji Pada

Calon Jama’ah Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan.

Skripsi ini menerangkan tentang proses strategi penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan manasik haji menggunakan formulasi,

implementasi dan evaluasi. Yang membedakan dengan skripsi penulis

adalah pada strateginya karena skripsi ini mengenai strategi bimbingan

agama dalam membentuk motivasi berprestassi pegawai kantor

Kementerian Agama Bogor.

2. Nama: Ali Hanafiah, Nim: 107053002171, Jurusan: Manajemen Dakwah,

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Tahun 2011, Judul Skripsi: Strategi

Pelayanan Kesehatan Haji Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor

Terhadap Jama’ah Haji Tahun 2010. Dalam skripsi ini menerangkan

tentang strategi pelayanan haji pada bidang kesehatan saja, yang

membedakan skripsi ini dengan skripsi penulis yaitu skripsi penulis

memfokuskan pada strategi bimbingan agama dalam membentuk motivasi

prestasinya para pegawai Kementerian Agama Bogor.

Page 22: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

11

3. Nama: Setyo Kurniawan, Nim: 106052001972, Jurusan: Bimbingan dan

Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Tahun 2010, Judul

Skripsi: Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Motivasi Beribadah

Jama’ah Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan. Dalam skripsi ini

menerangkan tentang pengaruh motivasi beribadah terhadap jama’ah

masjid raya pondok indah jakarta selatan, yang membedakan skripsi ini

dengan skripsi penulis yaitu penulis mengenai strategi bimbingan agama

dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai kementerian agama

bogor, yang ditekankan pada motivasi berprestasi pegawainya.

4. Nama: Ali Ridho, Nim: 9952017439, Jurusan: Bimbingan dan

Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, Tahun 2007, Judul

Skripsi: Upaya Bimbingan Agama Forum Komunikasi Ulama Umara (FK-

ULUM) Bagi Masyarakat Di Kecamatan Cakung Jakarta Timur. Dalam

skripsi ini memfokuskan pada upaya bimbingan agama yanng dilakukan

FK-ULUM terhadap masyarakat di Kecamatan Cakung, yang

membedakan skripsi ini dengan skripsi penulis yaitu penulis mengenai

strategi bimbingan agama dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai

kementerian agama bogor, yang ditekankan pada motivasi berprestasi

pegawainya.

5. Nama: Siti Rifqiatut Taqiah, Nim: 105052001768, Jurusan: Bimbingan

dan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, Tahun 2009,

Judul Skripsi: Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam Dalam Meningkatkan

Motivasi Keagamaan Pegawai Di Kantor Perusahaan Daearah Air Minum

Jakarta Raya (PDAM JAYA). Dalam skripsi ini memfokuskan pada cara

Page 23: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

12

meningkatkan motivasi keagamaan pegawai, yang membedakan skripsi ini

dengan skripsi penulis yaitu penulis lebih memfokuskan pada strategi

bimbingan dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai yang berada di

Kementerian Agama Bogor.

F. Sistematika Penulisan

Penyusunan skripsi ini terdiri dari 5 bab dan masing-masing bab dibagi

menjadi beberapa sub-sub bab. Sistematika tersebut dirumuskan sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHUL UAN

Bab ini meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodelogi penelitian, tinjauan kepustakaan dan

sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORITIS

Bab ini mengungkapkan tentang landasan teoritis,

mengenai pengertian strategi, bimbingan, agama,

bimbingan agama, motivasi, prestasi dan motivasi

berprestasi.

BAB III :GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN

AGAMA KAB. BOGOR

Bab ini berisikan mengenai latar belakang terbentuknya

Kantor Kementerian Agama, serta visi dan misi.

BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang pelaksanaan bimbingan agama

Page 24: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

13

dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai di kantor

Kementerian Agama Bogor, waktu pelaksanaan, metode

yang digunakan dalam bimbingan agama, strategi yang

digunakan dan analisis SWOT strategi bimbingan agama

dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai di kantor

Kementerian Agama Kab. Bogor.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang terdiri dari

kesimpulan hasil analisa data dan saran-saran.

Page 25: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

14

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani “ strategeia” dari penggalan dua

kata stratos yang artinya militer dan ag yang artinya memimpin. Kata

strategi secara harfiah berarti “seni para jenderal”. Strategi bisa juga

diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan

militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai suatu

tujuan tertentu.1

Pengertian diatas dikuatkan oleh Hari Murti Kridalaksana, dalam

bukunya Kamus Sinonim Bahasa Indonesia, yang mengungkapkan bahwa

strategi berarti siasat perang, haluan, kebijaksanaan dan akal atau budi

daya.2

Sedangkan strategi menurut istilah didalam kamus besar Bahasa

Indonesia memiliki makna sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan

untuk mencapai sasaran khusus.3

Banyak sekali para ahli yang mendefinisikan tentang pengertian

strategi sehingga terjadi perbedaan diantara para ahli tetapi masih memiliki

kesamaan pada substansinya. Berikut adalah pengertian dari beberapa para

ahli:

1 Ziauddin Sardar, Tantangan Dunia Islam Abad 21, Terjemahan A.E Priyono dan Ilyas

Hasan, (Bandung: Mizan, 1996), h. prakata 2Hari Murti Kridalaksana, Kamus Sinonim Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Nusa Indah,

1981), h.173 3Departemen pendidikan Nasional, cet. 2, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), h. 1092

Page 26: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

15

a. Menurut Endang Syaefuddin Anshari sebagaimana dikutip oleh Onong

Uchayana, bahwa strategi adalah penyusunan suatu potensi personal

(pemimpin dan anggota kesatuan) dan potensi material (logistik dan

peralatan lainnya) dengan cara sedemikian rupa sehingga situasi tertentu

dapat memenangkan perjuangan dalam rangka meraih tujuan akhir

sesuai dengan dasar-dasar teori tertentu.4

b. Menurut Syarief Usman, bahwa strategi adalah kebijaksanaan dalam

menggerakan dan membimbing seluruh potensi (kekuatan, daya dan

kemampuan) bangsa untuk mencapai kemakmuran dan kebahagiaan.5

c. Menurut Litbang Departemen Agama merumuskan pengertian strategi

sebagai uraian yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mencapai

objektivitas formal dan sasarannya. Dan ada pula yang menerjemahkan

strategi sebagai cara, teknik, taktik, untuk mencapai tujuan tertentu.

d. Menurut Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustapadidjaja, strategi adalah

keseluruhan langkah (kebijaksanaan-kebijaksanaan) dengan perhitungan

yang pasti guna mencapai suatu tujuan atau untuk mengatasi suatu

persoalan.6

e. Menurut Chandler, strategi adalah penuntun dasar goals jangka

panjang.7

f. Menurut Onong Uchjana, strategi pada hakekatnya adalah perencanaan

dan manajemen untuk mencapai tujuan.8

4Onong Uchayana, Teori dan Praktek Ilu Komunikasi, ( Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya 1992), Cet ke-1V, h.9 5Syarief Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan Dalam Islam,

(Jakarta: Firma Jakarta,tth), cet. ke-1, h.6 6Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustapadidjaja, Teori dan Strategi Pembangunan Nasional,

(Jakarta: Haji Masagung, cet.ke-6. 1988), h.13 7Supriyono, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis, ( Yogyakarta: BPFC,1985),

h.9 8Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teory dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya. 1999), h.32

Page 27: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

16

g. Sedangkan strategi menurut Steinner dan Minner adalah penempatan

misi, penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan

eksternal dan internal dalam perumusan kebijakan tertentu untuk

mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat,

sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.

Dari beberapa definisi strategi diatas, penulis menyimpulkan

strategi adalah suatu carauntuk melakukan rumusan dan penentuan

rencana untuk mencapai tujuan yang diharapkan untuk tujuan jangka

panjang. Secara umum strategi bisa dilakukan oleh suatu organisasi

dalam merealisasikan pada kegiatannya, akan tetapi strategipun dapat

dilakukan secara individu untuk mencapai tujuan yang diharapkannya

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tahapan Strategi

Penerapan strategi suatu organisasi merupakan suatu proses yang

dinamis, agar terjadinya keberlangsungan dalam organisasi.Langkah awal

yang perlu dilakukan dalam menyusun strategi yaitu dengan cara

merumuskan strategi, atau menyusun langkah awal. Sudah termasuk

didalamnya untuk pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman

eksternal, menetapkan kelemahan dan kekuatan secara internal,

menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternatif dan memilih

strategi untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan

suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari, atau melakukan

suatu keputusan dalam proses kegiatan, tahapan tersebut secara garis besar

adalah sebagai berikut:9

9Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prehalindo,2002),h. 03

Page 28: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

17

a. Perumusan strategi

Dalam hal ini adalah proses merancang dan menyeleksi berbagai

strategi yang pada hakikatnya menuntun pada pencapaian misi dan tujuan

organisasi. Strategi yang ditetapkan tidak dapat lahir begitu saja.

Diperlukan suatu proses dalam memilih berbagai strategi yang ada.

Menurut David Aeker, sebagaimana dikutipoleh Kusnadi terdapat

beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam merumuskan atau

memilih suatu strategi, yaitu:

1) Strategi harus tanggap lingkungan eksternal.

2) Strategi melibatkan keunggulan kompetitif.

3) Strategi harus sejalan dengan strategi lainnya yang terdapat di dalam

organisasi.

4) Strategi menyediakan keluwesan yang tepat terhadap bisnis dan

organisasi.

5) Strategi secara organisasional dipandang layak (wajar).10

Setelah memilih strategi yang ditetapkan, maka langkah

berikutnya adalah melaksanakan strategi yang telah di tetapkan

tersebut.Dalamtahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat

membutuhkan komitmen dan kerja sama dari seluruh unit, tingkat dan

anggota organisasi. Ada beberapa yang penting dalam

mengimplementasikan strategi dalam suatu organisasi, adalah sebagai

berikut:

1) Sajikan citra yang baru

10

Kusnadi, Pengantar Manajemen Strategi, (Malang: Universitas Brawijaya. 2001), h.215

Page 29: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

18

2) Kurangi konflik dan tangani secara terbuka

3) Bentuk persekutuan dengan berbagai pihak

4) Mulai secara kecil-kecilan.11

b. Tujuan Strategi

Tujuan pada umumnya didefinisikan sebagai sesuatu yang ingin

dicapai dalam jangka panjang: sepererti bertahan hidup, keamanan dan

memaksimalkan profit. Sasaran lebih nyata yaitu pencapaian hal-hal

yang penting untuk mencapai tujuan. Mencapai sasaran akan lebih

mendekatkan pada tujuan. Sasaran pada umumnya lebih spesifik dan

harus dapat di ukur dan biasanya mencangkup kerangka target dan

waktu.

Strategi menyebutkan satu persatu hubungan penyebab dan hasil

antara apa yang di lakukan pelaku dan bagaimana dunia luar

menanggapinya. Strategi disebut efektif jika hasil yang di capai seperti

yang di inginkan. Karena kebanyakan situasi yang memerlukan analisis

stratejik dan statis melainkan interaktif dan dinamis, maka hubungan

antara penyebab dan hasilnya tidak tepat dan pasti.

c. Analisis lingkungan

Analisis lingkungan merupakan proses awal menetapkan strategi

yang bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai yang mempengaruhi

kinerja lingkungan dan organisasi.

Secara garis besar analisis suatu organisasi mencakup dua

komponen pokok yaitu analisis lingkungan internal dan analisis

11

Sondang P. Siagian, Teory Pengembangan Organisasi, ( Jakarta: Bumi Alsara,2002), h.

92-93

Page 30: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

19

lingkungan eksternal. Adapun proses ini dikenal dengan analisis SWOT

(Streinght, Weakness, Opportunity, Threats).

Tujuan utama dilakukannya analisis lingkungan internal dan

eksternal suatu organisai adalah untuk mengidentifikasi peluang

(opportunity) yang harus segera mendapatkan perhatian serius dan pada

saat yang sama organisasi menentukan beberapa kendala ancaman

(threats) yang perlu diantisipasi.12

Hasil analisis SWOT akan menggambarkan kualitas dan

kuantifikasi posisi organisasi yang kemudian memberikan rekomendasi

berupa pilihan strategi generic serta kebutuhan atau modifikasi sumber

daya organisasi.13

d. Penetapan misi dan tujuan

Setiap organisasi macamnya pasti memiliki misi dan visi tujuan

dari organisasi itu. Misi dan tujuan ini menentukan arah mana yang

akan dituju oleh organisasi. Misi menurut pengertiannya, adalah suatu

maksud dan kegiatan utama yang membuat organisasi memiliki jati diri

yang khas dan sekaligus membedakannya dari organisasi lain yang

bergerak dalam bidang usaha yang sejenisnya.14

e. Implementasi Strategi

Setelah merumuskan dan memilih strategi yang telah ditetapkan,

maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang ditetapkna

tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat

12

Amrullah dan Sribudi Cantika. Manajemen Startejik, (Yogyakarta: Graha Mada, 2002),

h.127 13

M.Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Pengantar Manajemen Syariat,

(Jakarta: Khairul Bayaan,2002),h.83 14

Amrullah dan Sri Budi Cantika, Manajemen Startejik, (Yogyakarta :Graha Mada,

2002), h.11

Page 31: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

20

membutuhkan komitmen dan kerjasama dari, unit, tingkat dan anggota

organisasi. Dalam pelaksanaan strategi, maka proses formulasi dan

analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan.

Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian

sumber daya yang ditampakan melalui penetapan struktur organisasi dan

mekanisme kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya perusahaan

dan organisasi.15

f. Evaluasi Strategi

Tahap akhir strategi adalah evaluasi implementasi strategi.

Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah di capai

dapat di ukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi

menjadi tolak ukur strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu

organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran

yang dinyatakan telah dicapai. Ada beberapa kegiatan mendasar untuk

mengevaluasi strategi yaitu:

1. Menentukan standar evaluasi

Setiap organisasi atau lembaga pasti mempunyai visi,misi dan

tujuan. Visi, misi dan tujuan ani akan menentukan arah yang akan

dituju oleh organisasi. Tanpa adanya visi, misi dan tujuan maka

kinerja organisasi akan tak terarah dan kurang jelas, serta mudah

berubah dan diombang ambingkan oleh situasi eksternal. Perubahan

yang tidak mempunyai visi, misi dan tujuan seringkali bertindak

spontanitas dan kurang sistematis seperti yang dilakukan oleh

pedagang kecil hanya untuk memperoleh sesuap nasi saja. Tentunya

hal ini tidak boleh terjadi bagi suatu organisasi atau lembaga.

15

Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis Persepektif

Syariah,h. 92

Page 32: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

21

2. Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan

kenyataan).

Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki penyimpangan

dari rencana, mengevaluasi prestasi individual, dan menyimak

kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan.

Kriteria yang meramalkan hasil lebih penting dari pada kriteria yang

mengungkapkan apa yang terjadi.

3. Melihat penyimpangan yang ada

Yaitu suatu hal tidak sesuai dengan prosedur dan peraturan yang

ada di dalam organisasi atau lembaga tersebut.

4. Meninjau faktor-faktor eksternalisasi dan internalisasi

Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar

strategi. Adanya perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan

dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang

diantaranya strategi tidak efektif atau hasil implementasi yang buruk

dapat berakibat buruk pula bagi yang akan dicapai.

5. Mengambil tindakan korektif

Mengambil tindakankorektif untuk memastikan bahwa prestasi

sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti bahwa

strategi yang ada yang ditinggalkan atau harus merumuskan strategi

baru. Tindakan korektif diperlukan bila tindakan hasil tidak sesuai

dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian yang diharapkan.16

16

S.P Siagian. Manajemen Modern. ( Jakarta: Masagung, 1994) cet ke-2, h. 21

Page 33: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

22

B. Bimbingan

1. Pengertian Bimbingan

Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris

“guidance”. Kata guidance dalam masalah pendidikan di sebut bantuan,

selain itu bimbingan dapat diartikan arahan, pedoman, dan petunjuk. Kata

guidance berasal dari kata dasar (to) guide, yang artinya menuntun,

mempedomani, menjadi petunjuk jalan, mengemudikan, menuntun orang

kejalan yang benar. adapun pengertian bimbingan yang lebih formulatif

adalah bantuan yang diberikan kepada individu agar dengan potensi yang

dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan

memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna

menentukan rencana masa depan yang lebih baik.17

Bimbingan secara umum sebagai suatu bantuan. Namun untuk

sampai kepada pengertian yang sebenarnya kita harus ingat bahwa tidak

setiap bantuan dapat diartikan bimbingan. Untuk memperoleh pengertian

yang lebih jelas di bawah ini penulis akan memaparkan pendapat dari para

pakar diantaranya:

a. Jear Book of education, mengemukakan bahwa bimbingan adalah

suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk

mengembangkan kemampuan agar memperoleh kebahagiaan pribadi

dan kemanfaatan sosial.

b. Stoops,mengemukakan bahwa bimbingan adalah suatu proses

membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya

17

H. M. Umar, Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998),

Cet. Ke- 1, h.9

Page 34: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

23

secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebenar-benarnya,

baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.

c. Miller, mengemukakan bimbingan adalah proses terhadap individu

untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan

untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah,

keluarga, serta masyarakat.

jadi secara singkat bimbingan adalah suatu proses bantuan kepada

seseorang maupun kepada kelompok agar dapat memahami dirinya,

sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan lingkkungannya

dan dapat memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang.

2. Tahapan Bimbingan

a. Pra bimbingan

1) Identifikasi Masalah

Mengenali gejala-gejala awal dari suatu masalah yang dihadapi

pegawai. Maksud gejala awal disini adalah apabila pegawai

menunjukan tingkah laku berbeda atau menyimpang dari biasanya.

2) Diagnosis

Diagnosis adalah menetapkan “masalah” berdasarkan analisis

latar belakang yang menjadi penyebab timbulnya masalah. Dalam hal

ini dilakukan kegiatan pengumpulan data mengenai berbagai hal yang

menjadi latar belakang masalah atau yang melatarbelakangi gejala

yang muncul.

3) Tahap Pembentukan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri

atau tahap memasukan diri kedalam kehidupan suatu kelompok atau

organisasi. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling

Page 35: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

24

memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun

harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, bagian

maupun seluruh anggota.

Memberikan penjelasan tentang bimbingan sehingga masing-

masing anggota akan tahu apa arti dari bimbingan itu sendiri dan

mengapa bimbingan ini harus dilaksanakan serta menjelaskan aturan

yang akan diterapkan dalam bimbingan kelompok ini.jika ada

masalah dalam proses pelaksanaannya, mereka akan mengerti

bagaimana cara menyelesaikannya.

4) Tahap peralihan

Dimana tahapan ini merupakan jembatan antara tahap pertama

dan ketiga. Ada kalanya jembatan ditempuh dengan amat mudah dan

lancar, artinya para anggota dapat segera memasuki kegiatan tahap

ketiga dengan penuh kemauan dan kesukarelaan. Ada kalanya juga

jembatan itu ditempuh dengan susah payah, artinya para anggota

enggan memasuki tahap ketiga.Dalam keadaan seperti ini pemimpin,

dengan gaya kepemimpinannya yang khas, membawa para anggota

meniti jembatan itu dengan selamat.18

Adapun yang dilaksanakan dalam tahapan ini yaitu:

a) Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya

b) Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap

menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya

c) Membahas suasana yang terjadi

18

Prayitno, Erman, Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling ( jakarta: PT Rineka

Cipta,2009) h,27

Page 36: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

25

d) Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota

e) Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang

pemimpin, yaitu:

a) Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka

b) Tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau

mengambil alih kekuasaanya.

c) Mendorong dibahasnya suasana perasaan

d) Membuka diri sebagai contoh dan penuh empati.19

b. Pelaksanaan Bimbingan

1) Tahap kegiatan

Tahap ini merupakan inti dari kegiatan, maka aspek-aspek yang

menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing

aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang seksamadari

pemimpin kelompok. Ada beberapa yang harus dilakukan oleh

pemimpin dalamtahap ini, yaitu sebagai pengatur proses kegiatan

yang sabar dan terbuka, aktif akan tetapi tidak banyak bicara dan

memberikan dorongan dan penguatan serta penuh empati.

Tahap ini ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan, yaitu:

a) Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah

atau topik bahasan.

b) Menetapkan masalah atau topik yang akan dibahas terlebih

dahulu.

19

Ibid., h. 27

Page 37: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

26

c) Anggota membahas masing-masing topik secara mendalam dan

tuntas.

d) Kegiatan selingan

Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat

terunkangkapnya masalah atau topik yang dirasakan, difikirkan dan

dialami oleh anggota. Selain itu dapat terbahasnya masalah yang

dikemukakan secara mendalam dan tuntas serta ikut sertanya

seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan baik

yang menyangkut unsur tingkah laku, pemikiran ataupun

pemasaran.

2) Prognosis

Prognosis ini pembimbing menetapkan alternatif tindakan

bantuan yang akan diberikan. Selanjutnya melakukan perencanaan

mengenai jenis dan bentuk masalah apa yang sedang dihadapi

individu.

3) Pemberian bantuanSetelah pembimbing merencanakan pemberian

bantuan, maka dilanjutkan dengan merealisasikan langkah alternatif

bentuk bantuan berdasarkan masalah dan latar belakang yang

menjadi penyebabnya.20

c. Pasca Bimbingan

Evaluasi

Setelah pembimbing dan klien melakukan beberapa kali

pertemuan, dan mengumpulkan data beberapa individu, maka tahapan

20

Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997) h, 73

Page 38: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

27

selanjutnya adalah melakukan evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan

selama proses pemberian bantuan. Pengumpulan data dapat dilakukan

dengan menggunakan beberapa tekhnik, seperti melalui wawancara,

angket, observasi, diskusi, dokumentasi dan sebagainya.

d. Tahap pengakhiran

Pada tahap pengakhiran bimbingan, pokok perhatian utama

bukanlah pada berapa kali bimbingan itu harus dilaksanakan, tetapi

pada hasil yang telah dicapai kelompok anggota atau pegawai itu.

Kegiatan sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai seyogyanya

mendorong mereka melakukan kegiatan sehingga tujuan bersama

tercapai secara penuh.21

3. Bentuk Bimbingan

Bentuk bimbingan yaitu menyangkut jumlah anggota yang

dibimbing. Bentuk bimbingan terbagi menjadi 2, yaitu bimbingan

kelompok dan bimbingan individual. Bimbingan kelompok adalah

bimbingan yang diberikan kepada sekelompok orang untuk

memberikan informasi atau penerangan tentang masalah-masalah yang

tidak dibicarakan dalam pertemuan formal yang menyangkut segi

pembelajaran. Isi materi bisa menyangkut soal pergaulan cara belajar,

adat kebiasaan dan lain-lain. Sedangkan bimbingan individual lebih

mengarah ke kegiatan konseling.

Jika dilihat dari segi bidangnya bimbingan dapat dibedakan menjadi

beberapa macam, yaitu:22

21

Ibid.,h. 73 22

Samsul Munir Amin,Bimbingan Dan Konseling Islam, ( Jakarta: Amzah, 2010), h. 53

Page 39: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

28

a. Vocational Guidance

Vocational guidance yaitu bimbingan dalam memilih lapangan

pekerjaan atau jabatan/ profesi, dalam mempersiapkan diri untuk

memasuki lapangan tersebut dan dalam menyesuaikan diri dengan

tuntutan-tuntutan dalam bidang tertentu. Dewasa ini kerap digunakan

“ bimbingan karier.”

b. Educational Guidance

Educational guidance adalah bimbingan dalam hal menentukan cara

belajar yang tepat, mengatasi kesukaran dalam belajar, dan juga

memilih jenis/jurusan sekolah lanjutan yang sesuai.

c. Personal – Social Guidance

Personal social guidance ialah bimbingan dalam menghadapi dan

mengatasi kesulitan dalam diri sendiri, apabila kesulitan tertentu

berlangsung terus dan tidak mendapat penyelesaian terancamlah

kebahagiaan hidup dan akan timbul gangguan-gangguan mental

disamping itu, juga kesukaran yang timbul dalam pergaulan dengan

orang lain (pergaulan sosial), karena kesukaran semacam ini biasanya

dirasakan dan dihayati sebagai kesulitan pribadi.

d. Mental Health Guidance

Mental healt guidance (bimbingan dalam bidang kesehatan jiwa),

yaitu suatu bimbingan yang bertujuan untuk menghilangkan faktor-

faktor yang menimbulkan gangguan jiwa.

e. Religious Guidance

Religious guidance (bimbingan keagamaan) yaitu bimbingan dalam

rangka membantu pemecahan problem seseorang dalam kaitannya

Page 40: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

29

dengan masalah-masalah keagamaan, melalui keimanan menurut

agamanya.

4. Macam- macam bimbingan

Macam bimbingan menuju pada bidang kehidupan tertentu atau

aspek perkembangan tertentu yang menjadi fokus perhatian dalam

bimbingan, dengan kata lain tentang apa yang diberikan. Ada 4 macam

bimbingan, yaitu:23

a. Bimbingan pendidikan

Bimbingan pendidikan adalah usaha bimbingan yang ditujukan

kepada siswa untuk mengatasi kesulitan dalam bidang pendidikan.

Bentuk bimbingan pendidikan ini misalnya menyediakan informasi

mengenai jurusan, informasi mengenai kelanjutan studi dan lain-lain.

b. Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar adalah bidang pelayanan yang membantu

peserta didik mengenal, menumbuhkan, dan mengembangkan diri,

sikap dan kemampuan belajar untuk menguasai pengetahuan dan

ketrampilan dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah dan berperan

serta dalam kehidupan masyarakat.

c. Bimbingan Pribadi

Bimbingan pribadi adalah bidang layanan yang dapat membantu

peserta didik dalam memahami, menilai dan mengembangkan potensi

dan kecakapan bakat dan minat serta kondisi sesuai dengan

karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistic, serta

23

Elfi Mu‟awanah, S.Ag., M.Pd, Rifa Hidayah, S.Ag., S.Psi.,M.Si.,Psi. Bimbingan

Konseling Islami, (Ponorogo: PT. Bumi Aksara,2009), h.80

Page 41: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

30

mengenal, menemukan, dan mengembangkan pribadi yang beriman

dan bertaqwa kepada Yang Maha Esa, mandiri serta sehat jasmani dan

rohani.

d. Bimbingan Sosial

Bimbingan sosial adalah bidang pelayanan yang membantu

peserta didik dalam memahami diri, serta mengembangkan

kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif yang dilandasi

budi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial dengan teman sebaya,

anggota keluarga dan warga lingkungan sosial yang lebih

luas.Bimbingan pribadi sosial mengandung unsr-unsur sebagai

berikut:

1) Informasi tentang fase atau tahap perkembangan yang sedang

dilalui oleh siswa dan mahasiswa, antara lain tentang konflik batin

yang dapat timbul dan tentang cara bergaul yang baik.

2) Penyadaran akan keadaan masyarakat dewasa ini yanng semakin

berkembang kearah masyarakat modern.

3) Pengaturan diskusi.

4) Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal kepribadian

anggota.24

e. Bimbingan Pekerjaan atau Karier

Bimbingan karier adalah bidang pelayanan yang membantu

peserta didik mengenal dan mengembangkan potensi diri melalui

penguasaan pengetahuan dan keterampilan, memahami lingkungan

pendidikan dan sector pekerjaan, serta mengembangkan nilai-nilai dan

24

Ibid., h. 80

Page 42: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

31

sikap yang positif untuk mempersiapkan diri memilih dan mengambil

keputusan karier. Bimbingan ini juga bisa diartikan sebagai proses

bantuan terhadap seseorang sehingga orang tersebut mengerti dan

menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang

dunia kerjanya serta mempertemukan keduanya, sehingga akhirnya

dapat mempersiapkan diri dalam memasuki bidang kerja tertentu dan

membina diri dalam bidang pekerjaan tersebut (simposium bimbingan

jabatan)

f. Bimbingan dalam penggunaan waktu luang.

Bimbingan ini bertujuan untuk membantu siswa dalam mengisi

waktu luangnya dengan kegiatan-kegiatan yang produktif. Karena

biasanya dalam keadaan diam anak akan berfikir hal-hal yang tidak

baik dan sangat mudah terpengaruh pada hal-hal negatif. Karena itu

sebaiknya waktu senggang tersebut di isi dengan kegiatan yang

bermanfaat, seperti beternak,berkemah dan lain-lain.25

5. Tujuan Bimbingan

Setelah dipahami arti dari bimbingan agama, maka dapat diketahui

tujuan dari bimbingan yang akan dilakukan. Dengan tujuan bimbingan

agama yang dilakukan dapat dicapai perkembangan lebih baik bagi

seseorang dalam mewujudkan potensinya yang akan membawa kebaikan

kepada klien dan masyarakat.

Menurut Aunur Rahim Faqih, tujuan bimbingan agama yaitu:

a. Tujuan umum

Membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya

25

Ibid., h. 96

Page 43: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

32

agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.

b. Tujuan khusus

1.) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah

2.) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapi

3.) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang lebih baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah

bagi dirinya dan orang lain.26

C. Agama

1. Pengertian Agama

Agama adalah wahyu yang diturunkan Tuhan untuk manusia.

Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu

manusia untuk mengenal dan menghayati sesuatu yang sakral. 27

Pengertian agama dari segi bahasa dikenal dengan kata “ad Dien”

(Bahasa Arab) yang berarti menguasai, menundukan, patuh, hutang,

balasan, dan kebiasaan. Selanjutnya din dalama bahasa semit berarti

undang- undang atau hukum.28

Dalambahasa indonesia sama artinya

dengan peraturan.

Menurut bahasa sansekerta „a‟ berarti tidak dan „gamma‟ berarti

kacau, jadi agama yaitu tidak kacau, agama semakna dengan “religion”

(bahasa inggris), “religie” (Belanda) “religio” (Latin) yang berarti

mengamati, berkumpul/bersama mengambil dan menghitung. Dengan

padanan kata Re+ Leg+io, yang artinya: Leg=to observe–mengamati=to

26

Aunur Rahim Faqih, (ed), Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta: VII

Press, 2001), h.36 27

Mastuhu, Metodologi Penelitian Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.

1 28

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 9

Page 44: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

33

gather–berkumpul/bersama=totakeup–mengambil=to caout – menghitung.

Sedangkan agama menurut para ahli sebagai berikut: 29

a. Menurut Harun Nasution, agama adalah suatu sistem kepercayaan dan

tingkahlaku yang berasal dari suatu kekuatan yang ghaib.

b. Menurut Al-syahrastani, agama adalah kekuatan dan kepatuhan yang

terkadang biasa diartikan sebagai pembalasan dan perhitungan (amal

perbuatan di akhirat).

c. Menurut Prof.Dr. Bouquet mendefinisikan agama adalah hubungan

yang tetap antara diri manusia dengan yang bukan manusia yang

bersifat suci dan supernatur, dan yang bersifat berada dengan

sendirinya dan yang mempunyai kekuasaan absolute yang disebut

Tuhan.

2. Sumber-Sumber Agama

Di kalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber agama Islam

yang utama adalah Alquran dan Al-sunnah; sedangkan penalaran atau akal

pikiran sebagai alat untuk memahami Alquran dan Al-sunnah. Ketentuan

ini sesuai dengan agama Islam itu sendiri sebagai wahyu yang berasal dari

Allah Swt. Yang penjabarannya dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw.

Didalam Alquran surat Al-Nisa ayat 156 kita dianjurkan agar menaati

Allah dan Rasul-Nya serta ulil amri(pemimpin). Ketaatan kepada Allah

dan Rasul-Nya ini mengandung konsekuensi ketaatan kepada ketentuan-

Nya yang terdapat di dalamAlquran, dan ketentuan kepada ulil amriatau

pemimpin sifatnya kondisional, atau tidak mutlak, karena betapapun

29

Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998), cet. Ke-3, h.13

Page 45: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

34

hebatnya ulil amriitu, ia tetap manusia yang memiliki kekurangan dan

tidak dapat dikultuskan. Atas dasar inilah menaati ulil amribersifat

kondisional. Jika produk dari ulil amritersebut sesuai dengan ketentuan

Allah dan Rasul-Nya maka wajib diikuti, sedangkan jika produk ulil amri

tersebut bertentangan dengan kehendak Tuhan, maka tidak wajib

menaatinya.30

Penjelsan mengenai sumber agama Islam tersebut dapat

dikemukakan sebagai berikut.

a. Alquran

Di kalangan para ulama dijumpai adanya perbedaan pendapat di

sekitar pengertian Alquran baik dari segi bahasa maupun istilah. Asy-

Syafi‟i mengatakan bahwa Alquran bukan berasal dari akar kata apa

pun, dan bukan pula di tulis dengan memakai hamzah. Lafal tersebut

sudah lazim digunakan dalam pengertian kalamullah(firman Allah)

yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Sementara itu Al-Farra

berpendapat bahwa lafal Alquran berasal dari kata qarain jamak dari

kata qarinah yang berarti kaitan; karena dilihat dari segi makna dan

kandungannya ayat-ayat Alquran itu satu sama lain saling berkaitan.

Sedangkan menurut Al-Asy‟ari dan para pengikutnya mengatakan

bahwa lafal Alquran diambil dari akar kata qarn yang berarti

menggabungkan sesuatu atas yang lain; karena surat-surat dan ayat-ayat

Alquran satu dan lainnya saling bergabung dan berkaitan.31

Adapun pengertian Alquran dari segi istilah yaituManna’ al-

30

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), cet. 18,

h. 66-67 31

Ibid., h. 67

Page 46: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

35

Qaththan, secara ringkas mengutip pendapat para ulama pada umumnya

yang menyatakan bahwa Alquran adalah firman Allah yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad Saw, dan dinilai ibadah bagi yang

membacanya. Pengertian tersebut senada dengan yang diberikan Al-

Zarqani. Menurutnya Alquran adalah lafal yang diturunkan kepada

Nabi Muhammad Saw. Mulai dari awal surat Al-fatihah, sampai dengan

akhir surat Al-Nas. Pengertian Alquran secara lebih lengkap

dikemukakan oleh Abd. Al-Wahhab Al-Khallaf, menurtnya Alquran

adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah,

Muhammad bin Abdullah, melalui Jibril dengan menggunakan lafal

bahasa arab dan maknanya yang benar, agar ia menjadi hujjah bagi

Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi undang-undang bagi

manusia, memberi petunjuk kepada mereka, dan menjadi sarana untuk

melakukan dalam mushaf, dimulai dari surat Al-fatihah dan diakhiri

dengan surat Al-Nas, disampaikan kepada kita secara mutawatir dari

generasi ke generasi, baik secara lisan maupun tulisan serta terjaga dari

perubahan dan pergantian.32

b. Al-Sunnah

Kedudukan Al-Sunnah sebagai sumber agama Islam, selain

didasarkan pada keterangan ayat-ayat Alquran dan hadis juga

didasarkan kepada pendapat kesepakatan para sahabat. Yakni seluruh

sahabat sepakat untuk menetapkan tentang wajib mengikuti hadis, baik

pada masa Rasulullah masih hidup maupun setelah beliau wafat.

32

Abd al-Wahhab al-khlallaf, Ilmu Ushul Al-fiqh (jakarta: Al-Majelis al-Ala al-Indonesia li al-Dakwah al-Islamiyah, 1972), cet. IX, h.23

Page 47: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

36

Menurut bahasa Al-Sunnah artinya jalan hidup yang dibiasakan

terkadang jalan tersebut ada yang baik dan ada pula yang buruk.

Pengertian Al-Sunnah seperti ini sejalan dengan makna hadis Nabi yang

artinnya: “barang siapa yang membuat sunnah (kebiasaan) yang terpuji,

maka pahala bagi yang membuat sunnah itu dan pahala bagi orang yang

mengerjakannya; dan barang siapa yang membuat sunnah yang buruk,

maka dosa bagi yang membuat sunnah yang buruk itu dan dosa bagi

orang yang mengerjakannya.33

Sementara itu Jumhurul Ulamaatau kebanyakan para ulama ahli

hadis mengartikan Al-Sunnah yaitu segala sesuatu yang disandarkan

kepada Nabi Muhammad Saw. Baik dalam bentuk ucapan, perbuatan

maupun ketetapan. Pengertian ini didasarkan kepada pandangan mereka

terhadap Nabi sebagai suri tauladan yang baik bagi manusia.

Sedangkan ulama Ushul mengartikan bahwa Al-Sunnah adalah

sesuatu yang bersal dari Nabi Muhammad dalam bentuk ucapan,

perbuatan, dan persetujuan beliau yang berkaitaan dengan hukum.

Pengertian ini didasarkan pada pandangan mereka yang menempatkan

Nabi Muhammad Saw sebagai pembuat hukum. Sementara itu ulama

fiqih mengartikan Al-Sunnah sebagai salah satu dari bentuk hukum

syara yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila

ditinggalkan tidak mendapat siksa.34

3. Fungsi dan Tujuan Agama

a. Fungsi Agama

Dalam kehidupan individu berfungsi sebagai suatu sistem nilai yang

33

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), cet. 18,

h. 72 34

Ibid., h. 73

Page 48: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

37

memuat norma-norma tertentu. Secara umum norma-norma tersebut

menjadi kerangka acuan dalam bersikap danbertingkah laku agar sejalan

dengan keyakinan agama yang dianutnya. Sebagai sistem nilai agama

memiliki arti yang khusus dalam kehidupan individu serta dipertahankan

sebagai bentuk ciri khas. 35

Sedangkan fungsi agama dalam masyarakat adalah fenomena hidup

manusia. Dorongan untuk bergama, penghayatan terhadap wujud agama

serta bentuk pelaksanaanya dalam masyarakat biasa berbeda-beda, namun

pada hakekatnya sama, yaitu, bahwa semua agama merupakan jawaban

terhadap kerinduan manusia yang paling dalam yang mengatasi semua

manusia. Pada hakekatnya seluruh manusia ini secara fithriah mempunyai

potensi untuk percaya kepada Yang Maha Esa dan karena agama yang

mengajarkan tentang konsepsi ketuhanan merupakan bagian yang tak

terpisahkan dan kehidupan umat manusia. Agama merupakan factor yang

sangat penting dan sangat menentukan bagi kehidupan jutaan manusia.

Agama seringkali menjadi motif dalam keputusan-keputusan politik, social

ekonomi, serta pernyataan-pernyataan kebudayaan. Agama dapat

mempersatukan dari berbagai suku dan bangsa di dunia ini.

Agama dapat menjadi tali pengikat persaudaraan yang kekal, yang

melampaui batas-batas wilayah atau georafi. Orang-orang beragama lebih

dekat satu sama lain karena mereka mengenal seperangkat nilai-nilai dasar

sebagai pedoman bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Agama

mempunyai 2 dimensi yaitu transcendental(ukhrowi) menyangkut

hubungan manusia dengan Tuhannya dan mondial (duniawi) menyangkut

35

Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h.254

Page 49: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

38

hubungan manusia dengan manusia lain dan lingkungan. Menurut DR.

Nico Syukur Dister ditinjau dari segi psikologi agama ada 4 macam

motivasi kelakuan bergama yaitu:

1. Agama sebagai sarana untuk mengatasi frustasi

2. Agama sebagai sarana untuk menjaga kesusilaan dan tata tertib

masyarakat.

3. Agama sebagai sarana untuk memuaskan intelek yang ingin tahu.

4. Agama sebagai sarana mengatasi ketakutan. Tinjauan ini bersifat

fungsional, sedangkan dibalik itu masih ada motif lain yang lebih

dalam yang tidak bisa lepas dari sifat dan kodrat manusia itu sendiri.36

f. Tujuan Agama

Salah satu tujuan agama adalahmembentuk jiwa budi pekerti

dengan adab yangsempurna baik dengan Tuhan-Nya maupun dengan

lingkungan masyarakat. Semua agama sudahsangat sempurna dikarenakan

dapat menuntun umatnya bersikap dengan baik dan benar, sertadibenarkan.

Cara bersikap yang buruk dalam memeluk agama

dikarenakanketidakpahaman tujuan daripada pemeluk agamanya. Berkata

buruk dan mebandingkan agama satudengan yang lain adalah cerminan

kebodohan si pemeluk agama.Beberapa tujuan agama diantaranya:

1. Menegakkan kepercayaan manusia hanya kepada Allah, Tuhan Yang

Maha Esa(tauhid).

2. Mengatur kehidupan manusia didunia agar kehidupan teratur dengan

baik, sehinggamencapai kesejahteraan hidup, lahir dan batin.

3. Menjunjung tinggi dan melaksanakan peribadatan hanya kepada Allah

36

Jalaluddin, Psikologi Agama, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005 ), h. 255

Page 50: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

39

Swt.

4. Menyempurnakan akhlak manusia.

D. Strategi Bimbingan Agama

Strategi bimbingan agama adalah suatu proses atau cara untuk

bimbingan yang diarahkan kepada agama, baik tujuan materi maupun

metode yang diterapkan. Bimbingan tersebut berupa pertolongan dibidang

mental spiritual, yang bertujuan agar dapat mengembangkan potensi fitrah

yang dibawa sejak lahir secara optimal dengan rasa menginternalisasikan

nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadist Rasulullah

dalam dirinya, sehingga ia mampu hidup selaras sesuai dengan apa yang

dianjurkan Allah dan Rasulullah sehingga mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan akhirat.37

Berkembangnyafitrah beragama tiap individu secara optimal, maka

akan dapat menciptakan hubungan yang baik dengan Allah SWT, dengan

manusia, dengan alam sekitar, sekitar makhluk lainnya sebagai manifestasi

dari perannya sebagai Khalifah Allah dibumi yang sekaligus juga berfungsi

sebagai penyembah pengabdi kepada Allah SWT.38

Oleh sebab itu, Nabi Muhammad SAW menduduki fungsi sebagai

counselor agung ditengah umatnya, yang diteladani oleh para sahabatnya

dan para ulama sepanjang zaman.

Fenomena yang seperti inilah peran serta para ulama sangat

dibutuhkan sebagai orang yang memahami agama islam secara mendalam,

dan yang akan membimbing manusia kejalan yang di ridhoi Allah SWT.

37

Thohari Musnawar, Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta:

UII Press, 1992) h.76 38

Umar, Tartono, Bimbingan dan Penyuluhan ( Bandung: PT. Pustaka Setia, 1998) Cet.

Ke-1, h. 77

Page 51: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

40

Jadi dapat penulis simpulkan strategi bimbingan agama yaitu: suatu

proses atau cara membantu individu agar mampuhidup selaras dengan

ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup

di dunia maupun diakhirat.

E. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai

kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu

tersebut bertindak ataupun berbuat. Motif tidak dapat diamati secara

langsung, tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa

rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah

laku tertentu.

Motif menurut Drs. Malayu SP. Hasibuan adalah suatu perangsang

keinginan (want) dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang, setiap

motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Sedangkan motif

menurut Bernard Berelson dan Gray A. Steiner “ A motives is an inner state

that energizes, actives or moves and that direct or channels behavior

toward goals, yang artinya “ sebuah motif adalah suatu pendorong dari

dalam untuk beraktivitas atau bergerak dan secara langsung atau mengarah

kepada sasaran akhir.39

Motivasi hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para

bawahan atau pengikut.Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya

mendorong gairah kerja bawahan (pegawai) agar mereka mau bekerja keras

dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk

39

Malayu S.P Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, (Bandung: Bumi Aksara, 1996), h. 95

Page 52: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

41

mewujudkan tujuan perusahaan. Pada dasarnya perusahaan bukan saja

mengharapkan karyawan yang “mampu, cakap dan terampil”, tetapi yang

terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil

kerja yang optimal.Kemampuan,kecakapan dan keterampilan karyawan

tidak ada artinya bagi perusahaan, jika mereka tidak mau bekerja keras

dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang

dimilikinya.

Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap

karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktifitas

kerja yang tinggi.40

Memotivasi karyawan atau pegawai harus dilakukan sejak dini untuk

menjaga keajegan semangat kerja yang dapat menurun akibat kegiatan rutin

dan monoton. Oleh karena itu mengamati motivasi kerja setiap karyawan

atau pegawai dilakukan secara terus menerus, hari demi hari dan menjadi

tanggung jawab atasan langsung karyawan. Hal ini penting dilakukan untuk

mengidentifikasi karyawan yang memiliki potensi besar untuk berkembang

dimasa depan.

Bernard Berebson dan Gary A. Steiner mendefinisikan motivasi

sebagai: “all those inner striving conditions variously described as wishes,

desires, needs, drives, and the like”. Yang dapat diartikan sebagai kondisi

internal, kejiwaan dan mental manusia seperti: aneka keinginan, harapan,

kebutuhan, dorongan dan kesukaan yang mendorong individu untuk

berperilaku kerja untuk mencapai kepuasan atau mengurangi

40

Malayu S.P Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, (Bandung: Bumi Aksara, 1996),h. 92

Page 53: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

42

ketidakseimbangan.

Motivasi dapat juga didefinisikan sebagai kesiapan khusus seseorang

untuk melakukan atau melanjutkan serangkaian aktivitas yang ditujukan

untuk mencapai beberapa sasaran yang teliti ditetapkan.41

Dalam

menjalankan kehidupan manusia selalu melakukan berbagai macam

aktivitas. Salah satu aktifitasnya adalah bekerja mengandung arti

melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan suatu karya yang dapat

dinikmati oleh manusia. Faktor pendorong yang menyebabkan manusia

adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Aktifitas didalam bekerja

mengandung unsur suatu kegiatan sosial, menghasilkan sesuatu, dan pada

akhirnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan.

Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang

untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu.

2. Proses Motivasi

a. Tujuan

Dalamproses memotivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan

organisasi, baru kemudian para bawahan dimotivasi kearah tujuan

tersebut.

b. Mengetahui Kepentingan

Dalamproses motivasi penting mengetahui kebutuhan atau keinginan

karyawan dan tidak hanya melihatnya dari sudut kepentingan pimpinan

dan perusahaan saja.

c. Komunikasi Efektif

Dalamproses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dan

41

Ilyas Yaslis, Kinerja Teori, Penilaian, dan Penelitian, (Depok: Pusat Kajian Ekonomi

Kesehatan FKMUI,1999), h.136.

Page 54: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

43

efektif dengan bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan

diperolehnya dan syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi supaya

insentif itu diperolehnya.

d. Integrasi Tujuan

Dalam proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan

dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan perusahaan adalah needs

complex, yaitu untuk memperoleh laba, perluasan perusahaan,

sedangkan tujuan individu karyawan adalah pemenuhan kebutuhan dan

kepuasan. Jadi tujuan organisasi atau perusahaan dan tujuan karyawan

harus disatukan dan untuk ini penting adanya persesuaian motivasi.

e. Fasilitas

Atasan dalam memotivasi harus memberikan fasilitas kepada

perusahaan dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran

pelaksanaan pekerjaan,seperti memberi bantuan kendaraan kepada

bawahan.

f. Team Work

Atasan harus menciptakan team work yang terkoordinasi baik yang

bisa mencapai tujuan perusahaan. Team work (kerja sama) ini penting

karena dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak bagian.42

3. Bentuk Motivasi

Dalam perwujudan motivasi terealisasi dalam beberapa bentuk

sesuai dengan arah tujuan dari individu yang memiliki motivasi tersebut.

Winkle (2004) menyatakan lebih lanjut bahwa terdapat dua motivasi yang

42Malayu S.P Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, (Bandung: Bumi Aksara, 1996), h.

101-102

Page 55: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

44

dapat membentuk perilaku:

a. Motivasi instrinsik

Motivasi instrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif atau

berfungsi tidak perlu di rangsang dari luar, karena dalam diri individu

sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang aktif dan berfungsi karena

adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik bukan suatu bentuk

motivasi yang berasal dari luar, misalnya orang lain. Motivasi

ekstrinsik selalu berpangkal pada suatu kebutuhan yang di hayati oleh

individu sendiri, walaupun individu lain mungkin memegang peranan

dalam menimbulkan motivasi tersebut.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya motivasi

Motivasi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Riggio (1999)

mengungkapkan 4 variabel yang dapat mempengaruhi motivasi dalam

kaitanya dengan kinerja dan produktifitas seseorang. Ke-empat variabel

tersebut adalah: Sistem kerja, prosedur,peralatan, dan perlengkapan.

Menjelaskan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh sistem kerja,

prosedur, peralatan dan perlengkapan. Sistem dan teknologi yang tidak

memadai dapat menurunkan tingkat motivasi seseorang untuk bekerja,

yang nantinya berakibat pada penurunan produktivitas.43

a. Perbedaan individual

Menjelaskan faktor-faktor dari dalam diri individu yang

43

Redaksi PT Pustaka Binaman Pressindo, Penilaian Prestasi Kerja ( Jakarta: PT

Grafindo, 1986), h. 61-62

Page 56: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

45

mempengaruhi motivasi seseorang. Faktor-faktor tersebut mencakup

kemampuan, talenta, keahlian, pengetahuan dan lain-lain. Jika

seseorang tidak mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang

dibutuhkan dalam suatu tugas, motivasi untuk menjalankan tugas

tersebut akan rendah dan kinerjanya menjadi tidak optimal.

b. Pengaruh kelompok

Menjelaskan bahwa motivasi individu dipengaruhi oleh orang-

orang disekitarnya atau kelompok bekerja. Dalam hal ini, motivasi

individu akan menurun jika satu atau dua anggota kelompok kerja

tersebut tidak memiliki kemampuan kerja kelompok yang baik.

c. Pengaruh organisasi

Menjelaskan faktor-faktor yang datang dari perusahaan, seperti:

obligasi, peraturan, politik, konflik dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut

secara tidak langsung dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan.

Beberapa peneliti lain berpendapat bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi dapat dikelompokan menjadi dua faktor, yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Wahjosumidjo (1987) menguraikan

dua faktor tersebut sebagai berikut:

1. Faktor internal

Faktor internal adalah keadaan yang berasal dari dalam diri. Faktor-

faktor tersebut dintaranya adalah:

a) Sifat-sifat pribadi yang melekat sebagai unsur kepribadiannya.

b) Sistem nilai atau norma yang dianut

c) Kedudukan atau jabatan pada organisasi dan tingkat pendidikan.

Page 57: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

46

d) Pengalaman-pengalaman kerja

e) Persepsi dan sikap

f) Kemampuan dan keterampilan

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah :

a) Kebijaksanaa-kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh suatu

organisasi atau perusahaan, termasuk didalamnya prosedur kerja,

berbagai rencana dan program kerja.

b) Persyaratan kerja yang telah dipenuhi oleh karyawan.

c) Tersediannya seperangkat alat-alat dan sarana yang diperlukan

dalam mendukung pelaksanaan kerja.

d) Gaya kepemimpinan atasan,dalamarti sifat-sifat dan perilakuatasan

terhadap bawahan.

5. Tujuan Pemberian Motivasi

a. mendorong gairah dansemangat kerja karyawan

b. meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

c. meningkatkan produktifitas kerja karyawan

d. mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan

e. meningkatkan kedisiplinan menurunkan tingkat absensi karyawan44

F. Berprestasi

1. Pengertian berprestasi

Prestasi adalah hasil usaha dari suatu kegiatan yang dilakukan

44

Malayu S.P Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, (Bandung: Bumi Aksara, 1996), h. 97

Page 58: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

47

seseorang, prestasi merupakan hasil sebuah usaha yang tidak selamanya

identik dengan hasil yang baik, tetapi bisa sesuatu hasil yang tidak baik,

namun pada umumnya prestasi diasosiasikan sebagai hasil terbaik.

Meneurut Adi Negero, prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang

berhasil dan prestasi itu menunjukan kecakapan suatu bangsa.

Sedangkan menurut W. J. S Winkel Purwadarmtinto “prestasi

adalah hasil yang dicapai secara optimal.

Dari pengertian di atas maka prestasi bisa didefinisikan adalah

sebuah usaha, pekerjaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh

sehingga mencapai hasil yang terbaik dan maksimal.45

2. Jenis Prestasi

a. Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat dilihat dariadanya perubahan tingkah laku atau

sikap dari anak didik. Menurut Bloom ada 2 bentuk prestasi yaitu:46

1) Prestasi belajar aspek kognitif

Prestasi belajar aspek kognitif ini hanya menitik beratkan

pada masalah atau bidang intelektual sehingga kemampuan akal

akan selalu mendapatkan perhatian yaitu kerja otak untuk dapat

menguasai berbagai pengetahuan yang diterima.

2) Prestasi belajar aspek afektif

Prestasi belajar aspek ini lebih menitik beratkan pada

bidang dan tingkah laku. Aspek ini sudah tentu mempunyai nilai

45

Redaksi PT Pustaka Binaman Pressindo, Penilaian Prestasi Kerja ( Jakarta: PT

Gramedia, 1986), h. 59 46

Ibid., h. 59

Page 59: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

48

yang lebih tinggi karena didalamnya menyangkut kepribadian

siswa. Selain itu juga aspek ini dapat dikatakan berhasil apabila

siswa benar-benar mampu bersikap dan bertingkah laku sesuai

dengan tujuan pendidikan dan apa yang diharapkan oleh guru.

b. Prestasi Kerja

Prestasi kerja dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai

seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang

bersangkutan. Atau bisa juga diartikan suatu proses yang sistematis

untuk mengevaluasi kerja (prestasi) individu atau karyawan

dibandingkan dengan standard penilaian atau indikator utama kinerja.

Faktor-faktor prestasi yang perlu dinilai adalah sebagai berikut:

1) Kuantitas kerja

Banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang

perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan

dapat diselesaikan.

2) Kualitas kerja

Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan.

Biasanya diukur melalui ketepatan, ketelitian, ketrampilan,

kebersihan hasil kerja.

3) Keandalan

Dapat atau tidaknya karyawan diandalkan adalah kemampuan

memenuhi atau mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan

dan kerjasama.

4) Inisiatif

Kemampuan mengenali masalah dan mengambil tindakan korektif,

memberikan saran-saran untuk peningkatan dan menerima

Page 60: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

49

tanggung jawab menyelesaikan.

5) Kerajinan

Kesediaan melakukan tugas tanpa adanya paksaan dan juga yang

bersifat rutin.

6) Sikap

Perilaku karyawan terhadap lembaga, atasan atau teman kerja.

7) Kehadiran

Keberadaan karyawan ditempat kerja untuk bekerja sesuai dengan

waktu atau jam kerja yang telah ditentukan.

3. Tujuan Prestasi

Untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi organisasi melalui

peningkatan prestasi sumberdaya manusia organisasi.

Menurut Mangkunegara, 2009 tujuan prestasi kerja yaitu:47

a. Meningkatkan saling pengertian antar pegawai tentang persyaratan

prestasi.

b. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang pegawai, sehingga mereka

termotivasi untuk berbuat yang lebih baik , atau sekurang-kurangnya

prestasi sama seperti prestasi yang terdahulu.

c. Memberikan peluang kepada pegawai untuk mendiskusikan keinginan

dan aspirasi dan meningkatkan kepedulian terhadap karir atau terhadap

pekerjaan yang dijalaninya sekarang.

d. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan,

sehingga pegawai ermotivasi untuk berprestasi sesuai dengan

potensinya.

47Redaksi PT Pustaka Binaman Pressindo, Penilaian Prestasi Kerja(Jakarta: PT

Gramedia, 1986), h.69

Page 61: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

50

e. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai

dengan kebutuhan pelatihan khususnya rencana diklat dan kemudian

menyetujui rencana itu jika tidak ada lagi hal-hal yang ingin diubah.

G. Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah dorongan dari dalam diri individu untuk

melakukan hal-hal yang terbaik dalam hidup dan lingkungannya. Suatu

kehidupan seseorang akan ditemukan adanya reaksi yang berbeda terhadap

berbagai tugas dan tanggung jawabnya, misalnya orang tua tertarik dengan

anaknya agar sekolah yang setinggi-tingginya.

Menurut muray motivasi berprestasi yaitu dorongan seseorang untuk

dapat menguasai tugasnya, mencapai hasil maksimum, mengatasi

rintangan, memiliki kinerja lebih baik dari orang lain dan bangga terhadap

kemampuan yang dimilikinya. 48

Menurut Mc. Clelland (dalam robins,2003),motivasi berprestasi

merupakan dorongan seseorang untuk mengungguli, dengan memiliki motif

mengungguli,seseorang akan selalu berusaha mencapai sesuatu tujuan atau

hasil yang lebih baik dari apa yang pernah dicapainya sebelumnya dan

selalu berusaha mencapai prestasi yang memuaskan, yaitu tingkat prestasi

yang menyamai atau melebihi standar yang digariskan.49

Dari pengertian motivasi berprestasi yang telah diuraikan di atas,

dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu usaha yang

48

Govern & Petri, Motivasi Berprestasi Karyawan, ( Jakarta : Erlangga Pratama, 2004) ,h.24 49

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Gorontalo: PT Bumi

Aksara,2006 ), h. 47

Page 62: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

51

mendorong seseorang untuk bersaing dengan standar keunggulan, dimana

standar keunggulan ini dapat berupa kesempurnaan tugas, yang di dapat

oleh diri sendiri atau prestasi orang lain.

H. Motivasi Berprestasi Dalam Pandangan Islam

Motivasi harus dimiliki oleh setiap individu. Dalam islam itu sendiri

motivasi adalah untuk mencari nafkah yang merupakan bagian dari ibadah.

Motivasi kerja dalam Islam bukanlah untuk mengerjakan hidup hedonis,

bukan juga untuk status, apa lagi untuk mengejar kekayaan dengan segala

cara. Melainkan untuk beribadah. Bekerja untuk mencari nafkah adalah suatu

hal yang istimewa dalam pandangan islam.50

Alquran menjelaskan dalam mendidik mental kaum muslimin,

menggunakan metode dalam rangka membangkitkan motivasi mereka dalam

belajar. Misalnya dengan memberikan janji, ancaman dan kisah-kisah. Juga

memanfaatkan peristiwa-peristiwa yang biasa terjadi yang bisa mengakibatkan

motivasi dan emosi manusia, sehingga mereka siap mengambil pelajaran dari

peristiwa-peristiwa itu (Najati, 2002).

Kaum muslimin terpengaruh oleh dua dorongan (motivasi) kuat.

Pertama, harapan mendapat rahmat Allah, mendorong mereka untuk

menunaikan ibadah, kewajiban dan perintah agama. Kedua, takut akan siksa

Allah, mendorong mereka untuk menjauhi segala dosa, maksiat dan semua

larangan agama (Najati, 2002).

Kesadaran seseorang terhadap kedua dorongan tersebut akan

memberinya kesiapan penuh untuk taat pada Allah dan Rasul-Nya,

melaksanakan semua kewajiban dan tanggung jawab yang di bebankan

50

Rahmat ST, diakses pada tanggal 28 Maret 2013 dari http://www.motivasi-islam.com/motivasi--kerja-dalam-islam/

Page 63: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

52

kepadanya. Ayat-ayat Alquran yang mengandung janji dan ancaman yang

menyebutkan kenikmatan yang akan diperoleh orang-orang beriman serta

siksaan yang akan menimpa orang-orang kafir di akhirat, antara lain dalam

firman Allah (QS. Albaqarah: 81-82) dan (QS Al-imran: 196-198)

Selanjutnya menurut Shihab (2002), manusia boleh saja percaya diri

dalam hal ekonomi, tetapi dalam pencariannya manusia tidak boleh melupakan

Allah SWT. Dalam prosesnya manusia memerlukan motivasi yang disatukan

dalam keinginannya agar prestasi yang dihasilkan dapat memuaskan, tentunya

sesuai dengan aturan-aturan islam. Hal ini agar timbul motivasi berprestasi

terbaik sesuai dengan perintah Allah SWT yang berbunyi, “dan janganlah

engkau berbuat kerusakan di bumi ” (Qs. Al-Qashash: 77)

Selanjutnya menurut Shihab (2003), motivasi berprestasi harus

ditunjang dengan kekuatan iman pada Allah SWT dan kejujuran yang murni

(QS. Al-mujadalah:11) yang berbunyi “agar tidak timbul dorongan-dorongan

yang menyesatkan bagi siapa saja yang ingin mencapai tujuan hakikatnya.

Selain itu mau bekerja keras, dalam hal ini unsur disiplin memainkan

peranan penting, seperti mengatur waktu, sesuai irama kehidupan, bangun pagi

siap-siap untukja kerja, mulai kerja, istirahat (tidak terlalu lama), dan

seterusnya sampai malam tib. selain itu berserah diri kepada Allah Swt dengan

selalu berdoa kepada-Nya.51

Dan bekerja dengan penuh motivasi sangatlah penting, karena hal itu

merupakan modal dasar untuk meraih keberhasilan. Seperti yang disabdakan

oleh rasulullah, bahwa beliau sangatlah marah melihat orang yang pemalas

51

Buchari Alma, Kewirausahaan, (Bandung: Alfabeta, 2000), h.83

Page 64: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

53

dan hanya suka berpangku tangan. Dan rasulullah secara

simbolik memberikan hadiah kampak dan tali kepada seorang lelaki agar mau

bekerja keras mencari kayu dan menjualnya ke pasar.52

Dari keimanan inilah kita mendapatkan motivasi yang selalu di

bimbing-Nya. Motivasi yang mengarahkan langkah pada tujuan kebenaran

pada akhlak manusianya.

Inilah hasil yang kita harapkan dari motivasi berprestasi, ataupun yang

kita inginkan dan disertai dengan kesungguhan hati akan menghasilkan pola

fikir yang baik. Yang pada akhirnya semua motivasi yang ada di dalam diri

kita menjadi motivasi berprestasi. Tidak dipungkiri, pada dasarnya manusia

ingin sekali menuju kearah yang lebih baik, baik itu dari perubahan diri,

bidang pekerjaan ataupun dalam bidang belajar. Sabda Nabi Muhammad Saw:

“.... hari ini lebih baik dari hari kemarin....”. tidak mungkin manusia

menginginkan perubahan ke arah yang buruk walaupun dia mempunyai

motivasi berprestasi yang jelek. Disinilah manusia juga berangkat dan

memulai perubahan diri. Begitulah yang di firmankan Allah SWT didalam

surat Al-isra‟ ayat 7, agar manusia selalu memperbaiki diri setiap saat.(Depag,

2006)

2. Karekteristik Motivasi Berprestasi

Mc. Clelland seorang pakar psikologi dari universitas Harvard di Amerika

Serikat mengemukakan bahwa kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh virus

mental yang ada pada dirinya. Virus tersebut merupakan kondisi jiwa yang

mendorong seseorang untuk mencapai kinerja secara optimal. Ada tiga jenis

virus sebagai pendorong kebutuhan yaitu kebutuhan berprestasi (Need for

Achievement= n.Ach), kebutuhan berafiliasi (Need for Affiliation = n.Af) dan

52

Ibid.,h.8

Page 65: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

54

kebutuhan kekuatan atau

berkuasa (Need for Power = n. Pow). Karyawan perlu mengembangkan virus

tersebut melalui lingkungan kerja yang efektif untuk meningkatkan kinerja dan

mencapai tujuan perusahaan.53

Motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan dengan ciri-ciri seseorang

melakukan pekerjaan dengan baik dan kinerja yang tinggi. Kebutuhan akan

berprestasi tinggi merupakan suatu dorongan yang timbul pada diri seorang

untuk berupaya mencapai target yang telah ditetapkan,bekerja keras untuk

mencapai keberhasilan dan memiliki keinginan untuk mengerjakan sesuatu

secara lebih baik dari sebelumnya.

Karyawan dengan motivasi berprestasi tinggi sangat menyukai tantangan,

berani mengambil risiko, sanggup mengambil alih tanggung jawab, senang

bekerja keras. Dorongan ini akan menimbulkan kebutuhan berprestasi

karyawan yang membedakan dengan yang lain, karena selalu ingin

mengerjakan sesuatu dengan lebih baik. Berdasarkan pengalaman dan

antisipasi dari hasil yang menyenangkan serta jika prestasi sebelumnya dinilai

baik, maka karyawan lebih menyukai untuk terlibat dalam perilaku berprestasi.

Sebaliknya jika karyawan telah di hukum karena mengalami kegagalan, maka

perasaan takut terhadap kegagalan akan berkembang dan menimbulkan

dorongan untuk menghindarkan diri dari kegagalan.

53

Malayu S.P Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, (Bandung: Bumi Aksara, 1996), h.112

Page 66: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

55

BAB III

GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BOGOR

A. Kantor Kementerian Agama

1. Sejarah Kementerian Agama Kabupaten Bogor.

Sejarah Kementerian Agama Kabupaten Bogor yang dulunya

bernama Depertemen Agama Kabupaten Bogor tidak terlepas dari sejarah

keberadaan Pemerintahan Kota/Kabupaten Bogor. Pasalnya, keberadaan

pemerintahan daerah dengan sendirinya mengharuskan adanya

Kementerian Agama sebagai bentuk kepanjangan tangan dari Kementerian

Agama Pusat dalam melakukan pelayanan keagamaan kepada masyarakat

secara langsung karena tidak semua kebutuhan masyarakat bisa ditangani

oleh Pemerintah Daerah. Agar tidak salah kaprah mengenai sejarah

keberadaan Kementerian Agama Kabupaten Bogoralangkah baiknya

melihat secara ringkas keberadaan sejarah Pemerintahan Kota Bogor dan

Kabupaten Bogor.

2. Sejarah Kota Bogor

Kota Bogor mempunyai sejarah yang panjang dalam pemerintahan,

mengingat sejak jaman Kerajaan Pajajaran sesuai dengan bukti-bukti yang

ada seperti dari prasasti Batu Tulis, nama-nama kampung seperti dikenal

dengan nama Lawanggintung, Lawang Sakenteng, Jerokuta, Baranangsiang

dan Leuwi Sipatahunan diyakini bahwa pakuan sebagai Ibu kota Pajajaran

terletak di Kota Bogor. Pakuan sebagai pusat Pemerintahan Pajajaran

terkenal pada pemerintahan Prabu Siliwangi (Sri Baginda Maharaja) yang

penobatanya tepat pada tanggal 3 Juni 1482, yang selanjutnya hari tersebut

Page 67: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

56

dijadikan hari jadi Kota Bogork, karena sejak tahun 1973 telah ditetapkan

oleh DPRD Kabupaten dan Kota Bogor sebagai hari jadi Bogor dan selalu

diperingati setiap tahunnya sampai sekarang. Pada tahun 1745 Gubernur

Jendral Hindia Belanda pada waktu itu bernama Baron Van Inhoff

menbangun Istana Bogor, sehingga keadaan Bogor mulai berkembang.

Propinsi Jawa Barat dibentuk pada tahun 1925 (Staatsbland 1924 No. 378

bij Propince West Java) yang terdiri dari 5 keresidenan, 18 Kabupaten

(Regentscape) dan Kotapraja (Staads Gemeente), dimana Buitenzoorg

(Bogor) salah satu staads Gemeente di Propinsi Jawa Barat di bentuk

berdasarkan (Staatsblad 1905 No. 208 jo. Staadsblad 1926 No. 368 ),

dengan prinsip Desentralisasi Modern, dimana kedudukan Bugermeester

menjadi jelas.

Pada masa setelah kemerdekaan, yaitu setelah pengakuan

kedaulatan RI Pemerintahan di Kota Bogor namanya menjadi Kota Besar

Bogor yang dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 16 Tahun 1950.

Selanjutnya pada tahun 1957 nama pemerintahan berubah menjadi Kota

Praja Bogor, sesuai dengan Undang-undang Nomor. 1 Tahun 1957,

kemudian dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun Bogor. Dengan

diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, Kotamadya

Daerah Tingkat II Bogor dirubah menjadi Kota Bogor.

3. Sejarah Kabupaten Bogor

Pada tahun 1975, Pemerintahan Pusat (dalam hal ini Menteri Dalam

Negeri) mengistruksikan bahwa Kabupaten Bogor harus memiliki Pusat

Pemerintahan di wilayah Kabupaten sendiri dan pindah dari Pusat

Page 68: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

57

Pemerintahan Kotamadya Bogor. Atas dasar tersebut, Pemerintah daerah

Tingkat II Bogor mengadakan penelitian dibeberapa wilayah Kabupaten

Daerah Tingkat II Bogor untuk dijadikan calon Ibu Kota sekaligus berperan

sebagai pusat Pemerintahan. Alternatif lokasi yang akan di pilih

diantaranya adalah wilayah Kecamatan Ciawi (Rancamaya), Leuwiliang,

Parung dan Kecamatan Cibinong (Desa Tengah)

Hasil penelitian lebih lanjut menunjukan bahwa yang diajukan ke

Pemerintahan Pusat untuk mendapat persetujuan sebagai calon Ibu Kota

adalah Rancamaya wilayah Kecamatan Ciawi. Akan tetapi Pemerintahan

pusat menilai bahwa Rancamaya masih relatif dekat letaknya dengan pusat

Pemerintahan Kotamadya Bogor dan dikhawatirkan akan masuk ke dalam

rencana perluasan dan pengembangan wilayah Kotamadya Bogor. Oleh

karena itu atas petunjuk pemerintahan pusat agar pemerintahan daerah

Tingkat II Bogor mengambil salah satu alternatif wilayah dari hasil

penelitian lainnya.

Dalam sidang Pleno DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor

tahun 1980, di tetapkan bahwa calon ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II

Bogor terletak di Desa Tengah Kecamatan Cibinong. Penetapan calon ibu

kota ini diusulkan kembali ke Pemerintah Pusat dan mendapat persetujuan

serta di kukuhkan dengan peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, yang

menegaskan bahwa ibu kota pusat Pemerintahan Kabupaten Daerah

Tingkat II Bogor berkedudukan di Desa Tengah Kecamatan Cibinong.

Sejak saat itu dimulailah rencana persiapan pembangunan pusat

pemerintahan ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dan pada

Page 69: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

58

tanggal 5 Oktober 1985 dilaksanakn peletakan batu pertama oleh Bupati

Kepala Daerah Tingkat II Bogor pada saat itu.

Setelah kemerdekaan, terjadi pembagian wilayah secara terstruktur

oleh pemerintahan pusat, begitu juga untuk Jawa Barat yaitu Bogor

langsuna menjadi wilayah pusat administratif karena ditingkat pusat

Departemen Agama sudah terbentuk. Untuk kepanjangan tangan maka

diwilayah Bogor kala itu dibentuklah Kantor Urusan Agama Bogor pada

Tahun 1949 dan pada Tahun 1971 Kantor Urusan Agama meningkat

menjadi Kantor Perwakilan Departemen Agama Kabupaten Bogor seiring

pembenahan wilayah Bogor menjadi dua.

Pada awalnya Kementerian Agama Kabupaten Bogor memiliki

kedudukan kantor diwilayah Kota Bogor karena Bogor geografisnya belum

berpisah menjadi dua wilayah pemerintahan berbeda. Untuk itu, kedudukan

Kantor Kementerian Agama ketika tahun 1970’an dipusatkan di Kota

Bogor tepatnya dijalan Sempur Kaler No. 85 Kelurahan Sempur

Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor. Keberadaan Kantor dalam melayani

kebutuhan baik berkaitan dengan keagamaan tersebut terus berjalan dari

waktu kewaktu dan pergantian kepemimpinan’pun terus terjadi.

Setidaknya dari Tahun 1949-2010 terdapat 10 orang yang pernah

menduduki jabatan Kepala Kantor, diantaranya:

a. Periode Kantor Urusan Agama Kabupaten Bogor

1) KH. Kamil (1949-1952)

2) KH. Tabrani (1952-1955)

3) KH. A. Satori (1955-1958)

Page 70: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

59

4) KH.E Muhyidin (1958-1971)

b. Periode Kantor Perwakilan Departemen Agama Kabupaten Bogor

KH. E. Muhyidin (1971-1975)

c. Periode Kantor Wilayah Departemen Agama R.I

1) KH. Muhyidin (1975-1976)

2) KH. Abdurahman Amir (1977-1985)

3) Drs. H.M. Achyar Ridlwan, BcHk (1985-1990)

4) Drs. H.M. Buldani (1990-1992)

5) Drs. H. Muhrodin (1993-1996)

6) Drs. H. Surya D. (1996-1988)

7) Drs. H.M Fadil Syamsudin, MM (1998-1999)

8) Drs. H. Syarif Hidayat (1999-2001)

9) Drs, H. Sya’bani, MM, MBA (2001-2003)

10) Drs. Maman Sulaeman, MM (2003-2007)

11) Drs. HA. Zaenal Abidin AR, M.PdI (2007-2010)

d. Periode Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor

1) Drs. HA. Zaenal Abidin AR, M.PdI (2007-2010)

2) Drs. H. Suhendra, MM (2010-Sekarang)

Namun, seiring pemisahan wilayah antara Kota dan Kabupaten

Bogor dengan terbitnya Instruksi Menteri Dalam Negeri pada Tahun

1975 agar ada pemisahan dan tepat pada Tahun 1985 Kabupaten Bogor

memiliki pusat pemerintahan sendiri di wilayah cibinong. Namun ketika

itu Kantor Kementerian Kabupaten Bogor tidak serta merta berpindah,

pada tahun 2002 barulah dibangun Kantor Kementerian Agama di dekat

Page 71: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

60

pusat Pemerintahan Daerah. Pada tahun 2003 tepatnya tanggal 21

Oktober penggunaan gedung Kementerian Agama Kabupaten Bogor

diresmikan oleh Kepala Kantor Wilayah Agama Propinsi Jawa Barat

yang ketika itu dijabat oleh Drs. Iik Makib. Peresmian itulah yang

menjadi tonggak sejarah keberadaan Departemen Agama Kabupaten

Bogor, sejak saat itu berbagai kegiatan pelayanan yang berkaitan

dengan Pendidikan Islam, Perkawinan, Haji, Pesantren terus

ditingkatkan sebagai wujud profesionalitas kinerja Kementerian Agama

Kabupaten Bogor. Dan pada tahun 2010 penamaan/ penyebutan

nomeklatur Departemen Agama diganti menjadi Kementerian Agama

maka dengan ini Departemen Agama Kabupaten Bogor berubah

penyebutan menjadi Kementerian Agama Kabupaten Bogor.

B. Visi, Misi dan Kepegawaian Kantor Kementerian Agama Bogor

1. Visi

“ Terwujudnya agama sebagai landasan moral, etik dan spritual dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara di kalangan masyarakat Kabupaten

Bogor”.

2. Misi

a. Mewujudkan pelayanan prima dalam bidang administrasi

b. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan ibadah social dan

keagamaan dan kehidupan keluarga sakinah

c. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan madrasah dan

pendidikan agama pada sekolah umum

d. Meningkatkankualitas pelayanan dan bimbingan perguruan agama

danpendidikan keagamaan pada masyarakat

Page 72: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

61

e. Memberdayakan lembaga dan institusi keagamaan

f. Memperkokoh kerukunan hidup umat beragama.

3. Kepegawaian

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kantor Kementerian Agama

Kabupaten Bogor

( Berdasarkan KMA Nomor 373 Tahun 2002 )

KEDUDUKAN

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor adalah instansi

vertical Kementerian Agama yang berada dibawah dan bertanggung

jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Jawa Barat.

TUGAS

Kantor Kementerian AgamaKabupaten Bogor mempunyai tugas

melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kementerian Agama dalam

wilayah Kabupaten Bogor berdasarkan kebijakan kepala kantor wilayah

Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

FUNGSI

Dalam melaksanakan tugasnya, kantor Kementerian Agama

Kabupaten Bogormenyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan visi, misi dan kebijakan teknis dibidang pelayanan dan

bimbingan kehidupan beragama di Kabupaten Bogor.

b. Pembinaan, pelayanan dan bimbingan di bidang bimbingan

masyarakat islam, pelayanan haji dan umroh, pengembangan zakat

dan wakaf, pendidikan

Page 73: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

62

c. agama dan keagamaan, pondok pesantren, pendidikan agama islam

pada masyarakat dan pemberdayaan masjid, urusan agama,

pendidikan agama, bimbingan masyarakat kristen, Khatolik, Hindu

serta Budha sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

d. Pelaksanaan kebijakan tekhnis di bidang pengelolaan administrasi

dan informasi keagamaan.

e. Pelayanan dan bimbingan di bidang kerukunan umat beragama.

f. Pengkoordinasian perencanaan pengendalian, dan pengawasan

program.

g. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintahan daerah, instansi terkait,

dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas

Kementerian Agama di Kabupaten Bogor.

C. Susunan Organisasi dan Kode Etik Kantor Kementerian Agama Bogor

Kantor Kementerian Agama Bogor(termasuk dalam tipologi I-A

berdasarkan KMA Nomor 373 Tahun 2002)

1. Susunan Organisasi

a. Sub Bagian Tata Usaha

Bertugas melakukan teknis dan administrasi perencanaan

kepegawaian, perlengkapan, ketatausahaan, dan rumaha tangga kepada

seluruh satuan organisasi dan atau satuan kerja dilingkungan Kantor

Kementerian Agama Kabupaten Bogor.

b. Seksi Urusan Agama Islam

Bertugas melakukan pelayanan dan bimbingan dibidang

kepenghuluan, keluarga sakinah, pangan halal, ibadah social serta

pengembangan kemitraan umat islam.

Page 74: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

63

c. Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh

Bertugas melakukan pelayanan dan pembinaan dibidang penyuluhan

haji dan umroh, bimbingan jamaah dan petugas, dokumen dan perjalanan

haji, perbekalan dan akomodasi, serta pembinaan KBIH dan paska haji.

d. Seksi Madrasah dan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum

Bertugas melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang kurikulum,

ketenagaan dan kesiswaan, sarana, kelembagaann dan ketatalaksanaan

serta supervisi pada raudhatul atfhal, madrasah ibtidaiyah,tsanawiyah, dan

pendidikan agama islam pada sekolah umum tingkat dasar dan menengah

pertama serta sekolah luar biasa.

e. Seksi Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren.

Bertugas melakukan pelayanan dan bimbingan dibidang pendidikan

keagamaan, pendidikan diniyah, pendidikan salafiah, kerjasama

kelembagaan dan pengembangan pondok pesantren, pengembangan santri,

dan pelayanan pondok pesantren pada masyarakat.

f. Seksi Pendidikan Agama Islam Pada Masyarakat dan Pemberdayaan

Masjid

Bertugas melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang pendidikan

Al-Qur’an dan musabahaq tilawatil Qur’an penyuluhan dan lembaga

dakwah dari hari besar islam serta pemberdayaan masjid.

g. Penyelenggara Zakat dan Wakaf

Bertugas melakukan pelayanan dan bimbingan bina lembaga dan

pemberdayaan zakat dan wakaf.

Page 75: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

64

2. Kode Etik

Pegawai Kementerian Agama

Keputusan Menteri Agama Ri No.42 Tahun 2001

Kami pegawai kementerian agama yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa

a. Menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan bangsa.

b. Mengutamakan pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat.

c. Bekerja dengan jujur, adil dan amanah.

d. Melaksanakan tugas dengan disiplin, profesional dan inovatif.

e. Setia kawan dan bertanggung jawab atas kesejahteraan korps.

Page 76: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

65

65

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Identifikasi Informan

1. Identitas informan

Nama : Ade Irawan S. Sos

Usia : 30 Tahun

Jabatan : Wakil Ketua Kantor

Beliau lahir di Kota Bogor, pada tanggal 04 September 1983, dan

beliau sudah menikah atau berkeluarga, pada saat ini beliau tinggal di

sindang barang pilar 1 Rt 01/06. Beliau pernah bersekolah di M.I Mathlaul

Anwar pada tahun 1996, MTs Al-Muasyarah pada tahun 1999, MAN 1

Bogor pada tahun 2002, dan S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tahun 2006. Beliau adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di kantor

Kementerian Agama Kab. Bogor, sebelumnya beliau adalah seorang

pegawai biasa, saat ini beliau bukan hanya menjadi pegawai negeri sipil di

kantor Kementerian Agama Bogor ini, beliaupun diangkat menjadi wakil

kepala kantor di Kementerian Agama Bogor.

Tugas beliau menghendel pekerjaan dikantor Kemenag jika bapak

kepala kantor sedang bertugas diluar kota, selain itu beliaupun menjadi

pengarah skripsi dikantor Kementerian Agama Bogor tiap kali ada

mahasiswa yang praktek di lembaga tersebut, salah satunya yaitu penulis

sendiri. Tugas ini telah dipercayakan kepada beliau oleh bapak Kepala

Kantor Kementerian Agama Bogor yaitu Drs. H. Suhendra MM.

Page 77: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

66

2. Identitas Informan

Nama : H. Deden Effendi SE. MSi

Usia : 48 Tahun

Jabatan : Kepala Seksi Penamas

Beliau lahir di Kota Bogor pada tanggal 14 februari 1965 menjabat

sebagai Ketua Seksi Penamas dan merangkap sebagai ketua bimbingan

rohani Islam bagi para pegawai di kantor Kementerian Agama Bogor.

Adapun beliau pernah menyelesaikan pendidikan sarjana ekonomi

kemudian meneruskan pendidikannya lagi yaitu megister sarjana Islam di

Universitas Swasta Daerah Jakarta. Dilingkungan masyarakat tempat

tinggalnya beliau aktif mengikuti kegiatan keagamaan seperti masjid

anajah nenggewer Cibinong, beliaupun sering mengisi ceramah pada

kegiatan tersebut.

3. Identitas Jama’ah (pegawai)

Nama : Salim Afendi

Usia : 33 Tahun

Jabatan : Pelaksana Seksi Urais

Beliau lahir di kota Bogor, pada tanggal 26 Maret 1979. Pada saat

ini beliau tinggal di Leuwisadeng. Beliau bekerja sebagai Pegawai Negeri

Sipil (PNS) di kantor Kementerian Agama Bogor sejak Tahun 2005

sampai dengan saat ini. Beliau menjabat sebagai Pelaksana Seksi Urusan

Agama (Urais) Bogor.

Page 78: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

67

4. Identitas Jama’ah (Pengawai)

Nama : Muslimin

Usia : 51 Tahun

Jabatan : Seksi Pelaksana Haji

Beliau mulai bekerja di kantor Kementrian Agama sejak tahun

2008 sampai dengan saat ini. Saat ini beliau bertempat tinggal di daerah

Cibinong. Dan beliau bertugas di bagian pelaksana seksi haji.

5. Identitas Jama’ah (Pegawai)

Nama : Heni Haerani

Usia : 44 Tahun

Jabatan : Pelaksana Seksi Mapenda

Beliau bekerja di kantor Kemenag pada tahun 2007, beliau tinggal

di daerah Gunung Putri Bogor. dan beliau bertugas di pelaksana Seksi

Mapenda yaitu mengenai Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada

Sekolah Umum.

6. Identitas Jama’ah (Pegawai)

Nama : Siti Fathonah, S.Ag.

Usia : 48 Tahun

Jabatan : Pelaksana Seksi pekapontren

Beliau mengakhiri studi akhirnya di Universitas Swasta di daerah

Bogor. Pada tahun 2005 beliau mulai bekerja di Kantor Kemenag Bogor,

Dan sekarang beliau brtugas di Seksi Pelaksana Pekapontren yaitu

mengenai pendidikan keagamaan dan pondok pesantren.

Page 79: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

68

7. Identitas Jama’ah (Pegawai)

Nama : Drs. H. A.Sihabudin, M.H.

Usia : 51 Tahun

Jabatan : Kepala Seksi Urais

Beliau mulai bekerja di kantor Kemenag pada tahun 2010 setelah

menyelesaikan studi akhirnya di Universitas Negeri Jogjakarta pada tahun

2007. Dan sekarang beliau bertugas di Seksi Urais yaitu mengenai Urusan

Agama Islam.

8. Identitas Jama’ah

Nama : Sriyami, S.pd.

Usia : 47 Tahun

Jabatan : Seksi PelaksanaZawaf

Beliau adalah seorang Sarajana Pendidikan dari Universitas Ibnu

Khaldun Bogor pada tahun 2006 dan sekarang beliau menjalani tugas

sebagai Seksi Pelaksana Zakat dan Wakaf di kantor Kementrian Agama

Bogor dari mulai tahun 2009.

9. Identitas jama’ah wanita

Nama : Ahmad Basuki, SE.

Usia : 45 tahun

Jabatan : Pelaksana Seksi Pekapontren

Beliau bekerja di kantor Kementrian Agama Bogor pada tahun

2006 dan bertugas sebagai pelaksana seksi Pekapontren yaitu mengenai

urusan Agama Islam dan Pondok Pesantren.

Page 80: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

69

B. Pelaksaanaan Bimbingan Agama Dalam Membentuk Motivasi

Berperestasi Pegawai Kementerian Agama Kab. Bogor

Strategi bimbingan agama ini dilaksanakan sejak kepemimpinan

Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Bogor Drs. H. Suhendra, MM.

Dimana kegiatan bimbingan agamaini diadakan di kantor Kementerian

Agama Kab. Bogor sejak Desember 2010, yang terus berlangsung hingga saat

ini dan dengan harapan akan terus di kembangkan hingga kedepannya nanti. 1

Adapun waktu pelaksanaan bimbingan agama ini berlangsung selama

satu jam, dilaksanakan setiap hari senin di Aula Kantor Kemenag Kab. Bogor

yang dimulai pada pukul 08.00 sampai dengan selesai, yang dihadiri oleh

kurang lebih 80 pegawaidari berbagai unit kerja yang berada dilingkungan

kantor Kemenag Bogor tersebut.2

Adapun materi bimbingan agama yang disampaikan pada jama’ahnya

(pegawai) tidak memiliki batasan tertentu, akan tetapi materi yang

disampaikan selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, baik mengenai

tuntutan agama dalam bekerja, seperti disiplin dalam bekerja, jujur dan ikhlas

dalam bekerja, menciptakan prestasi yang luar biasa untuk lembaga,

memakmurkan masjid, ikhlas untuk menjadi hamba Allah yang patuh

terhadap ajaran agama, tata cara berbagi dengan sesama, pentingnya ibadah

puasa dalam peningkatan jiwa seorang hamba maupun dalam kehidupan

sehari-hari lainnya sehingga mendapat ridho dari Allah SWT.

Adapun aktifitas reguler adalah pertemuan pekanan (yang rutin) yang

berisi kalimat pengantar dan penyampaian materi dari pembimbing.

1 Wawancara Peribadi dengan Bapak Ade Irawan, Bogor, 4 Juni 2012.

2Pengamatan langsung oleh penulis di Aula Kantor Kementerian Agama Kab. Bogor,

tanggal 11 Juni 2012

Page 81: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

70

Agenda pertemua yang biasa dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Frekwensi dan waktu pelaksanaan

a. Dilaksanakan satu kali dalam sepekan yakni hari senin

b. Lama pertemuan 1 jam

c. Waktu pertemuan dilaksanakan pagi hari

2. Agenda pertemuan bimbingan agama

a. Iftitah (pembukaan) disampaikan oleh pembimbing

b. Penyampaian materi oleh pembimbing

c. Evaluasi dan tanya jawab dari para jamaah

d. Penutup dengan pembacaan doa

Adapun aktifitas non regulernya yaitu

1. Silaturahmi ke masjid-masjid untuk memberikan santunan kepada anak

yatim dan keluarga tidak mampu

2. Mengadakan shalat tarawih keliling di masjid-masjid yang berada di

Kota Bogor ketika bulan ramadhan

3. Mengitu diklat di berbagai wilayah

Dalam kegiatan bimbingan agama ini pegawai cukup aktif dalam

mengikutinya, hal itu dapat dilihat dari keikutsertaan atau kehadiran

pegawai yang setiap minggunya mencapai 99 %. 3

Bimbingan agama ini mempunyai dampak positif bagi jama’ahnya

(pegawai), dampak positif itu dapat dilihat dari terbentuknya kinerja

pegawai yang baik sehingga dapat menciptakan prestasi yang baik pula

untuk para pegawai dan lembaga tersebut, seperti menjuarai peringkat satu

pada lomba

3Wawancara Peribadi dengan Bapak Ade Irawan, 09 Juli 2012

Page 82: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

71

qori’ah seJabodetabek, dan pelayanan terbaik dimasyarakat. Prestasi ini

salah satu harapan dari lembaga.4

1. Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Bimbingan Agama Dalam

Membentuk Motivasi Berprestasi Pegawai Kementerian Agama Kab.

Bogor

Tujuanmerupakan suatu hal yang penting dalam membentuk

motivasi berprestasi pegawai Kementerian Agama Bogor. Hal ini sangat

berpengaruh terhadap tujuan dalam membentuk motivasi para pegawai

yang dilaksanakan di Kementerian Agama Bogor, agar lebih termotivasi

dalam bekerja dan amanah dalam menjalankan kewajiban-kewajiban dan

demi mengcapai hasil yang di harapkan pula. Sehingga tujuanlah yang

menjadi tahapan pertama dalam membentuk motivasi berprestasi para

pegawai di kementrian agama bogor. Adapun tujuan dari pelaksanaan

bimbingan agama tersebut yaitu terbagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Tujuan Umum

1) Mewujudkan pelayanan prima dalam bidang administrasi

2) Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan ibadah sosial dan

keagamaan dan kehidupan keluarga sakinah

3) Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan madrasah dan

pendidikan agama pada sekolah umum

4) Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan perguruan agama

dan pendidikan keagamaan pada masyarakat

5) Memberdayakan kepala KUA, Penyuluh Agama, Kepala Seksi Pada

Kantor Kemenag Kab Bogor maupaun unsure ulama lainnya dari

4Wawancara Pribadi dengan Bapak Ade Irawan, Bogor 09 Juli 2012

Page 83: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

72

berbagai pondok pesantren.

b. Tujuan Khusus

Adapun tujuan diadakannya bimbingan agama yaitu untuk

menambah wawasan keagama’an bagi setiap pegawai sehingga

terbentuknya pola motivasi berprestasi kerja yang benar-benar sesuai

dengan aturan dan harapan masyarakat.5

2. Penerapan Metode dan Media Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan

Bimbingan Agama.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan agama

dalam membentuk motivasi berprestasi pegawai Kementerian Agama

Bogor yaitu:

a. Metode

1) Metode ceramah

Proses kegiatan bimbingan agama ini dilakukan dengan cara

berceramah oleh si pemateri sedangkan pegawai mendengarkan isi

ceramah atau materi yang disampaikan oleh penceramah tersebut.

2) Metode tanya jawab

Metode ini digunakan setelah si pemateri selesai

berceramah, ketika jama’ah (pegawai) kurang memahami dengan

apa yang disampaikan oleh pemateri.

3) Metode Demontrasi

Metode ini dilakukan dengan memperagakan mengenai

masalah yang sedang dibahas.6

5Wawancara Pribadi dengan Bapak Ade Irawan, Bogor, 16 Juli 2012

6Wawancara Pribadi dengan H. Deden Efendi &Bapak Ade Irawan, Bogor 30 Juli 2012

Page 84: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

73

b. Media Media yang digunakan tujuannya untuk mempermudah dan

memperlancar pembimbing dalam melakukan proses bimbingan,

sedangkan media untuk para pegawai untuk mempermudah pemahaman

dalam proses bimbingan dengan menggunakan cara-cara yang efektif dan

efisien.

Media bimbingan adalah perangkat yang dapat mentransfer isi

atau materi dari pembimbing terhadap pegawai yang mengikuti

bimbingan agama di kantor Kemenag. Media secara garis besar terbagi

kedalam dua bagian, yaitu:

1) Soft Ware (perangkat lunak) berisi pesan-pesan atau informasi yang

disajikan dengan menggunakan alat pembimbing.

2) Hard Ware (perangkat keras) merupakan sarana untuk menampilkan

pesan yang terkandung pada media tersebut.

Adapun media yang digunakan di kantor Kementerian Agama

Bogor dalam pelaksanaan bimbingan agama, antara lain:

1) Soft Ware (perangkat lunak) antara lain: peraturan-peraturan

pegawai, hukuman (peringatan, ancaman dan lain-lain), tugas atau

pekerjaan luar serta pesan-pesan keagamaan dan sebagainya.

2) Hard ware (perangkat keras) dan alat-alat bimbingan antara lain:

aula, mesjid, buku saku, alat tulis dan lain-lain.

3. Mengadakan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Bimbingan Agama

Dalam Membentuk Motivasi Berprestasi Pegawai Kementerian Agama

Bogor.

Strategi bimbingan agama merupakan bagian penting dalam

membentuk motivasi berprestasi pegawai. Strategi bimbingan agama ini

Page 85: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

74

bertujuan untuk menambah wawasan keagama’an bagi setiap pegawai agar

tidak menyalahgunakan kesempatan yang ada sehingga terbentuknya pola

motivasi berprestasi kerja yang benar-benar sesuai dengan aturan dan

harapan masyarakat.

Kemenag melaksanakan evaluasi dengan secara teliti dan secara

keseluruhan terhadap para pegawai Kementerian Agama Bogor, dengan

cara menijau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar

strategi,seperti adanya perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan

dalam pencapaian suatu tujuan. Sedangkan dengan faktor internalnya yaitu

strategi yang tidak efektif atau hasil implementasi yang buruk sehingga

dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai, mengkur prestasi

(membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan), mengambil

tindakan korektif yaitu untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan

rencana, tindakan ini diperlukan bila tindakan hasil tidak sesuai dengan

yang dibayangkan semula atau pencapaian yang diharapkan.

Tanda-tanda keberhasilan diadakannya strategi bimbingan agama

ini cukup banyak, salah satunya disiplin mengenai waktu kerja, adanya

etika yang cukup tinggi disesama pegawai, menipisnya nilai-nilai negatif

yang selama ini menempel pada citra PNS.7

Adapun tingkat keberhasilan yang dicapai dengan diadakannya

strategi bimbingan agama ini, memang tidak bisa diukur dengan nilai,

namun yang jelas pola pendekatan agama ini cukup berhasil terutama

menghilangkan sifat-sifat buruk dalam bekerja yang mungkin kerap kali

dialami seseorang dalam bekerja terutama adanya godaan materi sehingga

yang bersangkutan tidak bekerja sesuai aturan yang berlaku.

7Wawancara pribadi dengan Bapak H. Deden Efendi SE, M.Si, Bogor 3 september 2012

Page 86: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

75

Disiplin mengenai waktu kerja hal itu dapat dilihat melalui

kehadiran para pegawai ditempat kerja untuk bekerja sesuai dengan waktu

yang telah ditetapkan dan menurunkan tingkat absensi pegawai. Adanya

kerajinan para pegawai dalam melakukan tugas tanpa adanya paksaan

melainkan dengan adanya rasa penuh tanggung jawab, adanya etika yang

cukup tinggi di sesama pegawai, menipisnya nilai-nilai negatif yang

selama ini menempel pada citra PNS, adanya pola peningkatan kuantitas

kerja seperti seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan, adanya kualitas

kerja yang lebih baik seperti ketepatan, ketelitian dan keterampilan dalam

menyelesaikan pekerjaan, dan adanya peningkatan kinerjadari setiap

pegawai terutama bagaimana menempatkan pesan agama dalam setiap

aktifitas kerja sehingga hasil prestasi yang dirasakan bisa sesuai harapan

lembaga, masyarakat dan bisa bernilai ibadah di mata Allah SWT. 8

C. Strategi Bimbingan Agama Yang Digunakan Oleh Kementerian Agama

Dalam Membentuk Motivasi Berprestasi Pegawai

Membentuk motivasi melalui strategi bimbingan agama diarahkan

untuk membentuk motivasi berprestasi dalam rangka mewujudkan

pemerintahan yang baik. Membentuk motivasi berprestasi melalui strategi

bimbingan agama harus dapat menjangkau semua unsur internal dan eksternal,

yaitu masyarakat luas yang membutuhkan pelayanan sebagai pemangku

kepentingan terhadap organisasi atau lembaga untuk melakukan perubahan

kearah yang lebih baik.

8Wawancara Pribadi dengan Bapak Ade Irawan, Bogor16 Oktober2012

Page 87: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

76

Oleh karena itu strategi bimbingan agama sangat mempengaruhi

pencapaian dalam membentuk motivasi berprestasi pada pegawai kementerian

agama Kab. Bogor ini. Karena strategi dipahami sebagai sarana yang

digunakan untuk mencapai tujuan.

Strategi bimbingan agama yang digunakan dalam membentuk motivasi

berprestasi pegawai Kementerian Agama Bogor ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatan mutu materi bimbingan agama yang disampaikan oleh

pembimbing misalnya dengan memberikan janji,ancaman dan berbagi

kisah-kisah terdahulu.

2. Mendorong mereka untuk melaksanakan ibadah shalat, kewajiban dan

perintah agama dengan harapan mendapat rahmatnya Allah SWT.

3. Mengingatkan akan siksanya Allah SWT terhadap orang-orang yang

melalaikan perintahnya.

4. Menyadarkan betapa pentingnya pula hidup dengan penuh kedisiplinan

seperti : Hadir tepat waktu,menjalakan tugas dengan tanggung jawab dan

kesadaran.

5. menjalinnya hubungan silaturahmi yang baik terhadap pembimbing dan

para pegawai sehingga dapat mudah dipecahkan jika terjadi permasalahan.

6. Memberikan kenaikan jabatan kepada pegawai yang berprestasi

7. Memberikan kompensasi kepada pegawai

8. Menciptakan lingkungan kerja yang harmonis

9. Memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi

10. Tidak ada kesenjangan social seperti membedakan pegawai berdasarkan

ras, suku, agama dan sebagainya.

Page 88: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

77

D. Analisis SWOT Strategi Bimbingan Agama Dalam Membentuk

Motivasi Berprestasi Pegawai Kementerian Agama Kab. Bogor

Analisi SWOT merupakan bentuk penilaian tentang lembaga dan

organisasi dalam memberikan suatu saran atau bentuk kritikan mengenai

lembaga tersebut, dalam hal ini Kemenag merupakan lembaga yang berada

dilingkungan Pemda Bogor, yang memiliki strategi bimbingan agama dalam

membentuk motivasi berprestasi pegawai sehingga perlu adanya penilaian

tentang lembaga tersebut agar menjadi lebih baik lagi.

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan

kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang

berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths,

Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan

dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan.

Analisis SWOT hanya menggambarkan situsi yang terjadi bukan sebagai

pemecah masalah.9

Kementerian agama (Kemenag) merupakan sebuah lembaga yang

memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu diperbaiki.

1. Strengths (kekuatan)

Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau

konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dinamis merupakan faktor yang

terdapat dalam tubuh organisasi, proyeksi atau konsep bisnis itu

sendiri.Dalam mengadakan strategi bimbingan agama sangatlah

diperhitungkan baik secara moril maupun sprituil yang akan terlibat

langsung dengan pegawai Kemenag.

9Amrullah dan Sribudi Cantika, Manajemen Stratejik (Yogyakarta: Graha Mada, 2002),

h. 127

Page 89: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

78

a. Bentuk bimbingan

Bentuk bimbingan motivasi berprestasi di kementrian agama bogor

yang telah di teliti oleh penulis yaitu dari hasil penelitian lapangan,

pembentukan bimbingan motivasi ini dilaksanakan di kantor

kementrian agama itu sendri dengan berfasilitas di ruangan yang cukup

besar nyaman dilengkapi juga dengan media infokus dan para pegawai

duduk terpisah antara pegawai laki-laki dan pegawai perempuan,

adapun pembimbing dan para pegawai itu sendri bertingkatan S1,

pembentukan bimbingan motivasi ini dilakukan dengan cara

berceramah, adapun materi yang disampaikan selalu berhubungan

dengan motivasi dan kinerja. Dan terkadang ada beberapa materi juga

yang disampaikan dengan menggunakan media infokus yang ada.

b. Sumber daya manusia

Dari segi sumber daya manusia dilihat dari latar belakang

pendidikan para pembimbing, kebanyakan lulusan dari strata satu (S1)

sehingga materi yang disampaikan oleh pembimbing kepada para

pegawai sangatlah berkualitas.10

Adapun kekuatan internalnya yaitu terbentuknya motivasi

berprestasi kerja pegawai Kemenag yang lebih baik lagi. Sedangkan

untuk kekuatan eksternalnya yaitu menambahkan dan meningkatkan

citra lembaga Kementerian Agama Bogor dan menipisnya nilai-nilai

negative yang selama ini menempel pada citra PNS.

10

Wawancara Pribadi dengan Bapak Ade Irawan, Bogor, 22 Oktober 2012

Page 90: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

79

c. Lokasi

Lokasi yang digunakan cukup besar dan mendukung karena tidak panas

dan nyaman digunakan untuk memberikan bimbingan agama dalam

memotivasi para pegawai yang bekerja di Kantor Kemenag Bogor.

d. Biaya

Untuk biaya sudah cukup, karena tidak ada suatu kekurangan apapun,

biaya tersebut berasal dari diva anggaran kantor.

e. Media

Media yangdigunakan Kemenag untuk saat ini menggunakan media

infokus, komputerisasi dan sebagainya, sehingga pegawai termotivasi

untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik hingga terciptanya

motivasi berprestasi.11

f. Metode

Untuk metode cukup bagus dengan menggunakan metode ceramah,

tanya jawab dan demostrasi.

2. Weakness (kelemahan)

Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi,

proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan

faktor yang terdapat dalam tubuh lembaga, proyeksi atau konsep bisnis itu

sendiri.

a. Sumber Daya Manusia

Dari segi sumber daya manusia dilihat dari adanya beberapa pegawai

yang belum memiliki komitmen secara utuh bagaimana pentingnya

11

Pengamatan langsung oleh Penulis di Aula Kantor Kementerian Agama Kab. Bogor,

tanggal 12 November 2012

Page 91: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

80

bimbingan agama dalam membentuk motivasi berprestasi dalam

bekerja.

Selain itu adanya beberapa pegawai yang berdomisili jauh dari

kantor Kemenag sehingga menyebabkan keterlambatan dalam

menghadiri bimbingan agama tersebut.

b. Waktu

Untuk lamanya waktu yang digunakan masih kurang karena hanya satu

jam saja dalam memberikan bimbingan agamanya hal itu membuat

kuranngnya efektif pada waktu yang digunakan tersebut.

c. Materi fasilitas

untuk penerapan materi yang disampaikan oleh pembimbing, ada

beberapa pegawai yang masih belum bisa mengaplikasikan pesan dari

materi yang disampaikan oleh pembimbing dengan cara bekerja yang

masih kurang baik.

d. Media fasilitas

dari segi media dapat diketahui kurangnya sarana prasarana seperti

computer yang hanya baru memiliki dua computer saja, begitu juga

dengan infokus yang hanya memiliki satu infokus saja.

3. Opportunity (peluang)

Beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan dalam proses bimbingan

agama ini diantaranya yaitu antusiasnya pegawai yang cukup tinggi serta

keterbukaan kepala Kemenag dalam membantu kegiatan ini, dan adanya

kebijakan pemerintah melalui dana yang dialirkan untuk memperlancar

berjalannya pelaksanaan bimbingan agama yang diadakan dikantor

Kementerian Agama Kab. Bogor ini.

Page 92: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

81

4. Threats (ancaman)

Adapun yang merupakan ancaman dan menjadi tantangan berat

dalam proses bimbingan agama ini yaitu memperbaikinya nilai-nilai negatif

yang selama ini menempel pada citra PNS, diantaranya yaitu bekerja yang

kurang baik dan suka menyalahgunakan kesempatan yang ada, terutama

dalam godaan materi.12

12

Wawancara Pribadi dengan Bapak Ade Irawan, Bogor,12 November 2012

Page 93: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisis dari hasil penelitian yang telah dilakukan

di kantor Kemenag Bogor yang mengacu pada rumusan masalah yang menjadi

tujuan penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan bimbingan agama dalam membentuk motivasi berprestasi

pegawai Kementerian Agama Bogor ini sangatlahberpengaruh

pentingkarena bimbingan agama ini memiliki tujuan untuk menambah

wawasan para pegawai, sehingga terbentuknya pola motivasi berprestasi

pada setiap pegawai yang bekerja di kantor Kemenag Bogor, dengan

bekerja yang benar-benar sesuai dengan aturan dan harapan

masyarakat.Bimbingan agama ini memiliki tiga metode, yaitu metode

ceramah, tanya jawab dan demonstrasi.

2. Adapun strategi yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan agama ini

adalah:meningkatkan mutu materi bimbingan agama yang disampaikan

oleh pembimbing, mendorong mereka untuk melaksanakan ibadah,

kewajiban dan perintah agama dengan harapan mendapat rahmatnya

Allah SWT, Mengingatkan akan siksanya Allah SWT terhadap orang-

orang yang melalaikan perintahnya, menyadarkan betapa pentingnya

hidup dengan penuh kedisiplinan contohnya: Hadir tepat

waktu,menjalakan tugas dengan tanggung jawab dan kesadaran,

menjalinnya hubungan silaturahmi yang baik terhadap pembimbing dan

para pegawai sehingga dapat mudah dipecahkan jika terjadi

Page 94: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

83

permasalahan, memberikan kenaikan jabatan kepada pegawai yang

berprestasi, menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, memberikan

penghargaan kepada pegawai yang berprestasi, tidak ada kesenjangan

social seperti membedakan pegawai berdasarkan ras, suku, agama dan

sebagainya.

3. Analisis Swot Strategi Bimbingan Agama Dalam Membentuk Motivasi

Berprestasi Pegawai Kementerian Agama Kab. Bogor

Kekuatan dalam lembaga ini yaitu para pembimbing kebanyakan

lulusan dari strata satu (S1). Adapun kelemahan dalam lembaga ini yaitu

adanya pegawai yang masih belum memiliki komitmen secara utuh

bagaimana pentingnya bimbingan agama dalam membentuk motivasi

berprestasi dalam bekerja. Adapun peluang yang ada pada lembaga

tersebut yaitu antusiasnya pegawai yang cukup tinggi, keterbukaan kepala

kantor Kemenag dalam membantu kegiatan ini, serta adanya respon baik

dari masyarakat, sehingga kegiatan tersebut berjalan dengan lancar tanpa

suatu hambatan apapun. Adapun yang menjadi ancaman dan menjadi

tantangan berat dalam proses bimbingan agama ini yaitu memperbaikinya

nilai-nilai negatif yang selama ini menempel pada citra PNS seperti

bekerja yang kurang baik dan suka menyalahgunakan kesempatan yang

ada, terutama dalam godaan materi.

B. Saran

Sehubungan dengan keterbatasan hasil penelitian, dan setelah

diketahuinya hasil dari strategi bimbingan agama dalam membentuk motivasi

berprestasi pegawai di Kementerian Agama Bogor, maka ada beberapa saran

Page 95: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

84

yang dapat penulis berikan, yaitu:

1. Perlu adanya penegasan dan penekanan dalam menyampaikan materi

bimbingan

2. Para pegawainya agar lebih serius dan lebih aktif dalam mengikuti

kegiatan bimbingan agama tersebut.

3. Para staf jajaran harus lebih konsisten dalam kehadiran.

Page 96: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

79

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul, Munir, Bimbingan Dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2010)

Amrullah dan Sri Budi Cantika, Manajemen Startejik, (Yogyakarta :Graha Mada,

2002).

Arifin, M. Tatang, Pokok-Pokok Tentang Bimbingan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976).

_______, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 1989).

Arikunto, Suharsimisi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (jakarta: PT. Rineka Cipta,1996).

David, Fred R., Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prehalindo,2002).

Departemen Pendidikan Nasional, cet. 2, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002).

Efendy, Uchjana, Onong, Ilmu Komunikasi Teory Dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 1999).

________, Teori dan Praktek Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya 1992), Cet ke-IV.

Faqih, Aunur, Rahim, (ed), Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta: VII Press, 2001)

Govern & Petri, Motivasi Berprestasi Karyawan, (Jakarta : erlangga pratama, 2004).

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Gorontalo: PT Bumi Aksara,2006)

Hasibuan, Malayu S.P, Organisasi dan Motivasi, (Bandung: Bumi Aksara, 1996)

Husaini, Usman-Purnomo, Setiady,Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. PT. Bumi Aksara. Jakarta cet, ke-3.2000

Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005 ).

Kridalaksana, Murti, Hari, Kamus Sinonim Bahasa Indonesia, (Jakarta: Nusa Indah, 1981)

Kusnadi, Pengantar Manajemen Strategi, (Malang: Universitas Brawijaya. 2001).

Moleong, Lexy. J., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,2007) cet, ke-23.

Mu’awanah, Elfi, Rifa Hidayah, Bimbingan Konseling Islami, (Ponorogo: PT. Bumi Aksara,2009).

Page 97: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

80

Musnawar, Thohari, Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,

(Yogyakarta: UII Press, 1992).

Sardar, Ziauddin, Tantangan Dunia Islam Abad 21, Terjemahan A.E Priyono dan

Ilyas Hasan, (Bandung: Mizan, 1996).

Sedarmayanti, Pengembangan Kepribadian Pegawai, (Bandung: CV. Mandar

Maju,2010)

Siagian, P. Sondang, Manajemen Modern. (Jakarta: Masagung, 1994) cet ke-2.

_______, Teory Pengembangan Organisasi, (Jakarta: Bumi Alsara,2002).

Suparta, Mundzir, Mengembangkan Budaya Kerja Melalui Pengawasan Dengan

Pendekatan Agama, ( Jakarta: Itjen Kementerian Agama, 2009).

Supriyono, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis, (Yogyakarta:

BPFC,1985).

Tjokroamidjojo, Bintoro dan Mustapadidjaja, Teori dan strategi pembangunan

nasional, (Jakarta: Haji MasAgung, cet.ke-6. 1988).

Umar, M., Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia,

1998), Cet. Ke- 1.

Usman, Syarief, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan Dalam

Islam, (Jakarta: Firma Jakarta,tth), cet. ke-1.

Yaslis, Ilyas, Kinerja Teori, Penilaian, Dan Penelitian, (Depok: Pusat Kajian

Ekonomi kesehatan FKMUI,1999), h.136.

Yusanto, Ismail dan M. Karebet Widjajakusuma, Pengantar Manajemen Syariat,

(Jakarta: Khairul Bayaan, 2002).

Page 98: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI

81

WEBSITE:

http://journal.unnes.ac.id

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/09/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-motivasi/

http://Edukasi.kompasiana.com/2012/01/09/1/10-cara-menjadi-pelajar-berprestasi/ http:/id.shvoong.com/social-sciences/education/2192859-jenis-jenis-prestasi/

Page 99: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI
Page 100: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI
Page 101: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28191/1/SITI NURJANAH-FDK.pdfSTRATEGI BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK . MOTIVASI BERPRESTASI