skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26836/1/abdul...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENGARUH BEBAN PAJAK PENGHASILAN ATAS IIUNGA DEPOSITO
JBERJANGKA DAN TINGKAT BUNGA DEPOSITO BERJANGKA
TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA)
(Study Empiris pada Perusahaan Perlr.mkan yang Tllrdaftar di Bmru Efek
Indonesia tahum 2003-2007)
\;~
Ofoh l, l,hJ'11k,is.;f.
Abdul Basit Baehaq!
NIM : 103082029364
• H ...... , .................... ~.~~ .... .
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN JLMU SOSIAL
•
PENGARUH BEBAN PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO
BERJANGKA DAl'fTINGKAT BUNGA DEPOSITO BERJANGKA
TERHADAP RETURN ON ASSET
(Studi Empiris: Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2007)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ihnu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pembimbing I
Oleh Abdul Basit Baehaqi NIM: 103082029364
Dibawah Bimbingan
Pembimbing Il
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 131 474 891
,X.ess.i Fitri.SE, ~ M.Si NIP. 150 377 440
JURUSAN AKUNTANSI
F AKUL TAS EKONOMI DAN ILMU SOSJAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Hari ini Kamis Tanggal 5 Maret Tahun 2009 telah dilalrukan Ujian
Komprehensif atas Nama: Abdul Basit Baehaqi NIM: 103082029364 dengan
judul Skripsi Pengaruh Behan Pajak ll"enghasilan Alas Buuga Deposifu
Berjaugka dan Tiugkat Buuga Deposiro Berj:mgka T1~rhadap Return On
Asset. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujiau herlaugsung,
maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syairat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dau Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullal1 Jakarta.
Ketua
Tim Peuguji Ujian Komprehensif
Prof.,Dr., Abdul Hamid. MS
Penguji Ahli
Jakarta. 5 Maret 2009
M.Si
Sekretam
Hari ini Rabu Tauggal 11 Maret Tahuu 2009 telah dilakukau Ujian Skripsi atas
Nama: Abdul Basit Baehaqi NlM: 103082029364 dcngau judul Skripsi
"PENGARUH BEBAN PAJAK PENGHASILAN ATAS JBUNGA DEPOSITO
BERJANGKA DAN TlNGKAT BUNGA DEPOSJlTO BERJANGKA
TERHADAP RETURN ON ASSET (Study Empiris: Pernsahaau Perbanlran yaug
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2007)". Memperhatikan
penampilau mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah
dapat diterima scbagai salah satu syarat untuk memperokh gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Akuutansi Fakultas Ekonomi dau Ilmu Sosial Universitas Islam
Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof.,Dr., Abdul Hamid. MS
Ke tu a
..
Afif Sulfa, SE.,Ak.,M.Si
Pengnji Ahli
Jakarta, 11 lVlaret 2009
Y essi Fitri,SE, Ak, M.Si
Sekretaris
DAFTARRIWAYAT HIDUP
NAMA TEMP AT TANGGAL LAHIR ALAMAT
KEBANGSAAN
PENDIDIKAN:
: ABDUL BASIT BAEHAQI : BREBES, 24 DESENCBER 1985 : DESA LUWUNG BATA N0.39 RT/RW 04/02 TANJUNG, BJl:EBES,JAWA TENG AH
: WARGA NEGARA lNDONESIA
I. MIMIFTAHULHUDA,BREBES,JAWA 1ENGAH(TAHUN 1991-1997) 2. MTS DAARES SALAM,BREBES,JAWA TENGAH(TAHUN 1997-2000) 3. MAN REJOSO, JONCBANG, JA WA TIMUR (2000-2003) 4. UNIVERSITAS ISLAMNEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(TAHUN 2003-2009)
ABSTRACT
Abdul Basit Baehaqi with thesis title "Income Tax Charges Influence Ou. Time Deposit Interest and Time Deposit Interest Rate to Return on Assel: (Empirical Study on corporate banlcing in Indonesian Stock Exchange)" lhesis fuir Strata I (SI) program insisting stndy of Acconnting in Facnlty ofEconomics and Social Science UIN Jakarta, 2008.
The objective of this research is to find out the individual influence and simultaneous influence from income tax charges on time de11osit interest md time deposit interest rate to return on asset
The analysis of the hypothesis used the Multiple Regression analysis, the t test and F test. And the data analysis used assumption test in order to get a good regression mode (Nonnality, Multicolinearity, Heterokedasticity, and Autocorrelation).
Base on quantitative method with 14 banking companies as the sample have got the result that Income Tax Charges Influence On Time Deposit Interest and Time Deposit Interest Rate toward Return on Asset abou1t 19,6% with positive correlation about 0,468, and significance level 0,00 got regression mode of ROA = 0,0l 8;78E-008 Tax Expense -0,084 Time Deposit Interest Rate + e.
Capital Gain= 0,45 + ,OOOEPS + ,007ROE + O,OOOPER + ,003FL + e. From the simultaneous analyzing can get the fact that tax income in:l1uence
to Return on Asset while interest rate not influence to return on asset.
Keyword: tax expense, time deposit interest rate, retnrn on asset.
ABSTRAK
Abdul Basit Baehaqi judul skripsi "Peugaruh Behan Pajak Penghasifan Atas Bonga Deposito Berjangka dan Tingkat Bonga Deposito Berjangka Temadap Return On Asset (Studi Empiris pada Perusahaan Perhankan di Bmsa Efek Indonesia Tahon 2003-2007)" Skripsi, strata satu (SI) program studi Akuntansi pada Faknltas Ekonomi dan Ilmu Sosial U1N Jakarta, 2008.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peng,iruh individual dan pengaruh simultan dari behan pajak peughasilan atas honga deposito berjaugka dau tingkat hunga deposito berjangka terhadap return on asset!.
Analisis hipotesis menggunakan Regresi Berganda, Uji t dau Uji F. Untulk: aualisis data menggunakan uji asumsi agar memperoleh model regresi yang haik (Normalitas, Multikolinearitas, Heterokedastisitas dan Autokorelasi).
Berdasarkau metode kuantitatif, dengan jumlah smnpel 14 pemsahaan pada perusahaan perhankau, diperoleh basil hahwa pengaruh beban pajak: dan tingkat hunga terhadap return on asset sebesar 19,6% dengan huhung;m yang
· positif sebesar 0,468 dau tingkat signifikansi 0,00 didapat model regresi ROA = 0,018;78E-008 Behan Pajak -0,084 Tingkat Bonga Deposito Berjangka + e.
Dari analisis secara simultan dapat disimpulkan hahwa beban pajak penghasilan herpengaruh terhadap return on asset sedangkan tingkat hung;i tidak berpengaruh terhadap return on asset.
Kata kunci: hehan pajak penghasilan, tingkat hunga deposito herjangk.a, return olJl
asset.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdu/illah... Sebuah kata pujian yang layak terucap untuk Allah
Tuhan yang Maha Kasih. Wasyukrulillah ... hanya patut terucap bagi insan yang
telab diberi Tuhan, rahmat, hidayab dan karunia-Nya. Shalawat dan salam banya
tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhanunad SAW, Rasul Allah akhir zaman
pembawa Uswatun Hasanah bagi ummatnya.
AmmaBa'du.
Dalam proses penggarapan skripsi ini dari awal hingga khatam, penulis
tentunya banyak berterima kasih kepada banyak pihak yang telah memberikaim
suatu support atau dorongan yang amat berharga dan bermanfaat, karena hal ini
sebagai satu bentuk "lecutan" bagi Penulis untuk terus berkarya dalam penulisan
skripsi ini. Dari sekian banyak pihak tenlunya penulis banyak: meng,baturkan
terima kasih yang telah membantu secara langsung maupun tidak: langsung, baik
moril maupun materil. Skripsi ini tanpa bisa terwujud tanpa mereka semua (pihak
pihak yang telah membantu), diantaranya yaitu kepada:
I. Kedua orang tua tercinta Thu Wasi'ah dan Bapa Achmad Nasir, yang telah
memberikan kasih sayangnya, support baik moral, spiritual dan material yang
tak terhingga.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, scbagai penbimbing I sekaligus sebagai
Dekan Faknltas Ekonomi dan llmu Sosial yang selalu memberikan molivasi
dan memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.
3. Thu Y essi Fitri, SE, Ak, M.Si sebagai pembirnbing II yang telab meluangkan
waktunya untuk membirnbing dan memberikan bantuannya selama
penyempumaan skripsi ini.
4. Bapak Abdul Hamid Cebba, SE, Ak, MBA, selaku ketua Jumsan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.
5. Bapak Amilin, SE, Ak, MSi, selaku sekretaris Jurusan Akuntansi Fakulms
Ekonomi dan Ilmu Sosral.
6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial ams
curahan ilmu, bimbingan dan pelayanannya.
7. Kakakku Abdul Manaf dan kedua adikku Aliev dan Fadzal yang imut dan
manis yang selalu menghibur dan meuyemangatiku.
8. Special thanks to "nD Mitha" that always give me love and support. Yon
make my life so colourfull.
9. Sahabat-sahabatku di Akuntansi dan Perpajakan yang sdalu mens11pport dan
membuat hari-hariku ceria. Our memories are always I nemernber.
10. Rekan-rekanku di fakultas-fakultas lain yang telah mernbmtu dan
rnensupportku.
Sebagai rnanus1a, penulis pasti rnasih banyak ke:lemahan yang tidalk.
disadari dalam penyajian skripsi ini. Oleh karena itu dengan senang hal.i pentilis
mengharapkan kritik dan saran yang baik dari para pembaca, sehingga pada
akhimya skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.
Jakarta, 8 September 2008
Peuulis
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN . .. . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . 1
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF . . . . . . . . . . . . .. . .. . ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRACT
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
iii
IV
v
VI
vii
DAFTAR ISi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . .. . . . . . . .. . . . .. . .. ix
DAFT AR TABEL ............ ...... ............ ... ... ... ...... ......... xii
DAFTAR GAMBAR ........... _... ... . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . xn1
DAFTARLAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................... .
I. Tujuan Penelitian
2. Manfuat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A .. Dasar-Dasar Perpajakan
1
6
6
6
6
8
B. Konsep Dasar Perbankan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
Berjangka .......................................... ..........•. 31
D. Return On Asset ............................................. 39
E. Kerangka Pemikiran
F. Perumusan Hipotesis
BAB III METOOOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
B. Metode Penentuan Sampel
C. Metode Pengumpulan Data
D. Metode Anilisis Data
40
43
44
44
45
46
E. Operasional V ariabel Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 51
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian . . . . . . ... 53
I. Sejarah Perbankan Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . .. 53
a. Kondisi perbankan Indonesia
b. Jum1a1i Bank Swasta
c. Kondisi Setela11 Dercgulasi
d. Kondisi saat krisis ekonomi mulai
akhirtahun 1997
2. Perusa1iaan Perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
. B. Penemuan Dan Pembahasan
53
55
56
60
62
64
I. Statistik Deskriptif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65
b. Perkembangan Behan Pajak
Penghasilan 66
c. Perkembangan Tingkat Bunga
Deposito Berjangka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 68
2. Uji Asumsi Klasik .. .. . . .. . . .. .. . .. ... . .. . .. .. . . .. . ..• 70
a. Hasil Uji Nonnalitas Data
b. Hasil Uji Multikolinearitas
70
71
c. Hasil Uji Heteroskedaslisitas . . .. . .. .. .. .. .. . . . 72
d. Hasil Uji Autokorelasi . .. .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. . . .. 73
3. Pengujian Hipotesis .................. .......... ..... ... 74
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASJ
A. Kesimpulau .. .. . . . . . . . .. . .. . . . . .. .. .. .. . .. . . . .. .. .. .. .. . 78
B. Jmph'kasi dan Keterbatasan . .. . .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. 79
DAFfAR PUSTAKA ......... ............ ...... ... ......... ... . . . ... .. . ..• 80
LJ\lVIPill.1\JI~ ······························································· 82
DAFfARTABEL
Norn or Keterangan Halaman
4.1 Daftar Perusahaan Perbankan di BEI 62
4.2 Daftar Perusahaan Perbankan di BEI yang Menjadi 63 Sampel
4.3 Perkembangan Retnm On Asset Perusahaan Perbankan 65
4.4 Perkembangan Behan Pajak Penghasilan Pernsaharui Perbankan 66
4.5 Perkembangan Tingkat Bw1ga Deposito Berjangka dalam Rupiah(%) per Tahun Pernsahaan Perbankan 68
4.6 Tabel Uji Multikolinearitas 71
4.7 Hasil Uji Autokorelasi 73
4.8 Model Swnmary 74
4.9 ANOVA 15
4.10 Coefficients 15
DAFfAR GAMBAii
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Siklus Tingkat Bunga 38
2.2 Determinants of real rate of interest 41
2.3 Kerangka Pemikiran 42
4.1 Fenomena yang terjadi pada masa deregulasi 57
4.2 Grafik Perkembangan Return On Asset Perusahaan Perbankan 65
4.3 Grafik Perkembangan Behan Pajak Penghasilan Perusahaan Perbankan 67
4.4 Grafik Perkembangan Tingkat Bunga Deposito Berjangka dalam Rupiah (%)per Tahun Perusahaan Perbankan 69
4.5 Grafik Normality Probability Plot 70
4.6 Hasil Uji Heteroskedascisitas 72
DAFTAR LAMPIRAN
Keterangan
Data Total Aktiva dan Laba Bersih Perusahaan Sampel
Perlrembangan Pengenaan Behan Pajak Penghasilan
Grafik Perkembangan Behan Pajak Penghasilan
Perkembangan Tingkat Btmga Deposito - Rupiah(% per tahun)
Grafik Perkembangan Tingkat Btmga Deposito Berjangka
Perkembangan Return on Asset Perusahaan Perbankan
Grafik Perkembangan Reh1rn on Asset Perusahaan Perbankan
Variables Entered/Removedb
Model Summarl
ANOVAb
Coefficients3
Collinearity Diagnostics•
Residual Statistics•
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Scatterplot
Laporan Keuangan Perbankan
Halaman
78
so
81
81
81
82
82
83
83
83
83
83
84
84
85
86
A. Latar Belakang
BABI
PENDAHULUAN
Tantangan perbankan nasional saat ini dan masa depan makin besar dan
kompleks. Untnk menjawab tantangan itu, BI sebagai otoritas perbankan
Indonesia telah menyusun arah kebijakan pengembangan perbankan ke depan
yang dikenal dengan nama Arsitektur Perbankan Indonesia (API).
Industri perbankan nasional telah mengalami perkembangan pasang surut
sejak beberapa dekade terakhir. Salah satu perkembangan yang menyita banyak
perhatian adalah krisis ekonomi yang terjadi pada 19'97. Krisis tersebut
menimbulkan dampak negatifbagi industri perbankan nasional.
Dampak negatif tersebut, antara lain ditandai dengan terkikisnya
permodalan bank, meningkatnya non perfoming loans (NIPL), dan penutupan
sejumlah bank. Untuk menyehatkan kembali perbankan nasional telah dilakukan
Iangkah perbaikan, antara lain, restrukturisasi perbankan sejak 1998.
Industri perbankan merupakan sektor kunci pere:konomian Indonesia
sehingga dituntut untnk berperan aktif dalam menyusun langkah-langkah strategis.
Sedangkan pajak adalah sumber pendapatan paling penting bagi pembangunan
berkelanjutan. Sehingga dua instrumen ini perlu diclukung dengan adanya
kebijakan yang terarah .
. Pemerintah melaksanakan pembangunan tersebut, memerlnkan dana yang
cukup besar dalam rangka membangun fasilitas ataupun infrastruktur yang
diperlukan untuk kepentingan pertumbnhan dan perekonomian Indonesia. Oleh
karena itu, dana merupakan faktor penting yang harus diperlukan.
Dana yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk membayar program
program mereka diperoleh dari pemungutan pajak dan S<~bagian berasal dari
pinjaman publik. Dana yang dihimpun melalui perpajakan dapat mengubah
sumber daya rill dari barang swasta menjadi barang kolektif. Dana yang diperoleh
dari publik dihimpun melalui lembaga keuangan perbaukan yang pada akhimya
disalurkan kembali kepada dunia usaha yang membutuhkannya.
Untuk dapat menarik dana dari masyarakat bank menciptakan berbagai
produk. Produk tersebut diantaranya adalah deposito be1jangka, tabungan, giro,
dan lain-lain, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan peminjaman dana
masyarakat tersebut bank menciptakan produk yang sering disebut dengan kredit.
Agar kegiatan bank sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan
meminjamkan dana kepada masyarakat dapat terlaksana dengan baik, bank
melakukan kegiatan pemasaran yang meliputi produk, penetapan harga, promosi
dan distribusi. Strategi pemasaran yang ditetapkan oleh suatu bank akan sangat
mempengamhi keberhasilannya dalam memasarkan produk, dimana dalam satu
unsur pentiug dari pemasaran adalah strategi penetapan harga.
Implementasi dari strategi penetapan harga bernpa. tingkat bunga. yang
merupakan faktor penentn keberhasilan dafam usaha bank untnk menghimpun
dana dari masyarakat. Penentuan besamya tingkat bunga dapat menyeimbangkan
proyeksi kebutuhan dana yang ditempatkan. Oleh karena itulah kebijakan dalam
yang tidak tepat dalam arti terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka basil yang
diperoleh bank juga tidak memenuhi harapan.
Tingkat bunga pada suatu saat ditentukan oleh posisi keseimbangan antara
tingkat permintaan clan penawaran uang. Kenaikan snku bU1J1ga dapat diakibatkan
oleh adanya perubahan permintaan uang (demand for money) kearah yang lebih
tinggi, sehingga terjadi pengurangan penawaran uang (pelanggaran moneter) atau
akibat kombinasi keduanya (Sudirman, 2001: 13-16).
Saat ini produk perbankan yang paling banyak diminati adalah deposito
berjangka clan menjadi salah satu sumber pendanaan bank yang cnkup penting.
Dasar pengenaan pajak atas bunga deposito tersebut diatur tersendiri dalam
peraturan pemerintah No. 131 tahun 2000.
Modal bank dimaksudkan untuk memenuhi segala kebutuhan guna
menunjang kegiatan operasi bank. Operasi bank didasarkatn pada suatu proses
yang disebut sebagai trasformasi asset dengan mempertimbangkan faktor-faktor
likuiditas, risiko, clan keuntungan. Transformasi asset adalah proses pengalihan
dana yang dihimpun bank dari berbagai sumber, yang merup:akan kewajiban bank,
menjadi kekayaan (asset) berupa persyaratan kredit, pembelian surat-surat
berharga clan bentuk-bentuk asset lainnya.
Kinerja keuangan merupakan hal penting untuk meniilai prestasi keuangan
yang berkaitan dengan efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam memperoleh
Iaba, karena prestasi bisnis diukur dengan tinggi rendahnya laba yang dihasilkan.
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan ams kas dari sumber daya
yang ada, artinya laba memiliki kemampuan untuk memprediksi ams kas dimasa
mendatang.
Untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan dapat
ditunjukan melalui ROA (Return On Assets Ratio) dimana rasio tersebut
mengindikasikan seberapa baik pihak manajemen mampu memanfaatkan sumber
daya total yang dimiliki bank untuk menghasilkan keuntungan (profit). Adanya
peningkatan persaingan dalam memperoleh modal meu~adikan ROA perlu
mendapat perhatian Jebih mendalam.
Penelitian sebelumnya yang memiki kaitan dengan ROA dilaknkan oleh
Wahyuni (2001) yang menunjukan adanya hubungan yang 'Positif dan signifikasi
antara pemberian kredit dengan profitabilitas pada bank umum swasta nasional.
Analisis yang digunakan adalah regresi sederhana. Sedangkan Suhendra (1997)
dalam penelitiannya menunjnkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pendapatan bunga dengan rentabilitas pada Bank BRI.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yudistira (2004), Return On Asset
(ROA) pada perusahaan sektor perbankan selama period1! 1999-2003 berkisar
antara (11,82%) sampai dengan 0,66% sedangkan ROA rata-rata industri selama
periode yang sama berkisar antara (6,24%) sampai dengan 0,40%. Ini
menunjukkan kemampuan perbankan dalam menghasilkan keuntungan melalui
produktivitas aktivanya masih sangat rendah, · hal ini bisa disebabkan karena
kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih dafam proses perbaikan
Leverage terhadap EPS menunjukan bahwa ROA dan Financial Leverage tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap EPS, begitu pula dengan ROE yang
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap EPS. F hitung adalah 5,329 dengan
tingkat signifikansi 0.306 (lebih besar dari 10%), atau dapat dikatakan. ROA,
ROE dan Financial Leverage secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
EPS.
Dalam skripsi Fitriana Nur (2005) dengan judul Analisa Pengamh Behan
Pajak, Rasio Leverage dan Rasio Likuiditas terhadap Return on Assets,
menunjukkan bahwa beban pajak mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.246
diatas a 0.05, Rasio !average (debt to equity ratio) mempunyai tingkat signifikansi
sebesar 0.668 jauh diatas a 0.05, Rasio likuiditas (net working capital to total
assets ratio) mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.084 diatas a 0.05, maka
dapat disimpulkan bahwa beban pajak, rasio leverage, dan rasio likniditas tidak
berpengaruh terhadap return on assets perusahaan.
Dengan berdasar dari penelitian sebelumnya, penulis mencoba untuk
mengetahui bagaimana pengaruh beban pajak atas bunga yang diterapkan oleh
perusahaan perbankan terhadap return on assets atau profitabilitas perusahaan,
dengan penulis mencoba meneliti dan menuangkannya dalam bentuk skripsi
dengan judul "Pengaruh Beban Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito
Berjangka dan Tingkat Bunga Deposito Berjangka Terhadap Return On Asset
(ROA)" (Studi Empiris Pada Perusahaan.Perbankan Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2003-2007).
B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang permasalahan tersebut diatas, penulis
merumuskan masalah yaitu apakah beban pajak penghasilan atas bunga deposito
berjangka dan tingkat bunga deposito berjangka berpengaruh terhadap Return On
Asset perusahaan.
C. Tujtnan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Menganalisa pengaruh pengenaan pajak penghasilan atas bunga deposito
berjangka dan tingkat bunga deposito berjangka terhadap Return On Asset
perusahaan.
b. Menganalisa seberapa besar pengaruh pengenaan pajak penghasilan atas
bunga deposito berjangka dan tingkat bunga deposito berjangka terhadap
Return On Asset perusahaan.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan
sebelum menetapkan tingkat suku bunga kepada deposan.
Kesimpulan dan saran yang diberikan penuliis diharapkan dapat
memberikan masukan dalam memperhitungkan seberapa besar pengenaan
pajak atas bunga deposito clan tingkat bunga deposito berjangka yang akan
mempengaruhi Return On Asset perusahaan.
b. Bagi Pihak Lain
Diharapkan dapat menambab pengetahuan dan dapat digunakan sebagai
informasi serta membangun pemikiran untuk mengetabui tentang
pengenaan pajak penghasilan atas bunga deposito berjangka dan tingkat
bunga deposito berjangka terhadap Return On Asset perusabaan, serta
dapat digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya.
c. Bagi Penulis
Ingin mengetabui lebih jauh mengenai pengaruh pengenaan pajak
penghasilan atas bunga deposito be1jangka dan tingkat bunga deposito
berjangka terhadap Return On Asset.
BABU
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar-Dasar Perpajakan
1. Pengertian Pajak
Pengertian dari pajak sangatlah beragam. Salah satu dari pengertian
pajak yaitu menurut Prof. Dr. Roclunat Soemitro, S.H., dalam bukunya Dasar-
dasar Hukum pajak dan Pajak Pendapatan (1990:5) adalah sebagai berikut:
"Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan ilndangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa imbalan (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum" (Waluyo dan Wirawan B. Ilyas, 2003:5)
Penjelasannya adalah sebagai berikut: "Dapat dipaksakan" artinya bila
utang pajak tidak dibayar, utang itu dapat ditagih d[engan menggunakan
kekerasan, seperti surat paksa dan sita, dan juga penyanderaan; terhadap
pembayaran pajak, tidak dapat ditunjukkan jasa timbal balik tertentu, seperti
halnya retribusi.
Defmisi tersebut kemudian disempurnakan, sehilllgga berbunyi:
"Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplus··nya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investmenf' (S iti Resmi, 2003: I)
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan ibahwa ciri-ciri yang
melekat pada pengertian pajak, adalah:
a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksaannya
b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah.
c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.
d. Pajak diperuntukkan bagi pengeluarnn-pengeluaran Jpemerintah, yang bila
dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk
membiayai public investment.
e. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgetair, yaitu mengatur.
2. Fungsi Pajak
a. Fungsi Penerimaan (Budgetair), pajak sebagai sumber dana yang
diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengel1uaran pemerintah.
b. Fungsi Mengatur (Regulerend), pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan dibidang sosial dan ekonomi. Contoh: pajak yang
tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi
minuman keras, begitu juga dengan barang-barang mewah.
3. Pajak Penghasilan Umum
Pajak penghasilan diatur oleh Undang-Undani~ No.17 Tahun 2000.
Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) mengatur pajak atas penghasilan
(laba) yang diterima oleh orang pribadi atau badan, dan menganut atas
Materil, artinya penentuan mengenai pajak yang temtang tidak tergantung
kepada Surat Kettitapan Pajak (Mardiasrno, 2003: I 05).
4. Subjek Pajak
Menurut Pasal I UU No. 7 Tahun 1983, sebagaimana telah dimbah
dan disempurnakan terakhir dengan UU No. 36 Tahun 2008 Pajak
Pengbasilan, "Pajak Pengbasilan dikenakan terbadaJl' Subjek Pajak atas
Pengbasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak".
Selanjutnya dalam Pasal 2 ayat (1) nya dijelaskan, bahwa yang menjadi
subjek pajak dalam Pajak Penghasilan adalah :
a. 1. Orang Pribadi (Perseorangan) ;
2. Warisan yang belum terbagi, sebagai satu kesatuan.
b. Badan;
c. Bentuk Usaha Tetap (BUT).
Penjelasan selanjutnya Pasal 2 ayat (I) adalah:
Orang Pribadi sebagai Subjek Pajak dapat bertempat tinggal di
Indonesia, atau pun tidak bertempat tinggal di Indonesia.
Warisan sebagai Subjek Pajak, mempakan suli>jek pajak pengganti,
menggantikan mereka yang berhak dikemudian hari, ini menjadi dasar agar
pengenaan pajak dari warisan tersebut tetap terjamin., berhubung misalnya
yang punya harta (warisan) semasa hidup tidak menetapkan siapa yang
bertanggung jawab dikemudian hari apabila yang bersangkutan meninggal
dunia.
Pengertian Badan sebagai subjek pajak, adalah sekumpulan orang dan
atau modal yang merupakan satu kesatuan, baik yang melakukan usaha
Komanditer (CV), Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara/Daerah
dengan nama dan dalam bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana
Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Y ayasan, Organisasi masa, Orgaisasi
sosial politik, atau organisasi yang sejenis, Lembaga, Bentuk Usaha Tetap,
dan bentuk badan lainnya, tennasuk Reksa dana.
Dalam UU ini, Bentnk Usaha Tetap ditentukan sebagai subjek pajak
tersendiri sebagai Subjek Pajak Luar Negeri, sekalipun tatacara pengenaannya
serta ketentuan administrasi perpajakannya sama dengan wajib pajak dalam
negen.
Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah,
merupakan Subjek Pajak, tanpa memperhatikan nama dan bentuknya,
sehingga setiap unit dari badan pemerintah, misalnya lembaga, badan, dan
sebagainya yang dimiliki oleh pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah,
yang menjalankan usaha atau melaknkan kegiatan untuk memperoleh
penghasilan merupakan subjek pajak. Sebagai subjek pajak perusahaan
Reksadana, baik yang berbentuk perseroan terbatas, maupun bentuk lainnya,
termasuk dalam pengertian badan. Sedangkan pengertian perkumpulan
termasuk pula assosiasi, persatuan, perhimpunan, atau ikatan dari pihak-pihak
yang mempunyai kepentingan yang sama.
Selanjutnya dalam Pasal 2 ayat (5), UU No. 36 Tahun 2008-PPh,
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Bentnk Usaha Tetap, adalah bentuk
usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di
jangka waktu 12 bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia,
yang dapat berupa:
a. Tempat kedudukan manajemen.
b. Cabang Perusahaan.
c. Kantor Perwakilan.
d. Gedung Kantor.
e. Pabrik.
f. Bengkel.
g. Gudang.
h. Ruang untuk promosi dan penjualan.
1. Pertambangan dan penggalian sumber alam.
j. Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi.
k. perikanan, petemakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan.
I. Proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan.
m. Pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau orang lain,
sepanjang dilakukan lebili dari 60 (enam puluh) hmi dalamjangka waktu
12( dua be las) bin.
n. Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak
bebas.
o. Agen atau pegawai perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima premi asuransi
gfgn m~n-:11nnm1nn 1°P.c1t,rn Ai TnA.n.nPc:i':l
asalkan agen atau perantara tersebut daJam kenyataannya bertindak
sepenuhnya dalam rangka menjalankan pernsahaannya sendiri.
Pernsahaan asmansi yang didirikan dan bertempat tinggal diluar
Indonesia, dianggap mempunyai bentuk usaha tetap di Indonesia, apabila
perusahaan asuransi tersebut menerima pembayaran premi asmansi di
Indonesia, atau menanggung resiko di Indonesia melalui pegawai atau
perwakilan atau agennya di hldonesia.
Menanggung resiko di hldonesia tidak berarti bahwa peristiwa yang
mengakibatkan resiko tersebut terjadi di Indonesia. Yang perlu diperhatikan
adalah bahwa pihak tertanggnng bertempat tinggal, atau berada atau
bertempat kedudukan di Indonesia.
Selanjutnya dalam penjelasan pasal 2 ayat (1) hurnf b, UU No. 36
Tahun 2008, unit usaha tertentu dari badan pemerintah yang mernenubi
kriteria berikut, tidak termasnk sebagai subjek pajak yaitu :
a. Dibentnk berdasarkan peratman pernndang-undangan yang berlaku.
b. Dibiayai dengan dana yang bersumber dari APBN atau APBD.
c. Penerimaan lembaga tersebut dimasukan dalam anggaran pemerintah pusat
atan pemerintah daerah.
Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan funfsional negara.
Apabila suatu badan/lembaga memenuhi syarat-syarat tersebut diatas, maka ia
tidak termasuk subjek pajak penghasilan. Sebalikya apabila syarat-syarat ·
tersebnt tidak dipenuhi, maka badan/lembaga tersebut adalah subjek pajak
5. Objek Pajak
Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan. Penghasilan yaitu
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan bentuk apapun.
Yang termasuk dalam pengertian penghasilan dapat dikelompokan
menjadi:
a. Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan ke1ja dan pekerjaan bebas,
sepe1ti gaji, honorarium, penghasilan dari praktek dokter, notaris, aktuaris,
akuntan, pengacara, dan sebagainya.
h. Penghasilan dari usaha atau kegiatan.
c. Penghasilan dari modal atau penggunaan harta, seperti sewa, bunga,
dividen, royalti, keuntungan dari penjualan harta yang tidak dignnakan,
dan sebagainya.
d. Peughasilan Iain-lain, yaitu peughasilan yang tidak dapat diklasifikasikan
kedalam sa;ah satu dari ketiga kelompok penghasilan di atas, seperti:
I) Keuntungan karena pembebasan utang.
2) Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing ..
3) Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
4) Hadiah· undian.
Bagi Wajib Pajak Dalam Negeii, yang menjadi Objek Pajak adalah
- - - - ,_ - - •1 - 1 •1
Sedangkan bagi Wajib Pajak Luar Negeri, yang menjadi Objek Pajak hanya
penghasilan yang berasal dari Indonesia saja (rvfardiasmo, 2003:109-110).
6. Tarif Pajak
Sesuai dengan pasal 17 Undang-Undang No.36 Tahun 2008 PPh,
besamya tarif pajak penghasilan bagi Wajib Pajak badan dalam negeri dan
Bentuk Usaha Tetap (BUT), yaitu menggunakan tariftunggal sebesar 28%.
7. Pajak Penghasilan atas Penghasilan Berupa Bunga Deiposito dan Tabungan,
dan Diskonto Sertifikat Bank Indonesia sebagaimana diterangkan dalam pasal
4 ayat 2 Undang-Undang Pajak penghasilan menyebutkan, bahwa:
"Atas penghasilan berupa bunga deposito , clan tabungan lainnya, penghasilan dari transaksi saham clan sekuritas lainnya dibursa efek, penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah clan atau bangunan serta penghasilan terteutu lainnya, pengenaan p:ajaknya diatur dengan peraturan pemerintah".
Pengenaan pajak penghasilan atas penghasilan berupa bunga deposito
dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBD diatur dengan
Peraturan Pemerintah No.131 tahun 2000. Menumt peraturan tersebut
penghasilan berupa bunga yang berasal dari bunga deposito dan tabungan
serta diskonto SBI yang diterima oleh wajib pajak dalam negeri clan BUT
dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat Final. Besarnya PPh yang dipotong
adalah 20% dari jumlah bruto.
PPh (Final) = 20 % x Jumlah Brut~
Sedangkan bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap,
besarnya PPh yang dipotong adalah 20% dari jumlah bruto atau tarif
berdasarkan perjanjian Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku.
B. Konsep Dasar Perbankan
I. Pengertian Bank
Secara sederhana bank dimtikan sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat, sedangkan pengertian
lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan
kegiatannya berupa menghimpun dana atau hanya me:nyalurkan dana atau
kedua-duanya.(Kasmir,2003:2).
Dilihat dari kegiatan usahanya, bank dapat didefinisikan sebagai suatu
badan usaha yang kegiatan usahanya menerima simpanau dari masyarakat dan
atau pihak lain kemudian mengalokasikannya kembaJli nntuk memperoleh
keuntuugan serta menyediakan jasa-jasa dalam lintas pembayaran (Dahlan
Siamat, 1993:12).
Menurut Kuncoro dalam bnkunya Manajemen Perbankan, Teori dan
Aplikasi (2002: 68), defmisi dari bank adalah lembaga keuangan yang usaha
pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersehut
ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu
lintas pembayaran dan peredaran uang.
Sedangkan menurut Syahrir yang dikutip dari majalah tempo (8 Januari 2007):
Bank adalah "financial intermediary", artinya bank tidak memiliki uang, tetapi hanya mengumpulkan uang dari J~ihak yang memihlci kelebihan dana dan menyalurkan dana kepada pihak yang membutuhkan.
Menurut Undang-Undang No.IO tahun 1998 ya111g dimaksud dengan
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masy:arakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarafhidup rakyat
ban yak.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bank mempakan
lembaga keuangan yang kegiatannya adalah:
a. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk sirnpanan,
maksudnya bank sebagai tempat penyimpanan uang atau bersifat investasi
bagi masyarakat.
b. Menyalurkan dana kemasyarakat, maksudnya adalah bank memberikan
pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang mengajnkan permohonan,
dengan kata lain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang
membutuhkarmya.
c. Memberikan jasa bank Jainnya, seperti pengiriman uang (transfer),
penagihan surat berharga yang berasal dari dalam kota dan luar negeri
(inkaso ), letter of credit (LIC), safe deposit box, bank garansi, bank notes,
travellers ceque, dan jasa lainnya.
2. Jenis Bank
Jenis bank menurut Widjarnato (1995) dapat dilihat dari tiga sudut yaitu
a. Jenis bank menurut fungsinya.
Dilihat dari fungsinya bank dapat dibagi menjadi:
1) Bank Sentral
Yaitu Bank Indonesia sebagaimana dimaskud dalam Undang-Undang
No.23 tahun 1999.
2) Bankumum
Y aitu bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
3) Bank Perkreditan Rakyat
Y aitu bank yang dapat menerima sirnpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang disamakan
dengan itu.
4) Bank umum yang mengkhususkan dilri untuk kegiatan tcrtentu atau
memberikan perhatian yang bcsar kepada kegiatlm tertentu.
Hal tersebut dimungkinkan oleh ketentuan pasal 5 ayat 2 Undang-Undang
pcrbankan tabun 1998 yang dimaksudkan dengarn mengkhususkan diri
untuk mclaksanakan kegaitan tertentu antara lain:
1) Melaksanakan pembiayaan jangka panjang.
2) Pembiayaan untuk mengembangkan koperasi.
3) Pengembangan untuk perusabaan golongan ekonomi lemah atau
pengusaha kecil.
4) Pengembangan ekspor non migas.
5) Pengembangan pembangnnan perusahaan.
b. Jenis bank menurut kepemilikannya.
Berdasarkan kepemilikannya, jenis bank terdiri dari:
1) Bank umum milik negara
Y aitu bank yang hanya dapat dididkan berdasarkan Undang-Undang.
2) Bank umum milik swasta
Y aitu bank yang hanya dapat didirikan dan menjalankan usaha setelah
mendapat ijin dari menteri keuangan dengan mendengar
pertimbangan-pertimbangan dari Bank Indonesia.
3) Bank campuran
Y aitu bank umum yang dididkan bersama oleh satu atau Iebih bank
umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh Warga
Negara Indonesia, dengan satu atau lebih bank yang berkedudnkan
diluar negeri.
4) Bank pembangunan daerah
Y aitu bank milik pemerintah daerah.
c. Jenis bank menurut peneiptaan uang giral
Jika ditinjau dari dari segi peneiptaan uang giral, maim terdapat dua jenis
bankyaitu:
1) Bank Primer
Y aitu bank yang dapat menciptakan uang giral dan yang termasnk
dalam jenis bank ini adalah:
(a) Bank sirkulasi atau bank sentral yang dapat menciptakan kredit
(b) Bank umum yang dapat menciptakan uang giral.
Penciptaan uang giral oleh bank di atas dapat dilakukan dengan
cara pemberian pinjaman yang tidak dilbebankan dari saldo
nasabah, artinya walupun bank memberikan kredit, namun saldo
nasabah tetap utuh dan sebaliknya ia tetap rnemiliki hak terhadap
setiap penarikan uangnya selama saldo di bank mencukupi. Hal ini
dapat juga dilaknkan karena dalam praktek perbankan, tidak
semua nasabah menarik saldonya pada saat yang sama, karena
jumlah pennintaan kredit lebih besar dari jumlah saldo nasahah,
sehingga bank bersedia melepaskan kredit yang lebih besar dari
saldo nasabah dengan cara menciptakan uang giral melalui
rekening koran. Dengan demikian uang kartal tetap sama tetapi
jumlah uang giral yang diciptakan tetap sama.
2) Bank sekunder
Y aitu bank yang bertugas sebagai perantara dalam menyalurkan kredit
dan yang tergolong dalam bank sekunder adalah bank tabungan yang
tidak menciptakan uang giral.
3. Usaha Bank
Sesuai dengan pasal 6 Undang-Undang No.IO tahun 1998 tentang perbankan,
maka usaha yang dapat dilakukan oleh suatu bank adalah:
a. Menghimpun dana dari masyarakat ·dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya
b. Memberikan kredit.
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang.
d. Membeli, meajual atau meajamin atas resiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya:
1) Surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari pada kebiasaim dalam perdagangan
surat dimaksud.
2) Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan suart
dimaksud.
3) Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
5) Obligasi.
6) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun.
7) Instrumen surat berharga Iain yang berjangka waktu sampai dengan
satu tahun.
e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
f. Menempatkan dana pada, meminjamkan dana dati, atau meminjamkan
dana kepada bank Iain, baik dengan menggimakan surat, sarana
telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, eek atm sarana lainnya.
g. Menerima pembayaran dari tagihan atas snrat berharga dan melakukan
h. Menyediakan tempat untulc menyimpan barang dan surat berharga..
1. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pithak lain berdasarkan
suatu kontrak.
j. Melakukan penempatan dana dari nasabah lainnya dafam bentulc surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
k. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali
am an at.
I. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan
prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
m. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan Undang-Undang ini dan perundang-undangan yang
berlaku.
Selain dapat melakukan kegiatan usaba tersebut di atas menurut pasal
Undang-Undang No. I 0 tabun 1998 bank umum dapat pula:
a. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
b. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atan perusabaan
dibidang keuangan, seperti sewa guna usaba, modal ventura, perusahaan
efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan,
dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
c. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara umtulc mengatasi akibat
dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memennhi
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurns pensiun sesum
dengan ketentuan dalam peraturan pelUildang-undlangan dana pensiun
yang berlaku.
4. Sumber Dana Bank
Secara garis besar, sumber dana bagi bank dibagi menjadi:
a. Dana yang bersumber dari bank sendiri
Y aitu dana yang berbentnk modal setor yang berasal dari pemegang
saham dan cadangan serta keuntungan bank belum dibagikan kepada para
pemegang saham.
b. Dana yang bersumber dari masyarakat luas
Dana yang berasal dari masyarakat hal ini mempakan suatu tulang
punggung dari dana yang hams dikelola oleh bank untuk memperoleh
keuntungan. Berdasarkan ketentuan pasal 1 Undang-Undang No.10 tahun
1998 tentang perbankan (1998:1), maka jenis dana yang dapat dihimpun
oleh bank adalah sebagai berikut:
1) Giro
Adalah sunpanan yang penarikam1ya dapat dlilakukan setiap saat
dengan menggunakan eek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran
lainnya, atau dengan pemindahbukuan.
2) Deposito berjangka
Adalah simpanan yang penarikannya hanya dlapat dilaknkan pada
waktn tertentu berdasarkan perjanjian nasabalt penyimpan dengan
bank.
3) Sertifikat deposito
Adalah simpanan dalam benluk deposito yang sertifikat bukti
penyimpanannya dapat dipindah tangankan.
4) Tabungan
Adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurnt
syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan eek,
bilyet giro, atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Bila dalam perkembangannya bank menganggap perlu menarik dana
dalam bentuk Jain, misalnya menerbitkan obligasi atau saham, rnaka bank
itu harus memperhatikan ketentuan yang berlaku dalam bidang dana lain
terse but. Pasal 26 ayat I UU No. I 0 tahun 1998 tentang perbankan
menyatakan bahwa bank umum dapat melakukan emisi saham melalui
bursa efek. Emisi saham oleh bank umum tersebut diperkirakan akan
mengalarni masa depan eerah mengingat berdasarkan bunyi Pasal 26 ayat
2 UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan Warga Negara Indonesia,
Warga Negara Asing, badan hukum Indonesia da111 badan hukum asing
dapat membeli .saham bank umum, baik secara Iangsung atau melalui ·
bursa efek.
c Dana yang berasal dari lembaga keuangan, baik berbentuk bank maupun
non bank.
Pada umumnya dana yang diperoleh dari lembaga keuangan ini diperoleh
bank sebagai pinjaman baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
sesuai dengan kebutuhan dari bank peminjam. Lembaga keuangan disini
diartikan secara luas yaitu berbentuk bank maupun bukan bank, juga dapat
berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri. Dana yang tcrmasuk jenis
ini yaitu:
l) Kredit likuiditas Bank Indonesia
Dana ini diberikan oleh Bank Indonesia sebagai J~injaman kepada bank
yang membutuhkan untuk kepentingan likuiditas mereka.
2) Call Money
Dana dalam rupiah yang dipinjamkan oleh bank dari bank lainnya
paling lama tujuh hari setiap waktu dapat ditruik kembali oleh bank
yang meminjruukan tanpa dikenakan suatu pembebanan. Call money
ini justru merupakan suatu lembaga atau instrumen yang paling mudah
dilakukan oleh bank apabila memerlukan tambahan dana baik dalam
keadaan darurat maupun dalam keadaan biasa dalam arti sekedar
memerlukan tambahan dana untuk dapat diputar kembali.
3) Pinjaman antar Bank
Dalam dunia perbankan terdapat kerja sama dalam berbagai bentuk
antara lain pemberian bantuan dalam bentuk bantuan tenaga ahli
5. Modal Bank
Pengaruh modal bank menurut Pakmei (1993:29) dibedakan antara
modal bagi bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia dan modal
bagi kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri. Modal bagi bank
yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia terdiri alas:
a. Modal Inti
Modal inti terdiri dari:
1) Modal disetor
Y aitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya.
2) Agio saham
Y aitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai
akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya.
3) Modal Sumbangan
Y aitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasnk
selisih antara nilai yang tereatat dengan harga jual apabila saham
tersebut dijual.
4) Cadangan umum
Y aitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan Jaba yang ditahan atau
dari laba bersih setelah pajak, dan mendapat pe:rsetujuan rapat umum
pemegang saham atau rapat anggota sesu:ai dengan ketentuan
pendirian atau anggaran dasar masing-masing bank.
5) Cadangan tujuan
Y aitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang diisisihkan untuk tujuan
tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham.
6) Laba yang ditahan
Y aitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat
pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.
7) Laba tahun lalu
Yaitu seluruh laba bersih tahun lalu setelah diperhitungkan pajak, dan
belum ditetapkan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham
atau rapat anggota. Dalam hal bank mempunyai saldo rugi tahun lalu,
maka seluruh kerugian menjadi faktor pengurang dari modal inti.
8) Laba tahun berjalan
Y aitu laba yang diperoleh dalam tahun bukn berjalan setelah dikurangi
taksiran ntang pajak.
Jumlah modal inti adalah sebagai mana tersebut angka [I] sampai dengan
angka [8] diatas, diknrangi dengan:
I) Goodwill yang ada dalam pembukuan bank
2) Kekurangan jumlah penyisihan penghapusan aktiva produktif dari
jumlah yang seharusnya dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia.
(c) Mempunyai kedudukan yang sarna dengan modal dalam hal
jumlah kerugian bank melebihi !aha yang ditahan dan cadangan
yang termasnk modal inti, meskipun bank beium dilikuidasi.
(d) Pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam
keadaan rugi atau labanya tidak mendukung untnk membayar
bunga.
4) Pinjaman subordinasi.
Y aitu pinjaman yang memenuhi syarat sebagai b1~rikut:
(a) Ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman.
(b) Mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia. Dalam
hubungan ini pada saat bank mengajnkan permohonan
persetujuan, bank hams menyampaikan program pembayaran
kembali pinjaman subordinasi tersebut.
(c) Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor
pen uh.
( d) Minimal berjangka waktu liam tahun.
(e) Pelnnasan sebelum jatuh tempo hams mendapat persetujuan dari
Bank Indonesia, dan dengan pelunasan terse:but permodalan bank
tetap sehat.
(f) Hak tagihnya dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir dari
segala pinjaman yang ada (kedudukannya sama dengan modal) ·
(Dahlan Siamat, 200 I: I 04-106).
6. Fungsi Modal Bank
Modal bank seknrang-kurangnya memiliki tiga fnngsi utama yaitu
fungsi operasional, fungsi perlindungan, fungsi pengamanan dan pengaturan.
Keseluruhan fungsi modal bank dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Memberikan perlindnngan kepada nasabah.
b. Modal bank dapat mencegah terjadinya kejatuhan bank.
c. Untuk memenuhi kebutuhan gedung kantor dan inventaris.
d. Untuk memenuhi ketentuan permodalan minimum.
e. Meningkatkan kepercayaan masyarakat.
f. Untuk menutupi kerugian aktiva produktifbank.
g. Sebagai indikator kekayaan bank.
h. Meningkatkan efisiensi operasional bank.
C. Bonga Deposito dao Tiogkat Bonga Deposito Belf'jangka
I. Deposito Berjangka
Sebagaimana tercantum dalam PAPI: Deposito berjangka adalah
simpanan pihak lain pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang
bersangkutan (PAPI, 2001)
Dari uraian diatas terkandung pengertian bahwat dana tersebut untuk
jangka waktu tertentu akan mengendap atau ·tetap tinggal dibank, sehingga
bank dapat memperkirakan waktu penarikan dan bank mempunyai kepastian
fluktuasi drum ini lebih rendah bila dibandingkan dengan rekening giro karena
peugendapan telah ditetapkan untukjangka waktu tertentu.
Jangka waktu deposito berjangka dapat dipilih sesuai dengan
kebutuhan deposan yang bersangkutan, yang pada umumnya berjangka waktu
I bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, atau 24 bulan. Pada. umumnya bank akan
memberikan tarif bunga. yang menarik, sesuai dengan kondisi perekonomian
dan bunga dibayarkau pada setiap tanggal jatuh temponya.
Dalam setiap transaksi deposito berjangka yang terjadi selalu
melibatkan dua pihak yang saling berhubungan antara satu dengan yang
lainnya. Pihak pertama disebut deposan, maksudnya pihak yang menyirnpan
dananya pada bank, yang terdiri dari anggota masyarakat baik individu
maupun badan hukurn dimana mereka memiliki dana sementara waktu tidak
dikonsumsi. Pihak kedua dinamakan depositoris yaitu bank yang ikut serta di
dalam gerakan deposito berjangka atan dengan kata lain bank ditunjnk oleh
Bank Indonesia.
Jenis simpanan yang termasuk dalam deposito berjangka umumnya berupa:
a. Deposito valuta asing
Y aitu deposito yang diterbitkan dalam mata uang asing yang terdaftar di
Bursa Valuta Asing Jakarta.
b. Sertifikat deposito
Y aitu simpanan berjangka atas pembawa atau atas unjuk, yang dengan ijin
Bank Indonesia dikeluarkan oleh bank sebagai bukti simpanan yang dapat
bunga dibayar dimuka, dalam arti dipotong dari harga nominalnya pada
waktu sertifikat deposito itu dibeli.
c. Deposito on call
Y aitu simpanan yang tetap berada di bauk sc:Jama deposan yang
bersangkutan tidak membutuhkannya. Jadi disini terlihat bahwa jenis
deposito ini agak berbeda dengan deposito berjangka. Deposan dapat
menarik simpanan depositonya dengan terlebih dahulu
memberitahukannya kepada bank, dengan jangka waktu
pemberitahuannya dapat diperjanjikan dengan pihak bank.
d. Automatic roll over deposit
Y aitu sejenis deposito berjangka dimana apabila deposito telah jatuh
tempo maka secara otomatis bank akan tetap mempt!rhitnngkan bunganya
sebelum simpanan tersebut ditarik oleh deposaunya. Jadi uang deposan
tidak dibiarkan menganggur tanpa bunga.
2. Suku Bunga
Dalam teori ekonomi diketahui bahwa harga suatu produk ditentukan
oleh penawaran dan permintaau. Dipihak lain dari segi marketing mix, dapat
dibedakan antara strategi non harga, sebagai strategi perusahaan dalam
hubungannya dengan produksi, promosi dan distribusi.
Strategi harga dapat dipisahkan me1tjadi dua sisi, yaitu harga beli dana
atau fonding rate dan harga jual atua lending rate. Har~~a beli dana tentu saja
harus lebih rendah dari harga jual dana, karena bank hams menambahkan
Secara umum dapat dinyatakan bahwa kebijakan harga adalah
bagaimana bank menentukan harga yang hendak ditetapkannya sedemikian
rupa sehingga bank dapat memperoleh keuntungan. Namun harga yang
ditetapkan untuk membeli dana (funding) sebe:namya merupakan biaya yang
dikeluarkan oleh bank, karena pada dasamya daua yang dibeli oleh bank baik
dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan giro merupakan bahan baku
bagi bank untuk selanjutnya akan diolah menjadi bahanjadi yang dijual dalam
bentuk kredit.
Pada kenyataannya harga ditetapkan oleh bank berupa suku bunga
yang merupakan harga dari uang atau dengan kata lain harga yang dibayarkan
atas penggunaan uang. Teori yang mendukung perlunya pembebanan
penggunaan uang menurut S. Kidwell, et al (2000) adalah:
a. Productivity of money theory
Menurut teori ini para peminjam bersedia membayrurkan sejumlah tingkat
bunga pada pemilik uang karena dengan uang yang dipinjamkan orang
tersebut dapat menciptakan pendapatan.
b. Time preference theo1y
Menurut teori ini para peminjam bersedia membayar tingkat bunga
kepada pemilik uang oleh karena mereka mengerti bahwa nilai uang yang
akan dibayarkan (real value) lebih murah dari sekarang.
c. Liquidity preference theory.
Menurut teori ini para peminjam bersedia membayar tingkat bunga kepada
sesuatu kepada pemilik uang sebab telah bersedia membuang
kemungkinanuya untuk memegang uang kas (liquidity preference).
Hingga saat ini apabila bank kekurangan dana yang dihimpun dari
masyarakat yang pertama ditittjau adalah suku b1mga, akan tetapi pada
hakekatnya suku bunga hanyalah salah sa.tu daya 1tarik bagi masyarakat
untuk menanamkan dananya dari bank selain pertimbangan lainnya.
Agar deposito dapat merangsang minat masyarakat, maka bank
memperhatikan inflasi dalam menetapkan tingkat bunga sehingga dana
yang diperoleh dapat dijual kembali dengan tingkat bunga yang
bersesuaian.
3. Dasar Penetapan Tingkat Suku Bunga Deposito
Secara garis besar terdapat dua faktor yang mempengaruhi, yaitu:
a. F aktor fundamental
Berdasarkan faktor ini suatu bank dalam menetapkan tit1gkat bnnga
deposito berjangka dipengaruhi oleh:
1) Keadaan ekonomi dan keuangan nasional
Suatu kondisi yang berhubungan dengan tingkat penawaran dan
permintaan akan uang, dimana pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap inflasi dan suku bunga deposito.
2) Kebijakan pemerintah
Dalam menentukan besamya tingkat bunga deposito berjangka, juga
dipengaruhi oleh berbagai kebijakan pemerintah khususnya yang
3) Persaingan antar bank
Persaingan antar bank juga merupakan faktor yang mempengaruhi
bank komersial dalam menetapkan tingkat sukn bunga deposito
berjangka, artinya jangan sampai sukn bunga yang ditawarkan oleh
bank tersebut kalah menarik dari bank lain.
4) Jangka waktu
Bunga merupakan ha! penting bagi deposan yang telah menyimpan
uangnya di bank, pada umumnya semakin lama jangka waktu
simpanan deposito berjangka maka semakin tinggi pula bnnga yang
diperoleh deposan karena adanya penggunaan uang tersebut oleh bank
dalamjangka waktu yang lama pula.
b. Faktor teknis
Secara analisis teknis, perkembangan tingkat sukn bunga dilihat
berdasarkan pergerakan tingkat sukn bunga, dimana terdapat tiga macam
yaitu:
1) Secular
Merupakan suatu pergerakan tingkat snku bunga yang terjadi atas
beberapa Iingkaran usaha dalam kunm waktu 10 sampai 40 tahun.
Pengamatan pada pergerakan tingkat suku bunga ini berguna untuk
mengamati pergerakan tingkat suku bunga jangka panjang.
2) Cyclical
Merupakan suatu pergerakan tingkat suh1 bunga yang menjadi bagian
dari secular dimana teriadi dalam knnm waktn 1 samnai rl"'"""" 'i
tahun. Pergerakan ini bermanfaat untuk memperkirakan
perkembangan tingkat suku bunga dalam jangka menengah.
3) Seasonal dan random
Merupakan pergerakan tingkat suku bunga yang dipengaruhi oleh
suatn kejadian yang luar biasa seperti adanya perang, bencana alam
dan Iain-lain.
4. Siklus Tingkat Suku Bunga dan Perhitnngan Binga
Tingkat bunga selalu naik tnrun. Hal ini bergantung dengan berbagai
faktor yang mempengaruhinya sehingga terlihatlah suatu siklus yang dapat
dipelajari dan sangat penting bagi manajer bauk untnk kegiatan mencari dana
dan mengalokasikan dana. Pengetahuan mengenai tingkat suku bunga dapat
memberikan suatn kemampuan di dalam menyusun strategi menghimpun dana
ataupun dalam menempatkan dana.
Siklus tingkat suku bunga tersebut ditandai dengan berbagai
kebijakan moneter yang secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Maximum ease
Y aitn suatn keadaan dimana tingkat suku rendah s1:kali. Hal ini ditandai
dengan adanya penawaran akan uang naik oleh karena pemerintah
melakukan kebijaksanaan moneter expansion. Dalmn keadaan seperti in
manajer bauk melakukan suatn tindakan yaitn meminjam dana dalam
jangka waktu panjang dan memberikan pinjaman dalam jangka waktn
pendek.
b. Transition to tightness
Y aitu suatu keadaan dimana terjadi tingkat snkn bunga meningkat yang
disebabkan oleh pengetahuan jumlah uang yang beredar di pasar uang. Hal
ini terjadi karena pemerintah menjual obligasi sehingga jumlah uang yang
beredar menurnn yang mengakibatkau naiknya tingkat bunga.
c. Maximum tigtness
Y aitu suatu keadaan dimana tingkat bunga tinggi sekali, hal ini disebabkan
adanya kebijakan pemerintah mengurangi jumlah mmg yang beredar dan
di lain pihak mengakibatkan tingginya tingkat pennintaan uang dan dana.
Dalam keadaan ini manajer bank dapat mengambil suatu strategi dengan
meminjamkan dana jangka pendek apabila bank ingin mencari dana
sebaliknya bank menempatkan dana terse but dalam jangka panjang.
d. Transition to ease
Y aitu suatu keadaan dimana tingkat suku bunga mullai turun kembali. Hal
ini disebabkan karena pemerintah mulai mengambil kebijakan ekspansi
moneter sehingga terjadi adanya penambahan jumlab uang yang beredar.
Sil<lus tingkat suku bunga tersebut dapat dilihat dala:m kurva dibawah ini :
I = Suku bunga
Maximum
(E) Ease
Gambar 2.1 : Siklus tingkat bunga
Transition To tightness
' ,.
Maximum tightness
Transition to case
Dari siklus tersebut dapat dilihat bahwa seorang manajer dana dapat
membuat suatu perkiraan bahwa tingkat suku bunga akan tinggi maka
tingkat suku bunga akan cenderung turun kembali dan demikian pula
sebaliknya, apabila tingkat suku bunga akan turun maka tingkat suku
bunga cenderung naik atau tinggi kembali.
Setelah mengetahni dasar penetapan tingkat suku bunga deposito
berjangka, maka akan dijelaskan dibawah ini mengenai perhitungan bunga.
Rumus yang digunakan dalam menghitung bunga deposito berjangka yaitu
Simple Interest Rate dimana jumlah pokok dikalikan suku bunga pertahun (%)
dan jangka waktu kemudian dibagi dengan jumlah hari d:alam satu tahun.
Dapat dirumuskan sebagai berikut:
I= PxRxT 365
Dengan keterangan sebagai berikut :
I =Bunga
P =Nominal atau pokok deposito
R = Tingkat suku bunga
T = Jangka waktu
D. Return On Asset
Jumlah modal bank mempengamhi kemampuau bank memperoleh
keuntungan. Untuk mengukur kemampuan bank memperoleh keuntungan dapat
digunakan berbagai ukuran diantaranya Return On Assets (ROA).
Rasio ini memberikan infonnasi seberapa efisien suatu bank daJam
melakukan kegiatan usabanya, karena rasio ini mengindikasikan berapa besar
keuntungan dapat diperoleh rata-rata terhadap setiap rnpial~ asselnya. Return on
assets dapat diperoleh dengan menggunakan rasio beriknt :
R . Laba setelab pajak
asw on asset= ------Total asset
ROA adalah salah satu bentuk dari ras10 profitabilitas yang
dimaksudkan untuk dapat mengnkur kemampuan pernsahaan dengan keselurnhan
dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam operasi pernsabaan
untuk menghasilkan keuntungan.
E. Kerangka Pemikiran
Setelab bank membayar seluruh biaya-biayanya dan menghitung laba
tahunnya, sebagian laba tersebut hams dibayarkan kepada pemerintah sebagai
pajak.
Dalam rangka menetapkan snatu tingkat buuga bank, akan dipengaruhi
oleh berbagai macam faktor. Seperti kondisi intern bank, kondisi perekonomian
secara makro dan pengarnh suku bunga internasional. Menurnt S. Kidwell, et al
(2000) tingkat buuga tergantung pada:
1. Tingkat rata-rata pengembalian yang diharapkan di pendapatan atas dana yang
diinvestasikan, dan
2. Waktu yang digunakan untuk meuginvestasikan dana mereka.
Detenninasi dari market equilibrium interest rate untuk supply dan
Gambar 2.2: Determinants of real rate of interest
Interest rate Desired saving
r -------------------------
--- Desired investment
S=l Saving and investment
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa dalam menghimpun
dana, bank mengeluarkan berbagai macam produk seperti tabungan deposito
berjangka, giro dan lain-lain.
Hal ini sesuai dengan pemyataan Siswanto Sutojo (1997:375):
Deposito adalah sumber dana pinjaman terbesar kebanyakan bank, maka
kemampuan mereka mengeluarkan kredit serta investasi surat berharga,
dipengaruhi oleh kemampuan mereka dalam menghimpun deposito. Semakin
besar kemampuan mereka menyalurkan deposito, semakin besar pula kemampuan
mereka menyalurkan kredit dan melakukan investasi surat berharga. Dimana
pengenaan pajak penghasilan No.131 tahun 2000 yang dikenakan pajak final
sebesar 20%.
Dimana setiap prodnk tersebut memiliki ciri dan karakteristik masing
masing, tetapi seiring dengan perkembanga11 perbankan; deposito berjangka masih
tetap menjadi sebuah produk yang sangat populer diminati oleh masyarakat dan
meniadi salah satu sumber nendanaan hnnk vanP r.nknn n?nt-inor Tlnoo-i rPnA!thn,rg
tingkat bunga yang cliberlakukan terhaclap deposito berjangka . clapat
mempengaruhi penglrimpunan clana mengingat pacla umunmya clana bank clalam
bentu cleposito berjangka merupakan komposisi terbesar. Deposito terclapat
bermacam-macam jangka waktunya, acla yang berjangka w:aktu I bulan, 3 bulan,
6 bulan, 12 bulan, karena itu cleposito merupakan salah satu kewajiban jangka
penclek.
Hanya saja yang menjacli kenclala aclalah bagaimana pengenaan pajak
atas bunga cleposito berjangka clan tingkat penetapan bunga deposito yang tepat,
clapat mempengaruhi bank clalam menghimpun clana melalui cleposito berjangka
clapat berhasil clengan baik yang berarti bahwa pihak bank clapat menghimpun
clana clalam jumlah yang besar untuk clisalurkan clalam bentuk kreclit sehingga
pada gilirannya bank memperoleh tingkat profitabilitas yang optimal. Dapat
clikatakan bahwa beban pajak penghasilan atas bunga clejposito berjangka clan
tingkat bunga deposito berjangka pacla akhirnya akan mell1Jpengaruhi bank untuk
memperoleh keuntungan (return on asset).
Dalam paparan kerangka pemikiran tersebut clapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran
Behan Pajak Penghasilan Atas Bunga Deposito Berjangka
Tingkat BU11ga Deposito Berjangka
Return On Asset (ROA)
F. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran tersebut, maka
hipotesis dibawab ini pada dasarnya merupakan jawaban sementara terhadap suatu
masalab yang hams dibuktikau kebenarannya. Adapun hipolesis yang dirumuskau
dalam penulisan ini adalab:
Ho: Pengenaan pajak atas bunga deposito berjangka dan tingkat bunga deposito
berjangka tidak mempunyai pengaruh terhadap Return On Asset.
Ha: Pengenaan pajak atas bunga deposito berjangka dan tingkat bunga deposito
berjangka mempunyai pengaruh terhadap Return On Asset.
BABIIl
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rnang Lingkup Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini. adalah perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2003 - 2007. Penelitian ini
mernpakan penelitian kausalitas karena tujuan penelitiaJJ1 ini adalah meneliti
pengaruh antara dua variabel, yaitu variabel dependen (Return On Asset) dan
variabel independen (pajak bunga deposito berjangka dan tiingkat bunga deposito
berjangka).
B. Mctode Penentnan Sampcl
I. Populasi
Penelitian ini mengambil populasi perusahaan JX'rbankan yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia, dimana sampai dengan tahun 2007 bank yang
terdaftar berjumlah 29 bank.
2. Sampel
Dalam penelitian ini penentuan sampel yaitu dengan menggunakan
metode sampling random, dengan cara sist1:matis atau ordinal. Cara ini
merupakan teknik untuk memilih anggota sampel melalui peluang dan teknik,
dimana pemilihan anggota sampel· dilakukan dengan menggunakan rnmus
Slavin, dengan menggunakan tingkat prosentase kelonggaran 20%.
N µ=
Ket:
N = Besamya ukuran sampel
µ = Ukuran populasi
e = Nilai kritis atau batas ketelitian yang diinginkan (% kellonggaran atau ketidak
pastian karena kesalahan pengambilan sampel dari populasi).
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah:
"Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peueliti untuk mengumpulkan data. Cara menunjuk pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaannya". Suharsimi (2000:134)
Terdaftar sebagai metode-metode penelitian adal:ah: wawancara atau
interview, pengamatan (observation), dokumentasi (documentation), dan lain
sebagainya. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunalran metode Penelitian
Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan adalah metode pengumpulart data yang dilakukan
untuk memperoleh data sekunder. Data sekunder adalah data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung yaitu melalui medi:a perantara atau pihak
lain yang meliputi data laporan keuangan tahumm perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Data laporan keuangan perusahaan sampel merupak:m data selama kurun
waktu lima tahun, mulai tahun 2003 sampai tahun 2007. Daftar perusahaan
perbankan pada tahun 2003 sampai tahun 2007 diperoleh dari:
a. Pusat Refereusi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek I!1idonesia dapat dilibat
dengan menggunakan Capital Market Elektronic Document Services
(CMEDS), prospectus, serta /DX Fack Book Statistic Anually dari selurub
perusahaan yang go public dari tahun 2003-2007.
b. Literatur-literatur yang membahas topik-topik yang refovan dengan masalah
yang diteliti.
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Asumsi KJasik
Adapun pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2004:110), uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi variabel dependen (terkait) dan variabel
independen (bebas) keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.
Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal.
Peneliti yang menggunakan metode yang lebih handal untuk menguji
apakah distribusi data normal atau tidak, yaitu dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi ku1mulatif dari distribusi
ploting data akan dibandingkan dengan garis lurus diagonal. Jika distribnsi
data adalah normal, maim garis yang menggambarkan data sesunggnhnya
akan mengikuti garis diagonalnya.
Menurut Ghozali (2004:112), pada dasarnya normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik
atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan
keputusan adalab:
I) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menuajukkan pola distribusi
normal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2004:91), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya model krnrelasi antara variabel
independen (bebas ). Model regresi yang baik seh:arusnya tidak terjadi
korelasi antara variabel independen (be bas).
Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2)
variance inflation factor (VIF). Apabila tolerance lebih dari 0.10 dan VIF
kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuau meuguji apakah dalam satu model regresi
linear ada korelasi autara kesalahau pengganggu periode t dengau
kesalahau pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakau ada problem autokorelasi. Autokorefasi muncul karena
observasi yaug beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.
Masalah timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari
salu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2004:95).
Nilai Durbin Watson berkisar dari -2 sampai +2 hal ini berarti tidak ada
autokorelasi. Jika nilai Durbin Watson di atas +2 ha! ini berarti ada
autokorelasi negative dau jika Durbin Watson di bawah -2 ha! ini berarti
ada autokorelasi positif (Sautoso, 2002:219).
d. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi terjadi kesamaan varians dari residual dari suatu pengamatau ke
pengamatan yang Iain. Jika varians dad residual suatu pengamatau ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Sebaliknya
jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yaug baik
adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas maka dengau melihat
grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengau
residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya het•~rokedastisitas dapat
X2 = Variabel independen (Tingkat bunga deposito be,rjangka)
B = Parameter koefisien regresi
e = Standard error
Dalam pengnjian hipotesis analisis dilaknkan melalni:
a. Uji Adjnsted R2 (Koefisien Determinasi)
Untnk menentnkan seberapa besar variabel independlen dapat menjelaskan
variabel dependen, maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi
(At:ljusted R-Square). Jika At:ljusted R-Square adallah sebesar I berarti
fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dije,Jaskan oleh variabel
independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan flnktnasi variabel
dependen. Nilai At:ljusted R-Square berkisar hampir I, berarti semakin
knat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel
dependen. Sehaliknya; jika nilai At:ljusted R-Square semakin mendekati
angka 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel independen dapat
menjelaskan fluktuasi variabel dependen (Ghozali, 2004:83).
b. Uji Statistik F
Uji Statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara bersama-sama (simultan) terhadap vaiiabd dependen. Untuk
mengetahui apakah variabel independen secara bersama-saina
mempengaruhi variabel dependen, maka digunakan tingkat signifikansi
. sebesar 0,05. Jika nilai probability F lebih besai· dmi 0,05 maka model
regresi tidak dapat dignnakan untnk memprediksi variabel dependen alau
terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai probability F lebih kecil
dari 0,05 maka model regres1 dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen atau dengan kata lain variabd independen secara
bersama dapat berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2004:
84).
c. Uji t-Statistik
Uji t-Statistik digunakan nntuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen digunakan
tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai signifikansi .lebih kecil dari 0,05 maka
ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen
(koefisien regresi tidak signifikan ), sedangkan j ika nilai signifikansi Iebih
besar dari 0,05 maka tidak terdapat pengaruh dari variabel independen
terhadap variabel dependen (koefisien regresi s.ignifikan) (Santoso,
2002:168).
E. Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel ini diperlukan untuk rnementukan jenis dan indikator
dari variabel-variabel yang terkait dari penelitian ini. Selain itu, proses ini juga
dimaksudkan untuk menentukan skala pengukuran dmi masing-masing variabel
sehingga pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu statistik dapat
dilakukan secara benar.
Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih yaitu "Pengaruh Behan Pajak
Pengbasilan atas Bunga Deposito Berjangka dan Tinglk:at Bunga Deposito
Berjangka Terhadap Return On Assef', maka terdapat dua va1riabel yaitu:
l. Variabel bebas (Independent variable)
Y aitu variabel yang mempengaruhi variabel lain dan menjadi variabel
independen atau bebas, dalam penelitian ini adalab beban pajak atas bunga
deposito berjangka (X1) dan tingkat bunga deposito berjaogka (X2).
2. Variabel terikat (Dependent variable)
Y aitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel fain dan yang menjadi .
variabel dependen atau terikat, dalam penelitian ini adalah Return On Asset.
Karena variabel dalam penelitian .ini sudah berupa data kuantitatif, maka tidak
perlu dilakukan peujabaran atas variabel-variabel tersebut ke dalam dimensi
dimensi lain.
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAfIASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
I. Sejarah Perbankan Indonesia
Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak
perubahan. Perubahan ini selain disebabkan oleh perkembangan internal
dunia perbankan, juga tidak lepas dari pengamh perkernbangan diluar dunia
perbankan, seperti sektor rill dalarn perekonomian, politik, hnkurn, sosial.
Perkembangan faktor-faktor internal dan ekstemal perbankan tersebut
menyebabkan kondisi perbankan di Indonesia secara umum dapat
· dikelompokkan dalam tiga periode. Tiap periode mempunyai ciri yang khusus
yang tidak dapat disamakan dengan periode lainnya. Serangkaian paket
deregulasi disektor rill dan moneter yang dimulai sejak tahun 1980-an adalah
dua peristiwa utama yang telah menyebabkan muneulnya tiga periode kondisi
perbankan di Indonesia sampai dengan tahun 2003. Periode tersebut yaitu:
a. Kondisi Perbankan Indonesia
Perbankan pada masa ini sangat kuat dipengamhi oleh berbagai
kepentingan ekonomi dan politik dari penguasaha, yang dalam hal ini
adalah pemerintah. Pada masa kolonial kegiatan perbankan diwilayah
Hindia Belanda ini terutama diarahkan untuk melayarii kegiatan usaha dan
pemsahaan besar milik kolonial diwilayahnya. serta membantn
administrasi anggaran milik pemerintah. Dengan demikian fungsi utama
I) Memobilisasi dan dari investor unruk membiayai kebutuhan dana
investasi dan modal kerja perusahaan milik kolonial.
2) Memberikan jasa keuangan kepada perusahaan besar milik kolonial,
seperti giro, garansi bank, pemindahan dana dan lain-lain.
3) Membantu pemindahan dana jasa modal dari wilayah kolonial
kenegaraan penjajah.
4) Sebagai tempat sementara dari dana hasil pemungutan pajak, baik
pajak dari perusahaan maupun dari masyarakat pribumi, untuk
kemudian dikirim kenegara penjajah.
5) Mengadministrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan
pemerintah kolonial.
Fungsi utama perbankan pada masa setelah kemerdckaan sampai dengan
sebelum adanya deregulasi tidak banyak mengalami perubahan. Orientasi
kegiatan perbankan masih banyak dipengamhi oleh pola yang ditetapkan
pada masa penjajahan. Dengan demikian fungsi utamanya adalah:
I) Memobilisasi dana dari investor untuk membialyai kebutuhan dana
investasi dan modal kerja pemsahaan besar milik ;pemerintah swasta.
2) Memberikanjasa keuangan kepada pemsahaan besar.
3) Mengadministrasikan dana anggaran untuk rnembiayai kegiatan
pemerintah.
4) Menyalurkan dana anggaran untuk membiayai J>rogram dan proyek
pada sektor yang ingin dikembangkan oleh pemerintah.
Tidak adanya peraturan perundangan yang mengatutr secara jelas tentang
perbankan di Indonesia. Sampai dengan akhir tahun 60-an peraturan yang
mengatnr tentang perbankan hanyalah Undang-Undang No.13 tahun 1968,
undang-undang ini tidak mengatur secara jelas tentang perbankan di
Indonesia, yaitu tentang kedudukan bank sentral dan dewan moneter.
b. Jumlah Bank Swasta
Dari waktu kewaktu jumlah bank swasta tidak banyak mengalami
kenaikan. Bank swasta yang pada umumnya adalah b;mk kecil. Bank milik
pemerintah yang berupa Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
mendominasi kegiatan perbankan di Indonesia. S1!belum tahun 1960,
kegiatan perbankan di daerah Hindia Belanda di dominasi oleh De
Javasche Bank dan Nederlandshe Handel Maatschappij, yang merupakan
bank resmi pemberi kredit uang muka bagi koutraklor pemerintah. Pada
perkembangan selanjntnya, Nederlandshe Handel Maatscappij Jnga
diarahkan untuk membiayai kegiatan usaha perkebunan besar yang
dikelola oleh voe untuk kegiatan ekspor basil perkebunan pada masa
tanam paksa didirikan Escompro Bank NV, untuk berhubungan dengan
rakyat kecil mm1cul pada awal abad ke-20 yaitu Alegmene Volkerediet
Bank. Ide pendirian bank ini bnkan terutama untuk mengembangkan
perekonomian rakyat, tetapi lebih diarahkan untuk mengambil alili
keuntuBgan sangat besar yang didapat oleh lintah darat dengan target pasar
rakyat kecil. Pada masa setelah kemerdekaan, bank milik penjajah
dinasionalisasi. bank milik n.,m.,rinfah ~lrhirnu~ hQ~0-•0 •
I) Bank Rakyat Indonesia (1951), semula bemamaAlgemene Volkeredit
Bank.
2) Bank Ekspor lmpor Indonesia (1968), semula nasionalisasi dari
sebagian kegiatan Nederlandshe Handel Maatschappij dibidang lalu
lintas pembayaran Intemasional.
3) Bank Bumi Daya (1958), sebagai nasionalisasi dari sebagian kegiatan
Nederlandshe Handel Maatschappij dibidang perkebunan besar.
4) Bank Dagang Negara (1960), sebagai nasionalisasi dari kegiatan
Escompto Bank NV.
5) Bank Tabungan Negara (1963), sebagai nasionalisasi dari bank
tabungan pos jaman Hindia Belada.
6) Bank Negara Indonesia (1946), didirikan pada awalnya sebagai bank
sentral selama masa perjuangan melawan agresi militer Belanda tahun
1946-1949.
7) Bank Pembangunan Indonesia (1960), didirikan pada awalnya untnk
mendorong pembangunan industri manufaktur,. pertambangan dan
perkebunan.
c. Kondisi Setelah Deregulasi
Tingkat inflasi yang tinggi serta kondisi ekonomi makro secara umum
yang tidak bagus terjadi bersamaan dengan kondisi perbankan yang tidak
.dapat memobilisasi dana dengan baik. Fenomena yang terjadi pada masa
sebelum deregulasi tersebut seolah-olah menjadi satu lingkaran yang tidak
ada ujungnya serta saling mempengaruhi. Skema berikut ini
menggambarkan kondisi tesebut:
Gambar4.l Fenomena yang terjadi pada masa deregulasi
Makro Ekonomi Bank InJlasi Tinggi
Kondisi Perbankan Buruk
Deregulasi
Untuk mengatasi situasi yang serba tidak menguntungkan ini cara yang
ditempuh pemerintah pada waktu itu adalah dengan melakukan
serangkaian kebijakan berupa deregulasi disektor rill dan sektor moneter.
Pada tahap awal deregulasi lebih cepatnya tampak pada serangkaian
perubahan dunia perbankan. Meskipun istilah yar1g digunakan adalah
deregulasi uamun tidak berarti bahwa perubahan yang dilakukan
sepenuhnya berupa pengurangan pembatasan atau pengaturan didunia
perbankan. Perubahan yang te1jadi juga termasuk peningkatan pengaturan
pada bidang tertentu, sehingga diregulasi ini lebih tepat untuk diartikan
sebagai perubahan yang dimotori oleh otoritas moneter untuk
meningkatkan kinerja dunia perbankan, dan pada akhimyajuga diharapkan
akan meningkatkan kinerja sektor rill.
Kebijakan deregulasi yang telah dilakukan dan terkait dengan dunia
perbankan antara lain adalah:
1) Paket 1 Juni 1983 yang berisi tentang:
(a) Penghapusan pagu kredit dan pembabasau1 aktiva Iain sebagai
instrumen pengendali Jumlah Uang Beredar (JUB).
(b) Pengurangan KLBI (Kredit Likuiditas Banik. Indonesia), kecuali
untuk sektor-sektor tertentu.
(c) Pemberian kebebasan bank untuk menetapkan suku bunga
simpanan dan pinjaman kecuali untuk sektor tertentu.
( d) Bank Indonesia sejak 1984 mengeluarkan SBI.
(e) Bank Indonesia sejak 1985 mengeluarkan ketentuan perdagangan
SPBU dan fasilitas diskonto oleh BL
2) Paket 27 Oktober 1988 yang berisi tentang:
(a) Pengerahan dana masyarakat, yang meliputi:
(1) Kemudaban pembukaan kantor
(a) Bank pemerintah, bank pembangunan daerah, bank swasta
nasional, dan bank koperasi dapat membnka cahang
diseluruh Indonesia.
(b) Pembukaan kantor cabang pembamtu cukup dilakukan
dengan memberitahu Bank Indonesia.
(2) Kejelasan aturan pendirian bank swasta.
(a) Modal disetor bank umum minimal RJP. 10 miliar.
(b) Modal disetor BPR minimal Rp. 50 juta.
( c) BPR dapat ditingkatkan menjadi bank umum.
(e) Paket 29 Mei 1993 yang berisi tentang penyempumaan peraturan
kesehatan bank meliputi:
(1) Capital Adequancy Ratio
(2) Batas maksimum pemberian kredit
(3) Kredit usaha kecil
(4) Pembentukan cadangan piutang
(5) Loan to deposit ratio
d. Kondisi saat krisis ekonomi mulai akhir tahun 1997
Perkembangan perbankan yang cukup pesat pada masa setelah deregulasi
ternyata tidak berlangsung cukup lama untuk dapat mengangkat Indonesia
menjadi negara dengan tingkat kesejahteraan yang sama dengan negara
lain. Perkembangan ini dalam waktu yang sangat singkat menjadi terhenti
dan bahkan mengalami kemunduran total akibat adanya krisis ekonomi
yang terjadi pada akhir tahun 1997-an. Krisis ekonomi ini dipandang
sebagai penyebab perubahan dalam kondisi perbankan Indonesia, sehingga
kondisinya saat ini adalah sebagai berikut:
1) Tingkat kepercayaan masyarakat dalam dan luar negen terhadap
perbankan di Indonesia yang menurun drastis.
Kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dana pada bank turun
karena masyarakat banyak memperoleh informasi tentang
permasalahan yang terdapat pada bank yang ada. Banyak bank yang
melanggar aturan kesehatan bank dari Bank Indonesia, banyak bank
banyak bank yang tutup, adanya masalah pengembalian dana
simpanan nasabah, dan banyak masalah perbankan yang lain.
2) Sebagian besar bank dalam keadaan tidak sehat.
Peraturan kesehatan bank sulit sekali diterapkau1 dalam kondisi krisis
ekonomi, sebab apabila aturan ditetapkan apa adanya maka sebagian
besar bank sudah tidak menentukan lagi kegiatan usahanya.
Pelanggaran yang paling menonjol adalah tidak terpenuhinya Capital
Adequancy Ratio (CAR) dan Batas Maksimum Pemberian Kredit
(BMPK). Pada masa sebelum krisis ekonomi sebagian besar bank
telah mempunyai CAR sesuai dengan yang ditJetapkan oleh BI yaitu
8%. BI bahkan sejak September 1995 telah berani menargetkan
peningkatan CAR secara bertahap menjadi 12% dalamjangka waktu 6
tahun sejak tahun 1995. Pemenuban CAR dalam masa krisis ini sangat
jauh dari ketentuan BI. Banyak bank yang CAR sampai negatif
ratusan persen karena mengalami kerugian dalam kegiatan usahanya.
Pelanggaran BMPK sebenarnya tidak terjadi pada masa krisis, jauh
sebelum krisis pelanggaran sudah banyak terjadii.
3) Adanya "Negative Spread'
Kepercayaan masyarakat yang sangat irendah terhadap perbankan serta
kebijakan yang ketat oleh otoritas moneter melalui penarikan suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) menyebabkan perbankan tidak
mempunyai altematif lain untuk menghimpun dana selain menaikan
suku bunga simpanan ini semakin mendesak karena bank kesulitan
likuiditas akibat proporsi kredit bem1asalah yang semakin besar.
Apabila suku bunga pinjaman dinaikan sampai llllelebihi suku bunga
simpanan yang sangat tinggi (sampai dengan 50%) maka bank tidak
akan dapat menyalurkan dananya kemasyarakat, karena tidak ada
usaha terutama dalam krisis ini yang mampu untuk mengembalikan
biaya dana yang terlalu tinggi. Terpaksa, bank menaikan suku bunga
pinjaman tapi masih lebih rendah dari pada suku bunga simpanan agar
bank dapat menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman.
Konsekuensinya dari kebijakan negative spread :ini adalah bank harus
menanggung rug1 dalam kegiatan usaha penghimpunan dan
penyaluran dananya.
2. Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Daftar Pernsahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 4.1 Daftar Pernsahaan Perbankan di BEi
No. Stock Nama Emiten Tanggal Tanggal Berdiri Listing
1 INPC Bank Artha Graha Internasional lbk 07Sep1973 23Agu 1990
2 BBKP Bank Bukopin Tbk 10 Jul 1970 lOJul 2006
3 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 25Apr1967 01Jun2006
4 BABP Bank Bumiputera Indonesia lbk 31Jul1989 15 Jul 2002
5 BACA Bank Capital Indonesia lbk 20 Apr 1989 040kt2007
6 BBCA Bank Central Asia lbk. 10Oklt1955 31Mei2000
7· BCIC Bank Century Tbk. 30 Mei.1989 25 Jun 1997
8 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 11Jan1901 06Des1989
9 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 15 Mei 1989 OB Jan 2008
10 BEKS Bank Eksekutif Interational Tbk 11Sep1992 13Jul 2001
12 BNII Bank Intl Indonesia lbk 15 Mei 1959 21Nov1989 ·13 BKSW Bank Kesawan Tbk · 28Apr 1913 21Nciv2002
14 LPBN Bank Lippa Tbk 11Mar1948 10Nov1989
15 BMRI Bank Mandiri lbk 02 Oki: 1998 14Jul 2003
16 MAYA Bank Mayapada International Tbk 10 Jan 1990 29Agu 1997
17 MEGA Bank Mega Tbk 15Apr1965 04Jul 2000
18 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 11Jain1901 25Nov1996
19 BNGA Bank Niaga Tbk 11Jain1901 29Nov 1989
20 NISP Bank Nisp lbk 11Jain1901 20 Oki: 1994
21 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 18 Jain 1792 lOJan 2001
22 BPAN Bank Pan Indonesia lbk 18Sep1962 02Nov2000
23 BNLI Bank Permata Tbk 17D€!S1954 15Jan 1990
24 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 16D€!S1895 10 Oki: 2003
25 BSWD Bank Swadesi Tbk 28 Sep 1968 01Mei2002
26 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 01Jain1959 12 Mar 2008
27 BBIA Bank Uob Buana Tbk 31Agu1956 28Jul 2000
28 BVIC Bank Victoria International Tbk 28Okt1992 30Jun 1999
29 MCOR Bank Windu Kent;jana International Tbk 02 Apr 1974 03Jul 2007
Sumber: Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Ind!onesia yang dijadikan
sampel penelitian adalah :
Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Perbankan di BEI yang M:enjadi Sampel
No. Stock Nama Emiten Tanggal Tanggal Berdiri Listing
1 BABP Bank Bumiputera Indonesia Tbk 31Jul1989 15 Jul 2002
2 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 11Jan190Jl 06Des1989
3 BNII Bank Intl Indonesia Tbk 15 Mei 1959 21Nov1989
4 BKSW Bank Kesawan Tbk 28Apr 1913 21 Nov2002
5 LPBN Bank Lippa Tbk 11Mar194:B 10Nov1989
6 MAYA Bank Mayapada International Tbk 10 Jan 1990 29Agu 1997
7 MEGA Bank Mega Tbk 15 Apr 196!i 04Jul 2000
8 BNGA Bank Niaga Tb!< 11 Jan l90Jl 29Nov1989
9 NISP Bank Nisp Tbk 11 Jan 190:l 20Okt1994
10 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 18 Jan 1792 lOJan 2001
11 BPAN Bank Pan Indonesia Tbk 18 Seo 1962 02 Nov2000
13 BSWD Bank Swadesi Tbk 28Sep1968 01Mei2002
14 BBIA Bank Uob Buana Tbk 31Agu1956 28Jur2000
B. Penemuan Dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 14 bank
dari populasi berjumlah 29 bank yang terdaftar di Bursa Efok Indonesia, sampel
diperoleh dengan menggunakan rumus slovin. Tujuan penelitian ini adalah unluk
mengetahui pengarnh beban pajak penghasilan atas bunga d1~posito berjangka dan
tingkat bunga deposito berjangka terhadap return on asset pada pernsahaan
perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia selama Jima talmn terhitung dari
tahun 2003 sampai dengan 2007.
Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap return on asset pada
perusahaan perbaukan di Bursa Efek Indonesia, yaitu meliputi beban pajak
penghasilan atas tingkat bunga deposito berjangka, dan tingkat bunga deposito
berjangka. Dengan demikian dalam penelitian ini terdapat tiga variabel dan 14
perusahaan sampel yang akan dijelaskan bagaimana pernbahan dan perkembangan
masing-masing variabel.
1. Statistik Deskriptif
a. Perkembangan Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan
Tabel4.3 Perkembangan Return On Asset Perusahaan Perbankan
No Emiten 2003 2004 Tahun Periode
2005 2006 2007 1 Bank Bumiputera Indonesia Tbk 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 2 Bank Danamon Indonesia Tbk 0,03 0,04 0,03 0,02 0,02 3 Bank Intl Indonesia Tbk 0,01 0,02 0,01 0,01 0,00 4 Bank Kesawan Tbk 0,01 0,02 0,01 0,01 O,Q1 5 Bank Lippa Tbk I -0,02 0,03 0,01 0,02 0,02 6 ·Bank Mayapada International Tbk 0,00 0,01 0,01 0,01 O,Q1 7 Bank Mega Tbk 0,01 0,01 0,01 0,00 0,01 8 Bank Niaga Tbk J 0,03 0,02 0,01 O,Q1 0,01 9 Bank Nisp Tbk 0,01 0,02 0,02 0,01 0,01
10 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
11 Bank Pan Indonesia Tbk , 0,02 0,03 0,01 0,02 0,02
12 Bank Permata Tbk 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01
13 Bank Swadesi Tbk 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01
14 Bank UOB Buana Tbk 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
RATA·RATA 0,01 0,02 0,01 0,01 0,01
Gambar4.2 Grafik Perkembangan Return On Asset Perusahaan Perbankan
0,02
<( 0,015
0 a: 0,01
0,005
Tahun
Berdasarkan tabel 4.3 dan grafik pada gambar 4.2 dapat dilihat
perkembangan return on asset (ROA) beherapa perusabaan perbankan
yang go public di Bursa Efek Indonesia dari tabun 2003 sampai tabun
2007. Tabw1 ke-1 sampai tahun ke-5 mernpakan tanda dari tabun 2003
sampai tabun 2007 dari periode tabun yang di uji.. Perkembangan nilai
return on asset herfluktuatif hingga talmn ke-3 atau tabun 2005. Terhukti
nilai ROA pada tahun 2003 menunjukkan angka 0,01 kemudiau pada
tabuu 2004 mengalami kenaikan menjadi 0,2. Pada tahun 2005 menurun
kemhali menjadi 0,01 hingga pada tahun 2007.
Nilai ROA tertinggi terjadi pada tahun 2004 dengan angka sebesar
0,04 yang dimiliki oleh PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. Sedangkan
nilai (ROA) terendah terjadi pada tahnn 2003 dengan angka sebesar -0,02
dimiliki oleh PT. Bank Lippo Thk.
h. Perkemhangan Behan Pajak Penghasilan Pada Perusaihaan Perbankan
Tahe14.4 Perkembangan Behan Pajak Penghasilan Perusahaan Perhankan
Tahun Periode No Erniten 2003 2004 2005 2006 2007 1 Bank Bumiputera Indonesia Tbk 13,051 13,14 17,106 4,661 12,113 2 Bank Danamon Indonesia Tbk 43.196 894.821 875.954 652.328 1.043.549 3 Bank Intl Indonesia Tbk 39.012 6.369 66.309 59.204 92.620 4 Bank Kesawan Tbk 1.802 2.543 1.778 2.051 958 5 Bank Lippa Tbk 153.000 12.000 110.230 72.832 317.338 6 Bank Mayapada International Tbk 18.215 16.849 6.885 16.714 18.202
7 Bank Mega Tbk 115.196 140.439 84.338 70.286 225.301 8 Bank Niaga Tbk 22.497 95.237 200.294 283.991 256.158 9 Bank Nisp Tbk 48 101 83.868 95.843 101.809 10 R~nk f\111~::1nf::ir~ P~rnhv::1n11::1n Thie Q?R? ?AOd':\ 11??7 111dQ 11 Qfl7
12 13
14
Bank Perrnata Tbk 22.004 72.703 100.979 136.719 227.886 Bank Swadesi Tbk 4.266 4.856 5.442 3.478 3.874 Bank UOB Buana Tbk 221.852 283.575 146.400 177.971 184.083 RATA·RATA 53.564 134.506 134.452 135.472
Gambar4.3 Grafik Perkembangan Behan Pajak Penghasilan Pernsahaan Perbankan
_ ,. .... 1~l~l~l~l~~I~~ - 200000 ~
~ 150000 i'i7''1~~ ll. c: .. .a 100000 . &:
50000
0 1 2 3 4 5 6
Tahun
202.857
Berdasarkan tabel 4.4 dan grafik pada gambar 4.3 dapat dilihat
perkembangan beban pajak penghasilan beberapa J•ernsahaan perbankan
yang go public di Bnrsa Efek Indonesia dari tahun 2003 sampai tahun
2007. Tahun ke-1 sampai tahun ke-5 mernpakan tanda dari tahun 2003
sampai tahun 2007 dari periode tahun yang di uji. Perkembangan beban
pajak penghasilan berfluktuatif hingga tahun ke-·5 atau tahun 2007.
Terbukti beban pajak penghasilan pada tahun 2003 menunjukkan angka
53.564 kemudian pada tahun 2004 mengalami kenaikan yang besar
menjadi 134.506. Pada tahun 2005 mengalami sedikit penurnnan menjadi
134.452 dan terjadi sedikit kenaikan kembali pada tahun 2006 menjadi
135.472. Sedangkan pada tahun 2007 terjadi kenaikan kembali yang besar
menjadi 202.857.
Behan pajak penghasilan tertinggi terjadi padia tahun 2007 dengan
angka sebesar 1.043.549 yang dimiliki oleh PT. Bank Danamon Indonesia
Tbk. Sedangkan beban pajak penghasilan terendah te:dadi pada tahun 2006
dengan angka sebesar 4,661 dimiliki oleh PT. Bank Bumiputera Indonesia
Tbk.
c. Perkembangan Tingkat Bunga Deposito Berjangka Pada Perusabaan
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
14
Perbankan
Tabel4.5 Perkembangan Tingkat Bunga Deposito Berjang:ka dalam
Rupiah(%) per Tabun Perusahaan PerbanJkan
Tahun Periode Emiten 2003 2004 2005
Bank Bumiputera Indonesia Tbk 0,11 0,07 0,09 Bank Danamon Indonesia Tbk 0,1 0,06 0,09 Bank Intl Indonesia Tbk 0,13 0,07 0,07 Bank Kesawan Tbk 0,09 0,06 0,08 Bank Lippo Tbk 0,09 0,05 0,06 Bank Mayapada International Tbk 0,11 0,07 0,08 Bank Mega Tbk 0,09 0,06 0,08 Bank Niaga Tbk 0,11 0,06 0,09 Bank Nisp Tbk 0,11 0,06 0,08 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0,1 0,07 0,07 Bank Pan Indonesia Tbk 0,1 0,07 0,09 Bank Permata Tbk 0,08 0,14 0,08 Bank Swadesi Tbk 0,1 0,06 0,08 Bank UOB Buana Tbk 0,1 0,06 0,08 RATA-RATA 0,1 0,07 0,08
2006 2007 0,12 0,08 0,11 0,08 0,12 0,1 0,11 0,08 0,09 0,07 0,12 0,08 0,11 0,08 0,12 0,08 0,11 0,08 0,1 0,08
0,11 0,08 0,11 0,07 0,11 0,08 0,09 0,07 0,11 0,08
Gambar4.4 Grafik Perkembangan Tingkat Bunga Deposito Berjangka dalam
Rupiah(%) per Tabuu Perusahaan Perbankan
Tahun
Berdasarkan tabel 4.5 dan grafik pada gambar 4.4 dapat dilihat
perkembangan tingkat bunga deposito berjangka beberapa perusabaan
perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2003 sampai
tahuu 2007. Tahm1 ke-1 sampai tahun ke-5 merupakan tanda dari tahuu
2003 sampai tahuu 2007 dari periode tabun yang di uji. Perkembangan
tingkat booga deposito berjangka berflnktuatif, terbnkti tingkat buuga
deposito berjangka pada tahun 2003 menunjukkan angka 0,10 kemudian
pada tahoo 2004 mengalami penurunan menjadi 0,07. Pada tahun 2005
mengalami sedikit kenaikan menjadi 0,08 dan terjadi kenaikan kembali
pada tahun 2006 menjadi 0,11. Sedangkan pada. tahun 2007 terjadi
penurunan kembali menjadi 0,08.
Tingkat bunga deposito berjangka tertinggi terjadi pada tahun 2003
dengan angka sebesar 0,13 yang dimiliki oleh PT. Bank Intl Indonesia
Dari gambar 4.5 diatas dapat diketahui bahwa data ditunjukkan berupa
titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal clan mengikuti arah garis
diagonal normal probability plot, yang menunjukkan bahwa data adalah
normal atau mendekati normal. Maka model regresi yang digunakan
peneliti memenuhi asumsi normalitas.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2004:91) uji multikolinearitas bertujuan untuk mengnji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel
independen (bebas). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antara variabel independen (be bas).
Hasil pengujian multikolinearitas data dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut
un:
Tabel4.6
Tabel Uji Multikolinearitas•
Model Collinearity Statistics Kesimpulan
Tolerance VIF
Behan Pajak ,991 1,099 Tidak terjadi Multikolinearitas
Tingkat Bunga Deposito ,991 1,099 Tidak terjadi Multikolinearitas
a Dependent Variable: ROA
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.6 dapat disimpulkan
bahwa model regresi yang ada tidak terdapat multikolinearitas, karena nilai
tolerance kedua variabel independen 0,991 yang lebih dari 0,10 clan nilai
1 ........
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2004:105) Heteroskedastisitas bertujuan untuk rnenguji
apakah dalarn sebuah model regresi terjadi kesarnaan varians dari residual
dari suatu pengarnatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual
suatu pengarnatan ke pengarnatan yang lain 1tetap, rnaka disebut
hornokedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah hornokedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian Heterokedastisitas dapat
dilihat pada garnbar beriknt ini:
Gambar4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot
DependentVariable: ROA
• 0 "Cl 0
.l!l " 3 0 '6 I!! n. "Cl 2 .. 0 .!:! "Cl ..
\;) ~::I 0 .. _ 1 'ti ..
'\ c> 0\
.l!I en
\'b 0
0 0 c 0 o'O u;
0 0 ., .. -1 0 % 0 ~ 0 0 Cl .. n::
·2
1 -2 0 2
Regression Studentized Residool
Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas pada gambar 4.6 maka dapat
heterokedastisitas. Karena tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang
menyebar dibawah dan diatas angka no] pada sumbu Y.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan uutuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier antara kesalahan pengganggu periode' t dengan kesalahan
pada periode t-1 (sebelumnya), jika terjadi korelasi maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Autokorelasi muncul kar·~na observasi yang
beruutuu sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul
karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi
keobservasi lainnya (Ghozali, 2004:95)
Deteksi adanya autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson,
dimana angka Durbin Watson dibawah -2 berarti ada antokorelasi positif,
angka Durbin Watson diantara -2 sampai +2 tidak ada autokorelasi, dan
angka Durbin Watson diatas +2 berarti ada autokordasi negatif (Santoso,
2002:219).
Hasil uji autokorelasi data dapat dilihat dari tabel 4.7 berikut ini:
Tabel4.7
Hasil Uji Autokorelasib
Model Durbin-Watson Kesimpulan
1 1,549 Tidak terjadi autokorelasi
a Predictors: (Constant), beban bunga, tmgkat bunga
b Dependent Variable: ROA
Tabel 4.7 adalah hasil uji autokorelasi, yang menunjukan angka Durbin-
Watson 1,549 yang berarti tidak terjadi autokorelasi. Karena angka tersebut
berada pada interval -2 sampai dengan +2 dapat disimpulkan model regresi
ini signifikan.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian altematif uji hipotesis dilakukan untuk meng;uji pengaruh beban
pajak dan tingkat bunga deposito berjangka terhadap return on asset.
Pengujian altematif hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda
(multiple regression). Analisis regresi terdiri dari pengujian korelasi,
koefisien determinasi, uji t, dan uji F (ANO VA) dengan tingkat signifikansi a
=0,05.
Hasil ttji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
Adjusted Std. Error R R of the
Tabel4.8 Model Sununary
Chanae Statistics
R Square F Sig. F Durbin-
Model R Square Square Estimate ChanQe Change df1 dl2 Change Watson 1 ,468• ,219 ,196 ,00806 ,219 9,410
,, '· 67 ,000 1,549
a. Predictors: (Constant), tingkat bunga, beban pajak
b Dependent Valiable: ROA
Koefisien Determinasi (adjusted k) menunjukkan seberapa besar
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen (Ghozali,
2004:84). Hasil output SPSS pada Tabel 4.8 menunjukkan koefisien
determinasi (adjusted k) sebesar 0,196 atau 19,6%. Hal ini berarti variasi
Model 1
oleh variasi variabel independen berupa beban pajak dan tingkat bunga
sebesar 19,6% dan sisanya sebesar 80,4% dijelaskan oleh faktor lain
seperti: kondisi politik, sentimen pasar, nilai tukar mata uang, ataupun
informasi akuntansi seperti rasio-rasio keuangan lain11ya.
Sum of
Tabel4.9 ANOVAb
Model Sauares df Mean Sauare F Sia. 1 Regression ,001 2
Residual ,004 67
Total ,006 69
a. Predictors: (Constant), tingkat bunga, beban pajak
b Dependent Variable: ROA
,001 9,410 .ooo• ,ODO
Uji ANOVA atau F test, di dapat F hitung dari tabel 4.9 sebesar 9,410
dengan tingkat probabilitas 0,000 (signifikan). Karena probabilitas
signifikansi jauh lebih kecil daripada 0,05. maka model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi ROA atau dapat dikatakan bahwa beban
pajak dan tingkat bunga secara bersama-sama berpe1J1garuh terhadap ROA.
Tabel 4.10 Coefficients•
Unstandardized Standardized Collinearity Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta t Sia. Tolerance VIF (Constant) ,018 ,005 4,08!; ,000 beban pajak 1,78E-008 ,000 ,413 3,809 ,000 ,991 1,009 lingkat bunga -,084 ,049 -,186 -1,712 ,091 ,991 1,009
a Dependent Variable: ROA
Dari tabel 4.10 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
ROA= 0,018; I, 78E-008 Behan pajak -0,084 Tingkat bunga deposito +e
Nilai konstanta alpha (a) sebesar 0,018 artinya balliwa apabila variabel
independen bernilai 0, maka tingkat return on asset perusahaan sebesar -
0,018 (Santoso, 2001:167)
Uji t digunakan untuk menguji variabel independen terhadap variabel
dependen secara individu, jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05
maka terdapat pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel
dependen dan jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak
terdapat pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel
dependen (Santoso, 2002: 168).
Nilai unstantardized coefficient beta (j3) beban pajak pada tabel 4.10,
sebesar I, 78£-008, dengan tingkat signifikasi 0,000. maka dapat
disimpulkan bahwa beban pajak atas bunga deposito berjangka
berpengaruh terhadap tingkat return on asset karena probabilitas
signifikansi dibawah 0,05. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Fitriana Nur (2005) yang memiliki
tingkat signifikansi sebesar 0,246 yang berarti bahwa beban pajak atas
tingkat deposito berjangka tidak berpengaruh terhadap tingkat return on
asset.
Sedangkan nilai unstandardized coefficient beta (j3) tingkat bunga deposito
berjangka pada tabel 4.10 sebesar -0,084, dengan tingkat signifikasi 0,091.
Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat bunga deposito berjangka tidak
berpengaruh terhadap tingkat return on asset karena probabilitas
siPTiifik:insi tli:it:t.~ 0 O'i SPhino-cr~ h~nk nPr1n rnPnPntnlr!tn i-ino-lr!'.lt h.nnnor.
yang tepat sesuai kondisi pasar agar masyarakat tertarik, karena pada suatu
saat tingkat bunga ditentukan oleh keseimbangan antara tingkat
permintaan dan penawaran uang.
B. Implikasi
1. Behan pajak atas bunga deposito berjangka berpengamh terhadap return on
asset membuktikan bahwa semakin besar beban pajak yang dipotong oleh
bank, maka semakin besar pula bank memberikan tingkat bunga kepada
nasabah, sehingga dengan tingkat bunga yang besar dapat menarik minat
nasabah dan jumlah depositopun bertambah, dengan demikian pemberian
kredit kepada nasabahpun menjadi besar, karena dari hasil pemberian kredit
tersebut pendapatan perusahaan perbankan diperoleh.
2. Tingkat bunga deposito berjangka tidak berpengaruh terhadap return on asset
membuktikan bahwa deposito berjangka tidak dapat menambah kemampuan
bank dalam mengumpulkan dana dari masyarakat. Untuk itu bank harus lebih
memperhitungkan tingkat bunga yang tepat sehingga dana yang dikumpulkan
dari masyarakat dapat meningkatkan pendapatan bank dalam memperoleh
keuntungan.
DAFI'AR PUSTAKA
Arsitektur Perbankan Indonesia, "Terapi 1ltfenuju Bank Sehat dan Kuaf', BEI News edisi 19 Tahun V, Maret-April 2004
Gozali, Imam, "Aplikasi dan Analisis Multivariate dengan proses SPSS", Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang, 2004
Hamid, Abdul, "Buku Panduan Skripsf', FEIS UIN press, Jakarta, 2007
Indiantoro, Nur Bambang Supomo, "1ltfetodologi Pemditian Bisnis UnJ:ulc Akuntansi dan Manajemen", BPFE Yogyakarla, 2002
Kasmir, "Dasar-dasarPerbankarl', PT Raja Grafindo Persada, Jakarta:2002
Keiso, Donal E, "Akuntansi Intermediate", Erlangga, Jakarta, 2002
Luciana, "Faktor-faktor yang Mempengamhi Tingkat Suku Bunga Deposito Betjangka pada Bank Umum di Indonesia", Jurnal Ekonomi dan Bisnis Antisipasi Vol.IO No.I, Oktober2006
Mardiasmo, "Perpajakan", Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003
Resmi, Siti, "Perpajakan Teori dan Kasus", Edisi 2, Safomba Empat, Jakarta, 2005
Undang-undang Pokok Perbankan No.IO tahun 1998
Utama, Yudistira, "Analisis Pengamh ROA, ROE, dan Financial Reverage terhadap EPS pada Perusahaan Sektor Perba,1~kan di Bm·sa Efek Jakartd', Skripsi, Jakarta 2004
Nurmila, Rina, "Pengamh Jumlah Kredit yang Disalurkan dan Pendapatml Bunga Terhadap Profitabilitas pada Industri Perbankan", Skripsi, Jakarta, 2006
Nur, Fitriana, "Analisa Pengaruh Beban Pajak, Rasio Leverage dmz Rasia Likuiditas Terhadap Return On Assef', Skripsi, Jakarta, 2005
No Name, "i\lanajemen Pemasaran Bank (Self Analysis)," artikel diakses tanggal I Agustns 2008, dari http:f/dhycana.wordpress.com/2008/08/011 manajemen-pemasaran-bank-self-analysis.htm
Santoso, Singgih, "Latihan SPSS Statistik ParametriP', Elek Media Komputindo, Jakarta, 2002.
Siamat, Dahlan, "Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Ketiga", Lembaga Penertbit FEUI, Jakarta, 2001.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Pengbasilan
LAMPIRAN
BANKBUMIPlITERA INDONESIA TBK Tailun Total Aktiva Laba Bersih 2003 3.255.551.388.000 27.798.423.000 2004 3.802.123.294.000 31.642.564.000 2005 4.317.058.000.000 7.999.000.000 2006 5.415.142.511.000 15.927.704.000 2007 6.346.386.276.000 20.647.835.000
BANKDANAMON TBK Tahun Total Aktiva Laba Bersih 2003 52.681.943.000.000 1.529.576.000.000 2004 58.811.765.000.000 2.408.079.000.000 2005 67.803.454.000.000 2.003.198.000.000 2006 82.072.687.000.000 1.325.332.000.000 2007 89.409.827.000.000 2.116.915.000.000
BANK JNTL JNDONESIA TBK Tahun Total Akliva Laba Bersih 2003 34.745.571.000.000 309.089.000.000 2004 36.077.143.000.000 821.582.000.000 2005 50.271.022.000.000 725.118.000.000 2006 53.102.230.000.000 633.710.000.000 2007 55.148.453.000.000 404.757.000.000
BANK KESA WAN TBK Tahun Total Aktiva Laba Bersih 2003 1.247.915.238.614 2.985.056.089 2004 1.533.929.063.536 2.627.962.412 2005 1.541.558.692.169 2.946.284.015 2006 2.052.127.474.606 4.090.738.212 2007 2.184.493.215.469 6.258.5?2.759
BANK LIPPO TBK Tahun Total Aktiva Laba Bersih 2003 26.466.353.000.000 (515.957.000.000) 2004 27.832.108.000.000 892.648.000.000 2005 29.116.215.000.000 412.121.000.000 2006 33.357. 782.000. 000 506.855.000.000 2007 38.962.169.000.000 737.905.000.000
BANKMAYAPADA TBK Tahun TotalAkUva .Laba Bersih 2003 2.330.054.617.000 4.197.515.000 2004 2.556.260.424.000 33.279.457.000 2005 3.155.554.158.000 16.945.293.000 2006 3.699.865.378.000 36.185.193.000
BANKMEGA TBK Talum Total Aldiva LabaBersih 2003 13.877.808.000.000 266.013.000.000 2004 18.703.389.000.000 . 319.901.000.000 2005 25.109.428.000.000 179.353.000.00 2006 30.972.910.000.000 151.698.000.000 2007 34.907.728.000.000 520.719.000.000
BANKNIAGA TBK Talmn T olal Akliva Laba Bersih 2003 23. 7 49.329.000.000 467.255.000.000 2004 30. 798.312.000.000 660.293.000.000 2005 41.579.861.000.000 546.921.000.000 2006 46.544.346.000.000 647.732.000.000 2007 54.885.576.000.000 770.481.000.000
BANK. NISP TBK Taliun Total Akliva LabaBersih 2003 15.434.574.284.000 176.745.527.000 2004 17.877.066.338.000 290.983.510.000 2005 17.877.066.000.000 290.984.000.000 2006 20.041.565.000.000 204.971.000.000 2007 28.969.069.000.000 250.084.000.000
BANK NUSANTARA PARAHYANGAN TBK Tahun Total Akliva Laba Bersih 2003 1.891.636.016.511 21.262.521.550 2004 2.322. 726.541.588 28.043.899.699 2005 2.839.666.595.427 28.315.156.468 2006 3.351.473.970.456 30.376.104.891 2007 3.772.837.655.000 31.849.012.000
BANK PANIN TBK Tahun Total Aktiva LabaBersih 2003 19.379.621.000.000 427.412.000.000 2004 23.937.439.000.000 877.086.000.000 2005 36.919.444.000.000 505.799.000.000 2006 40.514.765.000.000 652.013.000.000 2007 53.470.645.000.0000 852.252.000.000
BANK.PERMATA TBK Tahun Total Aktiva LabaBersih 2003 29.034.831.000.000 558.089.000.000 2004 31.756.642.000.000 622.716.000.000 2005. 34.782.495.000.000. 295.005.000.000 2006 37.841.524.000.000 311.469.000.000 2007 39.294.423.000.000 499.025.000.000
BANKSW"ADESITBK Talmo Total Aktiva LabaBersih 2003 633.093.896.940 10.064.390.988 2004 828.734.157.112 11.335.968.337 2005 925.670.587.697 11.748.360.852 2006 972.475.600.991 8.272.195.497 2007 1.167.744.345.349 8.486.484.180
BANK UOB BUANA TBK Tal!un T olal Aktiva Laba Bersih 2003 14.335.124.000.000 22'1.852.000.000 2004 16.353.680.000.000 283.575.000.000 2005 15.999.505.000.000 345.796.000.000 2006 16.856.118.000.000 409.243.000.000 2007 18.260.086.000.000 420.302.000.000
Perkembangan Pengenaan Beban Pajak Penghasilan
Tahun Periode l\lo Emiten
2003 2004 2005 2006 2007 1 Bank Bumiputera Indonesia Tbk 13,051 13,14 17,106 4,661 12,113 2 Bank Danamon Indonesia Tbk 43.196 894.821 875.9!i4 652.328 1.043.549
3 Bank lnH Indonesia Tbk 39.012 6.369 66.309 59.204 92.62!1 4 Bank Kesawan Tbk 1.802 2.543 1.T.78 2.051 9511
5 Bank Lippo Tbk 153.000 12.000 110.2:!0 72.832 317.33!1 ..
6 Bank Mayapada International Tbk 18.215 16.849 6.81l5 16.714 18.202 7 Bank Mega Tbk 115.196 140.439 84.3:!8 70.286 225.301 8 Bank Niaga Tbk 22.497 95.237 200.2!l4 283.991 256.15!1 9 Bank Nisp Tbk 48 101 83.81l8 95.843 101.800
10 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 9.262 28.043 13.22'7 13.149 13.007 11 Bank Pan Indonesia Tbk 99.534 325.548 186.607 312.043 354.307
12 Bank Permata Tbk 22.004 72.703 100.9'19 136.719 227.88!i 13 Bank Swadesi Tbk 4.266 4.856 5.442 3.478 3.874
14 Bank UOB Buana Tbk 221.852 283.575 146.400 177.971 184.003 RATA-RATA 53.564 134.506 134.4!i2 135.472 202.857
Grafik Perkembangan Behan Pajak Pengbasilan
250000
200000
""' -!- 150000 -Q.
c .. .a 100000 8l
50000.
0 2 4
Tahun
6
Perkembangan Tingkat Bnnga Deposito - Rupiah(% per tahun)
Tahun Peliiode No Emiten
2003 2004 1 Bank Bumiputera Indonesia Tbk 0,11 0,07 2 Bank Danamon Indonesia Tbk 0,10 0,06 3 Bank lnH Indonesia Tbk 0,13 0,07 4 Bank Kesawan Tbk 0,09 0,06 5 Bank Lippo Tbk 0,09 0,05 6 Bank Mayapada International Tbk 0,11 0,07 7 Bank Mega Tbk 0,09 0,06 8 Bank Niaga Tbk 0,11 0,06 9 Bank Nisp Tbk 0,11 0,06 10 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0,10 0,07 11 Bank Pan Indonesia Tbk 0,10 0,07 12 Bank Permata Tbk 0,08 0,14 13 Bank Swaclesi Tbk 0,10 0,06
14 Bank UOB Buana Tbk 0,10 0,06 RATA-RATA 0,10 0,07
Grafik Perkembangan Tingkat Bnnga Deposito Berjangka
0,12
m ~ 0,08
" m ~ 0,06
""' .. ~ 0,04
0,02
2005 .
0,09 0,09 0,07 0,08 0,06 0,08 0,08 0,09 0,08 0,07 0,09 0,08 0,08 0,08 0,08
2006 2007 0,12 0,08 0,11 0,08 0,12 0,10 0,11 0,08 0,09 0,07 0,12 0,08 0,11 0,08 0,12 0,08 0,11 0,08 0,10 0,08 0,11 0,08 0,11 0,07 0,11 0,08 0,09 0,07 0,11 0,08
Perkembangan Return on Asset Perusahaan Perbankan
Tahu111 PE1riode No Emiten . 2003 2004. 200!i 2006 2007 1 Bank Bumiputera Indonesia Tbk 0,01 0,01 O,OCI 0,00 0,00 2 Bank Danamon Indonesia Tbk 0,03 0,04 0,03 0,02 0,02 3 Bank lnU Indonesia Tbk 0,01 0,02 0,01 0,01 0,00 4 Bank Kesawan Tbk 0,01 0,02 0,01 0,01 0,01 5 Bank Lippo Tbk -0,02 0,03 0,01 0,02 0,02 6 Bank Mayapada International Tbk 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 7 Bank Mega Tbk 0,01 0,01 0,01 0,00 0,01 8 Bank Niaga Tbk 0,03 0,02 0,01 0,01 0,01 9 Bank Nisp Tbk 0,01 0,02 0,02! 0,01 0,01 10 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 11 Bank Pan Indonesia Tbk 0,02 0,03 0,01 0,02
i1 0,02 12 Bank Pennata Tbk . 0,02 0,02 0,01 0,01 11 0,01 13 Bank Swadesi Tbk 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01
14 Bank UOB Buana Tbk 0,02 0,02 0,02 0,02 :1 I 0,02
RATA·RATA 0,01 0,02 0,01 0,01 0,01
Grafik Perkembangan Return on Asset Perusabam Perbankan
0,025
0,02
<( 0,015
~ O,o1
0,005
0
Tahun
REGRESI
Variables Entered/Removed'
Variables Variables Model Entered Removed Me1hod 1 tingkat
bunga, Enter
bebaJ;I pajak
a. All requesled variables entered.
b. Dependent Variable: ROA
Model Summarf
-Chanae Statistics
Adjusled Std.Error R R R cif lhe Square F Sig.F £JumiJin-
Model R Rnuare Sauare Estimate Cha""e Chanae df11 dl2 Ch""""' Walson 1 ,468• ,219 ,196 ,00806 ,219 9,410 ., ,_ 01 ,!lOO 1,549
a. Prediclms: (Constant), tingkat bunga, beban pajak
b. Dependent Variable: ROA
ANOVR'
Sum of Model Sauares df Mean&iuare F ff -1 Regression ,001 2 ,001 9,41 0 ,0003
Residual ,004 Of ,000 Total ,006 69 _ _;,.___ __ __.
a. Prediclms: (Constant}, tingkat bunga, beban pajak
b. Dependent Variable: ROA
Coelficienlll!i'
Unstandardized Slandamized Cclfinearily Coefficients Coefficients statistics
Model B Std. Error Beta t Sia_ Tolerance VIF 1 (Constant) ,018 ,005 4,085 ,000
beban pajak 1,78E-008 ,000 ,413 3,809 ,000 ,991 1,009 lingkat bunga -,084 ,049 -,186 -1,712 ,091 ,,991 1,009
a. Dependent Variable: ROA
Collinearily Diagnoslic!i! -Condition Variance Pronr1rtions
Model Dimension Eiaenvalue Index (Constant\ bebanoa~ tinakat bu"""' 1 1 2,373 1,000 ,01 ,07 ,,01
? C'!nA --~ -- - -
Residuals SlalisticS'
Minimum Maximum Mean s Id. Devialioo N Predicied Value ,0080 ,0303 . ,0134 ' - ,00421 70 Sid. Predicied Value -1,298 3,997 ,ODO 1,000 70 Standard Error of
,001 ,004 ,002 Predicied Value ,001 70
Adjusted Predicied Value ,0064 ,0344 ,0134 ,00432 70 Residual -,03361 ,02040 ,00000 ,00794 70 Std. Residual -4,169 2,530 ,DOD ,985 70 Slud. Residual -4,200 2,576 ,002 1,009 70 Deleted Residual -,03411 ,02114 ,00003 ,00835 70 Slud. Deleted Residual -4,856 2,694 -,003 1,061 70 Mahal. Distance ,018 18,982 1,971 3,255 70 Cook's Distance ,ODD ,309 ,018 ,049 70 Centered Leverage Value ,000 ,275 ,029 ,047 70
a. Dependent Variable: ROA
Normal P..P Plot of Regression Sllandardlized Residual
0.8
.a
:r: E o.a
" 0 -a .!! (.) 0.4
8. .:!
02
Dependent Variable: ROA
0
0.01..J.C'-'-~-~--~--~~-i 0.0 02 0.4 0.6 O.B
Observed Cum Prob
•
Scatterplot
Dependent Variable: ROA
·- 0 "tJ 0
J!l u
3- 0 ;:; I!! IL "Cl 2-.. .!:! 0 "tJ .. ~ ::s ~ 0 .. _
1-1!~ '\
0\ l!I fl)
\'b 0
c 0- 0 0 o'O ;;; 0 .. ·~ .. -1- 0 'lo 0 ~ 0
"' () ..
0:: -2-
I I ' ' _. -2 0 2
Regression Sludenli:zed Residual
PT BANK NISP Tbk DAN AHAK PERUSAHAANIAND SUBSIDIAR'f
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN CONSOUDATJID STATEMENTSOFINCOlllE UNTUKTAHUN YANG BERAKHIR FOR THE YEARS ENDED 31 DESWBER 2006 DAN 2005 ;Jf DECEMBER 2006AND 3JJOs (Dlnyatalcan dalam jutaan Rupiah) (Expressed in million Rupiall)
COOslal1I 2006:} Noles 2005
PENDAPATAlll(BEBAN) BUNGA ll'lfEREST~ Poodapalan buriga 2.481.314 2p,24 1,851,190 Jnterest iH:ome Pendapalan provisi dan lwmlsi §j.182 2q §!!&!!9 Fees and commissions income
2.540.496 37 --1J!!!ll,079
Beban bullga 1.599.697 2p,25 1,148,430 Interest mpense Beban provisi dan komisi 35,678 __JJ!l,862 Fees and rommissioBs mpense
1,635.375 37 1,185,292
l'ENDAPATAN BUNGA BERSIH 905,121 72JJ_,787 M::T INTEREST INCOlllE
PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA OTHER OF'EWlTWG lllC0/4fE Peildapala• loomisi dan ]asa yang tidal< Non-loon related lees and
berasa dart pinjalnan yang diberikan 140.!161 101,728 COOlmiSSioos income ~(lawglan} alas penjualan dan
perubahan nilai wajar SUlat berhalga Gainl(loss) oo sale and changes in fair -bernlb 34.!!60 2f (80,517) lr.l/ue of ""1llrel;JiJI _,,__net
Kemtmgan lnll1saksi mala uang asing -bemil 21,143 2c 16,710 Foroigll exdlange pr-net
Kemtmgan dart penjualan penyertaan Gail from sale of in1lestment ;,, pada perusahaan asosiasi 11 127,268 assrw;ialed company
BagiaJJ alas laba belsilJ anak perusahaan Share of net Mcome of sulJs#fimy dan perusahaan asosiasi 3,548 and associalOO company
Manajemen inveslasi 4,684 24,093 Investment~ Lainnya 10683 16076 Olhers
215~ 205.358 BEBAN Ol'ERASIONAl.. l.AINNYA OTHER OPERATING EXPENSES Gaji dan lmjangan 350,401 26 253,500 Salaries and IJeoolits Umum dan adminislrasi 370,693 27 325,848 General and adminislmlive Penyislban lrerugian alas 2i,5,6,7,8, Allolfllnce W.-possible ~on
aktiva )lRlduldif dan lainnya 56,525 9,10,11.37 39,255 earning assets and other Lainnya 1~466 14,4!!§ Others
790,085 633.099
PENDAPATAN OPERASIONAL BERSIH 330,995 37 ~.046 NETOA:'RJITING INCOME
PENDAPATAN/(BEBAN) BUKAN NON OPERATTlllG WCOlllEI OPERJ\SIOML- BERSIH (EXPENSEJ-NET
Kerugian penjualan agunan yang LDSs 00 sale of furoclosed diamlJllalih (3,269) 13 (2,305) C<JllaJeraJ
Kemlunganl(kerugian) penjualan
akliva """" 4,477 12 (99) Gain/(1oss} ""sale of-assets
Lain.JaiJl-bernih 675 161 Olhets-net 1.883 {2,2431
LABA 5alELUfll PAJAK PENGHASILIIN 332,878 290,803 INCOllE BEFORE TAX
PAJAK l'ENGHASILAN 195.8431 2r, 18b.37 183,868) 111/COETAX
LABA SETEUlll PAJAK PENGHASILIIN 237,035 206,935 INCOMEAFIERTAX
!WC llllNOIUTAS ATAS LABA MlllNORIT1!1/HTERESTllNNET BERSIHAHAK PERIJSAHAAN 31· {1,964) llNCOllE OFSUBSlllWW
LABA BERSIH 23Z~ 37 ---2!MJ!Z1 NETl!MCOME LABA BERSIH PER SAtlAl!il DASAR BASJC EARMPIGS PER SHARE [Mlai penuh) 4802 2u,30 ~Z!! (Full amount}
') Lihat calalan 1c - - - - ..