makalahsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/07/meningkatkan... · web viewterlaksananya...

11
Mengaktifkan PeranTeknologi Pendidikan guna Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru 1 Suhardjono 2 1. Teknologi Pendidikan dan Kompetensi Pedagogik Guru Dalam beberapa makalahnya Yusufhadi Miarso --pakar, sesepuh, guru dan penyemai Teknologi Pendidikan Indonesia-- memfokuskan makna Teknologi Pendidikan (Educational Technology) menjadi Teknologi Pembelajaran (Instructional Technology). Sekedar mengingatkan, saya kutipkan definisi Teknologi Pembelajaran sebagai berikut adalah teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian, proses, sumber dan sistem untuk belajar”. Berdasar definisi itu, teknologi pembelajaran mempunyai peran penting untuk mengatasi permasalahan pendidikan. Terdapat berbagai permasalahan di kawasan peningkatkan mutu pendidik, mulai dari kekurangan guru sampai dengan kompleksitas implementasi UU Guru dan Dosen. Salah satu masalah yang akhir- akhir ini banyak dibicarakan dalam kaitannya dengan kegiatan sertifikasi guru adalah rendahnya kompetensi guru. Sertifikasi guru merupakan upaya pengakuan kepada guru profesional. Makin profesional guru, diyakini akan mampu meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan/pembelajaran. Karenanya dituntut guru yang mempunyai berbagai kompetensi. Salah satu kompetensi utamanya adalah kompetensi pedagogik. Sampai saat ini, kompentensi tersebut, masih menuntut peningkatan kualitasnnya. Apakah kompentesi pedagogik itu? Menurut UUD Guru dan Dosen, kompetensi ini meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai pembelajaran serta memanfaatkan hasil-hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 1 Urun Rembug pada Seminar Pengembangan Teknologi Pembelajaran, yang diselenggarakan oleh Pustekom Diknas, Bogor, 6-7 Nopember 2007 2 Suhardjono, Universitas Brawijaya. 1

Upload: others

Post on 03-Dec-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalahsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/07/Meningkatkan... · Web viewTerlaksananya penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan. Program Peningkatan Mutu Pendidik

Mengaktifkan PeranTeknologi Pendidikan guna Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru1

Suhardjono2

1. Teknologi Pendidikan dan Kompetensi Pedagogik Guru

Dalam beberapa makalahnya Yusufhadi Miarso --pakar, sesepuh, guru dan penyemai Teknologi Pendidikan Indonesia-- memfokuskan makna Teknologi Pendidikan (Educational Technology) menjadi Teknologi Pembelajaran (Instructional Technology). Sekedar mengingatkan, saya kutipkan definisi Teknologi Pembelajaran sebagai berikut ”adalah teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian, proses, sumber dan sistem untuk belajar”.

Berdasar definisi itu, teknologi pembelajaran mempunyai peran penting untuk mengatasi permasalahan pendidikan. Terdapat berbagai permasalahan di kawasan peningkatkan mutu pendidik, mulai dari kekurangan guru sampai dengan kompleksitas implementasi UU Guru dan Dosen. Salah satu masalah yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan dalam kaitannya dengan kegiatan sertifikasi guru adalah rendahnya kompetensi guru.

Sertifikasi guru merupakan upaya pengakuan kepada guru profesional. Makin profesional guru, diyakini akan mampu meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan/pembelajaran. Karenanya dituntut guru yang mempunyai berbagai kompetensi. Salah satu kompetensi utamanya adalah kompetensi pedagogik. Sampai saat ini, kompentensi tersebut, masih menuntut peningkatan kualitasnnya.

Apakah kompentesi pedagogik itu? Menurut UUD Guru dan Dosen, kompetensi ini meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai pembelajaran serta memanfaatkan hasil-hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Jika demikian, tampak sangat erat kesamaan arti kompetensi pedagogik dengan makna Teknologi Pembelajaran. Guru yang berkompetensi pedadogik, adalah mereka yang memahami teori Teknologi Pembelajaran dan mampu menerapkannya dalam praktik pembelajarannya. Guru dengan kualifikasi semacam itu, sangat perlu ditingkatkan baik jumlah maupun mutunya.

Masalahnya adalah, siapa, apa dan bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar para guru makin berkemampuan dan berkemauan untuk menerapkan teknologi pendidikan dalam praktik profesinya.

1 Urun Rembug pada Seminar Pengembangan Teknologi Pembelajaran, yang diselenggarakan oleh Pustekom Diknas, Bogor, 6-7 Nopember 20072 Suhardjono, Universitas Brawijaya.

1

Page 2: Makalahsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/07/Meningkatkan... · Web viewTerlaksananya penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan. Program Peningkatan Mutu Pendidik

2. Siapa ”pemain” di bidang keilmuan teknologi pendidikan?

”Pemain” di bidang ilmu kedokteran tampaknya lebih jelas. Secara perorangan mereka adalah para dokter, para profesional lain yang terkait dengan ilmu kedokteran (ahli pharmasi, pakar peralatan kedokteran, ahli gizi, dan lain-lain), para dosen, para peneliti, pakar dan mahasiswa di bidang keilmuan kedokteran. Sebagai intitusi, terdapat berbagai ikatan profesi bidang kedokteran. Apa pula berbagai bagian organisasi di departemen kesehatan, serta lembaga penelitian, pengembangan dan pendidikan keilmuan kedokteran. Sehingga, kegiatan peningkatan mutu ilmu dan ketenagaan kedokteran dapat dengan jelas diketahui siapa yang seharusnya berperan.

Bagaimana dengan keilmuan teknologi pendidikan? Sebagai bagian yang spesifik dari keilmuan pendidikan, yang memfokus pada ”teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian, proses, sumber dan sistem untuk belajar”, tentunya mempunyai ”pemain” yang spesifik. Siapakah mereka?

Secara perorangan, mereka yang memenuhi kriteria sebagai anggota IPTPI 3 adalah para ”pemain utama” di bidang teknologi pembelajaran. Merekalah yang diharapkan secara gigih dan gagah mampu mewujudkan cita-cita IPTPI, yang antara lain berbunyi (1) menyebarluaskan konsep, prinsip dan prosedur teknologi pendidikan ke seluruh lembaga pendidikan dan pelatihan di Indonesia, dan (2) menyebarkan aplikasi Teknologi Pendidikan agar tiap warga negara memperoleh pengajaran seumur hidup, dengan memanfaatkan Teknologi Pendidikan,

Bagian terbesar dari anggota IPTPI adalah mereka yang berkaitan dengan program kependidikan di bidang teknologi pendidikan, baik para dosen, peneliti maupun para mahasiswanya. Ini menggembirakan, sekaligus juga memprihatinkan.

Menggembirakan karena minat masyarakat pada bidang ilmu Teknologi Pembelajaran/Pendidikan cenderung meningkat. Jumlah program studi teknologi pendidikan, terutama di jenjang S2 dan S3., di berbagai LPTK baik negeri maupun swasta, makin bertambah. Tetapi juga memprihatinkan, karena adanya anggapan bahwa seseorang yang berada di luar prodi teknologi pendidikan – bahkan meskipun ia masih berada di kawasan ilmu kependidikan – bukan termasuk sebagai “pemain teknologi pendidikan”. Sangat disayangkan bila sejawat bidang Teknologi Informasi, yang saat ini banyak menerapkan keilmuannya di bidang pembelajaran/pendidikan, belum bersemangat bergabung sebagai “pemain-pemain” tangguh di kawasan teknologi pendidikan.

Upaya untuk lebih memasyarakatkan IPTPI sebagai wadah para profesional di bidang teknologi pendidikan, sayangnya, akhir-akhir ini meredup. Keadaan serupa juga terjadi pada berbagai aktifitas IPTPI yang lain. Padahal organisasi profesi, termasuk juga IPTPI, seharusnyalah terus menerus berkarya meningkatkan kinerjanya, bila memang masih berniat mewujutkan cita-citanya.

3 IPTPI adalah singkatan dari Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia yang terbentuk sejak tahun 1987.

2

Page 3: Makalahsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/07/Meningkatkan... · Web viewTerlaksananya penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan. Program Peningkatan Mutu Pendidik

Sementara itu, tidak sedikit institusi pendidikan, penelitian dan pengembangan yang berkait dengan ilmu teknologi pendidikan, misalnya prodi teknologi pendidikan/kurikulum di perguruan tinggi, berpeluang besar dalam memberikan sumbangan nyata untuk meningkatkan kompetensi guru, melalui teknologi pendidikan.

Demikian pula, beberapa unit kerja --khususnya yang berada di departemen pendidikan nasional, lebih khusus lagi yang dalam misi/visinya menyatakan teknologi pendidikan sebagai wahana untuk mencapai cita-citanya—merupakan wadah dari para “pemain” di bidang teknologi pendidikan.

Sehingga bila kita ingin meningkatkan peran teknologi pendidikan guna memecahkan permasalahan pendidikan, katakanlah dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru, siapa yang seharusnya berperan? Mereka adalah para profesional teknologi pendidikan, dosen, guru, penelilti, mahasiswa dan anggota masyrakat lain yang telah dan akan menjadi anggota IPTPI, organisasi IPTPI, Perguruan Tinggi, khususnya program studi yang berkait dengan kependidikan, organisasi dan insitiusi lain terkait dengan teknologi pendidikan (termasuk Pustekom, dan berbagai Direktorat dan Unit Kerja lain di jajaran Diknas).

3. Apa yang dapat dilakukan?

Apa yang dapat dilakukan oleh Teknologi Pendidikan, dalam membantu pemecahan permasalahan pendidikan di Indonesia? Jawabannya banyak, banyak sekali, sebanyak permasalahan pendidikan yang kita hadapi.

Namun, makalah ini hanya akan memfokus pada permasalahan mutu guru, sehubungan dengan upaya peningkatan kompetensi mereka. Kita telah memahami bahwa guru dituntut memiliki empat kompetensi: pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, kompete nsi pedagogik pada hakekatnya adalah kompetensi di bidang teknologi pendidikan. Sehingga, guru yang berkompetensi pedadogik, adalah mereka yang memahami teori Teknologi Pembelajaran dan berkemampuan serta berkemauan menerapkan dalam praktik pembelajarannya.

Sehingga, sangatlah sesuai bila kita “para pemain” dalam keilmuan teknologi pendidikan ikut berperan serta dalam meningkatkan kemampuan guru yang tidak saja spesifik, tetapi juga sangat penting.

Bila kompetensi pedagogik pada hakekatnya adalah kompetensi di bidang teknologi pendidikan, rasanya agak “aneh”, bila pada kegiatan yang berkaitan dengan upaya peningkatan kompetensi pedagogik, peran para profesional teknologi pendidikan tidak tampak berarti.

3

Page 4: Makalahsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/07/Meningkatkan... · Web viewTerlaksananya penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan. Program Peningkatan Mutu Pendidik

Adakah kegiatan di kawasan teknologi pendidikan? Dan apakah menjadi prioritas saat ini? Untuk menjawab pertanyaan tersebut saya sajikan cuplikan berbagai rancangan kegiatan bidang pendidikan, sebagai berikut :

Program Kerja tahun 2008 untuk Pendidikan Dasar Menengah

Program Sasaran Program

Pengembangan kurikulum, bahan ajar, dan model-model pembelajaran

Terlaksananya pengembangan kurikulum, bahan ajar, dan model-model pembelajaran yang mengacu pada standar nasional dan mempertimbangkan standar internasional

Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar dan mengajar di SMA/SMK/MA.

Terlaksananya pengembangan proses belajar dan mengajar dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.

Pengembangan alternatif layanan pendidikan menengah untuk daerah-daerah pedesaan, daerah terpencil dan kepulauan termasuk Paket C setara SMA.

Terlaksananya pengembangan alternatif layanan pendidikan menengah untuk daerah-daerah perdesaan, terpencil dan kepulauan termasuk Paket C setara SMA.

Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan.

Terlaksananya penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan.

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan antara lain (1) Percepatan peningkatan kualifikasi dan kompetensi bagi pendidik, (2) Percepatan sertifikasi akademik bagi pendidik

(1) Terlaksananya pelatihan untuk memenuhi standar kompetensi bagi pendidik;

(2) Terlaksananya pendidikan untuk memenuhi standar kualifikasi pendidik;

(3) Terlaksananya sertifikasi pendidik bagi pendidik;

(4) Dstnya

Bukankah program-program seperti : (a) Pengembangan kurikulum, bahan ajar, dan model-model pembelajaran, (b) Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar dan mengajar, (c) Pengembangan alternatif layanan pendidikan menengah untuk daerah-daerah pedesaan, terpencil dan kepulauan, (d) Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan., (e) Percepatan peningkatan kualifikasi dan kompetensi bagi pendidik, (f) Percepatan sertifikasi akademik bagi pendidik, dan lain-lain, merupakan bidang ilmu dan bidang garapan keilmuan teknologi pendidikan.

Itulah sebagian kecil, dari ”apa” yang dapat kita lakukan. Itulah sebagian tantangan bagi para ”pemain” di bidang teknologi pendidikan.

4. Bagaimana Melaksanakan Upaya Itu?

Bagian ini akan memfokus pada upaya dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Pentingnya peningkatan kompetensi pedagogik (yang berarti pula kemampuan dalam keilmuan teknologi pendidikan) bagi guru dan dosen, makin terus menuntut perhatian. Misalnya, kegiatan sertifikasi guru yang menuntut adanya seperangkat penjelasan dan bukti kegiatan nyata guru (guna memaparkan kompetensi pedagogiknya) menjadikan meningkatnya kebutuhan guru akan apa, mengapa dan bagaimana melaksanakan teknologi pendidikan/pengajaran dalam praktik mengajarnya.

Demikian pula dengan diwajibkannya guru dalam mengumpulkan angka kredit dari kegiatan pengembangan profesi, membawa peningkatan kemampuan guru dalam ”desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian, proses, sumber dan

4

Page 5: Makalahsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/07/Meningkatkan... · Web viewTerlaksananya penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan. Program Peningkatan Mutu Pendidik

sistem untuk belajar” (yang kesemuanya itu berada dalam kawasan keilmuan teknologi pendidikan), menjadi keharusan.

Apabila kita ”para pemain” di bidang teknologi pendidikan, mampu memberikan kegiatan nyata pada kebutuhan para guru di atas, berarti kita telah ikut (1) menyebarluaskan konsep, prinsip dan prosedur teknologi pendidikan, dan (2) menyebarkan aplikasi Teknologi Pendidikan, sebagaimana yang kita cita-citakan.

Berdasar pengamatan yang terbatas, saya mengetahui telah dilakukan berbagai kegiatan untuk membantu guru dalam upayanya meningkatkan kompetensi pedagogiknya. Antara lain meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK). Kegiatan ini sangat populer dan banyak dilakukan akhir-akhir ini. Berbagai program, rangsangan dan kegiatan dilakukan agar guru mampu melakukan PTK. Macam kegiatan yang telah dilakukan antara lain adalah pengadaan block-grant PTK, KTI on-line, REE, dan lain-lain. Substansi isi dari kegiatan itu adalah meningkatkan kemampuan bidang keilmuan teknologi pendidikan.

Pertanyaannya adalah seberapa banyak keterlibatan para “pemain” teknologi pendidikan pada kegiatan tersebut, baik sebagai pribadi maupun sebagai institusi?

Penataran, pendidikan, penyegaran bagi para guru dalam kemampuan di bidang mata ajarannya, agar kompetensi profesional meningkat, telah banyak dilakukan. Kiranya hal serupa juga terjadi pada bidang keilmuan teknologi pendidikan, agar kompetensi pedagogiknya makin baik mutunya. Di perguruan tinggi, di samping program PEKERTI dan Applied Approach, juga terus dikembangkan berbagai pelatihan guna peningkatan kemampuan dosen dalam proses pembelajarannya ( KBK, softskill, dan lain-lain).

Kembali, perlu dipertanyakan seberapa banyak keterlibatan para “pemain” teknologi pendidikan pada kegiatan tersebut, baik sebagai pribadi maupun sebagai institusi?

Agar peran kita makin tampak, agar eksistensi “pemain”di bidang teknologi pendidikan makin diketahui, sudah waktunya kita bersama melangkah.

Berikan keyakinan pada pembuat kebijakan bahwa kita “para pakar, ahli, teknolog” pada kawasan keilmuan teknologi pendidikan masih eksis, dan berniat kuat ikut membangun bangsa. Masih teguh untuk mewujudkan cita-cita IPTPI melalui (1) menyebarluaskan konsep, prinsip dan prosedur teknologi pendidikan, dan (2) menyebarkan aplikasi Teknologi Pendidikan, sebagaimana yang kita cita-citakan.

Membangun kepercayaan kiranya tidak cukup bila hanya dilakukan dengan mengirimkan pemberitahuan. Kita seharusnya mampu menyusun program-program kerja yang jelas, bermakna, sesuai dengan program jangka panjang yang te lah ditetapkan.

5

Page 6: Makalahsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/07/Meningkatkan... · Web viewTerlaksananya penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan. Program Peningkatan Mutu Pendidik

Bersama dengan IPTPI, dengan memanfaatkan berbagai sumber yang ada, mampu dan bersedia, merancang berbagai kegiatan yang nyata, perlu dan segera dapat dilaksanakan. Misalnya (1) membantu ratusan ribu guru, agar mereka makin berkemampuan dalam menerapkan teknologi pembelajaran dalam pengembangan profesinya. Agar mereka lebih mampu mengumpulkan angka kredit dengan benar dalam kegiatan pengembangan profesi, agar mereka dapat memenuhi persyaratan untuk kenaikan jabatannya, (2) memperbanyak kegiatan “menyebar luaskan informasi tentang teknologi pendidikan” melalui berbagai kegiatan akademik, seminar, kursus, diklat, dan lain-lain, yang melibatkan lebih banyak guru, (3) kembali memperkokoh dan menghidupkan gairah dan memperoleh manfaat dari kegiatan berorganisasi profesi, (4) dan lain-lain..

Rangkuman

1. Guru diwajibkan mempunyai berbagai kompetensi. Salah satu di antaranya adalah kompetensi kompetensi pedagogik. Kompentesi pedagogik meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai pembelajaran serta memanfaatkan hasil-hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Tampak sangat erat kesamaan arti kompetensi pedagogik dengan makna Teknologi Pembelajaran. Guru yang berkompetensi pedadogik, adalah mereka yang memahami teori Teknologi Pembelajaran dan mampu menerapkannya dalam praktik pembelajarannya. Pada kompentensi ini, sebagian besar guru masih dituntut peningkatan kualitasnnya

2. Masalahnya adalah, siapa, apa dan bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar para guru makin berkemampuan dan berkemauan untuk menerapkan teknologi pendidikan dalam praktik profesinya.

3. Siapa yang dapat ikut serta dalam upaya peningkatan kompetensi pedegogik guru? Tentunya adalah mereka yang merasa sebagai profesional dalam bidang keilmuan teknlologi pendidikan. Mereka adalah para profesional teknologi pendidikan, dosen, guru, peneliti, mahasiswa dan anggota masyrakat lain yang telah dan akan menjadi anggota IPTPI, organisasi IPTPI, perguruan tinggi, khususnya program studi yang berkait dengan kependidikan, orgaisasi dan institusi lain terkait dengan teknologi pendidikan.

4. Kegiatan apa yang dapat dilakukan? Program-program seperti : (a) Pengembangan kurikulum, bahan ajar, dan model-model pembelajaran, (b) Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar dan mengajar, (c) Pengembangan alternatif layanan pendidikan menengah untuk daerah-daerah pedesaan, daerah terpencil dan kepulauan, (d) Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan., (e) Percepatan peningkatan kualifikasi dan kompetensi bagi pendidik, (f) Percepatan sertifikasi akademik bagi pendidik, dan lain-lain, merupakan bidang ilmu dan bidang garapan keilmuan teknologi pendidikan. Kegiatan tersebut merupakan sebagaian dari berbagai program penting Diknas tahun 2008.

6

Page 7: Makalahsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/07/Meningkatkan... · Web viewTerlaksananya penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan. Program Peningkatan Mutu Pendidik

5. Bagaimana melakukannya? Agar peran kita makin tampak, agar eksistensi “pemain”di bidang teknologi pendidikan makin diketahui, sudah waktunya kita bersama melangkah. Berikan keyakinan pada pembuat kebijakan bahwa kita “para pakar, ahli, teknolog” pada kawasan keilmuan teknologi pendidikan masih eksis, dan berniat kuat ikut membangun bangsa.

6. Bersama dengan IPTPI, dengan memanfaatkan berbagai sumber yang ada, mampu dan bersedia, merancang berbagai kegiatan yang nyata, perlu dan segera dapat dilaksanakan. Misalnya (1) membantu ratusan ribu guru, agar mereka makin berkemampuan dalam menerapkan teknologi pembelajaran dalam pengembangan profesinya. Agar mereka lebih mampu mengumpulkan angka kredit dengan benar dalam kegiatan pengembangan profesi, agar mereka dapat memenuhi persyaratan untuk kenaikan jabatannya, (2) memperbanyak kegiatan “menyebar luaskan informasi tentang teknologi pendidikan” melalui berbagai kegiatan akademik, seminar, kursus, diklat, dan lain-lain, yang melibatkan lebih banyak guru, (3) kembali memperkokoh dan menghidupkan gairah dan memperoleh manfaat dari kegiatan berorganisasi profesi, (4) dan lain-lain..

Bacaan

Miarso, Yusufhadi (2003). Peran Profesi Teknologi Pendidikan, makalah Seminar Sehari Jurusan KTP FKIP Universitas Baturaja, 22 Januari 2003.

Miarso, Yusufhadi (1995) , Peranan Teknologi Pendidikan dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran, makalah Workshop ASMI-LPMP, Jakarta, 14 Desember 1995

Salisbury, David F. (1996) Five Technologies for Educational Change. Englewood, New Jersey: Educational Technology Publication.

Suhardjono, (2005), Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, makalah pada Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di LPMP Makasar, Maret 2005

Suhardjono dan Rufi’i (2006) Metodologi Penelitian, bahan ajar perkuliahan Program Pascasarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.

Suhardjono, (2007) Revitalisasi Teknologi Pendidikan untuk Mengatasi Permasalahan Pendidikan, Makalalah Urun rembug pada Temukarya Kemitraan Pengembangan Teknologi Pembelajaran di Perguruan Tinggi, yang diselenggarakan oleh Pustekom Diknas, Bogor, 27-28 September 2007

Pemakalah Prof. Dr. Ir. H. Suhardjono, M.Pd., Dipl.HE, lahir di Kebumen, 23 Maret 1946. Sarjana Teknik Sipil Universitas Brawijaya tahun 1972. Diploma on Hydraulic Engineering dari International Institute of Hydraulic Engineering TH Delft, Nederland, 1977, Magister Kependidikan IKIP Jakarta tahun 1982, dan lulus sebagai Doktor Kependidikan bidang Studi Teknologi Pembelajaran IKIP Malang, 1990. Guru Besar, golongan IVe, dalam ilmu Metode Penelitian. Ia mengikuti berbagai pendidikan tambahan, di bidang kependidikan dan pengembangan sumber daya air baik di dalam maupun di luar negeri, antara lain di University of Newcastle, Inggris (1997), International Institute for Infrastructural, Hydraulic and

Enviromental Engineering, Manila (1996), State University of New York at Albany, USA (1988), University of Southern California, Los Angeles, USA (1980). Dosen tetap di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang, sejak tahun 1970. Mendapat tugas tambahan sebagai dekan selama dua periode yaitu tahun 1982-1985, dan tahun 2001-2005, ketua P3AI Unibraw 1996-2001, serta pernah mendapat berbagai tugas kependidikan yang lain. Di antaranya sejak 1996 membantu sebagai anggota tim teknis penatar dan penilai Karya Tulis Ilmiah dalam pengembangan profesi guru. Alamat rumah AR Hakim IV/129 Malang telp. 0341 327834, e-mail [email protected]

7