warkah al-basyar vol. ix edisi 15 th. 2010

4
Menyuarakan Risalah Agama untuk Keadilan PENANGGUNG JAWAB KH. Husein Muhammad REDAKTUR AHLI KH. Syarif Usman Yahya, KH. A. Ibnu Ubaidillah Syathori KH. A. Chozin Nasuha, KH. Syakur Yasin, KH. Maman Imanulhaq, KH. Wawan Arwani, Ny. Hj. Hamidah, KH. Faqihuddin Abdul Kodir. PEMIMPIN REDAKSI Marzuki Wahid REDAKTUR PELAKSANA Alimah DEWAN REDAKSI Nurul Huda SA, Roziqoh, Alifatul Arifiati, Ali Mursyid, Satori, Rosidin, Obeng Nurosyid. SETTING Lay-OUT an@nd DISTRIBUTOR Ihabbudin, Lili, Jamal (Cirebon), Fitrullah, Agus Idris, Masyithoh (Indramayu). PENERBIT fahmina institute Jl. Suratno No. 37 Cirebon Jawa Barat 45124 Telp./Fax. (0231) 203789, WEBSITE http://www.fahmina.or.id E-Mail [email protected], [email protected] PRINTING Teguh Gemilang Vol. IX [edisi 15] tahun 2010 Warkah al-Basyar terbit tiap hari Jumat. Warkah al-Basyar menerima tulisan dua halaman quarto satu spasi. Tema tulisan seputar agama dan realitas kehidupan dengan perspektif advokasi yang berbasiskan tradisi/khasanah pesantren. Redaksi berhak mengedit tanpa mengurangi substansi tulisan. S etidaknya sudah sering ter- dengar betapa banyaknya pembicaraan mengenai ke- utamaan dan kemuliaan bulan Sya’ban. Bulan ke-8 dalam jajaran penanggalan kalender hijriyah ini tidak luput dari amanat-amanat, anjuran, bahkan perintah Nabi melalui hadits-haditsnya. Namun ternyata terdapat hal menarik, terutama mengenai makna nama dari bulan yang terhitung di te- ngah-tengah antara Rajab dan Ra- madlan ini. Banyak riwayat yang men- ceritakan awal mula penamaan bulan sya’ban ini terambil dari term Membangun Solidaritas Buruh Migran Melalui Pemaknaan Bulan Sya’ban Oleh Sobih Adnan* Warkah al-Basyar Vol. IX/2010 15 06 Agustus 2010 M/25 Sya’ban 1431 H “Rajab adalah bulannya Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulannya umatku.” (HR. Baihaqi) Menerima Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2010-2011 INSTITUT STUDI ISLAM FAHMINA Fakultas Syariah Fakultas Ushuluddin Fakultas Tarbiyah

Upload: zaenal-fanani

Post on 14-Mar-2016

232 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Membangun Solidaritas Buruh Migran Melalui Pemaknaan Bulan Sya’ban Oleh Sobih Adnan

TRANSCRIPT

Menyuarakan Risalah Agama untuk Keadilan

PENANGGUNG JAWAB KH. Husein Muhammad

REDAKTUR AHLI KH. Syarif Usman Yahya,

KH. A. Ibnu Ubaidillah SyathoriKH. A. Chozin Nasuha,

KH. Syakur Yasin, KH. Maman Imanulhaq,

KH. Wawan Arwani, Ny. Hj. Hamidah,

KH. Faqihuddin Abdul Kodir.

PEMIMPIN REDAKSI Marzuki Wahid

REDAKTUR PELAKSANA Alimah

DEWAN REDAKSI Nurul Huda SA, Roziqoh,

Alifatul Arifiati, Ali Mursyid, Satori, Rosidin, Obeng Nurosyid.

SETTING Lay-OUT an@nd

DISTRIBUTOR Ihabbudin, Lili, Jamal (Cirebon),

Fitrullah, Agus Idris, Masyithoh (Indramayu).

PENERBIT fahmina institute

Jl. Suratno No. 37 Cirebon Jawa Barat 45124

Telp./Fax. (0231) 203789,

WEBSITE http://www.fahmina.or.id

E-Mail [email protected],

[email protected]

PRINTING Teguh Gemilang

Vol. IX [edisi 15] tahun 2010

Warkah al-Basyar terbit tiap hari Jumat. Warkah al-Basyar

menerima tulisan dua halaman quarto satu spasi. Tema tulisan

seputar agama dan realitas kehidupan dengan perspektif

advokasi yang berbasiskan tradisi/khasanah pesantren.

Redaksi berhak mengedit tanpa mengurangi substansi tulisan.

Setidaknya sudah sering ter­dengar betapa banyaknya pembicaraan mengenai ke­

utamaan dan kemuliaan bulan Sya’ban. Bulan ke­8 dalam jajaran penanggalan kalender hijriyah ini tidak luput dari amanat­amanat, anjuran, bahkan perintah Nabi melalui hadits­haditsnya. Namun ternyata terdapat hal menarik, terutama mengenai makna nama dari bulan yang terhitung di te­ngah­tengah antara Rajab dan Ra­madlan ini.

Banyak riwayat yang men­ceritakan awal mula penamaan bulan sya’ban ini terambil dari term

Membangun Solidaritas Buruh Migran

Melalui Pemaknaan Bulan Sya’banOleh Sobih Adnan*

Warkahal-BasyarVol. IX/2010

1506 Agustus 2010 M/25 Sya’ban 1431 H

“Rajab adalah bulannya Allah, Sya’ban adalah

bulanku, dan Ramadhan

adalah bulannya umatku.”

(HR. Baihaqi)

Menerima Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2010-2011

InsTITuT sTudI IslAM FAhMInA

Fakultas SyariahFakultas UshuluddinFakultas Tarbiyah

06 Agustus 2010 M/25 Sya’ban 1431 H

Vol. IX [edisi 15] tahun 2010�

Arab yang berbunyi tasya’ub (berpencar). Hal tersebut tergagas karena kultural masyarakat Arab. Di mana pada hitungan bulan ini, terbiasa saling berpencar untuk mencari mata air dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

Selain itu juga terdapat riwayat yang menjelaskan tentang pemaknaan bulan sya’ban dengan penukilan lafadz sya’aba yang dalam terminologi arab memiliki makna “muncul”, karena terletak di antara dua bulan yang dimuliakan di atas.

Akan tetapi pemaknaan sya’ban dari makna “berpencar” (baca: bekerja) akan dirasa lebih menarik untuk diangkat. Karena berkaitan dengan kesemangatan manusia sebagai hamba yang tertuntut untuk beribadah kepada Tuhannya, sekaligus sebagai makhluk sosial yang memiliki tanggung jawab penuh, terhadap pemenuhan kebutuhannya melalui sebuah usaha atau ikhtiar dan bekerja.

Keberiringan antara amanat ibadah dan bekerja yang tersandang oleh manusia, ini ditekankan Allah SWT dengan tanpa adanya pembatasan wilayah. Tuhan hanya memberikan tekanan proses pencapaian rizki tersebut, harus secara halal dan tidak sampai melalaikan posisi manusia itu sendiri sebagai hamba.

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al­Jumu’ah:10).

Membumi-adilkan Kepedulian Terhadap Buruh Migran

Masih tentang penamaan bulan mulia ini, dengan arti bekerja, ikhtiar,

dan berusaha, sekaligus dengan efek penggambaran kata “berpencar” yang menghapuskan masalah keterbatasan wilayah dengan sendirinya. Maka akan semakin teringat dengan nasib para “pemencar” dan para pencari nafkah sampai ke luar batasan negeri, yakni para buruh migran yang tengah menjalankan perannya sebagai pemenuh kebutuhan seperti diamanatkan Allah SWT dalam penggalan ayat suci di atas.

Suatu nilai ibadah yang ditekankan Allah SWT tidak hanya bersasaran pada suasana ke­hambaan semata. Artinya ibadah ti­dak hanya berlaku pada wilayah ritual munajat manusia kepada Tuhannya. Akan tetapi ba­nyak tekanan iba­dah yang justru memiliki tema dan amanat terhadap kepedulian antar sesa­ma manusia –hablum min annas-, selain ibadah zakat, shodaqoh, dan lainnya.

“Sesungguhnya manusia akan mendapatkan kesusahan di dunia dan di akhirat, kecuali bagi mereka yang bisa menjalin hubungan baik dengan Allah dan menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.” (QS. Ali Imran: 112)

Kepedulian terhadap para buruh migran memang harus benar­benar segera membumi di benak masyarakat Indonesia. Apalagi buruh migrant seringkali diabaikan keberadaannya. Nilai

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”

(QS. Al­Jumu’ah:10).

06 Agustus 2010 M/25 Sya’ban 1431 H

Vol. IX [edisi 15] tahun 2010 �

ibadah melalui kepedulian terhadap para buruh migran ini akan terklaster, dalam suasana kepedulian terhadap makhluk yang lemah dan sering terlemahkan. Tak jarang mereka adalah para perempuan dan anak­anak, yang tidak sebanding dengan masalah yang mereka hadapi.

Selama ini perhatian terhadap buruh migran baru terbaca dilakukan oleh seba­gian kelompok­kelompok masyarakat In­donesia. Hanya melalui komunitas­komu­nitas kecil, media, atau beberapa instansi

yang berkaitan de­ngan perlindungan buruh migranlah, yang dapat terakses tentang gambaran keadaan dan nasib yang menimpa me­reka. Secara singkat akan terwujud ja­ringan keterbukaan informasi yang merata tentang bu­ruh migran, yakni

pemerintah sebagai pelindung sekaligus

pendamping mereka.

Pencegahan Diskriminasi Buruh MigranSebagian besar kasus pelanggaran

yang menimpa para buruh migran ternyata terjadi di wilayah negara­negara muslim. Entah karena masih terdapat sikap salah pemaknaan sejarah Islam tentang sistem perbudakan oleh masyarakat muslim dunia. Mereka menyambut kehadiran para buruh migran yang datang dengan skema perbudakan. Di mana masih teradopsi dalam wacana keagamaan mereka. Atau

karena memang keterputusan komunikasi, tentang wacana keberagamaan yang saling menghubungkan antara negara pengirim, seperti Indonesia dan negara penerima.

Jika wacana di atas sedikit dapat dibenarkan, maka ternyata kecerdasan beragamalah yang dapat memberikan sumbangsih untuk jaminan hak­hak buruh migrant. Artinya perlu digagas­gencarkan pemaknaan ulang sejarah perbudakan yang pernah mewarnai kejayaan Islam. Walau sebagian muslim dengan kecerdasan keberagamaan tersebut berhasil memaknai bahwa, justru Islamlah yang berhasil menghapus budaya perbudakan masyarakat dunia.

Melalui forum­forum komunikasi muslim dunia seperti KTT Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan lainnya, ternyata masih harus diperkuat tentang pentingnya wacana tersebut. Dalam hal ini tentunya yang dapat berperan dengan leluasa adalah pemerintah.

Mereka para buruh migran berpencar menggali rizki tidak hanya untuk kebutuhan diri dan keluarganya, akan tetapi melalui sumbangan devisa yang dihasilkannya dapat juga dirasakan dan memberikan kesejahteraan terhadap negara dan masyarakat luas. Mereka berikhtiar dan mereka ber­tasya’ub, hingga dalam detikan sya’ban, saat inipun masih sangat membutuhkan perhatian dan kepedulian kita sesama manusia. Wallahu a’lam Bil Shawab.[]

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”

(QS. Al­Jumu’ah:10).

Penulis adalah Ketua Umum ASJAP Institute, Alumni Pondok Pesantren Kempek, dan Mahasiswa

Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) –Cirebon.

Vol. IX [edisi 15] tahun 2010

06 Agustus 2010 M/25 Sya’ban 1431 H

“Dan janganlah kamu ceburkan diri kamu ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah. Sesungguhnya Allah mencintai

orang-orang yang berbuat baik.”

(Q.S. al­Baqarah [2]: 195)

Mutiara Hikmah

Periode KeTiGA : 1 Agustus – 15 September 2010

Seleksi : 17 September 2010Pengumuman : 20 September 2010Daftar Ulang : 15-20 September 2010

Menerima Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2010-2011

I n s T I T u T sTudI IslAM FAhMInA

Fakultas syariahAhwal Syakhshiyyah (AS)Ekonomi dan Perbankan Syariah (EPS)

Fakultas ushuluddinTafsir Hadits (TH)Pemikiran Islam (PI)Tasawuf (TS)

Fakultas tarbiyahPendidikan Agama Islam (PAI)

SK. dirjen Pendidikan islamKementerian Agama ri, No. dj.i/557/2009

Mengisi formulir pendaftaranFotocopy ijazah/STTB MA, SMU, SMK, atau yang sederajat, yang dilegalisir sebanyak 3 lembar.Fotocopy NEM/Nilai UN yang dilegalisir sebanyak 3 lembar.Pas photo berwarna, 3x4 (2 buah).Membayar biaya pendafaran Rp. 100.000,-

1.2.

3.

4.5.

1. SPP/semester Rp. 600.000 (bisa di angsur per bulan)2. Uang Pembangunan Rp. 1.000.000 (bisa diangsur 4 kali)3. Ujian Tengah Semester Rp. 75.0004. Ujian Akhir Semester Rp. 75.0005. KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) Rp. 15.0006. Uang Kegiatan Kemahasiswaan Rp. 50.0007. Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus Rp. 100.0008. Jaket Almamater Rp. 95.000

Biaya Pendidikan

Syarat Pendaftaran

KAMPUS SWASEMBADAJl. Swasembada No. 15 Majasem - Karyamulya Kota Cirebon Jawa Barat 45132 Telp./Fax. (0231) 483005

Tempat PendaftaranKoNTAK PerSoN:

Nurul Huda (081328447100) Ade Duryawan (081320426771)

Nana Cahana (085224603171)

Mencetak Kader Penulis dan Peneliti Handal

TersediaBeasiswa