universitas muria kudus semai (seminar masyarakat ilmiah...
TRANSCRIPT
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ i
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ ii
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ iii
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
SEMINAR MASYARAKAT ILMIAH (SEMAI) 2018 “MENGUNGKAP KEBENARAN MELALUI LINGUISTIK FORENSIK”
Rektorat Lantai IV UMK, 25 APRIL 2018
DISELENGGARAKAN OLEH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FKIP UNIVERSITAS MURIA KUDUS
BADAN PENERBIT
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2018
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ iv
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
SEMINAR MASYARAKAT ILMIAH (SEMAI) 2018
“MENGUNGKAP KEBENARAN MELALUI LINGUISTIK FORENSIK”
Susunan Panitia:
Pelindung : Rektor Universitas Muria Kudus
Penasihat : Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Penanggung jawab : Mila Roysa, M.Pd.
Ketua : Ristiyani, M.Pd
Sekretaris : Eko Widianto, M. Pd.
Bendahara : Muhammad Noor Ahsin, M. Pd.
Seksi Acara : Drs. Moh Kanzunnudin, M. Pd.
Seksi Perlengkapan : Irfai Fathurrahman, M. Pd.
Reviewer:
Drs. Moh. Kanzunnudin, M. Pd.
Editor:
Ristiyani, S.Pd., M.Pd.
Eko Widianto, S.Pd., M.Pd.
Desain Cover:
Eko Widianto
Desain Layout :
Muhammad Noor Ahsin
BADAN PENERBIT
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2018
ISBN 978-602-1180-71-6
Alamat: Gondangmanis PO.BOX 53 Bae Kudus 59342
Telp. 0291 438229 Fax. 0291437198
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, serta dengan izin-Nya
Seminar Mayarakat Ilmiah (SEMAI) tahun 2018 oleh program studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Universitas Muria Kudus dalam tajuk “Mengungkap
Kebenaran melalui Linguistik Forensik”, dapat terlaksana dengan baik dan prosiding ini
dapat diterbitkan.
Melihat situasi mutakhir saat ini, perkembangan kajian ilmu bahasa
menunjukkan kemajuan sangat signifikan. Ilmu bahasa saat ini tidak sebatas hanya
mengkaji ilmu bahasa itu sendiri, melainkan sudah memiliki peran besar dalam
menyelesaikan problematika sosial. Salah satunya adalah kajian bahasa dalam bidang
linguistik forensik. Hal tersebut perlu disambut untuk dirayakan dengan melakukan
pertemuan ilmiah seperti SEMAI 2018 ini.
Tema “Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” tersebut dipilih
dengan alasan untuk memberikan perhatian masyarakat ilmiah tentang pentingnya
mengetahui peran linguistik forensik dalam pembuktian kebenaran hukum di
Indonesia. Mengingat, saat ini antara benar dan salah sangat tipis perbedaannya. Hal
lain yang mendasari SEMAI 2018 ini adalah perlunya wadah untuk masyarakat ilmiah
mendesiminasikan dan mempublikasikan penelitian secara luas, guna dapat diakses
oleh masyarakat yang membutuhkan, maka SEMAI 2018 ini layak untuk dilaksanakan.
Selain sebagai tempat mempresentasikan penelitiannya, juga sebagai tempat bertukar
informasi dan mengembangkan kerja sama.
SEMAI 2018 ini diikuti oleh peneliti-peneliti dari berbagai bidang ilmu dari
seluruh Indonesia, yang telah membahas berbagai bidang kajian seperti bidang bahasa,
bidang sastra, bidang hukum, bidang pembelajaran bahasa, sastra, dan inovasinya,
bidang sosial, bidang politik, dan bidang kearifan lokal dalam rangka memberikan
pemikiran dan solusi untuk memperkuat peran Indonesia dalam menghadapi
perkembangan global.
Akhir kata, semoga SEMAI tahun depan akan terlaksana dengan baik dan akan
selalu memiliki peran positif terhadap perkembangan kajian ilmu bahasa dan sastra di
Indonesia.
Kudus, April 2018.
Tim Editor
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ vi
DAFTAR ISI
HAL HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vi
PEMATERI UTAMA
1 Prof. Bambang Kaswanti Purwo
LINGUISTIK FORENSIK 1
2 Prof. Dr. Subyantoro, M.Hum.
MENGENAL LINGUISTIK FORENSIK: LENTERA DALAM DUNIA HUKUM KITA
3
PEMAKALAH PENDAMPING NO NAMA JUDUL ARTIKEL
1 Anandha PATMI: WOMEN STRUGGLE ON HEGEMONY VORTEX
19
2 Agnes Adhani dan Yovina Putri Pamungkas
KEKERASAN VERBAL TERHADAP PEREMPUAN DALAM MEDIA SOSIAL
24
3 Basuki Sarwo Edi ELEGANSI SIKAP TOKOH DALAM NOVEL MERPATI BIRU KARYA ACHMAD MUNIF
32
4 Edy Prihantoro dan Tri Wahyu Retno Ningsih
DIGITAL FORENSIK DALAM SIARAN VARIETY- SHOW DI TELEVISI
44
5 Eko Widianto
MARGINALISASI POSISI SETYA NOVANTO DALAM KASUS PENCATUTAN NAMA PRESIDEN DI KOMPAS TV: ANALISIS WACANA KRITIS PERSPEKTIF FOUCAULT
54
6 Fahrudin Eko Hardiyanto
BAHASA PENCITRAAN PADA IKLAN POLITIK PILKADA JAWA TENGAH
64
7 Fithriyah Inda Nur Abida
PROGRAM BIPA DALAM MENUNJANG INTERNASIONALISASI
71
8 Hestiyana KLASIFIKASI SATUAN LINGUAL LEKSIKON DALAM ADAT PERKAWINAN SUKU DAYAK HALONG
75
9
I Putu Gede Sutrisna, I Ketut Alit Adianta, dan Nyoman Dharma Wisnawa
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (MPjBL)TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KINERJA ILMIAH MAHASISWA DALAM MATA AJAR KOMUNIKASI KEPERAWATAN
81
10 Kadek Wirahyuni PERMAINAN “ULAR TANGGA” DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
92
11 M. Noor Ahsin PERAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK
97
12 Nia Royani GAYA BAHASA DALAM LIRIK LAGU BUKA MATA BUKA TELINGA KARYA SHEILA ON 7
103
13 Ristiyani dan PEMBELAJARAN BERBASIS HYPNOMATHEMATICS 108
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ vii
Savitri Wanabuliandari
UNTUK GURU SEKOLAH DASAR
14 Tri Wahyu Retno Ningsih dan Debyo Saptono
PENGUJIAN LEGALITAS UJARAN MENGUNAKAN PENDEKATAN FONETIK AKUSTIK DAN LINGUISTIK FORENSIK
114
15 Wenny Wijayanti dan Natalia Desi Subekti
KESANTUNAN BERBAHASA PADA JUDUL BERITA KASUS KORUPSI DI MEDIA SOSIAL
127
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 1
LINGUISTIK FORENSIK
Bambang Kaswanti Purwo
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Linguistik Forensik adalah penerapan linguistik pada isu-isu yang berkaitan dengan
hukum. Yang dimaksudkan dengan “terapan” di sini tidak dalam pengertian yang sama
dengan istilah “terapan” yang dipakai pada “Linguistik Terapan”. Linguistik Terapan adalah
cabang linguistik yang berurusan dengan penerapan praktis seperti pengajaran bahasa,
penerjemahan, komunikasi sosial, patologi wicara. Linguistik Terapan adalah cabang
linguistik yang mengkaji dan menawarkan solusi terhadap persoalan kehidupan yang
berkaitan dengan bahasa. Adapun Linguistik Forensik adalah penerapan pengetahuan
linguistik pada wilayah sosial tertentu, yaitu forum hukum. Meskipun bahasa merupakan
sesuatu yang memiliki peran utama dalam kehidupan pada umumnya dan hukum pada
khususnya, sebenarnya agak mengherankan mengapa Linguistik Forensik – untuk menelusuri
persoalan bahasa yang terkait dengan kasus hukum – masuknya ke ranah hukum belumlah
lama, dapat dikatakan sebagai pendatang yang relatif baru. Pelacakan sidik jari, atau analisis
jejak kaki atau jejak sepatu sudah jauh sebelumnya masuk ke dalam ranah hukum.
Pengembangan linguistik forensik baru mulai pada tahun 1950-1960-an.
Yang ditangani dengan Linguistik Forensik, misalnya, jika ada suatu tindak kejahatan
dan perlu diidentifikasi siapa pelakunya. Berdasarkan bukti suara seseorang, pelacakan dapat
dilakukan dengan menganalisis ciri-ciri suara (misalnya, frekuensi gelombang suara), ahli
linguistik forensik dapat melakukan “sidik suara”. Sebab, tiap-tiap orang memiliki suara
dengan keunikannya masing-masing. Ciri-ciri suara merupakan salah satu yang dapat diteliti
secara linguistik.
Analisis linguistik lain yang dapat dilakukan – terkait dengan persoalan hukum –
selain pelacakan mengenai suara siapa, siapa yang berbicara dalam suatu rekaman, juga
pertanyaan mengenai siapa yang menulis sebuah teks yang dipersoalkan dalam suatu perkara
hukum.
Sebagai orang awam pun kita dapat merasakan, misalnya, pada waktu membaca suatu
teks – meskipun tanpa nama pengarang – bahwaa tulisan ybs adalah tulisan Anton Moeliono,
misalnya. Tulisan Sarlito Wirawan memiliki kekhasan yang lain lagi, yang berbeda dengan
tulisan Jakob Sumardjo. Tulisan orang-orang yang banyak kali kita baca dapat kita kenali
identitasnya sebab setiap orang berbahasa secara berbeda dengan yang dilakukan oleh orang
lain. Perbedaan setiap orang dalam mengutarakan sesuatu dengan bahasa dapat dilacak, dapat
dilakukan “sidik bahasa” – sebagaimana pelacakan melalui sidik jari. Teks tertulis – dengan
analisis linguistik –dapat diidentifikasi siapa yang menulis. Demikian pula rekaman suara
dapat dilacak siapa yang bersuara. Mengenai teks tertulis, dapat dibuktikan apakah itu
merupakan tulisan satu orang atau lebih dari satu orang.
Mengenai meninggalnya penyanyi Kurt Cobain, pemain gitar dan penulis lagu Band
Nirvana, Seattle, AS, yang ditemukan meninggal di rumahnya dengan bekas tembakan pada
kepalanya, banyak orang yang tidak percaya bahwa ia melakukan bunuh diri (Sudjana dan
Fitri 2013). Surat bunuh diri yang ditemukan di meja dekat tempat meninggalnya menjadi
bahan perdebatan mengenai siapa yang menulisnya. Apakah surat itu ditulis oleh Kurt atau
orang lain dapat ditemukan jawabannya melalui analisis linguistik.
Setiap orang unik caranya memilih kata, menata kata, merangkai kalimat. Dengan
demikian dapat dideteksi apakah suatu teks itu tulisan asli penulisnya atau merupakan karya
hasil mencontek atau melakukan plagiat, hasil kopipaste dari karya orang lain. Dalam hal ini
analisis linguistik forensik dapat dilakukan untuk membantu mengemukakan bukti-bukti
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 2
apakah sebuah karya tulis merupakan hasil melakukan plagiarisme atau tidak, dengan
menggunakan metode untuk mengidentifikasi bagian-bagian teks apakah itu karya asli atau
hasil kopipaste dari teks lain, apakah itu terjemahan kata per kata dari teks lain.
Kasus Ahok tidak dapat dikaitkan dengan “Linguistik Forensik”, seperti yang ditulis
di Republika 15 Nov. 2016. Linguistik Forensik memang berkaitan dengan hukum, tetapi
urusannya bukan seperti yang dikemukakan di situ. Forensik yang dimaksudkan urusan
identifikasi, yang – di luar kebahasaan – dikenal dengan “sidik jari”. Linguistik Forensik
menelusuri “sidik bahasa”, menganalisis tulisan atau suara untuk mengidentifikasi tulisan
atau suara siapa. Untuk kasus Ahok sudah jelas-jelas bahwa pidato yang di Pulau Pramuka,
Kepulauan Seribu, itu adalah memang bahasa Ahok. Bahwa itu bahasa Ahok sudah tidak
perlu dibuktikan lagi dengan linguistik forensik.
Linguistik forensik tidak dapat dipakai dalam kasus Ahok, tidak ada urusan
menyangkut penyidikan untuk identifikasi diri. Yang diperbincangkan adalah pemaknaan
pidato Gubernur DKI di Kepulauan Seribu. Persoalannya adalah bahwa pidato lisan itu, hasil
transkripsinya, dari wujud lisan dialihkan ke wujud tulisan dan hanya dipotong sebagian.
Kalimat yang dicabut dari konteksnya ini lalu dibahas ramai-ramai, dengan pemaknaan yang
terlepaskan dari konteks komunikasinya, konteksnya ketika diucapkan dan disampaikan
kepada warga di Pulau Pramuka. Yang terjadi sampai berkepanjangan ialah bahwa yang
mempersoalkannya malah orang-orang yang membaca cuplikan tulisan yang diunggah di
media sosial, yaitu mereka yang tidak hadir mendengarkan secara langsung pidato itu di
Pulau Pramuka. Mereka yang berada di lokasi tempat pidato itu diucapkan malahan tidak
mempersoalkannya.
Persoalan seperti ini bukan urusan Linguistik Forensik. Mengenai pemaknaan kalimat
yang dipersoalkan itu, dapat saja itu dianalisis secara linguistik. Kalau itu dilakukan,
kaitannya bisa ke bidang semantik, sintaksis (kalau tidak memperhitungkan konteks
pemakaiannya) dan ke bidang pragmatik, wacana (yang – tidak dapat tidak – menuntut
pertimbangan konteks komunikasinya).
BACAAN
Nordquist, Richard (2017) What are Forensic Linguisticis? Definition and Examples.
https://www.thoughtco.com/what-is-forensic-linguistics-1690868
Olsson, John (tanpa tahun) What is Forensic Linguistics?
www.thetext.co.uk/docs/what_is.doc
Sudjana, Eva T.S. dan Nurul Fitri (2013) Kurt Cobain’s Suicide Note Case: Forensic
Linguistic Profiling Analysis. International Journal of Criminology and Sociological
Theory 6.4 (December 2013), 217–227.