universalitas, autentisitas, dan dinamika slam

29
1 TUGAS MANDIRI UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM Guna memenuhi tugas mata kuliah Metodoligi Study Islam Di susun Oleh : Doni Darmawan Prodi : Perbankan Syariah Kelas : C SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JURAI SIWO METRO TAHUN 2012 / 2013

Upload: erik-pujianto

Post on 28-Nov-2015

98 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

1

TUGAS MANDIRI

UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

Guna memenuhi tugas mata kuliah Metodoligi Study Islam

Di susun Oleh :

Doni Darmawan

Prodi : Perbankan Syariah

Kelas : C

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) JURAI SIWO METRO

TAHUN 2012 / 2013

Page 2: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih

memberikan nafas kehidupan, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah

ini dengan judul “Universalitas, Autentisitas, dan Dinamika Islam”. Makalah ini dibuat

untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Study Islam.

Akhirnya kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini,

dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami sendiri dan

khususnya pembaca pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya

makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif

sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada

tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Metro, November 2012

Penulis

Page 3: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5

BAB II AGAM DAN MANUSIA ........................................................................................ 6

A. Pengertian Agama .......................................................................................... 6

B. Bentuk – Bentuk Agama ................................................................................ 9

C. Cara Manusia Beragama ................................................................................ 10

D. Urgensi Agama Bagi Manusia ....................................................................... 11

E. Proses Keberagaman Manusia ....................................................................... 11

BAB III ISLAM DAN KARAKTERISTIKNYA ........................................................................ 12

A. Penanaman Islam ........................................................................................... 12

B. Pengertian Islam ............................................................................................. 12

C. Karakteristik Islam ......................................................................................... 12

D. Kerangka Dasar Islam .................................................................................... 13

E. Metode Pemahaman Islam ............................................................................. 13

BAB IV AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER DASAR AJARAN ISLAM ........................................ 14

A. Pengertian Al-Qur‟an ..................................................................................... 14

B. Isi/Kandungan Al-Qur‟an............................................................................... 15

C. Otentisitas Al-Qur‟an ..................................................................................... 15

D. Posisi Al-Qur‟an Dalam Studi Islam.............................................................. 16

Page 4: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

4

E. Al-Qur‟an Sebagai Sistem Islam .................................................................... 16

BAB V AL-SUNNAH SEBAGAI DASAR OPERASIONAL ISLAM ............................................ 17

A. Pengertian Al-Sunnah .................................................................................... 17

B. Kedudukan Sunnah Dan Hadits Dalam Islam ................................................ 17

C. Fungsi Sunnah Dalam Al-Qur‟an .................................................................. 17

BAB VI IJTIHAD SEBAGAI SUMBER DINAMIKA ISLAM ..................................................... 19

A. Pengertian dan Dasar Ijtihad .......................................................................... 19

B. Persoalan Ijtihad, Ittiba‟ dan taqlid ................................................................ 19

C. Hukum dan Lapangan Ijtihad ......................................................................... 19

D. Ijtihad Sebagai Sumber Dinamika Islam ....................................................... 20

BAB VII ISLAM DAN STUDI AGAMA SEBUAH PELACAKAN SEJARAH ................................ 21

A. Islam dan Studi Agama .................................................................................. 21

B. Urgensi dan Signifikan Studi Islam ............................................................... 21

C. Perkembangan Studi Islam ............................................................................. 21

D. Kecenderungan baru Studi Islam di Barat ..................................................... 21

E. Institusionalisasi Studi Islam di Indonesia ..................................................... 2

BAB VIII ISLAM DAN WACANA BUDAYA KEAGAMAAN ................................................... 23

A. Islam dan Wacana Social Budaya .................................................................. 23

B. Islam dan Wacana Pembaharuan ................................................................... 23

C. Islam dan wacana Otentisitas ......................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat

menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin.

Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia,

sebagaimana terdapat di dalam sumber ajarannya, Alquran dan Hadis, tampak

amat ideal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif,

menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa

mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka,

demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik,

mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap

positif lainnya.

Menurut Fazlur Rahman secara eksplisit dasar ajaran Alquran adalah

moral yang memancarkan titik beratnya pada monoteisme dan keadilan sosial.

Tesis ini dapat dilihat misalnya pada ajaran tentang ibadah yang penuh dengan

muatan peningkatan keimanan, ketaqwaan yang diwujudkan dalam akhlak yang

mulia.

Saat ini kehidupan internasional dicirikan dengan interdependensi negara-

negara bangsa. Apa yang kita kenal dengan globalisasi telah menghancurkan

sekat-sekat dan jarak antar bangsa. Selain itu, globalisasi juga membuat

Page 6: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

6

kesalingterpengaruhan dan kesalingtergantungan menjadi realitas yang sulit

dihindari. Seorang muslim dihadapkan dengan pertanyaan tentang bagaimana

menjadi seorang muslim di tengah interdependensi keamanan, politik dan

ekonomi dan kesalingterpengaruhan sosial-budaya. Dengan kata lain,

transformasi radikal yang terjadi dalam kehidupan saat ini berpengaruh pada

persoalan bagaimana menjadi muslim di tengah-tengah modernitas. (what is the

impact of glabalization on being muslim ?)

Masalah utama yang dihadapi muslim modern selama dua abad terakhir

adalah bagaimana menyesuaikan orientasi dan mentransformasikan konsepsi

Islam dengan cara yang otentik dan legitimet. Apapun persoalannya, baik itu

modernitas, demokrasi, HAM, perkembangan ekonomi atau masalah-masalah

lain, persoalan utamanya pasti seputar kebutuhan akan legitimasi dan rasionalisasi

tujuan normatif atau material tradisi masyarakat Islam. Upaya ini pula yang

dilakukan Abdullahi Ahmed An-Naim, seorang pemikir Islam asal Sudan. An-

Naim sehubungan dengan realitas transformasi radikal dunia, mempertanyakan

kaitan antara HAM dan Islam. Pelanggaran HAM atas nama Syari‟ah Islam yang

ia saksikan langsung di Sudan, membuatnya gelisah, benarkah Islam tidak

kompatibel dengan HAM, benarkah Islam tidak adil.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut menggugahnya untuk melihat syari‟ah

seperti apa yang melanggar HAM dan Syari‟ah yang mana yang seharusnya

diberlakukan saat ini. Bagi An-Naim, Syari‟ah historis –formulasi klasik-tidak

lagi memadai untuk terus menjadi landasan hidup muslim modern. Diperlukan

Syariah baru yang lebih adil dan kompatibel dengan standar HAM universal .

upaya-upaya An-Naim untuk membuat formulasi syari‟ah baru ini inilah yang

Page 7: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

7

digagas dalam makalah ini. Makalah ini bermaksud melihat alternatif

pembaharuan yang ditawarkan An-Naim dalam rangka membangun otensitas dan

legitimasi Islam bagi HAM universal.

Dewasa ini kehadiran agama semakin dituntut agar ikut terlibat secara

aktif di dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia.

Agama tidak boleh hanya sekedar menjadi lambang kesalehan atau berhenti

sekadar disampikan dalam kotbah, melainkan secara konsepsional menunjukkkan

cara-cara yang paling efektif dalam memecahkan masalah.

Tuntutan terhadap agama yang demikian itu dapat dijawab manakala

pemahaman agama yang selama ini banyak menggunakan pendekatan teologis

dilengkapi dengan pemahaman agama yang menggunakan pendekatan lain, yang

secara operasional konseptual, dapat memberikan jawaban terhadap masalah yang

timbul.

Dalam memahami agama banyak pendekatan yang dilakukan. Hal

demikian perlu dilakukan, karena pendekatan tersebut kehadiran agama secara

fungsional dapat dirasakan oleh penganutnya.

Berbagai pendekatan tersebut meliputi pendekatan teologis normatif,

antropologis, sosiologis, psikologis, historis, kebudayaan dan pendekatan

filosofis. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan di sini adalah cara pandang

atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya

digunakan dalam memahami agama. Dalam hubungan ini, Jalaluddin Rahmat

mengatakan bahwa agama dapat diteliti dengan menggunakan berbagai

paradigma.

Page 8: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

8

Selama ini kita sudah mengenal Islam, tetapi Islam dalam potret yang

bagaimanakah yang kita kenal itu, tampaknya masih merupakan suatu persoalan

yang perlu didiskusikan lebih lanjut. Misalnya mengenal Islam dalam potret yang

ditampilkan Iqbal dengan nuansa filosofis dan sufistiknya. Islam yang ditampilkan

Fazlur Rahman bernuansa historis dan filosofis. Demikian juga, Islam yang

ditampilkan pemikir-pemikir dari iran seperti Ali Syari‟ati, Sayyed Hussein Nasr,

Murthada Munthahhari.

Pemikiran para ilmuan Muslim dengan mempergunakan berbagai

pendekatan tersebut di atas kiranya dapat digunakan sebagai bahan untuk

mengenal karakteristik ajaran Islam, tidak mencoba memperdebatkannya antara

satu dan lainnya, melainkan lebih mencari sisi-sisi persamaannya untuk

kemaslahatan umat umumnya dan untuk keperluan studi Islam pada khususnya.

Secara sederhana, pengertian agama dapat dilihat dari sudut kebahasaan

(etimologis) dan sudut istilah (terminologis). Mengartikan agama dari sudut istilah

kebahasaan akan terasa lebih mudah daripada mengartikan agama dari sudut

istilah karena pengertian agama dari sudut istilah ini sudah mengandung muatan

subyektivitas dari orang yang mengartikannya. Atas dasar ini, maka tidak

mengherankan jika muncul beberapa ahli yang tidak tertarik mendefinisikan

agama. James H. Leuba, misalnya, berusaha mengumpulkan semua definisi yang

pernah dibuat orang tentang agama, tidak kurang dari 48 teori. Namun, akhirnya

ia berkesimpulan bahwa usaha untuk membuat defenisi agama itu tak ada gunanya

karena hanya merupakan kepandaian bersilat lidah. Selanjutnya Mukti Ali pernah

mengatakan, barangkali tidak ada kata yang paling sulit diberi pengertian dan

defenisi selain dari kata agama. Pernyataan ini didasarkan kepada tiga alasan.

Page 9: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

9

Pertama, bahwa pengalaman agama adalah soal batin, subyektif dan sangat

individualis sifatnya. Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu bersemangat

dan emosional daripada orang yang membicarakan agama. Karena itu, setiap

pembahasan tentang arti agama selalu ada emosi yang melekat erat sehingga kata

agama itu sulit didefinisikan. Ketiga, kosepsi tentang agama dipengaruhi oleh

tujuan dari orang yang memberikan definisi tersebut.

Senada dengan Mukti Ali, M. Sastrapratedja mengatakan bahwa salah satu

kesulitan untuk berbicara mengenai agama secara umum adalah adanya

perbedaan-perbedaan dalam memahami arti agama dan disamping adanya

perbedaan juga dalam cara memahmi serta penerimaan setiap agama terhadap

suatu usaha memahami agama. Setiap agama memiliki interpretasi diri yang

berbeda dan keluasan interpretasi diri itu juga berbeda-beda.

B. Rumusan Masalah

a. Jelaskan pengertian dari universalitas?

b. Apa yang dimaksud dengan agama?

Page 10: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

10

BAB II

AGAMA DAN MANUSIA

Agama merupakan salah satu aspek yang paling penting dari pada aspek –

aspek budaya yang dipelajari oleh para antropolog dan para ilmuan social lainnya,

agama juga telah memberikan inspirasi untuk memberontak dan melakukan

peperangan dan terutamatelah memperindah dan memperluas karya seni.

A. Pengertian Agama

Kata atau term “ agama “ meskipun keberadaannya di masyarakat sudah

begitu populer , namun secara ontology ia masih sulit dirumuskan pengertiannya.

M. Quraish Shihab mengatakan bahwa agama sebagai sebuah term yang relatife

mudah diucapkan, tetapi sangat sulit didefinisikan dengan tepat. Bahkan mukti ali

menyebut agama sebagai kata yang paling sulit dirumuskan pengertian atau

definisinya, “ barangkali tidak ada kata yang paling sulit dirumuskan

pengertiannya selain dari kata agama”.

1. Penggunaan istilah Agama,Religi dan al-Din

2. Pengertian Agama, religi dan Al-din

a. Pengertian secara kebahasaan ( Etimologis )

b. Pengertian secara istilah ( Terminologi )

Adapun diantara definisi agama yang telah disampaikan oleh para ahli adalah :

1. Definisi dalam kamus Modern Bahasa Indonesia

2. Didalam literatur arab

3. Di dalam ensiklopedi Nasional Indonesia

4. Harun Nasution

Page 11: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

11

5. Dalam kepustakaan Arab dan ungkapan yang berbeda dalam memberikan

din atau agama.

Pengertian agama dari segi bahasa dapat kita ikuti antara lain uraian yang

diberikan Harun Nasution. Menurutnya, dalam masyarakat Indonesia selain dari

kata agama, dikenan pula kata din ( ) dari bahasa Arab dan kata religi dalam

bahasa Eropa. Menurutnya, agama berasal dari kata sanskrit. Menurut satu

pendapat, demikian Harun Nasution mengatakan, kata itu tersusun dari dua kata, a

= tidak dan gam = pergi, jadi agama artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi

secara turun-temurun. Hal demikian menunjukkan pada salah satu sifat agama,

yaitu diwarisi secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi lainnya.

Selanjutnya ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa agama berarti teks atau

kitab suci, dan agama-agama memang mempunyai kitab-kitab suci.

Selanjutnya din dalam bahasa Semit berarti undang-undang atau hukum.

Dalam bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh,

utang, balasan dan kebiasaan

Sementara itu Elizabeth K Nottingham yang pendapatnya tersebut tampak

lebih menunjukkan pada realitas objektif, yaitu bahwa ia melihat pada dasaranya

agama itu bertujuan mengangkat harkat dan martabat manusia dengan cara

memberikan suasana batin yang nyaman dan menyejukkan, tapi juga agama

terkadang disalah-gunakan oleh penganutnya untuk tujuan-tujuan yang merugikan

orang lain.

Substansi agama bersifat transenden tetapi juga sekaligus imanen. Ia

transenden, karena substansi agama sulit didefinisikan dan tidak terjangkau

kecuali melalui predikat atau bentuk formalnya yang lahiriah. Namun begitu,

Page 12: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

12

agama juga imanen karena sesungguhnya hubungan antara predikat dan substansi

tidak mungkin dipisahkan. Kalau saja substansi agama bisa dibuat hierarki, maka

substansi agama yang paling primordial hanyalah satu. Ia bersifat parennial, tidak

terbatas karena ia merupakan pancaran dari yang mutlak. Ketika substansi agama

hadir dalam bentuk yang terbatas, maka sesungguhnya agama pada waktu yang

sama bersifat universal sekaligus partikular.

Karena banyaknya definisi tentang agama yang dikemukakan para ahli,

Harun Nasution mengatakan bahwa dapat diberi definisi sebagai berikut :

1) Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib

yang harus dipatuhi;

2) Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia;

3) Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan

pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia yang mempengaruhi

perbuatan-perbuatan manusia;

4) Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup

tertentu;

5) Suatu sistem tingkah laku (code of condut) yang berasal dari kekuatan

gaib;

6) Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini

bersumber pada suatu kekuatan gaib;

7) Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan

perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam

sekitar manusia;

Page 13: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

13

8) Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang rasul

(utusan Allah).

B. Bentuk – Bentuk Agama

Dari sudut kajian teologis, para agamawan berpendapat bahwa berdasarkan

asal – usulnya seluruh agama yang dianut oleh manusia dapat dikelompokan

dalam dua katagori berikut ini :

Agama kebudayaan yaitu agama yang bukan berasal dari tuhan dengan

jalan diwahyukan, tetapi merupakan hasil proses antropologis, yang

terbentuk dari adat istiadat dan selanjutnya melembaga dalam bentuk

agama formal

Agama samawi atau agama wahyu yaitu agama yang diwahyukan dari

tuhan melalui malaikatn-Nya kepada utusan-Nya yang dipilih dari

manusia.

Berbida dengan kajian para teolog, para ilmuan yang diwakili oleh para sarjana

antropologi budaya dan sosiologi agama, melalui kajian keilmuan mereka (

scientivic approacb ) membedakan agama yang ada didunia ini menjadi dua

kelompok besar, yaitu spiritualisme dan materialisme.

1. Spiritualisme

Spiritualisme adalah agama penyembah sesuatu ( zat ) yang gaib yang

tidak Nampak secara lahiriah, yaitu sesuatu yang memang tidak dapat

dilihat dan tidak dapat berbentuk. Bagian ini terinci lagi dalam beberapa

kelompok :

Page 14: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

14

a. Agama ketuhanan yaitu agama yang para penganutnya menyembah

tuhan.

a) Monoteisme yaitu bentuk religi ( agama )

b) Politeisme, yaitu bentuk religi ( agama )

b. Agama Penyembah Roh, adalah kepercayaan orang primitive kepada

roh nenek moyang atau roh pemimpin dan roh para pahlawan yang

telah gugur mereka percaya bahwa orang yang sudah meninggal dapat

memberikan pertolongan dan perlindungan kepada menerka bila

mendapat kesulitan. Untuk menghadirkan roh – roh tersebut perlu

diadakan upacara keagamaan yang khusus dan kompleks.

2. Materialism

Materialism adalah agama yang mendasarkan kepercayaannya terhadap

tuhan yang dilambangkan dalam wujud benda – benda material, seperti

patung manusia atau binatang dan berhala atau sesuatu yang dibangun dan

dibuat untuk disembah, agama materialism pada hakikatnya tidak terlalu

jauh perbedaannya dengan agam spiritualisme, sebab keduanya

mempercayai jiwa atau sesuatu yang gaib.

C. Cara Manusia Beragama

Manusia dalam praktek beragama dan keberagamaannya berbeda – beda satu

dengan lainnya. Hal ini disesuaikan dengan tingkat pengalaman keberagamaan

masing – masing pemeluknya. Ada beberapa cara yang perlu diketahui, yaitu :

1. Cara mistik

2. Cara penalaran,

Page 15: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

15

3. Cara amal saleh,

4. Cara sinkretisme.

D. Urgensi Agama Bagi Manusia

Untuk memahami tingkat urgensi agama bagi manusia kiranya perlu

diketahui lebih dulu eksistensi manusia dan kebutuhan – kebutuhannya di satu

pihak, dan kemudian dikaitkan dengan peran yang bisa difungsikan oleh agama

terhadap kebutuhan itu pada pihak lain. Manusia diciptakan ke dunia telah

dibekali dengan seperangkat potensi untuk keberlangsungan hidup dan

kehidupannya .

E. Proses Keberagaman Manusia

Sejalan dengan keberadaan agama merupakan fitrah manusia, maka Nurcholish

Madjid pernah menyebutkan sebagai hal yang amat natural, dan sekaligus

merupakan kebutuhan esensial manusia. Manyangkut kecenderungan manusia

dalam beragama, yang sudah merupakan natur bagi setiap manusia itu, setidaknya

ada dua teori yang dikemukakan oleh para ahli.

1. Teori wahyu.

2. Teori antropologis,

Page 16: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

16

BAB III

ISLAM DAN KRAKTRISTIKNYA

A. Penamaaan Islam

Terkait dengan penamaan agama yang disampaikan oleh nabi Muhammad saw

dengan sebutan” islam “. Oleh karena itu menamakan agama islam dengan

muhamme danism, disamping salah dan merupakan penghinaan, sekaligus berarti

telah mengendikkan agama Kristen dengan paulusisma, yang hal itu tidak relevan

dengan eksistensi agama itu sendiri, dan karena itu mesti ditolak jadi sebutan yang

tepat terhadap agama yang disampaikan oleh nabi Muhammad adalah islam,

bukan mohammedanisme, dan sebutan seperti itu merupakan ketetapan dari Allah

sendiri dalam firmannya.

B. Pengertian Islam

Islam adalah agama samawi penutup yang diturunkan tuhan kedunia melalui

seorang rasul. Misi utamanya adalah mengantarkan manusia menuju pada

kehidupan yang damai, harmonis,aman, tentram, sejahtra, dan bahagia tudak

hanya didunia, namun juga pada kehidupan akhirat.

C. Krakteristik Islam

1. Jangkauan dan sasaran dakwah islam. Kita keteahui bahwa para utusan

sebelum Muhammad hanya diutus kepada kaum atau bangsa tertentu,

sehingga misi dakwahnya besifat local.

2. Ajaran islam bersifat waqiiyah, yakni berbijak pada kenyataan objektip

manusia. Dengan kata lain, ajaran islam itu sendiri dengan realitas dasar

manusia.

Page 17: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

17

D. Kerangka Dasar Islam

1. Aqidah

2. syariah

3. akhlak

E. Metode Pemahaman Islam

1. pendekatan naqli ( teradisional )

pendekatan naqli adalah metode memahami islam dengan langsung

merujuk kepada makna harfiah atau makna tekstual Al-Qur”an dan

sunnah, tanpa memberikan peranan kepada akal dan hasil pemikiran

lainnya.

2. Pendekatan aqli ( rasional )

Pendekatan kedua ini cenderung pada model pemahaman islam dengan

menekankan pada rasionallitas dan spikualatif

3. Pendekatan kasyfi ( mistis )

Metode ini dipergunakan oleh para sufi untuk memperoleh pengetahuan

atau ma‟rifah secara langsung dari Allah dengan instuisi sebagai

instruminnya, bukan melalui nalar.

Page 18: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

18

BAB IV

AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER DASAR AJARAN ISLAM

A. Pengertian Al-Qur’an

Secara etimologis, kata al-Qur‟an mengandung arti bacaan yang dibaca.

Lafadz al-Qur‟an berbentuk isim mashdar dengan “isim maf‟ul lafadz al-Qur‟an

dengan arti bacaan, misalnya dapat dilihat pada firman Allah yang artinya sebagai

berikutnya :

“janganlah, engkau menggerakkan lidahmu untuk terburu – buru

membacanya. Sesungguhnya menjadi tanggungan-ku mengumpulkan dan

membacanya. Maka apabila kami membacanya, maka ikutilah pembacaannya”

(Qs.al-Qiyamah: 16-18 )

Pokok yang mutlak terkandung dalam pengertian al-Qur‟an adalah :

1. Al-Qur‟an adalah kalamullah yang bersifat mu‟jiz

2. Al-Qur‟an adalah kitab suci yang khusus diturunkan kepada nabi

Muhammad

3. Metode pewahyuan Al-Qur‟an mesti melalui jibril, meski tidak semua

yang diwahyukan lewat jibril berwujud Al-Qur‟an

4. Al-Qur‟an bahasa arab, yang lafaz dan tentu juga maknanya berasal

langsung dari Allah

5. Al-Qur‟an adalah kalamullah yang eksistensinya sudah tertuliskan dalam

mushaf

6. Al-Qur‟an merupakan kalamullah yang membacanya saja sudah dinilai

sebagai ibadah

Page 19: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

19

7. Al-Qur‟an merupakan kalamullah yang periwayatannya secara mutawatir.

B. Isi/Kandungan Al-Qur’an

Seluruh umat Islam sepakat bahwa Islam yang disampaikan oelh Muhammad

adalah agama yang sempurna, dan bahkan paling sempurna.

Hal ini didasarkan pada Qs.al-ma‟idah ayat 3 :

Artinya : “ Hari ini telah kesempurnaan untuk kamu agamamu,dan telah

kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai islam itu jadi agamamu”

C. Otentisitas Al-Qur’an

Al-Qur‟an merupakan satu – satunya kitab suci yang terpelihara nilai

otentisitasnya. Di dalam surat al-hijr ayat 9 Allah menyatakan sendiri jaminan atas

keaslian Al-Qur‟an

Artinya : „sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur‟an dan sesungguhnya

kami benar – benar memeliharanya ( Qs.Al-Hijr : 9 )

Artinya :

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami

benar-benar memeliharanya.

Ayat tersebut memuat janji Allah untuk menjaga otentisitas Al-Qur‟an.

1. Bukti Otentisitas Al-Qur‟an dilihat dari ciri – cirri dan sifatnya

a. Keunikan Redaksi Al-Qur‟an

Page 20: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

20

b. Kemukjizatan Al-Qur‟an

2. Bukti Otentisitas Al-Qur‟an dilihat dari Aspek Kesejahteraannya

3. Bukti Otentisitas Al-Qur‟an dilihat dari Pengakuan pemikir Non-Muslim

Banyak pemikir non-muslim yang mengakui secara objektif, jujur dan

ikhlas mengenai Otentisitas Al-Qur‟an seperti :

a. Prof. George Sale, cendekiawan asal Inggris

b. Prof. G. margoliouth

c. Dr. Joseph Charles mardus, seorang pemikir perancis

D. Posisi Al-Qur’an Dalam Studi Keislaman

Tak ada khilaf sedikitpun dikalangan umat islam, bahwa al-Qur‟an landasan

pokok bagi syari‟at islam.

E. Al-Qur’an Sebagai Sistem Islam

1. Perbedaan metode dan kecenderungan dalam memahami Al-Qur‟an

2. Menyorot pengertian tafsir bi al-Ma‟thurdan bi al-ra‟yi

a. Tafsir bi al-ma‟Thur

1) Penafsiran ayat Al-qur‟an dengan ayat Al-Qur‟an yang lain

2) Penafsiran ayat Al-qur‟an dengan hadits

3) Penafsiran ayat Al-qur‟an dengan atharsahabat

4) Kedudukan pendapat tabi‟in dalam menafsirkan al-Qur‟an

b. Tafsir bi al-ra‟yi

Menurut hemat penulis, tafsir bi al-ra‟yi adalah suatu jenis penafsiran yang

dilakukan dengan mengembangkan wancana-wancana tekstual ( nash –

nash )

Page 21: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

21

3. Kondisi ( system ) penafsiran Pasca Rasul Allah

BAB V

AL- SUNNAH SEBAGAI DASAR OPERASIONAL ISLAM

A. Pengertian Al- sunnah

Untuk menyambut apa yang berasal dari nabi Muhammad, setidaknya ada dua

istilah populer di kalangan masyarakat islam yakni al-sunnah dan al- hadits. Dua

istilah ini terkadang masih dianggap kurang definitive, sehingga masih perlu

dipertegas lagi menjadi hadits nabi dan sunnah nabi atau Rasul.

B. Kedudukan Sunnah Dan Hadith Dalam Islam

Umat islam sepakat bahwa sunnah merupakan sumber kedua ajaran islam

setelah Al- qur‟an, meski dikalangan imam madzhab ada perbedaan dalam

penentuan syarat penerimaannya.

C. Fungsi Sunnah Dalam Al-Qur’an

Adapun fungsi sunnah terhadap Al-Qur‟an selengkapnya telah disampaikan

oleh Muhammad Abu zahu berikut ini :

Menegaskan kembali hokum – hokum yang sudah ditetapkan

Al- Qur „an. Disini hadist seakan – akan hanya mengulangi ketetapan

Al- Qur „an, sehingga hokum itu memiliki dua sumber rujukan dan atasnya

terdapat dua dalil

yakni Al- Qur „an dan hadis sebagai missal dalam hal ini adalah :

Page 22: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

22

“ Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu makan harta di antara kamu

sekalian dengan cara batil” ( Qs.an-Nisa : 29 )

Terhadap ayat tersebut Rasulullah kemudian mengatakan :

“halal harta seorang muslim kecuali ( hasil pekerjaan ) yang baik dari dirinya

sendiri”

Page 23: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

23

BAB VI

IJTIHAD SEBAGAI SUMBER DINAMIKA ISLAM

A. Pengertian Dan Dasar Ijtihad

Ajaran islam, yang secara normatif terdapat dalam Al- Qur „an dan al-

sunnah, masih memerlukan penelahan dan pengkajian yang sungguh – sungguh

secara berkesinambu-ngan.

B. Persoalan Ijtihad, Ittiba’ Dan Taqlid

1. Persoalan Ijtihad

Persoalan penting lain yang tidak dapat diabaikan dalam melakukan

ijtihaj adalah terpenuhinya syarat – syarat ijtihad.

Persoalan ittiba

2. Ittiba ialah menerima perkataan orang lain dengan mengetahui sumber

atau alas an tersebut.

3. Persoalan taqlid

Taqlid berasal dari kata qallada – yuqallidu – taqlidan, artinya

mengikut, menurut, membututi, dibelakang, orang yang mengikut,

menurut dan mengikuti di belakang disebut muqallid.

C. Hukum Dan Lapangan Ijtihad

Jika seorang muslim dihadapkan kepada suatu peristiwa, atau ditanya

mengenai suatu masalah yang berkaitan dengan hokum syara maka hokum

melakukan ijtihad ada bermacam – macam. Sebagaimana diuraikan oleh

wahbah al-Zuhaili, boleh jadi hukum ijtihad itu adalah wajib‟ain , wajib

Page 24: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

24

kifayah, sunnah dan bahkan atau haram, tergantung pada kapasitas orang yang

berangkutan.

D. Ijtihad Sebagai Sumber Dinamakan Islam

Umat islam dituntut untuk keluar dari kemelut itu, yakni dengan cara

melakukan ijtihad. Oleh karena itu ijtihad sangat penting meskipun tidak bisa

dilakukan oleh setiap orang. Adapun kepentiangannya itu disebabkan oleh hal

– hal berikut ini :

1. Jarak antara kita dengan masa tasyri‟ semakin jauh

2. Syariat disampaikan dalam al-Qur‟an dan alsunnah secara komprehensif,

memerlukan penelahaan dan pengkajian yang sungguh – sungguh.

Page 25: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

25

BAB VII

ISLAM DAN STUDI AGAMASEBUAH PELACAKAN SEJARAH

A. Islam Dan Studi Agama

Islam sebagai agama tidak dating ke dalam “ ruangan “ dan kondisi yang

kosong. Islam hadir kepada suatu masyarakat yang sudah sarat dengan kayakinan,

tradisi dan praktik – praktik kehidupan.

B. Urgensi Dan Signifikansi Studi Islam

Agama adalah ibarat manusia. Untuk mengetahui perihal manusia, harus

dipergunakan dua cara :

1. Membaca ide dan pemikiran yang bersangkutan yang tertuang dalam

berbagai karangan, pernyataan dan pekerjaannya.

2. Mempelajari bigrafinya

C. Perkembangan Studi Islam

Untuk kepentingan spesifik keilmuan, menurut penulis, perlu di bedakan

wacana studi islam sebagai bagian dari pradapan islam ( Islamic civilization ) dan

studi islam sebagai bagian dari kajian akademis ( islamologi ). Pembedaan itu

dilakukan bukan dengan menafikan realitas bahwa dinamika keduanya sering

dalam posisi saling mengisi.

D. Kecenderungan Baru Studi Islam Di Barat

Sejak dua dekade terakhir ada kecenderungan baru dalam kajian islam di

barat yang menarik untuk dikaji. Secara umum, kajian Islam dibarat sebelum

dekade 70-an diwarnai oelh sikap “curiga” yang tinggi terhadap islam. Ini terlihat

Page 26: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

26

dari karya – karya intelektual para orientalis yang kebanyakan menyudutkan islam

atau memperlihatkan warna anti islam.

E. Institusionalisasi studi islam di Indonesia

Kajian islam di Indonesia bukanlah tumbuh dan berkembang dari realita

historis yang kosong, ia hadir secara kronologis dalam konteks ruang dan waktu

yang jelas, sebagai respon sejarah atas sejumlah persoalan keagamaan yang

dialami umat islam di negeri ini. Secara substantif, kajian islam sebenarnya sudah

dimulai semenjak agama ini datang ke Indonesia pada abad 13 dan mencapai

momentum spritualnya pada abad ke 17. Kajian keislaman di masa – masa ini

diwarnai oleh proses tranformasi nilai keagamaan secara besar – besaran yang

dilakukan oleh para pemimpin sufi dan ulama terutama lembaga – lembaga

pendidikan tradisional seperti pesantren.

Page 27: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

27

BAB VIII

ISLAM DAN WANCANA BUDAYA KEAGAMAAN

A. Islam Dan Wacana Social Budaya

Ada pertanyaan yang sangat mendasar sebelum kita jelaskan apa kaitan

islam dengan budaya.adalah dua bidang yang dapat dibedakan namun tidak dapat

dipisahkan. Agama bernilai mutlak, tidak berubah karena perubahan waktu dan

tempat. Sedangkan budaya, sekalipun berdasarkan agama, dapat berubah dari

waktu ke waktu dan tempat ke tempat.

B. Islam Dan Wacana Pembaharuan

Interaksi manusia dengan sesame, lingkungan, maupun dengan kekuatan –

kekuatan di luar dirinya selalu melahirkan perubahan – perubahan di dalam

kehidupannya. Dinamika kehidupan manusia dapat dipastikan identik dengan

lahirnya perubahan yaitu :

1. Landasan teologis pembaharuan islam

2. Watak dasar universal islam

3. Watak dasar terbuka islam

4. Makna pembaharuan islam dan karakteristiknya

C. Islam Dan Wacana Otentisitas

Islam ibarat bola salju ( snow ball ). Semakin lama dan semakin jauh islam

“ menggelinding” semakin banyak wajah yang akan muncul sebagai gambarnya.

Keragaman itu timbul karena persoalan ruang dan waktu. Perbedaan ruang dan

Page 28: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

28

waktu itu akan melahirkan perbedaan tantangan yang akan dihadapi oleh

masyarakat. Karena tantangan berbeda, islam sebagai sebuah agama, yang nota

beneturunnya untuk memecahkan persoalan masyarakat, akan dipahami oleh

masyarakat bersangkutan sesuai dengan setting yang mereka hadapi. Maka

muncullah wajah yang beragam, baik secara sinkoronis ( antara masyarakat

ditempat yang satu dengan masyarakat di tempat lain pada waktu yang bersamaan

) maupun secara diakronis ( antara generasi satu dengan lain, sebelum atau

sesudahnya ), atau bisa jadi antara setting wilayah geografis satu dengan wilayah

lainnya. Islam yang ada di Indonesia bisa jadi berbeda dengan di timur tengah.

Hal ini dikerenakan perbedaan pemahaman masyarakatnya akibat setting ruang

yang tidak sama. Begitu pula islam yang dipahami generasi abad pertengahan

maupun abad modern ini.

Page 29: UNIVERSALITAS, AUTENTISITAS, DAN DINAMIKA SLAM

29

DAFTAR PUSTAKA

http://rafinajjah.blogspot.com/2012/08/resume-studi-islam_25.html

http://blog.sunan-ampel.ac.id/itaisme/2011/08/05/membangun-otentisitas-dan-

legitimasi-islam-bagi-ham-universal-studi-atas-pemikiran-abdullahi-ahmed-an-

naim/

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=makalah%20metodologi%20islam&s

ource=web&cd=4&cad=rja&sqi=2&ved=0CC0QFjAD&url=http%3A%2F%2Fm

uhlis.files.wordpress.com%2F2007%2F08%2Fpedahuluanmetodologi-studi-

islam.doc&ei=cDqXUPPrPJGHrAfq3ICQBA&usg=AFQjCNHXZLiFvj0uMhngn

3prRFwXC0_vEA