bab 3 dinamika litosfer dan pedosfer

73

Click here to load reader

Upload: annisa-tri-ramadhani

Post on 01-Jan-2016

3.221 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Geografi

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Tujuan Pembelajaran :1. Memahami jenis-jenis batuan yang menyusun bumi dan

proses-proses yang membentuk permukaan bumi.2. Memahami asal mula terjadinya tanah, sifat dan jenis-jenis

tanah, serta proses erosi tanah dan cara-cara penanggulangannya.

Gambar 3.1. Fenomena Litosfer

Page 2: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer
Page 3: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

LITOSFER

1. Struktur & Komposisi Pelapisan Bumi

Litosfer adalah lapisan luar bumi, bersifat keras dan disebut kerak bumi.

Menurut Holmes, kerak bumi dibagi menjadi 3, yaitu:• bagian atas, ketebalan 15 km, tipe magma granit• bagian tengah, ketebalan 25 km, tipe magma basalt• bagian bawah, ketebalan 20 km, tipe magma peridotit dan

eklogit.Bagian atas dan tengah banyak mengandung silikat (Si) dan

alumunium (Al), dan bagian bawah sebagian besar terdiri dari silikat dan magnesium (Mg).

Page 4: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Gambar 3.2

Lapisan kerak dasar laut yang

lebih tipis daripada lapisan kerak

benua.

Lapisan yang mengandung Si dan Al di setiap kerak bumi tidak sama. Contohnya, di dasar Samudra Pasifik tidak ditemukan Si dan Al (lapisan lebih tipis), sedangkan di pegunungan banyak mengandung Si dan Al (lapisan lebih tebal).

Page 5: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Bagan penampang kerak Bumi

Page 6: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Batuan Beku (hasil pendinginan magma):

- Batuan beku dalam

- Batuan beku korok/gang

- Batuan beku luar

Batuan Sedimen (hasil proses pengendapan berbagai batuan yang telah ada sebelumnya):

-Sedimen klastis/mekanis

-Sedimen kimiawi

-Sedimen organis

Batuan Metamorf (berasal dari batuan beku atau batuan sedimen, yang mengalami perubahan secara fisik dan kimiawi karena perubahan suhu dan tekanan):

-Dinamo metamorfosa

-Kontak metamorfosa

2. BatuanElemen kulit bumi yang menyediakan mineral-mineral anorganik untuk kehidupan.

Page 7: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

1. Batuan Beku DalamMagma membeku di dalam proses pembekuan lambat terjadi pengkristalan sempurna Ukuran kristalnya yang besar-besar dan kasar ciri batuan: holokristalin atau granitis. Contoh: batu granit, diorit, gabro, dan peridotit.

Batuan Granit

Batuan Beku

Page 8: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

2. Batuan Beku Korok/GangMagma membeku di gang/saluran/celah menuju permukaan bumi sebagian magma membeku lebih cepat sebagian kristal berukuran besar (fenokrist) dan sebagian berukuran kecil. Gabungan kristal besar dan kecil disebut porfirik.Contoh: porfir granit, porfir, dan gabro.

Porfir Gabro

Porfir Granit

Page 9: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

3. Batuan Beku Luar

Magma yang keluar ke permukaan bumi disebut lava. Lava mengalami proses pendinginan yang sangat cepat kristalisasi cepat bahkan tidak mengalami proses kristalisasi membentuk batuan amorf (kristal halus/tidak berkristal)

Contoh: obsidian, riolit, andesit, basalt, komatit.

•Granit membeku di luar menjadi riolit

•Diorit membeku di luar andesit

•Gabro basalt

•Peridotit komatit

obsidian

Page 10: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Batuan Sedimen1. Batuan sedimen klastis – batuan yang

terdiri dari kelompok batuan atau fragmen-fragmen hasil proses pelapukan mekanis sebelumnya. Fragmen-fragmen yang telah mengendap di suatu tempat mengalami sementasi dan kompaksi sehingga terikat satu sama lain dan mengeras membentuk batuan baru.

Gambar 3.8. (a) Konglomerat, (b) BreksiSumber Gambar: Les Roches (1990: 49 – 50)

Contoh:

konglomerat, breksi, batu pasir, dan batu lempung.

Page 11: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

2.Batuan sedimen kimiawi - tersusun atas garam-garaman yang larut dalam air laut, seperti NaCl, KCl, MgSO4, CaCO4, dan CaCO3.

Contoh: Batu kapur/gamping, dolomit, batu fosfat, dan evaporit.

Page 12: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

3. Batuan sedimen organis - disebut batuan hidrokarbon (gabungan antara karbon, hidrogen, dan oksigen) yang terbentuk oleh bahan-bahan organik. Akumulasi bahan-bahan ini dapat berbentuk padat (tanah gambut dan batu bara), cair (minyak bumi), dan gas (gas alam).

Batubara

Oleh karena itu, contoh batuan sedimen organik hanya batubara bukan tanah gambut, karena tanah gambut masih berupa akumulasi bahan-bahan organik/tanaman.

Page 13: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Berdasarkan tenaga yang mengangkut bahan asal, batuan sedimen dibedakan menjadi:

a) batuan sedimen aquatis, yakni batuan sedimen yang diendapkan oleh air;

Contoh: Batu pasir, kerikil,

Batu Kerikil

Batuan Sedimen

Page 14: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

b) batuan sedimen aeris atau aeolis, yakni batuan sedimen yang diendapkan oleh

angin;Contoh: Gundukan Pasir (sand dune) seperti di pantai parangtritis;

c) batuan sedimen glasial, merupakan batuan sedimen yang diendapkan oleh es atau gletser.Contoh: Moraine

Gambar : Gundukan Pasir

Page 15: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Berdasarkan tempat terjadinya pengendapan, digolongkan menjadi:a) batuan sedimen teristris - di daratan;b) batuan sedimen marine - di dasar laut;c) batuan sedimen fluvial - di dasar sungai;d) batuan sedimen limnis - di dasar danau;e) batuan sedimen glasial - di daerah yang pernah mengalami erosi glasial.

Batuan Sedimen

Page 16: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Bahan asal batuan metamorf adalah batuan beku dan batuan sedimen. Karena pengaruh tenaga alam, yakni suhu dan tekanan dalam jangka waktu tertentu (lama), maka batuan beku dan batuan sedimen dapat berubah sifat. Perubahan sifat batuan tersebut karena proses diagnesa dan metamorfosa.

Diagnesa adalah perubahan sifat karena suhu dan tekanan yang kecil sehingga ciri batuan asal masih tampak, contohnya konkresi.

Metamorfosa adalah perubahan wujud batuan sehingga bentuk dan susunan dari batuan semula tidak tampak.

Batuan Metamorf Metamorfosa batuan

dibagi menjadi:

1. Dinamo metamorfosa - pengaruh tekanan lebih dominan daripada pengaruh suhu.

2. Kontak metamorfosa - pengaruh suhu lebih dominan daripada tekanan

Page 17: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Proses Perubahan Batuan Asal menjadi Batuan Metamorfosa

Page 18: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Sedimen Klastis

BatuanBeku

Magma

BatuanMetamorf

Sedimen Organis

Sedimen KimiawiSedimen

Batuan Kristalin

Gambar 3.17. Siklus Batuan

Keterangan:

Magma sebagai bahan batuan asal. Karena pendinginan dapat terbentuk:

a. Batuan beku dalam

b. Batuan beku gang

c. Batuan beku luar

Mengalami pelapukan fisis mengendap sedimen klastis proses kimia mengendap/organisme sedimen organis & kimia pengaruh suhu & tekanan metamorf pemanasan magmatisasi magma

Page 19: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

3. Proses-Proses Pembentukan Permukaan Bumi

1. Vulkanisme

2. Tektonisme

b. Proses Eksogen Pengikisan dan pengendapan oleh:

a. Proses Endogen

1) Air

2) Gelombang

3) Es

4) Angin

c. Proses Seisme 1) Gempa tektonik

2) Gempa Vulkanik

3) Gempa Runtuhan

Page 20: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

a. Proses endogen1. Vulkanisme terobosan magma yang muncul ke

permukaan bumi menghasilkan gunung api atau bentuk timbulan di muka bumi. Plutonisme/kriptovulkanisme penyusupan magma di antara lapisan batuan.Proses keluarnya magma dari dalam bumi (plutonisme), terdiri dari proses intrusi magma & ekstrusi magma.Magma adalah lelehan batuan pijar dalam wujud cair yang mengandung gas, terdapat secara alamiah di dalam bumi.

Intrusi magma - Aktivitas penyusupan magma pada celah batuan di dalam kerak bumi, menghasilkan bentukan :a) Sill (pluton yang sejajar dengan perlapisan batuan), b) Lakolit (pluton yang melengkung bagian atasnya), c) Lopolit (pluton yang melengkung bagian bawahnya), d) Pakolit (pluton yang mengikuti bentuk antiklinal atau sinklinal).

Page 21: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Vulkanisme

Sedangkan intrusi magma yang diskordan (memotong) denganPerlapisan batuan di atasnya, menghasilkan:

a) Dike (pluton yang memotong tegak lurus perlapisan batuan sedimen di atasnya), b) Vein vulkanik (Neck = Plug), yakni akar volkan yang telah tererosi, c) Dike yang melingkar (Ring Dike).

Page 22: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Erupsi eksplosif, efusif, dan campuran dapat saja terjadi pada suatu gunung api.

Page 23: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Berdasarkan pada tipe letusan & bahan hasil

letusan, erupsi gunung api, terdiri dari :a) Erupsi magmatik, Kegiatan magma yang menerobos ke permukaan bumi. Dalam hal ini bahan utama yang dikeluarkan berasal langsung dari magma, baik dalam bentuk bahan-bahan lepas (piroklastis) maupun aliran lava.b) Erupsi freatik, terjadi krn uap yang terjadi karena sentuhan air, baik langsung atau tak langsung dengan magma. Tekanan uap menimbulkan suatu letusan yang disebut letusan freatik. Letusan ini tidak mengeluarkan magma hanya melemparkan bahan-bahan pada dinding tutup gunung api yang dilalui oleh tekanan gas tersebut.

Page 24: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer
Page 25: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Tipe-tipe bentuk gunung berapi a. Gunung api strato (bentuk campuran), terjadi akibat letusan (eksplosif) & lelehan (effusif), berbentuk kerucut.

Contoh: Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat (dari selatan tampak seperti perahu terbalik disebabkan oleh perpindahan pusat/lubang erupsi dari barat daya ketimur laut).

Page 26: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

b. Gunung api perisai, tersusun terutama oleh perlapisan lelehan atau aliran lava encer (lava basal). Contohnya, gunung Mauna Loa di Hawai.

c. Gunung api maar, terjadi karena erupsi eksplosif yang berlangsung relatif singkat, berbentuk seperti lubang kawah.

Page 27: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

d. Gunung Api Kaldera, akibat dari erupsi eksplosif yang dahsyat sehingga puncak dari kerucut gunung api runtuh dan terbentuk kawah raksasa dengan tebing yang terjal dan mempunyai garis tengah kaldera antara 2 km sampai dengan lebih dari 10 km.

Contoh: Gunung Tambora di Nusa Tenggara dan Gunung Tengger di Jawa Timur.

Page 28: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Gambar. Bentuk-bentuk gunung api

Page 29: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Di Indonesia, gunung api dikelompokkan menjadi 3tipe, yaitu:

a) gunung api tipe A, yaitu gunung api yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1.600 Masehi; b) gunung api tipe B, yaitu gunung api yang sesudah tahun 1.600 Masehi belum lagi mengalami erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala aktivitas, seperti solfatara; c) gunung api tipe C, yaitu gunung api yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun masih terdapat tanda-tanda aktivitas masa lampau, berupa lapangan fumarol pada tingkat yang lemah.

Page 30: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Dengan demikian, klasifikasi gunung api dapat didasarkan pada nama-nama gunung api yang bersangkutan, lokasi gunung api (Hawaii), atau penemu tipe letusan tertentu (Plini), seperti yang diuraikan B. G Escher berikut:

a) Tipe Hawaii lava cair tipis, tekanan gas rendah, & dapur magma sangat dangkal. Contoh : gunung api

Kilauea dan Maonaloa, di Kepulauan Hawaii. tipe ini di Indonesia tidak ditemukan.

Page 31: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

b) Tipe Stromboli Lava cair tipis, tekanan gas sedang, dapur magma dangkalContoh: Gunung Batur di Bali (meletus/mengalami semburan lava tahun 1963 dan 1971) dan Gunung Anak Krakatau (meletus/mengalami semburan lava tahun 1976).

Tipe Stromboli

Tipe Volkano

C) Tipe Volkano lava agak kental, tekanan gas sedang sampai tinggi, dengan dapur magma dangkal sampai dalam.Contoh: Gunung Raung dan Bromo di Jawa Timur & Gunung Slamet di Jawa Tengah.

Page 32: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

d) Tipe Merapi lava agak kental, tekanan gas rendah, dan dapur magma sangat dangkal

Contoh: Gunung Merapie) Tipe St.Vincent lava agak kental, tekanan gas sedang, dan dapur

magmanya dangkalContoh: Gunung St. Vincent di Hindia Barat

Vulkanisme

Tipe Merapi Tipe St.

Vincent

Page 33: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

f) Tipe Pelle Lava agak kental, tekanan gas tinggi, dan dapur magma dalamContoh: Gunung Pelle di Hindia Barat

g) Vesuvius/Plinian Lava agak kental, tekanan gas sangat tinggi, dan dapur magma sangat dalam, menghancurkan sebagian puncak gunung api.

Contoh: Gunung Krakatau (1883) dan Gunung Tambora (1815).

Tipe Plinilin Tipe Pelle

Page 34: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer
Page 35: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

2. Tektonisme Perubahan permukaan Bumi secara vertikal, miring, atau mendatar berupa gerakan pelipatan, patahan/sesar, pelengkungan, pengangkatan, penurunan, dan retakan.

Tektonisme dibedakan menjadi: 1) Epirogenesis: Gerakan vertikal yang lambat dan meliputi daerah yang luas (benua). 2) Orogenesis : Orogenesis (gerak pembentukan pegunungan) merupakan gerakan tektonik yang meliputi daerah yang relatif sempit (regional). Gerakan ini meliputi pelengkungan (warping), pelipatan (folding), patahan (faulting), sembul dan terban (horst dan graben), dan retakan/diaklas (jointing).

Page 36: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer
Page 37: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Gambar 3.22 Penampang melintang sebuah daerah gunung yang dibentuk kemudian dari geosinklinal.

Page 38: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer
Page 39: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Gerakan patahan

1) Sesar-turun yang sebenarnya pada arah kemiringan. 2) Sesar-mendatar pada arah lurus. 3) Sesar-turun biasa pada arah tak tentu. 4) Sesar-naik yang sebenarnya 5) Sesar-naik biasa.

Terjadi karena tekanan yang sangat kuat melampaui titik patah batuan.

Bagian Patahan

Sembul (horst) bagian di antara dua patahan yang mengalami pengangkatan.

Graben depresi di antara dua patahan naik (horst)

Page 40: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Sesar Andreas di Kalifornia terjadi akibat gerakan bumi ke arah

horisontal yang kuat

Jenis-jenis patahan batuan

Page 41: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer
Page 42: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

d) Retakan/diaklas (jointing)Diaklas disebut juga kekar, yaitu terbentuknya suatu celah, namun tanpa disertai adanya pergeseran atau dislokasi (displacement). Hal ini dapat terjadi karena adanya proses-proses kerutan, tarikan, dan tekanan pada material (batuan).

Gambar : Beberapa Diaklas yang dihasilkan oleh gaya tekanan (kompresi)

Retak/kerutan dapat terjadi karena kekeringan, seperti lumpur yang mengering sehingga timbul jaringan retakan (telo dalam bahasa Jawa) atau pendinginan, seperti terjadi pada batuan basalt dan granit.

Page 43: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

b. Proses Eksogen

1). Pengikisan &pengendapan olehtenaga aliran air(Stream) proses

pengikisan ini disebut erosi.Menghasilkan bentuk lahan

lembah-lembah sungai dan terkadang longsoran.

Hasil endapan yang diangkut air membentuk delta.

Contoh hasil pengikisan oleh air terbentuk Meander sungai hitam di New york Bagian

utara

Proses pengikisan bentang alam,

diawali oleh proses pelapukan dan penghancuran

batuan.

Page 44: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Bentang alam hasil proses pengikisan oleh aliran air.

Page 45: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Menghasilkan tebing terjal di tepi laut (cliff), tebing menggantung (nocth),gerbang/terowongan laut (arch), tiang-tiang laut (stack) dan gua di tepian laut (sea cave).Contoh: Pantai selatan Pulau Jawa & pantai Sumatera bagian barat

Gambar : Cliff yang terjal

2) Pengikisan dan pengendapan oleh gelombang laut (Wave)

Page 46: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

3) Pengikisan oleh es (Glasial)Menghasilkan bentuk lahan lembah glasial (cirques), tanduk-tanduk bukit (matterhorns), dan ngarai glasial (glacial through).Contoh : moraine, drumline, dan esker dan didaerah pegunungan jayawijaya, Papua

4) Pengikisan oleh angin (Wind)Menghasilkan bentuk lahan batuan berlubang angin (wind holes) dan batu jamur (mushroomrock). Fenomena ini di Indonesia sulit ditemukan karena proses ini umumnya terjadi di wilayah gurun pasir.

Page 47: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

4. Pengikisan Oleh Es (Glasial)Erosi oleh luncuran salju yang

mencair disebut gletser.

3. Pengikisan oleh AnginAngin yang bertiup

kencang mempunyai tenaga yang dapat mengikis suatu

batuan.

Bentukan bukit batu karena angin

Gletser dapat menjadi sumber pengikisan

Page 48: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

3. Proses Seisme (Gempa Bumi)Gempa bumi: getaran/goyangan permukaan/kerak bumi disebabkan oleh gangguan keseimbangan gravitatif batuan pada atau di bawah muka bumi yang bersifat sementara.Atas dasar faktor penyebabnya, gempa bumi dapat dibedakan menjadi tiga macam:

1. Gempa tektonik akibat pergeseran kerak bumi. Dengan kata lain, berkaitan dengan peristiwa tektonisme, berupa patahan/sesaran, menimbulkan goncangan, yang kemudian merambat ke segala arah melalui permukaan bumi & Merupakan gempa paling dahsyat.

2. Gempa Vulkanik akibat aktivitas vulkanisme, baik sebelum, sedang, atau sesudah letusan. Magma yang keluar lewat pipa-pipa gunung api bergeseran dengan batuan penyusun tubuh gunung api.

Page 49: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

3) Gempa Runtuhan - disebabkan adanya runtuhan, termasuk di dalamnya adalah longsoran (rock fall), runtuhnya atap gua di bawah tanah (biasanya di daerah kapur), dan runtuhan di dalam lubang atau lorong-lorong pertambangan.

Kriteria Kedalaman (km)

Dobrein Allinson Les stoke

Dangkal < 70 < 60 < 100

Sedang 70 - 300 60 - 300 -

Dalam > 300 > 300 - 720 > 100

Seismograf yaitu alat pengukur gempa

Tabel: Klasifikasi Gempa Bumi Menurut Kedalaman

Page 50: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Jarak stasiun ke episentrum dapat dihitung dengan menggunakan Hukum Laska :

• Δ = delta, menunjukkan jarak gempa ke episentrum• S = saat tibanya gelombang sekunder (S) pada

seismograf• P = saat tibanya gelombang primer (P) pada

seismograf• r = 1 menit• 1 megameter = 1000 km

Δ = {(S – P) - r} x 1 megameter

Page 51: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer
Page 52: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer
Page 53: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Tanah terbentuk melalui proses. Faktor-faktor pembentuk tanah adalah batuan induk, topografi, iklim, vegetasi, organisme, dan waktu. Berdasarkan bahan induknya, dibedakan menjadi tanah organik (dari batuan organik, misalnya batubara) dan tanah anorganik (dari batuan anorganik, seperti pasir, batu liat, konglomerat).

Tanha terbentuk melalui proses pelapukan batuan. Ada beberapa jenis pelapukan, diantaranya adalah pelapukan mekanis, pelapukan kimia, dan pelapukan biologis.

1) Pelapukan fisik (mekanis) meliputi fragmentasi batuan (bedrock) menjadi butiran-butiran kecil dan akhirnya menjadi tanah.

2) Pelapukan kimia meliputi penghancuran secara kimiawi bahan-bahan mineral dari batuan akibat reaksi air dan udara pada batuan.

3) Pelapukan biologis penghancuran yang dilakukan binatang, seperti rayap, cacing, tikus, dan sebagainya.

Page 54: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

• Horison Tanah (Lapisan Tanah)

Page 55: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer
Page 56: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Horison BDisebut juga sebagai horison iluviasi, yaitu lapisan tanah yang mengalami proses penimbunan fragmen-fragmen halus yang berasal dari horison A, seperti oksida-oksida besi, aluminium, dan lempung silikat.

Horison CAdalah lapisan peralihan antara tanah dan batuan induk, sehingga pada lapisan ini masih ditemukan fragmen-fragmen batuan yang belum sempurna menjadi tanah.

Page 57: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

2. Jenis-Jenis Tanah di Indonesia

a) Tanah podzolik tanah yang mengandung kuarsa, mudah basah jika terkena air, warna kuning. Persebarannya di dataran tinggi/ daerah pegunungan

b) Tanah aluvial endapan sedimen yang dibawa sungai-sungai. Tanah aluvial umumnya terdapat di daerah rendah.

d) Tanah mediteran dari batu kapur, hasil pelarutan kapur yang lemah, dengan kandungan bahan organik rendah. Terdapat di daerah pegunungan kapur yang telah tua.

Page 58: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

c) Tanah vulkanis Tanah vulkanis atau tanah andosol adalah tanah yang terjadi dari pelapukan batu-batuan vulkanis, baik dari batu yang telah membeku (lava), maupun dari abu gunung api. Tanah tuff terjadi dari abu gunung api dan bersifat sangat subur. Persebarannya sesuai dengan gunung api di Jawa & Sumatera

Page 59: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

e) Tanah humus tanah yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang membusuk, subur, dan berwarna hitam.

f) Tanah pasir berasal dari batuan pasir yang melapuk, sangat miskin bahan organik, kadar airnya sedikit sekali, sehingga kurang baik untuk pertanian. Tanah pasir baik untuk ditanami kelapa dan rumput. Terdapat di pantai barat Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi.

g) Tanah rawa disebut sebagai tanah gambut/ anorganik, unsur haranya kurang, kadar asam tinggi, kurang cocok untuk pertanian. Terdapat di Kalimantan, Sumatera, dan selatan Papua.

Page 60: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

h) Tanah laterit Mengandung zat besi dan aluminium. Warnanya kekuningan hingga merah disebut tanah merah, kurang subur. Terdapat di Semarang, Jakarta, Banten, Bogor, Pacitan, Lampung Utara, dan Kalimantan Barat.

i) Tanah mergel Berasal dari batu mergel/ campuran batu kapur (gamping), pasir, dan tanah liat, kurang subur dan terdapat di daerah lereng pegunungan sampai dataran rendah, seperti Kediri, Nusa Tenggara, dan Madiun.

j) Tanah padas Sebenarnya tidak dapat dikatakan tanah, karena tanah telah hilang & sisanya terdiri dari lapukan batuan induk. Kandungan organik rendah & peka terhadap erosi.

Page 61: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

3.Erosi Tanah dan Degradasi LahanErosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnyatanah dari satu tempat ke tempat lain oleh mediaalami, yaitu air atau angin.

Tidak terdapat tanaman memperbesar tingkat erosi

Page 62: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Faktor-faktor yang mendorong terjadinya erosi adalah

• Adanya curah hujan yang tinggi atau adanya angin yang bertiup kencang;

• Adanya tempat terbuka atau permukaaan bumi yang tidak tertutup vegetasi (tanah gundul);

• Topografi yang berbukit dan bergunung/lereng curam;

• Penggunaan lahan yang tidak terencana dengan baik dan tidak ada usaha konservasi tanah.

Page 63: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Berdasarkan intensitasnya, erosi dibedakan menjadi tiga macam:

1. Erosi alami atau erosi geologi2. Erosi normal3. Erosi dipercepat (erosi tanah)

Berdasarkan faktor penggerak butiran-butiran tanah, erosi dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1.Proses erosi oleh air hujan2.Proses erosi oleh angin, biasanya terjadi di

daerah gurun pasir. Hasil erosi angin menghasilkan endapan pasir disebut gumuk pasir (sand dune)

3.Proses erosi oleh glasial, terkikis oleh gerakan gletser

Page 64: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer
Page 65: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

3) Erosi alur (riil erosion), terjadi karena air terkonsentrasi mengalir pada tempat-tempat tertentu di permukaan tanah, sehingga pemindahan tanah lebih banyak terjadi pada tempat tersebut.

4) Erosi parit (gully erosion), proses terjadinya sama dengan erosi alur, atau sebagai proses lanjutan dari erosi alur, sehingga saluran yang terbentuk lebih lebar dan dalam. Akibatnya, parit ini tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa. Pada tanah liat, umumnya lembah berbentuk V (bentuk U pada tanah mudah lepas) dengan lebar 40 cm dan kedalaman sekitar 25 cm, bahkan pada lingkungan bermaterial rapuh/lepas kedalamannya dapat mencapai belasan meter.

Page 66: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

5) Erosi tebing sungai terjadi karena pengikisan tebing oleh air yang mengalir dari atas tebing, atau oleh terjangan arus air kuat pada kelokan sungai.

Pengikisan hasil pengerjaan aliran air ini berupa parit, lembah sungai, dan ngarai.

Page 67: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Dampak Erosi1. Tanah longsor, tanah

amblas, tanah mengalir, lumpur mengalir, dan rayapan tanah

2. Terjadinya kekeringan3. Terjadinya banjir 4. Degradasi lahan5. Berkurangnya sumber air6. Hilangnya kesuburan tanah

karena proses pencucian tanah

7. Terjadinya masalah sosial, seperti kemiskinan dan kelaparan

Penggundulan/penebangan hutan menyebabkan terjadinya tanah longsor dan banjir bandang di

musim penghujan

Page 68: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Degradasi lahan proses pemerosotan kualitas lahan yang disebabkan oleh kerusakan lahan atau penggunaan lahan yang tidak tepat.

Banjir menyebabkan degradasi lahan

Page 69: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

4. Konservasi tanah1. Melakukan konservasi tanah dengan cara:

a) memperbaiki dan menjaga keadaan tanah agar tahan terhadap penghancuran dan pengangkutan air serta lebih besar daya serap airnya;

b) menutup tanah dengan tanaman atau sisa-sisa tumbuhan agar terlindung dari pukulan langsung air hujan;c) mengatur aliran permukaan sehingga mengalir perlahan

dan tidak merusak tanah.2. Pembuatan sengkedan, parit atau teras pada daerah yang

tanahnya miring. 3. Melakukan reboisasi/penghijauan pada hutan-hutan yang telah

gundul.4. Pembuatan sistem irigasi yang baik.5. Penertiban tata guna lahan atau penegakan hukum dari

peraturan yang telah ada.

Page 70: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Pembuatan sengkedan (terasering) untuk menahan erosi.

Page 71: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Metode konservasi tanah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

1. Konservasi secara agronomi adalah konservasi dengan memanfaatkan tanaman dan sisa tanaman untuk mengurangi laju perusakan lapisan atas tanah. Ini sering juga disebut metode vegetatif.Adapun cara yang dipakai antara lain:

• strip cropping, yakni penanaman yang arahnya tegak lurus dengan arah aliran air atau angin;

• buffering, yaitu penutupan lahan miring dengan tanaman keras; • conteur strip cropping, yakni penanaman tanaman yang sejajar

dengan arah aliran air; • windbreaks, yakni menanam tanaman untuk menahan angin.

Page 72: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

2. Konservasi secara mekanis adalah konservasi tanah yang prinsipnya mengurangi banyaknya tanah yang hilang secara mekanis. Biasanya dilakukan dengan pembuatan teras atau sengkedan.

3. Konservasi secara kimiawi, yakni dengan memanfaatkan bahan-bahan kimia untuk memperbaiki struktur dan unsur dalam tanah. Cara ini dilakukan melalui pemupukan

Page 73: Bab 3 Dinamika Litosfer Dan Pedosfer

Hore.. Selesai BAB 3.. Terima Kasih..