ulasan tembakau

73
TEMBAKAU Tanaman tembakau pada mulanya ditemukan oleh Columbus pada tahun 1492 di Amerika. Tembakau merupakan tanaman industri yang diambil daunnya dan diolah menjadi rokok dan barang industri lain. Tanaman tembakau cocok ditanam pada daerah yang memiliki curah hujan rata-rata 2000 mm per tahun. Suhu udara yang cocok untuk tanaman tembakau adalah antara 21 – 32 o C dengan pH antara 5 – 6. Tembakau dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang gembur, bersturktur remah, memiliki drainase dan aerasi yang baik dan berada pada ketinggian 2000 – 3000 m dpl. (Dishubunnak,2012) Di Indonesia, tanaman tembakau asli dikenal dengan nama tembakau rakyat atau tembakau asli. Yang dimaksud dengan istilah tembakau asli atau tembakau rakyat ialah tembakau yang ditanam oleh rakyat, mulai dari pembuatan pesemaian, pananaman, dan pengolahan daunnya sehingga siap untuk dijual di pasaran. Dalam bahasa asing tembakau ini disebut native tobaccoes atau bevolkings tabak. Tembakau asli atau rakyat dikenal sebagai ‘tembakau jenis daerah’ juga sering disebut ‘landras’. Tembakau rakyat ditanam oleh petani secara campur aduk (terdiri dari berbagai varietas dalam satu lahan) dan kebanyakan pembenihannya dilakukan sendiri oleh petani. Hal inilah

Upload: masbrahim

Post on 15-Jul-2016

104 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ulasan Tembakau

TEMBAKAU

Tanaman tembakau pada mulanya ditemukan oleh Columbus pada tahun

1492 di Amerika. Tembakau merupakan tanaman industri yang diambil daunnya

dan diolah menjadi rokok dan barang industri lain. Tanaman tembakau cocok

ditanam pada daerah yang memiliki curah hujan rata-rata 2000 mm per tahun.

Suhu udara yang cocok untuk tanaman tembakau adalah antara 21 – 32oC dengan

pH antara 5 – 6. Tembakau dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang gembur,

bersturktur remah, memiliki drainase dan aerasi yang baik dan berada pada

ketinggian 2000 – 3000 m dpl. (Dishubunnak,2012)

Di Indonesia, tanaman tembakau asli dikenal dengan nama tembakau rakyat

atau tembakau asli. Yang dimaksud dengan istilah tembakau asli atau tembakau

rakyat ialah tembakau yang ditanam oleh rakyat, mulai dari pembuatan

pesemaian, pananaman, dan pengolahan daunnya sehingga siap untuk dijual di

pasaran. Dalam bahasa asing tembakau ini disebut native tobaccoes atau

bevolkings tabak. Tembakau asli atau rakyat dikenal sebagai ‘tembakau jenis

daerah’ juga sering disebut ‘landras’. Tembakau rakyat ditanam oleh petani secara

campur aduk (terdiri dari berbagai varietas dalam satu lahan) dan kebanyakan

pembenihannya dilakukan sendiri oleh petani. Hal inilah yang menyulitkan

pelacakan varietas secara pasti. Belum lagi pengaruh persilangan dengan benih-

benih impor sehingga varietas tembakau asli semakin heterogen. Tidak

mengherankan jika sekarang banyak dijumpai bermacam-macam varietas dalam

satu hamparan pertanaman yang dilakukan oleh petani.

Dalam bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing.

Bahasa Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan,

khususnya, dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan

daun-daun pada tumbuhan ini (Bartolome De La Casas, 1552) atau bisa juga dari

kata "tabago", sejenis pipa berbentuk y untuk menghirup asap tembakau (menurut

Oviedo, daun-daun tembakau dirujuk sebagai Cohiba, tetapi Sp. tabaco (juga It.

tobacco) umumnya digunakan untuk mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak

Page 2: Ulasan Tembakau

1410, yang berasal dari Bahasa Arab "tabbaq", yang dikabarkan ada sejak abad

ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata tobacco (bahasa Inggris)

bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya diterapkan untuk tumbuhan sejenis

yang berasal dari Amerika.

Tanaman tembakau merupakan salah satu komoditas andalan nasional dan

berperan penting bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam penyediaan

lapangan pekerjaan, sumber pendapatan bagi petani dan sumber devisa bagi

negara disamping mendorong berkembangnya agribisnis tembakau dan

agroindustri. Berbagai usaha telah dilaksanakan untuk pengembangan tembakau.

Perbaikan teknik budidaya, teknik pembibitan yang efisien, usaha mendapatkan

bahan tanam unggul melalui hibridasi, pengaturan jarak tanam, usaha

perlindungan terhadap hama dan penyakit, menentukan periode penanaman dan

pemeliharaan tembakau yang efisien agar didapatkan produksi optimum. Berikut

ini adalah klasifikasi tanaman tembakau.

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Nicotianae

Spesies : Nicotiana tabaccum, Nicotiana Rustica

Tanaman tembakau (Nicotianae tabacum L) termasuk genus Nicotinae, serta

familia Solanaceae. Spesies-spesies yang mempunyai nilai ekonomis tinggi adalah

Nicotianae Tabacum dan Nicotianae Rustica dengan rincian sebagai berikut:

1) Nicotiana rustica L mengandung kadar nikotin yang tinggi (max n = 16%)

biasanya digunakan untuk membuat abstrak alkoloid (sebagai bahan baku

obat dan isektisida), jenis ini banyak berkembang di Rusia dan India.

2) Nicotiana tabacum L mengandung kadar nikotin yang rendah (min n = 0,6%)

jenis ini umumnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok.

Page 3: Ulasan Tembakau

Beberapa contoh dari varietas tembakau (Nicotiana tabacum) adalah:

1. Tembakau Virginia

Tembakau Virginia mempunyai bentuk yang ramping, memiliki

ketinggian tanaman sedang sampai tinggi, memiliki daun yang berbentuk

lonjong yang ujungnya meruncing dengan warna daun hijau kekuningan,

daun bertangkai pendek, kedudukan daun pada batang tegak, jarak antara

daun satu dengan yang lain cukup lebar sehingga kelihatan kurang rimbun

dan memiliki daya adaptasi yang luas terhadap tanah dan iklim. Tembakau ini

banyak ditanam di dataran rendah yang panas (Hanum,2008).

Tembakau Virginia yang telah diolah menghasilkan krosok berwarna

kuning keemasan hingga kuning jingga, aromanya sangat berbeda dengan

jenis tembakau yang lain, memiliki kandungan gula tinggi sehingga terasa

manis dan bila dirokok terasa ringan. Daun tengah Tembakau Virginia sangat

baik digunakan untuk pembuatan rokok sigaret putih (Makfoeld,D, 1994).

2. Tembakau Oriental

Tembakau Oriental memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis

tembakau lain yaitu terletak pada aroma yang harum dan khas. Karena

aromanya yang khas, tembakau Oriental/Turki juga disebut sebagai aromatic

tobacco. Tembakau Turki digunakan oleh semua pabrik rokok sebagai

campuran yang dapat meningkatkan mutu rokok sigaret.

3. Tembakau Burley

Tembakau Burley memiliki warna daun hijau pucat, batang dan ibu

tulang daun berwarna putih krem, daun tergolong ukuran besar (90–160 cm),

tanaman lebih banyak berbentuk silindris daripada piramida dan tinggi

tanaman sekitar 180 cm. Krosok daun tembakau Burley setelah pengolahan

berubah menjadi tipis, berwarna coklat kemerah–merahan, halus, lunak, dan

beraroma sedap. Bagian daun tembakau Burley dengan kandungan nikotin

yang banyak terdapat pada daun bawah, daun tengah, dan daun atas.

Page 4: Ulasan Tembakau

Jenis-jenis tembakau yang dinamakan menurut tempat penghasilnya sebagai

berikut:

Tembakau Deli, penghasil tembakau untuk pembuatan cerutu.

Tembakau Temanggung, penghasil tembakau srintil untuk sigaret.

Tembakau Vorstenlanden (Yogya-Klaten-Solo), penghasil tembakau

untuk cerutu dan tembakau sigaret (tembakau Virginia).

Tembakau Besuki, penghasil tembakau rajangan untuk sigaret.

Tembakau Madura, penghasil tembakau untuk sigaret.

Tembakau Lombok Timur, penghasil tembakau untuk sigaret (tembakau

Virginia)

Berdasarkan iklim, tembakau yang diproduksi di Indonesia dapat dibagi

antara lain:

a) Tembakau musim kemarau/Voor-Oogst (VO), yaitu bahan untuk

membuat rokok putih dan rokok kretek;

b) Tembakau musim penghujan/Na-Oogst (NO), yaitu jenis tembakau yang

dipakai untuk bahan dasar membuat cerutu.

Tembakau yang dibuat sebagai cerutu adalah tembakau Deli D4, KF-7, F1-

5, Tembakau Vortstenlanden G, TV, Tembakau Besuki varietas H dan tembakau

Lumajang. Tembakau Sigaret berupa tembakau Virginia, tembakau Oriental,

tembakau Burley

SEJARAH TEMBAKAU

Pada mulanya tembakau digunakan oleh orang-orang asli Amerika untuk

pengobatan oleh Christopher Columbus yang melintasi Lautan Atlantik untuk

pertama kalinya pada tahun 1942. Orang asli Amerika yang bermukim di New

World telah menghadiahkan beliau daun tembakau dan seabad setelah itu,

merokok telah menjadi kegilaan global, dan seterusnya memberi manfaat ekonomi

kepada para pengusaha di Amerika Serikat. Penanaman dan penggunaan

tembakau di Indonesia sudah dikenal sejak lama.

Page 5: Ulasan Tembakau

Sejarah penanaman tembakau di Indonesia dimulai pada tahun 1830 oleh

Van Den Bosch melalui “Cultuurstelsel” yang dilakukan disekitar daerah

Semarang, Jawa Tengah, namun pada saat itu mengalami kegagalan. Pada tahun

1856, Belanda mencoba kembali melakukan penanaman tembakau secara meluas

di daerah Besuki, Jawa Timur dengan dilengkapi suatu balai penelitian yaitu

Besoekisch Profstation pada tahun 1910. Dengan adanya balai penelitian tersebut

maka dilakukan usaha-usaha untuk mendapatkan galur yang cocok dan

diinginkan, yakni dengan cara seleksi/hibridisasi menggunakan tembakau yang

telah ada atau yang didatangkan dari luar. Jenis tembakau cerutu Besuki yang

sekarang banyak ditanam di daerah tersebut merupakan hasil persilangan antara

jenis Kedu dengan jenis Deli (Djojosudiro, 1967).

Dua tahun kemudian yakni pada tahun 1858 diadakan penanaman jenis

tembakau cerutu lainnya di daerah Yogyakarta-Surakarta, tepatnya di daerah

Klaten. Penanaman tembakau juga dilakukan di luar Jawa, yakni di daerah Deli,

Sumatra Utara yang dipelopori oleh J. Nienhuys pada tahun 1863. Jenis tanah

sangat berpengaruh terhadap tanaman tembakau, untuk wilayah Deli sekitar

Sungai Ular dan anak Sungai Wampulah merupakan derah yang baik untuk

tembakau Deli. Jenis tembakau Deli merupakan jenis tembakau cerutu paling baik

guna keperluan pembungkusan cerutu.

Tembakau bisa didapat secara komersil dalam bentuk-bentuk kering

maupun awet, dan sering dihisap (seperti merokok) dalam bentuk cerutu dan

rokok, atau dengan menggunakan pipa. Tembakau juga bisa dikunyah, "dicelup"

(diletakkan antara pipi dengan gusi), dan dikulum, atau dihirup ke dalam hidung

sebagai bahan hisapan dalam bentuk serbuk halus (seperti menggunakan morfin

bubuk). Tembakau mengandung zat alkaloid nikotin, sejenis neurotoxin yang

sangat ampuh jika digunakan pada serangga. Neurotoxin merupakan bahan yang

dapat melumpuhkan syaraf, dan pada konsentrasi yang rendah dapat menimbulkan

ketergantungan (addiction). Zat ini sering digunakan sebagai bahan utama

insektisida.

MORFOLOGI TEMBAKAU

Page 6: Ulasan Tembakau

1. Akar

Tanaman tembakau memiliki perakaran tunggang yang mampu

menembus tanah hingga 50 – 75 cm.

2. Batang

Tanaman tembakau memiliki batang yang membulat, lunak tetapi kokoh.

Pada bagian batang terdapat ruas-ruas tempat tumbuhnya daun dan tunas

ketiak.

3. Daun

Tembakau memiliki daun yang berbentuk bulat lonjong atau bulat

dengan tulang daun menyirip. Bagian tepi daun agak bergelombang dengan

permukaan yang licin. Dalam satu tanaman biasanya terdapat 28 – 32 helai

daun.

4. Bunga

Tanaman tembakau memiliki bunga majemuk yang tersusun dalam

beberapa tandan. Dalam satu tandan berisi 15 bunga dengan bentuk terompet

dengan panjang dan warna yang bervariasi tergantung varietasnya.

5. Buah

Tanaman tembakau memiliki buah yang tumbuh pada bagian dasar

bunga. Tiga minggu setelah penyerbukan, buah tembakau sudah matang.

Dalam satu tanaman terdapat kurang lebih 300 buah dengan 12.000 biji yang

ada didalamnya.

6. Biji

Biji buah tembakau dapat berkecambah dalam waktu 2 – 3 minggu

tergantung berhasil atau tidaknya masa dormansi.

SYARAT TUMBUH

Page 7: Ulasan Tembakau

1. Iklim

Tanaman tembakau pada umumnya tidak menyukai iklim yang kering

ataupun iklim yang sangat basah. Angin kencang yang sering terjadi pada

lahan tanaman tembakau dapat merusak tanaman yang menyebabkan tanaman

roboh dan berpengaruh terhadap pengeringan dan pengerasan tanah yang

dapat menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen di dalam tanah.

Penyinaran cahaya matahari yang kurang dapat menyebabkan

pertumbuhan tanaman kurang baik yang dapat menurunkan produktivitasnya.

Oleh karena itu, lokasi untuk penanaman tembakau sebaiknya memilih

tempat terbuka dan waktu tanam disesuaikan dengan varietas yang akan

ditanam. Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau

berkisar antara 21 - 30oC. Tanaman tembakau dapat tumbuh pada dataran

rendah ataupun di dataran tinggi bergantung pada varietasnya. Ketinggian

tempat yang paling cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau adalah 0 -

900 mdpl.

2. Tanah

Tanaman tembakau menyukai tanah yang gembur, remah, dan mudah

mengikat air. Selain itu lahan yang baik untuk tanaman tembakau adalah yang

memiliki drainase dan aerasi yang baik. Hal ini disebabkan karena tanaman

tembakau yang sangat peka terhadap air yang menggenang. Tanah yang

optimal bagi tanaman tembakau adalah tanah yang memiliki pH 5 – 6.

Apabila didapat nilai yang kurang dari 5 maka perlu diberikan pengapuran

untuk menaikkan pH, sedangkan bila didapat nilai pH lebih tinggi dari 6

maka perlu diberikan belerang untuk menurunkan pH.

Page 8: Ulasan Tembakau

TEKNIK BUDIDAYA TEMBAKAU

1. Pembibitan

Jumlah benih yang dibutuhkan kurang lebih 8 - 10 gram/ha, tergantung

jarak tanam. Biji yang akan ditanam harus utuh tidak terserang penyakit dan

tidak keriput. Media semai yaitu campuran tanah (50%) ditambah pupuk

kandang matang yang telah dicampur dengan Natural GLIO (50%). Dosis

pupuk untuk setiap meter persegi media semai adalah 70 gram DS dan 35

gram ZA dan isikan pada polybag. Bedeng persemaian diberi naungan berupa

daun-daunan, tinggi atap 100 cm sisi Timur dan 60 cm sisi Barat.

Benih direndam dalam POC NASA 5 cc per gelas air hangat selama 1-2

jam lalu dikeringkan dengan cara dianginkan. Kecambahkan pada

baki/tampah yang diberi alas kertas merang atau kain yang dibasahi hingga

agak lembab. Tiga hari kemudian benih sudah tumbuh akarnya yang ditandai

dengan bintik putih. Pada stadium ini benih baru dapat disemaikan. Siram

media semai sampai agak basah/lembab, masukan benih pada lubang sedalam

0,5 cm dan tutup tanah tipis-tipis. Semprot POC NASA (2-3 tutup/tangki)

selama pembibitan berumur 30 dan 45 hari. Bibit sudah dapat dipindahkan ke

kebun apabila berumur 35-55 hari setelah semai.

2. Pengolahan Tanah dan Penanaman

Guna memperoleh perakaran yang baik pengolahan tanah harus

mencapai kedalaman olah lebih dari 30 cm. Sejumlah studi membuktikan

bahwa pengolahan tanah intensif menyebabkan penurunan bahan organik

tanah. Pengolahan tanah intensif pada jenis tanah andisol dapat menyebabkan

menurunnya kadar C organik tanah. Bila N terdapat dalam jumlah yang

rendah akan menyebabkan menurunnya luas daun, berat kering, dan klorosis

sebagai akibat dari menurunya jumlah klorofil.

Rendahnya kandungan N menyebabkan produktivitas tembakau rendah.

Sangat rendahnya kadar C organik, selain menyebabkan kebutuhan akan

pupuk organik (pupuk kandang) yang semakin meningkat, juga menyebabkan

Page 9: Ulasan Tembakau

rendahnya efisiensi pemupukan. Dengan meningkatkan kadar C organik

tanah, yang dapat dilakukan dengan penambahan pupuk organik. Pengolahan

tanah dilakukan 70 hari sebelum penanaman dimana H-70 dilakukan

pembersihan jerami, H-60 pembuatan got keliling, H-55 pembajakan 2, H-40

pembajakan 3, H-30 pembajakan 4, H-25 pembersihan rumput di pematang

dan H-15 dilakukan bajak siap tanam (Hanum,C, 2008). Adapun jarak

tanamnya adalah sebagai berikut:

Tembakau virginia dan Tembakau Burley digunakan jarak tanam 110 cm x

50 cm, 120 cm x 50 cm atau 120 cm x 45 cm dengan populasi tanaman

berkisar antara 16.000 – 18.000 pohon /ha.

Tembakau Cerutu Vorstendlanden varietas hibrida TV38XG populasi

idealnya adalah 17.480 tanaman/ha, sedang varietas F1K sebesar 16.930

tanaman/ha.

Tembakau rajangan Temanggung Jarak tanam digunakan 100 cm x 50cm

(jarak tanam pagar ganda) atau 100 cm x 75 cm. Populasi tanaman

berkisar antara 11.000 hingga 18.000 batang/ha.

Tembakau rajangan Madura ditanam dengan populasi berkisar antara

20.000 sampai dengan 33.000 tanaman/ha. Jarak tanam yang paling baik

adalah 100 cm x 50 cm atau 100 cm x 45 cm dengan populasi tanaman

33.000 tanaman /ha.

3. Pengelolaan dan Perawatan Tanaman Tembakau

a. Pengairan dan Penyiraman

Pengairan dilakukan 7 hari setelah tanam dengan jumlah air 1-2

liter setiap tanaman. Setelah 7 - 25 hari frekuensi penyiraman adalah 3 -

4 liter per tanaman. Pada umur 25 - 30 hari setelah tanam, frekuensi

pemberian air 4 liter per tanaman. Pada umur 45 hari setelah tanaman

pertumbuhan akan semakin cepat. Oleh karena itu, diperlukan 5 liter air

per tanaman setiap 3 hari. Setelah 65 hari dari masa tanam tembakau

tidak memerlukan lagi penyiraman, kecuali bila cuaca sangat kering.

Cara pengairan tembakau pada lahan beririgasi yaitu dengan cara dilep

Page 10: Ulasan Tembakau

hingga guludan tempat tanaman cukup basah dan selanjutnya lahan

dikeringkan kembali. Waktu pemberian air irigasi dapat ditentukan

dengan indikator sebagai berikut:

Tanaman layu pada pukul 11.00 atau tanah tidak lagi melekat apabila

digenggam.

Tinggi air irigasi ditentukan berdasarkan umur tanaman yaitu: sampai

dengan umur 45 hari setelah tanam volume air ¾ buludan, pada 50 –

65 HST tinggi air ½ guludan dan menjelang panen tinggi air ¼

guludan.

Pada tanaman tembakau cerutu di bawah naungan, penyiraman

dilakukan dengan cara sprinkler irigation. Dengan demikian volume air

yang diterima tanaman cukup seragam dan mencukupi volumenya. Pada

lahan kering (umumnya tembakau rakyat) pengairan sangat tergantung

pada curah hujan. Beberapa petani dengan modal yang cukup melakukan

penyiraman dengan sumber air tanah atau sungai dengan sistem

pompanisasi.

b. Penyulaman

Penyulaman dilakukan setelah seminggu ditanam. Bibit yang

kurang baik dapat diganti dengan cara dicabut dan diganti dengan bibit

yang baik dengan umur yang sama.

c. Pembumbunan (pendangiran)

Pendangiran dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak akar

tanaman yang berada pada kedalaman 30 cm – 40 cm di dalam tanah.

Pendangiran dilakukan 3 – 4 kali tergantung pada kondisi tanah pada

lahan dan gulma. Pada tanaman tembakau cerutu Vorstenlanden di

bawah naungan misalnya pendangiran dilakukan 3 kali pada umur 7 – 10

hari setelah tanam (HST), 20 – 22 HST dan 30 – 35 HST. Pendangiran

umumnya dilakukan setelah pengairan. Pembumbunan tanah pada

guludan, untuk merangsang perakaran yang baik (Hanum,C, 2008).

Page 11: Ulasan Tembakau

d. Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk menghindari adanya persaingan dalam

pengambilan unsur hara pada tanaman, menghilangkan sumber penyakit

dan mempermudah pada waktu pemupukan, pengendalian hama penyakit

dan mempermudah pada waktu pemetikan/panen, untuk meningkatkan

hasil produksi. Penyiangan dilakukan setiap 3 minggu. Dilakukan dengan

tangan mencabut gulmanya atau dapat menggunakan herbisida

(Hanum,C, 2008).

e. Pemupukan

Penggunaan pupuk yang tepat, baik berupa pupuk organik dan

anorganik (N, P dan K). Penggunaan phospor (P) dalam komposisi pupuk

karena phospor berfungsi untuk pertumbuhan akar dan penyusunan inti

sel, lemak dan protein. Kandungan phospor dalam SP 36 sebesar 36%.

Tanda tanaman kekurangan P yaitu daun menjadi tampak tua warnanya

menjadi merah kecoklatan. Tepi daun, cabang dan batang terdapat warna

kecoklatan yang lama-lama menjadi kuning. Sedangkan Kalium pada

KNO3 berfungsi untuk mempengaruhi kualitas (rasa, warna dan bobot)

tanaman, menambah daya tahan tanaman terhadap kekeringan,

hama/penyakit, mempercepat pertumbuhan jaringan meristem, dan

membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Tanda-tanda

Kekurangan Kalium daun mengerut atau mengeriting terutama pada daun

tua, daun akan berwarna ungu lalu mengering lalu mati (Karama, A.

1991).

f. Pemangkasan

Pangkas tunas ketiak dan bunga dilakukan tiap 3 hari sekali.

Pangkas pucuk tanaman saat bunga mekar dengan 3-4 lembar daun

bunga di bawah bunga. Pemangkasan hanya dilakukan pada jenis

tembakau VO, dilakukan begitu kuncup bunga mulai keluar (80%) dan

dilakukan dengan tangan dengan cara dipetik. Pemangkasan dilakukan

agar tidak terjadi stagnasi. Pangkas pucuk maupun wiwil pada tanaman

Page 12: Ulasan Tembakau

tembakau bertujuan untuk menghentikan pengangkutan bahan makanan

ke mahkota bunga atau kekuncup tunas sehingga hasil fotosintesis dapat

terakumulasi pada daun sehingga diperoleh produksi krosok dan

kualitasnya yang tinggi. Pangkas pucuk dan wiwil biasanya dilakukan

secara manual. Pangkasan pucuk dilakukan pada saat button stage atau

saat daun berjumlah 20 helai di atas daun bibit.

g. Punggel dan wiwil/suli

Punggel dan wiwil/suli memastikan penggunaan bahan gizi

tanaman dalam proses pengembangan daun tembakau untuk

mendapatkan jumlah daun, berat daun dan kualitas tinggi yang akan

memberikan hasil maksimal bagi petani. Penggunaan sukirisida alami

dilakukan dengan alasan biaya produksi, penerapan teknologi ramah

lingkungan yang semua ini dilakukan pada waktu yang tepat. Dalam

pelaksanaan wiwilan sangat penting sekali karena akan berpengaruh

terhadap ketebalan daun/berat daun.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Beberapa penyakit yang dapat menimbulkan kerugian cukup besar pada

tanaman tembakau adalah penyakit lanas, penyakit rebah kecambah, penyakit

kerupuk dan penyakit layu bakteri. Konsep pengendalian hama dan penyakit

tanaman adalah pengendalian secara terpadu. Dalam hal ini yang penting adalah

melakukan pengamatan perkembangan populasi hama atau penyakit. Apabila

populasi hama dan penyakit melewati titik kritis ambang ekonomi maka harus

dilakukan pengendalian baik secara fisik, mekanik, biologis, teknik budidaya

maupun secara kimia. Hama ulat pucuk misalnya pada kepadatan populasi tertentu

cukup dikendalikan dengan mengutip ulat tersebut.

1. Hama

a. Ulat Grayak (Spodoptera litura) Gejala tanaman tembakau terserang ulat

grayak berupa lubang-lubang tidak beraturan dan berwarna putih pada

Page 13: Ulasan Tembakau

luka bekas gigitan. Cara pengendalian tanaman tembakau yang terserang

ulat grayak adalah dengan memangkas dan membakar sarang telur dan

ulat, penggenangan sesaat pada pagi/sore hari, semprot Natural VITURA.

b. Ulat Tanah (Agrotis ypsilon) Gejala tanaman yang terserang ulat tanah

adalah daun yang berlubang-lubang terutama daun muda sehingga tangkai

daun rebah. Cara pengendalian tanaman yang terserang ulat tanah adalah

dengan memangkas daun sarang telur/ulat, penggenangan sesaat, semprot

PESTONA.

c. Ulat penggerek pucuk (Heliothis sp.) Gejala tanaman yang terserang ulat

penggerek pucuk adalah daun pucuk tanaman terserang berlubang-lubang

dan habis. Cara pengendalian tanaman yang terserang ulat penggerek putih

kumpulkan dan musnah telur / ulat, sanitasi kebun, semprot PESTONA.

d. Nematoda (Meloydogyne sp.) Gejala tanaman yang terserang nematoda

adalah bagian akar tanaman tampak bisul-bisul bulat, tanaman kerdil, layu,

daun berguguran dan akhirnya mati. Cara pengendalian tanaman yang

terserang nematoda adalah mensanitasi kebun, pemberian GLIO diawal

tanam, PESTONA

e. Kutu - kutuan (Aphis Sp, Thrips sp, Bemisia sp.) pembawa penyakit yang

disebabkan virus. Cara pengendalian tanaman yang terserang kutu adalah

dengan menyebar predator Koksinelid, Natural BVR.

f. Hama lainnya Gangsir (Gryllus mitratus), jangkrik (Brachytrypes

portentosus), orong-orong (Gryllotalpa africana), semut geni (Solenopsis

geminata), belalang banci (Engytarus tenuis)

2. Penyakit

a. Hangus batang (damping off). Penyebab penyakit hangus batang adalah

jamur Rhizoctonia solani. Gejala: batang tanaman yang terinfeksi akan

mengering dan berwarna coklat sampai hitam seperti terbakar. Cara

pengendalian tanaman yang terserang cabut tanaman yang terserang dan

bakar, pencegahan awal dengan Natural GLIO.

b. Lanas. Penyebab penyakit Phytophora parasitica var. nicotinae. Gejala

tanaman yang terserang lanas adalah timbul bercak-bercak pada daun

berwarna kelabu yang akan meluas, pada batang, terserang akan lemas dan

Page 14: Ulasan Tembakau

menggantung lalu layu dan mati. Cara pengendalian tanaman yang

terserang lanas adalah dengan mencabut tanaman yang terserang dan

bakar, semprotkan Natural GLIO.

c. Patik daun. Penyebab penyakit patik jamur adalah jamur Cercospora

nicotianae. Gejala tanaman yang terserang adalah terdapat bercak bulat

putih hingga coklat di atas daun, bagian daun yang terserang menjadi

rapuh dan mudah robek. Cara pengendalian tanaman yang terserang patik

daun adalah dengan mendesinfeksi bibit, renggangkan jarak tanam, olah

tanah intensif, gunakan air bersih, bongkar dan bakar tanaman terserang,

semprot Natural GLIO.

d. Bercak coklat. Penyebab penyakit bercak coklat adalah jamur Alternaria

longipes. Gejala tanaman yang terserang bercak coklat adalah timbulnya

bercak-bercak coklat, selain tanaman dewasa penyakit ini juga menyerang

tanaman di persemaian. Jamur juga menyerang batang dan biji. Cara

pengendalian tanaman yang terserang bercak coklat adalah dengan

mencabut dan membakar tanaman yang terserang.

e. Busuk daun. Penyebab penyakit busuk daun adalah bakteri Sclerotium

rolfsii. Gejala tanaman yang terserang busuk daun mirip dengan lanas

namun daun membusuk, akarnya bila diteliti diselubungi oleh massa

cendawan. Cara pengendalian tanaman yang terserang cabut dan bakar

tanaman terserang, semprot Natural GLIO.

f. Penyakit Virus Penyebab penyakit virus mozaik (Tobacco Virus Mozaic,

(TVM), Kerupuk (Krul), Pseudomozaik, Marmer, Mozaik ketimun

(Cucumber Mozaic Virus). Gejala tanaman yang terserang virus-virus

tersebut adalah pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Pengendaliannya

dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi kebun, tanaman yang terinfeksi

di cabut dan dibakar.

PANEN DAN PASCA PANEN

Pemetikan daun tembakau yang baik adalah jika daun-daunnya telah cukup

umur dan telah berwarna hijau kekuning-kuningan. Untuk golongan tembakau

Page 15: Ulasan Tembakau

cerutu maka pemungutan daun yang baik pada tingkat tepat masak/hampir masak,

hal tersebut di tandai dengan warna keabu-abuan. Sedangkan untuk golongan

sigaret pada tingkat kemasakan tepat masak/masak sekali, apabila pasar

menginginkan krosok yang halus maka pemetikan dilakukan tepat masak.

Sedangkan bila menginginkan krosok yang kasar pemetikan diperpanjang 5-10

hari dari tingkat kemasakan tepat masak.

Daun dipetik mulai dari daun terbawah ke atas. Waktu yang baik untuk

pemetikan adalah pada sore/pagi hari pada saat hari cerah. Pemetikan dapat

dilakukan berselang 3-5 hari, dengan jumlah daun satu kali petik antara 2-4 helai

tiap tanaman. Untuk setiap tanaman dapat dilakukan pemetikan sebanyak 5 kali.

Sortir daun berdasarkan kualitas warna daun yaitu:

a) Trash (apkiran): warna daun hitam

b) Slick (licin/mulus): warna daun kuning muda

c) Less slick (kurang licin): warna daun kuning (seperti warna buah jeruk lemon)

d) More grany side (sedikit kasar): warna daun antara kuning-oranye.

MANFAAT TEMBAKAU

Dari jaman dahulu hingga sekarang sebagian besar orang selalu berfikir bahwa

daun tembakau jika diolah hanya akan menjadi rokok. Namun baru-baru ini ada

banyak penelitian yang mengemukakan bahwa tanaman tembakau memiliki

banyak manfaat yang tidak diketahui publik. Berikut ini adalah manfaat tembakau

untuk tanaman dan untuk manusia.

1. Manfaat tembakau untuk tanaman

a. Rendam sebatang rokok di dalam satu liter air dan diamkan

semalam. Nikotin akan dilepaskan ke dalam air dan larutan dapat

disemprotkan ke tanaman untuk membunuh serangga.

b. Siapkan campuran yang terdiri atas setengah cangkir bubuk

bawang putih, satu cangkir kompos, dan satu cangkir tembakau.

Sebarkan campuran ini di sekitar pangkal tanaman untuk mencegah

serangan kutu tanaman.

Page 16: Ulasan Tembakau

c. Campur larutan tembakau dengan bubuk pyrethrum dan

semprotkan pada daun untuk mencegah penyakit daun

menggulung. Penyakit ini disebabkan larva serangga yang

menggulung daun untuk dijadikan tempat tinggalnya.

d. Sebarkan tembakau di sekitar pangkal pohon persik untuk

mencegah hama penggerek.

e. Jika Anda memiliki masalah kelabang, basahi tanah dengan

campuran air, bawang putih dan tembakau. Kelabang bisa

menimbulkan masalah karena memakan tanaman yang masih

muda.

f. Jika Anda memiliki masalah dengan tikus tanah, sebarkan

tembakau pada lubang yang menjadi sarang mereka.

g. Masukkan tembakau ke dalam sepanci air mendidih. Biarkan

dingin dan saring. Tambahkan setengah cangkir sabun cair wangi

lemon. Semprotkan larutan ini di sekitar halaman untuk

menyingkirkan laba-laba.

2. Manfaat tembakau untuk kesehatan

a. Ilmuwan dari beberapa lembaga penelitian Eropa berpartisipasi

dalam proyek bertajuk “Pharma-Planta” yang dipimpin Profesor

Mario Pezzotti dari Universitas Verona itu. Mereka membuat

tembakau transgenik yang memproduksi interleukin-10 (IL-10),

yang merupakan cytokine anti-radang yang ampuh. Cytokine

adalah protein yang merangsang sel-sel kekebalan tubuh agar aktif.

Para peneliti menemukan, tembakau dapat memproduksi dua

bentuk IL-10 itu dengan tepat. Produksi cytokine yang aktif cukup

tinggi, yang mungkin dapat digunakan lewat proses ekstraksi dan

pemurnian. Langkah selanjutnya, IL-10 hasil tembakau itu

diberikan kepada tikus untuk meneliti seberapa efektif ia

membangkitkan kekebalan tubuh. Penelitian menggunakan IL-10

hasil tembakau dalam dosis kecil dapat membantu mencegah

kencing manis atau diabetes melitus tipe 1. Diabetes melitus tipe 1

atau diabetes anak-anak dicirikan dengan hilangnya sel beta

Page 17: Ulasan Tembakau

penghasil insulin pada pankreas. Sehingga terjadi kekurangan

insulin pada tubuh.

b. Penemuan lain yang mengejutkan, ternyata tembakau bisa diolah

menjadi obat yang bisa digunakan untuk mengatasi penyakit

HIV/AIDS. HIV adalah virus yang menginfeksi sel sistem

kekebalan tubuh manusia. Dan hebatnya, ternyata tembakau

menghasilkan protein yang bisa digunakan sebagai obat human

immunodeficiency virus (HIV) penyebab AIDS, yang disebut

griffithsin. Protein ini menghentikan terbentuknya virus HIV pada

tubuh.

c. Tembakau juga bisa kita gunakan untuk melepaskan gigitan lintah

ketika di dalam hutan, tembakau juga bisa digunakan untuk

insektisida karena nikotin yang terkandung merupakan neurotoxin

yang sangat ampuh untuk serangga. Sementara itu, tembakau bisa

digunakan untuk mengobati, ambil ± 25 gram daun segar Nicotiana

tabacum, dicuci dan ditumbuk sampai lumat. ditambah minyak

tanah ± 25 ml diperas dan disaring. Hasil saringan dioleskan pada

luka.

d. Menurut Toto, pada daun tembakau terdapat senyawa bioaktif

seperti flavonoid dan fenol. Dua senyawa itu menjadi antioksidan

yang dapat mencegah penyakit kanker, anti-karsinogen, anti-

proliferasi, anti-flamasi, serta memberikan efek proteksi terhadap

penyakit kardiovaskuler.

e. Di dalam daun tembakau juga terdapat vitamin C atau asam

askorbat yang menjadi antioksidan dan dapat bereaksi dengan

antiradikal bebas dengan cara memberikan efek proteksi sel.

f. Di dalam tembakau juga ada zinc (Zn) yang berguna dalam

pembentukan struktur enzim dan protein yang bermanfaat bagi

tubuh. Selain itu, tembakau juga mengandung minyak astiri

(essential oil) yang dapat digunakan sebagai antibakteri dan

antiseptik

Page 18: Ulasan Tembakau

g. Selain untuk protein antikanker, GSCF juga bisa digunakan untuk

menstimulasi perbanyakan sel tunas (stemcell) yang bisa

dikembangkan untuk memulihkan jaringan fungsi tubuh yang

sudah rusak.

PELUANG DAN PROSPEK TANAMAN TEMBAKAU

Indonesa memiliki iklim yang sangat cocok untuk tanaman tembakau. Sejak

zaman penjajahan Belanda, tembakau sudah menjadi incaran para pedagang dan

saudagar-saudagar yang singgah ke negeri kita. Saat ini hampir diseluruh

Indonesia banyak sekali petani yang membudidayakannya. Dan pendapatan

negara melalui cukai pada rokok cukup besar dikaerankan jumlah produksi dan

konsumsi rokok yang besar. Berikut ini adalah beberapa daerah di Indonesia yang

berpotensi sebagai produsen-produsen tembakau terbesar di Indonesia.

1. Garut Termasuk Penghasil Tembakau Berkualitas

Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman

dari genus Nicotiana. Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai

pestisida, dan dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan sebagi obat. Jika

dikonsumsi, pada umumnya tembakau dibuat menjadi rokok, tembakau

kunyah, dan sebagainya. Kedatangan bangsa Eropa ke Amerika Utara

mempopulerkan perdagangan tembakau terutama sebagai obat penenang.

Kepopuleran ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat bagian

selatan. Setelah AmerikaSerikat, perubahan dalam permintaan dan tenaga

kerja menyebabkan perkembangan indutri rokok.

Produk baru ini dengan cepat berkembang menjadi perusahaa‐perusahaan tembakau hingga terjadi kontroversi ilmiah pada pertengahan

abad ke‐20. Dalam Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari

bahasa asing. Bahasa Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam

bahasa Arawakan, khususnya, dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan

mengacu pada gulungan daun‐daun pada tumbuhan ini (menurut Bartolome

de Las Casas,1552) atau bisa juga dari kata "tabago", sejenis pipa berbentuk y

Page 19: Ulasan Tembakau

untuk menghirup asap tembakau. Dalam Bahasa Arab "tabbaq", yang

dikabarkan ada sejak abad ke‐9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan.

Kata tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya

diterapkan untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika.

Di Indonesia, terdapat berbagai jenis tembakau yang diproduksi,

misalnya Virginia (atau Flue‐cured), Burley, Rajangan, tembakau yang

dikeringkan matahari dan udara, serta tembakau untuk cerutu. Namun ada

beberapa faktor khas Indonesia yang membuat jenis tembakau di Indonesia

sulit dikelompokkan menjadi jenis Virginia, Burley atau Oriental. Masing‐masing daerah penghasil tembakau di Indonesia biasanya memiliki jenis

tembakau yang unik, disebabkan oleh kondisi maupun budaya setempat. Oleh

karena itu, tembakau biasanya dinamakan menurut daerah asalnya, misalnya

Temanggung, Garut, Boyolali, dan lain sebagainya. Lebih dari 100 jenis

tembakau dihasilkan di Indonesia, dan 70% dari 200 juta kilogram tembakau

yang diproduksi di Indonesia merupakan jenis Rajangan yang lazim

digunakan untuk membuat rokok kretek.

Tembakau yang tumbuh di Kabupaten Garut adalah jenis Virginia yang

merupakan salah satu jenis tembakau yang dapat tumbuh subur disamping

jenis tembakau lokal yang sudah diusahakan oleh masyarakat petani di

Kabupaten Garut. Melalui usaha rintisan yang dipelopori oleh Dinas

Tanaman Pangan dan Holtikultura dan perkembangan yang telah menunjukan

suatu hasil yang dapat ditindaklanjuti dalam bentuk usaha agribisnis yang

menguntungkan produk tembakau yang dihasilkan petani terdapat dalam dua

bentuk tembakau rajangan dan daun tembakau oven. Keduanya sama‐sama

memiliki kualitas pasar yang sangat potensial.

Industri rokok nasional menggunakan tembakau virginia sebanyak

kurang lebih sebesar 85% dan 15% nya adalah tembakau lokal dan bumbu

lainnya. Keadaan ini tentu saja merupakan peluang bisnis yang potensial

untuk dikembangkan melalui sistem infestasi. Permintaan tembakau virginia

pada petani cukup banyak mencapai 100 ton/tahun dalam bentuk daun

tembakau oven. Adapun Kabupaten Garut dalam hal sistem agribisnis

Page 20: Ulasan Tembakau

diperlukan sarana dan prasarana seperti, lahan, tenaga kerja, keahlian, dan

modal. Kemudian budi daya tembakau dilihat dari ketinggian tanah, varietas

yang dianjurkan, masalah hama dan penyakit, jenis pupuk dan obat‐obatan,

serta produksi dan pemasaran menjadi penunjang petani tembakau untuk

menghasilkan kualitas terbaik

2. Temanggung

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam, itu semua

di dorong oleh keadaan tanah yang subur yang di wariskan turun temurun

oleh leluhur kita. Memang benar adanya petikan lirik lagu kolam susu koes

plus yang menggambarkan kesuburan dan kekayaan alam Indonesia.

Bermacam-macam hasil pertanian yang menjadi komoditi ekspor yang di

hasilkan oleh alam kita yang sangat membantu pemasukan devisa negara.

Devisa negara salah satunya datang dari sektor pertanian salah satunya

yang menyumbangkan devisa bagi negara adalah tembakau yang merupakan

bahan dasar dalam membuat rokok. Berapa uang yang di dapatkan negara

berkenaan dengan cukai rokok, selain itu untuk menghasilkan rokok yang

berkualitas juga memerlukan tembakau pilihan salah satunya jenis tembakau

srintil yang di hasilkan oleh salah satu dearah di Jawa Tengah yaitu

Temanggung. Kota ini merupakan kota kecil yang berada dibawah lereng

Gunung Sindoro dan Sumbing, udara sejuk dan dataran tinggi yang akan kita

jumpai di kawasan tersebut.

Tembakau dari Temanggung terkenal mempunyai kualitas yang unggul

dengan harga yang bersaing. Kualitas selalu di jaga oleh petani tembakau di

daerah temanggung seperti di daerah Parakan, Ngadirejo yang terkenal

mempunyai kualitas tembakau yang super. Para petani mengaku mendapatkan

skill yang di wariskan oleh leluhur mereka, tidak sembarang orang dapat

mengolah tembakau dengan baik, disini diperlukan keahlian khusus baik dari

mulai menanam, merawat sampai memetik dan mengolah menjadi tembakau

yang berkualitas dengan harga yang tinggi. Keadaan tanah subur dan

sejuknya udara dataran tinggi membuat tembakau di daerah ini lebih memiliki

Page 21: Ulasan Tembakau

kualitas dan nilai komoditas yang tinggi di bandingkan dengan tembakau di

daerah lain.

Tingginya harga tembakau di daerah Temanggung berpaengaruh pula

dengan keadaan pasar dalam hal ini harga sembako di Temanggung juga turut

mengalami peningkatan, hal yang sama juga dituturkan salah satu penjual di

Pasar Parakan yang mengaku harga tembakau sangat berpengaruh terhadap

harga barang lain di pasaran. Saat ini petani di Temanggung sedang

menikmati hasil panen, sedangkan panen tembakau sendiri sudah berakhir

karena dimulai sebulan sebelum puasa.

3. Lumajang

Kabupaten Lumajang yang pernah menjadi sentra penghasil tembakau

berkualitas unggul dan paling disukai oleh pecinta di jaman kolonial hingga

tahun 90-an. Kantor Perkebunan kembali akan menjadikan Lumajang sebagai

sentra pengembangan produksi tembakau bekerjasama dengan Dinas

Pertanian dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

Kasi Usaha Tani Kantor Perkebunan kabupaten Lumajang, Ir. Timbang,

MM mengatakan tujuan pelaksanaan perencanaan pengembangan areal dan

produksi tembakau tahun 2012, untuk menyamakan persepsi antara petani

tembakau dan pengusaha tembakau. Agar dapat mencukupi kebutuhan

tembakau yang diinginkan sesuai ketentuan. Wilayah penghasil tembakau

berkualitas unggul di Kabupaten Lumajang berada diwilayah Tempeh, Kunir,

Pasirian, Senduro dan Pasrujambe. Bahkan tembakau di Lumajang pernah

masuk dalam perusahaan rokok terbesar di Indonesia seperti Sampoerna dan

Djarum Kudus. Sejumlah gudang tembakau dan lahan petani yang pernah

ditanami bahan pembuat rokok masih ada dan luas. Sehingga, Lumajang

masih bisa menjadi pemasok tembakau berkualitas, karena memiliki wilayah

yang sangat cocok dengan tanaman yang butuh panas itu.

4. Kudus

Page 22: Ulasan Tembakau

Kita tau kota kretek itu iyalah Kudus, karena memang industri kretek di

negeri ini cikal bakal-nya lahir di kota ini. Kemudian kota penghasil

tembakau terbaik ada di lembah Gunung Sindoro serta Gunung Sumbing

yaitu Wonosobo. Namun taukah kita dari mana cengkeh-cengkeh terbaik,

cengkeh-cengkeh pilihan dengan kualitas nomor wahid berasal? Rasanya tak

adil bila sala satu bahan baku kretek ini dan juga merupakan daya pikat

Negara-negara Eropa hingga menancapkan kolonialisme-nya tidak kita

ketahui. Taliabo, dibarat kepulauan Maluku tepatnya di Kepulauan Sula

adalah surga tumbuhnya tanaman beraroma khas. Memang tidak banyak alat

tranportasi yang menghubungkan kita ke paradise of clove ini. Salah satunya

dari Pelabuhan Murhum, Kota Bau Bau Sulawesi Tenggara, inilah saat nyali

petualangan petualangan kita dimulai, dengan kapal motor berkapasitas

kurang lebih 100 penumpang kita akan dibawa ke sana.

Tranportasi ini cukup khas alias gampang di kenali ketika kita berada di

pelabuhan murhum, sebab rute itu hanya dilayani dengan kapal motor yang

berbendera Fungka. Dengan kapal ini kita diajak singgah di beberapa tempat,

salah satunya banggai, Dari sana melewati pula-pulau kecil tanpa penghuni

yang cukup menarik dapat menjadi obat kejenuhan selama perjalanan.

Dermaga Bobong adalah gerbang memasuki padang cengkeh yang maha luas,

disini rumah-rumah para nelayan seolah menjadi penyambut kita kesana,

disinilah panorama cengkeh memenuhi cakrawala pandangan kita tak ubah-

nya ketika kita menyaksikan tanaman padi di Ubud, Bali atau kawasan kebun

teh puncak pass Jawa Barat dimana dari 8 mata angin kita menyaksikan

hanya tersaji satu tanaman, dan disini adalah cengkeh. Dari sinilah cengkeh-

cengkeh terbaik di negeri ini bahkan di dunia tumbuh.

Tidak banyak yang tauh sejak kapan tanaman cengkeh, seolah tumbuh

disetiap jengkal Taliabo. Bila kita berkunjung kesana disaat musim petik

cengkeh tiba gambaran kawasan yang terpencil dan sunyi akan hilang, sebab

ribuan buruh pemetik cengkeh dan rombongan para tengkulak-tengkulak

cengkeh menjadikan Taliabo hiruk pikuk sebagai kawasan perniagaan

cengkeh. Dengan berkunjung kesini kita akan semakin sadar betapa kaya-nya

Page 23: Ulasan Tembakau

nusantara ini kita punya tembakau terbik sekaligus juga cengkeh pilihan.

Tinggal bagaimana kita mengelolahnya saya bermimpi kita seperti Negara

Kuba yang punya cerutu pilihan, semoga ramuan tembakau Wonosobo serta

cengkeh Taliabo menjadi mahkota kretek di dunia.

Tanaman Tembakau merupakan tanaman yang dipanen daunnya untuk

diolah. Tanaman tembakau membutuhkan tanah yang gembur dan lembab untuk

pertumbuhannya. Akhir-akhir ini pemerintah sudah melakukan intensifikasi dan

beberapa program lain yang mendukung usahatani tembakau di Indonesia. Selain

itu juga ada banyak penelitian yang sudah dilakukan dengan berbagai macam

analisis ekonomi. Pendapatan negara dari cukai rokok bisa mencapai Rp 70 triliun

setiap tahunnya. Berikut ini adalah daftar lahan yang digunakan untuk budidaya

tembakau di Indonesia.

1 Aceh Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 1.501

2 Bali Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 972

3Daerah Istimewa

YogyakartaLahan yang sudah Digunakan (Ha): 210

4 Jambi Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 617

5 Jawa Tengah Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 52.565

6 Jawa Timur Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 146.975

7 Lampung Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 642

8 Nusatenggara Barat Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 30.775

9 Nusatenggara Timur Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 1.075

10 Sulawesi Selatan Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 3.238

11 Sumatera Barat Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 1.416

12 Sumatera SelatanLahan yang sudah Digunakan (Ha): 125

Status Lahan: Perkebunan Rakyat

13 Sumatera Utara Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 1.126

Status Lahan: Luas Areal Perkebunan Rakyat

Page 24: Ulasan Tembakau

sebesar 645,60 ha, Perkebunan PTPN Sebesar

480 ha.

Melalui tabel diatas kita dapat melihat bahwa saat ini sudah cukup banyak

lahan budidaya tembakau di Indonesia. Dalam golongan Nicotiana tobacum

terdapat jenis-jenis atau varietas yang amat banyak jumlahnya, yang untuk tiap-

tiap daerah terdapat perbedaan-perbedaan baik kecil maupun besar. Tiap-tiap

daerah menghasilkan kualiras tertententu dengan ciri yang khas. Oleh karena itu

penyebaran-penyebaran jenis jarang terjadi, sebab pemasukan suatu jenis asing ke

dalam suatu daerah yang khas akan membahayakan hasil yang dikeluarkan oleh

daerah-daerah tersebut sehingga tidak bermutu sama sekali, sebagai akibat

mungkin dari percampuran mekanis atau genetis dari jenis asing tersebut dengan

jenis daerah. Secara garis besar dapatlah tembakau dei Indonesia dibagi menurut

penggunaannya atas tipe-tipe (jenis) sebagai berikut :

1. Jenis tembakau cerutu

2. Jenis tembakau sigaret (putih)

3. Jenis tembakau pipa

4. Jenis tembakau asepan

5. Jenis tembakau asli/rakyat (pada umumnya tipe rajangan)

(Soedarmanto, 1991).

A. ANALISIS SWOT

Untuk melihat prospek komoditi tembakau, dilakukanlah analisis SWOT

terhadap komoditi tersebut. Untuk analisis SWOT diambil sebuah referensi dari

sebuah makalah yang melaksanakan penelitiannya di Kecamatan Sukasari. Hasil

analisis SWOT pada usahatani tembakau di Kecamatan Sukasari adalah sebagai

berikut :

Strength (S)

Page 25: Ulasan Tembakau

a. Merupakan komoditi yang mengandalkan zat addict yang menimbulkan

ketergantungan sehingga mempunyai pangsa pasar relatif tahan lama.

b. Luas lahan dan produksi tetap, karena kesesuaian lahan terbatas pada

daerah tertentu sehingga tidak memungkinkan dilakukan ekstensifikasi

secara besar-besaran. Hal ini akan menjaga tidak adanya lonjakan produksi

yang dapat menyebabkan harga terpuruk terlalu rendah.

c. Permintaan pasar dalam negeri terus meningkat walaupun kecil yang akan

mendorong pangsa pasar tembakau.

d. Tersedianya lahan dan iklim yang sesuai untuk menghasilkan termbakau

berkualitas tinggi. Didaerah tertentu yang saat ini menjadi daerah sentra

produksi tembakau dapat menghasilkan produksi dan kualitas yang tinggi.

e. Teknologi produksi telah dikuasai. Di Indonesia telah tersedia lembaga

penelitian tembakau (Balittas Malang) yang telah secara kontinu

mengembangkan teknologi tembakau. Lembaga ini dapat dijadikan

narasumber dalam mengatasi kendala budidaya tembakau.

f. Potensial genetik luas untuk pemuliaan (keragaman varietas tinggi).

Tembakau telah lama dikembangkan di Indonesia sehingga saat ini telah

banyak kultivar yang telah beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini berarti

di Indonesia terdapat plasma nutfah dengan keragaman genetik yang

sangat tinggi sebagai bahan pemuliaan baik untuk peningkatan hasil

maupun ketahanan terhadap penyakit tertentu.

Weakness (W)

a. Sensitif terhadap cuaca terutama untuk tembakau Voor Oogst. Tembakau

ini menghendaki cuaca yang benar-benar kering pada saat panen dan

adanya hujan walaupun dalam volume kecil akan sangat merusak hasil

tembakau.

b. Industri hilir tembakau terbatas pada rokok sehingga terjadi sistem

perdagangan yang tidak sehat. Perdagangan tembakau saat ini sangat

dikuasai oleh pabrik rokok sehingga harga maupun volume pembelian

ditentukan sepenuhnya oleh pabrik rokok dan agen-agennya.

Page 26: Ulasan Tembakau

c. Skala pengusahaan tembakau rakyat sangat kecil (rata-rata 0,25 ha)

sehingga sulit untuk menerapkan teknologi moderen yang efisien. Hal ini

juga menyebabkan petani tidak memiliki posisi tawar yang baik terhadap

pedagang.

Opportunity (O)

a. Konsumsi tembakau dalam negeri masih negatif dibanding produksinya

dan impor cukup besar terutama tembakau Virginia, sehingga peluang

pasar masih besar untuk dalam negeri.

b. Peluang pasar ekspor untuk tembakau cerutu juga masih besar karena baru

terpenuhi sekitar 30 %.

c. Pemerintah masih mentargetkan APBN dari cukai dan pajak ekspor

tembakau cukup besar sehingga ruang gerak pasar dan produksi masih

luas.

d. Peluang pemanfaatan tembakau untuk bahan baku obat dan pestisida.

Walaupun masih dalam skala laboratorium hal ini diharapkan dapat

menjadi diversifikasi produk industri hilir tembakau di masa datang.

e. Pertumbukan konsumsi rokok di negara berkembang positif 3 % per tahun

yang masih memberikan prospek pasar tembakau di luar negeri.

f. Telah ditemukannya teknologi penurunan nikotin dan tar pada tembakau

untuk mengantisipasi peraturan pemerintah untuk rokok bernikotin dan tar

rendah.

Threat (T)

a. Kampanye anti rokok oleh WHO yaitu tembakau sebagai penyebab kanker

paru-paru, impotensi, dll.

b. Peraturan Pemerintah No 81 Tahun 1999 utnuk produksi rokok bernikotin

dan tar rendah.

c. Alternatif Strategi Berdasarkan Analisis SWOT

Strength (S) menghadapi Weakness (W)

Page 27: Ulasan Tembakau

a. Menggunakan teknologi dan hasil pemuliaan untuk mengatasi sensitifitas

tanaman terhadap cuaca (terutama curah hujan). Dalam hal ini pernah

ditawarkan pemantauan hujan dan pemecahan awan dalam rangka

mencegah hujan di musim panen tembakau dapat dilakukan. Mendorong

balai penelitian atau R&D yang mungkin didanai oleh pabrik rokok untuk

melakukan rekayasa genetik sehingga dihasilkan kultivar tembakau yang

tahan musim hujan, tahan penyakit lanas, produksi tinggi dengan kualitas

yang tinggi pula termasuk berkadar nikotin rendah.

b. Menerapkan teknologi produksi yang efisien dengan penguatan pada

kelembagaan petani untuk memperkuat posisi tawar petani. Penerapan

teknologi yang efisien dapat dilakukan dengan menyatukan hamparan

lahan petani dalam satu komando pengelolaan sehingga dapat dilakukan

tanam serempak, panen serempak dan biaya produksi rendah sehingga

dapat menyiasati pola pasar yang selama ini dilakukan pedagang.

Oportunity (O) menghadapi Threat (T)

a. Dengan rekayasa teknologi dan genetik menciptakan kultivar tembakau

berkadar nikotin dan tar rendah.

b. Mengembangkan industri hilir lain berbahan baku tembakau seperti

industri obat dan pestisida.

c. Memperbesar pasar tembakau di luar negeri baik untuk tembakau rokok

kretek, rokok putih maupun cerutu.

Peluang Usaha

Melihat berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada

produksi tembakau dapat disimpulkan bahwa peluang usaha tembakau masih

cukup terbuka tetapi untuk jenis tembakau Virginia dan cerutu Vorstenland.

Hal tersebut didasarkan atas.

a. Impor tembakau Virginia masih cukup tinggi serta terjadi kekurangan

yang cukup besar untuk industri rokok dalam negeri. Demikian pula

Page 28: Ulasan Tembakau

tembakau cerutu Vorstenland masih belum dapat memenuhi permintaan

pasar luar negeri.

b. Untuk tembakau cerutu Vostenland telah ditemukan teknologi budidaya

bawah naungan yang dapat menghasilkan daun untuk cerutu kualitas

wrapper lebih banyak sehingga lebih menguntungkan.

c. Untuk tembakau Virginia telah banyak teknologi dikembangkan sehingga

pelaksanaan produksi lebih efisien dan jaminan keberhasilan lebih tinggi.

Teknologi tersebut antara lain pesemaian dalam polybag, sukering dengan

bahan kimia dan teknologi curing yang lebih baik.

d. Kelembagaan usaha terutama untuk tembakau Virginia dapat diwujudkan

dalam bentuk kemitraan dengan pengusaha pemain lama seperti PT. BAT

Indonesia.

e. Resiko kegagalan produksi maupun pasar kedua jenis tembakau tersebut

relatif lebih kecil dibanding tembakau rakyat rajangan.

Peluang usaha tembakau masih terbuka juga dilihat dari permintaan yang

masih stabil dan cenderung naik, sementara produksi relatif stabil dan cenderung

turun. Walaupun demikian akan sulit kiranya apabila pengembangan usaha

diarahkan pada perluasan ke areal produksi yang baru. Disamping tingkat

kesesuaian lahan yang terbatas juga mencari kultivar tembakau yang sesuai serta

penguasaan teknologi tembakau juga akan menjadi kendala. Oleh karena itu usaha

produksi tembakau tetap diarahkan pada daerah-daerah sentra produksi yang telah

ada dengan tekanan pada hal-hal dibawah ini.

Peningkatan produksi dengan meningktakan penerapan teknologi.

Penguatan kelembagaan petani untuk mengakses modal, teknologi dan

pasar.

Kemitraan yang kuat antara petani tembakau dengan perusahaan pabrik

rokok.

Page 29: Ulasan Tembakau

Desa yang dipilih untuk analisis data kali ini mengambil obyek di Desa

Wiro, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Dimana sebelah utara berbatasan

dengan Desa Jonggrangan, sebelah timur Desa Sinan, selatan Desa Bogoran, dan

barat berbatasan dengan Pegunungan Pegat. Desa Wiro mempunyai iklim tropis

dengan ketinggian tempat ±150mdpl. Topografi yang berbukit-bukit serta suhu

antara 20°C - 32°C memungkinkan petani di desa tersebut untuk menanam

tembakau apabila musim kemarau.

Desa Wiro memiliki luas wilayah 337,5718 Ha dengan jumlah penduduk

sebanyak 4478 jiwa meliputi 2197 penduduk laki-laki dan 2281 penduduk

perempuan. Jumlah produksi tembakau di desa ini pada lahan 5 Ha dihasilkan 375

ton tembakau. Selain tembakau, desa ini juga berpotensi untuk ditanami kelapa,

jagung, kacang panjang dan sawi.

Dari segi pendidikan, desa Wiro memiliki 5 unit sarana pendidikan yaitu

dua buah gedung TK (Taman Kanak-kanak) dan juga tiga buah SD. Jika dilihat

dari jumlah tersebut tentunya belum memadai. Kemudian dari segi mata

pencaharian, sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Untuk

budidaya tanaman tembakau dilakukan setelah tanaman padi. Setelah musin hujan

selesai dan memasuki musim kemarau tanah diolah, diberi pupuk dan dibiarkan

beberapa hari. Lebih baik diusahakan pada musim kemarau karena hasilnya tidak

Page 30: Ulasan Tembakau

maksimal bila dilakukan pada musim penghujan, ini dikarenakan daun akan cepat

membusuk ketika terkena air hujan.

 Tabel 1 Karakteristik Petani Komoditas Tembakau Varietas Grompol dan

Sempring di Desa Wiro, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.

No Uraian Varietas Grompol Varietas Sempring

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Umur (th)

Pendidikan (th)

Pengalaman menggarap (th)

Jumlah anggota keluarga

Jumlah anggota keluarga yang

aktif di usahatani

Luas lahan (Ha)

Status kepemilikan

54

6

36

4

2

0.469

Pemilik penggarap

55

6

20

4

2

0.276

Pemilik penggarap

Sumber : Analisis Data Primer

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa kondisi petani tembakau varietas

Grompol di Desa Wiro ini rata-rata berusia 54 tahun yang memiliki pendidikan

sampai tingkat SD atau 6 tahun saja sedangkan pada petani tembakau varietas

Sempring rata-rata berusia 55 tahun dan juga mengenyam pendidikan hanya

sampai SD. Pengalaman petani dalam mengusahakan tembakau varietas Grompol

selama 36 tahun sedangkan varietas Sempring selama 20 tahun. Pada umumnya

mereka hanya belajar dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang-orang

terdahulu. Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan petani tembaku

varietas Grompol dan Sempring rata-rata berjumlah 4 orang yang terdiri dari

suami, istri dan anak. Sedangkan yang aktif dalam usaha tani hanya 2 orang pada

petani di kedua varietas.

Page 31: Ulasan Tembakau

Karena lahan dikerjakan sendiri  tanpa menggunakan tenaga kerja luar maka

biaya yang dikeluarkan lebih sedikit sehingga bisa digunakan untuk mencukupi

kebutuhan lain. Kebanyakan jumlah anggota keluarga yang aktif hanya 2 orang

karena anak-anak masih dalam usia sekolah sehingga pengalaman dalam usaha

tani belum maksimal maka semua pengelolaan usaha tani hanya dilakukan oleh

orang tua saja. Petani di desa tersebut telah memiliki lahan pertanian sendiri yang

luas lahannya bervariasi. Petani tembakau varietas Grompol memiliki luas lahan

rata-rata 0,469 Ha sedangkan petani tembakau varietas Sempring rata-rata

memiliki lahan seluas 0,276 Ha.sebagian besar kepemilikan lahan diperoleh dari

warisan orang tua mereka yang turun temurun.

B.     Budidaya Tanaman oleh Petani Sampel

Dari hasil wawancara yang dilakukan, diperoleh keterangan sebagai

berikut yaitu petani tembakau yang ada di Desa Wiro, Kecamatan Bayat,

Kabupaten Klaten terbagi ke dalam 2 kelompok yaitu petani yang

mengusahakan tembakau jenis Grompol dan jenis Sempring. Secara umum

kedua varietas ini memiliki kesamaan dalam hal pemeliharaan dan umur

tanaman siap panen. Sedangkan perbedaannya terletak pada besar daun yaitu

daun pada tembakau jenis Grompol lebih besar dari pada jenis Sempring.

Tembakau dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan rook dan

para orang tua masih mengkonsumsinya untuk “nginang” dimana tembakau

tersebut dicampur dengan daun sirih dan kapu laga (injet). Petani membagi

tembakau menjadi tiga kelas yaitu  :

1. kelas A dengan ciri daun berwarna bening dengan cahaya kekuningan

2. kelas B tembakau yang tidak sempurna karena ada penyakitnya

3. kelas C yaitu tembakau yang sudah dibuang (buangan)

Tanaman tembakau dapat tumbuh di daerah yang kering. Selama

pertumbuhannya tembakau membutuhkan suhu yang tidak lembab, cuaca

Page 32: Ulasan Tembakau

panas dan iklim tropis sehingga tanaman tembakau cocok ditanam di musim

kemarau. Pengelolaan tanaman tembakau melewati tahapan-tahapan tertentu

secara berurutan, antara lain :

Persiapan lahan

Lahan biasanya sudah digunakan untuk budidaya tanaman sebelumnya

sehingga memudahkan dalam proses pencangkulan. Dalam persiapan

lahan, petani tidak menggunakan traktor karena kondisi tanah yang sudah

gembur sehingga penggunaan traktor dirsa tidak perlu.

Pencangkulan

Lahan yang sudah gembur di cacah dengan cangkul kemudian di buat

bedengan lalu diberi pupuk secara merata. Pada permulaan biasanya pupuk

yang digunakan adalah pupuk kandang.

Penanaman

Bibit yang sudah disiapkan di tanam dengan jarak 60 x 90 cm setelah itu

tanah di cangkul lagi agar tanah benar-benar gembur.

Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman tembakau baik jenis Grompol maupun Sempring

meliputi kegiatan menyiangi, memupuk dan menyemprot. Menyiangi yaitu

mencabut rumput atau tanaman liar yang tumbuh di sekitar tanaman

tembakau yang keberadaannya dapat menghambat pertumbuhan tanaman

tembakau. Petani memupuk tanaman tembakau dengan komposisi pupuk

tertentu. Pupuk yang digunakan antara lain pupuk kandang, Urea, TSP,

ZA, dan NPK. Sedngkan pestisida yang digunakan adalah Tamaron,

Curacron, dan Decis. Penggunaannya harus sesuai takaran/dosis agar

mampu menghasilkan hasil yang optimal.

Panen

Page 33: Ulasan Tembakau

Tanaman tembakau sudah dapat dipanen pada umur rata-rata 6-7 bulan.

Untuk pemanenan memmakai tenaga kerja sendiri sehingga petani tidak

memiliki tanggungan untuk memberi upah. Namun ada juga yang

memakai tenaga kerja dari luar dengan upah Rp. 15.000,00 sampai Rp.

20.000,00 per hari.

Pasca panen

Pada saat pasca panen, petani tembakau tidak mengeluarkan biaya untuk

transportasi pengangkutan tembakau ke pembeli, karena biasanya para

pembeli datang langsung ke petani yang telah memanen tembakaunya

sehingga biaya transportasi menjadi tanggungan pembeli.

C.    Analisis Hasil

Tabel 2 Biaya Usahatani Komoditas Tembakau Varietas Grompol per usahatani dan per hektar

No Uraian Per Hektar Per Usahatani

Nilai (Rp) % Nilai %

1.

2.

3.

4.

5.

Saprodi

1. Bibit

2. Pupuk

3. Pestisida

Tenaga kerja luar

Sewa lahan

Pajak

Bunga Modal Luar

Lain-lain

159.208

939.332,5

143.345

21.450

-

85.414

-

-

11,5

70,9

9,8

1,55

-

6,17

-

-

45.400

247.250

26.050

7.500

-

26.400

-

-

12,875

70,12

7,388

2,127

-

7,487

-

-

Page 34: Ulasan Tembakau

6.

Total biaya 1.348.749,5 100 352.600 100

Sumber : Analisis Data Primer

Dari tabel 2 dapat disimpulkan bahwa alokasi pengeluaran pada saprodi

terutama pada pupuk yaitu sebesar Rp 939.332,5 atau 70,9% per hektar.

Biaya yang dikeluarkan untuk pestisida sebesar Rp 143.345,00 atau 9,8%

untuk luas per hektar. Biaya untuk bibit sebesar Rp 159.208,00 atau 11, 5%

per hektarnya dan biaya untuk tenaga kerja luar perhektarnya sebesar Rp

21.450,00 atau 1,55%. Petani adalah pemilik penggarap sehingga tidak

mengeluarkan biaya untuk sewa lahan karena lahan milik sendiri. Sebagai

ganti rugi petani membayar pajak sebesar Rp 85.414,00 atau 6,17% per

hektar untuk satu kali musim tanam. Petani di desa ini tidak mengeluarkan

biaya untuk bunga modal luar karena mereka mendapatkan modal dari sendiri

bukan dari pinjaman dari luar.

Tabel 3 Biaya Usahatani Komoditas Tembakau Varietas Sempring per usahatani dan per hektar

No Uraian Per Hektar Per  Usahatani

Nilai (Rp) % Nilai %

1.

2.

3.

4.

Saprodi

1. Bibit

2. Pupuk

3. Pestisida

Tenaga kerja luar

Sewa lahan

Pajak

211.122,5

595.097,5

129.980

80.000

-

67.075

-

19,5

54,9

11,99

7,39

-

6,18

-

51.600

165.940

32.100

16.000

-

18.260

-

30,42

30,45

18,92

9,43

-

10,77

-

Page 35: Ulasan Tembakau

5. Bunga Modal Luar

Lain-lain

- - - -

Total biaya 1.083.275 100 283.900 100

Sumber : Analisis Data Primer

Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa alokasi pengeluaran terbesar pada

saprodi pupuk sebesar Rp 211.122,5 atau 54,9% per hektarnya. Biaya yang

dikeluarkan untuk pestisida per hektarnya sebesar Rp 129.980,00 atau

11,99%. Biaya tenaga kerja per hektar sebesar Rp 80.000,00 atau 7,39%.

Petani adalah pemilik penggarap sehingga tidak mengeluarkan biaya untuk

sewa lahan karena lahan milik sendiri. Sebagai ganti rugi petani membayar

pajak sebesar Rp 67.075,00 atau 6,18% per hektar untuk satu kali musim

tanam. Petani di desa ini tidak mengeluarka biaya untuk bunga modal luar

karena mereka mendapatkan modal dari sendiri bukan dari pinjaman dari luar.

Tabel 4 Produksi, Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Usahatani Tembakau Varietas Grompol di

Desa Wiro, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten per hektar dan per usahatani

No Uraian Per Hektar Per Usahatani

1.

2.

3.

4.

5.

Produksi (Kg)

Penerimaan (Rp)

Total Biaya (Rp)

Pendapatan (Rp)

R/C Ratio

7.649,5

7.497.000

1.348.749,5

6.148.250,5

5,56

1.990

1.910.000

352.600

1.557.400

5,4

Sumber : Analisis Data Primer

Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa produksi rat-rata komoditas

tembakau jenis Grompol sebesar 7649,5 kg per hektar dan 1990 kg per

Page 36: Ulasan Tembakau

usahatani. Di Desa Wiro standar harga tembakau dari petani kurang lebih

sebesar Rp 1.000,00/kg sehingga penerimaan yang diperoleh sebesar Rp

7.497.000,00 per hektar dan Rp 1.910.000,00 per usahatani. Untuk biaya

yang dikeluarkan petani sebesar Rp 1.348.749,5 per hektar sedangkan untuk

biaya yang dikeluarkan per usahatani adalah sebesar Rp 352.600,00 sehingga

dapat diketahui jumlah pendapatan petani sebesar Rp 6.148.250,5 per hektar

dan Rp 1.557.400,00 per usahatani. Untuk R/C ratio diperoleh nilai sebesar

5,56 per hektar ini berarti setiap 1 rupiah biaya yang dikeluarkan akan

menghasilkan penerimaan 5,56 rupiah  sedangkan untuk R/C usaha tani

sebesar 5,54 yang berarti setiap 1 rupiah biaya yang dikeluarkan akan

menghasilkan penerimaan 5,54 rupiah.

Tabel 5 Produksi, Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Usahatani Tembakau Varietas Sempring di

Desa Wiro, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten per hektar dan per usahatani

No Uraian Per Hektar Per Usahatani

1.

2.

3.

4.

5.

Produksi (Kg)

Penerimaan (Rp)

Total Biaya (Rp)

Pendapatan (Rp)

R/C Ratio

4.689,45

5.224.210

1.083.275

4.140.935

4,82

1.250

1.375.000

283.900

1.091.100

4,84

Sumber : Analisis Data Primer

Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa produksi tembakau jenis Sempring

sebesar 4689,45 kg per hektar dan 1250 kg per usahatani. Dan penerimaan

yang diperoleh sebesar Rp 5.224.210,00 per hektar dan Rp 1.375.000,00 per

usahatani. Penerimaan ini diperoleh berdasarkan perhitungan harga tembakau

yaitu Rp 2.000,00/kg dikalikan jumlah produksi tembakau. Untuk total biaya

yang dikeluarkan dalam pengelolaan sebesar Rp 1.083.275,00 per hektar dan

Page 37: Ulasan Tembakau

Rp 283.900,00 per usahatani, sedangkan pendapatan yang didapat adalah Rp

4.140.935,00 per hektar dan Rp 1.091.100 per usahatani.

Untuk R/C ratio diperoleh nilai sebesar 4,82 per hektar ini berarti setiap

1 rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan 4,82 rupiah 

sedangkan untuk R/C usaha tani sebesar 4,84 yang berarti setiap 1 rupiah

biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan 4,84 rupiah.

Dari tabel 4 dan 5 dapat dibandingkan bahwa jumlah produksi,

penerimaan, total biaya pada tanaman tembakau jenis Grompol lebih besar

dibanding jenis Sempring. Perbedaan pendapatan cukup besar dan berbeda

nyata, hal ini disebabkan karena kualitas Grompol lebih baik. Kondisi inilah

yang menyebabkan petani lebih memilih Grompol daripada Sempring.

Tabel 6  Besarnya R/C Ratio dan Incremental B/C Ratio pada Usahatani Tembakau di Desa Wiro, Kecamatan

Bayat, Kabupaten Klaten

No Varietas Penerimaan

(Rp)

Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) R/C Ratio B/C

Ratio

1.

2.

Grompol

Sempring

7.497.000

5.224.210

1.348.749,5

1.083.275

6.148.250,5

4.140.935

5,56

4,82

5,23

Sumber : Analisis Data Primer

1. R/C Ratio

a. Varietas Grompol

R/C Ratio =  5,56

Page 38: Ulasan Tembakau

R/C ratio dari varietas Grompol sebesar 5,56 artinya setiap rupiah yang

dikeluarkan untuk biaya usaha tani akan menghasilkan penerimaan Rp

5,56.

b. Varietas Sempring

R/C Ratio = 4,82

R/C ratio dari varietas Sempring sebesar 4,82 artinya setiap rupiah yang

dikeluarkan untuk biaya usaha tani akan menghasilkan penerimaan Rp

4,82.

2. B/C Ratio (Incremental)

B/C Ratio  = 5,23

Usaha Tani bermanfaat

Dari tabel 6 diketahui bahwa besarnya R/C ratio tembakau Grompol yaitu

5,6 dengan perhitungan rata-rata biaya usaha tani per hektar. Sedangkan untuk

varietas Sempring diperoleh R/C ratio sebesar 4,82 yang berarti lebih besar dari

R/C ratio Grompol. Hal ini menunjukkan bahwa usaha tani tembakau Sempring

mempunyai efisiensi lebih besar dibanding tembakau Grompol. Nilai B/C ratio

yaitu sebesar 5,23 yang diperoleh dari perhitungan selisih penerimaan usaha tani

per hektar di bagi selisih biaya usaha tani per hektar antara Grompol dan

Sempring.

B/C ratio yang nilainya > 1 atau (5,23) ini menunjukkan bahwa penambahan

biaya untuk kedua varietas ini memberikan manfaat atau dengan kata lain

penambahan penerimaan untuk kedua varietas lebih tinggi dari pada penambahan

biayanya.

1. PEMASUKAN NEGARA MELALUI CUKAI ROKOK

Industri rokok merupakan salah satu industri yang mengalami pasang

surut namun tetap eksis di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang lamban

Page 39: Ulasan Tembakau

bahkan sempat minus di masa krisis moneter ternyata tidak mempengaruhi

industri rokok di Indonesia. Padahal industri rokok di Indonesia mengalami

banyak tantangan karena imbas krisis yang berkepanjangan. Daya beli

masyarakat menurun, tarif cukai merambat naik, upah buruh mengalami

penyesuaian sesuai dengan tuntutan biaya hidup yang semakin tinggi.

Sebagai salah satu sumber penerimaan negara, cukai mempunyai

kontribusi yang sangat penting dalam APBN khususnya dalam kelompok

Penerimaan Dalam Negeri. Penerimaan cukai dipungut dari tiga jenis

barang yaitu etil alkohol, minuman yang mengandung etil alkohol, dan hasil

tembakau. Pada tahun 1990/1991, penerimaan cukai hanya sebesar Rp 1,8

triliun atau memberikan kontribusi sekitar 4 persen dari penerimaan dalam

negeri (Wibowo, 2003).

Pada tahun anggaran 1999/2000 jumlah tersebut telah meningkat

menjadi Rp 10,4 triliun atau menyumbang sebesar 7,3 persen dari

penerimaan dalam negeri. Pada tahun 2003, penerimaan cukai ditetapkan

sebesar Rp 27,9 triliun atau sebesar 8,3 persen dari penerimaan dalam

negeri. Hal ini berarti kontribusi penerimaan cukai terhadap penerimaan

dalam negeri selama kurang dari 10 tahun, sejak tahun 1999 hingga tahun

2009 telah meningkat lebih dari 100%.

Dari penerimaan cukai tersebut, 95% berasal dari cukai hasil

tembakau yang diperoleh dari jenis hasil tembakau (JHT) berupa rokok

sigaret kretek mesin, rokok sigaret tangan, dan rokok sigaret putih mesin

yang dihasilkan oleh industri rokok (Wibowo, 2003). Dari sisi penguasaan

pasar, selama 2004 rokok kretek jelas masih perkasa dengan merebut pangsa

hampir 92%. Sisanya, dinikmati oleh rokok putih. Pada kelompok rokok

kretek ini, pasar terbesar selama bertahun-tahun masih dikuasai oleh

Gudang Garam dengan penguasaan pangsa 30,3%, atau setara 64,7 miliar

batang. Peringkat kedua kini ditempati oleh Sampoerna, yang menggeser

Djarum (39 miliar batang, atau setara 18,2%). Sementara jarak dengan

peringkat ke-4, Bentoel, memang terlalu jauh. Saat ini Bentoel baru

memproduksi 4,1 miliar batang, atau setara 1,9% (Warta Ekonomi, 2005).

Page 40: Ulasan Tembakau

Sayangnya industri rokok di Indonesia masih mengandalkan pasar

domestik saja. Itu sebabnya, meski sejumlah produsen sudah melakukan

ekspor, angkanya belum terlalu signifikan. Dalam kurun waktu delapan

tahun terakhir, ekspor rokok terbesar terjadi pada 2004 dengan nilai US$

185,9 juta meski secara umum nilainya cenderung berfluktuasi.

Penyebabnya, antara lain, kekhawatiran konsumen di negara-negara Eropa

dan Amerika terhadap tingginya kandungan tar dan nikotin pada rokok

kretek. Di pasar domestik, kekuatan industri tercermin dari sumbangannya

terhadap target penerimaan cukai pemerintah, yang sejak 1997 hingga 2004

terus tumbuh secara signifikan. Tahun lalu kontribusi cukai rokok terhadap

pos penerimaan di APBN mencapai Rp 28,8 triliun, sementara pada 2005 ini

ditargetkan menjadi Rp 30 triliun.

Page 41: Ulasan Tembakau

2. TEMBAKAU SEBAGAI PESTISIDA ORGANIK

Banyak orang masih berpikir bahwa tembakau hanya dapat diolah

sebagai rokok saja. Padahal awalnya tembakau tidak digunkan sebagai rokok,

tetapi sebagai obat. Baru-baru ini telah dilakukan banyak sekali penelitian

tentang keefektifan tembakau sebagai pestisida organik. Dari sekian banyak

penelitian yang dilaksanakan semua menyatakan bahwa daun tembakau

sangat direkomendasikan untuk dijadikan pestisida dikarenakan kandungan

nikotin yang terdapat pada daun dan batangnya yang dapat mematikan

serangga, hama atau OPT (Organisme Penggangu Tanaman) secara efektif.

Pestisida daun tembakau bekerja sebagai racun kontak yang masuk melalui

sistem pernafasan hama dan mematikan hama dengan cukup cepat. Berikut

adalah rinciannya.

a. Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan Untuk Bahan Pestisida Nabati

Bagian tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk bahan pestisida

nabati adalah daun dan batang yang banyak mengandung nikotin. Daun

yang akan dipakai bisa menggunakan daun yang masih segar atau yang

sudah difermentasi. Tembakau adalah tanaman yang memiliki nilai

Page 42: Ulasan Tembakau

ekonomi tinggi, menghemat biaya pengeluaran dan bisa menggunakan

tembakau sisa yang harganya murah. Di sentra-sentra tembakau, seperti

Temanggung, Wonosobo, dan lereng Gunung Merapi dan Gunung

Merbabu, banyak petani menanam tembakau. Biasanya selalu ada sisa

tembakau yang kualitasnya rendah. Harganya per keranjang hanya

beberapa puluh ribu saja.

Selain itu juga bisa memanfaatkan sisa batang tembakau setelah

tebang. Setelah daun tembakau dipanen, biasanya batang tembakau

ditebang dan dibuang. Sisa batang ini juga bisa dimanfaatkan untuk

bahan pestisida nabati. Harganya juga relatif murah, sehingga pestisida

nabati yang dibuat juga bisa dijual dengan harga yang murah dan

terjangkau untuk petani.

b. Hama & Penyakit Sasaran Pestisida Nabati Tembakau

Hama-hama yang dijadikan sasaran adalah aphis, ulat, ulat kubis

(tritip), kumbang kecil, tungau dan penggerek batang. Sedangkan

penyakit-penyakit yang dijadikan sasaran pengaplikasian adalah karat

pada buncis dan gandum, kamur kentang, dan virus keriting daun.

Pestisida dari ekstrak tembakau ini bisa menjadi penolak, insektisida,

fungisida, dan akarisida. Pestisida tembakau ini bekerja sebagai racun

kontak, racun perut, dan racun pernafasan. Yang bekerja cepat untuk

membasmi dan mengatasi serangan OPT di lahan

c. Efek Terhadap Manusia Dan Serangga Bukan Sasaran

Nikotin adalah racun yang keras. Hindari kontak pada kulit.

Gunakan masker agar tidak masuk ke sistem pernafasan. Racun ini

memerlukan 3-4 hari untuk terurai. Buah atau sayuran yang disemprot

dengan ekstrak tembakau jangan dimakan sebelum 3 – 4 hari. Ekstrak

tembakau tidak berpengaruh pada kumbang macan dan larvanya atau pun

capung.

Page 43: Ulasan Tembakau

Daun tembakau memiliki banyak sekali senyawa racun dan

berpotensi sebagai pestisida nabati, salah satunya adalah nikotin. Untuk

bahan pestisida sebaiknya menggunakan sisa daun tembakau yang tidak

layak jual, atau tembakau sisa. Harganya sangat murah sekali, apalagi

kalau sedang musim panen tembakau. Cara pembuatannya juga sangat

mudah sekali. Tumbuk daun tembakau. Kemudian rendam daun

tembakau dengan perbandingan 1:4. Jadi 250 gr direndam dalam 1 liter

air. Campuran tersebut didiamkan selama satu malam. Airnya kemudian

disaring. Larutan ini yang digunakan sebagai pestisida nabati.

Beberapa daerah dikenal sebagai sentra produksi tembakau, seperti:

Temanggung, Wonosobo, lereng Gunung Merapi, Jember, Banyuwangi,

dan beberapa tempat lainnya. Ketika musim panen tiba, banyak sekali

sisa-sisa tembakau yang harganya relatif miring. Kumpulkan saja bahan-

bahan ini dan jika diperlukan suatu saat bisa dimanfaatkan untuk

membuat pestisida nabati. Petani-petani yang ada di sekitar wilayah

penghasil tembakau, bisa memanfaatkan bahan ini untuk pengganti

pestisida kimia. Pestisida nabati dari daun tembakau tidak kalah

manjurnya daripada pestisida kimia. Memang petani mesti repot sedikit

untuk membuat pestisidanya, tetapi yang lebih penting adalah petani bisa

mandiri dan lebih ramah lingkungan. Berikut ini adalah cara pembuatan

pestisida dari tembakau.

Page 44: Ulasan Tembakau

1. Siapkan tembakau kualitas rendah yang sudah tidak layak sebagai

bahan baku rokok yang dijadikan sebagai bahan baku pestisida

nabati.

2. Setelah bahan didapatkan, daun tembakau tersebut dirajang sampai

halus.

3. Bahan pestisida yang sudah dirajang kemudian direndam selama ±

semalam untuk diambil ekstraknya.

4. Setelah direndam ambil daun tembakau dan disaring.

5. Esktrak daun tembakau berwarna hitam pekat siap untuk

dimasukkan kedalam botol dan diberi label.

Page 45: Ulasan Tembakau

Ekstrak daun tembakau ini sangat pekat sekali. Pemakaiannya perlu

hati-hati, karena pemakaian yang berlebihan dari tembakau bisa

menyebabkan tanaman keracunan. Untuk penggunaannya cukup mudah.

Larutkan pestisida cair dengan air hingga warnanya berubah kecoklatan

dan pestisida siap untuk digunakan.

3. ANALISIS PERENCANAAN KEGIATAN PRODUKSI

a. Alat dan bahan

i. Bahan Baku Rata-Rata Per Bulan

Daun tembakau atau batang tembakau sisa panen atau yang tidak

dipakai

Air

ii. Alat

Bak air

Pisau

Botol plastik ukuran 250 ml

Kertas label

Tinta printer

b. Kapasitas produksi

Fasilitas Dan Mesin Produksi Yang Dimiliki

Proses produksi pestisida nabati dari tembakau ini tidak

membutuhkan peralatan khusus dalam proses produksinya. Kapasitas

produksi rata-rata per bulan 960 botol peatisida ukuran 250 ml.

c. Rencana pengembangan produksi

Strategi dan tahap-tahap rencana pengembangan produksi

Mengubah tampilan kemasan yang lebih menarik

Membuat varian baru atau mengkombinasikan dengan tanaman lain.

4. ANALISIS KEUNTUNGAN

Page 46: Ulasan Tembakau

a. Penjualan

Produksi 32 botol/ hari = 30 x 32 = 960 botol/bulan

Penjualan 960 botol/bulan

Rp 40.000/botol

Sub total penjualan Rp 40.000 x 960 = Rp 38.400.000

b. Biaya Tetap (fix cost)

Biaya Air (PDAM) Rp 250.000/bulan

Biaya Listrik Tetap Rp 50.000/bulan

Sub total Biaya tetap Rp 300.000/bulan

c. Biaya Variabel (variable cost)

Daun Tembakau (60 kg, @ Rp 20.000/kg) Rp 1.200.000

Botol Plastik (960 botol @ Rp 800/botol) Rp 786.000

Kertas Label (1 pak @ Rp 15.000/pak) Rp 15.000

Tinta Printer (4 botol, @ Rp 85.000/botol) Rp 340.000

Tenaga Kerja Perajang (2 orang) Rp 2.100.000

Tenaga Kerja desainer, print dan pemotong (1 orang) Rp 1.250.000

Tenaga Kerja pemasang label dan tutup (2 orang) Rp 1.920.000

Tenaga Kerja penyaring dan pengisi (2 orang) Rp 2.100.000

Sub total biaya produksi Rp 9.711.000

d. Biaya Administrasi

Biaya pemasaran Rp 25.000

Alat tulis kantor Rp 20.000

Listrik air dan telepon Rp 50.000

Biaya lain-lain Rp 5.000

Sub total biaya administrasi Rp 100.000

Total Biaya Produksi (TC)= Biaya tetap + Biaya variable + Biaya administrasi

Page 47: Ulasan Tembakau

= Rp 300.000 + Rp 9.711.000 + Rp 100.000

= Rp 10.111.000

Keuntungan = Penjualan – Total biaya produksi

= Rp 38.400.000 - Rp 10.111.000

= Rp 28.289.000

Page 48: Ulasan Tembakau

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A dan Soedarmanto. (1982). Budidaya Tembakau. Jakarta: CV

Yasaguna.

Amazine. (tanpa tahun). Tips Berkebun: 7 Manfaat Tembakau untuk Tanaman.

(online) http://www.amazine.co/6036/tips-berkebun-7-manfaat-tembakau-

untuk-tanaman/

Dinas Perhutanan, Perkebunan dan Perikanan Kabupaten Majalengka. 2012.

Tembakau. Majalengka: Dinas Perhutanan, Perkebunan dan Perikanan.

Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. 2007. Revitalisasi Sistem Agribisnis

Tembakau Bahan Baku Rokok.

Djunaidy, Mahbub. 2013. Peneliti: Tembakau Baik untuk Kesehatan. (online)

http://www.tempo.co/read/news/2013/12/23/173539731/Peneliti-Tembakau-

Baik-untuk-Kesehatan

Hanum, C. (2008). Teknik Budidaya Tanaman Jilid 3. Jakarta : Departemen

Pendidikan Nasional.

Karama, A. (1991). Penggunaan Pupuk Organik Pada Tanaman Pangan.

Makalah dalam Prosiding Lokakarya Nasional Efisiensi Penggunaan Pupuk

V, (pp. p.395-426). Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.

Kompasiana online. 2013. Manfaat Tembakau yang Disembunyikan. (online)

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/06/04/manfaat-tembakau-

yang-disembunyikan-565886.html.

Larsito, Sigit. 2005. Analisis Keuntungan Usahatani Tembakau Rakyat Dan

Efisiensi Ekonomi Relatif Menurut Skala Luas Lahan Garapan (Studi Kasus

Di Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal). Tesis tidak diterbitkan.

Page 49: Ulasan Tembakau

Makfoeld, Djarir. (1994). Mengenal beberapa Penilaian Fisik Mutu Tembakau di

Indonesia edisi ke dua. Yogyakarta: Liberty.

Saputra, MH. 2009. Analisis Industri Rokok Kretek di Indonesia. Purworejo:

Universitas Muhammadiyah.

Setiawan, A dan Yani Trisnawati. (1993). Pembudidayaan, Pengolahan dan

Pemasaran Tembakau. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rachman, Agus Hasanuddin. (tanpa tahun). Status Pertembakauan Nasional.

Direktorat Budi Daya Tanaman Semusim, Direktorat Jenderal Perkebunan.

Warung Informasi dan Teknologi. (tanpa tahun). Tembakau Virginia. Bantul:

Dinas Pertanian dan Kehutanan.

Wibowo, Tri. 2004. Analisis Fungsi Biaya Industri Rokok Indonesia Tahun 1981

– 2002. Dalam Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan, Volume 8, Nomor 4.