tugas kuliah fiqh zakat

30
BAB I Pendahuluan Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga, zakat merupakan suatu ibadah yang paling penting dan banyak dijelaskan di dalam Al-Qur’an, Allah menerangkan zakat beriringan dengan menerangkan sembahyang. Pada 82 tempat Allah menyebut zakat beriringan dengan urusan shalat ini menunjukan bahwa zakat dan shalat mempunyai hubungan yang rapat sekali dalam hal keutamaannya shalat dipandang seutama-utama ibadah badaniyah zakat dipandang seutama-utama ibadah maliyah. “Dan dirikanlah salat dan berikanlah zakat” (QS-Al Mujammil 73:20) Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,yaitu orang-orang yang khusyu’dalam sembahyangnya,dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna ,dan orang –orang yang mengeluarkan zakat (QS. Almu’minun 23:1-4) Mengeluarkan zakat hukumnya wajib bagi tiap- tiap muslim yang mempunyai harta benda menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh hukum Islam.Ayat-ayat Al-Qur’an yang mewajibkan zakat : “Dan tiada diperintahkan mereka melainkan menyembah Allah,sambil mengikhlaskan ibadat dan taat kepada-Nya serta berlaku cenderung (tertarik )kepada ibadat itu dan mendirikan shalat dan memberikan zakat,itulah agama yang betul” ( QS.Albayyinah:5) Zakat Page 1

Upload: keyoy-ajalah

Post on 28-Jan-2016

240 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas Kuliah Fiqh Zakat

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

BAB I

Pendahuluan

Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga, zakat merupakan suatu ibadah yang paling

penting dan banyak dijelaskan di dalam Al-Qur’an, Allah menerangkan zakat beriringan

dengan menerangkan sembahyang. Pada 82 tempat Allah menyebut zakat beriringan dengan

urusan shalat ini menunjukan bahwa zakat dan shalat mempunyai hubungan yang rapat sekali

dalam hal keutamaannya shalat dipandang seutama-utama ibadah badaniyah zakat dipandang

seutama-utama ibadah maliyah.

“Dan dirikanlah salat dan berikanlah zakat” (QS-Al Mujammil 73:20)

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,yaitu orang-orang yang

khusyu’dalam sembahyangnya,dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan

perkataan) yang tiada berguna ,dan orang –orang yang mengeluarkan zakat (QS.

Almu’minun 23:1-4)

Mengeluarkan zakat hukumnya wajib bagi tiap- tiap muslim yang mempunyai harta

benda menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh hukum Islam.Ayat-ayat Al-Qur’an yang

mewajibkan zakat :

“Dan tiada diperintahkan mereka melainkan menyembah Allah,sambil mengikhlaskan ibadat

dan taat kepada-Nya serta berlaku cenderung (tertarik )kepada ibadat itu dan mendirikan

shalat dan memberikan zakat,itulah agama yang betul” ( QS.Albayyinah:5)

“Dan dirikanlah olehmu shalat dan keluarkanlah zakat dan tunduklah bersama – sama

orang yang tunduk” (QS. Albaqarah :43)

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi

tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim

yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti

shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As

Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat

berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.

Zakat Page 1

Page 2: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

Seluruh ulama Salaf dan Khalaf menetapkan bahwa mengingkari hukum zakat yakni

mengingkari wajibnya menyebabkan di hukum kufur. Karena itu kita harus mengetahui

definisi dari zakat, harta-harta yang harus dizakatkan, nishab- nishab zakat dan berbagai

macam zakat.

1.2 Rumusan Masalah

- Mengetahui definisi/ pengertian zakat

- Mengetahui macam-macam zakat

- Mengetahu harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya

- Mengetahui siapa saja yang berhak menerima zakat

- Mengetahui hikmah dari zakat

1.3 Tujuan pembahasan

Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah fiqh ibadah, juga untuk

menambah wawasan kita mengenai zakat serta memberikan kesadaran kepada kita bahwa

zakat itu hukumnya wajib dan dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Zakat Page 2

Page 3: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Zakat.

Zakat (Bahasa Arab: زكاة; transliterasi: Zakah) adalah jumlah harta tertentu yang

wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang

berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan

oleh syarak. Zakat merupakan rukun ketiga dari Rukun Islam.

Dalam menentukan yang dikenakan wajib zakat ini, ada empat hal yang harus

diperhatikan, yaitu:

a. jenis-jenis harta yang dikenakan zakat (yang wajib dikeluarkan zakatnya);

b. besarnya jumlah harta benda yang dikenakan zakat tiap-tiap jenis tersebut (nishab);

c. besarnya pungutan yang dikenakan atas tiap jenisnya;

d. waktu-waktu pemungutan zakat (haul dan sebagainya)1

2.2. Sejarah Zakat

Setiap muslim diwajibkan memberikan sedekah dari rezeki yang dikaruniakan Allah.

Kewajiban ini tertulis di dalam Alquran. Pada awalnya, Alquran hanya memerintahkan untuk

memberikan sedekah (pemberian yang sifatnya bebas, tidak wajib). Namun, pada kemudian

hari, umat Islam diperintahkan untuk membayar zakat. Zakat menjadi wajib hukumnya sejak

tahun 662 M. Nabi Muhammad melembagakan perintah zakat ini dengan menetapkan pajak

bertingkat bagi mereka yang kaya untuk meringankan beban kehidupan mereka yang miskin.

Sejak saat ini, zakat diterapkan dalam negara-negara Islam. Hal ini menunjukan bahwa pada

kemudian hari ada pengaturan pemberian zakat, khususnya mengenai jumlah zakat tersebut.

Pada zaman khalifah, zakat dikumpulkan oleh pegawai sipil dan didistribusikan

kepada kelompok tertentu dari masyarakat. Kelompok itu adalah orang miskin, janda, budak

yang ingin membeli kebebasan mereka, orang yang terlilit hutang dan tidak mampu

membayar. Syari'ah mengatur dengan lebih detail mengenai zakat dan bagaimana zakat itu

harus dibayarkan.2

1 Djuanda, Gustian. DKK. Pelaporan Zakat Pengurangan Pajak Penghasilan. 2006. Jakarta: PT RajaGravindo Persada. Hal. 1.

2 Djuanda, Gustian. DKK. Pelaporan Zakat Pengurangan Pajak Penghasilan. 2006. Jakarta: PT RajaGravindo Persada. Hal. 3

Zakat Page 3

Page 4: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

2.3. Hukum Zakat

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi

tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim

yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah seperti

salat, haji, dan puasa yang telah diatur secara rinci berdasarkan Alquran dan Sunah. Zakat

juga merupakan sebuah kegiatan sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat

berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia dimana pun.3

2.4. Jenis Zakat

Zakat terbagi atas dua jenis yakni:

1) Zakat fitrah

Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadan.

Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,7 kilogram) makanan pokok yang ada di

daerah bersangkutan.

2) Zakat maal (harta)

Zakat yang dikeluarkan seorang muslim yang mencakup hasil perniagaan, pertanian,

pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing

jenis memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.4

2.5. Harta yang Wajib Zakat dan Kadarnya

Mengenai jenis harta yang wajib dikenakan zakat, terdapat perbedaan pendapat di

kalangan para ulama. Ada beberapa kalangan yang berpendapat sempit. Salah satunya adalah

Ibnu hazm yang membatasi pengertian kekayaan yang wajib dizakati pada delapan hal yang

telah ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu, unta, sapi, kambing, gandum, sorgum,

kurma, emas dan perak. Sedangkan untuk harta diluar delapan hal tersebut tidak wajib zakat.

3 Al-Hamid Mahmud, Al-Ba’ly. Ekonomi Zakat. 1991. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Hal. 54 Al-Hamid Mahmud, Al-Ba’ly. Ekonomi Zakat. 1991. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Hal. 11

Zakat Page 4

Page 5: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

Para ulama yang berpendapat luas memberikan batasan terhadap jenis harta yang

wajib zakat sesuai perkembangan zaman, jadi tidak hanya terbatas pada delapan hal tersebut

diatas. Para ulama ini berpegang pada beberapa hal, diantaranya :

Dalil-dalil Al Qur`an dan hadist yang menyatakan bahwa pada setiap harta yang

berkembang terdapat hak atau sedekah atau zakat. Sebagaimana dalam QS. AL

Ma`arij : yang artinya: ‘Orang-orang yang dalam harta mereka terdapat hak yang

ditentukan.’ Dan pada sabda Nabi Muhammad SAW, yaitu : ‘Berikanlah zakat

hartamu’

Dari beberapa dalil tersebut di atas dapat diketahui bahwa pada setiap harta terdapat

hak Allah berupa zakat dan sedekah. Pada dalil-dalil tersebut tidak terdapat ketentuan

ataupun batasan jenis harta yang wajib zakat. Kalaupun Nabi Muhammad SAW hanya

mewajibkan zakat pada delapan jenis harta saja, karena pada masa itu delapan jenis

harta tersebut yang lazim dimiliki oleh masyarakat Arab

Sesungguhnya setiap orang kaya membutuhkan kesucian dan kebersihan hartanya dari

kotoran sifat bakhil dan egoistis, yaitu dengan berzakat. Sebagaimana firman Allah

dalam QS. At Taubah : 103, yang artinya : ‘Ambillah sedekah (zakat) dari sebagaian

harta mereka untuk membersihkan dan menyucikan mereka dengannya.’

Setiap harta butuh disucikan, karena syubhat20 yang sering melekat pada waktu

mendapatkannya atau mengembangkannya. Penyucian harta tersebut adalah dengan

mengeluarkan zakat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, yaitu :

‘Sesungguhnya Allah mewajibkan zakat untuk kesucian harta.’(HR.Bukhari)

Sesungguhnya zakat disyariatkan untuk menutup kebutuhan fakir miskin, orang yang

berhutang, ibnu sabil, dan untuk menegakkan kemaslahatan umum bagi umat islam.

Qiyas menurut jumhur ulama merupakan salah satu unsur pokok dalam syari`ah

Islam. Sehingga dapat digunakan menetapkan hokum yang mewajibkan zakat pada

Zakat Page 5

Page 6: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

harta. Apabila zakat tidak termasuk dalam ibadah mahdhah, tetapi termasuk dalam

sebagian tatanan harta 20 Samar-samar, yaitu perkara yang tidak jelas hukumnya

apakah halal atau haram (N.A. dan sosial dalam Islam).

Memasukkan qiyas dalam hal zakat sebenarnya telah dikenal sejak masa para sahabat.

Salah satu contohnya adalah Umar Ra, yang memerintahkan untuk memungut zakat

atas kuda pada masa Nabi bukan merupakan harta yang wajib dizakati. Perintah ini

dikeluarkan setelah diketahui bahwa kuda mempunyai nilai harga yang tinggi.

Mengenai harta kekayaan yang wajib dikenai zakatnya ada dua macam.

Yang pertama adalah kekayaan terbuka (amwaal zhahiriah) yakni tidak dapat ditutup-

tutupi misalnya hasil pertanian seperti segala macam tanaman dan buah-buahan serta

berbagai jenis ternak. Sedangkan yang kedua adalah kekayaan tertutup (amwaal

bathiniah) yakni tidak mudah diketahui dengan begitu saja dan kemungkinan besar

dapat dimanipulasi. Contohnya adalah emas, perak, mata uang, usaha perdagangan

dan industri.

Jenis-jenis harta yang wajib dikeluarkan zakatnya dan besar kadar masing-masing

harta tersebut adalah sebagai berikut :

1) Emas dan Perak

Dasar hukum wajib zakat bagi harta yang berupa emas dan perak terdapat dalam QS

At Taubah 34-35, yang artinya : ‘‘Orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak

menafkahkan pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan

mendapat siksa yang pedih) pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam nereka jahanam,

lalu dibakar dengan dahi mereka, lambung dan pinggang mereka (lalu dikatakan kepada

mereka), Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah

sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu’’22

Nishab untuk emas adalah 20 dinar, yaitu senilai dengan 85 gram emas murni.

Sedangkan untuk perak adalah 200 dirham, yaitu senilai 672 gram perak. Artinya adalah

apabila seseorang telah memiliki emas senilai 20 dinar atau perak 200 dirham dan sudah

Zakat Page 6

Page 7: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

mencapai satu tahun, maka telah terkena wajib zakat sebesar 2,5 %. Untuk emas dan perak

simpanan yang masing-masing kurang dari senishab, tidak perlu dikumpulkan menjadi satu

agar senishab yang kemudian dikeluarkan zakatnya. Misalnya, seseorang yang memiliki

simpanan emas sebesar 10 dinar dan perak 100 dirham maka keduanya tidak dikenakan

zakat.23

Untuk segala macam jenis harta lain yang merupakan harta simpanan dan dapat

dikategorikan dalam emas dan perak, seperti uang, tabungan, cek, saham, surat berharga dan

lain-lain, maka nishab dan zakatnya sama dengan ketentuan emas dan perak. Jika seseorang

memiliki bermacam-macam harta dan jumlahnya lebih besar atau sama dengan nishab emas

dan perak maka telah terkena wajib zakat sebesar 2,5 %.

2) Harta Dagangan

Dasar hukum wajib zakat terhadap barang dagangan adalah pada QS Al Baqoroh :

267, yang artinya : ‘’Hai orang-orang beriman nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari

hasil usahamu yang baik-baik dan sebagaian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk

kamu.’’ Dari ayat tersebut di atas menunjukan bahwa untuk barang dagangan termasuk dalam

harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Sedangkan yang dimaksud dengan barang dagangan

adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjual belikan dalam berbagai jenisnya, baik

berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dan lain-lain.

Nishab barang dagangan adalah setara dengan nishab emas yaitu sebesar 20 dinar (85

gram emas murni) dan sudah berjalan satu tahun. Caranya adalah setelah perdagangan

berjalan satu tahun, uang kontan yang ada ditaksir kemudian jumlah yang didapat

dikeluarkan zakat sebesar 2,5%.25

3) Hasil Pertanian

Dasar hukum wajib zakat untuk hasil pertanian adalah firman Allah dalam QS. Al

An’am :141, yang berbuyi : ‘’Allah yang telah menjadikan kebun-kebun yang merambat dan

Zakat Page 7

Page 8: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

tidak merambat, dan (menumbuhkan) pohon kurma dan tanaman-tanaman yang berbeda-beda

rasanya, dan (menumbuhkan) pohon zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa.

Makanlah dari sebagian buahnya apabila telah berbuah. Dan berikanlah haknya (zakatnya)

pada hari memetiknya,’’26

Nishab harta pertanian adalah sebesar 5 wasaq atau setara dengan 750 kg. Untuk hasil

bumi yang berupa makanan pokok, seperti beras, jagung, gandum, dan lain-lain sebesar 750

kg dari hasil pertanian tersebut. Sedangkan untuk hasil pertanian selain makanan pokok,

seperti sayur mayur, buah-buahan bunga, dan lain-lain, maka nishabnya disetarakan dengan

harga nishab makanan pokok yang paling umum di daerah tersebut. Untuk hasil pertanian ini

tidak ada haul, sehingga wajib dikeluarkan zakatnya setiap kali panen. Kadar zakat yang

dikeluarkan untuk hasil pertanian yang diairi dengan air sungai, air hujan atau mata air adalah

sebesar 10%. Sedangkan apabila pengairannya memerlukan biaya tambahan, misalnya

dengan disiram atau irigasi maka kadar zakatnya adalah 5%.

4) Binatang Ternak

Pada binatang ternak, nishab dan besarnya kadar zakat yang wajib dikeluarkan adalah

berbeda-beda untuk setiap jenis binatang. Binatang yang lazim dikenakan zakat di Indonesia

adalah, sapi, kerbau, kambing. Sedangkan untuk binatang jenis unggas, seperti ayam, itik,

burung, dan sebagainya tidak dikenakan zakat kecuali jika dijadikan dagangan atau usaha

peternakan. Dibawah ini, adalah besarnya kadar zakat untuk setiap jenis binatang antara lain :

a. Sapi

Nishab sapi disetarakan dengan kerbau dan kuda, yaitu 30 ekor. Maksudnya adalah

apabila seseorang telah memiliki 30 ekor sapi atau kerbau atau kuda maka orang tersebut

telah wajib zakat. Hadist yang menunjukan disyari`atkannya zakat bagi sapi adalah hadist

yang diriwayatkan oleh At Tarmdzidan Abu Dawud dari Mu’adz bin Jabbal Ra, yaitu : ‘’Dari

Mu’adz bin Jabbal, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah mengutusnya ke Yaman,l

maka beliau memerintahkan mengambil zakat, dari tiap-tiap puluh ekor sapi yang berumur

satu tahun jantan atau betina (tabi’atau tabi’ah). Dari tiap-tiap empat puluh ekor sapi zakatnya

seekor sapi, zakatnya seekor sapi berumur dua tahun betina (mussinah)’’

Pada tabel berikut dapat dilihat lebih jelas lagi mengenai nishab dan besarnya kadar zakat

sapi dan Jumlah ternak Zakat.

Zakat Page 8

Page 9: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

30-39 ekor 1 ekor sapi jantan/betina tabi’

40-49 ekor 1 ekor sapi betina mussinah

60-69 ekor 2 ekor sapi tabi’

70-79 ekor 2 ekor sapi mussinah dan 1ekor tabi’

80-89 ekor 2 ekor sapi mussinah

keterangan :

Tabi’ : sapi berumur satu tahun, masuk tahun kedua

Mussinah : sapi berumur dua tahun, masuk tahun ketiga

Apabila lebih dari jumlah tersebut diatas maka setiap 30 ekor sapi

zakatnya seekor anak sapi berumur 1 tahun, dan setiap 40 ekor

sapi zakatnya seekor anak sapi berumur 2 tahun.29

b. Kambing

Untuk kambing / domba, maka nishabnya adalah 40 ekor. Artinya adalah apabila

seseorang telah memiliki 40 ekor kambing / domba maka orang tersebut telah terkena wajib

zakat. Sesuai dengan hadist riwayat Bukhari dari Anas, yang menyebutkan : ‘’Tentang zakat

kambing pada kambing yang mencari makan sendiri (saa’imah), apabila ada empat puluh

sampai seratus dua puluh kambing, (maka zakatnya) satu kambing, Maka apabila lebih dari

seratus dua puluh sampai dua ratus, (maka zakatnya) dua ekor kambing. Maka apabila lebih

dari dua ratus sampai tiga ratus, maka zakat padanya adalah tiga ekor kambing. Maka apabila

lebih dari tiga ratus (kambing), maka pada tiap-tiap seratus kambing (zakatnya) seekor

kambing. Maka apabila kambing saa’imah (yang mencari makan sendiri) milik seseorang itu

kurang dari empat puluh kambing, maka tidak ada padanya itu zakat.’’30

Agar lebih mudah dipahami maka dapat dilihat pada table tersebut dibawah ini :

Jumlah ternak zakat

40-120 ekor 1ekor kambing (2 th) atau domba (1th)

121-200 ekor 2 ekor kambing /domba

Zakat Page 9

Page 10: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

201-300 ekor 3 ekor kambing / domba

301 ke atas setiap bertambah 100 ekor zakatnya

bertambah 1 ekor

c. Unggas

Nishab untuk binatang unggas ini berbeda dengan sapi atau kambing. Unggas yang

terkena wajib zakat terbatas pada unggas yang diusahakan, misalnya peternakan. Nishabnya

bukan berdasarkan jumlah melainkan disetarakan dengan nishab emas yaitu sebesar 20 dinar

atau sama dengan 85 gram emas murni. Artinya adalah apabila seseorang beternak unggas

dan pada akhir tahun telah mencapai nishab tersebut maka dikenai wajib zakat sebesar 2,5

% .

5) Rikaz

Rikaz atau harta karun adalah semua harta yang ditemukan oleh seseorang dari dalam

tanah atau pada tempat tertentu yang merupakan peninggalan dari orang-orang terdahulu.

Apabila seorang muslim menemukan harta rikaz tersebut maka ia terkena wajib zakat sebesar

seperlima dari jumlah harta yang ditemukan tersebut.

Pada harta rikaz ini tidak ada ketentual haul. Dasar hukum yang mewajibkan harta

rikaz untuk dikenai zakat adalah hadist sebagai berikut : ‘’Dari Amru bin Syu’aib, dari

ayahnya, dari datuknya, bahwa Rosulullah SAW pernah bersabda tentang simpanan yang

didapati oleh seseorang pada suatu desa yang dihuni orang: Jika engkau dapatkanya pada

suatu desa yang didiami orang maka umumkan ia. Dan jika engkau dapatkan pada suatu desa

yang tidak dihuni orang, maka padanya dan pada rikaz itu seperlima,’’(HR. Ibnu Majah

dengan sanad yang hasan).

6) Ma’adin dan kekayaan laut

Harta ma’din adalah benda-benda yang terdapat dalam perut bumi dan memiliki nilai

ekonomis, misalnya, emas, perak, timah, batu bara, minyak bumi, batu-batuan serta hasil

tambang lainnya. Sedangkan kekayaan laut adalah segala sesuatu yang dieksplotasi manusia

Zakat Page 10

Page 11: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

dari dasar laut, misalnya mutiara, ambar, dan lainlainnya. Untuk kedua jenis harta ini,

nishabnya adalah sebesar 20 dinar emas murni atau 85 gram emas murni dan kadarnya adalah

sebesar 2,5 % tanpa perlu mencapai haul.

7) Hasil Profesi

Zakat hasil profesi merupakan zakat yang dikeluarkan dari hasil usaha orang-orang

muslim yang memiliki keahlian dibidangnya masing-masing. Seperti, dokter, pengacara, dan

berbagai profesi lainnya.33 Mengenai zakat terhadap hasil profesi, terdapat perbedaan

pendapat antara para ulama. Karena memang tidak ada dalil khusus yang mewajibkan harta

hasil profesi untuk dikenai zakat. Sedangkan para ulama yang berpendapat bahwa harta hasil

profesi wajib zakat, berpegang pada firman Allah yang terdapat pada QS. Al Baqoroh :267,

yang berbunyi : ’wahai orang-orang beriman, infaqkanlah (zakat) sebagaian dari hasil

usahamu yang baik-baik.’’

Apabila dilihat dari ayat diatas maka hasil profesi dapat dimasukkan sebagai harta

yang wajib zakat. Para ulama yang cenderung memasukkan harta hasil profesi sebagai harta

yang wajib zakat, memberikan gambaran perbandingan antara hasil yang diperoleh oleh

seorang petani dengan hasil yang diperoleh oleh seorang pegawai. Saat ini dapat diketahui

bahwa penghasilan seorang pegawai dapat lebih besar dari hasil seorang petani. Oleh karena

itu, akan sangat sulit dimengerti apabila uantuk seorang petani dikenai zakat sedangkan

seorang pegawai tidak dikenakan zakatnya.

Yang menjadi permasalahanya adalah berapa nishab untuk zakat hasil profesi ini

karena tidak ditemukan dalil khusus yang mengaturnya. Para ulama menyamakan harta hasil

profesi ini dengan harta simpanan, sehingga nishab bagi harta hasil profesi ini disamakan

dengan nishab emas atau nishab uang. Yaitu, sebesar 20 dinar atau 85 gram emas murni dan

kadar yang harus dikeluarkan sebesar 2,5%, yang dikeluarkan setiap tahun.

8) Saham dan Obligasi

Saham adalah hak pemilikan tertentu atas kekayaan satu Perseroan Terbatas atau atas

penunjukan atas saham tersebut. Sedangkan obligasi adalah perjanjian tertulis dari bank,

perusahaan, atau pemerintah kepada seseorang (pembawanya) untuk melunasi sejumlah

Zakat Page 11

Page 12: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

pinjaman dalam masa tertentu dan dengan bunga tertentu pula.34 Pada hakekatnya saham dan

obligasi termasuk bentuk penyimpanan harta yang mempunyai potensi untuk berkembang.

Sehingga dapat dikategorikan sebagai harta yang wajib dizakati, apabila telah mencapai

nishabnya. Kadarnya adalah 2,5 % dari nilai kumulatif riil bukan nilai nominal yang tertulis

pada saham atau obligasi tersebut, dan zakat dibayarkan setiap tahun.

9) Undian atau Kuis Berhadiah

Harta yang diperoleh dari hasil undian dan kuis berhadiah diidentikan dengan harta

hasil temuan (rikaz ). Oleh karena itu, kadar zakat yang harus dikeluarkan adalah sebesar

20% dari harta yang diperoleh, tanpa syarat haul.5

2.6. Hak Zakat atau Mustahiq

Berdasarkan pada surat at Taubah ayat 58-60 tentang orang yang berhak menerima

zakat, yaitu :

"... Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah bagi fakir miskin, para amil, para muallaf yang

dibujuk hatinya, mereka yang diperhamba, orang-orang yang berutang, yang berjuang di

jalan Allah, dan orang kehabisan bekal di perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang

diwajibkan Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

Jadi berdasarkan firman Allah Swt tersebut, terdapat 8 golongan yang berhak

menerima zakat :

- Fakir adalah orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk

memenuhi penghidupannya. Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak

mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.

Beberapa ulama memiliki pendapat masing-masing tentang arti dari fakir. Kempat ulama itu

adalah Syafi'i, Hanafi, Hambali dan Maliki. Berikut adalah arti fakir dari masing-masing

Imam:

1. Syafi'i: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha; atau mempunyai

usaha atau harta yang kurang dari seperdua kecukupannya, dan tidak ada orang yang

berkewajiban memberi belanjanya.

5 Syaikh Abdul Qadir Jailani. Fiqih Tasawuf. 2002. Bandung: Pustaka Hidayah. Hal. 96

Zakat Page 12

Page 13: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

2. Hanafi: Fakir ialah orang yang mempunyai harta kurang dari senishab atau

mempunyai senishab atau lebih, tetapi habis untuk memenuhi kebutuhannya

3. Hambali: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta, atau mempunyai harta

kurang dari seperdua keperluannya.

4. Maliki: Fakir ialah orang yang mempunyai harta, sedang hartanya tidak mencukupi

untuk keperluannya dalam masa satu tahun, atau orang yang memiliki penghasilan

tapi tidak mencukupi kebutuhannya, maka diberi zakat sekadar mencukupi

kebutuhannya.

- Miskin - Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar

untuk hidup.

- Amil dalam zakat adalah semua pihak yang bertindak mengerjakan yang berkaitan dengan

pengumpulan, penyimpanan, penjagaan, pencatatan, dan penyaluran atau distribusi harta

zakat. Mereka diangkat oleh pemerintah dan memperoleh izin darinya atau dipilih oleh

instansi pemerintah yang berwenang atau oleh masyarakat Islam untuk memungut dan

membagikan serta tugas lain yang berhubungan dengan zakat, seperti penyadaran atau

penyuluhan masyarakat tentang hukum zakat, menerangkan sifat-sifat pemilik harta yang

terkena kewajiban membayar zakat dan mereka yang menjadi mustahiq, mengalihkan,

menyimpan dan menjaga serta menginvestasikan harta zakat

- Mu'allaf - Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan

diri dengan keadaan barunya atau kaum kafir yang merupakan pendukung kaum Muslim.

Muallaf dalam berbagai referensi terbagi dalam beberapa macam golongan, diantaranya :

Golongan yang diharapkan keislamannya atau keislaman kelompok serta keluarganya

Golongan orang yang dikuatirkan kelakuan jahatnya

Golongan orang yang baru masuk Islam

Pemimpin dan tokoh masyarakat yang telah memeluk Islam yang mempunyai

sahabat-sahabat kafir.

Zakat Page 13

Page 14: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

Pemimpin dan tokoh kaum Muslimin yang berpengaruh di kalangan kaumnya, akan

tetapi imannya masih lemah.

Kaum Muslimin yang tinggal di benteng-benteng dan daerah perbatasan musuh.

Kaum Muslimin yang membutuhkannya untuk mengurus zakat orang yang tidak mau

mengeluarkan, kecuali dengan paksaan.

-Hamba sahaya adalah hamba sahaya yang disuruh menebus dirinya ialah seorang budak

hamba sahaya, baik laki-laki maupun perempuan yang dijanjikan oleh tuannya bahwa dia

boleh memerdekakan dirinya dengan syarat harus menebusnya atau membayarnya dengan

sejumlah harta tertentu. Hamba ini diberi zakat sekadar untuk memerdekakan dirinya.

- Gharimîn adalah kata dari bahasa Arab yang bermakna orang-orang yang memiliki hutang.

Mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup untuk memenuhinya.

Orang berutang yang berhak menerima kuota zakat adalah orang-orang dalam golongan:

1) Orang yang berutang untuk kepentingan pribadi yang tidak bisa dihindarkan, dengan

syarat-syarat sebagai berikut:

Utang itu tidak timbul karena kemaksiatan.

Utang itu melilit pelakunya.

Si pengutang sudah tidak sanggup lagi melunasi utangnya.

Utang itu sudah jatuh tempo, atau sudah harus dilunasi ketika zakat itu diberikan

kepada si pengutang.

2) Orang-orang yang berutang untuk kepentingan sosial, seperti yang berutang untuk

mendamaikan antara pihak yang bertikai dengan memikul biaya diyat (denda

kriminal) atau biaya barang-barang yang dirusak. Orang seperti ini berhak menerima

zakat, walaupun mereka orang kaya yang mampu melunasi utangnya.

3) Orang-orang yang berutang karena menjamin utang orang lain, dimana yang

menjamin dan yang dijamin keduanya berada dalam kondisi kesulitan keuangan.

4) Orang yang berutang untuk pembayaran diyat (denda) karena pembunuhan tidak

sengaja, apabila keluarganya (aqilah) benar-benar tidak mampu membayar denda

tersebut, begitu pula kas negara.

- Fisabilillah adalah orang berjuang di jalan Allah dalam pengertian luas sesuai dengan yang

ditetapkan oleh para ulama fikih. Intinya adalah melindungi dan memelihara agama serta

meninggikan kalimat tauhid, seperti berperang, berdakwah, berusaha menerapkan hukum

Zakat Page 14

Page 15: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

Islam, menolak fitnah-fitnah yang ditimbulkan oleh musuh-musuh Islam, membendung arus

pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan Islam.

Kriteria Penerima Zakat Fisabilillah antara lain:

1. Membiayai gerakan kemiliteran yang bertujuan mengangkat panji Islam dan melawan

serangan yang dilancarkan terhadap negara-negara Islam.

2. Membantu berbagai kegiatan dan usaha, baik yang dilakukan oleh individu maupun

jamaah yang bertujuan mengaplikasikan hukum Islam di berbagai negeri.

3. Membiayai pusat-pusat dakwah Islam yang dikelola oleh tokoh Islam yang ikhlas dan

jujur di berbagai negara non-muslim yang bertujuan menyebarkan Islam dengan

berbagai cara yang legal yang sesuai dengan tuntutan zaman. Seperti, mesjid-mesjid

yang didirikan di negeri non-muslim yang berfungsi sebagai basis dakwah Islam.

4. Membiayai usaha-usaha serius untuk memperkuat posisi minoritas muslim di negeri

yang dikuasai oleh non-muslim yang sedang menghadapi rencana-rencana pengikisan

akidah mereka.

- Ibnu Sabil - Orang yang dalam perjalanan (ibnu sabil) adalah orang asing yang tidak

memiliki biaya untuk kembali ke tanah airnya. Golongan ini diberi zakat dengan syarat-syarat

sebagai berikut:

1. Sedang dalam perjalanan di luar lingkungan negeri tempat tinggalnya. Jika masih di

lingkungan negeri tempat tinggalnya, lalu ia dalam keadaan membutuhkan, maka ia

dianggap sebagai fakir atau miskin.

2. Perjalanan tersebut tidak bertentangan dengan syariat Islam, sehingga pemberian

zakat itu tidak menjadi bantuan untuk berbuat maksiat.

3. Pada saat itu ia tidak memiliki biaya untuk kembali ke negerinya, meskipun di

negerinya sebagai orang kaya. Jika ia mempunyai piutang yang belum jatuh tempo,

atau pada orang lain yang tidak diketahui keberadaannya, atau pada seseorang yang

dalam kesulitan keuangan, atau pada orang yang mengingkari utangnya, maka semua

itu tidak menghalanginya berhak menerima zakat.6

2.7. Faedah Zakat

6 Syaikh Abdul Qadir Jailani. Fiqih Tasawuf. 2002. Bandung: Pustaka Hidayah. Hal. 97.

Zakat Page 15

Page 16: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

Faedah agama (Diniyyah)

1. Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam yang

mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.

2. Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-nya,

akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa macam

ketaatan.

3. Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana

firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah"

(QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits yang muttafaq "alaih Nabi Shallallaahu

'alaihi wa Sallam" juga menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik akan

ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat ganda.

4. Zakat merupakan sarana penghapus dosa.

Faedah akhlak (Khuluqiyah)

1. Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi

pembayar zakat.

2. Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut

kepada saudaranya yang tidak punya.

3. Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa

harta maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa.

Sebab sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat

pengorbanannya.

4. Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.

5. Menjadi Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah.

Faedah kesosialan (Ijtimaiyyah)

1. Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para fakir

miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia.

2. Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat eksistensi

mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya adalah

mujahidin fi sabilillah.

3. Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang ada dalam

dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat mereka yang

berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang tidak

Zakat Page 16

Page 17: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta yang

demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu akan

terjalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin.

4. Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan

melimpah.

5. Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena ketika

harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak pihak yang

mengambil manfaat.7

2.8. Hikmah Zakat

Hikmah dari zakat antara lain:

1. Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang

miskin.

2. Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i yang

berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.

3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk

4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.

5. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan

6. Untuk pengembangan potensi ummat

7. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam

8. Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.

BAB III

Penutup

3.1. Kesimpulan

Zakat merupakan ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap muslim yang memiliki

kelebihan dalam segi harta. Zakat memiliki banyak arti dalam kehidupan ummat manusia,

terutama Islam. Zakat memiliki banyak hikmah, baik yang berkaitan dengan Sang Khaliq

maupun hubungan sosial kemasyarakatan di antara manusia, antara lain :

7Abulhasan Ali Abdul Hayyi Al-Hasani An-Nadwi. Empat sendi Agama Islam. 1992. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hal. 149

Zakat Page 17

Page 18: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

1. Menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuafa yang lemah papa dengan

materi sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.Dengan kondisi tersebut mereka

akan mampu melaksanakan kewajibannya terhadap Allah SWT

2. Memberantas penyakit iri hati, rasa benci dan dengki dari diri orang-orang di sekitarnya

berkehidupan cukup, apalagi mewah. Sedang ia sendiri tak memiliki apa-apa dan tidak ada

uluran tangan dari mereka (orang kaya) kepadanya.

3. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, emurnikan jiwa (menumbuhkan akhlaq

mulia menjadi murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan) dan mengikis sifat bakhil (kikir)

serta serakah. Dengan begitu akhirnya suasana ketenangan bathin karena terbebas

darituntutan Allah SWT dan kewajiban kemasyarakatan, akan selalu melingkupi hati.

4. Dapat menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang berdiri atas prinsip-

prinsip: Ummatn Wahidan (umat yang satu), Musawah (persamaan derajat, dan dan

kewajiban), Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan Takaful Ijti'ma (tanggung jawab

bersama)

5. Menjadi unsur penting dalam mewujudakan keseimbanagn dalam distribusi harta (sosial

distribution), dan keseimbangan tanggungjawab individu dalam masyarakat

7. Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera dimana hubungan seseorang dengan yang

lainnya menjadi rukun, damai dan harmonis yang akhirnya dapat menciptakan situasi yang

tentram, aman lahir bathin. Dalam masyarakat seperti itu takkan ada lagi kekhawatiran akan

hidupnya kembali bahaya komunisme atheis) dan paham atau ajaran yang sesat dan

menyesatkan. Sebab dengan dimensi dan fungsi ganda zakat, persoalan yang dihadapi

kapitalisme dan sosialisme dengan sendirinya sudah terjawab. Akhirnya sesuai dengan janji

Allah SWT, akan terciptalah sebuah masyarakat yang baldatun thoyibun wa Rabbun Ghafur

Zakat Page 18

Page 19: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

3.2. Saran

Zakat sangat penting di dalam Islam hampir sama halnya seperti salat. Jangan pernah

menyepeleka masalah zakat karena di balik harta yang dimiliki oleh seseorang ada hak milik

orang lain yaitu zakat. Jadi jangan lupa mengeluarkan zakat.

Daftar Pustaka

Al-Hamid Mahmud, Al-Ba’ly. Ekonomi Zakat. 1991. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada.

A. Hasan. Pengajaran Shalat. 1998. Bandung: CV. Di Ponegoro.

Syaikh Abdul Qadir Jailani. Fiqih Tasawuf. 2002. Bandung: Pustaka Hidayah.

Djuanda, Gustian. DKK. Pelaporan Zakat Pengurangan Pajak Penghasilan. 2006.

Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.

Abulhasan Ali Abdul Hayyi Al-Hasani An-Nadwi. Empat sendi Agama Islam. 1992.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Zakat Page 19

Page 20: Tugas Kuliah Fiqh Zakat

Zakat Page 20