tinjauan pustaka - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 bab ii tinjauan pustaka 2.1 anjing anjing merupakan...

40
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia. Anjing diperkirakan telah menghuni bumi jutaan tahun yang lalu. Diduga bahwa anjing pertama kali hidup di Asia atau Eurasia, kemudian berpindah dari satu benua ke benua lain terutama ke Benua Amerika ketika daratan Eurasia belum terpisah dengan daratan Amerika. Bukti keberadaan anjing di Indonesia pada jaman dulu dapat dilihat di situs purbakala Gilimanuk, Provinsi Bali. Di tempat ini dapat ditemukan tulang belulang anjing selain penemuan tulang belulang manusia (Puja, 2011). Anjing diperkirakan di daerah Timur Tengah merupakan tempat pertama kali proses domestikasi serigala. Dugaan tersebut didukung dengan penemuan arkeologi yang menunjukkan bahwa manusia bermigrasi ke Eropa pada masa Neolitikum (kurang lebih 8000 tahun yang lalu) (Puja, 2011). Menurut Budiana (2006), anjing telah didomestikasi dari serigala sejak 10.000 hingga 15.000 tahun yang lalu. Melalui proses domestikasi tersebut berkembanglah ratusan ras dengan berbagai variasi. Anjing merupakan hewan yang menyenangkan untuk dijadikan teman karena merupakan hewan yang setia dan jujur. Kemampuan penciuman serta pendengaran yang baik sehingga dapat dimanfaatkan apabila dapat mendidiknya

Upload: vokhuong

Post on 24-Mar-2019

255 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anjing

Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai

peran dalam kehidupan manusia. Anjing diperkirakan telah menghuni bumi

jutaan tahun yang lalu. Diduga bahwa anjing pertama kali hidup di Asia atau

Eurasia, kemudian berpindah dari satu benua ke benua lain terutama ke Benua

Amerika ketika daratan Eurasia belum terpisah dengan daratan Amerika. Bukti

keberadaan anjing di Indonesia pada jaman dulu dapat dilihat di situs purbakala

Gilimanuk, Provinsi Bali. Di tempat ini dapat ditemukan tulang belulang anjing

selain penemuan tulang belulang manusia (Puja, 2011).

Anjing diperkirakan di daerah Timur Tengah merupakan tempat pertama kali

proses domestikasi serigala. Dugaan tersebut didukung dengan penemuan

arkeologi yang menunjukkan bahwa manusia bermigrasi ke Eropa pada masa

Neolitikum (kurang lebih 8000 tahun yang lalu) (Puja, 2011). Menurut Budiana

(2006), anjing telah didomestikasi dari serigala sejak 10.000 hingga 15.000 tahun

yang lalu. Melalui proses domestikasi tersebut berkembanglah ratusan ras dengan

berbagai variasi.

Anjing merupakan hewan yang menyenangkan untuk dijadikan teman

karena merupakan hewan yang setia dan jujur. Kemampuan penciuman serta

pendengaran yang baik sehingga dapat dimanfaatkan apabila dapat mendidiknya

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

8

dengan baik (Dharmawan, 2009). Beberapa alasan orang memelihara anjing

adalah sebagai teman, kesenangan, kebanggaan (prestige), dan tambahan

aktivitas (Budiana, 2006).

Kebanyakan ahli cenderung memperkirakan Canis lupus merupakan nenek

moyang anjing yang ada pada saat ini. Hal ini didasarkan atas berbagai kesamaan

yang dimiliki anjing dengan serigala. Ciri mendasar yang menjadi persamaan

yaitu, karakteristik ekornya, periode kebuntingan yang sama, memiliki sifat

membatasi wilayah, hidup berkelompok, dan penyakit serta parasit yang

dijumpai umumnya sama. Perbedaan yang mencolok antara anjing serigala

terletak pada sifat yang liar dan galak dari serigala. Sedangkan, anjing yang telah

didomestikasi mempunyai sifat yang jinak (Puja, 2011).

Klasifikasi ilmiah berdasarkan penjelasan dari Wikipedia Indonesia.

(Dharmawan, 2009), yaitu:

Kingdom : Animalia

Subkingdom : Eumetazoa

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Mamalia

Subclass : Theria

Ordo : Carnivora

Subordo : Caniformia

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

9

Subfamily : Caninae

Tribe : Canini

Genus : Canis

Species : Canis lupus

Subspecies : Canis lupus familiaris

2.2 Anjing Kintamani Bali

Anjing Kintamani Bali berasal dari daerah pegunungan dan hutan di daerah

Bangli, Provinsi Bali. Anjing Kintamani Bali merupakan anjing lokal

pegunungan yang hidup di sekitar Kintamani dan dahulu dikenal dengan sebutan

anjing gembrong (Bahasa Bali). Habitat aslinya di daerah sekitar Desa

Sukawana, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Anjing Kintamani Bali

dikategorikan sebagai plasma nutfah Indonesia, yang sangat berpotensi

dikembangkan untuk tujuan komersial. Anjing Kintamani Bali merupakan satu-

satunya anjing asli Indonesia yang mempunyai penampilan menarik dan telah

ditetapkan sebagai anjing ras pertama Indonesia oleh Perkin (Perkumpulan

Kinologi Indonesia) pada tahun 2006 dan disahkan sebagai anjing ras pertama

Indonesia oleh Asian Kennel Union (AKU) serta menjadi maskot fauna

Kabupaten Bangli, Provinsi Bali yang merupakan suatu penghargaan yang tinggi

untuk Anjing Kintamani Bali (Puja, 2007).

Anjing Kintamani Bali merupakan satu–satunya anjing kuno (ancient dog)

yang berada di Bali khususnya di Kintamani. Ada anggapan Anjing Kintamani

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

10

Bali merupakan persilangan antara anjing Chow-Chow yang berasal dari China

dengan anjing lokal yang berada di Bali yang telah mengalami keragaman

genetik (Puja et al., 2005). Catatan pasti tentang hubungan anjing Chow–Chow

dengan Anjing Kintamani Bali tidak ada.

Kajian ilmiah telah dilakukan mengenai asal-usul Anjing Kintamani Bali

dari kajian anatomi sampai kajian molekuler. Kajian penampilan anatomi yang

dilakukan menyatakan satu kelompok anjing dikatakan sama dengan kelompok

lain bila memiliki kemiripan. Perbandingan morfologi Anjing Kintamani Bali

dengan anjing geladak telah dilakukan dan berdasarkan kajian anatomi tersebut

Anjing Kintamani Bali tidak memiliki hubungan kerabat dengan anjing geladak.

Kajian molekuler dilakukan dengan menekankan kontinuitas genetik Anjing

Kintamani Bali. Kajian ini telah dipublikasikan dalam Journal Heredity yang

diterbitkan tahun 2005 di Amerika Serikat yang ditulis oleh Puja et al. yang

membandingkan konstitusi gen Anjing Kintamani Bali dengan 18 ras anjing

lainnya. Hasil kajian tersebut menyatakan Anjing Kintamani Bali berasal dari

anjing geladak yang mengalami evolusi yang mengakibatkan hilangnya

keragaman genetik (Puja, 2007).

Anjing Kintamani Bali berpenampilan menarik dengan ukuran kecil sampai

sedang. Tinggi Anjing Kintamani Bali jantan rata–rata 51,25 cm dengan berat

badan rata–rata 15,09 kg. Ukuran tinggi anjing betina rata–rata 44,65 cm dengan

berat badan rata–rata 13,24 kg (Puja, 2011). Anjing Kintamani Bali memiliki

bentuk tubuh yang atletis, rambut indah, tebal, dan panjang utamanya di daerah

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

11

pundak, ekor, dan kaki belakang bagian belakang. Warna rambut Anjing

Kintamani Bali adalah putih, hitam, coklat, dan campuran ketiganya. Terdapat 6

tipe rambut pada anjing. Tipe rambut Anjing Kintamani Bali antara bantle wavy

sampai fine wavy. Bantle wavy adalah rambut halus yang lebih pendek serta lebih

halus dibandingkan wavy hair dan paling banyak ditemukan di bawah wavy

bristle hair. Fine wavy merupakan rambut yang lebih halus bergelombang kecil

dan ditemukan di bawah rambut-rambut lain (Puja, 2007).

Telinga Anjing Kintamani Bali berdiri tegak dan berbentuk segitiga dengan

kekhasan pada ujungnya berwarna kemerahan. Ukuran kepala Anjing Kintamani

Bali sangat proposional dengan ukuran tubuh dengan dahi yang lebar tanpa

kerutan. Badan lurus dan kuat dengan rambut ekor tebal dan berbentuk bulan

sabit (Puja, 2011).

Anjing Kintamani Bali termasuk anjing yang pintar sehingga mudah untuk

dilatih. Anjing Kintamani Bali memiliki indera penciuman yang tajam,

kemampuan berenang yang baik dan dapat berlari dengan cepat. Anjing

Kintamani Bali sangat baik dijadikan anjing ketangkasan (agility). Sifat Anjing

Kintamani Bali tidak galak serta sangat loyal dengan pemiliknya sehingga juga

sangat baik dijadikan anjing sahabat (companion) (Puja, 2011).

2.2.1 Standarisasi Anjing Kintamani Bali

Di dunia dikenal ada tiga badan otoritas yang mengatur tentang

masalah anjing yaitu, Federation Cynologique Internationale (FCI),

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

12

American Kennel Club (AKC) dan The Kennel Club. Masing–masing

badan tersebut mengelompokkan anjing berdasarkan ketentuan yang

dibuatnya sendiri. Menurut FCI, anjing dikelompokkan menjadi 10 grup.

Masing–masing grup tersebut dikelompokkan kembali menjadi subgroup

(section). Pembagian ini didasarkan pada penampilan secara umum dan

kegunaan anjing tersebut (Puja, 2011).

Sejak tahun 1980-an Anjing Kintamani Bali mendapat perhatian dan

pada tahun 2006, Anjing Kintamani Bali ditetapkan oleh Perkin sebagai

anjing ras pertama asli Indonesia. Berdasarkan buku “Anjing Kintamani

Maskot Fauna Kabupaten Bangli” penetapan ini disertai dengan penetapan

standar ras Anjing Kintamani Bali yang terdiri dari 15 butir, yaitu:

1. Klasifikasi FCI

Anjing Kintamani Bali berdasarkan pengelompokkan FCI berada

pada Grup 5 yaitu, Spitz and Primitive Types (Spitz dan tipe primitif)

dan pada Subgrup 5 (Asian Spitz dan Related Breeds).

Spitz adalah sebutan untuk berbagai jenis anjing yang memiliki

ciri khas bulu tebal dan panjang serta daun telinga kecil dan berdiri.

Dalam Bahasa Jerman spitz berarti runcing atau tajam. Penampilan

anjing pada grup ini juga cantik sehingga orang menangkar dan

menjadikannya sebagai anjing peliharaan (Puja, 2011).

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

13

2. Asal–Usul

Anjing Kintamani Bali berasal dari Kintamani, Kabupaten

Bangli, Provinsi Bali, Indonesia.

3. Kegunaan atau Manfaat

Anjing Kintamani Bali digunakan oleh masyarakat sebagai

anjing sahabat (companion dog).

4. Penampilan Umum

Anjing Kintamani Bali merupakan anjing yang berukuran sedang

dengan proporsi anatomi yang kompak dan berpenampilan cantik.

Rambut panjang, indah dan tebal, memiliki bulu badong dan bulu

gumba yang panjang.

Bulu Badong adalah kata yang berasal dari Bahasa Bali yang

berarti rambut yang lebih panjang pada bagian belakang telinga, dan

seputar leher. Bulu Gumba adalah kata yang berasal dari Bahasa Bali

yang berarti rambut yang lebih panjang pada bagian pundak dan

memanjang terus sampai ke belakang badan.

5. Karakter atau Temperamen

Anjing Kintamani Bali merupakan anjing dengan kepribadian

baik, cerdas, mudah dilatih, tangkas, dan pemberani. Memiliki sifat

yang waspada, setia pada pemiliknya, dan memiliki insting yang kuat.

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

14

6. Kepala

Kepala Anjing Kintamani Bali termasuk pada kategori kepala

bersih (head clean), kepala bagian atas lebar, dahi, dan pipi datar

dengan rahang besar dan kuat yang sesuai dengan ukuran kepala.

Bagian tengkorak Anjing Kintamani Bali dilihat dari atas hampir

berbentuk segitiga dengan panjang moncong setengah dari panjang

kepala dan terdapat sedikit lekukan di bagian tengah. Hidung agak

lebar dan berkembang dengan baik berwarna hitam atau coklat tua.

Warna hidung dapat berubah lebih pucat sesuai dengan bertambahnya

usia.

Anjing Kintamani Bali memiliki gigi gunting dengan jumlah gigi

di rahang atas 20 dan di rahang bawah 22. Bibir berwarna coklat

kehitaman dengan lidah berbintik biru atau kebiruan seluruhnya. Mata

berukuran sedang dan berbentuk oval. Warna mata hitam dan coklat

dengan bulu mata berwarna putih. Telinga Anjing Kintamani Bali kuat

dan tebal, berdiri tegak dengan daun telinga menghadap ke depan,

berbentuk huruf V terbalik dengan ujung agak membulat.

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

15

Gambar 1. Proporsi Penting Anjing Kintamani Bali(Sumber: Perkin, 2014)

7. Leher

Anjing Kintamani Bali memiliki leher kuat dengan panjang

sedang, sistem muskulus kuat, dan terbentuk dengan baik serta rambut

tersusun dua lapis dan tebal.

8. Badan

Perbandingan tinggi dan panjang badan Anjing Kintamani Bali

adalah 9:10. Anjing Kintamani Bali memiliki punggung yang lurus

dengan dada lebar dan tulang dada yang mencapai siku pada kaki

depan. Rusuk dari Anjing Kintamani Bali berbentuk oval.

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

16

Gambar 2. Standarisasi Bagian Wajah dan Badan(Sumber: Perkin, 2014)

9. Ekor

Ekor berdiri, berambut tebal, melingkar ke depan ke bagian

tengah ke ujung, melingkar sedikit ke luar menyerupai ekor tupai.

10. Kaki

Kaki depan lurus dan sejajar, jari–jari kuat, dan dapat

mencengkram. Kaki belakang terlihat dari belakang sejajar dan dilihat

dari samping agak lurus dengan sedikit adanya angulasi.

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

17

11. Langkah dan Pergerakan

Langkah dan pergerakan Anjing Kintamani Bali lincah dan

ringan.

12. Kulit

Kulit Anjing Kintamani Bali berpigmen, coklat kehitaman pada

daerah hidung, kelopak mata, skrotum, anus, palatum, bibir, dan

telapak kaki.

13. Rambut

Rambut Anjing Kintamani Bali terdiri dari warna putih spesifik,

hitam, coklat, dan anggrek. Ekornya lebat dengan rambut bagian luar

yang lebih panjang yang mengelilingi leher disebut “Badong”,

membentuk rambut-rambut mewah seperti kerah baju pada leher.

Rambut bagian luar yang lebih panjang, yang rambutnya terletak mulai

dari pada pundak dan terus memanjang sampai ke bagian belakang

badan disebut “Bulu Gumba”. “Badong” dan “Bulu Gumba” lebih

terlihat pada anjing jantan daripada anjing betina.

14. Tinggi Badan dan Berat Badan

Tinggi badan anjing jantan adalah 45-55 cm pada pundak

dengan berat badan ideal adalah 15 kg-17 kg. Tinggi badan anjing

betina adalah 40-50 cm pada pundak dengan berat badan ideal adalah

13 kg-15 kg.

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

18

15. Kesalahan Fatal

Setiap ketidaksesuaian dari butir-butir di atas harus dianggap

kesalahan dan tingkat kesalahannya harus disesuaikan dengan tingkat

ketidaksesuaiannya. Kesalahan fatal yaitu, ukuran badan kurang dari

40 cm atau melebihi 57 cm.

Gambar 3. Anjing Kintamani Bali(Sumber: Puja, 2007)

2.3 Kulit

2.3.1 Gambaran Umum Kulit

Kulit atau dalam bahasa ilmiahnya integumentum communae

merupakan organ terbesar dan terpenting dalam tubuh yang menutupi otot-

otot dan organ–organ interna. Kulit beratnya dapat mencapai 24% dari

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

19

berat tubuh anak anjing dan mencapai 12–15% berat badan anjing dewasa.

Kulit mencerminkan status kesehatan individu (Muller et al., 2001).

Fungsi kulit (Muller et al., 2001) adalah:

a. Memberikan proteksi terhadap lingkungan baik secara mekanis,

kimia, penguapan air, radiasi, lingkungan yang hipertonik maupun

hipotonik, dan bahan–bahan biologis lainnya.

b. Mengatur suhu tubuh (termoregulator) karena pada kulit terdapat

rambut, kelenjar keringat, dan pembuluh darah yang dapat

membantu mengatur suhu tubuh.

c. Indera perasa

d. Organ ekskresi dan sekresi

e. Tempat pembentukan vitamin D dan deposit lemak (subkutis)

Gambar 4. Struktur Kulit Anjing(Sumber: Wardhani and Franscisca, 2012)

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

20

Kulit terdiri dari tiga lapis (Muller et al., 2001), yaitu:

1. Epidermis

Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit yang selalu tumbuh

dan berganti. Regenerasi sel–sel kulit akan terus terjadi akibat

pengikisan sel–sel luar dan akan diganti sel–sel lain yang matang

dan bergerak ke atas untuk menggantikan sel yang rusak tersebut.

Epidermis bervariasi dalam ketebalan. Epidermis mengalami

proses keratinisasi (kornifikasi) dan dapat berdiferensiasi menjadi

foot pads, teracak, dan lain–lain. Di daerah yang lebih terbuka,

seperti kepala dan punggung, epidermis lebih tebal dibandingkan

dengan daerah seperti ketiak dan perut.

2. Dermis

Dermis terletak di profundal epidermis, mengambil posisi terbesar

dari integument, dan menjadi pembentuk struktur kulit serta

menjadi kekuatan kulit. Dermis terdiri dari dua lapisan utama,

yaitu:

a. Lapisan papilaris

Lapisan papilaris ini tipis dan berbatasan dengan epidermis

serta membentuk dermal papillae.

b. Lapisan retikularis

Lapisan retikularis ini tebal dibandingkan dengan lapisan

papilaris.

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

21

Selain itu, terdapat juga unsur–unsur lain seperti pembuluh darah,

limfe, dan saraf. Terdapat pula folikel rambut yang memproduksi

rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebaceous, musculus arrector

pilli (fungsinya untuk mengosongkan kelenjar sebaceous dan

dalam termoregulasi), dan unsur-unsur pada lapisan ini diinervasi

oleh Ramus communicans dari Nervus Simpatis. Folikel rambut

dan kelenjar sebaceous lebih umum terdapat di bagian belakang

dari perut.

3. Hypodermis (Subcutaneus)

Lapisan tebal di profundal dermis dan berisi jaringan lemak,

pembuluh darah, dan limfe. Di hypodermis ini terdapat

Corpusculus Pacini (tekanan keras) dan Corpusculus Meissner

(tekanan ringan). Hypodermis disusun oleh jaringan ikat sehingga

tidak terjadi perlekatan dengan jaringan profundalnya sehingga

kulit dapat bergerak bebas.

Pada kulit terdapat rambut yang juga berfungsi melindungi tubuh dari

lingkungan luar. Rambut yang tumbuh di kulit memiliki tiga struktur yaitu,

scapus pilli, radix pilli, dan bulbus pilli. Sedangkan bagian–bagian rambut

adalah kutikula (bagian terluar dan tipis), korteks (profundal kutikula dan

mengandung sedikit pigmen), dan medulla (bagian paling dalam yang

mengandung pigmen dan ruang-ruang udara). Kombinasi antara pigmen

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

22

pada korteks dan medulla mempengaruhi warna rambut (Muller et al.,

2001).

Tipe rambut anjing dewasa adalah tipe rambut kompleks. Rambut

keluar dari scale–like fold surface. Terdapat dua jenis rambut dalam

mantelnya yaitu, rambut primer dan sekunder. Rambut primer juga disebut

penjaga rambut, rambut luar, guard hair atau mantel luar yang merupakan

rambut panjang yang kaku dan berada di bagian luar. Rambut sekunder

adalah rambut halus yang lebih pendek, rambut sekunder disebut juga

dengan underfur dan berada di lapisan bawah. Rambut primer memiliki

diameter yang lebih besar sedangkan, rambut sekunder memiliki diameter

yang lebih kecil dan halus seperti wol. Rasio perbandingan antara rambut

primer dan sekunder tergantung dari usia anjing tersebut. Untuk anak

anjing yang baru lahir rambut primernya sedikit sehingga rambut anak

anjing sangat lembut. Seiring dengan perkembangan anak anjing mencapai

usia enam bulan biasanya rambut primer akan tumbuh lebih banyak

sehingga rambut menjadi agak lebih kasar (Muller et al., 2001).

Faktor yang mempengarui pertumbuhan rambut yaitu, folikel

rambut. Setiap batang rambut yang mati akan digantikan oleh batang

rambut yang baru. Kecepatan dan kesuburan pertumbuhan rambut

dipengaruhi oleh usia anjing, jumlah sinar matahari, temperatur

lingkungan, jenis kelamin, hormon, nutrisi, alergi, penyakit kulit, dan lain–

lain (Muller et al., 2001).

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

23

Rambut anjing tidak tumbuh terus–menerus, tetapi memiliki siklus

pertumbuhan. Anagen adalah fase pertama dimana rambut diproduksi.

Rambut baru tumbuh di sepanjang sisi rambut yang sama yang kemudian

hilang. Catagen adalah tahap peralihan dalam siklus dan telogen adalah

fase istirahat folikel dimana pada dasarnya aktif. Pertumbuhan rambut di

folikel rambut tidak semua dalam fase yang sama, melainkan bervariasi

(Muller et al., 2001).

Selain rambut, pada kulit juga terdapat kelenjar kulit. Kelenjar kulit

terdiri dari kelenjar keringat (sweat gland) dan kelenjar minyak (sebaceous

gland). Kelenjar keringat terdiri dari eccrine sweat gland dan apocrine

sweat gland. Eccrine sweat gland merupakan kelenjar keringat yang

bermuara langsung ke permukaan kulit, pada anjing hanya terdapat di foot

pads dan tidak ada pada kulit tubuh. Sedangkan, apocrine sweat gland

berhubungan dengan folikel rambut (kulit tubuh hanya memiliki kelenjar

keringat ini). Sebaceous gland berfungsi meminyaki rambut dan kulit serta

sebagai antimikrobial. Bentuk khusus dari sebaceous gland adalah tarsal

gland yang sering disebut Meibonian gland (Muller et al., 2001).

Sebaceous gland dan apocrine gland bergabung di bagian ekor dan

anal. Sekresi tail gland berhubungan dengan hormon selama pubertas dan

estrus. Sedangkan perianal gland (anal sac) berhubungan dengan marking

territory dan attracting a mate (Muller et al., 2001).

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

24

2.3.2 Gangguan Kulit

Gangguan kulit yang umum dialami oleh hewan khususnya anjing

dapat dibedakan menjadi lima berdasarkan penyebabnya, yaitu:

2.3.2.1 Gangguan Kulit Akibat Faktor Infeksi

a. Bakteri

1. Pyoderma

Pyoderma memiliki arti kata adanya pus (nanah) dalam kulit. Keadaan

ini dapat disebabkan karena infeksi, inflamasi atau kanker dan umum

terjadi pada anjing. Pyoderma umumnya terjadi akibat infeksi bakteri.

Infeksi yang paling banyak terjadi umumnya di lapisan superfisial kulit dan

dapat terjadi akibat reaksi sekunder dari penyakit lain seperti alergi dan

parasit (Khan and Line, 2007).

Kulit yang hangat, daerah yang lembab seperti lipatan bibir, lipatan

wajah, dan lipatan kulit di leher biasanya terdapat bakteri yang lebih

banyak dibanding daerah lain sehingga menambah faktor risiko terjadinya

pyoderma. Titik-titik yang sering mendapat tekanan dari luar seperti siku

juga sering mengalami pyoderma. Selain itu, pengaruh lingkungan dan

kelembaban udara juga dapat menyebabkan meningkatnya kasus pyoderma

akibat pertumbuhan bakteri yang lebih cepat (Khan and Line, 2007). Tanda

paling umum pyoderma adalah adanya scale, alopesia, dan kulit

kemerahan. Apabila terjadi deep pyoderma, anjing akan mensekresikan

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

25

nanah dan darah, sekresi bau, kulit kemerahan, ulserasi, dan

pembengkakan. Daerah moncong mulut, siku, kaki, dan interdigital lebih

rentan mengalami deep pyoderma. Diagnosa didasarkan pada gejala yang

terlihat dan dengan mengidentifikasi penyebab pyoderma seperti bakteri,

kutu, alergi, hipotiroidisme, dan pemeliharaan yang buruk (Khan and Line,

2007).

Medleau and Hnilica (2006) mengklasifikasikan pyoderma menjadi:

I. Pyoderma Superfisial

II. Chin Pyoderma

III. Nasal Pyoderma

IV. Deep Pyoderma

2. Impetigo

Impetigo adalah infeksi bakteri pada kulit superfisial yang tidak

berambut, kemungkinan terkait dengan predisposisi penyakit atau faktor

lain, seperti endoparasit, ektoparasit, gizi buruk atau lingkungan yang

kotor. Impetigo sering terlihat pada anjing muda sebelum pubertas.

Impetigo ditandai dengan pustula nonfolikular, papula, dan erosi yang

terbatas pada inguinal dan kulit daerah axilla. Lesi tidak menyakitkan dan

adanya pruritus. Diagnosa dengan melihat signalment, anamnesa, temuan

klinis, dan pemeriksaan sitologi (Medleau and Hnilica 2006).

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

26

3. Bacterial Pododermatitis

Bacterial pododermatitis adalah infeksi dalam oleh bakteri pada kaki

yang merupakan akibat sekunder dari beberapa faktor lain seperti, parasit,

jamur, endokrinopati, reaksi hipersentivitas, trauma, dan reaksi autoimun.

Bacterial pododermatitis sering terjadi pada anjing. Gejala yang terlihat

pada satu atau lebih kaki yaitu, erithema interdigital, pustula, papula,

nodul, bulla hemoragik, fistula, ulkus, alopesia, dan pembengkakan.

Pruritus, nyeri atau kepincangan dapat terjadi pada kasus ini. Diagnosa

dilakukan dengan pemeriksaan sitologi (Medleau and Hnilica, 2006).

4. Pyotraumatic Dermatitis

Pyotraumatic dermatitis bersifat akut dan infeksi bakteri ini

berkembang cepat pada permukaan kulit, yang terjadi secara sekunder

dikarenakan trauma yang dilakukan sendiri secara sengaja. Lesi terjadi

akibat hewan menjilat, mengunyah atau menggosok tubuhnya sendiri

sebagai respon terhadap stimulus pruritus atau nyeri. Kasus ini sering

terjadi ketika cuaca panas dan lembab. Pyotraumatic dermatitis umum

terjadi pada anjing, terutama yang berambut panjang dan tebal (Medleau

and Hnilica, 2006).

Pyotraumatic dermatitis memperlihatkan gejala pruritus akut,

erithema, dan alopesia yang luas. Lesi biasanya tunggal, sering terjadi pada

dasar ekor, paha lateral, leher, dan wajah. Diagnosa dilakukan dengan

Page 21: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

27

melihat anamnesa, temuan klinis, dan pemeriksaan sitologi (Medleau and

Hnilica, 2006).

b. Jamur

1. Ringworm

Ringworm atau dermathophytosis merupakan istilah umum yang

digunakan untuk infeksi jamur di lapisan epidermis, rambut, dan kuku.

Infeksi jamur pada anjing disebabkan oleh Microsporum canis,

Microsporum gypseum dan Trichophyton mentagrophytes. Ringworm

merupakan infeksi batang rambut dan stratum korneum oleh jamur

keratinofilik (keratophyilic). Ringworm akibat infeksi Microsporum canis

terjadi 65% di anjing (Wright, 1989). Kasus ringworm ini tertinggi terjadi

pada anak anjing, anak kucing, kucing berambut panjang, dan hewan

dengan gangguan sistem imun (immunocomprimised animals) (Medleau

and Hnilica, 2006).

Kulit yang terinfeksi dapat bersifat lokal, multifokal ataupun general.

Lesi berbentuk sirkuler, irregular atau dapat berupa alopesia difusa dengan

scale yang bervariasi. Pruritus dapat bersifat minimal sampai sedang tapi

sering terjadi secara intens. Rambut akan terlihat jarang dan patah–patah.

Simptom lainnya yaitu, erithema, papula, scale, seborrhea, dan paronychia

atau onychodystrophy pada satu digit atau lebih. Manifestasi kutan lainnya

pada anjing ditemukan follikulitis fasial dan furunkulosis, mirip dengan

nasal pyoderma, kerions (dapat berkembang akut, alopesia, dan nodul

Page 22: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

28

eksudatif) pada kaki atau wajah serta nodul pada paha (Medleau and

Hnilica, 2006).

Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dari hewan penderita

maupun lingkungan yang mengandung spora. Spora fungi dapat bertahan

hingga beberapa bulan di lingkungan luar. Inkubasi dari terpaparnya jamur

hingga menimbulkan lesi mulai dari tujuh sampai dengan 13 hari.

Ringworm yang bersifat general pada anjing jarang terjadi kecuali pada

kondisi imunodefisiensi seperti karena penyakit hormonal maupun terapi

yang bersifat imunosupresif. Pada tahap lebih lanjut lesi ini dapat

berkolaborasi dengan bakteri dan akhirnya menimbulkan infeksi sekunder

(Medleau and Hnilica, 2006).

2. Mallasseziasis Dermatitis

Malassezia pachydermatis adalah yeast yang umum ditemukan dalam

jumlah sedikit di kanal eksternal telinga, daerah perioral, daerah perianal,

dan kulit yang lembab. Penyakit kulit ini terjadi pada anjing ketika terjadi

reaksi hipersensitivitas atau ketika kutaneus tumbuh lebih cepat. Pada

anjing, Mallasseziasis dermatitis umumnya terjadi bersaman dengan atopi,

alergi makanan, endokrinopati, dan gangguan keratinisasi. Pada anjing

terlihat gejala berupa pruritus sedang yang intens, alopesia regional sampai

umum, erithema, dan seborrhea. Apabila bersifat kronis, kulit mengalami

hiperpigmentasi dan hiperkeratosis serta bau badan yang tidak sedap. Lesi

umumnya terjadi pada interdigital, leher bagian ventral, axilla, dan daerah

Page 23: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

29

perineum sampai di lipatan kaki. Diagnosa dilakukan dengan pemeriksaan

sitologi, dermatohistopatologi, dan kultur jamur (M. pachydermatis) (Gross

et al., 2005).

3. Candidiasis

Candidiasis adalah infeksi oportunistik kulit yang diakibatkan oleh

pertumbuhan dari Candida spp. yang merupakan jamur dimorfik yang

merupakan flora normal. Candidiasis jarang dialami anjing dan kucing.

Kulit akan mengalami infeksi ini karena banyak faktor seperti trauma

kronis pada kulit, penyakit imunosupresif atau penggunaan obat sitotoksik

atau antibiotik broad spectrum jangka panjang (Gross et al., 2005).

Mukosa akan terkikis, mengalami ulserasi dangkal dengan plak

keabuan dengan tepi mengalami erithema. Kulit yang terinfeksi jamur ini

akan erithema, lembab, kulit terkikis, adanya eksudat, kulit kering, dan lesi

pada kuku. Diagnosa dilakukan dengan pemeriksan sitologi,

dermatohistopatologi, dan kultur jamur (Candida spp.) (Gross et al., 2005).

c. Virus

1. Canine Distemper

Canine distemper disebabkan oleh Morbilivirus dari famili

Paramyxoviridae yang memiliki hubungan dengan virus campak dan virus

rinderpest yang sering disebut dengan Canine Distemper Virus (CDV).

Penyakit ini sering terjadi pada anjing, kasus terbanyak pada anjing muda

dan anak anjing yang tidak divaksinasi. Anjing yang terinfeksi dari ringan

Page 24: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

30

hingga berat akan menunjukkan gejala berupa leleran nasal dan

hiperkeratosis digital (hardpad disease). Simptom umum lainnya yaitu,

adanya pustular dermatitis, impetigo, depresi, anoreksia, demam, leleran

bilateral serous sampai mukopurulen pada okulonasal, konjungtivitis,

batuk, dyspnaea, diare, dan tanda–tanda neurologis. Diagnosa dilakukan

dengan immunositologi atau Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan

sampel yang diambil berupa darah, leleran hidung atau mata, air liur,

kerokan konjungtiva, cairan serebrospinal (CSFJ untuk deteksi antigen

distemper), dermatohistopatologi (footpads), dan imunohistokimia dengan

mendeteksi antigen distemper (Greene, 2012).

2. Canine Papilloma

Canine papilloma merupakan tumor jinak yang disebabkan oleh

infeksi virus pada sel epitel oleh DNA spesifik papillomavirus DNA.

Onkogen virus menginduksi pertumbuhan sel epitel inang dan division

sehingga menyebabkan ketidakstabilan kromosom dan mutasi. Virus

papilloma menular dengan kontak langsung dan tidak langsung, dengan

masa inkubasi satu sampai dua bulan. Papilloma canine dapat bertahan

hingga empat sampai enam bulan di mulut dan enam sampai 12 bulan pada

kulit sebelum regresi terjadi. Imunitas seluler adalah kunci utama

papilloma dapat berkembang. Kondisi yang imunosupresif dan pemakaian

obat imunosupresif dapat memperburuk dan memperpanjang infeksi

(Medleau and Hnilica, 2006).

Page 25: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

31

Terdapat lima jenis virus papilloma pada anjing dan masing-masing

memiliki presentasi klinis yang berbeda, yaitu:

a) Canine Papillomatosis Oral

b) Canine Cutaneous (Eksofitik)

c) Multiple Pigmented Plaques

d) Papilloma Genital Canine

e) Canine Footpad Papilloma

Diagnosa dilakukan dengan dermatohistopatologi pada hiperplasia

epidermal dan papillomatosis. Antigen papilloma virus dapat dideteksi

dengan imunohistokimia atau PCR (Medleau and Hnilica, 2006).

d. Parasit

1. Canine Demodicosis

Canine demodicosis dibedakan menjadi dua, yaitu:

I. Canine Demodicosis Local

Suatu infeksi yang terjadi ketika Demodex canis yang merupakan

organisme normal pada kulit anjing. Demodikosis terjadi akibat faktor

predisposisi seperti endoparasit, gizi buruk, dan terapi obat imunosupresif.

Canine demodicosis umum terjadi pada anjing, dengan kejadian yang

paling sering terjadi pada anak anjing berusia tiga sampai enam bulan.

Canine demodicosis local kadang muncul pada satu sampai lima area

dengan gejala berupa, alopesia, erithema, dan hiperpigmentasi. Diagnosa

Page 26: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

32

dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit dan

dermatohistopatologi (Medleau and Hnilica, 2006).

II. Canine Demodicosis General

Infeksi ini merupakan penyakit kulit yang umum terjadi dan memiliki

kecenderungan genetik dan dapat disebabkan oleh tiga spesies tungau

Demodex yaitu, Demodex canis, Demodex injai, dan Demodex cornei.

Demodex canis, merupakan organisme normal pada pilosebaceous anjing

(folikel rambut, saluran sebaceous, dan kelenjar sebaceous), yang

ditularkan dari induk secara primer ke anak selama dua sampai tiga hari

pasca melahirkan. Penularan dari dewasa ke dewasa jarang terjadi.

Diagnosa dengan uji mikroskopik dan dermatohistopatologi (Medleau and

Hnilica, 2006).

Demodicosis general dibedakan menjadi juvenile-onset dan adult-

onset. Juvenile onset disebabkan oleh Demodex canis dan Demodex cornei.

Biasanya terjadi pada anjing yang berusia 3–18 bulan. Adult onset

disebabkan oleh ketiga jenis demodex tersebut dan terjadi pada anjing

berusia diatas 18 bulan. Gejala klinis yang terlihat adalah alopesia,

hiperpigmentasi, pyoderma profunda, komedo, scale, limfodenopati, dan

sellulitis (Medleau and Hnilica, 2006).

2. Canine Scabies

Canine scabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh Sarcoptes

scabiei var canis. Tungau mengeluarkan substansi alergi menimbulkan

Page 27: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

33

reaksi hipersensivitas yang menyebabkan pruritus intensif pada anjing.

Canine scabies umum terjadi pada anjing. Anjing sering terkena penyakit

ini saat berada di tempat penampungan hewan, kontak dengan anjing liar

atau pada tempat grooming. Lesi yang terlihat papula, alopesia, erithema,

dan krusta. Kulit yang terkena awalnya pada kulit yang tidak berambut,

seperti pada siku, pinggir telinga, perut, dan dada bagian ventral. Lesi

biasanya tersebar di tubuh, tetapi daerah dorsal bagian belakang jarang

terlihat. Penurunan berat badan sekunder dapat terjadi. Infeksi berat dapat

menyebabkan kulit berkerak dan mengalami pengerasan. Diagnosa

dilakukan dengan melihat anamnesa, temuan klinis yang ditemukan dan

respon terhadap cara pengobatan scabisidal, pinnal-pedal refleks,

pemeriksaan mikroskopik, dan uji serologi (Muller et al., 2001).

3. Flea Dermatitis

Flea dermatitis merupakan suatu gangguan kulit yang disebabkan

infestasi pinjal. Pinjal berukuran kecil, bersayap dan merupakan serangga

penghisap darah. Ctenocephalides felis adalah spesies yang paling umum

ditemukan pada anjing dan kucing. Infestasi pinjal merupakan penyakit

umum pada kulit anjing. Anjing dengan dermatitis akibat pinjal akan

menimbulkan pruritus, iritasi kulit ringan, papula, alopesia, apabila

berkembang akan menjadi dermatitis pyotraumatic hingga anemia. Lesi

biasanya terlihat di kaudodorsal, daerah lumbosakral, dorsal kepala dan

ekor, paha kaudomedial, perut, dan panggul. Diagnosa dilakukan dengan

Page 28: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

34

melihat anamnesa, temuan klinis, pengujian alergi, dan

dermatohistopatologi (Medleau and Hnilica, 2006).

4. Tick Dermatitis

Tick dermatitis adalah dermatitis atau gangguan kulit yang diakibatkan

infestasi caplak. Caplak adalah parasit penghisap darah yang hidup

menempel pada hewan dan manusia. Caplak dapat menyebabkan banyak

penyakit, termasuk Rock Mountain spotted fever, Q fever, dan Lyme

disease. Caplak melepaskan toksin yang dapat membahayakan daerah

tubuh yang menjadi sarangnya. Kulit akan luka akibat gigitan caplak dan

menyebabkan infeksi bakteri sekunder. Infestasi caplak yang parah dapat

menyebabkan anemia dan kematian. Selain itu, caplak dapat menyebabkan

depresi saraf akibat toksin yang diproduksi pada kelenjar salivanya yang

disebut dengan tick paralisis. Paralisis dapat terjadi selama 1-4 hari dimulai

dari otot belakang tubuh dan kemudian menyerang pernapasan (Kahn and

Line, 2007).

Caplak terdiri dari sekitar 82 spesies dari tujuh famili. Famili Ixodidae

(caplak keras) terdiri dari 650 spesies sedangkan famili Argasidae (caplak

lunak) terdiri dari sekitar 10 spesies. Beberapa jenis caplak menginfestasi

daerah leher, kepala, bahu, dan daerah pubis. Caplak spesies lain

menginfestasi telinga, daerah sekitar anus, dan di bawah ekor atau di

daerah hidung (Kahn and Line, 2007).

Page 29: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

35

2.3.2.2 Gangguan Kulit Akibat Nutrisi

Gangguan kulit akibat nutrisi dapat disebabkan karena kekurangan

nutrisi, kelebihan atau ketidakseimbangan nutrisi. Dermatitis dapat

menyebabkan kulit menunjukkan respon yang bervariasi seperti reaksi dan

luka klinis berupa berkerak, permukaan kulit yang keras, alopesia, komedo,

erithema, dan kulit yang kering dengan rambut yang kusam berminyak.

Sulit untuk mengetahui defisiensi nutrisi yang spesifik yang menyebabkan

gangguan kulit tertentu. Dari tahun 1980, banyak gangguan kulit yang yang

dihubungkan dengan faktor nutrisi namun pemberian nama gangguan

tersebut lebih kepada istilah respon yang ditimbulkan dibandingkan dengan

istilah defisiensi nutrisi (Muller et al., 2001).

a. Defisiensi Lemak

Defisiensi lemak sering dialami oleh anjing yang mengkonsumsi

makanan kering, makanan dari pabrik yang disimpan dengan buruk atau

makanan buatan sendiri. Defisiensi ini diakibatkan anjing mengkonsumsi

dog food yang disimpan dalam jangka waktu lama karena selama

penyimpanan, lemak akan hilang. Defisiensi lemak dapat terjadi walaupun

makanan mengandung lemak namun tidak mengandung antioksidan seperti

vitamin E yang cukup (Muller et al., 2001).

Dog food kaleng memiliki minimal 3% lemak dan dog food kering 7%

sampai 8% lemak. Terdapat penurunan pada awal produksi lipid dengan

timbulnya scale yang dihasilkan dari kulit dan hilangnya kilau rambut.

Page 30: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

36

Fase kering dapat berlangsung selama berbulan-bulan dan dapat terkait

dengan rambut rontok dan infeksi bakteri sekunder. Kekurangan asam

lemak pada sejumlah spesies menghasilkan keratinisasi abnormal,

hiperplasia epidermal, hipergranulosis, dan orthokeratotis atau

parakeratosis hiperkeratosis. Kasus ringan setelah terapi akan kembali

normal dalam empat sampai delapan minggu, tetapi kasus yang parah bisa

memakan waktu hingga enam bulan (Muller et al., 2001).

b. Defisiensi Protein

Defisiensi protein dapat disebabkan karena kelaparan, makanan anjing

yang dibuat sendiri atau dog food dengan kandungan protein khusus atau

rendah. Berbagai dog food komersial sesungguhnya sudah sangat tinggi

protein sehingga, defisiensi protein jarang terjadi. Hewan yang mengalami

defisiensi protein menimbulkan hiperkeratosis, hiperpigmentasi epidermal

dan hilangnya pigmen rambut. Alopesia merata dan rambut menjadi lebih

tipis, kasar, kering, dan kusam. Rambut mudah patah dan tumbuh perlahan-

lahan. Luka pada lapisan kulit dapat muncul secara simetris di kepala,

punggung, dada, perut, dan di kaki. Luka lebih menonjol pada anjing yang

mendapat asupan protein lebih tinggi (Muller et al., 2001).

c. Defisiensi Vitamin

1. Vitamin A

Vitamin ini berfungsi untuk nutrisi kulit yang sehat dan sel epitel.

Hiperkeratinisasi dari permukaan epitel terjadi apabila mengalami

Page 31: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

37

defisiensi vitamin A. Hiperkeratosis terjadi pada kelenjar sebaceous,

alopesia serta lesi kulit dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi bakteri

dan penyembuhan luka yang terganggu.Vitamin A dapat disimpan dengan

baik oleh tubuh sehingga toksisitas menjadi kasus yang lebih besar dari

pada defisiensi vitamin A (Muller et al., 2001).

2. Vitamin D

Vitamin D diproduksi di kulit dan memiliki dampak yang besar dalam

homeostasis kalsium. Kelebihan atau kekurangan alami belum dilaporkan

pada hewan. Seborrhea primer adalah gangguan vitamin D dan

hiperproliferatif yang sedang diteliti pada anjing (Muller et al., 2001).

3. Vitamin E

Vitamin E, selenium, dan asam lemak memiliki hubungan yang

seimbang. Defisiensi ini menyebabkan keratinisasi awal, kulit berminyak

dan inflamasi. Selain itu, anjing cenderung mengalami infeksi sekunder

berupa pyoderma bakteri. Secara morfologi ditandai dengan hiperplastik

dermatitis perivaskular superfisial. Kekurangan vitamin E menyebabkan

disfungsi sel limfosit T pada anjing dan telah dikaitkan sebagai faktor

kausal dalam demodikosis pada anjing (Muller et al., 2001).

4. Vitamin B

Vitamin B kompleks dianggap sebagai suatu kelompok karena

kekurangan vitamin B tunggal sangat langka dan sindrom klinis yang

serupa. Vitamin disintesis oleh bakteri usus karena mereka larut dan tidak

Page 32: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

38

dapat disimpan. Tanda paling umum dari kekurangan B kompleks adalah

kulit kering seborrhea, alopesia dan anoreksia. Pengobatan efektif terdiri

dari asupan ragi, suntikan vitamin B kompleks atau keduanya (Muller et

al., 2001).

d. Ketidakseimbangan Mineral

Zinc, tembaga, dan kalsium merupakan tiga mineral yang

mempengaruhi metabolisme yodium. Apabila terjadi defisiensi salah satu

mineral tersebut dapat terlihat gangguan pada kulit (Muller et al., 2001).

Defisiensi tembaga akan muncul sebagai persoalan keseimbangan ion jika

zinc ditambahkan ke dalam makanan. Tembaga dibutuhkan oleh enzim

yang mengkonversi L-tirosin ke melanin dan sel folikel dalam konversi

prekeratin ke keratin. Defisiensi ditandai dengan hipopigmentasi dan

gangguan keratinisasi pada kulit dan folikel rambut sehingga rambut

menjadi kusam dan kasar. Dog food komersial memiliki kandungan

tembaga yang cukup dan suplemen tidak diperlukan (Muller et al., 2001).

Bull terrier dengan acrodermatitis mematikan, disebabkan akibat defisiensi

zinc dan tembaga (Uchida et al., 1997).

2.3.2.3 Gangguan Kulit Akibat Lingkungan

a. Fotodermatitis

Radiasi elektromagnetik terdiri dari spektrum berlanjut dengan

panjang gelombang bervariasi dari fraksi angstrom hingga ribuan meter.

Radiasi Ultraviolet (UV) adalah bagian dari spektrum elektromagnetik

Page 33: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

39

(cahaya) yang mencapai bumi dari matahari. Radiasi UV dibedakan

menjadi tiga yaitu, UVA, UVB, dan UVC. UVA merupakan gelombang

terpanjang yaitu, 320-400 nm dapat menembus kulit. UVB merupakan

gelombang dengan panjang 290-320 nm yang sering disebut sunburn,

sekitar 1000 kali lebih erythemogenik dibandingkan UVA. UVC dengan

panjang gelombang kurang dari 290 nm dapat merusak sel tetapi tidak

mencapai permukaan bumi karena lapisan ozon. Fototoksisitas dan

fotosensifitas adalah fokus utama dokter hewan. Fototoksisitas adalah

reaksi sunburn klasik dan merupakan respon yang berhubungan dengan

paparan cahaya. Fotosensifitas umum terjadi pada hewan ternak, tetapi

paling banyak pada anjing (Muller et al., 2001).

b. Solar Dermatitis (Dermatitis Akibat Paparan Sinar Matahari)

Solar dermatitis terjadi dari reaksi actinic keratosis (solar keratosis)

yang menimbulkan reaksi nyeri pada kulit dengan daerah depigmented.

Kondisi ini disebabkan kulit terkena sinar matahari langsung atau

dipantulkan. Keparahan reaksi tergantung pada berbagai faktor yang

berhubungan dengan hewan, durasi paparan sinar matahari, dan intensitas

sinar matahari. Patogenesis fototoksisitas tidak sepenuhnya dipahami,

tetapi melibatkan epidermis dan pembuluh darah dari pleksus vaskular

superfisial. Dermatitis akibat sinar matahari pada anjing dibagi menjadi

canine nasal solar dermatitis dan canine solar dermatitis pada tubuh dan

ekstremitas (Muller et al., 2001).

Page 34: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

40

c. Luka bakar

Luka bakar dangkal dan dalam yang menyakitkan, sering

menyebabkan jaringan parut dan merupakan penyebab sepsis. Manajemen

penyembuhan kasus luka bakar panjang dan sulit. Luka bakar dapat

disebabkan oleh bahan kimia, arus listrik yang kuat, matahari, dan radiasi

yang panas. Kebanyakan kasus pada hewan kecil disebabkan oleh panas

dari kebakaran, air mendidih, bantalan pemanas listrik, pengering rambut

hewan, dan logam panas. Luka bakar pada anjing dikategorikan menjadi

dua jenis yaitu, partial thicknes burns dan full thickness burns. Luka bakar

parsial mempengaruhi epidermis dan dermis superfisial. Pada luka bakar

keseluruhan kerusakan total dari semua struktur kulit. Tanpa tindakan

penyembuhan dengan bedah akan terbentuk jaringan parut yang luas

(Muller et al., 2001).

Luka bakar dapat menyebabkan infeksi yang menghasilkan discharge

purulen dan kadang-kadang bau yang tidak menyenangkan. Daerah

nekrotik yang luas pada kulit dapat mengelupas dan menjadi luka nanah

yang dalam. Jika 2% dari tubuh mengalami luka bakar, biasanya terjadi

gangguan sistemik, termasuk septisemia, shock, gagal ginjal, dan anemia

(Muller et al., 2001).

d. Frostbite

Frostbite adalah kondisi umum pada hewan sehat setelah beradaptasi

dengan dingin. Frostbite karena kontak yang terlalu lama pada suhu dingin

Page 35: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

41

atau kontak dengan benda logam beku. Hewan akan mengalami

vasculopathy hingga menyebabkan nekrosis. Semakin rendah suhu,

semakin besar risikonya (Muller et al., 2001).

Frostbite biasanya mempengaruhi ujung telinga, skrotum dan ujung

ekor karena daerah ini tidak ditutupi oleh rambut sehingga pembuluh darah

tidak dilindungi dengan baik. Kulit tampak pucat dan hypoesthetik, dingin

ketika disentuh. Kulit akan terlihat erithema, edema, rasa sakit, dan rambut

daerah yang terkena bisa berubah putih dan pinggiran pinna dapat

menggulung. Dalam kasus parah, kulit menjadi nekrotik. Penyembuhan

berlangsung perlahan-lahan (Muller et al., 2001).

2.3.2.4 Gangguan Kulit Akibat Reaksi Alergi dan Hipersensivitas

a. Atopic Dermatitis

Atopic dermatitis adalah kecenderungan alergi terhadap zat yang

biasanya tidak berbahaya, seperti serbuk sari (rumput, gulma, dan pohon),

tungau, debu, dan alergen lingkungan lainnya. Hewan menjadi peka

terhadap alergen lingkungan dengan memproduksi alergen spesifik IgE,

yang mengikat reseptor pada sel mast kulit, alergen yang tereksposur

(inhalasi dan penyerapan perkutan) menyebabkan basofil beredar dan

menjadi degranulasi sel mast pada jaringan, yang merupakan reaksi

hipersensitivitas tipe 1. Hasilnya berupa pelepasan histamin, heparin,

Page 36: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

42

enzim proteolitik, sitokin, kemokin, dan banyak mediator kimia lainnya

(Rhodes and Werner, 2011).

Gejala klinis yang terlihat adalah pruritus (gatal, menggaruk,

menggosok, dan menjilati), dan lesi primer juga dapat terjadi. Daerah yang

paling sering terkena yaitu, ruang interdigital, carpal, dan daerah tarsal,

moncong, daerah periokular, axilla, dan pinna (Rhodes and Werner, 2011).

Diagnosa dilakukan dengan berbagai cara seperti pemeriksaan

serologi, Intradermal Skin Test (IDST), biopsi kulit, mencari penyebabnya,

dan mencocokkan gejala klinis dengan diagnosa mayor dan minor. Daftar

kriteria diagnostik mayor dan minor untuk diagnosis menurut Willemse

(1986) yaitu, mayor dan minor yang setidaknya tiga harus hadir. Kriteria

mayor yaitu, pruritus, distribusi khas (wajah, pedal, lichenifikasi pada sendi

tarsal, dan carpal), dermatitis kronis, dan breed predisposisi seperti, Golden

retriever, Labrador retriever, Boxer, Chinese Shar pei, Cocker spaniel,

Cihuahua. Kriteria minor yaitu, konjungtivitis bilateral, erithema wajah,

pyoderma bakteri, dan hyperhidrosis (Rhodes and Werner, 2011).

b. Kontak Dermatitis

Kontak dermatitis dibedakan menjadi dua yaitu, Iritan Contact

Dermatitis (ICD) dan Allergi Contact Dermatitis (ACD). Kedua kontak

dermatitis ini sangat jarang terjadi. Sindrom patofisiologis kedua kontak

dermatitis ini berbeda dengan tanda-tanda klinis yang serupa. Iritan

Contact Dermatitis merupakan hasil dari kerusakan langsung keratinosit

Page 37: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

43

oleh paparan senyawa tertentu, keratinosit rusak menginduksi respon

inflamasi kulit. Allergi Contact Dermatitis merupakan dermatitis klasik

yang dianggap sebagai tipe IV (hipersensitivitas tertunda) dan merupakan

reaksi imunologi, sel Langerhan's berinteraksi dengan antigen yang

menembus kulit, menyebabkan aktivasi limfosit T dan pelepasan sitokin

(Rhodes and Werner, 2011).

Iritan Contact Dermatitis terjadi pada usia berapa pun sebagai akibat

langsung dari sifat iritan dari senyawa yang kontak. Kondisi akut dapat

terjadi setelah terjadi paparan yang pertama, dalam waktu 24 jam. Allergi

Contact Dermatitis sangat jarang terjadi pada hewan muda. Sebagian besar

terjadi pada hewan yang terpapar terhadap antigen dalam jangka waktu

yang lama (bulan hingga tahun). Prognosisnya baik jika alergen dapat

diidentifikasi (Rhodes and Werner, 2011).

Gejala klinis yang terlihat terbatas pada kulit gundul dan

daerah yang sering kontak dengan tanah (dagu, leher ventral, sternum,

ventral perut, inguinum, perineum, skrotum, ventral ekor, dan

daerah interdigital), erithema awal dan pembengkakan yang menyebabkan

papula dan plak, dan paparan kronis menyebabkan hiperpigmentasi. Reaksi

terhadap obat topikal biasanya terlokalisasi, pruritus dapat terjadi sedang

sampai parah (Rhodes and Werner, 2011).

Kontak dermatitis dilaporkan terjadi jika terpapar atau kontak dengan

tanaman, mulsa, chip cedar, kain, karpet, plastik, karet, kulit, nikel, kobalt,

Page 38: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

44

beton, sabun, deterjen, lilin, sampah, pengharum, herbisida, pupuk, dan

lain–lain. Diagnosa dapat dilakukan dengan pengujian biopsi kulit, tes

diagnostik terbaik dengan menghilangkan kontak iritan diikuti dengan

pengujian paparan provokatif dan intraepidermal Rhodes and Werner,

2011).

c. Alergi terhadap Makanan

Alergi terhadap konsumsi satu atau lebih zat dalam makanan oleh

hewan, intoleransi makanan yang melibatkan reaksi metabolik. Gejala

umumyang terlihat adalah pruritus pada beberapa lokasi tubuh, muntah,

diare, gejala saraf sangat jarang terjadi namun jika terjadi terlihat gejala

berupa kejang. Gejala klinis pada kulit yaitu, Malassezia dermatitis,

pyoderma, dan otitis eksterna, plak, pustul, erithema, scale, lichenifikasi,

hiperpigmentasi, urtikaria, angioederma, dan dermatitis pyotraumatic.

Diagnosa dilakukan dengan tes terhadap alergi makanan tersebut Rhodes

and Werner, 2011.

2.3.2.5 Gangguan Kulit Akibat Gangguan Endokrin dan Metabolisme

a. Canine Hyperadrenocorticism

Spontaneous Hyperadrenocorticism HAC adalah gangguan yang

disebabkan oleh produksi kortisol berlebih. Canine Hyperadrenocorticism

memiliki dua bentuk yaitu, Adrenal Dependent Hipofisis ADH dan

Pituitary Dependent Hipofisis PDH . Iatrogenik HAC merupakan hasil

dari produksi glukokortikoid eksogen berlebih. Dalam semua bentuk

Page 39: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

45

produksi berlebih tersebut, tanda-tanda klinis merupakan efek negatif dari

peningkatan peredaran konsentrasi kortisol pada beberapa sistem organ.

Terjadi poliuria dan polidipsia pada 85-95% kasus ini yang diakibatkan

glukokortikoid mengganggu produksi hormon antidiuretik (ADH) sehingga

terjadi poliuria dengan polidipsia. Terjadi poliphagia yang merupakan efek

stimulasi langsung pada nafsu makan, hepatomegali akibat akumulasi

glikogen dan rambut. Atropi kulit, phlebectasia, demodikosis,

penyembuhan luka yang buruk, komedo, calcinosis cutis, pyoderma,

hiperpigmentasi, dan gejala lainnya akan terlihat. Diagnosa dilakukan

dengan hemogram, kimia serum, urinalisis, rasio Urine Cortisol Creatinin

(UCC), radiografi abdomen, radiografi rongga thoraks, ultrasonografi,

Computed Tomography (CT), dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)

(Rhodes and Werner, 2011).

b. Hypothyroidism Alopecia

Hypothyroidism alopecia merupakan penurunan produksi hormon

tiroid (tetraiodothyronine-T4; triiodothyronine-T3) oleh kelenjar tiroid.

Hormon tiroid yang tidak seimbang mempengaruhi banyak proses

metabolisme dan hampir semua sistem organ. Gangguan kulit yang paling

sering terlihat yaitu, pertumbuhan rambut yang lambat, hiperkeratosis, dan

folikulitis bakteri (Rhodes and Werner, 2011).

Page 40: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id bab 2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing merupakan salah satu mamalia karnivora yang memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia

46

c. Noninflammatory Alopecia

Gangguan yang jarang terjadi akibat pertumbuhan rambut yang

abnormal. Gangguan ini memperlihatkan gejala yang mirip dengan

alopesia, namun hanya terjadi di bagian kepala dan ekstremitas distal.

Kasus ini terjadi juga akibat gabungan gangguan endokrin dan

nonendokrin. Penyebab nonendokrin yaitu, alopesia dan displasia folikular

sedangkan, penyebab endokrin meliputi hipotiroidisme,

hyperadrenocorticism, kastrasi-alopesia responsif, ketidakseimbangan

hormon seks, dan alopesia X (Rhodes and Werner, 2011).