penyakit anjing gila genap

22
Om swastyastu

Upload: hiraagustini

Post on 24-Sep-2015

78 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

polio

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

Om swastyastu

Penyakit Anjing Gila(Rabies)

DefinisiPenyakit Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus Rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Virus Rabies ditularkan ke manusia melalui gigitan hewan misalnya oleh anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar. Penyakit rabies disebut juga penyakit anjing gila.

EpidemiologiRabies telah menyebabkan kematian pada orang dalam jumlah yang cukup banyak. Tahun 2000, World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa setiap tahun di dunia ini terdapat sekurang-kurangnya 50.000 orang meninggal karena rabies, kepekaan terhadap rabies kelihatannya tidak berkaitan dengan usia, seks atau ras.Etiologi

Rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas negatif RNA yang tidak bersegmen. Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai perantara penularan. Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letak geografis. Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi perantara rabies antara lain rakun (Procyon lotor) dan sigung (Memphitis memphitis) di Amerika Utara, rubah merah (Vulpes vulpes) di Eropa, dan anjing di Afrika, Asia, dan Amerika Latin.

Etiologi

Afrika, Asia, dan Amerika Latin memiliki tingkat rabies yang masih tinggi Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau manusia melalui gigitan.Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada kulit yang terluka.Virus rabies terdapat dalam air liur hewan yang terinfeksi. Hewan ini memularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan. Meskipun sangat jarang terjadi, rabies bisa ditularkan melalui penghirupan udara yang tercemar virus rabies.Lanjutan

Pathway

KlasifikasiPerjalanan penyakit Rabies pada anjing dan kucing dibagi dalam 3 fase (tahap):Fase Prodormal: Hewan mencari tempat dingin dan menyendiri , tetapi dapat menjadi lebih agresif dan nervus, pupil mata meluas dan sikap tubuh kaku (tegang). Fase ini berlangsung selama 1-3 hari . Setelah fase Prodormal dilanjutkan fase Eksitasi atau bias langsung ke fase Paralisa.Fase Eksitasi: Hewan menjadi ganas dan menyerang siapa saja yang ada di sekitarnya dan memakan barang yang aneh-aneh. Selanjutnya mata menjadi keruh dan selalu terbuka dan tubuh gemetaran , selanjutnya masuk ke fase ParalisaFase Paralisa: Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh dan berakhir dengan kematian.

Tanda dan gejalaPada Hewan

Tanda tanda Rabies bentuk diam :Terjadi kelumpuhan pada seluruh bagian tubuhHewan tidak dapat mengunyah dan menelan makanan, rahang bawah tidak dapat dikatupkan dan air liur menetes berlebihan.Tidak ada keinginan menyerang atau mengigit. Hewan akan mati dalam beberapa jam.Tanda tanda Rabies bentuk ganas:Hewan menjadi agresif dan tidak lagi mengenal pemiliknya.Menyerang orang, hewan, dan benda-benda yang bergerak.Bila berdiri sikapnya kaku, ekor dilipat diantara kedua paha belakangnya .Anak anjing menjadi lebih lincah dan suka bermain , tetapi akan menggigit bila dipegang dan akan menjadi ganas dalam beberapa jam

Tanda dan gejalaPada ManusiaTanda- tanda penyakit rabies pada manusia:Rasa takut yang sangat pada air, dan peka terhadap cahaya, udara, dan suara.Airmata dan air liur keluar berlebihan.Pupil mata membesar.Bicara tidak karuan, selalu ingin bergerak dan nampak kesakitanSelanjutnya ditandai dengan kejang-kejang lalu lumpuh dan akhirnya meninggal dunia.

Manifestasi klinisStadium prodromalDalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita tidak khas, menyerupai infeksi virus pada umumnya yang meliputi demam, sulit makan yang menuju taraf anoreksia, pusing dan pening (nausea), dan lain sebagainya.

Stadium sensorisDalam stadium sensori penderita umumnya akan mengalami rasa nyeri pada daerah luka gigitan, panas, gugup, kebingungan, keluar banyak air liur (hipersalivasi), dilatasi pupil, hiperhidrosis, hiperlakrimasi

Stadium eksitasiPada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akibat adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan.

Stadium paralitikPada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda kelumpuhan dari bagian atas tubuh ke bawah yang progresif.

Lanjutan

Pemeriksaan fisikPada saat pemeriksaan, luka gigitan mungkin sudah sembuh bahkan mungkin telah dilupakan.Pada pemeriksaan dapat ditemukan gatal dan parestesia pada luka bekas gigitan yang sudah sembuh (50%), mioedema (menetap selama perjalanan penyakit).Jika sudah terjadi disfungsi batang otak maka terdapat : hiperventilasi, hipoksia, hipersalivasi, kejang, disfungsi saraf otonom, sindroma abnormalitas ADH, paralitik/paralisis flaksid.Pada stadium lanjut dapat berakibat koma dan kematian.Tanda patognomonisEncephalitis Rabies: agitasi, kesadaran fluktuatif, demam tinggi yang persisten, nyeri pada faring terkadang seperti rasa tercekik (inspiratoris spasme ), hipersalivasi, kejang, hidrofobia dan aerofobia.

Darah rutin : Dapat ditemukan peningkatan leukosit (8000 13000/mm3) dan penurunan hemoglobin serta hematokrit. Urinalisis : dapat ditemukan albuminuria dan sedikit leukosit.Mikrobiologi : Kultur virus rabies dari air liur penderita dalam waktu 2 minggu setelah onset.Histologi : dapat ditemukan tanda patognomonik berupa Negri bodies (badan inklusi dalam sitoplasma eosinofil) pada sel neuron, terutama pada kasus yang divaksinasi dan pasien yang dapat bertahan hidup setelah lebih dari 2 minggu.Serologi : Dengan mendeteksi RNA virus dari saliva pasien dengan menggunakan polymerase chain reactions (PCR).Cairan serebrospinal : dapat ditemukan monositosis sedangkan protein dan glukosa dalam batas normal. (1,2,3)

Pemeriksaan penunjang

Penatalaksanaan Penanganan pertama pada orang yang digigit:Segera cuci luka gigitan dengan air bersih dan sabun atau detergen selama 10 sampai 15 menit (gigitan yang dalam disemprot dengan air sabun ) kemudian bilas dengan air yang mengalir , lalu keringkan dengan kain bersih.Luka kemudian diberi obat luka yang tersedia (misalnya betadin) lalu dibalut dengan pembalut atau kain yang bersih.Korban secepatnya dibawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

Penanganan terhadap hewan yang digigit

Terhadap hewan tersebut harus diambil tindakan sebagai berikut :

Bila hewan tersebut adalah hewan peliharaan atau ada pemiliknya , maka hewan tersebut harus ditangkap dan diserahkan ke Dinas Peternakan setempat untuk diobservasi selama 14 hari. Bila hasil observasi negatif rabies maka hewan tersebut harus mendapat vaksinasi rabies sebelum diserahkan kembali kepada pemiliknya.

Bila hewan yang menggigit adalah hewan liar (tidak ada pemiliknya) maka hewan tersebut harus diusahakan ditangkap hidup dan diserahkan kepada Dinas Peternakan setempat untuk diobservasi dan setelah masa observasi selesai hewan tersebut dapat dimusnahkan atau dipelihara oleh orang yang berkenan , setelah terlebih dahulu diberi vaksinasi rabies.

Bila hewan yang menggigit sulit ditangkap dan terpaksa harus dibunuh, maka kepala hewan tersebut harus diambil dan segera diserahkan ke Dinas Peternakan setempat untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. Jika seseorang digigit hewan, maka hewan yang menggigit harus diawasi.

Lanjutan

Berbagai komplikasi dapat terjadi pada penderita rabies dan biasanya timbul pada fase koma. Komplikasi neurologik dapat berupa peningkatan tekanan intrakranial; kelainan pada hipotalamus berupa diabetes insipidus, sindrom abnormalitas hormon antidimetik (SAHAD); disfungsi otonomik yang menyebabkan hipertensi, hipotensi, hipertemia/hipotermia, aritmia dan henti jantung. Kejang dapat lokal maupun generalisata dan sering bersamaan dengan aritmia dan gangguan respirasi. Pada stadium prodromal sering terjadi komplikasi hiperventilasi dan alkalosis respiratorik, sedangkan hipoventilasi dan depresi pernafasan terjadi pada fase neurologik akut. Komplikasi

PrognosisPenyakit rabies tidak dapat disembuhkan sehingga prognosisnya jelek (infaust). Tanpa pencegahan, penderita hanya dapat bertahan sekitar 8 hari sedangkan dengan penanganan suportif, penderita dapat bertahan hingga beberapa bulan.Kematian akibat infeksi virus rabies boleh dibilang 100% bila virus sudah mencapai system saraf. Dari tahun 1857 sampai tahun 1972 dari kepustakaan dilaporkan 10 pasien sudah sembuh dari rabies namun sejak 1972 hingga sekarang belum ada pasien rabies yang dilaporkan hidup.

Prognosis

Asuhan keperawatanAny Question???

Om Santih, Santih, Santih Om