tim penyusun laporan - kementerian … daerah. pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari...

61

Upload: nguyentruc

Post on 29-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan
Page 2: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan
Page 3: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

i Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

TIM PENYUSUN LAPORAN

1. Dr. Ir. Arifin Rudiyanto, M.Sc

2. Drs. Oktorialdi, MA, Ph.D

3. Uke Mohammad Hussein, S.Si, MPP

4. Ir. Rinella Tambunan, MPA

5. Ir. Nana Apriyana, MT

6. Mia Amalia, ST, M.Si, Ph.D

7. Santi Yulianti, S.IP, MM

8. Hernydawaty, SE, ME

9. Aswicaksana, ST, MT, M.Sc

10. Raffli Noor, S.Si

11. Elmy Yasinta Ciptadi, ST, MT

12. Dr. Muhammad Cholifihani, SE, MA

13. Dr. Nur Hygiawati Rahayu, ST, M.Sc

14. Yunus Gastanto, SE, PG.Dip

15. Tatang Suheri, ST, MT

16. Salahudin, ST, M.Si

17. Edhi Yusuf, S.J, ST, MT

18. Utamining Suwito Minangkaning Putri, ST

19. Sylvia Krisnawati

20. Cecep Saryanto

21. Ujang Supriatna

Page 4: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan
Page 5: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

iii Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas perkenan-Nyalah pelaksanaan kajian Telaah Kritis

Penetapan Kawasan Kawasan Strategis Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) selesai dilaksanakan

dengan baik. Kajian ini ditujukan untuk menelaah ketepatan penetapan kawasan strategis

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (RTRWN) yang akan menjadi masukan bagi perencanaan pembangunan

tersebut ke depan.

Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kawasan strategis

merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh

besar terhadap tata ruang di wilayah sekitarnya, kegiatan lain di bidang yang sejenis dan

kegiatan di bidang lainnya, dan/atau peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pengaturan

kawasan strategis dimuat baik dalam RPJMN 2015-2019 maupun RTRWN dan dimaksudkan

untuk mengurangi kesenjangan pembangunan wilayah antara Kawasan Barat Indonesia dan

Kawasan Timur Indonesia. Selain itu penetapan kawasan strategis juga bertujuan untuk

meningkatkan daya saing.

Dalam RPJMN 2015-2019, penetapan kawasan strategis difokuskan pada percepatan

pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah, terutama di Luar Jawa

(Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua) dengan memanfaatkan potensi dan

keunggulan daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan

sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan Industri

baru, 4 Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) dan pusat-pusat

pertumbuhan lainnya di wilayah pinggiran yang menjadi sasaran pengembangan kawasan

strategis di dalam RPJMN 2015-2019.

Sedangkan dalam RTRWN, terdapat 76 kawasan strategis dalam lingkup nasional yang

ditetapkan tidak hanya sebatas dari sudut kepentingan ekonomi melainkan juga dari sudut

kepentingan pertahanan dan keamanan, sosial, budaya, pendayagunaan sumber daya alam

dan/atau teknologi tinggi, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Hingga akhir

tahun 2015, hanya 13 Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (RTR KSN) yang

telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden (Perpres).

Page 6: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

iv Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

Maka, identifikasi prioritas penyusunan KSN, mana yang sifatnya paling strategis, yang

harus dikembangkan dan yang memiliki daya pengungkit paling tinggi perlu untuk dilakukan.

Hal tersebut agar anggaran, kebijakan/program dan kelembagaan dapat direncanakan serta

dipersiapkan dengan lebih terarah. Terdapatnya pembahasan yang mengemuka dalam revisi

RTRWN terkait akan adanya penambahan jumlah KSN, membuat penetapan prioritas ini

juga menjadi semakin penting. Melalui perencanaan kawasan strategis, diharapkan

pencapaian target-target pembangunan wilayah dapat lebih terakselerasi.

Pelaksanaan kajian ini didukung dan dibantu oleh berbagai pihak terkait. Untuk itu,

kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasama berbagai pihak, antara lain

Bappeda Provinsi Sumatera Utara dan Sulawesi Utara yang sudah membantu pelaksanaan

kajian ini. Mudah-mudahan hasil ini dapat memberikan manfaat yang lebih baik.

Jakarta, Desember 2016

Direktur Tata Ruang dan Pertanahan

Uke Mohammad Hussein, S.Si, MPP

Page 7: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

v Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN LAPORAN........................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ....................................................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................................... vi

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................................................... 1

1.2. Maksud Kegiatan ................................................................................................................ 3

1.3. Ruang Lingkup .................................................................................................................... 3

1.4. Sistematika Laporan ........................................................................................................... 5

BAB 2 KRITERIA KAWASAN STRATEGIS ................................................................................................. 7

2.1. Berdasarkan Kebijakan ....................................................................................................... 8

2.2. Berdasarkan Fisik Lingkungan ............................................................................................ 9

2.3. Berdasarkan Konektivitas Ekonomi .................................................................................. 11

2.4. Berdasarkan Aksesbilitas dan Infrastruktur ..................................................................... 12

2.5. Berdasarkan Sosial-Budaya .............................................................................................. 14

2.6. Berdasarkan Kelembagaan ............................................................................................... 15

BAB 3 REKOMENDASI PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL ............................................... 21

3.1. Kriteria Tipologi KSN Perkotaan ....................................................................................... 26

3.2. Kriteria Tipologi KSN Perbatasan ...................................................................................... 28

BAB 4 REKOMENDASI PRIORITAS KAWASAN STRATEGIS NASIONAL ................................................. 31

4.1. Prioritas KSN Perkotaan ................................................................................................... 31

4.2. Prioritas KSN Perbatasan .................................................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 51

Page 8: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

vi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kriteria berdasarkan Kebijakan ............................................................................... 8

Tabel 2 Kriteria berdasarkan Fisik Lingkungan .................................................................. 10

Tabel 3 Kriteria berdasarkan Konektivitas Ekonomi .......................................................... 11

Tabel 4 Kriteria berdasarkan Aksesbilitas dan Infrastruktur ............................................. 12

Tabel 5 Kriteria berdasarkan Sosial-Budaya ...................................................................... 14

Tabel 6 Kriteria berdasarkan Kelembagaan ....................................................................... 15

Tabel 7 Kriteria KSN ........................................................................................................... 17

Tabel 8 Overlay Tipologi KSN berdasarkan Kebijakan ....................................................... 25

Tabel 9 Kriteria Tipologi KSN Perkotaan ............................................................................ 26

Tabel 10 Kriteria Tipologi KSN Perbatasan .......................................................................... 28

Tabel 11 Prioritas KSN Perkotaan Mamminasata ................................................................ 32

Tabel 12 Prioritas KSN Perkotaan Mebidangro ................................................................... 34

Tabel 13 Rekomendasi Prioritas KSN Perkotaan ................................................................. 37

Tabel 14 Prioritas KSN Perbatasan Laut Sulawesi ............................................................... 39

Tabel 15 Rekomendasi Prioritas KSN Perbatasan Laut ........................................................ 40

Tabel 16 Prioritas KSN Perbatasan Darat NTT ..................................................................... 42

Tabel 17 Prioritas KSN Perbatasan Darat Kalimantan ......................................................... 44

Tabel 18 Prioritas KSN Perbatasan Darat Papua ................................................................. 46

Tabel 19 Rekomendasi KSN Perbatasan Darat .................................................................... 49

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Platform Daya Saing.............................................................................................. 1

Gambar 2 KSN Perkotaan Mebidangro, KEK Sei Mangke, KI Kuala Tanjung ......................... 4

Gambar 3 KSN Perbatasan Provinsi Sulawesi Utara, KEK Bitung, dan KI Bitung ................... 4

Gambar 4 Proses Sintesa Kriteria Kawasan Strategis Nasional ............................................. 7

Gambar 5 Kedudukan RTR KSN dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang Nasional .............. 9

Gambar 6 Tipologi Kawasan Strategis Nasional .................................................................. 21

Gambar 7 Proses Identifikasi Tipologi Kawasan Strategis Nasional .................................... 22

Page 9: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

1 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kawasan strategis

merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh

besar terhadap tata ruang di wilayah sekitarnya, kegiatan lain di bidang yang sejenis dan

kegiatan di bidang lainnya, dan/atau peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pengaturan

kawasan strategis dimuat baik dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2015-2019 maupun Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dan

dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan wilayah antara Kawasan Barat

Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia. Selain itu, penetapan kawasan strategis juga

bertujuan untuk meningkatkan daya saing. Terdapat beberapa faktor yang perlu

ditingkatkan guna menunjang daya saing suatu kawasan, yaitu infrastruktur, inovasi,

teknologi dan kompetensi tenaga kerja.

Sumber : Center of Logistics and Supply Chain Studies, ITB, 2014

Gambar 1 Platform Daya Saing

Dukungan sistem logistik, infrastruktur, kebijakan, peraturan, manajemen ruang dan

wilayah, serta sistem transportasi nasional perlu dipertimbangkan secara komprehensif,

termasuk untuk peningkatan daya saing sebuah kawasan strategis. Kebijakan pemerintah

pusat (sektor-sektor) dan pemerintah daerah (daerah-daerah) juga perlu disinkronisasikan

sehingga tidak saling menghambat atau tumpang tindih. Ketersediaan infrastruktur dan

konektivitas dalam sistem transportasi maupun logistik menjadi salah satu pendukung

Page 10: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

2 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

utama dalam meningkatkan daya saing kegiatan ekonomi di Indonesia, khususnya Kawasan

Strategis Nasional.

Di dalam RPJMN 2015-2019, penetapan kawasan strategis difokuskan pada

percepatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah, terutama di Luar

Jawa (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua) dengan memanfaatkan potensi

dan keunggulan daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan

sektoral dan regional. Ada 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan Industri baru, 4

Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) dan pusat-pusat pertumbuhan

lainnya di wilayah pinggiran yang menjadi sasaran pengembangan kawasan strategis di

dalam RPJMN 2015-2019.

Sementara di dalam RTRWN, ada penetapan 76 kawasan strategis dalam lingkup

nasional yang tidak hanya sebatas dari sudut kepentingan ekonomi melainkan juga dari

sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, sosial, budaya, pendayagunaan sumber daya

alam dan/atau teknologi tinggi, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Hingga akhir

tahun 2015, dari 76 KSN tersebut, baru 13 RTR KSN yang ditetapkan melalui Peraturan

Presiden, yaitu:

1. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur (Jabodetabekpunjur).

2. Perpres No.45 Tahun 2011 jo Perpres No. 51 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (Sarbagita).

3. Perpres No.55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sangguminasa dan Takalar (Mamminasata).

4. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo (Mebidangro).

5. Perpres No.8 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan dan Karimun (BBK).

6. Perpres No. 58 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Borobudur dan Sekitarnya.

7. Perpres No. 70 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.

8. Perpres No. 81 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya.

9. Perpres No. 179 Tahun 2014 tentang Perbatasan Negara di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

10. Perpres No. 31 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Perbatasan Negara di Kalimantan.

11. Perpres No. 32 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Perbatasan Negara di Provinsi Papua.

12. Perpres No. 33 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Perbatasan Negara di Provinsi Maluku.

13. Perpres No. 34 Tahun 2015 Rencana Tata Ruang Perbatasan Negara di Provinsi Maluku Utara dan Provinsi Papua Barat.

Page 11: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

3 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

Maka, identifikasi prioritas penyusunan KSN, mana yang sifatnya paling strategis, yang

harus dikembangkan dan yang memiliki daya pengungkit paling tinggi perlu untuk dilakukan.

Hal tersebut agar anggaran, kebijakan/program dan kelembagaan dapat direncanakan serta

dipersiapkan dengan lebih terarah. Terdapatnya pembahasan yang mengemuka dalam revisi

RTRWN terkait akan adanya penambahan jumlah KSN, membuat penetapan prioritas ini

juga menjadi semakin penting. Melalui perencanaan kawasan strategis, diharapkan

pencapaian target-target pembangunan wilayah dapat lebih terakselerasi.

1.2. Maksud Kegiatan

Tujuan kajian ini adalah untuk menelaah ketepatan penetapan kawasan strategis

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (RTRWN) yang akan menjadi masukan bagi perencanaan pembangunan ke

depan. Adapun sasaran yang akan dicapai adalah:

Tersusunnya telaah berbasis ekonomi, sosial dan lingkungan dalam penentuan kawasan

strategis skala nasional.

Terlaksananya pendalaman terhadap rencana rinci tata ruang kawasan strategis dengan

menggunakan keluaran butir a.

Terumuskannya rekomendasi penetapan kawasan strategis secara nasional yang efisien

dan skala prioritas penyusunan rencana tata ruang yang tepat.

1.3. Ruang Lingkup

Kajian telaah kritis penetapan kawasan strategis dalam Recana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) ini

mengambil studi kasus 3 Kawasan Strategis Nasional (KSN) dalam RTRWN, (baik yang telah

ditetapkan rencana tata ruangnya melalui Perpres ataupun masih dalam proses

penyusunan) yang lokasinya berdekatan dengan penetapan kawasan strategis lainnya

seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI).

KSN Perkotaan Mebidangro, KEK Sei Mangke, KI Kuala Tanjung.

KSN Perbatasan Negara di Provinsi Sulawesi Utara-Gorontalo-Sulawesi Tengah, KI

dan KEK Bitung.

Page 12: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

4 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

Gambar 2 KSN Perkotaan Mebidangro, KEK Sei Mangke, KI Kuala Tanjung

Gambar 3 KSN Perbatasan Provinsi Sulawesi Utara, KEK Bitung, dan KI Bitung

Kegiatan telaah kritis penetapan kawasan strategis dalam Recana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) ini

meliputi beberapa hal. Hal pertama adalah penelaahan berbasis ekonomi, sosial dan

lingkungan dalam penentuan kawasan strategis nasional yang kemudian dilanjutkan dengan

pendalaman terhadap rencana rinci tata ruang kawasan strategis berdasarkan kriteria KSN.

Selanjutnya adalah menentukan KSN dan merumuskan penanganan KSN yang akan

Page 13: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

5 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

diprioritaskan berdasarkan aspek fisik, ekonomi dan lingkungan. Untuk mencapai hal

tersebut, terdapat ruang lingkup kegiatan sebagai berikut.

Studi Literatur terkait dengan melakukan kajian literatur terhadap tinjauan kebijakan

yang berasal dari perundang-undangan dan tinjauan teori terkait untuk mengidentifikasi

kriteria-kriteria KSN yang akan berguna untuk menetapkan prioritas KSN;

Pengumpulan Data terkait dengan kebijakan, fisik lingkungan, ekonomi wilayah dan

sosial budaya. Selain itu dilakukan pengadaan peta dasar dan peta citra satelit sesuai

dengan cakupan KSN Perbatasan, KEK dan KI;

Pengolahan dan Analisis Data untuk mengidentifikasi isu-isu strategis yang ada di KEK, KI

dan KSN yang hasilnya dapat menjadi isu khusus KSN dengan menggunakan analisis

prioritas masalah. Selanjutnya adalah analisis berdasarkan tinjauan kebijakan dan

tinjauan teori untuk mendapatkan kriteria KSN yang berguna untuk analisis selanjutnya

berdasarkan aspek fisik lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. Setelah itu dilakukan

analisis untuk penanganan KSN berdasarkan aspek fisik, ekonomi dan sosial budaya yang

hasilnya berupa rekomendasi KSN yang akan diprioritaskan.

Perumusan rekomendasi KSN yang akan diprioritaskan berdasarkan analisis sebelumnya

yang mempertimbangkan aspek fisik, ekonomi dan sosial budaya.

1.4. Sistematika Laporan

Sistematika penulisan dari Laporan Pendahuluan Telaah Kritis Penetapan Kawasan

Strategis dalam Recana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) ini adalah sebagai berikut.

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud Kegiatan

1.3 Ruang Lingkup

1.4 Sistematika Laporan

II. Kriteria Kawasan Strategis

2.1 Kriteria Ekonomi

2.2 Kriteria Sosial

2.3 Kriteria Fisik Lingkungan

2.4 Kriteria Infrastruktur

2.5 Kriteria Konektivitas

2.6 Kriteria Kelembagaan

III. Rekomendasi Penetapan dan Skala Prioritas KSN

3.1 Identifikasi Tipologi KSN

3.2 Rekomendasi penetapan KSN berdasarkan kriteria

Page 14: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan
Page 15: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

7 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

BAB 2

KRITERIA KAWASAN STRATEGIS

Kriteria kawasan strategis didapatkan dengan menggunakan Content Analysis

terhadap hasil analisis dasar (sosial, ekonomi dan lingkungan), analisis kesesuaian tata ruang

kawasan strategis, dokumen kebijakan dan tinjauan literatur. Hasil analisis dasar dan

kesesuaian tata ruang didapatkan dari survey lapangan yang telah dilakukan di lokasi-lokasi

kawasan strategis. Kriteria-kriteria kawasan strategis tersebut dibahas secara umum dan

secara khusus untuk kawasan strategis yang memiliki tipologi kepentingan tersendiri

berdasarkan RTRWN. Kawasan strategis yang memiliki tipologi kepentingan, terbagi menjadi

kepentingan ekonomi; sosial; pertahanan dan keamanan; budaya; pendayagunaan sumber

daya alam dan teknologi tinggi; dan fungsi daya dukung lingkungan hidup.

Gambar 4 Proses Sintesa Kriteria Kawasan Strategis Nasional

Sumber : Hasil analisis, 2016

Berdasarkan literatur, European Spatial Development Perspective/ ESDP (1993)

membahas tentang tujuh kriteria yang diidentifikasi sebagai indikator terpercaya dalam

mendukung keseimbangan dan pembangunan berkelanjutan di perkotaan dan wilayah yang

ada di Uni Eropa. Tujuh kriteria tersebut adalah posisi geografis, kekuatan ekonomi,

integrasi sosial, integrasi spasial, tekanan guna lahan, aset SDA dan aset budaya.Dari hasil

Kebijakan Literatur

RekomendasiKriteria KSN

KebijakanFisik

LingkunganKonektivitas

Perekonomian

Aksesibilitasdan

InfrastrukturSosial Budaya Kelembagaan

Survey Lapangan

Kriteria KSN Eksisting

Kriteria KSN Potensi

Kriteria KSN berdasarkan

Tipologi

TipologiPerkotaan

TipologiPerbatasan

Sintesa 1

Sintesa 2

Sintesa 3

Page 16: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

8 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

analisis dasar dan kesesuaian tata ruang setelah adanya kegiatan survey lapangan

didapatkan beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu terkait kebijakan, lingkungan dan

kelembagaan. Kriteria-kriteria tersebut kemudian dioverlay untuk mendapatkan kriteria

kawasan strategis nasional. Dari hasil overlay tersebut kriteria yang didapatkan

dikelompokkan berdasarkan pertimbangan kebijakan, fisik lingkungan, konektivitas

ekonomi, aksesbilitas dan infrastruktur, sosial budaya dan kelembagaan.

Kriteria kawasan strategis tidak hanya untuk menentukan prioritas kawasan strategis

nasional yang telah ada, namun juga dapat menjadi indikator dalam penetapan kawasan-

kawasan strategis yang berpotensi muncul di masa yang akan datang. Potensi kawasan

strategis tersebut baik berupa pengajuan dari pemerintah daerah maupun penunjukkan

langusng dari pemerintah pusat untuk kepentingan nasional. Oleh sebab itu, kriteria yang

akan dijelaskan berikut ini terbagi menjadi kriteria kawasan strategis nasional eksisting dan

kriteria kawasan strategis nasional potensi.

2.1. Berdasarkan Kebijakan

Kriteria berdasarkan kebijakan kawasan strategis nasional digunakan untuk dapat

melihat kesiapan wilayah KSN dari aspek regulasi secara nasional. Kebijakan wilayah KSN

dapat memberikan dukungan regulasi dalam pelaksanaan kegiatan di dalam kawasan

strategis tersebut. Kriteria berdasarkan kebijakan tersebut adalah sebagai berikut;

Tabel 1 Kriteria berdasarkan Kebijakan

No Kriteria KSN Eksisting Kriteria KSN Potensi

1 Tercantum dalam RTRW Nasional Tercantum dalam RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten/Kota terkait sebagai Kawasan Strategis

2 Tercantum dalam RPJP Nasional Tercantum dalam RPJP Provinsi dan RPJP Kabupate/Kota

3 Tercantum dalam RPJM Nasional Tercantum dalam RPJMD Provinsi dan RPJMD kabupaten/kota terkait

4 Tercantum dalam kebijakan sektoral pada level nasional

Tercantum dalam kebijakan sektoral dalam tingkat provinsi dan kabupaten/kota

5 Telah memiliki Peraturan Presiden Telah memiliki RDTR dan PZ level provinsi atau kabupaten/kota

6 Arah pengembangan KSN telah sesuai dengan arahan kebijakan terkait

Arah pengembangan KSP/ KSK telah sesuai dengan arahan kebijakan terkait

Sumber : Hasil analisis, 2016

Kriteria tersebut didapatkan dengan mempertimbangkan tatanan kebijakan dan

hierarki tata ruang di Indonesia. Berdasarkan Peraturan Menteri No 15 Tahun 2012 tentang

pedoman penyusuan rencana tata ruang kawasan strategis nasional, penataan ruang

berdasarkan nilai strategis kawasan meliputi penataan ruang kawasan strategis nasional

Page 17: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

9 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

(KSN), penataan ruang kawasan strategis provinsi, dan penataan ruang kawasan strategis

kabupaten/kota. Dalam rangka perwujudan pengembangan KSN secara efektif dan efisien

yang penyusunan rencana tata ruang (RTR)-nya diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah

Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (PP 26/2008), perlu

suatu proses perencanaan untuk masing-masing KSN secara baik dan benar serta

implementasi RTR KSN yang disepakati oleh semua pemangku kepentingan baik di pusat

maupun daerah. Peraturan Menteri No. 15 Tahun 2012 ini merupakan pedoman yang

dimaksudkan sebagai acuan dalam penyusunan RTR KSN oleh Pemerintah dan para

pemangku kepentingan lainnya. RTR KSN merupakan penjabaran RTRWN yang disusun

sesuai dengan tujuan penetapan masing-masing KSN. Muatan RTR KSN ditentukan oleh nilai

strategis yang menjadi kepentingan nasional dan berisi aturan terkait dengan pengarahan

terkait kawasan strategis tersebut.

Sumber : Permen PU No 15/PRT/M/2012

Gambar 5 Kedudukan RTR KSN dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang Nasional

2.2. Berdasarkan Fisik Lingkungan

Kriteria berdasarkan fisik lingkungan kawasan strategis nasional digunakan untuk

dapat melihat kesiapan wilayah KSN dari aspek spasial, yaitu kejelasan wilayah administrasi,

lokasi dan kondisi lingkungan yang mendukung. Kawasan strategis juga perlu didukung

dengan kesiapan menghadapi bencana yang mungkin dapat terjadi. Kriteria berdasarkan

kebijakan tersebut adalah sebagai berikut;

Page 18: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

10 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

Tabel 2 Kriteria berdasarkan Fisik Lingkungan

No Kriteria KSN Eksisting Kriteria KSN Potensi

1 Wilayah yang termasuk KSN memiliki

administrasi dan luas yang jelas

Wilayah potensi kawasan strategis

memiliki administrasi dan luas yang jelas

2 Memiliki kajian mitigasi bencana untuk

wilayah yang termasuk dalam deliniasi KSN

Menyiapkan kajian mitigasi bencana

untuk wilayah yang berpotensi termasuk

dalam deliniasi kawasan strategis

3 Wilayah KSN memiliki Kajian Lingkungan

Hidup Strategis

Wilayah kawasan strategis menyiapkan

Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Sumber : Hasil analisis, 2016

Kriteria tersebut didapatkan dengan mempertimbangkan tinjauan literatur mengenai

studi yang dilakukan oleh Study European Spatial Planning (SPESP), kondisi fisik dan

kebijakan RTRW Nasional. Berdasarkan literatur dalam “Synthetic Analysis of Selected

Indicator for The Spatial Differentiation”, kriteria fisik lingkungan menjadi sangat penting

dalam penentuan kawasan strategis karena land-use pressure memiliki pengaruh penting

dalam roda perekonomian dan kehidupan masyarakat yang secara tidak langsung memiliki

pengaruh pada wilayah. Secara keseluruhan, kriteria yang dapat diterapkan di Indonesia

diantaranya adalah kepastian lokasi serta luasan dari kawasan yang dimaksud, hal ini

dilakukan karena harga lahan akan sangat berpengaruh pada keberjalanan kegiatan di

lokasi tersebut. Kemudian living environment yang merupakan bagian dari kehidupan

masyarakat. Keberjalanan kegiatan di suatu wilayah dikatakan baik apabila beriringan

dengan lingkungan. Perubahan yang ada di lingkungan akan sangat mempengaruhi

kegiatan manusia yang ada didalamnya. Sehingga agar kegiatan dapat berkelanjutan, perlu

dilakukan penjagaan terhadap lingkungan yang dapat dituangkan dalam dokumen kajian

lingkungan sebagai acuan.

Kesiapan tanggap terhadap bencana menjadi penting di Negara Indonesia. Letak

geografisnya, Indonesia terletak pada dua lempeng aktif, yaitu Lempeng Indo-Australian dan

Lempeng Pasifik dengan rata-rata gerakan 3 – 4 cm per tahun. Sebagai akibat dari tumbukan

lempeng-lempeng tersebut, pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk

vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera – Jawa – Nusa Tenggara –

Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian

didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi yang ada selama ini menunjukkan bahwa tingkat

kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap kemingkinan terjadinya bencana masih

sangat rendah sehingga menyebabkan korban jiwa dan kerugian materi menjadi berkali-kali

lipat lebih besar. Untuk itu dalam meminimalisir resiko akibat terjadinya berncana

diperlukan perhatian yang serius terhadap aspek penanggulangan bencana dengan

mengutamakan upaya pencegahan, pengurangan resiko bencana dan peningkatan

kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bentuk kedaruratan bencana.

Berdasarkan hasil kebijakan, dalam RTRW ditegaskan bahwa dalam upaya

meningkatkan perekonomian nasional serta pemerataan pembangunan, Indonesia

Page 19: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

11 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

membentuk beberapa kawasan ekonomi yang bertujuan sebagai pusat pertumbuhan untuk

memberikan dampak signifikan bagi pengembangan wilayah yang ada di sekitarnya. Dalam

RTRW Nasional maupun Provinsi ditegaskan mengenai pembangunan berkelanjutan yang

sejalan dengan fisik dan lingkungan.

2.3. Berdasarkan Konektivitas Ekonomi

Kriteria ini merupakan keterkaitan secara ekonomi antara suatu pusat pertumbuhan

dengan pertumbuhan lainnya. Penekanan pada kriteria mengenai perekonomian

menunjukkan kepentingan nasional di dalam kawasan strategis maupun kontribusi kawasan

strategis terhadap nasional. Kriteria-kriteria berikut ini didapatkan dari tinjauan literatur

terkait pengembangan wilayah, studi yang dilakukan oleh European Spatial Development

Perspective/ ESDP (1993) dan kondisi perekonomian wilayah.

Tabel 3 Kriteria berdasarkan Konektivitas Ekonomi

No Kriteria KSN Eksisting Kriteria KSN Potensi

1 KSN memiliki potensi komoditi untuk

kepentingan nasional

Wilayah potensi kawasan strategis telah

memiliki aktivitas ekspor komoditas

(ditunjukkan dalam PDRB)

2 KSN memiliki kontribusi ekonomi nasional

(ditunjukkan dengan kontribusi PDRB

secara nasional)

Aktivitas ekspor komoditas wilayah

potensi kawasan strategis melibatkan

wilayah sekitarnya

3 KSN memiliki kontribusi ekonomi regional

(ditunjukkan dengan adanya hubungan

supply-demand dengan provinsi lain)

Menyiapkan acuan atau prosedur dalam

pemanfaatan sumber daya alam untuk

menghindari eksploitasi SDA

4 Memiliki acuan atau prosedur dalam

pemanfaatan sumber daya alam untuk

menghindari eksploitasi SDA

Sumber : Hasil analisis, 2016

Berdasarkan literatur, kriteria ini berkaitan dengan Konsep Local Economic

Development yang merupakan suatu upaya untuk meningkatkan perekonomian wilayah

dengan memanfaatkan kekuatan/ potensi lokal yang ada. Kekuatan/ potensi lokal tersebut

meliputi kekuatan nilai lokasi, sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi,

kemampuan manajemen kelembagaan (capacity of institutions) maupun aset pengalaman

(Haeruman, 2001).Dari tinjuan ini dapat didapatkan bahwa pemanfaatan potensi lokal

sangat penting dan dapat menjadi kepentingan nasional.

Kriteria ekonomi yang terkait dengan kekuatan ekonomi berkelanjutan di Wilayah Uni

Eropa terdiri atas indikator klasik tunggal, globalisasi dan keberakaran teritorial produksi,

modernisasi dan diversifikasi serta daya saing. Konsep indikator klasik tunggal merupakan

konsep yang merepresentasikan berbagai faktor-faktor dalam penguatan ekonomi wilayah

yang meliputi ketersediaan sumber daya, struktur sektoral, orientasi masa depan, tenaga

Page 20: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

12 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

kerja dan kekuatan fiskal. Indikator selanjutnya yaitu globalisasi dan keberakaran teritorial

produksi merupakan integrasi pasar menuju kepada sebuah peningkatan harmonisasi

kondisi produksi.

Storper (1995) membedakan dua dimensi dalam mengidentifikasi jenis globalisasi di

dalam sebuah aktivitas ekonomi. Pertama adalah teritorialisasi sistem produksi yang

menggambarkan sejauh mana produksi barang dan jasa yang dihasilkan merupakan

barang dan jasa yang spesifik hanya ada di wilayah tersebut, dimana wilayah lainnya tidak

mudah untuk menghasilkan barang atau jasa yang sama. Kemudian dimensi yang kedua

adalah sistem aliran produksi internasional yang dalam istilah juga merupakan aliran

perdagangan dari faktor-faktor produksi. Jika kedua dimensi tersebut dikaitkan dengan

sistem produksi teritorialisasi dan internasionalisasi, maka globalisasi dimanfaatkan untuk

mengembangkan potensi lokal agar lebih berkompetitif dalam perdagangan internasional

yang pada akhirnya potensi lokal tersebut dapat berkontribusi secara nasional.

Tinjauan literatur tersebut menunjukkan bahwa suatu wilayah perlu memanfaatkan

potensi lokal yang dimiliki dan berdaya saing. Akan tetapi, dalam konteks kawasan strategis

tidak hanya pemanfaatan sumber daya lokal, namun juga dapat memberikan kontribusi

terhadap wilayah lain dan nasional. Hal ini sebagai bentuk konektivitas perekonomian

antara kawasan strategis dengan wilayah lain seperti hubungan supply-demand.

2.4. Berdasarkan Aksesbilitas dan Infrastruktur

Kriteria ini berdasarkan aksesbilitas terhadap KSN dan ketersediaan infrastruktur yang

mendukung kegiatan di dalamnya. Penekanan pada kriteria ini mengenai aksesbilitas yang

menghubungkan baik secara nasional maupun internasional dan infrastruktur pendukung.

Kriteria-kriteria berikut ini didapatkan dari tinjauan literatur terkait infrastruktur,

transportasi dan kebijakan.

Tabel 4 Kriteria berdasarkan Aksesbilitas dan Infrastruktur

No Kriteria KSN Eksisting Kriteria KSN Potensi

1 Wilayah KSN telah didukung dengan pelabuhan internasional

Wilayah potensi kawasan strategis memiliki potensi pengembangan pelabuhan internasional

2 Wilayah KSN telah didukung dengan bandar udara internasional

Wilayah potensi kawasan strategis memiliki potensi pengembangan bandar udara internasional

3 Wilayah KSN telah didukung dengan jaringan jalan nasional

Wilayah potensi kawasan strategis memiliki potensi pengembangan jaan nasional dan atau provinsi

4 Wilayah KSN telah didukung dengan sumber dan jaringan energi listrik

Wilayah potensi kawasan strategis memiliki jaringan telekomuniasi atau potensi jaringan

5 Wilayah KSN telah didukung dengan jaringan telekomunikasi

Wilayah potensi kawasan strategis memiliki potensi sumber energi

Sumber : Hasil analisis, 2016

Page 21: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

13 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

Definisi umum konektivitas adalah ketersediaan transportasi yang memunginkan

orang dan barang untuk mencapai suatu tujuan. Konsep konektivitas dapat mempengaruhi

transportasi dan ekonomi (Oxera, 2001).Konektivitas berhubungan dengan interaksi atau

keterkaitan antar wilayah. Keterkaitan antar wilayah ini terjadi karena adanya perbedaan

potensi (Krismara, 2000). Adanya perbedaan tersebut menyebabkan wilayah berusaha

untuk saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan masing-masing wilayah sehingga

menimbulkan konektivitas/keterhubungan baik nasional maupu internasional. Semakin

banyak tujuan yang dapat diakses maka semakian besar potensi penyediaan pelayanan

transportasi antar kedua titik ini, dan semakin besar frekuensi pelayanan terhadap titik

tersebut maka semakin besar konektivitasnya.Accessibility indicators may be sensitive to

the following dimensions; origins, destinations, impedence, contraints, barriers, type of

transport, modes, spatial scale, equity and dynamics (ESDP, 2001).

Sistem transportasi merupakan kesatuan yang terdiri dari elemen-elemen prasarana

fisik (jaringan, terminal, pelabuhan, dan sebagainya), sarana angkutan, sistem operasi, dan

sistem manajemen.Transport infrastructure for spatial development in its most simplified

form implies that areas with better access to the locations of input materials and market will

be more productive, competitive and successful than more remote and isolated area

(Linneker, 1997). Pemenuhan infrastruktur transportasi sangat penting baik bagi daerah

perkotaan hingga daerah perbatasan untuk meningkatkan daya saing wilayah dan

menjaga kesatuan republik. Adanya korelasi positif antara infrastruktur transportasi dan

perkembangan ekonomi di suatu wilayah. Menurut Vickerman (1991a), Infrastrukur

transportasi yang baru tidak hanya menghubungkan pusat dengan wilayah periphery saja,

tetapi lebih kepada menghubungkan antar pusat dengan pusat lainnya karena hal tersebut

merupakan demand yang tertinggi. Sehingga kawasan strategis yang merupakan pusat-

pusat baru perlu dapat menghubungkan dengan pusat lain berskala nasional.

Berdasarkan literature,pengertian infrastruktur menurut Grigg (1988) infrastruktur

merupakan sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan

gedung dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar

manusia baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi.Berdasarkan World Bank

(dalam Sapkota, 2014) menyatakan bahwa peningkatan infrastruktur seperti energy, air,

dan transportasi dapat memberi manfaat langsung kepada individu, rumah tangga,

komunitas, dan lembaga private untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan

pendidikan sehingga mengurangi cost individu atau lembaga dalam mengkonsumsinya, yang

pada akhirnya meningkatkan taraf pendidikan serta kesehatan masyarakat.

Pemenuhan konektivitas dan infrastruktur tersebut juga didukung oleh kebijakan yang

berlaku. Berdasarkan kebijakan yang tertuang di dalam RTRWN terdapat arahan untuk

adanya dukungan infrastruktur maupun di RPJMN 2015-2019 terdapat arahan

pembangunan dan peningkatan infrastruktur baik untuk darat, laut dan udara di berbagai

daerah. RTRW Provinsi juga telah mempertimbangkan dan mengarahkan dalam pemenuhan

kebutuhan infrastruktur baik transportasi, energi, sumber air maupun telekomunikasi.

Page 22: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

14 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

Secara khusus, Peraturan Presiden dan Peraturan Pemerintah untuk kawasan strategis telah

mengarahkan adanya ketersediaan infrastruktur transportasi yang berskala internasional,

seperti untuk KEK maupun KSN.

2.5. Berdasarkan Sosial-Budaya

Kriteria ini berdasarkan karakteristik sosial dan budaya di wilayah KSN. Kriteria sosial-

budaya menekankan pada pencegahan terjadinya konflik sosial yang terjadi di dalam

wilayah KSN. Konflik sosial dapat terjadi di dalam wilayah KSN, jika tidak ada komunikasi

yang baik baik antar pemerintah pusat dan daerah maupun dengan masyarakat sekitar.

Tabel 5 Kriteria berdasarkan Sosial-Budaya

No Kriteria KSN Eksisting Kriteria KSN Potensi

1 Telah memiliki forum komunikasi atau

koordinasi dengan masyarakat lokal

(daerah) yang berada di dalam wilayah KSN

maupun sekitarnya

Menyiapkan forum komunikasi antar

pemerintah daerah dengan masyarakat

setempat yang termasuk di wilayah KSN.

2 Telah memiliki forum komunikasi atau

koordinasi dengan pemerintah setempat

yang berada di dalam wilayah KSN

Sumber : Hasil analisis, 2016

Berdasarkan literatur; aset kebudayaan di dalam sebuah wilayah membentuk

masyarakat sebagai produk ekonomi yang mempengaruhi situasi ekologi dan integrasi sosial

pada pengembangan spasial di Eropa (ESDP, 1993). Mereka tidak hanya terbentuk melalui

bahasa, musik ataupun prilaku sosial penduduk, tetapi juga sebagai karakteristik oleh

adanya transformasi manusia dan pengaruh ingkungan pada masa lalu. Tidak semua

pengertian aset konotasinya sebagai kesejahteraan, properti ataupun warisan. Dalam

menghadapi globalisasi, latar belakang lokal dan identitas regional menampilkan sesuatu

komponen yang penting pada pengembangan sebuah wilayah. Dengan demikian, dalam

upaya pemenuhan kebutuhan perencanaan untuk masing-masing masyarakat pun menjadi

berbeda sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.

Pola pesebaran penduduk di Indonesia mengikuti alur dari keberadaan struktur ruang

dari kawasan tersebut, yakni infrastruktur jalan.Hal ini pun mengacu pada pola permodelan

ribbon development yaitu perkembangan secara axial yang terjadi seiring dengan adanya

peningkatan dari jumlah moda transportasi terutama di kota besar. Bentukan dari

persebaran ini merupakan hal positif dalam mengarahkan pertumbuhan penduduk untuk

tetap berada pada koridor yang berkesesuaian, yakni dalam artian tidak menyalahi

keberadaan dari kawasan lindung yang ada di sekitarnya. Jaminan dalam penyelesaian

konfilk dengan baik merupakan kriteria yang harus dimiliki setiap kawasan strategis. Karena

pada dasarnya pengembangan wilayah dapat menimbulkan peluang konflik persaingan

atau kesenjangan kawasan yang dapat berujung pada terhambatnya keberjalanan dari

pelaksanaan kegiatan pembangunan di dalam masing-masing kawasan. Salah satu cara

Page 23: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

15 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya konflik adalah dengan menjalin

komunikasi. Adanya komunikasi ini dapat menjalin adanya kerjasama dalam pengembangan

dan pembangunan wilayah serta menjadi keamanan wilayah.

Berdasarkan hasil kebijakan, banyaknya permasalahan dan konflik yan terjadi,

memerlukan penyelesaian yang berbeda. Dalam penyelesesaian konflik diperlukan

kerjasama antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah agar konflik tersebut dapat

terselesaikan dengan baik dan tepat sasaran. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa dalam

proses penyelesaian konflik diperlukan campur tangan dari pemerintah baik pusat maupun

daerah.

2.6. Berdasarkan Kelembagaan

Kriteria ini berdasarkan bentuk pengelolaan kawasan strategis. Penekanan pada

kriteria ini mengenai kesepakatan dan kelembagaan yang akan mengelola dan

mengkoordinasikan kawasan strategis. Kriteria-kriteria berikut ini didapatkan dari tinjauan

literatur terkait kelembagaan dan kebijakan.

Tabel 6 Kriteria berdasarkan Kelembagaan

No Kriteria KSN Eksisting Kriteria KSN Potensi

1 Wilayah yang termasuk KSN telah memiliki

kesepakatan dalam pengelolaan KSN

Menyiapkan kesepakatan kepala daerah

dalam kawasan (MoU)

2 KSN telah memiliki kelembagaan

pengelolaan kawasan

Menyiapkan dokumen pendukung untuk

kelembagaan KSN

3 Kelembagaan KSN memiliki ketersediaan

instrument/ dokumen pendukung (Data

potensi, RDTR atau dokumen rencana

terkait)

Sumber : Hasil analisis, 2016

Berdasarkan literatur, bentuk kelembagaan harus dirancang dan diadopsi dalam

kaitannya dengan tujuan kebijakan. Bentuk kelembagaan sebaiknya tidak dianggap sebagai

"yang ditentukan“ (given) atau akan ada selamanya. Kelembagaan harus dilihat sebagai

sesuatu yang dinamis, sebagai tanggapan terhadap kebutuhan dan tantangan yang selalu

berubah (Michael Cohen, in Freire & Stren, 2001:14). Dalam menanggapi adanya pergeseran

paradigma dalam pengelolaan KSN, dibutuhkan adalah bagaimana menggeser ‘pengelolaan

(manajemen) kawasan’ ke ‘tata kelola (governance) kawasan’ yang mendudukkan

‘pemerintah’ sejajar dengan pemangku kepentingan lain (Andi Oetomo, 2014). Selanjutnya

hal ini diutarakan melalui strategi pembentukan kelembagaan pengelolaan KSN, sebagai

berikut:

a. Penegasan kembali Tujuan Pengembangan Kawasan, sehingga kestrategisan untuk

peningkatan nilai tambah ekonomi dan pertumbuhan ekonomi atau tujuan lainnya

Page 24: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

16 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

(HanKam, sosial budaya atau lingkungan hidup), haruslah berdampak pada

pengembangan wilayah lokal dan peningkatan kesejahteraan lokal.

b. Kondisi awal sosek, sosbud, sospol setiap daerah berbeda, maka pengkajian tentang

stakeholders yang harus terlibat dalam kelembagaan pengelola Kawasan masing-

masing akan berbeda. Terlebih akan bergantung pada kelas status Kawasan-nya

yang Nasional.

c. Sumberdaya alam strategis yang dipunyai masing-masing daerah yang ditempati

KSN yang akan dikelola berbeda-beda, termasuk penguasaan teknologi,

ketersediaan energi, dan lain-lainnya, maka kelembagaan yang dibutuhkan pun

akan berbeda, khususnya dalam hal mekanisme, prosedur, dan peraturan

perundang-undangan yang dibutuhkan untuk merealisasikan tujuan pembangunan

kawasan yang telah ditetapkan secara nasional.

d. Bentuk pengelolaan kawasan yang dibutuhkan untuk hampir semua kasus di

Indonesia adalah Hybrid Institution, yang akan lebih flexible mewadahi peran ketiga

stakeholders utama pembangunan yaitu pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat

madani dalam suatu “Collaborative Governance”

e. Hybrid Institution ini menggabungkan model “kelembagaan pasar” dengan

“partisipatif” sehingga tidak menjadi bias ke pasar saja yang seringkali tidak

mengait dengan kepentingan masyarakat lokal secara politis, serta mengambil

sistem koordinasi dari model kelembagaan fleksibel.

f. Harus dipastikan bahwa untuk setiap pembentukan kelembagaan pengelola kawasan,

empat kriteria evaluasi awal yang menjamin operasionalisasinya kelak (otoritas,

komitmen, kapasitas, dan dukungan organisasional) harus terpenuhi terlebih

dahulu.

g. Tidak ada resep instant yang standard bagi pembentukan kelembagaan dalam

Pengelolaan KSN di Indonesia, masing-masing kawasan akan sangat unik dan site

specific.

Berdasarkan hasil analisis di lapangan, secara umum tujuan pembentukan

kelembagaan yang dapat memaknai dari tujuan RTR Kawasan Strategis tersebut serta

permasalahan di Kawasan Strategis, memberikan efek positif terhadap keberjalanan dari

kelembagaan KSN. Di sisi lain masih terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi KSN,

yang mana memiliki kesamaan pola pada diantaranya :

a. Adanya ketidakjelasan pembagian peran & kewenangan pemerintah pusat, provinsi,

dan kabupaten/ kota.

b. Adanya keterbatasan kapasitas daerah, potensi & sumber dayadaerah,pendanaan/

anggaran.

Page 25: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

17 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

Berdasarkan kebijakan, menurut UU 26/2007 (Ps.47), daerah dapat mengadakan

kerjasama dengan daerah lain secara efisien dan efektif, sinergis dan saling menguntungkan.

Seperti halnya PP 15/2010 (Ps. 142) Pemanfaaatan ruang kawasan perkotaan yang

mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah Kabupaten /Kota pada satu atau lebih wilayah provinsi

dapat dilakukan melalui kerja sama antarwilayah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang – undangan. Berdasarkan kedua peraturan yang ada tersebut, maka diketahui

bahwa pembentukan kelembagaan KSN dapat berupa bentuk kerjasama, dalam hal ini kerja

sama yang dimaksudkan ialah kerjasama antarwilayah yang termasuk ke dalam lingkup

kawasan strategis tersebut. Sedangkan menurut Permen PU 15/PRT/M/2012 Pedoman

Penyusunan RTR KSN, ketentuan terkait dengan pengelolaan KSN disusun dengan

memperhatikan :

1. Kelembagaan yang telah diatur sesuai dengan peraturan perundang –

undangan;

2. Keterkaitan KSN dengan kewenangan Pemerintah (Sektor)

3. Keterkaitan KSN dengan kewenangan pemerintah daerah; dan

4. Pemangku kepentingan lainnya.

Maka berdasarkan peraturan tersebut, secara tidak langsung dapat diketahui pula

bahwa aspek berkaitan dengan pembiayaan dan program dalam kelembagaan KSN dapat

ditentukan berdasarkan pertimbangan atas keterkaitannya dengan kewenangan pemerintah

sektor atau pemerintah daerah. Sedangkan stakeholders kelembagaan KSN, yang

dimaksudkan dapat berupa terdiri stakeholder lain (non pemerintah) seperti halnya sektor

privat, akademisi, maupun kelompok masyarakat tertentu, sejauh mana stakeholde tersebut

berkaitan erat dengan kepentingan pengelolaan KSN.

Tabel 7 Kriteria KSN

No Kriteria KSN Eksisting Kriteria KSN Potensi

1 Kriteria berdasarkan kebijakan

a. Tercantum dalam RTRW Nasional

b. Tercantum dalam RPJP Nasional

c. Tercantum dalam RPJM Nasional

d. Tercantum dalam kebijakan

sektoral pada level nasional

e. Telah memiliki Peraturan Presiden

f. Arah pengembangan KSN telah

sesuai dengan arahan kebijakan

terkait

a. Tercantum dalam RTRW Provinsi dan

RTRW Kabupaten/Kota terkait sebagai

Kawasan Strategis

b. Tercantum dalam RPJP Provinsi dan RPJP

Kabupate/Kota

c. Tercantum dalam RPJMD Provinsi dan

RPJMD kabupaten/kota terkait

d. Tercantum dalam kebijakan sektoral

dalam tingkat provinsi dan

kabupaten/kota

e. Telah memiliki RDTR dan PZ level provinsi

atau kabupaten/kota

f. Arah pengembangan KSP/ KSK telah sesuai

dengan arahan kebijakan terkait

Page 26: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

18 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

No Kriteria KSN Eksisting Kriteria KSN Potensi

2 Kriteria berdasarkan fisik lingkungan

a. Wilayah yang termasuk KSN

memiliki administrasi dan luas

yang jelas

b. Memiliki kajian mitigasi bencana

untuk wilayah yang termasuk

dalam deliniasi KSN

c. Wilayah KSN memiliki Kajian

Lingkungan Hidup Strategis

a. Wilayah potensi kawasan strategis

memiliki administrasi dan luas yang jelas

b. Menyiapkan kajian mitigasi bencana

untuk wilayah yang berpotensi termasuk

dalam deliniasi kawasan strategis

c. Wilayah kawasan strategis menyiapkan

Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3 Kriteria berdasarkan konektivitas ekonomi

a. KSN memiliki potensi komoditi

untuk kepentingan nasional

b. KSN memiliki kontribusi ekonomi

nasional (ditunjukkan dengan

kontribusi PDRB secara nasional)

c. KSN memiliki kontribusi ekonomi

regional (ditunjukkan dengan

adanya hubungan supply-demand

dengan provinsi lain)

d. Memiliki acuan atau prosedur

dalam pemanfaatan sumber daya

alam untuk menghindari

eksploitasi SDA

a. Wilayah potensi kawasan strategis telah

memiliki aktivitas ekspor komoditas

(ditunjukkan dalam PDRB)

b. Aktivitas ekspor komoditas wilayah

potensi kawasan strategis melibatkan

wilayah sekitarnya

c. Menyiapkan acuan atau prosedur dalam

pemanfaatan sumber daya alam untuk

menghindari eksploitasi SDA

4 Kriteria berdasarkan aksesibilitas dan infrastruktur

a. Wilayah KSN telah didukung

dengan pelabuhan internasional

b. Wilayah KSN telah didukung

dengan bandar udara internasional

c. Wilayah KSN telah didukung

dengan jaringan jalan nasional

d. Wilayah KSN telah didukung

dengan sumber dan jaringan

energi listrik

e. Wilayah KSN telah didukung

dengan jaringan telekomunikasi

a. Wilayah potensi kawasan strategis

memiliki potensi pengembangan

pelabuhan internasional

b. Wilayah potensi kawasan strategis

memiliki potensi pengembangan bandar

udara internasional

c. Wilayah potensi kawasan strategis

memiliki potensi pengembangan jaan

nasional dan atau provinsi

d. Wilayah potensi kawasan strategis

memiliki jaringan telekomuniasi atau

potensi jaringan

e. Wilayah potensi kawasan strategis

memiliki potensi sumber energi

5 Kriteria berdasarkan sosial dan budaya

a. Telah memiliki forum komunikasi

atau koordinasi dengan

masyarakat lokal (daerah) yang

berada di dalam wilayah KSN

maupun sekitarnya

b. Telah memiliki forum komunikasi

atau koordinasi dengan

pemerintah setempat yang berada

di dalam wilayah KSN

a. Menyiapkan forum komunikasi antar

pemerintah daerah dengan masyarakat

setempat yang termasuk di wilayah KSN.

Page 27: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

19 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

No Kriteria KSN Eksisting Kriteria KSN Potensi

6 Kriteria berdasarkan kelembagaan

a. Wilayah yang termasuk KSN telah

memiliki kesepakatan dalam

pengelolaan KSN

b. KSN telah memiliki kelembagaan

pengelolaan kawasan

c. Kelembagaan KSN memiliki

ketersediaan instrument/

dokumen pendukung (Data

potensi, RDTR atau dokumen

rencana terkait)

a. Menyiapkan kesepakatan kepala daerah

dalam kawasan (MoU)

b. Menyiapkan dokumen pendukung untuk

kelembagaan KSN

Sumber : Hasil analisis, 2016

Kriteria-kriteria tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kesiapan dan prioritas

dari kawasan strategis secara umum. Akan tetapi, tidak semua tipologi KSN dapat langsung

menggunakan kritera-kriteria tersebut. Karena di dalam KSN terdapat 10 tipologi yang

berbeda-beda yang memiliki karakteristik tersendiri, sehingga diperlukan overlay kembali

untuk dapat mengetahui prioritas KSN yang akan didahulukan beserta penyesuaian

kriterianya. Hal tersebut akan dijelaskan pada bab selanjutnya.

Page 28: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan
Page 29: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

21 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

BAB 3

REKOMENDASI PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena memiliki pengaruh penting secara nasional terhadap kedaulatan

negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan,

termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Dalam rangka perwujudan

pengembangan KSN secara efisien dan efektif, diperlukan suatu proses perencanaan untuk

setiap KSN secara baik dan benar. Penentuan bentuk KSN didasarkan pada KSN berbasis

kawasan dan KSN berbasis objek strategis. Dalam PP No 26 Tahun 2008, terdapat 76 (tujuh

puluh enam) KSN yang telah ditetapkan dan tersebar di seluruh Indonesia.

Sumber : Permen PU No 15/PRT/M/2012, Hasil Pengolahan, 2016

Gambar 6 Tipologi Kawasan Strategis Nasional

Dalam menentukan fokus sinkronisasi diperlukan tujuan dan tema KSN yang

menyangkut subtansi inti KSN yang bersangkutan. Keberadaan muatan inti KSN yang

tersinkronisasi pada dokumen RTRW menjadi interface antara dokumen RTRW yang menjadi

rujukan secara umum dengan dokumen KSN yang menjadi rujukan secara khusus, terutama

bagi kementerian lembaga terkait. Selanjutnya, subtansi yang akan disinkronisasikan adalah

subtansi yang belum terakomodasi di RTRW. Kemudian disesuaikan dengan tingkat

kedalaman, skala dan nomenklaturnya.

Page 30: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

22 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

Sumber : Hasil Analisis, 2016

Gambar 7 Proses Identifikasi Tipologi Kawasan Strategis Nasional

Identifikasi tipologi KSN dilakukan untuk mengetahui rekomendasi penetapan

kawasan strategis nasional yang efisien. Dengan mempertimbangkan dukungan kebijakan

dan periode waktu yang dimiliki pada pemerintahan saat ini, dapat membantu

memprioritaskan tipologi KSN yang didahulukan pelaksanaannya. Penentuan tipologi yang

akan menjadi prioritas ditentukan dari arahan kebijakan pemerintah yang tercantum dalam

NAWACITA, RPJMN 2015-2019, Paket Kebijakan Ekonomi, serta fakta di lapangan.

A. Kebijakan NAWACITA

Amanat dalam Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan empat poin penting dalam

pembangunan Indonesia, yaitu : Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah;

memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; serta ikut memelihara

ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, keadilan sosial dan perdamaian abadi.

Berdasarkan dasar tersebut, tersusunlah Agenda Pembangunan tahun 2015-2019 untuk

Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian yang terangkum dalam NAWACITA.

Adapun inti dari NAWACITA tersebut adalah sebagai berikut.

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan

rasa aman pada seluruh warga negara;

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelila pemerintah yang

bersih, efektif, demokratis, dan terpecaya;

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa

dalam kerangka negara kesatuan;

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum

yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;

Page 31: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

23 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional;

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis

ekonomi domestic;

8. Melakukan revolusi karakter bangsa; serta

9. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Apabila dilihat dari sudut keprntingan, kriteria, serta isu strategis nasional yang

menjadi dasar dalam penentuan tipologi KSN serta inti dari NAWACITA yang dipaparkan

diatas, didapatkan lima tipologi KSN yang berkaitan untuk dijadikan prioritas pertama dalam

pembangunan dan pengembangannya. Adapun tipologi tersebut adalah berikut.

a. Kawasan Perbatasan

Pada NAWACITA poin ke-3 tercantum mengenai pemerataan pembangunan antar

wilayah terutama desa, kawasan timur Indonesia dan kawasan perbatasann. Sehingga

hal tersebut berkaitan dalam melakukan pembangunan Indonesia dari pinggiran serta

dilakukannnya pemerataan pembangunan wilayah.

b. Kawasan Perkotaan

Pada NAWACITA poin ke-6 tercantum mengenai peningkatan produktivitas rakyat

dan daya saing melalui pembangunan infrastruktur. Hal tersebut dilakukan untuk

penciptaan keseimbangan dan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi serta

pengembangan ekonomi daerah. Pada NAWACITA poin ke-7 tercantum mengenai

kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor strategis ekonomi domestik.

c. Kawasan Warisan Budaya/Adat Tertentu

Pada NAWACITA poin ke-9 tercantum mengenai memperteguh ke-bhineka-an dan

memperkuat restorasi sosial. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan

insentif khusus untuk pengembangan budaya.

d. Kawasan Rawan Bencana

Pada NAWACITA poin ke-3 tercantum mengenai pemerataan pembangunan. Salah

satunya adalah dengan melakukan pembangunan pengungsian layak huni serta early

warning system di kawasan rawan bencana.

B. Kebijakan RPJM Nasional 2015-2019

Berdasarkan RPJMN 2015-2019, arah kebijakan dan strategis dalam pngembangan

wilayah difokuskan mnejadi beberapa kebijakan. Arah kebijakan untuk pengembangan

wilayah adalah (i) pengembangan kawasan strategis; (ii) pengembangan kawasan

perkotaan dan perdesaan; (iii) pengembangan daerah tertinggal dan kawasan perbatasan;

(iv) penanggulangan bencana; (v) pengembangan Tata Ruang Wilayah Nasional; dan (vi) tata

kelola pemerintahan dan otonomi daerah. Dari arak kebijakan tersebut dapat dilihat kata

Page 32: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

24 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

kunci yang berkaitan dengan Kawasan Strategis Nasional, yaitu terkait pengembangan

kawasan strategis, pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan dan pengembangan

daerah tertinggal dan kawasan perbatasan.

Arah kebijakan pertama yang berkaitan dengan KSN adalah pengembangan kawasan

strategis, yaitu percepatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah,

terutama di luar Jawa. Strategi yang dilakukan untuk mencapai arah kebijakan tersebut,

salah satunya adalah dengan pengembangan potensi ekonomi wilayah. Potensi dan

keunggulannya dikembangkan melalui pengembangan perindustrian, seperti manufaktur,

pangan dan maritim serta sektor lainnya. Dari arah kebijakan dan strategi tersebut, dapat

diketahui bahwa fokus dari pengembangan untuk kawasan strategis pada periode 2015-

2019 adalah pengembangan pertumbuhan ekonomi melalui percepatan pusat pertumbuhan

di luar Jawa.

Arah kebijakan lainnya adalah mengenai pengembangan kawasan perkotaan dan

perdesaan. Khusus untuk perkotaan, arah kebijakan pembangunan wilayah difokuskan

untuk membangun kota berkelanjutan dan berdaya saing. Salah satu tipologi yang ada di

dalam KSN adalah tipologi perkotaan yang terdiri dari KSN Mebidangro (Pulau Sumatera),

KSN Jabodetabekpunjur (Pulau Jawa-Bali), KSN Kedung Sepur (Pulau Jawa-Bali), KSN

Gerbangkertosusilo (Pulau Jawa-Bali), KSN Sarbagita (Pulau Jawa-Bali) dan KSN

Mamminasata (Pulau Sulawesi).

Untuk membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka NKRI yang tercantum di dalam RPJMN, terdapat arah kebijakan

pengembangan daerah tertinggal dan kawasan perbatasan. Arah kebijakan pengembangan

kawasan perbatasan adalah mewujudkan perbatasan sebagai halaman depan negara

berdaulat berdaya saing dan aman. Di dalam KSN terdapat tipologi perbatasan yang

wilayahnya termasuk dalam RPJMN sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

Kawasan Perbatasan.

C. Paket Kebijakan Ekonomi

Salah satu kebijakan pemerintah yang dilakukan dalam rangka mempercepat

pembangunan adalah dengan meningkatkan ekonomi melalui paket-paket kebijakan

ekonomi yang dikeluarkan secara bertahap. Inti dari paket tersebut adalah mengembangkan

kawasan berbasis ekonomi di daerah-daerah. Dari lima tipologi KSN yang tercantum dalam

subbab sebelumnya, terdapat tiga tipologi yang berkaitan langsung dalam pengembangan

kawasan berbasis ekonomi. Adapun tipologi KSN yang dimaksud adalah sebagai berikut.

a. Kawasan Perbatasan

Pembangunan perekonomian di wilayah pinggiran (perbatasan Negara) sangat penting

untuk menunjang pertahanan dan keamanan negara.

b. Kawasan Perkotaan

Page 33: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

25 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

Pembangunan wilayah perkotaan kebanyak berbasis ekonomi. Hal ini karena

pengembangan perkotaan diarahkan sebagai pusat pertumbuhan wilayah, tidak hanya

perkotaan itu sendiri, tetapi juga wilayah yang ada disekitarnya.

Dari penjelasan masing-masing kebijakan didapatkan bahwa terdapat overlay untuk

mengetahui fokus pembangunan dalam jangka waktu 5 tahun kedepan (2015-2019) selama

pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hasil overlay tersebut kemudian dikaitkan kepada

tipologi KSN yang menjadi fokus kawasan strategis dari 10 tipologi yang ada. Dari hasil

overlay menunjukkan bahwa KSN tipologi perkotaan dan perbatasan menjadi rekomendasi

fokus pengembangan KSN pada periode ini. Berikut adalah hasil dari overlay tersebut.

Tabel 8 Overlay Tipologi KSN berdasarkan Kebijakan

NAWACITA RPJMN 2015-2019 Paket Kebijakan Ekonomi

Tipologi KSN Perkotaan

Pada NAWACITA poin ke-6

tercantum mengenai peningkatan

produktivitas rakyat dan daya saing

melalui pembangunan

infrastruktur. Hal tersebut

dilakukan untuk penciptaan

keseimbangan dan keberlanjutan

pertumbuhan ekonomi serta

pengembangan ekonomi daerah.

Pada NAWACITA poin ke-7

tercantum mengenai kemandirian

ekonomi dengan menggerakan

sektor strategis ekonomi domestik.

Tipologi KSN Perkotaan

Arah kebijakan pertama yang

berkaitan dengan KSN adalah

pengembangan kawasan strategis,

yaitu percepatan pengembangan

pusat-pusat pertumbuhan ekonomi

wilayah, terutama di luar Jawa.

Arah kebijakan lainnya adalah

mengenai pengembangan kawasan

perkotaan dan perdesaan. Khusus

untuk perkotaan, arah kebijakan

pembangunan wilayah difokuskan

untuk membangun kota

berkelanjutan dan berdaya saing.

Tipologi KSN Perkotaan

Pembangunan wilayah

perkotaan kebanyak berbasis

ekonomi. Hal ini karena

pengembangan perkotaan

diarahkan sebagai pusat

pertumbuhan wilayah, tidak hanya

perkotaan itu sendiri, tetapi juga

wilayah yang ada disekitarnya.

Tipologi KSN Perbatasan

Pada NAWACITA poin ke-3

tercantum mengenai pemerataan

pembangunan antar wilayah

terutama desa, kawasan timur

Indonesia dan kawasan

perbatasann. Sehingga hal

tersebut berkaitan dalam

melakukan pembangunan

Indonesia dari pinggiran serta

dilakukannnya pemerataan

pembangunan wilayah.

Tipologi KSN Perbatasan

Arah kebijakan pengembangan

kawasan perbatasan adalah

mewujudkan perbatasan sebagai

halaman depan negara berdaulat

berdaya saing dan aman.

Tipologi KSN Perbatasan

Pembangunan perekonomian

di wilayah pinggiran (perbatasan

Negara) sangat penting untuk

menunjang pertahanan dan

keamanan negara.

Tipologi KSN Warisan Budaya/Adat

Tertentu

Pada NAWACITA poin ke-9

tercantum mengenai

memperteguh ke-bhineka-an dan

memperkuat restorasi sosial. Hal

tersebut dapat dilakukan dengan

mengembangkan insentif khusus

untuk pengembangan budaya.

Page 34: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

26 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

Tipologi Rawan Bencana

Pada NAWACITA poin ke-3

tercantum mengenai pemerataan

pembangunan. Salah satunya

adalah dengan melakukan

pembangunan pengungsian layak

huni serta early warning system di

kawasan rawan bencana.

Sumber : Hasil Analisis, 2016

3.1. Kriteria Tipologi KSN Perkotaan

Hasil overlay menunjukkan bahwa untuk fokus pengembangan wilayah melalui

kawasan strategis pada periode ini, salah satunya adalah KSN tipologi Perkotaan. KSN

Perkotaan terdiri dari KSN Mebidangro (Pulau Sumatera), KSN Jabodetabekpunjur (Pulau

Jawa-Bali), KSN Kedung Sepur (Pulau Jawa-Bali), KSN Gerbangkertosusilo (Pulau Jawa-Bali),

KSN Sarbagita (Pulau Jawa-Bali) dan KSN Mamminasata (Pulau Sulawesi). Tipologi perkotaan

memiliki karakteristik tersendiri dalam pengembangannya, karena berfokus pada

perekonomian wilayah. Oleh sebab itu, kriteria kawasan strategis yang telah dibuat pada

bab sebelumnya kemudian disesuaikan dengan Kawasan Perkotaan untuk dapat

menentukan prioritas KSN Perkotaan yang akan dikembangkan selanjutnya. Berikut ini

adalah kriteria khusus untuk KSN Perkotaan yang eksisting maupun yang berpotensi menjadi

kawasan strategis kedepan.

Tabel 9 Kriteria Tipologi KSN Perkotaan

No Aspek Kriteria KSN Eksisting Kriteria KSN Potensi

1 Kebijakan Tercantum dalam RTRW

Nasional

Tercantum dalam RPJP

Nasional

Tercantum dalam RPJM

Nasional

Tercantum dalam kebijakan

sektoral pada level nasional

Telah memiliki Peraturan

Presiden

Arah pengembangan KSN telah

sesuai dengan arahan kebijakan

terkait

Tercantum dalam RTRW Provinsi

dan RTRW Kabupaten/Kota

terkait sebagai Kawasan

Strategis

Tercantum dalam RPJP Provinsi

dan RPJP Kabupaten/Kota

Tercantum dalam RPJMD

Provinsi dan RPJMD

kabupaten/kota terkait

Tercantum dalam kebijakan

sektoral dalam tingkat provinsi

dan kabupaten/kota

Telah memiliki RDTR dan PZ

level provinsi atau

kabupaten/kota

Arah pengembangan KSP/ KSK

telah sesuai dengan arahan

kebijakan terkait

2 Fisik Lingkungan Wilayah yang termasuk KSN

memiliki administrasi dan luas

Wilayah potensi kawasan

strategis memiliki administrasi

Page 35: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

27 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

No Aspek Kriteria KSN Eksisting Kriteria KSN Potensi

yang jelas

Memiliki kajian mitigasi

bencana untuk wilayah yang

termasuk dalam deliniasi KSN

Wilayah KSN memiliki Kajian

Lingkungan Hidup Strategis

dan luas yang jelas

Menyiapkan kajian mitigasi

bencana untuk wilayah yang

berpotensi termasuk dalam

deliniasi kawasan strategis

Wilayah kawasan strategis

menyiapkan Kajian Lingkungan

Hidup Strategis

3 Konektivitas

Ekonomi

KSN memiliki potensi komoditi

untuk kepentingan nasional

KSN memiliki kontribusi

ekonomi nasional

(ditunjukkan dengan

kontribusi PDRB secara

nasional)

KSN memiliki kontribusi

ekonomi regional (ditunjukkan

dengan adanya hubungan

supply-demand dengan

provinsi lain)

Wilayah potensi kawasan

strategis telah memiliki

aktivitas ekspor komoditas

(ditunjukkan dalam PDRB)

Aktivitas ekspor komoditas

wilayah potensi kawasan

strategis melibatkan wilayah

sekitarnya

Menyiapkan acuan atau

prosedur dalam pemanfaatan

sumber daya alam untuk

menghindari eksploitasi SDA

4 Aksesbilitas dan

Infrastruktur

Wilayah KSN telah didukung

dengan pelabuhan

internasional

Wilayah KSN telah didukung

dengan bandar udara

internasional

Wilayah KSN telah didukung

dengan jaringan jalan nasional

Wilayah KSN telah didukung

dengan sumber dan jaringan

energi listrik

Wilayah KSN telah didukung

dengan jaringan

telekomunikasi

Wilayah potensi kawasan

strategis memiliki potensi

pengembangan pelabuhan

internasional

Wilayah potensi kawasan

strategis memiliki potensi

pengembangan bandar udara

internasional

Wilayah potensi kawasan

strategis memiliki potensi

pengembangan jaan nasional

dan atau provinsi

Wilayah potensi kawasan

strategis memiliki jaringan

telekomuniasi atau potensi

jaringan

Wilayah potensi kawasan

strategis memiliki potensi

sumber energi

5 Sosial-Budaya Telah memiliki forum

komunikasi atau koordinasi

dengan masyarakat lokal

(daerah) yang berada di dalam

wilayah KSN maupun

sekitarnya

Telah memiliki forum

komunikasi atau koordinasi

dengan pemerintah setempat

Menyiapkan forum komunikasi

antar pemerintah daerah

dengan masyarakat setempat

yang termasuk di wilayah KSN.

Page 36: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

28 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

No Aspek Kriteria KSN Eksisting Kriteria KSN Potensi

yang berada di dalam wilayah

KSN

6 Kelembagaan Wilayah yang termasuk KSN

telah memiliki kesepakatan

dalam pengelolaan KSN

KSN telah memiliki

kelembagaan pengelolaan

kawasan

Kelembagaan KSN memiliki

ketersediaan instrument/

dokumen pendukung (Data

potensi, RDTR atau dokumen

rencana terkait)

Menyiapkan kesepakatan

kepala daerah dalam kawasan

(MoU)

Menyiapkan dokumen

pendukung untuk kelembagaan

KSN

Sumber : Hasil Analisis 2016

3.2. Kriteria Tipologi KSN Perbatasan

Hasil overlay menunjukkan bahwa untuk fokus pengembangan wilayah melalui

kawasan strategis pada periode ini, salah satunya adalah KSN tipologi perbatasan, yang

terbagi menjadi perbatasan darat dan laut. Tipologi perbatasan memiliki karakteristik

tersendiri karena terkait pemerataan kesejahteraan dan keamanan nasional. Oleh sebab itu,

kriteria kawasan strategis yang telah dibuat pada bab sebelumnya kemudian disesuaikan

dengan Kawasan Perbatasan. Akan tetapi, khusus untuk perbatasan, tidak dibedakan

menjadi KSN eksisting dan potensi, melainkan dibedakan berdasarkan perbatasan darat dan

laut. Hal ini dikarenakan, wilayah perbatasan merupakan wilayah yang sudah menjadi

ketetapan batas wilayah Negara Indonesia. Berikut ini adalah kriteria khusus untuk KSN

perbatasan darat dan laut.

Tabel 10 Kriteria Tipologi KSN Perbatasan

No Aspek Kriteria KSN Perbatasan Laut Kriteria KSN Perbatasan Darat

1 Kebijakan Ditentukan oleh pemerintah pusat karena terkait batas negara/ militer

Tercantum dalam RTRW Nasional

Tercantum dalam RPJP Nasional

Tercantum dalam RPJM Nasional

Telah memiliki Peraturan Presiden

Ditentukan oleh pemerintah pusat karena terkait batas negara/ militer

Tercantum dalam RTRW Nasional

Tercantum dalam RPJP Nasional

Tercantum dalam RPJM Nasional

Telah memiliki Peraturan Presiden

2 Fisik Lingkungan Wilayah yang termasuk KSN memiliki administrasi dan luas yang jelas

Memiliki kajian mitigasi bencana untuk wilayah yang termasuk dalam deliniasi KSN

Wilayah yang termasuk KSN memiliki administrasi dan luas yang jelas

Memiliki kajian mitigasi bencana untuk wilayah yang termasuk dalam deliniasi KSN

Page 37: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

29 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

No Aspek Kriteria KSN Perbatasan Laut Kriteria KSN Perbatasan Darat

Upaya pencegahan eksploitasi sumber daya lokal di perbatasan laut

Upaya pencegahan eksploitasi sumber daya lokal di perbatasan darat

3 Konektivitas Ekonomi

KSN memiliki potensi komoditi untuk kepentingan nasional

Memiliki kesepakatan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang bersinggungan dengan perbatasan Negara Lain

KSN memiliki potensi komoditi untuk kepentingan nasional

Memiliki kesepakatan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang bersinggungan dengan perbatasan Negara Lain

4 Aksesbilitas dan Infrastruktur

Wilayah KSN memiliki sarana dan transportasi laut yang menguhubungkan antar pulau

Wilayah KSN memiliki sarana dan prasarana traportasi yang menghubungkan dengan pulau utama

Frekuensi transportasi publik menuju dan keluar KSN Perbatasan lebih rutin.

Wilayah KSN telah didukung dengan sumber dan jaringan energi listrik

Wilayah KSN telah didukung dengan jaringan telekomunikasi

Wilayah KSN memiliki sarana dan transportasi darat

Frekuensi transportasi publik menuju dan keluar KSN Perbatasan lebih rutin.

Wilayah KSN telah didukung dengan sumber dan jaringan energi listrik

Wilayah KSN telah didukung dengan jaringan telekomunikasi

5 Sosial-Budaya Telah memiliki koordinasi dan kesepakatan dengan Negara Perbatasan terkait unregistered citizen

Telah memiliki prosedural keamanan yang lebih ketat untuk menjaga kedaulatan negara

Telah memiliki koordinasi dan kesepakatan dengan Negara Perbatasan terkait unregistered citizen

Telah memiliki prosedural keamanan yang lebih ketat untuk menjaga kedaulatan negara.

6 Kelembagaan Wilayah yang termasuk KSN telah memiliki kesepakatan dalam pengelolaan KSN

KSN telah memiliki kelembagaan pengelolaan kawasan

Wilayah yang termasuk KSN telah memiliki kesepakatan dalam pengelolaan KSN

KSN telah memiliki kelembagaan pengelolaan kawasan

Sumber : Hasil Analisis 2016

Kriteria-kriteria tersebut telah disesuaikan berdasarkan tipologi KSN yang menjadi

rekomendasi untuk penetapan kawasan strategis yang lebih efisien. Pada bab selanjutnya

akan ditunjukkan prioritas dari masing-masing KSN yang temasuk dalam KSN perkotaan dan

perbatasan. Prioritas tersebut dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah disusun

pada bab ini.

Page 38: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan
Page 39: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

31 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

BAB 4

REKOMENDASI PRIORITAS KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

Dalam rangka perwujudan pengembangan KSN secara efisien dan efektif, diperlukan

prioritas dalam kawasan strategis. Penentuan bentuk KSN didasarkan pada KSN berbasis

kawasan dan KSN berbasis objek strategis. Dalam PP No 26 Tahun 2008, terdapat 76 (tujuh

puluh enam) KSN yang telah ditetapkan dan tersebar di seluruh Indonesia. Dengan adanya

jangka waktu pemerintahan Presiden Joko Widodo, diharapkan dengan adanya rekomendasi

prioritas KSN dapat mendukung agenda pembangunan kedepan.

Identifikasi tipologi KSN yang telah dilakukan untuk mengetahui rekomendasi

penetapan kawasan strategis nasional, dibutuhkan prioritas. Pembangunannya dari KSN

Perkotaan dan KSN Perbatasan. Dengan mempertimbangkan dukungan kebijakan dan

periode waktu yang dimiliki pada pemerintahan saat ini, dapat membantu memprioritaskan

KSN yang didahulukan pelaksanaannya.

4.1. Prioritas KSN Perkotaan

Berdasarkan RPJMN 2015-2019, arah kebijakan dan strategis dalam pngembangan

wilayah difokuskan mnejadi beberapa kebijakan. Arah kebijakan untuk pengembangan

wilayah adalah pengembangan kawasan strategis; (ii) pengembangan kawasan perkotaan

dan perdesaan; Dari arah kebijakan tersebut dapat dilihat kata kunci yang berkaitan dengan

Kawasan Strategis Nasional, yaitu terkait pengembangan kawasan strategis, pengembangan

kawasan perkotaan dan perdesaan

Arah kebijakan pertama yang berkaitan dengan KSN Perkotaan adalah penekanan

terhadap percepatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah, terutama

di luar Jawa. Arah kebijakan lainnya adalah mengenai pengembangan kawasan perkotaan

dan perdesaan. Khusus untuk perkotaan, arah kebijakan pembangunan wilayah difokuskan

untuk membangun kota berkelanjutan dan berdaya saing. Salah satu tipologi yang ada di

dalam KSN adalah tipologi perkotaan yang terdiri dari KSN Mebidangro (Pulau Sumatera),

KSN Jabodetabekpunjur (Pulau Jawa-Bali), KSN Kedung Sepur (Pulau Jawa-Bali), KSN

Gerbangkertosusilo (Pulau Jawa-Bali), KSN Sarbagita (Pulau Jawa-Bali) dan KSN

Mamminasata (Pulau Sulawesi).

KSN Perkotaan yang memiliki 6 kawasan strategis, hanya dua yang berada di luar Jawa.

Sesuai dengan arahan yang tercantum di dalam RPJM Nasional untuk mengarahkan

pembangunan dari pinggir melalui berbagai arah kebijakan dan strategis. Oleh sebab itu,

KSN Perkotaan Mebidangro dan KSN Mamminasata yang akan disesuaikan dengan kriteria

khusus untuk KSN Perkotaan.

Page 40: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

32 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

Tabel 11 Prioritas KSN Perkotaan Mamminasata

No Aspek Kriteria KSN Eksisting KSN Mamminasata

1 Kebijakan Tercantum dalam

RTRW Nasional

Tercantum dalam RPJP

Nasional

Tercantum dalam RPJM

Nasional

Tercantum dalam

kebijakan sektoral pada

level nasional

Telah memiliki

Peraturan Presiden

Arah pengembangan

KSN telah sesuai

dengan arahan

kebijakan terkait

Terdapat dalam Lampiran X RTRWN, yakni

ditetapkan sebagai Kawasan Strategi Nasional

Tidak disebutkan secara spesifik, hanya terdapat

pengarahan terhadap pembangunan perkotaan

Dalam Buku III disebutkan bahwa arahan

kebijakan pembangunan perkotaan di Wilayah

Sulawesi diprioritaskan pada pemerataan

pembangunan dan percepatan keterkaitan

manfaat antarkota serta desa dengan kota,

melalui penguatan Sistem Perkotaan Nasional

(SPN) berbasis kewilayahan di KSN Perkotaan

Mamminasata

Telah ditetapkan dalam Perpres Nomor 55 Tahun

2011 Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan

Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa dan

Talakar sebagai Kawasan Perkotaan Mamminasata

Masih proses pengembangan KSN

2 Fisik

Lingkungan

Wilayah yang termasuk

KSN memiliki

administrasi dan luas

yang jelas

Memiliki kajian mitigasi

bencana untuk wilayah

yang termasuk dalam

deliniasi KSN

Wilayah KSN memiliki

Kajian Lingkungan

Hidup Strategis

KSN Mamminasata mencakup 46 kecamatan yang

terdiri dari 14 kecamatan di Kota Makassar, 9

kecamatan di Kabupaten Takalar, 11 kecamatan di

Kabupaten Gowa, dan 12 kecamatan di Kabupaten

Maros (Perpres No 55 Tahun 2011), dan luas

sebesar 4.244,73 Ha atau 9,27% luas wilayah

Provinsi Sulawesi Selatan (BPS Dalam Angka

Provinsi Sulawesi Selatan dan Kab/Kota, 2014)

KSN Perkotaan Mamminasata belum memiliki

kajian mitigasi bencana untuk wilayah yang

termasuk dalam deliniasi KSN. Adapun Kota

Makassar memiliki Kajian Kerentanan Perubahan

Iklim Tahun 2013 yang dilakukan oleh UNDP, UN

HABITAT dan UNEP

Belum memiliki kajian KLHS

3 Konektivitas

Ekonomi

KSN memiliki potensi

komoditi untuk

kepentingan nasional

KSN memiliki

kontribusi ekonomi

nasional (ditunjukkan

dengan kontribusi

PDRB secara nasional)

KSN memiliki

kontribusi ekonomi

regional (ditunjukkan

dengan adanya

hubungan supply-

demand dengan

provinsi lain)

Kota Makassar sebagai kota inti dalam Kawasan

Perkotaan Mamminasata berperan besar sebagai

pintu distribusi barang dan jasa bagi wilayah timur

Indoensia, serta merupakan pusat perikanan

tangkap wilayah timur dengan pelabuhan

perikanan skala nasional dan internasional.

Kabupaten Maros memiliki keunggulan dalam

bidang pertanian dan merupakan lumbung padi

Provinsi Sulawesi Selatan dan nasional. Di

Kabupaten Takalar terdapat Kawasan Maritim

Takalar yang dikenal dengan komoditas rumput

lautnya,

Belum memiliki kontribusi besar dalam PDRB

nasional, namun telah menjadi pintu gerbang

ekspor dan impor terutama Indonesia bagian

Page 41: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

33 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

No Aspek Kriteria KSN Eksisting KSN Mamminasata

timur

KSN Perkotaan Mamminasata terkoneksi dengan

provinsi lainnya sebagai gerbang masuk

komoditas, barang dan jasa, serta sebagai gerbang

ke luar baik dalam maupun luar negeri bagi

perdagangan dan perekonomian provinsin-

provinsi di Kawasan Timur Indonesia

4 Aksesbilitas

dan

Infrastruktur

Wilayah KSN telah

didukung dengan

pelabuhan

internasional

Wilayah KSN telah

didukung dengan

bandar udara

internasional

Wilayah KSN telah

didukung dengan

jaringan jalan nasional

Wilayah KSN telah

didukung dengan

sumber dan jaringan

energi listrik

Wilayah KSN telah

didukung dengan

jaringan

telekomunikasi

Terdapat satu pelabuhan internasional di Kota

Makassar yaitu Pelabuhan Internasional Soekarno-

Hatta yang menunjang pertumbuhan

perekonomian di wilayah Kawasan Timur

Indonesia (KTI) dengan berperan sebagai gerbang

keluar-masuk dan pendistribusian segala jenis

barang dan komoditi perekonomian ke daerah-

daerah terpencil di wilayah kawasan timur

Indonesia.

Terdapat satu bandar udara internasional di Kota

Makassar yaitu Bandar Udara Internasional Sultan

Hasanudin yang merupakan pusat penyeberangan

primer di kawasan timur Indonesia

Kawasan Perkotaan Mamminasata memiliki

aksesibilitas jalan nasional yang meliputi 49km

diKota Makassar, 86 km di Kabupaten Maros,

17km di Kabupaten Gowa dan 30 km di Kabupaten

Takalar

Sistem jaringan energi di Kawasan Perkotaan

Mamminasata direncanakan merupakan bagian

dari sistem jaringan energi pada sistem

interkoneksi lintas provinsi yang meliputi jaringan

pipa dan gas bumi, pembangkit tenaga listrik, dan

jaringan transmisi tenaga listrik

Sistem jaringan telekomunikasi Kawasan

Perkotaan Maminasata akan dilayani oleh Sentral

Telepon Otomat (STO) yang meliputi 8 STO di Kota

Makassar, dan masing-masing 1 STO di Kabupaten

Takalar, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Maros

5 Sosial-Budaya Telah memiliki forum

komunikasi atau

koordinasi dengan

masyarakat lokal

(daerah) yang berada

di dalam wilayah KSN

maupun sekitarnya

Telah memiliki forum

komunikasi atau

koordinasi dengan

pemerintah setempat

yang berada di dalam

wilayah KSN

Belum memiliki forum komunikasi tersendiri

Belum memiliki forum komunikasi tersendiri

Page 42: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

34 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

No Aspek Kriteria KSN Eksisting KSN Mamminasata

6 Kelembagaan Wilayah yang

termasuk KSN telah

memiliki kesepakatan

dalam pengelolaan

KSN

KSN telah memiliki

kelembagaan

pengelolaan kawasan

Kelembagaan KSN

memiliki ketersediaan

instrument/ dokumen

pendukung (Data

potensi, RDTR atau

dokumen rencana

terkait)

Iya, dibuktikan dengan kepala-kepala

pemerintahan daerah yang menjadi anggota

BKSPMM

Pengelolaan Kawasan Perkotaan Mamminasata

sejak tahun 2003 dilakukan oleh Badan Kerja Sama

Pembangunan Metropolitan Mamminasata

(BKSPMM), namun terdapat beberapa

permasalahan kelembagaan pada BKSPMM

diantaranya status hukum yang tidak jelas,

sturktur organisasi yang tidak efisien, minimnya

kemampuan mamanjerial personel serta masih

adanya ego asektoral dan ego wilayah. Maka pada

tahun 2009 dialihkan pada UPTD Mamminasata.

Saat ini BKSPMM hanya berperan menyelesaikan

permasalaahn pembangunan yang bersifat lintas

wilayah dalam Kawasan Mamminasata,

memfasilitasi proses pembangunan Nawasan

Mamminasata serta mewujudkan peran

koordinasi dan kerjasama antar seluruh

stakeholder di kabupaten/kota dalam Kawasan

Mamminasata. Sedangkan UPTD Mamminasata

merupakan salah satu unsur dalam Dinas Tata

Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan

yang peran lebih taktis dan teknis dalam hal

pembangunan dan pemanfaatan ruang

Dengan keberjalanannya yang belum optimali,

BKSPMM belum memiliki instrumen/ dokumen

rinci seperti RDTR, masterplan atau rencana induk.

Sumber : Hasil Analisis 2016

Tabel 12 Prioritas KSN Perkotaan Mebidangro

No Aspek Kriteria KSN Eksisting KSN Mebidangro

1 Kebijakan Tercantum dalam

RTRW Nasional

Tercantum dalam RPJP

Nasional

Tercantum dalam RPJM

Nasional

Tercantum dalam

kebijakan sektoral pada

level nasional

Telah memiliki

Peraturan Presiden

Arah pengembangan

KSN telah sesuai

dengan arahan

kebijakan terkait

Terdapat dalam Lampiran X RTRWN, yakni

ditetapkan sebagai Kawasan Strategi Nasional

Tidak disebutkan secara spesifik, hanya terdapat

pengarahan terhadap pembangunan perkotaan

Terdapat dalam Buku III RPJMN 2015-2019,

termasuk dalam lokasi prioritas KSN sebagai

pusat pertumbuhan wilayah di wilayah Sumatera.

Telah ditetapkan dalam Perpres Nomor 55 Tahun

2011 Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan

Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa dan

Talakar sebagai Kawasan Perkotaan

Mamminasata

Aspek ekonomi belum sesuai arahan RTR KSN,

dikarenakan skala perekonomian di perkotaanya

belum mempengaruhi secara nasional maupun

internasional. Skala pelayanan jaringan

Page 43: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

35 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

No Aspek Kriteria KSN Eksisting KSN Mebidangro

prasarana transportasi, energi, telekomunikasi,

suber daya air, serta prasarana perkotaan telah

sesuai dengan RTR KSN, hanya perlu adanya

peningkatan secara kualitas. Keterpaduan secara

aspek lingkungan, telah ada kesesuaian karena

tetap mempertimbangkan kawasan lindung di

Perkotaan Mebidangro. Akan tetapi, terdapat

kendala akibat belum adanya RDTR untuk

beberapa kabupaten/kota.

2 Fisik

Lingkungan

Wilayah yang termasuk

KSN memiliki

administrasi dan luas

yang jelas

Memiliki kajian mitigasi

bencana untuk wilayah

yang termasuk dalam

deliniasi KSN

Wilayah KSN memiliki

Kajian Lingkungan

Hidup Strategis

Adanya perbedaan deliniasi wilayah KSN

Perkotaan berdasarkan RTR KSN dengan RTRW

Provinsi Sumatera Utara. Kawasan Perkotaan

Mebidangro berdasarkan Perpres No 62 tahun

2011 meliputi Kota Medan, Kawasan Perkotaan

Binjai di Kota Binjai, Kawasan Perkotaan

Hamparan Perak, Singgal, Tanjung Morawa,

Percut Sei Tuan, Pancur Batu, Lubuk Pakam dan

Galang di Kabupaten Deli Serdang, serta Kawasan

Perkotaan Berastagi di Kabupaten Karo.

Berdasarkan RTRW Provinsi Sumatera Utara

terdapat kawasan strategis kepentingan ekonomi

yang didalamnya memasukkan Kabupaten

Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tingg

Meski memiliki potensi risiko bencana banjir

(Kota Medan, Deli serdang) dan letusan gunung

api (Kab.Karo), KSN ini belum memiliki kajian

mitigasi bencana.

Belum memiliki kajian KLHS

3 Konektivitas

Ekonomi

KSN memiliki potensi

komoditi untuk

kepentingan nasional

KSN memiliki

kontribusi ekonomi

nasional (ditunjukkan

dengan kontribusi

PDRB secara nasional)

KSN memiliki

kontribusi ekonomi

regional (ditunjukkan

dengan adanya

hubungan supply-

demand dengan

provinsi lain)

CPO yang didapatkan dari perkebunan kelapa

sawit yang salah satunya berada di Kab. Deli

Serdang mampu bersaing secara

internasional.Belum memiliki kontribusi besar

dalam PDRB nasional, namun telah menjadi pintu

gerbang ekspor dan impor terutama Indonesia

bagian timur

Aspek ekonomi belum sesuai arahan RTR KSN,

dikarenakan skala perekonomian di perkotaanya

belum mempengaruhi secara nasional maupun

internasional. Akan tetapi memiliki potensi pada

olahan kelapa sawit yang mampu memberi

kontribusi besar terhadap ekonomi nasional.

KOmoditi CPO menjadi salah satau kontribusi

ekonomi secara regional untuk provinsi lainnya.

4 Aksesbilitas

dan

Infrastruktur

Wilayah KSN telah

didukung dengan

pelabuhan

internasional

Wilayah KSN telah

Dalam Lampiran IV RTRWN disebutkan

Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan

sebagai simpul transportasi laut nasional, dengan

status pelabuhan internasional. Terdapat Kuala

Tanjung Hub International Seaport, termasuk

Page 44: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

36 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

No Aspek Kriteria KSN Eksisting KSN Mebidangro

didukung dengan

bandar udara

internasional

Wilayah KSN telah

didukung dengan

jaringan jalan nasional

Wilayah KSN telah

didukung dengan

sumber dan jaringan

energi listrik

Wilayah KSN telah

didukung dengan

jaringan

telekomunikasi

dalam KI Kuala Tanjung.

Saat ini sudah terdapat Bandara Internasional

Kualanamu yang berada di Kab.Deli Serdang yang

mendukung kegiatan perekonomian Provinsi

Sumatera Utara, khususnya Kota Medan dan

Kab.Deli Serdang, serta kegiatan bilateral dan

multilateral

Terdapat jalan arteri primer yang

menghubungkan Medan - Binjai (RTRWN PP

26/2008) dan Medan - Lubuk Pakam (Kepmen

369/KPTS/M/2005). Terdapat jalan kolektor

primer Medan - Kabanjahe (KM49/2008 RPJP

Dephub 2005-2025).

Sudah memiliki sumber dan jaringan listrik

Sudah memiliki jaringan telekomunikasi

5 Sosial-Budaya Telah memiliki forum

komunikasi atau

koordinasi dengan

masyarakat lokal

(daerah) yang berada

di dalam wilayah KSN

maupun sekitarnya

Telah memiliki forum

komunikasi atau

koordinasi dengan

pemerintah setempat

yang berada di dalam

wilayah KSN

Belum memiliki forum komunikasi tersendiri

Belum memiliki forum komunikasi tersendiri

6 Kelembagaan Wilayah yang

termasuk KSN telah

memiliki kesepakatan

dalam pengelolaan

KSN

KSN telah memiliki

kelembagaan

pengelolaan kawasan

Kelembagaan KSN

memiliki ketersediaan

instrument/ dokumen

pendukung (Data

potensi, RDTR atau

dokumen rencana

terkait)

Dalam keberjalanan kelembagaan KSN di

Mebidangro masih terkendala berbagai

permasalahan, diantaranya terkait mandat dan

fungsi badan kerjasama, pelayanan, komitmen

dan pemahaman.

Adanya pembentukan Kelembagaan Badan

Kerjasama Pengelolaan Kawasan Perkotaan

Mebidangro berdasarkan Peraturan Gubernur

no.5 Tahun 2016. Kelembagaan ini ditujukan

untuk memfasilitasi kebutuhan kerjasama dalam

hal aspek pengoperasian dan pemeliharan;

peningkatan kinerja pengelolaan; serta

pengembangan sarana dan prasarana.

Belum ada ketersediaan dokumen pendukung

yang memadai.

Sumber : Hasil Analisis 2016

Page 45: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

37 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

Dari penjelasan tabel untuk masing-masing KSN Perkotaan Mebidangro dan KSN

Mamminasata, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa hal yang perlu untuk ditingkakan

dan dipenuhi kriterianya. Hal ini untuk melancarkan proses pengembangan dan

pembangunan KSN berikutnya. Berikut ini adalah kesimpulan dari rekomendasi untuk

penetapan KSN Perkotaan.

Tabel 13 Rekomendasi Prioritas KSN Perkotaan

No Aspek Kriteria KSN Eksisting KSN

Mamminasata

KSN

Mebidangro

1 Kebijakan Tercantum dalam RTRW

Nasional

Tercantum dalam RPJP Nasional

Tercantum dalam RPJM

Nasional

Tercantum dalam kebijakan

sektoral pada level nasional

Telah memiliki Peraturan

Presiden

Arah pengembangan KSN telah

sesuai dengan arahan kebijakan

terkait

V

V

V

V

V

-

V

V

V

V

V

-

2 Fisik

Lingkungan

Wilayah yang termasuk KSN

memiliki administrasi dan luas

yang jelas

Memiliki kajian mitigasi bencana

untuk wilayah yang termasuk

dalam deliniasi KSN

Wilayah KSN memiliki Kajian

Lingkungan Hidup Strategis

V

-

-

-

-

-

3 Konektivitas

Ekonomi

KSN memiliki potensi komoditi

untuk kepentingan nasional

KSN memiliki kontribusi

ekonomi nasional (ditunjukkan

dengan kontribusi PDRB secara

nasional)

KSN memiliki kontribusi

ekonomi regional (ditunjukkan

dengan adanya hubungan

supply-demand dengan

provinsi lain)

V

-

V

V

-

V

4 Aksesbilitas

dan

Infrastruktur

Wilayah KSN telah didukung

dengan pelabuhan

internasional

Wilayah KSN telah didukung

dengan bandar udara

V

V

V

V

Page 46: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

38 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

No Aspek Kriteria KSN Eksisting KSN

Mamminasata

KSN

Mebidangro

internasional

Wilayah KSN telah didukung

dengan jaringan jalan nasional

Wilayah KSN telah didukung

dengan sumber dan jaringan

energi listrik

Wilayah KSN telah didukung

dengan jaringan

telekomunikasi

V

V

V

V

V

V

5 Sosial-Budaya Telah memiliki forum

komunikasi atau koordinasi

dengan masyarakat lokal

(daerah) yang berada di dalam

wilayah KSN maupun

sekitarnya

Telah memiliki forum

komunikasi atau koordinasi

dengan pemerintah setempat

yang berada di dalam wilayah

KSN

-

-

-

-

6 Kelembagaan Wilayah yang termasuk KSN

telah memiliki kesepakatan

dalam pengelolaan KSN

KSN telah memiliki

kelembagaan pengelolaan

kawasan

Kelembagaan KSN memiliki

ketersediaan instrument/

dokumen pendukung (Data

potensi, RDTR atau dokumen

rencana terkait)

V

V

-

V

V

-

Sumber : Hasil Analisis 2016

Hasil pada tabel kesimpulan tersebut, dapat diketahui bagaimana kesiapan dari KSN

perkotaan Mebidangro dan Mamminasata dalam pengembangan dan pembangunan KSN

kedepan. Hasil kesimpulan menunjukkan bahwa KSN Mamminasata dapat menjadi prioritas

dalam pembangunan KSN Perkotaan kedepan. Rekomendasi penetapan KSN berdasarkan

kriteria perkotaan, adalah;

1. KSN Mamminasata

2. KSN Mebidangro

Page 47: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

39 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

4.2. Prioritas KSN Perbatasan

Hasil overlay menunjukkan bahwa untuk fokus pengembangan wilayah melalui

kawasan strategis pada periode ini, salah satunya adalah KSN tipologi perbatasan, yang

terbagi menjadi perbatasan darat dan laut. kebijakan pengembangan daerah tertinggal dan

kawasan perbatasan. Arah kebijakan pengembangan kawasan perbatasan adalah

mewujudkan perbatasan sebagai halaman depan negara berdaulat berdaya saing dan aman.

Di dalam KSN terdapat tipologi perbatasan yang wilayahnya termasuk dalam RPJMN sebagai

Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Kawasan PerbatasanTipologi perbatasan memiliki

karakteristik tersendiri karena terkait pemerataan kesejahteraan dan keamanan nasional.

Khusus untuk perbatasan dibedakan berdasarkan perbatasan darat dan laut.

Tabel 14 Prioritas KSN Perbatasan Laut Sulawesi

No Aspek Kriteria KSN Perbatasan Laut KSN Perbatasan Laut Sulawesi

1 Kebijakan Ditentukan oleh pemerintah

pusat karena terkait batas

negara/ militer

Tercantum dalam RTRW

Nasional

Tercantum dalam RPJP

Nasional

Tercantum dalam RPJM

Nasional

Telah memiliki Peraturan

Presiden

Ditentukan oleh pemerintah

pusat

Tercantum dalam RTRWN

Tercantum dalam RPJPN 2005-

2025 terkait perbatasan

Tercantum dalam RPJMN

2015-2019

Belum memiliki peraturan

presiden

2 Fisik Lingkungan Wilayah yang termasuk KSN

memiliki administrasi dan luas

yang jelas

Memiliki kajian mitigasi

bencana untuk wilayah yang

termasuk dalam deliniasi KSN

Upaya pencegahan eksploitasi

sumber daya lokal di

perbatasan laut

KSN Perbatasan Laut memiliki

deliniasi wilayah yang jelas

Yaitu Kep. Sangihe dan Kep.

Talaud,

Beberapa wilayah rawan

bencana sudah disediakan

early warning system. Simulasi

juga sudah seding diadakan.

Hanya saja penanganan pasca

bencana masih belum berjalan

dengan baik karena

penanganan yang kurang

gesit.

Belum ada prosedur khusus

untuk pencegahan eksploitasi

SDA, masih terjadi Praktek

illegal fishing

3 Konektivitas

Ekonomi

KSN memiliki potensi komoditi

untuk kepentingan nasional

Memiliki kesepakatan dalam

pemanfaatan sumber daya

alam yang bersinggungan

Seluruh KSN Perbatasan

memiliki fungsi sebagai

pertahanan dan keamanan

negara yang berhadapan

langsung dengan negara

Page 48: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

40 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

No Aspek Kriteria KSN Perbatasan Laut KSN Perbatasan Laut Sulawesi

dengan perbatasan Negara

Lain

tetangga

Belum ada

4 Aksesbilitas dan

Infrastruktur

Wilayah KSN memiliki sarana

dan transportasi laut yang

menguhubungkan antar pulau

Wilayah KSN memiliki sarana

dan prasarana traportasi yang

menghubungkan dengan

pulau utama

Frekuensi transportasi publik

menuju dan keluar KSN

Perbatasan lebih rutin.

Wilayah KSN telah didukung

dengan sumber dan jaringan

energi listrik

Wilayah KSN telah didukung

dengan jaringan

telekomunikasi

Sudah ada

Sudah ada

Belum rutin

Wilayah yang berada di

perbatasan memiliki

keterbatasan dalam

penyediaan listrik.

Berdasarkan survey

lapangan, tenaga listrik yang

digunakan masih terbatas

dengan ketersediaan yang

sangat kurang.

Sebagai wilayah perbatasan,

memiliki komunikasi

langsung dengan Istana

Negara karena menyangkut

pertahanan dan keamanan

negara.

5 Sosial-Budaya Telah memiliki koordinasi dan

kesepakatan dengan Negara

Perbatasan terkait

unregistered citizen

Telah memiliki prosedural

keamanan yang lebih ketat

untuk menjaga kedaulatan

negara

Belum

Belum

6 Kelembagaan Wilayah yang termasuk KSN

telah memiliki kesepakatan

dalam pengelolaan KSN

KSN telah memiliki

kelembagaan pengelolaan

kawasan

Belum memiliki kesepakatan

Kawasan perbatasan masih

dikelola oleh BNPP

Sumber : Hasil Analisis 2016

Tabel 15 Rekomendasi Prioritas KSN Perbatasan Laut

No Aspek Kriteria KSN Perbatasan Laut KSN Perbatasan

Laut Sulawesi

1 Kebijakan Ditentukan oleh pemerintah pusat karena

terkait batas negara/ militer

Tercantum dalam RTRW Nasional

Tercantum dalam RPJP Nasional

Tercantum dalam RPJM Nasional

Telah memiliki Peraturan Presiden

V

V

V

V

-

Page 49: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

41 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

No Aspek Kriteria KSN Perbatasan Laut KSN Perbatasan

Laut Sulawesi

2 Fisik Lingkungan Wilayah yang termasuk KSN memiliki

administrasi dan luas yang jelas

Memiliki kajian mitigasi bencana untuk

wilayah yang termasuk dalam deliniasi

KSN

Upaya pencegahan eksploitasi sumber

daya lokal di perbatasan laut

V

-

-

3 Konektivitas

Ekonomi

KSN memiliki potensi komoditi untuk

kepentingan nasional

Memiliki kesepakatan dalam

pemanfaatan sumber daya alam yang

bersinggungan dengan perbatasan

Negara Lain

V

-

4 Aksesbilitas dan

Infrastruktur

Wilayah KSN memiliki sarana dan

transportasi laut yang menguhubungkan

antar pulau

Wilayah KSN memiliki sarana dan

prasarana traportasi yang

menghubungkan dengan pulau utama

Frekuensi transportasi publik menuju dan

keluar KSN Perbatasan lebih rutin.

Wilayah KSN telah didukung dengan

sumber dan jaringan energi listrik

Wilayah KSN telah didukung dengan

jaringan telekomunikasi

V

V

-

5 Sosial-Budaya Telah memiliki koordinasi dan

kesepakatan dengan Negara Perbatasan

terkait unregistered citizen

Telah memiliki prosedural keamanan

yang lebih ketat untuk menjaga

kedaulatan negara

-

-

6 Kelembagaan Wilayah yang termasuk KSN telah

memiliki kesepakatan dalam pengelolaan

KSN

KSN telah memiliki kelembagaan

pengelolaan kawasan

-

-

Sumber : Hasil Analisis 2016

Dari penjelasan tabel dapat diketahui bahwa terdapat beberapa hal yang perlu untuk

ditingkakan dan dipenuhi kriterianya. Hal ini untuk melancarkan proses pengembangan dan

pembangunan KSN berikutnya. Berikut ini adalah kesimpulan dari rekomendasi untuk

penetapan KSN Perbatasan. Hasil pada tabel kesimpulan, dapat diketahui bagaimana

kesiapan dari KSN Perbatasan Laut Sulawesi dalam pengembangan dan pembangunan KSN

kedepan dan demi menjaga kedaultan NKRI.

Page 50: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

42 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

Tabel 16 Prioritas KSN Perbatasan Darat NTT

No Aspek Kriteria KSN

Perbatasan Darat

KSN Perbatasan Darat NTT

1 Kebijakan Ditentukan oleh

pemerintah pusat

karena terkait batas

negara/ militer

Tercantum dalam

RTRW Nasional

Tercantum dalam

RPJP Nasional

Tercantum dalam

RPJM Nasional

Telah memiliki

Peraturan Presiden

Ditentukan oleh pemerintah pusat

karena terkait batas negara/ militer.

Tercantum

Tercantum

Fokus Pengembangan Kawasan

Perbatasan di Wilayah Nusa

Tenggara diarahkan pada

pengembangan Pusat Kegiatan

Strategis Nasional (PKSN) di Wilayah

Nusa Tenggara, yaitu PKSN Atambua,

PKSN Kefamenanu dan PKSN

Kalabahi

Dasar Hukum KSN Perbatasan negara

di Provinsi Nusa Tenggara Timur

yakni Perarturan Presiden Nomor

179 Tahun 2014

2 Fisik Lingkungan Wilayah yang

termasuk KSN

memiliki administrasi

dan luas yang jelas

Memiliki kajian

mitigasi bencana

untuk wilayah yang

termasuk dalam

deliniasi KSN

Upaya pencegahan

eksploitasi sumber

daya lokal di

perbatasan darat

Deliniasi secara administrasi

Kawasan perbatasan di Provinsi NTT

tertuang dalam Perpres Nomor 179

Tahun 2014 baik wilayah darat

maupun laut yang terdiri dari 88

distrik. Namun tidak tertulis nominal

luasan deliniasi dari KSN perbatasan

di Provinsi NTT.

Provinsi Nusa Tenggara Timur

memiliki Perda Nomor 16 Tahun

2008 tentang penanggulangan

bencana yang bersifat umum

memberikan arah kebijakan

penyelenggaraan penanggulana

bencana namun tidak spesifik pada

wilayah KSN Perbatasan. Namun

dalam RTR KSN perbatasan Prov. NTT

telah memerhatikan kerawanan

bencana (pola dan struktur ruang)

guna menggulangi resiko di masa

mendatang. Sehingga wilayah KSN

perbatasan Prov. NTT membutuhkan

rencana aksi penanggulangan resiko

bencana yang turut menjabarkan

kebijakan dan program pada wilayah

perbatasan itu sendiri mengingat

wilayah NTT memiliki kerawanan

bencana geologi dan klimatologis

yang cukup tinggi.

Page 51: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

43 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

No Aspek Kriteria KSN

Perbatasan Darat

KSN Perbatasan Darat NTT

Belum memiliki prosedural

3 Konektivitas

Ekonomi

KSN memiliki

potensi komoditi

untuk kepentingan

nasional

Memiliki

kesepakatan dalam

pemanfaatan

sumber daya alam

yang bersinggungan

dengan perbatasan

Negara Lain

Kondisi alam NTT berupa wilayah

kepulauan memiliki keunggulan

kekayaan alam meliputi komoditas

agrikultur, peternakan, perikanan

dan kelautan serta dari sisi

pariwisata

Belum memiliki kesepakatan

4 Aksesbilitas dan

Infrastruktur

Wilayah KSN

memiliki sarana dan

transportasi darat

Frekuensi

transportasi publik

menuju dan keluar

KSN Perbatasan

lebih rutin.

Wilayah KSN telah

didukung dengan

sumber dan jaringan

energi listrik

Wilayah KSN telah

didukung dengan

jaringan

telekomunikasi

Sudah memiliki

Belum rutin

Jaringan kelistrikan di Prov. NTT dan

wilayah KSN perbatasan NTT telah

didukung oleh kapal pembangkit

listrik dari pemerintah pusat dan

pembangunan saluran udara tingkat

menengah (SUTM) dan saluran kabel

tingkat menengah (SKTM)

jaringan telekomunikasi di sebagian

daerah perbatasan telah didukung

oleh sinyal telepon genggam dan

kantor pos

5 Sosial-Budaya Telah memiliki

koordinasi dan

kesepakatan dengan

Negara Perbatasan

terkait unregistered

citizen

Telah memiliki

prosedural

keamanan yang

lebih ketat untuk

menjaga kedaulatan

negara.

Belum

Belum

6 Kelembagaan Wilayah yang

termasuk KSN telah

memiliki

kesepakatan dalam

pengelolaan KSN

KSN telah memiliki

kelembagaan

Belum ada kesepakatan pengelolaan

wilayan perbatasan antara Wilayah

Atambua, Wiayah Kefamenanu dan

Wilayah Kalabahi

Sudah terbangun tiga PLBN di

Wilayah Perbatasan NTT (Motaain,

Wini dan Motamasain) yang dapat

Page 52: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

44 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

No Aspek Kriteria KSN

Perbatasan Darat

KSN Perbatasan Darat NTT

pengelolaan

kawasan

berkomunikasi dengan pemerintah

pusat. Lembaga yang menjadi

pengelola kawasan perbatasan saat

ini yakni Badan Pengelola Kawasan

Perbatasan Daerah (BPPD) NTT yang

berkoordinasi dengan Badan

Nasional Pengelolaan Perbatasan

yang ada di wilayah tersebut.

Namun peran dari lembaga ini masih

perlu diperkuat dalam menjalin

hubungan ke pemerintah pusat dan

dengan daerah yang berbatasan

serta adanya isu penutupan dari

BPPD NTT turut menjadi perhatian

Sumber : Hasil Analisis 2016

Tabel 17 Prioritas KSN Perbatasan Darat Kalimantan

No Aspek Kriteria KSN

Perbatasan Darat

KSN Perbatasan Darat Kalimantan

1 Kebijakan Ditentukan oleh

pemerintah pusat

karena terkait batas

negara/ militer

Tercantum dalam

RTRW Nasional

Tercantum dalam

RPJP Nasional

Tercantum dalam

RPJM Nasional

Telah memiliki

Peraturan Presiden

Ditentukan oleh pemerintah pusat

karena terkait batas negara/ militer.

Tercantum

Tercantum

Pulau Kalimantan masuk dalam

pengembangan kawasan perbatasan

yakni di Prov. Kalimantan Barat

meliputi Paloh-Aruk, Jagoibabang,

Nangabadau, Entikong dan Jasa, dan

di Prov. Kalimanatan Utarameliputi

Nunukan, Simanggaris, Long Midang

dan Long Pahangai.

Dasar Hukum KSN Perbatasan negara

di Pulau Kalimantan yakni Perarturan

Presiden Nomor 31 Tahun 2015

2 Fisik Lingkungan Wilayah yang

termasuk KSN

memiliki administrasi

dan luas yang jelas

Memiliki kajian

mitigasi bencana

untuk wilayah yang

termasuk dalam

deliniasi KSN

Upaya pencegahan

eksploitasi sumber

daya lokal di

Deliniasi secara administrasi tertuang

dalam Perpres Nomor 31 Tahun 2015

baik wilayah darat maupun laut yanh

terdiri dari 33 kecamatan. Namun

tidak tertulis nominal luasan deliniasi

dari KSN perbatasan di Pulau

Kalimantan.

Tidak ditemukan dokumen legal

terkait kajian mitigasi bencana untuk

wilayah KSN Perbatasan Kalimantan

baik Kalimantan Barat maupun Utara.

Namun dalam RTR KSN perbatasan

Page 53: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

45 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

No Aspek Kriteria KSN

Perbatasan Darat

KSN Perbatasan Darat Kalimantan

perbatasan darat Kalimantan telah memerhatikan

kerawanan bencana (pola dan

struktur ruang) guna menggulangi

resiko di masa mendatang. Sehingga

wilayah KSN perbatasan Kalimantan

(Utara dan Barat) membutuhkan

rencana aksi penanggulangan resiko

bencana yang turut menjabarkan

kebijakan dan program pada wilayah

perbatasan itu sendiri.

Belum memiliki prosedural

3 Konektivitas

Ekonomi

KSN memiliki

potensi komoditi

untuk kepentingan

nasional

Memiliki

kesepakatan dalam

pemanfaatan

sumber daya alam

yang bersinggungan

dengan perbatasan

Negara Lain

Baik Kalimantan Utara maupun

Kalimantan Barat memiliki potensi

hutan produksi (kayu) yang cukup

melimpah dan cukup strategis di pasar

nasional, namun masih terdapat

praktik illegal logging terhadap kayu

produksi daerah.

Belum memiliki kesepakatan

4 Aksesbilitas dan

Infrastruktur

Wilayah KSN

memiliki sarana dan

transportasi darat

Frekuensi

transportasi publik

menuju dan keluar

KSN Perbatasan

lebih rutin.

Wilayah KSN telah

didukung dengan

sumber dan jaringan

energi listrik

Wilayah KSN telah

didukung dengan

jaringan

telekomunikasi

Sudah memiliki

Belum rutin

Pembangunan terhadap prasarana

jaringan kelistrikan di area perbatasan

wilayah Pulau Kalimantan terus

dijalankan di beberapa daerah

khususnya pada daerah yang memiliki

akses jaringan jalan, namun

ketersediaan dan kapasitasnya masih

belum merata dan pas-pasan. di sisi

pemerintah sendiri telah berniat

melakukan kerjasama dengan

perusahaan malaysia dalam

penyediaan jaringan kelsitrikan

berupa travo

Jaringan telekomunikasi di area

perbatasan Kalimantan telah

didukung oleh 10 BTS dengan sinyal

2G (penghematan listrik) dan akan

ada 65 BTS di tahap konstruksi dan

pabrikasi

5 Sosial-Budaya Telah memiliki

koordinasi dan

kesepakatan dengan

Negara Perbatasan

Belum

Belum

Page 54: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

46 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

No Aspek Kriteria KSN

Perbatasan Darat

KSN Perbatasan Darat Kalimantan

terkait unregistered

citizen

Telah memiliki

prosedural

keamanan yang

lebih ketat untuk

menjaga kedaulatan

negara.

6 Kelembagaan Wilayah yang

termasuk KSN telah

memiliki

kesepakatan dalam

pengelolaan KSN

KSN telah memiliki

kelembagaan

pengelolaan

kawasan

Belum ada kesepakatan pengelolaan

wilayah perbatasan baik dari wilayah

perbatasan di Provinsi Kalimantan

Barat dan Kalimantan Utara

Sudah terbangun tiga PLBN di Wilayah

Perbatasan Kalimantan Barat

(Entikong, Aruk dan Nangabadau)

yang dapat berkomunikasi dengan

pemerintah pusat, sedangkan pos

yang ada di Kalimantan Utara kurang

memadai dalam melayani kebutuhan

publik di perbatasan. Lembaga yang

menjadi pengelola kawasan

perbatasan saat ini yakni Badan

Pengelola Kawasan Perbatasan

Daerah (BPPD) Kalbar dan BPPD

Kaltara yang berkoordinasi dengan

Badan Nasional Pengelolaan

Perbatasan yang ada di wilayah

tersebut. Namun peran dari lembaga

ini masih perlu diperkuat dalam

menjalin hubungan ke pemerintah

pusat dan dengan daerah yang

berbatasan

Sumber : Hasil Analisis 2016

Tabel 18 Prioritas KSN Perbatasan Darat Papua

No Aspek Kriteria KSN

Perbatasan Darat

KSN Perbatasan Darat Papua

1 Kebijakan Ditentukan oleh

pemerintah pusat

karena terkait batas

negara/ militer

Tercantum dalam

RTRW Nasional

Tercantum dalam

RPJP Nasional

Ditentukan oleh pemerintah pusat

karena terkait batas negara/ militer.

Tercantum

Tercantum

Fokus Pengembangan Kawasan

Perbatasan di Wilayah Papua

diarahkan pada pengembangan Pusat

Page 55: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

47 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

No Aspek Kriteria KSN

Perbatasan Darat

KSN Perbatasan Darat Papua

Tercantum dalam

RPJM Nasional

Telah memiliki

Peraturan Presiden

Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di

Wilayah Papua, yaitu PKSN Jayapura,

PKSN Tanah Merah,PKSN Merauke

Dasar Hukum KSN Perbatasan negara

di Provinsi Papua yakni Perarturan

Presiden Nomor 32 Tahun 2015

2 Fisik Lingkungan Wilayah yang

termasuk KSN

memiliki administrasi

dan luas yang jelas

Memiliki kajian

mitigasi bencana

untuk wilayah yang

termasuk dalam

deliniasi KSN

Upaya pencegahan

eksploitasi sumber

daya lokal di

perbatasan darat

Deliniasi secara administrasi Kawasan

perbatasan di Provinsi Papua tertuang

dalam Perpres Nomor 32 Tahun 2015

baik wilayah darat maupun laut yang

terdiri dari 85 distrik. Namun tidak

tertulis nominal luasan deliniasi dari

KSN perbatasan di Provinsi Papua.

Tidak ditemukan dokumen legal

terkait kajian mitigasi bencana untuk

wilayah KSN Perbatasan Prov. Papua,

Namun dalam RTR KSN perbatasan

Prov. Papua telah memerhatikan

kerawanan bencana (pola dan

struktur ruang) guna menggulangi

resiko di masa mendatang. Sehingga

wilayah KSN perbatasan Prov. Papua

membutuhkan rencana aksi

penanggulangan resiko bencana yang

turut menjabarkan kebijakan dan

program pada wilayah perbatasan itu

sendiri.

Belum memiliki prosedural

3 Konektivitas

Ekonomi

KSN memiliki

potensi komoditi

untuk kepentingan

nasional

Memiliki

kesepakatan dalam

pemanfaatan

sumber daya alam

yang bersinggungan

dengan perbatasan

Negara Lain

Kekhasan dari Tanah Papua yakni

keunggulan dari segi komoditas

tambang seperti emas, bauksit, nikel

dan tembaga. Luasnya tanah di

Provinsi Papua yang belum terkelola

dengan optimal memiliki potensi

pengembangan beragam komoditas

yang didukung oleh keragaman fauna

yang ada.

Belum memiliki kesepakatan

4 Aksesbilitas dan

Infrastruktur

Wilayah KSN

memiliki sarana dan

transportasi darat

Frekuensi

transportasi publik

menuju dan keluar

KSN Perbatasan

lebih rutin.

Sudah memiliki

Belum rutin

Prasarana kelistrikan di Wilayah

Perbatasan Papua beberapa sudah

dicapai oleh PLN Papua, sebagian

sudah dibantu oleh genset dan

sebagian lainnya masih terisolasi dari

sumber listrik yang memadai. Dan

Page 56: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

48 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

No Aspek Kriteria KSN

Perbatasan Darat

KSN Perbatasan Darat Papua

Wilayah KSN telah

didukung dengan

sumber dan jaringan

energi listrik

Wilayah KSN telah

didukung dengan

jaringan

telekomunikasi

beberapa wilayah yang telah terlayani

belum 24 jam

Pemerintah pusat dan daerah telah

mengusahakan pembangunan

infrastruktur penjernihan air bersih di

beberapa wilayah perbatasan papua,

hanya saja ketersediaan air bersih

yang disediakan belum mencukup

kebutuhan dan belum merata ke

seluruh wiayah perbatasan

5 Sosial-Budaya Telah memiliki

koordinasi dan

kesepakatan dengan

Negara Perbatasan

terkait unregistered

citizen

Telah memiliki

prosedural

keamanan yang

lebih ketat untuk

menjaga kedaulatan

negara.

Belum

Belum

6 Kelembagaan Wilayah yang

termasuk KSN telah

memiliki

kesepakatan dalam

pengelolaan KSN

KSN telah memiliki

kelembagaan

pengelolaan

kawasan

Belum ada kesepakatan pengelolaan

wilayan perbatasan antara Wilayah

Jayapura, Wiayah Tanah Merah dan

Wilayah Merauke

Sudah terbangun tiga PLBN di Wilayah

Perbatasan NTT (Motaain, Wini dan

Motamasain) yang dapat

berkomunikasi dengan pemerintah

pusat. Lembaga yang menjadi

pengelola kawasan perbatasan saat

ini yakni Badan Pengelola Kawasan

Perbatasan Daerah (BPPD) Papua

yang berkoordinasi dengan Badan

Nasional Pengelolaan Perbatasan

yang ada di wilayah tersebut. Namun

peran dari lembaga ini masih perlu

diperkuat dalam menjalin hubungan

ke pemerintah pusat dan dengan

daerah yang berbatasan

Sumber : Hasil Analisis 2016

Dari penjelasan tabel dapat diketahui bahwa terdapat beberapa hal yang perlu untuk

ditingkakan dan dipenuhi kriterianya. Hal ini untuk melancarkan proses pengembangan dan

pembangunan KSN perbatasan, baik batas darat maupun laut. Hasil pada tabel kesimpulan,

Page 57: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

49 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

dapat diketahui bagaimana kesiapan dari KSN Perbatasan Darat dalam pengembangan dan

pembangunan KSN kedepan dan demi menjaga kedaultan NKRI.

Tabel 19 Rekomendasi KSN Perbatasan Darat

No Aspek Kriteria KSN

Perbatasan Darat

KSN

Perbatasan

Darat NTT

KSN

Perbatasan

Kalimantan

KSN

Perbatasan

Darat Papua

1 Kebijakan Ditentukan oleh pemerintah pusat karena terkait batas negara/ militer

Tercantum dalam RTRW Nasional

Tercantum dalam RPJP Nasional

Tercantum dalam RPJM Nasional

Telah memiliki Peraturan Presiden

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

2 Fisik Lingkungan Wilayah yang termasuk KSN memiliki administrasi dan luas yang jelas

Memiliki kajian mitigasi bencana untuk wilayah yang termasuk dalam deliniasi KSN

Upaya pencegahan eksploitasi sumber daya lokal di perbatasan darat

V - -

V - -

V - -

3 Konektivitas Ekonomi

KSN memiliki potensi komoditi untuk kepentingan nasional

Memiliki kesepakatan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang bersinggungan dengan perbatasan Negara Lain

- -

V -

V -

4 Aksesbilitas dan Infrastruktur

Wilayah KSN memiliki sarana dan transportasi darat

Frekuensi transportasi publik menuju dan keluar KSN Perbatasan

V -

V -

V -

Page 58: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

50 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

No Aspek Kriteria KSN

Perbatasan Darat

KSN

Perbatasan

Darat NTT

KSN

Perbatasan

Kalimantan

KSN

Perbatasan

Darat Papua

lebih rutin.

Wilayah KSN telah didukung dengan sumber dan jaringan energi listrik

Wilayah KSN telah didukung dengan jaringan telekomunikasi

V

V

-

V

V -

5 Sosial-Budaya Telah memiliki koordinasi dan kesepakatan dengan Negara Perbatasan terkait unregistered citizen

Telah memiliki prosedural keamanan yang lebih ketat untuk menjaga kedaulatan negara.

- -

- -

- -

6 Kelembagaan Wilayah yang termasuk KSN telah memiliki kesepakatan dalam pengelolaan KSN

KSN telah memiliki kelembagaan pengelolaan kawasan

-

V

-

V

-

V

Sumber : Hasil Analisis 2016

Hasil pada tabel kesimpulan tersebut, dapat diketahui bagaimana kesiapan dari KSN

perbatasan darat dalam pengembangan dan pembangunan KSN kedepan. Hasil kesimpulan

menunjukkan bahwa KSN Perbatasan Darat Kalimantan dan NTT lebih siap dibandingkan

dengan KSN Perbatasan di Papua. Namun, khusus untuk kasus KSN Perbatasan baik darat

maupun laut disarankan untuk menjadi selalu prioritas negara. Hal ini dikarenakan kawasan

perbatasna sangat berkaitan erat dengan kedaultan negara dan keamanan NKRI. Oleh sebab

itu, perlu adanya peningkatan komponen yang dapat mendukung keberjalanan KSN

Perbatasan melalui pemenuhan kriteria-kriteria perbatasan yang telah dicantumkan.

Page 59: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan

51 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas

DAFTAR PUSTAKA

Alstadt, Brian. 2011. The Relationship of Transportation Access and Connectivity to Local

Economic Outcomes : A Statistical Analysis. Boston, USA.

Benson, Lutz dan Thiemo W.Eser. 2001. Criteria for the Spatial Differentiaion of the EU

Territory : Economic Strength. Study Programme on European Spatial Planning.

Germany.

Eskelinen, Heikki dan Michael Wegener. Criteria for the Spatial Differentiaion of the EU

Territory : Geographical Position. Study Programme on European Spatial Planning.

Germany.

Feiock, R.C. 2005. Institutional Collective Action and Local Governance. Paper presented at

The Innovative Governance Salon, University of Southern California, 25 April 2005.

Fraenkel, Jack R., Norman E. Wallen, dan Helen H. Hyun. 2012. How to Design and Evaluate

Research in Education: Eight Edition. New York: McGraw-Hills

Grigg, S Neil. 1988. Infrastructure Enginering and Management . Canada

Grigg, S Neil. 2010. Infrastructure Finance. John Wiley & Sons. Canada

Kustiwan, Iwan, dan Nia K. Pontoh. 2009. Pengantar Perencanaan Perkotaan. Bandung:

Penerbit ITB.

Sugiyono, Prof. Dr. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Song, Lili, and Marina Van Geenhuizen. Port Infrastructure Investment And Regional

Economic Growth In China : Panel Evidence In Port And Provinces. Transport Policy

36 (2014) 173-183

Winarso, Haryo., et al. 2006. Metropolitan di Indonesia : Kenyataan dan Tantangan dalam

Penataan Ruang. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Departemen Pekerjaan

Umum : Jakarta

Yunus, Hadi Sabari. 2010. Megapolitan: Konsep, Problematika, dan Prospek (Cetakakan II).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 60: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan
Page 61: TIM PENYUSUN LAPORAN - Kementerian … daerah. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Terdapat 15 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 14 Kawasan