ti 12 def atri yuliansyah-12312151-wanita sholehah dalam ajaran islam
DESCRIPTION
Tugas akhir mata kuliah Pendidikan Agama IslamTRANSCRIPT
WANITA SHOLEHAH Dalam Ajaran Islam
Program Study : Pendidikan Agama (PTT 103)
Disusun oleh :
Nama : ATRI YULIANSYAH
NIP : 12312151
Kelas : TI 12 DEF
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam ii
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Wr.Wb.
Dengan Mengucap Syukur Alhamdulillah Berkat Rahmat Allah SWT,
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan tugas mata kuliah Pendidikan Agama
(PTT 103) ini. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas pembuatan tugas papper
mata kuliah Pendidikan Agama (PTT 103) dengan bahasan pokok materi “Wanita
Solehah Dalam Ajaran Islam”.
Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun
hadapi, namun dengan semangat dan dibantu semua pihak akhirnya penyusunan
tugas ini terselesaikan.
Dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada
Bapak Rozi, S.Ag. selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Agama yang telah
membantu mengarahkan dan memberi batasan penyusunan materi makalah, serta
terima kasih pula rekan-rekan mahasiswa kelas TI 12 DEF jurusan Teknik
Informatika angkatan 2012/2013 Perguruan Tinggi TEKNOKRAT Bandalampung
yang turut memberikan informasinya.
Penyusun sangat menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih jauh dari
sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan
agar dapat berbuat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan dapat
memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya.
Bandarlampung, Maret 2013
Penyusun
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam iii
DAFTAR ISI
COVER ··········································································· i
KATA PENGANTAR ························································· ii
DAFTAR ISI ···································································· iii
BAB I PENGANTAR ·························································· 1
1.1 Pengertian Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam ···················· 1
1.2 Dalil Al-Qur‟an &/ Al-Hadist Wanita Sholehah dalam
Ajaran Islam ······························································· 1
1.3 Latar Belakang ····························································· 6
1.4 Metode Penyusunan······················································· 7
BAB II PEMBAHASAN ······················································ 8
2.1 Dasar Pemikiran ··························································· 8
2.2 Fokus Tematik ····························································· 12
2.2.1 Dasar Pemahaman ·················································· 12
2.2.2 Pembahasan Tema ·················································· 13
2.2.3 Contoh Aplikasi dalam Kehidupan Muslim ···················· 23
BAB III PENUTUP ···························································· 25
3.1 Kesimpulan ································································· 25
3.2 Rekomendasi ······························································· 27
3.3 Refrensi ····································································· 28
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 1
BAB I
PENGANTAR
1.1 PENGERTIAN WANITA SHOLEHAH DALAM AJARAN ISLAM
Siapakah wanita sholehah itu ?
Wanita sholehah adalah wanita yang menjadikan Allah sebagai Robnya,
Muhammad nabinya, serta islam sebagai pedoman hidupnya. Wanita seperti itu
senantiasa selalu melaksanakan perintah ilahi dan menjauhi semua larangannya,
serta bangga dengan islam sehingga akhlaknya bercermin bedasarkan prinsip
islam, dan bukan menjadikan islam sebagai pegangan agama dalam KTP.
1.2 DALIL AL-QUR’AN &/ AL-HADIST WANITA SHOLEHAH DALAM
AJARAN ISLAM
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
بحبد ت حبفظبد لبزبد فبص غ ب حفظ ث للا
“Wanita (istri) shalihah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya
tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara mereka.” (An-Nisa: 34).
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan di antara sifat wanita shalihah adalah
taat kepada Allah dan kepada suaminya dalam perkara yang ma„ruf6 lagi
memelihara dirinya ketika suaminya tidak berada di sampingnya.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa„di rahimahullah berkata: “Tugas
seorang istri adalah menunaikan ketaatan kepada Rabbnya dan taat kepada
suaminya, karena itulah Allah berfirman: “Wanita shalihah adalah yang taat,”
yakni taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, “Lagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada.” Yakni taat kepada suami mereka bahkan ketika suaminya
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 2
tidak ada (sedang bepergian, pen.), dia menjaga suaminya dengan menjaga dirinya
dan harta suaminya.” (Taisir Al-Karimir Rahman, hal.177).
Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menghadapi permasalahan dengan
istri-istrinya sampai beliau bersumpah tidak akan mencampuri mereka selama
sebulan, Allah Subhanahu wa Ta'ala menyatakan kepada Rasul-Nya Shallallahu
'alaihi wa sallam:
سة عسى إ طمى اجب جذ أ شا أص خ ى بد س بد ؤ
أثىبسا ثجبد سآئحبد عبثذاد رآئجبد لبزبد
“Jika sampai Nabi menceraikan kalian,7 mudah-mudahan Tuhannya akan
memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kalian,
muslimat, mukminat, qanitat, taibat, „abidat, saihat dari kalangan janda ataupun
gadis.” (At-Tahrim: 5).
a) Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan beberapa sifat istri yang shalihah
yaitu:
Muslimat: wanita-wanita yang ikhlas (kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala),
tunduk kepada perintah Allah ta„ala dan perintah Rasul-Nya.
b) Mukminat: wanita-wanita yang membenarkan perintah dan larangan Allah
Subhanahu wa Ta'ala
c) Qanitat: wanita-wanita yang taat.
d) Taibat: wanita-wanita yang selalu bertaubat dari dosa-dosa mereka, selalu
kembali kepada perintah (perkara yang ditetapkan) Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam walaupun harus meninggalkan apa yang disenangi oleh hawa
nafsu mereka.
e) „Abidat: wanita-wanita yang banyak melakukan ibadah kepada Allah
Subhanahu wa Ta'ala (dengan mentauhidkannya karena semua yang dimaksud
dengan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam Al-Qur‟an adalah
tauhid, kata Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma).
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 3
f) Saihat: wanita-wanita yang berpuasa. (Al-Jami„ li Ahkamil Qur‟an, 18/126-127,
Tafsir Ibnu Katsir, 8/132).
g) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan:
شأح صذ إرا سب، ا ذ خ صب شب، حفظذ ش أطبعذ فشجب، جب، ص
ادخ :ب ل ج حا اة أي جخ أث شئذ ا
“Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan),
menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya:
Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai.”
(HR. Ahmad 1/191, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam
Shahihul Jami‟ no. 660, 661).
Dari dalil-dalil yang telah disebutkan di atas, dapatlah kita simpulkan bahwa sifat
istri yang shalihah adalah sebagai berikut:
1. Mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan mempersembahkan ibadah
hanya kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.
2. Tunduk kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala, terus menerus dalam
ketaatan kepada-Nya dengan banyak melakukan ibadah seperti shalat, puasa,
bersedekah, dan selainnya. Membenarkan segala perintah dan larangan Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
3. Menjauhi segala perkara yang dilarang dan menjauhi sifat-sifat yang rendah.
4. Selalu kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan bertaubat kepada-Nya
sehingga lisannya senantiasa dipenuhi istighfar dan dzikir kepada-Nya.
Sebaliknya ia jauh dari perkataan yang laghwi, tidak bermanfaat dan membawa
dosa seperti dusta, ghibah, namimah, dan lainnya.
5. Menaati suami dalam perkara kebaikan bukan dalam bermaksiat kepada Allah
Subhanahu wa Ta'ala dan melaksanakan hak-hak suami sebaik-baiknya.
6. Menjaga dirinya ketika suami tidak berada di sisinya. Ia menjaga
kehormatannya dari tangan yang hendak menyentuh, dari mata yang hendak
melihat, atau dari telinga yang hendak mendengar. Demikian juga menjaga
anak-anak, rumah, dan harta suaminya.
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 4
Sifat istri shalihah lainnya bisa kita rinci berikut ini berdasarkan dalil-dalil yang
disebutkan setelahnya:
1. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
أال أخجشو ثسبئى جخ؟ أ د ا د د ا د ا عؤ جب، عى ا ص
جب، ذ ف ذب رضع حزى جبءد غضت إرا ازى ص
ي رم ب أرق ال : رشضى رىح غض
“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi
penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu
kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi
suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata:
“Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun
Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy-Syaikh Al Albani
rahimahullah, no. 287)
2. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan
minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.
3. Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan
intim antara dia dan suaminya. Asma‟ bintu Yazid radhiallahu 'anha
menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu 'alaihi wa
sallam bertanya:
“Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya
dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang
mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua
diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Allah!
Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar
melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” Beliau Shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
ب رفعا، فال ره فئ ث طب اش طبخ م ك ف ش ابط فغشب طش
ظش
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 5
“Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan
yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara
manusia menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani
rahimahullah dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid
(pendukung) yang menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan).
4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga
bila suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
ش أخجشن أال ب ثخ شء،اي ىض شأح بحخ، ا ب ظش إرا اص ر إ سش
إرا شب إرا أطبعز أ ب غبة حفظز ع
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang
lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila
diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”.
(HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam
Al-Jami‟ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”).
5. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak
menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat
menghalangi suaminya untuk istimta„ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti
puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
ال شأح ح أ جب رص ص ذ ثئر إال شب
“Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada
(tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195
dan Muslim no. 1026).
6. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan
kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya
adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah
mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami
dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang
dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh,
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 6
kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya
dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR.
Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907).
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
ظش ال شأح إى للا جب رشىش ال ا ض رسزغ ال ع
“Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada
suaminya padahal dia membutuhkannya.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa.
Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 289).
7. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak
menolaknya tanpa alasan yang syar„i, dan tidak menjauhi tempat tidur
suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam:
ازي فس ب ثذ شأر ذع سج إى ا فزؤثى فشاش إال ع بء ف ازي وب ب سبخطب اس ع
ب شضى حزى ع
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami
memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan
yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR.
Muslim no.1436).
شأح ثبرذ إرا بجشح ا جب فشاش الئىخ عزب ص رشجع حزى ا
“Apabila seorang istri bermalam dalam keadaan meninggalkan tempat tidur
suaminya, niscaya para malaikat melaknatnya sampai ia kembali (ke
suaminya).” (HR. Al-Bukhari no. 5194 dan Muslim no. 1436).
1.3 LATAR BELAKANG
1. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas pembuatan tugas papper mata
kuliah Pendidikan Agama (PTT 103) dengan bahasan pokok materi
“Wanita Solehah Dalam Ajaran Islam”.
2. Mempelajari, memahami, dan mendalami makna dan pengertian dari
Wanita Sholehah dalam ajaran Islam.
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 7
1.4 METODE PENYUSUNAN
Dalam penyusunan laporan ini penyusun menggunakan metode pustaka
dimana metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari
pustaka yang berhubungan dengan materi penyusun laporan Wanita Sholehah
dalam Ajaran Islam, berupa buku informasi di internet.
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 8
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DASAR PEMIKIRAN
Penciptaan Hawa
Dalam satu kesempatan, Allah SWT berfirman kepada para Malaikat, "Kau
bawalah Adam itu ke langit untuk menghadap Aku, Tuhan yang Mahamulia lagi
Mahabesar."
Seluruh isi langit memuji Alllah SWT. Kemudian Tuhan melihat rupa Adam.
Setelah Adam dinobatkan sebagai khalifah, beliau kemudian diarak ke dalam
sorga Janatul Firdaus. Namun, di dalam sorga tak seorang pun dia melihat yang
serupa dengannya sebagai seorang manusia.
Adam a.s. ingin berisitirahat. Dia berbaring di atas lambung kanannya. Rasa
kantuk membuatnya tertidur. Allah SWT Maha Mengetahui isi hati setiap
makhluk-Nya. Demikian pula dengan keadaan Nabi Adam as., Allah SWT
mengetahui Adam a.s. berduka, karena tidak memiliki seorang teman yang sejenis
dengannya. Lalu diciptakanlah seorang manusia baru saat ia masih tidur. Ciptaan
yang baru itu adalah Hawa.
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 9
Tatkala ciptaan itu sudah berwujud, Adam a.s. terjaga. Dia terpesona
ketika melihat seseorang yang begitu indahnya telah berada di sisinya. Adam a.s.
pun ingin menjabat tangan Hawa Allah SWT segera melarangnya,
"Hai Adam, jangan engkau jabat dia dulu Aku akan nikahkan saja engkau dengan
dia."
Adam berkata “Bahwa seluruhnya itu adalah anugerah dari Allah SWT juga, dan
hamba-Mu menjunjung apa-apa (yang menjadi) perintah-Mu."
"Allah SWT memerintahkan para Malaikat, "Hai para Malaikat, bawalah oleh
kamu baki yang berisi emas, perak, mutiara, intan, dan manikam yang indah-
indah ke hadapan Adam dan Hawa. Bahwasanya Aku hendak menikahkan Adam
dengan Hawa."
Kemudian Allah SWT mengucapkan prakata menjelang pernikahan Adam dan
Hawa:
"Segala puji bagi Allah Ta‟ala yang sangat besar Kebesaran-Nya. Bahwa
seluruhnya itu telah percaya terhadap-Ku. Dan segala puji-pujian bagi kekasih-Ku
dan pesuruh-Ku Telah bersaksi seluruh malaikat-Ku dan seluruh isi langit-Ku, dan
seluruh malaikat yang menanggung „Arsy-Ku, bahwasanya telah Kunikahkan
hamba-Ku Adam dan Hawa di atas langit-Ku dengan kudrat-Ku. Bahwa Adam a.s.
mengucap tasbih terhadap Aku, dan membesarkan Aku, dan memuji terhadap Aku,
yaitu dengan kemuliaan ayat Kursi. Dan bersaksilah Aku bahwasanya Tiada
Tuhan yang menjadikan segala sesuatu, hanya Aku juga yang Maha Kuasa.
Bahwasanya Adam khalifah-Ku dan Hawa itu isterinya, dan berkenanlah ia
(Hawa) untuk mengasihinya (Adam), dan mereka seluruhnya beribadah kepada-
Ku. Dan telah membawa imanlah mereka itu terhadap Muhammad kekasih-Ku
dan rasul-Ku yang Kubesarkan atas segala sesuatu."
Pernikahan Adam dan Hawa
Allah SWT Yang Maha Pengasih untuk menyempurnakan nikmatnya lahir
dan batin kepada kedua hamba-Nya yang saling memerlukan itu, segera
memerintahkan gadis-gadis bidadari penghuni sorga untuk menghiasi dan
menghibur mempelai perempuan itu serta membawakan kepadanya hantaran-
hantaran berupa perhiasan-perhiasan sorga. Sementara Itu diperintahkan pula
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 10
kepada malaikat langit untuk berkumpul bersama-sama di bawah pohon "Syajarah
Thuba", menjadi saksi atas pernikahan Adam dan Hawa.
Diriwayatkan bahwa pada akad pernikahan itu Allah SWT berfirman:
"Segala puji adalah kepunyaan-Ku, segala kebesaran adalah pakaian-Ku, segcla
kemegahan adalah hiasan-Ku dan segala makhluk adalah hamba- Ku dan di
bawah kekuasaan-Ku. Menjadi saksilah kamu hai para malaikat dan para
penghuni langit dan sorga bahwa Aku menikahkan Hawa dengan Adam, kedua
ciptaan-Ku dengan mahar, dan hendaklah keduanya bertahlil dan bertahmid
kepada-Ku!".
Setelah akad nikah selesai berdatanganlah para malaikat dan para bidadari
menyebarkan mutiara-mutiara yaqut dan intan-intan permata kemilau kepada
kedua pengantin agung tersebut. Selesai upacara akad, diantarlah Adam a.s
mendapatkan isterinya di istana megah yang akan mereka diami.
Hawa menuntut haknya. Hak yang disyariatkan Tuhan sejak semula.
“Mana mahar?" tanyanya, la menolak persentuhan sebelum mahar pemberian
ditunaikan dahulu.
Adam a.s bingung seketika. Lalu sadar bahwa untuk menerima haruslah
sedia memberi, la insaf bahwa yang demikian itu haruslah menjadi kaedah
pertama dalam pergaulan hidup. Sekarang ia sudah mempunyai kawan. Antara
sesama kawan harus ada saling memberi dan saling menerima. Pemberian
pertama pada pernikahan untuk menerima kehalalan ialah mahar. Oleh karenanya
Adam a.s menyadari bahwa tuntutan Hawa untuk menerima mahar adalah benar.
Pergaulan hidup antara laki-laki dan wanita akan berubah menjadi persahabatan
yang „kekal‟ apabila disertai dengan mahar. Dan kini apakah bentuk mahar yang
harus diberikan? Itulah yang sedang dipikirkan Adam.
Untuk keluar dari keraguan, Adam a.s berseru: "Ilahi, Rabbi‟ Apakah
gerangan yang akan kuberikan kepadanya? Emaskah, intankah, perak atau
permata?".
"Bukan!" kata Tuhan.
"Apakah hamba akan berpuasa atau solat atau bertasbih untuk-Mu sebagai
maharnya?" tanya Adam a.s dengan penuh pengharapan.
"Bukan!" tegas suara Ghaib.
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 11
Adam diam, mententeramkan jiwanya. Kemudian bermohon : "Kalau begitu
tunjukilah hamba-Mu jalan keluar!".
Allah SWT berfirman: "Mahar Hawa ialah shalawat sepuluh kali atas
Nabi-Ku, Nabi yang bakal Kubangkitkan yang membawa pernyataan dari sifat-
sifat-Ku: Muhammad, cincin permata dari para anbiya‟ dan penutup serta
penghulu segala Rasul. Ucapkanlah sepuluh kali!".
Adam a.s merasa lega. la mengucapkan sepuluh kali shalawat atas Nabi
Muhammad SAW sebagai mahar kepada isterinya. Suatu mahar yang bernilai
spiritual, karena Nabi Muhammad SAW adalah rahmatan lil „alamin (rahmat bagi
seluruh alam). Hawa mendengarkannya dan menerimanya sebagai mahar.
"Hai Adam, kini Aku halalkan Hawa bagimu", perintah Allah, "dan dapatlah ia
sebagai isterimu!".
Adam a.s bersyukur lalu memasuki isterinya dengan ucapan salam. Hawa
menyambutnya dengan segala keterbukaan dan cinta kasih yang seimbang.
Allah SWT. berfirman kepada mereka: "Hai Adam, diamlah engkau
bersama isterimu di dalam sorga dan makanlah (serta nikmatilah) apa saja yang
kamu berdua ingini, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini karena
(apabila mendekatinya) kamu berdua akan menjadi zalim". (Al-A‟raaf: 19).
Dengan pernikahan ini Adam a.s tidak lagi merasa kesepian di dalam sorga. Inilah
percintaan dan pernikahan yang pertama dalam sejarah ummat manusia, dan
berlangsung di dalam sorga yang penuh kenikmatan. Yaitu sebuah pernikahan
agung yang dihadiri oleh para bidadari, jin dan disaksikan oleh para malaikat.
Peristiwa pernikahan Adam dan Hawa terjadi pada hari Jum‟at. Entah
berapa lama keduanya berdiam di sorga, hanya Allah SWT yang tahu. Lalu kelak
keduanya diperintahkan turun ke bumi. Turun ke bumi untuk menyebarluaskan
keturunan yang akan mengabdi kepada Allah SWT dengan janji bahwa sorga itu
tetap tersedia di hari kemudian bagi hamba-hamba yang beriman dan beramal
soleh.
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 12
2.2 FOKUS TEMATIK
2.2.1 Dasar Pemahaman
Wanita sholehah adalah yang selalu menjaga sholat lima waktu dengan
wudhunya, khusyu dalam menunaikannya, sehingga tidak ada satupun yang
menyibukkannya dari hal itu. Ketika datangnya adzan ia hentangkan sajadah dan
bersujud kepada ilahi rabbi,meminta ampunan atas segala dosa, meminta
pertolongan atas segala kesusahan.
Wanita sholehah adalah yang selalu menjaga hijabnya dengan senang hati
bukan dari paksaan ataupun mengikuti tren mode masa kini. Jika ia menjaga
hijabnya hanya karna Allah maka ia akan menjaga perikalunya. Allah SwT
berfirman dalam kitabnya “ wahai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak
perempuanmu serta wanita-wanita mu‟minah agar mereka mengulurkan jilbabnya
“ ( al-ahzab : 59 )
Wanita sholehah adalah yang selalu menjaga dirinya agar ia tetap suci
samapai ia dipertemukan dengan jodohnya kelak,dan ketika ia telah memiliki
suami ia selalu menjaga ketaatannya, sayang kepada suaminya, dan mengajaknya
kepada kebaikan, dan tidak pernah menyakiti hatinya.
Lalu apakah ada pacar sholehah ? Akhwati fillah ketahuilah bahwasanya
tidak ada pacaran dalam islam, pacaran selalu menuju pada dosa. Tidak ada
pacaran yang mengajak pada kebaikan.jika wanita itu sholehah maka ia senantiasa
selalu menjaga hatinya dari perbuatan yang syubhat dan cintanya agar jatuh pada
orang yang tepat disaat yang tepat. Serta menjaga pandangan matanya dari yang
haram, Rasulullah SAW Bersabda “malulah kalian kepada Allah dengan malu
yang sebenar-benarnyabearti dia telah menjaga kepala dan apa yang ada
disekitarnya dan perut dan apa yang dimuatnya. Barang siapa yang mengingat
kematian dan kebinasaan, dia akan meninggalkan perhiasan dunia.”
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 13
Wanita sholehah adalah yang mendidik anak-anaknya untuk taat kepada
Allah mengajarkan aqidah yang benar agar selalu tertanam cinta kepada Allah dan
menyeru kejalan kepada kalangan wanita lain dengan perkataan-perkataan yang
baik. “ dunia adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita
sholehah “
Sumber Nisaiyyah dan Al-Quranilkarim
2.2.2 Pembahasan Tema
a. Peranan Wanita dalam Islam
Kaum wanita tak diragukan lagi memiliki kedudukan khusus dalam
tatanan masyarakat Islam. Kedudukan itu amat mulia tidak mengurangi hak-hak
mereka juga tidak menjadikan nilai kemanusiaannya rapuh.
Wanita muslimah di tengah masya-rakatnya ditempatkan dalam posisi yg
amat mulia. Islam memandang wanita lewat kesadaran terhadap tabi‟atnya
hakekat risalahnya serta pemahaman terhadap konsekwensi logis dari sepesial
kodrat yg dianugerahkan Allah Ta‟ala kepadanya.
Karena itu wanita dalam masyarakat Islam memiliki peranan yg sangat
penting tetapi sesuai dgn bingkai yg telah digariskan oleh Islam. Dalam kata lain
peranan itu tidak bertentangan dgn kodratnya sebagi wanita yg dalam susunan
biologis dan nilai-nilai kejiwaannya berbeda dgn laki-laki.
Jika tanpa memandang sisi tersebut tentu tidak akan tampak perbedaan
mencolok yg ada antara pria dgn wanita. Dan dgn demikian wanita serta merta
kehilangan kodrat kewanita-annya. Pada tingkat selanjutnya wanita tak lagi
menempati kedudukan khusus dan mulia dipandang dari sisi kodratnya.
Sebaliknya nilai-nilai kewanitaannya akan dicibir dan dihinakan. Bahkan banyak
yg malah dieksploitir laki-laki -tak jarang pula yg dgn sukarela melakukannya
sendiri- melalui peman-faatan susunan biologisnya yg membakar nafsu.
Memuliakan wanita secara hakiki hanyalah dgn mengembangkan
potensinya sesuai dgn kodrat kewa-nitaannya. Jika tidak maka ukuran itu akan
menjadi berbalik seratus delapan puluh derajat. Jangan heran jika nanti kekuasaan
berada di tangan kaum hawa atau mereka menolak utk mengan-dung menyusui
anaknya sendiri sebagai bentuk pertunjukan kejantanan kepada sang suami. Serta
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 14
akan menjadi wajar pula -seperti saat ini banyak kita temui- jika laki-laki hanya
menjadi penunggu rumah mengatur dan membersihkan-nya serta menyediakan
makanan sambil menunggu isterinya pulang kerja.
Kenyataan di atas akan semakin membudaya jika masyarakat membiar-
kan wanita tanpa kendali berbuat sekehendaknya sesuai dgn panggilan hwa nfsu
(**) . Sehingga kodrat kewanita-annya tidak lagi membatasi. Ketentuan-ketentuan
syara‟ yg memposisikannya dalam kedudukan mulia dan terhormat juga tidak
menjadi norma yg dita‟ati.
UKURAN NORMA-NORMA MASYARAKAT BARAT
Tak diragukan lagi masyarakat barat telah menjungkirbalikkan ukuran
norma dan nilai-nilai kewanitaan. Kaum wanita diposisikan sejajar dgn laki-laki
dalam segala hal dari masalah yg besar hingga soal-soal yg terkecil. Seruan
pembebasan wanita itu telah dipetik hasilnya sejak lama. Masyarakat barat yg
mengibarkan bendera pembebasan wanita itu lalu menebarkan racun emansipasi
di tengah umat Islam. Para penyeru itu lupa lbh tepat dikatakan pura-pura lupa
terhadap masing-masing kodrat dua jenis makhluk tersebut. Secara biologis dan
kejiwaan keduanya diciptakan Allah Ta‟ala secara berbeda.
Tapi sungguh tidak mengherankan krn apa yg mereka inginkan lbh dari
sekedar persamaan. Persamaan yg mereka serukan hanyalah sarana pemuasan
nafsu mereka secara bebas. Mereka tidak lagi menjadikan agama sebagai rujukan
masalah. Mereka ragu bahkan ingkar terhadap kepercayaan agama. Sebelum dan
sesudahnya mereka telah menginginkan supaya kemungkaran merajalela di tengah
masyarakat muslim.
Mereka menginginkan kehancuran Islam. Dan mereka tahu kuncinya
berada di tangan wanita. Karena itu pula Nabi tidak mewasiatkan tentang fitnah
yg lbh berbahaya atas kaum lelaki selain dari wanita. Dan jalan menuju kerusakan
suatu kaum tidak lain adl melalui kaum wanita.
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 15
FAKTA SEJARAH
Sejarah bersaksi bahwa faktor kehancuran budaya Yunani yg paling
menonjol adl krn keluarnya para wanita secara bebas di berbagai lapang-an
pekerjaan. Jalanan dipenuhi oleh para wanita yg keluar rumah berdesak-desakan
dan berkompetisi dgn kaum lelaki. Dari sini kemudian timbul fitnah. Kaum lelaki
lantas kehilangan kendali akhlaknya dipertaruhkan. Padahal jika akhlak sebuah
masyarakat lenyap maka lenyap pula eksistensi masyarakat itu. Kehancuran
merajalela krn akhlak tak lagi menjadi pengendali jiwa. Tak ada lagi kebaikan di
tengah manusia. Dari sini kembalilah masyarakat tersebut kepada bentuk
masyarakat hewani. Masyarakat yg melampias-kan semua nafsu dan keinginan
tanpa memperhatikan norma dan nilai-nilai yg ada.
KONDISI MASYARAKAT MUSLIM SEKARANG INI
Masyarakat muslim saat ini telah berada di bibir jurang dari kenyataan yg
menyakitkan tersebut. Penyeru- penyeru pembebasan wanita tentu telah gembira
melihat fenonena umum di tengah masyarakat muslim. Wanita bekerja di luar
rumah pakaian yg tidak menutup aurat dan hancurnya akhlak serta nilai-nilai
Islam. Dan memang itulah tujuan yg mereka canangkan. Dengan kenyataaan ter-
sebut serta merta masyarakat muslim menjadi masyarakat yg terhina terbelakang
dan senantiasa ketinggalan dalam segala bidang kehidupan.
KEDOK PARA PENYERU EMANSIPASI
Hal yg sungguh menyakitkan adl para musuh Islam tersebut berupaya
mengaitkan seruan mereka dgn nilai-nilai Islam. Mereka berargumentasi bahwa
pada zaman Rasulullah kaum hawa juga ikut keluar berjihad menyertai beliau.
Untuk membantah apa yg mereka katakan dan inginkan lewat argunentasi di atas
hendaknya kita memandang beberapa hal berikut ini
Pertama pada zaman kegemilangan itu kepergian wanita ke medan perang
bukan suatu faktor kekuatan penting. Di samping keikutsertaan mereka di dalam
berperang adl atas nama pribadi tidak atas nama kelompok.
Kedua para wanita itu tidak ikut serta keluar ke medan jihad kecuali dgn izin
Rasulullah dan atas desakan dari mereka sendiri.
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 16
Ketiga keperanan wanita di medan perang disesuaikan dgn kodrat kewanitaannya.
Mereka tidak ikut latihan berkuda sebagaimana yg dilakukan kaum lelaki juga
tidak bersenjatakan pedang atau perisai. Kecuali krn situasi yg sangat mendesak
dan gawat seperti yg dilakukan oleh Nusaibah binti Ka‟b yg membela Rasulullah
dgn pedangnya pada perang Uhud juga sahabat wanita yg lain seperti Rumaisha‟
yg dgn golok merobek perut tiap kaum musyrikin yg melewatinya.
Keempat dan ini yg terpenting para wanita yg pergi ke medan jihad tidak
berangkat kecuali dgn mahram yg senantiasa menyertainya.
Dari sini jelaslah bahwa para wanita Islam-sesuai fakta sejarah- tidak ikut
serta membentuk pasukan militer seperti yg dilakukan kaum lelaki di medan jihad.
Dan secara hukum mereka tidak diwajibkan memenuhi panggilan jihad
sebagaimana kaum lelaki. Dan kalau misalnya ikut serta maka keperanannya di
medan jihad adl sebatas kodrat kewanitaannya. Hal ini berdasarkan hadits Ummu
„Athiyah “Aku ikut berperang bersama Nabi sebanyak tujuh kali aku
menggantikan mereka dalam menjaga perbekalan aku buatkaan mereka makanan
aku obati mereka yg terluka dan aku menjaga mereka yg sakit.”
Membuat makanan mengobati orang terluka dan menjaga orang sakit adl
pekerjaan yg memang sesuai dgn kodrat wanita. Di masyarakat manapun memang
itulah peranan yg seyogyanya di perankan oleh wanita. Dan perlu digarisbawahi
keikutsertaan wanita dalam melakukan hal-hal di atas dalam suasana perang-
hanyalah sunnah tidak wajib.
SERUAN PERSAMAAN HAK DI ERA RASULULLAH
Pada masa Nabi kaum hawa pernah menuntut agar diberi kesempatan
melakukan jihad secara kelompok dan terorganisir sebagaiman mereka juga
menuntut agar diberi pahala jihad yg sama dgn kaum lelaki. Salah seorang dari
sahabat wanita atas nama segenap kaum wanita pada waktu itu mengadu kepada
Rasulullah “Wahai Rasulullah aku adl delegasi segenap kaum muslimah
kepadamu. Jihad telah diwajibkan oleh Allah atas kaum lelaki. Jika mereka
menang mereka mendapatkan balasan pahala dan jika mereka terbunuh maka
mereka tetap hidup di sisi Allah dan diberi rizki. Lalu apa bagian kami dari itu
semua?” Nabi menjawab “Sampaikanlah kepada segenap kaum muslimah yg
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 17
engkau temui bahwa keta’atan kepada suami dan memenuhi hak-haknya adl sama
dgn itu . Tetapi sedikit sekali dari kalian yg melakukannya.”
Jadi keta‟atan kepada suami dan memenuhi hak-haknya adl senilai dgn
pahala jihad fisabililllah. Karena itu arena jihad wanita muslimah adl di rumah
melayani suaminya dgn baik dan memenuhi hak-haknya. Tidak dgn keluar secara
terorganisir me-manggul senjata sebagaimana yg diinginkan oleh para penyeru
emansipasi.
Sebenarnya yg mereka inginkan adl pergaulan bebas antara kaum adam
dan hawa tanpa batas di tiap lapangan kehidupan bahkan hingga di medan perang.
Mereka ingin meni‟mati tubuh wanita yg tidak menutup auratnya.
Di samping itu seakan-akan mereka menuduh kaum pria begitu lemah dan
telah kehilangan kekuatan-nya. Seakan medan perang telah hilang pilar
penyangganya sehingga harus diisi oleh kaum wanita yg secara struktural biologis
lbh lemah dari pria. Sungguh suatu pemutarbalikan kebenaran dan membungkus
kebatilan dgn baju kebenaran.
Karena itu hendaknya para penyeru emansipasi utamanya dari kalangan
umat Islam- memahami bahwa jihad wanita berdasarkan hadits adl keberang-
katannya melaksanakan haji dan umrah. Sedangkan shalatnya yg lima waktu
keta‟atannya kepada suami serta puasanya di bulan Ramadhan pahalanya
menyamai pahala jihad. Jika tidak mau memahami juga hendaknya para wanita
muslimah menyadari bahwa seruan emansipasi pria wanita itu tak lain hanyalah
salah satu upaya penghancuran Islam dari dalam. Agar mereka tak lagi mematuhi
ajaran-ajaran agama.
Maka wahai saudariku muslimah tutuplah pintumu dari seruan mereka yg
hendak menghancurkanmu. Perlihatkan kepada mereka keta‟atanmu kepada
manhaj dan jalan hidup para isteri Nabi. Hal yg pasti membuat mereka marah dan
menjadikan program mereka sia-sia belaka. Hendaknya hanya kepada Allah
Ta‟ala wahai wanita muslimah yg mulia engkau tujukan segenap hidupmu. Dia
Yang Maha Suci yg menolong dan meridhaimu.
Oleh Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
sumber file al_islam.chm
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 18
b. Ciri-ciri Wanita Sholehah (Wanita Idaman)
Wanita adalah salah satu makhluk ciptaan Allah Subhaanahu wata‟ala yang
mulia. Karakteristik wanita berbeda dari laki-laki dalam beberapa hukum
misalnya aurat wanita berbeda dari aurat laki-laki. Wanita memiliki kedudukan
yang sangat agung dalam islam. Islam sangat menjaga harkat, martabat seorang
wanita. Wanita yang mulia dalam islam adalah wanita muslimah yang sholihah.
Wanita muslimah tidak cukup hanya dengan muslimah saja, tetapi haruslah
wanita muslimah yang sholihah karena banyak wanita muslimah yang tidak
sholihah. Allah Subhaanahu wata‟ala sangat memuji wanita muslimah, mu‟minah
yang sabar dan khusyu‟. Bahkan Allah Subhaanahu wata‟ala mensifati mereka
sebagai para pemelihara yang taat. Allah Subhaanahu wata‟ala berfirman:
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 19
Artinya: “Maka wanita yang sholihah adalah yang taat, lagi memelihara diri
ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah menjaga mereka.” (QS. An
Nisa‟:34)
Wanita shalihah adalah idaman setiap orang. Harta yang paling berharga,
sebaik-baik perhiasan. Nabi Shallallahu „alaihi wasallam bersabda,
artinya: ”Dunia seluruhnya adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan dunia
adalah wanita yang sholihah.”
Alangkah indahnya jika setiap muslimah menjadi wanita yang sholihah,
idaman setiap suami. Oleh karenanya seyogyanya setiap wanita bersegera untuk
memperbaiki diri dan akhlaqnya agar menjadi wanita yang sholihah. Oleh karena
itu kita harus mengetahui sifat dan ciri-ciri wanita sholehah, di antaranya:
Pertama
Wanita muslimah adalah wanita yang beriman bahwa Allah Subhaanahu
wata‟ala adalah Rabbnya, dan Muhammad Shallallahu „alaihi wasallam adalah
nabi-Nya, serta islam pedoman hidupnya. Dampak itu semua nampak jelas dalam
perkataan, perbuatan, dan amalannya. Dia akan menjauhi apa-apa yang
menyebabkan murka Allah, takut dengan siksa-Nya yang teramat pedih, dan tidak
menyimpang dari aturan-Nya.
Kedua
Wanita muslimah selalu menjaga sholat lima waktu dengan wudlu‟nya,
khusyu‟ dalam menunaikannya, dan mendirikan sholat tepat pada waktunya,
sehingga tidak ada sesuatupun yang menyibukkannya dari sholat itu. Tidak ada
sesuatupun yang melalaikan dari beribadah kepada Allah Subhaanahu wata‟ala
sehingga nampak jelas padanya buah sholat itu. Sebab sholat itu mecegah
perbuatan keji dan munkar serta benteng dari perbuatan maksiat.
Ketiga
Wanita muslimah adalah yang menjaga hijabnya dengan rasa senang hati.
Sehingga dia tidak keluar kecuali dalam keadaan berhijab rapi, mencari
perlindungan Allah dan bersyukur kepadaNya atas kehormatan yang diberikan
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 20
dengan adanya hukum hijab ini, dimana Allah Subhaanahu wata‟ala
menginginkan kesucian baginya dengan hijab tersebut. Allah berfirman:
Artinya: “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu
dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab:59)
Keempat
Wanita muslimah selalu menjaga ketaatan kepada suaminya, seiya sekata,
sayang kepadanya, mengajaknya kepada kebaikan, menasihatinya, memelihara
kesejahteraannya, tidak mengeraskan suara dan perkataan kepadanya, serta tidak
menyakiti hatinya.
Rasulullah Shallallaahu „alaihi wasallam bersabda:
حذ إرا ص شأح ب ا س صبذ خ ب ش ش ذ أطبعذ بدخ أحذ سا) سثب جخ صج جشا (ط
Kelima
Wanita muslimah adalah wanita yang mendidik anak-anaknya untuk taat
kepada Allah Subhaanahu wata‟ala, mengajarkan kepada mereka aqidah yang
benar, menanamkan ke dalam hati mereka perasaan cinta kepada Allah dan Rasul-
Nya menjauhkan mereka dari segala jenis kemaksiatan dan perilaku tercela.
Allah berfirman, artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim:6)
Keenam
Wanita muslimah tidak berkhalwat (berduaan) dengan laki-laki bukan
mahramnya. Rasulullah Shallallaahu „alaihi wasallam bersabda, artinya:
“Tidaklah seorang wanita itu berkhalwat dengan seorang laki-laki, kecuali setan
menjadi pihak ketiganya” (Riwayat Ahmad)
Dia dilarang bepergian jauh kecuali dengan mahramnya, sebagaimana pula
dia tidak boleh menghadiri pasar-pasar dan tempat-tempat umum kecuali karena
mendesak. Itupun harus berhijab. Nabi Shallallaahu „alaihi wasallam bersabda:
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 21
Artinya: “Seorang wanita dilarang mengadakan suatu perjalanan sejarak sehari
semalam keculai disertai mahramnya” (Mutafaq Alaih)
Nabi Shallallahu „alaihi wasallam bersabda, artinya: “Diizinkan bagi
kalian keluar rumah untuk keperluan kalian (wanita)” (Mutafaq Alaih)
Ketujuh
Wanita muslimah adalah wanita yang tidak menyerupai laki-laki dalam
hal-hal khusus yang menjadi ciri-ciri mereka.
Nabi Shallallahu „alaihi wasallam bersabda, artinya: “Allah melaknat laki-
laki yang menyerupai wanita dan wanita-wanita yang menyerupai laki-laki”. Juga
tidak menyerupai wanita-wanita kafir dalam hal-hal yang menjadi ciri khusus
mereka, baik berupa pakaian, maupun gerak-gerik dan tingkah laku. Nabi
Shallallahu „alaihi wasallam bersabda:
ج ش م ر ث ف ز ش أثدد أحذ، سا) (غ
Kelapan
Wanita muslimah selalu menyeru ke jalan Allah di kalangan wanita
dengan kata-kata yang baik, baik berkunjung kepadanya, berhubungan telepon
dengan saudara-saudaranya, maupun dengan sms. Di samping itu, dia
mengamalkan apa yang dikatakannya serta berusaha untuk menyelamatkan diri
dan keluarganya dari siksa Allah.
Kesembilan
Wanita muslimah selalu menjaga hatinya dari syubhat maupun syahwat.
Memelihara matanya dari memandang yang haram. Allah Subhaanahu wata‟ala
berfirman:
Artinya : “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nur: 31)
Menjaga farjinya, memelihara telinganya dari mendengarkan nyanyian dan
perbuatan dosa. Memelihara semua anggota tubuhnya dari penyelewengan.
Ketahuilah yang demikian itu adalah takwa.
Kesepuluh
Wanita muslimah selalu menjaga waktunya agar tidak terbuang sia-
sia,baik siang hari atau malamnya. Maka dia menjauhkan diri dari ghibah
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 22
(menggunjing), namimah (mengadu domba), mencaci dan hal lain yang tidak
berguna.
Artinya: “Janganlah kalian saling dengki, saling membenci, saling mencari
kesalahan dan bersaing dalam penawaran, namun jadilah hamba-hamba Allah
yang bersatu” (Riwayat Muslim)
Artinya: “Mencaci seorang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah
kekafiran” (Mutaffaq Alaih)
Allah Subhaanahu wata‟ala berfirman, artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-
sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat:12)
Wanita muslimah tidak cukup hanya dengan muslimah saja, tetapi
haruslah wanita muslimah yang sholihah karena banyak wanita muslimah yang
tidak sholihah. Allah Subhaanahu wata‟ala sangat memuji wanita muslimah,
mu‟minah yang sabar dan khusyu‟. Bahkan Allah Subhaanahu wata‟ala mensifati
mereka sebagai para pemelihara yang taat. Allah Subhaanahu wata‟ala berfirman:
Artinya: “Maka wanita yang sholihah adalah yang taat, lagi memelihara diri
ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah menjaga mereka.” (QS. An
Nisa‟:34)
Wanita shalihah adalah idaman setiap orang. Harta yang paling berharga,
sebaik-baik perhiasan. Nabi Shallallahu „alaihi wasallam bersabda,
artinya: ”Dunia seluruhnya adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan dunia
adalah wanita yang sholihah.”
sumber : menjelma.com
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 23
2.2.3 Contoh Aplikasi dalam Kehidupan Muslim
Wanita solehah adalah seorang wanita yang pandai memposisikn diri
dimanapun dan kapanpun, terhadap diri sendiri, keluarga (utamanya 2 orang tua),
lingkungannya. Hal ini sama dengan laki-laki yang soleh.. bukan mau bahas
kesetaraaan gender lho... cuman mau ngejelasin wanita solehah sesuai judul
posting aja...
Di dalam ajaran agama islam wanita diajarkan untuk menjadi wanita
solehah, utamanya bagi suaminya, seorang wanita soleh yang tahu bagaimana
berbuat untuk sang suami akan menjadi istri selehah,,, pingin juga kan jadi istri
solehah??
Maka dari itu mulailah dari sekarang untuk menjadi wanita solehah
terhadap diri kita, keluarga kita, ligkungan kita, bagi yang sudah nikah langsung
aja dehhh praktekkan yang namanya istri solehah,,,
1. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.
Rasulullah SAW bersabda: "Mahukah aku beritahukan kepada kalian, isteri-
isteri kamu yang menjadi penghuni syurga ialah isteri yang penuh kasih sayang,
banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah,
dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya
seraya berkata: "Aku tak dapat tidur sebelum engkau reda". (riwayat al-Nasai
dalam Isyratun Nisa no. 257.)
2. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan
minumnya, tempat tidur, pakaian dan seumpamanya.
3. Menjaga rahsia-rahsia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan
intim antara dia dan suaminya. Asma' bintu Yazid r.ha menceritakan dia pernah
berada di sisi Rasulullah. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk.
Baginda bertanya: "Barangkali antara kalian ada suami yang menceritakan apa
yang diperbuatnya dengan isterinya (hubungan suami isteri), dan barangkali
ada isteri yang memberitahu apa yang diperbuatnya bersama suaminya?" Maka
mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab:
"Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para isteri) benar-
benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami)". Baginda bersabda
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 24
bermaksud: "Jangan lagi kalian lakukan, kerana yang demikian itu seperti
syaitan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian
digaulinya sementara manusia menontonnya". (riwayat Ahmad 6/456)
4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga
bila suaminya memandang akan menyenangkannya.
5. Ketika suaminya sedang berada di rumah, ia tidak menyibukkan dirinya
dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk
istimta' (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya
mengizinkan.
6. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan
kebaikannya.
7. Bersegera memenuhi ajakan suami memenuhi hasratnya, tidak menolaknya
tanpa alasan yang syarie, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, kerana ia
tahu dan takut terhadap berita Rasulullah SAW yang bermaksud: Demi zat
yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil
isterinya ke tempat tidurnya lalu si isteri menolak ajakan suaminya (enggan)
melainkan Allah SWT murka terhadapnya hingga si suami reda padanya.
(riwayat Muslim no. 1436)
Tadi kan dah kita bahas tuh diatas bahwa wanita solehah itu besar
kemungkinannya akan menjadi istri solehah yang ahli di dapur, di sumur, dan di
kasur....:)
Diposkan oleh sri nazwaty Siregar di 11.57
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 25
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bismillahirrahmanirrahim
Wanita shalihah adalah sebaik-baik keindahan Menatapnya menyejukkan kalbu ....
Mendengarkan suaranya menghanyutkan batin....
Wanita shalihah adalah bidadari surga yang hadir didunia
Wanita shalihah adalah ibu dari anak-anak yang mulia ...
Wanita shalihah adalah istri yang meneguhkan jihad suami ....
Wanita shalihah adalah penebar rahmat bagi rumah tangga, cahaya dunia dan
akhirat ....
Semua orang pasti pernah merasakan lapar, namun jika kita ingin makan
karena lapar, cukupkah kita berdiam sambil mengharap ada orang yang datang
membawakan makanan?
Jika kita ingin memiliki penghasilan yang baik, cukupkah dengan hanya
duduk di rumah menunggu ada orang yang datang membawakan pekerjaan?
Jawabnya tentu tidak! Padahal kita yakin Allah Maha Pemberi rizki.
Kesimpulannya, jika kita ingin makan, maka kita akan tergerak untuk
bangkit mencari jalan agar kita mendapatkan makanan, begitu pula jika kita ingin
mendapatkan penghasilan. Itulah bedanya antara mau dan kemauan. Sekedar ingin
makan berarti kita baru sampai pada tahap “MAU”, dan itu tidak berarti apa-apa,
dia baru akan bermanfaat jika “MAU”-nya berubah menjadi “KEMAUAN” yang
berbentuk tindakan nyata untuk mewujudkannya.
Namun yang disayangkan, “KEMAUAN” tersebut baru kita miliki pada
hal-hal seperti contoh di atas. Adapun pada hal-hal yang lainnya, sering
“KEMAUAN” kita hanya sebatas “MAU” saja.
Jika ditanya kepada seluruh wanita, apakah mereka ingin menjadi seorang
istri shalehah? Maka semuanya akan menjawab: “YA”. Namun banyak yang
hanya sampai disitu, selebihnya tidak ada tindakan nyata yang dia lakukan untuk
mewujudkannya.
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 26
Dirinya tidak bergerak untuk menempuh sarana atau jalan yang dapat
mengantarkannya kesana. Ibadah jarang dilakukan, al-Qur‟an dan buku-buku
Islami tidak pernah dibaca, teman-teman yang shaleh justru dia dijauhi dan malah
di benci.
Bahkan sebaliknya, jalan-jalan keburukanlah yang dia tempuh.
Perkumpulan gosip menjadi hobinya, bergaul tanpa batas dengan lawan jenis terus
dilakukan, pakaian yang tidak pantas masih dikenakan dan berbagai bentuk
kegiatan rusak, dialah pelanggannya.
Jika demikian, akankah keinginan seluruh kaum wanita untuk menjadi istri
salehah akan terwujud? Kata seorang penyair: Anda ingin selamat, namun tidak
anda tempuh jalannya Sesungguhnya perahu tidak berjalan di daratan. Orang yang
sekedar “MAU” umumnya bersifat pasif, mencari waktu luang, menunggu
peluang, minta dipahami, dst. Sementara orang yang punya “KEMAUAN”,
umumnya bersifat aktif, meluangkan waktu, mencari peluang, berusaha
memahami dan seterusnya.
Pada masa Rasulullah, orang-orang munafik yang tidak ikut perang Tabuk
mencari-cari alasan mengapa mereka tidak ikut perang, seolah-olah mereka juga
sebenarnya ingin ikut berperang, namun Allah Ta‟ala membantah argumen
mereka, seperti dalam firmanNya:
“Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk
keberangkatan itu” (QS At-Taubah: 46)
sahabatku… Sejak sekarang, mari bersama-sama kita rubah “MAU” kita menjadi
“KEMAUAN”, dari kemauan menjadi tekad yang kuat untuk menjadi lebih baik.
Wanita Shalihah... Pandai MENJAGA DIRINYA…. Gemar melakukan
PUASA… Sholat malamnya TERJAGA… Kata-katanya BERNADA…
Pembawaannya ANGGUN dan BERWIBAWA… Pandai MENJAGA
LISANNYA…. Menjauhi GHIBAH dan DUSTA….. Pandai Menyimpan
RAHASIA…….
Wanita Shalihah... Dia pandai MENGATUR HARTA…. Tidak suka
BERFOYA-FOYA… HEMAT dan CERMAT….. dalam BERBELANJA…
Dia MENYEJUKKAN…. DI MATA suaminya…… Selalu Riang… dan PENUH
CINTA…… SANTUN dan SOPAN dalam BERTUTUR KATA…. Wanita
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 27
Shalihah... Dia TA‟AT pada Allah dan Rasul-Nya… Dia TA‟AT pada
suaminya… Dia QONA‟AH dan PENGHIBA… Dia TABAH MENDERITA…
Di pelupuk matanya berbinar CAHAYA… Di mulutnya terlantun DOA… Di
hatinya tersimpan… ”MUTIARA”
Wanita Shalihah itu... Hatimu tentram ketika MELIHATNYA… Jiwamu
senang ketika MEMANDANGNYA… Perasaanmu gembira ketika mendengar
PENDAPATNYA…. Dialah PERHIASAN TERINDAH di dunia…. Penghias
KEHIDUPAN suaminya…
Ya Allah, Jadikan lah aku & semua wanita didunia ini agar menjadi wanita
yg solehah. Wanita selalu taat kepada Allah, Taat Kepada Rasul, Taat Kepada
Suaminya, Taat Kepada Kedua Orang Tuanya.
Amin Ya Rabbal Alamin....
Sumber : Kembang Anggrek
3.2 REKOMENDASI
"JADILAH WANITA KUAT"
Menjadi wanita itu jangan mau diremehkan lelaki.
Menjadi wanita itu jangan mau dipermainkan lelaki.
Menjadi wanita itu jangan mau dibuat nangis lelaki.
Jagalah lisan...!!
Agar lelaki bersikap sopan.
Hijablah aurat...!!
Agar lelaki menghormati.
Jagalah akhlak...!!
Agar dimuliakan lelaki.
Tegaslah dalam bersikap.
Kuatkan hati dengan iman.
Jagalah harga diri.
Wanita Sholehah dalam Ajaran Islam 28
Percayalah kelak engkau akan menjadi wanita yang paling dihargai, dihormati dan
dimuliakan oleh kaum lelaki.
3.3 REFRENSI
https://www.facebook.com/bmwslover
http://carapedia.com/pengertian_definisi_wanita_info2141.html
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/12/06/wanita-sholehah-514514.html
http://qurandansunnah.wordpress.com/2009/06/03/mendambakan-wanita-
sholehah/
https://www.facebook.com/pages/Dunia-Adalah-PerhiasanSebaik-baik-Perhiasan-
Adalah-Wanita-Sholehah/143226049097618?sk=info
http://blog.re.or.id/peranan-wanita-dalam-islam.htm
http://semestahidayah.wordpress.com/2010/12/07/penciptaan-hawa/
http://ukhuwahfeunsri.blogspot.com/2012/04/untukmu-wanita-sholeha.html
http://ryanserodja.blogspot.com/2010/05/14-metode-penulisan-makalah-room-
noise.html