tes mengukur tenis meja
TRANSCRIPT
-
8/3/2019 Tes Mengukur Tenis Meja
1/18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bilamana dinyatakan telah terjadi kemajuan? Pertanyaan ini sederhana
akan tetapi berimplikasi cukup luas terhadap berbagai hal. Untuk menjawab
pertanyaan tersebut, maka yang harus dipenuhi adalah kita kita harus mengetahui
tentang keadaan terakhir kemudian membandingkan dengan keadaan awal pada
saat suatu program tertentu akan diberlakukan. Melalui upaya komparatif ininakan
terjawab efektivitas keamjuan yang berhasil dicapai oleh setiap peserta.
Akan tetapi, permasalahannya tidak terhenti sampai disitu saja sebab
dengan dasar apa kita dapat membandingkan dua keadaan tersebut. Dasar tersebut
dapat berupa informasi atau data yang dapat berupa informasi atau data yang
merupakan substansi inti yang akan dituju dalam proses pengambilan keputusan
terhadap berbagai keadaan atau kemajuan. Seperti telah diketahui, bahwa untuk
memperoleh data tersebut diperlukan suatu proses pengumpulan data dan alat
ukur untuk mengumpulkannya.
Uraian singkat tersebut, secara implicit menunjukkan semacam rangkaian
antara tes, pengukuran dan evaluasi. Pertanyaan berikutnya adalah untuk apa kita
melakukan evaluasi? Apa yang terjadi seandainya olahraga tanpa memiliki alat
ukur atau tes? Tentunya dapat dipastikan bahwa bidang keolahragaan, baik
keadaan, tingkat kemajuan, maupun berbagai kendala dalam pembinaan olahraga
tidak akan tampak (covered). Dan akhirnya, pengembangan bidang keolahragaan
:
1
-
8/3/2019 Tes Mengukur Tenis Meja
2/18
tidak memiliki sasaran yang pasti dalam, baik dalam tataran visi misi maupun
perencanaan strategis jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Dengan adanya tes yang memenuhi syarat dan melalui dan melalui
pengukuran sesuai prosedur yang semestinya, akan dapat dievaluasi secara
bertahap dan berkelanjutan segala program yang terkait denghan pembinaan
olahraga.
Terdapat beberapa jenis tes yang dapat dipergunakan dapat untuk
mengukur aspek dalam bidang olahraga. Pengetahuan dan dan pemahaman secara
utuh terhadap tes-tes tersebut akan sangat membantu keberhasilan pelakasanaan
tugas pembinaan olahraga. Adapaun pihak-pihak yang sangat berkepentingan
terhadap hal tersebut antara lain meliputi: Pembina olahraga (pelatih, pengurus
induk organisasi keolahragaan seperti : KONI, PB/PP, Pengda, Pengcab dan
Klub), atlet, dosen serta guru pendidikan jasmani.
Dalam pendidikan jasmani evaluasi kemajuan hasil belajar dilaksanakan
dengan mempergunakan berbagai jenis tes, baik tes kesegaran jasmani maupun
tes-tes keterampilan olahraga. Evaluasi yang dilakukan tersebut berbeda dari mata
pelajaran lainnya, yang sebagian besar hanya mengukur ranah pengetahuan
(kognitif) saja. Sedangkan evaluasi dalam pendidikan jasmani, disamping ranah
kognitif dan ranah afektif, maka ranah psikomotor merupakan sasaran utamanya.
Demikian halnya dalam bidang olahraga, apalagi pada berbagai cabang olahraga
yang ditingkat kompetisinya tinggi, pengukuran dan evaluasi keterampilan
menjadi bagian yang begitu penting karena dengan dilakukannya pengukuran
tersebut akan diperoleh informasi yang selanjutnya dapat dipergunakan untuk
:
2
-
8/3/2019 Tes Mengukur Tenis Meja
3/18
berbagai tujuan, seperti : untuk menyeleksi, menentukan status, klasifikasi,
menetukan bahan atau program latihan, menentukan metode dan alat yang
diperlukan untuk latihan, disamping untuk memotivasi serta menetukan alat
evaluasi (test) yang tepat.
Karena besarnya peranan tes keterampilan olahraga dalam usaha
memperbaiki proses pembelajaran ataupun latihan maka dipandang penting untuk
membahasnya sekarang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat kami rumuskan masalah yang
akan kami bahas dalam makalah ini adalah :
Pengertian tes dan pengukuran
Kriteria pemilihan tes
Aspek-Aspek yang Diukur
Tes dan pengukuran tenis mej
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah kami ini
adalah :
evaluasi keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan
bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa pendidikan jasmani terhadap
mata kuliah tes dan pengukuran
:
3
-
8/3/2019 Tes Mengukur Tenis Meja
4/18
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Tes dan Olahraga
Dalam sejarah pengukuran pendidikan jasmani dan olahraga,
perkembangannya hampir sepenuhnya mengikuti perkembangan pengukuran
dalam pendidikan. Perkembangan pendidikan jasmani mengikuti tahapan
penting dari pendidikan secara keseluruhan.
Kajian pustaka yang berhubungan dengan tesdan pengukuran dalam
pendidikan jasmani mengungkapkan bahwa sumbangan-sumbangan berharga
diberikan oleh tokoh-tokoh baik secara perorangan maupun kelompok.
Bermacam-macam bentuk instrument telah dikembangkan dan dipergunakan,
mulai dari meteran kayu sampai elektronik dalam bidang fisiologis.
B. Pengertian Tes dan Pengukuran
1. Tes
Tes merupakan alat ukur. Suharsimi (1995 : 51), menjelaskan tes
adalah sesuatu alat atau prosedir yang di gunakan untuk mengetahui atau
mengukur suatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan.
Cronbach (1970) mengertikan testing sebagai pesedur yang
sistematisuntuk mengamati perilakuseseorang dan mendeskripsikannya
dengan bantuan sistemnmerik atau sistem katagori. Farnandes (1984)
:
4
-
8/3/2019 Tes Mengukur Tenis Meja
5/18
mengartikan tes sebagai suatu prosedur yang sistematis untuk
mengobservasi perilaku seseorang dan menggambarkannyadalam bentuk
sekala numeric atau sistem katagori.
Tujuan tes
Untuk mengetahui tingkat kemampuan seseorang baik kognitif, afektif
dan psikomotorik
Untuk menentukan tingkat intelegent, kepribadian, daya ingat dan aspek
psikologi seseorang
Untuk memperoleh informasi atau data dari individu maupun kelompok
Untuk mengukur atau membandingkan keadaan psikis dan tingkah laku
seseorang/kelompok dengan orang/kelompok lain
Untuk memperoleh suatu informasi mengenai suatu aspek tertentu atau
ciri-ciri tertentu berdasarkan jawaban suatu tes
Alat pacu meningkatkan kemampuan atau potensi siswa
Menempatkan siswa sesuai dengan kemampuan
Mengklasifikasi
Status
Bimbingan
Alat atau metode pembelajaran
Menilai kemajuan hasil belajar siswa
Memprediksi kemampuan atau potensi yang dimiliki siswa
Keperluan remedial yaitu mengetahui kelebihan atau
kekurangmampuan/potensi
:
5
-
8/3/2019 Tes Mengukur Tenis Meja
6/18
2. Pengukuran
Menurut Safrit dan Wood (1989), pengukuran adalah proses
pemberian angka-angka dari suatu obyek , seseorang atau lainnya dengan
mengikuti berbagai aturan. Senada dengan itu, Singarimbun dan Effendi
(1995) mengartikan bahwa pengukuran menunjukkan angka-angka pada
variabel menurut aturan yang telah ditentukan. Daryanto (1999)
mengartikan pengukuran sebagai suatu proses memberikan angka
(biasanya disebut skor) kepada suatu sifat atau karakteristik seseorang
sedemikian rupa serta mempertahankan hubungan senyatanya anatara
seseorang dengan orang lain sesuai dengan sifat yang diukur tersebut. arti
ini menyiratkan makna bahewa aspek terpenting dari pengukuran adalah
angka-angka atau skor yang diberikan tersebut tetap mempertahankan
hubungan antar variabel yang diukur.
Moh. Nazir ( 1988 ) mengartikan pengukuran sebagai prosedur
yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.
Sutrisno Hadi (1987) mengartikan pengukuran sebagai suatu kegiatan
yang ditujukan untuk mengindentifikasi besar-kecilnya obyek atau gejala.
Dikatakan pula, bahwa untuk mengindentifikasikan besar-kecilnya obyek
atau gejala dapat dilakukan melalui alat-alat yang telah ditera atau tanpa
menggunakan alat ysng ditera.
Scriven (1981) mengartikan pengukuran sebagai determinan atau
perbedaan dari besaran atau pentingnya sebuah kuantitas. Menurut
Grounlund (1985), pengukuran adalah suatu kegiatan atau proses untuk
:
6
-
8/3/2019 Tes Mengukur Tenis Meja
7/18
memperoleh deskripsi numerik dari tingkatan atau derajat karakteristik
khusus yang dimiliki oleh individu.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan pengukuran
(measurement) adalah suatu proses untuk memperoleh besaran kuantitatif
dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur (test) yang baku.
C. Kriteria Pemilihan Tes
1. Validitas
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mapu mengukur
secara tepat terhadap apa yang semestinya diukur. Dengan kata lain,
validalitas berkaitan dengan ketepatan tes terhadap konsep, obyek atau
variabel yang hendak diukur sehingga mengukur atau mengevaluasi apa
yang semestinya dievaluasi.
2. Reliabilitas
Kata reliabilitas berasal dari kata reability (bahasa inggris, berasal
dari kata dasarreliable) yang berarti dapat dipercaya. Seperti validitas dan
valid, maka penggunaan istilah reabilitas dan reliabel sering
dicampuradukkan. Agar tidak terulang hal yang demikian yang perlu
disadari adalah bahwa reabilitas adalah merupakan kata benda sedangkan
reliable merupakan kata sifat.
Seseorang dikatakan dapat dipercaya apabila orang tersebut selalu
bicara konsisten, tidak berubah-ubah dan substansi pembicaraannya dari
waktu kewaktu. Demikian halnya sebuah tes, dikatakan dapat dipercaya
:
7
-
8/3/2019 Tes Mengukur Tenis Meja
8/18
apabila tersebut memberikan hasil yang sama meskipun digunakan
berkali-kali.
Sebuah tes dikatakan reliabel (memiliki reliabilitas) apabila
penggunaan hasil-hasil penggunaan tes tersebut menunjukkan ketetapan.
Dengan kata lain, apabila kepada para siswa diberikan tes yang sama pada
waktu yang berbeda-beda, maka setiap siswa akan tetap berada dalam
peringkat (rangking) yang sama dalam kelompoknya.
Meskipun hasil tes pada kesempatan kedua lebih baik, akan tetapi
mengingat peningkatan tersebut dialami oleh semua siswa, maka tes yang
digunakan dapat dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Kenaikan tes
yang kedua, barang kali disebabkan oleh adanya pengalaman yang
diperoleh pada saat mengerjakan tes pada kesempatan yang pertama.
Dalam keadaan seperti ini, dikatakan telah terjadi practice effectatau
carry over effet yaitu adanya akibat yang dibawa karena siswa telah
mengalami sesuatu kegiatan yang sama pada kesempatan sebelumnya.
Indeks reliabilitas suatu dapat dicari dengan mengkorelasikan
skor-skor yang diperoleh dari hasil pengukuran yang berulang kali pada
waktu yang berbeda. Sedangkan yang kedua adalah dengan cara membagi
tes menjadi dua bagian yang sama atau setaraf.
Adapun metode yang dapat digunakan untuk menentukan
reliabilitas suatu tes antara lain adalah : metode tes ulang, metode parallel,
metode belah dua dan metode kesamaan rasional.
:
8
-
8/3/2019 Tes Mengukur Tenis Meja
9/18
3. Obyektivitas
Dalam pengertian sehari-hari telah diketahui bahwa obyektif
berarti tidak ada unsur pribadi yang mempengaruhi. Kebalikan dari
obyektif adalah subyektif, yang berarti terdapat unsur pribadi yang masuk
mempengaruhi.
Sebuah tes dikatakan memiliki obyektivitas apabila dalam
melaksanakan tes itu tidak terdapat faktor subyektif yang
mempengaruhinya. Dengan kata lain, dikatakan obyektif apabila dua orang
penguji atau lebih memberikan skor atau nila yang sama dan bebas dari
interfensi subyektif, khusunya dalam penilaian (scoring) nya.
D. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Tes dan Pengukuran
1. Jika sesuatu itu ada dan adanya sesuatu dalam jumlah itu dapat diukur
2. Tes dan pengukuran menggunakan alat-alat terstandart seperti stopwatch,
pita ukur dll
3. Tes dan pengukuran harus sistematis, procedural dan represetative
4. Harus dilaksanakan oleh orang yang ahli dalam bidangnya
5. Tes dan pengukuran menyenangkan dan mempunyai nilai mitivasi
6. Pelaksanaan Tes dan Pengukuran sebaiknya dilaksanakan minimal tiap
akhir dari pembelajaran atau awal dan akhir pembelajaran
7. Tes dan Pengukuran mengacu pada rumusan indicator hasil belajar dan
tujuan khusus pembelajaran
:
9
-
8/3/2019 Tes Mengukur Tenis Meja
10/18
8. Tes P sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan falsafah atau pandangan/misi
dan visi lembaga yang bersangkutan
9. Tes dan pengukuran dalam Dikjas obyeknya abilitas, Skill,
Anthropometri, kebugaran jasmani, nilai-nilai prestasi dan kesehatan
10. Tes dan pengukuran merupakan bagian integral dari proses pendidikan
sehingga mutlak dilaksanakan
11. Tes dan Pengukuran sebagai media untuk mengetahui dan menentukan
proses dan hasil pendidikan
12. Tes tidak bertentangan dengan kodrat dan budaya
13. Tes sebaiknya mengukur kemampuan individu siswa
E. Aspek-Aspek yang Diukur
Apabila seseorang yang menjadi objek pengukuran dalam pendidikan
jasmani atau lingkup olahraga, biasanya tujuannya adalah untuk menilai
pembelajaran atau pencapaian seseorang dalam salah satu dari ketiga domain
pendidikan. Tes dalam domain psikomotor mengukur keterampilan motorik,
perkembangan motorik dan kesegaran jasmani. Tes psikomotor umunya
mengenai dua hal : ialah tes tentang produk dari performa motorik (seperti
kecepatan, ketepatan, keajekannya servis tennis) dan tes mengenai proses
pelaksanaan performa (misalnya pola yang digunakan dalam melaksanakan
servis tennis). Tes kognitif mengukur pengetahuan yang dimiliki sehubungan
dengan teknik, peraturan, dan strategi-strategi olahraga dan konsep
sehubungan dengan pengembangan dan cara memperkembangkan kesegaran
jasmani dan pencegahan cedera. Tes pada domain afektif menilai interes,
:
10
-
8/3/2019 Tes Mengukur Tenis Meja
11/18
sikap, perasaan dan nilai dalam hubungannya dengan aktivitas fisik yang
bermakna. Beberapa dari tes-tes tersebut juga menilai konstruksi fisiologis
seperti misalnya sifat agresif, ketagihan berlatih, dan kecemasan dalam
menghadapi kompetisi.
Individu dapat juga menjadi objek pengukuran apabila keefektian
tugas yang akan dinilai. Instrument kertas dan pensil juga dikembangkan
untuk mengukur keefektifan guru-guru pendididkan jasmani, pelatih dan
administrator olahraga.
Kadang-kadang kelompok juga menjadi objek pengukuran pendidikan
jasmani dan olahraga. Suatu kelompok yang sangat menarik tentu saja tim
olahraga. Kualitas suatu tim, seperti misalnya kepaduan tim, dinilai dengan
tujuan akhir untuk menentukan cara menoptimalkan performa tim.
Pengukuran juga diaplikasikan pada olahraga, pengajaran dan
rekreaksi sebagai bagian dari proses evaluasi secara menyeluruh. Suatu
program dapat juga dievaluasi dalam satu dari dua cara. Pertama, dapat
dievaluasi apabila teknik-teknik pengukuran diaplikasikan langsung terhadap
komponen-komponen dari program; kedua dapat dievaluasi secara tidak
langsung dengan mengukur status dan kemajuan produk suatu program,
misalnya peserta didik atau para lulusan.
:
11
-
8/3/2019 Tes Mengukur Tenis Meja
12/18
F. Tes dan Pengukuran Pendidikan Jasmani untuk Tenis Meja
1. Tujuan
Untuk mengukur keterampilan sikap / cara melakukan suatu gerakan
(penilaian sikap) servis, pukulan forehand dan pukulan backhand.
2. Testee
a. Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes
b. Diharapkan sudah makan maksimal 2 jam sebelum tes
c. Memakai sepatu dan pakaian olahraga
d. Melakukan pemanasan (warming up)
e. Memahami tata cara pelaksanaan tes
f. Jika tidak dapat melaksanakan salah satu / lebih dari tes maka tidak
mendapatkan nilai / gagal.
3. Validitas
Diperoleh melalui tes
4. Reliabilitas
Belum ada
5. Petugas / tester
Pada setiap tes diperlukan dua orang, satu orang sebagai tester dan satu
orang sebagai pelempar bola yang bisa diambil dari siswa yang belum
melakukan tes ( khusus untuk pengukuran pukulan forhand dan backhand).
Sedangkan untuk pengukuran servis hanya memerlukan satu orang tester.
a. Mengarahkan peserta untuk melakukan pemanasan (warming up)
b. Memberikan pengarahan kepada peserta tentang petunjuk pelaksanaaan
tes dan mengijinkan mereka untuk mencoba gerakan-gerakan tersebut.
c. Memperhatikan kecepatan perpindahan pelaksanaan butir tes ke butir tes
berikutnya dengan tempo sesingkat mungkin dan tidak menunda waktu
:
12
-
8/3/2019 Tes Mengukur Tenis Meja
13/18
d. Tidak memberikan nilai pada peserta yang tidak dapat melakukan satu
butir tes atau lebih
e. Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau per
butir tes
6. Perlengkapan
Kapur tulis, meja tenis meja, net, bola dan bet.
7. Ruang/Tempat
Aula / ruang kelas
8. Item Tes
Pukulan forhand
Pukulan backhand
Pukulan servis
9. Pelaksanaan
Pukulan forehand dan pukulan backhand
Siswa mendapat kesempatan masing-masing 5 kali pukulan (forehand
dan backhand), dimana yang menjadi pelempar bola teman yang
mendapat giliran berikutnya.
Pukulan servis
Siswa mendapat kesempatan masing-masing 5 kali pukulan
10. Skoring
Untuk semua pengukuran, siswa diberikan kesempatan masing-masing 5
kali pukulan, dimana meja sebelahnya diberikan angka dan angka yang
diberikan sesuaikan angka dimana bola jatuh. Perolahan angka antara 0
sampai 3, angka 0 diberikan apabila bola tidak masuk atau keluar.
:
13
-
8/3/2019 Tes Mengukur Tenis Meja
14/18
Format Pengukuran
Skoring
:
14
3 3
2 1 1 2
3 3
-
8/3/2019 Tes Mengukur Tenis Meja
15/18
Keterangan : setiap kali pengukuran diberikan/dituliskan angka 0
sampai 3
Jumlah skor
Nilai per item tes : x 100
15
Jumlah skor
Nilai akhir : x 100
45
Tingkat Performa Jumlah Skor Akhir
Baik Sekali 35 - 45
Baik 24 34
Sedang 12 23
Kurang 1 11
Kurang Sekali 0
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suatu hal yang tidak mungkin untuk mendapatkan pendidikan jasmani
yang berkualitas, tanpa menggunakan strategi pengukuran dan evaluasi. Guru
yang baik harus melaksanakan tes terus-menerus untuk mengukur dan
:
No Nama
Siswa
Forehand Backhand Servis jmlh ket1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
dst
15
-
8/3/2019 Tes Mengukur Tenis Meja
16/18
mengevaluasi guna mendapatkan wawasan atau pandangan tentang kemajuan
siswa dan efektivitas proses belajar mengajar. Proses pengukuran dan
pengukuran tidak hanya berakhir sampai proses itu selesai. Setiap hal dalam
suatu program harus mempunyai tujuan dengan data hasil dari pengukuran
dapat digunakan untuk mengevaluasi tujuan program yang telah ditentukan
sebelumnya. Apa yang dicapai siswa dapat diukur dan dievaluasi dalam
hubungannya dengan tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan keterampilan
yang diajarkan, kesegaran jasmani, pengetahuan dan nilai-nilai yang tercakup
dalam kurikulum efektivitas program, termasuk perilaku guru dan penyajian
kurikulum dapat dijaga, dievaluasi atas dasar informasi tersebut.
Dalam pelaksanaan pengukuran ini, aspek yang diukur adalah aspek
psikomotor siswa. Materi pengukuran yang dilaksanakan yaitu senam irama,
dimana dalam aspek yang diukur dalam pengukuran senam irama yaitu ;
posisi-posisi statis, gerak berpindah dan ayunan (tangan/kaki). Tujuan
dilaksanakannya pengukuran ini adalah untuk mengukur kesempurnaan /
keterampilan sikap / cara melakukan suatu gerakan (penilaian sikap) dan
prestasi gerakan.
B. Saran
Langkah-langkah Pembuatan Tes Keterampilan Olahraga (tenis meja)
1. Tentukan Tujuan Dibuatnya suatu Tes
2 . Identifikasi Kemampuan yang Akan diukur.
3 . Memilih butir tes gerak.
4 . Fasilitas dan Peralatan.
:
16
-
8/3/2019 Tes Mengukur Tenis Meja
17/18
5 . Laksanakan Satu Studi Percobaan dan Revisi Butir Tes.
6 . Pilih Subyek yang Akan digunakan.
7 . Tentukan Kesahihan Butir-butir Tes.
8 . Tentukan Keterandalan Butir Tes.
9 . Menentukan Norma yang Dipakai.
10 . Membuat Panduan Tes.
DAFTAR PUSTAKA
Atmojo, Biyakto Mulyono. 2007. Tes dan Pengukuran Pendidikan
Jasmani/Olahraga. Sebelas Marer University Press : Surakarta
Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Depdiknas :
Jakarta
Wahjoedi. 2001. Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. PT. Rajagrafindo
Persada : Jakarta
:
17
-
8/3/2019 Tes Mengukur Tenis Meja
18/18
18