teori belajar robert m. gagne

23
1 ROBERT GAGNE’S THEORY OF LEARNING “Teori Belajar Robert Gagne” TEORI BELAJAR MATEMATIKA DOSEN : Agustan S., S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh : Kelompok 3 Nama : 1. Abdul Rais P 10536 4631 13 2. Siti Fahmia 10536 4632 13 3. Erliani 10536 4633 13 4. Khaera Ummah 10536 4634 13 5. Nurjannah 10536 4636 13 Kelas : MAT- 3.E PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014

Upload: abdul-rais-p

Post on 10-Jul-2015

2.790 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Belajar Robert M. GAgne

1

ROBERT GAGNE’S THEORY OF LEARNING

“Teori Belajar Robert Gagne”

TEORI BELAJAR MATEMATIKA

DOSEN : Agustan S., S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 3

Nama :

1. Abdul Rais P 10536 4631 13

2. Siti Fahmia 10536 4632 13

3. Erliani 10536 4633 13

4. Khaera Ummah 10536 4634 13

5. Nurjannah 10536 4636 13

Kelas : MAT- 3.E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

Page 2: Teori Belajar Robert M. GAgne

2

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya, dan tidak lupa kita mengirim salam dan salawat kepada baginda

Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang

benar yaitu agama Islam.

Dalam mata kuliah Teori Belajar Matematika ini, kami mendapatkan tugas

untuk membuat makalah yang berjudul “Teori Belajar Robert Gagne”. Tugas

ini merupakan upaya kami dalam lebih memahami teori belajar yang

dikemukakan oleh Robert Gagne.

Kami harap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi

kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai sejarah

berdirinya muhammadiyah secara umum, khususnya bagi penulis. Makalah ini

memang masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran

dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 17 November 2014

Penulis

Page 3: Teori Belajar Robert M. GAgne

3

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................ i

Kata Pengantar ............................................................................................ ii

Daftar Isi ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1

C. Tujuan ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

I. Prinsip Belajar Robert Gagne ............................................................. 3

A. Asumsi dasar ................................................................................ 3

B. Komponen Belajar Robert Gagne ................................................ 5

C. Hakikat Belajar yang Kompleks .................................................. 10

D. Tipe Belajar Menurut Robert Gagne ............................................ 11

E. Fase Belajar .................................................................................. 14

II. Prinsip Pembelajaran Robert Gagne ................................................. 15

III. Implikasi Teori Belajar Gagne .......................................................... 17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 18

B. Saran ................................................................................................... 19

Daftar Pustaka ............................................................................................. iv

Page 4: Teori Belajar Robert M. GAgne

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam mempelajari ilmu pendididkan, sering dikemukakan pertanyaan

berupa ”mengapa seseorang perlu belajar?” untuk menjawab pertanyaan ini,

sepertinya kita sependapat bahwa di dunia ini tak ada makhluk hidup yang

ketika baru dilahirkan dapat melakukan segala sesuatu dengan sendirinya,

begitu juga dengan manusia. Sejak ia bayi, bahkan ketika dewasa pun, ia pasti

membutuhkan bantuan orang lain.

Jika bayi manusia yang baru dilahirkan tidak mendapat bantuan dari

manusia dewasa lainnya, tentu ia akan binasa. Ia tidak mampu hidup sebagai

manusia jika ia tidak dididik oleh manusia. Oleh karena itu, manusia disebut

sebagai makhluk sosial. Selain itu, manusia juga makhluk berbudaya, sehingga

belajar merupakan kebutuhan yang vital sejak manusia dilahirkan. Manusia

selalu memerlukan dan melakukan perbuatan belajar kapan saja dan dimana

saja ia berada.

Banyak ilmuan yang telah menemukan teori belajar. Salah satu teori

belajar tersebut adalah teori belajar dari Robert M. Gagne, yang akan kami

bahas dalam maklah ini.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakng tersebut, rumusan masalah yang kami buat

adalah:

1. Bagaiman teori belajar yang dikemukakan oleh Gagne?

2. Apa sajakah prinsip belajar Robert Gagne?

3. Apa sajakah prinsip pembelajaran Robert Gagne?

4. Bagaimana implikasi teori Gagne dalam pembelajaran?

C. TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan memahami teori belajar yang dikemukakan

oleh Gagne.

Page 5: Teori Belajar Robert M. GAgne

5

2. Untuk mengetahui dan memahami prinsip belajar yang dikemukakan

Robert Gagne.

3. Untuk mengetahui dan memahami prinsip pembelajaran yang

dikemukakan Robert Gagne.

4. Untuk mengetahui implikasi teori Gagne dalam pembelajaran.

Page 6: Teori Belajar Robert M. GAgne

6

BAB II

PEMBEHASAN

I. PRINSIP BELAJAR ROBERT GAGNE

Manusia melakukan banyak kegiatan yang merupakan hasil dari belajar.

Masalah dalam teori-teori lama yang membahas belajar adalah mereka tidak

menangkap perbedaan kompleksitas aktivitas yang membedakan manusia

dengan spesies lainnya. Gagne (1972,1977a) berpendapat bahwa kunci untuk

mengembangkan teori yang komprehensif adalah memulai dengan analisis

berbagai macam kinerja dan keterampilan yang dilakukan oleh manusia.

A. Asumsi Dasar

Asumsi dasar dari teori Gagne mendeskripsikan sifat unik dari kegiatan

belajar manusia dan definisinya tentang belajar.

1. Keunikan Hakekat Belajar Manusia

Elemen penting dalam analisis Gagne adalah kaitan belajar dengan

perkembangan, kompleksitas belajar pada manusia, dan masalah khusus

dengan pandangan-pandangan sebelumnya.

a. Kaitan Belajar dengan Perkembangan.

Dalam model kesiapan pertumbuhan (model Gesellian),

pertumbuhan tubuh terkait erat dengan pertumbuhan mental. Salah satu

pendapat mengatakan bahwa kemunculan gigi permanen pada anak

mengindikasikan usia perkembangan yang tepat untuk memulai

pembelajaran membaca. Akan tetapi menyamakan belajar dengan

pertumbuhan tidaklah tepat, karena faktor utama yang mempengaruhi

keduanya berbeda. Dimana faktor utama yang mempengaruhi

pertumbuhan adalah genetik, sedangkan faktor utama yang

mempengaruhi belajar adalah kegiatan-kegiatan di lingkungan individu

itu sendiri.

b. Kompleksitas Belajar Manusia

Banyak hasil belajar manusia digeneralisasikan untuk berbagai

macam situasi. Keterampilan yang kompleks didasarkan pada belajar

sebelumnya. Sebagai contoh, siswa yang belajar menulis paragraf

Page 7: Teori Belajar Robert M. GAgne

7

deskriptif akan menggunakan pengetahuannya tentang penulisan kalimat

dan memilih kata.

c. Masalah dalam Pandangan Sebelumnya

Ide-ide yang dikemukakan oleh teoritisi awal terkait dengan situasi

spesifik yang berasal dari studi belajar laboratorium, namun mereka

tidak dapat menjelaskan kapasitas manusia untuk mempelajari

keterampilan dan kemampuan yang kompleks.

Beberapa teori berbasis laboratorium memang menjelaskan

subkomponen belajar manusia, namun subketerampilan ini bukan tujuan

utama dari belajar. Contohnya, Model Pavlov mengenai stimulus yang

dikondisikan “menandakan” adanya emosi atau reaksi lain, seperti

perasaan nyaman yang ditimbulkan oleh mainan. Perspektif lain adalah

teori Stimulus-Respon (S-R) dari Thorndike dan Skinner. Contoh dari

koneksi S-R adalah bayi belajar memegang botol minuman, menjangkau

dan memegang mainan, dan menggucapkan sesuatu. Saat anak

mendapatkan jumlah koneksi S-R semakin banyak, mereka mulai

membentuk rantai koneksi. Seperti mengancingkan baju sendiri,

mengucapkan ucapan yang runtut.

Psikolog Gestalt juga menjelasknan sifat sesungguhnya dari

belajar. Mereka berpendapat bahwa belajar terjadi ketika subjek melihat

hubungan baru dalam situasi masalah. Akan tetapi, mereka tidak menilai

belajar yang telah dilakukan sebelumnya oleh subjek, yang dapat

menjelaskan perilaku memecahkan masalah.

Pada 1960-an, kecerendungan riset lain memperkenalkan

perspektif baru dalam diskusi belajar. Mereka adalah (a) riset

komunikasi, yang memandang pemelajaran sebagai sistem pemrosesan

informasi yang kompleks, (b) munculnya komputer berkecapatan tinggi,

yang diikuti dengan sederet petunjuk pemrosesan, dan (c) deskripsi yang

mengikuti aturan mengenai bagaimana individu memproses bahasa.

Perubahan utama dalam pemikiran belajar yang diawali oleh

perkembangan ini adalah bahwa individu tidak sekedar beraksi terhadap

stimuli, sebaliknya mereka memproses stimulasi yang diterima dari

Page 8: Teori Belajar Robert M. GAgne

8

lingkungan. Model ini tidak membahas hasil spesifik dari belajar, namun

konsep bertindak pada stimuli di lingkungan dalam berbagai cara

memberikan implikasi bagi pembelajaran.

2. Definisi Belajar

Analisis Gagne mengidentifikasi persyaratan untuk definisi belajar

yang komprehensif dan deskripsi belajar pada manusia. Fokus yang

memaksakan semua belajar ke dalam satu deskripsi adalah salah satu

kesalahan prinsip belajar sebelumnya. Temuan ini mengindikasikan

bahwa belajar adalah bukan proses tunggal. Riset laboratorium yang

dilakukan oleh psikolog kognitif di awal 1980-an menyebabkan riset itu

menjadi terpaku hanya pada saluran belajar yang sempit. Deskripsi yang

memadai dari belajar manusia harus berlaku untuk berbagai macam

aktivitas manusia di beragam latar dan situasi belajar itu terjadi.

Belajar adalah mekanisme yang membuat individu menjadi

berfungsi sebagai anggota masyarakat secara kompeten. Belajar juga

melahirkan semua keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai yang

didapat oleh manusia. Dalam pengertian umum belajar merupakan

perubahan disposisi kapabilitas (kemampuan) manusia yang bertahan

dalam jangka waktu yang lama dan bukan hasil dari pertumbuhan. Ketika

didefinisikan secara formal, belajar menghasilkan berbagai disposisi yang

dipertahankan yang tercermin dalam berbagai macam perilaku atau hasil

kinerja tertentu, yaitu perbandingan antara hasil kinerja sebelumnya

dengan sesudah pembelajaran. Menurut Gagne, kapabilitas (kemampuan)

ini terdiri dari komponen mental (disposisi yang dipertahankan) dan

komponen perilaku (kinerja). Kedua komponen kapabilitas ini didapatkan

oleh manusia melalui stimulasi dari lingkungan, dan pemrosesan kognitif

yang mengubah stimulus dari lingkungan menjadi kapabilitas baru.

B. Komponen Belajar

Pendekatan Gagne untuk pemahaman belajar pada manusia berbeda

dengan pendekatan sebelumnya, terutama dalam hal keharusan langkah awal

untuk menganalisis keragaman belajar manusia, dan belajar dan pembelajaran

Page 9: Teori Belajar Robert M. GAgne

9

merupakan satu kesatuan yang harus dikembangkan secara beriringan.

Kerangka belajar yang dikembangkan Gagne terdiri atas ragam belajar,

kondisi belajar internal dan kondisi belajar eksternal.

Lima variasi belajar yang dikemukakan Gagne adalah informasi verbal,

keterampilan intelektual, keterampilan motorik, sikap, dan strategi kognitif.

Kelima variasi belajar ini merepresentasikan hasil belajar yang merupakan

kapabilitas.

a. Informasi Verbal

Informasi verbal dimulai sejak masa kanak-kanak awal ketika bayi

mulai belajar nama-nama objek, hewan, dan peristiwa. Berlanjut

disepanjang hayat saat mereka belajar tentang dunia sekitar. Karakteristik

esensial dari informasi verbal yaitu dapat ditulis atau dikatakan

(diverbalkan), dan beberapa kata dari informasi verbal memiliki makna

bagi individual.

Kapabilitas yang ditunjukkan antara lain label dan fakta, prosa atau

puisi yang terkait secara bermakna, dan isi informasi yang tertata.

Informasi verbal juga merupakan pengetahuan deklaratif, yang

menyiratkan kemampuan untuk mengumumkan atau menyatakan sesuatu.

Informasi verbal mengacu pada memilih teks yang terkoneksi

secara bermakna, dan mengorganisasikan bagian-bagian informasi. Hasil

dari informasi verbal adalah menyatakan informasi.

b. Keterampilan Intelektual

Yang termasuk dalam keterampilan intelektual adalah

membedakan, mengombinasikan, menabulasikan, mengklasifikasikan,

mengaalisis, dan mengkuantifikasikan objek, kejadian, dan simbol-simbol

lain. Contohnya, menerjemahkan ton menjadi kilogram. Yang juga

termasuk dalam keterampilan intelektual adalah aplikasi kaidah yang

mengatur aktivitas bicara, menulis dan membaca, dan dalam matematika

biasanya menggunakan aturan perhitungan dan memecahkan masalah soal

cerita. Keterampilan intelektual sering dijumpai dalam beberapa jenis

pekerjaan mulai dari perawat hingga programer komputer. Ketermapilan

Page 10: Teori Belajar Robert M. GAgne

10

ini merupakan kapabilitas yang membuat manusia berfungsi secara

kompeten dalam masyarakat.

Informasi verbal dan keterampilan intelektual merupakan dua

kategori yang saling ketergantungan, namun keduanya memiliki

pembeda. Keterampilan intelektual tidak dapat di pelajari hanya dengan

mendengar atau mencari informasi. Sebaliknya seseorang merespons

situasi dengan memanipulasi simbol dengan berbagai macam cara.

Karakteristik unik lainnya adalah, keterampilan intelektual terdiri dari

empat keterampilan lain yaitu:

Belajar diskriminasi, merupakan merespon secara berbeda pada

karakteristik yang membedakan objek. Contohnya, membedakan

gambar segitiga tertutup dengan geometris lainnya.

Belajar konsep konkret dan definisi, merupakan mengidentifikasi

objek atau kegiatan sebagai anggota dari satu kelompok konsep,

belajar melalui pertemuan langsung dengan contoh konkret.

Contohnya, mengidentifikasi berbagai bentuk segitiga dari segitiga

yang tinggi sampai yang lebar.

Belajar kaidah atau aturan, merupakan merespon satu kelompok

situasi dengan kelompok kinerja yang berkaitan. Contohnya,

menjawab 5 x (2 + 3) dengan menjumlahkan (5 x 2) + (5 x 3)

Belajar pemecahan masalah, merupakan memecahkan masalah

dengan mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh

sebelumnya. Contohnya, untuk mencari FPB dari 15 dan 30 harus

mengetahui dan mengaplikasikan pemfaktoran atau faktorisasi

prima dari 15 dan 30.

c. Strategi Kognitif

Keterampilan Intelektual membentuk struktur dasar untuk belajar.

Setelah siswa berhasil dalam belajar informasi verbal dan keterampilan

intelektual, siswa akan mulai mengembangkan cara untuk mengatur

sendiri proses mental mereka yang diasosiasikan dengan belajar. Secara

spesifik, strategi kognitif merupakan belajar bagaimana cara belajar, cara

Page 11: Teori Belajar Robert M. GAgne

11

mengingat, dan cara menjalankan pemikiran reflektif dan analitis yang

dapat melahirkan lebih banyak kegiatan belajar lagi.

Berbeda dengan informasi verbal dan keterampilan intelektual,

yang beroperasi dengan konten tertentu, objek strategi kognitif adalah

proses pemikiran individu yang belajar itu sendiri. Strtaegi kognitif yang

membantu siswa dalam mengelola belajar dan pengingatan antara lain

mencitrakan suatu kata yang hendak dipelajari, menggarisbawahi kalimat

penting, mengecek pemahaman dengan mengerjakan soal latihan.

Strategi kognitif juga membantu individu untuk mengelola

pemikiran mereka dengan membantu mereka menentukan kapan dan

bagaimana menggunakan informasi verbal dan keterampilan intelektual.

Arti penting dari startegi kognif diilustrasikan dalam riset tenntang siswa

yang lemah pada salah satu mata pelajaran. Siswa ini secara khusus

membutuhkan latihan strategi yang intensif. Siswa dengan prestasi rendah

cenderung menggunakan memorisasi tanpa pendalaman dan strategi yang

tidak efisien lainnya. Mereka gagal mengorganisasikan belajar mereka

dan cenderung melewati materi yang tidak dimengerti.

d. Keterampilan Motorik

Pada tingkatan tertentu semua kinerja adalah motorik atau gerakan

karena membutuhkan beberapa jenis tindakan. Siswa munggik

menggunakan tangan dan jarinya untuk menggunakan pensil sehingga dia

dapat menulis jawaban soal 5 x 8. Akan tetapi tindakan ini adalah

demonstaris keterampilan intelektual, bukan keterampilan motorik.

Karena keterampilan motorik tidak dapat ditentukan dengan sekedar

mengamati beberapa kinerja gerak yang nyata. Dalam kasus soal

perkalian, siswa sudah tahu cara menulis angka, focus tugasnya adalah

menunjukkan keterampilan intelektual. Tentu saja sebelumnya anak harus

belajar keterampilan motorik yang memungkinkan untuk menulis

jawaban. Meskipun demikian, keterampilan motorik yang baru dipelajari

bergantung pada pengenalan bahwa suatu kinerja motorik tidak ada

sebelum belajar. Contohnya melempar bola, membuat simpul tali,

melakukan serve dalam permainan tenis.

Page 12: Teori Belajar Robert M. GAgne

12

Karakteristik dari keterampilan motorik adalah persyaratan untu

mengembangkan kelancaran tindakan, ketepatan, dan pengaturan waktu,

dan hanya dapat diperoleh melalui pengulangan gerakan yang tepat.

Sehingga menuntut latihan gerakan secara berkelanjutan.

Dalam belajar keterampilan motorik ada tiga fase yaitu belajar

tahap-tahap gerakan dalam keterampilan dan pelaksanaan rutin,

menyesuaikan bagian-bagian dari keterampilan secara keseluruhan

melalui latihan, dan memperbaiki pengaturan waktu dan kelancaran

kinerja melalui latihan terus menerus. Fase ini secara otomatis akan

menimbulkan keterampilan, sehingga ia dapat menentukan tindakan yang

mungkin dapat mengganggu. Ketika belajar keterampilan telah selesai,

seseorang mampu untuk merespon isyarat kinestetik yang menandai

perbedaan antara tindakan yang tepat dilakukan dan yang bebas dari

kesalahan.

e. Sikap

Sikap adalah keadaan yang memengaruhi atau mengatur perilaku

namun tidak secara langsung menentukan tindakan. Sikap hanya

menyebabkan kemungkinan dilakukannya suatu tindakan.

Memberitahu siswa tentang apa yang akan mereka pelajari dapat

merupakan aspek efektif dalam pembelajaran tertentu. Namun upaya

untuk membangun sikap dengan ajakan logis atau emosional yang

persuasif tidaklah efektif. Contohnya, membaca pesan tertulis seperti

“Jauhi Narkoba!” tidak akan memengaruhi sikap pemelajar.

Sikap pada umumnya dideskripsikan terdiri dari tiga aspek yaitu

kognitif, afektif, dan behavioral. Kognitif yaitu yang mengekspresikan

kaitan seperti “bertambahnya jumlah penduduk meningkatkan jumlah

penangguran di Indonesia”. Aspek kedua yaitu afektif adalah perasaan

yang mengiringi keyakinan kognitif. Aspek behavioral berkaitan dengan

kesiapan untuk bertindak.

Berbagai institusi masyarakat, seperti sekolah tertarik untuk

engembangkan sikap siswa. Sekolah biasanya menekankan sikap seperti

menghormati orang lain, mematuhi aturan, dan bertanggung jawab atas

Page 13: Teori Belajar Robert M. GAgne

13

tindakannya. Namun medium yang paling memengaruhi sikap adalah

televisi. Acara televisi yang beraneka ragam menghasilkan dan

memperkuat sikap terhadap beberapa aspek kehidupan sehar-hari.

Untuk dapat memperoleh dan menguasai kelima kategori

kapabilitas tersebut dengan sebaik-baiknya ada sejumlah kondisi yang

perlu diperhatikan oleh para pendidik. Ada kondisi belajar internal, yang

timbul dari memori peserta didik sebagai hasil dari belajar sebelumnya,

dan ada sejumlah kondisi eksternal ditinjau dari peserta didik. Kondisi

eksternal ini bila diatur dan dikelola dengan baik merupakan usaha untuk

membelajarkan. Misalnya pemanfaatan berbagai media dan sumber

belajar.

C. Hakikat Belajar yang Kompleks

Analisis belajar Gagne mencakup dua organisasi kapabilitas yang

merepresentasikan hasil belajar yang kompleks, yaitu prosedur dan hierarki

belajar.

1. Prosedur

Sebuah prosedur adalah seperangkat tindakan yang harus

dilakukan sesuai urutan atau secara langkah demi lanngkah, dan

organisasi keterampilan yang mencakup keterampilan motorik/gerak dan

keterampilan intelektual. Mempelajari prosedur melibatkan belajar

melakukan keterampilan motorik deskret dan mempelajari aturan dan

konsep yang penting.

2. Hierarki Belajar

Menurut kamus ilmiah populer (2006:179) hirarki berarti

berurutan-urutan, peringkat, tingkat. Hirarki belajar merupakan struktur

belajar yang terdiri dari tingkatan-tingkatan belajar. Robert M. Gagne

merupakan salah seorang penganut aliran psikologi tingkah laku. Gagne

memiliki pandangan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku

yang kegiatannya mengikuti suatu hirarki kemampuan yang dapat

diobservasi atau diukur. Oleh karena itu, teori belajar yang dikemukakan

Gagne dikenal sebagai Teori Hirarki Belajar.

Page 14: Teori Belajar Robert M. GAgne

14

Teori hirarki belajar ditemukan oleh Rober M. Gagne yang

didasarkan atas hasil riset tentang faktor-faktor yang kompleks pada

proses belajar manusia. Penelitiannya dimaksudkan untuk menemukan

teori pembelajaran yang efektif. Analisanya dimulai dari identifikasi

konsep hirarki belajar, yaitu urut-urutan kemampuan yang harus dikuasai

oleh pembelajar (peserta didik) agar dapat mempelajari hal-hal yang

lebih sulit atau lebih kompleks. Orton dalam Warsita Hirarki belajar

menurut Gagne harus disusun dari atas ke bawah atau top down. Dimulai

dengan menempatkan kemampuan, pengetahuan, ataupun keterampilan

yang menjadi salah satu tujuan dalam proses pembelajaran dipuncak

hirarki belajar tersebut, diikuti kemampuan, keterampilan atau

pengetahuan prasyarat yang harus mereka kuasai lebih dahulu agar

mereka berhasil mempelajari keterampilan atau pengetahuan diatasnya.

Hirarki ini juga memungkinkan prasyarat yang berbeda untuk

kemampuan yang berbeda pula.

D. Tipe Belajar menurut Robert Gagne

Gagne membedakan delapan tipe belajar yang terurut secara hirarki,

mulai dari tipe belajar yang sederhana sampai dengan tipe belajar yang lebih

kompleks. Kemampuan belajar pada tingkat tertentu ditentukan oleh

kemampuan belajar di tingkat sebelumya. Kedelapan tipe belajar di atas

dikemukakan berikut ini.

1. Belajar isyarat (signal learning)

Belajar isyarat adalah belajar sesuatu dengan tidak sengaja yaitu

sebagai akibat dari suatu rangsangan yang dapat menimbulkan reaksi

tertentu. Dari signal yang dilihat atau didengarnya, anak akan memberi

respon tertentu. Belajar isyarat ini mirip dengan conditioning menurut

Pavlov dan timbul setelah sejumlah pengalaman tertentu. Respons yang

timbul bersifat umum, kabur, dan emosional. Misalnya, siswa menjadi

senang belajar matematika karena gurunya bersikap ramah dan

humoris.

Page 15: Teori Belajar Robert M. GAgne

15

2. Belajar stimulus-respons (stimulus-response learning)

Belajar stimulus-respons adalah belajar yang disengaja dan

responsnya seringkali secara fisik (motoris). Respons atau kemampuan

yang timbul tidak diperoleh dengan tiba-tiba melainkan melalui

pelatihan-pelatihan. Respons itu dapat diatur dan dikuasai. Misalnya,

seorang siswa dapat menyelesaikan suatu soal setelah memperhatikan

contoh penyelesaian soal yang serupa oleh gurunya.

3. Rantai atau rangkaian (chaining)

Belajar rantai atau rangkaian (gerak, tingkah laku) adalah belajar

yang menunjukkan kemampuan anak untuk menggabungkan dua atau

lebih hasil belajar stimulus–respon secara berurutan. Chaining terbatas

hanya pada serangkaian gerak, bukan serangkaian produk bahasa lisan.

Misalnya, siswa belajar melukis garis melalui dua titik melalui

rangkaian gerak: mengambil pensil, membuat dua titik sembarang,

memegang penggaris, meletakkan penggaris tepat di samping kedua

titik, kemudian menarik ruas garis melalui kedua titik itu.

4. Asosiasi verbal (verbal association)

Belajar asosiasi verbal adalah tipe belajar yang menggabungkan

hasil belajar yang melibatkan unit bahasa (lisan) seperti memberi nama

sebuah objek/benda. Sebagai contoh, bila diperlihatkan suatu bentuk

geometris, seorang siswa dapat mengatakan bentuknya adalah ’persegi’.

Sebelumnya, ia harus dapat membedakan bentuk-bentuk geometris agar

dapat mengenal ’persegi’ sebagai salah satu bentuk geometris.

Hubungan itu terbentuk bila unsur-unsur itu terdapat dalam urutn

tertentu, yang satu segera mengikuti yang satu lagi (contiguity).

5. Belajar diskriminasi (discrimination learning)

Belajar diskriminasi atau memperbedakan adalah belajar untuk

membedakan hubungan stimulus-respons agar dapat memahami

berbagai objek fisik dan konsep. Ada dua macam belajar diskriminasi,

yaitu belajar disriminasi tunggal dan belajar diskriminasi jamak.

Sebagai contoh belajar diskriminasi tunggal, siswa dapat membedakan

lambang ∩ dan ∪ dalam operasi himpunan. Belajar diskriminasi jamak,

Page 16: Teori Belajar Robert M. GAgne

16

misalnya siswa dapat membedakan sudut dan sisi pada segitiga lancip,

siku-siku, dan tumpul, atau pada segitiga sama sisi, sama kaki, dan

sembarang.

6. Belajar konsep (concept learning)

Belajar konsep adalah belajar memahami sifat-sifat bersama dari

benda-benda konkrit atau peristiwa-peristiwa untuk dikelompokkan

menjadi satu jenis. Untuk mempelajari suatu konsep, anak harus

mengalami berbagai situasi dan stimulus tertentu. Pada tipe belajar ini,

mereka dapat mengadakan diskriminasi untuk membedakan apa yang

termasuk atau tidak termasuk dalam suatu konsep. Melalui pemahaman

konsep siswa mampu mengidentifikasikan benda lain yang berbeda

ukuran, warna, maupun materinya, namun masih memiliki

kararkteristik dari objek itu sendiri. Sebagai contoh, seorang siswa

dikatakan telah belajar konsep himpunan jika ia telah dapat

menunjukkan kumpulan objek yang merupakan contoh himpunan atau

bukan contoh himpunan.

7. Belajar aturan (rule learning)

Belajar aturan adalah tipe belajar yang memungkinkan peserta

didik dapat menghubungkan dua konsep atau lebih untuk membentuk

suatu aturan. Harus diingat, mengenal aturan tanpa memahaminya akan

merupakan verbal-chain saja, dan hal ini merupakan cara

pembelajaran yang keliru. Seorang siswa dikatakan telah belajar aturan

jika ia telah mampu mengaplikasikan aturan itu Misalnya, dalam

matematika siswa dapat memahami bahwa (a + b)(a – b) = a2 – b2

berdasarkan konsep-konsep sebelumnya, seperti perkalian dua bilangan,

perkalian berulang, perkalian dua bilangan berbeda tanda, dan

penjumlahan/pengurangan dua bilangan.

8. Memecahkan masalah (problem solving)

Belajar memecahkan masalah merupakan tipe belajar yang lebih

tinggi dan lebih kompleks dibandingkan dengan tipe belajar yang lain.

Dalam belajar pemecahan masalah, ada empat langkah penting dalam

proses pemecahan masalah menurut Polya (dalam Pirdaus, 2007), yaitu

Page 17: Teori Belajar Robert M. GAgne

17

(1) memahami masalahnya, dalam arti menentukan apa yang diketahui

dan apa yang ditanyakan, (2) merencanakan cara penyelesaiannya, (3)

melaksanakan rencana; dan (4) menafsirkan atau mengecek hasilnya.

Dalam belajar pemecahan masalah, siswa harus memiliki pemahaman

sejumlah konsep dan aturan. Selain itu, siswa juga harus memiliki

strategi yang dapat memberikan arah pada pemikirannya untuk

memecahkan masalah itu.

E. FASE BELAJAR

Menurut Gagne belajar melalui empat fase utama yaitu :

1. Fase pengenalan (apprehending phase).

Pada fase ini siswa memperhatikan stimulus tertentu kemudian

menangkap artinya dan memahami stimulus tersebut untuk kemudian

ditafsirkan sendiri dengan berbagai cara. ini berarti bahwa belajar

adalah suatu proses yang unik pada tiap siswa, dan sebagai akibatnya

setiap siswa bertanggung jawab terhadap belajarnya karena cara yang

unik yang dia terima pada situasi belajar.

2. Fase perolehan (acqusition phase).

Pada fase ini siswa memperoleh pengetahuan baru dengan

menghubungkan informasi yang diterima dengan pengetahuan

sebelumya. Dengan kata lain pada fase ini siswa membentuk asosiasi-

asosiasi antara informasi baru dan informasi lama.

3. Fase penyimpanan (storage phase).

Fase storage/retensi adalah fase penyimpanan informasi, ada

informasi yang disimpan dalam jangka pendek ada yang dalam jangka

panjang, melalui pengulangan informasi dalam memori jangka pendek

dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.

4. Fase pemanggilan (retrieval phase).

Fase Retrieval/Recall, adalah fase mengingat kembali atau

memanggil kembali informasi yang ada dalam memori. Kadang-kadang

dapat saja informasi itu hilang dalam memori atau kehilangan hubungan

dengan memori jangka panjang. Untuk lebih daya ingat maka perlu

Page 18: Teori Belajar Robert M. GAgne

18

informasi yang baru dan yang lama disusun secara teror ganisasi, diatur

dengan baik atas pengelompokan.

II. PRINSIP PEMBELAJARAN ROBERT GAGNE

Robert Gagne memberi kerangka pada analisis kondisi belajar yang

memengaruhi belajar manusia dari perspektif pengidentifikasian faktor-

faktor yang dapat memberi perbedaan dalam pembelajaran. Akibatnya,

peralihan dari prinsip belajar secara teoretis ke dalam prinsip pembelajaran

tidak membutuhkan penerjemahan. Menurut asumsi Gagne, pembelajaran

di kelas mencakup sifat dari pembelajaran dan proses yang disebut sebagai

desain pembelajaran. Desain pembelajaran yang dimaksud adalah untuk

menangani semua kejadian yang mungkin mempengaruhi belajar

individual. Prinsip Gagne untuk desain dan pengembangan pembelajaran

adalah bagian dari upaya yang lebih besar yang dikenal sebagai desain

sistem. Lima asumsi yang mendukung rekomendasi Gagne untuk desain

pembelajaran yakni sebagai berikut :

Asumsi Alasan

1. Pembelajaran harus

dirancang untuk

menfasilitasi belajar siswa

individual.

1. Meskipun siswa sering

dikelompokkan untuk

pembelajaran, belajar terjadi di

dalam individual.

2. Baik itu tahapan jangka

panjang maupun menengah

harus dimasukkan dalam

desain pembelajaran.

2. Guru atau perancang

pembelajaran, merencanakan

pelajaran haria, namun

pelajaran itu harus berada di

dalam segmen unit dan

pelajaran yang lebih luas

danharus serasi

3. Perencanaan pembelajaran

tidak boleh sembarangan

atau sekadar memberikan

lingkungan yang mengasuh.

3. Perencanaan yang

sembarangan dapat melahirkan

orang dewasa yang tidak

kompeten. Karena itu,

Page 19: Teori Belajar Robert M. GAgne

19

pembelajaran harus

dikembangkan sesitematis

mungkin.

4. Pembelajaran harus didesain

menggunakan pendekatan

sisem

4. Pendakatan sistem adalah

pemilihan komponen yang

terorganisasi daan sekuensial

yang : (a) menggunakan data,

informasi dan prinsip teoretis

sebagai masukan untuk setiap

tahap perencanaan; (b) tes dan

cek silang hasil dari tahap

perkembangan ; dan (c)

membuat perubahan jika

diperlukan.

5. Desain pembelajaran harus

didasarkan pada cara

manusia belajar

5. Data dari temuan riset dan uji

coba pembelajarandapat

memberi informasi hal-hal

yang berhasil dikerjakan.

Dalam buku Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan

sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan

pembelajaran, sebagai berikut:

1. Menarik perhatian (gaining attention) : hal yang menimbulkan minat

siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi,

atau kompleks.

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the

objectives) : memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai siswa

setelah selesai mengikuti pelajaran.

3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall

or prior learning) : merangsang ingatan tentang pengetahuan yang

Page 20: Teori Belajar Robert M. GAgne

20

telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajari materi

yang baru.

4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus) :

menyampaikan materi-materi pembelajaran yang telah direncanakan.

5. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance) :

memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing proses/alur

berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik.

6. Memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance) ;

siswa diminta untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau

penguasaannya terhadap materi.

7. Memberikan balikan (providing feedback) : memberitahu seberapa

jauh ketepatan performance siswa.

8. Menilai hasil belajar (assessing performance) :memberiytahukan

tes/tugas untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai tujuan

pembelajaran.

9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and

transfer): merangsang kamampuan mengingat-ingat dan mentransfer

dengan memberikan rangkuman, mengadakan review atau

mempraktekkan apa yang telah dipelajari.

III. IMPLIKASI TEORI GAGNE DALAM PEMBELAJARAN

1. Mengontrol perhatian siswa.

2. Memberikan informasi kepada siswa mengenai hasil belajar yang

diharapkan guru.

3. Merangsang dan mengingatkan kembali kemampuan-kemampuan siswa.

4. Penyajian stimuli yang tak bisa dipisah-pisahkan dari tugas belajar.

5. Memberikan bimbingan belajar.

6. Memberikan umpan balik.

7. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memeriksa hasil belajar yang

telah dicapainya.

8. Memberikan kesempatan untuk berlangsungnya transfer of learning.

9. Memberikan kesempatan untuk melakukahn praktek dan penggunaan

kemampuan yang baru diberikan.

Page 21: Teori Belajar Robert M. GAgne

21

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Prinsip belajar Gagne berbeda dengan prinsip-prinsip dari teoritisi

sebelumnya yang menemukan prinsip belajar melalui studi belajar

laboratorium. Gagne lebih memusatkan perhatiannya pada kompleksitas

belajar manusia yang memiliki keunikan yang membedakannya dengan

spesies yang lain. Belajar menurut Gagne adalah seperangkat proses yang

bersifat internal bagi setiap individu sebagai hasil dari transformasi

rangsangan yang berasal dari peristiwa eksternal di lingkungan individu yang

bersangkutan. Bertolak dari define belajar tersebut, Gagne mengungkapkan

bahwa dalam belajar terdapat komponen kondisi belajar internal dan eksternal

yang mengalami interaksi akan menghasilkan suatu kapabilitas (kemampuan)

sebagai hasil belajar. Ada lima kriteria hasil belajar yaitu informasi verbal,

keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.

Menurut asumsi Gagne, pembelajaran di kelas mencakup sifat dari

pembelajaran dan proses yang disebut sebagai desain pembelajaran. Desain

pembelajaran yang dimaksud adalah untuk menangani semua kejadian yang

mungkin mempengaruhi belajar individual. Dalam buku Condition of

Learning, Gagne (1997) mengemukakan sembilan prinsip yang dapat

dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran, yaitu: Menarik perhatian

(gaining attention), menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of

the objectives), mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari

(stimulating recall or prior learning), menyampaikan materi pelajaran

(presenting the stimulus), memberikan bimbingan belajar (providing learner

guidance) : memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing

proses/alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik,

memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance), memberikan

balikan (providing feedback), menilai hasil belajar (assessing performance)

dan Memperkuat retensi dan transfer belajar.

Aplikasi pembelajaran Gagne bertitik tumpu pada variasi tau ragam

belajar yang ditemukannya. Dalam aplikasi pmbelajarannya Gagne

Page 22: Teori Belajar Robert M. GAgne

22

menguraikan beberapa hal, (a) isu kelas, dimana isu kelas ini merukapan

sebuah persiapan bagi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang

terdiri dari kesiapan mental dan juga pemberian motivasi dalam belajar; (b)

mengembangkan strategi kelas, pengembangan strategi kelas ini mengulas

tentang model perancangan system dan langkah-langkah dalam merangcang

pembelajaran yang tentunya merupakan suatu hal yang harus dikuasai oleh

seorang pendidik; (c) contoh kelas, contoh kelas merupakan segala kegiatan

yang dilakukan oleh guru dan siswa terbagi dalam Sembilan peristiwa

pembelajaran yang ditemukan oleh Gagne; (d) ulasan teori, Pavlof, Skinner,

dan Gestalt mengembangkan teorinya dalam laboratorium, namun Gagne

menemukan ragam belajar manusia yang kemudian di aplikasikannya dalam

teori pembelajaran.

B. SARAN

Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dapat

mengetahui tentang kondisi belajar Robert Gagne yang diulas secara luas

melalui teori, prinsip, dan aplikasinya. Dalam menulis makalah ini, penulis

mengharapkan adanya suatu saran dan kritik agar nantinya makalah ini dapat

direvisi dan disempurnakan lagi. Semoga makalah ini dapat menjadi sebuah

refrensi untuk memecahkan masalah-masalah yang ada yang khususnya

berkaitan dengan kondisi belajar Robert Gagne.

Page 23: Teori Belajar Robert M. GAgne

23

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pebelajaran, Jakarta:Penerbit

Kerjasama Pusat Perbukuan Depdiknas dan PT Rineka Cipta

http://veeah.blogspot.com/2010/12/teori-belajar-gagne.html (diakses tanggal 2 November 2014)

Ratna Wilis Dahar. 1998. Teori-Teori Belajar. Bandung: IKIP Bandung