8_iga erieani l. & tri sutrisno_teori gagne

25
TEORI GAGNE MAKALAH OLEH: 1. IGA ERIEANI LAILY (103174024) 2. TRI SUTRISNO (103174044) 2010 A UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Upload: iga-erieani

Post on 28-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gagne

TRANSCRIPT

Page 1: 8_iga Erieani l. & Tri Sutrisno_teori Gagne

TEORI GAGNE

MAKALAH

OLEH:

1. IGA ERIEANI LAILY (103174024)

2. TRI SUTRISNO (103174044)

2010 A

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN MATEMATIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

2012

Page 2: 8_iga Erieani l. & Tri Sutrisno_teori Gagne

PENDAHULUAN

A. Biografi Robert M.Gagne

Robert Mills Gagne lahir tahun 1916 di North Andover, MA.

Beliau mendapatkan gelar A.B. pada Yale tahun 1937 dan pada tahun

1940 mendapat gelar Ph.D. dalam Psychology dari Universitas Brown.

Mengajar pada Connecticut College for Women dari 1940—1949 dan

kemudian pada PennStateUniversity dari 1945—1946. Antara 1949—

1958, Gagne menjadi direktur “perceptual and motor skills laborartory”

dari U.S. Air force. Pada 25 tahun terakhir beliau adalah professor pada

Department of Education Research at Florida State University di

Tallahassee (Wiryana, 2009).

Hasil kerja Gagne memiliki pengaruh besar pada pendidikan

Amerika danpada pelatihan militer dan industri. Gagne dan L. J. Briggs

ada diantarapengembangan awal dari teori desain sistem instruksional

yang menunjukkanbahwa semua komponen dari pelajaran atau periode

instruksi dapat dianalisis dan semua komponen yang dapat dirancang

untuk beroperasi bersama-sama sebagaisuatu rencana untuk pengajaran.

Dalam suatu artikel signifikan berjudul“Teknologi Pendidikan dan Proses

Pembelajaran” (peneliti pendidikan, 1974),Gagne mendefinisikan instruksi

sebagai “serangkaian kegiatan yang direncanakanuntuk kegiatan eksternal

1

Page 3: 8_iga Erieani l. & Tri Sutrisno_teori Gagne

yang mempengaruhi proses pembelajaran dan itumempromosikan

pendidikan”.Gagne juga dikenal untuk teori stimulus-responnya yang

muthakir daridelapan jenis pembelajaran yang dibedakan dalam hal

kualitas dan kuantitas darirespon stimulus yang mempunyai keterkaitan.

Dari yang paling mudah hinggayang paling sulit atau komplek, ini adalah

Signal learning (PavlovianConditioning) Stimulus response learning

(operant conditioning) Chaining(Complex Operant Conditioning) Verbal

association, Discrimination learning,Concept learning, Rule learning,

Problem solving.Gagne berpendapat bahwa banyak keterampilan bisa

dianalisis dalamsuatu perilaku hirarki yang disebut pembelajaran hirarki

(Astridtiar, 2011).

B. Karya Robert M.Gagne

Sebagai salah satu tokoh ahli psikologi pendidikan, Robert M.

Gagne menulis banyak buku tentang psikologi, psikologi pendidikan, dan

lain-lain. Berikut ini adalah sebagian buku-buku karya Robert M. Gagne.

Learning and proficiency in mathematics. Math. Teacher, 1963. Problem

solving. In A. W. Melton (ed), Cate-gories of human learning. New York:

Academic Press, 1964. Contribution of learning to human development.

Psychol. Rev, 1968. Learning hierarchies. Educ. Psychologist, 1968. The

Conditions of Learning, New York: Holt, Rinehart and Winston, 1977.

Some factors in learning non-metric geometry. Monogr.soc. Res. Child

Develpm, 1965. Some factors in the programming of conceptual learning.

J. exp. Psychol, 1961. Human problem solving: internal and external

events. In B. kleinmutz (ed.), Problem solving: Research, method, and

theory. New York: Wiley, 1966. The learning requirements for enquiry. J.

Res. Science Teaching, 1963. Study of retention of some topics of

elementary non-metric geometry. J. educ. Psychol, 1963.

PEMBAHASAN

A. Teori Gagne

Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses

penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan

2

Page 4: 8_iga Erieani l. & Tri Sutrisno_teori Gagne

keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi

adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi

eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu

yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang

terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan

dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

Gagne membagi proses belajar mengajar menjadi beberapa komponen

penting yaitu:

1. Fase-fase Pembelajaran

Gagne membagi proses belajar dalam empat fase utama, yaitu:

(1) receiving the stimulus situation (apprehending), (2) stage of

acquisition, (3) storage, (4) retrieval (Wiryana, 2009).

(1) Fase Receiving the stimulus situation (apprehending )

Fase ini merupakan fase seseorang memperhatikan stimulus

tertentu kemudian menangkap artinya dan memahami stimulus

tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan berbagai cara.

Stimulus itu dapat spontan diterima atau seorang Guru dapat

memberikan stimulus agar siswa memperhatikan apa yang akan

diucapkan.

(2) Fase Stage of Acquition

Pada fase ini seseorang akan dapat memperoleh suatu

kesanggupan yang belum diperoleh sebelumnya dengan

menghubung-hubungkan informasi yang diterima dengan

pengetahuan sebelumnya. Atau boleh dikatakan pada fase ini siswa

membentuk asosiasi-asosiasi antara informasi baru dan informasi

lama.

(3) Fase storage /retensi

Fase ini adalah fase penyimpanan informasi. Ada informasi

yang disimpan dalam jangka pendek, ada pula yang dalam jangka

panjang. Melalui pengulangan informasi dalam memori jangka

pendek dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.

3

Page 5: 8_iga Erieani l. & Tri Sutrisno_teori Gagne

(4) Fase Retrieval/Recall

Fase ini merupakan fase mengingat kembali atau

memanggil kembali informasi yang ada dalam memori. Kadang-

kadang dapat saja informasi itu hilang dalam memori atau

kehilangan hubungan dengan memori jangka panjang. Untuk lebih

daya ingat maka perlu informasi yang baru dan yang lama disusun

secara terorganisasi, diatur dengan baik atas pengelompokan-

pengelompokan menjadi katagori, konsep sehingga lebih mudah

dipanggil.

Kemudian ada beberapa fase lain yang dianggap tidak utama,

yaitu:

(1) Fase motivasi

Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada

siswa untuk belajar.

(2) Fase generalisasi

Fase generalisasi adalah  fase transfer informasi, pada situasi-

situasi baru, agar lebih meningkatkan daya ingat, siswa dapat

diminta mengaplikasikan sesuatu dengan informasi baru tersebut.

(3) Fase penampilan

Fase penampilan adalah fase dimana siswa harus memperlihatkan

sesuatu penampilan yang nampak setelah mempelajari sesuatu.

(4) Fase umpan balik

Pada fase ini siswa harus diberikan umpan balik dari apa yang

telah ditampilkan (reinforcement).

2. Kategori Utama Kapabilitas

Kategori ini juga biasa disebut dengan kemampuan manusia

atau hasil belajar. Setelah selesai belajar, penampilan yang dapat

diamati sebagai hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

(capabilities) (Wiryana, 2009). Ada lima kemampuan (kapabilitas)

sebagai hasil belajar yang diberikan Gagne yaitu :

4

Page 6: 8_iga Erieani l. & Tri Sutrisno_teori Gagne

a. Verbal Information (informasi verbal)

Informasi verbal adalah kemampuan siswa untuk memiliki

keterampilan mengingat informasi verbal, ini dapat dicontohkan

kemampuan siswa mengetahui benda-benda, huruf alphabet dan

yang lainnya yang bersifat verbal.

b. Intellectual skills (keterampilan intelektual)

Keterampilan intelektual merupakan penampilan yang

ditunjukkan siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dapat

dilakukannya. Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang

berinteraksi dengan lingkungannya melalui pengunaan simbol-

simbol atau gagasan-gagasan. Yang membedakan keterampilan

intelektual pada bidang tertentu adalah terletak pada tingkat

kompleksitasnya. Untuk memecahkan masalah siswa memerlukan

aturan-aturan tingkat tinggi yaitu aturan-aturan yang kompleks

yang berisi aturan-aturan dan konsep terdefinisi, untuk

memperloleh aturan–aturan ini siswa sudah harus belajar beberapa

konsep konkret, dan untuk belajar konsep konkret ini siswa harus

menguasai diskriminasi-diskriminasi.

c. Cognitive strategies (strategi kognitif)

Strategi kognitif merupakan suatu macam keterampilan intelektual

khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan

berpikir. Proses kontrol yang digunakan siswa untuk memilih dan

mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat dan

berpikir. Beberapa strategi kognitif adalah : (1) strategi menghafal,

(2) strategi elaborasi, (3) strategi pengaturan, (4) strategi

metakognitif, dan (5) strategi afektif.

d. Attitudes (sikap-sikap)

Attitude merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat

mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda, kejadian atau

mahluk hidup lainnya. Sekelompok sikap yang penting ialah sikap-

sikap kita terhadap orang lain.

5

Page 7: 8_iga Erieani l. & Tri Sutrisno_teori Gagne

e. Motor skills (keterampilan motorik)

Keterampilan motorik merupakan keterampilan kegiatan fisik dan

penggabungan kegiatan motorik dengan intelektual sebagai hasil

belajar. Keterampilan motorik bukan hanya mencakup kegiatan

fisik saja tapi juga kegiatan motorik dengan intelektual seperti

membaca, menulis, dll.

3. Kondisi atau Tipe Pembelajaran

Ada 8 tipe pembelajaran menurut teori gagne. Delapan tipe

pembelajaran tersebut adalah:

a. Signal learning (belajar isyarat)

Belajar isyarat merupakan proses belajar melalui pengalaman-

pengalaman menerima suatu isyarat tertentu untuk melakukan

tindakan tertentu.

b. Stimulus-response learning  (belajar melalui stimulus-respon)

Belajar stimulus-respon (S-R), merupakan belajar atau respon

tertentu yang diakibatkan oleh suatu stimulus tertentu. Melalui

pengalaman yang berulang-ulang dengan stimulus tertentu

sesorang akan memberikan respon yang cepat sebagai akibat

stimulus tersebut.

c. Chaining (rantai atau rangkaian)

Chaining atau rangkaian terbentuk dari hubungan beberapa S-R,

oleh sebab yang satu terjadi segera setelah yang satu lagi.

Misalnya: Pulang kantor, ganti baju, makan, istirahat.

d. Verbal association (asosiasi verba)

Mengenal suatu bentuk-bentuk tertentu dan menghubungkan

bentuk-bentuk rangkaian verbal tertentu. Misalnya : seseorang

mengenal bentuk geometris, bujur sangkar, jajaran genjang, bola,

dsb. Lalu merangkai itu menajdi suatu pengetahuan geometris,

sehingga seseorang dapat mengenal bola yang bulat, kotak yang

bujur sangkar.

6

Page 8: 8_iga Erieani l. & Tri Sutrisno_teori Gagne

e. Discrimination learning (belajar diskriminasi)

Belajar diskriminasi adalah dapat membedakan sesuatu dengan

sesuatu yang lainnya, dapat membedakan manusia yang satu

dengan manusia yang lainnya walaupun bentuk manusia hampir

sama, dapat membedakan merk sepedamotor satu dengan yang

lainnya walaupun bentuknya sama. Kemampuan diskriminasi ini

tidak terlepas dari jaringan, kadang-kadang jika jaringan yang

terlalu besar dapat mengakibatkan interferensi atau tidak mampu

membedakan.

f. Concept learning  (belajar konsep)

Belajar konsep terjadi karena kesanggupan manusia untuk

mengadakan representasi internal tentang dunia sekitarnya dengan

menggunakan bahasa. Binatang mungkin bisa melakukan tetapi

sangat terbatas, manusia dapat melakukan tanpa terbatas berkat

bahasa dan kemampuan mengabstraksi. Dengan menguasai konsep

ia dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep itu

misalnya : warna, bentuk, jumlah, dll.

g. Rule learning  (belajar aturan)

Belajar model ini banyak diterapkan di sekolah, banyak aturan

yang perlu diketahui oleh setiap orang yang telah mengenyam

pendidikan. Misalnya : angin berembus dari tekanan tinggi ke

tekanan rendah, 1 + 1 = 2 dan lainnya. Suatu aturan dapat

diberikan contoh-contoh yang konkrit.

h. Problem solving (memecahkan masalah)

Memecahkan masalah merupakan suatu pekerjaan yang biasa yang

dilakukan manusia. Setiap hari dia melakukan problem solving

bayak sekali. Untuk memecahkan masalah dia harus memiliki

aturan-aturan atau pengetahuan dan pengalaman, melalui

pengetahuan aturan-aturan inilah dia dapat melakukan keputusan

untuk memecahkan suatu persoalan. Seseorang harus memiliki

konsep-konsep, aturan-aturan dan memiliki “sets” untuk

7

Page 9: 8_iga Erieani l. & Tri Sutrisno_teori Gagne

memecahkannya dan suatu strategi untuk memberikan arah kepada

pemikirannya agar ia produktif.

4. Kejadian-kejadian Instruksional

Mengajar terdiri dari sejumlah kejadian-kejadian tertentu yang

menurut Gagne terkenal dengan “Nine instructional events” yang

dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Gain attention (memelihara perhatian)

Dengan stimulus ekster kita berusaha membangkitkan perhatian

dan motivasi siswa untuk belajar.

b. Inform learners of objectives (penjelasan tujuan pembelajaran)

Menjelaskan kepada murid tujuan dan hasil apa yang diharapkan

setelah belajar. Ini dilakukan dengan komunikasi verbal.

c. Stimulate recall of prior learning (merangsang murid)

Merangsang murid untuk mengingat kembali konsep, aturan dan

keterampilan yang merupakan prasyarat agar memahami pelajaran

yang akan diberikan.

d. Present the content (menyajikan stimuli)

Menyajikan stimuli yang berkenaan dengan bahan pelajaran

sehingga murid menjadi lebih siap menerima pelajaran.

e. Provide "learning guidance" (memberikan bimbingan)

Memberikan bimbingan kepada murid dalam proses belajar

f. Elicit performance /practice (pemantapan apa yang dipelajari)

Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-

latihan untuk menerapkan apa yang telah dipelajari itu.

g. Provide feedback (memberikan feedback)

Memberikan feedback atau balikan dengan memberitahukan

kepada murid apakah hasil belajarnya benar atau tidak.

h. Assess performance (menilai hasil belajar)

Menilai hasil-belajar dengan memberikan kesempatan kepada

murid untuk mengetahui apakah ia telah benar menguasai bahan

pelajaran itu dengan memberikan beberapa soal.

8

Page 10: 8_iga Erieani l. & Tri Sutrisno_teori Gagne

i. Enhance retention and transfer to the job  (mengusahakan transfer)

Mengusahakan transfer dengan memberikan contoh-contoh

tambahan untuk menggeneralisasi apa yang telah dipelajari itu

sehingga ia dapat menggunakannya dalam situasi-situasi lain.

B. Implikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran

Dalam pembelajaran menurut Gagne, peranan guru hendaknya

lebih banyak membimbing peserta didik. Guru dominan sekali peranannya

dalam membimbing peserta didik. Di dalam mengajar memberikan

serentetan kegiatan dengan urutan sebagai berikut :

1. Membangkitkan dan memelihara perhatian

2. Merangsang siswa untuk mengingat kembali konsep, aturan dan

keterampilan yang relevan sebagai prasyarat

3. Menyajikan situasi atau pelajaran baru

4. Memberikan bimbingan belajar

5. Memberikan Feedback atau balikan

6. Menilai hasil belajar

7. Mengupayakan transfer belajar

8. Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan

untuk menerapkan apa yang telah dipelajari.

Menurut Gagne, sasaran pembelajaran adalah kemampuan. Yang

dimaksudkan kemampuan di sini adalah hasil belajar berupa perilaku yang

bisa dianalisis. Sasaran belajar yang dikemukakan Gagne sama dengan

tujuan instruksional atau tujuan yang perumusannya menunjukkan tingkah

laku. Misalnya seorang peserta didik diberi pertanyaan “Bentuk yang

mana dari gambar-gambar berikut ini merupakan belah ketupat?”.

9

Page 11: 8_iga Erieani l. & Tri Sutrisno_teori Gagne

Tujuan belajar yang menunjukkan tingkah laku yang dinyatakan

dengan kata kerja menunjukkan kapabilitas yang dipelajari. Misalnya,

mengklasifikasikan belah ketupat, dengan menggunakan definisi belah

ketupat. Tindakan yang dilakukan peserta didik menunjukkan hasil

belajar, misalnya peserta didik memilah-milahkan bentuk-bentuk geometri

yang berbentuk belah ketupat.

Sasaran pembelajaran menurut Gagne mengacu pada hasil

pembelajaran yang diharapkan maka tujuan pembelajaran ditetapkan

terlebih dahulu. Berikutnya semua upaya pembelajaran diarahkan untuk

mencapai tujuan ini. Sasaran pembelajaran dibuat dengan jelas dan

operasional. Sasaran-sasaran tersebut akan menjadi landasan dalam

pembelajaran.

Dalam pembelajaran menurut Gagne, anak dibimbing dengan hati-

hati, dan ia dapat bekerja dengan materi terprogram atau program guru.

Siswa harus dapat aktif dan tidak bisa pasif. Ia mengerjakan banyak hal,

mulai dari mengerjakan latihan-latihan sampai ia memecahkan masalah,

tetapi seluruhnya ditentukan dengan program.

Menurut Gagne, di saat anak berkemampuan di d dan e seperti

pada gambar di bawah ini, ia dianggap siap untuk belajar b. Gagne tidak

memperhatikan perkembangan genetik, jika anak berusia 5 tahun tak

mempunyai pengalaman lalu yang menjadi prasyaratnya.

Menurut Gagne, pemecahan masalah merupakan tipe belajar yang

tingkatnya paling tinggi dan kompleks dibandingkan dengan tipe belajar

10

Page 12: 8_iga Erieani l. & Tri Sutrisno_teori Gagne

dimulai prasyarat yang sederhana, yang kemudian meningkat pada

kemampuan kompleks. Gagasan Gagne mengenai rangkaian belajar cocok

diterapkan dalam pembelajaran matematika, sebab bila kita perhatikan

konsep-konsep dalam matematika tersusun secara hierarkis. Konsep baru

terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya, untuk

itu akan lebih baik jika rangkaian belajar itu dimulai dari prasyarat yang

sederhana, kemudian meningkat pada kemampuan yang kompleks.

Gagne mengemukakan bahwa transfer belajar akan terjadi apabila

pengetahuan dan keterampilan matematika yang telah dipelajari dan yang

berkaitan dengan konsep dan prinsip, berhubungan langsung dengan

permasalahan baru yang kita hadapi. Tetapi sebaliknya, apabila konteks

yang baru tersebut membutuhkan suatu konsep dan prinsip yang berbeda

dari kemampuan spesifik yang sudah dikuasai sebelumnya, maka transfer

belajar tidak akan terjadi.

Dalam suatu sumber dinyatakan bahwa aplikasi teori gagne dalam

pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :

1. Setiap guru akan pernah mengalami bahwa suatu materi telah dibahas

dengan jelas-jelasnya namun masih ada sebagian siswa yang belum

mengerti ataupun tidak mengerti materi yang diajarkan sama sekali.

Hal ini menunjukkan bahwa seorang guru dapat mengajar suatu materi

kepada siswa dengan baik, namun seluruh atau sebagian siswanya

tidak belajar sama sekali. Usaha keras seorang guru dalam mengajar

tidak harus diikuti dengan hasil yang baik pada siswanya. Karena,

hanya dengan usaha yang keras para siswa sedirilah  akan betul-betul

memahami suatu materi yang diajarkan.

2. Tugas setiap guru dalam memfasilitasi siswanya, sehingga

pengetahuan materi yang dibangun atau dikonstruksi para siswa

sendiri dan bukan ditanamkan oleh guru. Para siswa harus dapat secara

aktif mengasimilasikan dan mengakomodasi pengalaman baru

kedalam kerangka kognitifnya.

11

Page 13: 8_iga Erieani l. & Tri Sutrisno_teori Gagne

3. Untuk mengajar dengan baik, guru harus memahami model-model

mental yang digunakan para siswa untuk mengenal dunia mereka dan

penalaran yang dikembangkan dan yang dibuat para siswa untuk

mendukung model-model itu.

4. Siswa perlu mengkonstruksi pemahaman yang mereka sendiri untuk

masing-masing konsep materi sehingga guru dalam mengajar

bukannya “menguliahi”, menerangkan atau upaya-upaya sejenis untuk

memindahkan pengetahuan pada siswa tetapi menciptakan situasi bagi

siswa yang membantu perkembangan mereka membuat konstruksi-

konstruksi mental yang diperlukan.

5. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang

memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh

peserta didik.

6. Latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar

kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari.

7. Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara

belajar yang sesuai dengan dirinya. Guru hanya sebagai fasilitator,

mediator, dan teman yang dapat membuat suasana kelas menjadi

kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan peserta didik.

Objek Belajar Matematika

Gagne menggunakan matematika sebagai sarana untuk menyajikan

dan mengaplikasi teori-teorinya tentang belajar. Menurut Gagne (dalam

Ismail, 1998), objek belajar matematika terdiri dari objek langsung dan objek

tak langsung. Objek langsung adalah transfer belajar, kemampuan

menyelidiki, kemampuan memecahkan masalah, disiplin pribadi dan apresiasi

pada struktur matematika. Sedangkan objek langsung belajar matematika

adalah fakta, keterampilan, konsep dan prinsip.

1. Fakta (fact) adalah perjanjian-perjanjian dalam matematika seperti simbol-

simbol matematika, kaitan simbol “3” dengan kata “tiga” merupakan

contoh fakta. Contoh lainnya fakta : “+” adalah simbol dari operasi

penjumlahan dan sinus adalah nama suatu fungsi khusus dalam

trigonometri.

12

Page 14: 8_iga Erieani l. & Tri Sutrisno_teori Gagne

2. Keterampilan (skills) adalah kemampuan memberikan jawaban yang benar

dan cepat. Misalnya pembagian cara singkat, penjumlahan pecahan dan

perkalian pecahan.

3. Konsep (concept) adalah ide abstrak yang memungkinkan kita

mengelompokkan objek ke dalam contoh dan bukan contoh. Himpunan,

segitiga, kubus, dan jari-jari adalah merupakan konsep dalam matematika.

4. Prinsip (principle) merupakan objek yang paling kompleks. Prinsip adalah

sederetan konsep beserta dengan hubungan diantara konsep-konsep

tersebut.

PENUTUP

Gagne membagi proses belajar mengajar menjadi beberapa komponen

penting yaitu:

1. Fase-fase Pembelajaran

2. Kategori Utama Kapabilitas

3. Kondisi atau Tipe Pembelajaran

4. Kejadian-kejadian Instruksional

Gagne membagi proses belajar (Fase-fase Pembelajaran) dalam empat fase

utama, yaitu: (1) receiving the stimulus situation (apprehending), (2) stage of

acquisition, (3) storage, (4) retrieval. Ada lima kemampuan (kapabilitas) sebagai

hasil belajar yang diberikan Gagne yaitu :

a. Verbal Information (informasi verbal)

b. Intellectual skills (keterampilan intelektual)

c. Cognitive strategies (strategi kognitif)

d. Attitudes (sikap-sikap)

e. Motor skills (keterampilan motorik)

Ada 8 tipe pembelajran menurut teori gagne. Delapan tipe pembelajaran

tersebut adalah:

a. Signal learning (belajar isyarat)

b. Stimulus-response learning  (belajar melalui stimulus-respon)

c. Chaining (rantai atau rangkaian)

d. Verbal association (asosiasi verba)

13

Page 15: 8_iga Erieani l. & Tri Sutrisno_teori Gagne

e. Discrimination learning (belajar diskriminasi)

f. Concept learning  (belajar konsep)

g. Rule learning  (belajar aturan)

h. Problem solving (memecahkan masalah)

Mengajar terdiri dari sejumlah kejadian-kejadian tertentu yang menurut

Gagne terkenal dengan “Nine instructional events” yang dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Gain attention (memelihara perhatian)

b. Inform learners of objectives (penjelasan tujuan pembelajaran)

c. Stimulate recall of prior learning (merangsang murid)

d. Present the content (menyajikan stimuli)

e. Provide "learning guidance" (memberikan bimbingan)

f. Elicit performance /practice (pemantapan apa yang dipelajari

g. Provide feedback (memberikan feedback)

h. Assess performance (menilai hasil belajar)

i. Enhance retention and transfer to the job (mengusahakan transfer)

14

Page 16: 8_iga Erieani l. & Tri Sutrisno_teori Gagne

DAFTAR RUJUKAN

Astridtiar. 2011. “Biografi Robert M.Gagne”, Pendidikan (Online)

(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2200755-biografi-

robert-gagne/#ixzz27g9KTtiW diaskes 20 September 2012)

http://pmat.uad.ac.id/teori-belajar-gagne.html

isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/2108212222.pdf

Winkel, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta:Penerbit Media Abadi, 2005

Wiryana. 2009. “Teori Belajar Gagne”, Pendidikan (Online)

(http://www.smantiara.sch.id/artikel/57-teori-belajar-gagne diakses 20

September 2012)

15