tafsir tematik tentang motivasi dalam pendidikan word 2003

33
Tafsir Tematik tentang Motivasi dalam Pendidikan Oleh Mahfuz Budi

Upload: mahfuz-budi

Post on 10-Jun-2015

724 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

Tafsir Tematik tentang Motivasi dalam Pendidikan

Oleh Mahfuz Budi

Page 2: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

Isi

I. Pendahuluan ........................................................................................................3

II. Pembagian Motivasi ............................................................................................3

III. Fungsi Motivasi ............................................................................................5

IV. Aplikasi Motivasi dalam Pendidikan ...................................................................12

V. Penutup .......................................................................................................20

Kepustakaan ...................................................................................................................23

2

Page 3: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

Tafsir Tematik tentang Motivasi dalam Pendidikan

Oleh Mahfuz Budi

I. Pendahuluan

Motivasi merupakan salah satu terminologi yang penting dalam Ilmu Pendidikan, dan

lebih khusus lagi dalam Psikologi Pendidikan dan atau Pengajaran. Dalam proses

pembelajaran, motivasi bahkan merupakan tahapan atau fase pertama dari sejumlah tahapan

yang berujung pada fase umpan balik.1

Motivasi berasal dari kata Latin motivus. Dalam bahasa Inggris disebut motivation,

yang merupakan bentukan dari kata dasar motive (Indonesia : motif). Maknanya adalah

dorongan, alasan atau keinginan untuk melaksanakan sesuatu.2 Dalam psikologi, motivasi

dimaknai sebagai terma yang merujuk kepada dorongan yang timbul atau dilakukan sebagai

upaya pemenuhan kebutuhan diri dan tujuan tingkah laku.

Makalah ini bertujuan mendeskripsikan terma motivasi dalam Ilmu Pendidikan

berdasar inspirasi yang bersumber dari Alquran yang dijabarkan para mufassir dalam

berbagai tafsir.

II. Pembagian Motivasi

Secara lebih komprehensif kita dapat menyebut motif sebagai daya penggerak yang

mendorong seseorang melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Dari motif

timbul motivasi, yaitu daya penggerak yang telah menjadi aktif, terutama bila kebutuhan

1 Fase-fase tersebut : Motivasi, Konsentrasi, Pengolahan, Menyimpan, Menggali, Prestasi, dan Umpan Balik. Lihat Drs H Baharuddin M.Pd.I, Esa Nur Wahyuni, M.Pd., Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2007), h. 17.

2 Catherine Soanes, Angus Stevenson, eds., Concise Oxford English Dictionary (Eleventh Edition), electronic edition, (London : Oxford University Press, tt.).

3

Page 4: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

untuk mencapai sesuatu tujuan yang dikehendaki sudah dinilai mendesak atau penting oleh

individu.3

Terdapat tiga elemen penting dalam motivasi :

1. Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi dalam sistem neurofisiologi

yang ada pada manusia. Perubahan energi itu menampakkan diri dalam

berbagai bentuk kegiatan yang bersifat fisik.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau afeksi, yang relevan dengan

persoalan-persoalan kejiwaan yang menentukan bentuk tingkah laku fisik yang

diperbuat.

3. Motivasi dirangsang karena adanya tujuan, sehingga sebenarnya lebih sebagai

respon dari suatu aksi, yaitu tujuan. Motivasi memang ada yang muncul dari

dalam diri atau batin manusia, tetapi kemunculannya terdorong oleh adanya

unsur lain dari luar. 4

Motivasi memiliki beberapa pembagian. Jika dilihat dari dasar pembentukannya,

dikenal adanya motivasi bawaan, yaitu motivasi yang dimiliki manusia yang merupakan

bawaan sejak lahir. Contohnya dorongan untuk makan dan minum serta dorongan seksual.

Karenanya lazim pula disebut motivasi fisiologik. Motivasi kedua ialah motivasi yang

dipelajari, atau disebut juga motivasi afiliatif atau motivasi objektif, yang terbentuk sebagai

prasyarat manusia sebagai makhluk sosial, dimana manusia memerlukan kelengkapan atau

kecakapan tertentu dalam berhubungan dengan manusia lain atau dengan hal-hal yang berada

di luar diri individu. 5

Pembagian lainnya mengklasifikasikan motivasi menjadi motivasi jasmaniah dan

motivasi rohaniah. Motivasi jasmaniah ini kurang lebih semakna dengan motivasi

bawaan.Termasuk di dalamnnya refleks, insting dan nafsu. Motivasi rohaniah kurang lebih

sama dengan motivasi afiliatif, dan kemauan (melakukan sesuatu) merupakan contohnya.6

Bentuk pembagian lainnya menggolongkan motivasi kedalam motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Motivasi pertama muncul dari dalam diri atau dari batin manusia, yang

3 Sardiman, AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali Pers, 2000), h. 71.4 Ibid., h.72.5 Ibid., h.84.6 Ibid., h. 86.

4

Page 5: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

muncul sebagai akibat adanya tiga faktor ; kebutuhan, pengetahuan, dan aspirasi atau cita-

cita. Motivasi yang kedua datang dari luar diri individu sebagai akibat adanya faktor-faktor

persaingan atau kompetisi, serta faktor imbalan yang bisa berupa hadiah atau ganjaran yang

baik atau bisa juga berupa hukuman atau sanksi.7

III. Fungsi Motivasi

Fungsi utama motivasi adalah sebagai pendorong dalam memenuhi berbagai ragam

kebutuhan manusia, yang mencakup kebutuhan fisik, psikis, bahkan spiritual-transendental.

Fungsi lainnya yang saling berkorelasi satu sama lain ialah menggerakkan, mengarahkan,

menjaga, menopang, dan menyeleksi tingkah laku manusia. Berdasar fungsi-fungsi tersebut,

Prof. Baharuddin sampai kepada kesimpulan bahwa motivasi menjadi kunci utama dalam

menafsirkan dan melahirkan perbuatan manusia, yang dalam konsep Islam disebut niyyah dan

‘ibadah. Niyyah merupakan pendorong utama manusia untuk berbuat atau beramal, sedang

‘ibadah merupakan tujuan manusia berbuat atau beramal. Maka perbuatan manusia

menurutnya, berada pada lingkaran niyyah dan ‘ibadah.8 Apakah niyyah yang mendorong

perbuatan manusia dalam Islam, lebih khusus lagi dalam Al-Qur’an, untuk berbuat ‘ibadah?

Tidak lain ridla Allah. Ridla-lah sinonim motivasi dalam Al-Qur’an.

�غ�اء �ت اب ه �ف�س� ن ر�ي �ش� ي م�ن �اس� الن ات�و�م�ن� ض� ر� �اد� م� �ع�ب �ال ب �ؤوف ر� !ه و�الل !ه� الل

Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah;

dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. (Q.S. 2 : 207).9

7 Prof. Dr. Baharuddin, M.Ag, Paradigma Psikologi Islami, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007), h.239.

8 Ibid., h. 238-239.9 ? Dalam Tafsir Ibn Katsir dijelaskan : Ibn `Abbas, Anas, Sa`id bin Musayyib, Abu `Uthman An-Nahdi, `Ikrimah dan beberapa sahabat lain menceritakan bahwa ayat ini berkaitan dengan Suhayb bin Sinan Ar-Rumi. Ketika Suhayb masuk Islam di Makkah dan menyatakan ikut hijrah ke Madinah, orang-orang Quraisy mengancamnya dengan mengatakan dia baru boleh pergi jika menyerahkan seluruh harya kekayaannya. Ternyata ia memberikan hartanya. Umar bin Khattab dan sejumlah sahabat menemuinya di pinggiran kota Madinah bernama Al-Harrah dan mengatakan padanya, pertukaran paksa yang dialaminya berbuah sukses. Mengapa? Umar mengatakan Allah telah menurunkan ayat di atas karena apa yang dialaminya. Ayat ini juga mencakup setiap mereka yang berjihad dengan harta di jalan Allah. Lihat Tafsir Ibn Kathir edisi Inggris dalam http://salafidb.googlepages.com/salafidb.4.0.exe.

5

Page 6: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

�غ�اء �ت اب �هم م�و�ال� أ نف�قون� ي �ذ�ين� ال �ل ات�و�م�ث ض� ر� ه�م� م� �نفس� أ م,ن� -ا �يت �ب �ث و�ت !ه� الل

��ل و�اب �ه�ا ص�ب ي �م� ل �ن ف�إ �ن� ض�ع�ف�ي �ه�ا ل ك أ �ت� ف�آت ��ل و�اب �ه�ا ص�اب

� أ �و�ة8 ب �ر� ب �ة8 ن ج� �ل� �م�ث ك ��ص�ير ب ون� �ع�م�ل ت �م�ا ب !ه و�الل ف�ط�ل=

Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. (Q.S. 2 : 265)

�ن� �ي ب �ح8 �ص�ال إ و�� أ وف8 م�ع�ر و�

� أ �ص�د�ق�ة8 ب م�ر�� أ م�ن� � �ال إ �ج�و�اهم� ن م,ن �ير8 �ث ك ف�ي �ر� ي خ� � ال

�غ�اء �ت اب �ك� ذ�ل �ف�ع�ل� ي و�م�ن �اس� ات�الن ض� ر� ع�ظ�يم-ا م� ا ج�ر-� أ �يه� ؤ�ت ن و�ف� ف�س� !ه� الل

Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridlaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. (Q.S. 4 : 114).

Mengaitkan dorongan dengan kebutuhan dalam motivasi dikemukakan dalam struktur

piramida hirarki kebutuhan manusia oleh Abraham Maslow10 :

10 Abraham Maslow, “A Theory of Human Motivation”, Psychological Review 50 (1943) h. 370-396, dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Maslow's_hierarchy_of_needs.

6

Page 7: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

Dalam piramida tersebut, Maslow memaparkan bahwa kebutuhan paling mendasar

manusia adalah kebutuhan fisiologis seperti bernafas, makan, minum, seks, tidur,

pemeliharaan stabilitas keseimbangan fisik (homeostasis), dan buang air; yang apabila salah

satu di antaranya saja tidak terpenuhi maka akan menghasilkan ketidakseimbangan dalam

berfikir dan bertingkahlaku, bahkan dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa sakit.

Kebutuhan pada tahapan kedua adalah kebutuhan akan keamanan hidup yang

mencakup keamanan fisik, pekerjaan, sumber daya (yang dimiliki), moralitas, keluarga,

kesehatan, dan kekayaan.

Pada tahapan berikutnya muncul kebutuhan akan rasa cinta kasih dan rasa memiliki

apakah itu yang meliputi kelompok sosial yang kecil seperti persahabatan, keluarga, dan

hubungan seks dengan pasangan, ataupun dari kelompok yang lebih besar seperti organisasi

profesional dan atau kemasyarakatan, bahkan agama.

Tahapan keempat merupakan kebutuhan akan penghargaan yang termanifestasikan

dalam perasaan kemampuan atau prestasinya dihargai, rasa percaya diri, sikap penghormatan

dari dan kepada pihak lain.

Kemudian pada tahapan puncak, manusia memiliki keinginan dalam pemenuhan

kebutuhan akan aktualisasi diri dalam bentuk merealisir semua kemampuan dan potensi diri

yang dimiliki untuk melakukan proses kreatif dalam meraih prestasi yang lebih baik dalam

hidupnya. Ini mencakup pencapaian dalam aspek-aspek moralitas, kreatifitas, spontanitas,

pemecahan masalah, objektifitas, dan penerimaan fakta (realita). Termasuk dalam tahapan ini

upaya pencapaian dalam bidang pendidikan.11

Dalam kajian Psikologi Islam dari Prof. Baharuddin, manusia memiliki enam susunan

dimensi jiwa yang urutannya dari yang tertinggi ke yang terendah berturut-turut; al-fitrah,

al-ruh, al-qalb, al-‘aql, al-nafsu, dan al-jism. Jika dibandingkan dengan hirarki piramida

Maslow, maka kebutuhan-kebutuhan dasar dari dimensi-dimensi tersebut akan meliputi

kebutuhan jismiah (sama dengan kebutuhan fisiologis dari Maslow), kebutuhan nafsiah yang

mencakup kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan seksual pada dimensi jiwa al-nafsu,

kebutuhan penghargaan diri pada dimensi al-aql, dan kebutuhan cinta dan kasih sayang pada

11 Ibid.

7

Page 8: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

dimensi al-qalb. (Gabungan dari kebutuhan kedua, ketiga, dan keempat dalam piramida

Maslow).12

Dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, demikian Prof. Baharuddin, ada tiga jenis motivasi,

yaitu motivasi jismiah, motivasi nafsiah dan motivasi ruhaniah. Motivasi jismiah adalah

motivasi yang timbul untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik-biologis.

ون� ل �ك �أ ت �ه�ا و�م�ن �ه�ا م�ن وا �ب ك �ر� �ت ل �ع�ام� ن� األ� م �ك ل ج�ع�ل� �ذ�ي ال �ه الل

Allah menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya untuk kamu kendarai dan

sebagiannya untuk kamu makan. (Q.S. 40 :79)

Motivasi nafsiah adalah motivasi untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat

psikologis, seperti rasa aman, keintiman seksual, penghargaan diri, rasa ingin tahu, rasa

memiliki, dan rasa cinta. Motivasi nafsiah ini sekarang dikenal dengan istilah hak asasi

manusia. Beberapa ayat yang menunjukkan bagaimana motivasi jenis ini didorong dan diakui

dalam Islam, antara lain yang menyangkut rasa aman dan hak untuk menetap di tempat

kediamannya tanpa gangguan dari pihak lain :

و� � أ �ف�س8 ن �ر� �غ�ي ب ا �ف�س- ن �ل� ق�ت م�ن �ه ن

� أ �يل� ائ ر� �س� إ �ي �ن ب ع�ل�ى �ا �ن �ب �ت ك �ك� ذ�ل �ج�ل� أ م�ن��اس� الن �ا ي �ح� أ �م�ا ن

� �أ ف�ك �اه�ا ي �ح� أ و�م�ن� ج�م�يع-ا �اس� الن �ل� ق�ت �م�ا ن� �أ ف�ك ر�ض�

� األ ف�ي اد8 ف�س�ض� ر�

� األ ف�ي �ك� ذ�ل �ع�د� ب �هم م,ن ا �ير- �ث ك �ن� إ م� ث �ات� ,ن �ي �الب ب �ا ن ل س ر �هم� ت ج�اء �ق�د� و�ل ج�م�يع-ار�فون� �مس� ل

Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa

yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain

(qishaash) atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan

dia telah membunuh manusia seluruhnya Dan barangsiapa yang memelihara

kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan

manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul

Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak

12 Baharuddin, op.cit., h.241-244.

8

Page 9: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat

kerusakan di muka bumi. (Q.S.5 :32)

ح�ب, ي � ال !ه� الل �ن� إ � �دوا �ع�ت ت � و�ال م� �ك ون �ل ق�ات ي �ذ�ين� ال !ه� الل �يل� ب س� ف�ي � وا �ل و�ق�ات�د�ين� �مع�ت ال

د\ �ش� أ �ة �ن �ف�ت و�ال م� جوك خ�ر�� أ �ث ح�ي م,ن� خ�ر�جوهم

� و�أ موهم� �ق�ف�ت ث �ث ح�ي وهم� ل و�اق�ت�لو ق�ات ت � و�ال �ل� �ق�ت ال م�ن�

�ك� �ذ�ل ك وهم� ل ف�اق�ت م� وك �ل ق�ات �ن ف�إ ف�يه� م� وك �ل ق�ات ي �ى ت ح� � ام �ح�ر� ال ج�د� �م�س� ال ع�ند� هم��اف�ر�ين� �ك ال اء ج�ز�

�ح�يم ر� �غ�فور !ه� الل �ن� ف�إ � �ه�و�ا انت �ن� ف�إ

Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah

kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang

yang melampaui batas. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka,

dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah

itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi

mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu.

Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah

balasan bagi orang-orang kafir. Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi

kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. 2

: 190-192).

Ayat berikut memaparkan tentang kebutuhan manusia akan rasa cinta dan rasa memiliki :

فوا �ع�ار� �ت ل �ل� �ائ و�ق�ب -ا عوب ش م� �اك �ن و�ج�ع�ل �ى نث و�أ �ر8 ذ�ك م,ن م �اك �ق�ن ل خ� �ا �ن إ �اس الن \ه�ا ي� أ �ا ي

��ير ب خ� ��يم ع�ل �ه� الل �ن� إ م� �ق�اك ت� أ �ه� الل ع�ند� م� م�ك �ر� ك

� أ �ن� إ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia

diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. 49 : 13).

9

Page 10: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

�كم �ن �ي ب و�ج�ع�ل� �ه�ا �ي �ل إ وا ن ك �س� ,ت ل ا و�اج- ز�� أ م� ك �نفس� أ م,ن� م �ك ل �ق� ل خ� �ن� أ �ه� �ات آي و�م�ن�

ون� �ر �ف�ك �ت ي 8 ,ق�و�م ل �ات8 ي آل� �ك� ذ�ل ف�ي �ن� إ ح�م�ة- و�ر� م�و�د�ة-

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-

isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,

dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Q.S.30 :21).

Motivasi ruhaniah adalah motivasi untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat spiritual,

seperti aktualisasi diri dan agama.13

��ة ه�ين ر� �ت� ب �س� ك �م�ا ب �ف�س8 ن ل\ ك

Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. (Q.S.74:38)

�قون� ال �خ� ال هم �م� أ ي�ء8 ش� �ر� غ�ي م�ن� �قوا ل خ �م�

Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang

menciptakan (diri mereka sendiri)? (Q.S. 52 :35)

- �يال ب س� �ع�ر�ش� ال ذ�ي �ل�ى إ � �غ�و�ا �ت �ب ال �ذ-ا إ ون� �قول ي �م�ا ك ��ه�ة آل م�ع�ه �ان� ك �و� ل قل

Katakanlah: "Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai 'Arsy".(Q.S. 17 : 42)

Agaknya yang dimaksud di sini adalah motivasi manusia untuk memuaskan

kebutuhannya akan adanya Tuhan; atau kebutuhan dalam mempertuhankan “Tuhan”;

kebutuhan untuk menyembah sesuatu yang dipertuhankan, yang dalam penyebutan M.

Quraish Shihab disebut “insting keberagamaan”.14 Dalam bahasa yang lebih umum, Maslow

13 Baharuddin, op.cit., h.251.14 M.Quraish Shihab, Menyingkap Tabir Ilahi, Asma al Husna dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta :

Lentera Hati, 2000, h. xvii.

10

Page 11: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

menyebut ini sebagai meta-motivasi, yaitu kebutuhan mewujudkan potensi luhur batin

manusia. Aplikasinya dalam Psikologi Islam, simpul Prof. Baharuddin, adalah ‘ibadah, yang

dalam perumusan Prof. Hasan Langgulung disebut sebagai pengembangan sifat-sifat Allah

yang terangkum dalam al-asma al-husna yang dititipkan kepada manusia. Sifat-sifat tersebut

masih dalam bentuk potensi sehingga perlu dikembangkan. Sebagai contoh Allah

memerintahkan shalat agar potensi al-qudds (suci) berkembang. Allah juga memerintahkan

belajar agar potensi al-‘alim (mengetahui) berkembang, demikian seterusnya.15

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan

dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan)

keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar

(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu

kerjakan.)Q.S. 29 : 45)

Makna ayat 45 dari Surah Al-‘Ankabut di atas secara jelas mengungkapkan dua hal.

Pertama, motivasi manusia didorong untuk membaca Al-Qur’an dengan tujuan untuk

“merenungkan serta mempelajari rahasia dan manfaat yang terkandung di dalamnya.”16

Motivasi dirangsang karena tujuan tersebut. Motivasi ini muncul dari dalam diri atau batin

manusia, tetapi kemunculannya terdorong oleh adanya unsur lain dari luar, dalam hal ini isi

Al-Qur’an.

Kedua, bahwa potensi kesucian manusia akan terjaga dari dosa apabila mengerjakan

shalat dengan khusyu’ dan ikhlas dan dengan semata mengharapkan keridlaan Allah SWT.

Karena sebagaimana diungkapkan Al-Maraghi, dalam shalat terdapat berbagai macam ibadat

seperti bertakbir, bertasbih, membaca ayat-ayat Al-Qur’an, bahkan bersujud di hadapanNya.17

15 Hasan Langgulung, Teori-teori Kesehatan Mental, (Jakarta : Al-Husna, 1986), h. 320. Lihat juga Baharuddin, op.cit., h. 250.

16 Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, Juz 19,20,21, terj. Anwar Rashidi dan M. Shohib, et.al., (Semarang : Toha Putra, 1993), h. 252.

17 Ibid.

11

Page 12: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

Dengan seluruh rangkaian ibadat yang terkandung dalam shalat tersebut, maka manusia akan

senantiasa berada dalam keadaan suci.

IV. Aplikasi Motivasi dalam Pendidikan

Secara umum, pendidikan bertujuan mengembangkan tiga fungsi dasar dalam diri

manusia, yaitu fungsi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Fungsi kognitif mencakup

kemampuan mengetahui, menganalisa, mensintesa, menerapkan, dan mengevaluasi. Fungsi

afektif meliputi kemampuan menerima, menanggapi, menghargai, membentuk, dan

berkepribadian. Fungsi psikomotorik berkaitan dengan kegiatan fisik, penguasaan tubuh dan

gerak, seperti berjalan, berlari, dan melompat.18

1. Fungsi Kognitif

Dalam aplikasi yang lebih luas, fungsi kognitif meliputi wilayah kesadaran, pemikiran,

pengetahuan, penafsiran, pemahaman, gagasan dan kecerdasan. Jika dihubungkan dengan

enam dimensi psikis manusia yang meliputi al-jism, al-nafsu, al-‘aql, al-qalb, al-ruh, dan al-

fitrah, ditemukan tiga struktur fungsi kognitif, yaitu fungsi kognitif ruhaniah, kognitif

nafsiah, dan kognitif jismiah.19

Fungsi kognitif ruhaniah ada yang bersumber dari dimensi al-fitrah, seperti pengenalan,

kesadaran dan pengetahuan yang bersifat transendental dan eskatologis, yaitu pengetahuan

atau kesadaran tentang keagamaan dan keimanan.

Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta

pertolongan. (Q.S. 1 : 5).20

18 Drs H Abu Ahmadi, Dra Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakart : Rineka Cipta, 2001), h. 223-224.19 Bagian ini dan penjelasan selanjutnya tentang fungsi-fungsi psikis diambil dari Baharuddin, op.cit.,

h.260-272.20 Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukan yang ditimbulkan oleh perasaan

terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya. Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.

12

Page 13: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

Ada pula fungsi kognitif ruhaniah yang bersumber dari dimensi al-ruh yang

menghasilkan pengenalan, pengetahuan, dan kesadaran spiritual yang tidak dapat

dikonsepsikan, yang menjelma dalam bentuk kebijaksanaan dan sifat-sifat manusiawi.

ع�ن� �ع�اف�ين� و�ال �ظ� �غ�ي ال �اظ�م�ين� �ك و�ال اء و�الض�ر� اء ر� الس� ف�ي نف�قون� ي �ذ�ين� ال�ين� ن �مح�س� ال ح�ب\ ي !ه و�الل �اس� الن

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun

sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan)

orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q.S. 3 : 134).

Hanya manusia yang telah memiliki kesadaran spiritual yang secara sadar mampu

memotivasi dirinya untuk melaksanakan sifat-sifat kebajikan manusia seperti yang

dicontohkan dalam ayat 134 dari Surah Ali Imran di atas.

Dalam penjelasannya terhadap ayat tersebut, Ibn Kathir mengisahkan tentang salah satu

hadis Imam Ahmad dari Abu Hurairah, -- yang juga tercantum dalam Shahihain--yang

menyatakan bahwa Rasulullah saw bersabda :

» �غ�ض�ب» ال �د� ن ع� ه �ف�س� ن �ك �م�ل ي �ذ�ي ال د�يد� الش� و�لك�ن� ع�ة�، �الص\ر� ب د�يد الش� �س� �ي ل

Manusia yang kuat bukanlah manusia yang mampu menaklukkan orang lain secara

fisik. Manusia yang kuat adalah manusia yang mampu mengendalikan amarahnya.(Al-

Hadis).

Fungsi kognitif nafsiah juga mencakup kognitif qalbiah yang antara lain mencakup

penghayatan, pemahaman, dan pencarian makna yang menjelma dalam bentuk pengenalan

benar-salah, baik-buruk, tindakan yang harus dilakukan vis a vis tindakan yang harus

dihindari, yang pada gilirannya mengantarkan manusia kepada kemampuan bersikap dan

mengelola kesabaran. Fungsi kognitif qalbiah ini sekarang dikenal dengan terma kecerdasan

emosional. Ini sejalan dengan ayat dan hadis di atas dan tercermin dalam banyak ayat, seperti

:

13

Page 14: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

ع�ين� �خ�اش� ال ع�ل�ى � �ال إ �ة �ير� �ب �ك ل �ه�ا �ن و�إ �ة� و�الص�ال �ر� �الص�ب ب � وا �ع�ين ت و�اس�

Jadikanlah shalat dan sabar sebagai penolongmu. Sesungguhnya yang

demikian itu amat berat kecuali bagi orang yang khusyu’ (bersungguh-

sungguh) Q.S. 2 : 45.

و�األنفس� م�و�ال�� األ م,ن� �ق�ص8 و�ن �جوع� و�ال �خ�وف� ال م,ن� ي�ء8 �ش� ب م� �ك و�ن �ل �ب �ن و�ل

ر� �ش, و�ب ات� �م�ر� و�الث�ر�ين� الص�اب

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,

kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita

gembira kepada orang-orang yang sabar. (Q.S. 2 :155).

�هم� ل !ه� الل �ات� �آي ب � وا �ف�ر ك �ذ�ين� ال �ن� إ ق�ان� �فر� ال ل� �نز� و�أ �اس� ,لن ل هد-ى �ل ق�ب م�ن !ه و�الل �د�يد ش� �ع�ذ�اب

8 �ق�ام انت ذو �ع�ز�يز

Sebelum (Al Qur'an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al

Furqaan (Pembeda antara yang haq dengan yang bathil). Sesungguhnya

orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh

siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa).

(Q.S. 3 : 4).

Fungsi kognitif nafsiah pun mencakup kognitif ‘aqliah, yaitu kemampuan memperoleh

pengetahuan melalui daya-daya akal, darimana manusia bisa mengolah informasi untuk

memperoleh ilmu pengetahuan. Kemampuan tersebut meliputi berfikir (tafakkur), mencari

makna di balik teks atau realitas (tadabbur), merenung (ta’ammul), memperhatikan dengan

cermat (istibsar), observasi atau eksperimen (nazar). Sehingga menghasilkan :

�ك� �ئ و�ل و�أ �ه الل ه�د�اهم �ذ�ين� ال �ك� �ئ و�ل

أ �ه ن �ح�س� أ �عون� �ب �ت ف�ي �ق�و�ل� ال �م�عون� ت �س� ي �ذ�ين� ال�اب� �ب �ل األ� وا و�ل

أ هم�

14

Page 15: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

(Orang-orang) yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik

di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan

mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal. (Q.S. 39 : 18)

Fungsi inilah yang paling terkait dengan masalah pendidikan. Ayat-ayat Al-Qur’an penuh

dengan kandungan menyangkut fungsi kognitif nafsiah ini. Salah satu di antaranya :

�ر �ذ�ك ي و�م�ا ا �ير- �ث ك ا �ر- ي خ� �ي� وت أ ف�ق�د� �م�ة� �ح�ك ال ؤ�ت� ي و�م�ن اء �ش� ي م�ن �م�ة� �ح�ك ال �ي ؤت ي

�اب� �ب �ل األ � وا و�ل أ � �ال إ

Allah menganugerahkan al-hikmah (pemahaman yang mendalam tentang Al-Qur’an

dan Sunnah) kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan barangsiapa yang dianugerahi

al-hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang

yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). (Q.S. 2 : 269).

Dalam Tafsir Ibn Kathir diungkapkan bahwa `Ali bin Abi Talhah meriwayatkan, Ibn

‘Abbas mengatakan bahwa yang dimaksud dengan al-hikmah adalah pengetahuan (dalam)

Al-Qur’an, seperti apa yang jelas dan terang dan apa yang tidak, apa yang dibolehkan dan apa

yang tidak, dan yang sejenisnya. Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, bahwa

Rasulullah saw mengatakan,

» : ف�ي �ه� �ت �ك ه�ل ع�ل�ى �ط�ه ل ف�س� م�اال- الله �اه آت �جل ر� �ن� �ي �ت �ن اث ف�ي �ال� إ د� ح�س� ال�

,مه�ا ع�ل و�ي �ه�ا ب �ق�ض�ي ي ف�هو� �م�ة- ح�ك الله �اه آت �جل و�ر� �ح�ق,، »ال

Tidak ada kecemburuan kecuali dalam (melihat) dua hal : orang yang Allah

berikan kekayaan dan ia membelanjakannya dengan benar dan orang yang

memperoleh al-hikmah dan ia mengamalkannya dan mengajarkannya kepada yang

lain.21

Surah pertama yang turun dari Al-Qur’an adalah surah Al-‘Alaq. Ia berisi sejumlah kata-

kata yang sangat terkait dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Dan yang perlu

21 Dalam Shahih Bukhari, dikemukakan bahwa al-hikmah adalah kebenaran di luar nubuwwah. Lihat Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, edisi elektronik dari Gema Insani Press, (HaditsWeb) pada http ://salafidb.googlepages.com.

15

Page 16: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

dipahamkan dalam hal ini, surah tersebut tidak berisi kisah atau renungan, tetapi perintah

yang tegas : Iqra’ (Bacalah!). Kata-kata yang dimaksud selain dari ‘iqra’ seperti ‘allama

(mengajar), al-qalam (pena; tulis baca), ya’lam (mengetahui).

Muhammad Quraish Shihab mengemukakan, ada perbedaan yang penting antara perintah

iqra’ dalam ayat pertama dengan ayat ketiga dari surah tersebut, dimana ayat pertama berisi

syarat yang harus dipenuhi seseorang ketika membaca, yaitu harus membaca dengan nama

Allah (Bismillah), sama halnya dengan ketika kita membaca niat untuk melaksanakan sesuatu

yang baik, dan pada ayat ketiga adalah manfaat yang diperoleh setelah membaca, yaitu

Kemahapemurahan atau Kemahamuliaan Tuhan. Karenanya ayat-ayat ini dia tafsirkan

sebagai : Bacalah, Tuhanmu akan menganugerahkan pada kita karam (al-akram) yaitu

kemurahanNya dengan memberi kepada kita pengetahuan tentang apa yang kita tidak

ketahui. Lalu dengan pengetahuan itu kita memperoleh manfaat yang berguna.22

Hal lain yang tidak kalah menariknya ialah bagaimana Allah SWT melalui Al-Qur’an

berulang-ulang memotivasi manusia agar mencari ilmu.

Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata:"

Kamipun telah beriman," tetapi apabila mereka berada sesama mereka saja, lalu mereka

berkata: "Apakah kamu menceritakan kepada mereka (orang-orang mu'min) apa yang

telah diterangkan Allah kepadamu, supaya dengan demikian mereka dapat

mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu; tidakkah kamu mengerti?"(Q.S. 2 : 76).

22 ? M.Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung : Mizan, 1994) h. 170.

16

Page 17: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

Tidakkah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan

Allah? Dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong. (Q.S.

2 :107).

Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat

menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (Q.S. 16 :17)

Hal lain yang dapat membuktikan bagaimana Allah SWT memotivasi manusia melalui

Al-Qur’an terlihat dari metode kisah-kisah yang termuat. Apakah kisah-kisah tersebut

simbolik atau benar-benar terjadi, tetapi ia memancing rasa ingin tahu kita tentang berbagai

cabang ilmu pengetahuan, seperti pengetahuan alam yang antara lain termuat dalam bagian-

bagian awal dari Surah An-Nahl dan ayat-ayat kauniyah lainnya, atau tentang sejarah; kisah

Fir’aun, Karun, dan sejarah Rasul-rasul.

Bagian terakhir dari fungsi kognitif nafsiah ialah kognitif naluriah, yaitu yang berkaitan

dengan panca indra (al-jism). Bagian ini pun dipaparkan dalam Al-Qur’an dengan tujuan

memotivasi manusia agar memanfaatkannya untuk kebaikan, karena :

ون� �ع�م�ل ي وا �ان ك �م�ا ب هم ل ج ر�� و�أ �د�يه�م� ي

� و�أ هم� �ت ن �س� �ل أ �ه�م� �ي ع�ل ه�د �ش� ت �و�م� ي

Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka

terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (Q.S. 24 : 24)

Seperti juga yang diulang kembali oleh Allah SWT :

وا �ان ك �م�ا ب هم� ل ج ر�� أ ه�د �ش� و�ت �د�يه�م� ي

� أ �ا ,من �ل ك و�ت ف�و�اه�ه�م�� أ ع�ل�ى �م ت �خ� ن �و�م� �ي ال

ون� ب �س� �ك ي

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka

dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.

(Q.S. 36 : 65)

17

Page 18: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

2. Fungsi Afektif

Fungsi afektif merupakan akumulasi dari pengalaman emosional yang berfungsi

melakukan pertimbangan dan penilaian dalam menentukan sikap terhadap sesuatu. Fungsi ini

terbagi tiga, yaitu afektif ruhaniah, afektif nafsiah dan afektif jismiah.

Fungsi afektif ruhaniah berfungsi menentukan sikap berdasar pertimbangan keyakinan

spiritual dan keyakinan agama. Dalam Islam, pertimbangan didasarkan kepada prinsip dan

aturan yang ditetapkan agama yang termanifestasi dalam sikap ihsan, yaitu manusia berbuat

dan bertingkah laku baik karena menyadari selalu diawasi Allah SWT. Sikap ihsan pada

hakikatnya adalah kemampuan melibatkan dan merasakan kehadiran Allah dalam kehidupan

manusia, sebagaimana jika kita menyadari ayat berikut :

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa

yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat

lehernya sendiri. (Q.S.50 :16)

Atau sebagaimana yang dipraktekkan Rasul Ibrahim a.s. :

Dan Tuhanku, Dia yang memberiku makan dan minum. Dan apabila aku sakit, Dia-lah

yang menyembuhkan aku.(Q.S.26 :79-80).

18

Page 19: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan

Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.(Q.S.49 :18).23

Fungsi afektif nafsiah terbagi kepada afektif ‘aqliah, afektif qalbiah dan afektif naluriah

yang ketiganya secara prinsip kurang lebih sama. Fungsi afektif nafsiah ‘aqliah adalah

penentuan sikap berdasar pertimbangan yang logis dan rasional. Fungsi afektif nafsiah

qalbiah adalah penentuan sikap berdasar pertimbangan baik dan buruk. Sedang fungsi afektif

nafsiah naluriah adalah penentuan sikap berdasar untung rugi yang didasarkan kepada

pertimbangan logik, etik, dan manfaat. Salah satu dari sekian banyak ayat menyangkut hal ini

tertuang dalam ayat 58 Surah Al-Mu’min :

Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah

(pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh dengan

orang-orang yang durhaka. (Sungguh), sedikit sekali kamu mengambil pelajaran.

(Q.S. 40 : 58).

Fungsi afektif jismiah adalah penentuan sikap berdasar kepentingan kebutuhan fisik-

biologis. Dalam hal ini Islam mengajarkan kepada kita untuk berhati-hati dalam

menggunakan panca indra, yang selayaknya hanya dimanfaatkan kepada hal-hal yang diridlai

Allah SWT.

23 ? Terdapat puluhan ayat dalam Al-Qur’an yang terkait dengan sifatNya dalam Al-Asma al-Husna yang senada dengan ayat di atas, seperti Al-Bashr (Maha Melihat), Al-Raqib (Maha Pengawas), Al-Syahid (Maha Menyaksikan), Al-Sami’ (Maha Mendengar).

19

Page 20: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan

tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai

pertanggungjawabannya. (Q.S. 17 : 36).

3. Fungsi Psikomotorik

Fungsi psikomotorik dalam telaah Prof Baharuddin dinamai fungsi amalan, sebab

menurutnya fungsi psikomotorik cenderung kepada tingkah laku mekanistik yang

dilaksanakan tanpa melalui proses penghayatan dan kesadaran, sedang fungsi amalan dapat

mencakup tingkah laku humanistik. Fungsi amalan dalam perumusannya adalah bertemunya

daya batin yang mengarahkan kehidupan manusia dengan daya lahir yang melingkupi dan

mendukungnya dalam gerakan atau perbuatan. Sebagaimana dikemukakan dalam Surah

Luqman ayat 20 :

�غ� ب �س� و�أ ر�ض�� األ� ف�ي و�م�ا م�او�ات� الس� ف�ي م�ا م �ك ل خ�ر� س� �ه� الل ن�

� أ و�ا �ر� ت �م� ل� أ

و�ال� 8 �م ل ع� �ر� �غ�ي ب �ه� الل ف�ي اد�ل ج� ي م�ن �اس� الن و�م�ن� �ة- �اط�ن و�ب ة- ظ�اه�ر� �ع�م�ه ن م� �ك �ي ع�ل�ير8 م\ن �اب8 �ت ك و�ال� هد-ى

Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk

(kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan

untukmu ni'mat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah

tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab

yang memberi penerangan. (Q.S. 31 : 20).

V. Penutup

20

Page 21: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

Dalam dunia pendidikan mikro, bentuk motivasi yang lazim dilakukan para pendidik

mencakup kegiatan seperti memberi angka yang merupakan simbol dari nilai kegiatan

belajar. Angka yang baik dan tinggi biasanya memperkuat motivasi peserta didik dalam

belajar. Bentuk lainnya adalah menghidupkan kompetisi yang sehat di antara para peserta

didik. Bahkan dalam banyak bidang kehidupan manusia, semangat berkompetisi adalah ajang

memperkuat prestasi. Demikian pula dengan memberikan pujian dan penghargaan atas

keberhasilan seseorang, serta memberikan sanksi atau hukuman atas kurangnya motivasi24

Apakah hadiah dan hukuman yang tercantum dalam Al-Qur’an? Jawabnya : surga dan

neraka.

Motivasi dalam pendidikan bertujuan mengembangkan kreatifitas manusia sehingga

memiliki sejumlah kualitas yang membuatnya mampu menghasilkan gerakan atau perbuatan

atau karya yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Kualitas-kualitas tersebut mencakup

kemampuan berdisiplin dan menghargai waktu. Perintah dan penentuan waktu shalat dan

ibadat lain merupakan latihan dasar yang sangat penting untuk menghasilkan manusia yang

mampu menghargai dan berdisiplin dengan waktu. Cukup banyak ayat dalam Al-Qur’an yang

menunjukkan hal tersebut. Beberapa di antaranya :

�حون� ص�ب ت و�ح�ين� م�سون� ت ح�ين� �ه� الل �ح�ان� ب ف�س

ون� ظ�ه�ر ت و�ح�ين� uا ي و�ع�ش� ر�ض�� و�األ� م�او�ات� الس� ف�ي �ح�م�د ال �ه و�ل

Maka bertasbihlah (shalat) kepada Allah di waktu pagi dan petang. Dan bagi-

Nyalah segala puji di langit dan di bumi dan di waktu kamu berada pada petang hari

dan di waktu Zuhur. (Q.S. 30 :17-18).

Demikian pula dengan ayat berikut :

�ل� و�ق�ب م�س� الش� وع� طل �ل� ق�ب ,ك� ب ر� �ح�م�د� ب ,ح� ب و�س� ون� �قول ي م�ا ع�ل�ى �ر� ف�اص�بض�ى �ر� ت �ك� �ع�ل ل �ه�ار� الن اف� ط�ر�

� و�أ ,ح� ب ف�س� �ل� �ي الل �اء آن و�م�ن� �ه�ا وب غر

24 Sardiman AM, op.cit., h. 89-92.

21

Page 22: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan

memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih

pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari,

supaya kamu merasa senang. (Q.S. 20 : 130).

Kesemuanya bermuara kepada :

�ع�ص�ر� �و�اص�و�ا او�ال و�ت �ح�ات� الص�ال وا و�ع�م�ل وا آم�ن �ذ�ين� ال �ال� إ ر8 خس� �ف�ي ل ان� �نس� اإل� �ن��ر� �الص�ب ب �و�اص�و�ا و�ت �ح�ق, �ال ب

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi. Kecuali

orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan nasehat-menasehati dalam

berbuat kebenaran dan nasehat-menasehati dalam menjalankan kesabaran. (Q.S.

103).

Kualitas lainnya yang diperlukan ialah mereka yang taat asas dan teguh memegang

prinsip serta senantiasa tetap konsisten. Dalam “bahasa” Islam, kekonsistenan dan ketaatan

tersebut disebut istiqamah, sebagaimana antara lain dikemukakan dalam ayat berikut :

ون� إ ن �ح�ز� ي هم� و�ال� �ه�م� �ي ع�ل �خ�و�ف ف�ال� �ق�اموا ت اس� م� ث �ه الل �ا \ن ب ر� وا ق�ال �ذ�ين� ال �ن�

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian

mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka

tiada (pula) berduka cita. (Q.S. 46 : 13).

Inti dari keseluruhan pengembangan kualitas yang diperlukan dalam menanamkan

dan menggerakkan motivasi adalah untuk menjadikan umat muslim benar-benar menjadi

muslim (orang yang berserah diri).

Wallahu a’lam bil al shawab.

22

Page 23: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

Kepustakaan

Ahmadi, Abu, Drs H, Dra Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta,

2001).

Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, Ringkasan Shahih Bukhari, edisi

elektronik,Jakarta : Gema Insani Press, http ://salafidb.googlepages.com.

Al-Maraghi, Ahmad Mustafa, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, Juz 19,20,21, terj. Anwar

Rashidi dan M. Shohib, et.al., (Semarang : Toha Putra, 1993).

Baharuddin, Drs. H. M.Pd.I, Esa Nur Wahyuni, M.Pd., Teori Belajar dan

Pembelajaran, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2007).

Baharuddin, M.Ag, Prof. Dr., Paradigma Psikologi Islami, (Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2007).

Ibn Kathir, Tafsir Ibn Kathir edisi Inggris, http://salafidb. googlepages. com/salafidb.4.0.exe.

Langgulung, Hasan, Teori-teori Kesehatan Mental, (Jakarta : Al-Husna, 1986).

Maslow, Abraham, “A Theory of Human Motivation”, Psychological Review 50

(1943) http://en.wikipedia.org/wiki/Maslow's_hierarchy_of_needs.

Sardiman, AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali Pers,

2000).

23

Page 24: Tafsir Tematik Tentang Motivasi Dalam Pendidikan Word 2003

Shihab, M.Quraish, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung : Mizan, 1994)

Shihab, M.Quraish, Menyingkap Tabir Ilahi, Asma al Husna dalam Perspektif Al-

Qur’an, (Jakarta : Lentera Hati, 2000.

Soanes, Catherine, Angus Stevenson, eds., Concise Oxford English Dictionary

(Eleventh Edition), electronic edition, (London : Oxford University Press, tt.).

24