tafsir surat al- ashr ( perbandingan antara tafsir...

71
i TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR JALALAIN DAN TAFSIR AL- MISHBAH ) Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Oleh: Mahfudz Fauzi NIM. 215-13-013 FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA (FUADAH) JURUSAN ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR (IAT) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Upload: dangtram

Post on 04-Jun-2019

249 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

i

TAFSIR SURAT AL- ASHR

( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR JALALAIN

DAN TAFSIR AL- MISHBAH )

Skripsi

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir

Oleh:

Mahfudz Fauzi

NIM. 215-13-013

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

(FUADAH)

JURUSAN ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR (IAT)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 2: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

ii

Page 3: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

iii

Page 4: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

iv

Page 5: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

v

HALAMAN MOTTO

إ ن مع إلعس يس إ

Sesungguhnya bersama

kesulitan terdapat

kemudahan.

(QS. Al-Insyirāh [94]: 6)

Page 6: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk ;

***

Isteri dan Anak-Anakku

***

Teman-teman Jurusan Ilmu Al- Qur‟an dan Tafsir IAIN Salatiga

Angkatan 2013

***

Teman-teman Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora IAIN

Salatiga

Page 7: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan Skripsi ini

berpedoman padaSurat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan

0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf

Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif اtidak

dilambangkan tidak dilambangkan

ba‟ B be ب

ta‟ T te ت

ṡa ṡ es (dengan titik di atas) ث

Jim J je ج

ḥa‟ ḥ حha (dengan titik di

bawah(

kha‟ Kh ka dan ha خ

Dal D de د

Żal Ż zet (dengan titik di atas) ذ

ra‟ R er ر

Page 8: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

viii

Zal Z zet ز

Sin S es س

Syin Sy es dan ye ش

ṣad ṣ صes (dengan titik di

bawah)

ḍad ḍ ضde (dengan titik di

bawah)

ṭa‟ ṭ te (dengan titik di bawah) ط

ẓa‟ ẓ ظzet (dengan titik di

bawah)

ain „ koma terbalik (di atas)„ ع

Gain G ge غ

fa‟ F ef ف

Qaf Q qi ق

Kaf K ka ك

Lam L el ل

Mim M em م

Page 9: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

ix

Nun N en ن

Wawu W we و

ha‟ H ha ه

Hamzah ` apostrof ء

ya‟ Y ye ي

B. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syaddah Ditulis Rangkap

Ditulis Muta‟addidah متعددة

Ditulis „iddah عدة

C. Ta’ Marbuṭah di akhir kata ditulis h

a. Bila dimatikan ditulis h

Ditulis Ḥikmah حكمة

Ditulis Jizyah جزية

(ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam

bahasa Indonesia, seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki

lafal aslinya)

b. Bila diikuti kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis h.

`Ditulis Karâmah al-auliyā كرمة االولياء

Page 10: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

x

c. Bila Ta‟ Marbuṭah hidup dengan harakat, fatḥah, kasrah, atau ḍammah

ditulis t.

Ditulis Zakat al-fiṭrah زكاة الفطرة

D. Vokal Pendek

___ Fatḥah Ditulis A

___ Kasrah Ditulis I

___ Ḍammah Ditulis U

E. Vokal Panjang

Fatḥah bertemu Alif

جاهليةDitulis

Ā

Jahiliyyah

Fatḥah bertemu Alif Layyinah

Ditulis تنسىĀ

Tansa

Kasrah bertemu ya‟ mati

كرميDitulis

Ī

Karīm

Ḍammah bertemu wawu mati

Ditulis فروضŪ

Furūḍ

F. Vokal Rangkap

Page 11: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

xi

Fatḥah bertemu Ya‟ Mati

Ditulis بينكمAi

Bainakum

Fatḥah bertemu Wawu Mati

Ditulis قولAu

Qaul

G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof

Ditulis A`antum أأنتم

Ditulis U‟iddat أعدت

Ditulis La‟in syakartum لئن شكرمت

H. Kata sandang alif lam yang diikuti huruf Qamariyyah maupun Syamsyiyyah

ditulis dengan menggunkan “al”

Ditulis Al-Qur`ān القران

Ditulis Al-Qiyās القياس

`Ditulis Al-Samā السماء

Ditulis Al-Syams الشمس

I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau

pengucapannya

Page 12: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

xii

Ditulis Żawi al-furūḍ ذوى الفروض

Ditulis Ahl al-sunnah اهل السنة

Page 13: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

xiii

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الرمحن الرحيمSyukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah swt. yang telah

mencurahkan nikmat-Nya yang tak terhingga, yang tak dapat penulis sebutkan

satu persatu, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Kemiskinan Dalam Perspektif Kitab Tafsir Al- Ibriz Li Ma‟rifat Tafsir Al-

Qur‟an Al- „Aziz (Karya: K.H Bisri Mustofa)” ini. Sholawat serta salam

senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah saw. beserta keluarga, sahabat

serta pengikut-pengikutnya sampai di yaumul qiyāmah. Penulis menyadari

sepenuhnya bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak,

penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan.

Teriring do‟a, semoga segala kebaikan semua pihak yang membantu penulis

dalam penulisan skripsi ini diterima di sisi Allah swt. dan mendapat pahala yang

dilipat gandakan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun selalu diharapkan demi

kebaikan dan kesempurnaan skipsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Amin.

Salatiga, 15 Maret

2017

Penulis,

Mahfudz Fauzi

NIM. 215-13-013

Page 14: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

xiv

ABSTRAK

Kata Kunci: Tafsir Jalalain, Tafsir Al- Mishbah, Penafsiran Surat Al- Ashr

Perkataan, kepribadian dan perbuatan Nabi Muhammad Saw merupakan

dasar pegangan, dan uswah (tauladan) bagi kita kaum muslimin. Selain itu,

sejarah dan perjuangannya pun menjadi motivasi bagi seluruh umat Islam sedunia

dalam melanjutkan dakwah dan juga menyebarkan amar ma‟ruf nahi mungkar,

oleh karena itu, siapa saja yang ingin mengetahui manhaj (metodologi)

keberhasilan perjuangan, karakteristik, dan pokok-pokok ajaran Nabi Muhammad

Saw bisa membuka kembali sejarah nabi yang banyak tertulis dalam kitab-kitab

Sirrah an-Nabawiyyah. Sedangkan semua perbuatan dan perkataan nabi adalah

terjemah/penjelas dari Al-Qur‟an.

Banyak pertanyaan yang timbul dalam benak penulis dan menjadikan

kegelisahan akademik penulis untuk melakukan penelitian tentang tafsir. Akan

tetapi penulis membatasi penelitian ini dari banyaknya kitab tafsir, dikarenakan

keterbasan keilmuan dan juga kemampuan penulis untuk melakukan penelitian

secara menyeluruh akan kitab-kitab tafsir yang ada, karena alasan ini penulis

hanya akan mengkaji tentang surat al„Ashr dengan membandingkan tafsir Jalalain

dengan tafsir Al-Misbah (muqoron).

Adapun yang menjadi foqus penelitian ini berupa: (1) Bagaimana biografi

pengarang kitab tafsir Jalalain dan al Misbah, (2) Bagaimana tafsir surat al„Ashr

menurut tafsir Jalalain dan Al-Misbah, (3) Bagaimana kesimpulan tafsir al„Ashr

dari perbandingan Jalalain dan Al-Misbah.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) Latar belakang penulisan

tafsir Jalalain ialah karena keprihatinan sang mufassir akan merosotnya bahasa

Arab dari kurun ke kurun dikarenakan banyaknya bahasa ajam (selain arab) yang

masuk ke negara Arab, dan Al-Qur‟an telah diyakini sebagai sumber bahasa Arab

yang paling autentik, maka untuk mendapatkan kaidah yang benar, pengkajian

dan pemahaman terhadap Al-Qur‟an harus dilakukan, Tafsir Jalalain dapat

digolongkan pada tafsir yang menggunakan metode ijmali, karena sang mufassir

telah memaparkan penjelasannya secara global pada tafsir ini, serta dapat

digolongkan juga pada metode tahlili, dengan dalih penafsirannya yang mencakup

beberapa aspek keilmuan, seperti segi bahasa, maksud sebuah ayat, asbab an-

Nuzul, dan lain lain. Adapun mengenai corak tafsir ini, menggunakan corak

sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

penjelasan mengenai kebahasaan, akan tetapi juga banyak membahas cerita-cerita

kemasyarakatan pada zaman dahulu, sebagaimana kisah-kisah israiliyyat yang

terdapat di dalamnya. (2) Metode yang digunakan dalam Tafsir Al-Mishbah

adalah metode tahlili, sedangkan corak yang digunakan corak tafsir Al-Adabi Al-

Ijtima`i. kelebihan dalam Tafsir Al-Mishbah sangat banyak sekali, kalau pun ada

kekurangannya tidak dapat menghilangkan kelebihannya yang sangat dominan.

Oleh sebab itu, tidak jarang ulama kontemporer memuji tafsir tersebut, atau

bahkan menjadikannya rujukan studi Islam secara ilmiah.

Page 15: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

HALAMAN PEDOMAN TRANSLITERASI .............................................. vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. xiii

ABSTRAK ..................................................................................................... xiiv

DAFTAR ISI .................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 2

D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 3

E. Metode Penelitian ........................................................................ 3

F. Sistematika Penulisan ................................................................. 4

BAB II KARAKTERISTIK KITAB TAFSIR DAN BIOGRAFI . ............... 5

A. TAFSIR JALALAIN ................................................................... 5

1. Jalaluddin Al- Mahali ... ................................................... 6

2. Jalaluddin As- Suyuthi ... ................................................. 14

B. Tafsir AL- MISHBAH ................................................................ 23

Page 16: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

xvi

1. Biografi M. Quraish Shihab ... ......................................... 23

BAB III PENAFSIRAN ................................................................................. 30

A. Tafsir Jalalain: Penafsiran Surat Al- Ashr .................................. 30

B. Tafsir Al- Mishbah: Penafsiran Surat Al- Ashr .......................... 33

BAB IV ANALISIS ...................................................................................... 43

A. Tafsir Jalalain .............................................................................. 43

B. Tafsir Al- Mishbah ...................................................................... 46

1. Corak Penafsiran ... .......................................................... 48

2. Pendapat Para Ulama .. .................................................... 48

3. Kelebihan dan Kelemahan ... ........................................... 50

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 53

A. Kesimpulan ................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 56

Page 17: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Perkataan, kepribadian dan perbuatan Nabi Muhammad Saw merupakan

dasar pegangan, dan uswah (tauladan) bagi kita kaum muslimin. Selain itu,

sejarah dan perjuangannya pun menjadi motivasi bagi seluruh umat Islam sedunia

dalam melanjutkan dakwah dan juga menyebarkan amar ma‟rufnahi mungkar,

oleh karena itu, siapa saja yang ingin mengetahui manhaj (metodologi)

keberhasilan perjuangan, karakteristik, dan pokok-pokok ajaran Nabi Muhammad

Saw bisa membuka kembali sejarah nabi yang banyak tertulis dalam kitab-kitab

Sirrah an-Nabawiyyah.

Sedangkan semua perbuatan dan perkataan nabi adalah terjemah/penjelas

dari Al-Qur‟an. Maka kita sebagai umatnya kita sudah selayaknya/berkewajiban

untuk meneladani dan mempelajari dari setiap apa yang di ajarkan oleh nabi,baik

yang sifatnya individu ataupun bersama/kelompok. Terlebih lagi tentang Al-

Qur‟an, maka kita berkewajiban untuk mempelajari dan memahaminya, baik dari

bahasa, susunan kata, dan juga makna dari setiap kalimat yang termaktub di dalam

Al-Qur‟an. Dan apabila kita mau untuk mempelajarinya dengan seksama, maka

kita akan banyak mendapatkan banyak pelajaran di dalam Al-Qur‟an, baik dari

segi tafsiran, ubudiah, tauhid, sosial, politik, ataupun budaya. Akan tetapi

kesemuanya itu tak lepas dari peran sejarahlah yang banyak mempengaruhi dalam

penulisan tafsir tersebut.

Page 18: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

2

Begitu juga dalam kitab–kitab tafsir Al-Qur‟an, corak dan juga metode

dalam menafsirkan ayat–ayat Al-Qur‟an banyak sekali ragamnya, sesuai dengan

pesan apa yang akan di sampaikan oleh para penafsir yang berdasarkan dari

pengaruh lingkungan, masa, dan juga pengalaman perjalanan dari penafsir itu

sendiri, yang menjadikan pesan yang berbeda dalam setiap kitab-kitab tafsir. Akan

tetapi apabila kita mau mencermati dengan seksama maka kita akan banyak

menemukan banyak kesamaan dalam kitab – kitab tafsir tersebut.

Dari uraian diatas, banyak pertanyaan yang timbul dalam benak penulis dan

menjadikan kegelisahan akademik penulis untuk melakukan penelitian tentang

tafsir. Akan tetapi penulis membatasi penelitian ini dari banyaknya kitab tafsir,

dikarenakan keterbasan keilmuan dan juga kemampuan penulis untuk melakukan

penelitian secara menyeluruh akan kitab-kitab tafsir yang ada, karena alasan ini

penulis hanya akan mengkaji tentang surat al„Ashr dengan membandingkan tafsir

Jalalain dengan tafsir Al-Mishbah (muqoron).

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana biografi pengarang kitab tafsir Jalalain dan al Mishbah?

2. Bagaimana tafsir surat al„Ashr menurut tafsir Jalalain dan Al-Mishbah

3. Bagaimana kesimpulan tafsir al„Ashr dari perbandingan Jalalain dan Al-

Mishbah?

C. Tujuan masalah

1. Untuk mengetahui biografi penulis kitab Jalalain dan Al-Mishbah

2. Untuk mengetahui tafsir surat al„Ashr menurut Jalalain dan Al-Mishbah.

Page 19: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

3

3. Untuk mengetahui kesimpulan tafsir surat Al „Ashr setelah dilakukan

penelitian.

D. Tinjauan Pustaka

Penulis telah membaca dan mempelajari materi yang akan menjadi obyek

penelitian dan berpedoman pada kitab asli yaitu kitab tafsir Jalalain dan kitab

tafsir Al-Misbah. Sedangkan untuk menunjang dan juga sebagai penguat dari

alasan melakukan penelitian ini, penulis membaca beberapa karya tulis seperti

kitab (1) Risalatul Islam karya Abu Qosim al-Qusayri yang berisi tentang

,pentingnya waktu, beriman ,beramal soleh, dan berwasiat. (2) Mengenal Ajaran

Islam karya Muhammad Abduh Tuasikal yang berisi tentang, ciri-ciri orang

sukses. (3) Serat Dakwah karya Vandy Fuad Suyatman yang berisi tentang lepas

dari kerugian. (4) Hasanah Al Qur‟an karya Muhammad bin Alwy yang berisi

tentang orang-orang sukses. (5) Al Ilmu karya Ibnu Abdillah yang berisi tentang

beruntung dalam beragama, dan lain-lain.

E. Metodologi Penelitian

Adapun metode dalam kegiatan penelitian ini, yaitu :

1. Melakukan analisa tafsir surat al„Ashr dalam kitab Jalalain dan Al-

Misbah.

2. Menguraikan makna yang terkandung didalam kalimat surat al „Ashr.

3. Memberikan kesimpulan hasil penelitian.

4. Penelitian ini menggunakan metode moqoron(perbandingan), yakni

melalui pengumpulan data dari kitab tafsir Jalalain danAl-Misbah,

Page 20: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

4

untuk kemudian diteliti dan dianalisa sehingga menjadi sebuah

kesimpulan yang bersifat akademis atau ilmiah.

5. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kepustakaan (library research) yang artinya data-data berasal dari

keperpustakaan, baik berupa buku-buku, ensiklopedi, dan sebagainya,

termasuk juga data primer seperti kitab Tafsir Jalalain dan kitab

tafsirAl-Misbah, maupun data sekunder, seperti data-data yang

berkaitan dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini diklasifikasikan menjadi lima bab dan setiap bab dibagi

menjadi beberapa sub bab yang saling berkaitan. Sistematika penulisan dam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I sebagai pendahuluan yang terdiri atas latar belakang,

rumusanmasalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab II berisi tentang biografi pengarangtafsir Jalalain dan Al-Mishbah.

Bab III berisi tentang pejelasan umum tentang isi tafsir Al-„Ashr menurut

Jalalain dan Al-Mishbah.

Bab IV berisi tentang hasil analisis penelitian.

Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Page 21: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

5

BAB II

KARAKTERISTIK KITAB TAFSIR DAN BIOGRAFI

A. Tafsir Jalalain

Tafsir Jalalain adalah salah satu dari sekian banyak kitab tafsir yang masih

populer hingga sekarang. Bahkan bagi kalangan pesantren, mengkaji kitab ini

seakan menjadi pelajaran wajib yang pasti dijumpai di setiap pesantren.

Pembahasan dalam kitab ini banyak menonjolkan segi pembahasan ilmu nahwu,

sharaf, dan qira‟ahnya, sehingga Al-Qur'an yang diturunkan memakai bahasa

arab dapat dipahami dengan pemahaman yang benar. Oleh karenanya kitab Tafsir

Jalalain ini sangat cocok untuk para pemula yang ingin mendalami tafsir Al-

Qur'an.

Kitab ini tergolong unik karena merupakan hasil karya tulis dua ulama

terkemuka, yaitu Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin Al-suyuthi. Karena disusun

oleh dua Jalaluddin itulah kitab tafsir ini juga dinamakan Tafsir Jalalain. Pada

awalnya kitab ini ditulis oleh Jalaluddin Al-Mahalli. Entah mengapa beliau

mengawali penulisan tafsirnya ini dari Surah Al-Kahfi hingga sampai surah

terakhir an-Nas. Usai menafsirkan Surah an-Nas, Al-Mahalli kembali ke halaman

muka Al-Quran, menafsirkan surah Al-Fatihah. Namun sayang, usai menafsirkan

surah Al-Fatihah, beliau dipanggil ke haribaan Allah pada tahun 864 H./1459 M.

Setelah bertahun-tahun, pekerjaan yang belum selesai ini kemudian

dilanjutkan oleh salah seorang muridnya yaitu Jalaluddin Al-Suyuthi, yang

melanjutkanmulai surah Al-Baqarah, Ali Imranhingga akhir surahAl-Isra.

Page 22: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

6

Meskipun ditulis oleh dua orang yang berbeda, metodologi serta pola dan

gaya bahasa yang digunakan oleh Al-Suyuthi dalam merampungkan tafsir jalalain

ini nyaris sama persis dengan tulisan awal sang guru. Oleh karenanya banyak

yang mengira bahwa tafsir ini hanya ditulis oleh satu orang saja.

Kebesaran dua tokoh penyusun Tafsir Jalalain ini sangat melegenda. Di

samping dikenal karena pembahasannya yang luas dalam setiap kitab, Jalaluddin

Al-Mahalli dan Al-Suyuthi juga telah menghasilkan karya yang jumlahnya cukup

banyak. Berikut adalah profil pengarang tafsir Jalalain dan Al-Misbah.

1. Jalaluddin Al-Mahalli.

Nama lengkap beliau adalah Jalaluddin Abu Abdillah Muhammad bin

Syihabuddin Ahmad bin Kamaluddin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad bin

Hasyim Al-`Abbasi Al-Anshari Al-Mahalli Al-Qahiri Asy-Syafi`i. Beliau lahir di

Kairo, Mesir, tahun 791H/1389 M. Beliau dikenal dengan julukan Jalaluddin yang

berarti orang yang mempunyai keagungan dalam masalah agama. Sedangkan

sebutan Al-Mahalli dinisbatkan pada kampung kelahirannya, Mahalla Al-Kubra,

sebuah daerah yang terletak di sebelah barat Kairo, tidak jauh dari Sungai Nil.

Semenjak kecil tanda-tanda kecerdasan sudah menonjol pada diri Al-

Mahalli. Beliau menguasai berbagai disiplin ilmu agama, antara lain tauhid, tafsir,

fiqih, ushul fiqh, nahwu, sharaf dan mantiq. Pada masa hidupnya beliau

merupakan seorang yang sangat alim, terkemuka, terkenal pandai dalam

pemahaman masalah-masalah agama, sehingga sebagian orang menyebutnya

sebaigai seorang yang memiliki pemahaman yang sangat luar biasa, melebihi

kecemerlangan berlian. Dalam kitab Mu‟jam Al-Mufassirin, Imam As-Sakhawi

Page 23: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

7

menuturkan bahwa Al-Mahalli adalah "sosok imam yang sangat pandai dan

berfikiran jernih, bahkan kecerdasannya di atas rata-rata".1 Meskipun begitu

beliau pernah mengatakan bahwa sebetulnya dirinya tidak mampu banyak

menghafal, mungkin karena hal ini tampaknya kemudian menjadi motivasi beliau

untuk terus belajar dan berjuang mengarungi lautan ilmu.

Beliau juga dikenal sebagai seorang ulama yang berkepribadian mulia, solih

dan wara'. Beliau adalah sosok yang sederhana, jauh dari gemerlap dunia. Bahkan

pernah ditawarkan kepadanya jabatan sebagai Kadi Agung di negerinya, namun

beliau menolaknya. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa meskipun tidak

miskin, beliau hidup pas-pasan. Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, beliau

bekerja sebagai pedagang. Meski demikian, kondisi tersebut tidak mengendurkan

tekadnya untuk terus mempelajari ilmu.

Selain banyak belajar secara otodidak, Jalaluddin Al-Mahalli juga memiliki

banyak guru, diantaranya yaitu :

a. Al-Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhazmad bin Abdu ad-Da'im An-

Nu`aimi Al-`Asqalani Al-Barmawi Al-Qahiri Asy-Syafi`i yang lebih

dikenal denganSyamsu Al-Barmawi (763 - 831 H ), dalam ilmu fikih,

ushul fikih dan bahasa Arab, beliau tinggal di Madrasah Al-Baibarsiyyah

tempat imam Jalaluddin Al-Mahalli belajar.2

1Amin, Ghofur Saiful , Profil Para Mufasir Al-Qur‟an, Yogyakarta, Puataka Insan Madani, 2008.,

hal. 37

2Ibid., hal 41

Page 24: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

8

b. Al-Imam Al-Faqih Burhanuddin Abu Ishaq Ibrahim bin Ahmad Al-

Baijuri, lebih dikenal dengan Burhan Al-Baijuri (825 - 750 H ) dalam ilmu

fikih.

c. Al-Imam Al-Muhaddits Jalaluddin Abu Al-Fadhl Abdurrahman bin Umar

bin Ruslan Al-Kanani Al-`Asqalani Al-Bulqini Al-Mishri, lebih dikenal

dengan Jalal Al-Bulqini (763 - 824 H ) dalam bidang hadits.

d. Al-Imam Al-Muhaddits Waliyuddin Abu Zur`ah Ahmad bin Al-Muhaddits

Abdurrahim Al-`Iraqi (762 - 826 H ) dalam bidang ilmu hadits.

e. Al-Imam Al-Hafidz Qadhi Al-Qudhat `Izuddin Abdul Aziz bin

Muhammad bin Ibrahim bin Jama`ah Al-Kanani (694 - 767 H), dalam

bidang hadits dan ushul fiqih.

f. Asy-Syaikh Syihabuddin Al-`Ajimi, cucu Ibnu Hisyam, dalam bidang

nahwu.

g. Asy-Syaikh Syamsuddin Muhammad bin Syihabuddin Ahmad bin Shalih

bin Muhammad bin Abdullah bin Makki Asy-Syanuthi (Wafat 873 H )

dalam bidang nahwu dan bahasa Arab.

h. Al-Imam Nashiruddin Abu Abdillah Muhammad bin Anas bin Abu Bakr

bin Yusuf Ath-Thanatada'i Al-Mishri Al-Hanafi (Wafat 809 H), dalam

bidang ilmu waris dan ilmu hitung.

i. Al-Imam Badruddin Mahmud bin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad Al-

Aqshara'i(Wafat 825 H ), dalam bidang ilmu logika, ilmu debat, ilmu

ma`ani, ilmu bayan, ilmu `arudh dan ushul fikih.

Page 25: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

9

j. Al-Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman

Ath-Tha'i Al-Basathi Al-Maliki (670 - 842 H), dalam bidang tafsir,

ushuluddin, dan lain-lain.

k. Al-Imam `Ala'uddin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-

Bukhari Al-Hanafi (799 - 841 H).

l. Asy-Syaikh Al-`Allamah Nizhamuddin Yahya bin Yusuf bin Muhammad

bin Isa Ash-Shairami Al-Hanafi (777 - 833 H), dalam bidang fikih.

m. Asy-Syaikh Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Abu Bakr bin

Khudhar bin Musa, lebih dikenal dengan Ibnu Ad-Dairi(788 - 862 H).

n. Asy-Syaikh Majduddin Al-Barmawi Asy-Syafi`i.

o. Asy-Syaikh Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Khalil

Al-Gharaqi Asy-Syafi`i (Wafat 816 H ) dalam bidang fikih.

p. Asy-Syaikh Syihabuddin Ahmad bin Abi Ahmad Muhammad bin

Abdullah Al-Maghrawi Al-Maliki (Wafat 820 H).

q. Asy-Syaikh Kamaluddin Abu Al-Baqa' Muhammad bin Musa bin Isa bin

Ali Ad-Damiri(742 - 808 H ), hadir dalam sebagian kajiannya.

r. Asy-Syaikh Syihabuddin Abu Al-`Abbas Ahmad bin `Imad bin yusuf bin

Abdu an-Nabi Al-Aqfahasi Al-Qahiri, lebih dikenal dengan Ibnu Al-`Imad

(750 - 808 H).

s. Asy-Syaikh Badruddin Muhammad bin Ali bin Umar bin Ali bin Ahmad

Ath-Thanabadi.

t. Syaikh Al-Islam Al-Imam Syihabuddin Ibnu Hajar Al 'Asqalani (773 - 852

H) dalam bidang hadits dan ilmu hadits.

Page 26: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

10

u. Asy-Syaikh Jamaluddin Abdullah bin Fadhlullah, dalam bidang hadits.

v. Al-Imam Al-Muhaddits Syarafuddin Abu Thahir Muhammad bin

Muhammad bin Abdul Lathif Asy-Syafi`i, lebih dikenal dengan Ibnu Al-

Kuwaik (737 - 821 H ).

w. Al-Imam Al-`Allamah Syamsuddin Abu Al-Khair Muhammad bin

Muhammad bin Ali bin Yusuf bin Al-Jazari Asy-Syafi`i (752 - 833 H).

x. Asy-Syaikh Nashiruddin Muhammad bin Muhammad bin Mahmud

Nashiruddin Al-Ajami As-Samnudi Asy-Syafi`i, dikenal dengan Ibnu

Mahmud(Wafat 855 H)Jalaluddin Al-Mahalli menghafal Al-Qur'an

kepadanya ketika masih kecil.

Adapun karya-karya dari Jalaluddin Al- Mahali yaitu:

a. Al-Badru ath-Thali` fi Halli Jam`i Al-Jawami`, Syarh dari Jam`u Al-

Jawami` yang ditulis oleh Tajuddin As-Subuki, kitab dalam ilmu ushul

fiqih.

b. Syarh Al-Waraqat yang ditulis Imam Al-Haramain Al-Juwaini,

c. Kanzu ar-Raghibin fi Syarhi Minhaji ath-Thalibin Imam An-Nawawi

d. Tafsir Al-Qur'an Al-'adzim atau lebih dikenal dengan tafsir Jalalain,

bersama Jalaluddin as-Suyuthi.

e. Syarh Mukhtashar Burdah.

f. Al-Anwar Al-Madhiyah.

g. Al-Qaul Al-Mufid fi An-Nail As-Sa`id.

h. Ath-Thib An-Nabawi.

i. Kitabfi Al-Manasik.

Page 27: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

11

j. Kitabfi Al-Jihad.

k. Syarh Al-Qawa`id Ibnu Hisyam, belum lengkap.

l. Syarh At-Tashil Ibnu Malik.

m. Hasyiyah `ala Jaami`i Al-Mukhtasharat, belum lengkap.

n. Hasyiyah Jawahir Al-Isnawi, belum lengkap.3

Sedangkan murid-murid beliau di antaranya yaitu:

a. Al-Imam Nuruddin Abu Al-Hasan Ali bin Al-Qadhi Afifuddin Abdullah

bin Aham, lebih dikenal dengan nama As-Samhudi, Ulama mufti, Pengajar

dan Sejarawan di Madinah (844-911 H), ia mempelajari Syarh Al-Minhaj,

Jam`ul Jamami`, dan lain-lain.

b. Asy-Syaikh Burhanuddin Ibrahim bin Muhammad bin Abu Bakr bin Ali

bin Mas`ud bin Ridhwan Al-Mari Al-Maqdisi lebih dikenal dengan nama

Ibnu Abi Syarif (836 - 923 H ) lahir di Yerusalem kemudian pergi ke

Kairo dan mempelajari Syarh Jam`ul Jawami`.

c. Asy-Syaikh Syihabuddin Abu Al-Fattah Ahmad bin Muhammad bin Ali

bin Ahmad bin Musa Al-Absyaihi Al-Mahalli, ia mempelajari Syarh Al-

Minhaj dan Syarh Jam`ul Jamami`.

d. Asy-Syaikh Khairuddin Abu Al-Khair Muhammad bin Muhammad bin

Daud Ar-Rumi Al-Qahiri Al-Hanafi, lebih dikenal dengan nama Ibnu Al-

Farra' (814 - 897 H), ia mempelajari bidang fikih dan ushul fikih.

3. Syeikh Muhammad Ali As-Shabuni Terjemah At-Tibyan fi „Ulumil Qur‟an, , judul:Ikhtisar

Ulumul Qur‟an Praktis, diterjemahkan oleh Muhammad Qadirun Nur, Penerbit Pustaka Amani

Jakarta, th. 2001.7.

Page 28: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

12

e. Asy-Syaikh Kamaluddin Abu Al-Fadhl Muhammad bin Muhammad bin

Muhammad bin Bahadir Al-Maumani Ath-Tharablusi Al-Qahiri Asy-

Syafi`i (Wafat 877 H , ia mempelajari Syarh Al-Minhaj, Syarh Jam`ul

Jamami`, Syarh Alfiyah Al-`Iraqi, dan lain-lain.

f. Asy-Syaikh Shalahuddin Muhammad bin Jalaluddin Muhammad bin

Muhammad bin Khalaf bin Kamil Al-Manshuri Ad-Dimyathi, Qadhi di

Dimyath, lebih dikenal dengan nama Ibnu Kamil (Wafat 887 H ).

g. Asy-Syaikh Syamsuddin Abu Al-Barakay Muhammad bin Muhammad bin

Muhammad bin Ali bin Yusuf bin Al-Baz Al-Asyhab Manshur bin Syibl

Al-Ghiraqi (795 - 858 H ).

h. Asy-Syaikh Najmuddin Muhammad bin Syarafuddin Muhammad bin

Najmuddin Muhammad bin Sirajuddin Umar bin Ali bin Ahmad Al-

Qurasyi Ath-Thanabadi Al-Qahiri Asy-Syafi`i.

i. Asy-Syaikh Syihabuddin Ahmad bin Muhammad bin Musa Asy-Syihab

Al-Bairawati Al-Khanaki Asy-Syafi`i.

j. Asy-Syaikh `Imaduddin Abu Al-Fida' Ismail bin Ibrahim bin Abdullah bin

Muhammad bin Abdurrahman bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Ibrahim

bin Sa`dulah bin Jama`ah (825 - 861 H).

k. Asy-Syaikh Hisamuddin Husain bin Muhammad bin Hasan Al-Ghazi Asy-

Syafi`i atau lebih dikenal dengan nama Ibnu Al-Harasy.

l. Asy-Syaikh Syarafuddin Abdul Haq bin Syamsuddin Muhammad bin

Abdul Haq bin Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad

bin Abdul `Al As-Sanbathi, ia mempelajari beberapa kitab (Wafat 842 H).

Page 29: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

13

m. Asy-Syaikh Zainuddin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman bin

Muhammad bin Muhammad bin Syaraf bin Al-Lu'lu'i Ad-Dimasyqi bin

Qadhi `Ajlun, (Lahir 839 H).

n. Asy-Syaikh Zainuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Haji bin Fadhl

As-Santawi, ia mempelajari fikih dan ushul fikih.

o. Asy-Syaikh Abdullah bin Ahmad bin Abi Al-Hasan Ali bin Isa bin

Muhammad bin Isa bin Muhammad bin Isa Al-Jamal Al-Hasani As-

Samhudi (Lahir 804 H ) ia mempelajari bahasa Arab, Syarh Ibnu Aqil,

fikih, ushul fikih, dan lain-lain.

p. Asy-Syaikh Ali bin Daud bin Sulaiman bin Khalad bin `Audh bin

Abdullah bin Muhammad bin Nuruddin Al-Jaujari, Khatib Masjid Raya

Toulon, ia hadir di beberapa kajian Jalaluddin Al-Mahalli.

q. Asy-Syaikh Nuruddin Ali bin Muhammad bin Isa bin Umar bin `Athif Al-

`Adani Al-Yamani Asy-Syafi`i, lebih dikenal dengan nama Ibnu `Athif

(Lahir 812 H).

r. Asy-Syaikh Sirajuddin Umar bin Hasan bin Umar bin Abdul Aziz bin

Umar An-Nawawi, ia mempelajari Syarh Al-Minhaj.

s. Asy-Syaikh Najmuddin Muhammad bin Burhanuddin Ibrahim bin

Jamaluddin Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman, lahir 833 H di

Yerusalem, ia mempelajari Syarh Jam`ul Jawami`.

t. Asy-Syaikh Syarafuddin Yahya bin Muhammad bin Sa`id bin Falah bin

Umar Al-`Abasi Al-Qahiri Asy-Syafi`i, lebih dikenal dengan nama Al-

Baqani, lahir pada tahun 827 H dan wafat pada tahun 900 H.

Page 30: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

14

u. Asy-Syaikh Abu Bakr bin Quraisy bin Ismail bin Muhammad Quraisy

Azh-Zhahiri, lahir pada tahun 850 H.

v. Asy-Syaikh Al-Imam Ali bin Muhammad bin Isa bin Yusuf bin

Muhammad Al-Asymuni, (838-918 H).

w. Asy-Syaikh Burhanuddin Abu Al-Hasan Ibrahim bin Umar bin Hasan bin

Ali bin Abu Bakr Al-Buqa`i (809 - 885 H).

x. Jalaluddin as-Suyuthi (849 H. - 911 H.). Ia melanjutkan penulisan kitab

tafsir (dikenal dengan tafsir jalalain) yang disusun Al-Mahalli hingga

selesai.

Imam Jalaluddin Al-Mahalli wafat pada Sabtu pagi, pertengahan

Ramadhan 864 H, bertepatan dengan tahun 1459 M.4

2. Imam Jalaluddin Al-Suyuthi

Pada halaman sebelumnya telah diuraikan biografi dari penulis tafsir

Jalalain yang pertama yaitu Jalaluddin Al-Mahalli. Pada halaman ini, akan saya

uraikan biografi penulis yang kedua yaitu Jalaluddin as-Suyuthi.

Sebagaimana disebutkan di dalam kitabnya, Tafsir Jalalain. Di akhir

pembahasan surat Al-Isra, Jalaluddin as-Suyuthi mengatakan bahwa pada awalnya

tidak pernah terbesit dalam benak beliau untuk melanjutkan apa yang telah ditulis

oleh imam Jalaluddin Al-Mahalli ini. Beliau dengan sikap tawadhu'nya

mengatakan bahwa beliau menyadari akan kelemahannya untuk menyelami

bidang yang telah ditulis oleh Al-Mahalli ini. Namun setelah melalui berbagai

pertimbangan, akhirnya kemudian beliau bersedia melanjutkannya.

4Tafsir Jalalain bi Hamisy Al-Qur‟an Al-Karim,Muassasah Ar-Royyan.1999., hal. 18

Page 31: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

15

Penulisan kitab tafsir Jalalain rampung pada hari Ahad, 10 Syawwal 870 H.

Permulaan penulisannya (ĺanjutan dari as-Suyuthi) pada hari Rabu, awal

Ramadhan 870 H, dan konsep jadi selesai dirampungkan pada hari Rabu, 6 Shafar

871 H.Nama lengkap beliau adalah Abdurrahman bin Kamal Abu Bakar bin

Muhammad bin Sabiquddin bin Fakhr Utsman bin Nadziruddin Muhammad bin

SaifuddinKhidr binNajmuddinbinAbiAl-

ShalahAyyubbinNashiruddinMuhammadbin HimamuddinAl-HammamAl-Hudairi

Al-Suyuthi.

BeliaubergelarJalaluddindandipanggil Abu Fadhil. Namun di kemudian

hari, beliau lebih dikenal dengan nama Al-Suyuthi, yang dinisbatkanpada tempat

dimana ayahnya dilahirkan di daerah Suyuth. Beliau adalah seorang ulama, hafidz

hadits, musnid, muhaqiq, dan cendekiawan muslim yang hidup pada abad ke-15

diKairo Mesir.

Al-Suyuthi lahir ba‟da Maghrib, malam senin bulan Rajab 849 H. Beliau

berasal dari lingkungan cendekiawan, sehingga sejak dini ayahnya selalu berusaha

mengarahkannya menjadi ilmuwan dan orang shalih. Sejak usia belia, beliau

selalu diajak sang ayah menghadiri berbagai majelis ilmu. Bahkan sang ayah

sering meminta doa dari ulama besar untuk anaknya. Salah satu ulama yang

pernah mendoakannya agar menjadi ulama besar adalah Imam Ibnu Hajar Al-

Asqalani, muhaddits besar penyusun kitab Bulughul Maram. Tidak hanya

mendoakan, setiap kali minum segelas air usai mengajar, Syaikh Ibnu Hajar selalu

menyisakan sedikit untuk diminum Al-Suyuthi.

Page 32: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

16

Ketika Al-Suyuthi berumur enam tahun, sang ayah wafat. Al-Suyuthi

kemudian diasuh oleh Syaikh Kamaluddin bin Humam Al-Hanafi, pengarang

kitab Fathul Qadir. Di bawah asuhan sang allamah itulahAl-Suyuthi berhasil

hafal Al-Qur‟an di usia delapan tahun. Setelah itu beliau kemudian menghafal

kitabAl-‟Umdah, lalu Minhajul FiqhiWalUshuldanAlfiyahIbnuMalik.

Ketika usia beliau menginjak 15 tahun, beliau mulai berkelana dan berguru

kepada para ulama besar. Dalam pengembaraan mencari ilmu, beliau pernah

singgah di beberapa kota, antara lain dikota Syam, Hijaz, Yaman, India, Maroko

dan Takrur.5

Dalam kitabnya yang berjudul Khusn Al-Muhadlarah, as-Suyuthi

mengatakan bahwa beliau mendapatkan ijazah dari setiap guru yang didatanginya,

yaitu mencapai 150 ijazah dari 150 orang guru. Syaikh Abdul Wahhab Asy-

Sya‟rani mengatakan dalam kitab Thabaqat-nya, bahwa imam Al-Suyuthi telah

berguru kepada lebih dari 600ulama.

AdapunGuru-guruImamAl-Syuthiantaralain:

a. Syaikh Sirajuddin Al-Balqini,yang mengajarnya berbagai kitab fiqih

sepertiAl-Hawi Al-Shaghir,Al-Minhaj,SyarahAl-MinhaajdanAr-Raudhah.

b. SyaikhSihabuddinAsy-Syaarmasahi,guruilmufaraidh(waris).

c. Asy-Syari Al-Manawi Abaz Kuriya Yahya bin Muhammad, guru ilmu

faraidh.

d. Syaikh Taqiyuddin Asy-Syamini Al-Hanafi (w 872 H), guru ilmu tata

Bahasa Arab dan ilmu hadits.

5Faizah Ali Syibromasili, “Tafsir Bi Al-Ma‟tsur”, hal. 133-136

Page 33: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

17

e. Syaikh Muhyiddin Muhammad bin Sulaiman Ar-Rumi Al-Hanafi, guru

ilmu tafsir, ilmu Ushul, ilmu bahasa Arab dan ilmu Ma‟ani. Beliau

berguru kepadanya selama empat belas tahun.

f. Imam Jalaluddin Al-Mahalli (penyusun pertama Tafsir Al-Jalalain)

g. Syeh Izzul Kinaani Ahmad bin Ibrahim Al-Hanbali.6

Selain ilmu agama, Imam Al-Suyuthi juga berguru beberapa bidang ilmu

umum seperti ilmu hitung dan ilmu faraidh dari Majid bin Al-Siba‟ dan Abdul

Aziz Al-Waqaai, serta ilmu kedokteran kepada Muhammad bin Ibrahim Ad-

Diwani Ar-Rumi, bahkan selain berguru kepada ulama laki-laki, Al-Suyuthi juga

mempelajari ilmu dari sejumlah ilmuwan perempuan7, diantaranya yaitu:

a. Aisyah binti Jarullah.

b. Ummu Hani binti Abul Hasan.

c. Shalihah binti Ali.

d. Nasywan binti Abdullah Al-Kanani.

e. Hajar binti Muhammad Al-Mishriyyah.

Al-Suyuthi terkenal akan kecerdasan, kekuatan hafalan dan keuletannya

dalam belajar, Al-Suyuthi adalah seorang ulama yang ahli ibadah, zuhud dan

tawadhu‟. Maka tidak heran kemudian beliau pun menjelma menjadi seorang

ulama besar yang memenuhi taraf kemampuan untuk ber-ijtihad. Selain alim, Al-

Suyuthi juga dikenal sebagai sosok yang teguh pendirian dan tidak suka menjilat

kepada pemerintah, bahkan beliau tidak pernah mau menerima hadiah dari raja.

6Ibid.. 133-136

7Ghofur Saiful Amin, “Profil Para Mufasir Al-Qur‟an”, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,

2008).12

Page 34: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

18

Suatu ketika seorang raja memberinya hadiah berupa uang seribu dinar dan

seorang budak perempuan. Segera saja uang itu beliau kembalikan, sedangkan

sang budak perempuan dimerdekakan. Beliau kemudian berkata kepada sang raja,

“jangan berusaha memalingkanku hanya dengan memberi hadiah semacam itu,

karena Allah telah menjadikanku tidak merasa butuh lagi terhadap hAl-hal

semacamitu.”

Al-Suyuthi termasuk ulama yang sangat produktif dalam berkarya. Beliau

telah menulis ratusan kitab dalam berbagai bidang keilmuan, mulai dari Tafsir,

Hadits, Fiqih, Bahasa Arab, Sastra, Tasawuf, hingga ilmu Sejarah. Menurut

perhitungan muridnya yang bernama ad-Dawudi8, hasil karyanya lebih dari 500

buah. Sementara Ibnu Iyas, murid Al-Suyuthi yang lain, mengatakan bahwa

jumlah karya Al-Suyuthi mencapai 600 buah. Adapun menurut As-Sa‟id

Mamduh, karya Al-Suyuthi mencapai 725 buah. Sedangkan menurut Sayyid

Muhammad Abdul Hayy Al-Kattani, jumlah keseluruhan karya Imam Al-

Suyuthiadalah904kitabdalamberbagaidisiplinilmu.

Berikutadalahbeberapakaryabeliauyangterkenal, yaitu :

a. Al-Itqan fi 'Ulum Al-Qur'an , kita tafsir yang menjelaskan bagian-bagian

penting dalam ilmu mempelajari Al-Qur'an.

b. Tafsir Al-Jalalain , yang ditulis bersama Jalaluddin Al-Mahalli.

c. Jami' ash-Shagir , merupakan kumpulan hadits-hadits pendek.

d. Al-Asybah wa an-Nazhair , dalam ilmu qawa'id fiqh.

8Ibid,16

Page 35: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

19

e. Syarh Sunan Ibnu Majah, merupakan kitab yang menjelaskan kitab hadits

sunan ibnu majah.

f. Al-Asybah wa an-Nazhair , dalam ilmu nahwu.

g. Ihya'ul Mayyit bi Fadhaili Ahlil Bait.

h. Al-Jami' Al-Kabir.

i. Al-Hawi lil Fatawa.

j. Al-Habaik fi Akhbar Al-Malaik.

k. Ad-Dar Al-Mantsur fi at-Tafsir bil Ma'tsur.

l. Ad-Dar Al-Muntatsirah fi Al-Ahadits Al-Musytahirah.

m. Ad-Dibaj 'ala Shahih Muslim bin Al-Hajjaj.

n. Al-'Urf Al-Wardi fi Akhbari Al-Mahdi.

o. Al-Gharar fi Fadhaili 'Umar.

p. Alfiyatu as-Suyuthi.

q. Al-Kawi 'ala Tarikh as-Sakhawi.

r. Al-La āli' Al-Mashnu'ah fi Al-Ahadits Al-Maudhu'ah.

s. Al-Madraj ila Al-Mudraj.

t. Al-Mazhar fi Ulum Al-Lughah wa Anwa'uha.

u. Al-Mahdzab fimā Waqa'a fi Al-Qur'ān min Al-Mu'rab.

v. Asbāb Wurud Al-Hadits.

w. Asrār Tartib Al-Qur'ān.

x. Anmudzaj Al-Labib fi Khashāis Al-Habib.

y. Irsyad Al-Muhtadin ilā Nashrati Al-Mujtahidin.

z. I'rāb Al-Qur'ān.

Page 36: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

20

aa. Ilqām Al-Hajar liman zakā sāb Abi Bakr wa 'Umar.

bb. Tārikh Al-Khulafā'.

cc. Tahdzir Al-Khawash min Ahadits Al-Qashash.

dd. Tuhfatu Al-Abrār binakti Al-Adzkār an-Nawawiyyah.

ee. Tadrib ar-Rāwi fi Syarhi Taqrib an-Nawāwi.

ff. Tazyin Al-Mamālik bi Manaqib Al-Imām Mālik.

gg. Tamhid Al-Farsy fi Al-Khishāl Al-Maujibah li Zhil Al-'Arsy.

hh. Tanwir Al-Hawalik Syarh Muwaththa' Mālik.

ii. Tanbih Al-Ghabiyy fi Tibra'ati Ibni 'Arabi.

jj. Husnu Al-Muhādharah fi Akhbār Mishr wa Al-Qāhirah.

kk. Durr as-Sihābah fiman dakhala Mishr min ash-Shahābah.

ll. Dzam Al-Makas.

mm. Syarh as-Suyuthi 'ala Sunan an-Nasā'i.

nn. Shifatu Shāhibi adz-Dzauqi 'Aini Al-Ishābah fi Ma'rifati ash-Shahābah.

oo. Al- Kasyfu.

pp. As-Salim.

qq. Thabaqāt Al-Huffādz.

rr. Thabaqat Al-Mufassirin.

ss. Uqudul Jumān fi 'ilmi Al-Ma'āni wa Al-Bayān.

tt. Uqudu az-Zabarjid 'ala Musnad Al-Imām Ahmad fi I'rāb Al-Hadits.

uu. Al-Mughthi fi Syarhi Al-Muwaththa'.

vv. Lubb Al-Lubbāb fi Tahrir Al-Ansāb

ww. Al-Bāb Al-Hadits.

Page 37: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

21

xx. Al-Bāb an-Nuqul fi Asbāb an-Nuzul.

yy. Mā Rawāhu Al-Asāthin fi 'Adami Al-Maji'i ilā as-Salāthin.

zz. Musytahā Al-Uqul fi Muntaha an-Nuqul.

aaa. Mathla' Al-Badrain fiman Yu'ti Ajruhu Marratain.

bbb. Miftāhu Al-Jannah fi Al-I'tishām bi as-Sunnah.

ccc. NazhamAl-Aqyān fi A'yān Al-A'yān.

ddd. Ham'u Al-Hawami' Syarhu Jam'u Al-Jawami'.

eee. At-Tahadduts bi Ni'matillah.

fff. Mu'jam Al-Mu'allafāt as-Suyuthi.

ggg. Fahrusat Mu'allafātii.

hhh. Al-Fāruq baina Al-Mushanif wa as-Sariq.

iii. Thibb an-Nufus.

jjj. Ar-Rahmah fi ath-Thibbi wa Al-Hikmah, dll.9

Sedangkan Murid-Murid Beliau di antaranya yaitu :

a. Syaikh Abdul Qodir bin Muhammad bin Ahmad Asy-Syadzili Asy-

Syafi‟i.

b. Syaikh Ibnu Iyas, Abul Barokat, Muhammad bin Ahmad bin Iyas Al-

hanafi, penulis kitab “Badai‟uz Zuhur Fi Waqo‟iud Duhur”.

c. Syaikh Al-Hajj Muhammad Sukyah.

d. Syaikh Syamsuddin, Muhammad bin Abdurrohman bin Ali bin Abu Bakar

Al-„Alqomi.

9Ibid,17

Page 38: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

22

e. Syaikh Syamsuddin, Muhammad bin Ali bin Ahmad Ad-Dawudi Al-

Mishri.

f. Ibnu Thulun; Syaikh Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ali bin

Muhammad bin Thulun Ad-Damasyqi Al-Hanafi.

g. Syaikh Muhammad bin Al-Qodhi Rodhiyuddin Muhammad bin

Muhammad bin Abdulloh binBadr bin Utsman bin Jabir Al-Ghozi Al-

„Amiri Al-Qurosyi Asy-Syafi‟i.

h. Syaikh Muhammad bin Yusuf bin Ali bin Yusuf Asy-Syami.

i. Syaikh Jamaluddin, Yusuf bin Abdulloh Al-hasani Al-Armayuni Asy-

Syafi‟i.

Beliau Imam Al-Suyuthi menghabiskan umurnya untuk belajar dan

mengajar, memberikan fatwa dan juga menulis. Akan tetapi ketika usia beliau

menginjak usia 40 tahun, atau bisa di katakan menjelang usia tuanya, beliau lebih

memilih untuk ber-uzlah(mengasingkan diri) dari keramaian dunia, lebihmemilih

untuk beribadah dan mengarang /menulis saja.

Setelah sempat beliau sakit, Imam Al-Suyuthi meninggal pada usia 61 tahun

10 bulan 18 hari, yaitu pada malam Jum'at tanggal 19 Jumadil „Ula tahun 911 H,

dirumah beliau yang berada di Roudlotul Miqyas. Jenazah beliau dimakamkan di

pemakaman Qaushun atau Qaisun, di luar pintu gerbang Qarafah, Kairo.

B. Tafsir Al- Mishbah

1. Biografi M. Quraish Shihab

Nama lengkapnya adalah Muhammad Quraish Shihab, lahir di Rapang

Sulawesi Selatan pada tanggal 16 Februari 1944. Beliau adalah putra keempat dari

Page 39: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

23

seorang ulama besar almarhum Prof. H. Abd. Rahman Shihab, guru besar ilmu

tafsir dan mantan Rektor UMI dan IAIN Alaudin Ujung Pandang, bahkan sebagai

pendiri kedua Perguruan Tinggi tersebut.10

M. Quraish shihab setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di Ujung

Pandang, dia melanjutkan pendidikan menengahnya di Malang sambil nyantri di

pesantren Dar Al-Hadits Al-Fiqhiyah pada 1958. Dia berangkat ke Kairo-Mesir

dan diterima di kelas II Tsanawiyah Al-Azhar pasa 1967, dia meraih gelar Lc (S1)

pada Fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir Hadits Universitas Al-Azhar. Kemudian

melanjutkan pendidikan Strata 2 (S2) di Fakultas yang sama dan pada tahun 1969

meraih gelar M.A. untuk spesialisasi bidang tafsir Al-Qur‟an dengan Tesis

berjudul “Al-I„Jaz Al-Tasyri‟iy Li Al-Qur‟an Al-Karim”.11

Sekembalinya ke Ujung Pandang Quraish Shihab dipercaya untuk menjabat

wakil Rektor bidang Akademik Kemahasiswaan pada IAIN Alaudin. Selain itu

dia juga diserahi jabatan-jabatan lain baik di dalam maupun di luar

kampus.12

Tahun 1984 merupakan babak baru karir Quraish Shihab dimulai, saat

pindah tugas dari Ujung Pandang ke IAIN Jakarta. Di sini ia aktif menngajar

bidang tafsir dan „Ulum Al-Qur‟an‟ di program S1, S2, dan S3 sampai tahun

1998. Dia juga mengajar subjek lain seperti hadits, hanya di program S2 dan S3

saja. Sejak 1998.

Selain menjadi Rektor di IAIN Jakarta selama dua periode (1992-1996 dan

1997-1998), dia juga dipercaya menjadi menteri agama kurang lebih dua bulan di

10Fauzul Iman, “Keagamaan dan Kemasyarakatan”, Serang: Pusat Penelitian dan Pengabdian

Kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten,

04,56. 11

Ibid, 57. 12

Ibid.

Page 40: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

24

awal tahun 1998 pada kabinet terakhir pemerintahan Soeharto. Sejak tahun 1999

dia diangkat menjadi Duta Besar Luar Biasa dan berkuasa penuh Republik

Indonesia untuk Negara Republik Arab Mesir, yang berkedudukan di Kairo

sampai tahun 2002. Sejak itu ia kembali ke tanah air, dan konsen menyelesaikan

karya tafsir 30 Juz “Tafsir Al-Misbah”.13

Karya-karya yang telah dihasilkan oleh Quraish Shihab di antaranya:

a. Membumikan Al-Qur‟an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat, Mizan, Bandung, 1992.

b. Studi Kritis Tafsir Al-Manar, Pustaka Hidayah, 1994.

c. Wawasan Al-Qur‟an, Mizan, Bandung, 1996.

d. Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan, Mizan, 1994.

e. Tafsir Al-Qqur‟an Al-Karim: Tafsir Surat-surat Pendek, Pustaka Hidayah,

1997.

f. Fatwa-Fatwa Quraish Shihab sekitar Al-Qur‟an dan Hadits, Mizan, 1999.

g. Untaian Permata Buat Anakku: Pesan Al-Qur‟an untuk Mempelai, Al-

bayan, 1995.

h. Tafsir Al-Misbah, Lentera Hati.

i. Yang Tersembunyi14

.Lentera Hati

Adapun kondisi yang mempengaruhi Quraish Shihab sehingga beliau

memilih spesialisasi di bidang tafsir Al-Qur‟an antara lain adalah: Pertama,

kedudukan orang tuanya yang menyertai masa-masa awal kehidupannya, sehingga

13

Ibid. 14

Ibid. 58.

Page 41: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

25

menumbuhkan kecintaan sang anak pada kajian Al-Qur‟an.15

Kedua, faktor yang

mempengaruhi pemikirannya adalah faktor pendidikan. Disamping orang tuanya

yang ahli tafsir, sebagaimana disebutkan di atas, faktor pendidikan Shihab juga

banyak mempengaruhi terhadap pemikirannya di bidang tafsir.

Setelah beliau mempelajari dasar-dasar agama dari orang tuanya, Shihab

dikirim untuk melanjutkan pendidikan menengahnya di Malang sambil “nyantri”

di pesantren Dar Al-Hadits Al-Fiqhiyah, selanjutnya beliau melanjutkan

pendidikan tingginya di Mesir. Ketika di Mesir tepatnya di Universitas Al-Azhar

M. Quraish Shihab memasuki fakultas Ushuluddin Strata satu (S1) Jurusan Tafsir

Hadits, selanjutnya Strata dua (S2) dan Strata tiga (S3) juga beliau selesaikan di

Mesir pada Jurusan yang sama.16

Adapun pemikiran Quraish ShihabDalam Diskursus „Ulum Al-Qur‟an‟, tafsir

menurut Quraish Shihab berfungsi sebagai anak kunci untuk membuka khazanah

Al-Qur‟an, yang berarrti sebuah pintu tertutup dan sulit untuk dibuka tanpa

kuncinya. Dengan demikian, alangkah penting dan tingginya kedudukan tafsir

tersebut. Setidaknya ada tiga alasan yang ia kemukakan yang membuat dan

menentukan tingginya (signifikasi) tafsir, yaitu:

a. Bahwa bidang yang menjadi kajiannya adalah kalam Ilahi yang merupakan

sumber segala ilmu keagamaan dan keutamaan.

b. Tujuannya adalah untuk mendorong manusia berpegang teguh dengan Al-

Qur‟an dalam usahanya memperoleh kebahagiaan sejati.

15

Ibid. 16

Ibid. 59

Page 42: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

26

c. Dilihat dari kebutuhan pun sangat nampak bahwa kesempurnaan mengenai

bermacam-macam persoalan kehidupan ini, ilmu syari‟at dan pengetahuan

mengenai seluk beluk agama. Hal ini sangat tergantung pada ilmu

pengetahuan tentang Al-Qur‟an.17

Menyadari begitu luas makna yang terkandung di dalam Al-Qur‟an, baik

menyangkut makna-makna yang tersirat di balik yang tersurat, Quraish Shihab

dengan mengutip pendapat Arqoun pemikir kontemporer Al-Jazair “Al-Qur‟an

memberikan kemungkinan arti yang tidak terbatas. Kesan yang diberikannya

mengenai pemikiran dan penjelasannya berada pada wujud mutlak. Dengan

demikian ayat-ayat Al-Qur‟an selalu terbuka untuk interpretasi baru, tidak

pernah pasti dan tertutup dalam interpretasi tunggal”, Itulah sebabnya, tafsir

ulang yang baru dan kontekstual dengan perkembangan zaman dan masyarakat,

menjadi sebuah keniscayaan kalau Al-Qur‟an ini tak ingin ditinggalkan ummat

Islam atau terkubur oleh proses sejarah yang bergerak cepat.18

Sejalan dengan pendapat Arqoun di atas Quraish Shihab mengemukakan

empat prinsip di mana ulama-ulama atau pemikir Islam (mufassir) ketika

berhadapan dengan ayat-ayat Al-Qur‟an tidak bisa dilepaskan dari empat prinsip

pokok, yaitu:

a. Al-Qur‟an Al-Karim yang pertama kali dikenal oleh masyarakat manusia 15

abad yang lalu, adalah salah satu dari kitab-kitab suci yang diturunkan Tuhan

sebagai petunjuk bagi manusia guna memberi jawaban terhadap

persoalan/perbedaan-perbedaan yang dihadapi mereka, sehingga walaupun

17

Ibid. 60. 18

Ibid. 60-61.

Page 43: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

27

terdapat diantara sekian banyak ayat-ayatnya yang menggambarkan situasi

dan kondisi masyarakat tertentu, atau tidak menghalangi fungsi pokok seperti

yang dinyatakan di atas.

b. Al-Qur‟an baik secara implisit maupun eksplisit, mengakui tentang kenyataan

perubahan sosial, perubahan yang mutlak harus terjadi, cepat atau lambat,

disadari atau tidak, bahkan Al-Qur‟an menggambarkan bagaimana perubahan

tersebut dapat terjadi, disamping mengisyaratkan bahwa suatu perubahan

pada hakikatnya mengikuti satu pola yang telah menjadi sunnatullah sehingga

berlaku umum.

c. Al-Qur‟an Al-Karim dalam sekian banyak ayat-ayatnya mengecam orang-

orang yang tidak memperhatikan kandungannya, dan juga mengecam orang-

orang yang hanya mengikuti tradisi lama tanpa suatu alasan yang logis,

disamping menganjurkan agar pemeluknya berpikir, mengamati, sambil

mengambil pelajaran dari pengalaman generasi-generasi terdahulu.

d. Perbedaan hasil pemikiran manusia merupakan suatu kenyataan yang tidak

bisa dihindari, bukan hanya disebabkan oleh perbedaan tingkat kecerdasan

atau latar belakang pendidikan seseorang, tapi juga karena pemikiran

dipengaruhi secara sadar atau tidak oleh peristiwa-peristiwa sejarah, politik,

pemikiran orang lain yang berkembang serta kondisi masyarakatnya.

e. Sejalan dengan empat pemikiran di atas ada tiga masalah penting yang

disebabkan oleh akibat perubahan sosial yang harus menjadi perhatian

mufassir, yaitu:

Page 44: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

28

Pertama,adalah bahasa, Sudah menjadi kesepakatan mufassirin bahwa

bahasa Arab merupakan faktor penting untuk bisa memahami kandungan Al-

Qur‟an, namun penting juga memperhatikan perkembangan bahasa itu sendiri,

karena disadari bila kita mendengar suatu kata yang tergambar dalam benak kita

adalah gambaran material menyangkut kata tersebut, namun di lain segi bentuk

material tersebut dapat mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan

masyarakat. Misalnya dapat kita ambil contoh, kata الذرة (dzarroh)pada masa

turunnya Al-Qur‟an maknanya berkisar pada semut/kepala semut, debu-debu yang

beterbangan dan lain-lain, sedang kini ia memiliki arti tambahan yang tadinya

belum dikenal yaitu atom.

Kedua adalah ilmu pengetahuan. Penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an yang tidak

lepas dari keaneka ragaman corak, metode dan hasil penafsiran ayat-ayat Al-

Qur‟an juga tidak dapat dihindari antara lain karena kemajuan ilmu pengetahuan,

dari sinidapat dipahami bahwa penafsiran para ulama terdahulu tidak mengikat

penafsir-penafsir masa kini atau masa yang akan datang.

Ketiga adalah metode. Setiap mufassir mempunyai metode masing-masing

dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an, berbeda dengan mufassir lainnya.

Selama ini sebagaimana disebutkan oleh Al-Farmawi, metode tafsir yang

berkembang ada empat macam yaitu: Tahlili, Ijmali, Muqoron dan Maudlu‟i. Dari

masing –masing metode terdapat kekurangan dan keistimewaan masing-

masing.19

19

Ibid. 61-63.

Page 45: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

29

BAB III

PENAFSIRAN

A. Tafsir Jalalain: Penafsiran Surat Al- Ashr

بسم الله الرحمن الرحيم (1والعصر )

هر أو ما ب عد الزوال إلى الغروب أو صلة العصر }والعصر{ الد“Demi masa,waktu/era setelah bergesernya matahari sampai terbenamnya

matahari atau waktu sholat asar.”

نسان لفي خسر ) (2إن النسان{ الجنس }لفي خسر{ في تجارته }إن ال

“Sesungguhnya semua manusia (jenis) itu berada didalam kerugian (dalam

perniagaannya)”

الذين آمنوا وعملوا الصالحات وت واصوا بالحق وت واصوا بالصبر) (3إل}إل الذين آمنوا وعملوا الصالحات{ ف ليسوا في خسران }وت واصوا{أوصى ب عضهم ب عضا

{ ال يمان }وتواصوا بالصبر{ علىالطاعة وعن المعصية}بالحق“Kecuali orang-orang yang beriman dan melakukan amal kebaikan (maka

mereka bukan orang yangberada didalam kerugian) dan saling menasehati

dalam kebenaran (perkara iman) dan saling menasehati dalam kesabaran

(atas ketaatan dari meninggalkan kemaksiatan”

Allah swt, memulai surah ini dengan sumpah, setiap kali Allah bersumpah

selalu menyebut salah satu makhluknya, hal ini disebabkan tidak ada selain Dia,

kecuali makhluk-Nya.

a. Ayat I, Allah swt bersumpah dengan menyebut masa. Masa berarti waktu

yang dilalui, waktu yang dialami seseorang. Apabila Allah swt, bersumpah

dengan makhluknya berarti suatu isyarat bagi Rasulullah saw., dan orang-

orang yang beriman agar memerhatikan terhadap makhluk yang digunakan

untuk bersumpah. Dengan demikian, maksud ayat pertama surah ini adalah

agar Rasulullah saw, dan orang-orang yang beriman lebih memperhatikan

Page 46: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

30

masalah waktu, dan mampu memanfaat waktu sebaik-baiknya untuk hal-hal

yang terpuji sesuai ajaran Islam. Kita sadari atau tidak, waktu itu tidak akan

berhenti walaupun sedetik, apalagi terulang, pagi hari ini bukan pagi hari

kemarin bukan pula pagi hari esok.

b. Ayat 2, dijelaskan bahwa kebanyakan manusia dalam keadaan merugi.

Melihat, kenyataan hidup ini, ternyata banyak manusia yang merugi

dibanding dengan yang beruntung. Lalu kerugian apa yang dialami manusia

?. Kerugian yang dialami oleh manusia bahwa kesempatan hidup didunia

tidak dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan petunjuk

agama. hari-harinya hanya diisi dengan kesibukan menikmati dunia sesuai

dengan keinginan hawa nafsunya tanpa ada pemikiran kalau dunia ini

hanyalah sementara dan yang kekal adalah ada hari akhirat.

c. Ayat 3, menjelaskan bagaimana cara yang harus dilakukan agar tidak

termasuk orang yang rugi. pada ayat ini, adatiga syarat agar tidak menjadi

orang yang rugi, yaitu beriman dan beramal saleh, saling menasehati tentang

kebenaran, tentang menasehati tentang kesabaran.

Dengan perincian keterangan ayat diatas maka kita sebagai manusia agar

selalu ingat bahwa kita seharusnya:

a. Beriman dan beramal sholeh.

Beriman berarti meyakin bahwa maanusia hidup didunia ini karena

kehendak Allah, Manusia harus tunduk kepada Allah yang mencipta, yang

memberi rezki, dan memeliharanya sampai pada saat yang telah ditentukan.

Hanya dengan iman manusia bisa dapat menyadari keberadaannya hidup di dunia.

Page 47: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

31

Setelah memiliki keimanan, seorang harus membuktikannya dengan

perbuatan yaitu beramal sholeh (amal kebajikan). Yang dimaksud dengan

kebajikan ialah semua perkara yang sesuai dengan ajaran Islam. Iman dan amal

sholeh adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan , iman tanpa amal sholeh

tidak cukup, sebaliknya amal tanpa iman, tidak berarti dihadapan Allah SWT.

b. Saling menasehati tentang kebenaran.

Agar tidak tergolong menjadi orang yang merugi ialah, adanya kesediaan

untukmenerima dan memberi nasehat tentang kebenaran. kita sadari atau tidak,

manusia mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan. Hanya orang-orang

sombonglah yang tidak mau mengakui kekurangan dan kesalahannya. Orang yang

mengaku beriman harus mau menerima dan memberi nasehat menuju kebenaran

yang sesuai dengan ajaran Islam.

c. Saling menasehati tentang kesabaran.

Salah satu syarat orang tidak merugi kata Allah adalah adanya kesediaan

untuk menerima dan memberi nasehat tentang kesabaran. Sabar adalah perkara

yang mudah diucapkan tetapi sulit untuk dilaksanaknn, tidak mudah bagi kita

untuk memiliki kesabaran, karena kesabaran butuh waktu dan harus selalu melatih

diri untuk membiasakan sifat kesabaran tersebut, karena persoalan hidup

senantiasa mengintai kita yang terkadang persoalan yang kita hadapi sulit untuk

dipecahkan dan diselesaikan hanya dengan akal pikiran .dan kesabaran itu butuh

keikhlasan.

Page 48: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

32

B. Tafsir Al- Mishbah: Penafsiran Surat Al- Ashr

الرحمن الرحيم بسم الله نسان لفي خسر )1والعصر ) (2( إن ال

”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam

kerugian.”20

Kata ( لعصرا ) al–„ashr terambil dari kata (عصر)„ashara yakni menekan

sesuatu sehingga apa yang terdapat pada bagian terdalam dari padanya nampak

ke permukaan atau keluar (memeras).Tatkala perjalanan matahari telah

malampaui pertengahan, dan telah menuju terbenam dinamakan „ashar, penamaan

ini agaknya di sebabkan karena ketika itu manusia yang sejak pagi telah memeras

tenaganya diharapkan telah mendapatkan hasil dari usaha-usahanya.

Para ulama sepakat mengartikan kata „ashr pada ayat pertama surah ini

dengan waktu, hanya saja mereka berbeda pendapat – tentang waktu yang

dimaksud. Ada yang berpendapat bahwa ia adalah waktu atau masa di mana

langkah dan gerak tertampunng di dalamnya. Ada lagi yang menentukan waktu

tertentu yakni waktu di mana shalat Ashar dapat dilaksanakan. Pendapat ketiga

ialah waktu atau masa kehadiran Nabi Muhammad saw dalam pentas kehidupan

ini.

Dalam tafsir Al–Misbah karangan M.Quraish Shihab pendapat yang paling

tepat adalah waktu secara umum. Karena telah menjadi kebiaasaan orang-orang

arab ketika berbincang–bincang mereka menyoalkan masalah waktu (waktu sial

dan waktu mujur), melalui surah ini Allah swt, bersumpah demi waktu untuk

20

M.Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah : Pesan, Kesan dan Keserasian al – Qur‟an, Juz „Amma,

Vol.15, Jakarta: Lentera Hati, 2002.496-506

Page 49: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

33

membantah anggapan mereka. Tidak ada sesuatu yang dinamai waktu sial atau

waktu mujur, semua waktu sama, Yang berpengaruh adalah kebaikan dan

keburukan usaha seseorang.21

Dapat juga dikatakan bahwa pada surah ini Allah

bersumpah demi waktu dan dengan menggunakan kata „ashr ( bukan selainnya )

untuk menyatakan bahwa:

Demi waktu (masa) di mana manusia mencapai hasil setelah ia memeras

tenaganya, sesungguhnya ia merugi ( apapun hasil yang dicapainya itu, kecuali

jika ia beriman dan beramal saleh). Kerugian tersebut mungkin tidak akan

dirasakan pada saat dini, tetapi pastiakan disadarinya pada waktu Ashar

kehidupannya menjelang matahari hayatnya terbenam. Itulah agaknya rahasia

mengapa Allah SWT, memilih kata „ashr untuk menunjuk kepada waktu secara

umum.

Waktu adalah modal utama manusia, apabila tidak diisi dengan kegiatan

yang positif, maka ia akan berlalu begitu saja. Ia akan hilang dan ketika itu

jangankan keuntungan diperoleh, modal pun telah hilang. Sayyidinaa Ali raa.

pernah berkata:

“Rezeki yang tidak diperoleh hari ini masih dapat diharapkan lebih dari itu

diperoleh esok, tetapi waktu yang berlalu hari ini tidak mungkin dapat

diharapkan kembali esok”.

Kata ( االنسان) Al-insaan / manusia terambil dari akar kata yang dapat berarti

bergerak atau dinamis, lupa, merasa bahagia (senang).Ketiga arti ini

menggambarkan sebagian dari sifat serta ciri khas manusia.

Bentuk ma‟rifat (difinit) pada kata al–insaan menunjuk kepada seluruh

manusia tanpa terkecuali, baik mukmin maupun kafir. Muhammad Abduh

21

Ibid

Page 50: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

34

menambahkan, bahwa yang dimaksud tidak termasuk mereka yang tidak

mukallaf. Seperti yang belum dewasa atau gila.

Kata (خسر) khusr mempunyai banyak arti, antara lain rugi, sesat, celaka,

lemah, tipuan dan sebagainya yang kesemuanya mengarah kepada makna –

makna negatif, atau tidak disenangi oleh siapa pun.

Kata ( لفي) la fii adalah gabungan dari huruf (ل) lam yang menyiratkan

makna sumpah dan huruf (في) fii yang mengandung makna wadah atau tempat..

( 3إل الذين آمنوا وعملوا الصالحات وت واصوا بالحق وت واصوا بالصبر )“Kecuali orang-orang yang beriman,dan beramal yang salehserta saling

berwasiat tentang kebenaran dan saling berwasiat tentang kesabaran.”

Ayat yang sebelumnya mengaskan bahwa semua manusia diliputi oleh

kerugian yang besar dan beraneka ragam. Ayat ketiga mengecualikan mereka

yang melakukan empat kegiatan pokok yaitu : Kecuali orang – orang yang

beriman, dan beramal amalan – amalan yang saleh yakni yang bermanfaat serta

saling berwasiat tentang kebenaran dan saling berwasiat tentang kesabaran dan

ketabahan.

Ulama membagi ajaran agama kepada dua sisi,

yaknipengetahuandanpengamalan.Akidah yang wajib diimani merupakan sisi

pengetahuan, sedang syariat merupakan sisi pengamalan. Atas dasar ini, para

ulama memahami alladziina aamanuu (orang yang beriman)dalam arti orang–

orang yang memiliki pengetahuan menyangkut kebenaran. Puncak kebenaran

adalah pengetahuan tentang ajaran–ajaran agama yang bersumber dari Allah swt.

kalau demikian sifat pertama yang dapat menyelamatkan seseorang dari kerugian

adalah pengetahuan tentang kebenaran itu.

Page 51: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

35

Kata (عمل)„amal/pekerjaan,digunakan oleh al–Qur‟an untuk

menggambarkan penggunaan daya (dayapikir,fisik,qalbu,dandayahidup) yang

dilakukan dengan sadar oleh manusia dan jin.

Kata ( صا لح) shaalih terambil dari kata ( صلح) shaluha yang dalam kamus–

kamus bahasa al–Qur‟an sering dijelaskan sebagai antonim (lawan) dari kata

) faasid/rusak. Dengan demikian kata shaalih diartikan sebagai tiada (فاسد)

terhentinya ) kerusakan. Kata ini diartikan juga bermanfaat dan sesuai.22

Setiap amal saleh harus memiliki dua sisi yaitu:

Pertama,adalah wujud amal, yang biasanya terlihat di alam nyata. Di sini

orang lain dapat memberikan penilaian sesuai dengan kenyataan yang dilihatnya.

Penilaian baik diberikan manakala kenyataan yang dilihatnya itu menghasilkan

manfaat dan menolak mudharat.

Kedua,adalah motif pekerjaan itu. Mengenai sisi ini hanya Allah swt yang

dapat menilainya. Rasul saw. bersabda :

“Setiap pekerjaan sesuai dengan niatnya” ( HR. Bukhari dan Muslim

melalui „Umar Ibn al – Khaththab ).

Dengan demikian, lebih jauh kita dapat berkata bahwa di sisi Allah, nilai

suatu pekerjaan bukan semata – mata dari bentuk lahiriah yang tampak di alam

nyata, tetapi yang lebih penting adalah niat pelakunya. Karena itu, dapat

dimengerti mengapa kalimat „amal shaalih banyak sekali digandengkan dengan

iman, karena iman inilah yang menentukan arah dan niat.

Disamping itu tidak seorang manusia pun yang dapat memastikan diterima

atau tidaknya suatu amal,karena dia hanya dapat melihat satu sisi dari suatu amal,

22

Ibid

Page 52: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

36

yaitu sisi yang nyata saja. Ketika muncul sebuah pertanyaan, mengapa Allah SWT

tidak mau menerima amal-amal baik dari orang-orang yang tidak beriman

kepadaNya? Maka akan ditemuan dua jawaban yaitu:

Pertama, menurut uraian diatas bahwa penilaian di hari kemudian (akhirat)

adalah harus memenuhi syarat yang pertama yaitu iman kepada Allah SWT,

karena ketika manusia tidak beriman maka niatnya dalam melakukan kebaikan

pastilah hanya didasari oleh keinginan nafsu duniawiyah saja bukan karena

mengikuti perintahNya dan juga ingin menggapai ridhoNya. Bahkan terkadang

manusia yang beriman sekalipun ketika melakukan amal soleh juga tidak

menetapi pada syarat amal sholeh, seperti yang telah Allah SWT ingatkan dalam

Qs.Al-Baqoroh(2):264

ذين آمنوا ل ت بطلوا صدقاتكم بالمن والذى كالذي ي نفق ماله رئاء الناس ول ي ؤمن يا أي ها ال على درون بالله والي وم الخر فمث له كمثل صفوان عليه ت راب فأصابه وابل ف ت ركه صلدا ل ي ق

ا كسبوا والله ل ي هدي القوم الكافرين .شيء مم"Hai orang-orang beriman, janganlah kamu membatalkan sedekahmu

dengan menyebut-nyebutnya dan mengganggu (perasaan si penerima),

seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya‟ kepada manusia

dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka keadaan

orang itu seperti batu licin yang daiatasnya ada tanah, lalu batu itu ditimpa

hujan lebat, maka menjadilah dia bersih(tidak bertanah/berdebu). Mereka

tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah

tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir”.

Kedua, bagi yang melakukan suatu pekerjaan namun ia tidak beriman, pada

hakikatnya ia tidak menantikan sesuatu di akhirat kelak. Karena ia tidak

mempercayainya, bahkan ketika itu ia tidak menantikan pahala sama sekali.

Sedangkan bagi mereka yang percaya akan adanya tuhan akan tetapi bukan Allah,

maka kalaupun ia mengharapkan pahala di akhirat nanti, namun pahala

Page 53: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

37

tersebuttentunya tidak dinantikannya dari Allah SWT, melainkan dari tuhan yang

disembahnya, seperti matahari, bulan, bintang, atau apa saja yang di pertuhankan

olehnya, maka silahkan ia menuntut pada tuhan-tuhan itu. Jadi apabila seseorang

telah mampu melakukan amal saleh disertai dengan iman, maka ia telah

memenuhi dua dari empat hal yang harus dipenuhinya dalam rangka

membebaskan dirinya dari kerugian total. Namun dengan keduanya seseorang

baru membebaskan drinya dari setengah kerugian. Ia masih bertugas menyangkut

dua hal lainnya agar ia benar–benar selamat, beruntung, serta terjauh dari segala

kerugian.

Kata ( اتواصو ) tawaashau terambil dari kata (وصى) washaa, (وصية)

washiiyatan yang secara umum diartikan sebagai menyuruh secara baik. Kata ini

berasal dari kata (ارض واصية) ardhu waashiyah yang berarti tanah yang dipenuhi

atau bersinambung tumbuhannya. Berwasiat adalah tampil kepada orang lain

dengan kata–kata yang halus agar yang bersangkutan bersedia melakukan

sesuatu pekerjaan yang diharapkan dari padanya secara bersinambung.

Kata(الحق) al–haq berarti sesuatu yang mantap, tidak berubah. Sementara

ulama memahami kata al–haq pada ayat ini dalam arti Allah, yakni manusia

hendaknya saling ingat–mengingatkan tentang wujud, kuasa dan keesaan Allah

swt. serta sifat–sifat Nya yang lain. Ada juga yang berpendapat bahwa haq yang

dimaksud adalah Al-Qur‟an. Ini berdasar riwayat yangdisandarkan kepada Nabi

Muhammad saw.

Surah ini secara keseluruhan berpesan agar seseorang tidak hanya

mengandalkan imannya saja tetapi juga amal salehnya, bahkan amal saleh pun

Page 54: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

38

bersama iman belum cukup. Amal saleh bukan asal beramal. Amal pun beraneka

ragam, kali ini suatu amal dianjurkan, di kali lain mungkin bentuk amal yang

sama diwajibkan bahkan mungkin juga sebaliknya justru terlarang.

Menurut Fahrudin ar-Razi memahami kataAl-haq disini sebagai “sesuatu

yang mantap (tidak berubah) baik berupa ajaran agama yang benar, petunjuk akal

yang pasti maupun pandangan mata yang mantap.Al-haq tentunya tidak secara

mudah di ketahui atau di peroleh. Ia juga beraneka ragam, karena itu harus di cari

dan dipelajari yang sesuai dengan sumber-sumber ajaran agama, sebagaimana

harus pula diarahkan juga kepada objek-objek yang diduga keras dapat

menginformasikan haq(kebenaran) itu, dalam hal ini alam raya beserta mahluk

yang menghuninya. Dari penjelasan diatas terlihat bahwa kata Al-haq dapat

mengandung arti pengetahuan. Karena mencari kebenaran bisa menghasilkan

ilmu, mencari keindahan menghasilkan seni, dan mencari kebaikan akan

menghasilkan etika.23

Saling berwasiat menyangkut haq(kebenaran) yang diperintahkan ini

mengandung makna bahwa seseorang berkewajiban untuk mendengarkan

kebenaran dari orang lain serta mengajarkannya kepada orang lain. Seseorang

belum lagi terbebaskan dari kerugian bila sekedar beriman beramal saleh, dan

mengetahui kebenaran itu untuk dirinya , tetapi ia berkewajiban untuk

mengajarkannya kepada orang lain. Selanjutnya sekaligus syarat yang dapat

membebaskan manusia dari kerugian total adalah saling wasiat-mewasiati

menyangkut kesabaran.

23

Ibid.103

Page 55: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

39

Sabar adalah menahan kehendak nafsu demi mencapai sesuatu yang baik

atau lebih baik. Secara umum kesabaran dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

Pertama, sejalan dengan kecenderungan jiwanya, seperti ingin sehat , kaya,

meraih popularitas dan sebagainya. Di sini kesabaran dituntut bukan saja guna

memperoleh apa yang di senangi itu, tetapi juga ketika telah memperolehnya.

Ketika itu manusia harus mampu menahan diri agar kecenderungan tersebut tidak

mengantarkannya melampaui batas sehingga membawanya hanyut dan terjerumus

dalam bahaya.

Kedua, tidak sejalan dengan kecenderungan jiwa manusia yang selalu ingin

terbawa kepada debu tanah bukan Ruh ilahi. Disini manusia juga membutuhkan

kesabaran dan kehendak yang kuat agar tidak terbawa oleh panggilan yang rendah

itu.

Mungkin sesuatu yang tidak sejalan dengan kecenderungannya itu berupa

tuntutan-tuntutan ilahi, mungkin pula berupa malapetaka dan gangguan dari satu

pihak terhadap pribadi, keluarga atau harta bendanya. Di sini di tuntut

kesabarannya, dalam arti ia di tuntut untuk menekan gejolak nafsunya agar apa

yang di sebut di atas dapat di elakkannya. Baik ia mampu untuk membalas

gangguan tersebut bila pihak yang mengganggunya adalah manusia yang lemah,

maupun ia tidak mampu.

Demikian lebih kurang kesimpulan uraian Al-Quran menyangkut kesabaran,

yang dari padanya terlihat betapa sifat ini sangat di butuhkan oleh manusia, kapan

dan dalam situasi apapun ia berada. Wajar jika mereka yang mengabaikan sifat

ini, walaupun telah mengamalkan ketiga sifat yang di sebut di atas-masih belum

Page 56: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

40

lagi memperoleh keuntungan, masih berada dalam kerugian, paling tidak

seperempat dari totalitasnya.

Kedua wasiat di atas mengandung makna bahwa kita di tuntut di samping

mengembangkan kebenaran dalam diri kita masing-masing, kita juga di tuntut

mengembangkannya pada diri orang lain. Manusia di samping sebagai makhluk

individu juga sebagai makhluk sosial.

Anda di tuntut untuk memperhatikan saya, sebagaimana saya di wajibkan

memperhatikan anda. Saya berkewajiban mengingatkan anda dan anda di harap

menerima peringatan itu, tetapi dalam saat yang sama anda harus memperingatkan

saya, dan saya pun dengan senang hati menerima peringatan anda. Kita semua

dalam satu kesatuan, topang-menopang dalam satu perjuangan serta dukung-

mendukung, karena kalau tidak, bukan hanya anda yang merugi saya pun ikut

rugi.

Surah ini secara keseluruhan berpesan agar seseorang tidak hanya

mengandalkan imannya saja. Tetapi juga amal salehnya bahkan amal saleh pun

bersama iman belum cukup. Amal saleh bukan asal beramal. Amal pun beraneka

ragam, kali ini suatu amal di anjurkan, di kali lain mungkin bentuk amal yang

sama di wajibkan bahkan mungkin juga sebaliknya justru terlarang. Apabila suatu

ketika anda hendak shalat, atau bahkan sedang shalat, tiba-tiba anda melihat suatu

bahaya yang mungkin akan menimpa seseorang, maka ketika itu shalat anda harus

di tangguhkan demi memelihara jiwa atau keselamatan orang tersebut.

Iman dan amal saleh tanpa ilmu belum juga cukup. Sungguh indah dan tepat

gambaran yang di berikan oleh murtadha muthahhari tentang keterkaitan antara

Page 57: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

41

iman dan ilmu. Menurutnya: “ilmu memberi kekuatan yang menerangi jalan kita

dan iman menumbuhkan harapan dan dorongan bagi jiwa kita. Ilmu menciptakan

alat-alat produksi dan akselerasi, sedang iman menetapkan haluan yang di tuju

serta memelihara kehendak yang suci. Ilmu adalah revolusi eksternal, sedang

iman adalah revolusi internal. Ilmu dan iman keduanya merupakan kekuatan,

kekuatan ilmu terpisah sedang kekuatan iman menyatu, keduanya adalah

keindahan dan hiasan,ilmu adalah keindahan akal, sedang iman keindahan jiwa.

Ilmu hiasan pikiran dan iman hiasan perasaan. Keduanya menghasilkan

ketenangan,ketenangan lahir oleh ilmu dan ketenangan batin oleh iman. Ilmu

memelihara manusia dari penyakit-penyakit jasmani dan malapetaka duniawi,

sedang iman memeliharanya dari penyakit-penyakit rohani dan komplek-komplek

kejiwaan serta malapetaka ukhrawi. Ilmu menyesuaikan manusia dengan diri dan

lingkungannya,sedang iman menyesuaikannya dengan jati dirinya.”

Demikian surah Al–Ashr memberi petunjuk bagi manusia. Sungguh tepat

pendapat Imam Syafi‟i: “Kalaulah manusia memikirkan kandungan surah ini,

maka sesungguhnya cukuplah ia menjadi petunjuk bagi kehidupannya.”Maha

benar Allah dengan segala firman – nya. Wa Allah A‟lam.24

24

Ibid.103

Page 58: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

42

BAB IV

ANALISIS

A. Tafsir Jalalain

Tafsir Jalalainmerupakan tafsir yang menggunakan bentuk bi Al-ra‟yi.

Karena dalam menafsirkan ayat demi ayat menggunakan hasil pemikiran atau

ijtihad para mufassir (meskipun tidak menafikan riwayat).Sebagaimana yang telah

diketahui, metode penafsiran ada 4 macam, yakni:

2. Metode Ijmali, yaitu metode yang menjelaskan ayat-ayat Al-Qur‟an secara

global atau general (garis besar), berdasarkan urutan bacaan dan susunan

Al-Qur‟an.

3. Metode Tahlili, yaitu metode tafsir yang menjelaskan kandungan ayat-ayat

Al-Qur‟an dari seluruh aspeknya berdasarkan urutan ayat dalam Al-Qur‟an,

mulai dari mengemukakan kosa kata, munasabah (persesuaian) antar ayat,

antar surah, asbab Al-nuzul, dan lainnya.

4. MetodeMaudhu‟i(tematik),yaitu menghimpun ayat-ayat Al-Qur‟an yang

membahas masalah tertentu dari berbagai surah Al-Qur‟an kemudian

menjelaskan pengertian secara menyeluruh ayat-ayat tersebut sebagai

jawaban terhadap masalah yang menjadi pokok pembahasannya (atau dapat

disebut pembahasan satu topik).

5. Metode Muqaran(perbandingan), yaitu membandingkan ayat-ayat Al-

Qur‟an yang memiliki kesamaan atau kemiripan redaksi yang berbicara

Page 59: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

43

tentang masalah atau kasus yang berbeda, dan yang memiliki redaksi yang

berbeda bagi masalah atau kasus yang sama atau diduga sama.25

Dari definisi yang telah disebutkan, maka Tafsir Jalalain dapat digolongkan

pada tafsir yang menggunakan metode ijmali, karena sang mufassir telah

memaparkan penjelasannya secara global pada tafsir ini, serta dapat digolongkan

juga pada metode tahlili, dengan dalih penafsirannya yang mencakup beberapa

aspek keilmuan, seperti segi bahasa, maksud sebuah ayat, asbab an-nuzul, dan

lain lain.

Mufassir yang menggunakan metode Ijmalibiasanya menjelaskan ayat-ayat

Al-Qur‟an secara ringkas dengan bahasa populer dan mudah dimengerti. Ia akan

menafsirkan Al-Qur‟an secara sistematis dari awal hingga akhir.26

Di samping itu, penyajiannya diupayakan tidak terlalu jauh dari gaya (uslub)

bahasa Al-Qur‟an, , sehingga pendengar dan pembacanya seakan-akan masih tetap

mendengar Al-Qur‟an, padahal yang didengar adalah tafsirnya.27

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, dengan latar belakang

seperti ini, dapat dipahami bahwa cara penafsiran yang dilakukan dalam

penyusunan kitab ini, Selain menjelaskan maksud sebuahkata, ungkapan atas ayat,

kitab ini menjelaskan faktor kebahasaan dengan menggunakan cara-cara berikut :

1. Langsung menerangkan kata dari segi sharaf-nya jika hal itu dianggap

penting untuk diperhatikan dengan mengambil bentuk struktur bentuk

25

Anshori, “Ulumul Qur‟an: Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan”, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2013), .207.

26

Saiful Amin Ghofur, “Profil Para Mufasir Al-Qur‟an”, (Yogyakarta: Puataka Insan Madani,

2008).l18. 27

Nashruddin Baidan, “Metode Penafsiran Al-Qur‟an”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002).67.

Page 60: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

44

(wazan) katanya, menerangkan makna kata atau padanan kata (sinonim) jika

dianggap belum dikenal atau mengandung makna yang agak khusus, dan

menjelaskan fungsi kata (subyek, obyek, predikat atau yang lain) dalam

kalimat. Menurut ilmu tafsir, cara penafsiran seperti itu disebut metode

tahlili.

2. Adapun yang dimaksud dengan corak penafsiran ialah suatu warna, arah,

atau kecenderungan pemikiran atau ide tertentu yang mendominasi sebuah

karya tafsir. Jadi, kata kuncinya adalah terletak pada dominan atau tidaknya

sebuah pemikiran ide tersebut.28

Bila sebuah kitab tafsir mengandung banyak

corak (minimal tiga corak) dan kesemuanya tidak ada yang dominan karena

porsinya sama, maka inilah yang disebut corak umum.29

SedangkanTafsir Jalalainkarena uraiannya sangat singkat dan padat dan

tidak tampak gagasan/ide-ide atau konsep-konsep yang menonjol darimufassirnya,

maka jelas sekali sulit untuk memberikan label pemikiran tertentu terhadap

coraknya.

Karena itu pemakaian corak umum untuk Tafsir Jalalain terasa sudah tepat

kerena memang begitulah yang dijumpai dalam tafsiran yang diberikan dalam

kitab ini,30

artinya bahwa dalam tafsirnya tidak didominasi oleh pemikiran-

pemikiran tertentu melainkan menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an sesuai dengan

kandungan maknanya.

Adapun mengenai corak tafsir ini, menggunakan corak sastra budaya

kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat penjelasan mengenai

28

Ibid.388 29

Ibid. 30

Ibid.389

Page 61: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

45

kebahasaan, akan tetapi juga banyak membahas cerita-cerita kemasyarakatan pada

zaman dahulu, sebagaimana kisah-kisah israiliyyat yang terdapat di dalamnya.

Secara historis, tafsir ini sudah masuk ke tanah Melayu pada abad ke-17

Masehi, bahkan diperkirakan sudah populer pada masa itu. Ini terbukti dengan

banyaknya manuskrip tafsir tersebut di Museum Nasional Jakarta. Pada abad ini,

Abdur Rouf Singkel telah membuat tafsir dalam bahasa Melayu yang berjudul

Tarjuman al Mustafid (penjelasan masalah yang berguna), yang dianggap kitab

tafsir pertama di tanah Melayu yang mempunyai hubungan dengan tafsir Jalalain.

Pada mulanya, Tarjuman Al-Mustafid dianggap saduran versi Melayu dari tafsir

Al-Baidlawi. Kesimpulan itu ternyata tidak tepat karena ternyata Tarjuman al

Mustafid adalah saduran versi Melayu dari tafsir Jalalain yang dilengkapi dengan

beberapa kutipan dari Tafsir Al-Baidlawi dan uraian yang luas tentang suratAl-

Kahfi dari Tafsir Al-Khazin. Kenyataan tersebut memberi dugaan bahwa Tafsir

Jalalain sudah dikenal sebelum penyaduran itu.31

B. Tafsir Al-Mishbah

Tafsir Al-Mishbah, menurut pakar tafsir Al-Azhar University, Dr. Abdul

Hay Al-Farmawi, dalam penafsiran Al-qur‟an dikenal empat macam metode

tafsir, yakni metode tahlili, metode ijmali, metode muqaran, dan metode

maudhu‟i. Tafsir Al-Mishbah secara khusus, agaknya dapat dikategorikan dalam

metode tafsir tahlili.

31

Abdullah Taufiq, “Ensilkopedi Islam”.199

Page 62: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

46

Metode tafsir tahlili merupakan cara menafsirkan ayat-ayat Alquran dengan

mendeskripsikan uraian-uraian makna yang terkandung dalam ayat-ayat Alquran

dengan mengikuti tertib susunan surat-surat dan ayat-ayat sebagaimana urutan

mushaf Alquran, dan sedikit banyak melakukan analisis di dalamnya: dari segi

kebahasaan, sebab turun, hadis atau komentar sahabat yang berkaitan, korerasi

ayat dan surat, dll.

Secara khusus, biasanya ketika Quraish Shihab menafsirkan Alquran,

menjelaskan terlebih dahulu tentang surat yang hendak ditafsirkan: dari mulai

makna surat, tempat turun surat, jumlah ayat dalam surat, sebab turun surat,

keutamaan surat, sampai kandungan surat secara umum. Kemudian Quraish

Shihab menuliskan ayat secara berurut dan tematis, artinya, menggabungkan

beberapa ayat yang dianggap berbicara suatu tema tertentu. Selanjutnya, Quraish

Shihab menerjemahkan ayat satu persatu, dan menafsirkannya dengan

menggunakan analisis korelasi antar ayat atau surat, analisis kebahasaan, riyawat-

riwayat yang bersangkutan, dan pendapat-pendapat ulama telah terdahulu.

Dalam hal pengutipan pendapat ulama lain, Quraish Shihab menyebutkan

nama ulama yang bersangkutan. Di antara ulama yang menjadi sumber

pengutipan Quraish Shihab adalah Muhammad Thahir Ibnu `Asyur dalam

tafsirnya at-Tahrir wa at-Tanwir; Muhammad Husain ath-Thabathaba‟i dalam

tafsirnya Al-Mizan fi Tafsir Al-Qur‟an;Al-Biqa‟i; asy-Sya`rawi; Al-Alusi; Al-

Ghazali; dll. Walau dalam menafsirkan Alquran, Quraish Shihab sedikit

banyaknya mengutip pendapat orang lain, namun sering kali dia mencantumkan

pendapatnya, dan dikontektualisasi pada keadaan Indonesia.

Page 63: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

47

1. Corak Penafsiran

Kemudian dalam menentukan corak tafsir dari suatu kitab tafsir, yang

diperhatikan adalah hal yang dominan dalam tafsir tersebut. Menurut Dr. Abdul

Hay Al-Farmawi menjelaskan bahwa dalam tafsir tahlili ada beberapa corak

penafsiran, yakni tafsir bi Al-Ma`tsur, tafsir bi ar-Ray`, tafsir ash-Shufi, tafsir Al-

Fiqhi, tafsir Al-Falsafi, tafsir Al-`Ilmi, dan tafsir Al-Adabi Al-Ijtima`i.

Dari pengamatan penulis pada Tafsir Al-Mishbah, bahwa tafsir ini bercorak

tafsir Al-Adabi Al-Ijtima`i. Corak tafsir ini terkonsentrasi pada pengungkapan

balaghah dan kemukjizatan Al-quran, menjelaskan makna dan kandungan sesuai

hukum alam, memperbaiki tatanan kemasyarakatan umat, dll.

Dari sini jelas, usaha Quraish Shihab untuk memperbaiki tatanan kehidupan

sosial sungguh kuat, sehingga masalah disiplin lalu lintas pun disinggung dalam

tafsirannya, walau pun mungkin sebagai contoh. Jadi wajar dan sangat pantas

sekali, kalau tafsirnya ini digolongkan dalam corakAl-Adabi Al-Ijtima`i.

Quraish Shihab kembali menjelaskan, hal inilah yang dimaksud oleh ulama

Ahlus Sunnah dinamai dengan qadha‟ muallaq dan qadha‟ mubram. Ada

ketetapan Allah yang bergantung dengan berbagai syarat yang bisa jadi tidak

terjadi karena berbagai faktor, antara lain karena doa, dan ada juga ketetapan-Nya

yang pasti dan tidak dapat berubah sama sekali.

2. Pendapat Para Ulama

Terdapat banyak sekali pujian terhadapTafsir Al-Mishbah ini. Dengan

segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, satu kesepakatan, bahwa satu-

Page 64: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

48

satunya buku tafsir Indonesia yang paling banyak diminati adalah Tafsir Al-

Mishbah: dari mulai kalangan menengah sampai kalangan terdidik.

Dari sini, wajar ketika pemerhati karya tafsir Nusantara, Howard M.

Federspiel, merekomendasikan bahwa karya-karya tafsir M. Quraish Shihab

pantas dan wajib menjadi bacaan setiap Muslim di Indonesia sekarang.

KH. Abdullah Gymnastiar – Aa Gym menjelaskan, “Setiap kata yang lahir

dari rasa cinta, pengetahuan yang luas dan dalam, serta lahir dari sesuatu yang

telah menjadi bagian dirinya niscaya akan memiliki kekuatan daya sentuh, daya

hunjam dan daya dorong bagi orang-orang yang menyimaknya. Demikianlah yang

saya rasakan ketika membaca tulisan dari guru yang kami cintai, Prof. Dr. M.

Quraish Shihab.” Hj. Khofifah Indar Parawansa, “Sistematika tafsir ini sangat

mudah dipahami dan tidak hanya oleh mereka yang mengambil studi Islam

khususnya tetapi juga sangat penting dibaca oleh seluruh kalangan, baik

akademis, santri, kyai, bahkan sampai kaum muallaf.”

Ir. Shahnaz Haque, “Membaca buku-buku M. Quraish Shihab, kita sangat

beruntung karena pakar ini berani dan mampu membuka kerang dan menunjukkan

mutiara-mutiara yang ada di dalamnya, hal yang memang dicari oleh umat yang

sedang dahaga akan bantuan serta keindahan.” Chrismansyah Rahadi – Chrisye,

“Kebebasan untuk menafsirkan sesuai dengan kemampuan pemikiran kita,

tentunya dengan dasar-dasar Al-Quran dan Hadits, dan berpijak pada ketentuan-

ketentuan yang ditetapkan Allah SWT. Penulisannya sangat komunikatif dan

dapat dibayangkan visualisasinya.” Ala kulli hal, tafsir ini sangat bermanfaat dan

penting untuk dibaca dan dikaji.

Page 65: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

49

3. Kelebihan dan Kelemahan

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa Tafsir Al-Mishbah adalah tafsir

yang sangat penting di Indonesia, yang tentunya memiliki banyak kelebihan. Di

antaranya:

a. Tafsir ini sangat kontekstual dengan kondisi ke-Indonesiaan,

dalamnya banyak merespon beberapa hal yang aktual di dunia Islam

Indonesia atau internasional.

b. Quraish Shihab meramu tafsir ini dengan sangat baik dari berbagai

tafsir pendahulunya, dan meraciknya dalam bahasa yang mudah

dipahami dan dicerna, serta dengan sistematika pembahasan yang

enak diikuti oleh para penikmatnya.

c. Quraish Shihab orang yang jujur dalam menukil pendapat orang lain,

ia sering menyebutkan pendapat pada orang yang berpendapat.

d. Quraish Shihab juga menyebutkan riwayat dan orang yang

meriwayatkannya. Dan masih banyak keistimewaan yang lain.

e. Dalam menafsirkan ayat, Quraish Shihab tidak menghilangkan

korelasi antar ayat dan antar surat.

Dengan segala kelebihan yang dimiliki oleh Tafsir Al-Mishbah, tafsir ini

juga memiliki berbagai kelemahan, diantaranya;

a. Dalam berbagai riwayat dan beberapa kisah yang dituliskan oleh

Quraish dalam tafsirnya, terkadang tidak menyebutkan perawinya,

sehingga sulit bagi pembaca, terutama penuntut ilmu, untuk merujuk

dan berhujjah dengan kisah atau riwayat tersebut. Sebagai contoh

Page 66: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

50

sebuah riwayat dan kisah Nabi Shaleh dalam tafsir surat Al- A`raf

ayat 78.

b. Menurut sebagian sementara Islam di Indonesia, beberapa penafsiran

Quraish dianggap keluar batas Islam, sehingga tidak jarang Quraish

Shihab digolongkan dalam pemikir liberal Indonesia. Sebagai contoh

penafsirannya mengenai jilbab, takdir, dan isu-isu keagamaan lainnya.

Namun, menurut penulis sendiri, tafsiran ini merupakan kekayaan

Islam, bukan sebagai pencorengan terhadap Islam itu sendiri.

Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan beberapa hal:pertama,

nama lengkap Tafsir Al-Mishbah adalah Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan

Keserasian Al-Qur‟an, terdiri dari 30 juz Al-quran, dan lima belas volume.Kedua,

nama pengarangtafsir ini adalah Muhammad Quraish Shihab bin Abdurrahman

Shihab, seorang ulama kontemporer Indonesia yang menuntut ilmu di Universitas

tertua di dunia, Al-Azhar University, lahir di Sulawesi Selatan, dan sekarang

masih aktif menulis dan memberikan kontribusi positif bagi umat Islam,

khususnya Indonesia.Ketiga, metode yang digunakan dalam Tafsir Al-Mishbah

adalah metode tahlili, sedangkan corak yang digunakan corak tafsir Al-Adabi Al-

Ijtima`i. Keempat, kelebihan dalam Tafsir Al-Mishbah sangat banyak sekali, kalau

pun ada kekurangannya tidak dapat menghilangkan kelebihannya yang sangat

dominan. Oleh sebab itu, tidak jarang ulama kontemporer memuji tafsir tersebut,

atau bahkan menjadikannya rujukan studi Islam secara ilmiah, dan dijadikan

hujjah.

Page 67: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

51

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

1. Tafsir Jalalain

Nama lengkap Jalaluddin Al-Mahally adalah Muhammad bin Ahmad bin

Ibrahim bin Ahmad bin Hashim Al-Jalal Abu Abdillah bin Al-Syihab Abi

Al-‟Abbas bin Al-Kamal Al-Ansari Al-Mahalli Al-Qahiri Al-Syafii. Beliau

dilahirkan di mesir pada bulan Syawal tahun 791H dan wafat pada tahun

864 H di Mesir.

Nama lengkap Jalaluddin as-Suyuthi ialah Al-Hafidh Jalal Al-Din Abu

Al-Fadhil Abdurrahman ibn Abi Bakar ibn Muhammad ibn Tsabiq Al-Din

ibn Al-Fakhri Usman ibn Naziruddin Muhammad ibn Syaifuddin Khudari

ibn Najmuddin Abi Ashila Ayyub ibn Nashir Allaini Muhammad ibn Al-

Syaikh Hamam Al-Din Al-Hammam Al-Khudairi as-Suyuthi. Beliau lahir

pada tahun 849 H atau sekitar 1445 M. dan wafat pada 911 H.

Jalaluddin Al-Mahally merupakan guru dari Jalaluddin as-Suyuthi. Tafsir

Jalalain pada awalnya ditulis oleh Jalaluddin Al-Mahally, namun sebelum

beliau menyelesaikan karangannya, beliau lebih dahulu wafat, sehingga

karangannya diselesaikan oleh muridnya, yaitu Jalaluddin As-Suyuthi.

Latar belakang penulisan tafsir Jalalain ialah karena keprihatinan sang

mufassir akan merosotnya bahasa Arab dari kurun ke kurun dikarenakan

banyaknya bahasa ajam (selain arab) yang masuk ke negara Arab, dan Al-

Qur‟an telah diyakini sebagai sumber bahasa Arab yang paling autentik,

Page 68: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

52

maka untuk mendapatkan kaidah yang benar, pengkajian dan pemahaman

terhadap Al-Qur‟an harus dilakukan.

Tafsir Jalalain dapat digolongkan pada tafsir yang menggunakan metode

ijmali, karena sang mufassir telah memaparkan penjelasannya secara global

pada tafsir ini, serta dapat digolongkan juga pada metode tahlili, dengan

dalih penafsirannya yang mencakup beberapa aspek keilmuan, seperti segi

bahasa, maksud sebuah ayat, asbab an-Nuzul, dan lain lain. Adapun

mengenai corak tafsir ini, menggunakan corak sastra budaya

kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat penjelasan

mengenai kebahasaan, akan tetapi juga banyak membahas cerita-cerita

kemasyarakatan pada zaman dahulu, sebagaimana kisah-kisah israiliyyat

yang terdapat di dalamnya.

2. Tafsir Al-Mishbah

Nama lengkap Tafsir Al-Mishbah adalah Tafsir Al-Mishbah: Pesan,

Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an, terdiri dari 30 juz Al-qur‟an, dan lima

belas volume

Nama pengarangtafsir ini adalah Muhammad Quraish Shihab bin

Abdurrahman Shihab, seorang ulama kontemporer Indonesia yang menuntut

ilmu di Universitas tertua di dunia, Al-Azhar University, lahir di Sulawesi

Selatan, dan sekarang masih aktif menulis dan memberikan kontribusi

positif bagi umat Islam, khususnya Indonesia.

Metode yang digunakan dalam Tafsir Al-Mishbah adalah metode tahlili,

sedangkan corak yang digunakan corak tafsir Al-Adabi Al-Ijtima`i.kelebihan

Page 69: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

53

dalam Tafsir Al-Mishbah sangat banyak sekali, kalau pun ada

kekurangannya tidak dapat menghilangkan kelebihannya yang sangat

dominan. Oleh sebab itu, tidak jarang ulama kontemporer memuji tafsir

tersebut, atau bahkan menjadikannya rujukan studi Islam secara ilmiah.

Page 70: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

54

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qusthunthonni, Mushtafa bin Abdillah. 1992. “Kasyf Al-Dzunun”. juz 1.

Beirut: Dar Al-Kutub Al-‟Ilmiyah

Amin, Ghofur Saiful. 2008. “Profil Para Mufasir Al-Qur‟an”. Yogyakarta:

Pustaka Insan Madani.

Anshori. 2013. “Ulumul Qur‟an: Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan”.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Baidan, Nashruddin. 2002. “Metode Penafsiran Al-Qur‟an”. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Baidan, Nashruddin.2005. “Wawasan Baru Ilmu Tafsir”. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Mahmud, Mani‟ Abdul Halim. 2006. “Metodologi Tafsir: Kajian Komprehensif

Metode para Ahli Tafsir”. Jakarta:PT. Raja Grafindo.

Syibromasili, Faizah Ali. 2010. “Tafsir Bi Al-Ma‟tsur”. Jakarta: PT.

Siwibakti Darma.

Taufiq, Abdullah. 2001. “Ensilkopedi Islam”. Jakarta: PT. Ichtiar Baru.

http://ruruls4y.wordpress.com/2012/05/29/metodologi-penelitian-tafsir-jalalain/

http://www.iiq.ac.id/index.php?a=artikel&d=3&id=196

Ibn `Asyur, Muhammad ath-Thahir. Tafsir at-Tahrir wa at-Tanwir. Tunis: Dar as-

Suhnun, 1997.

Page 71: TAFSIR SURAT AL- ASHR ( PERBANDINGAN ANTARA TAFSIR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2568/1/SKRIPSI.pdf · sastra budaya kemasyarakatan. Karena di dalamnya tidak hanya terdapat

55

Al-Farmawi, Abdul Hayy. Al-Bidayah fi Al-Tafsir Al-Maudhu‟i.

http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Quraish_Shihab, didownload 15 juni

2011.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-

Qur‟an. Bandung: Lentera Hati, 2009. Volume IX.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-

Qur‟an. Bandung: Lentera Hati, 2009. Volume IV.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-

Qur‟an. Bandung: Lentera Hati, 2009. Volume III

Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat. Bandung: Al-Mizan, 1999.

Ath-Thabathaba‟i, Muhammad Husain. Al-Mizan fi Tafsir Al-Qur‟an. Bairut:

Muassasah Al-A`lami li Al-Mathbu`at, 1991.

Ali, Atabik. Kamus Kontemporer Arab – Indonesia. Yogyakarta: Yayasan Ali

Maksum Pomdol Pesantren Krapyak, 1996.