tim penyusun - balilatfo.kemendesa.go.id · wilayah kabupaten sanggau tahun 2014 - 2034. potensi...

81

Upload: danglien

Post on 22-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

TIM PENYUSUN

Pengarah

Helmiati

Penyusun

Nurharyadi Ichsan Nur Ahadi Hasanah Septian Rahmadi

Pusat Data Dan Informasi Badan Penelitian dan Pembangunan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

2016

i

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

KATA PENGANTAR

Pembangunan kawasan perdesaan dengan desa-desa yang menjadi

wilayah pengembangannya bertujuan untuk pemenuhan standar pelayanan

minimum desa sesuai dengan kondisi geografisnya, penanggulangan

kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat desa,

pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keberdayaan, dan

pembentukan modal sosial budaya masyarakat desa, pengelolaan sumber

daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan

perdesaan, dan pengembangan ekonomi kawasan perdesaan untuk

mendorong keterkaitan desa-kota. Untuk itu pada tahun 2015 telah

ditetapkan sebanyak 108 kawasan perdesaan yang tersebar di 72 kabupaten

diantaranya Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian.

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian terletak di

Kabupaten Sanggau meliputi 5 desa, yaitu Desa Semongan di Kecamatan

Noyan serta Desa Bungkang, Malenggang, Lubuk Sabuk, dan Sungai Tekam di

Kecamatan Sekayam. Buku ini berisi tentang profil, kebijakan daerah dalam

arahan pembangunan dan pengembangan yang beririsan dengan Kawasan

Perdesaan Penyangga Perbatasan Berbasis Pertanian. Dalam penyajian

informasi kawasan perdesaan ini, pendekatannya melalui data-data per

kecamatan dan desa sesuai dengan yang tersedia di lintas sektor.

Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyediaan data dan informasi maupun dalam proses penulisan buku

ini. Harapan kami semoga sajian informasi Kawasan Perdesaan Perbatasan

Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau dapat bermanfaat dalam

menunjang perencanaan dan pengambilan kebijakan pengembangan kawasan

perdesaan.

Jakarta, Desember 2016 Kepala Pusat

Data dan Informasi

Helmiati

ii

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

iii

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

DAFTAR ISI

Hal.

Kata Pengantar...................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................... iii

Daftar Tabel .......................................................................................... v

Daftar Gambar ...................................................................................... vii

Daftar Lampiran .................................................................................... viii

I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang .................................................................. 1

1.2. Tujuan ............................................................................. 2

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan ............................................ 2

1.4. Metode Penulisan ............................................................ 3

II. PROFIL KABUPATEN SANGGAU ………………………………………………… 9

2.1. Letak Geografis, Wilayah administrasi, dan Aksesibilitas. 9

2.2. Iklim dan Hidrologi ………………………………………………………. 9

2.3. Penggunaan Lahan ………………………………………………………. 10

2.4. Kependudukan …………………………………………………………….. 11

2.5. Pendidikan …………………………………………………………………… 12

2.6. Kesehatan …………………………………………………………………… 13

2.7. Agama …………………………………………………………………………. 14

2.8. Transportasi dan Komunikasi ……………………………………….. 14

2.9. Perekonomian ……………………………………………………………… 15

2.10. Pertanian ……………………………………………………………………… 18

2.11. Indeks Pembangunan Desa ………………………………………….. 31

III. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN SANGGAU ……………… 33

3.1. Kebijakan Strategis Kabupaten Sanggau ……………………… 33

3.2. Kebijakan Rencana Ruang dalam RTRW Kabupaten Sanggau ……………………………………………………………………….

37

3.3. Penetapan Kawasan Strategis di Kabupaten Sanggau …… 47

IV. KAWASAN PERDESAAN PERBATASAN BERBASIS PERTANIAN …. 51

4.1. Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau ………………………………………………………

51

4.2. Indeks Pembangunan Desa ………………………………………….. 51

4.3. Kependudukan …………………………………………………………….. 53

4.4. Pendidikan …………………………………………………………………… 54

iv

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

4.5. Kesehatan ……………………………………………………………………. 55

4.6. Transportasi dan Komunikasi ……………………………………….. 56

4.7. Lembaga Ekonomi ………………………………………………………… 57

4.8. Pertanian ……………………………………………………………………… 58

4.9. Peternakan …………………………………………………………………… 60

4.10. Arahan Pengembangan ……………………………………………….. 60

V. PENUTUP …………………………………………………………………………………. 63

LAMPIRAN ……………………………………………………………………………….. 65

v

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

DAFTAR TABEL

Hal. Tabel 1.1 Struktur data aktifitas …………………………………………………… 4 Tabel 1.2 Struktur Tabel LQ …………………………………………………………. 4 Tabel 2.1 Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Sanggau Tahun

2015 .................................................................................

11 Tabel 2.2 Banyaknya Sekolah dan Murid Menurut Jenis Sekolah di

Kabupaten Sanggau ………………………………………………………

12 Tabel 2.3 Banyaknya MI, MTs, dan MA serta Murid di Kabupaten

Sanggau ………………………………………………………………………..

13 Tabel 2.4 Jenis dan Jumlah Fasilitas di Kabupaten Sanggau ………….. 13 Tabel 2.5 Nilai PDRB Kabupaten Sanggau Tahun 2009 dan 2013 ….. 16 Tabel 2.6 Distribusi (%) Nilai PDRB Kabupaten Sanggau Tahun 2009

dan 2013 ……………………………………………………………...........

17 Tabel 2.7 Keragaan Pengusahaan Tanaman Pangan di

Kabupaten Sanggau dan Kecamatan Noyan Tahun 2014 dan Perhitungan Location Quotient ……………………

18 Tabel 2.8 Keragaan Pengusahaan Tanaman Pangan di

Kabupaten Sanggau dan Kecamatan Sekayam Tahun 2014 dan Perhitungan Location Quotient …………………..

19 Tabel 2.9 Keragaan Pengusahaan Komoditas Buah-Buahan di

Kabupaten Sanggau dan Kecamatan Noyan Tahun 2014 dan Perhitungan Location Quotient …………………..

22 Tabel 2.10 Keragaan Pengusahaan Komoditas Buah-Buahan di

Kabupaten Sanggau dan Kecamatan Sekayam Tahun 2014 dan Perhitungan Location Quotient ……………………

23 Tabel 2.11 Keragaan Pengusahaan Komoditas Sayuran di

Kabupaten Sanggau dan Kecamatan Noyan Tahun 2014 dan Perhitungan Location Quotient ……………………

26 Tabel 2.12 Keragaan Pengusahaan Komoditas Sayuran di

Kabupaten Sanggau dan Kecamatan Sekayam Tahun 2014 dan Perhitungan Location Quotient ……………………

26 Tabel 2.13 Keragaan Pengusahaan Komoditas Tanaman

Perkebunan di Kabupaten Sanggau Kecamatan Noyan Tahun 2014 dan Perhitungan Location Quotient ……………………………………………………………………….

27

vi

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Tabel 2.14 Keragaan Pengusahaan Komoditas Tanaman Perkebunan di Kabupaten Sanggau Kecamatan Sekayam Tahun 2014 dan Perhitungan Location Quotient ……………………………………………………………………….

29 Tabel 2.15 Populasi Ternak dan Kontribusinya di Kabupaten

Sanggau Tahun 2014 ........................................................

29 Tabel 2.16 Produksi Perikanan di Kabupaten Sanggau Tahun 2014 ... 30 Tabel 2.17 Hasil Penebangan Hutan di Kabupaten Sanggau tahun

2014 ……………………………………………………………………………..

31 Tabel 4.1 Desa-Desa dan Status IPD 2014 di Kecamatan Noyan ...... 51 Tabel 4.2 Desa-Desa dan Status IPD 2014 di Kecamatan Sekayam .. 53 Tabel 4.3 Jumlah Penduduk di Kawasan Perdesaan Perbatasan

Berbasis Pertanian 2014 ……………………………………………….

54 Tabel 4.4 Banyaknya Sekolah Menurut Jenis Sekolah di Kecamatan

Noyan dan Sekayam dan Kawasan Perdesaan ………………

55 Tabel 4.5 Banyaknya Murid Menurut Jenis Sekolah di Kecamatan

Noyan dan Sekayam dan Kawasan Perdesaan ……………..

55 Tabel 4.6 Ketersedian Sarana Kesehatan di Kawasan Perdesaan

Perbatasan Berbasis Pertanian ........................................

56 Tabel 4.7 Ketersedian Tenaga Medis di Kawasan Perdesaan

Perbatasan Berbasis Pertanian ........................................

56 Tabel 4.8 Lembaga Ekonomi di Kawasan Perdesaan Perbatasan

Berbasis Pertanian ...........................................................

57 Tabel 4.9 Luas Lahan dan Penggunaannya di Kawasan Perdesaan

Perbatasan Berbasis Pertanian ........................................

58 Tabel 4.10 Populasi Ternak di Kawasan Perdesaan Perbatasan

Berbasis Pertanian tahun 2014 ........................................

60 Tabel 4.11 Populasi Ternak Unggas di Kawasan Perdesaan

Perbatasan Berbasis Pertanian tahun 2014 ......................

60

vii

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

DAFTAR GAMBAR Hal.

Gambar 2.1 Luas Panen (Ha) Padi Sawah dan Padi lading Menurut

Kecamatan di kabupaten Sanggau Tahun 2014 …………

20

Gambar 2.2 Populasi Durian, Pisang, dan Rambutan Menurut

Kecamatan di Kabupaten Sanggau tahun 2014 ………….

24

Gambar 2.3 Luas Tanaman Karet dan Kelapa Sawit Menurut

Kecamatan di Kabupaten Sanggau tahun 2014 ………….

28

Gambar 4.1 Peta Status IPD Desa-Desa di Kawasan Perdesaan

Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

52

Gambar 4.2 Penghasilan Utama Sebagian Besar Penduduk Desa

pada Sektor Pertanian di Kawasan Perdesaan

Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

59

viii

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

DAFTAR LAMPIRAN Hal. Lampiran 1

Nilai Analisis Shift-Share Pengembangan Komoditas Tanaman Pangan di Kecamatan Noyan, Kabupaten Sanggau .......................................................................

66 Lampiran 2

Nilai Analisis Shift-Share Pengembangan Komoditas Tanaman Pangan di Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau .......................................................................

66 Lampiran 3

Nilai Analisis Shift-Share Pengembangan Komoditas Tanaman Perkebunan di Kecamatan Noyan, Kabupaten Sanggau .....................................................

67 Lampiran 4

Nilai Analisis Shift-Share Pengembangan Komoditas Tanaman Perkebunan di Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau .....................................................

67 Lampiran 5

Luas Panen Tanaman Pangan (Ha) Menurut Kecamatan di Kabupaten Sanggau tahun 2014 ………….

68

Lampiran 6 Populasi Buah-Buahan (Pohon) Menurut Kecamatan di Kabupaten Sanggau tahun 2014 ...............................

69

Lampiran 7 Luas Lahan Tanaman Perkebunan (Ha) Menurut Kecamatan di Kabupaten Sanggau tahun 2014 ………….

70

1

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan

utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan

susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan,

pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, pembangunan kawasan

perdesaan merupakan perpaduan pembangunan antar-Desa dalam 1

(satu) Kabupaten/Kota (Pasal 83 Ayat (1)). Pembangunan kawasan

perdesaan dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan pihak ketiga yang terkait dengan

pemanfaatan Aset Desa dan tata ruang Desa wajib melibatkan

Pemerintah Desa (Pasal 84 Ayat (1)).

Dalam RPJMN 2015-2019 arah kebijakan dan strategi pembangunan

desa dan kawasan perdesaan adalah (1) Pemenuhan Standar Pelayanan

Minimum Desa sesuai dengan kondisi geografisnya, (2) Penanggulangan

kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat Desa, (3)

Pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keberdayaan, dan

pembentukan modal sosial budaya masyarakat Desa, (4) pengelolaan

sumber daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan, serta penataan

ruang kawasan perdesaan, dan (5) pengembangan ekonomi kawasan

perdesaan untuk mendorong keterkaitan desa-kota.

Untuk melaksanakan pembangunan kawasan perdesaan, pada

tahun 2015 Direktorat Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan

(Ditjen PKP)1 telah menetapkan 108 kawasan perdesaan yang tersebar di

72 Kabupaten dan diharapkan akan menjadi lokus dalam pembangunan

kawasan perdesaan di tahun-tahun berikutnya. Pelaksanaan

pembangunan di kawasan perdesaan yang telah ditetapkan tersebut

1 Direktorat Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan, Ditjen PKP (2015).

2

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

tentunya harus searah dengan kebijakan dan arahan dalam penataan

ruang yang ditetapkan di wilayah tersebut.

Salah satu kawasan perdesaan yang ditetapkan pada tahun 2015

tersebut adalah Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian, di

Kecamatan Noyan dan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan

Barat. Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian tersebut

mempunyai wilayah pengembangan sebanyak 5 desa, yaitu Desa

Semongan, Bungkang, Malenggang, Lubuk Sabuk, dan Sungai Tekam.

Kedua kecamatan tersebut termasuk ke dalam Kawasan Peruntukan

Pertanian sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Sanggau Nomor 10 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Sanggau Tahun 2014 - 2034. Potensi unggulan yang

akan dikembangkan dalam Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis

Pertanian adalah pertanian dengan komoditas utama padi. Sebagai bahan

informasi kepada masyarakat, maka kegiatan penyusunan data dan

informasi tentang kawasan perdesaan menjadi penting untuk dilakukan.

1.2. Tujuan

Tujuan penyusunan buku ini adalah untuk menyajikan informasi

mengenai Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di

Kecamatan Noyan dan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan

Barat.

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penyajian informasi Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis

Pertanian di Kecamatan Noyan dan Sekayam, Kabupaten Sanggau,

Provinsi Kalimantan Barat, ruang lingkup pembahasannya meliputi :

a. Profil Kabupaten Sanggau yang meliputi letak wilayah administrasi,

letak geografis, dan aksesibilitas, kondisi fisik daerah, dan aspek sosial

diantaranya kependudukan, pendidikan, dan kesehatan,

perekonomian (PDRB dan pertumbuhan ekonomi) dan komoditas yang

cukup potensial dikembangkan di daerah tersebut;

3

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

b. Kebijakan pemerintah daerah dalam perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan di Kabupaten Sanggau.

1.4. Metode Penulisan

a. Metode Pengumpulan dan Jenis Data yang Dikumpulkan.

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan perjalanan

dinas ke Kabupaten Sanggau, Provinsi Kaimantan Barat untuk

mendapatkan data dan informasi di BPS kabupaten Sanggau, Rencana

Pembangunan Daerah (RPJMD atau RTRWP/RTRWK) di Bappeda

Kabupaten Sanggau, serta data dan informasi pendukung dari SKPD

terkait, Kecamatan Noyan dan Sekayam dan desa wilayah

pengembangan Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian.

Data-data penunjang lainnya diperoleh dari unit-unit kerja di

Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi serta didapatkan dari

sumber-sumber lain, misalnya dari internet.

b. Metode pengolahan data.

b.1. Location Quotient

Data yang diperoleh berupa data sekunder, selanjutnya diolah

dengan membuat tabulasi data untuk selanjutnya digunakan sebagai

bahan analisis. Untuk mengetahui pemusatan/basis (aktifitas)

digunakan metode analisis Keunggulan Komparatif Wilayah (Location

Quotient/LQ Analysis). Location Quotient merupakan suatu indeks

untuk membandingkan pangsa sub wilayah dalam aktifitas tertentu

dengan pangsa total aktifitas tersebut dalam total aktifitas wilayah.

Secara lebih operasional, LQ didefinisikan sebagai rasio persentase dari

total aktifitas pada sub wilayah ke-j terhadap persentase aktifitas total

wilayah yang diamati.

Analisis LQ dilakukan terhadap pengusahaan tanaman pangan,

perkebunan, dan hortikultura di Kecamatan Poncokusumo

dibandingkan dengan Kabupaten Sanggau. Struktur data aktifitas

tertera pada Tabel 1, sedangkan struktur tabel LQ tertera pada Tabel 2.

4

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Asumsi yang digunakan dalam analisis ini adalah bahwa (1) kondisi

geografis relatif seragam, (2) pola-pola aktifitas bersifat seragam, dan

(3) setiap aktifitas menghasilkan produk yang sama.

Persamaan dari LQ adalah:

XXXXLQ

I

JIJ

IJ...

.

/

/

Di mana:

Xij : derajat aktifitas ke-i di sub wilayah ke-j

X.j : total aktifitas di sub wilayah ke-j

Xi. : total aktifitas ke-i di wilayah

X.. : derajat aktifitas total di wilayah

Tabel 1.1 Struktur data aktifitas

Sektor Kecamatan Lokasi (j)

Jumlah Xi.

(Kabupaten) i Nama Komoditas

1 X1j X1.

2 X2j X2.

… ... ... ... n Xnj Xn.

Jumlah X.j X..

Tabel 1.2 Struktur tabel LQ

Sektor LQ Kecamatan (j)

i Nama Komoditas

1 LQ1j

2 LQ2j

… … ...

n LQnj

Untuk dapat menginterpretasikan hasil analisis LQ, digunakan batasan

sebagai berikut:

5

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

1) Jika nilai LQij > 1, maka hal ini menunjukkan terjadinya konsentrasi

suatu aktifitas di kecamatan-j secara relatif dibandingkan dengan

total kabupaten atau terjadi pemusatan aktifitas di kecamatan-j.

2) Jika nilai LQij = 1, maka kecamatan-j tersebut mempunyai pangsa

aktifitas setara dengan pangsa total atau konsentrasi aktifitas di

kecamatan-j sama dengan rata-rata total kabupaten.

3) Jika nilai LQij < 1, maka kecamatan-j tersebut mempunyai pangsa

relatif lebih kecil dibandingkan dengan aktifitas yang secara umum

ditemukan di seluruh kabupaten.

b.2. Shift-Share Analysis

Shift-share Analysis(SSA) digunakan melengkapi Location

Quotient Analysis. Shift-share analysis merupakan teknik analisis

untuk memahami pergeseran struktur aktifitas di suatu lokasi tertentu

dibandingkan dengan suatu referensi (dengan cakupan wilayah lebih

luas) dalam dua titik waktu (Panuju dan Rustiadi, 2005)2. Pemahaman

struktur aktifitas dari hasil SSAjuga menjelaskan kemampuan berkom-

petisi (competitiveness) aktifitas tertentu di suatu wilayah secara

dinamis atau perubahan aktifitas dalam cakupan wilayah lebih luas.

Hasil SSA menjelaskan kinerja (performance) suatu aktifitas di suatu

sub wilayah dan membandingkannya dengan kinerjanya di dalam total

wilayah.

Shift-share Analysis mampu memberikan gambaran sebab-sebab

terjadinya pertumbuhan suatu aktifitas di suatu wilayah. Sebab-sebab

yang dimaksud dibagi menjadi tiga bagian yaitu: sebab yang berasal

dari dinamika lokal (sub wilayah), sebab dari dinamika aktifitas/sektor

(total wilayah), dan sebab dari dinamika wilayah secara umum. Dari

hasil SSA inidiperoleh gambaran kinerja aktifitas di suatu wilayah.

Gambaran kinerja ini dapat dijelaskan dari 3 komponen hasil analisis,

yaitu:

2 Panuju DR dan Rustiadi E. 2005. Dasar-Dasar Perencanaan Pengembangan Wilayah. Departemen Ilmu Tanah dan

Sumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

6

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

1) Komponen Laju Pertumbuhan Total (Komponen share). Komponen

ini menyatakan pertumbuhan total wilayah pada dua titik waktu

yang menunjukkan dinamika total wilayah.

2) Komponen Pergeseran Proporsional (Komponen proportional shift).

Komponen ini menyatakan pertumbuhan total aktifitas tertentu

secara relatif, dibandingkan dengan pertumbuhan secara umum

dalam total wilayah yang menunjukkan dinamika sektor/aktifitas

total dalam wilayah.

3) Komponen Pergeseran Diferensial (Komponen differential shift).

Ukuran ini menjelaskan bagaimana tingkat kompetisi

(competitiveness) suatu aktifitas tertentu dibandingkan dengan

pertumbuhan total sektor/aktifitas tersebut dalam wilayah.

Komponen ini menggambarkan dinamika (keunggulan/

ketidakunggulan) suatu sektor/aktifitas tertentu di sub wilayah

tertentu terhadap aktifitas tersebut di sub wilayah lain.

Persamaan SSA adalah sebagai berikut :

a b c

dimana:

a : komponen share

b : komponen proportional shift

c : komponen differential shift, dan

X.. : Nilai total aktifitas dalam total wilayah

Xi. : Nilai total aktifitas tertentu dalam total wilayah

Xij : Nilai aktifitas tertentu dalam unit wilayah tertentu

t1 : titik tahun akhir

t0 : titik tahun awal

XX

XX

XX

XX

XX

SSAti

ti

tij

tij

t

t

ti

ti

t

t

)0(

)1(

)0(

)1(

)0(

)1(

)0(

)1(

)0(

)1(

..

......

1

7

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Dari hasil analisis LQ dan SSA diharapkan dapat diperoleh gambaran

mengenai lapangan usaha yang tumbuh dan memiliki keunggulan di

sub wilayah tertentu terhadap aktifitas lapangan usaha dalam wilayah.

c. Metode Pembahasan.

Metode pembahasan yang digunakan dalam penulisan buku ini adalah

secara deskriptif hasil dari pengolahan data dan informasi yang

diperoleh baik di daerah survey maupun dari lembaga terkait.

8

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

9

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

BAB II PROFIL KABUPATEN SANGGAU

2.1. Letak Geografis, Wilayah Administrasi, dan Aksesibilitas

Wilayah Kabupaten Sanggau terletak pada wilayah dataran tinggi

yang berbukit dan berawa-rawa yang dialiri oleh beberapa sungai

dengan koordinat antara 109O45’ dan 111O11’ Bujur Timur, serta 1O10’

Lintang Utara dan 0O30’ Lintang Selatan, dengan batas-batas sebagai

berikut:

Sebelah Utara : Malaysia Timur (Sarawak).

Sebelah Timur : Kabupaten Sekadau.

Sebelah Selatan : Kabupaten Ketapang.

Sebelah Barat : Kabupaten Landak.

Kabupaten Sanggau dengan luas wilayah adalah 12.857,70 km2

ibukotanya berkedudukan di Kota Sanggau dengan wilayah administrasi

meliputi 15 kecamatan dengan 163 desa dan 6 kelurahan (BPS

Kabupaten Sanggau Dalam Angka, 2015). Aksesibilitas dalam Kabupaten

Sanggau dapat dilalui dengan transportasi darat dengan kondisi jalan

yang sebagian besar mengalami kerusakan. Dari 1.348,83 km panjang

jalan yang dapat dikategorikan dalam kondisi baik hanya sebesar 31,90%

(430,29 km).

2.2. Iklim dan Hidrologi

Iklim merupakan bagian yang diperlukan untuk pengembangan

wilayah jika dikaitkan dengan pengembangan pertanian khususnya

untuk penentuan pola tanam dan komoditi pertanian yang akan

dikembangkan. Kabupaten Sanggau beriklim tropis dengan rata-rata

curah hujan tertinggi mencapai 196 mm terjadi pada Bulan Januari dan

terendah mencapai 54 mm terjadi pada Bulan Juli.

Kabupaten Sanggau secara umum sering diguyur hujan dengan

rata-rata hari hujan tertinggi terjadi pada Bulan Desember, yaitu 31 hari.

Sedangkan hari hujan terendah selama 26 hari pada Bulan Juli. Angka

10

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

curah hujan tertinggi juga terjadi pada Bulan Desember sebesar 5.413,8

mm dan curah hujan terendah sebesar 614 mm terjadi pada Bulan

September.

2.3. Penggunaan Lahan

Berdasarkan data Statistik Penggunaan Lahan Kabupaten Sanggau

tahun 2015, menurut penggunaannya, wilayah Kabupaten Sanggau

dibedakan menjadi dua jenis lahan yaitu lahan pertanian (terdiri dari

lahan sawah dan bukan sawah) dan lahan bukan pertanian.

Luas lahan sawah pada tahun 2015 sebesar 44.849 ha meningkat

menjadi 46.609 ha pada tahun 2015. Kecamatan yang memiliki lahan

sawah terluas adalah Kembayan, yaitu sebesar 5.726 ha, sama dengan

tahun sebelumnya.

Kabupaten Sanggau memiliki lahan bukan sawah seluas 897.293

ha. Kecamatan yang memiliki lahan bukan sawah terluas adalah

Kecamatan Meliau yaitu seluas 128.705 ha atau sekitar 14,26% dari total

keseluruhan luas lahan di Kabupaten Sanggau. Penggunaan lahan bukan

sawah terluas di Kabupaten Sanggau adalah untuk perkebunan, yaitu

sebesar 341.028 ha. Selanjutnya adalah lahan sementara tidak

diusahakan, yaitu sebesar 201.890 ha dan ditanami pohon/hutan rakyat

sebesar 100.000 ha.

Total lahan bukan pertanian di kabupaten Sanggau pada tahun

2015 adalah 341.868 ha. Lahan bukan pertanian terbesar terdapat di

Kecamatan Jangkang, yaitu seluas 64.334 ha atau sekitar 18,55%.

Kemudian diikuti oleh Kecamatan Sanggau Kapuas, yaitu seluas 58.502

ha atau sekitar 17,11%. Diurutan ketiga terbesar adalah Kecamatan

Sekayam, yaitu seluas 50.067 ha atau sekitar 14,64%.

11

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Tabel 2.1 Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Sanggau Tahun 2015

Kecamatan

Penggunaan Lahan (ha)

Jumlah Sawah

Pertanian

Bukan Sawah

Bukan

Pertanian

Toba 1.619 104.051 7.050 112.720

Meliau 3.786 127.965 17.819 149.570

Sanggau Kapuas 3.468 76.230 58.502 138.200

Mukok 1.458 42.982 5.660 50.100

Jangkang 3.976 90.610 64.334 158.920

Bonti 4.643 103.710 3.827 112.180

Parindu 3.802 14.659 40.929 59.390

Tayan Hilir 4.596 69.569 30.885 105.050

Balai 3.840 11.566 24.154 39.560

Tayan Hulu 3.530 67.570 820 71.920

Kembayan 5.726 52.229 3.125 61.080

Beduai 1.425 30.459 11.616 43.500

Noyan 1.355 34.490 12.945 48.790

Sekayam 2.830 31.204 50.067 84.101

Entikong 555 39.999 10.135 50.689

Jumlah 46.609 897.293 341.868 1.285.770

Sumber: Statistik Penggunaan Lahan Kabupaten Sanggau 2015.

2.4. Kependudukan

Penduduk Kabupaten Sanggau yang luas wilayahnya 12.857,70

km2 atau 8,76% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat,

berdasarkan hasil proyeksi penduduk tahun 2015, berjumlah 438.994

jiwa, dengan rincian penduduk laki-laki 227.506 jiwa dan penduduk

perempuan sebanyak 211.488 jiwa yang tersebar di 15 Kecamatan.

Penyebaran penduduk Kabupaten Sanggau tidak merata antara

kecamatan satu dengan lainnya. Dengan kepadatan penduduk 34 jiwa

per km2, kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terpadat adalah

Kecamatan Kapuas dan Parindu, yaitu 61 jiwa per km2. Sedangkan

kecamatan yang jarang penduduknya adalah Kecamatan Toba, yang

hanya 11 jiwa per km2.

12

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Dilihat dari penyebaran penduduk di Kabupaten Sanggau,

Kecamatan Kapuas yang terletak di Ibukota Kabupaten Sanggau

menduduki urutan pertama terbanyak dengan jumlah penduduk 84.269

jiwa. Sedangkan Kecamatan Noyan adalah kecamatan yang jumlah

penduduknya paling sedikit, yaitu sebanyak 10.280 jiwa.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, laju pertumbuhan

penduduk Kabupaten Sanggau pada dekade terakhir rata-rata 1,78% per

tahun, lebih tinggi dibandingkan dekade sebelumnya yang berkisar 1,73

persen per tahun. Dengan perbandingan penduduk laki-laki terhadap

perempuan (sex rasio) sebesar 107. Nilai ini berarti bahwa setiap 107

jiwa laki-laki terdapat 100 jiwa perempuan.

2.5. Pendidikan

Berdasarkan data Kabupaten Sanggau Dalam Angka (2015), jumlah

murid SD sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SMU/SMK)

adalah 87.989 orang siswa yang belajar di 621 sekolah (Negeri dan

Swasta). Banyaknya sekolah dan murid menurut jenis sekolah umum di

Kabupaten Malang disajikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Banyaknya Sekolah dan Murid Menurut Jenis Sekolah di

Kabupaten Sanggau

Jenis

Sekolah

Sekolah Jumlah Murid

Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah

SD 471 7 478 55.270 1.660 56.930

SMP 87 27 104 15.447 3.878 19.325

SMU 16 8 24 5.648 1.776 7.424

SMK 5 10 15 1.718 2.592 4.310

Jumlah 579 52 621 78.083 9.906 87.989

Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka, 2015.

Selain sekolah umum, terdapat Madrasah Ibtidaiyah (MI),

Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA) dengan

proporsi sekolah yang relatif kecil. Jumlah Madrasah Ibtidaiyah (MI) jika

dibandingkan dengan jumlah SD mencapai 1,7% sedangkan untuk

13

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Madrasah Tsanawiyah (MTs) jumlahnya jika dibandingkan dengan SMP

hanya sebesar 8,7%. Banyaknya sekolah dan murid menurut jenis

sekolah MI, MTs, dan MA di Kabupaten Sanggau disajikan pada Tabel

2.3.

Tabel 2.3 Banyaknya MI, MTs, dan MA serta Murid di Kabupaten

Sanggau

Jenis Sekolah Jumlah

Sekolah Murid

1. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 8 2.084

2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) 9 1.211

3. Madrasah Aliyah (MA) 3 415

Jumlah 20 3.710

Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka, 2015.

2.6. Kesehatan

Berdasarkan data Kabupaten Sanggau Dalam Angka (2015), jumlah

fasilitas kesehatan yang tersedia di Kabupaten Sanggau meliputi Rumah

Sakit (RS) sebesar 23 unit dan Puskesmas sebesar 19 unit. Jenis dan

jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Sanggau disajikan pada Tabel

2.4.

Tabel 2.4 Jenis dan Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Sanggau

Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah

1. Rumah Sakit 3

2. Puskesmas 19

3. Puskesmas Pembantu 90

4. Poliklinik -

5. Polindes 162

Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka, 2015.

Jumlah fasilitas kesehatan tersebut didukung oleh tenaga medis

sebanyak 21 dokter, 211 perawat dan 236 bidan.

14

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

2.7. Agama

Berdasarkan data dari Kabupaten Sanggau Dalam Angka (2015)

tercermin bahwa penduduk Kabupaten Sanggau memeluk beberapa

agama yang diindikasikan oleh jenis rumah ibadah yang ada. Mayoritas

penduduk di Kabupaten Sanggau tampaknya memeluk agama Kristen,

hal tersebut diindikasikan dari jumlah fasilitas ibadah yaitu Masjid (253

buah), Gereja Protestant (241 buah), Gereja Katolik (272 buah), Pura (6

buah) dan Pekong (3 buah).

2.8. Transportasi dan Komunikasi

Berdasarkan data dari Kabupaten Sanggau Dalam Angka (2015),

panjang jalan di seluruh wilayah Kabupaten Sanggau pada tahun 2012

mencapai 1.348,83 km. Panjang jalan yang berada di bawah wewenang

Negara (jalan nasional) ada 457,45 km, di bawah wewenang Provinsi

sepanjang 94,29 km, dan sisanya di bawah wewenang Kabupaten

sepanjang 797,09 km.

Pada tahun 2012, jalan kabupaten yang diaspal sebesar 42,13%,

sedangkan yang tidak diaspal 57,87% dari total panjang jalan yang ada.

Bila dibandingkan dengan tahun 2011, jalan kabupaten yang

berpermukaan tanah berkurang dari 236,370 km menjadi 235,980 km,

jalan berpermukaan kerikil dari 298,292 km berkurang menjadi 220,600

km, dan jalan yang memiliki permukaan aspal bertambah dari 327,978

km menjadi 335,810 km.

Kondisi jalan pada tahun 2012 sebagian besar mengalami

kerusakan. Dari 1.348,83 km panjang jalan keseluruhan, yang dapat

dikategorikan dalam kondisi baik sebesar 31,90% (430,29 km), kondisi

sedang 26,58%, kondisi rusak 15,19%,dan jalan yang mengalami rusak

berat mencapai 26,32% dari total panjang jalan yang ada.

Sementara itu untuk berkomunikasi sarana yang digunakan adalah

melalui pos dan telepon. Kantor pos berperan dalam pengiriman surat-

surat maupun paket pos dan uang/wesel.

15

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

2.9. Perekonomian

Setiap perencanaan pembangunan wilayah memerlukan batasan

praktikal yang dapat digunakan secara operasional untuk mengukur

tingkat perkembangan wilayahnya. Secara umum tampaknya

pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan kinerja ekonomi yang

paling populer.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan ukuran

produktifitas wilayah yang paling umum dan paling diterima secara luas

sebagai standar ukuran pembangunan dalam skala wilayah dan negara.

PDRB pada dasarnya merupakan total produksi kotor dari suatu wilayah,

yakni total nilai dari semua barang dan jasa yang diproduksikan oleh

seluruh rakyat di wilayah tersebut dalam periode satu tahun.

Nilai PDRB dihitung berdasarkan harga berlaku atau berdasarkan

harga konstan dengan menggunakan tahun dasar yang telah ditentukan.

PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat struktur

ekonomi suatu daerah, sedang PDRB atas dasar harga konstan

digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Jika

PDRB dibagi dengan jumlah penduduk suatu daerah, maka diperoleh

pendapatan per kapita daerah tersebut.

2.9.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Struktur ekonomi suatu daerah dapat dilihat berdasarkan nilai

PDRB atas dasar harga berlaku. Berdasarkan PDRB ini dapat dilihat

sektor yang dominan di daerah tersebut. Tetapi PDRB atas harga berlaku

ini tidak mencerminkan perekonomian daerah yang sesungguhnya,

karena dalam PDRB atas dasar harga berlaku masih mengandung nilai

inflasi, artinya meskipun angka PDRB tahun sekarang lebih tinggi

dibandingkan tahun sebelumnya, belum berarti bahwa perekonomian

daerah tersebut tumbuh. Nilai PDRB di Kabupaten Sanggau atas dasar

harga berlaku (jutaan rupiah) dan atas dasar harga konstan tahun 2000

(jutaan rupiah) tahun 2009 dan 2013 disajikan pada Tabel 2.5.

16

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Tabel 2.5 Nilai PDRB Kabupaten Sanggau Tahun 2009 dan 2013

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan Tahun 2000

2009 2013* 2009 2013*

1. Pertanian 1.746.476,32 2.438.240,39 927.182,20 1.092.368,99

2. Pertambangan

dan Penggalian 55.686,33 106.567,98 29.049,83 44.564,61

3. Industri

Pengolahan 1.148.783,92 1.753.189,91 621.907,62 754.584,91

4. Listrik, Gas dan Air

Minum 12.421,58 24.383,13 7.794,50 12.301,26

5. Bangunan 212.245,09 345.345,94 114.900,76 146.968,94

6. Perdagangan,

Hotel dan

Restoran

884.894,65 1.363.380,85 492.253,45 593.238,27

7. Pengangkutan dan

Komunikasi 121.672,68 168.791,26 62.210,90 73.761,28

8. Keuangan,

Persewaan dan

Jasa Perusahaan

122.481,58 190.317,65 73.867,43 97.453,12

9. Jasa - Jasa 400.541,25 735.417,96 230.258,47 316.941,56

PDRB/GRDP 4.705.203,41 7.125.635,07 2.559.425,15 3.132.182,93

Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka, 2015.

Keterangan: *) Angka sangat sementara.

Berdasarkan Kabupaten Sanggau Dalam Angka (2015) nilai PDRB

atas dasar harga berlaku Kabupaten Sanggau tahun 2009 adalah

4.705.203,41 Juta Rupiah dan pada tahun 2013 adalah sebesar

7.125.635,07 Juta Rupiah. Lapangan usaha yang mempunyai kontribusi

terbesar pada tahun 2009 dan 2013 sama yaitu Pertanian. Distribusi (%)

nilai PDRB di Kabupaten Sanggau atas dasar harga berlaku dan atas

dasar harga konstan 2.000 tahun 2009 dan 2013 disajikan pada Tabel

2.6.

17

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Tabel 2.6 Distribusi (%) Nilai PDRB Kabupaten Sanggau Tahun 2009 dan

2013

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan

2009 2013* 2009 2013*

1. Pertanian 37,12 34,22 36,23 34,88

2. Pertambangan dan

Penggalian 1,18 1,50 1,14 1,42

3. Industri Pengolahan 24,42 24,60 24,30 24,09

4. Listrik, Gas dan Air

Minum 0,26 0,34 0,30 0,39

5. Bangunan 4,51 4,85 4,49 4,69

6. Perdagangan, Hotel dan

Restoran 18,81 19,13 19,23 18,94

7. Pengangkutan dan

Komunikasi 2,59 2,37 2,43 2,35

8. Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan 2,60 2,67 2,89 3,11

9. Jasa - Jasa 8,51 10,32 9,00 10,12

PDRB/GRDP 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka, 2015.

Keterangan: *) Angka sangat sementara.

Lapangan usaha yang mempunyai kontribusi terbesar pada

tahun 2009 dan 2013 mempunyai pertumbuhan nilai PDRB yang

relatif besar, bahkan untuk lapangan usaha Pertanian mempunyai

kontribusi sebesar 37,12% pada tahun 2009 dan 34,22% pada tahun 2013.

2.9.2. Lembaga Ekonomi

Lembaga ekonomi yang terdapat di Kabupaten Sanggau berupa

Bank dan Koperasi. Jenis bank yang terdapat di Kabupaten Sanggau

antara lain Bank Perkreditan Rakyat, Bank Pemerintah dan Bank

Pemerintah Daerah. Jenis koperasi ada dua yaitu Koperasi Unit Desa dan

Koperasi non KUD.

18

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

2.10. Pertanian

Komoditi yang dihasilkan Kabupaten Sanggau dari pertanian dirinci

dalam beberapa jenis yaitu tanaman pangan, perkebunan, perikanan,

peternakan dan unggas.

2.10.1. Pertanian Tanaman Pangan

Tanaman pangan yang diusahakan di Kabupaten Sanggau

yang relatif luas adalah padi sawah dan padi ladang. Luas panen

padi sawah 51,90% dan padi ladang 39,99% dari pengusahaan

tanaman pangan. Dengan luas panen yang mencapai 91,98% atau

40.585 ha jumlah produksi yang dihasilkan adalah 106.534 ton.

Dalam pembahasan di buku ini hanya 2 kecamatan yang termasuk

ke dalam Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian yaitu

Kecamatan Noyan dan Sekayam. Secara rinci luas panen dan

produksi komoditas tanaman pangan disajikan pada Tabel 2.7 dan

Tabel 2.8.

Tabel 2.7 Keragaan Pengusahaan Tanaman Pangan di Kabupaten Sanggau dan Kecamatan Noyan Tahun 2014 dan Perhitungan Location Quotient

Komoditas Kecamatan Noyan

Kabupaten

Sanggau LQ

Ha % Ha %

1. Padi Sawah 781 40,85 22.922 51,90 0,79

2. Padi Ladang 1.025 53,61 17.663 39,99 1,34

3. Jagung 50 2,62 1.829 4,14 0,63

4. Ubi Kayu 45 2,35 1.514 3,43 0,69

5. Ubi Jalar 0 0,00 97 0,22 0,00

6. Kacang Tanah 11 0,58 141 0,32 1,80

Jumlah 1.912 100,00 44.166 100,00

Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka, 2015.

Di Kecamatan Noyan, tanaman padi ladang dan padi sawah

mempunyai kontribusi besar yaitu sebesar 53,61% dan 40,85%. Dengan

luas panen yang mencapai 94,46% atau 1.086 ha jumlah produksi

19

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

yang dihasilkan adalah 3.547 ton. Bisa dikatakan kalau dua komoditas

tersebut adalah komoditas andalan masyarakat di Kecamatan Noyan.

Namun jika berdasarkan hasil perhitungan Location Quotient (LQ > 1)

dan memperhatikan kontribusinya menunjukkan bahwa hanya padi

ladang yang merupakan komoditi basis tanaman pangan di Kecamatan

Noyan.

Tabel 2.8 Keragaan Pengusahaan Tanaman Pangan di Kabupaten Sanggau dan Kecamatan Sekayam Tahun 2014 dan Perhitungan Location Quotient

Komoditas

Kecamatan

Sekayam

Kabupaten

Sanggau LQ

Ha % Ha %

1. Padi Sawah 2.264 44,52 22.922 51,90 0,86

2. Padi Ladang 2.500 49,16 17.663 39,99 1,23

3. Jagung 90 1,77 1.829 4,14 0,43

4. Ubi Kayu 214 4,21 1.514 3,43 1,23

5. Ubi Jalar 0 0,00 97 0,22 0,00

6. Kacang Tanah 17 0,33 141 0,32 1,05

7. Kedelai 2.264 44,52 22.922 51,90 0,86

Jumlah 5.085 100,00 44.166 100,00

Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka, 2015.

Di Kecamatan Sekayam, tanaman padi ladang dan padi sawah

mempunyai kontribusi besar yaitu sebesar 49,16% dan 44,52%. Dengan

luas panen yang mencapai 93,68% atau 4.764 ha jumlah produksi yang

dihasilkan adalah 14.419 ton. Bisa dikatakan kalau dua komoditas

tersebut adalah komoditas andalan masyarakat di Kecamatan Noyan.

Namun jika berdasarkan hasil perhitungan Location Quotient (LQ > 1)

dan memperhatikan kontribusinya menunjukkan bahwa hanya padi

ladang yang merupakan komoditi basis tanaman pangan di Kecamatan

Noyan.

20

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Gambar 2.1 Luas Panen (Ha) Padi Sawah dan Padi lading Menurut Kecamatan di kabupaten Sanggau Tahun 2014.

21

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Untuk melengkapi analisis LQ dilakukan penghitungan Shift-

share analysis (SSA). Analisis SSA merupakan teknik analisis untuk

memahami pergeseran struktur aktifitas dalam hal ini pengusahaan

komoditi di suatu lokasi tertentu dibandingkan dengan suatu referensi

(dengan cakupan wilayah lebih luas) dalam dua titik waktu. Pemahaman

struktur aktifitas dari hasil analisis Shift-share juga menjelaskan

kemampuan berkompetisi (competitiveness) aktifitas tertentu di suatu

wilayah secara dinamis atau perubahan aktifitas dalam cakupan wilayah

lebih luas. aktifitas yang memiliki keunggulan kompetitif berarti di

dalamnya memiliki lingkungan yang kondusif bagi aktifitas yang

bersangkutan.

Komponen differensial menjelaskan bagaimana tingkat kompetisi

(competitiveness) suatu aktifitas dalam hal ini pengembangan komoditi

tertentu dibandingkan dengan pertumbuhan total pengembangan

komoditi tersebut dalam wilayah. Komponen ini juga menggambarkan

dinamika (keunggulan/ketidakunggulan) pengembangan komoditi

tertentu di sub wilayah tertentu terhadap pengembangan komoditi

tersebut di sub wilayah lain.

Data yang dipergunakan untuk analisis SSA adalah data

pengusahaan komoditas tanaman pangan di Kecamatan Noyan dan

Sekayam serta Kabupaten Sanggau pada tahun 2013 dan 2014

(Kabupaten Sanggau Dalam Angka, 2014 dan 2015). Hasil perhitungan

SSA terhadap komoditi basis yaitu padi ladang baik di Kecamatan Noyan

maupun Sekayam menunjukkan bahwa pengembangan padi ladang di 2

kecamatan tersebut laju pertumbuhannya lebih rendah dari

pertumbuhan pengembangan tanaman pangan di Kabupaten Sanggau

dengan nilai differensial yang negatif. Jika hanya memperhatikan nilai

SSA dan kontribusi maka padi sawah di 2 kecamatan tersebut

mempunyai laju pertumbuhan yang melebihi pengembangan tanaman

pangan di Kabupaten Sanggau dan nilai differensialnya positif (Lampiran

1 dan 2).

22

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

2.10.2. Pertanian Tanaman Buah-Buahan (Tahunan)

Dari jumlah pohon, komoditas buah-buahan yang mempunyai

kontribusi besar di Kabupaten Sanggau adalah pisang (25,0%) dan

durian (23,3%). Dalam pembahasan di buku ini hanya 2 kecamatan

yang termasuk ke dalam kawasan perdesaan perbatasan berbasis

pertanian yaitu Kecamatan Noyan dan Sekayam. Secara rinci luas

panen dan produksi komoditas buah-buahan disajikan pada Tabel

2.9 dan Tabel 2.10.

Tabel 2.9 Keragaan Pengusahaan Komoditas Buah-Buahan di Kabupaten Sanggau dan Kecamatan Noyan Tahun 2014 dan Perhitungan Location Quotient

Komoditas Kecamatan Noyan

Kabupaten Sanggau LQ

Pohon % Pohon % 1. Alpukat 0 0,0 5 0,0 0,00 2. Belimbing 0 0,0 496 0,4 0,00 3. Duku/Langsat 0 0,0 5.131 4,5 0,00 4. Durian 1.240 55,1 26.285 23,3 2,37 5. Jambu Biji 3 0,1 1.887 1,7 0,08 6. Jambu Air 0 0,0 1.735 1,5 0,00 7. Jeruk Siami 0 0,0 6.587 5,8 0,00 8. Jeruk Besar 0 0,0 908 0,8 0,00 9. Mangga 8 0,4 2.207 2,0 0,18

10. Manggis 0 0,0 615 0,5 0,00 11. Nangka 100 4,4 7.047 6,2 0,71 12. Nenas* 100 4,4 8.437 7,5 0,60 13. Pepaya 0 0,0 5.465 4,8 0,00 14. Pisang* 300 13,3 28.263 25,0 0,53 15. Rambutan 500 22,2 13.685 12,1 1,83 16. Salak* 0 0,0 1.390 1,2 0,00 17. Sawo 0 0,0 655 0,6 0,00 18. Markisa 0 0,0 40 0,0 0,00 19. Sirsak 0 0,0 1.092 1,0 0,00 20. Sukun 0 0,0 1.105 1,0 0,00

Jumlah 2.251 100,0 113.035 100,0 Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka (2015) dan Kecamatan Noyan Dalam

Angka (2015).

Ket: *) Satuan untuk tanaman yang menghasilkannya adalah rumpun.

23

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Di Kecamatan Noyan, komoditas

buah-buahan yang mempunyai

kontribusi relatif besar adalah

durian (55,1%), rambutan (22,2%),

dan pisang (13,3%). Hasil

perhitungan LQ, komoditas dengan

kontribusi relatif besar dan bernilai LQ

> 1 adalah durian dan rambutan. Hal

ini menunjukkan bahwa untuk komoditas buah-buahan, durian dan

rambutan merupakan komoditas basis di Kecamatan Noyan.

Tabel 2.10 Keragaan Pengusahaan Komoditas Buah-Buahan di

Kabupaten Sanggau dan Kecamatan Sekayam Tahun

2014 dan Perhitungan Location Quotient

Komoditas Kecamatan

Sekayam Kabupaten

Sanggau LQ Pohon % Pohon %

1. Alpukat 0 0,0 5 0,0 0,00 2. Belimbing 0 0,0 496 0,4 0,00 3. Duku/Langsat 2.200 14,9 5.131 4,5 3,28 4. Durian 734 5,0 26.285 23,3 0,21 5. Jambu Biji 100 0,7 1.887 1,7 0,41 6. Jambu Air 40 0,3 1.735 1,5 0,18 7. Jeruk Siami 65 0,4 6.587 5,8 0,08 8. Jeruk Besar 0 0,0 908 0,8 0,00 9. Mangga 200 1,4 2.207 2,0 0,69

10. Manggis 60 0,4 615 0,5 0,75 11. Nangka 800 5,4 7.047 6,2 0,87 12. Nenas* 100 0,7 8.437 7,5 0,09 13. Pepaya 205 1,4 5.465 4,8 0,29 14. Pisang* 5.000 33,8 28.263 25,0 1,35 15. Rambutan 5.000 33,8 13.685 12,1 2,79 16. Salak* 200 1,4 1.390 1,2 1,10 17. Sawo 40 0,3 655 0,6 0,47 18. Markisa 0 0,0 40 0,0 0,00 19. Sirsak 0 0,0 1.092 1,0 0,00 20. Sukun 43 0,3 1.105 1,0 0,30

Jumlah 14.787 100,0 113.035 100,0 Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka (2015) dan Kecamatan Sekayam Dalam

Angka (2015).

Ket: *) Satuan untuk tanaman yang menghasilkannya adalah rumpun.

24

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Gambar 2.2 Populasi Durian, Pisang, dan Rambutan Menurut Kecamatan di Kabupaten Sanggau tahun 2014.

25

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Di Kecamatan Sekayam,

komoditas buah-buahan yang

mempunyai kontribusi relatif besar

adalah pisang (33,8%), rambutan

(33,8%), dan langsat (14,9%). Hasil

perhitungan LQ, terhadap komoditas

dengan kontribusi relatif besar

tersebut bernilai LQ > 1. Hal ini

menunjukkan bahwa untuk komoditas buah-buahan, pisang, rambutan,

dan langsat merupakan komoditas basis di Kecamatan Sekayam.

Perhitungan SSA tidak dilakukan karena untuk komoditas buah-buahan

sampai level kecamatan data hanya diperoleh dalam 1 titik tahun, yaitu

tahun 2014.

2.10.3. Pertanian Tanaman Hortikultura Semusim (Sayuran)

Pengusahaan komoditas sayuran di Kabupaten Sanggau tidak

seluas tanaman pangan. Pada tahun 2014, luas komoditas sayuran

hanya 1.234 ha. Komoditas sayuran yang luas panennya

mempunyai kontribusi besar di Kabupaten Sanggau adalah kacang

panjang (17,9%), terung (17,2%) dan ketimun (16,8%). Dalam

pembahasan di buku ini hanya 2 kecamatan yang termasuk ke

dalam kawasan perdesaan perbatasan berbasis pertanian yaitu

Kecamatan Noyan dan Sekayam.

Seperti halnya di Kabupaten Kapuas, pengusahaan komoditas

sayuran di Kecamatan Noyan tidak seluas tanaman pangan. Pada

tahun 2014, hanya tercatat luas panen sayuran 12 ha (Tabel 2.11).

Untuk Kecamatan Sekayam, luas panen sayuran hanya 39 ha (Tabel

2.12).

26

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Tabel 2.11 Keragaan Pengusahaan Komoditas Sayuran di

Kabupaten Sanggau dan Kecamatan Noyan Tahun 2014

dan Perhitungan Location Quotient

Komoditas Kec. Noyan Kab. Sanggau

LQ Ha % Ha %

1. Petsai/Sawi 0,0 0,0 74,0 6,0 0,00

2. Kacang Panjang 5,0 41,7 221,0 17,9 2,33

3. Cabe Besar 0,0 0,0 62,0 5,0 0,00

4. Cabe Rawit 0,0 0,0 97,0 7,9 0,00

5. Tomat 0,0 0,0 16,0 1,3 0,00

6. Terung 3,0 25,0 212,0 17,2 1,46

7. Buncis 0,0 0,0 21,0 1,7 0,00

8. Ketimun 4,0 33,3 207,0 16,8 1,99

9. Labu Siam 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00

10. Kangkung 0,0 0,0 167,0 13,5 0,00

11. Bayam 0,0 0,0 157,0 12,7 0,00

Jumlah 12,0 100,0 1.234,0 100,0

Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka, 2015.

Tabel 2.12 Keragaan Pengusahaan Komoditas Sayuran di

Kabupaten Sanggau dan Kecamatan Sekayam Tahun

2014 dan Perhitungan Location Quotient

Komoditas Kec.Sekayam Kab.Sanggau

LQ Ha % Ha %

1. Petsai/Sawi 4,0 10,3 74,0 6,0 1,71

2. Kacang Panjang 4,0 10,3 221,0 17,9 0,57

3. Cabe Besar 3,0 7,7 62,0 5,0 1,53

4. Cabe Rawit 2,0 5,1 97,0 7,9 0,65

5. Tomat 0,0 0,0 16,0 1,3 0,00

6. Terung 4,0 10,3 212,0 17,2 0,60

7. Buncis 3,0 7,7 21,0 1,7 4,52

8. Ketimun 1,0 2,6 207,0 16,8 0,15

9. Labu Siam 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00

10. Kangkung 9,0 23,1 167,0 13,5 1,71

11. Bayam 9,0 23,1 157,0 12,7 1,81

Jumlah 39,0 100,0 1.234,0 100,0 Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka, 2015.

Berdasarkan nilai LQ, beberapa komoditas yang merupakan

komoditas sayuran semusim unggulan di Kecamatan Noyan adalah

27

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

kacang panjang, terung dan ketimun. Sementara itu di Kecamatan

Sekayam komoditas unggulannya adalah petsai/sawi, cabe besar,

buncis, kangkung dan bayam.

2.10.4. Perkebunan

Komoditas tanaman perkebunan yang mempunyai kontribusi

besar dalam pengusahaan tanaman perkebunan di Kabupaten

Sanggau tahun 2014 adalah kelapa sawit (67,60%) dan karet

(30,24%). Kondisi di Kecamatan Noyan dan Sekayam sejalan

dengan kondisi di Kabupaten Sanggau. Secara rinci luas tanam dan

komoditas perkebunan disajikan pada Tabel 2.13 dan Tabel 2.14.

Tabel 2.13 Keragaan Pengusahaan Komoditas Tanaman Perkebunan

di Kabupaten Sanggau Kecamatan Noyan Tahun 2014

dan Perhitungan Location Quotient

Komoditas Kec. Noyan Kab. Sanggau

LQ Ha % Ha %

1. Kelapa 58,0 0,58 617,0 0,18 3,28

2. Kakao 86,0 0,86 4.947,0 1,42 0,61

3. Lada 31,1 0,31 1.786,0 0,51 0,61

4. Kopi 38,0 0,38 196,0 0,06 6,76

5. Karet 4.219,0 42,13 105.603,0 30,24 1,39

6. Kelapa Sawit 5.583,0 55,75 236.037,0 67,60 0,82

Jumlah 10.015,1 100,00 349.186,0 100,00

Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka, 2015.

Dari luas tanam komoditas perkebunan yang mempunyai

kontribusi besar di Kecamatan Noyan adalah kelapa sawit (55,75%)

dan karet (42,13%). Komoditas yang mempunyai kontribusi besar dan

mempunyai nilai LQ lebih dari 1 hanya karet. Karet adalah komoditai

basis di Kecamatan Noyan. Perhitungan SSA, pengembangan karet di

Kecamatan Noyan pertumbuhannya lebih rendah dari pertumbuhan

pengusahaan tanaman perkebunan di Kabupaten Sanggau (Lampiran 3).

28

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Gambar 2.3 Luas Tanaman Karet dan Kelapa Sawit Menurut Kecamatan di

Kabupaten Sanggau tahun 2014.

29

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Tabel 2.14 Keragaan Pengusahaan Komoditas Tanaman Perkebunan

di Kabupaten Sanggau Kecamatan Sekayam Tahun 2014

dan Perhitungan Location Quotient

Komoditas Kec. Sekayam Kab. Sanggau

LQ Ha % Ha %

1. Kelapa 23,0 0,09 617,0 0,18 0,50 2. Kakao 1.875,0 7,15 4.947,0 1,42 5,04 3. Lada 668,0 2,55 1.786,0 0,51 4,98 4. Kopi 0,0 0,00 196,0 0,06 0,00 5. Karet 4.183,0 15,94 105.603,0 30,24 0,53 6. Kelapa Sawit 19.487,0 74,28 236.037,0 67,60 1,10

Jumlah 26.236,0 100,00 349.186,0 100,00 Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka, 2015.

Dari luas tanam komoditas perkebunan yang mempunyai

kontribusi besar di Kecamatan Sekayam adalah kelapa sawit (74,28%),

karet (15,94%). Komoditas yang mempunyai kontribusi besar dan

mempunyai nilai LQ lebih dari 1 adalah kelapa sawit. Kelapa sawit

merupakan komoditi basis di Kecamatan Sekayam. Perhitungan SSA,

pengembangan kelapa sawit di Kecamatan Sekayam pertumbuhannya

lebih tinggi dari pertumbuhan pengusahaan tanaman perkebunan di

Kabupaten Sanggau dan nilai diferensialnya positif (Lampiran 4). Kelapa

sawit merupakan komoditi unggulan di Kecamatan Sekayam.

2.10.5. Peternakan

Populasi ternak besar di Kabupaten Sanggau didominasi oleh ternak

sapi (99,94%), ternak kecil didominasi babi (65,4%), dan populasi ternak

unggas didominasi oleh ayam buras (64,1%). Secara rinci populasi ternak

disajikan pada Tabel 2.15.

Tabel 2.15 Populasi Ternak dan Kontribusinya di Kabupaten Sanggau

Tahun 2014

Jenis Ternak Populasi Keterangan Ternak Besar 1. Sapi 11.084 99,94 % Populasi 2. Kerbau 7 0,06 % Populasi

Jumlah 11.091 100,00 % Populasi

30

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Jenis Ternak Populasi Keterangan Ternak Kecil 1. Kambing 5.895 12,0 % Populasi 2. Babi 32.111 65,4 % Populasi

Jumlah 38.006 100,00 % Populasi Ternak Unggas 1. Ayam Ras 175.450 32,8 % Populasi 2. Ayam Buras 343.478 64,1 % Populasi 3. Itik 16.591 3,1 % Populasi

Jumlah 535.519 100,00 % Populasi Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka, 2015.

2.10.6. Perikanan

Pembangunan perikanan diarahkan kepada usaha-usaha

perluasan budidaya ikan kolam, pagong, dan keramba guna memenuhi

kebutuhan gizi masyarakat dan peningkatan pendapatan masyarakat

rumah tangga perikanan. Produksi ikan pada tahun 2014 bila

dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami kenaikan produksi. Untuk

ikan perairan umum kenaikan yang terjadi cukup signifikan, yaitu

16,50% untuk komoditi yang sama dengan tahun 2013 dan 34.23%

untuk seluruh komoditi tahun 2014. Sedangkan untuk produksi ikan

budidaya mengalami kenaikan sebesar 44,66%.

Tabel 2.16 Produksi Perikanan di Kabupaten Sanggau Tahun 2014

Jenis Perikanan Produksi (Ton) Kontribusi (%)

Ikan Perairan Umum

1. Patin 46,00 2. Gurami 7,00

3. Lais 0,00

4. Toman 7,00

5. Belida 0,00 6. Udang Galah 0,00

7. Baong 0,00

8. Betutu 0,00

9. Tawes/Tengadak 0,00

10. Ikan Lainnya 104,00

31

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Jenis Perikanan Produksi (Ton) Kontribusi (%)

11. Udang Lainnya 0,00 12. Tambakan 0,00

13. Gabus 0,00

14. Tapah 0,00

Jumlah/Subtotal I 165,00 Ikan Budidaya

1. Mas 242

2. Nila 299

3. Lele Dumbo 247 4. Bawal 92

5. Lainnya 7

Jumlah/Subtotal II 887

Jumlah/Subtotal I + II 1.051 Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka, 2015.

2.10.7. Kehutanan

Hasil penebangan hutan di Kabupaten Sanggau mengalami

penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2008 hingga ke tahun 2014.

Hasil penebangan hutan di Kabupaten Sanggau disajikan pada Tabel 2.15.

Tabel 2.17 Hasil Penebangan Hutan di Kabupaten Sanggau tahun 2014

Tahun Jumlah Hasil Penebangan (m3)

2008 152.362,00

2009 121.167,00

2010 77.219,00

2011 113.421,29

2012 39.202,45

2013 52.388,68

2014 45.126,08 Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka, 2015.

2.11. Indeks Pembangunan Desa

Indeks Pembangunan Desa (IPD) adalah indeks komposit yang

disusun menggunakan beberapa dimensi, variabel, dan indikator

kuantitatif untuk menggambarkan tingkat kemajuan desa pada suatu

waktu. Apabila IPD diukur secara berkala dan ditampilkan antar waktu,

32

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

maka dapat diperoleh dinamika dan perubahan tingkat kemajuan desa.

Dinamika dan perubahan tingkat kemajuan desa secara tidak langsung

merupakan ukuran kinerja pembangunan di desa atau kawasan

perdesaan.

Pengukuran IPD berdasarkan 5 Dimensi, 12 Variabel, dan 42

Indikator menghasilkan ukuran komposit yang dapat digunakan sebagai

bahan penyusunan tipologi desa yaitu: Desa Tertinggal, Desa

Berkembang, dan Desa Mandiri (Bappenas, 2015).

1. Desa Tertinggal, adalah desa dengan nilai IPD kurang dari sama

dengan 50.

2. Desa Berkembang, adalah desa dengan nilai IPD lebih dari 50 namun

kurang dari sama dengan 75.

3. Desa Mandiri, Desa yang telah terpenuhi pada aspek kebutuhan

sosial dasar, infrastruktur dasar, sarana dasar, pelayanan umum, dan

penyelenggaraan pemerintahan desa dan secara kelembagaan telah

memiliki keberlanjutan. Desa Mandiri merupakan desa dengan nilai

IPD lebih dari 75.

Selain dari itu, dengan menggunakan hasil pengukuran dari IPD

dapat menyediakan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan: (a)

penetapan target pencapaian dan lokasi sasaran RPJMN 2015 – 2019,

dan (b) evaluasi “kinerja pembangunan desa”. IPD tahun 2015 ini

dimungkinkan menjadi baseline, perlu dipertimbangkan upaya

penyediaan data dan pengukuran serupa di masa datang. Berdasarkan

Data Podes (2015), hasil perhitungan Indeks Pembangunan Desa di

Kabupaten Sanggau yang dilakukan oleh Bappenas bekerjasama dengan

BPS dengan jumlah desa 163 Desa terdapat Desa Tertinggal sebanyak 83

Desa (50,92%), Desa Berkembang sebanyak 75 Desa (46,01%), dan Desa

Mandiri sebanyak 5 Desa (3,06%).

33

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

KABUPATEN SANGGAU

3.1. Kebijakan Strategis Kabupaten Sanggau

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sanggau

(2014 - 2034), tujuan penataan ruang kabupaten adalah terwujudnya

pemanfaatan ruang kabupaten yang aman, nyaman dan produktif

dengan memperhatikan keterpaduan pemanfaatan sumber daya alam

dan sumber daya buatan melalui pengembangan industri, perdagangan

dan jasa skala regional, pariwisata serta pengembangan kawasan

perbatasan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan untuk

kesejahteraan masyarakat. Adapun strategi penataan ruang di

Kabupaten Sanggau, yaitu:

1. Strategi pengembangan pusat-pusat kegiatan yang terhubungkan

dengan sistem jaringan transportasi yang terpadu serta

pengembangan prasarana dan sarana pendukungnya, meliputi:

a. Mengembangkan pusat-pusat kegiatan yang berhirarki dalam

rangka meningkatkan pelayanan ke seluruh bagian wilayah

kabupaten;

b. Meningkatkan sistem jaringan transportasi yang

menghubungkan pusat-pusat kegiatan secara terpadu dan

terintegrasi;

c. Menyediakan prasarana dan sarana wilayah di setiap pusat-pusat

kegiatan seduai dengan fungsi, peran, hirarki dan skala

pelayanannya;

d. Mengembangkan sistem pusat perdesaan yang mampu

meningkatkan keterhubungan kawasan perdesaan dengan pusat-

pusat kawasan perkotaan terdekatnya;

e. Meningkatkan sistem prasarana transportasi darat guna lebih

meningkatkan kelancaran proses koleksi dan distribusi

barang/jasa; dan

34

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

f. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas keterpaduan sistem

penyediaan pelayanan regional untuk air bersih, persampahan,

drainase dan limbah.

2. Strategi pengembangan kawasan industri berskala regional untuk

mendukung pengembangan sektor perkebunan dan pertambangan,

meliputi:

a. Mengembangkan dan melestarikan kawasan peruntukan industri

untuk mewujudkan nilai tambah dan meningkatkan

perekonomian daerah dan/atau nasional khususnya industri

pengolahan hasl pertanian, perkebunan, hasil hutan dan hasil

pertambangan di kawasan Tayan;

b. Mengembangkan dan meningkatkan jaringan transportasi yang

menghubungkan kawasan Tayan dan kawasan belakangnya; dan

c. Mengembangkan intermoda di kawasan Tayan guna mendukung

distribusi barang dan jasa di kawasan industri.

3. Strategi pengembangan kawasan perdagangan dan jasa berskala

regional yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana

pendukungnya, meliputi:

a. Mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa berskala

regional di Kota Sanggau dan Entikong; dan

b. Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kawasan

perdagangan dan jasa berskala regional di Kota Sanggau dan

Entikong.

4. Strategi pengembangan kawasan pariwisata berbasis lingkungan

dan budaya yang berdaya saing, meliputi:

a. Mengembangkan kawasan pariwisata alam;

b. Mengembangkan kawasan pariwisata budaya yang terintegrasi

dengan destinasi wisata budaya lainnya di Provinsi Kalimantan

Barat;

c. Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan

wisata terutama di Kota Sanggau dan Entikong; dan

35

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

d. Mengembangkan kawasan perdalaman sebagai kawasan wisata

yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan.

5. Strategi pengembangan kawasan perbatasan negara sebagai

beranda depan serta mendorong pertumbuhan ekonomi bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat, meliputi:

a. Mengembangkan kawasan Entikong di perbatasan negara

sebagai kawasan sentra perdagangan dan jasa skala regional;

b. Mengembangkan kawasan Entikong sebagai kawasan Bandar

Entikong Jaya (BEJ);

c. Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana pendukung

kawasan perdagangan dan jasa skala regional di Kawasan

Entikong;

d. Mengembangkan jaringan transportasi dan prasarana wilayah

lainnya untuk mendukung pengembangan ekonomi masyarakat;

dan

e. Mengembangkan kawasan peruntukan pertahanan dan

keamanan.

6. Strategi pengembangan jaringan transportasi dan infrastruktur

pendukung untuk mendukung pengembangan sektor unggulan

utama kabupaten yaitu sektor perkebunan, pertambangan, industri

serta perdagangan dan jasa skala regional, meliputi:

a. Mengembangkan jaringan transportasi darat yang meliputi

jaringan jalan dan kereta api yang terpadu dan terintegrasi;

b. Mengembangkan sistem prasarana transportasi jalan raya yang

terpadu dengan lintas penyeberangan sungai untuk

meningkatkan aksesibilitas antar kota-kota sebagai pusat

pertumbuhan dengan wilayah belakangnya serta meningkatkan

interaksi wilayah;

c. Meningkatkan kualitas jaringan transportasi terutama menuju

pusat-pusat kegiatan utama;

d. Mengembangkan dan meningkatkan sistem prasarana energi

dengan memanfaatkan energi baru terbarukan dan tak

36

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan

sistem penyediaan tenaga listrik;

e. Mengembangkan dan meningkatkan ketersediaan prasarana

telekomunikasi untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan

kemampuan keterhubungan dan integrasi wilayah; dan

f. Mengembangkan sistem pemanfaatan sumber daya air untuk

menunjang kegiatan sektor terkait pemanfaatan sumber daya

air.

7. Strategi pemantapan kawasan berfungsi lindung untuk menjamin

keberlanjutan pembangunan dan kelestarian lingkungan, meliputi:

a. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang

telah menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya dalam

rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosiste

wilayah;

b. Meningkatkan perlindungan dan rehabilitasi terhadap kawasan

berfungsi lindung;

c. Mempertahankan dan meningkatkan perlindungan terhadap

kawasan konservasi;

d. Mewujudkan kawasan hutan dengan luas paling sedikit 30% dari

luas wilayah;

e. Melaksanakan berbagai kegiatan untuk mengantisipasi

kerusakan lingkungan (diantaranya berupa menipisnya kawasan

penambat air, rusaknya dan berkurangnya luas kawasan hutan

lindung) terutama yang dapat mengakibatkan bencana alam

(banjir dan longsor);

f. Mengembangkan ruang terbuka hijau (RTH) pada setiap kawasan

perkotaan berupa hutan kota, jalur hijau, taman kota, tempat

rekreasi, lapangan olahraga, pemakaman umum dan lahan

pertanian denga luas keseluruhan minimal 30% dari luas wilayah

kota yang bersangkutan, dengan sebaran yang proporsional; dan

g. Mengembangkan kawasan perdalaman sebagai kawasan wisata

yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan.

37

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

8. Strategi untuk melaksanakan peningkatan fungsi kawasan

pertahanan dan keamanan negara, meliputi:

a. Mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan

keamanan;

b. Mengembangkan budi daya secara selektif di dalam dan di

sekitar kawasan untuk menjaga fungsi pertahanan dan

keamanan;

c. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya

tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan

negara sebagai zona penyangga; dan

d. Turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan

keamanan.

9. Strategi untuk pengembangan perkotaan dan perdesaan yang

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan untuk kesejahteraan

masyarakat, meliputi:

a. Pengembangan pusat kawasan perkotaan dan perdesaan secara

mandiri dan berwawasan lingkungan;

b. Pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan potensial

secara ekonomi melalui pusat pelayanan desa atau kota; dan

c. Meningkatkan interaksi antara pusat kegiatan perdesaan dan

perkotaan secara berjenjang.

3.2. Kebijakan Rencana Pola Ruang dalam RTRW Kabupaten Sanggau

3.2.1. Penetapan Pola Ruang di Kabupaten Sanggau

Kabupaten Sanggau memiliki perencanaan dalam pembagian pola

ruang wilayah. Pola ruang wilayah di Kabupaten Sanggau dibagi menjadi

dua yaitu: (1) Pemantapan kawasan lindung; dan (2) Pengembangan

kawasan budidaya. Adapun pembagian pola ruang di Kabupaten

Sanggau adalah sebagai berikut:

1. Pemantapan Kawasan Lindung

Pemantapan kawasan lindung sebagaimana dimaksud di

RTRW Kabupaten Sanggau (2014 – 2034) dilakukan dengan

38

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

mengacu pada kawasan lindung yang telah ditetapkan secara

nasional dan memerjatikan kawasan lindung yang ditetapkan oleh

provinsi dan kabupaten dengan muatan kearifan lokal. Berdasarkan

RTRW Kabupaten Sanggau (2014 – 2034) kawasan lindung di

Kabupaten Sanggau dibagi menjadi 5 kawasan, yaitu:

a. Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung tersebar di Kecamatan Jangkang,

Entikong, Sekayam, Noyan, Bonti, Kembayan, Tayan Hulu, Tayan

Hilir, Meliau, Toba, Beduai dan Balai;

b. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Di

Bawahnya;

Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan

bawahannya meliputi kawasan resapan air. Kawasan resapan air

tersebut terletak di kawasan hutan lindung dan daerah imbuhan

air tanah yang terdapat di Kecamatan Tayan Hilir dan Toba;

c. Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan perlindungan setempat terdiri atas:

1) Kawasan sempadan sungai terdapat di sepanjang Sungai

Kapuas, Sungai Tayan, Sungai Sekayam, Sungai Mengkiang,

Sungai Beduai, Sungai Buayan, Sungai Embuan dan Sungai

Cempede;

2) Kawasan sekitar danau terdapat di Kecamatan Tayan Hilir dan

Sekayam;

3) Kawasan sekitar mata air terdapat di seluruh wilayah

kabupaten;

4) Ruang terbuka hijau akan dikembangkan di kawasan

perkotaan dengan luas paling sedikit 30% dari luas kawasan

perkotaan.

39

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

d. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya terdiri

atas:

1) Kawasan cagar alam mencakup kawasan Cagar Alam Niyut

Penrissen yang terletak di Kecamatan Sekayam dan Entikong;

2) Kawasan taman wisata berupa Kebun Raya Danau Lait dan

Danau Bekat di Kecamatan Tayan Hilir;

3) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang terdiri

dari:

a) Kawasan Keraton Sanggau di Kota Sanggau;

b) Kawasan Keraton Mengkiang di Kecamatan Kapuas;

c) Kawasan Keraton Tayan di Kota Tayan;

d) Kawasan Rumah Betang di Desa Kopar Kecamatan Parindu;

e) Kawasan Rumah Betang Panca di Kecamatan Sekayam;

f) Kawasan Rumah Betang di Desa Nek Bindang Kecamatan

Toba;

g) Kawasan Makam Pang Dandan di Kecamatan Meliau;

h) Kawasan Keramat Munggu Lancak di Desa Cimpedak;

i) Kawasan Rumah Adat Songkong, Toba;

j) Kawasan Pedagi Babah Bongor (Tabang Benua);

k) Kawasan Penulak dan Nulik, Yongkok Desa Sejontang;

l) Kawasan Keramat Manuk di Dusun Empirang Ujung;

m) Kawasan Batu Keramat di perbatasan Meliau Tayan;

n) Kawasan Makam Pangsuma di Kecamatan Meliau; dan

o) Kawasan Makam Gusti Lekar di Kecamatan Meliau.

e. Kawasan Rencana Bencana Alam

Kawasan rawan bencana alam terdiri atas:

1) Kawasan rawan bencana banjir yang terletak di sepanjang

kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas dan Sub Daerah

Aliran Sungai (DAS) Sekayam;

40

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

2) Kawasan rawan longsor dengan tingkat kerentanan rendah,

menengah dan tinggi yang terdapat di Kecamatan Meliau,

Tayan Hilir, Kapuas, Mukok, Toba, Entikong, Sekayam, Bonti,

Kembayan, Noyan dan Jangkang.

2. Pengembangan Kawasan Budidaya

Pemantapan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud di

RTRW Kabupaten Sanggau (2014 – 2034) dilakukan dengan

mengacu pada kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis

nasional, serta memerhatikan kawasan budidaya provinsi dan

kabupaten. Berdasarkan RTRW Kabupaten Sanggau (2014 – 2034)

kawasan budidaya di Kabupaten Sanggau dibagi menjadi 9 kawasan,

yaitu:

a. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas:

1) Kawasan hutan produksi terbatas (HPT) tersebar di

Kecamatan Kapuas, Entikong, Sekayam dan Meliau;

2) Kawasan hutan produksi tetap (HP) tersebar di Kecamatan

Kapuas, Mukok, Jangkang, Entikong, Sekayam, Noyan,

Kembayan, Bonti, Beduai, Balai, Tayan Hulu, Tayan Hilir dan

Toba. Di kawasan ini terdapat hutan kemasyarakatan meliputi

Kecamatan Kembayan, Bonti dan Noyan;

3) Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) terdapat

di Kecamatan Meliau.

b. Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat

Kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan budidaya hutan yang

dilaksanakan oleh masyarakat setempat, kriteria penetapan

kawasan hutan rakyat adalah hutan yang dikelola oleh

masyarakat di luar suaka alam, hutan lindung, hutan wisata,

hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan hutan

konversi. Kawasan ini terdiri atas:

41

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

1) Hutan milik, yakni hutan rakyat yang dibangun di atas tanah –

tanah milik;

2) Hutan adat atau hutan desa, yakni hutan – hutan rakyat yang

dibangun di atas tanah komunal yang juga dikelola untuk

tujuan – tujuan bersama atau untuk kepentingan komunitas

setempat. Kawasan peruntukan hutan adat tersebar di

seluruh perdesaan dengan luas minimal 5 hektar di setiap

dusun.

c. Kawasan Peruntukan Pertanian

Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas:

1) Kawasan budidaya tanaman pangan yang meliputi:

a) Kawasan lahan basah yang terdapat di seluruh kecamatan

terutama di Kecamatan Sekayam, Entikong, Jangkang,

Kembayan, Balai, Toba dan Mukok;

b) Kawasan lahan kering yang diarahkan sesuai dengan

pengembangan komoditas, yaitu:

Jagung yang tersebar di seluruh kecamatan terutama

Kecamatan Parindu, Kembayan, Kapuas, Tayan Hulu,

Beduwai dan Sekayam;

Ubi kayu yang tersebar di seluruh kecamatan terutama

Kecamatan Kapuas, Kembayan, Balai, Sekayam dan

Mukok;

Ubi jalar yang tersebar di seluruh kecamatan terutama

di Kecamatan Kapuas, Kembayan, Balai, Sekayam dan

Mukok;

Kacang tanah yang tersebar di seluruh kecamatan

terutama di Kecamatan Kapuas, Kembayan, Balai,

Sekayam dan Mukok;

Kacang kedelai yang tersebar di seluruh kecamatan

terutama di Kecamatan Kapuas, Kembayan, Balai,

Sekayam dan Mukok; dan

42

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Kacang hijau yang tersebar di seluruh kecamatan

tertutama di Kecamatan Kapuas, Kembayan, Balai,

Sekayam dan Mukok.

2) Kawasan budidaya hortikultura yang diarahkan sesuai dengan

pengembangan komoditas, yaitu:

a) Sayur-sayuran di semua kecamatan; dan

b) Buah-buahan terutama durian tersebar di Kecamatan Balai

dan Sekayam, pisang di Kecamatan Sekayam, Beduai dan

Entikong.

3) Kawasan budidaya perkebunan yang diarahkan sesuai dengan

pengembangan komoditas, yaitu:

a) Kelapa sawit tersebar di Kecamatan Parindu, Kapuas,

Mukok, Tayan Hulu, Meliau, Kembayan, Bonti, Toba, Balai,

Noyan, Sekayam dan Tayan Hilir;

b) Karet tersebar di semua kecamatan;

c) Kakao tersebar di Kecamatan Sekayam, Beduai, Kembayan,

Entikong, Noyan dan Kapuas;

d) Kopi tersebar di Kecamatan Meliau, Balai, Noyan,

Kembayan, Mukok, Sekayam dan Beduai; dan

e) Lada tersebar di Kecamatan Sekayam, Entikong, Tayan Hilir

dan Beduai.

4) Kawasan budidaya peternakan tersebar di kecamatan-

kecamatan yang memiliki potensi padang rumput yang luas.

d. Kawasan Peruntukan Perikanan

Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas:

1) Kawasan peruntukan budidaya perikanan air tawar tersebar di

seluruh kecamatan; dan

2) Kawasan peruntukan perikanan tangkap tersebar di

Kecamatan Tayan Hilir (Kawasan Danau), sepanjang Sungai

Kapuas dan Sungai Sekayam.

43

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

e. Kawasan Peruntukan Pertambangan

Kawasan peruntukan pertambangan terdiri atas:

1) Kawasan peruntukan pertambangan mineral tersebar di

seluruh kecamatan;

2) Kawasan peruntukan pertambangan batubara di Kecamatan

Jangkang, Noyan dan Bonti;

3) Kawasan peruntukan pertambangan minyak bumi berada di

Kecamatan Mukok; dan

4) Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) yang tersebar di

Kecamatan Kapuas, Mukok, Tayan Hilir, Sekayam, Meliau,

Tayan Hulu, Bonti dan Entikong.

f. Kawasan Peruntukan Industri

Kawasan peruntukan industri terdiri atas:

1) Kawasan peruntukan industri menengah dan besartersebar di

Kecamatan Kapuas, Tayan Hilir, Entikong, Tayan Hulu, Toba,

Mukok, Parindu, Kembayan, Sekayam, Noyan dan Meliau; dan

2) Kawasan peruntukan industri kecil dan rumah tangga tersebar

di seluruh kecamatan.

g. Kawasan Peruntukan Permukiman

Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas:

1) Kawasan permukiman perkotaan yang diarahkan sebagai

berikut:

a) Diprioritaskan pada pengembangan kawasan permukiman

di Kota Sanggau, Kota Entikong, Kota Tayan dan seluruh

ibukota kecamatan di Kabupaten Sanggau;

b) Pada kawasan dengan jumlah penduduk 100.000 jiwa serta

dominasi kegiatan penduduk dan pemanfaatan lahannya di

sektor pertanian; dan

c) Perluasan kawasan permukiman dapat dilakukan dengan

mengkonversi lahan peruntukan kegiatan pertanian lahan

kering (PLK) dan menghindari mengkonversi lahan

44

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

peruntukan kegiatan pertanian lahan basah (PLB), serta

tidak mengubah fungsi kawasan lindung dan pertanian

lahan basah beririgasi teknis.

2) Kawasan permukiman perdesaan yang diarahkan sebagai

berikut:

a) Kawasan permukiman yang berada daalm kawasan hutan

produksi disediakan areal budidaya (pertanian,

perkebunan, peternakan) seluas 2 – 5 ha/KK dikali jumlah

KK pada kawasan permukiman tersebut;

b) Kawasan permukiman yang berada dalam kawasan lindung

akan dilakukan pembinaan pada kawasan permukiman

tersebut; dan

c) Pengembangan kawasan permukiman transmigrasi, baik

HTI maupun non HTI, arahan penempatannya

diprioritaskan di Kecamatan Sekayam, Kecamatan

Entikong, Kecamatan Meliau, Kecamatan Mukok dan

Kecamatan Noyan.

h. Kawasan Peruntukan Pariwisata

Kawasan peruntukan pariwisata terdiri atas:

1) Kawasan peruntukan pariwisata alam yang dikembangkan di:

a) Kawasan Pancur Aji Kompleks;

b) Kawasan Air Terjun Ropot Simba Sayu (Lape), Alkodo, Riam

Keniau, Riam Kuyuk, Kunyo, Tibuh, Hansa, Rengas, Ceriak

dan Selanjing, Tekosin, Gurong Maluh, Mujung, Riam Biying

(Desa Hibun), Nek Sawa, Tapang Munti, Riam Benyawai,

Riam Mahas, Sungai Aweh, Raja Lipan, Ponti Tapau, Mobui,

Riam Asam, Riam Jito, Nopan, Air Terjun Putih, Riam

Macan, Riam Sengayak, Riam Batu Berapit, Riam Potai,

Riam Romok, Riam Merau, Riam Engkarok, Riam Randu,

Riam Lowa’, Riam Batu Ikan dan Riam Lancak;

c) Kawasan Batu Posok di Desa Penyeladi Hulu;

45

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

d) Kawasan Sipatn Lotup (Air Panas) di Kecamatan Jangkang;

e) Kawasan Tinyan Kompleks;

f) Kawasan Batu Bergantung di Kecamatan Bonti;

g) Kawasan Wisata Waduk Merowi;

h) Kawasan Wisata Gua Thang Raya (Beduai);

i) Kawasan Wisata Bukit Penrissen;

j) Kawasan Wisata Bukit Belungai;

k) Kawasan Agrowisata Kampung Baru (Kuala Buayan);

l) Kawasan Wisata Danau Batu (Desa Balai Tinggi);

m) Kawasan Wisata Danau Bekat;

n) Kawasan Wisata Agropolitan Tanjung (Kecamatan Tayan

Hulu);

o) Kawasan Wisata Gunung Semaung – Sepapan;

p) Kawasan Wisata Gunung Semarong;

q) Kawasan Wisata Gunung Tiong Kandang;

r) Kawasan Wisata Kebun Raya Danau Lait Kompleks;

s) Kawasan Wisata Padong Pangeran, Balai Karangan;

t) Kawasan Wisata Hamparan Pasir Pulau Tayan, Tayan Hilir;

u) Kawasan Wisata Gunung Bowang;

v) Kawasan Wisata Gunung Bengkawan;

w) Kawasan Wisata Goa Tedung Desa Engkode;

x) Kawasan Wisata Batu Laut Desa Kuala Rosan Kecamatan

Meliau;

y) Kawasan Wisata Pasir Putih Desa Kuala Rosan Kecamatan

Meliau;

z) Kawasan Wisata Batu Lebur Desa Balai Tinggi Kecamatan

Meliau;

aa) Kawasan Wisata Hutan Kota Semboja; dan

bb) Kawasan Wisata Arboretum di Kota Semboja.

46

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

2) Kawasan peruntukan pariwisata budaya yang dikembangkan

di:

a) Kawasan Keraton Surya Negara, Kota Sanggau;

b) Kawasan Keraton Mengkiang;

c) Kawasan Wisata Kota Sanggau;

d) Kawasan Wisata Rumah Betang Dorik Empulur;

e) Kawasan Wisata Rumah Melayu di Bunut;

f) Kawasan Wisata Budaya Rumah Betang Panca di

Kecamatan Sekayam;

g) Kawasan Wisata Rohani Riam Macan;

h) Tepekong Sanggau;

i) Tepekong Meliau;

j) Kawasan Wisata Rumah Betang Desa Nebindang

Kecamatan Toba;

k) Kawasan Wisata Makam Pangsuma Kecamatan Meliau;

l) Kawasan Wisata Gusti Lekar Kecamatan Meliau;

m) Kawasan Keraton Tayan; dan

n) Kawasan Kampung Wisata Tanjung Sekayam.

3) Kawasan peruntukan pariwisata minat khusus yang

dikembangkan di:

a) Wisata arung jeram di Sungai Pelanduk dan Sungai

Sekajang di Desa Suruh Tembawang; dan

b) Wisata eko (ecotourism) di Cagar Alam Niyut Penrissen.

i. Kawasan Peruntukan Pertahanan

Kawasan peruntukan pertahanan terdiri atas:

1) Markas Kodim 1204/Sanggau terletak di Kecamatan Kapuas;

2) Koramil yang terdapat di kecamatan-kecamatan di wilayah

Kabupaten Sanggau; dan

3) Kompi B Yonif 642 terletak di Kecamatan Kapuas.

47

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

3.3. Penetapan Kawasan Strategis di Kabupaten Sanggau

Kabupaten Sanggau memiliki perencanaan dalam penetapan

kawasan strategis. Kawasan strategis di Kabupaten Sanggau dibagi

menjadi tiga yaitu: (1) Kawasan strategi nasional; (2) Kawasan strategi

provinsi; dan (3) Kawasan strategis kabupaten. Adapun penetapan

kawasan strategis di Kabupaten Sanggau adalah sebagai berikut:

1. Kawasan Strategis Nasional

Kawasan strategis nasional sebagaimana telah ditetapkan di RTRW

Nasional dan merupakan wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara

nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan

negara, ekonomi, sosial budaya dan/atau lingkungan, termasuk

wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Berdasarkan

RTRW Nasional kawasan strategis nasional di Kabupaten Sanggau

dibagi menjadi 2 kawasan, yaitu:

a. Kawasan Strategis Nasional Dari Sudut Kepentingan Ekonomi

Kawasan ini sebagaimana telah diatur di RTRW Kabupaten

Sanggau (2014 – 2034) adalah Kawasan Pengembangan Ekonomi

Terpadu Khatulistiwa;

b. Kawasan Strategis Nasional Dari Sudut Kepentingan Pertahanan

Dan Keamanan;

Kawasan ini sebagaimana telah diatur di RTRW Kabupaten Sanggau

(2014 – 2034) adalah Kawasan Perbatasan Darat Republik Indonesia

dengan Malaysia.

2. Kawasan Strategis Provinsi

Kawasan strategis provinsi sebagaimana telah ditetapkan di RTRW

Provinsi Kalimantan Barat dan merupakan wilayah yang penataan

ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting

secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan

keamanan negara, ekonomi, sosial budaya dan/atau lingkungan,

termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

48

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Berdasarkan RTRW Provinsi Kalimantan Barat kawasan strategis

provinsi di Kabupaten Sanggau dibagi menjadi 2 kawasan, yaitu:

a. Kawasan Strategis Provinsi Dari Sudut Kepentingan Ekonomi

Kawasan ini terdiri atas:

1) Kawasan Industri Tayan dengan sektor unggulan

pertambangan, perkebunan dan industri;

2) Kawasan pertambangan bauksit.

b. Kawasan Strategis Provinsi Dari Sudut Kepentingan Daya Dukung

Lingkungan

Kawasan strategis provinsi dari sudut kepentinga daya dukung

lingkungan terdiri dari kawasan ekosistem Gunung Niyut

Penrissen.

3. Kawasan Strategis Kabupaten

Kawasan strategis kabupaten sebagaimana telah diatur oleh

Pemerintah Daerah dan merupakan wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam

lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau

lingkungan. Berdasarkan peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten

Sanggau kawasan strategis kabupaten di Kabupaten Sanggau dibagi

menjadi 3 kawasan, yaitu:

a. Kawasan Yang Memiliki Nilai Strategis Dari Sudut Kepentingan

Ekonomi, dengan kriteria:

1) Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;

2) Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan

pertumbuhan ekonomi;

3) Memiliki potensi ekspor;

4) Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan

ekonomi;

5) Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi

tinggi;

49

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

6) Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan

dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional;

7) Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber

energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional;

dan/atau

8) Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan

tertinggal.

Kawasan ini terdiri atas:

a) Bandar Entikong Jaya di Entikong;

b) Kawasan perkotaan Sanggau;

c) Kawasan perkotaan Balai Karangan; dan

d) Kawasan Industri Tayan.

b. Kawasan Yang Memiliki Nilai Strategis Dari Sudut Kepentingan

Sosial Budaya, dengan kriteria:

1) Tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau

budaya daerah;

2) Tempat perlindungan peninggalan budaya; dan/atau

3) Merupakan aset budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan.

Penetapan kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan

sosial budaya terdiri atas Kawasan Keraton Surya Negara di Kota

Sanggau.

c. Kawasan Yang Memiliki Nilai Strategis Dari Sudut Kepentingan

Fungsi Dan Daya Dukung Lingkungan, dengan kriteria:

1) Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;

2) Merupakan aset kota berupa kawasan lindung yang ditetapkan

bagi perlindungan ekosistem dan flora serta hutan kota;

3) Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air;

4) Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim

makro;

5) Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan

hidup;

6) Rawan bencana; dan/atau

50

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

7) Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan

mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

Penetapan kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan

fungsi dan daya dukung lingkungan terdiri atas Kawasan Kebun Raya

Danau Lait di Kecamatan Tayan Hilir.

51

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

BAB IV KAWASAN PERDESAAN PERBATASAN

BERBASIS PERTANIAN

4.1. Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten

Sanggau mempunyai wilayah pengembangan sebanyak 5 desa yang

tersebar di 2 kecamatan, yaitu Desa Semongan, Bungkang, Malenggang,

Lubuk Sabuk dan Sungai Tekam. Kelima desa tersebut merupakan

bagian dari Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian

sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Bupati Sanggau No.

387 tahun 2015 tentang Penetapan Lokasi Kawasan Perdesaan

Berbatasan Dengan Negara Tetangga di Kabupaten Sanggau Tahun 2016

- 2021. Potensi unggulan yang akan dikembangkan dalam Kawasan

Pebatasan Berbasis Pertanian adalah pertanian dengan komoditas

tanaman padi.

4.2. Indeks Pembangunan Desa (IPD)

Berdasarkan Data Podes (2014), hasil perhitungan Indeks

Pembangunan Desa di Kecamatan Noyan dan Sekayam yang dilakukan

oleh Bappenas bekerjasama dengan BPS terdapat Desa Tertinggal

sebanyak 11 Desa, Desa Berkembang sebanyak 3 Desa, dan Desa

Mandiri sebanyak 1 Desa (Tabel 4.1 dan 4.2).

Tabel 4.1 Desa-Desa dan Status IPD 2014 di Kecamatan Noyan

Desa Status IPD Keterangan

1. Noyan Berkembang -

2. Empoto Tertinggal -

3. Semongan Tertinggal Bagian Kws. Perdesaan

4. Sungai Dangin Tertinggal -

5. Idas Tertinggal -

Sumber: Indeks Pembangunan Desa 2014 “Tantangan Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa” (Bappenas, 2015).

52

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Gambar 4.1 Peta Status IPD Desa-Desa di Kawasan Perdesaan Perbatasan

Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau.

53

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Tabel 4.2 Desa-Desa dan Status IPD 2014 di Kecamatan Sekayam

Desa Status IPD Keterangan

1. Balai Karangan Mandiri -

2. Pengadang Berkembang -

3. Sotok Tertinggal -

4. Kenaman Berkembang -

5. Raut Muara Tertinggal -

6. Engkahan Tertinggal -

7. Bungkang Tertinggal Bagian Kws. Perdesaan

8. Lubuk Sabuk Tertinggal Bagian Kws. Perdesaan

9. Sungai Tekam Tertinggal Bagian Kws. Perdesaan

10. Malenggang Tertinggal Bagian Kws. Perdesaan Sumber: Indeks Pembangunan Desa 2014 “Tantangan Pemenuhan Standar

Pelayanan Minimum Desa” (Bappenas, 2015).

4.3. Kependudukan

Jumlah penduduk Kecamatan Noyan per tahun 2014 adalah 2.797

KK dengan 10.280 jiwa (Kecamatan Noyan, 2015). Jumlah penduduk di

desa yang menjadi wilayah pengembangan Kawasan Perdesaan

Perbatasan Berbasis Pertanian yang terdapat di Kecamatan Noyan

adalah 507 KK dengan 1.846 jiwa atau 17,95% dari penduduk di

Kecamatan Noyan.

Jumlah penduduk Kecamatan Sekayam per tahun 2014 adalah

10.070 KK dengan 32.565 jiwa (Kecamatan Sekayam, 2015). Jumlah

penduduk di desa yang menjadi wilayah pengembangan Kawasan

Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian yang terdapat di Kecamatan

Sekayam adalah 3.282 KK dengan 11.417 jiwa atau 35,06% dari

penduduk di Kecamatan Sekayam. Jumlah penduduk di Kawasan

Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian disajikan pada Tabel 4.3.

54

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk di Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis

Pertanian 2014

Desa Penduduk (Jiwa)

% Desa Jumlah

KK Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Semongan 1.000 846 1.846 13,92 507

2. Bungkang 1.438 1.361 2.799 21,10 873

3. Lubuk Sabuk 1.556 1.301 2.857 21,54 847

4. Sungai Tekam 1.248 1.095 2.343 17,67 593

5. Malenggang 1.813 1.605 3.418 25,77 969

Jumlah 7.055 6.208 13.263 100,0 6.830

Kec. Noyan 5.446 4.834 10.280 - 2.797

Kec. Sekayam 17.054 15.511 32.565 - 10.070

Sumber: Kecamatan Noyan dan Sekayam Dalam Angka, 2015.

Jumlah penduduk di Desa Semongan adalah yang terendah yaitu

hanya 13,92% dari jumlah penduduk Kawasan Perdesaan Perbatasan

Berbasis Pertanian, sedangkan Desa Malenggang mempunyai jumlah

penduduk terbanyak yaitu 25,77%.

4.4. Pendidikan

Untuk sekolah, jenis sekolah yang tersedia di Kecamatan Noyan

dan Sekayam adalah sampai SMU atau sederajat, di desa-desa Kawasan

Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kecamatan Noyan jenis

sekolah yang tersedia hanya sampai SD atau sederajat dan di desa-desa

Kawasan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kecamatan Sekayam jenis

sekolah yang tersedia hanya sampai SMP atau sederajat. Banyaknya

sekolah dan murid menurut jenis sekolah di Kecamatan Noyan dan

Sekayam dan Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian

disajikan pada Tabel 4.4 dan 4.5.

55

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Tabel 4.4 Banyaknya Sekolah Menurut Jenis Sekolah di Kecamatan

Noyan dan Sekayam dan Kawasan Perdesaan

Jenis Sekolah

Jumlah Sekolah Jumlah Sekolah

Noyan Kawasan

Perdesaan Sekayam

Kawasan

Perdesaan

1. SD/Sederajat 20 4 31 11

2. SMP/Sederajat 3 - 11 2

3. SMU/Sederajat 1 - 4 -

Sumber: Kecamatan Noyan dan Sekayam Dalam Angka, 2015.

Tabel 4.5 Banyaknya Murid Menurut Jenis Sekolah di Kecamatan Noyan

dan Sekayam dan Kawasan Perdesaan

Jenis Sekolah

Jumlah Murid Jumlah Murid

Noyan Kawasan

Perdesaan Sekayam

Kawasan

Perdesaan

1. SD/Sederajat 1.603 - 5.104 1.912

2. SMP/Sederajat 442 - 1.780 301

3. SMU/Sederajat 88 - 1.335 -

Sumber: Kecamatan Noyan dan Sekayam Dalam Angka, 2015.

4.5. Kesehatan

Untuk kesehatan, jenis sarana kesehatan yang tersedia di

Kecamatan Noyan sampai Puskesmas yang tersedia di Desa Noyan.

Untuk desa-desa di Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian

sarana kesehatan yang tersedia adalah puskesmas pembantu (3 buah)

dan posyandu (25 buah). Sedangkan tenaga medis yang berdomisili di

desa-desa wilayah pengembangan Kawasan Perdesaan Perbatasan

Berbasis Pertanian adalah bidan, dukun/sinsang dan dukun bayi.

Ketersedian sarana kesehatan dan tenaga medis di Kawasan Perdesaan

Perbatasan Berbasis Pertanian disajikan pada Tabel 4.6 dan 4.7.

56

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Tabel 4.6 Ketersedian Sarana Kesehatan di Kawasan Perdesaan

Perbatasan Berbasis Pertanian

Desa Puskesmas Puskesmas

Pembantu

Praktek

Dokter

Praktek

Bidan Posyandu

1. Semongan - 1 - - 6

2. Bungkang - - - - 4

3. Lubuk Sabuk - - - - 5

4. Malenggang - 1 - - 6

5. Sungai Tekam - 1 - - 4

Jumlah Kawasan - 3 - - 25

Kec. Noyan 1 4 - - 30

Kec. Sekayam 1 4 3 6 44

Sumber: Kecamatan Noyan dan Sekayam Dalam Angka, 2015.

Tabel 4.7 Ketersedian Tenaga Medis di Kawasan Perdesaan Perbatasan

Berbasis Pertanian

Desa Dokter Mantri Bidan Dukun/Sinsang Dukun Bayi

1. Semongan - - 2 - -

2. Bungkang - - 1 1 5

3. Lubuk Sabuk - - 1 1 5

4. Malenggang - - 2 1 5

5. Sungai Tekam - - 1 1 5

Jumlah Kawasan - - 7 4 20

Kec. Noyan - - 22 - -

Kec. Sekayam 2 2 28 9 35

Sumber: Kecamatan Poncokusumo Dalam Angka, 2015.

4.6. Transportasi dan Komunikasi

Wilayah Kabupaten Sanggau secara umum terhubung oleh

transportasi darat walaupun kondisi jalan untuk masing-masing wilayah

tentunya tergantung dari kelas jalannya. Demikian juga dengan di

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian. Untuk saat ini di

kawasan Perdesaan di Kabupaten Sanggau belum tersedia sarana

transportasi umum, masyarakat untuk bepergian menggunakan

57

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

kendaraan masing-masing maupun sewa atau ojek. Untuk akses menuju

desa rata-rata normal hanya di dua desa yang aksesnya sulit yaitu Desa

Malenggang dan Sungai Tekam di Kecamatan Sekayam.

Untuk sarana komunikasi, sesuai dengan perkembangan teknologi

saat ini, wilayah Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian

telah terjangkau oleh signal telepon selular walaupun signal yang

didapat masih sangat lemah.

4.7. Lembaga Ekonomi

Lembaga ekonomi yang terdapat di wilayah Kawasan Perdesaan

Perbatasan Berbasis Pertanian masih terbatas yaitu hanya koperasi non

KUD dan tidak terdapat di semua desa. Berdasarkan data Kecamatan

Noyan dan Sekayam Dalam Angka tahun 2015, lembaga ekonomi yang

ada di Kecamatan Noyan meliputi Koperasi Unit Desa (KUD) (hanya 2

buah) dan Koperasi non KUD (9 buah). Sedangkan di Kecamatan

Sekayam meliputi Koperasi non KUD (11 buah) dan Bank Umum (5

buah). Lembaga ekonomi di Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis

Pertanian disajikan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Lembaga Ekonomi di Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis

Pertanian

Desa KUD Koperasi

Non KUD

Bank

Umum

Bank

Perkreditan

Rakyat

1. Semongan - 2 - -

2. Bungkang - - - -

3. Lubuk Sabuk - 1 - -

4. Malenggang - - - -

5. Sungai Tekam - 1 - -

Jumlah Kawasan - 4 - -

Kec. Noyan 2 9 - -

Kec. Sekayam - 11 5 -

Sumber: Kecamatan Noyan dan Sekayam Dalam Angka, 2015.

58

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

4.8. Pertanian

Kondisi topografi Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis

Pertanian relatif datar dan berbukit-bukit, sebagian besar terletak pada

ketinggian kurang lebih 200 m di atas permukaan laut dengan

kemiringan lereng yaitu antara 15 – 25%. Penggunaan lahan di Desa

Semongan paling besar adalah untuk tanah tegalan (35%), di Desa

Bungkang adalah untuk hutan negara (35%), di Desa Malenggang adalah

untuk hutan negara (35%), di Desa Lubuk Sabuk adalah untuk hutan

negara (30%), dan di Desa Sungai Tekam adalah hutan negara (40%).

Untuk Luas lahan dan penggunaannya di Kawasan Perdesaan

Perbatasan Berbasis Pertanian disajikan pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Luas Lahan dan Penggunaannya di Kawasan Perdesaan

Perbatasan Berbasis Pertanian

Desa Luas

Penggunaan

Sawah Tegalan Pekarangan Kolam/

Tambak Lain- Lain

Ha Ha Ha Ha Ha Ha 1. Semongan 111,80 22,36 39,13 16,77 5,59 27,95

2. Bungkang 87,90 21,97 13,19 13,19 4,39 35,16

3. Malenggang 116,56 32,64 11,66 17,48 8,16 46,62

4. Lubuk Sabuk 103,29 25,82 15,49 15,49 10,33 36,16

5. Sei Tekam 96,70 19,34 17,41 9,67 4,83 45,45

Jumlah Kawasan 516,25 122,13 96,88 72,60 33,30 191,34

Kec. Noyan 48.790 1.275 7.200 15.000 759

Kec. Sekayam 84.101 2.830 4.590 4.975 475

Sumber: Kecamatan Noyan dan Sekayam Dalam Angka, 2015.

Komoditas yang dikembangkan di dalam Kawasan Perdesaan

Perbatasan Berbasis Pertanian ini adalah tanaman pangan seperti padi

dan jagung. Hal tersebut juga didukung oleh kondisi lingkungan yang

memungkinkan lahan di Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis

Pertanian ditanami oleh tanaman pangan.

59

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Gambar 4.2 Penghasilan Utama Sebagian Besar Penduduk Desa pada Sektor

Pertanian di Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau.

60

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

4.9. Peternakan

Populasi ternak di Kecamatan Noyan didominasi oleh ternak babi,

hal yang sama juga terjadi di Kecamatan Sekayam populasi ternak di

Kecamatan Sekayam didominasi oleh ternak babi. Sedangkan untuk

unggas, di Kecamatan Noyan didominasi oleh ayam buras (68,52%) dan

di Kecamatan Sekayam juga didominasi oleh ayam buras (62,91%).

Secara rinci populasi ternak di Kecamatan Noyan dan Sekayam disajikan

pada Tabel 4.10 dan 4.11.

Tabel 4.10 Populasi Ternak di Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis

Pertanian tahun 2014

Kecamatan Populasi (Ekor)

Sapi Kambing Babi

1. Noyan 43 75 1.843

2. Sekayam 863 404 1.625

Jumlah 906 479 3.468

Sumber: Kabupaten Sanggau, 2015.

Tabel 4.11 Populasi Ternak Unggas di Kawasan Perdesaan Perbatasan

Berbasis Pertanian tahun 2014

Kecamatan Populasi (Ekor)

Ayam Ras Ayam Buras Itik

1. Noyan - 3.410 1.567

2. Sekayam 5.000 12.165 2.173

Jumlah 5.000 15.575 3.740

Sumber: Kabupaten Sanggau, 2015.

4.10. Arahan Pengembangan

Arahan pengembangan khusus Kawasan Perdesaan Perbatasan

Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau telah tersusun di Rencana

Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP). Arahan pengembangan

tersebut meliputi:

61

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), menyediakan

sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan dan sosial, dengan cara:

a. Pembangunan dan rehabilitasi prasarana kesehatan;

b. Peningkatan SDM khususnya bidang kesehatan;

c. Standar pelayanan kesehatan yang layak;

d. Pembangunan sarana olahraga dan pendidikan;

e. Pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah dan rumah guru;

f. Peningkatan SDM khususnya tenaga pengajar yang berasal dari

wilayah setempat;

g. Pemberantasan buta huruf.

2. Meningkatkan taraf perekonomian melalui sektor pertanian,

perkebunan, kehutanan, pertambangan, pariwisata, perdagangan

dan industri, dengan cara:

a. Mengembangkan kemampuan petani dalam mengelola pertanian;

b. Regulasi perijinan pengelolaan usaha;

c. Perlindungan terhadap pelayanan hasil bumi petani dengan harga

dan tempat yang layak;

d. Memberikan kredit lunak.

3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang berorientasi pada

pelayanan publik, dengan cara:

a. Peningkatan pelayanan masyarakat desa dalam pembuatan surat-

surat (dokumen);

b. Peningkatan SDM aparat pemerintah desa;

c. Penjaringan SDM yang berpotensi dalam upaya persiapan

regenerasi.

4. Meningkatkan infrastruktur daerah yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat, dengan cara:

a. Pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan dan

jembatan;

b. Menggali Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di lingkup kawasan

perdesaan perbatasan berbasis pertanian di Kabupaten Sanggau.

62

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

63

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

BAB V PENUTUP

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis di Kabupaten Sanggau,

Provinsi Kalimantan Barat dengan wilayah pengembangan sebanyak 5 desa,

yaitu Desa Semongan di Kecamatan Noyan serta Desa Bungkang, Malenggang,

Lubuk Sabuk, dan Sungai Tekam di Kecamatan Sekayam. Potensi unggulan

yang akan dikembangkan di Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis

Pertanian adalah tanaman pangan seperti padi sawah, padi ladang, dan

jagung.

Dalam pengembangan potensi unggulan pertanian tanaman pangan,

hasil perhitungan LQ menunjukkan bahwa padi ladang selain berkontribusi

relatif besar terhadap pengusahaan tanaman pangan di 2 kecamatan yaitu di

Kecamtan Noyan (53,61% luas panen) dan di Kecamatan Sekayam (49,16%

luas panen) juga mempunyai nilai LQ > 1. Padi ladang merupakan komoditi

basis di Kecamatan Noyan dan Sekayam. Namun demikian di 2 kecamatan

tersebut, luas panen padi sawah terdapat kenaikan yang besar, yaitu di

Kecamatan Noyan dari 146 ha menjadi 781 ha (435%) dan di Kecamatan

Sekayam dari 467 ha menjadi 2.264 ha (385%). Data podes 2014 terkait

dengan Penghasilan Utama Sebagian Besar Penduduk Desa pada Sektor

Pertanian di Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian adalah juga

padi.

Kegiatan utama pada wilayah ini diarahkan untuk pengembangan

kegiatan pertanian dan pengembangan kualitas kawasan. Beberapa arahan

pengembangan tersebut diantaranya adalah meningkatkan kualitas Sumber

Daya Manusia (SDM), mengembangkan kemampuan petani, melindungi hasil

bumi petani dengan harga dan lokasi yang layak, dan peningkatan

infrastruktur daerah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat seperti

pembangunan jalan dan jembatan.

64

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

65

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Lampiran

66

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Lampiran 1 Nilai Analisis Shift-Share Pengembangan Komoditas Tanaman Pangan

di Kecamatan Noyan, Kabupaten Sanggau

Sumber: Kabupaten Sangau Dalam Angka, 2014 dan 2015 (diolah).

Lampiran 2 Nilai Analisis Shift-Share Pengembangan Komoditas Tanaman Pangan

di Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau

Sumber: Kabupaten Sangau Dalam Angka, 2014 dan 2015 (diolah).

67

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Lampiran 3 Nilai Analisis Shift-Share Pengembangan Komoditas Tanaman

Perkebunan di Kecamatan Noyan, Kabupaten Sanggau

Sumber: Kabupaten Sangau Dalam Angka, 2014 dan 2015 (diolah).

Lampiran 4 Nilai Analisis Shift-Share Pengembangan Komoditas Tanaman

Perkebunan di Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau

Sumber: Kabupaten Sangau Dalam Angka, 2014 dan 2015 (diolah).

68

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Lampiran 5 Luas Panen Tanaman Pangan (Ha) Menurut Kecamatan di

Kabupaten Sanggau tahun 2014

Kecamatan Padi Sawah Padi Ladang

Toba 1.271 214

Meliau 1.257 1.080

Kapuas 1.074 713

Mukok 1.616 1.057

Jangkang 2.235 1.339

Bonti 1.408 1.727

Parindu 993 627

Tayan Hilir 1.562 302

Balai 3.036 520

Tayan Hulu 1.517 1.150

Kembayan 1.865 1.600

Beduwai 1.445 1.159

Noyan 781 1.025

Sekayam 2.264 2.500

Entikong 598 2.650 Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka, 2015.

69

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Lampiran 6 Populasi Buah-Buahan (Pohon) Menurut Kecamatan di

Kabupaten Sanggau tahun 2014

Kecamatan Durian Pisang Rambutan

Toba 1.000 700 50

Meliau 0 999 1.016

Kapuas 0 4.327 0

Mukok 0 1.600 2.500

Jangkang 200 1.600 1.100

Bonti 50 350 800

Parindu 2.000 3.000 2.400

Tayan Hilir 0 0 0

Balai 0 0 0

Tayan Hulu 925 5.745 1.860

Kembayan 550 5.000 1.900

Beduwai 600 1.250 320

Noyan 1.240 300 500

Sekayam 734 5.000 5.000

Entikong 1.709 5.750 1.500 Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka, 2015.

70

Kawasan Perdesaan Perbatasan Berbasis Pertanian di Kabupaten Sanggau

Lampiran 7 Luas Lahan Tanaman Perkebunan (Ha) Menurut Kecamatan di

Kabupaten Sanggau tahun 2014

Kecamatan Karet Kelapa Sawit

Toba 6.984 13.548

Meliau 5.453 39.223

Kapuas 7.379 26.757

Mukok 4.225 22.986

Jangkang 12.544 730

Bonti 5.154 7.118

Parindu 4.070 33.481

Tayan Hilir 9.530 13.862

Balai 19.400 2.910

Tayan Hulu 9.659 26.386

Kembayan 6.474 22.168

Beduwai 4.316 523

Noyan 4.219 5.583

Sekayam 4.183 19.487

Entikong 2.014 1.275 Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka, 2015.