statistika matematika 2013

233
STATISTIKA MATEMATIKA Di Susun: Dr. Ahmad Yani T.,M.Pd. NIP. 196604011991021001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2013

Upload: joner-putra

Post on 18-Nov-2015

566 views

Category:

Documents


130 download

DESCRIPTION

statistik

TRANSCRIPT

  • STATISTIKA MATEMATIKA

    Di Susun:

    Dr. Ahmad Yani T.,M.Pd.

    NIP. 196604011991021001

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS TANJUNGPURA

    PONTIANAK

    2013

  • i

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr.Wb.

    Alhamdulillah, Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt karena atas

    rahmat dan hidayahnya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan buku ini,

    sebagai prasyarat untuk menyelesaikan tugas kuliah Statistika Matematika

    Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk

    kedepannya.

    Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dr. Ahmad Yani . T .selaku

    dosen mata kuliah Statistika Matematika yang telah banyak membimbing dalam

    perkuliahan.

    Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini

    terdapat kekurangan oleh sebab kami sangat membutuhkan kritik dan saran demi

    kesempurnaan makalah ini.Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas kesediaannya

    membaca makalah ini.

    Wassalamualaikum Wr.Wb.

    Pontianak, Juni 2013

    Hormat kami,

  • ii

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ......................................................................................................... ii

    Daftar Isi .................................................................................................................. ii

    Bab 1 Koefisien Korelasi ......................................................................................... 1

    Bab 2 Hubungan Harapan Dan Variansi Dari Peubah Acak Khusus (Bahasan 1) 18

    Bab 3 Hubungan Harapan Dan Variansi Dari Peubah Acak Khusus (Bahasan 2) 36

    Bab 4 Kebebasan Stokastik ................................................................................... 54

    Bab 5 Sifat-Sifat Kebebasan Stokastik Dua Peubah Acak .................................... 73

    Bab 6 Peubah Acak Diskrit ................................................................................... 82

    Bab 7 Distribusi Hipergeometrik & Distribusi Poisson ........................................ 97

    Bab 8 Beberapa Model Distribusi Kontinu ......................................................... 116

    Bab 9 Distribusi Normal ...................................................................................... 132

    Bab 10 Distribusi Gamma, Eksponensial, Dan Chi-Square ................................ 146

    Bab 11 Transformasi Peubah ............................................................................... 162

    Bab 12 Uji , Distribusi , Distribusi Dan Distribusi S2 ................................ 196

    Lampiran .............................................................................................................. 225

  • 1

    BAB I

    KOEFISIEN KORELASI

    Tujuan pembelajaran secara umumnya mempelajari materi ini adalah

    diharapkan mampu memahami konsep korelasi dengan baik. Adapun tujuan

    instruksional khususnya adalah sebagai berikut:

    1. Diharapkan dapat menjelaskan makna korelasi. 2. Diharapkan dapat menjelaskan dan menghitung koefisien korelasi

    3. Diharapkan dapat menjelaskan dan menggunakan hubungan dengan mean

    bersyarat E ( Y | x ) yang berupa fungsi linear dari x.

    4. Diharapkan dapat menjelaskan dan menggunakan hubungan dengan mean

    bersyarat E ( X | y ) yang berupa fungsi linear dari y.

    5. Diharapkan dapat menjelaskan dan menggunakan dengan variansi bersyarat

    dari Y diketahui X = x. Khususnya bila variansi tersebut berupa fungsi dari x

    yang berharga konstan.

    6. Diharapkan dapat menjelaskan dan menggunakan dengan variansi bersyarat

    dari X diketahui Y = y. Khususnya bila variansi tersebut berupa fungsi dari y

    yang berharga konstan.

    A. MATERI Apakah usia pada seseorang ada kaitan dengan berat dan tinggi. Jika ada

    kaitannya maka dapat dinyatakan jika usia bertambah pada seseorang maka berat

    badan seseorang bertambah. Pernyataan ini hanya berlaku pada seseorang yang

    berusia sampai 18 tahun, namun tidak berlaku lagi pada seseorang usia di atas 40

    tahun.

    Hubungan dan kaitan antara peubah pertama dengan peubah kedua disebut

    korelasi. Korelasi pada contoh-contoh di atas dapat berupa garis lurus atau

    disekitar garis lurus. Korelasi antara peubah yang ditunjukkan oleh contoh-contoh

    di atas adalah positif atau negatif atau nol. Korelasi positif menunjukan bahwa ada

    hubungan atau kaitan antara kedua peubah tersebut. Korelasi negatif menunjukkan

    bahwa kedua peubah tersebut tidak mempunyai hubungan atau kaitannya. Contoh

    hubungan antara jauh perjalanan kendaran bermotor dengan bahan bakar yang ada

    di dalam tangkinya. Korelasi nol atau hampir mendekati nol menunjukkan

    hubungan antara kedua peubah tidak ada atau tidak menentu (Ruseffendi,

    1993:204). Berdasarkan uraian di atas, korelasi itu dapat positif, nol dan negatif.

    Jika dinyatakan dalam bilangan bahwa korelasi itu paling kecil -1 dan paling besar

    +1. Atau jika r adalah korelasi maka -1 1.

    Koefisien korelasi diperlukan untuk mendeteksi apakah suatu kasus

    distribusi bersama merupakan kebebasan stokastik atau tidak. Koefisien korelasi

  • 2

    juga dapat diartikan sebagai nilai yang menunjukkan kekuatan dan arah hubungan

    linier antara dua buah peubah acak.

    Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua

    variabel atau lebih dengan skala-skala tertentu, misalnya Pearson data harus

    berskala interval atau rasio; Spearman dan Kendal menggunakan skala

    ordinal; Chi Square menggunakan data nominal.

    1 2E X- Y- dinamakan kovariansi X dan Y, dan ditulis Kov(X,Y). Untuk

    menghitung kovariansi, akan lebih mudah menggunakan teorema berikut:

    Dari teorema di atas, sebelum menentukan kov(X,Y), kita harus menentukan

    nilai Ekspektasi X, Ekspektasi Y, dan Ekspektasi XY. Yang perlu diperhatikan

    dalam mencari nilai-nilai ekspektasi tersebut adalah bagaimana bentuk soal yang

    diberikan. Apakah bentuk kontinu atau diskrit.

    Setelah mendapatkan nilai kov(X,Y) kita dapat menentukan koefisen

    korelasi dengan cara membagi kov(X,Y) dengan simpangan baku dari X dan

    simpangan baku dari Y.

    Untuk lebih jelas perhatikan definisi koefisien korelasi:

    = (, )

    Dengan 2 dan

    2masing-masing adalah variansi X dan variansi Y, dinamakan

    koefisien korelasi antara X dan Y ( 0, 0).

    Rumus mencari koefisien korelasi juga dapat dinyatakan dalam bentuk

    =

    {2 ()2}{2 ()2}

    Koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan linear dan arah

    hubungan dua variabel acak. Jika koefisien korelasi positif, maka kedua variabel

    mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai

    Kov(X,Y) = E(XY) - E(X)E(Y)

  • 3

    variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka

    kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi,

    maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya).

    Koefisien korelasi terletak antara -1 dan 1. Berikut ini adalah arti dari

    koefisien korelasi:

    1). Jika 0,9

  • 4

    X

    Y

    0 1

    0 0

    1 0

    1

    a. Jumlah ke bawah membentuk f.k.p marginal X, yaitu:

    f (x) = {1

    2, = 0,1

    0,

    Jadi, mean dan variansi X adalah

    E(X) = . 1()1=0 = 0. (1

    2) + 1. (

    1

    2) =

    1

    2

    12 = E(X2) (E(X))2 = 0. (1

    2) + 1. (

    1

    2) =

    1

    2

    1 = 1

    2

    b. Jumlah ke samping membentuk f.k.p marginal Y, yaitu:

    f (x) = {1

    2, = 0,1

    0,

    Jadi, mean dan variansi Y adalah

    E(Y) = . 2()1=0 = 0. (1

    2) + 1. (

    1

    2) =

    1

    2

    22 = E(Y2) (E(Y))2 = 0. (1

    2) + 1. (

    1

    2) =

    1

    2

  • 5

    2 = 1

    2

    c. Kov(X,Y)

    E(XY) = . (, )1=01=0

    = 0.0.f(0,0) + 0.1.f(0,1) + 1.0.f(1,0) + 1.1.f(1,1)

    = 0 + 1

    2

    Jadi Kov(X,Y) = E(XY) E(X).E(Y) = 1

    2

    1

    2 .1

    2 =

    1

    2

    1

    4= 1

    4

    Akibatnya, koefisien korelasi antara X dan Y adalah:

    = (, )

    xy=

    1

    4

    1

    2.

    1

    2

    =

    1

    41

    2

    = 1

    2= 0,5

    Pada contoh di atas diperoleh = 0,5. Ini menandakan hubungan yang moderat

    antara X dan Y.

    CONTOH 2 :

    Jika X dan Y peubah acak dengan variansi x2 = 5,y2 = 2 dan kovariansi xy = 4

    Tentukan variansi peubah acak Z = 4X 2Y + 11 !

    Penyelesaian:

    z2 = 4x-2y+11 2

    = 4x-2y 2

    = 16 x2 - 16 xy + 4 y2

    = 16(5) 16(4) + 4(2)

  • 6

    = 24

    Jadi, variansi peubah acak Z = 4x 2y + 11 yaitu 24

    CONTOH 3 :

    Berikut ini adalah data tinggi badan dan berat badan mahasiswa P. MTK 2010

    Data A B C D E F G H I J

    Tinggi Badan

    (X)

    170 168 173 172 165 168 165 168 172 148

    Berat Badan (Y) 50 63 80 75 45 68 62 80 85 40

    Tentukanlah koefisien korelasi tinggi badan dan berat badan mahasiswa P. MTK

    2010, serta berikan kesimpulan!

    Penyelesaian :

    X 170 168 173 172 165 168 165 168 172 148 =

    1.669

    Y 50 63 80 75 45 68 62 80 85 40 =

    648

    2 2890

    0

    2822

    4

    2992

    9

    2958

    4

    2722

    5

    2822

    4

    2722

    5

    2822

    4

    2958

    4

    2190

    4

    2=

    279.0

    23

    2 2500 3969 6400 5625 2025 4624 3844 6400 7225 1600 2=

    44.21

    2

  • 7

    X

    Y

    8500 1058

    4

    1384

    0

    1290

    0

    7425 1142

    4

    1023

    0

    3440 1462

    0

    5920 =

    108.8

    83

    Dari tabel di atas, diperoleh : = 1.669, = 648, 2= 279.023, 2=

    44.212, dan = 108.883.

    Maka, koefisien korelasinya adalah :

    =

    {2 ()2}{2 ()2}

    =10(108.883) (1.669)(648)

    {10(279.023) (1669)2}{10(44.212) (648)2}

    =1.088.830 1.081.512

    {2.790.230 2.785.561}{442.120 419.904}

    =7.318

    (4669)(22.216)

    =7.318

    10.184,621

    = 0,72

    Karena, nilai = 0,72 terletak di antara 0,7 dan 0,9, maka terdapat hubungan yang

    kuat dan berbanding lurus antara tinggi badan dan berat badan mahasiswa P.MTK

    2010.

    2= (0,72)2 = 0,5184 = 51,84%, artinya variasi tinggi badan yang dapat

    dijelaskan oleh variasi berat badan mahasiswa oleh persamaan regresi = -197,23

    + 1,57X adalah sebesar 51,84%. Sisanya sebesar 48,16% dijelaskan oleh faktor

    lain di luar variabel pada persamaan regresi tersebut.

  • 8

    Sifat-Sifat Koefisien Korelasi

    Teorema 1.6.1:

    Jika E ( Y | x ) berupa fungsi linier dari x maka

    E ( Y | x ) )( 11

    22

    x

    Bukti:

    Misalkan E ( Y | x ) merupakan fungsi linier dari x.

    Maka E ( Y | x ) = a + bx. Akan dicari nilai a dan b.

    Karena

    E ( Y | x )

    y f ( Y | x ) dy

    yxf )(

    1 f ( x , y ) dy

    Atau

    yxf )(

    1 f ( x , y ) dy = a + bx

    y f ( x , y ) dy = (a + bx) f(x) .. (1)

    Kedua ruas pers (1) kita integrasikan terhadap x dari - sampai , maka:

    y f ( x , y ) dy dx =

    (a + bx) f (x) dx

    E ( Y ) = a + b E ( X )

  • 9

    Atau

    12 ba (2)

    Selanjutnya jika kedua ruas pers (1) dikalikan dengan x kemudian kita

    integrasikan terhadap x dari - sampai maka:

    xy f ( x , y ) dy dx =

    x (a + bx) f (x) dx

    Atau

    E ( XY ) = a E ( X ) + b E ( 2 ) atau

    )(2

    1

    2

    112121 ba (3)

    Ingat:

    )()(

    ),(

    YX

    YXkov

    atau Kov ( X, Y ) = )()( YX

    Kov ( X, Y ) = E ( XY ) - E ( X ) E ( Y )

    Jadi E ( XY ) = 2121

    Dari pers (2) dan (3) diperoleh

    a 11

    22

    dan b

    1

    2

    E ( Y | x ) = a + bx

    11

    22

    +

    1

    2

    x

    )( 11

    22

    x

  • 10

    Jika E ( Y | x ) berupa fungsi linier dari x maka

    E ( Y | x ) = )( 11

    22

    x Terbukti.

    Teorema 1.6.2:

    Jika E ( X | y ) berupa fungsi linier dari y maka

    E ( X | y ) 11 2

    2

    ( )x

    Bukti:

    Misalkan E ( X | y ) merupakan fungsi linier dari y.

    Maka E ( X | y ) = a + by. Akan dicari nilai a dan b.

    Karena

    E ( X | y ) x

    f ( X | y ) dx 1

    ( )x

    f y

    f ( x , y ) dx

    Atau

    1

    ( )x

    f y

    f ( x , y ) dx = a + by

    x

    f ( x , y ) dx = (a + by) f(y) .. (1)

    Kedua ruas pers (1) kita integrasikan terhadap y dari - sampai , maka:

    x

    f ( x , y ) dx dy =

    (a + by) f (y) dy

  • 11

    E ( X ) = a + b E ( Y )

    Atau

    1 2a b (2)

    Selanjutnya jika kedua ruas pers (1) dikalikan dengan y kemudian kita

    integrasikan terhadap y dari - sampai maka:

    yx f ( x , y ) dx dy =

    y (a + by) f (y) dy

    Atau

    E ( XY ) = a E ( Y ) + b E ( 2Y ) atau

    2 2

    2 1 2 1 2 2 2( )a b (3)

    Ingat:

    )()(

    ),(

    YX

    YXkov

    atau Kov ( X, Y ) = )()( YX

    Kov ( X, Y ) = E ( XY ) - E ( X ) E ( Y )

    Jadi E ( XY ) = 2 1 2 1

    Dari pers (2) dan (3) diperoleh

    a 11 2

    2

    dan b 1

    2

    E ( X | y ) = a + by

    11 2

    2

    + 1

    2

    y

  • 12

    11 2

    2

    ( )y

    Jika E ( X | y ) berupa fungsi linier dari y maka

    E ( X | y ) = 11 2

    2

    ( )y

    Terbukti.

    Teorema 1.6.3

    Misalkan E(|x) berupa fungsi linear dari x. Jika k(x) = E [{ (|)}2|]

    maka E[()]=2 2(1 2)

    Bukti :

    Ingat : E (|) = 2 + 2

    1( 1)

    K(x) = E [{ (|)}2|]

    = { 2 2

    1( 1)}

    2~

    ~(|)

    =1

    () {( 2)

    2

    1( 1)}

    2~

    ~(|)

    Jika kedua ruas kita kalikan dengan f(x) kemudian kita integrasikan terhadap x

    dari ~ sampai , maka

    ()() = ~

    ~

    ~

    ~

    { 2 21( 1)}

    2~

    ~

    (|)

    = ~

    ~

    {( 2)2 2

    21( 1)( 2)

    ~

    ~

    + 221( 1)

    2} (, )

  • 13

    = E[( 2)2 2

    2

    1( 1)( 2) +

    2 2

    1[( 1)

    2] ]

    =22 2

    2

    1(12) +

    2 22

    12 1

    2

    Ingat =(1)(2)

    12

    =22 21

    222 + 2 2

    2

    =22 2 2

    2

    =2 (1 2 )

    Karena ()() = ~

    ~[()] berarti [()]=2 (1 2 ) (terbukti)

    CONTOH 4 :

    Misalkan E(|x) = 4x+3 dan E (|y) =1

    16 3

    Hitunglah 1 , 2 , !

    Penyelesaian :

    Diketahui : E (|) = 2 + 2

    1( 1)

    E (|) = 1 + 1

    2( 2)

    sehingga E (|1) = 2

    E (|1) = 1

    sehingga E(|1) = 4x+3 dan E (|2) =1

    16 3

    (1)= 4x+3 dan E (2) =1

    16 3

  • 14

    Kemudian diperoleh 1 =15

    4 2 = 12

    Untuk menghitung perhatikan persamaan 1 dan 2 dengan mengalikan koefisien

    dari x dan koefisien dari y.

    = 2

    1 1

    2 = 2

    Akibatnya 2 = 4.1

    16= 1

    4 =

    1

    2

  • 15

    LATIHAN SOAL

    Misalnya X dan Y dua peubah acak diskrit yang memiliki f. k. p bersama sebagai

    berikut:

    f(x) ={1

    4, = (0,0), (1,1), (2,2), (3,3)

    0,

    1. Berapakah mean dari x?

    a. 1

    2

    b. 1

    c. 3

    2

    d. 2

    2. Berapakah mean dari y?

    a. 1

    2

    b. 1

    c. 3

    2

    d. 2

    3. Berapakah variansi dari x?

    a. 1

    4

    b. 3

    4

    c. 5

    4

    d. 7

    4

    4. Berapakah variansi dari y?

    a. 1

    4

    b. 3

    4

    c. 5

    4

    d. 7

    4

    5. Berapakah ekspetasi xy?

    a. 1

    2

    b. 3

    2

  • 16

    c. 5

    2

    d. 7

    2

    6. Berapakah kovariansi x dan y?

    a. 1

    2

    b. 1

    3

    c. 5

    4

    d. 1

    7. Berapakah koefisien korelasi antara x dan y?

    a. 1

    b. 1

    3

    c. 1

    2

    d. 1

    4

    8. Jika X dan Y peubah acak dengan variansi x2 = 3,y2 = 3 dan kovariansi xy =

    3.Tentukan variansi peubah acak Z = 2X 3Y + 7!

    a. 1

    b. 2

    c. 3

    d. 4

    PEMBAHASAN

    Tabel distribusi peluang bersama dari X dan Y

    X

    Y

    0 1 2 3

    0 1

    4 0 0 0

    1

    4

  • 16

    1 0 1

    4 0 0

    1

    4

    2 0 0 1

    4 0

    1

    4

    3 0 0 0 1

    4

    1

    4

    1

    4

    1

    4

    1

    4

    1

    4 1

    1. Mean dari x

    E(X) = . 1()3=0 = 0. (1

    4) + 1. (

    1

    4) + 2. (

    1

    4) + 3. (

    1

    4) =

    3

    2

    2. Mean dari y

    E(X) = . 2()3=0 = 0. (1

    4) + 1. (

    1

    4) + 2. (

    1

    4) + 3. (

    1

    4) =

    3

    2

    3. Variansi dari x

    x2 = E(X2) (E(X))2 = [0. (1

    4) + 1. (

    1

    4) + 4. (

    1

    4) + 9. (

    1

    4)] (

    3

    2)2

    = 5

    4

    4. Variansi dari y

    y2 = E(Y2) (E(Y))2 = [0. (1

    4) + 1. (

    1

    4) + 4. (

    1

    4) + 9. (

    1

    4)] (

    3

    2)2

    = 5

    4

    5. Ekspetasi xy

    E(XY) = . (, )3=03=0

    = 0.0.f(0,0) + 0.1.f(0,1) + 0.2.f(0,2) + 0.3.f(0,3) + 1.0.f(1,0) +

    1.1.f(1,1) + 1.2.f(1,2) + 1.3.f(1,3) + 2.0.f(2,0) + 2.1.f(2,1) +

    2.2.f(2,2) + 2.3.f(2,3) + 3.0.f(3,0) + 3.1.f(3,1) + 3.2.f(3,2) +

    3.3.f(3,3)

    = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1.1

    4 + 0 + 0 + 0 + 0 + 4.

    1

    4 + 0 + 0 + 0 + 0 + 9.

    1

    4

    = 1

    4 +

    4

    4 +

    9

    4

    = 7

    2

  • 17

    6. Kov(X,Y) = E(XY) E(X).E(Y) = 7

    2

    3

    2 .3

    2 =

    14

    4

    9

    4= 5

    4

    7. Koefisien korelasi antara X dan Y

    = (, )

    xy=

    5

    4

    5

    4.

    5

    4

    =

    5

    45

    4

    = 1

    8. z2 = 2x-3y+7 2

    = 2x-3y 2

    = 4x2 - 12 xy + 9y2

    = 4(3) 12(3) + 9(3)

    = 3

    Jadi, variansi peubah acak Z = 4x 2y + 11 yaitu 3

  • 18

    BAB 2

    HUBUNGAN HARAPAN DAN VARIANSI DARI PEUBAH ACAK KHUSUS

    (bahasan 1)

    1. Tujuan

    Adapun tujuan dari mempelajari materi hubungan harapan dan variansi

    dari peubah acak adalah :

    a. Mengetahui bagaimana hubungan harapan dan variansi dari peubah

    acak.

    b. Memenuhi tugas mata kuliah statistik matematika

    2. Materi

    Untuk menentukan nilai variansi dari peubah acak khusus terlebih dahulu

    kita harus dapat mecari nilai harapannya (ekspektasi). Hubungan harapan

    dan variansi dari peubah acak khusus ditunjukkan oleh rumus sebagai

    berikut :

    () = (2) (())2

    2 = (2) 2

    () = . ()

    Disini terdapat beberapa teorema yang akan menunjukkan hubungan

    harapan dan variansi, beberapa teorema tersebut diataranya :

  • 19

    Teorema 1.7.1 :

    Jika berdistribusi Bernoulli () = {(1 )1, = 0, 10, untuk yang lain

    Maka () = dan () =

    Bukti :

    E(X) = . ()

    E (X) =

    1

    0

    1)1(x

    xx pxp

    = 11010 )1(1)1(0 pppp

    = pp .1)1(0

    = p

    Jadi E (X) = p.

    E (X2) =

    1

    0

    12 )1(x

    xx ppx

    = 1120102 )1(1)1(0 pppp

    = pp .1)1(0

    = p

    Jadi E (X2) = p.

    Var (X) = E (X2) - 2XE

    = p p2

  • 20

    = p (1 p)

    = pq Ingat : q = 1 p.

    Jadi, jika X berdistribusi Bernoulli p(x) =

    lain yanguntuk x ,0

    .1,0,)1( 1 xpp xx

    maka E (X) = p dan Var (X) = pq.

    Teorema 1.7.2 :

    Jika berdistribusi binomial () = {()(1 ), = 1, 2, 3, ,

    0, untuk yang lain

    maka () = dan () =

    Bukti :

    E (X) = . ()

    E (X) =

    n

    x

    xnx ppx

    nx

    0

    )1(

    =

    n

    x

    xnx qpx

    nn

    1 1

    1 (1 ) = q

    =

    n

    x

    xnxqpx

    nn

    1

    11

    1

    1

    =

    n

    x

    xnx qpx

    nnp

    0

    111

    1

    1

  • 21

    =

    1

    01

    111

    1

    1n

    x

    xnx qpx

    nnp

    =

    1

    0

    11n

    k

    knk qpk

    nnp

    = 1 nqpnp

    = np

    Jadi E (X) = np.

    E (X2) =

    n

    x

    xnx ppx

    nx

    0

    2 )1(

    = xnxn

    x

    ppx

    nxxx

    )1(1

    0

    = xnxn

    x

    xnxn

    x

    ppx

    nxpp

    x

    nxx

    1)1(1

    00

    =

    n

    x

    xnx XEppx

    nnn

    2

    )()1(2

    2)1(

    =

    n

    x

    xnx XEqpx

    npnn

    2

    2222 )(2

    2)1(

    =

    2

    02

    2222 )(2

    2)1(

    n

    x

    xnx XEqpx

    npnn

    =

    2

    0

    22 )(2

    2)1(

    n

    k

    knk XEqpx

    npnn , k = x-2

    = npqppnn n 22 )()1(

  • 22

    = npnppn 222

    = pnppn 122

    = npqpn 22

    Jadi E (X2) = npqpn 22

    Var (X) = E (X2) - 2XE

    = npqpn 22 - (np)2

    = npq.

    Jadi, jika X berdistribusi Bernoulli p(x) =

    lain yanguntuk x ,0

    .,...,2,1,0,)1( nxppx

    nxnx

    maka E (X) = np dan Var (X) = npq. Terbukti.

    Teorema 1.7.3 :

    Jika berdistribusi poisson () = {

    !, = 0, 1, 2,

    0, untuk yang lain

    maka () = dan () =

    Bukti :

    )()( txx eEtM

  • 23

    Jika x~p(x) maka f.p.m adalah

    Jika t = 0 maka

    Jika t = 0 maka

    Jadi, jika x berdistribusi poisson

    )1(

    .

    .

    ~

    0)

    !)(

    (.

    !.

    ~

    0

    tee

    etee

    teee

    x x

    xtee

    xex

    x

    txe

    )1()()('

    :

    )1()(

    teetetM

    akibatnya

    teet

    xM

    )0('

    1)1.()0('

    )10()0()0('

    M

    M

    eeeM

    )1(2)()1()()(" teete

    teetetM

    222)0("2

    )2(2)0("

    M

    xEM

    Terbukti .dan maka

    ,...2,1,0,!

    .

    lain yanguntuk x ,0)(

    x

    xe

    x

    xf

  • 24

    Teorema 1.7.4 :

    Jika X berdistribusi seragam f (x) =

    lain yanguntuk x ,0

    c b c, x b,1

    bc

    maka E (X) = 2

    cb dan Var (X) =

    12

    2bc

    Bukti :

    c

    bb

    cx

    bcdx

    bcxXE 2

    1

    2

    11)(

    =1

    2[2 2

    ]

    =1

    2

    ( + )( )

    ( )

    =1

    2( + )

    E(2) = 21

    =

    c

    b

    1

    3

    1

    3b

    c

    = 1

    3

    1

    (3 3)

    = 1

    3

    1

    (2 + + 2)( )

    = 1

    3(2 + + 2)

  • 25

    Var () = E[x] [E()]2

    =1

    3(2 + + 2) [

    1

    2( + )]

    2

    =1

    12( )2

    Jadi, jika berdistribusi seragam () = {

    1

    , ,

    0, untuk yang lain

    Maka () =+

    2 dan Var () =

    ()2

    12 terbukti

  • 26

    SOAL-SOAL DAN PEMBAHASANNYA

    A. Pilihan berganda

    Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih jawaban yang tepat

    dengan memberi tanda silang pada huruf A, B, C, D, atau E.

    1. Probabilitas untuk memperoleh sedikitnya 4 kali tanda gambar

    dalam 6 kali pelemparan sebuah koin adalah......

    A. 11/32 D. 22/32

    B. 11/64 E. 22/96

    C. 11/96

    Jawaban : A

    Penyelesaian :

    Misalnya X menyatakan banyak tanda gambar yang muncul

    Dalam hal ini, = 4, = 6 dan = 1/2

    Fungsi peluang dari X adalah :

    () = (6) (

    1

    2)

    (1

    2)6

    ; x = 4, 5, 6

    Jadi : P(X 4) = P(X = 4, 5, 6)

    = P(X = 4) + P(X = 5) + P(X = 6)

    = (64) (

    1

    2)4

    (1

    2)2

    + (65) (

    1

    2)5

    (1

    2)1

    + (66) (

    1

    2)6

    (1

    2)0

    = 15

    64+

    6

    64+

    1

    64

    P(X 4) =22

    64 =

    11

    32

  • 27

    2. Misalkan X adalah peubah acak berdistribusi poisson dengan

    parameter . Jika P (X = 0) = 0,2, maka nilai P ( X = 2 ) adalah.

    Jawab :

    A. 0,2584 D. 0,2376

    B. 0,3256 E. 0,4432

    C. 0,3342

    Jawaban : A

    Penyelesaian :

    P(X) = P(X = x) =

    ! ; x = 0, 1, 2, 3,

    P(X = 0) = 0,2

    0

    0! = 0,2

    = 0,2

    = 1,6

    Jadi :

    P(X= 2) =(1,6)21,6

    2! = 0, 2584

    3. Misalkan fungsi densitas dari X berbentuk :

    g (x) = 1

    4 ; 0< < 4

    = 0, x lainnya

    Berapakah nilai P ( 1< < 3)

  • 28

    Jawab :

    A. 2/3 C. 3/4 E. 4/5

    B. 1/2 D. 3/2

    Jawaban : B

    Penyelesaian :

    Berdasarkan sifat dari fungsi densitas, maka :

    P( 1< < 3) = 1

    4

    3

    1 dx

    = [1

    4]1

    3

    = [1

    4. 3] [

    1

    4. 1]

    = [3

    4] [

    1

    4]

    = [2

    4]

    = [1

    2]

    P( 1< < 3) = 2

    4 =

    1

    2

    1. Suatu suku cadang dapat menahan uji guncangan tertentu dengan

    probabilitas 0.75. Hitung probabilitas bahwa tepat 2 dari 4 suku

    cadang yang diuji tidak akan rusak.

    a. 27

    128 d.

    25

    128

    b. 27

    127 e.

    25

    125

    c. 28

    127

  • 29

    Jawaban : A

    Penyelesaian :

    Misalnya X menyatakan banyak tanda gambar yang muncul

    Dalam hal ini, = 2, = 4 dan = 0,75 = 3/4

    Fungsi peluang dari X adalah :

    () = ()()(1 ); x = 2

    (2) = (42) (

    3

    4)2

    (1

    4)42

    ;

    (2) = 4!

    2! 2!(3

    4)2

    (1

    4)2

    =27

    128

    B. Selesaikanlah soal di bawah ini!

    1. Apakah artinya Y ~ P(y, 2)? Kemudian tuliskan bentuk fungsi

    peluangnya. Fungsi peluang dari Y.

    Penyelesaian :

    Y ~ P(y, 2) artinya peubah acak Y berdistribusi poisson dengan

    parameter = 2

    Fungsi peluang dari Y berbentuk :

    P(y) = 22

    ! ; y = 0, 1, 2, 3,

    2. Apakah artinya Y ~ B(y, 6, 1

    4 ) kemudian tuliskan bentuk fungsi

    peluangnya.

    Penyelesaian :

    Y ~ B(y, 6, 1

    4 ) artinya peubah acak Y mengikuti distribusi binomial

    dengan banyak pengulangan eksperimennya sampai 6 kali, peluang

    terjadinya peristiwa sukses sebesar 1

    4 dan banyak peristiwa sukses y.

  • 30

    Fungsi peluang dari Y adalah :

    P(y) = (6) (

    1

    4)

    (3

    4)6

    ; y = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,

    3. Misalkan Y~ B(y, 1, 1

    4 )

    Tentukan fungsi distribusi dari Y.

    Penyelesaian :

    Fungsi peluang dari Y adalah :

    P(y) = P(Y=y) = (1

    4)

    (3

    4)1

    ; y = 0,1

    Jadi : p(0) = 3

    4

    P(1) = 1

    4

    Distribusi peluang dari Y adalah :

    Y 0 1

    P(y) 3

    4

    1

    4

    Fungsi distribusi dari Y adalah

    Untuk y < 0

    F(y) = 0

    Untuk 0 y < 1

    F(y) = ()1 = ()10 = p(0)

    F(y) = 3

    4

  • 31

    Untuk y 1

    F(y) = ()1 = ()11

    = p(0) + p(1)

    = 3

    4+1

    4

    F(y) = 1

    Sehingga : F(y) = 0, y < 0

    = 3

    4 ; 0 < 1

    = 1 ; y 1

    4. Misalkan fungsi densitas dari X berbentuk :

    g(x) = 1

    5 , 0

  • 32

    5. Misalkan x adalah peubah acak berdistribusi normal dengan rataan 3

    dan varian 5. Jika y = 3x2-2 , maka E(y) adalah.

    penyelesaian :

    diketahui E(x)= 3 dan var(x)=5

    maka : var(x)= E(x2) (E(x))2

    5= E(x2) 9

    E(x2)= 14

    Sehingga E(y) = E(2x2-1)

    = E(2x2) 1

    = 2(14) 1

    E(y) = 27

    6. Hitunglah probabilitas peristiwa binomial!

    =1

    2, =

    1

    2, = 2, = 5

    penyelesaian :

    Diket: =1

    2, =

    1

    2, = 2, = 5

    Ditanyakan: () = probabilitas peristiwa binomial

    Jawab:

    () = () (1 ) , 1 =

  • 33

    (2) = (52) (1

    2)2

    (1

    2)52

    (2) =5.4.3!

    2! .3!. (1

    4) (1

    8)

    (2) = 5

    16

    Jadi, probabilitas peristiwa binomial tersebut adalah 5

    16

    7. Dalam pengetosan 3 buah uang logam, berapakah probabilitas untuk

    memperoleh 2 buah H?

    Penyelesaian:

    Diket: =1

    2 Peluang satu koin muncul H

    = 2 memperoleh 2 buah H

    = 3 3 buah uang logam

    Ditanyakan: (2) = probabilitas memperoleh 2 H

    Jawab:

    () = () (1 ) , 1 =

    (2) = (32) (1

    2)2

    (1

    2)32

    (2) =3.2!

    2! .1!. (1

    4) (1

    2)

    (2) = 3

    8

    Jadi, probabilitas untuk memperoleh 2 buah H adalah 3

    8

    8. Andaikan kita memperoleh soal tipe objektif benar-salah sebanyak 10 buah.

    Dalam menyelesaikan soal-soal itu andaikata ada anak yang tidak belajar,

  • 34

    menjawabnya itu hanya melalui tebak-menebak, berapakah probabilitas (nilai

    peluang) yang memperoleh paling tidak 7 buah soal jawabannya benar.

    Penyelesaian:

    Diket: =1

    2 Peluang satu soal dengan pilihan benar-salah

    = 7, 8, 9,10 paling tidak satu buah soal benar

    = 10 10 buah soal

    Ditanyakan: () = probabilitas paling tidak 7 buah soal benar.

    Jawab:

    Membuat tabel distribusi

    ()

    ()

    = () ()

    7 (107) = 120 (

    1

    2)7

    (1

    2)3

    120 (1

    2)10

    8 (108) = 45 (

    1

    2)8

    (1

    2)2

    45 (1

    2)10

    9 (109) = 10 (

    1

    2)9

    (1

    2)1

    10 (1

    2)10

    10 (1010) = 1 (

    1

    2)10

    (1

    2)0

    (1

    2)10

    Peluang

    total

    176

    1024= 0,172

    Jadi, probabilitas paling tidak 7 buah soal benar adalah 0,172

  • 35

    RANGKUMAN

    1. Distribusi Bernoulli

    a. Fungsi peluang : (1 )1, = 0, 1

    b. Notasi :X ~ B (x ; 1 , p)

    c. Rataan : =

    d. Varians : 2 = (1 )

    e. Fungsi pembangkit Momen :() = (1 ) + . ;

    2. Distribusi Binomial

    a. Fungsi peluang : () = ( = ) = ()(1 ), =

    1, 2, 3, ,

    b. Notasi X~ B (x ; n , p)

    c. Rataan : =

    d. Variansi : 2 = (1 )

    e. Fungsi pembangkit Momen :() = [(1 ) + . ] ;

    3. Distribussi Poisson

    a. Fungsi peluang : () = ( = ) =

    !, = 0, 1, 2,

    b. Notasi X ~P ( ; )

    c. Rataan : =

    d. Variansi : 2 =

    e. Fungsi pembangkit Momen :() = (1) ;

    4. Distribusi Seragam

    a. Fungsi densitas : () =1

    ; < <

    b. Rataan ( ) = E(X) = (1

    2) ( + )

    c. Varians = 2 = () = (1

    12) ( )2

    d. Fungsi pembangkit Momen : () =

    () ; 0

    = 1 ; t = 0

  • 36

    BAB 3

    HUBUNGAN HARAPAN DAN VARIANSI DARI PEUBAH ACAK KHUSUS

    (bahasan 2)

    Tujuan

    Adapun tujuan dari mempelajari materi hubungan harapan dan variansi

    dari peubah acak kontinu adalah

    a. Mengetahui bagaimana hubungan harapan dan variansi dari peubah acak

    kontinu.

    b. Memenuhi tugas mata kuliah statistik matematika

    Materi

    Ekspektasi

    Jika X menyatakan suatu variabel acak kontinu yang dapat mengambil setiap nilai

    x yang memiliki probabilitas (x), maka ekspektasi atau nilai harapan dinyatakan

    sebagai berikut:

    () = . ()

    Variansi

    Misalkan X peubah acak kontinu dengan distribusi peluang () dan rataan ,

    maka () = 2 adalah 2 = [( )2]

    () = 2 = ( )2 = (2) 2 = (2) [()]2

    Teorema 1.7.5

    Jika berdistribusi eksponen () = {1

    , 0

    0, untuk yang lain

    Maka () = danVar() = 2

  • 37

    Bukti :

    () =

    0

    1

    =

    0

    =

    0

    = (1!)

    () =

    (2) = 21

    0

    =

    0

    =

    0

    =

    0

    = 2 2

    0

    = 2(2!)

    = 22

    Misalkan :

    =

    =

    1

    Catatan :

    =

    !

    0

    =1

    !

    0

    ! =1

    0

    ! =

    0

    ! =

    0

    Karena n = 1, diperoleh :

    1! =

    0

    Misalkan :

    =

    =

    1

  • 38

    () = (2) (())2

    () = 22 ()2

    () = 22 2

    () = 2

    Jadi, jika berdistribusi eksponen () = {1

    , 0

    0, untuk yang lain

    Maka () = dan () = 2 (terbukti)

    Contoh :

    Tentukan fungi densitas dari ~(2)!

    Jawab :

    ~(2) merupakan peubah acak X berdistribusi eksponensial dengan

    parameter = 2.

    Fungsi densitas dari X berbentuk :

    () = 1

    2.

    2 ; > 0

    = ;

    Teorema 1.7.6

    Dipelajari pertama kali pd abad ke -18

    Pencetus :

    De Moivre (1733)

    Laplace (1775)

    Gauss (1809) Dist. Gauss.

  • 39

    Suatu variabel random kontinu x dikatakan berdistribusi normal dgn mean dan

    variansi 2 adalah jika mempunyai fungsi probabilitas yang berbentuk :

    2

    2)(

    2

    1

    22

    1)(

    X

    eXf

    Untuk

    - < x

  • 40

    Misalkan :

    2

    2

    1y

    eI dy

    Akan dibuktikan 22 I sehingga

    Pilihlah

    xz maka dz = dx sehingga

    2

    2

    1z

    eI dz

    2

    2

    1

    2y

    eI dy

    2

    2

    1z

    e dz

    22

    2

    1

    2zy

    eI dy dz

    Dalam koordinat polar diketahui:

    cos.ry maka 222 cos.ry

    sin.rx maka 222 sin.rx

    Sehingga diperoleh : 2222222 sincos. rrrzy

    Kita substitusikan 222 rzy maka diperoleh : ddrreIr

    ..2

    2

    1

    2

    Dengan menggunakan teori limit diperoleh , substitusikan

    2

    2

    1y

    eI dy =

    2

    kedalam persamaan (1)

    yxE

    22

    1dy +

    2

    2

    1

    dy =

    dxexxEx

    2

    2

    1

    22

    2

    1

    Misalkan : yx maka 22 yx

    2I

    2I

  • 41

    xy

    xy

    Maka

    1dy dx, sehingga

    22

    1

    2

    2

    y

    ey

    xE

    dy

    2

    2

    12222

    2

    2 ye

    yyxE

    dy

    2

    2

    1222

    2

    y

    ey

    xE

    dy + 2

    2

    1

    2

    2 yey

    dy +

    2

    2

    1

    2

    2

    1 ye

    dy

    2

    2

    1222

    22

    y

    ey

    xE

    dy + 0 + 2 ............. (1)

    Misalkan :

    22 2zy maka 22 2 dyzy dz

    sehingga 22

    2

    1

    222 22

    2 zezxE

    2 dz + 2

    2222 22 zezxE

    dz + 2

    2

    12 22 xE + 2

    222 xE

    22 xExExVar

    2

    222

    Jadi, Jika X berdistribusi normal

    2

    2

    1

    2

    1)(

    x

    exf , x maka

    xE dan 2xVar . Terbukti.

  • 42

    Sifat-sifat distribusi normal :

    1. Harga modus, yaitu harga pada sumbu x dengan kurva maksimum terletak

    pada x =

    2. Kurva normal simetris terhadap sumbu vertikal melalui

    3. Kurva normal mempunyai titik belok pada x =

    4. Kurva normal memotong sumbu mendatar secara asimtotis

    5. Luas daerah dibawah kurva normal dan diatas sumbu mendatar sama

    dengan 1.

    Kurva Normal

    Luas bagian kurva normal antara x=a dan x=b dapat ditulis menjadi P(axb)

    Nilai ini untuk distribusi normal standar telah ditabelkan Tabel III

    Distribusi normal standar adalah distribusi normal yang mempunyai mean =0

    dan standar deviasi =1

    Untuk distribusi normal yang bukan distribusi normal standar maka diubah

    dengan rumus transformasi Z :

    xz

    Contoh:

    Misalkan peubah acak Y berdistribusi gamma dengan parameter = 2 =

    3. Peluang bahwa harga Y lebih dari 4 adalah.

    a. 0,6151 d. 1,543

    b. 1,6151 e. 0,153

    x

  • 43

    c. 0,06151

    Penyelesaian :

    Fungsi densitas dari Y berbentuk :() = (

    9)

    3 ; y > 0

    = 0 ; yang lainnya

    Jadi : P(y>4) = 1

    9.

    3

    4

    = 1

    9lim

    3

    Integral di atas dapat diselesaikan denga integral parsial.

    Misalnya u = y , maka du = dy

    =

    3 , = 3.

    3

    ( > 4) = 1

    9lim

    (3.

    3 | +3

    3

    4=4 )

    = 1

    9lim

    (3| 9.

    3 ] =4

    =4 )

    =1

    9lim

    (3.

    3 + 12.

    3 . 9.

    3 + 9.

    3 )

    =1

    9[ lim

    (3.

    3 ) + 21.

    3 lim

    (9.

    3 )]

    =1

    9(0 + 21.

    4

    3 0)

    ( > 4) = (21

    9) e

    4

    3 = 0,6151

    Teorema 1.7.7

    Definisi fungsi Gamma. Untuk n > 0 (tidak perlu bilangan bulat)

  • 44

    () 1 = 2 212

    0

    0

    bukti:

    () 1

    0

    Subtitusi

    = 2

    = 2

    Sehingga

    1

    0

    = (2)1(2)2

    0

    = 222

    2

    2

    0

    = 221

    2

    1

    0

    Peubah acak X berdistribusi gamma dan dinamakan peubah acak gamma jika Fkp-

    nya berbentuk:

    () = {

    1

    1

    , > 0(, > 0)

    0, 0

    Jika X berdistribusi Gamma G(x,, A = 0 ) maka

    = =

    2 = () = 2

  • 45

    Bukti:

    = = ()

    = 1

    0

    =1

    0

    Misalkan

    = maka = dan = dan karena 0 < < , maka 0 1, () = ( 1)(

    1). Berdasarkan induksi matematika

    () = ( 1)! bila n suatu bilangan bulat positif.

    Contoh:

    Misalkan peubah acak x berdistribusi Gamma G(x4, 2, 3). Tentukan titik a

    sehingga peluangnya 50% memperoleh nilai x yang lebih kecil atau sama dengan

    a [P (x a) = 0,05]. (nilai a disebut median dari x juga suatu distribusi x).

    Jawab:

    Diketahui : G(x4, 2, 3) maka

    = 4

    = 2

    A = 3 berarti 3 x <

    Sehingga

    f(x)dx =

    1

    24+1 (4+1)

    (x 1)4ex9

    2 dx

    Dari tabel 9 pada baris = 4 dan lajur y = 0.05

  • 47

    a 3

    = 4,671

    Karena = 2 maka a = 2(4,671) + 3 = 12,342

    Jadi median G(x4, 2, 3) adalah 12,342 .

    Teorema 1.7.8

    Suatu variabel acak dikatakan memiliki distribusi Beta dengan parameter a dan b,

    jika fungsi kepadatanya adalah () = {

    1

    (,)1(1 )1 0 < < 1

    0

    di mana (, ) merupakan fungsi Beta yang didefinisikan sebagai

    (, ) = 1(1 )1 < 0, < 0

    1

    0

    Fungsi Beta dihubungkan dengan fungsi Gamma oleh

    (, ) =()()

    (a + b)

    Sehingga distribusi Beta juga dapat didefinisikan oleh fungsi kepadatan

    () = {

    ()()

    (a + b)1(1 )1 0 < < 1

    0

    Mean dan variansi dari distribusi Beta dengan parameter a dan b masing-masing

    adalah

    =

    + 2 =

    ( + + 1)( + )2

    Bukti :

  • 48

    Menghitung momen dari distribusi Beta bisa dilakukan dengan metode sebagai

    berikut

    =1

    (, )11

    0

    (1 )1

    = 1

    (,) (+)11

    0(1 )1 .(1)

    maka juga dapat diperoleh persamaan

    =(+,)

    (,)=(+)(+)

    (++)() ..(2)

    Berdasarkan persamaan (1) dan persamaan (2), maka untuk memperoleh mean

    (EX) dan () = (2) [()]2 adalah dengan mensubsitusikan n= 1 dan

    n= 2 ke persamaan (2), maka

    = 1 =( + 1)( + )

    ( + + 1)()

    =()( + )

    ( + )( + )()

    =

    +

    Dan () = (2) [()]2

    Karena

    2 =( + 2)( + )

    ( + + 2)()

    Maka

    () =( + 1)

    ( + + 1)( + ) (

    + )2

  • 49

    =( + 1)

    ( + + 1)( + )

    2

    ( + )2

    =( + )(2 + ) 2( + + 1)

    ( + )2( + + 1)

    =

    ( + + 1)( + )2

  • 50

    SOAL-SOAL DAN PEMBAHASANNYA

    Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih jawaban yang tepat dengan

    memberi tanda silang pada huruf A, B, C, D, atau E.

    1. Misalkan peubah acak y berdistribusi eksponensial dengan parameter = 3.

    Peluang bahwa y bernilai lebih dari 2 adalah

    a. 0,01534 d. 0,005

    b. 0,1534 e. 0,511

    c. 0,06

    penyelesaian :

    Fungsi densitas dari y adalah :() = (1

    3) .

    3 ; > 0

    = 0 ;untuk yang lainnya.

    ( > 2) = 1 ( 2)

    = 1 1

    3.

    3 2

    0

    = 1 1

    3. (3.

    3 ] =02 )

    = 1 + (2

    3 1)

    ( > 2) = 2

    3 = 0,5134

  • 51

    2. Jika peubah acak X berdistribusi eksponesial dengan parameter = 20,

    dengan

    ( > 40| > 10) adalah...

    Penyelesaian :

    Fungsi densitas dari y adalah :() = (1

    20) .

    20 ; > 0

    = 0 ;untuk yang lainnya.

    ( > 40) = 1 ( 40)

    = 1 1

    20.

    2040

    0

    = 1 1

    20. [20 .

    20]]0

    40

    = 1 + (2

    1 1)

    ( > 40) = 2

    ( > 10) = 1 ( 10)

    = 1 1

    20.

    2010

    0

    = 1 1

    20. [20 .

    20]]0

    10

    = 1 + (1

    2 1)

    ( > 10) = 1

    2

  • 52

    ( > 40| > 10) =( > 40)

    ( > 10)

    =2

    1

    2

    = 2 1

    2

    = 2(1

    2) = 1,5

    3. Jika peubah acak X berdistribusi umum dengan rataan 2 dan varians 0,16.

    Maka P(X > 2,3) adalah

    a. 0,5 d. 0,2734

    b. 0,75 e. 0,2266

    c. 2,3

    penyelesaian:

    dalam hal ini = 2 = 0,4

    ( > 2,3) = (

    >2,3 2

    0,4) = ( > 0,75)

    Kurva berdistribusi normal baku untuk Z = 0,75 bisa dilihat berikut ini,

    Daerah yang dicari mulai dari z= 0,75 sampai z=

    Jadi P(X>2,3) = 0,5 ( daerah dari Z = 0 sampai Z = 0,75 )= 0,5 0,2734

    0,75

    0

  • 53

    P(X>2,3) = 0,2266

    4. Untuk n = 6, maka fungsi Gamma dan nilainya adalah:

    a. (6) = x6exdx dan (6) = 120~

    0

    b. (6) = x5exdx dan (6) = 720~

    0

    c. (6) = x6exdx dan (6) = 720~

    0

    d. (6) = x5exdx dan (6) = 120~

    0

    Jawaban: D

    Penyelesaian:

    (n) = xn1exdx~

    0

    Untuk n=6

    (6) = x6exdx~

    0

    (6) = (6 1)! = 5! = 120

    5. Jika X peubah acak berdistribusi beta dengan parameter a=1 dan b=4,

    maka rerata X adalah

    a. 0,1

    b. 0,2

    c. 0,3

    d. 0,4

    Jawaban : B

    Penyelesaian:

    =

    + =

    1

    1 + 5= 0,2

  • 54

    BAB 4

    KEBEBASAN STOKASTIK

    A. Proses Stokastik Berhingga

    Pengertian

    Suatu eksperimen berupa deret berhingga di mana tiap eksperimen

    mempunyai sejumlah berhingga hasil yang mungkin dengan peluang

    tertentu.

    Contoh:

    Terdapat 4 buah kotak yang berisi bola merah dan bola biru pada tiap-tiap

    kotak. Kotak I berisi 10 bola, 3 di antaranya berwarna merah. Kotak II

    berisi 8 bola, 2 di berwarna merah. Kotak III berisi 5 bola, 1 di antaranya

    berwarna merah. Kotak IV berisi 10 bola, 4 di antaranya berwarna merah.

    Kita akan mengambil satu kotak secara random dan kemudian dari kotak

    tersebut diambil satu buah bola biru secara random. Berapakah peluang

    bola berwarna biru terambil?

    Jawab:

    Dalam soal ini kita akan melakukan dua eksperimen sebagai berikut:

    1. Memilih 1 dari 4 kotak

    2. Mengambil 1 buah bola yang mungkin berwarna merah atau biru

    Peluang mengambil 1 kotak dari 4 kotak secara random adalah 1

    4.

    Jadi, peluang terambil kotak I = peluang terambil kotak II = peluang

    terambil kotak III = peluang terambil kotak IV.

    Dari kotak I yang berisi 10 bola, 3 diantaranya berwarna merah. Peluang

    terambil bola merah adalah 3

    10 dan peluang terambil bola biru adalah

    7

    10.

    Dari kotak II yang berisi 8 bola , 2 diantaranya berwarna merah. Peluang

    terambil bola merah adalah 2

    8 dan peluang peluang terambil bola biru

    adalah 6

    8.

  • 55

    Dari kotak III yang berisi 5 buah durian, 1 diantaranya berwarna merah.

    Peluang terambil bola merah adalah 1

    5 dan peluang peluang terambil bola

    biru adalah 4

    5.

    Dari kotak IV yang berisi 10 buah durian, 4 diantaranya berwarna merah.

    Peluang terambil bola merah adalah 4

    10 dan peluang peluang terambil bola

    biru adalah 6

    10.

    Sehingga dapat digambarkan sebagai berikut:

    Diagram Peluang

    Proses dan Hasil dari Perhitungan Peluang Bersyarat:

    Peluang terambil bola biru dari kotak I adalah 1

    4

    7

    10=

    7

    40

    Peluang terambil bola biru dari kotak II adalah 1

    46

    8=

    6

    32=

    3

    16

    Peluang terambil bola biru dari kotak III adalah 1

    44

    5=

    4

    20=1

    5

    Peluang terambil bola biru dari kotak IV adalah 1

    4

    6

    10=

    6

    40=

    3

    20

    Jadi, peluang terambil bola biru adalah peluang terambil bola biru dari

    kotak I + Peluang terambil bola biru dari kotak II + Peluang terambil bola

    I baik

    busuk

    II baik

    busuk

    III baik

    busuk

    IV baik

    busuk

    biru

    biru

    merah

    merah

    biru

    merah

    biru

    merah

  • 56

    biru dari kotak III + Peluang terambil bola biru dari kotak IV adalah 7

    40+

    3

    16+1

    5+

    3

    20=51

    80

    B. Kebebasan Stokastik Diskrit

    Definisi:

    Misalnya dua peubah acak diskrit X dan Y mempunyai nilai fungsi peluang

    gabungan di (, ), yaitu (, ) serta masing-masing mempunyai nilai fungsi

    peluang marginal dari X di x, yaitu 1() dan nilai fungsi peluang marginal

    dari Y di y, yaitu 2().

    Kedua peubah acak X dan Y dikatakan bebas stokastik, jika dan hanya jika:

    (, ) = 1(). 2()

    Untuk semua pasangan nilai (, )

    Contoh:

    Misalnya fungsi peluang gabungan dari X dan Y berbentuk:

    (, ) = (1

    72) ( + 2); = 0,1,2,3 dan = 0,1,2,3

    Apakah X dan Y bebas stokastik?

    Penyelesaian:

    Fungsi marginal dari X adalah:

    1() = (1

    72) ( + 2)

    3

    =0

    = (1

    72) { + ( + 2) + ( + 4) + ( + 6)}

    = (1

    72) (4 + 12)

    = (1

    72) . 4( + 3)

    1() = (1

    18) ( + 3)

  • 57

    Jadi, 1() = (1

    18) ( + 3); = 0,1,2,3

    Fungsi marginal dari Y adalah:

    2() =(1

    72) ( + 2)

    3

    =0

    = (1

    72) {2 + (1 + 2) + (2 + 2) + (3 + 2)}

    = (1

    72) (8 + 6)

    = (1

    72) . 2(4 + 3)

    2() = (1

    36) (4 + 3)

    Jadi, 2() = (1

    36) (4 + 3); = 0,1,2,3

    Misalnya pasangan nilai dari X dan Y diambil (, ) = (0,0).

    ( = 0, = 0) = (1

    72) (0 + 0) = 0

    1( = 0) =3

    18=1

    6

    2( = 0) =3

    36=

    1

    12

    ( = 0, = 0) = (1

    72) ( + 2)

    = (1

    72) (0 + 2(0))

    = (1

    72) (0)

    = 0

    1( = 0). 2( = 0) = (1

    18) ( + 3). (

    1

    36) (4 + 3)

    = (1

    18) (0 + 3). (

    1

    36) (4(0) + 3)

    = (1

    18) (3). (

    1

    36) (3)

  • 58

    =1

    6.1

    12

    =1

    72

    karena ( = 0, = 0) 1( = 0). 2( = 0), maka X dan Y dua peubah

    acak tidak bebas stokastik

    C. Kebebasan Stokastik Kontinu

    Definisi :

    Misalnya dua peubah acak kontinu dan mempunyai nilai fungsi densitas,

    gabungan di (, ), yaitu (, ) serta masing-masing mempunyai nilai fungsi

    densitas marginal dari di , yaitu 1() dan nilai fungsi densitas marginal

    dari di , yaitu 2(). Kedua peubah acak dan dikatakan bebas

    stokastik, jika dan hanya jika :

    (, ) = 1()2()

    Dalam praktiknya, soal yang menyangkut kebebasan stokastik dua peubah

    acak kontinu ini ada dua kemungkinan, yaitu sebagai berikut.

    1. Fungsi densitas gabungan dari kedua peubah acak diketahui bentuknya.

    Kita harus menentukan terlebih dahulu fungsi densitas marginal dari

    masing-masing peubah acaknya. Kemudian kita menggunakan persyaratan

    kebebasan stokastik, dan kita memperhatikan hasilnya dengan kriteria

    sebagai berikut.

    a. Apabila ruas kiri sama dengan ruas kanan, maka kedua peubah acak itu

    dikatakan bebas stokastik.

    b. Apabila ruas kiri tidak sama dengan ruas kanan, maka kedua peubah

    acak itu dikatakan tidak bebas stokastik atau bergantungan.

    2. Fungsi densitas gabungan dari kedua peubah acak tidak diketahui

    bentuknya. Dalam hal ini fungsi densitas marginal dari masing-masing

    peubah acak diketahui bentuknya. Kemudian kita menggunakan

    pesyaratan kebebasan stokastik dan kriterianya sama dengan sebelumnya.

    Contoh :

    Misalnya fungsi peluang gabungan dari dan berbentuk :

    (, ) = + ; 0 < < 1, 0 < < 1

  • 59

    = 0 ; , lainnya.

    Apakah dan bebas stokastik?

    Penyelesaian :

    Kita harus menentukan dahulu fungsi densitas marginal masing-masing dari

    dan .

    Fungsi densitas marginal dari adalah :

    () = (, )

    = (, )0

    + (, )

    1

    0 + (, )

    1

    = 00

    + ( + )

    1

    0 + 0

    1

    = 0 + { + (1

    2) 2}]

    =0

    1

    + 0

    () = + 1

    2

    Jadi, () = + 1

    2 ; 0 < < 1

    = 0 ; lainnya.

    Fungsi densitas marginal dari adalah :

    () = (, )

    = (, )0

    + (, )

    1

    0 + (, )

    1

    = 00

    + ( + )

    1

    0 + 0

    1

    = 0 + {(1

    2) 2 + }]

    =0

    1

    + 0

    () =1

    2+

    Jadi, () =1

    2+ ; 0 < < 1

  • 60

    = 0 ; lainnya.

    Maka () . () = ( + 1

    2) (

    1

    2+ )

    =

    2+ +

    2+

    1

    4

    Ternyata ( , ) (). (), karena +

    2+ +

    2+

    1

    4

    Sehingga dan merupakan peubah acak yang tidak bebas stokastik atau

    bergantungan.

    Teorema 2.1.1

    Misalkan f.k.p bersama dari dan adalah (, ). Maka dan bebas

    stokastik jika dan hanya jika terdapat fungsi-fungsi non negatif () dan ()

    sehingga (, ) = () () dan domain dari tidak tergantung dari serta

    domain h tidak tergantung dari .

    Bukti:

    a. Misalkan x dan y bebas stokastik. Maka (, ) = () ().

    Dalam hal ini cukup diambil () = () dan () = ().

    b. Misalkan (, ) = ()(); () 0 dan () 0.

    Akan dibuktikan dan bebas stokastik, untuk itu dicari () dan ().

    () = (, ) = ()()

    = ()

    ()

    = ()dengan K = () suatu konstanta

    () = (, )

    = ()

    () = () ()

    = ()dengan L = () suatu konstanta

  • 61

    Akan tetapi,

    KL = () ()

    = ()()

    = (, ) = 1

    Akibatnya, ( , ) = ()() = ()

    .()

    = ()()

    Dari persamaan (a) dan (b) berarti dan bebas stokastik.

    Contoh:

    Diketahui f.k.p bersama dari dan sebagai berikut:

    ( , ) = {12 (1 ); 0 < < 1 ; 0 < < 1

    0 ; untuk yang lain

    Buktikan bahwa dan bebas stokastik!

    Jawab:

    dan yang lain, yang mungkin :

    () = 12 (1 )

    () = 12

    () =

    () = (1 )

    () =

    () = (1 )

    () = 12 (1 )

    () = 12

    Contoh :

    Tulislah () = 12 dan () = (1 ).

  • 62

    Jelas bahwa :

    a. () > 0untuk setiap ; 0 < < 1

    b. () > 0untuk setiap ; 0 < < 1

    c. (, ) = ()(); 0 < < 1 ; 0 < < 1

    Berarti dan bebas stokastik.

  • 63

    Soal Latihan dan Jawaban

    1. Suatu mata kuliah statistika matematika diikuti 50 mahasiswa angkatan

    2010, 15 mahasiswa angkatan 2009 dan 10 mahasiswa angkatan 2008.

    Diketahui mahasiswa yang mendapatkan nilai A sebanyak 10 orang dari

    mahasiswa angkatan 2010, 8 orang dari mahasiswa angkatan 2009 dan 5

    orang mahasiswa angkatan 2008. Bila seorang mahasiswa dipilih secara

    acak, berapakah peluang dia mendapat nilai A?

    a.10

    75

    b.23

    75

    c.10

    23

    d.52

    75

    Penyelesain:

    10

    50

    40

    50

    50

    75

    8

    15

    15

    75

    7

    15

    10

    75

    5

    10

    5

    10

    Peluang mahasiswa yang mendapatkan nilai A = (50

    7510

    50) + (

    15

    75

    8

    15) +

    (10

    75

    5

    10)

    2010

    2009

    2008

    Nilai A

    Nilai A

    Nilai A

    Selain A

    Selain A

    Selain A

  • 64

    =10

    75+8

    75+5

    75=23

    75

    Jadi, peluang mahasiswa yang mendapat nilai adalah 23

    75

    2. Fungsi peluang gabungan dari X dan Y berbentuk:

    (, ) = ; = 1,2,3, dan = 1,2,3

    Dengan X dan Y merupakan peubah acak bebas stokastik. Nilai adalah

    ...

    a.1

    36

    b.1

    6

    c.2

    36

    d.2

    6

    Penyelesaian:

    Fungsi peluang marginal dari X adalah:

    1() = ()

    3

    =1

    1() = (1 + 2 + 3)

    1() = (6)

    1() = 6

    Fungsi peluang marginal dari Y adalah:

    2() = ()

    3

    =1

    2() = (1 + 2 + 3)

    2() = (6)

    2() = 6

    Karena peubah acak X dan Y bebas stokastik maka (, ) =

    1(). 2(), sehingga = 6. 6. jika diambil (, ) = (1,1)

    maka:

    (1)(1) = 6(1).6(1)

    = 362

    2= 36

    1

    = 36

    =1

    36

  • 65

    Jadi, nilai yang memenuhi pada (, ) = ; = 1,2,3, dan =

    1,2,3 adalah 1

    36

    3. Fungsi peluang gabungan dari X dan Y berbentuk:

    (, ) =1

    36; = 1,2,3, dan = 1,2,3

    Tentukan ( 2, < 2) !

    a.4

    36

    b.1

    36

    c. 15

    36

    d.15

    6

    Penyelesaian:

    Fungsi peluang marginal dari X adalah:

    1() = (1

    36)

    3

    =1

    1() =1

    36(1 + 2 + 3)

    1() =1

    36(6)

    1() =1

    6

    Fungsi peluang marginal dari Y adalah:

    2() = (1

    36)

    3

    =1

    2() =1

    36(1 + 2 + 3)

    2() =1

    36(6)

    2() =1

    6

    ( 2, < 2) = 1( 2). 2( < 2)

    ( 2, < 2) =1

    6.1

    6

    ( 2, < 2) =1

    6(2 + 3).

    1

    6(1)

    ( 2, < 2) =5

    6.1

    6

  • 66

    ( 2, < 2) =5

    36

    Jadi, ( 2, < 2) pada fungsi peluang gabungan (, ) =1

    36; = 1,2,3, dan = 1,2,3 adalah

    5

    36.

    4. Misalkan fungsi peluang gabungan dari X dan Y berbentuk :

    (, ) = (1

    32) ( + ); = 1, 2 dan = 1, 2, 3, 4

    Apakah X dan Y bebas stokastik?

    a. Bebas stokastik c. ragu-ragu

    b. Tidak bebas stokastik d. tidak jelas

    Penyelesaian :

    Fungsi peluang marginal dari X adalah :

    1() = (1

    32) ( + )

    4

    =1

    = (1

    32) (( + 1) + ( + 2) + ( + 3) + ( + 4))

    = (1

    32) (4 + 10)

    = (1

    16) (2 + 5)

    Jadi, 1() = (1

    16) (2 + 5) ; = 1,2

    Fungsi peluang marginal dari Y adalah :

    2() = (1

    32) ( + )

    2

    =1

    = (1

    32) ((1 + ) + (2 + ))

    = (1

    32) (3 + 2)

    Jadi, 2() = (1

    32) (3 + 2) ; = 1, 2, 3, 4

    Misalnya pasangan nilai dari X dan Y diambil (, ) = (1,1)

    ( = 1, = 1) = (1

    32) (1 + 1) = (

    1

    32) (2) =

    1

    16

  • 67

    1( = 1) = (1

    16) ((2 1) + 5) = (

    1

    16) (7) =

    7

    16

    2( = 1) = (1

    32) (3 + (2 1)) = (

    1

    32) (5) =

    5

    32

    Ternyata ( = 1, = 1) 1(). 2(), karena 1

    16

    35

    312

    Maka X dan Y dikatakan dua peubah acak yang bergantungan atau tidak

    bebas stokastik.

    5. Misalkan fungsi peluang gabungan dari X dan Y berbentuk :

    (, ) = (1

    4) (2 + ); 0 < < 1,0 < < 2

    = 0 ; , lainnya

    Apakah X dan Y bebas stokastik?

    a. Bebas stokastik c. ragu-ragu

    b. Tidak bebas stokastik d. tidak jelas

    Penyelesaian :

    Kita harus menentukan dahulu fungsi densitas marginal masing-masing

    dari X dan Y.

    Fungsi peluang marginal dari X adalah :

    () = (, )

    = (, )0

    + (, )

    2

    0+ (, )

    2

    = 0 0

    + (

    1

    4) (2 + )

    2

    0+ 0

    2

    = 0 + (1

    4) {2 + (

    1

    2) 2}]

    2 = 0

    + 0

    () = (1

    4) (4 + 2)

    Jadi, () = (1

    4) (4 + 2) ; 0 < < 1

    = 0 ; lainnya

    Fungsi peluang marginal dari Y adalah :

  • 68

    () = (, )

    = (, ) 0

    + (, )

    1

    0+ (, )

    1

    = 0 0

    + (

    1

    4) (2 + )

    + 0

    = 0 + (1

    4) {2 + }]

    1 = 0

    + 0

    () = (1

    4) (1 + )

    Jadi, () = (1

    4) (1 + ) ; 0 < < 2

    = 0 ; lainnya

    Maka : (). () = (1

    4) (4 + 2) . (

    1

    4) (1 + ) = + +

    2+1

    2

    Ternyata (, ) (). (), karena (1

    4) (2 + ) + +

    2+1

    2

    Maka X dan Y dikatakan dua peubah acak yang bergantungan atau tidak

    bebas stokastik.

    6. Misalkan fungsi peluang gabungan dari X dan Y berbentuk :

    (, ) = (1

    16) 33; 0 < < 2,0 < < 2

    = 0 ; , lainnya

    Apakah X dan Y bebas stokastik?

    a. Bebas stokastik c. ragu-ragu

    b. Tidak bebas stokastik d. tidak jelas

    Penyelesaian :

    Kita harus menentukan dahulu fungsi densitas marginal masing-masing

    dari X dan Y.

    Fungsi peluang marginal dari X adalah :

    () = (, )

  • 69

    = (, )0

    + (, )

    2

    0+ (, )

    2

    = 0 0

    + (

    1

    16) (33)

    2

    0+ 0

    2

    = 0 + (1

    16) {(

    1

    4) 34}]

    2 = 0

    + 0

    () = (1

    16) (43)

    Jadi, () = (1

    16) (43) ; 0 < < 2

    = 0 ; lainnya

    Fungsi peluang marginal dari Y adalah :

    () = (, )

    = (, )0

    + (, )

    2

    0+ (, )

    2

    = 0 0

    + (

    1

    16) (33)

    2

    0+ 0

    2

    = 0 + (1

    16) {(

    1

    4) 43}]

    2 = 0

    + 0

    () = (1

    16) (43)

    Jadi, () = (1

    16) (43); 0 < < 2

    = 0 ; lainnya

    Maka : (). () = (1

    16) (43) . (

    1

    16) (43) = (

    1

    16) (33)

    Ternyata (, ) = (). (), karena (1

    16) (33) = (

    1

    16) (33)

    Maka X dan Y dikatakan dua peubah acak yang bebas stokastik.

    7. Misalkan fungsi peluang gabungan dari X dan Y berbentuk :

    (, ) = (1

    16) 33; 0 < < 2,0 < < 2

    = 0 ; , lainnya

    Apakah X dan Y bebas stokastik?

    a. Bebas stokastik c. ragu-ragu

  • 70

    b. Tidak bebas stokastik d. tidak jelas

    Penyelesaian :

    Kita harus menentukan dahulu fungsi densitas marginal masing-masing

    dari X dan Y.

    Fungsi peluang marginal dari X adalah :

    () = (, )

    = (, )0

    + (, )

    2

    0+ (, )

    2

    = 0 0

    + (

    1

    16) (33)

    2

    0+ 0

    2

    = 0 + (1

    16) {(

    1

    4) 34}]

    2 = 0

    + 0

    () = (1

    16) (43)

    Jadi, () = (1

    16) (43) ; 0 < < 2

    = 0 ; lainnya

    Fungsi peluang marginal dari Y adalah :

    () = (, )

    = (, )0

    + (, )

    2

    0+ (, )

    2

    = 0 0

    + (

    1

    16) (33)

    2

    0+ 0

    2

    = 0 + (1

    16) {(

    1

    4) 43}]

    2 = 0

    + 0

    () = (1

    16) (43)

    Jadi, () = (1

    16) (43); 0 < < 2

    = 0 ; lainnya

    Maka : (). () = (1

    16) (43) . (

    1

    16) (43) = (

    1

    16) (33)

    Ternyata (, ) = (). (), karena (1

    16) (33) = (

    1

    16) (33)

  • 71

    Maka X dan Y dikatakan dua peubah acak yang bebas stokastik.

    8. Misalkan fungsi peluang gabungan dari X dan Y berbentuk :

    (, ) = 4 ; 0 < < 1,0 < < 1

    = 0 ; , lainnya

    Apakah X dan Y bebas stokastik?

    a. Bebas stokastik c. ragu-ragu

    b. Tidak bebas stokastik d. tidak jelas

    Penyelesaian :

    Kita harus menentukan dahulu fungsi densitas marginal masing-masing

    dari X dan Y.

    Fungsi peluang marginal dari X adalah :

    () = (, )

    = (, )0

    + (, )

    1

    0+ (, )

    1

    = 0 0

    + (4)

    1

    0+ 0

    1

    = 0 + 22]1

    = 0+ 0

    () = 2

    Jadi, () = 2 ; 0 < < 1

    = 0 ; lainnya

    Fungsi peluang marginal dari Y adalah :

    () = (, )

    = (, )0

    + (, )

    1

    0+ (, )

    1

    = 0 0

    + (4)

    1

    0+ 0

    1

    = 0 + 22]1

    = 0+ 0

    () = 2

  • 72

    Jadi, () = 2 ; 0 < < 2

    = 0 ; lainnya

    Maka : (). () = 2 .2 = 4

    Ternyata (, ) = (). (), karena 4 = 4

    Maka X dan Y dikatakan dua peubah acak yang bebas stokastik.

  • 73

    BAB 5

    SIFAT-SIFAT KEBEBASAN STOKASTIK DUA PEUBAH ACAK

    A. PENDAHULUAN

    Pada hal ini, kita akan mempelajari akibat dari kebebasan stokastik itu

    sendiri atau dengan kata lain, sifat-sifat apa saja yang ada pada kebebasan

    stokastik itu.

    Adapun tujuan instruksional khususnya adalah sebagai berikut:

    1. Diharapkan dapat menghitung peluang bila terjadi kebebasan stokastik

    2. Diharapkan dapat menghitung ekspektasi hasil kali dua peubah acak, bila

    terjadi kebebasan stokastik

    3. Diharapkan dapat mendeteksi kebebasan stokastik melalui f.p.m

    4. Diharapkan dapat membentuk f.p.m bersama bila terjadi kebebasan stokastik

    B. MATERI

    Sifat bebas stokastik yang dimiliki dua (atau lebih) peubah acak, dapat

    digunakan untuk menghitung; peluang, ekspektasi, ataupun menentukan f.p.m

    bersama. Pada teorema berikut dikemukakan cara perhitungan peluang apabila X

    dan Y bebas stokastik.

    Teorema 2.2.1

    Jika X dan Y bebas stokastik, maka

    ( < , < ) = ( < ) ( < )

  • 74

    Bukti:

    Akan dibuktikan untuk kasus kontinu. Untuk kasus diskrit, hanya mengganti

    lambang integral dengan lambang jumlah. Karena X dan Y bebas stokastik, maka

    (, ) = 1()2(). Akibatnya

    ( < , < ) = (, )

    = 1()2()

    = 1() 2()

    = ( < , < )

    Jadi, terbukti bahwa ( < , < ) = ( < ) ( <

    ).

    Pada Teorema 2.2.1, terlihat bahwa kebebasan stokastik memberikan kemudahan

    dalam perhitungan peluang. Ada lagi beberapa kemudahan perhitungannya antara

    lain: kemudahan menghitung ekspektasi dan kemudahan menentukan f.p.m.

    Contoh Soal:

    1. Diketahui f.k.p bersama dari X dan Y adalah sebagai berikut:

    ( , ) = {

    1

    4 ; (, ) = (0,0), (1,1), (2,0), (3,1)

    0 ; (, )

    Buktikan bahwa X dan Y tidak bebas stokastik!

  • 75

    2. Diketahui f.k.p bersama dari X dan Y adalah sebagai berikut:

    ( , ) = {

    1

    9 ; = 1,2,3 = 1,2,3

    0 ; (, )

    Apakah X dan Y bebas stokastik?

    Penyelesaian:

    1. f. k. p marginalnya adalah sebagai berikut:

    Syarat bebas stokastik adalah f(x, y) = f(x) . f(y)

    Dari table terlihat bahwa f(x, y) f(x) . f(y) untuk setiap x dan y.

    Jadi x dan y tidak bebas stokastik.

    2. F. k. p marginalnya adalah sebagai berikut:

    Ambil () =1

    3dan () =

    1

    3

    Jelas bahwa g(x) > 0 untuk setiap x = 1, 2, 3 dan h(y) > 0 untuk setiap

    y = 1, 2, 3

    y x 0 1 2 3

    0 1

    4 0

    1

    4

    0 1

    2

    1 0 1

    4 0

    1

    4

    1

    2

    1

    4

    1

    4

    1

    4

    1

    4

    1

  • 76

    Sehingga f(x, y) = g(x) . h(y), x, y = 1, 2, 3

    1

    9=1

    3.1

    3

    1

    9=1

    9

    Karena f(x, y) = g(x) . h(y), maka x dan y bebas stokastik.

    Teorema 2.2.2

    Misalkan

    (i) X dan Y dua peubah acak

    (ii) () dan () masing-masing berupa fungsi dari X dan fungsi dari Y

    Jika X dan Y bebas stokastik, maka :

    [()()] = [()] [v(Y)]

    Bukti :

    Akan dibuktikan untuk kasus kontinu.

    Misalkan f (x , y) f.k.p bersama dari X dan Y. f.k.p marginalnya kita tulis f1(x)

    dan f2(y), jadi

    [()()] = ()()

    = ()()1()2()

    = { ()1()

    } { ()2()

    }

    = [()] [()]

    Jadi, terbukti bahwa [()()] = [()] [v(Y)].

  • 77

    Teorema 2.2.3

    Misalkan

    1) M(t1,t2) f.p.m bersama dari X dan Y 2) M1(t1) dan M2(t2) masing-masing f.p.m X dan f.p.m Y

    Maka X dan Y bebas stokastik jika dan hanya jika :

    M(t1,t2) = M1(t1) . M2(t2)

    Bukti :

    (i) Misalkan X dan Y bebas stokastik, maka

    M(t1,t2) = (1+ 2)

    = (12)

    = (1)(2)

    = 1(1).2(2)

    (ii) Misalkan M(t1,t2) = M1(t1) . M2(t2), jadi

    (1, 2) = { 1

    1()} { 2

    2()}

    = 1+2

    1()2()

    Akan tetapi M(t1,t2) adalah f.p.m bersama dari X dan Y. Ini berarti :

    (1, 2)9 = 1+2

    (, )

  • 78

    Akibatnya, karena f.p.m bersifat unik, maka f(x,y) = f1(x) f2(y) ,

    kecuali mungkin di himpunan yang peluangnya 0

    Ini berarti X dan Y bebas stokastik. Dari penjelasan (i) dan (ii) maka teorema

    diatas terbukti.

    Teorema 2.2.4

    a. Jika X1, X2, .... , Xn saling bebas stokastik, maka

    (1 < 1 1, 2 < 2 2 , , < )

    = (1 < 1 1) . ( 2 < 2 2) ( < )

    b. Jika X1, X2, .... , Xn saling bebas stokastik maka

    [1(1)2(2) . ()] = [1(1)]. [ 2(2)] . [()]

    c. X1, X2, .... , Xn saling bebas stokastik jika dan hanya jika

    M(t1,t2, ..... , tn) = M1(t1) . M2(t2) ...... . Mn(tn)

    Ruas kiri adalah f.p.m bersama X1, X2 , ... , Xn

    M1(t1) adalah f.p.m dari Xi ; i = 1, 2, 3, .... , n

    Bukti : Teorema 2.2.4 bagian a

    Karena X1, X2, .... , Xn bebas stokastik, maka

    (1 < 1 1, 2 < 2 2 , , < )

    = (1 < 1 1) . ( 2 < 2 2) ( < )

  • 79

    Akibatnya pada kasus kontinu,

    (1 < 1 1, 2 < 2 2 , , < )

    = . (1, 2, . , )12

    2

    2

    1

    1

    = . (1) (2), ()12

    2

    2

    1

    1

    = (1)1

    1

    1

    (2)2 2

    2

    ()

    = (1 < 1 1) . ( 2 < 2 2) ( < )

    Jadi teorema di atas terbukti

    Bukti : Teorema 2.2.4 bagian b

    Pada kasus kontinu.

    Misalkan f.k.p bersama dari X1, X2, .... , Xn.

    f.k.p marginalnya ditulis :

    [1(1)2(2) . ()] = [1(1)]. [ 2(2)] . [()]

    = . 1(1)2(2)() (1, 2, . , )12

    = . 1(1)2(2)() (1) (2), () 12

    = [ 1(1)(1)1

    ] [ 2(2)(2)2

    ] [ () ()

    ]

  • 80

    = [1(1)]. [ 2(2)] . [()]

    Jadi teorema di atas terbukti

    Bukti : Teorema 2.2.4 bagian c

    (i) Misalkan 1, 2, . , bebas stokastik, maka :

    (1, 2, , ) = (11+22++)

    = (11) (22) ()

    = (1).(2) ()

    (ii) Misalkan (1, 2, , ) = 1(1) 2(2) ()

    (1, 2, , )

    = { 111(1)1

    } { 222(2)2

    } { ()

    }

    = 11+22++1(1)2(2)()12

    Akan tetapi, (1, 2, ) adalah f.p.m bersama dari 1, 2. Ini berarti :

    (1, 2, , )

    = 11+22+(1, 2, )12

    Sehingga :

    (1, 2, , ) = (1, 2, , )

  • 81

    11+22++1(1)2(2)()12. .

    = 11+22++(1, 2, )12

    Akibatnya, karena f.p.m bersifat unik, maka : 1(1)2(2)() =

    (1, 2, )

    Kecuali mungkin di himpunan yang peluangnya 0. Ini berarti bebas stokastik.

    Jadi, dari penjelasan (i) dan (ii) maka teorema di atas terbukti.

    Contoh Soal

    Ketiga peubah acak 1, 2 dan 3 diketahui bebas stokastik dan memiliki f.k.p

    yang sama, yaitu:

    () = {2; 0 < < 10;

    Misalkan Y = maks { 1, 2, 3 } yaitu harga terbesar di antara 1, 2 dan 3.

    Tentukan f.k.p bersama dari 1, 2 dan 3

    Penyelesaian :

    Karena 1, 2 dan 3saling bebas stokastik, maka f.k.p bersamanya adalah :

    (1, 23) = (1) (2) (3) = 21 22 23 = 8123

    Sehingga dapat dituliskan :

    (1, 23) = {81 2 3; 0 < < 1; = 1,2,3

    0; 1, 2, 3

  • 82

    BAB 6

    PEUBAH ACAK DISKRIT

    A. Distribusi Diskrit Seragam.

    Distribusi Diskrit Seragam adalah suatu distribusi di mana setiap variabel

    acak diasumsikan memiliki peluang yang sama.

    Definisi Distribusi Seragam:

    Jika peubah acak X mendapat nilai X1, X2,..Xk, dengan asumsi peluang yang

    sama, maka distribusi dari X disebut sebagai distribusi seragam yang dinyatakan

    sebagai

    f(x;k)= k

    1, x= x1,x2,x3,.,xk

    Secara umum:

    k CnN

    nilai k dapat dianggap sebagai kombinasi N dan n

    N = banyaknya titik contoh dalam ruang contoh/populasi

    n = ukuran sampel acak = banyaknya unsur peubah acak X

    Lambang f(x;k) dipakai sebagai pengganti f(x) untuk menunjukkan bahwa

    distribusi seragam tersebut bergantung pada parameter k.

    Teorema 1 Rataan dan variansi distribusi seragam.

    Rataan dan variansi distribusi seragam diskret f(x;k) dirumuskan oleh:

    =1

    =1

    2 =1

    ( )

    2

    =1

  • 83

    Bukti:

    Dengan definisi:

    = () = (; ) =

    =1

    1

    =1

    =1

    =1

    2 = [( )2] =( )2

    =1

    (; ) =( )21

    =1

    ==1

    ( )

    2

    =1

    Contoh :

    Sebuah dadu seimbang dilantunkan, tentukan distribusi diskrit seragamnya,

    tentukan juga rataan dan variansinya!

    Solusi :

    Sebuah dadu seimbang dilemparkan satu kali, maka tiap unsur dalam ruang

    sampel S={1, 2,3 4, 5, 6}. Muncul dengan probabilitas 1/6. Jadi jika X

    menyatakan mata dadu yang muncul, maka X terdistribusi peluang seragam

    (uniform) yakni ;

    (; 6) = 1

    6 , =1,2,3,4,5,6.

    Tabel Distribusi probabilitas X

    x 1 2 3 4 5 6

    (; ) = ()

    Untuk rataan ;

    16

    16

    16

    16

    16

    16

  • 84

    =1

    =1 =

    1

    6(1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6) =

    1

    6(21) = 3.5

    Variansi ;

    2 =1

    ( )

    2

    =1

    =1

    6[(1 3.5)2 + (2 3.5)2 ++ (6 3.5)2] = 2.92

    Berikut histogramnya:

    B. Distribusi Binomial

    Perhatikan eksperimen-eksperimen berupa melantunkan koin atau dadu,

    mengambil kartu dari satu set kartu Bridge semuanya secara berulang. Setiap

    lantunan dan pengambilan disebut usaha ( trial ). Kemungkinan hasil dari

    eksperimen yang demikian dapat berupa sukses atau gagal. Suatu usaha

    1 3 4 5 6 2

    1

    6

    (; 6)

  • 85

    berulang, tiap usaha dengan dua kemungkinan hasil tersebut disebut percobaan

    binomial.

    Suatu percobaan binomial ialah yang memenuhi persyaratan sebagai

    berikut:

    1. Percobaan terdiri atas n usaha yang berulang

    2. Tiap usaha memberi hasil yang dapat ditentukan dengan sukses atau gagal

    3. Peluang sukses, dinyatakan dengan p, tidak berubah dari usaha yang satu

    ke yang berikutnya.

    4. Tiap usaha bebas dengan usaha lainnya.

    Dalam eksperimen binomial, peluang sukses dinotasikan dengan dan gagal

    dengan = atau + = .

    Contoh:

    Sebuah koin seimbang dilantunkan sebanyak 7 kali, berapa peluang

    mendapatkan;

    i) Tepat 3 belakang

    ii) Sekurang-kurangnya 5 belakang

    iii) Paling banyak 3 belakang

    iv) Antara 3 sampai 5 belakang

    v) 3 muka dan 4 belakang

    Solusi:

    Misalkan M = muka dan B = belakang

  • 86

    Sebuah koin yang seimbang dilantunkan 7 kali merupakan suatu percobaan

    binomial. Dengan jumlah usaha yang saling bebas sama dengan = 7 .

    Peluang mendapatkan belakang dalam tiap usaha = =1

    2.

    Peluang tidak mendapatkan belakang dalam tiap usaha = = 1 =1

    2

    Misalkan X menunjukkan banyaknya muncul belakang dalam 7 kali

    pelemparan.

    X dapat bernilai 0,1,2,3,4,5,6,7

    ( ) = (7

    ) (1

    2)

    (1

    2)7

    , = 1,2,3, ,7

    = (7

    ) (1

    2)+7

    = (7

    ) (1

    2)7

    =(7)

    128 , = 1,2,3, ,7

    i. ( 3 ) = ( = 3)

    ( = 3) =(73)

    128 =

    35

    128

    ii. ( 5 )

    = ( 5) = ( 5)

    = ( = 5) + ( = 6) + ( = 7)

    =(75)

    128+(76)

    128+(77)

    128=29

    128

    iii. ( 3 ) = ( 3)

    = ( 3) = ( = 0) + ( = 1) + ( = 2) + ( = 3)

    =(70)

    128+(71)

    128+(72)

    128+(73)

    128=1

    2

  • 87

    iv. ( 3 5 ) = (3 5)

    = ( = 3) + ( = 4) + ( = 5)

    =(73)

    128+(74)

    128+(75)

    128=91

    128

    v. (3 4 )

    Karena kejadian sukses adalah munculnya belakang pada pelantunan koin,

    maka saat kita menghitung peluang munculnya 3 muka dan 4 belakang

    sama saja dengan menghitung peluang munculnya 4 belakang. jadi ;

    ( = 4) =(74)

    128=35

    128

    Definisi Distribusi Binomial

    Percobaan binomial adalah suatu percobaan yang terdiri atas beberapa usaha di

    mana tiap usaha mempunyai dua kemungkinan hasil yang dapat diberi nama

    sukses atau gagal.

    Banyaknya sukses X dalam n usaha suatu percobaan binomial disebut suatu

    peubah acak binomial. Distribusi peluang peubah acak binomial X disebut

    distribusi Binomial dan dinyatakan dengan b (x;n,p), karena nilainya tergantung

    pada banyaknya usaha (n) dan peluang sukses dalam suatu usaha (p). Tiap sukses

    terjadi dengan peluang p dan kegagalan dengan peluang q = 1 p. Dalam

    percobaan tersebut yang menghasilkan x sukses dan n x yang gagal.

    Banyaknya ini sama dengan banyaknya cara memisahkan n hasil menjadi

    dua kelompok sehingga x hasil berada pada kelompok pertama dan sisanya n x

    hasil pada kelompok kedua, jumlah ini dapat dinyatakan dengan

    (

    )

  • 88

    Bila suatu usaha binomial dapat menghasilkan sukses dengan peluang p dan

    gagal dengan peluang q = 1 p, maka distribusi peluang peubah acak binomial X

    yaitu banyaknya sukses dalam n usaha bebas, ialah

    (, , ) = (

    )

    = 1,2,3, ,

    Distribusi di atas disebut distribusi binomial, sebab n+1 buah suku dalam

    penguraian binomial (q + p)n berpadanan dengan berbagai nilai b(x; n;p) untuk

    x=0,1,2,,n yaitu

    nn

    n

    nn

    nn

    nn

    npqppqqpq

    ...22

    2

    1

    10

    =b(0;n,p)+b(1;n,p)+ b(2;n,p)+ + b(n;n,p).

    Karena p + q = 1, maka jelas bahwa

    n

    x

    pnxb0

    1,; suatu syarat yang harus

    dipenuhi setiap distribusi peluang.

    Contoh:

    Seorang pasien sakit darah yang jarang terjadi mempunyai peluang 0,4 untuk

    sembuh. Bila diketahui ada 15 pasien yang telah mengidap penyakit tersebut,

    berapakah peluangnya :

    1. Paling sedikit 10 akan sembuh.

    2. Antara 3 sampai 8 yang sembuh.

    3. Tepat 5 yang sembuh.

    Solusi:

    Dengan jumlah usaha yang saling bebas sama dengan = 15

    Peluang sembuh = = 0,4

  • 89

    Peluang tidak sembuh = = 1 = 0,6

    Misalkan X menyatakan jumlah pasien yang sembuh

    i). ( 10) = 1 ( < 10)

    = 1 (; 15; 0,4)

    9

    =0

    = 1 [(0; 15; 0,4) + (1; 15; 0,4) + + (9; 15; 0,4)]

    = 1

    [ (15

    0) (0,4)0(0,6)150 + (

    15

    1) (0,4)1(0,6)151 +

    (15

    2) (0,4)2(0,6)152 + (

    15

    3) (0,4)3(0,6)153 +

    (15

    4) (0,4)4(0,6)154 ++ (

    15

    9) (0,4)9(0,6)159]

    = 1 0.9662

    = 0,0338

    ii). (3 8) =

    (; 15; 0,4)

    8

    =3

    = (; 15; 0,4)

    8

    =0

    (; 15; 0,4)

    2

    =0

    = 0,9050 0,0271 = 0,8779

    iii). ( = 5) = (5; 15; 0,4) =

    (; 15; 0,4)

    5

    =0

    (; 15; 0,4)

    4

    =0

    = 0,4032 0,2173 = 0,1859

    Teorema Rataan dan Varian distribusi binomial

    Distribusi binomial b(x,n,p) mempunyai rataan dan variansi berturut-turut sebagai

    = np dan 2 = npq

  • 90

    Bukti:

    misalkan hasil pada usaha ke-j dinyatakan oleh peubah acak Ij yang mendapat

    nilai 0 atau 1, masing-masing dengan peluang q dan p. Sehingga banyaknya

    sukses dalam suatu percobaan binomial dapat dituliskan sebagai jumlah n peubah

    bebas, yaitu = =1 . setiap Ij mempunyai E(Ij) = (0)(q) +(1)(p)=p.

    Jadi diperoleh rataan distribusi binomial

    = () = (

    =1

    ) = (1) + (2) + (3) + + ()

    sukun

    ppp = np

    Variansi setiap E(Ij) diberikan 2

    jI E[Ij p)2] = E(I2j)-p2

    = (o)2q + (1)2p - p2

    = p p2

    = p(1- p)

    = pq

    Hal ini dapat diperluas ke dalam kasus n peubah bebas maka diperoleh

    variansi distribusi binomial,

    2 =

    2

    =1

    = + + + ++

    =

    C. Percobaan Multinomial

    Seandainya dalam percobaan binomial tersebut setiap ulangan menghasilkan

    lebih dari dua kemungkinan hasil, maka percobaan itu kita sebut Percobaan

    Multinomial. Misalnya dalam percobaan pelemparan dua dadu kita mengamati

  • 91

    apakah dari kedua dadu muncul bilangan yang sama, total kedua bilangan sama

    dengan 7 atau 11, atau bukan keduanya. Bila ini yang kita amati maka percobaan

    ini merupakan percobaan multinomial.

    Umumnya, bila suatu usaha dapat menghasilkan hasil yang mungkin

    1, 2, , dengan peluang 1 , 2 , , , maka distribusi multinomial akan

    memberikan peluang bahwa 1 terjadi sebanyak 1 kali, 22 kali, . . . kali

    dalam n usaha bebas dengan 1 + 2 + + = . Distribusi peluang seperti ini

    dinyatakan dengan (1 , 2 , , ; 1 , 2 , , , ).

    Jelas 1 + 2 ++ = 1 karena hasil tiap usaha haruslah salah satu

    dari hasil yang mungkin.

    Distribusi Multinomial

    Jika suatu usaha tertentu dapat menghasilkan k macam hasi E1, E2, . . ., Ek

    dengan peluang p1, p2,,pk, maka distribusi peluang acak X1, X2, , Xk yang

    menyatakan banyaknya kejadian E1, E2, . . . , Ek dalam n usaha bebas adalah f(x1,

    x2, .., xk) dalam n usaha bebas adalah:

    f(x1,x2,,xk;p1,p2pk,n)= k

    k

    x

    k

    xxn

    xxx

    PPP ...21

    21

    21,...,,

    dengan

    k

    t

    i nx1

    dan

    k

    t

    ip1

    1 .

    Ini dapat dikerjakan dengan cara sebanyak

    (

    1, 2, , ) =

    !

    1!, 2!, , !

    Karena tiap bagian saling terpisah dan terjadi dengan peluang yang sama, maka

    distribusi multinomial dapat diperoleh dengan mengalikan peluang untuk tiap

    urutan tertentu dengan banyaknya sekatan.

    Contoh :

  • 92

    Bila dua dadu dilantunkan 6 kali, berapakah peluang mendapat jumlah 7 atau 11

    muncul 2 kali, sepasang bilangan yang sama 1 kali dan pasangan lainnya 3 kali?

    Jawab :

    Misalakan kejadian berikut menyatakan

    : jumlah 7 atau 11 muncul

    2 : Jumlah bilangan yang sama muncul

    3 : Baik pasangan yang sama maupun jumlah 7 atau 11 yang tidak

    muncul

    Peluang masing-masing kejadian di atas adalah

    1 2 3 4 5 6

    1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)

    2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)

    3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)

    4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)

    5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)

    6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)

    E1= {(1,6),(2,5),(3,4),(4,3),(5,2),(6,1),(5,6),(6,5)}

    E2= {(1,1), (2,2), (3,3), (4,4), (5,5), (6,6)}

    Koin 1

    Koin 2

  • 93

    E3= {(1,2), (1,3), (1,4), (1,5), (2,1), (2,3), (2,4), (2,6), (3,1), (3,2), (3,5),

    (3,6), (4,1), (4,2), (4,5), (4,6), (5,1), (5,3), (5,4), (6,2), (6,3), (6,4)}

    1 =8

    36=2

    9 ; 2 =

    6

    36=1

    6 ; 3 =

    22

    36=11

    18

    Nilai ini tidak berubah selama keenam usaha dilakukan.

    Dengan menggunakan distribusi multinomial dengan 1 = 2, 2 = 1, dan3 = 3,

    maka diperoleh peluang yang dinyatakan

    (2,1,3;2

    9,1

    6 ,11

    18, 6) = (

    6

    2,1,3) (2

    9)2

    (1

    6)1

    (11

    18)3

    =6!

    2! 1! 3!(2

    9)2

    (1

    6)1

    (11

    18)3

    = 0,1127

    LATIHAN SOAL

    1. Jika Abi, Badu dan Cici berpeluang sama mendapat beasiswa, Hitunglah

    distribusi peluang seragamnya!

    Solusi :

    distribusi peluang seragamnya adalah :

    f(x; 3) = 13 untuk x = Abi, Badu, Cici atau x =1,2,3(mahasiswa

    dinomori)

    2. Jika kemasan Batu Baterai terdiri dari 4 batu baterai, maka bagaimana

    distribusi peluang seragam cara menyusun batu baterai untuk 12 batu

    baterai?

    Solusi :

    k C CnN 4

    1212

    4 8!495

    !

    ! ada 495 cara

  • 94

    f(x; k) = f(x; 495) = 1

    495 untuk x = 1,2,3,...,495

    3. Diketahui suatu hasil produksi mempunyai peluang dalam suatu

    pengujian kekuatan tertentu. Hitunglah peluang bahwa tepat 2 dari 4 hasil

    produksi yang diuji tidak akan rusak.

    Solusi :

    Misalkan tiap pengujian bebas, jadi pengujian yang satu tidak

    mempengaruhi oleh pengujian yang berikutnya. Dari soal diperoleh

    bahwa, p = 3/4 , x = 2, dan n = 4. Jadi, peluang bahwa tepat 2 dan 4 hasil

    produksi tidak akan rusak adalah

    b128

    27

    4

    1

    4

    3

    4

    3,4;2

    224

    2

    4. Jika 20% dari baut-baut yang diproduksi oleh suatu mesin rusak, tentukan

    peluang bahwa dari 4 baut yang dipilih secara acak terdapat yang rusak:

    a. (1)

    b. (0)

    c. Kurang dari 2

    Solusi :

    (a) P(X = 1) = b(1; 4, (0,2)) = (41) (0,2)1(0,8)3 = 0,4096

    (b) P(X = 0) = b(0; 4, (0,2)) = (40) (0,2)0(0,8)4 = 0,4096

    (c) P(X < 2) = P (X=0) + P (X=1) = 0,4096 + 0,4096 = 0, 8192

  • 95

    5. Peluang seorang perwakilan datang ke suatu konferensi di suatu kota

    menggunakan pesawat, bus, mobil pribadi, dan kereta berturut-turut adalah

    0.4, 0.2, 0.3, dan 0.1. Hitung peluang dari 9 perwakilan yang datang 3

    orang datang menggunakan pesawat, 3 orang dengan bus, 1 orang dengan

    mobil pribadi, dan 2 orang dengan kereta.

    Solusi:

    Misalkan Xi : banyaknya perwakilan yang datang menggunakan

    transportasi i, i=1,2,3,4 berturut-turut mewakili pesawat, bus, mobil

    pribadi, dan kereta.

    6. Sebuah kotak berisi 5 bola merah, 4 bola putih, dan 3 bola biru. Sebuah

    bola dipilih secara acak dari kotak, warnanya dicatat, dan kemudian

    bolanya dimasukkan kembali kemudian bolanya dimasukkan kembali.

    Tentukan peluang bahwa dari 6 bola yang diambil secara acak dengan cara

    ini, 3 diantaranya berwarna merah, 2 adalah putih, dan 1 biru.

    Solusi :

    Cara 1 : (menggunakan rumus distribusi multinomial)

    P(merah pada sembarang pengambilan) = 5

    12

    P(putih pada sembarang pengambilan) = 4

    12

    P(biru pada sembarang pengambilan) = 3

    12

    n = 3 + 2 + 1 = 6

  • 96

    P (3 merah, 2 putih, 1 biru) = f (3, 2, 1;5

    12 ,4

    12,3

    12, 6)

    = (6

    3, 2, 1) (

    5

    12)3(

    4

    12)2(

    3

    12)1 =

    625

    5184

    Cara 2: Peluang terpilihnya satu bola merah adalah 5

    12, sehingga untuk 3

    bola merah peluangnya adalah (5

    12)3.

    Jadi, peluang untuk memilih 3 bola merah, 2 bola putih, dan 1 bola biru

    adalah:

    (5

    12)3

    (4

    12)2

    (3

    12)1

    Tetapai pilihan yang sama dapat diperoleh dalam urutan yang lain

    (misalnya putih dulu, baru merah), dan banyaknya cara berbeda adalah :

    C(6; 3,2,1) = 6!

    3!2!1!

    Sehingga peluang yang dicari adalah :

    (5

    12)3

    (4

    12)2

    (3

    12)1 6!

    3! 2! 1!=625

    5184

  • 97

    BAB 7

    DISTRIBUSI HIPERGEOMETRIK & DISTRIBUSI POISSON

    Distribusi Hipergeometrik

    Misalkan sebuah populasi suatu barang sebanyak buah benda yang

    terdiri atas buah barang yang baik dan sisanya ( ) buah barang rusak.

    Kemudian diambil sebuah sampel acak berukuran ( ) secara sekaligus,

    ternyata dari sampel acak itu berisi buah barang baik dan sisanya ( ) buah

    barang rusak.

    Dalam hal ini, kita akan menghitung peluang bahwa dari sampel acak itu

    akan berisi buah barang baik.

    Untuk menyelesaikan persoalan ini, perlu diperhatikan hal-hal berikut :

    1. Banyak susunan yang mungkin untuk mendapatkan buah barang baik dari

    buah barang baik ada () cara yang berbeda.

    2. Banyak susunan yang mungkin untuk mendapatkan ( ) buah barang

    rusak dari ( ) buah barang yang rusak ada (

    ) cara yang berbeda.

    3. Banyak susu