statistika kalkulus
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 statistika kalkulus
1/203
Mulyana
KALKULUSUNTUK
STATISTIKA
BUKU AJAR
UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS MIPA
JURUSAN STATISTIKA
BANDUNG2005
10 5 0 5 10
11.81
5.91
5.91
11.81
f x( )
g x( )
x
10 5 0 5 10
8.05
4.03
4.03
8.05
gx( )
hx( )
-
8/20/2019 statistika kalkulus
2/203
i
Kata Pengantar
Diktat ini disusun dalam upaya pengadaan bahan ajar Kalkulus I di
Fakultas Teknik Universitas Pasundan, mengingat mata kuliah ini merupakan
mata kuliah dasar keakhlian, sehingga materi kuliah yang diberikan diharapkan
dapat mendukung para mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Pasundan dalam
mempelajari materi kuliah ilmu-ilmu teknik yang banyak memerlukan
pemahaman ilmu kalkulus. Selain itu, karena mata kuliah Kalkulus ini merupakan
salah satu mata kuliah yang diberikan pada kelas-kelas paralel, yang diajarkan
oleh beberapa dosen, sehingga keragaman materi dan pencapaian materi
kemungkinannya cukup besar. Oleh karena itu, dengan adanya diktat ini
diharapkan keragaman tersebut dapat diperkecil.Penulis merasa materi pada diktat ini masih belum sempurna, sehingga
kritik dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaannya sangat diharapkan,
karena editing akan selalu dilakukan setiap waktu, agar diktat ini dapat dijadikan
acuan sebagai bahan ajar mata kuliah Kalkulus untuk mahasiswa fakultas teknik.
Kritik, saran, dan bantuan pemikiran dari semua pihak sehingga terwujudnya
diktat ini, dan harapan untuk menjadikan diktat ini sebagai acuan materi
perkuliahan, sekali lagi sangat diharapkan, dan diucapkan banyak terima kasih
atas semua kerja-samanya.
Bandung , Oktober 2004
Penulis
-
8/20/2019 statistika kalkulus
3/203
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
I.1. Struktur Bilangan 1
I.2. Sistem Bilangan Riil 2
I.3. Kalimat Matematis 4
I.4. Persamaan Linier 5
I.5. Persamaan Kuadrat 5
I.6. Bentuk-Bentuk Pertidaksamaan 8I.6.1. Pertidaksamaan Linier 8
I.6.2. Pertidaksamaan Irasional 9
I.6.3. Pertidaksamaan Pangkat Dua atau Lebih 11
I.6.4. Pertidaksamaan Pecahan 13
I.6.5. Pertidaksamaan Yang Mengandung Nilai Mutlak 15
BAB II FUNGSI DAN GRAFIK 19
II.1. Deskripsi Fungsi 19
II.2. Gambar Fungsi 21
II.3. Fungsi Komposisi 23
II.4. Beberapa Bentuk Fungsi 24
II.4.1. Fungsi Linier 24
II.4.2. Fungsi Kuadrat 29
II.4.3. Fungsi Pangkat 33
II.4.4. Fungsi Logaritma 33
II.4.4. Fungsi Siklometri (fungsi goniometri , fungsi trigonometri) 34
II.5. Fungsi Irisan Kerucut 39
II.5.1. Lingkaran 39
II.5.2. Ellips 42
II.5.3. Hiperbola 43
-
8/20/2019 statistika kalkulus
4/203
iii
BAB III LIMIT DAN KEKONTINUAN FUNGSI 46
III.1. Cara menghitung nilai limit 46
III.2. Dalil-Dalil Limit Fungsi 48
III.3. Limit Kiri , Limit Kanan 50
III.4. Kekontinuan Fungsi 52
BAB IV TURUNAN (DIFERENSIASI) 54
IV.1. Arti Turunan Fungsi 55
IV.2. Dalil Dasar Untuk Turunan 55
IV.3. Turunan Fungsi Implisit 58
IV.4. Turunan dan Kekontinuan Fungsi 59
IV.5. Turunan Orde Tinggi 60
IV.6. Nilai Ekstrim Fungsi 61IV.7. Beberapa Penggunaan Turunan 63
-
8/20/2019 statistika kalkulus
5/203
1
BAB I
SISTEM BILANGAN
Bilangan adalah sebuah aksioma, sehingga tidak perlu didefinisikan. Untuk
menyatakan sebuah bilangan digunakan lambang bilangan, yang berupa himpunan benda
sejenis yang ada di sekitar kita. Misalnya bilangan lima, dapat dilambangkan oleh lima jari
atau lima buah benda sejenis. Untuk keperluan perhitungan, digunakan gambar lambang
bilangan yang dinamakan dengan angka. Angka inilah yang digunakan sebagai “wakil
bilangan”. Misal pernyataan 5 + 2 = 7. Dalam hal ini, 5, 2 dan 7, bukan sebagai angka,
tetapi sebagai wakil dari bilangan “lima”, “dua” dan “tujuh”.
I.1. Struktur Bilangan
Bilangan dapat dikelompokan atas himpunan,
1. Bilangan asli : {1 , 2 , 3 , . . . }
2. Bilangan cacah : {0 , 1 , 2 , 3 , . . . }
Pada himpunan bilangan ini didefinisikan bilangan prima, yaitu bilangan yang hanya
habis dibagi oleh dirinya sendiri. Misal : 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, . . .
3. Bilangan bulat : { . . . , −3 , –2 , −1 , 0 , 1 , 2 , 3 , . . . }
Bilangan yang berada di “sebelah kiri” 0 atau bilangan yang lebih kecil dari 0,dinamakan bilangan negatif. Yang di “kanannya” atau bilangan yang lebih besar dari
0, dinamakan bilangan positif .
4. Bilangan real yang terdiri atas bilangan rasional dan bilangan irasional
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat disajikan dalam bentukb
a, b tidak sama
dengan 0 (ditulis b ≠ 0), dengan a dan b bilangan bulat. Bilangan rasional jika disajikan
dalam bilangan desimal, yaitu bilangan yang disajikan dengan menggunakan tanda koma
(,) jika nilainnya antara 0 dengan 1. Maka pada desimalnya (bilangan disebelah kanan
tanda koma) terjadi pengulangan bilangan atau “terhenti”pada 0. Misalnya,
...142857142857,07
2= , ...333,1
3
4= , ...2500,0
4
1= , 3 = 0,000…
-
8/20/2019 statistika kalkulus
6/203
2
Dalam bilangan rasional, pernyataanb
a, b ≠ 0, jika a lebih kecil dari b (ditulis a < b),
dinamakan pecahan murni, sedangkan jika a lebih besar dari b (ditulis a > b),
dinamakan pecahan campuran, sebab bentuknya dapat disajikan atas bilangan bulat
dan pecahan murni, misalnya :3
11
3
4= . Bilangan yang tidak memiliki ciri seperti
bilangan rasional dinamakan bilangan irasional.
Bilangan irasional merupakan kawan (komplemen) dari bilangan rasional. Bilangan
irasional jika disajikan dalam bilangan desimal, maka pada desimalnya tidak akan terjadi
pengulangan. Yang termasuk bilangan irasional diantaranya,
1. π = 3,141592654…, yang biasa diidentikan dengan7
22,
2. bilangan eksponensial e = 2,7182818…, yang biasa diidentikan dengan 3,
3. bilangan akar yang tidak dapat dirasionalkan, misalnya 2 , 5 , dan sejenisnya
5. Bilangan kompleks, yaitu bilangan yang disajikan oleh :
a + ib
dengan a dan b bilangan real, i = 1− yang dinamakan bilangan imaginer.
Pada sajian ini a dinamakan bagian real dan b bagian imaginer.
Jika dibangun struktur bilangan, maka bentuknya akan seperti pada Gambar I.1.
-
8/20/2019 statistika kalkulus
7/203
3
Gambar I.1
Struktur Bilangan
Jika dinotasikan, N = himpunan bilangan asli, C = himpunan bilangan cacah,
Z = himpunan bilangan bulat, Q = himpunan bilangan rasional, I = himpunan bilangan
irasional, R = himpunan bilangan real, dan K = himpunan bilangan kompleks, maka berlaku
hubungan,
1. C = N ∪ {0}
2. Q ∩ I = φ
3. R = Q ∪ I
4. N ⊂ C ⊂ Z ⊂ R ⊂ K
I.2. Sistem Bilangan Real
Dalam matematika, yang disebut dengan sistem, adalah himpunan tidak kosong yang didalamnya dilibatkan operasi terhadap anggota himpunannya. Pada himpunan bilangan real,
operasi antar anggotanya adalah, perkalian (notasinya, x atau . ), yang memiliki kawan,
pembagian (notasinya, : atau ÷ ), dan perjumlahan (notasinya, + ) yang memiliki kawan,
pengurangan (notasinya, −−−− ). Pada proses perhitungan, operasi perkalian harus
bilangankompleks
bilangan
imaginer
bilangan
real
bilanganirasional
bilanganrasional
bilangan
pecahan
bilangan
bulat
bilangan bulat
negatif
bilangan
cacah
bilangan nol
(0)
bilangan
asli
-
8/20/2019 statistika kalkulus
8/203
4
didahulukan dari operasi perjumlahan, kecuali jika operasi perjumlahan itu ada didalam
tanda kurung, sedangkan operasi perkalian dengan pembagian, dan perjumlahan dengan
pengurangan, sifatnya setara, artinya mana yang lebih dulu disajikannya. Jadi yang
dimaksud dengan sistem bilangan real adalah himpunan bilangan real yang di
dalammya dilibatkan operasi-operasi x dan +.
Sistem bilangan real merupakan sitem bilangan yang banyak digunakan dalam
perhitungan sehari-hari dan persoalan terapan. Operasi dalam sistem bilangan real memiliki
sifat :
1. Tertutup.
Jika a dan b bilangan real, maka a x b (ditulis ab) dan a + b juga bilangan real.
2. Komutatif .
Jika a dan b bilangan real, maka ab = ba , dan a + b = b + a .
3. Asosiatif .
Jika a , b , dan c bilangan real, maka a(bc) = (ab)c , dan a + (b + c) = (a + b)
4. Distributif .
Jika a , b , dan c bilngan real, maka a(b + c) = ab + ac
Sifat asosiatif dan distributif menyatakan bahwa operasi dalam tanda kurung harus
selalu didahulukan.
5. Trikhotomi.
Jika a dan b bilangan real, maka hanya satu dari tiga hubungan di bawah ini yang
berlaku.
1) a = b,
2) a > b yang berarti : a – b positif ( a – b > 0),
3) a < b yang berarti : a – b negatif ( a – b < 0),
Sifat trikhotomi ini menyimpulkan, jika a dan b bilangan real, maka kemungkinannya
a = b atau a b. Dan jika a b, maka kemungkinannya a < b atau a > b.
Dalam sistem bilalangan real, disajikan pula pernyataan a ≥ b, atau a ≤ b. Perbedaan arti
dari sajian a ≥ b dengan a > b, (a ≤ b dengan a ≤ b) adalah : jika a < b (a > b) artinya a
dengan b murni tidak sama. Tetapi untuk a ≤ b (a ≥ b) tidak murni tidak sama,
artinya ada kemungkinan a = b.
-
8/20/2019 statistika kalkulus
9/203
5
Sebagai implikasi dari sifat trikhotomi, maka berlaku hubungan
1) a + b > 0, jika a > 0, b > 0,
a + b < 0, jika a < 0, b < 0,
ab > 0, jika a > 0, b > 0, atau a < 0, b< 0
ab < 0, jika a > 0, b < 0, atau a < 0, b > 0.
2) untuk setiap bilangan real c,
(1) a + c > b + c, jika a > b,
(2) a + c < b + c, jika a < b,
(3) jika a > b, maka ac > bc, jika c > 0. Dan ac < bc, jika c < 0,
sebaliknya,
jika a < b, maka ac < bc, jika c > 0. Dan ac > bc, jika c < 0.
6. Adanya unsur satuan
Definisi
s dinamakan unsur satuan dari x terhadap operasi *, jika s*x = x atau x*s = x.
Dalam sistem bilangan real, unsur satuan terhadap perkalian (x) adalah 1, dan terhadap
perjumlahan (+) adalah 0.
7. Adanya unsur kawan
Definisi
k dinamakan unsur kawan dari x terhadap operasi *, jika k*x = s atau x*k = s, s unsur
satuan.
Dalam sistem bilangan real, unsur kawan dari x terhadap perkalian adalah :x
1 (x
-1), dan
terhadap perjumlahan : –x.
Berdasarkan unsur kawan ini, berlaku pernyataan
x : y = x
y
1 =
y
x
dan
x – y = x + (−y).
-
8/20/2019 statistika kalkulus
10/203
6
I.3. Kalimat Matematis
Kalimat matematis adalah kalimat yang memiliki nilai salah atau benar. Jika nilainya
dapat ditentukan secara langsung tanpa sebuah proses perhitungan, maka kalimat matematis
dinamakan kalimat tertutup. Sedangkan jika tidak langsung (nilainya harus dicari melalui
sebuah proses perhitungan) dinamakan kalimat terbuka.
Contoh
Kalimat tertutup : 2 + 3 = 5
3 x 6 < 20
Kalimat terbuka : x + 3 = 5
3x < 20
Dalam sistem bilangan real, yang termasuk kalimat tertutup adalah kesamaan dan
ketidaksamaan, sedangkan kalimat terbuka persamaan dan pertidaksamaan.
Gambar I.2
Struktur Kalimat Matematis
Sifat trikhotomi merupakan perwujudan (implemantion) dari kalimat tertutup dalam
sistem bilangan real. Sebab jika ada dua bilangan real a dan b, maka kemungkinannya,
a sama dengan b (a = b), atau a tidak sama dengan b a ≠ b (a ≠ b). Dalam hal a ≠ b,
kemungkinannya, a > b atau a < b.
Bentuk ketidaksamaan, a > b (a < b), dinamakan ketidaksamaan murni, sedangkan ba ≥ ,
(a ≤ b) dinamakan ketidaksamaan tidak murni.
Karena nilai dari kalimat tertutup dapat ditentukan secara langsung, sehingga untuk
menentukan jawabnya tidak diperlukan perhitungan atau analisis tertentu, maka tidak ada
KALIMAT
MATEMATIS
KALIMAT
TERBUKA
KALIMAT
TERTUTUP
KESAMAAN KETIDAK-SAMAAN
PERSAMAAN PERTIDAK-SAMAAN
-
8/20/2019 statistika kalkulus
11/203
7
pembahasan lanjut tentang kalimat tertutup. Pembahasan lanjut dilakukan hanya untuk
kalimat terbuka, yaitu persamaan dan pertidaksamaan, sebab untuk menentukan jawabnya
diperlukan perhitungan tertentu.
Sudah dikemukakan, dalam sistem bilangan riil, yang termasuk dalam kalimat terbuka
adalah persamaan, yaitu kalimat terbuka yang melibatkan tanda sama dengan (=), dan
pertidaksamaan yaitu kalimat terbuka yang melibatkan tanda tidak sama dengan
(> , ≥ , , ≥ ,
-
8/20/2019 statistika kalkulus
12/203
8
I.4.1. Persamaan Linear
Persamaan linear merupakan persamaan yang bentuknya paling sederhana. Bentuk
umum persamaannya adalah
ax + b = 0
dengan a ≠ 0 dan b, bilangan real. x variabel. Jawab dari persamaan ini adalah,
x = −a
b
Contoh 1.
Tentukan jawab persamaan 2x – 3x2 + 1 = 5x – 3x
2 – 7
Jawab :
Ruas kanan disama dengankan 0 2x – 3x2 + 1 − 5x + 3x2 + 7 = 0 −3x + 8 = 0
Sehingga jawab persamaannya : x = −3
8
− =
3
8 =3
22
I.4.2. Persamaan Kuadrat
Bentuk umum dari persamaan kuadrat adalah
0cbxax2 =++
dengan a ≠ 0 , b dan c bilangan real. x variabel.
Jawab dari persamaan kuadrat dapat diperoleh dengan cara
1. Metode faktorisasi.
Konsepsinya,
(1) faktorkan hasil kali a dengan c, dengan jumlah kedua faktornya sama dengan b.
a x c = d = d1 x d2 , d1 + d2 = b,
(2) ubah persamaan kuadrat menjadi ax2 + d1x + d2x + c = 0
(3) lakukan perhitungan sebagai kerikut.
ax
2
+ d1x + d2x + c = (ax
2
+d1x) + (d2x + c) = ax(x + a
d1
) + d2(x + 2d
c
) = 0
Karena a x c = d1 x d2 yang identik dengana
d1 =2d
c = e , maka
(ax + d2)(x + e) = 0
-
8/20/2019 statistika kalkulus
13/203
9
Sehingga jawabnya,
ax + d2 = 0 x1 =a
d 2−
x + e = 0 x2 = −e = ad1
−
2. Dengan menggunakan rumus.
Konsepsinya, jika x1 dan x2 jawab persamaan kuadrat, maka dipenuhi hubungan :
a2
ac4bbx
2
21
−±−=., .
dalam formulasi tersebut, b2 – 4ac = D , dinamakan diskriminan.
Nilai diskriminan dapat digunakan untuk menentukan ciri dari jawab persamaan. Jika
1) D > 0, maka persamaan kuadrat memiliki dua jawab bilangan real,2) D = 0 maka persamaan memiliki satu jawab bilangan real,
3) D < 0 maka persamaan memiliki jawab bilangan kompleks.
Contoh 2.
Tentukan jawab dari persamaan 2x2 – 3x – 2 = 0 !
Jawab :
Dengan cara faktorisasi:
(2) x (−2) = −4 = (−4) x (1) , sebab (−4) + (1) = −3 .
Jika dihubungkan dengan teorinya : a = 2 , d1 = −4 , d2 = 1 , maka jawabnya
x1 =a
d 2− =2
1−
x2 =a
d1− =2
4−− = 2
Dengan menggunakan rumus :
D = (-3)2 – 4(2)(-2) = 25 > 0,
jadi persamaan kuadrat memiliki jawab dua bilangan real, yaitu
-
8/20/2019 statistika kalkulus
14/203
10
( )( ) 4
53
22
253x 21
±=
±−−=.,
24
53x1 =
+=
2
1
4
53x 2 −=
−=
Jadi jawab persamaan 2x2 – 3x – 2 = 0 adalah, x = 2 dan x =
2
1− .
Jika disajikan dalam sebuah bentuk himpunan, maka himpunan jawabnya,
H = {2
1− . 2}.
Dari rumus untuk mencari jawab persamaan kuadrat 0cbxax 2 =++ , yaitu
a2
ac4bbx
2
2.1
−±−= , yang berarti
a2
ac4bbx
2
1
−+−= dan
a2
ac4bbx
2
2
−−−= .
Maka diperoleh hubungan
1)a
b
a2
b2
a2
ac4bb
a2
ac4bbxx
22
21 −=−
=−−−
+−+−
=+
2)( ) ( )
( )
−−−=
−−−
−+−=
2
22222
21a2
ac4bb
a2
ac4bb
a2
ac4bbx.x
( )a
c
a4
ac4
a4
ac4bb
22
22
==−−
=
Yang menyimpulkan bahwa, jika x1 dan x2 jawab persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, maka
berlaku hubungan
1)a
bxx 21 −=+
2)a
cx.x
21
= .
-
8/20/2019 statistika kalkulus
15/203
11
Contoh 3.
Jika x1 dan x2 jawab persamaan 3x2 + 2x – 1 = 0 , maka dengan tidak menghitung nilai-
nilainya, hitunglah
a) x12 + X2
2 !
b) x12 – x2
2 !
Jawab :
a) ( )9
10
3
2
9
4
3
12
3
2xx2xxxx
2
21
2
21
2
2
2
1 =+=
−−
−=−+=+
b) ( )( ) ( )
−
−=+−=−
3
2xxxxxxxx
2
212121
2
2
2
1
2
221
2
1 xxx2x
3
2+−−=
( )3
2
9
10
3
2
3
12
9
10
3
2xx2xx
3
2 21
2
2
2
1 +−=
−−−=−+−=
9
8
9
16
3
2 −=−=
Contoh 4.
Bangun persamaan kuadrat yang jumlah nilai jawabnya sama dengan 3, dan hasil kalinya
sama dengan –2 !Jawab :
Jika dimisalkan bentuk persamaannya ax2 + bx + c = 0 dan x1 , x2 , maka
x1 + x2 = −a
b = 3 b = −3a
x1x2 =a
c = −2 c = −2a
sehingga persamaan yang dicari
ax2 – 3x –2a = 0.
Karena a ≠ 0 maka kedua ruas dari persamaan dapat dibagi oleh a , sehingga bentuk
persamaan kuadratnya,
x2 – 3x –2 = 0
-
8/20/2019 statistika kalkulus
16/203
12
Contoh 5.
Bangun persamaan kuadrat yang jawab-jawabnya lebih besar 2 dari persamaan
−3x2 + 4x –2 = 0
Jawab :
Jika dimisalkan x1 , x2 jawab persamaan
−3x2 + 4x –2 = 0 ,
dan y1 , y2 jawab persamaan kuadrat yang akan dibangun dengan persamaan
ay2 + by + c = 0 ,
maka
y1 + y2 = −a
b = (x1 + 2)(x2 + 2) = (x1 + x2) + 4 = −
3
4
− + 4 =
3
16 b = −
3
16a
y1y2 =a
c = (x1 + 2)(x2 +2) = x1x2 + 2(x1 + x2) + 4 = −3
2
−− + 2
−−
3
4 + 4 =3
22
c =3
22a
Sehingga bentuk persamaan yang dicari adalah
0a3
22ay
3
16ay2 =+− .
Karena a 0, jika persamaan dibagi a dan dikalikan 3 , maka persamaan kuadrat yang dicari,
022y16y3 2 =+− ,
atau
022x16x3 2 =+−
jika variabelnya disajikan oleh x
Definisi
Bentuk kuadrat ax2 + bx + c, dinamakan
1) definit positif , jika ax2 + bx + c > 0, untuk sembarang nilai x.
Hal ini akan terjadi jika D = b2 – 4ac < 0 dan a > 0.
2) definit semi positif, jika ax2 + bx + c 0, untuk sembarang nilai x.
Hal ini terjadi jika D = b2 – 4ac 0 dan a > 0.
3) definit negatif , jika ax2 + bx +c < 0, untuk sembarang nilai x.
Hal ini terjadi jika D = b2 – 4ac < 0 dan a< 0
-
8/20/2019 statistika kalkulus
17/203
13
4) definit semi positif , jika ax2 + bx +c 0, untuk sembarang nilai x.
Hal ini terjadi jika D = b2 – 4ac 0 dan a< 0
I.4.3. Persamaan Polinom
Persamaan anxn + an-1x
n-1 + . . . + a1x + a0 = 0, dengan n 3 dan an 0, dinamakan
persamaan polinom berderajat n. Menyelesaikan persamaan ini, tidak sesederhana dan
semudah seperti menyelesaikan persamaan kuadrat atau persamaan linear , karena untuk
memfaktorkan ruas kiri tidak ada acuan khusus. Salah satu acuan yang dapat digunakan
(walaupun belum tentu mudah prosesnya), adalah faktor dari konstanta persamaan (a0).
Contoh 6
Tentukan jawab persamaan 6x3 – 13x2 + 4x + 3 = 0
Jawab :
a0 = 3 = 3 x 1 = −3 x − 1
Jika disubtitusikan x = 1 ke ruas kiri 6(1)3 – 13(1)2 + 4(1) + 3 = 6 – 13 + 4 + 3 = 0 maka
x - 1 salah satu faktor dari 6x3 – 13x
2 + 4x + 3.
Untuk mencari faktor yang lainnya,
1) bagi 6x3 – 13x
2 + 4x + 3 oleh (x – 1) (6x3–13x2+4x+3) : (x–1) = 6x2–13x–3
2) faktorkan 6x2 – 13x – 3 6x2 – 13x – 3 = (2x – 3)(3x + 1).
Sehingga faktorisasi persamaan : 6x3
– 13x2
+ 4x + 3 = (x – 1)(2x – 3)(3x + 1) = 0
dan jawabnya
x – 1 = 0 x1 = 1
2x – 3 = 0 x2 =2
3 = 1
2
1
3x + 1 = 0 x3 =3
1−
Contoh 7
Tentukan jawab persamaan 2x3 − 7x2 + 7x − 5 = 0
Jawab :
a0 = −5 = 5 x −1 = −5 x 1.
Jika disubtitusikan ke ruas kiri :
x = 1 2(1)3 − 7(1)2 + 7(1) – 5 = 2 – 7 + 7 – 5 = −3 0
-
8/20/2019 statistika kalkulus
18/203
14
x = −1 2(−1)3 – 7(−1)2 + 7(−1) – 5 = −2 – 7 – 7 – 5 = −21 0
x = 5 2(5)3 – 7(5)2 + 7(5) – 5 = 250 – 175 + 35 – 5 = 105 0
x = −5 2(−5)3 – 7(−5)2 + 7(−5) – 5 = −250 – 175 – 35 – 5 = −465 0
Jadi tidak ada jawab persamaan yang merupakan bilangan bulat.
Jika menelaah hasil perhitungan, nilai persamaan untuk x = −5 dengan x = 5 berbeda tanda.
Artinya, dalam selang −5 < x < 5, ada nilai x yang menyebabkan persamaan sama dengan 0.
Jika disubtitusikan x =2
5 ke ruas kiri, maka diperoleh hasil
2(2
5)3 – 7(
2
5)2 + 7(
2
5) – 5 =
4
125 −
4
175 +
2
35 − 5 = 0
Yang berarti, (x − 2
5) adalah salah satu faktor persamaan.
Sehingga faktorisasinya, 2x3 − 7x2 + 7x − 5 = (x − 2
5)(x2 – x + 1).
Jika dihitung, determinan dari bentuk kuadrat x2 – x + 1, D = (−1)2 − 4(1)(1) = −3 < 0,
dan koefisien kuadratnya, a = 1 > 0. Sehingga bentuk kuadrat (x2 – x + 1) definit positif,
atau x2 – x + 1 > 0, untuk setiap nilai x.
Sehingga jawab persamaan 2x3 − 7x2 + 7x − 5 = 0 adalah : x =
2
5.
Untuk menyelesaikan persamaan polinom berderajat n, n 3, jika sulit dilakukan secara
“manual”, dapat digunakan perangkat lunak komputer (software), diantaranya Mathcad.
Mathcad adalah perangkat lunak komputer untuk membantu perhitungan dalam persoalan
Matematika dan terapannya. Program ini sangat berguna bagi para profesional, pendidik,
dan mahasiswa, yang sering menggunakan kalkulus untuk menyelesaikan persoalan terapan.
Karena program ini memiliki kemampuan yang tinggi, dalam proses penyelesaiannya.
Sebagai sebuah spreadsheet , cukup sederhana dalam penggunaannya.
Misalnya untuk mencari jawab persamaan
2x4 - x3 + 3x2 - x -2 = 0.
Jika dilakukan secara “manual”, prosesnya tidak sederhana dan memerlukan waktu yang
cukup lama. Sedangkan jika diselesaikan dengan menggunakan Mathcad 2000, maka
prosesnya cukup sederhana, sebagai berikut.
-
8/20/2019 statistika kalkulus
19/203
15
1. “Jalankan” program Mathcad 2000, sehingga diperoleh tampilan seperti di bawah ini.
2) “Tutup” tampilan Resource Centre, sehingga tampilan menjadi seperti di bawah ini.
3) Pada “ruang editor” (bidang putih yang ada “ponter” +) secara berurut tulis
f(x) 2x4 - x
3 + 3x
2 - x -2
x (tulis sembarang nilai)
soln root(f(x),x), selanjutnya klik pada fungsi Evaluati…
soln =
Catatan
tanda , dapat diperoleh dengan mengkliknya pada fungsi Calculator atau
Evaluati…
-
8/20/2019 statistika kalkulus
20/203
16
Dari tampilan spreadsheet , diperoleh himpunan jawabnya
H = {0,885 , -0,578 , 0,097 + 1,349i , 0,097 - 1,349i}
I.5. Bentuk-bentuk Pertidaksamaan
Sudah dikemukakan, pertidaksamaan adalah kalimat matematis yang melibatkan tanda
>, ,
-
8/20/2019 statistika kalkulus
21/203
17
Contoh 8.
Tentukan harga x yang memenuhi pertidaksamaan 5x – 3 < 2x + 9 !
Jawab :
5x – 3 < 2x + 9 5x – 2x < 9 + 3 3x < 12 x
-
8/20/2019 statistika kalkulus
22/203
18
[
3
(
2
Jawab pertidaksamaan adalah irisan kedua garis bilangan, yaitu :
x ≥ 3 .
I.5.2. Pertidaksamaan Irasional
Pertidaksamaan irasional adalah pertidaksamaan yang satu atau beberapa sukuvariabelnya berada di bawah tanda akar, sehingga untuk mencari jawabnya harus
diperhatikan syarat dari suku di bawah tanda akarnya, agar diperoleh nilai dalam bilangan
real. Prinsip mencari jawab dari pertidaksamaan ini, adalah dengan mengubah suku
irasional menjadi rasional, yang salah satu diantaranya melalui proses pengkuadratan.
Contoh 11.
Selesaikan pertidaksamaan 52x3 2
-
8/20/2019 statistika kalkulus
23/203
19
2x3 − < 5 ( )22x3 − < 52 3x – 2 < 25 3x < 25 + 2 x < 9
Jika kedua jawab digabungkan dengan menggunakan garis bilangan,
[
3
2
)
9
maka himpunan jawabnya
-
8/20/2019 statistika kalkulus
24/203
20
Jika ketiga jawab, (1), (2), dan (3), digabungkan dengan menggunakan garis bilangan
[
2
3
[
3
4
(
1
maka himpunan jawabnya :
≥=
2
3xxH .
Contoh 13.
Tentukan harga x yang memenuhi pertidaksamaan 11x6x >−>−>−
>−+−
-
8/20/2019 statistika kalkulus
25/203
21
I.5.3 Pertidaksamaan Polinom
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan polinom, dapat dilakukan dengan proses sebagai
berikut
1. Jadikanlah ruas kanan sama dengan 0 , dan pangkat variabel yang paling tinggi
koefisiennya positif.
2. Unsur di ruas kiri, jika mungkin uraikan atas faktor-faktor linier, dan hitung nilai-nilai
yang menyebabkan faktor-faktor sama dengan 0 (nilai ini dinamakan nilai nol).
3. Sajikan nilai-nilai nol pada garis bilangan, dan lakukan uji tanda untuk menentukan
daerah himpunan jawab, dengan cara sebagai berikut :
3.1. ambil sebuah nilai yang bukan nilai nol dan subtitusikan ke ruas kiri.
3.2 perhatikan tanda dari nilai yang diperoleh, positif (+) atau negatif (-).
3.3 tandai daerah di mana nilai yang diambil tersebut berada dengan tanda yang
diperoleh, dan tanda berubah jika melewati nilai nol yang berasal dari faktor
berpangkat ganjil, sedangkan jika berasal dari faktor berpangkat genap tanda
tetap.
Contoh 14.
Tentukan himpunan jawab dari pertidaksamaan 5x2 – 4x + 11 < 2x
2 + 6x + 8 !
Jawab :
5x
2
– 4x + 11 < 2x
2
+ 6x + 8
5x
2
– 4x + 11 – 2x
2
– 6x – 8 < 0 3x2 – 10x + 3 < 0 (3x – 1)(x – 3) < 0
Nilai-nilai nolnya :
3x – 1 = 0 x =3
1
x – 3 = 0 x = 3
Ambil sembarang nilai x yang tidak sama dengan3
1 dan 3. Misalnya x = 0.
Subtitusikan x = 0 ke ruas kiri :
(3x – 1)(x – 3) = (3.0 – 1)(0) – 3) = 3 > 0
yang berarti daerah di sebelah kiri3
1 bertanda + , antara
3
1 dan 3 bertanda −, dan di sebelah
kanan 3 bertanda + , sehingga gambar daerah tandanya :
-
8/20/2019 statistika kalkulus
26/203
22
+ + + − − − + + +
3
1 3
Karena tanda pertidaksamaannya < 0 , jadi himpunan jawabnya
0 (x –2 )2(x –5)(x + 2) > 0
Nilai-nilai nolnya :
x – 2 = 0 x = 2
x – 5 = 0 x = 5
x + 2 = 0 x = -2
Gambar daerah tandanya :
+ + + - - - - - - + + +
−2 2 5
Karena tanda pertidaksamaan > 0 , jadi himpunan jawabnya
H = { x x 5 }
Contoh 16.
Tentukan batas-batas harga x yang memenuhi pertidaksamaan
3x2 – x + 10 > x
2 + 2x - 2
Jawab :
3x2 – x + 10 > x
2 + 2x – 2 3x2 – x +10 – x – 2x + 2 > 0 2x2 – 3x + 12 > 0
Karena bentuk kuadrat 2x2 – 3x + 12, memiliki ciri diskriminannya :
D = (-3)2 – 4(2)(12) = -87 < 0
-
8/20/2019 statistika kalkulus
27/203
23
koefisien kuadratnya :
a = 2 > 0,
maka bentuk kuadrat 2x2 – 3x + 12 definit positif , 2x
2 – 3x + 12 > 0 untuk setiap nilai x.
Sehingga himpunan jawabnya,
H = { x x bilangan real }.
I.5.4. Pertidaksamaan Pecahan
Pertidaksamaan pecahan adalah pertidaksamaan yang merupakan sebuah pecahan atas
suku-suku. Untuk menyelesaikan pertidaksamaan ini prosesnya sebagai berikut,
1. Ruas kanan disama dengankan 0
2. Lakukan perhitungan di ruas kiri sehingga diperoleh sebuah bentuk pecahan atas suku-
suku, yang selanjutnya ubah menjadi bangun perkalian.
3. Faktorkan bangun perkalian tersebut (jika bisa), dan tentukan nilai-nilai nolnya.
4. Sajikan nilai-nilai nol pada garis bilangan dan lakukan penentuan daerah tanda.
Contoh 17.
Tentukan harga x yang memenuhi pertidaksamaan 64x5
3x2≤
+−
!
Jawab :
( )045x
2728x 045x
45x632x 0645x
32x 64x5
3x2
≤+−−
≤++−−
≤−+−
≤+−
⇔ (−28x – 27)(5x + 4) ≤ 0
Nilai nolnya :
−28x – 27 = 0 x = −28
27 = −
140
135
5x + 4 = 0 x = −5
4 = −
140
112
-
8/20/2019 statistika kalkulus
28/203
24
Gambar daerah tanda
− − − + + + − − −
28
27− 5
4−
sehingga himpunan jawabnya,
−≥
−≤=
5
4xx
28
27xxH
Contoh 18.
Selesaikan pertidaksamaan6x
5x
3x2
3x2
−+
≤−+
!
Jawab :
( )( ) ( )( )( )( )
06x3x2
3x25x6x32x 0
6x
5x
3x2
3x2
6x
5x
3x2
3x2≤
−−−+−−+
≤−+
−−+
−+
≤−+
( )( )( ) ( )( )
( )( )( ) 06x3x2316x
06x3x2
3x16 0
6x3x2
15x7x218x9x2
22
≤−−−−⇔
≤−−
−−≤
−−−+−−−
Nilai-nilai nolnya :
−16x – 3 = 0 x =16
3−
2x – 3 = 0 x =2
3
x – 6 = 0 x = 6
Gambar daerah tandanya
+ + + − − − + + + − − −
163− 2
3 6
sehingga himpunan jawabnya, { }6xx2
3x
16
3xH ≥
≤≤−=
-
8/20/2019 statistika kalkulus
29/203
25
Contoh 19.
Tentukan himpunan jawab untuk pertidaksamaan 36x5x
11x52
−≤+−
− !
Jawab :
( )( )( )
02x3x
6x5x3115x 03
6x5x
11x5 3
6x5x
11x5 2
22 ≤
−−+−+−
≤++−
−−≤
+−−
( )( )( )( )( )( )
02x3x
1x7x3 0
2x3x
7x10x3 2≤
−−−−
≤−−+−
(3x – 7)(x – 1)(x – 3)(x – 2) ≤ 0
Nilai nolnya :
3x – 7 = 0 x =
3
7
x – 1 = 0 x = 1
x – 3 = 0 x = 3
x – 2 = 0 x = 2
Gambar daerah tandanya
+ + + − − − + + + − − − + + +
1 23
7 3
Sehingga himpunan jawabnya, { }
≤≤≤≤= 3x
3
7x2x1xH
I.5.5. Pertidaksamaan Yang Mengandung Nilai Mutlak
Nilai mutlak dari x , ditulis x , didefinisikan sebagai berikut
<=>=
0x jika ,x-
0x jika , 0 0x jika , x
x
Berdasarkan definisi tersebut berarti nilai mutlak dari suatu bilangan riil adalah bilangan
positif atau 0. Sebagai contoh, 3 = 3 , −3 = −(−3) = 3.
-
8/20/2019 statistika kalkulus
30/203
26
Secara ilmu ukur x adalah jarak dari x ke 0 pada garis bilangan real.
x x
-x 0 x
Gambar I.3
Sajian ilmu ukur dari x
Sifat-sifat dari nilai mutlak
1. Untuk setiap bilangan real x , berlaku hubungan :
1) x ≥ 0
2) x = −x
3) x2 = x2 = x2
2. Untuk setiap bilangan real x dan y , berlaku hubungan :
1) x = y ⇔ x = ±y ⇔ x2 = y2
1) x − y = y − x
3) x + y ≤ y + x dan x − y ≤ x + y
4) x −y ≤ x − y dan x − y = x − y
5) xy = xy dan yx
y
x
=
3. Untuk setiap bilangan real x dan a ≥ 0 , berlaku hubungan :
1) x ≤ a , a > 0 ⇔ −a ≤ x ≤ a ⇔ x2 ≤ a2
2) x ≥ a , a > 0 ⇔ x ≥ a atau x ≤ -a ⇔ x2 ≥ a2
Berdasarkan telaahan dari nilai mutlak tersebut, proses penyelesaian pertidaksamaan
yang mengandung nilai mutlak, adalah dengan mengubah pertidaksamaan menjadi
pertidaksamaan yang tidak mengandung nilai mutlak. Selanjutnya penyelesaian
pertidaksamaan dilakukan berdasarkan bentuk kasusnya. Menghilangkan nilai mutlak
dalam pertidaksamaan dilakukan dengan memperhatikan sifat-sifat dari nilai mutlak seperti
yang telah dikemukakan.
-
8/20/2019 statistika kalkulus
31/203
27
Contoh 20.
Tentukan himpunan jawab pertidaksamaan
a. x2 − x ≤ 2
b. x2 – x −1 ≥ 1
Jawab :
a. x2 − x ≤ 2 ⇔ −2 ≤ x2 – x ≤ 2
−2 ≤ x2 – x ≤ 2
−2 ≤ x2 – x x2 – x ≤ 2
−2 – x2
+ x ≤ 0 x2
– x + 2 ≥ 0 x2
– x –2 ≤ 0 (x – 2)(x + 1) ≤ 0Karena bentuk kuadrat x2 – x + 2 Nilai nol : x – 2 = 0 x = 2diskriminannya : D=(−1)2– 4(1)(2) = −7 0 Gambar daerah tandanya
yang berarti pertidaksamaan
x2 – x + 2 ≥ 0, selalu benar, + + + − − − + + +atau himpunan jawabnya, −1 2
H1 = { xx bilangan riil }. sehingga himpunan jawabnya,H2 = { x−1 ≤ x ≤ 2 }.
Karena H1 ∩ H2 = H2 , jadi himpunan jawab pertidaksamaan x2 −x ≤ 2 adalah
H2 = { x−1 ≤ x ≤ 2 }
-
8/20/2019 statistika kalkulus
32/203
28
b. x2 – x − 1 ≥ 1 ⇔ x2 – x – 1 ≥ 1 atau x2 – x – 1 ≤ −1
x2 – x − 1 ≥ 1
x2 – x – 1 ≥ 1 x2 – x – 1 ≤ −1
x2 – x – 1 – 1 ≥ 0 x2 – x – 2 ≥ 0 x2 – x – 1 + 1≤ 0 x2 – x ≤ 0 (x –2)(x + 1) ≥ 0 x(x – 1) ≤ 0
Nilai nol : x – 2 = 0 x = 2 Nilai nolnya : x = 0
x + 1 = 0 x = −1 x – 1 = 0 x = 1Gambar daerah tandanya Gambar daerah tandanya
+ + + - - - + + + + + + - - - + + +
−1 2 0 1himpunan jawabnya, himpunan jawabnya,
H1 = { xx ≤ −1 } ∪ { xx ≥ 2 } H2 = { x0 ≤ x ≤ 1 }
Jika kedua himpunan jawab diiriskan dengan menggambarkan daerah tandanya
+ + + - - - + + +
−1 2
+ + + - - - + + +
0 1
maka himpunan jawab pertidaksamaan x2 – x − 1 ≥ 1 adalah himpunan kosong, H = φ.
Sehingga tidak ada nilai x memenuhi pertidaksamaan x2 – x − 1 ≥ 1
Contoh 21.
Selesaikanlah pertidaksamaan1x
2x
1x
x
+−
≤−
-
8/20/2019 statistika kalkulus
33/203
29
Jawab :
( )
( )
( ) ( )
( )
( ) 01x
2x
1x
x
1x
2x
1x
x
1x
2x
1x
x
1x
2x
1x
x
1x
2x
1x
x
2
2
2
2
2
2
2
2
2222
≤+
−
−−+
−
≤−
+−
≤
−
+−
≤
−
+−
≤−
( ) ( ) ( )
( ) ( )
( ){ } ( )( ){ }
( ) ( )
( ){ } ( )( ){ }[ ] ( ){ } ( )( ){ }[ ]
( ) ( )
( ){ } ( ){ }( ) ( )
( )( )
( ) ( )
0
1x1x
1x2x21x4
01x1x
1x2xxxx1x2xxxx
01x1x
1x2x1xx1x2x1xx
01x1x
1x2x1xx 0
1x1x
1x2x1xx
22
2
22
2222
22
22
22
22
2222
≤
+−
+−−
≤+−
+−−+++−−−+
≤+−
−−++−−−+
≤+−
−−−+≤
+−−−−+
Nilai-nilai nolnya :
1) 4x –1 = 0 x =4
1 (1)
x – 1 = 0 x = 1 (2)
(x + 1)2 = 0 x + 1 = 0 x = −1 (3)
2) 2x2 – 2x + 1 = 0.
Karena bentuk kuadrat 2x2 – 2x + 1 memiliki nilai diskriminan
D=(−2)2 – 4(2)(1) = −4 0,
maka 2x2–2x+1 > 0, untuk setiap nilai x.
Sehingga gambar daerah tandanya
− − − − − − + + + + + +
-14
1 1
dan himpunan jawabnya,
≤=
4
1xxH
-
8/20/2019 statistika kalkulus
34/203
30
Jika kita menelaah proses penyelesaian sebuah pertidaksamaan, yang pada dasarnya
adalah, bagaimana menentukan nilai nol dari ruas kiri, setelah ruas kanan disama dengankan
nol ? Maka jika diinginkan menyelesaikan sebuah pertidaksamaan dengan menggunakan
program Mathcad, identik dengan menyelesaikan sebuah persamaan dari bentuk ruas
kirinya, yang dilanjutkan dengan menentukan daerah tandanya.
SOAL-SOAL UNTUK LATIHAN
1. Bentuk pembagianb
a, dengan a 0, terdefinisikan, jika b 0.
Bukti : Jika0
a = b, maka a = 0.b = 0.
Hal ini kontradiktif dengan ketentuan bahwa a
0
Selanjutnya tunjukan bahwa bentuk pembagian,0
0 juga tidak terdefinisikan.
2. Dalil fundamental dalam ilmu hitung (aritmetika) : Setiap bilangan asli merupakan hasil
perkalian dari bilangan prima.
Makna dari dalil tersebut, untuk menunjukan apakah bilangan asli merupakan bilangan
prima, adalah dengan memfaktorkannya atas bilangan-bilangan prima. Jika memiliki
lebih dari satu faktor bilangan prima, maka bilangan asli itu bukan bilangan prima.
Misal : 4 = 2.2 , 24 = 2.2.2.3 , 95 = 5.19 , dan sejenisnya, bukan bilangan prima.
Untuk bilangan-bilangan di bawah ini, mana yang merupakan bilangan prima
a) 240 b) 119 c) 1723 d) 5433 e) 12771 f) 155711 g) 57655
3. Menunjukan bahwa 2 bilangan irasional dengan pembuktian kontradiktif.
Misalkan 2 adalah bilangan rasional, sehingga dapat disajikan 2 =b
a, a dan b
bilangan asli yang tidak sama dengan 1, b 0. Jika kedua ruas dikuadratkan, maka 2
=2
2
ba 2b2 = a2 a2 = 2.b.b
Berdasarkan dalil fundamental, kuadrat bilangan asli dapat disajikan dalam perkalian
atas bilangan prima yang bersifat tunggal, dengan banyaknya bilangan prima masing-
masing genap.
-
8/20/2019 statistika kalkulus
35/203
31
Dari sajian, a2 = 2.b.b
1) jika b bilangan asli ganjil, maka banyaknya bilangan prima 2 dalam perkalian hanya
satu, ganjil
2) jika b bilangan asli genap, b = 2.b1 a2 = 2.2.b1.2.b1 = 2.2.2.b1.b1 , maka bilangan
prima 2 dalam perkalian ada tiga, ganjil
Karena a2 kuadrat bilangan asli, jadi kontradiksi dengan dalil fundamental, atau 2
bukan bilangan rasional.
Untuk bilangan-bilangan di bawah ini, tunjukan bahwa merupakan bilangan irasional,
dengan mengunakan kontradiktif dalil fundamental
a) 3 b) 5 c) 12 d) 18 e) 15 f) 10 g) 30
4. Tunjukan bahwa
a) Jika a dan b bilangan rasional, maka c = a.b , bilangan rasional.
Apakah hal ini berlaku untuk bilangan irasional ? Lakukan analisisnya !
b) Jika a bilangan rasional dan b bilangan irasional, maka c = a.b , bilangan irasional.
c) Jika a bilangan rasional, a 0, dan b bilangan irasional, maka c = a.b , bilangan
irasional.
5. Tunjukan bahwa jika a > 0, b > 0, maka
a) a < b jika dan hanya jika a2 < b
2
b) a < b jika dan hanya jikaa
1 >
b
1
6. Tunjukan bahwa jika a < b , maka a <2
ba +< b !
7. Tentukan jawab persamaan-persamaan di bawah ini
a) 2x3 – 3x
2 = 5 + 7x – 3x
2 + 2x
3
b) 4x3 + 2x
2 – 3x + 5 = 3x
2 + 7x + 4x
2 – 3
c) 2x3 – 3x
2 – 6x + 1 = −2 + 2x + 2x2 – 4x3
d) 3 – 3x + 2x2 – 2x
3 + 2x
4 = x
3 + 9x
2 – 15x + 7
e) 5x2 – x
3 + x + 3 = x
3 – 2x
2 – 3x + 3
-
8/20/2019 statistika kalkulus
36/203
32
8. Jika x1 dan x2 jawab persamaan 2x2 + 3x + 4 = 0, maka dengan tidak menghitung nilai-
nilai x1 dan x2 , hitunglah
a) x13 − x23
b) x13 + x2
3
c) x14 − x24
d) x14 + x2
4
e) x12 – 2x1x2 + x2
2
9. Jika ditetapkan persamaan kuadrat 3x2 – 2x + 3 = 0, maka bangun persamaan kuadrat
yang jawab-jawabnya
a) dua kali lebih besar
b) lebih besar dua
c) dua kali lebih besar dan lebih besar dua
10. Tentukan jawab pertidaksamaan-pertidaksamaan di bawah ini
a) x3 – 2x
2 – 3x + 2 −4 + 2x + 3x – x3
b) 2x5 – 3x
4 + 2x
3 < 6x
4 – 9x
3 -2x
2 + 12x – 8
c)2x
1x
−−
− 2x
x6
+−
≤ −2x
15
−
d) 2x + 5 ≤ −2x3
3xx2 2
−−−
e)1x3
11x5x6 2
+++
>1x2
3x
+−
f)2x
2x9x52
−−+
+2x
1x
+−
4x
1x
2 −
−
g)2x
1x
−−
+ 1x3x2 2 +− 2x
15
−
h) 2x + 5 − 2xx6
+−
> 3 – 2x
-
8/20/2019 statistika kalkulus
37/203
33
11. Tunjukan bahwa
a) x < y jika dan hanya jika x2 < y2
b) Jika a > b > 0 maka a > b
c) a + b + c ≤ a + b + c
d) Jika x ≤ 2 maka1x
7x2x2
2
+++
≤ 15
e) Jika x 0 maka x2 +
2x
1 2
f) Jika a 0 dan b 0 maka ab ≤ 2
ba +
g) 2x
1
3x
12 +++ ≤ 3x
12 + + 2x
1
+ ≤ 31
+ 2
1
h)9x
2x2 +−
≤ 9
2x +
i) x < x2 jika x < 0 atau x >1, dan x > x
2 jika 0 < x < 1
j) Jika a 0 bilangan rasional dan b bilangan irasional, maka a + b dan ab adalah
bilangan irasional.
-
8/20/2019 statistika kalkulus
38/203
34
BAB II
FUNGSI REAL DAN GRAFIKNYA
Fungsi adalah bentuk khusus dari relasi (perkawanan) antara dua buah himpunan tidak
kosong. Jika kedua himpunan yang direlasikan, dengan relasinya membangun sebuah
fungsi, adalah himpunan bilangan real, maka fungsi dinamakan fungsi real . Pada bab ini
akan disajikan deskripsi dan konsepsi pada fungsi real.
II.1. Deskripsi Fungsi
Fungsi dari himpunan X ke himpunan Y, adalah sebuah relasi (perkawanan) dengan
cara, setiap anggota himpunan X hanya dikawankan (dipasangkan) dengan satu dan hanya
satu kali dengan anggota himpunan Y.
Sebagai ilustrasi perhatikan gambar-gambar di bawah ini,
Gambar II.1 Gambar II.2Relasi yang merupakan fungsi Relasi yang bukan fungsi
[Sebab setiap anggota X hanya [Sebab ada anggota X yang memiliki memiliki satu kawan] kawan lebih dari satu ]
Untuk menyatakan sebuah fungsi dari himpunan X ke himpunan Y, dapat digunakan
salah satu dari bentuk notasi di bawah ini,Tabel II.1
Bentuk-bentuk Notasi Fungsi
Notasi Panah Persamaan Ekplisit Persamaan Implisit
f : X → Yx → y
Y = f(X) f (X , Y) = 0
x1
x2
x3
x4
x5
X Y
y1
y2
y3
x1
x2
x3
x4
x5
X Y
y1
y2
y3
ZZ
-
8/20/2019 statistika kalkulus
39/203
35
Dalam deskripsi fungsi tersebut, X disebut Domain (daerah asal) dan Y Kodomain (daerah
kawan). Sedangkan himpunan Z yang merupakan himpunan bagian dari Y, dengan setiap
anggotanya adalah kawan dari X, disebut Range (daerah harga, daerah peta).
Misalnya fungsi seperti pada Gambar 1, rangenya : Z = {y1 , y2 , y3}.
Berdasarkan kondisi dari range dan cara perkawanannya, fungsi dibedakan atas
1. Fungsi ke dalam (into), yaitu fungsi dengan rangenya merupakan himpunan bagian
murni dari kodomain.
2. Fungsi pada (onto), yaitu fungsi dengan rangenya sama dengan kodomain.
3. Fungsi satu-Satu (one to one), yaitu fungsi dengan setiap anggota X dan Y hanya
memiliki satu dan hanya satu pasangan.
Fungsi satu-satu ini dibedakan atas fungsi satu-satu pada dan fungsi satu-satu ke
dalam.
Untuk ilustrasi perhatikan gambar-gambar di bawah ini
Gambar II.3 Gambar II.4
f : X → Y , fungsi kedalam f : X → Y , fungsi pada[sebab ada anggota Y yang tidak memiliki kawan] [sebab setiap anggota Y memiliki kawan]
XY
Z
XY
Z
-
8/20/2019 statistika kalkulus
40/203
36
Gambar II.5 Gambar II.6
f : X → Y , fungsi satu-satu ke dalam f : X → Y , fungsi satu-satu pada
Setiap fungsi yang merupakan fungsi satu-satu pada, akan memiliki fungsi invers.
Definisi
Jika
f : X → Y
xi → yi
fungsi satu-satu pada, maka fungsi
g : Y → X,
yi → xi
dinamakan fungsi i nvers dari f, ditulis : f −1
Misal, jika
X = { x | x bilangan real , x ≥ 0 } dan Y = { y | y bilangan real , y ≥ 0 },
maka fungsi
f : X → Yx → y = x2
adalah fungsi satu-satu pada, dan fungsi inversnya
f-1
: Y → Xy → x = y
x1
x2
.
.
.
xk
y1y2
..
.
yn
Z
X Y
x1
x2
.
.
.
xk
y1y2 .
.
.
yn
Z
X Y
f
f -1
-
8/20/2019 statistika kalkulus
41/203
37
II.2. Sistem Salib Sumbu
Setiap bentuk fungsi dapat digambarkan sajian hubungan elemen domain dengan
kodomainnya. Untuk menggambarkannya diperlukan sebuah media, yang dinamakan
sistem salib sumbu, yaitu dua garis berpotongan tegak lurus, yang masing-masing titiknya
menyajikan bilangan riil. Sumbu datar, dinamakan sumbu absis, dinotasikan dengan X, dan
“berperan” sebagai domain. Sedangkan sumbu tegak, dinamakan sumbu ordinat,
dinotasikan dengan Y, dan “berperan” sebagai kodomain. Titik potong sumbu absis dengan
ordinat dinamakan titik pusat, dan dinotasikan dengan O.
Pasangan nilai berurut (x0 , y0), dengan x0 nilai pada sumbu absis, dan y0 pada sumbu
ordinat, dinamakan koordinat. x0 dinamakan absis, dan y0 ordinat. Koordinat seperti ini
dinamakan koordinat kartesius.
Gambar II.7
Sistem Koordinat Kartesius
O=(0,0)sumbu absis
x0
y0 T=(x0,y0)
Y
X
s u m b u o r d i n a t
-
8/20/2019 statistika kalkulus
42/203
38
X
Selanjutnya perhatikan gambar di bawah ini.
r : jarak antara titikO = (0 , 0) dengan
titik T = (x0 , y0),r = OT.
φ : sudut antarasumbu-X dengangaris OT, yangdiukur dari sumbu-Xke garis OT denganberlawanan arahgerak jarum jam.
Gambar II.9Sistem Koordinat Polar
Koordinat titik T yang disajikan dalam pasangan r dengan φ,
T = (r , φ),
dinamakan Koordinat Polar.
Dengan menggunakan goneometri, dapat diformulasikan hubungan antara koordinat
polar dengan koordinat kartesius. Jika (r,φ) koordinat polar dari koordinat kartesius (x0,y0),
maka
r = 202
0 yx + dan tg φ =0
0
x
y.
Koordinat polar dapat digunakan sebagai koordinat alternatif, jika analisis dengan
menggunakan koordinat kartesius sulit diselesaikan.
II.3. Diagram dan Grafik
Gambar dari fungsi dinamakan Grafik, jika bentuknya sebuah garis atau lengkungan.
Sedangkan jika sebuah pencaran titik, disebut Diagram.
Misalnya, fungsi dari himpunan X = {-2 , -1 , 0 , 1 , 2} ke himpunan Y = {0 , 1 , 2 , 3 , 4}
dengan bentuk
f : X → Yx → y = x2
φ
r
y0
Y
x0O
T=(x0,y0)
-
8/20/2019 statistika kalkulus
43/203
39
maka diagramnya
Y
• 4 - • 3 -
2 -
• 1 - •
• X-2 -1 0 1 2
Gambar II.7Diagram fungsi f : x → y = x2
Sedangkan jika X = {x x bilangan riel}, Y = {y y bilangan riel}, dan bentuk fungsinya
2 xyx
YX:f
=→
→
maka grafiknya
Y
4 -
3 -
2 -
1 -
X-2 -1 0 1 2
Gambar 8
Grafik fungsi f : x → y = x2
Menggambarkan grafik fungsi, jika dilakukan secara “manual”, maka prosesnya
sebagai berikut.
-
8/20/2019 statistika kalkulus
44/203
40
1. Menentukan titik-titik yang dilalui oleh grafik.
a. Titik-titik tertentu, misalnya titik potong dengan sumbu koordinat, titik ekstrim,
titik simetris dan sejenisnya.
b. Titik-titik sembarang, yang dapat dilakukan dengan menentukan sembarang nilai x,
dan mensubtitusikannya ke persamaan fungsi. Prosesnya dapat dilakukan melalui
sebuah tabel perhitungan
Misal untuk fungsi y = x2.
x y = x2 Koordinat Titik
-2 (-2)2 = 4 (-2 , 4)
-1 (-1)2 = 1 (-1 , 1)
1,5 (1,5)2 = 2,25 (1,5 , 2,25)
dst
2. Menggambarkan koordinat titik-titik yang dilalui grafik.
3. Menghubungkan titik-titik yang digambarkan pada langkah pertama,
Tingkat “akurasi” dan “estetika” grafik yang digambarkan secara “manual”, sangat
bergantung pada pengalaman dan keahlian menggambar dari si-pembuat-nya. Untuk
mendapatkan gambar grafik fungsi yang bagus, tanpa diperlukan pengalaman dan daya
estetika, dengan proses cukup sederhana adalah dengan menggunakan program komputer
Mathcad. Langkah-langkah menggambarkan grafik fungsi dengan Mathcad 2000 :
1. “Jalankan” program Mathcad 2000, sehingga diperoleh tampilan
-
8/20/2019 statistika kalkulus
45/203
41
2) “Tutup” tampilan Resource Centre, sehingga diperoleh tampilan
3) Pada “pointer” + tulis persamaan fungsi yang akan digambarkan dengan formulasi
f(x) “persamaan fungsi”
Tanda , dapat diperoleh dengan mengkliknya pada fungsi Calculator atau
Evaluati…
Misal fungsi yang akan digambarkan, Y = 2x2 – 3x + 1. Formulasi penulisan pada
“bidang editor” seperti di bawah ini.
-
8/20/2019 statistika kalkulus
46/203
42
4) “Klik” gambar grafik yang ada pada sudut kiri atas “kotak Graph” (lihat tanda panah),
sehingga diperoleh tampilan
5) Pada “kotak hitam kecil” di bawah “kotak putih besar”, tulis : x, dan f(x) yang ada di
sebelah kirinya.
6) “Klik” persamaan fungsi, sehingga diperoleh tampilan
tulis : x
tulis : f(x)
klik persamaan fungsisetelah menulis x danf(x) di kotak hitamkecil
pada kotak putih klik duakali untuk formating grafik
-
8/20/2019 statistika kalkulus
47/203
43
7) “Klik” dua kali pada kotak putih yang ada gambar grafik f(x), untuk formating grafik,
8) Lakukan formating grafik sehingga diperoleh gambar yang bagus, menurut si pembuat.
Misalnya seperti tampilan di bawah ini.
-
8/20/2019 statistika kalkulus
48/203
44
II.4. Fungsi Komposisi
Jika f : X → Y , fungsi dari himpunan X ke Y, dan g : Y → Z , fungsi dari himpunan Y
ke Z, yang merelasikan elemen-elemen dari range fungsi f, dengan elemen himpunan Z.
Maka fungsi h : X → Z disebut fungsi komposisi dari f dengan g, ditulis
h = f o g atau h = f(g)
f ff f g
f o g
X Y Z
Gambar II.10
Diagram fungsi komposisi
Sebagai contoh, jika
f : X → Yx → y = x2
dan
g : Y → Zy → z = Sin y
maka
fog : X → Zx → z = Sin x2
Sajian tersebut jika dalam persamaan eksplisit adalah :
2
2
XSinZ YSinZ
XY
===
-
8/20/2019 statistika kalkulus
49/203
45
II.4. Operasi Pada Fungsi
Karena nilai dari fungsi real adalah bilangan real, maka himpunan dari fungsi real yang
tidak kosong, yang di dalamnya dilibatkan operator perkalian dan perjumlahan, merupakan
sebuah sistem bilangan real. Sehingga jika dimiliki dua buah fungsi atau lebih, dengan
domain dan kodomain yang sama, maka dapat dilakukan proses perkalian, perjumlahan, atau
kombinasi keduanya, beserta operasi kawannya. Domain dan kodomain fungsi hasil operasi
adalah irisan dari domain dan range fungsi komponennya.
Perhatikan ilustrasi di bawah ini.
Gambar II.11
Konsepsi Operasi Fungsi
Jika f(x), fungsi dari himpunan A ke himpunan B ; dan g(x), fungsi dari himpunan V ke
himpunan W ; maka operasi f(x) dengan g(x) yang disajikan oleh f(x)*g(x), adalah fungsi
dari himpunan M = A∩V ke himpunan N = B∪W.
Sebagai contoh, jika
f(x) = x2 , domain = {−∞ < x < ∞} , kodomain = {x 0}
g(x) = Sin x , domain = {−π x π} , kodomain = {−1 x 1}dan dilakukan operasi fungsi, H(x) = f(x) + g(x) dan I(x) = f(x).g(x), yang jika digambarkan
grafiknya dengan Mathcad, hasilnya seperti di bawah ini
f(x)
g(x)
f(x)*g(x)
X
A
B
VW
M N
Y
-
8/20/2019 statistika kalkulus
50/203
46
3.14 0 3.14
4
4
f x( )
g x( )
H x( )
I x( )
II.5. Beberapa Bentuk Fungsi
II.5.1. Fungsi Linear
Fungsi linear (atau fungsi pangkat satu) jika disajikan dalam persamaan eksplisit
bentuknya :
Y = aX + b
dan dalam persamaan implisit bentuknya :
aX + bY + c = 0
Domain, kodomain, dan range dari fungsi linear adalah himpunan bilangan real, dan fungsi
ini merupakan fungsi satu-satu pada, dengan fungsi inversnya
a
bX
a
1Y −=
Fungsi linear biasa juga disebut persamaan garis, karena grafiknya merupakan garis
lurus.
f(x) = x
g(x) = Sin x
H(x) = f(x) + g(x)
I(x) = f(x).g(x)
Pada gambar tersurat, untuk
fungsi H(x) dengan I(x),
domain = {−π x π}
kodomain = {−∞ < x < ∞}.
-
8/20/2019 statistika kalkulus
51/203
47
Y = aX + b
Gambar II.12
Grafik fungsi linear
Pada persamaan eksplisit, Y = aX + b, jika φ sudut antara sumbu-X dengan grafik fungsi,
maka
a = Tg φ
dinamakan Koefisien Arah atau Gradient. Sedangkan φ disebut Sudut Arah.
Dalam persamaan implisit,
aX + bY + c = 0
koefisien arah grafik fungsi sama denganb
a− , dan koordinat titik potong grafik dengan
sumbu-Y :
− bc
,0 .
Cara menggambarkan grafik fungsi linear ada dua cara, yaitu berdasarkan
1) dua titik yang dilalui grafik
2) nilai koefisien arah dan sebuah titik yang dilalui grafik.
Contoh soal 1.
Gambarkan grafik fungsi Y = 2X − 3 !
Jawab :
1. Jika berdasarkan dua titik yang dilalui grafik, maka ambil dua nilai sembarang dari X
dan hitung nilai Y sesuai dengan persamaan fungsinya, misalnya :
X −2 1Y 2(−2) – 3 = −7 2(1) – 3 = −1
φ X
Y
(0,b)
φ sudut antara grafikfungsi dengansumbu-X, diukurdari sumbu-Xberlawanan arahgerak jarum jam
(0,b) titik potong grafik fungsidengan sumbu-Y
-
8/20/2019 statistika kalkulus
52/203
48
garis arah
Y
-2 1
X
-1 (1 , -1)
-7
2. Jika berdasarkan nilai koefisien arah dan sebuah titik yang dilalui grafik, maka
1) gambarkan garis arah dengan sudut arah φ, yang nilai koefisien arahnya 2,
Tg φ = 2.
2) tentukan sebuah titik yang dilalui grafik, dan untuk kemudahan ambil titik
potong grafik dengan sumbu-Y, (0 , -3),
3) gambarkan garis yang sejajar garis arah dan melalui titik potong tersebut
Y
2
φ
1 X
(0 , -3)
(2 , -7)
-
8/20/2019 statistika kalkulus
53/203
49
Berdasarkan cara menggambarkan grafiknya, membangun persamaan fungsi linear ,
dapat dilakukan berdasarkan
1. dua titik yang dilalui grafik
2. nilai koefisien arah dan sebuah titik yang dilalui grafik.
Persamaan fungsi linear jika melalui titik (x0 , y0) dan (x1 , y1) adalah
01
0
01
0
xx
xX
yy
yY
−−
=−−
Jika disajikan dalam persamaan eksplisit, bentuknya menjadi
01
1001
01
01
01
0010
01
0001
01
0100
01
01
01
01
xx
xyxyX
xx
yy
xx
xyxy
xx
xyxyX
xx
yyyx
xx
yyX
xx
yyY
−−
−−−
=
−−
+−−
−−−
=+−−
−−−
=
Sedangkan persamaannya jika nilai koefisien arah, a dan melalui titik (x0 , y0) adalah,
Y – y0 = a(X – x0)
Yang jika disajikan dalam persamaan eksplisit, bentuknya
Y = aX – ax0 +y0 = aX – (ax0 – y0)
Contoh soal 2.
Tentukan persamaan fungsi linear , jika grafiknya
a. melalui titik-titik (-1 , 2) dan (2 , -3)
b. memiliki koefisien arah –2 dan melalui titik (2 , 3)
Jawab :
a.3
1X
5
2Y
)1()2(
)1(X
)2()3(
)2(Y +=
−−
−−−−
=−−−
(3)(Y – 2) = (−5)(X + 1)
Y – 6 = −5X – 5 5X + 3Y – 6 + 5 = 0
5X + 3Y – 1 = 0 (persamaan eksplisit)
3
1X
3
5Y −−= (persamaan implisit)
b. Y – (3) = (2)(X - 2) Y = 2X – 4 + 3
Y = 2X – 1 (persamaam implisit)
2X − Y − 1 = 0 (persamaan eksplisit)
-
8/20/2019 statistika kalkulus
54/203
50
ϕ
ϕ1 ϕ2
l : Y= mX + n
II.5.1.1. Sudut antara dua grafik
Salah satu segi yang dapat diturunkan dari koefisien arah grafik fungsi linear , adalah
sudut antara dua grafik seperti di bawah ini.
Y
X
Gambar II.13
ϕ sudut antara g dan l (0≤ ϕ ≤ ½π)
Pada Gambar II.13.
ϕ1 sudut arah l Tg ϕ1 = m
ϕ2 sudut arah g Tg ϕ2 = a
ϕ = ϕ2 − ϕ1
Tg ϕ = Tg (ϕ2 − ϕ1) =)(Cos
)(Sin
12
12
ϕ−ϕϕ−ϕ
=1212
1212
SinSinCosCos
SinCosCosSin
ϕϕ+ϕϕϕϕ−ϕϕ
=
12
12
12
12
12
12
12
12
CosCos
SinSin
CosCos
CosCos
CosCos
SinCos
CosCos
CosSin
ϕϕϕϕ
+ϕϕϕϕ
ϕϕϕϕ
−ϕϕϕϕ
=
12
12
1
1
2
2
CosCos
SinSin1
Cos
Sin
Cos
Sin
ϕϕϕϕ
+
ϕϕ
−ϕϕ
=12
12
TgTg1
TgTg
ϕϕ+ϕ−ϕ
= am1
ma
+−
Karena sudut antara dua grafik yang digunakan adalah sudut lancip, 0 ≤ ϕ ≤ ½π, yang
berarti Tg ϕ 0. Sedangkan dari formulasi kesamaan dimungkinkan Tg ϕ ≤ 0, maka pada
g : Y=aX + b
-
8/20/2019 statistika kalkulus
55/203
51
formulasi kesamaan, ruas kanan harus disajikan dalam harga mutlak. Sehingga jika ϕ sudut
antara dua grafik fungsi linear , g : Y=aX + b dengan l : Y= mX + n,
maka
am1
m-aTg +=ϕ
II.5.1.2. Dua grafik fungsi linear
Dari konsepsi sudut antara dua grafik fungsi linear , maka dapat disimpulkan bahwa
antara dua grafik fungsi linear hanya satu dari dua hal di bawah ini yang berlaku, yaitu
1) Sejajar.
Dua grafik fungsi linear akan sejajar jika koefisien arah keduanya sama, a = m.
2) Berpotongan, yang dibedakan atas
a) berpotongan tegak lurus.
Dua grafik fungsi linear akan berpotongan tegak lurus jika hasil kali koefisien
arahnya sama dengan –1, a.m = −1.
b) berpotongan biasa.
Untuk menentukan titik potong dua grafik dapat dilakukan dengan mempersamakan
kedua persamaan fungsinya.
Jika diketahui dua grafik fungsi linear , Y = aX + b dan Y = nX + m , maka koordinattitik potongnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
mnXY
baXY
+=+=
aX + b = mX + n aX – mX = n – b (a – m)X = n – b
X =ma
bn
−−
dari persamaan Y = aX + b Y =
−−
ma
bna + b
ma
bman
ma
)ma(b
ma
)bn(aY
−−=
−−+
−−=
sehingga koordinat titik potongnya.
−−
−−
ma
bman,
ma
bn
-
8/20/2019 statistika kalkulus
56/203
52
Y Y Y
X X X
sejajar berpotongan berpotongan tegak lurus
Gambar II.14
Kemungkinan dua grafik fungsi linear
Contoh soal 3.
Tentukan persamaan fungsi linear yang grafiknya berpotongan tegak lurus dengan grafik
fungsi
3X2Y +−=
dan melalui titik potong grafik fungsi
3X2Y += dengan 2X3Y −−= !
Jawab :
Jika a koefisien arah grafik yang tegak lurus grafik Y = −2X + 3 , maka (a)(−2) = −1
a =2
1
Koordinat titik potong grafik Y = 2X + 3 dengan Y = −3X – 2 :
2X3Y
3X2Y
−−=+=
2X + 3 = −3X – 2 2X + 3X = −2 – 3 5X = −5 X = −1
3X2Y
1X
+==
Y = 2(−1) + 3 = 1 koordinat titik potongnya : (−1 , 1),
Sehingga persamaan fungsi linear yang dicari, adalah fungsi yang grafiknya melalui titik
(−1 , 1) dengan koefisien arah 21
, yaitu :
Y – (1) =2
1 (X – (−1) Y =
2
1X +
2
1 + 1 Y =
2
1X + 1
2
1.
-
8/20/2019 statistika kalkulus
57/203
53
Persamaan fungsi jika disajikan dalam
persamaan implisit, maka diperoeh hasil
Y =2
1X + 1
2
1 2Y = X + 3
X – 2Y + 3 = 0
Jika grafik fungsi-fungsi tersebut digambarkan
dengan menggunakan program Mathcad pada
domain {−10 ≤ x ≤ 10}, maka hasilnya seperti di
samping ini.
Dengan fungsi-fungsi yang ditetapkan :
f(x) : Y = −2X + 3 , g(x) : Y = 2X + 3 ,
h(x) : Y = −3x – 2 ,
dan fungsi yang dicari : i(x) : Y =2
1X + 1
2
1.
II.5.2. Fungsi Kuadrat
Persamaan fungsi kuadrat, atau biasa juga disebut persamaan parabola tegak, adalah :
Y = aX2 + bX + c , 0a ≠ .
Selanjutnya perhatikan proses aljabar di bawah ini :
a2
bbac4aY4
a2
1 X
a4
b)cY)(a4(
a2
bX
a4
b
a
cY
2a
bX
a
cY
a2
b
a2
bX
a
bX
a
cYX
a
b X cYbXaX cbXaXY
2
2
2
2
2222
2
222
−+−±=+−
±=+
+−
=
+−
=
−
++
−
=+−=+++=
Karena 2bac4aY4 +− akan bernilai real jika 0bac4aY4 2 ≥+− , atau
0a jika, a4
ac4bY
2
>−−≥ , dan 0a jika, a4
ac4bY
2
0.
i(x)
h(x)g(x) f(x)
10 0 10
10.78
10.78
f x( )
g x( )
h x( )
i x( )
x
Gambar posisi grafik fungsi linier yang
ditetapkan dengan yang dicari
-
8/20/2019 statistika kalkulus
58/203
54
Dari hubungana4
b)cY)(a4(
a2
bX
2
2+−±=+ , karena 0
a4
b)cY)(a4(2
2
≥+−
,
maka
a4b)cY)(a4(
a2bX 2
2
+−=+ , jika 0a2bX ≥+ atau a2bX −≥
a4
b)cY)(a4(
a2
bX
2
2+−−=+ , jika 0
a2
bX ≤+ atau
a2
bX −≤
Hal ini menyimpulkan bahwa, fungsi kuadrat merupakan fungsi satu-satu pada, jika
domainnya X = {a2
bx −≥ } atau X = {
a2
bx −≤ }.
Dalam domain tersebut, fungsi inversnya
a2
b X jika , a2
b)ac4b(aX4a2
1Y 2 −>−−−=
a2
b X jika ,
a2
b)ac4b(aX4
a2
1Y 2 −
-
8/20/2019 statistika kalkulus
59/203
55
Persamaan kuadrat aX2 + bX + c = 0 akan memiliki jawab riil, jika b
2 – 4ac ≥ 0,
sehingga grafik fungsi kuadrat akan
a) memotong sumbu-X, jika b2 – 4ac > 0,
b) menyinggung sumbu-X jika b2 – 4ac = 0.
4. Titik-titik yang dilalui grafik,
Untuk ini buat tabel pasangan harga X dengan Y.
Contoh soal 4.
Gambarkan grafik fungsi Y = −2X2 + X +1 !
Jawab :
1) Sumbu simetrinya :4
1
)2(2
1X =
−−= .
2) Titik ekstrimnya :
Koefisien kuadratnya, a = −2 < 0, jadi titik ekstrim merupakan titik maksimum.
Koordinatnya :
=
−−−
−8
9,
4
1
)2(4
)1)(2(4)1(,
4
1 2
3) Koordinat titik potong dengan :
a) sumbu-Y : (0 , 1)
b) sumbu-X :
Diskriman fungsi D = (1)2 – 4(-2)(1) = 9 > 0, jadi grafik memotong sumbu-X.
Koordinat titik potongnya
1XX2Y
0Y2 ++−=
= −2X2 + X + 1 = 0 (2X + 1)(−X + 1) = 0
1X 01X2
1X 01X2
==+−
−==+
Koordinat titik-titik potongnya : (2
1− , 0) dan (1,0)
-
8/20/2019 statistika kalkulus
60/203
56
(1,0)
8
9,
4
1
(-1,-2)
(−12
1,-5)
4) Koordinat titik-titik lain yang dilalui grafik :
Ambil nilai X sembarang yang belum ada, dan sepihak terhadap sumbu simetri.
Pada contoh ini sumbu simetrinya X =4
1, jadi yang diambil nilai X <
4
1 atau X >
4
1.
Jika diambil X <4
1, maka bangun tabel seperti di bawah ini
X Y Koordinat titik
−1 −2(−1)2 + (−1) + 1 = −2 (−1 , −2)
−12
1 −2(−1
2
1)2 + (−1
2
1) + 1 = −5 (−1
2
1 , −5)
dst.
Sehingga bentuk grafiknya seperti di bawah ini
X
X =4
1
Grafik fungsi kuadrat
f(x) : Y = −2X2 + X +1
jika digambarkan dengan program Mathcad pada
domain X = {−10 x 10}, hasilnya seperti di
disamping ini.
(-2
1,0)
Y
X
10 5 0 5 10
15
10
5
5
10
15
f x( )
Grafik fungsi kuadrat Y = −−−−2X2 + X +1 jika digambarkan dengan Mathcad
-
8/20/2019 statistika kalkulus
61/203
57
Kemungkinan grafik fungsi kuadrat jika ditelaah berdasarkan sumbu-X, disajikan pada
Gambar II.15 di bawah ini.
a > 0 a < 0
D > 0 10 0 10
10
10
f x( )
x
10 0 10
10
10
20
f x( )
x
Grafik memotong sumbu-X dan terbuka ke
atas
Grafik memotong sumbu-X dan terbuka ke
bawah
D = 010 0 10
10
10
f x( )
x
10 0 10
10
10
f x( )
x
Grafik menyinggung sumbu-X dan terbukake atas Grafik menyinggung sumbu-X dan terbukake bawah
D < 0 10 0 10
10
10
f x( )
x
10 0 10
10
10
f x( )
x
Grafik tidak memotong sumbu-X dan
terbuka ke atas
Grafik tidak memotong sumbu-X dan
terbuka ke bawah
Gambar II.15
Kemungkinan posisi grafik fungsi kuadrat
terhadap Sumbu-X
-
8/20/2019 statistika kalkulus
62/203
58
II.5.2.1. Grafik fungsi kuadrat dengan fungsi linear
Jika dimiliki sebuah grafik fungsi kuadrat dengan sebuah grafik fungsi linear , maka
hanya satu dari tiga kemungkinan di bawah ini yang terjadi, yaitu
a) tidak berpotongan
b) berpotongan
c) bersinggungan
edXcXY
baXY2 ++=+=
aX + b = cX2 + dX + e cX2 + (d – a)X + (e – b) = 0
Diskriminan bentuk kuadrat cX2 + (d – a)X + (e – b) : D = (d – a)
2 – 4(c)(e – b)
Ada tiga kemungkinan untuk D
a) D < 0 grafik fungsi linear dengan fungsi kuadrat tidak berpotongan
b) D = 0 grafik fungsi linear menyinggung grafik fungsi kuadrat
c) D > 0 grafik fungsi linear memotong grafik fungsi kuadrat
10 5 0 5 10
10.2
5.1
5.1
10.2
f x( )
g x( )
x
10 5 0 5 10
8.05
4.03
4.03
8.05
f x( )
h x( )
x
Grafik fungsi linear dengan fungsi kuadrat
tidak berpotongan
Grafik fungsi linear menyinggung grafik
fungsi kuadrat
10 5 0 5 10
8.05
4.03
4.03
8.05
f x( )
i x( )
x
Grafik fungsi linear memotong grafik fungsi
kuadrat
Gambar II.16
Kemungkinan grafik fungsi lineardengan fungsi kuadrat
-
8/20/2019 statistika kalkulus
63/203
59
Contoh soal 5
Tentukan
a) persamaan garis singgung pada parabola Y = 2X2 – 3X +1 di titik (1 , 0)
b) hubungan a dan b pada persamaan parabola Y = aX2 + bX – 1, agar grafiknya memotong
grafik fungsi linear Y = 2X – 3
Jawab
a) Jika dimisalkan persamaan garis singungnya Y = aX + b, maka
1) melalui titik (1, 0) 0 = a(1) + b a = −b Y = −bX + b
2) menyinggung parabola Y = 2X2 – 3X +1
1X3X2Y
bbXY2 +−=+−=
−bX + b = 2X2 – 3X +1 2X2 + (b– 3)X +(1−b) = 0
diskriminan bentuk kuadrat 2X2 + (b– 3)X +(1-b) :
D = (b– 3)2 – 4(2)(1-b) = b
2 – 6b + 9 – 8 + 8b = b
2 + 2b + 1 = (b + 1)
2
Karena yang ditentukan menyinggung, maka D harus disama-dengankan 0, D = 0,
atau b = −1
Sehingga persamaan garis singgunggnya, Y = −(−1)X + (−1) = X – 1
b)1bXaXY
3X2Y2 −+=−= 2X – 3 = aX2 + bX – 1 aX2 + (b+2)X + 2 = 0
diskriminan bentuk kuadrat aX2 + (b+2)X + 2 : D = (b+2)
2 – 4(a)(2) = b
2 + 4b + 4 – 8a
Karena yang ditentukan berpotongan, maka D harus lebih besar dari 0, D > 0, atau
b2 + 4b + 4 – 8a > 0 (b + 2)2 – 8a > 0 {(b+2) − a8 }{(b+2) + a8 } > 0
Hal ini berarti, hubungan a dengan b
1) (b+2) − a8 > 0 b > a8 − 2
(b+2) + a8 > 0 b > − a8 − 2
atau
2) (b+2) − a8 < 0 b < a8 − 2
(b+2) + a8 < 0 b < − a8 − 2
-
8/20/2019 statistika kalkulus
64/203
60
(0,1)
II.5.3. Fungsi Pangkat
Bentuk umum dari fungsi pangkat adalah Y = aX , dengan a > 0 bilangan real.
Dalam hal a = e , yaitu bilangan irasional yang nilainya e = 3,141592654…, bentuk Y = eX
dinamakan fungsi eksponensial. Grafik dari fungsi pangkat seperti pada Gambar II.15.
Gambar II.17
Grafik fungsi pangkat
Misal grafik fungsi
f(x) : Y = 4X dan g(x) : Y =
X
4
1
jika digambarkan dengan program
Mathcad dalam domain
X = {−10 < x < 10},
maka hasilnya seperti di samping ini :Domain fungsi pangkat adalah
X = {−∞ < x 0}.
Fungsi ini merupakan fungsi satu-satu pada,
dengan fungsi inversinya : Y =alog Y.
Sifat perpangkatan
1. aa1
XX = ,a
a
X
1X =−
2. Xa+b
= Xa x X
b , X
a-b = X
a X
-b =
b
a
X
X
3. (xa)
b = X
ab
X
YY=a , a > 1
Y=aX , 0< a < 1
f(x)g(x)
10 0 10
10
10
f x( )
g x( )
x
Grafik fungsi f(x) : Y = 4X dan g(x) : Y =
X
4
1
jika digambarkan dengan Mathcad
-
8/20/2019 statistika kalkulus
65/203
61
II.4.4. Fungsi Logaritma
Bentuk umum dari fungsi logaritma adalah Y = alog X dengan a > 0, bilangan real.
Dalam hal a = 10, 10log X ditulis log X, dan dinamakan Logaritma Biasa. Jika a = e , yaitu
bilangan irasional, e = 3,141592654… , makaelog X ditulis ln X, dan dinamakan
Logaritma Natural.
Y
X
Gambar II.18
Grafik fungsi logaritma
Misal grafik fungsi
f(x) : Y = 4log X dengan g(x) : Y = xlog4
1
jika digambarkan dengan program Mathcad
dalam domain X = {0 < x < 10}, hasilnya
seperti di samping ini.
Domain dari fungsi logaritma adalah,
X = {x > 0}, dan rangenya, Y = {−∞ < y < ∞}.
Sifat logaritma :
1. alog XY = alog X + alog Y , YlogXlogYXlog aaa −=
2.Xlog
YlogYlog
a
aX =
3.alog X
b = b
alog X
(1,0)
Y=alog X , a > 1
Y=alog X , 0 < a < 1
f(x)
g(x)
0 5 10
5
5
f x( )
g x( )
x
Grafik fungsi f(x) : Y =4log X dan g(x) : Y = xlog4
1
-
8/20/2019 statistika kalkulus
66/203
62
ϕ
x
r
II.4.5. Fungsi siklometri (fungsi goniometri , fungsi trigonometri)
Perhatikan gambar di bawah ini
dan perbandingan-perbandingan sisi-sisi dari segi-tiga siku-sikunya. Berdasarkan hal-hal
tersebut didefinisikan
r
y = Sinus ϕ = Sin ϕ ⇔
y
r = Cosecan ϕ = Cosec ϕ
r
x = Cosinus ϕ = Cos ϕ ⇔
x
r = Secan ϕ = Sec ϕ
y
x = Tangens ϕ = Tg ϕ ⇔
x
y = Cotangens ϕ = Ctg ϕ
Formulasi perbandingan tersebut dinamakan perbandingan goniometri (trigonometri).
Dari perbandingan goniometri tersebut diperoleh hubungan-hubungan sebagai berikut
1) –1 ≤ Sin ϕ≤ 1 , –1 ≤ Cos ϕ≤ 1
2) Sin (900 − ϕ) = Cos ϕ , Cos (900 − ϕ) = Sin ϕ , Tg (900 − ϕ) = Ctg ϕ
3) Cosec ϕ =ϕSin
1 , Sec ϕ =
ϕCos1
, Tg ϕ =ϕϕ Cos
Sin, Cotg ϕ =
ϕTg1
4) Sin2ϕ + Cos2ϕ = 1 , Tg2ϕ − Sec2ϕ = 1 , Ctg2ϕ − Cosec2ϕ = 1
Fungsi Y = Sin X dan Y = Cos X, merupakan fungsi dasar dari fungsi goniometri, sebab
fungsi-fungsi goniometri yang lainnya dapat diturunkan dari keduanya. Range dari fungsi
ini adalah Y = {–1 ≤ y ≤ 1}.
y
-
8/20/2019 statistika kalkulus
67/203
-
8/20/2019 statistika kalkulus
68/203
64
Grafik fungsi f(x) : Y = Tg X dan g(x) : Y = Ctg X, jika digambarkan dengan Mathcad
dalam domain X = {−10 < x < 10}, hasilnya seperti pada Gambar II.20.
Fungsi Y = Tg X memiliki range Y = {−∞ < y < ∞}, dan merupakan fungsi satu-satu
pada, dalam domain
X = {(−k +2
1)π < x < (−k + 1
2
1)π} , k = 0 , 1 , 2 , . . . ,
atau
X = {(−k − 2
1)π < x < (−k +
2
1)π} , k = 0 , 1 , 2 , . . .
dengan fungsi inversnya Y = Arc Tg X.
Sedangkan fungsi Y = Ctg X memiliki range yang sama dengan Y = Tg X, yaitu
Y = {−∞ < y < ∞},dan merupakan fungsi satu-satu pada, dalam domain
X = {k π < X < (k + 1)π} , k = 0 , 1 , 2 , . . .
atau
X = {−(k + 1)π < X < −k π} , k = 0 , 1 , 2 , . . .
dengan fungsi inversnya
Y = Arc Ctg X.
3. Y = Sec X =XCos
1
Fungsi ini terdefinisikan jika Cos X ≠ 0,
atau jika X ≠ 2
1π , ±1
2
1π , ±2
2
1π , . . .,
4. Y = Cosex X =XSin
1
Fungsi ini terdefinisikan jika Sin X ≠ 0,
atau jika X ≠ 0, ± π , ±2π, . . . .Grafik fungsi f(x) : Y = Cosec X
dan g(x) : Y = Sec X jika digambarkan
dengan Mathcad dalam domain X = {−10 < x < 10},
hasilnya seperti pada Gambar II.21.
10 5 0 5 10
10
5
5
10
f x( )
g x( )
x
Gambar II.21
Grafik fungsi siklometri
g(x) : Y = Sec X ; f(x) : Y = Cosec X
-
8/20/2019 statistika kalkulus
69/203
65
Range fungsi Y = Sec X adalah Y = {1 ≤ y < ∞ } atau Y = { ∞− < y ≤ −1}, dan
merupakan fungsi satu-satu pada, dalam domain,
X = {(k + ½)π < x < (k + 1½)π} , k = 0 , 1 , 2 , . . .
atau
X(-k - ½)π < X < (-k + ½)π , k = 0 , 1 , 2 , . . .
dengan fungsi inversnya
Y = Arc Sec X.
Sedangkan fungsi Y = Cosec X, rangenya juga sama yaitu Y = {1 ≤ y < ∞ } atau
Y = { ∞− < y ≤ −1}, dan merupakan fungsi satu-satu pada, dalam domain
X = {k π < x < (k + 1)π , k = 0 , 1 , 2 , . . .
atau
X = {−(k + 1)π < x < −k π} , k = 0 , 1 , 2 , . . .
dengan fungsi inversnya
Y = Arc Cosec X.
Karena grafik dari fungsi goniometri merupakan lengkungan yang memiliki ciri
(karakteristik, characteristic) periodik (membentuk bangun yang berulang), maka fungsi
goniometri biasa juga dinamakan fungsi siklometri.
II.5.6. Fungsi Pecahan
Bentuk fungsi pecahan sangat banyak formulasinya, tetapi yang sering digunakan
adalah bentuk-bentuk
1)dcx
baxY
++
= , cx + d 0 untuk setiap nilai x.
2)edxcx
baxY
2 +++
= , cx2 + dx + e 0 untuk setiap nilai x.
3) f exdx
cbxax
Y 2
2
++++
= , dx2
+ ex + f 0 untuk setiap nilai x.
Pada fungsi pecahan dideskripsikan sumbu (garis) asimtut (asimptot ), yaitu garis yang
akan dipotong grafik fungsi di titik tak berhingga, sehingga grafik fungsi dengan sumbu
asimtut hampir berimpit mulai nilai x tertentu. Untuk fungsi-fungsi pecahan seperti yang
disajikan tersebut, sumbu asimtutnya dua jenis, yaitu asimtut datar dan asimtut tegak.
-
8/20/2019 statistika kalkulus
70/203
66
1) Untuk fungsidcx
baxY
++
=
Asimtut tegaknya :
Y → ∞ ⇔ cx + d → 0 x =c
d−
Asimtut datarnya :
x → ∞ ⇔ Y =c
a
x
d
x
cxx
b
x
ax
Limdcx
baxLim
xx=
+
+=
++
∞→∞→
2) Untuk fungsiedxcx
baxY
2 +++
=
Asimtut tegaknya :
Y → ∞ ⇔ cx2 + dx + e → 0 , D = d2 – 4ce 0
Sehingga asimtut tegaknya :
<=>
0D jika,adatidak
0D jika,buahsatu
0D jika,buahdua
Nilai persamaan asimtut tegaknya, merupakan jawab dari persamaan cx2 + dx + e = 0 .
Asimtut datarnya :
x → ∞ ⇔ Y = 0
x
e
x
dx
x
cx
x
b
x
ax
Limedxcx
baxLim
222
2
22
x2x=
++
+=++
+∞→∞→
3) Untuk fungsif exdx
cbxaxY
2
2
++++
=
Asimtut tegaknya :
Y → ∞ ⇔ dx2 + ex + f → 0 ⇔ D = e2 – 4df 0
Sehingga asimtut tegaknya :
<=>
0D jika,adatidak
0D jika,buahsatu0D jika,buahdua
Nilai persamaan asimtut tegaknya, merupakan jawab dari persamaan dx2 + ex + f = 0 .
-
8/20/2019 statistika kalkulus
71/203
67
Asimtut datarnya :
x → ∞ ⇔ Y =d
a
x
f
x
ex
x
dx
x
c
x
bx
x
ax
Limf exdx
cbxaxLim
222
2
222
2
x2
2
x=
++
++=
++++
∞→∞→
Perhatikan fungsi-fungsi di bawah ini :
1) f(x) =7x5
3x2
+−−
asimtut tegaknya : x =5
7
5
7 =−
− , dan
asimtut datarnya : y =5
2
5
2−=
−.
2) g(x) =9x7x5
3x22 −+−−
dan
h(x) =9x7x5
5x3x22
2
−+−+−
Diskriminan fungsi penyebut :
D = (7)2 – 4(−5)(−7) < 0.
Jadi g(x) dan h(x) tidak memiliki asimtut tegak.
Asimtut datar untuk :
g(x) : y = 0 (sumbu-X)
h(x) : y =5
2
5
2 −=−
Jika digambarkan dengan program Mathcad pada domain
{−5 ≤ x ≤ 5}, grafik ketiga fungsi tersebut seperti pada
Gambar II.22.
5 2.5 0 2.5 5
0.63
0.25
0.13
0.5
f x( )
gx( )
h x( )
Gambar II.22Gafik fungsi
f(x) : Y =7x5
3x2
+−−
g(x) : Y =9x7x5
3x22 −+−−
h(x) : Y =9x7x5
5x3x22
2
−+−+−
-
8/20/2019 statistika kalkulus
72/203
68
a
b
II.6. Fungsi Irisan Kerucut
Sebuah kerucut jika diiris, maka bidang irisannya akan membangun suatu bangun ilmu
ukur, sesuai dengan cara pengirisannya.
1) Jika diiris sejajar bidang alas maka akan diperoleh bangun lingkaran, dan
2) Jika diiris miring dengan tidak mengiris bagian alas maka akan diperoleh bangun ellips,
sedangkan
3) Jika diiris miring dan mengiris bagian alas, dengan kemiringan kurang dari 430, maka
akan diperoleh bangun hiperbola, sedangkan jika kemiringannya lebih dari 450,
diperoleh parabola.
Bangun-bangun tersebut dapat didefinisikan
secara matematis dan dibangun persamaan
fungsinya. Persamaan fungsi irisan kerucut
selalu disajikan dalam bentuk implisit,
sehingga jika akan digambarkan dengan
menggunakan kemasan program Mathcad,
harus diubah dulu menjadi bentuk eksplisit.
II.6.1. Lingkaran
Definisi matematisnya. Lingkaran adalah
tempat kedudukan titik yang berjarak sama terhadap sebuah titik tertentu, yang dinamakan
pusat lingkaran (dinotasikan oleh P), sedangakn jarak yang sama dinamakan jari-jari
lingkaran (dinotasikan oleh r).
Y
r
P (a,b)
X
Gambar II.23
Lingkaran dengan pusat P
dan jari-jari r
elips
hiperbola
parabola
lingkaran
Bangun-bangun irisan kerucut
-
8/20/2019 statistika kalkulus
73/203
69
Persamaan lingkaran dengan pusat (a , b) dan jari-jari r > 0 , adalah
(X – a)2 + (Y – b)2 = r2.
Jika persamaan dijabarkan sebagai berikut,
X2 − 2aX + a2 + Y2 − 2bY + b2 = r2
X2 + Y2 − 2aX − 2bY + a2 + b2 – r2 = 0
dan ditulis
A = −2a ,
B = −2b ,
C = a2 + b2 – r2
maka persamaan lingkaran dapat disajikan oleh
X2 + Y
2 + AX + BY + C = 0
dengan koordinat pusatnya,
P = (2
1− A ,
2
1− B)
dan jari-jarinya,
cb4
1a
4
1r 22 −+= .
Contoh soal 6.
Tentukan persamaan lingkaran yang berjari-jari 5 satuan, melalui titik (0 , 0) dan pusatnyaterletak pada garis X + Y = 1 !
Jawab :
Misalkan persamaan lingkarannya :
(X – a)2 + (Y – b)
2 = (5)
2
Lingkaran melalui titik (0 , 0) :
(0 – a)2 + (0 – b)2 = 25 a2 + b2 = 25 (1)
Titik pusat (a,b) terletak pada garis X + Y = 1
a + b = 1 a = 1 – b (2)
10 5 0 5 10
7.69
3.84
3.84
7.69
x
Grafik lingkaran (X + 3)2 + (Y – 4)
2 = 25
dan garis X + Y = 1
-
8/20/2019 statistika kalkulus
74/203
70
Subtitusikan (2) ke (1) :
(1 – b)2 + b
2 = 25 1 – 2b + b2 + b2 = 25 2b2 –2b +1 – 25 = 0 2b2 –2b – 24 = 0
b2 –b – 12 = 0 (b – 4)(b + 3) = 0 b = 4 dan b = −3.
Dan subtitusikan
b = 4 ke (2) a = 1 – 4 = −3 ,
b = −3 ke (2) a = 1 – (−3) = 4.
Jadi persamaan lingkaran yang dicari adalah,
(X – (−3))2 + (Y – (4))2 = 25 (X + 3)2 + (Y – 4)2 = 25
atau
(X – (4))2 + (Y – (-3))2 = 25 (X − 4)2 + (Y + 3)2 = 25
Contoh soal 7.
Tentukan persamaan lingkaran singgung segitiga, yang sisi-sisinya berupa garis dengan
persamaa