statistika kalkulus

Upload: zhand-radja

Post on 07-Aug-2018

328 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    1/203

    Mulyana

    KALKULUSUNTUK

    STATISTIKA

    BUKU AJAR

    UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS MIPA

     JURUSAN STATISTIKA  

    BANDUNG2005

    10 5 0 5 10

    11.81

    5.91

    5.91

    11.81

    f x( )

    g x( )

    x

    10 5 0 5 10

    8.05

    4.03

    4.03

    8.05

    gx( )

    hx( )

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    2/203

      i

    Kata Pengantar

    Diktat ini disusun dalam upaya pengadaan bahan ajar Kalkulus I di

    Fakultas Teknik Universitas Pasundan, mengingat mata kuliah ini merupakan

    mata kuliah dasar keakhlian, sehingga materi kuliah yang diberikan diharapkan

    dapat mendukung para mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Pasundan dalam

    mempelajari materi kuliah ilmu-ilmu teknik yang banyak memerlukan

    pemahaman ilmu kalkulus. Selain itu, karena mata kuliah Kalkulus ini merupakan

    salah satu mata kuliah yang diberikan pada kelas-kelas paralel, yang diajarkan

    oleh beberapa dosen, sehingga keragaman materi dan pencapaian materi

    kemungkinannya cukup besar. Oleh karena itu, dengan adanya diktat ini

    diharapkan keragaman tersebut dapat diperkecil.Penulis merasa materi pada diktat ini masih belum sempurna, sehingga

    kritik dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaannya sangat diharapkan,

    karena editing akan selalu dilakukan setiap waktu, agar diktat ini dapat dijadikan

    acuan sebagai bahan ajar mata kuliah Kalkulus untuk mahasiswa fakultas teknik.

    Kritik, saran, dan bantuan pemikiran dari semua pihak sehingga terwujudnya

    diktat ini, dan harapan untuk menjadikan diktat ini sebagai acuan materi

    perkuliahan, sekali lagi sangat diharapkan, dan diucapkan banyak terima kasih

    atas semua kerja-samanya.

    Bandung , Oktober 2004

    Penulis

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    3/203

      ii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Kata Pengantar i

    Daftar Isi ii

    BAB I PENDAHULUAN 1

    I.1. Struktur Bilangan 1

    I.2. Sistem Bilangan Riil 2

    I.3. Kalimat Matematis 4

    I.4. Persamaan Linier 5

    I.5. Persamaan Kuadrat 5

    I.6. Bentuk-Bentuk Pertidaksamaan 8I.6.1. Pertidaksamaan Linier 8

    I.6.2. Pertidaksamaan Irasional 9

    I.6.3. Pertidaksamaan Pangkat Dua atau Lebih 11

    I.6.4. Pertidaksamaan Pecahan 13

    I.6.5. Pertidaksamaan Yang Mengandung Nilai Mutlak 15

    BAB II FUNGSI DAN GRAFIK 19

    II.1. Deskripsi Fungsi 19

    II.2. Gambar Fungsi 21

    II.3. Fungsi Komposisi 23

    II.4. Beberapa Bentuk Fungsi 24

    II.4.1. Fungsi Linier 24

    II.4.2. Fungsi Kuadrat 29

    II.4.3. Fungsi Pangkat 33

    II.4.4. Fungsi Logaritma 33

    II.4.4. Fungsi Siklometri (fungsi goniometri , fungsi trigonometri) 34

    II.5. Fungsi Irisan Kerucut 39

    II.5.1. Lingkaran 39

    II.5.2. Ellips 42

    II.5.3. Hiperbola 43

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    4/203

      iii

    BAB III LIMIT DAN KEKONTINUAN FUNGSI 46

    III.1. Cara menghitung nilai limit 46

    III.2. Dalil-Dalil Limit Fungsi 48

    III.3. Limit Kiri , Limit Kanan 50

    III.4. Kekontinuan Fungsi 52

    BAB IV TURUNAN (DIFERENSIASI) 54

    IV.1. Arti Turunan Fungsi 55

    IV.2. Dalil Dasar Untuk Turunan 55

    IV.3. Turunan Fungsi Implisit 58

    IV.4. Turunan dan Kekontinuan Fungsi 59

    IV.5. Turunan Orde Tinggi 60

    IV.6. Nilai Ekstrim Fungsi 61IV.7. Beberapa Penggunaan Turunan 63

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    5/203

      1

    BAB I

    SISTEM BILANGAN

    Bilangan adalah sebuah aksioma, sehingga tidak perlu didefinisikan. Untuk

    menyatakan sebuah bilangan digunakan lambang bilangan, yang berupa himpunan benda

    sejenis yang ada di sekitar kita. Misalnya bilangan lima, dapat dilambangkan oleh lima jari

    atau lima buah benda sejenis. Untuk keperluan perhitungan, digunakan gambar lambang

    bilangan  yang dinamakan dengan angka. Angka inilah yang digunakan sebagai “wakil

    bilangan”. Misal pernyataan 5 + 2 = 7. Dalam hal ini, 5, 2 dan 7, bukan sebagai angka,

    tetapi sebagai wakil dari bilangan “lima”, “dua” dan “tujuh”.

    I.1. Struktur Bilangan

    Bilangan dapat dikelompokan atas himpunan,

    1.  Bilangan asli : {1 , 2 , 3 , . . . }

    2.  Bilangan cacah : {0 , 1 , 2 , 3 , . . . }

    Pada himpunan bilangan ini didefinisikan bilangan prima, yaitu bilangan yang hanya

    habis dibagi oleh dirinya sendiri. Misal : 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, . . .

    3.  Bilangan bulat : { . . . , −3 , –2 , −1 , 0 , 1 , 2 , 3 , . . . }

    Bilangan yang berada di “sebelah kiri” 0 atau bilangan yang lebih kecil dari 0,dinamakan bilangan negatif.  Yang di “kanannya” atau bilangan yang lebih besar dari

    0, dinamakan bilangan positif .

    4.  Bilangan real  yang terdiri atas bilangan rasional dan bilangan irasional 

    Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat disajikan dalam bentukb

    a, b tidak sama

    dengan 0 (ditulis b ≠ 0), dengan a dan b bilangan bulat. Bilangan rasional jika disajikan

    dalam bilangan desimal, yaitu bilangan yang disajikan dengan menggunakan tanda koma

    (,) jika nilainnya antara 0 dengan 1. Maka pada desimalnya (bilangan disebelah kanan

    tanda koma) terjadi pengulangan bilangan atau “terhenti”pada 0. Misalnya,

    ...142857142857,07

    2= , ...333,1

    3

    4= , ...2500,0

    4

    1= , 3 = 0,000…

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    6/203

      2

    Dalam bilangan rasional, pernyataanb

    a, b ≠ 0, jika a lebih kecil dari b (ditulis a < b),

    dinamakan pecahan murni, sedangkan jika a lebih besar dari b (ditulis a > b),

    dinamakan pecahan campuran, sebab bentuknya dapat disajikan atas bilangan bulat

    dan pecahan murni, misalnya :3

    11

    3

    4= . Bilangan yang tidak memiliki ciri seperti

    bilangan rasional dinamakan bilangan irasional.

    Bilangan irasional merupakan kawan (komplemen) dari bilangan rasional. Bilangan

    irasional jika disajikan dalam bilangan desimal, maka pada desimalnya tidak akan terjadi

    pengulangan. Yang termasuk bilangan irasional diantaranya,

    1. π = 3,141592654…, yang biasa diidentikan dengan7

    22,

    2. bilangan eksponensial e = 2,7182818…, yang biasa diidentikan dengan 3,

    3. bilangan akar yang tidak dapat dirasionalkan, misalnya 2 , 5 , dan sejenisnya

    5. Bilangan kompleks, yaitu bilangan yang disajikan oleh :

    a + ib

    dengan a dan b bilangan real, i = 1−  yang dinamakan bilangan imaginer.

    Pada sajian ini a dinamakan bagian real  dan b bagian imaginer.

    Jika dibangun struktur bilangan, maka bentuknya akan seperti pada Gambar I.1.

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    7/203

      3

    Gambar I.1

    Struktur Bilangan

    Jika dinotasikan, N = himpunan bilangan asli, C = himpunan bilangan cacah,

    Z = himpunan bilangan bulat, Q = himpunan bilangan rasional, I = himpunan bilangan

    irasional, R = himpunan bilangan real, dan K = himpunan bilangan kompleks, maka berlaku

    hubungan,

    1. C = N ∪ {0}

    2. Q ∩ I = φ 

    3. R = Q ∪ I

    4. N ⊂ C ⊂ Z ⊂ R ⊂ K

    I.2. Sistem Bilangan Real  

    Dalam matematika, yang disebut dengan sistem, adalah himpunan tidak kosong yang didalamnya dilibatkan operasi terhadap anggota himpunannya. Pada himpunan bilangan real,

    operasi antar anggotanya adalah, perkalian  (notasinya, x  atau . ), yang memiliki kawan,

    pembagian  (notasinya, : atau ÷ ), dan perjumlahan  (notasinya, +  ) yang memiliki kawan,

    pengurangan  (notasinya, −−−−  ). Pada proses perhitungan, operasi perkalian harus

    bilangankompleks

    bilangan

    imaginer

    bilangan

    real

    bilanganirasional

    bilanganrasional

    bilangan

    pecahan

    bilangan

    bulat

    bilangan bulat

    negatif

    bilangan

    cacah

    bilangan nol

    (0)

    bilangan

    asli

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    8/203

      4

    didahulukan dari operasi perjumlahan, kecuali jika operasi perjumlahan itu ada didalam

    tanda kurung, sedangkan operasi perkalian dengan pembagian, dan perjumlahan dengan

    pengurangan, sifatnya setara, artinya mana yang lebih dulu disajikannya. Jadi yang

    dimaksud dengan sistem bilangan  real   adalah himpunan bilangan  real   yang di

    dalammya dilibatkan operasi-operasi x dan +.

    Sistem bilangan real  merupakan sitem bilangan yang banyak digunakan dalam

    perhitungan sehari-hari dan persoalan terapan. Operasi dalam sistem bilangan real memiliki

    sifat :

    1. Tertutup.

    Jika a dan b bilangan real, maka a x b (ditulis ab) dan a + b juga bilangan real.

    2. Komutatif .

    Jika a dan b bilangan real, maka ab = ba , dan a + b = b + a .

    3. Asosiatif .

    Jika a , b , dan c bilangan real, maka a(bc) = (ab)c , dan a + (b + c) = (a + b)

    4. Distributif .

    Jika a , b , dan c bilngan real, maka a(b + c) = ab + ac

    Sifat asosiatif dan distributif menyatakan bahwa operasi dalam tanda kurung harus

    selalu didahulukan.

    5. Trikhotomi. 

    Jika a dan b bilangan real, maka hanya satu dari tiga hubungan di bawah ini yang

    berlaku.

    1) a = b,

    2) a > b yang berarti : a – b positif ( a – b > 0),

    3) a < b yang berarti : a – b negatif ( a – b < 0),

    Sifat trikhotomi ini menyimpulkan, jika a dan b bilangan real, maka kemungkinannya

    a = b atau a  b. Dan jika a  b, maka kemungkinannya a < b atau a > b.

    Dalam sistem bilalangan real, disajikan pula pernyataan a ≥ b, atau a ≤ b. Perbedaan arti

    dari sajian a ≥ b dengan a > b, (a ≤ b dengan a ≤ b) adalah : jika a < b (a > b) artinya a

    dengan b murni tidak sama. Tetapi untuk a ≤  b (a ≥  b) tidak murni tidak sama,

    artinya ada kemungkinan a = b.

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    9/203

      5

    Sebagai implikasi dari sifat trikhotomi, maka berlaku hubungan

    1) a + b > 0, jika a > 0, b > 0,

    a + b < 0, jika a < 0, b < 0,

    ab > 0, jika a > 0, b > 0, atau a < 0, b< 0

    ab < 0, jika a > 0, b < 0, atau a < 0, b > 0.

    2) untuk setiap bilangan real c,

    (1) a + c > b + c, jika a > b,

    (2) a + c < b + c, jika a < b,

    (3) jika a > b, maka ac > bc, jika c > 0. Dan ac < bc, jika c < 0,

    sebaliknya,

     jika a < b, maka ac < bc, jika c > 0. Dan ac > bc, jika c < 0.

    6. Adanya unsur satuan 

    Definisi

    s dinamakan unsur satuan dari x terhadap operasi *, jika s*x = x atau x*s = x.

    Dalam sistem bilangan real, unsur satuan terhadap perkalian (x) adalah 1, dan terhadap

    perjumlahan (+) adalah 0.

    7. Adanya unsur kawan 

    Definisi

    k dinamakan unsur kawan dari x terhadap operasi *, jika k*x = s atau x*k = s, s unsur

    satuan.

    Dalam sistem bilangan real, unsur kawan dari x terhadap perkalian adalah :x

    1 (x

    -1), dan

    terhadap perjumlahan : –x.

    Berdasarkan unsur kawan ini, berlaku pernyataan

    x : y = x  

      

     

    y

    1 =

    y

    dan

    x – y = x + (−y).

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    10/203

      6

    I.3. Kalimat Matematis

    Kalimat matematis adalah kalimat yang memiliki nilai salah atau benar. Jika nilainya

    dapat ditentukan secara langsung tanpa sebuah proses perhitungan, maka kalimat matematis

    dinamakan kalimat tertutup.  Sedangkan jika tidak langsung (nilainya harus dicari melalui

    sebuah proses perhitungan) dinamakan kalimat terbuka.

    Contoh

    Kalimat tertutup : 2 + 3 = 5

    3 x 6 < 20

    Kalimat terbuka : x + 3 = 5

    3x < 20

    Dalam sistem bilangan real, yang termasuk kalimat tertutup adalah kesamaan dan

    ketidaksamaan, sedangkan kalimat terbuka persamaan dan pertidaksamaan.

    Gambar I.2

    Struktur Kalimat Matematis

    Sifat trikhotomi merupakan perwujudan (implemantion) dari kalimat tertutup dalam

    sistem bilangan real. Sebab jika ada dua bilangan real a dan b, maka kemungkinannya,

    a sama dengan b (a = b), atau a tidak sama dengan b a ≠  b (a ≠  b). Dalam hal a ≠  b,

    kemungkinannya, a > b atau a < b.

    Bentuk ketidaksamaan, a > b (a < b), dinamakan ketidaksamaan murni, sedangkan ba ≥ ,

    (a ≤ b) dinamakan ketidaksamaan tidak murni.

    Karena nilai dari kalimat tertutup dapat ditentukan secara langsung, sehingga untuk

    menentukan jawabnya tidak diperlukan perhitungan atau analisis tertentu, maka tidak ada

    KALIMAT

    MATEMATIS

    KALIMAT

    TERBUKA

    KALIMAT

    TERTUTUP

    KESAMAAN KETIDAK-SAMAAN

    PERSAMAAN PERTIDAK-SAMAAN

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    11/203

      7

    pembahasan lanjut tentang kalimat tertutup. Pembahasan lanjut dilakukan hanya untuk

    kalimat terbuka, yaitu persamaan dan pertidaksamaan, sebab untuk menentukan jawabnya

    diperlukan perhitungan tertentu.

    Sudah dikemukakan, dalam sistem bilangan riil, yang termasuk dalam kalimat terbuka

    adalah persamaan, yaitu kalimat terbuka yang melibatkan tanda sama dengan (=), dan

    pertidaksamaan yaitu kalimat terbuka yang melibatkan tanda tidak sama dengan

    (> , ≥ ,  , ≥ ,

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    12/203

      8

    I.4.1. Persamaan Linear 

    Persamaan linear   merupakan persamaan yang bentuknya paling sederhana. Bentuk

    umum persamaannya adalah

    ax + b = 0

    dengan a ≠ 0 dan b, bilangan real. x variabel. Jawab dari persamaan ini adalah,

    x = −a

    Contoh 1.

    Tentukan jawab persamaan 2x – 3x2 + 1 = 5x – 3x

    2 – 7

    Jawab :

    Ruas kanan disama dengankan 0  2x – 3x2 + 1 − 5x + 3x2 + 7 = 0  −3x + 8 = 0

    Sehingga jawab persamaannya : x = −3

    8

    − =

    3

    8  =3

    22

    I.4.2. Persamaan Kuadrat

    Bentuk umum dari persamaan kuadrat adalah

    0cbxax2 =++  

    dengan a ≠ 0 , b dan c bilangan real. x variabel.

    Jawab dari persamaan kuadrat dapat diperoleh dengan cara

    1. Metode faktorisasi. 

    Konsepsinya,

    (1) faktorkan hasil kali a dengan c, dengan jumlah kedua faktornya sama dengan b.

    a x c = d = d1 x d2 , d1 + d2 = b,

    (2) ubah persamaan kuadrat menjadi ax2 + d1x + d2x + c = 0

    (3) lakukan perhitungan sebagai kerikut.

    ax

    2

     + d1x + d2x + c = (ax

    2

     +d1x) + (d2x + c) = ax(x + a

    d1

    ) + d2(x + 2d

    c

    ) = 0

    Karena a x c = d1 x d2 yang identik dengana

    d1  =2d

    c = e , maka

    (ax + d2)(x + e) = 0

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    13/203

      9

    Sehingga jawabnya,

    ax + d2 = 0   x1 =a

    d 2−  

    x + e = 0   x2 = −e = ad1

    −  

    2. Dengan menggunakan rumus.

    Konsepsinya, jika x1 dan x2 jawab persamaan kuadrat, maka dipenuhi hubungan :

    a2

    ac4bbx

    2

    21

    −±−=., .

    dalam formulasi tersebut, b2 – 4ac = D , dinamakan diskriminan.

    Nilai diskriminan dapat digunakan untuk menentukan ciri dari jawab persamaan. Jika

    1) D > 0, maka persamaan kuadrat memiliki dua jawab bilangan real,2) D = 0 maka persamaan memiliki satu jawab bilangan real,

    3) D < 0 maka persamaan memiliki jawab bilangan kompleks.

    Contoh 2.

    Tentukan jawab dari persamaan 2x2 – 3x – 2 = 0 !

    Jawab :

    Dengan cara faktorisasi:

    (2) x (−2) = −4 = (−4) x (1) , sebab (−4) + (1) = −3 .

    Jika dihubungkan dengan teorinya : a = 2 , d1 = −4 , d2 = 1 , maka jawabnya

    x1 =a

    d 2−  =2

    1−  

    x2 =a

    d1−  =2

    4−−  = 2

    Dengan menggunakan rumus :

    D = (-3)2 – 4(2)(-2) = 25 > 0,

     jadi persamaan kuadrat memiliki jawab dua bilangan real, yaitu

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    14/203

      10

    ( )( ) 4

    53

    22

    253x 21

    ±=

    ±−−=.,  

    24

    53x1   =

    +=  

    2

    1

    4

    53x 2   −=

    −=  

    Jadi jawab persamaan 2x2 – 3x – 2 = 0 adalah, x = 2 dan x =

    2

    1− .

    Jika disajikan dalam sebuah bentuk himpunan, maka himpunan jawabnya,

    H = {2

    1−  . 2}.

    Dari rumus untuk mencari jawab persamaan kuadrat 0cbxax 2 =++ , yaitu

    a2

    ac4bbx

    2

    2.1

    −±−= , yang berarti

    a2

    ac4bbx

    2

    1

    −+−=   dan

    a2

    ac4bbx

    2

    2

    −−−= .

    Maka diperoleh hubungan

    1)a

    b

    a2

    b2

    a2

    ac4bb

    a2

    ac4bbxx

    22

    21   −=−

    =−−−

    +−+−

    =+  

    2)( )   (   )

    ( )  

     

     

     

      −−−=

     

     

     

        −−−

     

     

     

        −+−=

    2

    22222

    21a2

    ac4bb

    a2

    ac4bb

    a2

    ac4bbx.x

    ( )a

    c

    a4

    ac4

    a4

    ac4bb 

    22

    22

    ==−−

    =  

    Yang menyimpulkan bahwa, jika x1 dan x2 jawab persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, maka

    berlaku hubungan

    1)a

    bxx 21   −=+  

    2)a

    cx.x

    21

      = .

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    15/203

      11

    Contoh 3.

    Jika x1 dan x2 jawab persamaan 3x2 + 2x – 1 = 0 , maka dengan tidak menghitung nilai-

    nilainya, hitunglah

    a) x12 + X2

    2 !

    b) x12 – x2

    2 !

    Jawab :

    a) ( )9

    10

    3

    2

    9

    4

    3

    12

    3

    2xx2xxxx

    2

    21

    2

    21

    2

    2

    2

    1   =+= 

      

     −− 

      

     −=−+=+  

    b) ( )( ) ( )    

      

     −  

       −=+−=−

    3

    2xxxxxxxx

    2

    212121

    2

    2

    2

    1  

    2

    221

    2

    1 xxx2x

    3

    2+−−=  

    ( )3

    2

    9

    10

    3

    2

    3

    12

    9

    10

    3

    2xx2xx

    3

    2  21

    2

    2

    2

    1   +−= 

      

     −−−=−+−=  

    9

    8

    9

    16

    3

    2  −=−=  

    Contoh 4.

    Bangun persamaan kuadrat yang jumlah nilai jawabnya sama dengan 3, dan hasil kalinya

    sama dengan –2 !Jawab :

    Jika dimisalkan bentuk persamaannya ax2 + bx + c = 0 dan x1 , x2 , maka

    x1 + x2 = −a

    b = 3   b = −3a

    x1x2 =a

    c = −2   c = −2a

    sehingga persamaan yang dicari

    ax2 – 3x –2a = 0.

    Karena a ≠  0 maka kedua ruas dari persamaan dapat dibagi oleh a , sehingga bentuk

    persamaan kuadratnya,

    x2 – 3x –2 = 0

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    16/203

      12

    Contoh 5.

    Bangun persamaan kuadrat yang jawab-jawabnya lebih besar 2 dari persamaan

    −3x2 + 4x –2 = 0

    Jawab :

    Jika dimisalkan x1 , x2 jawab persamaan

    −3x2 + 4x –2 = 0 ,

    dan y1 , y2 jawab persamaan kuadrat yang akan dibangun dengan persamaan

    ay2 + by + c = 0 ,

    maka

    y1 + y2 = −a

    b = (x1 + 2)(x2 + 2) = (x1 + x2) + 4 = −

    3

    4

    − + 4 =

    3

    16   b = −

    3

    16a

    y1y2 =a

    c  = (x1 + 2)(x2 +2) = x1x2 + 2(x1 + x2) + 4 = −3

    2

    −−  + 2  

      

      

    −−

    3

    4  + 4 =3

    22  

      c =3

    22a

    Sehingga bentuk persamaan yang dicari adalah

    0a3

    22ay

    3

    16ay2 =+− .

    Karena a  0, jika persamaan dibagi a dan dikalikan 3 , maka persamaan kuadrat yang dicari,

    022y16y3 2 =+− ,

    atau

    022x16x3 2 =+−  

     jika variabelnya disajikan oleh x

    Definisi

    Bentuk kuadrat ax2 + bx + c, dinamakan

    1) definit positif , jika ax2 + bx + c > 0, untuk sembarang nilai x.

    Hal ini akan terjadi jika D = b2 – 4ac < 0 dan a > 0.

    2) definit semi positif, jika ax2 + bx + c  0, untuk sembarang nilai x.

    Hal ini terjadi jika D = b2 – 4ac  0 dan a > 0.

    3) definit negatif , jika ax2 + bx +c < 0, untuk sembarang nilai x.

    Hal ini terjadi jika D = b2 – 4ac < 0 dan a< 0

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    17/203

      13

    4) definit semi positif , jika ax2 + bx +c  0, untuk sembarang nilai x.

    Hal ini terjadi jika D = b2 – 4ac  0 dan a< 0

    I.4.3. Persamaan Polinom

    Persamaan anxn + an-1x

    n-1 + . . . + a1x + a0 = 0, dengan n   3 dan an   0, dinamakan

    persamaan polinom berderajat n. Menyelesaikan persamaan ini, tidak sesederhana dan

    semudah seperti menyelesaikan persamaan kuadrat atau persamaan linear , karena untuk

    memfaktorkan ruas kiri tidak ada acuan khusus. Salah satu acuan yang dapat digunakan

    (walaupun belum tentu mudah prosesnya), adalah faktor dari konstanta persamaan (a0).

    Contoh 6

    Tentukan jawab persamaan 6x3 – 13x2 + 4x + 3 = 0

    Jawab :

    a0 = 3 = 3 x 1 = −3 x − 1

    Jika disubtitusikan x = 1 ke ruas kiri  6(1)3 – 13(1)2 + 4(1) + 3 = 6 – 13 + 4 + 3 = 0 maka

    x - 1 salah satu faktor dari 6x3 – 13x

    2 + 4x + 3.

    Untuk mencari faktor yang lainnya,

    1) bagi 6x3 – 13x

    2 + 4x + 3 oleh (x – 1)  (6x3–13x2+4x+3) : (x–1) = 6x2–13x–3

    2) faktorkan 6x2 – 13x – 3  6x2 – 13x – 3 = (2x – 3)(3x + 1).

    Sehingga faktorisasi persamaan : 6x3

     – 13x2

     + 4x + 3 = (x – 1)(2x – 3)(3x + 1) = 0

    dan jawabnya

    x – 1 = 0   x1 = 1

    2x – 3 = 0   x2 =2

    3 = 1

    2

    3x + 1 = 0   x3 =3

    1−  

    Contoh 7

    Tentukan jawab persamaan 2x3 − 7x2 + 7x − 5 = 0

    Jawab :

    a0 = −5 = 5 x −1 = −5 x 1.

    Jika disubtitusikan ke ruas kiri :

    x = 1   2(1)3 − 7(1)2 + 7(1) – 5 = 2 – 7 + 7 – 5 = −3  0

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    18/203

      14

    x = −1   2(−1)3 – 7(−1)2 + 7(−1) – 5 = −2 – 7 – 7 – 5 = −21  0

    x = 5   2(5)3 – 7(5)2 + 7(5) – 5 = 250 – 175 + 35 – 5 = 105  0

    x = −5   2(−5)3 – 7(−5)2 + 7(−5) – 5 = −250 – 175 – 35 – 5 = −465  0

    Jadi tidak ada jawab persamaan yang merupakan bilangan bulat.

    Jika menelaah hasil perhitungan, nilai persamaan untuk x = −5 dengan x = 5 berbeda tanda.

    Artinya, dalam selang −5 < x < 5, ada nilai x yang menyebabkan persamaan sama dengan 0.

    Jika disubtitusikan x =2

    5 ke ruas kiri, maka diperoleh hasil

    2(2

    5)3 – 7(

    2

    5)2 + 7(

    2

    5) – 5 =

    4

    125 − 

    4

    175 +

    2

    35 − 5 = 0

    Yang berarti, (x − 2

    5) adalah salah satu faktor persamaan.

    Sehingga faktorisasinya, 2x3 − 7x2 + 7x − 5 = (x − 2

    5)(x2 – x + 1).

    Jika dihitung, determinan dari bentuk kuadrat x2 – x + 1, D = (−1)2 − 4(1)(1) = −3 < 0,

    dan koefisien kuadratnya, a = 1 > 0. Sehingga bentuk kuadrat (x2 – x + 1) definit positif,

    atau x2 – x + 1 > 0, untuk setiap nilai x.

    Sehingga jawab persamaan 2x3 − 7x2 + 7x − 5 = 0 adalah : x =

    2

    5.

    Untuk menyelesaikan persamaan polinom berderajat n, n  3, jika sulit dilakukan secara

    “manual”, dapat digunakan perangkat lunak komputer (software), diantaranya Mathcad.

    Mathcad adalah perangkat lunak komputer untuk membantu perhitungan dalam  persoalan

    Matematika dan terapannya. Program ini sangat berguna bagi para profesional, pendidik,

    dan mahasiswa, yang sering menggunakan kalkulus untuk menyelesaikan persoalan terapan.

    Karena program ini memiliki kemampuan yang tinggi, dalam proses penyelesaiannya.

    Sebagai sebuah spreadsheet , cukup sederhana dalam penggunaannya.

    Misalnya untuk mencari jawab persamaan

    2x4 - x3 + 3x2 - x -2 = 0.

    Jika dilakukan secara “manual”, prosesnya tidak sederhana dan memerlukan waktu yang

    cukup lama. Sedangkan jika diselesaikan dengan menggunakan Mathcad 2000, maka

    prosesnya cukup sederhana, sebagai berikut.

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    19/203

      15

    1. “Jalankan” program Mathcad 2000, sehingga diperoleh tampilan seperti di bawah ini.

    2) “Tutup” tampilan Resource Centre, sehingga tampilan menjadi seperti di bawah ini.

    3) Pada “ruang editor” (bidang putih yang ada “ponter” +) secara berurut tulis

    f(x)   2x4 - x

    3 + 3x

    2 - x -2

    x  (tulis sembarang nilai)

    soln  root(f(x),x), selanjutnya klik pada fungsi Evaluati… 

    soln =

    Catatan

    tanda , dapat diperoleh dengan mengkliknya pada fungsi Calculator atau

     Evaluati… 

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    20/203

      16

    Dari tampilan spreadsheet , diperoleh himpunan jawabnya

    H = {0,885 , -0,578 , 0,097 + 1,349i , 0,097 - 1,349i}

    I.5. Bentuk-bentuk Pertidaksamaan

    Sudah dikemukakan, pertidaksamaan adalah kalimat matematis yang melibatkan tanda

    >, ,

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    21/203

      17

    Contoh 8.

    Tentukan harga x yang memenuhi pertidaksamaan 5x – 3 < 2x + 9 !

    Jawab :

    5x – 3 < 2x + 9   5x – 2x < 9 + 3   3x < 12   x

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    22/203

      18

    [

    3

    (

    2

    Jawab pertidaksamaan adalah irisan kedua garis bilangan, yaitu :

    x ≥ 3 .

    I.5.2. Pertidaksamaan Irasional

    Pertidaksamaan irasional adalah pertidaksamaan yang satu atau beberapa sukuvariabelnya berada di bawah tanda akar, sehingga untuk mencari jawabnya harus

    diperhatikan syarat dari suku di bawah tanda akarnya, agar diperoleh nilai dalam bilangan

    real. Prinsip mencari jawab dari pertidaksamaan ini, adalah dengan mengubah suku

    irasional menjadi rasional, yang salah satu diantaranya melalui proses pengkuadratan.

    Contoh 11.

    Selesaikan pertidaksamaan 52x3   2

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    23/203

      19

    2x3   −  < 5   ( )22x3   −   < 52    3x – 2 < 25   3x < 25 + 2   x < 9

    Jika kedua jawab digabungkan dengan menggunakan garis bilangan,

    [

    3

    )

    9

    maka himpunan jawabnya

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    24/203

      20

    Jika ketiga jawab, (1), (2), dan (3), digabungkan dengan menggunakan garis bilangan

    [

    2

    [

    3

    (

    1

    maka himpunan jawabnya :

    ≥=

    2

    3xxH .

    Contoh 13.

    Tentukan harga x yang memenuhi pertidaksamaan 11x6x   >−>−>−

    >−+−

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    25/203

      21

    I.5.3 Pertidaksamaan Polinom

    Untuk menyelesaikan pertidaksamaan polinom, dapat dilakukan dengan proses sebagai

    berikut

    1. Jadikanlah ruas kanan sama dengan 0 , dan pangkat variabel yang paling tinggi

    koefisiennya positif.

    2. Unsur di ruas kiri, jika mungkin uraikan atas faktor-faktor linier, dan hitung nilai-nilai

    yang menyebabkan faktor-faktor sama dengan 0 (nilai ini dinamakan nilai nol).

    3.  Sajikan nilai-nilai nol pada garis bilangan, dan lakukan uji tanda untuk menentukan

    daerah himpunan jawab, dengan cara sebagai berikut :

    3.1. ambil sebuah nilai yang bukan nilai nol dan subtitusikan ke ruas kiri.

    3.2  perhatikan tanda dari nilai yang diperoleh, positif (+) atau negatif (-).

    3.3  tandai daerah di mana nilai yang diambil tersebut berada dengan tanda yang

    diperoleh, dan tanda berubah jika melewati nilai nol yang berasal dari faktor

    berpangkat ganjil, sedangkan jika berasal dari faktor berpangkat genap tanda

    tetap.

    Contoh 14.

    Tentukan himpunan jawab dari pertidaksamaan 5x2 – 4x + 11 < 2x

    2 + 6x + 8 !

    Jawab :

    5x

    2

     – 4x + 11 < 2x

    2

     + 6x + 8

      5x

    2

     – 4x + 11 – 2x

    2

     – 6x – 8 < 0  3x2 – 10x + 3 < 0   (3x – 1)(x – 3) < 0

    Nilai-nilai nolnya :

    3x – 1 = 0   x =3

    x – 3 = 0   x = 3

    Ambil sembarang nilai x yang tidak sama dengan3

    1 dan 3. Misalnya x = 0.

    Subtitusikan x = 0 ke ruas kiri :

    (3x – 1)(x – 3) = (3.0 – 1)(0) – 3) = 3 > 0

    yang berarti daerah di sebelah kiri3

    1 bertanda + , antara

    3

    1 dan 3 bertanda −, dan di sebelah

    kanan 3 bertanda + , sehingga gambar daerah tandanya :

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    26/203

      22

    + + + − − −  + + +

    3

    1  3

    Karena tanda pertidaksamaannya < 0 , jadi himpunan jawabnya

    0   (x –2 )2(x –5)(x + 2) > 0

    Nilai-nilai nolnya :

    x – 2 = 0   x = 2

    x – 5 = 0   x = 5

    x + 2 = 0   x = -2

    Gambar daerah tandanya :

    + + + - - - - - - + + +

    −2 2 5

    Karena tanda pertidaksamaan > 0 , jadi himpunan jawabnya

    H = { x  x 5 }

    Contoh 16.

    Tentukan batas-batas harga x yang memenuhi pertidaksamaan

    3x2 – x + 10 > x

    2 + 2x - 2

    Jawab :

    3x2 – x + 10 > x

    2 + 2x – 2   3x2 – x +10 – x – 2x + 2 > 0   2x2 – 3x + 12 > 0

    Karena bentuk kuadrat 2x2 – 3x + 12, memiliki ciri diskriminannya :

    D = (-3)2 – 4(2)(12) = -87 < 0

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    27/203

      23

    koefisien kuadratnya :

    a = 2 > 0,

    maka bentuk kuadrat 2x2 – 3x + 12 definit positif , 2x

    2 – 3x + 12 > 0 untuk setiap nilai x.

    Sehingga himpunan jawabnya,

    H = { x  x bilangan real }.

    I.5.4. Pertidaksamaan Pecahan

    Pertidaksamaan pecahan adalah pertidaksamaan yang merupakan sebuah pecahan atas

    suku-suku. Untuk menyelesaikan pertidaksamaan ini prosesnya sebagai berikut,

    1.  Ruas kanan disama dengankan 0

    2.  Lakukan perhitungan di ruas kiri sehingga diperoleh sebuah bentuk pecahan atas suku-

    suku, yang selanjutnya ubah menjadi bangun perkalian.

    3.  Faktorkan bangun perkalian tersebut (jika bisa), dan tentukan nilai-nilai nolnya.

    4.  Sajikan nilai-nilai nol pada garis bilangan dan lakukan penentuan daerah tanda.

    Contoh 17.

    Tentukan harga x yang memenuhi pertidaksamaan 64x5

    3x2≤

    +−

     !

    Jawab :

    ( )045x

    2728x 045x

    45x632x 0645x

    32x 64x5

    3x2

    ≤+−−

    ≤++−−

    ≤−+−

    ≤+−

     

    ⇔  (−28x – 27)(5x + 4) ≤ 0

    Nilai nolnya :

    −28x – 27 = 0   x = −28

    27 = −

    140

    135 

    5x + 4 = 0   x = −5

    4 = −

    140

    112 

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    28/203

      24

    Gambar daerah tanda

    − − −  + + + − − − 

    28

    27−  5

    4−  

    sehingga himpunan jawabnya,

    −≥

    −≤=

    5

    4xx

    28

    27xxH    

    Contoh 18.

    Selesaikan pertidaksamaan6x

    5x

    3x2

    3x2

    −+

    ≤−+

     !

    Jawab :

    ( )( ) ( )( )( )( )

    06x3x2

    3x25x6x32x 0

    6x

    5x

    3x2

    3x2 

    6x

    5x

    3x2

    3x2≤

    −−−+−−+

    ≤−+

    −−+

    −+

    ≤−+

     

    ( )( )( ) ( )( )

    ( )( )( ) 06x3x2316x 

    06x3x2

    3x16 0

    6x3x2

    15x7x218x9x2 

    22

    ≤−−−−⇔

    ≤−−

    −−≤

    −−−+−−−

     

    Nilai-nilai nolnya :

    −16x – 3 = 0   x =16

    3−  

    2x – 3 = 0   x =2

    x – 6 = 0   x = 6

    Gambar daerah tandanya

    + + + − − −  + + + − − − 

    163−   2

    3   6

    sehingga himpunan jawabnya, { }6xx2

    3x

    16

    3xH   ≥

    ≤≤−=    

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    29/203

      25

    Contoh 19.

    Tentukan himpunan jawab untuk pertidaksamaan 36x5x

    11x52

      −≤+−

    − !

    Jawab :

    ( )( )( )

    02x3x

    6x5x3115x 03

    6x5x

    11x5 3

    6x5x

    11x5 2

    22  ≤

    −−+−+−

    ≤++−

    −−≤

    +−−

     

    ( )( )( )( )( )( )

    02x3x

    1x7x3 0

    2x3x

    7x10x3 2≤

    −−−−

    ≤−−+−

     

    (3x – 7)(x – 1)(x – 3)(x – 2) ≤ 0

    Nilai nolnya :

    3x – 7 = 0   x =

    3

    x – 1 = 0   x = 1

    x – 3 = 0   x = 3

    x – 2 = 0   x = 2

    Gambar daerah tandanya

    + + + − − −  + + + − − −  + + +

    1 23

    7  3

    Sehingga himpunan jawabnya, { }

    ≤≤≤≤= 3x

    3

    7x2x1xH    

    I.5.5. Pertidaksamaan Yang Mengandung Nilai Mutlak

    Nilai mutlak dari x , ditulis x  , didefinisikan sebagai berikut

    <=>=

    0x jika ,x-

    0x jika , 0 0x jika , x 

    x  

    Berdasarkan definisi tersebut berarti nilai mutlak dari suatu bilangan riil adalah bilangan

    positif atau 0. Sebagai contoh, 3 = 3 , −3 = −(−3) = 3.

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    30/203

      26

    Secara ilmu ukur x adalah jarak dari x ke 0 pada garis bilangan real.

    x  x 

    -x 0 x

    Gambar I.3

    Sajian ilmu ukur dari x 

    Sifat-sifat dari nilai mutlak

    1.  Untuk setiap bilangan real x , berlaku hubungan :

    1) x ≥ 0

    2) x = −x 

    3) x2 = x2 = x2 

    2.  Untuk setiap bilangan real x dan y , berlaku hubungan :

    1) x = y  ⇔  x = ±y ⇔  x2 = y2 

    1) x − y = y − x 

    3) x + y ≤ y + x dan x − y ≤ x + y 

    4) x  −y ≤ x − y dan x − y = x − y 

    5) xy = xy dan yx

    y

    x

    =  

    3.  Untuk setiap bilangan real x dan a ≥ 0 , berlaku hubungan :

    1) x ≤ a , a > 0 ⇔  −a ≤ x ≤ a ⇔  x2 ≤ a2 

    2) x ≥ a , a > 0 ⇔  x ≥ a atau x ≤ -a ⇔  x2 ≥ a2 

    Berdasarkan telaahan dari nilai mutlak tersebut, proses penyelesaian pertidaksamaan

    yang mengandung nilai mutlak, adalah dengan mengubah pertidaksamaan menjadi

    pertidaksamaan yang tidak mengandung nilai mutlak. Selanjutnya penyelesaian

    pertidaksamaan dilakukan berdasarkan bentuk kasusnya. Menghilangkan nilai mutlak

    dalam pertidaksamaan dilakukan dengan memperhatikan sifat-sifat dari nilai mutlak seperti

    yang telah dikemukakan.

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    31/203

      27

    Contoh 20.

    Tentukan himpunan jawab pertidaksamaan

    a. x2 − x ≤ 2

    b. x2 – x −1 ≥ 1

    Jawab :

    a. x2 − x ≤ 2 ⇔  −2 ≤ x2 – x ≤ 2

    −2 ≤ x2 – x ≤ 2

    −2 ≤ x2 – x x2 – x ≤ 2

      −2 – x2

     + x ≤ 0   x2

     – x + 2 ≥ 0   x2

     – x –2 ≤ 0   (x – 2)(x + 1) ≤ 0Karena bentuk kuadrat x2 – x + 2 Nilai nol : x – 2 = 0   x = 2diskriminannya : D=(−1)2– 4(1)(2) = −7 0  Gambar daerah tandanya

    yang berarti pertidaksamaan

    x2 – x + 2 ≥ 0, selalu benar,  + + + − − −  + + +atau himpunan jawabnya, −1 2

    H1 = { xx bilangan riil }. sehingga himpunan jawabnya,H2 = { x−1 ≤ x ≤ 2 }.

    Karena H1 ∩ H2 = H2 , jadi himpunan jawab pertidaksamaan x2 −x ≤ 2 adalah

    H2 = { x−1 ≤ x ≤ 2 }

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    32/203

      28

    b. x2 – x − 1 ≥ 1 ⇔  x2 – x – 1 ≥ 1 atau x2 – x – 1 ≤ −1

    x2 – x − 1 ≥ 1

    x2 – x – 1 ≥ 1 x2 – x – 1 ≤ −1

      x2 – x – 1 – 1 ≥ 0 x2 – x – 2 ≥ 0   x2 – x – 1 + 1≤ 0   x2 – x ≤ 0    (x –2)(x + 1) ≥ 0   x(x – 1) ≤ 0

    Nilai nol : x – 2 = 0   x = 2 Nilai nolnya : x = 0

    x + 1 = 0   x = −1 x – 1 = 0   x = 1Gambar daerah tandanya Gambar daerah tandanya

    + + + - - - + + + + + + - - - + + +

    −1 2 0 1himpunan jawabnya, himpunan jawabnya,

    H1 = { xx ≤ −1 } ∪ { xx ≥ 2 } H2 = { x0 ≤ x ≤ 1 }

    Jika kedua himpunan jawab diiriskan dengan menggambarkan daerah tandanya

    + + + - - - + + +

    −1 2

    + + + - - - + + +

    0 1

    maka himpunan jawab pertidaksamaan x2 – x − 1 ≥ 1 adalah himpunan kosong, H = φ.

    Sehingga tidak ada nilai x memenuhi pertidaksamaan x2 – x − 1 ≥ 1

    Contoh 21.

    Selesaikanlah pertidaksamaan1x

    2x

    1x

    x

    +−

    ≤−

     

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    33/203

      29

    Jawab :

    ( )

    ( )

    ( ) ( )

    ( )

    ( )  01x

    2x

    1x

    x

     1x

    2x

    1x

    x

    1x

    2x

    1x

    1x

    2x

    1x

    1x

    2x

    1x

    x

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2222

    ≤+

    −−+

    ≤−

     

      

     

    +−

    ≤ 

      

     

     

      

     

    +−

    ≤ 

      

     

    +−

    ≤−

     

    ( ) ( ) ( )

    ( ) ( )

    ( ){ } ( )( ){ }

    ( ) ( )

    ( ){ } ( )( ){ }[ ]   ( ){ } ( )( ){ }[ ]

    ( ) ( )

    ( ){ } ( ){ }( ) ( )

    ( )( )

    ( ) ( )

    0

    1x1x

    1x2x21x4 

    01x1x

    1x2xxxx1x2xxxx 

    01x1x

    1x2x1xx1x2x1xx 

    01x1x

    1x2x1xx 0

    1x1x

    1x2x1xx 

    22

    2

    22

    2222

    22

    22

    22

    22

    2222

    +−

    +−−

    ≤+−

    +−−+++−−−+

    ≤+−

    −−++−−−+

    ≤+−

    −−−+≤

    +−−−−+

     

    Nilai-nilai nolnya :

    1) 4x –1 = 0   x =4

    1  (1)

    x – 1 = 0   x = 1 (2)

    (x + 1)2 = 0   x + 1 = 0   x = −1 (3)

    2) 2x2 – 2x + 1 = 0.

    Karena bentuk kuadrat 2x2 – 2x + 1 memiliki nilai diskriminan

    D=(−2)2 – 4(2)(1) = −4 0,

    maka 2x2–2x+1 > 0, untuk setiap nilai x.

    Sehingga gambar daerah tandanya

    − − −  − − −  + + + + + +

    -14

    1  1

    dan himpunan jawabnya,

    ≤=

    4

    1xxH  

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    34/203

      30

    Jika kita menelaah proses penyelesaian sebuah pertidaksamaan, yang pada dasarnya

    adalah, bagaimana menentukan nilai nol dari ruas kiri, setelah ruas kanan disama dengankan

    nol ? Maka jika diinginkan menyelesaikan sebuah pertidaksamaan dengan menggunakan

    program Mathcad, identik dengan menyelesaikan sebuah persamaan dari bentuk ruas

    kirinya, yang dilanjutkan dengan menentukan daerah tandanya.

    SOAL-SOAL UNTUK LATIHAN

    1. Bentuk pembagianb

    a, dengan a  0, terdefinisikan, jika b  0.

    Bukti : Jika0

    a = b, maka a = 0.b = 0.

    Hal ini kontradiktif dengan ketentuan bahwa a

     0

    Selanjutnya tunjukan bahwa bentuk pembagian,0

    0 juga tidak terdefinisikan.

    2. Dalil fundamental dalam ilmu hitung (aritmetika) : Setiap bilangan asli merupakan hasil

    perkalian dari bilangan prima.

    Makna dari dalil tersebut, untuk menunjukan apakah bilangan asli merupakan bilangan

    prima, adalah dengan memfaktorkannya atas bilangan-bilangan prima. Jika memiliki

    lebih dari satu faktor bilangan prima, maka bilangan asli itu bukan bilangan prima.

    Misal : 4 = 2.2 , 24 = 2.2.2.3 , 95 = 5.19 , dan sejenisnya, bukan bilangan prima.

    Untuk bilangan-bilangan di bawah ini, mana yang merupakan bilangan prima

    a) 240 b) 119 c) 1723 d) 5433 e) 12771 f) 155711 g) 57655

    3. Menunjukan bahwa 2  bilangan irasional dengan pembuktian kontradiktif.

    Misalkan 2   adalah bilangan rasional, sehingga dapat disajikan 2   =b

    a, a dan b

    bilangan asli yang tidak sama dengan 1, b  0. Jika kedua ruas dikuadratkan, maka 2

    =2

    2

    ba     2b2 = a2  a2 = 2.b.b

    Berdasarkan dalil fundamental, kuadrat bilangan asli dapat disajikan dalam perkalian

    atas bilangan prima yang bersifat tunggal, dengan banyaknya bilangan prima masing-

    masing genap.

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    35/203

      31

    Dari sajian, a2 = 2.b.b

    1) jika b bilangan asli ganjil, maka banyaknya bilangan prima 2 dalam perkalian hanya

    satu, ganjil 

    2) jika b bilangan asli genap, b = 2.b1  a2 = 2.2.b1.2.b1 = 2.2.2.b1.b1 , maka bilangan

    prima 2 dalam perkalian ada tiga, ganjil 

    Karena a2  kuadrat bilangan asli, jadi kontradiksi dengan dalil fundamental, atau 2  

    bukan bilangan rasional.

    Untuk bilangan-bilangan di bawah ini, tunjukan bahwa merupakan bilangan irasional,

    dengan mengunakan kontradiktif dalil fundamental

    a) 3   b) 5   c) 12   d) 18   e) 15   f)  10   g) 30  

    4. Tunjukan bahwa

    a) Jika a dan b bilangan rasional, maka c = a.b , bilangan rasional.

    Apakah hal ini berlaku untuk bilangan irasional ? Lakukan analisisnya !

    b) Jika a bilangan rasional dan b bilangan irasional, maka c = a.b , bilangan irasional.

    c) Jika a bilangan rasional, a   0, dan b bilangan irasional, maka c = a.b , bilangan

    irasional.

    5. Tunjukan bahwa jika a > 0, b > 0, maka

    a) a < b jika dan hanya jika a2 < b

    b) a < b jika dan hanya jikaa

    1 >

    b

    6. Tunjukan bahwa jika a < b , maka a <2

    ba +< b !

    7. Tentukan jawab persamaan-persamaan di bawah ini

    a) 2x3 – 3x

    2 = 5 + 7x – 3x

    2 + 2x

    b) 4x3 + 2x

    2 – 3x + 5 = 3x

    2 + 7x + 4x

    2 – 3

    c) 2x3 – 3x

    2 – 6x + 1 = −2 + 2x + 2x2 – 4x3 

    d) 3 – 3x + 2x2 – 2x

    3 + 2x

    4 = x

    3 + 9x

    2 – 15x + 7

    e) 5x2 – x

    3 + x + 3 = x

    3 – 2x

    2 – 3x + 3

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    36/203

      32

    8. Jika x1 dan x2 jawab persamaan 2x2 + 3x + 4 = 0, maka dengan tidak menghitung nilai-

    nilai x1 dan x2 , hitunglah

    a) x13 − x23 

    b) x13 + x2

    c) x14 − x24 

    d) x14 + x2

    4

    e) x12 – 2x1x2 + x2

    9. Jika ditetapkan persamaan kuadrat 3x2 – 2x + 3 = 0, maka bangun persamaan kuadrat

    yang jawab-jawabnya

    a) dua kali lebih besar

    b) lebih besar dua

    c) dua kali lebih besar dan lebih besar dua

    10. Tentukan jawab pertidaksamaan-pertidaksamaan di bawah ini

    a) x3 – 2x

    2 – 3x + 2  −4 + 2x + 3x – x3 

    b) 2x5 – 3x

    4 + 2x

    3 < 6x

    4 – 9x

    3 -2x

    2 + 12x – 8

    c)2x

    1x

    −−

      − 2x

    x6

    +−

      ≤ −2x

    15

    − 

    d) 2x + 5 ≤ −2x3

    3xx2 2

    −−−

     

    e)1x3

    11x5x6 2

    +++

     >1x2

    3x

    +−

     

    f)2x

    2x9x52

    −−+

     +2x

    1x

    +−

      4x

    1x

    2 −

    − 

    g)2x

    1x

    −−

     + 1x3x2 2 +−   2x

    15

    − 

    h) 2x + 5 −  2xx6

    +−

     > 3 – 2x

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    37/203

      33

    11. Tunjukan bahwa

    a) x < y jika dan hanya jika x2 < y2 

    b) Jika a > b > 0 maka a > b

    c) a + b + c ≤ a + b + c 

    d) Jika x ≤ 2 maka1x

    7x2x2

    2

    +++

     ≤ 15

    e) Jika x  0 maka x2 +

    2x

    1  2

    f) Jika a  0 dan b  0 maka ab ≤ 2

    ba + 

    g) 2x

    1

    3x

    12 +++  ≤  3x

    12 +  + 2x

    1

    +  ≤  31

     + 2

    1

     

    h)9x

    2x2 +−

     ≤ 9

    2x + 

    i) x < x2 jika x < 0 atau x >1, dan x > x

    2 jika 0 < x < 1

     j) Jika a   0 bilangan rasional dan b bilangan irasional, maka a + b dan ab adalah

    bilangan irasional.

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    38/203

     34

    BAB II

    FUNGSI REAL DAN GRAFIKNYA

    Fungsi adalah bentuk khusus dari relasi (perkawanan) antara dua buah himpunan tidak

    kosong. Jika kedua himpunan yang direlasikan, dengan relasinya membangun sebuah

    fungsi, adalah himpunan bilangan real, maka fungsi dinamakan fungsi  real . Pada bab ini

    akan disajikan deskripsi dan konsepsi pada fungsi real.

    II.1. Deskripsi Fungsi

    Fungsi dari himpunan X ke himpunan Y, adalah sebuah relasi (perkawanan) dengan

    cara, setiap anggota himpunan X hanya dikawankan (dipasangkan) dengan satu dan hanya

    satu kali dengan anggota himpunan Y.

    Sebagai ilustrasi perhatikan gambar-gambar di bawah ini,

    Gambar II.1 Gambar II.2Relasi yang merupakan fungsi Relasi yang bukan fungsi

    [Sebab setiap anggota X hanya  [Sebab ada anggota X yang memiliki memiliki satu kawan] kawan lebih dari satu ]

    Untuk menyatakan sebuah fungsi dari himpunan X ke himpunan Y, dapat digunakan

    salah satu dari bentuk notasi di bawah ini,Tabel II.1

    Bentuk-bentuk Notasi Fungsi

    Notasi Panah  Persamaan Ekplisit  Persamaan Implisit 

    f : X → Yx →  y

    Y = f(X) f (X , Y) = 0

    x1

    x2

    x3

    x4

    x5

    X Y

    y1

    y2

    y3

    x1

    x2

    x3

    x4

    x5

    X Y

    y1

    y2

    y3

    ZZ

     

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    39/203

     35

    Dalam deskripsi fungsi tersebut, X disebut Domain (daerah asal) dan Y Kodomain (daerah

    kawan). Sedangkan himpunan Z yang merupakan himpunan bagian dari Y, dengan setiap

    anggotanya adalah kawan dari X, disebut Range (daerah harga, daerah peta).

    Misalnya fungsi seperti pada Gambar 1, rangenya : Z = {y1 , y2 , y3}.

    Berdasarkan kondisi dari range dan cara perkawanannya, fungsi dibedakan atas

    1.  Fungsi ke dalam (into), yaitu fungsi dengan rangenya merupakan himpunan bagian

    murni dari kodomain.

    2.  Fungsi pada (onto), yaitu fungsi dengan rangenya sama dengan kodomain.

    3.  Fungsi satu-Satu (one to one), yaitu fungsi dengan setiap anggota X dan Y hanya

    memiliki satu dan hanya satu pasangan.

    Fungsi satu-satu ini dibedakan atas fungsi satu-satu pada  dan fungsi satu-satu ke

    dalam.

    Untuk ilustrasi perhatikan gambar-gambar di bawah ini

    Gambar II.3 Gambar II.4

    f : X → Y , fungsi kedalam f : X → Y , fungsi pada[sebab ada anggota Y yang tidak memiliki kawan]  [sebab setiap anggota Y memiliki kawan]

    XY

    Z

    XY

    Z

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    40/203

     36

    Gambar II.5 Gambar II.6

    f : X → Y , fungsi satu-satu ke dalam f : X → Y , fungsi satu-satu pada

    Setiap fungsi yang merupakan fungsi satu-satu pada, akan memiliki fungsi invers.

    Definisi

    Jika

    f : X → Y

    xi → yi

    fungsi satu-satu pada, maka fungsi

    g : Y → X,

    yi  → xi

    dinamakan fungsi i nvers dari f, ditulis : f −1

    Misal, jika

    X = { x | x bilangan real , x ≥ 0 } dan Y = { y | y bilangan real , y ≥ 0 },

    maka fungsi

    f : X → Yx → y = x2

    adalah fungsi satu-satu pada, dan fungsi inversnya

    f-1

     : Y → Xy → x = y

    x1 

    x2 

    .

    .

    xk

    y1y2 

    ..

    .

    yn

    Z

    X Y

    x1 

    x2 

    .

    .

    xk

    y1y2 .

    .

    .

    yn

    Z

    X Y

    f

    f  -1

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    41/203

     37

    II.2. Sistem Salib Sumbu

    Setiap bentuk fungsi dapat digambarkan sajian hubungan elemen domain dengan

    kodomainnya. Untuk menggambarkannya diperlukan sebuah media, yang dinamakan

    sistem salib sumbu, yaitu dua garis berpotongan tegak lurus, yang masing-masing titiknya

    menyajikan bilangan riil. Sumbu datar, dinamakan sumbu absis, dinotasikan dengan X, dan

    “berperan” sebagai domain. Sedangkan sumbu tegak, dinamakan sumbu ordinat,

    dinotasikan dengan Y, dan “berperan” sebagai kodomain. Titik potong sumbu absis dengan

    ordinat dinamakan titik pusat, dan dinotasikan dengan O.

    Pasangan nilai berurut (x0 , y0), dengan x0 nilai pada sumbu absis, dan y0 pada sumbu

    ordinat, dinamakan koordinat. x0 dinamakan absis, dan y0 ordinat. Koordinat seperti ini

    dinamakan koordinat kartesius.

    Gambar II.7

    Sistem Koordinat Kartesius

    O=(0,0)sumbu absis

    x0

    y0 T=(x0,y0)

    Y

    X

      s  u  m   b  u  o  r   d   i  n  a   t

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    42/203

     38

    X

    Selanjutnya perhatikan gambar di bawah ini.

    r : jarak antara titikO = (0 , 0) dengan

    titik T = (x0 , y0),r = OT.

    φ : sudut antarasumbu-X dengangaris OT, yangdiukur dari sumbu-Xke garis OT denganberlawanan arahgerak jarum jam.

    Gambar II.9Sistem Koordinat Polar

    Koordinat titik T yang disajikan dalam pasangan r dengan φ,

    T = (r , φ),

    dinamakan Koordinat Polar.

    Dengan menggunakan goneometri, dapat diformulasikan hubungan antara koordinat

    polar dengan koordinat kartesius. Jika (r,φ) koordinat polar dari koordinat kartesius (x0,y0),

    maka

    r = 202

    0 yx   +  dan tg φ =0

    0

    x

    y.

    Koordinat polar dapat digunakan sebagai koordinat alternatif, jika analisis dengan

    menggunakan koordinat kartesius sulit diselesaikan.

    II.3. Diagram dan Grafik

    Gambar dari fungsi dinamakan Grafik, jika bentuknya sebuah garis atau lengkungan.

    Sedangkan jika sebuah pencaran titik, disebut Diagram.

    Misalnya, fungsi dari himpunan X = {-2 , -1 , 0 , 1 , 2} ke himpunan Y = {0 , 1 , 2 , 3 , 4}

    dengan bentuk

    f : X → Yx → y = x2 

    φ 

    r

    y0

    Y

    x0O

    T=(x0,y0)

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    43/203

     39

    maka diagramnya

    Y

    •  4 - • 3 -

    2 -

    •  1 - • 

    •  X-2 -1 0 1 2

    Gambar II.7Diagram fungsi f : x → y = x2 

    Sedangkan jika X = {x  x bilangan riel}, Y = {y  y bilangan riel}, dan bentuk fungsinya

    2 xyx

    YX:f 

    =→

    → 

    maka grafiknya

    Y

    4 -

    3 -

    2 -

    1 -

    X-2 -1 0 1 2

    Gambar 8

    Grafik fungsi f : x → y = x2

    Menggambarkan grafik fungsi, jika dilakukan secara “manual”, maka prosesnya

    sebagai berikut.

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    44/203

     40

    1. Menentukan titik-titik yang dilalui oleh grafik.

    a. Titik-titik tertentu, misalnya titik potong dengan sumbu koordinat, titik ekstrim,

    titik simetris dan sejenisnya.

    b. Titik-titik sembarang, yang dapat dilakukan dengan menentukan sembarang nilai x,

    dan mensubtitusikannya ke persamaan fungsi. Prosesnya dapat dilakukan melalui

    sebuah tabel perhitungan

    Misal untuk fungsi y = x2.

    x y = x2 Koordinat Titik

    -2 (-2)2 = 4 (-2 , 4)

    -1 (-1)2 = 1 (-1 , 1)

    1,5 (1,5)2 = 2,25 (1,5 , 2,25)

    dst

    2. Menggambarkan koordinat titik-titik yang dilalui grafik.

    3. Menghubungkan titik-titik yang digambarkan pada langkah pertama,

    Tingkat “akurasi” dan “estetika” grafik yang digambarkan secara “manual”, sangat

    bergantung pada pengalaman dan keahlian menggambar dari si-pembuat-nya. Untuk

    mendapatkan gambar grafik fungsi yang bagus, tanpa diperlukan pengalaman dan daya

    estetika, dengan proses cukup sederhana adalah dengan menggunakan program komputer

    Mathcad. Langkah-langkah menggambarkan grafik fungsi dengan Mathcad 2000 :

    1. “Jalankan” program Mathcad 2000, sehingga diperoleh tampilan

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    45/203

     41

    2) “Tutup” tampilan Resource Centre, sehingga diperoleh tampilan

    3) Pada “pointer” + tulis persamaan fungsi yang akan digambarkan dengan formulasi

    f(x)  “persamaan fungsi”

    Tanda , dapat diperoleh dengan mengkliknya pada fungsi Calculator atau

     Evaluati… 

    Misal fungsi yang akan digambarkan, Y = 2x2  – 3x + 1. Formulasi penulisan pada

    “bidang editor” seperti di bawah ini.

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    46/203

     42

    4) “Klik” gambar grafik yang ada pada sudut kiri atas “kotak Graph” (lihat tanda panah),

    sehingga diperoleh tampilan

    5) Pada “kotak hitam kecil” di bawah “kotak putih besar”, tulis : x, dan f(x) yang ada di

    sebelah kirinya.

    6) “Klik” persamaan fungsi, sehingga diperoleh tampilan

    tulis : x

    tulis : f(x)

    klik persamaan fungsisetelah menulis x danf(x) di kotak hitamkecil

    pada kotak putih klik duakali untuk formating grafik

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    47/203

     43

    7) “Klik” dua kali pada kotak putih yang ada gambar grafik f(x), untuk formating grafik,

    8) Lakukan formating grafik sehingga diperoleh gambar yang bagus, menurut si pembuat.

    Misalnya seperti tampilan di bawah ini.

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    48/203

     44

    II.4. Fungsi Komposisi

    Jika f : X → Y , fungsi dari himpunan X ke Y, dan g : Y → Z , fungsi dari himpunan Y

    ke Z, yang merelasikan elemen-elemen dari range fungsi f, dengan elemen himpunan Z.

    Maka fungsi h : X → Z disebut fungsi komposisi dari f dengan g, ditulis

    h = f o g atau h = f(g)

    f ff f g

    f o g

    X Y Z

    Gambar II.10

    Diagram fungsi komposisi

    Sebagai contoh, jika

    f : X → Yx → y = x2 

    dan

    g : Y → Zy → z = Sin y

    maka

    fog : X → Zx → z = Sin x2

    Sajian tersebut jika dalam persamaan eksplisit adalah :

    2

    2

    XSinZ YSinZ

    XY

    ===

     

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    49/203

     45

    II.4. Operasi Pada Fungsi

    Karena nilai dari fungsi real adalah bilangan real, maka himpunan dari fungsi real  yang

    tidak kosong, yang di dalamnya dilibatkan operator perkalian dan perjumlahan, merupakan

    sebuah sistem bilangan real. Sehingga jika dimiliki dua buah fungsi atau lebih, dengan

    domain dan kodomain yang sama, maka dapat dilakukan proses perkalian, perjumlahan, atau

    kombinasi keduanya, beserta operasi kawannya. Domain dan kodomain fungsi hasil operasi

    adalah irisan dari domain dan range fungsi komponennya.

    Perhatikan ilustrasi di bawah ini.

    Gambar II.11

    Konsepsi Operasi Fungsi

    Jika f(x), fungsi dari himpunan A ke himpunan B ; dan g(x), fungsi dari himpunan V ke

    himpunan W ; maka operasi f(x) dengan g(x) yang disajikan oleh f(x)*g(x), adalah fungsi

    dari himpunan M = A∩V ke himpunan N = B∪W.

    Sebagai contoh, jika

    f(x) = x2 , domain = {−∞ < x < ∞} , kodomain = {x  0}

    g(x) = Sin x , domain = {−π  x  π} , kodomain = {−1  x  1}dan dilakukan operasi fungsi, H(x) = f(x) + g(x) dan I(x) = f(x).g(x), yang jika digambarkan

    grafiknya dengan Mathcad, hasilnya seperti di bawah ini

    f(x)

    g(x)

    f(x)*g(x)

    X

    A

    B

    VW

    M N

    Y

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    50/203

     46

    3.14 0 3.14

    4

    4

    f x( )

    g x( )

    H x( )

    I x( )

     

    II.5. Beberapa Bentuk Fungsi

    II.5.1. Fungsi Linear

    Fungsi linear   (atau fungsi pangkat satu) jika disajikan dalam persamaan eksplisit

    bentuknya :

    Y = aX + b

    dan dalam persamaan implisit bentuknya :

    aX + bY + c = 0

    Domain, kodomain, dan range dari fungsi linear  adalah himpunan bilangan real, dan fungsi

    ini merupakan fungsi satu-satu pada, dengan fungsi inversnya

    a

    bX

    a

    1Y   −=  

    Fungsi linear   biasa juga disebut persamaan garis, karena grafiknya merupakan garis

    lurus.

    f(x) = x

    g(x) = Sin x

    H(x) = f(x) + g(x)

    I(x) = f(x).g(x)

    Pada gambar tersurat, untuk

    fungsi H(x) dengan I(x),

    domain = {−π  x  π}

    kodomain = {−∞ < x < ∞}.

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    51/203

     47

    Y = aX + b

    Gambar II.12

    Grafik fungsi linear 

    Pada persamaan eksplisit, Y = aX + b, jika φ sudut antara sumbu-X dengan grafik fungsi,

    maka

    a = Tg φ 

    dinamakan Koefisien Arah atau Gradient. Sedangkan φ disebut Sudut Arah.

    Dalam persamaan implisit,

    aX + bY + c = 0

    koefisien arah grafik fungsi sama denganb

    a− , dan koordinat titik potong grafik dengan

    sumbu-Y :  

      

     

    − bc

    ,0  .

    Cara menggambarkan grafik fungsi linear  ada dua cara, yaitu berdasarkan 

    1) dua titik yang dilalui grafik

    2) nilai koefisien arah dan sebuah titik yang dilalui grafik.

    Contoh soal 1.

    Gambarkan grafik fungsi Y = 2X − 3 !

    Jawab :

    1. Jika berdasarkan dua titik yang dilalui grafik, maka ambil dua nilai sembarang dari X

    dan hitung nilai Y sesuai dengan persamaan fungsinya, misalnya :

    X −2 1Y 2(−2) – 3 = −7 2(1) – 3 = −1

    φ  X

    Y

    (0,b)

    φ sudut antara grafikfungsi dengansumbu-X, diukurdari sumbu-Xberlawanan arahgerak jarum jam

    (0,b) titik potong grafik fungsidengan sumbu-Y

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    52/203

     48

    garis arah

    Y

    -2 1

    X

    -1 (1 , -1)

    -7

    2. Jika berdasarkan nilai koefisien arah dan sebuah titik yang dilalui grafik, maka

    1) gambarkan garis arah dengan sudut arah φ, yang nilai koefisien arahnya 2,

    Tg φ = 2.

    2) tentukan sebuah titik yang dilalui grafik, dan untuk kemudahan ambil titik

    potong grafik dengan sumbu-Y, (0 , -3),

    3) gambarkan garis yang sejajar garis arah dan melalui titik potong tersebut

    Y

    2

    φ 

    1 X

    (0 , -3)

    (2 , -7)

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    53/203

     49

    Berdasarkan cara menggambarkan grafiknya, membangun persamaan fungsi linear ,

    dapat dilakukan berdasarkan

    1. dua titik yang dilalui grafik

    2. nilai koefisien arah dan sebuah titik yang dilalui grafik.

    Persamaan fungsi linear  jika melalui titik (x0 , y0) dan (x1 , y1) adalah

    01

    0

    01

    0

    xx

    xX

    yy

    yY

    −−

    =−−

     

    Jika disajikan dalam persamaan eksplisit, bentuknya menjadi

    01

    1001

    01

    01

    01

    0010

    01

    0001

    01

    0100

    01

    01

    01

    01

    xx

    xyxyX

    xx

    yy 

    xx

    xyxy

    xx

    xyxyX

    xx

    yyyx

    xx

    yyX

    xx

    yyY

    −−

    −−−

    =

    −−

    +−−

    −−−

    =+−−

    −−−

    =

     

    Sedangkan persamaannya jika nilai koefisien arah, a dan melalui titik (x0 , y0) adalah,

    Y – y0 = a(X – x0)

    Yang jika disajikan dalam persamaan eksplisit, bentuknya

    Y = aX – ax0 +y0 = aX – (ax0 – y0)

    Contoh soal 2.

    Tentukan persamaan fungsi linear , jika grafiknya

    a. melalui titik-titik (-1 , 2) dan (2 , -3)

    b. memiliki koefisien arah –2 dan melalui titik (2 , 3)

    Jawab :

    a.3

    1X

    5

    2Y 

    )1()2(

    )1(X

    )2()3(

    )2(Y   +=

    −−

    −−−−

    =−−−

        (3)(Y – 2) = (−5)(X + 1)  

    Y – 6 = −5X – 5   5X + 3Y – 6 + 5 = 0  

    5X + 3Y – 1 = 0 (persamaan eksplisit)

    3

    1X

    3

    5Y −−=   (persamaan implisit)

    b. Y – (3) = (2)(X - 2)   Y = 2X – 4 + 3  

    Y = 2X – 1 (persamaam implisit)

    2X − Y − 1 = 0 (persamaan eksplisit)

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    54/203

     50

    ϕ 

    ϕ1 ϕ2

    l : Y= mX + n

    II.5.1.1. Sudut antara dua grafik

    Salah satu segi yang dapat diturunkan dari koefisien arah grafik fungsi linear , adalah

    sudut antara dua grafik seperti di bawah ini.

    Y

    X

    Gambar II.13

    ϕ  sudut antara g dan l (0≤ ϕ ≤ ½π)

    Pada Gambar II.13.

    ϕ1 sudut arah l   Tg ϕ1 = m

    ϕ2 sudut arah g   Tg ϕ2 = a

    ϕ = ϕ2 − ϕ1 

    Tg ϕ = Tg (ϕ2 − ϕ1) =)(Cos

    )(Sin

    12

    12

    ϕ−ϕϕ−ϕ

     =1212

    1212

    SinSinCosCos

    SinCosCosSin

    ϕϕ+ϕϕϕϕ−ϕϕ

     

    =

    12

    12

    12

    12

    12

    12

    12

    12

    CosCos

    SinSin

    CosCos

    CosCos

    CosCos

    SinCos

    CosCos

    CosSin

    ϕϕϕϕ

    +ϕϕϕϕ

    ϕϕϕϕ

    −ϕϕϕϕ

     =

    12

    12

    1

    1

    2

    2

    CosCos

    SinSin1

    Cos

    Sin

    Cos

    Sin

    ϕϕϕϕ

    +

    ϕϕ

    −ϕϕ

     =12

    12

    TgTg1

    TgTg

    ϕϕ+ϕ−ϕ

     

    = am1

    ma

    +−

     

    Karena sudut antara dua grafik yang digunakan adalah sudut lancip, 0 ≤  ϕ  ≤  ½π, yang

    berarti Tg ϕ  0. Sedangkan dari formulasi kesamaan dimungkinkan Tg ϕ ≤ 0, maka pada

    g : Y=aX + b

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    55/203

     51

    formulasi kesamaan, ruas kanan harus disajikan dalam harga mutlak. Sehingga jika ϕ sudut

    antara dua grafik fungsi linear , g : Y=aX + b dengan l : Y= mX + n,

    maka

    am1

     m-aTg +=ϕ  

    II.5.1.2. Dua grafik fungsi linear 

    Dari konsepsi sudut antara dua grafik fungsi linear , maka dapat disimpulkan bahwa

    antara dua grafik fungsi linear  hanya satu dari dua hal di bawah ini yang berlaku, yaitu

    1) Sejajar.

    Dua grafik fungsi linear  akan sejajar jika koefisien arah keduanya sama, a = m.

    2) Berpotongan, yang dibedakan atas

    a) berpotongan tegak lurus.

    Dua grafik fungsi linear   akan berpotongan tegak lurus jika hasil kali koefisien

    arahnya sama dengan –1, a.m = −1.

    b) berpotongan biasa.

    Untuk menentukan titik potong dua grafik dapat dilakukan dengan mempersamakan

    kedua persamaan fungsinya.

    Jika diketahui dua grafik fungsi linear , Y = aX + b dan Y = nX + m , maka koordinattitik potongnya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

    mnXY

    baXY

    +=+=

        aX + b = mX + n   aX – mX = n – b   (a – m)X = n – b  

    X =ma

    bn

    −−

     

    dari persamaan Y = aX + b   Y =  

      

     

    −−

    ma

    bna + b  

    ma

    bman

    ma

    )ma(b

    ma

    )bn(aY

    −−=

    −−+

    −−=  

    sehingga koordinat titik potongnya.

     

      

     

    −−

    −−

    ma

    bman,

    ma

    bn 

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    56/203

     52

    Y Y Y

    X X X

    sejajar berpotongan berpotongan tegak lurus

    Gambar II.14

    Kemungkinan dua grafik fungsi linear 

    Contoh soal 3.

    Tentukan persamaan fungsi linear   yang grafiknya berpotongan tegak lurus dengan grafik

    fungsi

    3X2Y   +−=  

    dan melalui titik potong grafik fungsi

    3X2Y   +=  dengan 2X3Y   −−= !

    Jawab :

    Jika a koefisien arah grafik yang tegak lurus grafik Y = −2X + 3 , maka (a)(−2) = −1  

    a =2

    Koordinat titik potong grafik Y = 2X + 3 dengan Y = −3X – 2 :

    2X3Y

     3X2Y

    −−=+=

        2X + 3 = −3X – 2   2X + 3X = −2 – 3   5X = −5   X = −1

    3X2Y

     1X

    +==

        Y = 2(−1) + 3 = 1   koordinat titik potongnya : (−1 , 1),

    Sehingga persamaan fungsi linear   yang dicari, adalah fungsi yang grafiknya melalui titik

    (−1 , 1) dengan koefisien arah 21

    , yaitu :

    Y – (1) =2

    1 (X – (−1)   Y =

    2

    1X +

    2

    1  + 1   Y =

    2

    1X + 1

    2

    1.

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    57/203

     53

    Persamaan fungsi jika disajikan dalam

    persamaan implisit, maka diperoeh hasil

    Y =2

    1X + 1

    2

    1    2Y = X + 3  

    X – 2Y + 3 = 0

    Jika grafik fungsi-fungsi tersebut digambarkan

    dengan menggunakan program Mathcad pada

    domain {−10 ≤ x ≤ 10}, maka hasilnya seperti di

    samping ini.

    Dengan fungsi-fungsi yang ditetapkan :

    f(x) : Y = −2X + 3 , g(x) : Y = 2X + 3 ,

    h(x) : Y = −3x – 2 ,

    dan fungsi yang dicari : i(x) : Y =2

    1X + 1

    2

    1.

    II.5.2. Fungsi Kuadrat 

    Persamaan fungsi kuadrat, atau biasa juga disebut persamaan parabola tegak, adalah :

    Y = aX2 + bX + c , 0a ≠ .

    Selanjutnya perhatikan proses aljabar di bawah ini :

    a2

    bbac4aY4

    a2

    1  X 

    a4

    b)cY)(a4(

    a2

    bX

     a4

    b

    a

    cY

    2a

    bX 

    a

    cY

    a2

    b

    a2

    bX

    a

    bX

     a

    cYX

    a

    b  X cYbXaX cbXaXY

    2

    2

    2

    2

    2222

    2

    222

    −+−±=+−

    ±=+

    +−

      

      +−

      

     −

     

     

     

      

      

     ++

    =+−=+++=

     

    Karena 2bac4aY4   +−  akan bernilai real jika 0bac4aY4 2 ≥+− , atau

    0a jika, a4

    ac4bY

    2

    >−−≥ , dan 0a jika, a4

    ac4bY

    2

    0.

    i(x)

    h(x)g(x) f(x)

    10 0 10

    10.78

    10.78

    f x( )

    g x( )

    h x( )

    i x( )

    x

    Gambar posisi grafik fungsi linier yang

    ditetapkan dengan yang dicari

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    58/203

     54

    Dari hubungana4

    b)cY)(a4(

    a2

    bX

    2

    2+−±=+ , karena 0

    a4

    b)cY)(a4(2

    2

    ≥+−

    ,

    maka

    a4b)cY)(a4(

    a2bX 2

    2

    +−=+ , jika 0a2bX   ≥+  atau a2bX   −≥  

    a4

    b)cY)(a4(

    a2

    bX

    2

    2+−−=+ , jika 0

    a2

    bX   ≤+  atau

    a2

    bX   −≤  

    Hal ini menyimpulkan bahwa, fungsi kuadrat merupakan fungsi satu-satu pada, jika

    domainnya X = {a2

    bx   −≥ } atau X = {

    a2

    bx   −≤ }.

    Dalam domain tersebut, fungsi inversnya

    a2

    b X  jika , a2

    b)ac4b(aX4a2

    1Y 2 −>−−−=  

    a2

    b X  jika , 

    a2

    b)ac4b(aX4

    a2

    1Y 2 −

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    59/203

     55

    Persamaan kuadrat aX2 + bX + c = 0 akan memiliki jawab riil, jika b

    2  – 4ac ≥  0,

    sehingga grafik fungsi kuadrat akan

    a) memotong sumbu-X, jika b2 – 4ac > 0,

    b) menyinggung sumbu-X jika b2 – 4ac = 0.

    4. Titik-titik yang dilalui grafik,

    Untuk ini buat tabel pasangan harga X dengan Y.

    Contoh soal 4.

    Gambarkan grafik fungsi Y = −2X2 + X +1 !

    Jawab :

    1) Sumbu simetrinya :4

    1

    )2(2

    1X   =

    −−= .

    2) Titik ekstrimnya :

    Koefisien kuadratnya, a = −2 < 0, jadi titik ekstrim merupakan titik maksimum.

    Koordinatnya :  

      

     = 

      

     

    −−−

    −8

    9,

    4

    1

    )2(4

    )1)(2(4)1(,

    4

    1 2 

    3) Koordinat titik potong dengan :

    a) sumbu-Y : (0 , 1)

    b) sumbu-X :

    Diskriman fungsi D = (1)2 – 4(-2)(1) = 9 > 0, jadi grafik memotong sumbu-X.

    Koordinat titik potongnya

    1XX2Y

     0Y2 ++−=

    =    −2X2 + X + 1 = 0   (2X + 1)(−X + 1) = 0

     1X 01X2

    1X 01X2

    ==+−

    −==+ 

    Koordinat titik-titik potongnya : (2

    1−  , 0) dan (1,0)

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    60/203

     56

    (1,0)

     

      

     

    8

    9,

    4

    (-1,-2)

    (−12

    1,-5)

    4) Koordinat titik-titik lain yang dilalui grafik :

    Ambil nilai X sembarang yang belum ada, dan sepihak terhadap sumbu simetri.

    Pada contoh ini sumbu simetrinya X =4

    1, jadi yang diambil nilai X <

    4

    1  atau X >

    4

    1.

    Jika diambil X <4

    1, maka bangun tabel seperti di bawah ini

    X Y Koordinat titik

    −1 −2(−1)2 + (−1) + 1 = −2 (−1 , −2)

    −12

    1  −2(−1

    2

    1)2 + (−1

    2

    1) + 1 = −5 (−1

    2

    1 , −5)

    dst.

    Sehingga bentuk grafiknya seperti di bawah ini

    X

    X =4

    Grafik fungsi kuadrat

    f(x) : Y = −2X2 + X +1

     jika digambarkan dengan program Mathcad pada

    domain X = {−10  x  10}, hasilnya seperti di

    disamping ini.

    (-2

    1,0)

    Y

    X

    10 5 0 5 10

    15

    10

    5

    5

    10

    15

    f x( )

    Grafik fungsi kuadrat Y = −−−−2X2 + X +1 jika digambarkan dengan Mathcad

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    61/203

     57

    Kemungkinan grafik fungsi kuadrat jika ditelaah berdasarkan sumbu-X, disajikan pada

    Gambar II.15 di bawah ini.

    a > 0 a < 0

    D > 0 10 0 10

    10

    10

    f x( )

    x

     

    10 0 10

    10

    10

    20

    f x( )

    x

     

    Grafik memotong sumbu-X dan terbuka ke

    atas

    Grafik memotong sumbu-X dan terbuka ke

    bawah

    D = 010 0 10

    10

    10

    f x( )

    x

     

    10 0 10

    10

    10

    f x( )

    x

     

    Grafik menyinggung sumbu-X dan terbukake atas Grafik menyinggung sumbu-X dan terbukake bawah

    D < 0 10 0 10

    10

    10

    f x( )

    10 0 10

    10

    10

    f x( )

    x

     Grafik tidak memotong sumbu-X dan

    terbuka ke atas

    Grafik tidak memotong sumbu-X dan

    terbuka ke bawah

    Gambar II.15

    Kemungkinan posisi grafik fungsi kuadrat

    terhadap Sumbu-X 

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    62/203

     58

    II.5.2.1. Grafik fungsi kuadrat dengan fungsi linear 

    Jika dimiliki sebuah grafik fungsi kuadrat dengan sebuah grafik fungsi linear , maka

    hanya satu dari tiga kemungkinan di bawah ini yang terjadi, yaitu

    a) tidak berpotongan

    b) berpotongan

    c) bersinggungan

    edXcXY

     baXY2 ++=+=

        aX + b = cX2 + dX + e   cX2 + (d – a)X + (e – b) = 0

    Diskriminan bentuk kuadrat cX2 + (d – a)X + (e – b) : D = (d – a)

    2 – 4(c)(e – b)

    Ada tiga kemungkinan untuk D

    a) D < 0   grafik fungsi linear  dengan fungsi kuadrat tidak berpotongan

    b) D = 0   grafik fungsi linear  menyinggung grafik fungsi kuadrat

    c) D > 0   grafik fungsi linear  memotong grafik fungsi kuadrat

    10 5 0 5 10

    10.2

    5.1

    5.1

    10.2

    f x( )

    g x( )

    10 5 0 5 10

    8.05

    4.03

    4.03

    8.05

    f x( )

    h x( )

    Grafik fungsi linear  dengan fungsi kuadrat

    tidak berpotongan

    Grafik fungsi linear  menyinggung grafik

    fungsi kuadrat

    10 5 0 5 10

    8.05

    4.03

    4.03

    8.05

    f x( )

    i x( )

    Grafik fungsi linear memotong grafik fungsi

    kuadrat

    Gambar II.16

    Kemungkinan grafik fungsi lineardengan fungsi kuadrat 

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    63/203

     59

    Contoh soal 5

    Tentukan

    a) persamaan garis singgung pada parabola Y = 2X2 – 3X +1 di titik (1 , 0)

    b) hubungan a dan b pada persamaan parabola Y = aX2 + bX – 1, agar grafiknya memotong

    grafik fungsi linear  Y = 2X – 3

    Jawab

    a) Jika dimisalkan persamaan garis singungnya Y = aX + b, maka

    1) melalui titik (1, 0)   0 = a(1) + b   a = −b   Y = −bX + b

    2) menyinggung parabola Y = 2X2 – 3X +1

    1X3X2Y

     bbXY2 +−=+−=

        −bX + b = 2X2 – 3X +1   2X2 + (b– 3)X +(1−b) = 0

    diskriminan bentuk kuadrat 2X2 + (b– 3)X +(1-b) :

    D = (b– 3)2 – 4(2)(1-b) = b

    2 – 6b + 9 – 8 + 8b = b

    2 + 2b + 1 = (b + 1)

    Karena yang ditentukan menyinggung, maka D harus disama-dengankan 0, D = 0,

    atau b = −1

    Sehingga persamaan garis singgunggnya, Y = −(−1)X + (−1) = X – 1

    b)1bXaXY

     3X2Y2 −+=−=     2X – 3 = aX2 + bX – 1   aX2 + (b+2)X + 2 = 0

    diskriminan bentuk kuadrat aX2 + (b+2)X + 2 : D = (b+2)

    2 – 4(a)(2) = b

    2 + 4b + 4 – 8a

    Karena yang ditentukan berpotongan, maka D harus lebih besar dari 0, D > 0, atau

    b2 + 4b + 4 – 8a > 0   (b + 2)2 – 8a > 0   {(b+2) −  a8 }{(b+2) + a8 } > 0

    Hal ini berarti, hubungan a dengan b

    1) (b+2) −  a8 > 0   b > a8 − 2

    (b+2) + a8 > 0   b > − a8 − 2

    atau

    2) (b+2) −  a8 < 0   b < a8 − 2

    (b+2) + a8 < 0   b < − a8 − 2

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    64/203

     60

    (0,1)

    II.5.3. Fungsi Pangkat

    Bentuk umum dari fungsi pangkat adalah Y = aX , dengan a > 0 bilangan real.

    Dalam hal a = e , yaitu bilangan irasional yang nilainya e = 3,141592654…, bentuk Y = eX 

    dinamakan fungsi eksponensial. Grafik dari fungsi pangkat seperti pada Gambar II.15.

    Gambar II.17

    Grafik fungsi pangkat

    Misal grafik fungsi

    f(x) : Y = 4X  dan g(x) : Y =

    X

    4

      

      

     jika digambarkan dengan program

    Mathcad dalam domain

    X = {−10 < x < 10},

    maka hasilnya seperti di samping ini :Domain fungsi pangkat adalah

    X = {−∞ < x 0}.

    Fungsi ini merupakan fungsi satu-satu pada,

    dengan fungsi inversinya : Y =alog Y.

    Sifat perpangkatan

    1. aa1

    XX   =  ,a

    a

    X

    1X   =−  

    2. Xa+b

     = Xa x X

    b , X

    a-b = X

    a X

    -b =

    b

    a

    X

    3. (xa)

    b = X

    ab 

    X

    YY=a , a > 1

    Y=aX , 0< a < 1

    f(x)g(x)

    10 0 10

    10

    10

    f x( )

    g x( )

    x

    Grafik fungsi f(x) : Y = 4X dan g(x) : Y =

    X

    4

      

      

     jika digambarkan dengan Mathcad

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    65/203

     61

    II.4.4. Fungsi Logaritma

    Bentuk umum dari fungsi logaritma adalah Y = alog X dengan a > 0, bilangan real.

    Dalam hal a = 10, 10log X ditulis log X, dan dinamakan Logaritma Biasa. Jika a = e , yaitu

    bilangan irasional, e = 3,141592654… , makaelog X ditulis ln X, dan dinamakan

    Logaritma Natural.

    Y

    X

    Gambar II.18

    Grafik fungsi logaritma

    Misal grafik fungsi

    f(x) : Y = 4log X dengan g(x) : Y = xlog4

    1

     

     jika digambarkan dengan program Mathcad

    dalam domain X = {0 < x < 10}, hasilnya

    seperti di samping ini.

    Domain dari fungsi logaritma adalah,

    X = {x > 0}, dan rangenya, Y = {−∞ < y < ∞}.

    Sifat logaritma :

    1. alog XY = alog X + alog Y , YlogXlogYXlog aaa −=  

    2.Xlog

    YlogYlog

    a

    aX =  

    3.alog X

    b = b

    alog X

    (1,0)

    Y=alog X , a > 1

    Y=alog X , 0 < a < 1

    f(x)

    g(x)

    0 5 10

    5

    5

    f x( )

    g x( )

    x

    Grafik fungsi f(x) : Y =4log X dan g(x) : Y = xlog4

    1

     

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    66/203

     62

    ϕ 

    x

    r

    II.4.5. Fungsi siklometri (fungsi goniometri , fungsi trigonometri)

    Perhatikan gambar di bawah ini

    dan perbandingan-perbandingan sisi-sisi dari segi-tiga siku-sikunya. Berdasarkan hal-hal

    tersebut didefinisikan

    r

    y = Sinus ϕ = Sin ϕ  ⇔ 

    y

    r = Cosecan ϕ = Cosec ϕ 

    r

    x = Cosinus ϕ = Cos ϕ  ⇔ 

    x

    r = Secan ϕ = Sec ϕ 

    y

    x = Tangens ϕ = Tg ϕ  ⇔ 

    x

    y = Cotangens ϕ = Ctg ϕ 

    Formulasi perbandingan tersebut dinamakan perbandingan goniometri (trigonometri).

    Dari perbandingan goniometri tersebut diperoleh hubungan-hubungan sebagai berikut

    1)  –1 ≤ Sin ϕ≤ 1 , –1 ≤ Cos ϕ≤ 1

    2)  Sin (900 − ϕ) = Cos ϕ , Cos (900 − ϕ) = Sin ϕ  , Tg (900 − ϕ) = Ctg ϕ 

    3)  Cosec ϕ =ϕSin

    1 , Sec ϕ =

    ϕCos1

     , Tg ϕ =ϕϕ Cos

    Sin, Cotg ϕ =

    ϕTg1

     

    4)  Sin2ϕ + Cos2ϕ = 1 , Tg2ϕ − Sec2ϕ = 1 , Ctg2ϕ − Cosec2ϕ = 1

    Fungsi Y = Sin X dan Y = Cos X, merupakan fungsi dasar dari fungsi goniometri, sebab

    fungsi-fungsi goniometri yang lainnya dapat diturunkan dari keduanya.  Range dari fungsi

    ini adalah Y = {–1 ≤ y ≤ 1}.

    y

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    67/203

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    68/203

     64

    Grafik fungsi f(x) : Y = Tg X dan g(x) : Y = Ctg X, jika digambarkan dengan Mathcad

    dalam domain X = {−10 < x < 10}, hasilnya seperti pada Gambar II.20.

    Fungsi Y = Tg X memiliki range Y = {−∞ < y < ∞}, dan merupakan fungsi satu-satu

    pada, dalam domain

    X = {(−k +2

    1)π < x < (−k + 1

    2

    1)π} , k = 0 , 1 , 2 , . . . ,

    atau

    X = {(−k − 2

    1)π < x < (−k +

    2

    1)π} , k = 0 , 1 , 2 , . . .

    dengan fungsi inversnya Y = Arc Tg X.

    Sedangkan fungsi Y = Ctg X memiliki range yang sama dengan Y = Tg X, yaitu

    Y = {−∞ < y < ∞},dan merupakan fungsi satu-satu pada, dalam domain

    X = {k π < X < (k + 1)π} , k = 0 , 1 , 2 , . . .

    atau

    X = {−(k + 1)π < X < −k π} , k = 0 , 1 , 2 , . . .

    dengan fungsi inversnya

    Y = Arc Ctg X.

    3. Y = Sec X =XCos

    1  

    Fungsi ini terdefinisikan jika Cos X ≠ 0,

    atau jika X ≠ 2

    1π , ±1

    2

    1π , ±2

    2

    1π , . . .,

    4. Y = Cosex X =XSin

    Fungsi ini terdefinisikan jika Sin X ≠ 0,

    atau jika X ≠ 0, ± π , ±2π, . . . .Grafik fungsi f(x) : Y = Cosec X

    dan g(x) : Y = Sec X jika digambarkan

    dengan Mathcad dalam domain X = {−10 < x < 10},

    hasilnya seperti pada Gambar II.21.

    10 5 0 5 10

    10

    5

    5

    10

    f x( )

    g x( )

    x

    Gambar II.21

    Grafik fungsi siklometri

    g(x) : Y = Sec X ; f(x) : Y = Cosec X

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    69/203

     65

     Range  fungsi Y = Sec X adalah Y = {1 ≤  y < ∞ } atau Y = {   ∞−   < y ≤ −1}, dan

    merupakan fungsi satu-satu pada, dalam domain,

    X = {(k + ½)π < x < (k + 1½)π} , k = 0 , 1 , 2 , . . .

    atau

    X(-k - ½)π < X < (-k + ½)π  , k = 0 , 1 , 2 , . . .

    dengan fungsi inversnya

    Y = Arc Sec X.

    Sedangkan fungsi Y = Cosec X, rangenya juga sama yaitu Y = {1 ≤  y < ∞ } atau

    Y = {   ∞−  < y ≤ −1}, dan merupakan fungsi satu-satu pada, dalam domain

    X = {k π < x < (k + 1)π  , k = 0 , 1 , 2 , . . .

    atau

    X = {−(k + 1)π < x < −k π} , k = 0 , 1 , 2 , . . .

    dengan fungsi inversnya

    Y = Arc Cosec X.

    Karena grafik dari fungsi goniometri merupakan lengkungan yang memiliki ciri

    (karakteristik, characteristic) periodik (membentuk bangun yang berulang), maka fungsi

    goniometri biasa juga dinamakan fungsi siklometri.

    II.5.6. Fungsi Pecahan

    Bentuk fungsi pecahan sangat banyak formulasinya, tetapi yang sering digunakan

    adalah bentuk-bentuk

    1)dcx

    baxY

    ++

    =  , cx + d  0 untuk setiap nilai x.

    2)edxcx

    baxY

    2 +++

    =  , cx2 + dx + e  0 untuk setiap nilai x.

    3) f exdx

    cbxax

    Y 2

    2

    ++++

    =  , dx2

     + ex + f  0 untuk setiap nilai x.

    Pada fungsi pecahan dideskripsikan sumbu (garis) asimtut (asimptot ), yaitu garis yang

    akan dipotong grafik fungsi di titik tak berhingga, sehingga grafik fungsi dengan sumbu

    asimtut hampir berimpit mulai nilai x tertentu. Untuk fungsi-fungsi pecahan seperti yang

    disajikan tersebut, sumbu asimtutnya dua jenis, yaitu asimtut datar dan asimtut tegak.

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    70/203

     66

    1) Untuk fungsidcx

    baxY

    ++

    =  

    Asimtut tegaknya :

    Y → ∞ ⇔ cx + d → 0  x =c

    d−  

    Asimtut datarnya :

    x → ∞ ⇔ Y =c

    a

    x

    d

    x

    cxx

    b

    x

    ax

    Limdcx

    baxLim

    xx=

    +

    +=

    ++

    ∞→∞→ 

    2) Untuk fungsiedxcx

    baxY

    2 +++

    =  

    Asimtut tegaknya :

    Y → ∞ ⇔ cx2 + dx + e → 0 , D = d2 – 4ce  0

    Sehingga asimtut tegaknya :

    <=>

    0D jika,adatidak

    0D jika,buahsatu

    0D jika,buahdua

     

    Nilai persamaan asimtut tegaknya, merupakan jawab dari persamaan cx2 + dx + e = 0 .

    Asimtut datarnya :

    x → ∞ ⇔ Y = 0

    x

    e

    x

    dx

    x

    cx

    x

    b

    x

    ax

    Limedxcx

    baxLim

    222

    2

    22

    x2x=

    ++

    +=++

    +∞→∞→

     

    3) Untuk fungsif exdx

    cbxaxY

    2

    2

    ++++

    =  

    Asimtut tegaknya :

    Y → ∞ ⇔ dx2 + ex + f → 0 ⇔ D = e2 – 4df  0

    Sehingga asimtut tegaknya :

    <=>

    0D jika,adatidak

    0D jika,buahsatu0D jika,buahdua

     

    Nilai persamaan asimtut tegaknya, merupakan jawab dari persamaan dx2 + ex + f = 0 .

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    71/203

     67

    Asimtut datarnya :

    x → ∞ ⇔ Y =d

    a

    x

    x

    ex

    x

    dx

    x

    c

    x

    bx

    x

    ax

    Limf exdx

    cbxaxLim

    222

    2

    222

    2

    x2

    2

    x=

    ++

    ++=

    ++++

    ∞→∞→ 

    Perhatikan fungsi-fungsi di bawah ini :

    1) f(x) =7x5

    3x2

    +−−

     

    asimtut tegaknya : x =5

    7

    5

    7 =−

    −  , dan

    asimtut datarnya : y =5

    2

    5

    2−=

    −.

    2) g(x) =9x7x5

    3x22 −+−−  

    dan

    h(x) =9x7x5

    5x3x22

    2

    −+−+−

     

    Diskriminan fungsi penyebut :

    D = (7)2 – 4(−5)(−7) < 0.

    Jadi g(x) dan h(x) tidak memiliki asimtut tegak.

    Asimtut datar untuk :

    g(x) : y = 0 (sumbu-X)

    h(x) : y =5

    2

    5

    2 −=−

     

    Jika digambarkan dengan program Mathcad pada domain

    {−5 ≤ x ≤ 5}, grafik ketiga fungsi tersebut seperti pada

    Gambar II.22.

    5 2.5 0 2.5 5

    0.63

    0.25

    0.13

    0.5

    f x( )

    gx( )

    h x( )

    Gambar II.22Gafik fungsi

    f(x) : Y =7x5

    3x2

    +−−

     

    g(x) : Y =9x7x5

    3x22 −+−−

     

    h(x) : Y =9x7x5

    5x3x22

    2

    −+−+−

     

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    72/203

     68

    a

    b

    II.6. Fungsi Irisan Kerucut

    Sebuah kerucut jika diiris, maka bidang irisannya akan membangun suatu bangun ilmu

    ukur, sesuai dengan cara pengirisannya.

    1) Jika diiris sejajar bidang alas maka akan diperoleh bangun lingkaran, dan

    2) Jika diiris miring dengan tidak mengiris bagian alas maka akan diperoleh bangun ellips,

    sedangkan

    3) Jika diiris miring dan mengiris bagian alas, dengan kemiringan kurang dari 430, maka

    akan diperoleh bangun hiperbola, sedangkan jika kemiringannya lebih dari 450,

    diperoleh parabola.

    Bangun-bangun tersebut dapat didefinisikan

    secara matematis dan dibangun persamaan

    fungsinya. Persamaan fungsi irisan kerucut

    selalu disajikan dalam bentuk implisit,

    sehingga jika akan digambarkan dengan

    menggunakan kemasan program Mathcad,

    harus diubah dulu menjadi bentuk eksplisit.

    II.6.1. Lingkaran

    Definisi matematisnya. Lingkaran adalah

    tempat kedudukan titik yang berjarak sama terhadap sebuah titik tertentu, yang dinamakan

    pusat lingkaran  (dinotasikan oleh P), sedangakn jarak yang sama dinamakan  jari-jari

    lingkaran (dinotasikan oleh r).

    Y

    r

    P (a,b)

    X

    Gambar II.23

    Lingkaran dengan pusat P

    dan jari-jari r

    elips

    hiperbola

    parabola

    lingkaran

    Bangun-bangun irisan kerucut

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    73/203

     69

    Persamaan lingkaran dengan pusat (a , b) dan jari-jari r > 0 , adalah

    (X – a)2 + (Y – b)2 = r2.

    Jika persamaan dijabarkan sebagai berikut,

    X2 − 2aX + a2 + Y2 − 2bY + b2 = r2 

    X2 + Y2 − 2aX − 2bY + a2 + b2 – r2 = 0

    dan ditulis

    A = −2a ,

    B = −2b ,

    C = a2 + b2 – r2

    maka persamaan lingkaran dapat disajikan oleh

    X2 + Y

    2 + AX + BY + C = 0

    dengan koordinat pusatnya,

    P = (2

    1− A ,

    2

    1− B)

    dan jari-jarinya,

    cb4

    1a

    4

    1r 22 −+= .

    Contoh soal 6.

    Tentukan persamaan lingkaran yang berjari-jari 5 satuan, melalui titik (0 , 0) dan pusatnyaterletak pada garis X + Y = 1 !

    Jawab :

    Misalkan persamaan lingkarannya :

    (X – a)2 + (Y – b)

    2 = (5)

    Lingkaran melalui titik (0 , 0) :

    (0 – a)2 + (0 – b)2 = 25   a2 + b2 = 25 (1)

    Titik pusat (a,b) terletak pada garis X + Y = 1

    a + b = 1   a = 1 – b (2)

    10 5 0 5 10

    7.69

    3.84

    3.84

    7.69

    x

    Grafik lingkaran (X + 3)2 + (Y – 4)

    2 = 25

    dan garis X + Y = 1

  • 8/20/2019 statistika kalkulus

    74/203

     70

    Subtitusikan (2) ke (1) :

    (1 – b)2 + b

    2 = 25   1 – 2b + b2 + b2 = 25   2b2 –2b +1 – 25 = 0   2b2 –2b – 24 = 0

      b2 –b – 12 = 0   (b – 4)(b + 3) = 0   b = 4 dan b = −3.

    Dan subtitusikan

    b = 4 ke (2)   a = 1 – 4 = −3 ,

    b = −3 ke (2)   a = 1 – (−3) = 4.

    Jadi persamaan lingkaran yang dicari adalah,

    (X – (−3))2 + (Y – (4))2 = 25   (X + 3)2 + (Y – 4)2 = 25

    atau

    (X – (4))2 + (Y – (-3))2 = 25   (X − 4)2 + (Y + 3)2 = 25

    Contoh soal 7.

    Tentukan persamaan lingkaran singgung segitiga, yang sisi-sisinya berupa garis dengan

    persamaa