slide 5 kapita hortikultura
TRANSCRIPT
FITOHORMON PADA HORTIKULTURA
1. AUKSIN2. GIBERELIN3. SITOKININ4. ASAM ABSISIK5. ETILIN
AUKSIN
Tan. Anggrek , Tan.Hisbiscus + ekstrak polen tanaman itu sendiri berpengaruh pada perkembangan Ovary (Fitting, 1910)
Auksin dapat menstimulasi polinisasi pada tan.yang tak menyerbuk, hasilkan perkembangan ovary membentuk buah (Gustafson, 1936)
Auksin dari tepung sari mampu mengeluarkan enzim yang melepaskan auksin dalam jaringan ovary (Muir, 1947)
Kesimpulan : Proses pembentukan buah distimulir oleh auksin pada ovary konsentrasi tinggi.
Partenokarpi : perkembangan buah tanpa penyatuan sel jantan dan sel telur.
Terdapat dua type : Partenokarpi vegetatif, Buah berkembang tanpa penyerbukan,
contohnya: Nenas, jeruk, pear, pisang.
Partenokarpi Stimulasi : Buah berkembang sebagai hasil stimulasi
polen tanpa penyatuan sel jantan dan sel telur.
Pada tan. Anggur, jeruk, lemon yang berbiji buahnya mengandung auksin sedikit, tapi pada buah partenokarpi auksinnya tinggi. Oleh karena itu buah tetap berkembang sekalipun tanpa pembuahan (Gustafson, 1950)
Auksin eksogen banyak dipakai pada buah strawberrey, tomat, bunga mawar.
IAA tidak efektif pada pembentukan buah berbiji karena mudah teroksidasi.
Aplikasi auksin pada buah tertentu dalam perkembangannya akan mendorong pertumbuhan endosperm dan embrio pada biji menhasilkan auksin yang bergerak kearah luar menstimulir pertumbuhan endosperm pada perkembangan buah.
Auksin mampu merubah pola pertumbuhan buah. Contoh: aplikasi 2,4,5 T pada buah sub tropik mempercepat pematangan dari 120 menjadi 60 hari.
Pada Apel, auksin endogen dari biji diperlukan saat awal pertumbuhan buah, selanjut perlu auksin dari sumber lain.
Pada Anggur, terjadi korelasi antara perkembangan biji dengan ukuran dan bentuk akhir buah, hal ini tergantung dari produksi auksin pada biji
GIBERELIN GA terdapat pada pertumbuhan biji
yang cepat. Contoh : pada buah plum, apricut, almond (Miellan, 1961)
GA juga terdapat biji anggur (Iwahari, 1968)
Pada Anggur, GA sabgat aktif sesaat setelah pembuahan pada saat buah berkembang cepat (buah muda).
Pada cultivar anggur tanpa biji, GA berkurang karena abortus embrio dan terhalangnya perkembangan biji.
Pada Apel, GA diproduksi 5 minggu setelah pembungaan. Selanjutnya setelah minggu ke 9 GA bertambah sampai max konsentrasi, setelah itu berkurang sampai menjelang matang.
Pada buah peach, GA menginduksi partenokarpi (Proser dan Jackson, 1959).
Ukuran buah partenokarpi yang mendapat GA sama besar dengan buah normal.
Pada Anggur, GA merubah ukuran dan bentuk buah (Christodoulon, 1969)
Pada Tomat, aplikasi GA dan Auksin menghasikan ukuran buah 2 x lipat dibandingkan pemberian hormon tumbuh secara tunggal.
Pada Apel seedless, pemberian GA mampu menginduksi pembentukan buah dengan ukuran lebih besar dari normal.
SITOKININ Kehadiran sitokinin pada biji dan buah,
mempercepat pertumbuhan buah, karena sel dan jaringan buah aktif membelah.
Produksi sitokinin pada buah muda menunjukkan konsentrasi tinggi, terbukti pada apel, pear, plum (Letham, 1967)
Sitokinin eksogen, misal PBA 500 ppm aplikasi pada buah Pear menghasilkan partenokarpi yang sama dengan pemberian auksin dan GA (Brane, 1965)
Pada Anggur varietas Black Current pemberian 1000 ppm mengahasilkan ukuran buah menjadi lebih besar (Waewer, 1968)
Aplikasi PBA, BA, Zeatin 100-500 ppm pada 4 hari setelah pembungaan apel Delicious mampu menstimulir pemanjangan buah.
Pemasakan buah ada ketergantungan kandungan GA dan Sitokinin pada buah saat usia muda (Letham, 1968).
INHIBITOR (ABA) Inhibitor dapat menghambat pertumbuhan
buah seperti pada apel, anggur, Juga mengurangi ukuran buah.
SADH 1000-5000 ppm pada apel mampu mengurangi ukuran buah saat panen. Aplikasi pada saat 85-125 hari setelah pembungaan diperoleh produksi buah lebih sedikit pada musim berikutnya.
SADH juga menghalangi pematangan buah tetapi mempunyai pengaruh lain :
1. Penyempurnaan warna buah2. Buah lebih tegar3. Jumlah buah gugur lebih sedikit4. Mengurangi pengriputan pada saat
penyimpanan
ETILIN Etilin menghambat pertumbuhan awal
buah, tetapi menstimulir pembesaran sel dan kematangan buah.
Etepon 100 ppm yang disemprotkan saat buah tumbuh maksimum, menghasilkan buah mengalami perubahan warna dalam 8 hari.
Etepon 250 – 500 ppm menggugurkan daun tanaman apel dalam 5 hari.