skripsi diajukan kepada fakultas dakwah dan ilmu...
TRANSCRIPT
EVALUASI DAMPAK PROGRAM REHABILITASI SOSIAL
RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RS-RTLH) MELALUI POLA
BEDAH KAMPUNG DI KOTA PAYAKUMBUH PROVINSI
SUMATERA BARAT TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Di Susun Oleh:
DIVA DWI SYAM PRADITIA
NIM : 1112054100059
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/ 2017 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) Jurusan
Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini, telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa dalam penelitian ini bukan hasil
karya saya sendiri atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain,
maka saya menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tangerang Selatan, 05 Oktober 2017
Diva Dwi Syam Praditia
i
ABSTRAK
Diva Dwi Syam Praditia
Evaluasi Dampak Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni
(RS-RTLH) di Kota Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013
Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia yang memiliki fungsi sangat
strategis, baik ekonomi, sosial, budaya dan psikologis sangat besar arti bagi
individu dan keluarga. Untuk menunjang fungsi rumah sebagai tempat tinggal
yang layak, maka harus dipenuhi syarat fisik yaitu aman sebagai tempat
berlindung, memenuhi rasa kenyamanan, dan secara sosial dapat menjaga privasi
setiap anggota keluarga. Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni
(RS-RTLH) melalui pola Bedah Kampung adalah upaya Pemerintah mengatasi
kemiskinan melalui kegiatan rehabilitasi atau perbaikan rumah dengan partisipasi
aktif masyarakat dan menjunjung nilai-nilai kesetiakawanan dan gotong-royong
sehingga tercipta rumah yang layak sebagai tempat tinggal dan meningkatnya
kemampuan keluarga miskin dalam melaksanakan fungsi sosialnya yang
terkonsentrasi di satu lokasi atau wilayah kampung.
Sampel dari penelitian ini adalah keluarga miskin penerima bantuan Program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH)yang tinggal di
Kecamatan Payakumbuh Utara dan Kecamatan Lamposi Tigo Nagari yang
berjumlah 71 Kepala Keluarga dari Populasi 250 Kepala Keluarga. Metode yang
digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Teknik pengumpulan data melalui kuisioner, wawancara, dan observasi.
Penelitian ini menggunakan model logika program dalam mengevaluasi program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kota Payakumbuh.
Hasil dari penelitian ini adalah terkait dengan manfaat atau dampak yang
diharapkan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di
Kota Payakumbuh, yaitu mewujudkan rumah layak huni dan meningkatkan
kualitas hidup. Dalam mendapatkan dampak mewujudkan rumah layak huni,
ditelaah dengan 3 dimensi diperoleh hasil cukup baik dengan persentase 57,32%.
Selanjutnya dalam mendapatkan dampak meningkatkan kualitas hidup, ditelaah
dengan 8 dimensi diperoleh hasil cukup baik dengan persentase 60,17%. Faktor-
faktor yang mendukung keberhasilan pelaksanaan program adalah adanya
partisipasi dari sumber dana luar (stakeholder) dan kegotong-royongan setiap
anggota penerima program. Faktor yang menghambatnya adalah faktor cuaca
yang menyulitkan untuk melaksanakan perbaikan rumah.
Kata kunci : rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni, model logika program
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT Yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Evaluasi Dampak Program Rehabilitasi Sosial Rumah
Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kota Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2013” dan shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar sarjana sosial program studi kesejahteraan sosial. Penulis
menyadari banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi
ini. Oleh karna itu dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan
membimbing penyusunan skripsi ini, khususnya kepada :
1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D
selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Ibu Dr. Roudhonah, M.A selaku
Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum. Dan Bapak Dr. Suhaimi, M,Si
selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga selaku Dosen Pembimbing
Akademik penulis. Serta Ibu Hj. Nunung Khoiriyah, M.A selaku Sekretaris
Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
3. Bapak Muhtadi, M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, masukan dan
motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Helmi Rustandi, MA selaku Dosen Penguji I, dan Bapak Ahmad
Zaky, M.si selaku Dosen Penguji II dalam sidang munaqasyah.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Bapak dan Ibu Dosen Program Studi
Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan sumbangan wawasan keilmuan
dan membimbing penulis selama perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
6. Kedua orangtua yang sangat penulis cintai, Mamaku Yossi Danti, S.H dan
Papaku Sugeng Pranoto, terimakasih atas dukungan dan pengorbanannya
sehingga penulis selalu termotivasi dengan kasih sayang yang selalu tercurah.
Juga untuk abangku Rhamanda Yudha Pratomo, dan adikku Humaira Dinda
Pratiwi. Serta embah putriku yang selalu mendoakan cucunya untuk segera
lulus. Untuk keluarga besar terimakasih atas doa dan semangatnya selama ini.
7. Juga terimakasih kepada Muhammad Pajri Adam Iryanda, S.T. yang tak
bosan menjadi pendengar keluhan penulisdan pemberi semangat dalam
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
8. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) Provinsi Sumatera
Barat dan Kota Payakumbuh. Terimakasih telah memberikan ijin penelitian
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak Ance Alfiando, S.ST, MPSSp selaku Kasi Jaminan Sosial Dinas Sosial
Kota Payakumbuh, dan seluruh staf Dinas Sosial Kota Payakumbuh yang
iv
telah berkenan memberikan ijin penelitian kepada penulis dan selalu
memberikan informasi yang dibutuhkan selama penyusunan skripsi.
Terimakasih banyak semoga mendapat balasan yang setimpal dari Allah
SWT.
10. Bapak dan Ibu penerima Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak
Huni (RS-RTLH) di Kota Payakumbuh yang sudah bersedia berpartisipasi
dalam skripsi ini, dan juga Bapak Yulizar selaku pendamping pada saat
pelaksanaan Program RS-RTLH tahun 2013. Terimakasih banyak semoga
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
11. Teman terdekat dan seperjuangan penulis semasa perkuliahan, Dina
Kurniyawati, S.Sos., Asnawari, S.Sos., Rani Rahmawati, S.Sos., yang telah
membantu dan terlibat dalam pembuatan skripsi ini.
12. Teman sepermainan semasa SMA hingga saat ini “Bnine”, Novieta, Ayu,
Marsya, Dwita, Sara, Pamella, Dona dan Fani yang selalu setia memberikan
dukungan dan semangat kepada penulis untuk segera lulus.
13. Teman-teman seperjuangan Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah
angkatan 2012 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak memberikan motivasi kepada penulis selama ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna baik secara materil maupun penulisannya. Oleh karena itu penulis
membutuhkan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Jakarta, Oktober 2017
Diva Dwi Syam Praditia
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B.Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................................. 7
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
D.Pedoman Penulisan ............................................................................................. 9
E.Tinjauan Pustaka ................................................................................................ 10
F.Sistematika Penulisan ........................................................................................ 11
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A.Rehabilitasi Sosial ............................................................................................. 13
1. Pengertian Rehabilitasi Sosial ................................................................. 13
B.Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) .............................. 13
1. Tujuan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni ............. 14
2. Kriteria Lokasi Sasaran ............................................................................ 14
3. Kriteria Kepala Keluarga Penerima Bantuan RS-RTLH ......................... 15
4. Kriteria Rumah Bedah Kampung yang Tidak Layak Huni ..................... 16
5. Pelaksanaan Kegiatan .............................................................................. 16
6. Peran Pihak-Pihak Terkait ....................................................................... 19
7. Penyaluran, Pencairan dan Penggunaan Dana ......................................... 22
C.Rumah LayakHuni ............................................................................................ 25
1. Pengertian Rumah Layak Huni ................................................................ 25
D.Kualitas Hidup .................................................................................................. 25
1. Pengertian Kualitas Hidup ....................................................................... 25
vi
2. Pengukuran Kualitas Hidup ..................................................................... 25
F.Evaluasi .............................................................................................................. 30
1. Pengertian Evaluasi.................................................................................. 30
2. Jenis Evaluasi ........................................................................................... 34
3. Tujuan Evaluasi ....................................................................................... 35
4. Teori Evaluasi .......................................................................................... 35
G.Program ............................................................................................................. 36
1. Pengertian Program.................................................................................. 36
2. Konsep Teori Program ............................................................................. 38
3. Model Logika Program ............................................................................ 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................................................ 41
1. Pendekatan Penelitian .............................................................................. 41
2. Jenis Penelitian ........................................................................................ 42
B. Model Evaluasi ................................................................................................. 42
C.Lokasi Penelitian ............................................................................................... 43
D.Populasi dan Sampel ......................................................................................... 44
1. Populasi .................................................................................................... 44
2. Sampel ..................................................................................................... 45
E.Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 46
1. Data Primer .............................................................................................. 46
2. Data Sekunder .......................................................................................... 48
F.Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian .................................... 48
G.Uji Instrumen .................................................................................................... 49
1. Uji Validitas Data .................................................................................... 49
2. Uji Reabilitas Data ................................................................................... 50
H.Teknik Pengolahan dan Analisis Data .............................................................. 52
1. Teknik Pengolahan Data .......................................................................... 52
2. Teknik Analisis Data ............................................................................... 53
3. Interpretasi Data ....................................................................................... 54
BAB IV LOKASI PENELITIAN
A.Sejarah Kota Payakumbuh ................................................................................ 56
B.Demografi .......................................................................................................... 57
C.Perekonomian .................................................................................................... 58
D.Kependudukan ................................................................................................... 59
vii
E.Pendidikan ......................................................................................................... 60
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Karakteristik Responden ................................................................................... 61
B.Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................................. 63
1. Mewujudkan Rumah Layak Huni ............................................................ 63
2. Meningkatnya Kualitas Hidup Masyarakat ............................................. 72
C.Analisis dan Interpretasi Data ........................................................................... 86
D.Evaluasi Dampak Program RS-RTLH di Kota Payakumbuh Tahun 2013 ....... 93
1. Dampak Positif ........................................................................................ 93
2. Dampak Negatif ....................................................................................... 97
E.Faktor Pendukung dan Penghambat Program RS-RTLH di Kota Payakumbuh
Tahun 2013 ........................................................................................................... 98
1. Faktor Pendukung .................................................................................... 98
2. Faktor Penghambat .................................................................................. 99
BAB VI PENUTUP
A.Kesimpulan ..................................................................................................... 100
B.Saran ................................................................................................................ 102
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 104
LAMPIRAN ....................................................................................................... 107
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1Perbedaan Penelitian Tinjauan Pustaka dengan Penelitian Penulis ....... 10
Tabel 3.1Sub Variabel dan Definisi Operasional.................................................. 48
Tabel 3.2Hasil Uji Instrumn Valid ........................................................................ 50
Tabel 3.3Hasil Uji Koefisien Reabilitas ............................................................... 51
Tabel 3.4Skala Likert ............................................................................................ 54
Tabel 4.1Data Sekolah di Kota Payakumbuh ....................................................... 60
Tabel 5.1 Karakteristik Rsponden Berdasarkan Jenis Pekerjaan .......................... 61
Tabel 5.2Karakterisitik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................ 62
Tabel 5.3Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga ........ 62
Tabel 5.4Dimensi Memenuhi Persyaratan Keselamatan Bangunan ..................... 63
Tabel 5.5Dimensi Menjamin Kesehatan ............................................................... 68
Tabel 5.6Dimensi Memenuhi Kecukupan Luas Minimum ................................... 72
Tabel 5.7Dimensi Keseluruhan Hidup .................................................................. 72
Tabel 5.8Dimensi Kesehatan ................................................................................ 74
Tabel 5.9Dimensi Hubungan Sosial ..................................................................... 76
Tabel 5.10Dimensi Kemerdekaan ......................................................................... 78
Tabel 5.11Dimensi Rumah dan Tetangga Sekitar ................................................ 79
Tabel 5.12Dimensi Psikologis (Kesejahteraan Emosional) .................................. 81
Tabel 5.13Dimensi Keadaan Keuangan ................................................................ 83
Tabel 5.14Dimensi Agama / Kebudayaan ............................................................ 85
Tabel 5.19Kategori Nilai Rumah Layak Huni ...................................................... 87
Tabel 5.20Kategori Nilai Kualitas Hidup ............................................................. 89
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan adalah kondisi yang mengganggu kesejahteraan hidup setiap
masyarakat. Hal ini disebabkan karena pendapatan yang tidak tetap,
rendahnya lapangan kerja, terbatasnya keterampilan yang dimiliki, sehingga
menjadi salah satu penyebab masyarakat tidak mampu memenuhi hak dasar
salah satunya rumah. Permasalahan utama yang dihadapi oleh masyarakat
miskin adalah terbatasnya akses terhadap perumahan yang sehat dan layak,
rendahnya mutu lingkungan permukiman dan lemahnya perlindungan untuk
mendapatkan dan menghuni perumahan yang layak dan sehat. Rumah adalah
bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga.1
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang memiliki
nilai strategis bagi kehidupan penghuninya. Nilai strategis tersebut tercermin
pada posisi rumah sebagai pusat kegiatan dalam melaksanakan fungsinya,
terutama fungsi dalam pendidikan anak-anak dan pembinaan
anggota keluarganya.2 Rumah atau perumahan merupakan salah satu jenis
kebutuhan dasar, mutlak memerlukan pemenuhan. Berdasarkan Undang-
Undang nomor 1 tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman,
menegaskan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
1UU No.4 thn 1992 tentang Perumahan dan Permukiman
2“Pemberdayaan Keluarga Miskin Berbasis Komunitas Melalui Rehabilitasi Sosial
Rumah Tidak Layak Huni” Artikel diakses pada tanggal 08 Juni 2016 dari
http://puslit.kemsos.go.id/hasil-penelitian/222/pemberdayaan-keluarga-miskin-berbasis-
komunitas-melalui-rehabilitasi-sosial-rumah-tidak-layak-huni#sthash.qP8TwOLb.dpuf
2
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat, yang merupakan kebutuhan dasar manusia, dan mempunyai peran yang
sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai
salah satu upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, dan
produktif. Kemudian dalam Bagian Satu Pasal 1 dijelaskan bahwa rumah
adalah bangunangedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak
huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya,
serta aset bagi pemiliknya.3
Hak pemenuhan atas rumah menjadi salah satu komponen penting yang
perlu diperhatikan pemerintah karena kondisi rumah yang dimiliki
masyarakat miskin dibangun dengan tidak memperhatikan kriteria fisik
rumah yang layak huni.
Adapun 9 kriteria khusus yang dikatakan sebagai rumah tidak layak huni,
yaitu:
1. Luas lantai per kapita kota kurang dari empat meter persegi (4 m²),
desakurang dari 10 m².
2. Sumber air tidak sehat, akses memperoleh air bersih terbatas.
3. Tidak ada akses MCK
4. Bahan bangunan tidak permanen atau atap/dinding dari bambu,
papan, rumbia.
5. Tidak memiliki pencahayaan matahari dan ventilasi udara.
6. Tidak memiliki pembagian ruangan.
7. Lantai dari papan bahan tidak permanen ataupun lantai dari tanah.
3 Bambang Rustanto, “Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni”. Artikel diakses pada
tanggal 08 Juni 2016 http://bambang-rustanto.blogspot.co.id/2015/10/rehabilitasi-sosial-rumah-
tidak-layak.html
3
8. Letak rumah tidak teratur dan berdempetan.
9. Kondisi rusak. Ditambah lagi dengan, saluran pembuangan air yang
tidak memenuhi standar, jalan setapak menuju rumah pun tidak
teratur.4
Pada kenyataannya, untuk mewujudkan rumah yang memenuhi
persyaratan tersebut bukanlah hal yang mudah. Ketidakberdayaan mereka
memenuhi kebutuhan rumah yang layak huni berbanding lurus dengan
pendapatan dan pengetahuan tentang fungsi rumah itu sendiri. Sebagaimana
diamanatkan dalam Undang Undang Dasar (UUD) 1945 dan pasal 28 H
Amandemen UUD 1945, rumah adalah salah satu hak dasar setiap rakyat
Indonesia, maka setiap warga negara berhak untuk bertempat tinggal dan
mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat.5
Permasalahan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang dihuni atau
dimiliki oleh kelompok fakir miskin memiliki multidimensional. Oleh sebab
itu, kepedulian untuk menangani masalah tersebut diharapkan terus
ditingkatkan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat (stakeholder)
baik pemerintah pusat maupun daerah, dunia usaha, masyarakat, LSM dan
elemen lainnya. Untuk memperbaiki rumah yang tidak layak huni tersebut,
Direktorat Pemberdayaan Fakir Miskin Kementerian Sosial yang
dilaksanakan lagi oleh Dinas Sosial dan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah di masing-masing daerah mengalokasikan kegiatan Rehabilitasi
Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) yang dipadukan dengan
4Ichwan Muis, rumah tidak layak huni/ Tugas Sistem usaha kesejahteraan sosial(STKS
Bandung) dari http://ichwanmuis.com/ artikel diakses pada tanggal 08 Juni 2016
5UUD 1945, Pasal 28 H (Amandemen)
4
pembuatan sarana dan prasarana lingkungan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang dapat diakses secara umum sebagai salah satu program
pengentasan kemiskinan.
Bila merujuk pada Al-Qur’an, setidaknya ada 10 kosakata tentang
kemiskinan. Kosakata yang dimaksud Al-Qur’an adalah al-maskanat
(kemiskinan), al-faqr (kekufuran), al-„ailat (mengalami kekurangan), al-
ba‟sa (kesulitan hidup), al-imlaq (kekurangan harta), al-sail (peminta), al-
mahrum (tidak berdaya), al-qani (kekurangan dan diam), al-mu‟tar (yang
perlu dibantu), dan al-dha‟if (lemah). Pemakaian kosa kata itu mencerminkan
segi tertentu dari kemiskinan atau penyandang kemiskinan. Semua istilah itu
bermuara pada makna “kemiskinan” dan “penanggulangannya”.6 Seperti
dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa kewajiban kita semua untuk
menanggulangi kemiskinan, sebagaimana dijelaskan dalam Surah Adz-
Dzariyat/19:51
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (QS. Adz-
Dzariyat Ayat 19)7
Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2013 mencapai 28,07
juta jiwa atau 11,37 persen. Angka kemiskinan ini masih jauh dibawah target
kemiskinan yang ditetapkan pemerintah dalam APBN- P 2013 10,5 persen.
6Resty Dwi Anggraini, Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat-Mandiri Perkotaan (PNPM-MP): Studi Atas Pembangunan Gedung PAUD Di
Kelurahan Petukangan Utara, Pesanggrahan Jakarta Selatan. Skripsi S1 (Jakarta: Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN 2014), h.2. 7Al-Quran Online, “Surat Adz-Dzariyat Ayat ke-19”, artikel diakses pada tanggal 08 Juni
2016 dari http://www.quran30.net/2012/08/surat-adz-dzaariyaat-ayat-1-60.html
5
Jumlah penduduk miskin pada Maret 2013, berkurang sebesar 0,52 juta orang
jika dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2012 sebesar
28,59 juta orang atau 11,66 persen. Selama periode September 2012-Maret
2013, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,18 juta orang
dari 10,51 juta orang pada September 2012 menjadi 10,33 juta orang pada
Maret 2013. Sementara di daerah perdesaan berkurang 0,35 juta orang dari
18,09 juta orang pada September 2012 menjadi 17,74 juta orang pada Maret
2013.
Meningkatnya jumlah penduduk miskin di Indonesia terjadi karena tidak
adanya kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan pokoknya menurut
standar yang dibuat oleh Bank Dunia, yang dikenal dengan garis kemiskinan
yang menunjukkan batas terendah seseorang untuk memenuhi kebutuhan
pokok manusia yang layak. Tidak terpenuhinya kebutuhan pokok merupakan
bentuk tidak adanya kesejahteraan manusia dan akan mengarah pada
timbulnya masalah baru pada kehidupan manusia.8
Secara geografis, posisi Kota Payakumbuh berada 00 10’ sampai dengan
00 17’ LS dan 100 35’ sampai dengan 100 45’ BT. Luas wilayah kota
Payakumbuh adalah ± 80,43 km² atau setara dengan 0,19% dari luas Provinsi
Sumatera Barat. Letak kota Payakumbuh ini berbatasan dengan daerag
administrasi pemerintahan lain yaitu:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Harau dan Kecamatan
Payakumbuh Kabupaten Lima Puluh Kota;
8Badan Pusat Statistik Indonesia, 2013, diakses pada tanggal 08 Juni 2016 dari
www.bps.go.id
6
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Luhak dan Kecamatan
Situjuah Limo Nagari Kabupaten Lima Puluh Kota;
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Payakumbuh dan
Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota;
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Luhak dan Kecamatan
Harau Kabupaten Lima Puluh Kota.
Berkaitan dengan kondisi geografis tersebut, Kota Payakumbuh terdiri
dari 8 (delapan) Kenagarian yang memiliki kekhasan dalam membangun
kearifan lokal dan kesetiakawanan. Oleh sebab itu kepedulian untuk
menangani masalah rumah tidak layak huni tersebut pada tahun 2013,
Pemerintah Kota Payakumbuh mendapatkan bantuan melalui Program Bedah
Kampung untuk merehabilitasi rumah tidak layak huni sebanyak 250 (dua
ratus lima puluh) yang terbagi di 2 (dua) nagari (kampung) yaitu sebanyak
115 (seratus lima belas) unit di Kenagarian Lamposi Kecamatan Lamposi
Tigo Nagari dan 135 (seratus tiga puluh lima) unit di Kenagarian Koto Nan
Gadang Kecamatan Payakumbuh Utara. Kegiatan dilaksanakan dengan
mengedepankan sikap bergotong royong yang bertujuan untuk menghidupkan
kesetiakawanan sosial ditengah-tengah masyarakat.
Dalam kegiatan bedah kampung berlandaskan paradigma pembangunan
berpusat pada rakyat (people center development). Kementerian Sosial lebih
berperan sebagai stimulator.9 Kementerian Sosial hanya menstimulasi untuk
terjadinya perubahan kondisi kehidupan sosial ekonomi keluarga fakir miskin
9Zukhri, S.Sos. “BEDAH KAMPUNGProgram Keberhasilan Kementerian Sosial RI
Tahun 2014Di Kota Padang dan Kota Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat”. Dinas Sosial
Provinsi Sumatera Barat. Artikel diakses pada tanggal 08 Juni 2016 dari www.sumbarprov.go.id
7
kearah yang lebih baik. Faktor dominan yang mempengaruhi keberhasilan itu
terletak pada diri sasaran program yaitu keluarga miskin dan masyarakat
setempat.
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan,
maka penulis tertarik untuk meneliti pelaksanaan program rehabilitasi sosial
rumah tidak layak huni diKota Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat sebagai
judul penelitian yang hasilnya akan dituangkan ke dalam skripsi dengan judul
“Evaluasi Dampak Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak
Huni (RS-RTLH) Melalui Pola Bedah Kampung di Kota Payakumbuh
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian
yang berfokus pada evaluasi dampak program rehabilitasi sosial rumah
tidak layak huni (RS-RTLH) melalui pola bedah kampung di dua
Kecamatan, Kecamatan Payakumbuh Utara dan Kecamatan Lampasi
Tigo Nagari, penulis membatasi materi kajian, maka objek yang diteliti
sebagai berikut:
a. Penerima manfaat / sasaran berupa masyarakat.
b. Dampak Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni
(RS-RTLH) di Kota Payakumbuh Tahun 2013.
8
2. Perumusan Masalah
Agar perumusan masalah lebih terarah dan terfokus, maka penulisan
skripsi ini dirumuskan dalam rangka menjawab permasalahan sebagai
berikut
a. Bagaimana dampak Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni (RS-RTLH) terhadap perwujudan rumah layak huni di
Kota Payakumbuh Utara Kota Payakumbuh?
b. Bagaimana dampak Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni (RS-RTLH) terhadap peningkatan kualitas hidup di
Kota Payakumbuh Utara Kota Payakumbuh?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak yang
diharapkan sesuai dengan tujuan Program Rehabilitasi Sosial Rumah
Tidak Layak Huni (RS-RTLH) yang dilakukan oleh Kementerian Sosial
Republik Indonesia di Kota Payakumbuh dalam rangka memenuhi
kebutuhan dasar perumahan yang layak huni.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
a. Manfaat Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
mahasiswa mengenai masalah penyandang masalah kesejahteraan sosial
(PMKS) serta metode penanganannya dan tentunya dapat menambah
9
wawasan bagi penulis. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat
menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi semua pihak dan juga
diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan
kepada Dinas Sosial dan Pemerintah terkait sebagai bahan evaluasi, dan
diharapkan juga penelitian ini dapat memberikan masukan kepada
lembaga-lembaga lain yang juga menangani masalah penyandang
masalah kesejahteraan sosial (PMKS) agar dapat menentukan metode
penanganan dan kebijakan yang benar-benar sesuai agar dapat
mengatasi permasalahn tersebut. Serta diharapakan dapat digunakan
dalam rangka pengembangan pelaksanaan program pengentasan
kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan.
c. Manfaat Sosial
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kepekaan dan
kepedulian sosial terhadap masalah sosial yang terjadi pada penyandang
masalah kesejahteraan sosial (PMKS) atau warga miskin khususnya
bagi civitas akademik kesejahteraan sosial, Pemerintah Kota
Payakumbuh dan pada umumnya bagi masyarakat luas.
D. Pedoman Penulisan
Adapun teknik penulisan ini, penulis menggunakan Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan CeQDA (Center
for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pedoman penulisan skripsi ini.
10
E. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas kepustakaan (literature) yang
berkaitan dengan topik pembahasan penelitian yang dilakukan pada penulisan
skripsi ini. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan
mengetahui dengan jelas penelitian yang akan dilakukan untuk penulisan
skripsi ini.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka terhadap
beberapa skripsi terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan penelitian,
yaitu:
Tabel 1.1
Perbedaan Penelitian Tinjauan Pustaka dengan Penelitian
Penulis
No. Judul Skripsi Penulis Pembahasan
1. Evaluasi Pelaksanaan
Program Rehabilitasi
Sosial RumahTidak
Layak Huni Di Jorong
Kandang Melabung
Nagari Lawang
Mandahiling Kecamatan
Salimpaung Kabupaten
Tanah Datar
Oci Notalia, Ilmu
Kesejahteraan
Sosial,
Universitas
Sumatera Utara.
- Skripsi ini lebih menjelaskan
tentang keberhasilan
program rehabilitasi sosial
rumah tidak layak huni di
Jorong Kandang Melabung
Nagari Lawang Mandahiling
Kecamatan Salimpaung
Kabupaten Tanah Datar
dalam rangka memenuhi
kebutuhan dasar perumahan
yang layak huni.
- Kekurangan dari skripsi ini
yaitu tidak menyebutkan apa
saja faktor yang menjadi
penghambat dan pendukung
program, dan tidak
menjelaskan dampak yang
diharapkan dari program
terhadap penerima manfaat.
2. Pelaksanaan Program
Rehabilitasi Sosial
Rumah Tidak Layak
Huni (RS-RTLH) bagi
Keluarga Miskin di
Nadia Dewinta,
Ilmu
Pemerintahan,
Universitas
Sumatera Utara.
- Skripsi ini menjelaskan
tentang pelaksanaan program
rehabilitasi sosial rumah
tidak layak huni, akan tetapi
program ini didanai oleh
11
No. Judul Skripsi Penulis Pembahasan
Kecamatan Bintan
Timur, Kabupaten Bintan
Tahun 2011
APBD Kabupaten bukan
langsung dari Kemensos RI.
Serta lokasi pelaksanaan
program yang berbeda, yaitu
di Provinsi Kepulauan Riau.
- Penulis menilai bahwa dalam
skripsi ini, peneliti lebih
banyak menjelaskan tentang
pelaksanaan program.
3. Evaluasi Dampak
Program Rehabilitasi
Sosial Rumah Tidak
Layak Huni (RS-RTLH)
melalui Pola Bedah
Kampung di Kota
Payakumbuh Provinsi
Sumatera Barat Tahun
2013.
Diva Dwi Syam
Praditia,
Kesejahteraan
Sosial, UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta.
- Skripsi ini meneliti tentang
bagaimana dampak program
RS-RTLH setelah berjalan
hingga saat ini.
- Peneliti memandang bahwa
dengan koordinasi yang
mudah, dilengkapi
sumbangan material dan
tenaga masyarakat sekitar,
pembangunan rumah layak
huni dapat berjalan lancar.
Dengan adanya solidaritas
yang tinggi dari setiap
elemen masyarakat di Kota
Payakumbuh ini, dapat
menjadi contoh bagi
kabupaten/kota lainnya.
- Terkait dengan penelitian
tinjauan pustaka di atas,
sama-sama membahas
program RS-RTLH, akan
tetapi lokasi pelaksanaan
programnya berbeda, tentu
saja pelaksanaan program
setiap daerah berbeda, baik
masyarakatnya maupun
budayanya.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, secara sistematis
penulisannya dibagi ke dalam lima bab, yang terdiri dari sub-sub bab.
Adapun sistematikanya sebagai berikut :
12
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika
Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan secara teoritis tinjauan-tinjauan yang
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, kerangka
pemikiran, definisi konsep dan definisi operasional.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai metode-metode yang
berkenaan dengan skripsi ini, yaitu: Pendekatan dan desain
penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penentuan
sampel, metode pengumpulan data, uji validitas dan
reliabilitas, teknikanalisis data.
BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
Gambaran umum tentang lokasi penelitian, Sejarah Kota
Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat dan Bagiannya.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan dan menjabarkan data hasil
penelitian yang telah didapatkan beserta analisis data
berdasarkan statiska.
BAB VI PENUTUP
Bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari
hasil penelitian.
13
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Rehabilitasi Sosial
1. Pengertian Rehabilitasi Sosial
Rehabilitasi mengandung makna pemulihan kepada kedudukan
(keadaan, nama baik) yang dahulu (semula) atau perbaikan anggota tubuh
yang cacat dan sebagainya atas individu supaya menjadi manusia yang
berguna dan memiliki tempat di masyarakat.10
Jadi apabila kata rehabilitasi dipadukan dengan kata sosial, maka
rehabilitasi sosial bisa diartikan sebagai pemulihan kembali keadaan
individu yang mengalami permasalahan sosial kembali seperti semula.
Rehabilitasi sosial merupakan upaya yang ditujukan untuk
mengintegrasikan kembali seseorang ke dalam kehidupan masyarakat
dengan cara membantunya menyesuaikan diri dengan keluarga,
masyarakat, dan pekerjaan.
B. Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH)
Rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni (RS-RTLH) adalah upaya
Kementerian Sosial Republik Indonesia mengatasi kemiskinan melalui
kegiatan rehabilitasi/perbaikan rumah dengan partisipasi aktif masyarakat dan
menjunjung nilai-nilai kesetiakawanan dan gotong-royong sehingga tercipta
rumah yang layak sebagai tempat tinggal dan meningkatnya kemampuan
keluarga miskin dalam fungsi sosialnya.
10
Diakses pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998;92. Pada tangal 4 oktober 2016.
14
Dengan demikian kegiatan RS-RTLH dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengatasi sebagian masalah kemiskinan, tersedianya rumah yang layak huni,
adanya kenyamanan bertempat tinggal, meningkatnya kemampuan
keluargadalam melaksanakan peran dan fungsi keluarga untuk memberikan
perlindungan, bimbingan dan pendidikan, meningkatnya kualitas kesehatan
lingkungan pemukiman dan meningkatnya harkat dan martabat.11
1. Tujuan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni
a. Tersedianya perumahan yang layak huni bagi keluarga miskin
b. Terpenuhinya kenyamanan pada tempat tinggal.
c. Mengangkat harkat dan martabat keluarga miskin.
d. Meningkatnya kemampuan keluarga dalam melaksanakan peran
dan fungsi keluarga untuk memberikan perlindungan, bimbingan
dan pendidikan.
e. Meningkatnya sanitasi lingkungan permukiman keluarga miskin.
f. Meningkatnya kualitas hidup masyarakat.
g. Meningkatnya partisipasi sosial dalam rangka pelaksanaan Bedah
Kampung melalui RS-RTLH dan Sarling.
h. Tersosialisasinya kegiatan Bedah Kampung melalui RS-RTLH
dan Sarling pada pemangku kepentingan.12
2. Kriteria Lokasi Sasaran
a. Desa kumuh dengan tingkat kemiskinan yang tinggi.
b. Desa yang belum mendapat akses pelayanan sosial dasar.
11Suradi, STUDI EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN SOSIAL : Rehabilitasi Sosial
Rumah Tidak Layak Huni bagi Keluarga Miskin di Kota Banjarmasin. (Jurnal Sosiokonsepsia:
2012), Vol. 17, No. 02 2012, hal. 206-207.
12
Kementerian Sosial RI, Buku Pedoman Pelaksanaan Bedah Kampung Melalui
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dan Sarana Lingkungan, (Jakarta : 2013), h. 3
15
c. Kondisi sosial ekonomi rendah.
d. Sumber daya alam yang minim.
3. Kriteria Kepala Keluarga Penerima Bantuan RS-RTLH
a. Memiliki KTP/Identitas diri yang berlaku;
b. Kepala Keluarga tidak mempunyai sumber mata pencaharian atau
mempunyai mata pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi
kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan.
c. Kehidupan sehari-hari masih memerlukan bantuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar.
d. Memiliki rumah di atas tanah milik sendiri yang dibuktian dengan
sertifikat atau girik atau ada surat keterangan kepemilikan dari
kelurahan / desa atas status tanah.
e. Rumah yang dimiliki dan ditempati adalah rumah tidak layak huni
yang tidak memenuhi syarat kesehatan, keamanan dan sosial,
dengan kondisi sebagai berikut :
f. Tidak permanen dan / atau rusak;
g. Dinding dan atap rumah dibuat dari bahan yang mudah
rusak/lapuk, seperti : papan, ilalang, bamboo yang dianyam/gedeg,
dan sebagainya.
h. Dinding dan atap sudah rusak sehingga membahayakan,
mengganggu keselamatan penghunimya;
i. Lantai tanah/semen dalam kondisi rusak;
j. Diutamakan rumah tidak memiliki fasilitas kamar mandi, cuci dan
kakus.
16
k. Memberikan dukungan bedah kampung melalui SKPD Provinsi.
4. Kriteria Rumah Bedah Kampung yang Tidak Layak Huni
a. Atap dibuat dari bahan yang mudah rusak/lapuk seperti: rumbia,
seng, ilalang, ijuk, genteng.
b. Dinding terbuat dari bilik, papan, bambu, kulit kayu dalam kondisi
rusak.
c. Lantai tanah, papan, bambu, semen dalam kondisi rusak.
5. Pelaksanaan Kegiatan
a. Prinsip Pelaksanaan
Prinsip pelaksanaan kegiatan RS-RTLH adalah :
- Swakelola
Baik secara individu maupun kelompok sesuai pasal 39 dan
lampiran I Bab III Keppres No.80 tahun 2003.
- Kesetiakawanan
Dilandasi oleh kepedulian sosial untuk membantu orang.
- Keadilan
Menekankan pada aspek pemerataan, tidak diskriminatif dan
seimbang antara hak dan kewajiban.
- Kemanfaatan
Dilaksanakan dengan memperhatikan kegunaan atau
fungsidari barang/ruang/kondisi yang diperbaiki atau diganti.
- Keterpaduan
Mengintegrasikan berbagai komponen terkait sehingga dapat
berjalan secara terkoordinir dan sinergis.
17
- Kemitraan
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan fakir miskin dan
masyarakat pada umumnya dibutuhkan kemitraan dengan
berbagai pihak.
- Keterbukaan
Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini berhak
mendapatkan informasi yang benar dan bersedia menerima
masukan bagi keberhasilan pelaksanaan kegiatan RSRTLH.
- Akuntabilitas
Berbagai sumber daya digunakan dengan penuh
tanggungjawab dan dapat dipertanggungjawabkan secara
teknis maupun administratif.
- Partisipasi
Pelaksanaan RS-RTLH dan Sarling dilaksanakan dengan
melibatkan unsur masyarakat termasuk dunia usaha dengan
mendayagunakan berbagai sumber daya yang dimilikinya.
- Profesional
Dilaksanakan dengan menggunakan manajemen yang baik
pendekatan konsep yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.
- Keberlanjutan
Dilaksanakan secara berkesinambungan untuk mencapai
kesejahteraan dan kemandirian.
b. Tahapan Pelaksanaan Bantuan
18
- Verifikasi proposal RS-RTLH dan Sarling;
- Penjajagan calon lokasi kegiatan, dimaksudkan untuk
memperoleh gambaran tentang kesiapan daerah dan
masyarakat, kelayakan calon penerima bantuan dan faktor
lainnya yang akan mendukung keberhasilan kegiatan;
- Sosialisasi
Sosialisasi dilaksanakan dalam rangka memperoleh kesamaan
pemahaman dan gerak langkah setiap pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan kegiatan RS-RTLH dan Sarling.
Sasaran kegiatan sosialisasi mencakup :
1) Dinas/Instansi Sosial Provinsi;
2) Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota;
3) Unsur Masyarakat;
4) Pendamping (TKSK).
- Membangun dan mengembangkan komitmen untuk
menyepakati berbagai sumber daya yang dapat dan akan
dialokasikan oleh Pemerintah Daerah, masyarakat dan dunia
usaha dalam rangka mencapai keberhasilan pelaksanaan
program;
- Penentuan lokasi dan calon penerima;
- Verifikasi Calon Penerima Bantuan;
c. Pelaksanaan pembangunan RS-RTLH dan Sarling :
1) Melakukan penilaian dan menentukan bagian rumah yang
akan diperbaiki;
19
2) Menetapkan prioritas bagian rumah yang akan diperbaiki
berdasarkan pada fungsi dan ketersediaan dana dan sumber
lainnya;
3) Membuat rincian jenis/bahan bangunan yang diperlukan serta
besarnya biaya;
4) Melaksanakan pembelian bahan bangunan;
5) Melaksanakan kegiatan perbaikan rumah dan pembangunan
Sarling;
6) Pelaksanaan pembangunan RS-RTLH dan Sarling telah
selesai selambat-lambatnya 100 hari setelah dana masuk ke
rekening kelompok.
6. Peran Pihak-Pihak Terkait
a. Kementerian Sosial
- Menyusun pedoman pelaksanaan Bedah Kampung
- Menyiapkan anggaran bedah kampung
- Melaksanakan penjajakan dan verifikasi ke lokasi calon
penerima bantuan
- Melaksanakan koordinasi dengan pihak-pihak terkait
- Menetapkan lokasi bedah kampung
- Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi
- Membuat laporan kegiatan
b. Provinsi
- Menerima usulan dari Kabupaten/ Kota data calon penerima
bantuan RS-RTLH, Sarling, serta memberikan rekomendasi
20
- Mengusulkan lokasi yang menjadi prioritas kegiatan
- Menggali potensi dan sumber untuk mengoptimalkan
pelaksanaan bedah kampung
- Bersama dengan Kementerian Sosial RI melakukan
penjajakan, pemantauan dan evaluasi
c. Kabupaten
- Melakukan pendataan/ menyiapkan dan mengajukan data
lokasi bedah kampung dan data by name by address calon
kepalakeluarga penerima kegiatan bantuan RS-RTLH dan
Sarling kepada kementerian sosial melalui Dinas Sosial
Provinsi
- Melibatkan TKSK untuk menggerakkan partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan bedah kampung
- Melaksanakan sosialisasi kegiatan bedah kampung kepada
penerima bantuan pihak-pihak terkait wilayah kerjanya.
- Melakukan verifikasi calon penerima RS-RTLH dan Sarling
dalam rangka bedah kampung
- Membentuk tim Sarling
- Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan bedah kampung
- Membuat/ menginformasikan rekening kelompok penerima
bantuan dan menyiapkan rekening untuk bantuan dana
operasional untuk bantuan yang bersumber dari dana APBN
- Mengalokasikan dana untuk optimalisasi pelaksanaan
kampung
21
- Menggerakkan potensi sumber kesejahteraan sosial
- Melaksanakan monitoring dan evaluasi
- Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan
bedah kampung
- Menyampaikan laporan pertanggungjawaban bedah kampung
kepada Kementerian Sosial.
d. Pendamping (TKSK)
- Membantu membuat rencana usulan kebutuhan perbaikan
rumah dan sarling dalam rangka bedah kampung.
- Membantu monitoring pelaksanaan kegiatan bedah kampung.
- Memfasilitasi penerima bantuan dengan donatur-donatur
- Membantu memobilisasi massa dalam pelaksanaan bedah
kampung.
- Membantu pembuatan laporan
- Memberikan motivasi kepada masyarakat penerima bantuan.
e. Penerima Bantuan RS-RTLH
- Melakukan penilaian bagian rumah yang akan direhabilitasi
- Mengajukan usulan kebutuhan perbaikan rumah beserta dana
yang diperlukan maksimal sebesar Rp10.000.000, untuk
disetujui Dinas Sosial Kabupaten/ Kota.
f. Masyarakat
- Mengalokasikan sumber daya lain yang dibutuhkanuntuk
keberhasilan kegiatan.
22
- Melakukan penanggulangan dana dan sumber lainnya yang
dibutuhkan.
- Bersama kelompok dan tim pembangunan
sarlingmelaksanakan rehabilitasi sosial rumah tidak layak
hunidan sarana prasarana lingkungan.
- Melaksanakan pemeliharaan dan peningkatan hasil kegiatan
bedah kampung.
7. Penyaluran, Pencairan dan Penggunaan Dana
a. Penyaluran
1) Pihak Dinas Sosial Kab/Kota mengajukan identitas
penanggung jawab pengelola anggaran (nama dan alamat
kantor, penanggung jawab program, nama bendahara
pengeluaran, nomor rekening bank dan nomor pokok wajib
pajak) ke Dit. PFM untuk dana operasional (tembusan
disampaikan kepada Dinas/Instansi Sosial Provinsi);
2) Pihak Dinas Sosial Kab/Kota mengajukan identitas dan nomor
rekening Dinas Sosial yang sudah ada, rekening kelompok
penerima bantuan RS-RTLH dan rekening Tim Sarling;
3) Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Pemberdayaan Fakir
Miskin mengajukan SPP-LS ke bagian keuangan Direktorat
bJenderal Pemberdayaan Sosial dengan melampirkan SK
Dirjen Pemberdayaan Sosial tentang penetapan penerima
bantuan serta nomor rekening Dinas Sosial Kb/Kota, rekening
23
kelompok penerima bantuan RS-RTLH dan rekening tim
Sarling untuk dibuatkan SPM-LS;
4) Pejabat Pembuat Komitmen mengajukan SPM-LS ke KPPN
dilampiri SK Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial
tentang penerima bantuan RS-RTLH dan Sarling, serta dana
operasional;
5) KPPN menerbitkan SP2D dan menyalurkan ke rekening
Dinas Sosial Kab/Kota, rekening kelompok penerima bantuan
RS-RTLH dan rekening tim Sarling;
6) Pencairan dana kegiatan RS-RTLH dari rekening kelompok
dapat dilaksanakan setelah mendapatkan
rekomendasi/persetujuan dari Dinas Sosial Kab/Kota.
b. Penggunaan Dana
1) Jumlah dana bantuan stimulant untuk setiap unit rumah; Rp.
10.000.000,- dengan proporsi penggunaan sebagai berikut :
Uraian % Jumlah (Rp)
Pembelian bahan
bangunan dan konsumsi
90 9.000.000,-
Tukang Bangunan 10 1.000.000,-
Jumlah 100 10.000.000,-
2) Apabila sampai dengan akhir tahun anggaran masih terdapat
sisa dana operasional, maka Dinas Sosial kab/Kota harus
segera menyetor ke kas Negara dengan blanko Surat Setoran
Pengembalian Belanja, belanja barang non operasional
24
lainnya dengan kode 521218 an. Direktorat PFM kode Satker
440207.
3) Seluruh pajak dan penerima Negara bukan pajak dalam
pelaksanaan kegiatan dana operasional disetorkan ke kas
Negara oleh pihak Dinas Sosial Kab/Kota sesuai peraturan
perpajakan yang berlaku dengan menyampaikan bukti setoran
pajak dan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) ke Direktorat
Pemberdayaan Fakir Miskin
8. Sanksi
Sanksi hukum akan dikenakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku apabila :
a. Dinas Sosial selaku penerima, pengelola dan penanggungjawab
dana operasional tidak sepenuhnya dipergunakan sesuaidengan
peruntukkannya;
b. Kelompok penerima bantuan stimulan RS-RTLH selakupenerima,
pengelola dan penanggung jawab dana bantuan tidak sepenuhnya
dipergunakan sesuai dengan peruntukkannya;
c. Tim Sarling selaku pengelola dan penanggung jawab danaSarling
tidak sepenuhnya dipergunakan sesuai dengan peruntukkannya.
25
C. Rumah Layak Huni
1. Pengertian Rumah Layak Huni
Rumah layak huni adalah rumah yang memenuhi persyaratan
keselamatan bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta
kesehatan penghuninya.13
a. Memenuhi persyaratan keselamatan bangunan meliputi:
- Struktur bawah/pondasi
- Struktur tengah/kolom dan balak (Beam)
- Struktur atas.
b. Menjamin kesehatan meliputi pencahayaan, penghawaan, dan
sanitasi.
c. Memenuhi kecukupan luas minimum 7,2 /orang sampai dengan
12 /orang.
D. Kualitas Hidup
1. Pengertian Kualitas Hidup
Masing-masing individu mempunyai kualitas hidup yang berbeda-
beda tergantung cara pandang mereka menanggapi sesuatu. Kualitas hidup
menurut WHO adalah persepsi seseorang dalam konteks budaya dan
norma yang sesuai dengan tempat hidup orang tersebut serta berkaitan
dengan tujuan, harapan, standard dan kepedulian selama hidupnya.
2. Pengukuran Kualitas Hidup
Felce dan Perry (1995, dalam Nofitri 2009) menyebutkan ada tiga cara
dalam pengukuran kualitas hidup ini yaitu komponen objektif adalah data
13Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia No.
22/Permen/M/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah
Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.
26
objektif dari aspek kehidupan individu, komponen subjektif yaitu penilaian
dari individu tentang kehidupannya sendiri, sedangkan komponen
kepentingan yaitu menyatakan keterkaitan hal-hal yang penting baginya
dalam mempengaruhi kualitas hidupnya dan juga mengatakan bahwa
kondisi kehidupan tertentu tidak menghasilkan reaksi yang sama pada
setiap individu, karena tiap-tiap individu memiliki definisi masing-masing
mengenai hal-hal yang mengindikasikan kualitas hidup yang baik dan
buruk.
Secara logis dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek kehidupan
adalah relevan bagi semua orang (universal), namun seberapa penting
aspek-aspek tersebut bagi tiap-tiap individu akan bervariasi dalam budaya
yang berbeda-beda sedangkan aspek-aspek lainnya mungkin hanya
dianggap penting oleh individu tertentu saja. Peneliti menyimpulkan
bahwa pengukuran kualitas hidup sebaiknya dilakukan secara individual
dan subjektif sehingga aspek-aspek kehidupan yang diukur dalam kualitas
hidup sebaiknya ditentukan sendiri oleh responden karena aspek
kehidupan yang relevan bagi seseorang belum tentu relevan bagi orang
orang lain.
Ada beberapa cara pengukuran kualitas hidup, ada yang menggunakan
WHOQOL (world health organization quality of life) dan OPQOL ( Older
People Quality Of Life). Namun dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan kuesioner OPQOL-35 yang mempunyai 8 dimensi.14
a. Dimensi-dimensi OPQOL
14Juni Hartati Mendrofa. “Gambaran Kualitas Hidup Pada Lansia di Desa Tuhemberua
Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli”. (Skripsi S1 Fakultas Keperawatan, Medan:
Universitas Sumatera Utara, 2016). Hal 11-12.
27
Penelitian ini dilakukan dengan melihat seberapa baiknya kualitas
hidup seorang individu yang dinilai dengan menggunakan OPQOL-35
(Older People Quality Of Life – 35) yang terdiri dari 8 dimensi dan 35
pernyataan. Instrumen yang digunakan yaitu OPQOL-35 yang memiliki 8
domain yaitu dimensi petama keseluruhan hidup, dimensi kedua
kesehatan, dimensi ketiga hubungan sosial /waktu luang dan kegiatan
sosial, dimensi keempat kemerdekaan, kontrol atas kehidupan, dan
kebebasan, dimensi kelima rumah dan tetangga sekitar, dimensi keenam
psikologis dan kesejahteraan emosional, dimensi ketujuh keadaan
keuangan, dan dimensi kedelapan agama/ kebudayaan.
Dimensi keseluruhan hidup meliputi pernyataan saya menikmati hidup
kelangsungan hidup saya seutuhnya, saya sangat bahagia disetiap waktu,
saya menatap untuk hal-hal di masa depan, dan kehidupan membuat saya
jatuh.
Dimensi kesehatan meliputi pernyataan berikut saya memiliki fisik
yang kuat, sakit mempengaruhi kesejahteraan saya, kesehatan membatasi
saya untuk merawat diri atau rumah saya, saya cukup sehat untuk
beraktivitas melakukan apa saja. Kesehatan merupakan salah satu domain
penting dari kualitas hidup. Konsep kualitas kesehatan yang
berhubungandengan kehidupan dan faktor-faktor penentu yang mulai
dikenal dan dikembangkan sejak tahun 1980 untuk mencakup aspek-aspek
kualitas hidup yang dapat sangat jelas mempengaruhi kesehatan baik fisik
maupun mental, persepsi tentang kesehatan termasuk resiko kondisi
kesehatan, status fungsional, dukungan sosial dan ekonomi Status
28
kesehatan adalah merupakan salah satu penentu kualitas hidup karena
merupakan salah satu komponen yang terlibat dalam membangun
kesejahteraan psikologis. Ini lebih daripada kesehatan objektif seperti
gangguan fisik atau kondisi medis, individu akan lebih menafsirkan
kesehatan secara subjektif yang akan mempengaruhi keadaan emosional
mereka.
Dimensi hubungan sosial/ waktu luang dan kegiatan sosial meliputi
pernyataan yaitu Keluarga, teman dan tetangga saya akan menolong jika
dibutuhkan, saya ingin berteman atau berhubungan dengan lebih banyak
orang lagi, saya memiliki seseorang yang memberi saya cinta dan
pengaruh, saya suka berbagi dengan sesama menikmati hidup, anak-anak
disekitar saya itu penting, saya mempunyai kegiatan/ aktifitas/ hobi yang
saya sukai, saya mencoba bertahan dengan berbagai hal, saya mengerjakan
pekerjaan/ kegiatan yang dibayar atau tidak dibayar yang memberi saya
peran dalam hidup, dan saya mempunyai tanggungjawab kepada orang lain
yang membatasi kegiatan sosial dan waktu luang saya. Keterlibatan
dengan kegiatan sosial serta kualitas hidup menunjukkan hubungan yang
positif dimana terlibat dalam kehidupan sosial bisa membangun kualitas
hidup yang aktif.
Hubungan sosial meliputi hubungan interpersonal, dukungan sosial,
dan perasaan dihormati dan diterima.
Dimensi kemerdekaan, kontrol atas hidup dan kebebasan dengan
menyetujui beberapa pernyataan berikut saya cukup sehat untuk
mempunyai kebebasan, saya senang dengan apa yang saya lakukan, biaya
29
hidup dibandingkan gaji membatasi hidup saya, saya sangat
memperhatikan hal- hal penting dalam hidup.
Dimensi rumah dan sekitar meliputi penyataan berikut saya merasa
aman ditempat saya tinggal, toko-toko lokal serta pelayan dan fasilitas
disekitarnya semuanya bagus, saya memperoleh kesenangan dari rumah
saya, dan saya mendapatkan tetangga yang ramah. Interaksi lingkungan
meliputi keselamatan fisik, lingkungan sekitar, kesempatan memperoleh
informasi, berpartisipasi dalam kegiatan hiburan atau rekreasi, terbebas
dari pencemaran lingkungan dan kebisingan. Salah satu bagian dari
pengukuran kualitas hidup adalah tinggal di rumah dan lingkungan yang
aman, hubungan bertetangga yang harmonis dan memiliki akses akan
fasilitas dan layanan lokal dan tersedianya transportasi.
Dimensi psikologis dan kesejahteraan emosional dengan menjawab
pernyataan yaitu saya menerima hidup sebagai anugerah dan melakukan
yang terbaik, saya merasa beruntung dibandingkan orang lain, saya
cenderung melihat sisi yang baik, jika kesehatan membatasi saya
melakukan kegiatan sosial dan waktu luang saya, saya maka akan
menggantikannya dan menemukan hal lain yang bisa saya lakukan.
Psikologis meliputi kepuasan hidup, pencapaian tujuan hidup, kontrol atas
kehidupan, kepercayaan diri dan persepsi akan penampilan. Prespektif
psikologis dalam kualitas hidup dapat didefinisikan sebagai ukuran
kesejahteraan secara subjektif. Pandangan terhadap psikologis adalah
bahwa kesejahteraan berarti memiliki kesehatan emosional dan mental
sebagai pilar mengukur kualitas hidup individu. Perspektif kesejahteraan
30
psikologis ini meliputi cara individu untuk mengevaluasi kehidupan
mereka di masa sekarang dan di masa lalu, yang masa penilaian ini
mencakup reaksiemosional individu, suasana hati dan penilaian individu
berkaitan dengan cara mereka menjalani kehidupan mereka sendiri.
Dimensi keadaan keuangan dengan menjawab pernyataan yaitu saya
memiliki cukup uang untuk membiayai kebutuhan rumah tangga, saya
memiliki cukup uang untuk membiayai perbaikan rumah atau bantuan
yang dibutuhkan dirumah, saya dapat berusaha membeli apa yang saya
inginkan, dan saya tidak dapat mengusahakan hal-hal yang ingin saya
nikmati.
Dimensi agama atau kebudayaan meliputi pernyataan yaitu agama,
keyakinan atau filsafat hidup penting untuk kualitas hidup saya, dan
kebudayaan/ kegiatan keagamaan atau perayaan-perayaannya penting
untuk kualitas hidup saya. Penelitian menujukkan bahwa orang-orang yang
religius lebih puas dengan kehidupan mereka karena mereka secara teratur
menghadiri kegiatan keagamaan dan sembari membangun jaringan
atauhubungan sosial dengan sesama. Penelitian lain mengungkapkan
adanya hubungan antara kesejahteraan spiritual dan kesehatan umum
seseorang, sehingga disimpulkan bahwa agama dan spiritualitas
merupakan sumber penting mengatasi kondisi stress.
E. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation. Kata
tersebut diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan tujuan
31
mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia
menjadi “evaluasi”. Secara etimologi, evaluasi artinya penilaian, sehingga
mengevaluasi artinya memberikan penilaian atau menilai.15
Sedangkan secara terminologi pengertian evaluasi menurut Casley dan
Kumar adalah suatu penilaian berkala terhadap relevansi, kinerja, efisiensi,
dan dampak suatu proyek dikatakan dengan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan, sementara Fink dan Kocekoff memberikan definisi evaluasi
adalah merupakan serangkaian prosedur untuk menilai mutu sebuah
program.16
Randy R. Wrihatnolo dalam bukunya yang berjudul model logika
untuk evaluasi pembangunan menyajikan pemahaman tentang evaluasi
dari perspektif konseptual dan perspektif pragmatis. Berdasarkan
perspektif konseptual, menurut Wadsworth, evaluasi adalah proses menilai
manfaat dari sesuatu. Evaluasi dapat menentukan apakah suatu intervensi
berhasil atau berdayaguna, serta lebih lanjut dapat membantu memberikan
keputusan jika intervensi tersebut harus terus berlanjut, dan juga dapat
memberikan bukti keefektifan dari suatu intervensi sehingga intervensi
tersebut layak memperoleh dana tambahan.17
Sebuah evaluasi program yang baik akan memberitahu pemilik
program (programme principal) dan orang lain sebagai pemanfaat
program untuk: (1) memahami apakah semua elemen program dalam
intervensi telah dilakukan; (2) memahami seberapa baik program telah
15
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka,
1995), Cet. Ke-4 16
Fredy S. Nggao, Evaluasi Program, (Jakarta: Nuansa Madani, 2003), h. 15
17
Randy R. Wrihatnolo, Model Logika Untuk Evaluasi Pembangunan, Institute for
Development and Policy Study, 2010, Cet. Kedua, h.3
32
memberikan kontribusi ke tujuan, memenuhi tujuan, dan memahami
strategi yang dilakukan; (3) memahami apakah program bekerja dengan
baik dan apa yang tidak serta alasan mengapa tidak bekerja dengan baik;
(4) apakah ada intervensi program menghasilkan sesuatu yang tidak
diinginkan; dan (5) apakah yang bisa dipelajari dari program untuk
meningkatkan praktek dan menginformasikan kesuksesannya kepada
program-program lainnya.18
Secara konseptual, terdapat dua jenis evaluasi, yakni evaluasi formatif
dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilaksanakan pada awal
pelaksanaan program, dan bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang
timbul selama pengembangan dan memungkinkan modifikasi. Sedangkan
evaluasi sumatif dilakukan pada akhir; bertujuan melihat efek atau
dampak; serta membantu memutuskan apa yang harus dilakukan
selanjutnya. Jenis evaluasi yang lain adalah evaluasi proses (process
evaluation), evaluasi dampak (impact evaluation), dan evaluasi hasil
(outcome evaluation). Evaluasi proses mempunyai ciri berfokus pada
bagaimana program telah dilaksanakan; serta menilai apakah kegiatan
dilakukan seperti yang direncanakan. Sedangkan evaluasi dampak
mempunyai ciri berfokus pada efek langsung dari program; serta
memutuskan seberapa baik sasaran telah terpenuhi. Sementara itu evaluasi
hasil mempunyai ciri berfokus pada efek jangka panjang dari program
tersebut; serta memutuskan seberapa baik tujuan telah tercapai.19
Berdasarkan perspektif konseptual ini, maka evaluasi outcome atau
18ibid
19idem
33
evaluasi hasil adalah termasuk evalusi sumatif, karena dilakukan setelah
suatu program selesai dilaksanakan.
Suchman di dalam buku Suharsimi Arikunto yang berjudul Evaluasi
Program Pendidikan memandang evaluasi sebagai sebuah proses
menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan
untuk mendukung tecapainya tujuan. Sedangkan menurut Suharsimi
Arikunto, evaluasi adalah suatu kegiatan untuk mengumpulkan informasi
tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan
untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah
keputusan. Dalam lingkup penelitian, evaluasi ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat efektifitas pelaksanaan program dengan cara mengukur
tingkat keberhasilan suatu kegiatan.20
Definisi evaluation (evaluasi) menurut Organisation For Economic
Co-operation and Development (OECD)/Development Assistance
Committee (DAC) adalah penilaian sistematis dan objektif terhadap sebuah
proyek, program, atau kebijakan yang telah selesai atau masih
berlangsung, serta rancangan, implementasi dan hasilnya. Tujuannya
adalah untuk menentukan relevansi dan realisasi tujuan, efisiensi
pembangunan, efektivitas, dampak dan keberlanjutan.21
Rumusan evaluasi yang dikemukakan tersebut maka dapat diartikan
bahwa evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk
melihat sejauh mana keberhasilan (efektifitas dan efisiensi) sebuah
20
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi
Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan Edisi Kedua. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), h. 1 dan 2 21
Purwa Udiutomo, dkk., Zakat & Empowering,Evaluasi dan Kaji Dampak Program
Layanan Kesehatan Cuma-Cuma, (Jurnal Pemikiran dan Gagasasan, vol. 2, Juni 2009), h. 70
34
program, sehingga keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari
dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut.
2. Jenis Evaluasi
a. Evaluasi Dampak
Menurut Nurul Hidayati, evaluasi dampak program adalah analisis
hubungan antara dampak pelayanan yang positif dan negatif dibandingkan
dengan outcomes.22
Evaluasi yang peneliti kutip dari Ruth Levine dalam Jurnalnya, ia
mengungkapkan bahwa:
“..definition of impact evaluation as a measurement of net change
in outcomes attributable to a spesific program using a
methodology that is robust, available, feasible and appropriate,
both to the question under investigation and to the spesific context.
Impact concern not only outcomes, but also the change the leads to
outcomes..”23
Dari kutipan tersebut dijelaskan bahwa evaluasi dampak adalah
mengukur secara bersih yang disebabkan oleh adanya suatu program
tertentu dengan metodologis. Dan evaluasi dampak tidak hanya
memandang dari segi hasil saja, tetapi juga perubahan yang akan muncul
sebagai dampak dari program itu sendiri.
Untuk dampak mempunyai arti yaitu perubahan kondisi fisik maupun
sosial sebagai akibat dari output. Akibat dari hasil (output) ada dua
macam, yaitu:
22Nurul Hidayati, “Metode Penelitian Dakwah: Dengan Pendekatan Kualitatif”, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), h.125.
23
Institute Of Medicine Of The National Academies. “Design Considertion For
Evaluating The Impact of Pefpear”.(Washington DC: The National Academy Press, 2008) h.23.
35
1) Akibat yang dihasilkan oleh suatu intervensi program pada
kelompok sasaran (baik akibat yang diharapkan atau tidak
diharapkan) dan akibat tersebut mampu menimbulkan pola
perilaku baru pada kelompok sasaran (impact).
2) Akibat yang dihasilkan suatu intervensi program pada kelompok
sasaran, baik yang sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, dan
akibat tersebut tidak mampu menimbulkan perilaku baru pada
kelompok sasaran (effect).24
3. Tujuan Evaluasi
a. Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan.
b. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran.
c. Mengetahui dan menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang
mungkin terjadi di luar rencana (externalities).25
4. Teori Evaluasi
Sebagai cabang ilmu pengetahuan yang mandiri, ilmu evaluasi
didukung oleh sejumlah teori. Daniel L. Stufflebeam dan Anthony J.
Shinkfield mendefinisikan teori evaluasi progran sebagai berikut:
“A program evaluation theory is a coherent set of conseptual,
hypothetical, pragmatic and ethical principles forming a general
framework to guide the study practice of program evaluation.”
Menurut mereka teori evaluasi program mempunyai enam ciri, yaitu:
pertalian menyeluruh; konsep-konsep inti; hipotesis-hipotesis teruji
24Zudika DM Manullang, “Evaluasi Dampak Program Sanitasi Berbasis Masyarakat
(Sanimas) dalam Pemberdayaan Masyarakat”, (Skripsi S1 FISIP, Universitas Sumatera Utara,
2014), h.32. 25
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
(Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis) edisi revisi 2003 seri pemberdayaan
masyarakat, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003), h. 119
36
mengenai bagaimana prosedur-prosedur evaluasi menghasilkan keluaran
yang diharapkan; prosedur-prosedur yang dapat diterapkan; persyaratan-
persyaratan etikal; dan kerangka umum untuk mengarahkan praktik
evaluasi program dan melaksanakan penelitian mengenai evaluasi
program.
Teori evaluasi mengemukakan bagaimana memahami objek evaluasi,
bagaimana memberikan nilai terhadap program yang dievaluasi dan
kinerjanya, bagaimana mengembangkan ilmu pengetahuan dan hasil
evaluasi.
F. Program
1. Pengertian Program
Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu
kegiatan. Dalam program tersebut ada beberapa aspek, disebutkan bahwa
di dalam setiap program dijelaskan mengenai:
- Tujuan kegiatan yang akan dicapai.
- Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan.
- Aturan yang baru dipegang dan prosedur yang harus dilalui.
- Perkiraan anggaran yang dibutuhkan.
- Strategi pelaksanaan.
Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih teroganisir
dan lebih mudah untuk dioperasionalkan. Hal ini sesuai dengan pengertian
program yang diuraikan.
37
“A programme is collection of interrelated project designed to
harmonize and intergrated various action an activities for achieving
avveral policy abjectives”
(suatu program adalah kumpulan proyek-proyek yang berhubungan telah
dirancang untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang harmonis dan secara
integrasi untuk mencapai sasaran kebijaksanaan tersebut secara
keseluruhan.)
Menurut Charles O. Jones, pengertian program adalah cara yang
disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang
dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai
program atau tidak yaitu:
a. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan
atau sebagai pelaku program.
b. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang
biasanya juga diidentifikasikan melalui anggaran.
c. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif
dapat diakui oleh publik.
Program terbaik dunia adalah program yang didasarkan pada model
teoritis yang jelas, yakni: sebelum menentukan masalah sosial yang ingin
diatasi dan memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya harus ada
pemikiran yang serius terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu
terjadi dan apa yang menjadi solusi terbaik.26
26Charles O. Jones, An Introduction to the Study of Public Policy, (Brooks: Cole
Publishing Company, 1996), h. 295.
38
2. Konsep Teori Program
Agar dapat melaksanakan evaluasi dengan baik, para evaluator perlu
memahami program yang akan dievaluasinya secara rinci. Maka perlu
mempelajari program dan menyusun teori program (program theory) yang
sering disebut juga sebagai model logika program (program logic model),
evaluasi berdasarkan teori (theory based evaluation), teori perubahan
(theory of change), logika intervensi (intervention logic), analisis jalur
pengaruh (ipact pathway analysis) atau sains evaluasi berbasis teori
(theory-driven evaluation science). Semua istilah tersebut menunjukkan
kepada teori bagaimana intervensi sosial program bekerja dalam bentuk
diagram yang dipakai untuk mengembangkan model logika program yang
dipakai dalam evaluasi.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model logika program
dalam mengevaluasi program rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni
(RS-RTLH) di Kota Payakumbuh.
3. Model Logika Program
Pada dasarnya logika program adalah suatu sistematika dan cara
visual untuk menyajikan dan berbagai pemahaman mengenai hubungan di
antara sumber-sumber yang harus dioperasikan dalam program; aktivitas-
aktivitas yang harus dilakukan; dan perubahan atau hasil yang diharapkan
akan terjadi.
Berikut gambar untuk melukiskan logika program :
Evaluasi
Masukan/Sumbe
r-sumber (input)
Aktivitas
program
(process
)
Keluaran
(output)
Pengaruh
(outcome)
Akibat/dam
pak
(impact)
39
a. Masukan (input) melukiskan sumber-sumber yang diperlukan oleh
program. Sumber-sumber meliputi antara lain tenaga, keuangan, dan
sumber-sumber masyarakat yang dapat dimanfaatkan program untuk
merancang dan melaksanakan program.
b. Aktivitas adalah proses, peralatan, kejadian-kejadian, teknologi, dan
tindakan yang merupakan bagian dari pelaksanaan program-program
yang disbut juga sebagai intervensi program (process).
c. Keluaran (output) program merupakan produk lansung dari aktivitas
program yang dapat berupa target jenis dan level layanan yang harus
disajikan oleh program.
d. Pengaruh (outcome) adalah perubahan khusus perilaku, pengetahuan,
keterampilan, status, dan level berfungsinya para partisipan program
yang mendapatkan layanan atau intervensi. Pengaruh jangka pendek
harus dicapai dalam waktu 1-3 tahun, sedangkan pengaruh jangka
panjang harus dicapai 4-5 tahun.
e. Akibat/dampak (impact) adalah perubahan yang diharapkan atau tidak
diharapakan yang terjadi dalam organisasi, masyarakat atau sistem
sebagai hasil dari aktivitas program dalam jangka waktu 6-10 tahun.
Tujuan dari penyusunan model logika program adalah:
- Mengidentifikasi pengaruh (outcome) jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang program.
- Menghubungkan pengaruh-pengaruh satu sama lain dengan aktivitas
program dan masukan-masukan dengan mempergunakan logika yang
40
teridentifikasi, teori atau model untuk program, misalnya melakukan
sebab dan akibat yang dihipotesiskan.
- Melukiskan keluaran-keluaran jangka sedang dan pengaruh-pengaruh
yang harus terjadi sebelum pengaruh jangka panjang terjadi.
- Membuat teori program implisit menjadi eksplisit.
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian merupakan kerangka kerja untuk melaksanakan
penelitian yang bersistem; sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang
bersistem; sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh
pelaku suatu disiplin ilmu; studi atau analisis teoritis mengenai suatu
cara/metode; atau cabang ilmu logika yang berkaitan dengan prinsip umum
pembentukan pengetahuan (knowledge).27
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau
menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan
demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis.
Peneliti lebih mementingkan aspek keluasaan data sehingga data atau hasil
penelitian dianggap representasi dari seluruh populasi.28
Dalam penelitian ini penulis ingin melihat bagaimana dampak dari
pelaksanaan program RS-RTLH. Penelitian kuantitatif ini menekankan
analisisnya pada data-data numerial (angka) yang diolah dengan statistika
untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar
variabel.29
27
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011)
Cet. Ke-1, h.22 28
Rachmat Kriyanto, Tekhnik Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2009), h.55 29
Juliansyah Noor, h.38
42
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif. Penelitian
deskriptif (descriptive research) adalah jenis penelitian yang memberikan
gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada
perlakuan terhadap obyek yang diteliti.30
Dalam jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan adalah
berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dari hal tersebut, maka
jelas bahwa jenis penelitian deskriptif bersifat menggambarkan dan
melukiskan sesuatu hal berupa gambar atau foto yang didapat dari
lapangan dan kemudian menjelaskan dengan kata-kata. Melalui penelitian
ini penulis menggambarkan tentang evaluasi dampak program rehabilitasi
sosial rumah tidak layak huni di kota Payakumbuh.
Dalam penelitian ini metode penelitian yang penulis gunakan adalah
metode penelitian survei, penelitian survei adalah penelitian yang
mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai
alat pengumpulan data yang pokok.31
B. Model Evaluasi
Peneliti menggunakan model logika program yang cocok untuk
mengevaluasi Program RS-RTLH. Dimana perubahan atau dampak yang
diharapkan akan terjadi. Berikut hasil evaluasi program RS-RTLH dengan
menggunakan model logika program :
30
Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis (Jakarta: PPM, 2005) Cet.
Ke-3, h.105 31
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES, 1995) h.3
43
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera
Barat. Pemilihan lokasi tersebut didasari oleh pertimbangan:
Model Evaluasi :
Model Logika
Program
Metode Penelitian:
Mempergunakan metode campuran
kuantitatif dan kualitatif
Masukan
(input)
1. Kondisi
Rumah
2.Ketersediaan
lahan dan
kebutuhan
masyarakat
3.Ketersediaan
dana bantuan
Dit. PKP
4.Ketersediaan
dana APBD
5.Ketersediaan
bantuan/partisip
asi masyarakat,
keluarga, dunia
usaha, dan
lainnya.Kelomp
ok sasaran
penerima
bantuan RS-
RTLH
6.Peralatan dan
bahan bangunan
Aktivitas
(process)
1.Penggunaan
dana
2.Penggunaan
tenaga kerja
3.Penggunaan
bahan
bangunan
4.Pelibatan
penerima
bantuan,
masyarakat
dan pihak
lainnya.
5.Pelaksanaan
pekerjaan.
Keluaran
(output)
1. Tersedianya
perumahan
yang layak
huni bagi
keluarga
miskin
2. Meningkatnya
kualitas hidup
masyarakat.
Dampak
(outcome)
1.Kenyamanan
bertempat
tinggal
2.
Meningkatnya
kualitas hidup
dan lingkungan
bermasyarakat
Hambatan program
- Dana bantuan terbatas sehingga
diperlukan juga swadaya dari
masyarakat.
- Terbatasnya waktu pelaksanaan yang
diberikan.
Dukungan Program
- Adanya
pendamping
program
- Adanya donatur
dari stakeholder
44
1. Program ini merupakan program stimulan bagi keluarga tidak mampu,
dimana keberhasilan program tergantung pada penerima program.
Payakumbuh merupakan salah satu daerah yang berhasil melaksanakan
program RS-RTLH, diihat dari hasil perbaikan rumah seharga lebih
dari dana bantuan yang diberikan oleh Kementerian Sosial Republik
Indonesia.
2. Lokasi penelitian mudah dijangkau oleh penulis.
3. Ketertarikan penulis terhadap daerah dan budaya Minangkabau.
4. Adanya keingintahuan penulis terhadap dampak program rehabilitasi
sosial rumah tidak layak huni yang dilaksanakan oleh Kemensos RI
tahun 2013.
5. Sebagai penambah pemahaman dan wawasan dalam kajian
kesejahteraan sosial.
Waktu penelitian dimulai dari bulan Juni 2017 sampai dengan Juli
2017.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang
merupakan perhatian peneliti.32
Populasi penelitian merupakan keseluruhan
(universum) dari objek yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-
tumbuhan, udara, gejala, nilai peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya,
sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.33
32Ronny Kountur, h.137
33
Burhan Bugin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2005) Cet. Ke-2, h.44
45
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi ialah seluruh kepala
keluarga penerima bantuan RS-RTLH di Kota Payakumbuh tahun 2013.
Populasi tersebut berjumlah 250 kepala keluarga yang terdiri dari 24
kelompok dari Nagari Koto Nan Gadang Kecamatan Payakumbuh Utara dan
18 kelompok dari Nagari Lampasi Kecamatan Lamposi Tigo Nagari.
2. Sampel
Roscoe (1998), mendefinisikan sampel sebagai bagian dari obyek,
kejadian atau individu yang terpilihdari populasi yang akan diambil datanya
atau yang akan diteliti. Dengan demikian dapat dikemukakan, bahwa sampel
adalah bagian yang bersifat representative dari populasi yang diambil datanya
secara langsung. Hal ini berarti bahwa sampel bukan sekedar bagian dari
populasi, melainkan bagian yang benar-benar mewakili populasi.34
Dan untuk menentukan banyak sampel minimal yang perlu diambil
dalam melakukan penelitian dapat digunakan rumus slovin sebagai berikut:
n =
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d² = Presisi (perkiraan tingkat kesalahan)
Dengan jumlah kepala keluarga penerima bantuan program RS-RTLH
di kota Payakumbuh sebanyak 250 orang. Maka berdasarkan rumus diatas,
jumlah sampel yang diperoleh untuk penelitian ini dengan nilai presisi yang
ditetapkan 10%, maka diperoleh jumlah sampel minimal adalah sebagai
berikut:
34Matias Siagian. Metode Penelitian Sosial, Pedoman Praktis Penilitian Bidang Ilmu
Sosial dan Kesehatan (Medan: Grafindo Monoratama, 2011) h.156
46
( ) = 71,4285714
= 71,4285714 (dibulatkan menjadi 71)
Maka jumlah sampel pada penelitian ini dibulatkan menjadi 71 kepala
keluarga.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.
Sumber data ini bisa responden atau subjek riset, dari hasil pengisian
kuisioner, wawancara dan observasi.
a. Angket/ Kuisioner
Metode angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Kuisioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka,
dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui
pos, atau internet.35
Jadi dengan metode angket ini, peneliti mengumpulkan sejumlah
daftar pertanyaan tertulis kepada responden mengenai program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) atau Bedah
35Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2010) cet ke-15 , h. 119.
47
Kampung yang akan diteliti untuk mendapatkan jawaban yang bersifat
pribadi, kemudian dari jawaban peneliti kemukakan dan selanjutnya
peneliti sajikan dalam penyajian data. Adapun jumlah responden yang
akan mengisi angket sejumlah 71 responden yang termasuk penerima
bantuan RS-RTLH di Kota Payakumbuh.
b. Observasi
Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan
data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan
objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga didapat
gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.
c. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia
dalam catatan dokumen. Dokumentasi yang tersaji berupa foto-foto, brosur
dan buku-buku yang ada kaitannya dengan penelitian.
d. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan/data untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara peneliti
dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan
wawanara. Jenis wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara
mendalam (indepth interview), dimana pelaksanaannya lebih bebas bila
dibandingkan dngan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini
adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana
pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam
melakukan wawancara, peneliti perlu mendengar secara teliti dan mencatat
48
apa yang dikemukakan oleh informan.36
Dalam hal ini peneliti akan
melakukan wawancara mendalam kepada beberapa penerima bantuan,
pendamping (TKSK), dan pihak pelaksana dari Dinas Sosial Kota
Payakumbuh..
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data atau data yang diperoleh dari berbagai literatur,
buku-buku, perpustakaan, atau internet yang terkait dengan penelitian.
F.Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian
Ditinjau dari proses atau langkah-langkah penelitian, dapat dikemukakan
bahwa perumusan definisi operasional adalah langkah lanjutan dari
perumusan definisi konsep. Definisi operasional adalah definisi yang
menjadikan variabel yang sedang diteliti menjadi bersifat operasional dalam
kaitannya dengan proses pengukuran variabel. Definisi operasioanl
memungkinkan sebuah konsep yang bersifat abstrak dijadikan suatu yang
operasional sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan
pengukuran.37
Berikut rincian konsepnya :
Tabel 3.1
Sub Variabel dan Definisi Operasional
Variabel
Penelitian
Sub Variabel/
Dimensi
Definisi operasional
1.
Mewujudkan
Rumah Layak
1. Rumah Layak
Huni
Rumah layak huni adalah rumah yang memenuhi
persyaratan keselamatan bangunan dan
kecukupan minimum luas bangunan serta
36Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013) cet ke-19, h. 232-233
37
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006), h. 27.
49
Variabel
Penelitian
Sub Variabel/
Dimensi
Definisi operasional
Huni kesehatan penghuninya
2.
Meningkatkan
Kualitas Hidup
2. Kualitas
Hidup
Kualitas hidup menurut WHO adalah persepsi
seseorang dalam konteks budaya dan norma
yang sesuai dengan tempat hidup orang tersebut
serta berkaitan dengan tujuan, harapan, standard
dan kepedulian selama hidupnya.
Ada beberapa cara pengukuran kualitas hidup,
ada yang menggunakan WHOQOL (world
health organization quality of life) dan OPQOL (
Older People Quality Of Life). Namun dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner
OPQOL-35 yang mempunyai 8 dimensi. yaitu
dimensi petama keseluruhan hidup, dimensi
kedua kesehatan, dimensi ketiga hubungan sosial
/waktu luang dan kegiatan sosial, dimensi
keempat kemerdekaan, kontrol atas kehidupan,
dan kebebasan, dimensi kelima rumah dan
tetangga sekitar, dimensi keenam psikologis dan
kesejahteraan emosional, dimensi ketujuh
keadaan keuangan, dan dimensi kedelapan
agama/ kebudayaan.
G. Uji Instrumen
1. Uji Validitas Data
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuisioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuisioner tersebut.
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataan pada
kuisioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak relevan.
Item instrument dianggap valid jika r hitung > r table dengan α = 0,5.
Hasil coba instrument untuk evaluasi dampak program RS-RTLH
didapatkan, dari 63 item pernyataan ada 55 item yang valid. Pada uji
instrumen ini peneliti menggunakan bantuan Microsoft Excel.
50
Berikut hasil rata-rata r hitung uji instrumen setiap dimensi :
Tabel 3.2
No. Dimensi Jumlah
Item
Pernyataan
r hitung r
tabel
Hasil
Instrumen
I. Rumah Layak Huni
1. Memenuhi
Persyaratan
Keselamatan
Bangunan
12 0,68258701 0,5 Valid
2. Menjamin
Kesehatan
9 0,61816148 0,5 Valid
3. Memenuhi
Kecukupan Luas
Minimum
1 0,56150142 0,5 Valid
II. Kualitas Hidup
1. Keseluruhan
Hidup
4 0,67691344 0,5 Valid
2. Kesehatan 5 0,67459494 0,5 Valid
3. Hubungan Sosial 5 0,71771272 0,5 Valid
4. Kemerdekaan 3 0,74191385 0,5 Valid
5. Rumah dan
Tetangga Sekitar
4 0,7884968 0,5 Valid
6. Psikologis
(Kesejahteraan
Emosional)
5 0,8053302 0,5 Valid
7. Keadaan
Keuangan
3 0,6469599 0,5 Valid
8. Agama dan
Kebudayaan
4 0,70331642 0,5 Valid
Total 55 Valid
Sumber : Hasil Penelitian
2. Uji Reabilitas Data
Uji reabilitas merupakan pengujian yang menunjukkan sejauh mana
alat ukur dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen dikatakan reliable
apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Suatu
51
kuisioner dikatakan reable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji berkali-kali.
Jika hasil cronbach alpha< 0,60 maka data tersebut mempunyai
reabilitas kurang baik, sedangkan cronbach alpha> 0,7 dapat diterima dan
cronbach alpha> 0,8 adalah baik.38
Melalui perhitungan dengan menggunakan bantuan software SPSS
Statistic 17.0 for windows, nilai koefisien Cronbach‟s Alpha sebagai
berikut : (data selengkapnya terlampir)
Tabel 3.3
Hasil Uji Koefisien Reabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 10 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 10 100,0
a. Listwise deletion based on all variables
in the procedure.
Hasil koefisien realibitas yang tertera pada tabel dapat dikatakan
bahwa instrumen yang digunakan handal, karena Cronbach’s Alpha > 0,07
dapat diterima, dan Cronbach’s Alpha > 0,08 adalah baik. Artinya data
instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur
pengumpulan data atau mengukur objek yang sudah ditetapkan karena
instrumen tersebut dapat diterima dan tergolong baik.
38 Iskandar, Metodologi Penelitian dan Pendidikan Sosial (Jakarta: Refrensi, 2013), h.
266
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Items
,933 ,932 55
52
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya adalah mengolah data. Dalam
pengolahan data peneliti melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Editing
Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan klarifikasi,
keterbacaan, konsistensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul.
Proses klarifikasi menyangkut memberikan penjelasan mengenai apakah
data yang sudah terkumpul akan menciptakan masalah konseptual atau
teknis pada saat peneliti melakukan analisis data dengan adanya klarifikasi
ini diharapkan masalah teknis atau konseptual tersebut tidak mengganggu
proses analisis sehingga dapat menimbulkan bias penafsiran hasil analisis.
Keterbacaan berkaitan dengan apakah data yang sudah terkumpul secara
logis dapat digunakan sebagai justifikasi penafsiran terhadap hasil analisis.
b. Pengkodean (coding)
Pemberian kode pada data dimaksudkan untuk menterjemahkan data
ke dalam kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka. Tujuannya ialah
untuk dapat dipindahkan ke dalam sarana penyimpanan. Dengan data
sudah diubah dalam bentuk angka-angka, maka peneliti akan lebih mudah
mentransfer ke dalam computer dan mencari program perangkat lunak
yang sesuai dengan data untuk digunakan sebagai sarana analisis.
c. Tabulasi
Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden
dengan cara tertentu. Tabulasi juga dapat digunakan untuk menciptakan
53
statistik deskriptif variabel-variabel yang diteliti atau yang variabel yang
akan ditabulasi silang.39
2. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam menganalisis data
ini, peneliti menggunakan metode analisis kuantitatif guna mengetahui
evaluasi dampak program RS-RTLH melalui pola bedah kampung di Kota
Payakumbuh.
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk memaparkan
hasil yang diperoleh dengan menggunakan analisa statistik deskriptif.
Statistik deskriptif mengacu pada transformasi data mentah ke dalam suatu
bentuk yang akan membuat pembaca lebih mudah memahami dan
menafsirkan maksud dari data atau angka yang ditampilkan. Kegunaan
utama statistik deskriptif ialah untuk menggambarkan jawaban-jawaban
observasi. Yang termasuk didalamnya diantaranya ialah distribusi
frekuensi, distribusi persen dan rata-rata (mean).40
Dengan menggunakan
analisa data statistik distribusi frekuensi dengan rumus:
P =
100%
Keterangan:
P= Angka Persentase
F = Frekuensi Jawaban
N = Jumlah responden
100% = Nilai konstanta41
39 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuatitatif & kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2006). Cet. Ke-1, h.136-138
40
Ibid, h. 138
41
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003), h.43.
54
Dalam mendeskripsikan hasil penelitian juga menggunakan skala
likert. Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena
tertentu. Sebagai berikut42
Tabel 3.4
Skala Likert
No Alternatif Jawaban Skor
1 Sangat Setuju 4
2 Setuju 3
3 Tidak Setuju 2
4 Sangat Tidak Setuju 1
3. Interpretasi Data
Untuk memberikan interpretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh
digunakan pedoman interpretasi sebagaimana dikemukakan oleh
Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut:
a. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 75%-100%.
b. Cukup Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 55%-
75%.
c. Kurang Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40%-
55%.
d. Tidak Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 0%-
40%.43
Untuk menentukan persentase digunakan perhitungan sederhana
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
42Sofyan Siregar, Statistik Deskriptif Untuk Penelitian, h.138
43
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman
Teoritis Praktik bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009) cet k-
3, h.35.
55
a. Menentukan Nilai Harapan (NH), nilai ini dapat diketahui
dengan mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor
tertinggi.
b. Menghitung Nilai Skor (NS), nilai ini merupakan rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.
c. Menentukan kategori yaitu dengan menggunakan rumus :
P =
×100%
Keterangan :
P : Angka Persentase
NS : Nilai Skor
NH : Nilai Harapan
100% : Nilai Konstanta44
44Ibid, h.36
56
BAB IV
LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Kota Payakumbuh
Menurut sejarah asal nama Kota Payakumbuh terdiri dari dua kata yaitu
Payo dan Kumbuah. Payo dalam bahasa Indonesia berarti rawa-rawa dan
kumbuh adalah sejenis tanaman yang dahulunya banyak tumbuh subur di
daerah rawa di Kenagarian Koto Nan Gadang pusat kota sekarang. Asal nama
tersebut dikenal dengan sebutan Payakumbuh yang kemudian menjadi salah
satu kota berkembang di Provinsi Sumatera Barat.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956 Payakumbuh
ditetapkan sebagai kota kecil dan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 8 Tahun 1970 tanggal 17 Desember 1970, Kota Payakumbuh
ditetapkan sebagai Daerah Tingkat II dengan wilayah pemerintahan sendiri.
Tanggal dikeluarkannya Permendagri tersebut di atas kemudian ditetapkan
sebagai Hari Jadi Kota Payakumbuh.
Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1982, Kota Payakumbuh
secara administratif terbagi atas 3 wilayah kecamatan dengan 73 kelurahan,
yaitu Payakumbuh Barat dengan 31 kelurahan, Payakumbuh Timur dengan
14 kelurahan, dan Payakumbuh Utara dengan 28 kelurahan. Ketiga
kecamatan tersebut diresmikan oleh Gubernur Provinsi Sumatera Barat atas
nama Menteri Dalam Negeri pada waktu itu diwakili oleh Sekretaris Daerah
Drs. Soekarni pada tanggal 23 November 1988.
57
Pada tahun 2008 diadakan pemekaran wilayah kecamatan, berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 12 dan 13 tahun 2008. Sehingga
Kota Payakumbuh memiliki 5 kecamatan dengan 76 kelurahan, yaitu:
1. Kecamatan Payakumbuh Barat dengan 22 kelurahan
2. Kecamatan Payakumbuh Timur dengan 14 kelurahan
3. Kecamatan Payakumbuh Utara dengan 25 kelurahan
4. Kecamatan Payakumbuh Selatan dengan 9 kelurahan
5. Kecamatan Lamposi Tigo Nagari dengan 6 kelurahan.45
B. Demografi
Lokasi sasaran program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni dari
Dinas Sosial Kota Payakumbuh terletak di Kelurahan Talawi Kecamatan
Payakumbuh Utara dan Nagari Lamposi Kecamatan Lamposi Tigo Nagori.
Kecamatan Payakumbuh Utara adalah Kecamatan yang terletak di sebelah
utara wilayah Kota Payakumbuh dan merupakan pintu gerbang sebelah utara
untuk mencapai pusat Kota Payakumbuh. Terutama sekali bagi pendatang
dari Kecamatan Harau Kabupaten 50 Kota dan pendatang dari Propinsi Riau.
Kecamatan Payakumbuh Utara mempunyai batas-batas wilayah sebagai
berikut:
1. Timur berbatas dengan Kec. Payakumbuh Timur
2. Selatan berbatas dengan Kec. Payakumbuh Barat
3. Barat berbatas dengan Kec. Lampasi Tigo Nagari
Kecamatan Payakumbuh Utara yang terletak 100˚20’ – 10˚40’ Bt dan
0˚8’-- 0˚15’ LS dengan ketinggian antara 514 sampai dengan 517 meter diatas
45
Dinas Sosial Payakumbuh, payakumbuhkota.go.id
58
permukaan laut, suhu udara rata-rata 26˚C sampai dengan 27˚C dan
kelembapan 45% - 50%.
Kota Payakumbuh merupakan kota nomor dua terbesar di Sumatera barat
setelah Kota Padang. Luas wilayah 80,43 Km2, terdiri dari delapan
nagari, 5 kecamatan, dan 76 kelurahan. Jumlah penduduk keadaan tahun
2008: 104.969 jiwa, yang terdiri dari 51.961 laki-laki dan 53.008 perempuan.
Secara astronomis geografis berada pada 0˚17`LS dan 100˚35` sampai dengan
100˚42` BT. Curah hujan rata-rata 2000 s/d 2500 mm/th. Keadaan topografi
bervariasi antara dataran dan bukit serta kondisi tanah yang relatif subur
dengan jenis tanah Latosol. Ketinggian tempat 514 m dpl, suhu rata-rata 26˚C
dengan tingkat kelembaban 45% - 50%.
C. Perekonomian
Struktur perekonomian Kota Payakumbuh didominasi kegiatan sektor
tersier, antara lain meliputi perdagangan, angkutan, dan komunikasi, serta
pelayanan jasa- jasa. Pemerintah Kota Payakumbuh dibawah kepemimpinan
H. Josrizal Zain melakukan terobosan baru dengan membangun suatu pusat
perbelanjaan modern ditengah-tengah Kota Payakumbuh yang dinamakan
Plaza Payakumbuh. Hal ini akan membawa perubahan terhadap persaingan
perdagangan yang akan memicu pertumbuhan perekonomian masyarakat.
Pelayanan jasa-jasa, terutama jasa pemerintahan, memberikan kontribusi
terbesar. Selain menjadi ibu kota bagi Kota Payakumbuh, Payakumbuh masih
menjadi ibu kota kabupaten yang mengelilinginya, Kabupaten 50 Kota.
Meski Kabupaten 50 Kota telah memiliki pemerintahan sendiri, pusat
peedagangan masih berada di wilayah Kota Payakumbuh. Ini menyebabkan
59
sektor pelayanan jasa pemerintahan di Kota Payakumbuh memiliki porsi
besar dalam total kegiatan perekonomian daerah. Ia akan menjadi pusat
perdagangan kedua daerah.
Kegiatan perdagangan di Payakumbuh, apalagi ingin menjadi sentra yang
dicita-citakan, masih bergantung pada hasil-hasil pertanian daerah sekitarnya,
terutama Kabupaten 50 Kota. Komoditas yang masuk ke Payakumbuh
kemudian diperdagangkan ke Padang, Pekanbaru, Batam, bahkan ke luar
negeri antara lain tembakau, gambir, hasil ternak, beras, gula aren, dan hasil
bumi lainnya. Sementara industri-industri yang ada di kota ini baru berskala
kecil, namun telah mampu berproduksi untuk memenuhi permintaan pasar
luar negeri, diantaranya sulaman bordir dan songkok/peci.
D. Kependudukan
Kota ini didominasi oleh etnisMinangkabau, namun terdapat juga etnis
Tionghoa, Jawa danBatak, dengan jumlah angkatan kerja 50.492 orang dan
sekitar 3.483 orang diantaranya merupakan pengangguran. Pada tahun 1943
etnis Tionghoa di kota ini pernah mencapai 2.000 jiwa dari 10.000 jiwa total
populasi masa itu.
Dari segi jumlah penduduk, pada tahun 1970 Payakumbuh berada pada
peringkat ketiga sesudah Padang dan Bukittinggi. Akan tetapi perbedaan
jumlah penduduk Payakumbuh dengan Bukittinggi relatif kecil yaitu hanya
784 orang. Pada tahun 2009 atau 40 tahun kemudian, jumlah penduduk
Payakumbuh meningkat pesat menjadi 106 726 jiwa. Akan tetapi masih tetap
berada pada peringkat ketiga sesudah Bukittinggi dengan perbedaan jumlah
894 orang.
60
Walaupun demikian, peningkatan jumlah penduduk ini meningkatkan
status Kota Payakumbuh dari kota kecil (jumlah penduduk < 100.000 orang),
menjadi kota menengah (jumlah penduduk > 100.000 orang).
E. Pendidikan
Pada tahun 1954 di Payakumbuh didirikan perguruan tinggi pertanian
dan merupakan perguruan tinggi negeri yang tertua di luar Jawa. PTN inilah
yang kemudian berkembang menjadi Universitas Andalas. Pada tahun 1960-
an berdiri pula salah satu fakultas dari IAIN Imam Bonjol.
Tabel 4.1
Data Sekolah di Kota Payakumbuh
Pendidikan
Formal
SD atau
MI
Negeri
dan
Swasta
SMP
atau
MTS
Negeri
dan
Swasta
SMA
Negeri
dan
Swasta
MA
negeri
dan
Swasta
SMK
Negeri
dan
Swasta
Perguruan
Tinggi
Jumlah
satuan
71 20 11 5 12 2
Sumber : nisn.jardiknas.org Rekap Data
61
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Responden diklasifikasikan menurut jenis pekerjaan, pendidikan terakhir,
dan jumlah anggota keluarga. Dari hasil profil responden diperoleh data
responden yang menjadi sample dalam penelitian ini, antara lain :
Tabel 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No. Jenis Pekerjaan Frekuensi %
1 Petani 56 79
2 Lainnya (wiraswasta) 15 21
Total 71 100
Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa lebih dari separuh
responden bekerja sebagai petani. Pekerjaan petani berjumlah 56 orang atau
sebesar 79%, sedangkan pekerjaan lainnya berjumlah 15 orang atau sebesar
21%. Hal ini dikarenakan kondisi geografis wilayah yang cocok untuk
pertanian, baik lahan basah maupun lahan kering mendukung profesi
masyarakat sebagai petani. Hanya sebagian kecil saja penduduk yang bekerja
sebagai wiraswasta. Dan juga secara astronomis geografis berada pada 00
17’ LS dan 100 35’ sampai dengan 100 45’ BT. Curah hujan rata-rata 2000
s/d 2500 mm/th. Keadaan topografi bervariasi antara dataran dan bukit serta
kondisi tanah yang relatif subur dengan jenis tanah Latosol. Ketinggian
tempat 514 mdpl, suhu rata-rata 26C dengan tingkat kelembaban 45%-50%.
62
Tabel 5.2
Karakterisitik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No. Pendidikan Terakhir Frekuensi %
1 SD 50 70
2 SMP 15 21
3 SMA 6 9
Total 71 100
Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan
responden yang menjadi penerima program masih sangat rendah. Responden
yang tamat SD berjumlah 50 orang (70%), responden yang tamat SMP
berjumlah 15 orang (21%), dan responden yang tamat SMA berjumlah 6
orang (9%). Rata-rata dari responden mengaku tidak mempunyai biaya untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan hal itu juga yang
menjadi salah satu penyebab kemiskinan di wilayah ini. Permasalahan ini
semestinya bisa ditanggulangi dengan meningkatkan pendidikan dan
pengembangan pola pikir masyarakat untuk terus meningkatkan taraf hidup
masyarakat itu sendiri.
Tabel 5.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
No. JumlahAnggota Keluarga Frekuensi %
1 0 – 1 1 2
2 2 – 4 28 39
3 > 4 42 59
Total 71 100
Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat disimpulkan bahwa pada umumnya
memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari empat orang. Hal ini disebabkan
karena terdapat lebih dari satu kepala keluarga (kk) yang tinggal di dalam
63
rumah, yaitu tinggal dengan orang tua. Dan ada pula yang memang memiliki
banyak anak, dikarenakan pada saat itu masih berkembang anggapan bahwa
banyak anak, banyak rezeki.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Mewujudkan Rumah Layak Huni
Berdasarkan pengumpulan data yang peneliti lakukan terhadap 71
responden mengenai rumah layak huni penerima bantuan program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kota
Payakumbuh, maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 5.4
Dimensi Memenuhi Persyaratan Keselamatan Bangunan
No. Pernyataan SS S TS STS SKOR
1. Saya tidak mengalami atap
yang bocor 47 24 0 0 260
2.
Saya merasa atap rumah saya
lebih kokoh dan kuat setelah
adanya program RS-RTLH
57 14 0 0 270
3.
Bangunan atap sudah
memenuhi persyaratan
keselamatan bangunan
42 29 0 0 255
4.
Setelah menerima bantuan
program RS-RTLH
dilakukan, saya sudah
beberapa kali mengganti atap
yang bocor
0 0 59 12 130
5. Dinding rumah kuat dan
tidak mudah rusak 53 18 0 0 266
6. Tidak ada masalah pada
dinding rumah 49 22 0 0 262
7.
Di saat hujan deras, air hujan
mudah merembes melalui
dinding
0 0 54 17 125
8. Dinding mudah retak 0 0 54 17 125
9.
Bangunan dinding sudah
memenuhi persyaratan
keselamatan bangunan
54 17 0 0 267
10. Pondasi rumah kuat dan
sangat menopang 52 19 0 0 265
11. Tidak ada masalah pada
pondasi rumah 45 26 0 0 258
64
No. Pernyataan SS S TS STS SKOR
12.
Bangunan pondasi dan
seluruh struktur bawah
rumah sudah memenuhi
persyaratan keselamatan
bangunan
41 30 0 0 254
Total Skor 2.737
Tabel 5.4 menunjukkan aspek memenuhi syarat keselamatan
bangunan terkait dengan evaluasi dampak program Rehabilitasi Sosial Rumah
Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kota Payakumbuh yang telah dilaksanakan
pada tahun 2013 berdasarkan dimensi memenuhi syarat keselamatan
bangunan. Dari segi atap dapat dilihat dari jawaban responden selaku
penerima program yang rata-rata menjawabsetuju bangunan atapnya sudah
memenuhi persyaratan keselamatan bangunan. Dari segi dinding rumah,
dilihat dari jawaban responden yang rata-rata menjawab setuju jika bangunan
dindingnya sudah memenuhi persyaratan keselamatan bangunan, kemudian
dari segi pondasi dapat dilihat dari jawaban responden yang rata-rata setuju
jika bangunan pondasinya sudah memenuhi persyaratan keselamatan
bangunan. Ini semua ditinjau dari perbandingan rumah yang mereka huni
sebelum adanya program RS-RTLH.
Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden pada butir instrumen
nomor 1 dimensi memenuhi persyaratan keselamatan bangunan pada item
pernyataan mengenai atap yang bocor. Yang peneliti lihat dari jawaban
responden yang memiliki skor 260. Dengan jumlah jawaban sangat setuju 47
responden, jumlah jawaban setuju 24 responden, jumlah jawaban tidak setuju
0 responden, dan 0 responden menjawab tidak setuju. Maka sebagian besar
responden menjawab sangat setuju jika bangunan atap tidak mengalami
kebocoran.
65
Butir instrumen nomor 2 yang masih dimensi persyaratan keselamatan
bangunan mengenai kekokohan atap setelah dilaksanakan program RS-RTLH
memiliki skor 270. Dengan jumlah sangat setuju 57 responden, jumlah
jawaban setuju 14 responden, 0 responden menjawab tidak setuju, dan 0
responden menjawab sangat tidak setuju. Maka semua responden menjawab
sangat setuju jika bangunan atap rumah sudah lebih kokoh dan kuat setelah
adanya program RS-RTLH.
Butir instrumen nomor 3 pada item pernyataan mengenai keselamatan
bangunan atap memiliki skor 255. Dengan jumlah jawaban sangat setuju 42
responden, jumlah jawaban setuju 29 responden, jumlah jawaban tidak setuju
0 responden, dan 0 responden jumlah jawaban sangat tidak setuju. Maka
sebagian besar responden menjawab sangat setuju jika bangunan atap rumah
sudah memenuhi persyaratan keselamatan bangunan.
Butir instrumen nomor 4 pada item pernyataan mengenai pergantian
atap yang bocor memiliki skor 130. Dengan jumlah jawaban sangat setuju 0
responden, jumlah jawaban setuju 0 responden, jumlah jawaban tidak setuju
59 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 12 responden. Maka
sebagian besar responden menjawab tidak setuju sudah mengganti atap yang
bocor setelah direhab.
Butir instrumen nomor 5 pada item pernyataan mengenai kekuatan
dinding memiliki skor 266. Dengan jumlah jawaban yang menjawab sangat
setuju 53 responden, jumlah jawaban yang menjawab setuju 18 responden,
jumlah jawaban tidak setuju 0 responden, dan 0 responden menjawab sangat
tidak setuju. Maka sebagian besar responden menjawab sangat setuju jika
66
bangunan dinding rumah sudah kuat dan tidak mudah rusak setelah direhab
pada pelaksanaan program RS-RTLH.
Butir instrumen nomor 6 pada item pernyataan mengenai tidak ada
permasalahan pada diinding memiliki skor 262. Dengan jumlah jawaban
sangat setuju 49 responden, jumlah jawaban setuju 22 responden, jumlah
jawaban tidak setuju 0 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 0
responden. Maka sebagian besar responden menjawab sangat setuju jika tidak
mengalami permasalahan pada bangunan dinding.
Butir instrumen nomor 7 pada item pernyataan mengenai mudahnya
air hujan masuk ke dalam rumah ketika hujan deras memiliki skor 125.
Dengan jumlah jawaban sangat setuju 0 responden, jumlah jawaban setuju 0
responden, jumlah jawaban tidak setuju 54 responden, dan 17 responden
menjawaban sangat tidak setuju. Maka sebagian besar responden menjawab
tidak setuju jika air hujan mudah merembes melalui dinding pada saat hujan
deras.
Butir instrumen nomor 8 pada item pernyataan mengenai dinding
yang mudah retak memiliki skor 125. Dengan jumlah jawaban sangat setuju 0
responden, jumlah jawaban setuju 0 responden, jumlah jawaban tidak setuju
54 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 17 responden. Maka
sebagian besar responden menjawab tidak setuju jika bangunan dinding
mudah retak, dikarenakan sebagian besar responden memiliki bangunan
dinding terbuat dari kayu.
Butir instrumen nomor 9 pada item pernyataan mengenai persyaratan
keselamatan bangunan dinding memiliki skor 267. Dengan jumlah jawaban
67
sangat setuju 54 responden, jumlah jawaban setuju 17 responden, jumlah
jawaban tidak setuju 0 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 0
responden. Maka sebagian besar responden menjawab sangat setuju jika
bangunan dinding sudah memenuhi persyaratan keselamatan bangunan.
Butir instrumen nomor 10 pada item pernyataan mengenai kekuatan
pondasi memiliki skor 265. Dengan jumlah jawaban sangat setuju 52
responden, jumlah jawaban setuju 19 responden, jumlah jawaban tidak setuju
0 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 0 responden. Maka
sebagian besar responden menjawab setuju jika pondasi rumah sudah kuat
dan sangat menopang dibandingkan dengan pondasi pada saat belum
dilaksanakannya program RS-RTLH.
Butir instrumen nomor 11 pada item pernyataan mengenai
permasalahan pada pondasi memiliki skor 258. Dengan jumlah jawaban
sangat setuju 45 responden, jumlah jawaban setuju 26 responden, jumlah
jawaban tidak setuju 5 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 0
responden. Maka sebagian besar responden menjawab setuju jika tidak ada
masalah pada pondasi rumah.
Sedangkan butir instrumen nomor 12 pada item pernyataan mengenai
persyaratan keselamatan bangunan pondasi dan seluruh struktur bawah
bangunan rumah memiliki skor 254. Dengan jumlah jawaban sangat setuju 41
responden, jumlah jawaban setuju 30 responden, jumlah jawaban tidak setuju
3 responden, dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju. Maka sebagian
besar responden menjawab sangat setuju jika pondasi dan seluruh struktur
bangunan bawah rumah sudah memenuhi persyaratan keselamatan bangunan.
68
Kesimpulan untuk dimensi memenuhi persyaratan keselamatan
bangunan adalah bahwa sebagian besar dari 71 responden yang menjadi
sampel penelitian ini mengaku jika bangunan rumah seluruhnya sudah
memenuhi persyaratan keselamatan bangunan setelah adanya program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH).
Tabel 5.5
Dimensi Menjamin Kesehatan
No. Pernyataan SS S TS STS SKOR
13. Memiliki jendela di setiap
ruangan tertutup 50 21 0 0 263
14. Memiliki struktur bangunan
yang memungkinkan cahaya
masuk ke dalam rumah
47 24 0 0 260
15. Memiliki ventilasi/sirkulasi
udara di setiap ruangan
tertutup
47 24 0 0 260
16. Letak rumah jauh dari polusi
kendaraan 49 22 0 0 262
17. Letak rumah dekat dengan
kandang hewan ternak 0 24 31 16 150
18. Tersedia air bersih untuk
kehidupan sehari-hari 42 29 0 0 255
19. Tersedia jamban pribadi di
dalam rumah 0 27 44 0 169
20. Tersedia tempat pembuangan
sampah yang terkelola 26 36 9 0 230
21. Rumah yang saya huni sudah
menjamin kesehatan 19 24 28 0 204
Total Skor `2.053
Tabel 5.5 menunjukkan aspek menjamin kesehatan terkait dengan
evaluasi dampak program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-
RTLH) di Kota Payakumbuh yang telah dilaksanakan pada tahun 2013
berdasarkan dimensi menjamin kesehatan. Dari segi pencahayaan dapat
dilihat dari jawaban responden yang menjadi penerima program RS-RTLH
yang rata-rata menjawab sangat setuju jika pencahayaan rumahnya sudah
69
menjamin kesehatan. Dari segi penghawaan dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab setuju jika udara yang masuk sudah menjamin
kesehatan, semua ruangan tertutup memiliki masuknya sirkulasi udara.
Kemudian dari segi sanitasi dilihat dari jawaban responden jika air yang
digunakan sehari-hari sudah menjamin kesehatan, kecuali dari segi mck yang
masih belum memadai.
Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden pada butir instrumen nomor
13 dimensi menjamin kesehatan pada item pernyataan mengenai tersedianya
jendela pada setiap ruangan tertutup. Yang peneliti lihat dari jawaban
responden yang memiliki skor 263. Dengan jumlah jawaban sangat setuju 50
responden, jumlah jawaban setuju 21 responden, jumlah jawaban tidak setuju
0 responden, dan 0 responden jumlah jawaban sangat tidak setuju. Maka
sebagian besar responden menjawab sangat setuju memiliki jendela di setiap
ruangan tertutup.
Pada butir instrumen nomor 14 yang masih pada dimensi menjamin
kesehatan mengenai tersedianya struktur bangunan yang memungkinkan
cahaya dapat masuk ke dalam rumah memiliki skor 260. Dengan jumlah
jawaban sangat setuju 47 responden, jumlahjawaban setuju 24 responden,
jumlah jawaban tidak setuju 0 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak
setuju 0 responden. Maka sebagian besar responden menjawab sangat setuju
memiliki struktur bangunan yang memungkinkan cahaya dapat masuk ke
dalam rumah.
Butir instrumen nomor 15 pada item pernyataan mengenai tersedianya
ventilasi atau sirkulasi udara di setiap ruangan tertutup memiliki skor 260.
70
Dengan jumlah jawaban sangat setuju 47 responden, jumlah jawaban setuju
24 responden, jumlah jawaban tidak setuju 0 responden, dan jumlah jawaban
sangat tidak setuju 0 responden. Maka sebagian besar responden menjawab
sangat setuju memiliki ventilasi atau sirkulasi udara di setiap ruangan tertutup
di dalam rumah.
Kemudian butir instrumen nomor 16 pada item pernyataan mengenai
jauhnya letak rumah daripolusi kendaraan memiliki skor 262. Dengan jumlah
sangat setuju 49 responden, jumlah jawaban setuju 22 responden, jumlah
jawaban tidak setuju 10 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 0
responden. Maka sebagian besar responden menjawab sangat setuju jika letak
rumah jauh dari polusi kendaraan.
Pada butir instrumen nomor 17 pada item pernyataan mengenai dekatnya
letak rumah dari kandang hewan ternak memiliki skor 150. Dengan jumlah
jawaban sangat setuju 0 responden, jumlah jawaban setuju 24 responden,
jumlah jawaban tidak setuju 31 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak
setuju 16 responden. Maka sebagian besar responden menjawab tidak setuju
jika letak rumah dekat dengan kandang hewan ternak.
Selanjutnya butir instrumen nomor 18 pada item pernyataan mengenai
tersedianya air besih untuk kehidupan sehari-hari memiliki skor 255. Dengan
jumlah jawaban sangat setuju 42 responden, jumlah jawaban setuju 29
responden, jumlah jawaban tidak setuju 10 responden, dan jumlah jawaban
sangat tidak setuju 0 responden. Maka sebagian besar responden menjawab
sangat setuju jika tersedia air bersih untuk kehidupan sehari-hari.
71
Pada butir instrumen nomor 19 pada item pernyataan mengenai
tersedianya jamban pribadi di dalam rumah memiliki skor 169. Dengan
jumlah jawaban sangat setuju 0 responden, jumlah jawaban setuju 27
responden, jumlah jawaban tidak setuju 44 responden, dan jumlah jawaban
sangat tidak setuju 0 responden. Maka sebagian besar responden menjawab
tidak setuju jika tersedia jamban pribadi di dalam rumah.
Pada butir instrumen nomor 20 pada item pernyataan mengenai tempat
pembuangan sampah yang terkelola memiliki skor 230. Dengan jumlah
jawaban sangat setuju 26 responden, jumlah jawaban setuju 36 responden,
jumlah jawaban tidak setuju 9 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak
setuju 0 responden. Maka sebagian besar responden menjawab setuju jika
tersedianya tempat pembuangan sampah yang terkelola.
Sedangkan butir instrumen nomor 21 pada item pernyataan mengenai
terwujudnya rumah yang menjamin kesehatan memiliki skor 204. Dengan
jumlah jawaban sangat setuju 19 responden, jumlah jawaban setuju 24
responden, jumlah jawaban tidak setuju 28 responden, dan jumlah jawaban
sangat tidak setuju 0 responden. Maka sebagian besar responden menjawab
tidak setuju jika rumah yang dihuni sudah menjamin kesehatan.
Kesimpulan untuk dimensi menjamin kesehatan adalah bahwa 71
responden yang menjadi sampel penelitian ini mengaku jika rumah yang
dihuni sudah baik dari pencahayaan, penghawaan, dan sanitasi.
72
Tabel 5.6
Dimensi Memenuhi Kecukupan Luas Minimum
No. Pernyataan SS S TS STS SKOR
22. Luas minimum rumah lebih dari 7,2
perorang. 56 0 15 0 254
Total Skor 254
Tabel 5.6menunjukkan aspek pemenuhan kecukupan luas minimum rumah
terkait dengan evaluasi dampak program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni (RS-RTLH) di Kota Payakumbuh yang telah dilaksanakan pada
tahun 2013 berdasarkan dimensi memenuhi kecukupan luas minimum. Dari
segi kecukupan luas minimum rumah dapat dilihat dari jawaban responden
yang rata-rata menjawab setuju jika luas rumah yang dihuni sudah memenuhi
kecukupan luas minimum, hal ini dapat dilihat dari butir instrumen nomor 22
yang memiliki skor 254. Dengan jumlah jawaban sangat setuju 56 responden,
jumlah jawaban setuju 0 responden, jumlah jawaban tidak setuju 15
responden, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 0 responden. Maka
sebagian besar responden menjawab sangat setuju jika luas rumahnya sudah
memenuhi kecukupan luas minimum rumah.
2. Meningkatnya Kualitas Hidup Masyarakat
Berdasarkan pengumpulan data yang peneliti lakukan terhadap 71
responden mengenai peningkatan kualitas hidup penerima bantuan program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kota
Payakumbuh, maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 5.7
Dimensi Keseluruhan Hidup
No. Pernyataan SS S TS STS SKOR
1. Saya dapat menikmati kehidupan
setiap hari 51 20 0 0 264
73
2. Saya dapat bersyukur di setiap
waktu 52 19 0 0 265
3. Saya mengharapkan dapat banyak
hal yang diinginkan di masa depan
tercapai
39 32 0 0 252
4. Kehidupan saat ini membuat saya
putus asa 0 0 52 19 123
Total Skor 904
Tabel 5.7 menunjukkan aspek peningkatan kualitas hidup terkait dengan
evaluasi dampak program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-
RTLH) di Kota Payakumbuh yang telah dilaksanakan pada tahun 2013
berdasarkan dimensi keseluruhan hidup. Dapat terlihat dari butir instrumen
nomor 1 pada item pernyataan mengenai dapat atau tidaknya responden
menikmati kehidupan sehari-hari yang memiliki skor 264. Dengan jumlah
jawaban sangat setuju 51 responden, jumlah jawaban setuju 20 responden,
jumlah jawaban tidak setuju 0 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak
setuju 0 responden.Maka sebagian besar responden menjawab sangat setuju
dapat menikmati kehidupan sehari-hari.
Pada butir instrumen nomor 2 pada item pernyataan mengenai dapat atau
tidaknya responden bersyukur di setiap waktu yang memiliki skor 265.
Dengan jumlah jawaban sangat setuju 52 responden, jumlah jawaban setuju
19 responden, jumlah jawaban tidak setuju 0 responden, dan jumlah jawaban
sangat tidak setuju 0 responden. Maka sebagian besar responden menjawab
sangat setuju dapat bersyukur di setiap waktu.
Butir instrumen nomor 3 pada item pernyataan mengenai banyaknya
harapan di masa depan memiliki skor 252. Dengan jumlah jawaban sangat
setuju 39 responden, jumlah jawaban setuju 32 responden, jumlah jawaban
tidak setuju 0 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 0
74
responden. Maka sebagian besar responden menjawab sangat setuju jika
memiliki banyak harapan di masa depan tercapai.
Sedangkan butir instrumen nomor 4 pada item pernyataan mengenai
kehidupan saat ini yang membuat putus asa memiliki skor 123. Dengan
jumlah jawaban sangat setuju 0 responden, jumlah jawaban setuju 0
responden, jumlah jawaban tidak setuju 52 responden, dan jumlah jawaban
sangat tidak setuju 19 responden. Maka sebagian besar responden menjawab
tidak setuju jika kehidupan saat ini membuat putus asa.
Kesimpulan untuk dimensi keseluruhan hidup adalah bahwa sebagian
besar dari 71 responden yang menjadi sampel penelitian ini terlihat dapat
menikmati dan bersyukur atas hidupnya saat ini serta memiliki banyak
harapan di masa depan dapat tercapai.
Tabel 5.8
Dimensi Kesehatan
No. Pernyataan SS S TS STS SKOR
5. Saya memiliki fisik yang kuat
dan sehat 33 23 11 4 227
6. Penyakit mempengaruhi
kesejahteraan saya 18 31 20 2 207
7. Kesehatan saya membatasi untuk
merawat diri 18 30 20 3 205
8. Kesehatan saya membatasi untuk
merawat keluarga dan rumah 11 8 51 1 171
9. Saya cukup sehat untuk
beraktivitas di setiap hari 51 20 0 0 264
Total Skor 1074
Tabel 5.8 menunjukkan aspek peningkatan kualitas hidup terkait dengan
evaluasi dampak program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-
RTLH) di Kota Payakumbuh yang telah dilaksanakan pada tahun 2013
berdasarkan dimensi kesehatan. Dapat dilihat dari butir instrumen nomor 5
75
pada item pernyataan mengenai kekuatan fisik responden memiliki skor 227.
Dengan jumlah jawaban sangat setuju 33 responden, jumlah jawaban setuju
23 responden, jumlah jawaban tidak setuju 11 responden, dan 4 responden
menjawab sangat tidak setuju. Maka sebagian besar responden menjawab
sangat setuju jika memiliki fisik yang kuat dan sehat.
Pada butir instrumen nomor 6 pada item pernyataan mengenai pengaruh
penyakit terhadap kesejahteraannya memiliki skor 207. Dengan jumlah
jawaban sangat setuju 18 responden, jumlah jawaban setuju 31 responden,
jumlah jawaban tidak setuju 20 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak
setuju 3 responden. Maka sebagian besar responden menjawab setuju jika
penyakit dapat mempengaruhi kesejahteraan mereka.
Butir instrumen nomor 7 pada item pernyataan mengenai kesehatanyang
dapat membatasi merawat diri memiliki skor 205. Dengan jumlah jawaban
sangat setuju 18 responden, jumlah jawaban setuju 30 responden, jumlah
jawaban tidak setuju 20 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 3
responden. Maka sebagian besar responden menjawab setuju jika kesehatan
yang dimiliki saat ini dapat membatasi untuk merawat diri.
Butir instrumen nomor 8 pada item pernyataan mengenai kesehatan yang
dapat membatasi merawat keluarga dan rumah memiliki skor 171. Dengan
jumlah jawaban sangat setuju 11 responden, jumlah jawaban setuju 8
responden, jumlah jawaban tidak setuju 51 responden, dan 1 responden
jumlah jawaban sangat tidak setuju. Maka sebagian besar responden
menjawab tidak setuju jika kesehatan yang dimiliki dapat membatasi untuk
merawat keluarga dan rumah.
76
Sedangkan butir instrumen nomor 9 pada item pernyataan mengenai
kekuatan fisik dalam beraktivitas sehari-hari memiliki skor 264. Dengan
jumlah jawaban sangat setuju 51 responden, jumlah jawaban setuju 20
responden, jumlah jawaban tidak setuju 0 responden, dan jumlah jawaban
sangat tidak setuju 0 responden. Maka sebagian besar responden menjawab
sangat setuju jika memiliki fisik yang cukup sehat dan kuat untuk beraktivitas
setiap hari.
Kesimpulan untuk aspek peningkatan kualitas hidup berdasarkan dimensi
kesehatan adalah bahwa 71 responden yang menjadi sampel penelitian ini
mengaku jika memiliki fisik yang sehat dan kuat untuk beraktivitas, akan
tetapi jika kesehatan sudah menurun hal itu dapat mempengaruhi
kesejahteraan hidup sehari-hari.
Tabel 5.9
Dimensi Hubungan Sosial
No. Pernyataan SS S TS STS SKOR
10. Keluarga, teman-teman dan
tetangga saya akan menolong jika
saya memerlukan bantuan
58 13 0 0 271
11. Saya menginginkan pertemanan
dengan lebih banyak orang 53 18 0 0 266
12. Seseorang memberikan saya kasih
sayang dan dukungan 50 21 0 0 263
13. Saya suka berbagi dengan sesama
untuk menikmati hidup 49 22 0 0 262
14. Anak-anak saya adalah aset yang
paling penting 61 10 0 0 274
Total Skor 1.336
Tabel 5.9 menunjukkan aspek peningkatan kualitas hidup terkait dengan
evaluasi dampak program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-
RTLH)di Kota Payakumbuh yang telah dilaksanakan pada tahun 2013
berdasarkan dimensi hubungan sosial. Dapat dilihat dari butir instrumen
77
nomor 10 pada item pernyataan mengenai tersedianya bantuan dari kerabat-
kerabat dekat maupun tetangga jika membutuhkan bantuan memiliki skor
271. Dengan jumlah jawaban sangat setuju 58 responden, jumlah jawaban
setuju 13 responden, jumlah jawaban tidak setuju 0 responden, dan jumlah
jawaban sangat tidak setuju 0 responden. Maka sebagian responden
menjawab sangat setuju jika keluarga teman-teman dan tetangga responden
akan menolong jika responden memerlukan bantuan.
Butir instrumen nomor 11 pada item pernyataan mengenai adanya
keinginan untuk menambah pertemanan dengan lebih banyak orang memiliki
skor 266. Dengan jumlah jawaban sangat setuju 53 responden, jumlah
jawaban setuju 18 responden, jumlah jawaban tidak setuju 0 responden, dan
jumlah jawaban sangat tidak setuju 0 responden. Maka sebagian besar
responden menjawab sangat setuju memiliki keinginan untuk menambah
pertemanan dengan lebih banyak orang.
Butir instrumen nomor 12 pada item pernyataan mengenai adanya
dukungan dan kasih sayang dari seseorang memiliki skor 263. Jumlah
jawaban sangat setuju 50 responden, jumlah jawaban setuju 21 responden,
jumlah jawaban tidak setuju 0 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak
setuju 0 responden. Maka sebagian besar responden menjawab sangat setuju
jika adanya seseorang yang memberikan dukungan dan kasih sayang.
Butir instrumen nomor 13 pada item pernyataan mengenai suka tidaknya
responden berbagi kepada sesama untuk menikmati hidup memiliki skor 262.
Dengan jumlah jawaban sangat setuju 49 responden,jumlah jawaban setuju 22
responden, jumlah jawaban tidak setuju 0 responden, dan jumlah jawaban
78
sangat tidak setuju 0 responden. Maka sebagian responden menjawab sangat
setuju jika suka berbagi kepada sesama untuk menikmati hidup.
Sedangkan butir instrumen nomor 14 pada item pernyataan mengenai
tanggapan bahwa anak adalah aset yang paling penting memiliki skor 274.
Dengan jumlah jawaban sangat setuju 61 responden, jumlah jawaban setuju
10 responden, jumlah jawaban tidak setuju 0 responden, dan jumlah jawaban
sangat tidak setuju 0 responden. Maka semua responden menjawab sangat
setuju jika anak-anak mereka adalah aset yang paling penting.
Kesimpulan untuk aspek peningkatan kualitas hidup berdasarkan dimensi
kesehatan adalah bahwa 71 responden yang menjadi sampel penelitian ini
mengaku jika memiliki hubungan sosial yang baik.
Tabel 5.10
Dimensi Kemerdekaan
No. Pernyataan SS S TS STS SKOR
15 Saya dapat menikmati kebebasan
memilih 51
2
0 0 0 264
16. Saya dapat menghibur diri sendiri 38
3
3 0 0 251
17. Saya dapat mengendalikan hal-hal
yang diinginkan dalam kehidupan
ini
51 2
0 0 0 264
Total Skor 779
Tabel 5.10 menunjukkan aspek peningkatan kualitas hidup terkait dengan
evaluasi dampak program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-
RTLH) di Kota Payakumbuh yang telah dilaksanakan pada tahun 2013
berdasarkan dimensi kemerdekaan. Dapat dilihat dari butir instrumen nomor
15 pada item pernyataan mengenai kebebasan dalam memilih hak suara
memiliki skor 264. Dengan jumlah jawaban sangat setuju 51 responden,
79
jumlah jawaban setuju 20 responden, jumlah jawaban tidak setuju 0
responden dan 0 responden jumlah jawaban sangat tidak setuju. Maka
sebagian besar responden menjawab sangat setuju jika dapat menikmati
kebebasan dalam memilih.
Pada butir instrumen nomor 16 mengenai kemampuan responden untuk
menghibur diri sendiri memiliki skor 251. Dengan jumlah jawaban sangat
setuju 38 responden, jumlah jawaban setuju 33 responden, jumlah jawaban
tidak setuju 0 responden, dan 0 responden jumlah jawaban sangat tidak
setuju. Maka sebagian besar responden menjawab setuju jika mampu
menghibur diri sendiri.
Sedangkan butir instrumen nomor 17 pada pernyataan mengenai
kemampuan untuk mengendalikan diri dari sesuatu yang diinginkan memiliki
skor 264. Dengan jumlah jawaban sangat setuju 51 responden, jumlah
jawaban setuju 20 responden, dan 0 responden untuk jumlah jawaban tidak
setuju dan sangat tidak setuju. Maka sebagian besar responden menjawab
sangat setuju jika dapat mengendalikan diri dari hal-hal yang diinginkan
dalam kehidupan ini.
Kesimpulan untuk dimensi kemerdekaan adalah bahwa sebagian besar
dari 71 responden yang menjadi sampel penelitian ini dapat dikatakan sudah
mandiri dalam menjalani kehidupan.
Tabel 5.11
Dimensi Rumah dan Tetangga Sekitar
No. Pernyataan SS S TS STS SKOR
18. Saya merasa aman di tempat saya
tinggal sekarang ini 61 10 0 0 274
19. Di lingkungan tempat tinggal saya
terdapat toko-toko atau fasilitas
yang menyediakan macam-macam
33 20 18 0 228
80
No. Pernyataan SS S TS STS SKOR
kebutuhan yang diperlukan
20. Saya menikmati suasana rumah
sekarang ini 63 8 0 0 276
21. Tetangga-tetangga saya ramah dan
baik 58 13 0 0 271
Total Skor 1.049
Tabel 5.11 menunjukkan aspek peningkatan kualitas hidup terkait dengan
evaluasi dampak program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-
RTLH)di Kota Payakumbuh yang telah dilaksanakan pada tahun 2013
berdasarkan dimensi rumah dan tetangga sekitar. Dapat terlihat dari butir
instrumen nomor 18 pada pernyataan mengenai perasaan aman di tempat
tinggal saat ini memiliki skor 274. Dengan jumlah jawaban sangat setuju 61
responden, jumlah jawaban setuju 10 responden, jumlah jawaban tidak setuju
0 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 0 responden. Maka
sebagian besar responden menjawab sangat setuju jika merasa aman di tempat
tinggal saat ini.
Butir instrumen nomor 19 pada pernyataan mengenai kelengkapan toko-
toko atau fasilitas yang menyediakan macam-macam kebutuhan di
lingkungan sekitar memiliki skor 228. Dengan jumlah jawaban sangat setuju
33 responden, jumlah jawaban setuju 20 respondn, jumlah jawaban tidak
setuju 18 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Maka sebagian besar responden menjawab sangat setuju jika terdapat toko
atau fasilitas yang menyediakan macam-macam kebutuhan yang diperlukan
di lingkungan tempat tinggal.
Butir instrumen nomor 20 pada pernyataan mengenai perasaan nyaman
di rumah saat ini memiliki skor 276. Dengan jumlah jawaban sangat setuju 63
81
responden, jumlah jawaban setuju 8 responden, jumlah jawaban tidak setuju 0
responden, dan jumlah jawaban sangar tidak setuju 0 responden. Maka
sebagian besar responden menjawab sangat setuju jika merasa nyaman dan
dapat menikmati suasana rumah saat ini.
Sedangkan butir instrumen nomor 21 pada pernyataan mengenai
keramahan tetanggga memiliki skor 271. Dengan jumlah jawaban sangat
setuju 58 responden, jumlah jawaban setuju 13 responden, jumlah jawaban
tidak setuju 0 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 0
responden. Maka sebagian besar responden menjawab sangat setuju jika
tetangga-tetangga mereka ramah dan baik.
Kesimpulan untuk aspek peningkatan kualitas hidup berdasarkan dimensi
rumah dan tetangga sekitar adalah bahwa 71 responden yang menjadi sampel
penelitian ini dapat menikmati suasana rumah, tidak mengalami kesulitan
untuk mendapatkan kebutuhan yang diperlukan, serta memiliki tetangga yang
ramah.
Tabel 5.12
Dimensi Psikologis (Kesejahteraan Emosional)
No. Pernyataan SS S TS STS SKOR
22. Saya menerima hidup apa adanya 49 22 0 0 262
23. Saya merasa beruntung
dibandingkan orang lain 52 19 0 0 265
24. Saya dapat berfikir positif 39 32 0 0 252
25. Jika kesehatan membatasi saya
untuk melakukan kegiatan di waktu
luang, saya akan menggantikannya
dengan hal lain yang bisa saya
lakukan.
52 19 0 0 265
26. Saya merasa puas dengan
kehidupan saat ini 26 21 24 0 215
Total Skor 1.259
82
Tabel 5.12 menunjukkan aspek peningkatan kualitas hidup terkait dengan
evaluasi dampak program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-
RTLH) di Kota Payakumbuh yang telah dilaksanakan pada tahun 2013
berdasarkan dimensi psikologis atau kesejahteraan emosional. Dapat dilihat
dari butir instrumen nomor 22 pada item pernyataan mengenai penerimaan
hidup apa adanya memiliki skor 262. Dengan jumlah jawaban sangat setuju
49 responden, jumlah jawaban setuju 22 responden, jumlah jawaban tidak
setuju 0 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Maka sebagian responden menjawab sangat setuju jika dapat menerima hidup
apa adanya.
Butir instrumen nomor 23 pada item pernyataan mengenai adanya
perasaan beruntung dibandingkan dengan orang lain memiliki skor 265.
Dengan jumlah jawaban sangat setuju 52 responden, jumlah jawaban setuju
19 responden, jumlah jawaban tidak setuju 0 responden, dan jumlah jawaban
sangat tidak setuju 0 responden. Maka sebagian besar responden menjawab
sangat setuju memiliki perasaan beruntung dibandingkan orang lain.
Butir instrumen nomor 24 pada item pernyataan mengenai kemampuan
untuk selalu berfikir positif memiliki skor 252. Jumlah jawaban sangat setuju
39 responden, jumlah jawaban setuju 32 responden, jumlah jawaban tidak
setuju 0 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Maka sebagian besar responden menjawab sangat setuju jika dapat berfikir
positif dalam menghadapi kehidupan.
Butir instrumen nomor 25 pada item pernyataan mengenai batas
kemampuan ketika kesehatan terganggu memiliki skor 265. Dengan jumlah
83
jawaban sangat setuju 52 responden,jumlah jawaban setuju 19 responden,
jumlah jawaban tidak setuju 0 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak
setuju 0 responden. Maka sebagian besar responden menjawab sangat setuju
dapat menggantikan kegiatan hal lain yang bisa dilakukan ketika kesehatan
sedang terganggu.
Sedangkan butir instrumen nomor 26 pada item pernyataan mengenai
perasaan puas dengan kehidupan saat ini memiliki skor 215. Dengan jumlah
jawaban sangat setuju 26 responden, dan jumlah jawaban setuju 21, jumlah
jawaban tidak setuju 24, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 0 responden.
Maka sebagian besar responden menjawab sangat setuju dapat merasa puas
dengan kehidupan saat ini .
Kesimpulan untuk aspek peningkatan kualitas hidup berdasarkan dimensi
psikologis atau kesejahteraan emosional adalah bahwa 71 responden yang
menjadi sampel penelitian ini dapat menerima hidup apa adanya dan dapat
menikmati kehidupan yang ada, serta merasa puas dengan kehidupan saat ini.
Tabel 5.13
Dimensi Keadaan Keuangan
No. Pernyataan SS S TS STS SKOR
27. Saya memiliki cukup uang untuk
membiayai kebutuhan rumah
tangga sehari-hari
0 35 36 0 177
28. Saya memiliki cukup uang untuk
membiayai perbaikan-perbaikan
rumah yang dibutuhkan
0 31 35 5 168
29. Saya dapat berusaha membeli apa
yang diinginkan 0 35 32 4 173
Total Skor 518
Tabel 5.13 menunjukkan aspek peningkatan kualitas hidup terkait dengan
evaluasi dampak program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-
84
RTLH) di Kota Payakumbuh yang telah dilaksanakan pada tahun 2013
berdasarkan dimensi keadaan keuangan. Dapat dilihat dari butir instrumen
nomor 27 pada item pernyataan mengenai kemampuan untuk membiayai
kebutuhan sehari-hari memiliki skor 171. Dengan jumlah jawaban sangat
setuju 0 responden, jumlah jawaban setuju 35 responden, jumlah jawaban
tidak setuju 36 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 0
responden. Maka sebagian responden menjawab tidak setuju jika memiliki
cukup uang untuk membiayai kebutuhan sehari-hari.
Butir instrumen nomor 28 pada item pernyataan mengenai kemampuan
untuk membiayai perbaikan rumah memiliki skor 168. Dengan jumlah
jawaban sangat setuju 0 responden, jumlah jawaban setuju 31 responden,
jumlah jawaban tidak setuju 35 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak
setuju 5 responden. Maka sebagian besar responden menjawab tidak setuju
jika memiliki cukup uang untuk membiayai perbaikan rumah yang
diperlukan.
Sedangkan butir instrumen nomor 29 pada item pernyataan mengenai
kemampuan untuk berusaha membeli hal yang diinginkan memiliki skor 173.
Jumlah jawaban sangat setuju 0 responden, jumlah jawaban setuju 35
responden, jumlah jawaban tidak setuju 32 responden, dan jumlah jawaban
sangat tidak setuju 4 responden. Maka sebagian besar responden menjawab
setuju jika dapat berusaha untuk membeli apa yang mereka inginkan,
dikarenakan lebih mengutamakan apa yang dibutuhkan.
Kesimpulan untuk aspek peningkatan kualitas hidup berdasarkan dimensi
keadaan keuangan adalah bahwa 71 responden yang menjadi sampel
85
penelitian ini dapat dikatakan kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan
pangan dan papan.
Tabel 5.14
Dimensi Agama / Kebudayaan
No. Pernyataan SS S TS STS SKOR
30. Agama, kepercayaan, atau falsafah
penting untuk meningkatkan
kualitas hidup saya
54 17 0 0 267
31. Kegiatan keagamaan dan
kebudayaan, penting untuk
meningkatkan kualitas hidup saya
51 20 0 0 264
32. Saya rutin mengikuti kegiatan
keagamaan 46 18 7 0 252
33. Saya rutin mengikuti kegiatan
kebudayaan 41 17 13 0 241
Total Skor 1.024
Tabel 5.14 menunjukkan aspek peningkatan kualitas hidup terkait dengan
evaluasi dampak program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-
RTLH) di Kota Payakumbuh yang telah dilaksanakan pada tahun 2013
berdasarkan dimensi agama dan kebudayaan. Dapat dilihat dari butir
instrumen nomor 30 pada item pernyataan mengenai seberapa penting agama
dan kebudayaan untuk meningkatkan kualitas hidup memiliki skor 267.
Dengan jumlah jawaban sangat setuju 54 responden, jumlah jawaban setuju
17 responden, jumlah jawaban tidak setuju 0 responden, dan jumlah jawaban
sangat tidak setuju 0 responden. Maka sebagian responden menjawab sangat
setuju jika agama dan kebudayaan sangat penting untuk meningkatkan
kualitas hidup.
Butir instrumen nomor 31 pada item pernyataan mengenai seberapa
penting kegiatan agama dan kebudayaan diikuti untuk meningkatkan kualitas
hidup memiliki skor 264. Dengan jumlah jawaban sangat setuju 51
responden, jumlah jawaban setuju 20 responden, jumlah jawaban tidak setuju
86
0 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 0 responden. Maka
sebagian besar responden menjawab sangat setuju jika kegiatan keagamaan
dan kebudayaan sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup.
Butir instrumen nomor 32 pada item pernyataan mengenai rutin tidaknya
mengikuti kegiatan keagamaan memiliki skor 252. Jumlah jawaban sangat
setuju 46 responden, jumlah jawaban setuju 18 responden, jumlah jawaban
tidak setuju 7 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 0
responden. Maka sebagian besar responden menjawab sangat setuju jika rutin
mengikuti kegiatan keagamaan.
Butir instrumen nomor 33 pada item pernyataan mengenai rutin tidaknya
mengikuti kegiatan kebudayaan memiliki skor 241. Dengan jumlah jawaban
sangat setuju 41 responden,jumlah jawaban setuju 17 responden, jumlah
jawaban tidak setuju 13 responden, dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 0
responden. Maka sebagian besar responden menjawab sangat setuju rutin
mengikuti kegiatan kebudayaan.
Kesimpulan untuk aspek peningkatan kualitas hidup berdasarkan dimensi
keagamaan atau kebudayaan adalah bahwa 71 responden yang menjadi
sampel penelitian ini memiliki keagamaan dan kebudayaan yang sangat kuat,
sebab agama dan budaya merupakan identitas diri.
C. Analisis dan Interpretasi Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan diinterpretasikan.
Interpretasi hasil penelitian dimaksudkan untuk memperoleh nilai rata-rata
setiap dimensi variabel penelitian. Berikut ini data dari hasil penyebaran
angket terhadap 71 responden yang terdiri dari 3 variabel dan 15 dimensi.
87
Tabel 5.19
Kategori Nilai
No Variabel Dimensi Skor Nilai
Harap
an
(NH)
Nilai
Skor
(NS)
P=
NS/NH ×
100%
Kategori
Nilai
1
Rumah
Layak
Huni
Memenuh
i
Persyarata
n
Keselama
tan
Bangunan
2737 12 × 4
= 48
2737/1
00 =
27,37
27,37/48
× 100% =
57,02%
Cukup
baik
2 Menjamin
Kesehatan
2053 9 × 4 =
36
2053/1
00 =
20,53
20,53/36
× 100% =
57,03%
Cukup
baik
3 Memenuh
i
Kecukupa
n Luas
Minimum
254 1 × 4 =
4
254/10
0 =
2,54
2,54/4 ×
100% =
63,5%
Cukup
baik
Rata-rata 5044 22 × 4
= 88
5044/1
00 =
50,44
50,44/88
× 100% =
57,32%
Cukup
baik
Berdasarkan tabel 5.19, hasil interpretasi data dari ketiga dimensi yaitu
dimensi memenuhi persyaratan keselamatan bangunan, menjamin kesehatan,
dan memenuhi kecukupan luas minimum. Nilai rata-rata dimensi memenuhi
persyaratan keselamatan bangunan diperoleh sebesar 57,02% dengan kategori
nilai cukup baik, kemudian nilai rata-rata dimensi menjamin kesehatan
diperoleh sebesar 57,03% dengan kategori nilai cukup baik, dan nilai rata-rata
dimensi memenuhi kecukupan luas minimun diperoleh sebesar 63,5% dengan
88
kategori cukup baik. Maka hasil nilai rata-rata dari ketiga dimensi yaitu
diperoleh sebesar 57,32% dan dikategorikan cukup baik.
Untuk dimensi memenuhi persyaratan keselamatan bangunan dengan
persentase 57,02% (cukup baik) dapat diartikan bahwa tujuan dari
terlaksananya program rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni (RS-RTLH)
yaitu mewujudkan rumah yang layak huni sudah cukup baik berdasarkan
dimensi memenuhi persyaratan keselamatan bangunan, hal tersebut terlihat
dari kondisi atap, lantai, dan dinding saat ini lebih kokoh daripada kondisi
atap, lantai, dan dinding sebelumnya.
Kemudian untuk dimensi menjamin kesehatan dengan persentase 57,03%
(cukup baik) dapat diartikan bahwa tujuan dari terlaksananya program
rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni (RS-RTLH) yaitu mewujudkan
rumah yang layak huni sudah cukup baik berdasarkan dimensi menjamin
kesehatan. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar letak rumah responden
jauh dari polusi dan kandang hewan ternak. Akan tetapi masih ada responden
yang tidak memiliki sarana mandi, cuci dan kakus (MCK) di dalam rumah.
Dan terakhir untuk dimensi memenuhi kecukupan luas minimum dengan
persentase 63,5% (cukup baik) dapat diartikan bahwa tujuan dari
terlaksananya program rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni (RS-RTLH)
yaitu mewujudkan rumah yang layak huni sudah cukup baik berdasarkan
dimensi memenuhi kecukupan luas rumah minimum. Hal tersebut dapat
terlihat dari luas rumah responden sebanding dengan jumlah anggota keluarga
yang tinggal.
89
Berdasarkan hasil dari rata-rata ketiga dimensi dapat diperoleh variabel
mewujudkan rumah layak huni dengan persentase 57,32% dinyatakan cukup
baik. Dimana program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-
RTLH) di Kota Payakumbuh tahun 2013 ini sudah berdampak cukup baik
sesuai dengan tujuan program yaitu mewujudkan rumah layak huni.
Tabel 5.20
Kategori Nilai
No Variabel Dimensi Skor Nilai
Harapa
n (NH)
Nilai
Skor
(NS)
P=
NS/NH
× 100%
Kategori
Nilai
1
Meningk
atkan
Kualitas
Hidup
Keseluruh
an Hidup
904 4 × 4 =
16
904/10
0 =
9,04
9,04/16
× 100%
= 56,5%
Cukup baik
2 Kesehatan 1074 5 × 4 =
20
1074/1
00 =
10,74
10,74/2
0 ×
100% =
53,7%
Kurang
baik
3 Hubungan
Sosial
1336 5 × 4 =
20
1336/1
00 =
13,36
13,36/2
0 ×
100% =
66,8%
Cukup baik
4 Kemerdek
aan
779 3 × 4 =
12
779/10
0 =
7,79
7,709/1
2 ×
100% =
64,92%
Cukup baik
5 Rumah
dan
Tetangga
Sekitar
1049 4 × 4 =
16
1049/1
00 =
10,49
10,49/1
6 ×
100% =
65,56%
Cukup baik
6 Psikologis
(Kesejaht
eraan
Emosiona
l)
1259 5 × 4 =
20
1259/1
00 =
12,59
12,59/2
0 ×
100% =
62,95%
Cukup baik
7 Keadaan
Keuangan
518 3 × 4 =
12
518/10
0 =
5,18
51,8/12
× 100%
=
43,17%
Kurang
baik
8 Agama
dan
Kebudaya
an
1024 4 × 4 =
16
1024/1
00 =
10,24
10,24/1
6 ×
100% =
64%
Cukup baik
Rata-rata
7943 33 × 4 =
132
7943/1
00 =
79,43
79,43/1
32 ×
100% =
Cukup
baik
90
No Variabel Dimensi Skor Nilai
Harapa
n (NH)
Nilai
Skor
(NS)
P=
NS/NH
× 100%
Kategori
Nilai
60,17%
Berdasarkan tabel 5.20, hasil interpretasi data dari kedelapan dimensi
yaitu dimensi keseluruhan hidup, kesehatan, hubungan sosial, kemerdekaan,
rumah dan tetangga sekitar, psikologis (kesejahteraan emosional), keadaan
keuangan, dan agama kebudayaan. Nilai rata-rata dimensi keseluruhan hidup
diperoleh sebesar 56,5% dengan kategori nilai cukup baik, selanjutnya nilai
rata-rata dimensi kesehatan diperoleh sebesar 53,7% dengan kategori nilai
kurang baik, nilai rata-rata dimensi hubungan sosial diperoleh sebesar 66,8%
dengan kategori cukup baik, nilai rata-rata dimensi kemerdekaan diperoleh
64,92% dengan kategori cukup baik, nilai rata-rata dimensi rumah dan
tetangga sekitar diperoleh 65,56% dengan kategori cukup baik, nilai rata-rata
dimensi psikologis (kesejahteraan emosional) diperoleh 62,95% dengan
kategori cukup baik, kemudian nilai rata-rata dimensi keadaan keuangan
diperoleh 43,17%, dan terakhir nilai rata-rata dimensi agama dan kebudayaan
diperoleh 64% dengan kategori cukup baik. Maka hasil nilai rata-rata dari
kedelapan dimensi yaitu diperoleh sebesar 60,17% dan dikategorikan cukup
baik.
Untuk dimensi keseluruhan hidup dengan persentase 56,5% (cukup baik)
dapat diartikan bahwa tujuan dari terlaksananya program rehabilitasi sosial
rumah tidak layak huni (RS-RTLH) yaitu meningkatkan kualitas hidup sudah
cukup baik berdasarkan dimensi keseluruhan hidup. Hal tersebut dikarenakan
91
responden bersyukur atas adanya program RS-RTLH, sehingga membuat
kehidupannya lebih baik dari sebelum adanya program RS-RTLH.
Selanjutnya untuk dimensi kesehatan dengan persentase 53,7% (kurang
baik) dapat diartikan bahwa tujuan dari terlaksananya program rehabilitasi
sosial rumah tidak layak huni (RS-RTLH) yaitu meningkatkan kualitas hidup
masih kurang baik berdasarkan dimensi kesehatan. Hal tersebut dikarenakan
sebagian besar responden bermatapencaharian petani, sehingga separuh
waktunya dihabiskan di sawah dan kebun, dan di dalam satu kepala keluarga
sebagian besar hanya si bapak yang bekerja untuk membiayai kebutuhan
sehari-hari.
Kemudian untuk dimensi hubungan sosial dengan persentase 66,8%
(cukup baik) dapat diartikan bahwa tujuan dari terlaksananya program
rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni (RS-RTLH) yaitu meningkatkan
kualitas hidup sudah cukup baik berdasarkan dimensi menjamin hubungan
sosial. Hal tersebut terbukti karena keberhasilan terlaksananya program RS-
RTLH ini dibantu oleh kesetiakawanan dan kegotong-royongan masyarakat
setempat, sehingga setiap rumah mampu menyelesaikan perbaikannya dengan
tepat waktu.
Untuk dimensi kemerdekaan dengan persentase 64,92% (cukup baik)
dapat diartikan bahwa tujuan dari terlaksananya program rehabilitasi sosial
rumah tidak layak huni (RS-RTLH) yaitu meningkatkan kualitas hidup sudah
cukup baik berdasarkan dimensi kemerdekaan. Hal tersebut dikarenakan
responden dapat mandiri atau tidak bergantung terhadap orang lain, dan dapat
mengendalikan hal-hal yang diinginkan.
92
Untuk dimensi rumah dan tetangga sekitar dengan persentase 65,56%
(cukup baik) dapat diartikan bahwa tujuan dari terlaksananya program
rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni (RS-RTLH) yaitu meningkatkan
kualitas hidup sudah cukup baik berdasarkan dimensi rumah dan tetangga
sekitar. Hal tersebut dikarenakan responden mengaku merasa aman dan
sangat menikmati suasana rumah dan lingkungan sekitar saat ini.
Untuk dimensi psikologis (kesejahteraan emosional) dengan persentase
62,95% (cukup baik) dapat diartikan bahwa tujuan dari terlaksananya
program rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni (RS-RTLH) yaitu
meningkatkan kualitas hidup sudah cukup baik berdasarkan dimensi
psikologis atau kesejahteraan emosional. Hal tersebut dapat diketahui dari
perasaan bersyukur responden atas apa yang telah didapat oleh mereka
sampai saat ini.
Untuk dimensi keadaan keuangan dengan persentase 43,17% (kurang
baik) dapat diartikan bahwa tujuan dari terlaksananya program rehabilitasi
sosial rumah tidak layak huni (RS-RTLH) yaitu meningkatkan kualitas hidup
masih kurang baik berdasarkan dimensi keadaan keuangan. Hal tersebut
dikarenakan tidak tercukupinya biaya untuk kebutuhan rumah tangga sehari-
hari dan perbaikan rumah.
Untuk dimensi agama dan kebudayaan dengan persentase 64% (cukup
baik) dapat diartikan bahwa tujuan dari terlaksananya program rehabilitasi
sosial rumah tidak layak huni (RS-RTLH) yaitu meningkatkan kualitas
hidupsudah cukup baik berdasarkan dimensi agama dan kebudayaan. Hal
tersebut diketahui dari jawaban responden bahwa agama dan kebudayaan
93
penting untuk meningkatkan kualitas hidup, dan juga merupakan sebagai
identitas diri.
Berdasarkan hasil dari rata-rata kedelapan dimensi dapat diperoleh
variabel meningkatkan kualitas hidup dengan persentase 60,17% dinyatakan
cukup baik. Dimana program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni
(RS-RTLH) di Kota Payakumbuh tahun 2013 ini sudah berdampak cukup
baik sesuai dengan tujuan program yaitu meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
D. Evaluasi Dampak Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak
Huni (RS-RTLH) di Kota Payakumbuh Tahun 2013
Penilaian pada evaluasi dampak dibedakan menjadi dua bagian,yaitu:
dampak positif dan dampak negatif. Berikut ini merupakan penjelasan dari
dampak positif dan dampak negatif.
1. Dampak Positif
Dalam mengevaluasi bagian dari dampak positif peneliti akan
menjelaskan pengaruh maupun manfaat yang terjadi pada penerima bantuan
program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) sebagai
hasil program. Evaluasi dampak tidak hanya melihat hasil saja tapi
perubahan yang ditimbulkan dari program RS-RTLH itu sendiri.
Pada program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH)
di Kota Payakumbuh telah memberikan suatu perubahan atau dampak
positif dalam 3 aspek, yaitu aspek fisik, aspek sosial dan aspek psikologis.
94
a. Aspek Fisik
Memenuhi harapan masyarakat miskin untuk memperbaiki rumah
yang tidak layak huni menjadi rumah yang layak huni, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan keluarga dalam melaksanakan peran dan
fungsi keluarga untuk memberikan perlindungan, bimbingan dan
pendidikan.
b. Aspek Sosial
Aspek sosial yang dimaksudkan adalah tentang pergaulan hidup
dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, norma
sosial yang mengatur interaksi masyarakat, senasib, solidaritas yang
merupakan unsur pemersatu karena manusia sendiri merupakan
makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa saling bantu membantu
dengan manusia lainnya.
Dengan telah terlaksananya program Rehabilitasi Sosial Rumah
Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kota Payakumbuh pada tahun 2013,
dapat dikatakan dampak yang diharapkan dari adanya program ini
diantaranya yaitu meningkatnya kegotong-royongan dan
kesetiakawanan sosial telah tercapai.
Hal ini dapat dibuktikan dengan keberhasilan program RS-RTLH di
Kota Payakumbuh yang mendapat apresiasi dari Menteri Sosial pada
tahun 2013. Serta dikarenakan adanya beberapa partisipasi sosial dari
organisasi masyarakat maupun stakeholder yang secara sukarela
membantu menyukseskan pelaksanaan program Rehabilitasi Sosial
95
Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kota Payakumbuh tahun
2013.
“Alhamdulillah nyaman, kita mensyukuri saja kalau memang
dapatnya begini.. tetangga-tetangga sukarela gotong-royong waktu
pelaksanaan rehab rumah berlangsung, walaupun tidak diberi
upah..”46
Kemudian hal ini pun dibenarkan oleh Bapak Ance Aliando selaku
Kasi Jamsos Dinsos Kota Payakumbuh, sebagaimana pernyataan yang
beliau ungkapkan sebagai berikut:
“Yang lebih spesifiknya dari program rehab rumah ini kan
namanya Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni, awal kata
nya itu Rehabilitasi Sosial, sebenarnya itulah yang jadi icon kita.
Bukan rehab rumahnya. Output nya rumah itu jadi adalah
pencapaian nomor dua, yang akan kita bangun dari program ini
sebenarnya adalah terbangunnya rasa kesetiakawananan sosial, rasa
solidaritas sosial. Maka dari itu pembangunannya berdasarkan
kerjasama, gotong-royong, memang itu yang kita tonjolkan.
Alhamdulillah proses tersebut berjalan sampai output nya bisa
dilihat di foto-foto sebelum dan sesudah rumah itu direhab, dari
yang 70% sampai selesai. Mekanismenya kayak gini, jadi satu
kelompok kan ada 6 orang, 3 hari pertama kita ngerjain rumah si A
sampai tahap satu selesai atau sampai 50%, kemudian nanti kita
pindah ngerjain rumah si B secara bersama-sama, polanya seperti
itu yang kita bangun, karena adanya komitmen kelompok untuk
melaksanakan perbaikan rumah secara bersama-sama sesama
anggota penerima bantuan.”47
Kesimpulan yang bisa diambil dari pemaparan Bapak Yance yaitu
keterlibatan warga masyarakat mulai dari perencanaan sampai dengan
pelaksanaan dapat memunculkan semangat kebersamaan dan semangat
kegotongroyongan.
46 Wawancara Pribadi dengan Bapak Mirza sebagai Ketua Kelompok di Kecamatan
Payakumbuh Utara, pada 3 Juli 2017.
47
Wawancara Pribadi dengan Bapak Ance Aliando sebagai Kasi Jamsos Dinsos Kota
Payakumbuh, pada 17 Juli 2017.
96
c. Aspek Psikologis
Pandangan terhadap psikologis adalah bahwa kesejahteraan berarti
memiliki kesehatan emosional dan mental sebagai pilar mengukur
kualitas hidup individu. Perspektif kesejahteraan psikologis ini meliputi
cara individu untuk mengevaluasi kehidupan mereka di masa sekarang
dan di masa lalu, yang masa penilaian ini mencakup reaksi emosional
individu, suasana hati dan penilaian individu berkaitan dengan cara
mereka menjalani kehidupan mereka sendiri.48
Dengan telah terlaksananya program Rehabilitasi Sosial Rumah
Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kota Payakumbuh pada tahun 2013,
dapat dikatakan dampak yang diharapkan dari adanya program ini
diantaranya yaitu terwujudnya rumah layak huni dan meningkatkan
kualitas hidup sudah tercapai cukup baik.
Responden merasa kualitas bangunan rumahnya lebih baik setelah
adanya program RS-RTLH. Dimana kondisi atap yang sebelumnya
tidak layak seperti kondisi seng sudah tua, genting yang sudah tidak
bagus, bahkan ada yang memakai daun kelapa. Dan juga belum adanya
pondasi rumah, lantai yang masih tanah, dan dinding yang terbuat
bambu menjadi tujuan utama direhab. Dengan adanya program RS-
RTLH ini, responden merasa sangat bermanfaat karena harapan
memiliki rumah yang layak dapat terwujud walaupun masih ada
kekurangan. Berikut pernyataan yang disampaikan oleh Ibu Ningsih
Eka Putri sebagai salah satu penerima bantuan RS-RTLH:
48Pembahasan BAB II, h. 20
97
“Alhamdulillah dibandingkan rumah waktu dulu, kami lebih
menikmati suasana rumah saat ini.. dulu sebelum di pondasi, ada
perasaan cemas kalau ada mobil besar lewat, rumah goyang karena
tepat di pinggir jalan..dana 10 juta yang didapat cuma mampu
memperbaiki atap, dinding, lantai dan pondasi walaupun dinding
semi permanen..kamar mandi masih darurat, ada di belakang
rumah, kamar mandi masih ditutup sama terpal..”49
2. Dampak Negatif
Evaluasi dampak negatif merupakan pengaruh kuat yang mendatangkan
akibat negatif. Dalam mengevaluasi program ini peneliti tidak menemukan
dampak negatif dari berjalannya program RS-RTLH, namun dana yang
diberikan dirasa kurang cukup untuk pemenuhan lingkungan yang sehat,
dikarenakan dana tersebut tidak mampu merehab sarana prasarana mandi,
cuci dan kakus (MCK) yang memadai. Kualitas bangunan pun masih kurang
memuaskan dikarenakan pelaksanaan program RS-RTLH terbatas oleh waktu
dan biaya.
Berikut pemaparan dari Ibu Rita Anggraeni sebagai salah satu penerima
bantuan program RS-RTLH yang berpendapat tentang kualitas bangunan
rumah setelah direhab. Hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:
“Dinding mudah retak dikarenakan pada waktu pelaksanaan rehab
rumah, batu belum keras sudah dipaksakan digunakan karena
terbatas oleh waktu yang sudah disepakati, jadi hasilnya kurang
memuaskan”50
49 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ningsih Eka Putri sebagai salah satu Penerima
Bantuan Program RS-RTLH, pada 4 Juli 2017
50
Wawancara Pribadi dengan Ibu Rita Anggraeni sebagai salah satu Penerima Bantuan
Program RS-RTLH, pada 8 Juli 2017.
98
E. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Rehabilitasi Sosial
Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kota Payakumbuh Tahun
2013
1. Faktor Pendukung
Tidak dapat dipungkiri jika dana yang diberikan setiap anggota
penerima sejumlah Rp 10.000.000,- tersebut tidak cukup untuk merehab
rumah, dengan adanya swadaya dalam bentuk materil dari pihak-pihak
luar atau stake holder yang membantu memberikan dana tambahan,
setiap anggota penerima bantuan RS-RTLH mampu menyelesaikan rehab
rumah dengan dana lebih dari Rp 10.000.000,-. Hal ini dikarenakan
adanya pendamping di setiap kelompok yang bertugas sebagai fasilitator
antara penerima manfaat dengan donatur. Sebagaimana yang
disampaikan oleh Bapak Ance sebagai Kasi Jamsos Dinas Sosial Kota
Payakumbuh pada saat wawancara mengenai faktor pendukung program
RS-RTLH:
“Adanya pendamping yang tugasnya memfasilitasi apa yang
menjadi persoalan oleh kelompok dengan dinas sosial. Kemudian
pendamping itu juga memiliki tugas yaitu menghimpun sumber
yang ada di luar yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung
pelaksanaan program. Contohnya, pendamping mengakses ke
donatur-donatur sekitar, barangkali ada masyarakat yang tingkat
ekonominya lebih bagus dimintai bantuannya. Jadi sistemnya
membangun akses anggota penerima manfaat ke donatur yang
difasilitasi oleh pendamping. Lumayan banyak juga swadaya
berupa materil yang datang, tapi kita tidak bisa merinci karena k
ita tidak mereport sampai ke sana. Tapi setelah kita evaluasi, kita
lihat kondisi rumah yang ada dengan dana bantuan yang kita
berikan senilai Rp 10.000.000,-, bangunan rumah dapat ditaksir
senilai Rp 15.0000.000,-”51
51
Wawancara Pribadi dengan Bapak Ance Aliando sebagai Kasi Jamsos Dinsos Kota
Payakumbuh, pada 17 Juli 2017.
99
2. Faktor Penghambat
Dalam pelaksanaan program RS-RTLH kendala yang ditemui adalah
kendala cuaca yang menyebabkan penyediaan material berupa pasir, batu
dan material alam lainnya menjadi sedikit terganggu karena luapan
sungai sumber material serta proses pelaksanaan rehab menjadi
terhambat. Sebagaimana pernyataan Bapak Ance pada saat wawancara
sebagai berikut:
“Dari sisi material, ada faktor cuaca yang menyulitkan untuk
mendapatkan material berupa pasir, kayu, dll itu bisa kita
maklumi.”52
Adapun kendala selanjutnya yaitu masalah ketepatan waktu, ada
keluhan yang disampaikan oleh penerima manfaat kepada pihak dinas
sosial. Yaitu masalah waktu pelaksanaan yang bersamaan dengan waktu
bekerja, mereka harus menyelesaikan program sesuai dengan waktu yang
diberikan, hal itu membuat mereka kesulitan untuk mencari nafkah.
Dikarenakan sebagian penerima manfaat merupakan keluarga miskin,
pekerja harian, yang mana menerima upahnya setelah mereka bekerja di
hari yang sama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Ance
berikut:
“Kita juga sempat kebingungan pada soal itu saat mereka
menyampaikan kendalanya. Akhirnya kita memberikan toleransi
untuk tahap kedua kita perlebar rentang waktunya sampai kurang
lebih 2 minggu, yang sebelumnya hanya 1 minggu.. yang kita
tekankan pada pagi hari Bapak-bapak diperbolehkan beraktivitas
sebagai pencari nafkah, tapi setelah sore dilanjutkan kembali
menyelesaikan rumah, baru lah mereka bersemangat dengan pola
seperti itu”53
52Wawancara Pribadi dengan Bapak Ance Aliando sebagai Kasi Jamsos Dinsos Kota
Payakumbuh, pada 16 Juli 2017.
53
Wawancara Pribadi dengan Bapak Ance Aliando sebagai Kasi Jamsos Dinsos Kota
Payakumbuh, pada 16 Juli 2017.
100
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) melalui pola
Bedah Kampung adalah upaya mengatasi kemiskinan melalui kegiatan
rehabilitasi atau perbaikan rumah dengan partisipasi aktif masyarakat dan
menjunjung nilai-nilai kesetiakawanan dan gotong-royong sehingga tercipta
rumah yang layak sebagai tempat tinggal dan meningkatnya kemampuan
keluarga miskin dalam melaksanakan fungsi sosialnya yang terkonsentrasi di
satu lokasi atau wilayah kampung.
Manfaat dan dampak positif yang diharapkan dari adanya program RS-
RTLH ini diantaranya adalah: (1) Terwujudnya rumah yang layak huni, dan
(2) Meningkatnya kualitas hidup masyarakat.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif
deskriptif dan metode penelitian kualitatif sebagai penunjang metode utama
(kuantitatif). Tujuan penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui dampak
program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kota
Payakumbuh yang telah dilaksanakan pada tahun 2013.
Untuk mengetahui dampak program RS-RTLH di Kota Payakumbuh
pada tahun 2013, penelitiannya terdiri dari 2 variabel dan 11 dimensi,
variabelnya yaitu rumah layak huni dan kualitas hidup.
Terkait dengan manfaat atau dampak positif yang diharapkan dari
terlaksananya program RS-RTLH yang pertama yaitu terwujudnya rumah
layak huni bagi masyarakat miskin diperoleh persentase 57,32% dengan
101
kategori nilai cukup baik. RS-RTLH ini dinilai sudah cukup membantu
mewujudkan harapan masyarakat miskin untuk dapat memperbaiki rumahnya
yang tidak layak huni menjadi layak huni, sehingga dapat meningkatkan
kemsampuan keluarga dalam melaksanakan peran dan fungsi keluarga untuk
memberikan perlindungan, bimbingan dan pendidikan.
Kemudian terkait dengan manfaat atau dampak positif yang diharapkan
dari terlaksananya program RS-RTLH berikutnya adalah meningkatnya
kualitas hidup masyarakat diperoleh persentase 60,17% dengan kategori nilai
cukup baik. Hal ini dapat peneliti lihat dari sikap masyarakat selaku penerima
bantuan program RS-RTLH merasakan perasaan nyaman dan aman dengan
kondisi rumah saat ini dibandingkan dengan kondisi rumah sebelum adanya
pelaksanaan program RS-RTLH, serta dapat memperkuat kegotong-royongan
dan solidaritas setiap masyarakat yang mana hal ini menjadi tolak ukur
keberhasilan program RS-RTLH.
Adapun faktor pendukung diantaranya adalah adanya pendamping dalam
memfasilitasi persoalan yang ada dari pihak penerima bantuan terhadap pihak
dinas sosial. Pendamping juga menghimpun para donatur atau stakeholder
untuk membantu mendukung pelaksanaan program RS-RTLH. Sehingga
adanya partisipasi sosial dari berbagai stake holder di bidang dunia usaha dan
berkontribusi mewujudkan nilai rumah yang lebih besar yaitu berkisar antara
Rp 15.000.000,- (limas belas juta rupiah) sampai dengan Rp 25.000.000,-
(dua puluh lima juta rupiah) per unit dari dana stimulan yang diberikan oleh
Kementerian Sosial RI sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) per unit.
Kemudian faktor penghambatnya adalah kendala cuaca yang menyebabkan
102
penyediaan material berupa pasir, batu dan material alam lainnya menjadi
sedikit terganggu karena luapan sungai sumber material serta proses
pelaksanaan rehab menjadi terhambat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, peneliti mencoba memberikan masukan atau
beberapa saran yang ditunjukkan kepada semua pihak yang mempunyai
kepentingan terkait program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni
(RS-RTLH).
Adapun saran dari peneliti antara lain:
1. Usulan kegiatan hendaknya memprioritaskan apa yang memang
dibutuhkan masyarakat selaku calon penerima program selain
ALADIN (atap, lantai, dan dinding), sehingga dana bantuan dapat
dipergunakan sesuai kebutuhan. Contohnya sarana mandi, cuci, dan
kakus (MCK) di dalam rumah yang belum memadai.
2. Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni lebih efektif jika
dilakukan secara berkelanjutan melalui program pemberantasan
kemiskinan oleh pemerintah, mengingat masih banyak masyarakat
miskin yang membutuhkan rumah layak huni di daerah pedesaan
lainnya.
3. Selain pelaksanaan program pembangunan fisik (perumahan),
pemerintah sebaiknya juga melaksanakan program-program yang
mampu meningkatkan pola pikir masyarakat agar mereka lebih
mengerti tentang arah dan tujuan dilaksanakannya suatu program dan
103
mampu memotivasi masyarakat untuk berfikir optimis demi
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
4. Masyarakat selaku penerima bantuan program RS-RTLH harus mampu
memelihara rumah hasil program RS-RTLH dengan baik agar bisa
digunakan dan dimanfaatkan secara terus-menerus.
104
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Adi, Isbandi Rukminto. Intervensi Komunitas: Pengembangan
Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta:
CV Rajawali Press, 2008.
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safrudin. Evaluasi Program Pendidikan
Pedoman Teoritis Praktik bagi Mahasiswa dan Praktisi
Pendidikan, cet ke-3. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
Bugin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif, cet ke-2, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2005.
Hidayati, Nurul. Metode Penelitian Dakwah: Dengan Pendekatan
Kualitatif. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006.
Horton, Paul B. Sosiologi, jilid ke-2. Jakarta: Erlangga, 2007.
Iskandar, Metodologi Penelitian dan Pendidikan Sosial. Jakarta: Refrensi,
2013.
Ismail, Asep Usman. Al-Qur‟an dan Kesejahteraan Sosial Sebuah
Rintisan Membangun Paradigma Sosial Islam Yang Berkeadilan
dan Berkesejahteraan, cet ke-1. Tangerang: Lentera Hati, 2012.
Kountur, Ronny. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis, cet ke-3.
Jakarta: PPM, 2005.
Kriyanto, Rachmat. Tekhnik Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2009.
Nggao, Fredy S. Evaluasi Program. Jakarta: Nuansa Madani, 2003.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian, cet ke-1. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2011.
Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.
Siagian, Matias. Metode Penelitian Sosial, Pedoman Praktis Penilitian
Bidang Ilmu Sosial dan Kesehatan. Medan: Grafindo
Monoratama, 2011.
Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES, 1995.
Siregar, Sofyan. Statistik Deskriptif Untuk Penelitian.
Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, cet ke-19.
Bandung: Alfabeta, 2013.
Wibhawa B, Raharjo S.T dan Budiarti M. Dasar-dasar Pekerjaan Sosial.
Bandung: Widya Padjadjaran,2010.
Wrihatnolo, Randy R. Model Logika Untuk Evaluasi Pembangunan, cet
ke-2. Institute for Development and Policy Study, 2010.
2. Jurnal
Institute Of Medicine Of The National Academies. Design Considertion
For Evaluating The Impact of Pefpear.Washington DC: The
National Academy Press, 2008.
Suradi, STUDI EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN SOSIAL : Rehabilitasi
Sosial Rumah Tidak Layak Huni bagi Keluarga Miskin di Kota
Banjarmasin. Jurnal Sosiokonsepsia Vol. 17 No. 02 (2012)
105
Udiutomo, Purwa dkk., Zakat & Empowering,Evaluasi dan Kaji Dampak
Program Layanan Kesehatan Cuma-Cuma. Jurnal Pemikiran dan
Gagasasan Vol. 2 (Juni 2009).
3. Kamus
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: 2001.
4. Modul
Buku Pedoman Pelaksanaan Bedah Kampung Melalui Rehabilitasi Sosial
Rumah Tidak Layak Huni dan Sarana Lingkungan. Jakarta:
Kementerian Sosial Republik Indonesia, 2013.
5. Skripsi
Juni Hartati Mendrofa. Gambaran Kualitas Hidup Pada Lansia di Desa
Tuhemberua Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli.
Skripsi S1 Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara,
2016.
Resty Dwi Anggraini, Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Perkotaan (PNPM-MP):
Studi Atas Pembangunan Gedung PAUD Di Kelurahan
Petukangan Utara, Pesanggrahan Jakarta Selatan. Skripsi S1
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, 2014.
Zudika DM Manullang, Evaluasi Dampak Program Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Sanimas) dalam Pemberdayaan Masyarakat, Skripsi
S1 FISIP, Universitas Sumatera Utara, 2014.
6. Undang – Undang
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1992 tentang
Perumahan dan Permukiman.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, Pasal 28 H
(Amandemen).
7. Website
Al-Quran Online, “Surat Adz-Dzariyat Ayat ke-19”, diakses pada tanggal
08 Juni 2016.
Badan Pusat Statistik Indonesia, https://www.bps.go.id, diakses pada
tanggal 08 Juni 2016
http://bambang-rustanto.blogspot.co.id/2015/10/rehabilitasi-sosial-rumah-
tidak- layak.html, diakses pada tanggal 08 Juni 2016.
http://www.depsos.go.id/unduh/UU-Kesos-No11-2009.pdf, diakses pada
tanggal 03 februari 2017.
Pemberdayaan Keluarga Miskin Berbasis Komunitas Melalui Rehabilitasi
Sosial Rumah Tidak Layak Huni, http://puslit.kemsos.go.id/hasil-
penelitian/222/pemberdayaan-keluarga-miskin-berbasis-
komunitas-melalui-rehabilitasi-sosial-rumah-tidak-layak-
huni#sthash.qP8TwOLb.dpuf,diakses pada tanggal 08 Juni 2016.
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia No.
22/Permen/M/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.
106
https://www.slideshare.net/mobile/angreliany/rumah-layak-huni.
Diakses pada tanggal 08 Juni 2016.
Zukhri, S.Sos. “BEDAH KAMPUNG Program Keberhasilan Kementerian
Sosial RI Tahun 2014 Di Kota Padang dan Kota Payakumbuh
Provinsi Sumatera Barat”. Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat.
http://www.sumbarprov.go.id/details/news/6016. Diakses pada
tanggal 08 Juni 2016.
8. Wawancara
Wawancara pribadi dengan Bapak Ance Alfiando, SST, MPSSp, Kasi
Jaminan Sosial Dinas Sosial Kota Payakumbuh.
Wawancara pribadi dengan Bapak Mirza, Penerima Program RS-RTLH
Kecamatan Payakumbuh Utara.
Wawancara pribadi dengan Bapak Yulizar, Pendamping Kelompok
Penerima Program RS-RTLH Kecamatan Lamposi Tigo Nagari
Wawancara pribadi dengan Ibu Ningsih Eka Putri, Penerima Program RS-
RTLH Kecamatan Payakumbuh Utara.
Wawancara pribadi dengan Ibu Rita Anggraeni, Penerima Program RS-
RTLH Kecamatan Lamposi Tigo Nagari.
9. Observasi
Observasi pada tanggal 03 Juli 2017 di KelurahanTalawi, Kecamatan
Payakumbuh Utara.
Observasi pada tanggal 04 Juli 2017 di KelurahanTalawi, Kecamatan
Payakumbuh Utara.
Observasi pada tanggal 05 Juli 2017 di Kelurahan Koto Panjang Dalam,
Kecamatan Lamposi Tigo Nagari.
Observasi pada tanggal 06 Juli 2017 di Kelurahan Koto Panjang Dalam,
Kecamatan Lamposi Tigo Nagari.
Observasi pada tanggal 08 Juli 2017 di Kelurahan Koto Panjang Padang,
Kecamatan Lamposi Tigo Nagari
Observasi pada tanggal 10 Juli 2017 di Kelurahan Sungai Durian,
Kecamatan Lamposi Tigo Nagari
Observasi pada tanggal 11 Juli 2017 di Kelurahan Padang Sikabu dan
Kelurahan Parambahan, Kecamatan Lamposi Tigo Nagari.
Observasi pada tanggal 13 Juli 2017 di Kelurahan Parik Muko Aia,
Kecamatan Lamposi Tigo Nagari.
Observasi pada tanggal 17 Juli 2017 di Kantor Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kota Payakumbuh.
LAMPIRAN
KUISIONER PENELITIAN
Evaluasi Dampak Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Melalui
Pola Bedah Kampung Di Kota Payakumbuh
Diva Dwi Syam Praditia
NIM : 1112054100059
Assalamu’alaikum wr.wb
Bapak/Ibu yang saya hormati,
Saya mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial. Fakultas Ilmu Dakwah danIlmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam hal
ini saya sedang mengadakan penelitian Skripsi. Kuisioner ini berhubungan dengan
Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) atau Bedah
Kampung yang telah selesai dilaksanakan.
Kami sangat menghargai waktu yang anda gunakan untuk mengisi kuisioner ini
secara jujur. Dan kerahasiaan identitas anda akan kami jaga sesuai dengan etika
penelitian.
Atas bantuan, kesediaan waktu, dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
PETUNJUK PENGISIAN
Anda diminta memberikan pendapat atas pernyataan di bawah ini, dengan cara
memberikan tanda checklist (√) pada baris yang telah disediakan dan setiap interval
jawaban tidak mewujudkan salah atau benar.
PERNYATAAN
SS : Jika pernyataan tersebut SANGAT SESUAI dengan diri anda.
S : Jika pernyataan tersebut SESUAI dengan diri anda.
TS : Jika pernyataan tersebut TIDAK SESUAI dengan diri anda.
STS : Jika pernyataan tersebut SANGAT TIDAK SESUAI dengan diri anda.
1. IDENTITAS RESPONDEN
Nama : …………………………….
Jenis Kelamin : …………………………….
Umur : …………………………….
Pekerjaan : …………………………….
Pendidikan Formal : …………………………….
Jumlah Anggota Keluarga : ……………………………..
Kepemilikan Rumah : …………………………….
Alamat : …………………………….
Desa/Kelurahan : …………………………….
2. RUMAH LAYAK HUNI
No. Pernyataan tentang rumah layak huni Interval Jawaban
SS S TS STS
I. Memenuhi Persyaratan Keselamatan Bangunan
1. Saya tidak mengalami atap yang bocor
2. Saya merasa atap rumah saya lebih kokoh dan kuat
setelah adanya program RS-RTLH
3. Bangunan atap sudah memenuhi persyaratan
keselamatan bangunan
4. Setelah menerima bantuan program RS-RTLH
dilakukan, saya sudah beberapa kali mengganti atap
yang bocor
5. Dinding rumah kuat dan tidak mudah rusak
6. Tidak ada masalah pada dinding atau kolom rumah
7. Di saat hujan deras, air hujan mudah merembes melalui
dinding
8. Dinding dan kolom mudah retak
9. Bangunan dinding dan kolom sudah memenuhi
persyaratan keselamatan bangunan
10. Pondasi rumah kuat dan sangat menopang
11. Tidak ada masalah pada pondasi rumah
12. Bangunan pondasi dan seluruh struktur bawah rumah
sudah memenuhi persyaratan keselamatan bangunan
II. Menjamin Kesehatan
13. Memiliki jendela di setiap ruangan tertutup
14. Memiliki struktur bangunan yang memungkinkan
cahaya masuk ke dalam rumah
15. Memiliki ventilasi/sirkulasi udara di setiap ruangan
tertutup
16. Letak rumah jauh dari polusi kendaraan
17. Letak rumah dekat dengan kandang hewan ternak
18. Tersedia air bersih untuk kehidupan sehari-hari
19. Tersedia jamban pribadi di dalam rumah
20. Tersedia tempat pembuangan sampah yang terkelola
21. Rumah yang saya huni sudah menjamin kesehatan
III. Memenuhi Kecukupan Luas Minimum
22. Luas minimum rumah lebih dari 7,2 perorang
3. KUALITAS HIDUP
No. Pernyataan tentang kualitas hidup Interval Jawaban
SS S TS STS
I Keseluruhan Hidup
1. Saya dapat menikmati kehidupan setiap hari
2. Saya dapat bersyukur di setiap waktu
3. Saya mengharapkan dapat banyak hal yang diinginkan
di masa depan tercapai
4. Kehidupan saat ini membuat saya putus asa
II. Kesehatan
5. Saya memiliki fisik yang kuat dan sehat
6. Penyakit mempengaruhi kesejahteraan saya
7. Kesehatan saya membatasi untuk merawat diri
8. Kesehatan saya membatasi untuk merawat keluarga dan
rumah
9. Saya cukup sehat untuk beraktivitas di setiap hari
III. Hubungan Sosial
10. Keluarga, teman-teman dan tetangga saya akan
menolong jika saya memerlukan bantuan
11. Saya menginginkan pertemanan dengan lebih banyak
orang
12. Seseorang memberikan saya kasih sayang dan
dukungan
13. Saya suka berbagi dengan sesama untuk menikmati
hidup
14. Anak-anak saya adalah aset yang paling penting
IV. Kemerdekaan
15 Saya dapat menikmati kebebasan memilih
16. Saya dapat menghibur diri sendiri
17. Saya dapat mengendalikan hal-hal yang diinginkan
dalam kehidupan ini
V. Rumah dan Tetangga Sekitar
18. Saya merasa aman di tempat saya tinggal sekarang ini
19. Di lingkungan tempat tinggal saya terdapat toko-toko
atau fasilitas yang menyediakan macam-macam
kebutuhan yang diperlukan
20. Saya menikmati suasana rumah sekarang ini
21. Tetangga-tetangga saya ramah dan baik
VI. Psikologis (Kesejahteraan Emosional)
22. Saya menerima hidup apa adanya
23. Saya merasa beruntung dibandingkan orang lain
24. Saya dapat berfikir positif
25. Jika kesehatan membatasi saya untuk melakukan
kegiatan di waktu luang, saya akan menggantikannya
dengan hal lain yang bisa saya lakukan.
26. Saya merasa puas dengan kehidupan saat ini
VII. Keadaan Keuangan
27. Saya memiliki cukup uang untuk membiayai kebutuhan
rumah tangga sehari-hari
28. Saya memiliki cukup uang untuk membiayai perbaikan-
perbaikan rumah yang dibutuhkan
29. Saya dapat berusaha membeli apa yang diinginkan
VIII. Agama/Kebudayaan
30. Agama, kepercayaan, atau falsafah penting untuk
meningkatkan kualitas hidup saya
31. Kegiatan keagamaan dan kebudayaan, penting untuk
meningkatkan kualitas hidup saya
32. Saya rutin mengikuti kegiatan keagamaan
33. Saya rutin mengikuti kegiatan kebudayaan
Uji Validitas 10 Responden "Rumah Layak Huni"
Nomor Butir Pernyataan
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18
1 3 4 3 1 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 4 4 1 3 3 2 1 4 3 4 3 4 4 4 2 3 4
3 3 3 3 1 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 4 1 3 3 1 1 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3
5 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4
6 4 4 4 1 3 3 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4
7 4 4 4 2 3 3 2 2 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3
8 3 4 4 2 3 3 2 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4
9 4 4 4 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3
10 3 3 4 1 3 3 1 1 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3
0,645 0,763 0,509 0,615 0,546 0,546 0,892 0,56 0,524 0,856 0,546 0,635 0,546 0,56 0,622 0,509 0,551 0,765
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
No.
Responden
Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Total
3 2 3 3 2 62
4 2 4 3 2 71
3 1 3 3 1 60
3 2 3 3 1 60
4 3 4 4 1 79
3 3 4 4 2 74
3 2 4 4 2 74
4 2 3 4 1 73
3 1 3 4 2 66
3 2 4 3 2 60
0,622 0,63 0,546 0,782 -0,0121
Valid Valid Valid Valid
Tidak
Valid
Uji Validitas 10 Responden "Kualitas Hidup"
Nomor Butir Pernyataan
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18
1 2 2 2 1 2 2 1 1 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2
2 3 2 3 1 2 2 1 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2
3 3 2 4 1 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
4 3 3 3 1 2 2 2 1 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3
5 3 2 3 1 3 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 3 2 3 1 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3
7 3 3 4 2 2 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
8 3 4 4 2 4 3 2 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2
9 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3
10 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1
0,8558 0,8033 0,7263 0,7384 0,6921 0,886 0,6165 0,5455 0,5852 0,7455 0,6863 0,7455 0,8612 0,649 0,8612 0,7912 0,7455 -0,4277
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tidak
Valid
No.
Responden
Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27 Q28 Q29 Q30 Q31 Q32 Q33 Q34 Q35 Total
2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 3 3 3 2 77
3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 92
3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 93
3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 93
2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 85
4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 101
4 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 4 4 3 2 99
3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 4 3 4 2 109
3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 4 3 3 2 105
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 128
0,7269 0,71598 0,7179 0,783 0,793 0,7955 0,877 0,7832 0,895 0,5747 0,6376 0,5306 -0,668 0,645 0,5741 0,6025 0,638
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tidak
Valid Valid Valid Valid Valid
Hasil Uji Reability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 10 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 10 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Hasil koefisien realibitas yang tertera pada tabel dapat dikatakan bahwa
instrumen yang digunakan handal, karena Cronbach’s Alpha > 0,07 dapat
diterima, dan Cronbach’s Alpha > 0,08 adalah baik. Artinya data instrumen dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data atau mengukur
objek yang sudah ditetapkan karena instrumen tersebut dapat diterima dan
tergolong baik.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Items
,933 ,932 55
Tabel Skor Jawaban Responden Penelitian "Evaluasi Dampak Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Melalui Pola Bedah Kampung di Kota Payakumbuh Sumatera Barat Tahun 2013"
Variabel Rumah Layak Huni
No Resp. Jenis
Kelamin
Nomor Butir
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Total %
1 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 78 0,0154639
2 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 79 0,0156622
3 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 78 0,0154639
4 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 79 0,0156622
5 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 78 0,0154639
6 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 78 0,0154639
7 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 79 0,0156622
8 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 77 0,0152657
9 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 79 0,0156622
10 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 74 0,0146709
11 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 77 0,0152657
12 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 79 0,0156622
13 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 2 2 73 0,0144726
14 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 79 0,0156622
15 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 76 0,0150674
16 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 78 0,0154639
17 1 3 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 2 2 73 0,0144726
18 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 78 0,0154639
19 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 2 2 2 4 72 0,0142744
20 1 4 4 3 2 4 4 2 2 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 75 0,0148692
21 1 4 3 4 2 3 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 2 2 67 0,0132831
22 1 4 4 4 2 3 3 2 2 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 2 3 3 4 70 0,0138779
23 1 4 4 4 2 3 3 1 1 4 4 3 3 3 4 4 4 1 3 3 3 4 4 69 0,0136796
24 2 4 4 4 2 3 3 2 2 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 2 3 2 4 69 0,0136796
25 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 3 2 2 4 73 0,0144726
26 2 3 4 4 2 4 4 1 1 4 4 3 3 3 3 3 4 1 4 2 3 3 4 67 0,0132831
27 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 77 0,0152657
28 1 4 4 4 2 4 3 1 1 4 4 4 4 3 3 3 3 1 3 2 4 3 4 68 0,0134814
29 1 3 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 76 0,0150674
30 1 3 3 4 2 4 3 1 1 4 4 3 3 3 3 3 4 1 3 2 2 3 4 63 0,0124901
31 1 3 4 4 2 4 4 2 2 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 74 0,0146709
32 1 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 62 0,0122918
33 2 3 4 3 2 4 4 2 2 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 2 3 3 4 72 0,0142744
34 2 4 4 3 2 4 4 2 2 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 72 0,0142744
35 1 3 3 3 2 4 4 2 2 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 2 2 3 4 67 0,0132831
36 2 4 4 3 2 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 76 0,0150674
37 2 4 4 3 2 3 3 1 1 4 4 3 3 4 4 4 4 1 3 2 3 3 4 67 0,0132831
38 1 4 4 3 2 3 3 1 1 4 3 3 3 4 4 4 3 1 3 2 3 2 2 62 0,0122918
39 1 3 3 3 2 3 3 1 1 4 3 3 3 4 4 4 4 1 3 2 2 3 4 63 0,0124901
40 1 3 4 3 2 4 4 1 1 3 3 3 3 4 4 4 4 1 3 2 3 2 4 65 0,0128866
41 1 3 3 3 2 4 4 1 1 3 3 3 3 4 4 4 4 1 3 2 3 2 4 64 0,0126883
42 1 4 4 3 2 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 77 0,0152657
43 1 3 3 3 1 3 3 1 1 4 3 3 3 4 3 3 3 1 3 2 2 2 2 56 0,0111023
44 2 4 4 4 2 4 4 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 77 0,0152657
45 2 3 3 3 1 3 3 1 1 3 3 4 3 4 3 3 3 1 3 2 2 2 2 56 0,0111023
46 1 3 3 3 1 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 2 2 54 0,0107058
47 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 80 0,0158604
48 1 3 3 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 61 0,0120936
49 2 4 4 4 2 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 78 0,0154639
50 1 3 3 3 1 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 4 2 2 61 0,0120936
51 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 77 0,0152657
52 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 77 0,0152657
53 1 3 3 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 60 0,0118953
54 1 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 64 0,0126883
55 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 77 0,0152657
56 2 3 4 3 1 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 65 0,0128866
57 2 4 4 3 1 4 4 2 2 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 66 0,0130849
58 2 3 4 3 1 4 4 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 63 0,0124901
59 1 3 3 4 2 4 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 64 0,0126883
60 1 3 4 3 1 3 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 67 0,0132831
61 1 4 4 3 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 76 0,0150674
62 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 2 2 73 0,0144726
63 2 3 4 3 1 3 3 1 1 3 4 3 4 3 3 3 3 1 3 2 3 2 4 60 0,0118953
64 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 77 0,0152657
65 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 76 0,0150674
66 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 2 4 75 0,0148692
67 1 3 4 3 1 3 3 1 1 4 4 4 3 4 3 3 4 1 3 2 3 2 2 61 0,0120936
68 2 4 3 3 1 3 3 1 1 3 4 4 3 4 3 3 3 1 3 2 2 2 2 58 0,0114988
69 1 4 4 4 2 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 3 4 75 0,0148692
70 2 4 4 3 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 76 0,0150674
71 1 4 4 3 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 75 0,0148692
Jumlah 5044 100%
Tabel Skor Jawaban Responden Penelitian "Evaluasi Dampak Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Melalui Pola Bedah Kampung di Kota Payakumbuh Sumatera Barat
Tahun 2013"
Variabel Kualitas Hidup
No Resp Jenis
Kelamin
Nomor Butir
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 total %
1 1 4 4 3 2 2 3 3 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 4 4 4 4 111 0,01397
2 1 4 4 3 2 2 3 3 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 4 4 2 2 107 0,01347
3 2 4 4 4 2 3 2 2 2 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 2 111 0,01397
4 2 4 4 4 2 3 2 2 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 4 4 2 2 109 0,01372
5 2 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 120 0,01511
6 1 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 116 0,0146
7 1 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 2 2 2 3 3 4 2 109 0,01372
8 1 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3 4 4 111 0,01397
9 2 4 4 3 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 117 0,01473
10 1 3 3 4 2 2 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 109 0,01372
11 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 4 4 3 2 100 0,01259
12 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 105 0,01322
13 1 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 117 0,01473
14 1 4 4 4 2 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 119 0,01498
15 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 2 2 4 4 3 3 104 0,01309
16 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 3 3 97 0,01221
17 1 3 4 3 2 4 2 2 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 4 4 3 3 108 0,0136
18 2 3 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 119 0,01498
19 1 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 122 0,01536
20 1 4 3 4 1 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 2 2 2 3 3 4 2 107 0,01347
21 1 3 3 3 1 2 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 3 3 103 0,01297
22 1 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 120 0,01511
23 1 4 4 3 1 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 2 2 4 4 4 4 113 0,01423
24 2 4 4 4 1 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3 4 4 112 0,0141
25 1 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 4 119 0,01498
26 2 4 4 3 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 121 0,01523
27 1 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 116 0,0146
28 1 3 3 4 1 4 2 2 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 2 2 4 4 3 3 103 0,01297
29 1 4 4 3 1 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 4 4 4 4 115 0,01448
30 1 4 4 3 1 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 116 0,0146
31 1 4 4 4 2 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 118 0,01486
32 1 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 123 0,01549
33 2 4 4 4 2 3 2 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 4 115 0,01448
34 2 4 4 4 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 122 0,01536
35 1 3 3 3 1 3 2 2 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 101 0,01272
36 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 121 0,01523
37 2 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 118 0,01486
38 1 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 121 0,01523
39 1 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 2 2 2 4 4 4 4 117 0,01473
40 1 3 4 3 1 3 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 2 2 4 4 3 3 93 0,01171
41 1 4 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 119 0,01498
42 1 4 4 3 1 3 1 1 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 2 2 2 2 3 3 4 4 97 0,01221
43 1 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 4 120 0,01511
44 2 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 118 0,01486
45 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 93 0,01171
46 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 126 0,01586
47 1 3 4 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 2 2 2 2 3 3 3 3 97 0,01221
48 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 126 0,01586
49 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 2 2 90 0,01133
50 1 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 124 0,01561
51 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 122 0,01536
52 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 4 4 4 121 0,01523
53 1 4 4 3 1 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 2 2 4 3 4 4 107 0,01347
54 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 4 4 4 123 0,01549
55 1 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 123 0,01549
56 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 1 1 3 3 3 3 89 0,0112
57 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 123 0,01549
58 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 91 0,01146
59 1 4 4 4 2 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 119 0,01498
60 1 3 4 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 2 2 1 1 3 3 3 3 90 0,01133
61 1 4 4 3 2 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 117 0,01473
62 2 4 4 4 2 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 122 0,01536
63 2 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 123 0,01549
64 1 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 94 0,01183
65 1 3 3 3 2 1 3 3 1 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 2 2 1 1 3 3 3 3 95 0,01196
66 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 127 0,01599
67 1 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 4 4 4 122 0,01536
68 2 3 3 3 1 1 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 86 0,01083
69 1 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 2 2 120 0,01511
70 2 4 3 3 1 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 1 1 3 3 2 2 92 0,01158
71 1 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 2 122 0,01536
Jumlah 7943 100%
Validitas 71 Responden "Rumah Layak Huni"
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Total
1 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 78
2 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 79
3 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 78
4 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 79
5 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 78
6 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 78
7 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 79
8 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 77
9 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 79
10 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 74
11 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 77
12 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 79
13 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 2 2 73
14 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 79
15 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 76
16 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 78
17 1 3 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 2 2 73
18 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 78
19 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 2 2 2 4 72
20 1 4 4 3 2 4 4 2 2 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 75
21 1 4 3 4 2 3 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 2 2 67
22 1 4 4 4 2 3 3 2 2 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 2 3 3 4 70
23 1 4 4 4 2 3 3 1 1 4 4 3 3 3 4 4 4 1 3 3 3 4 4 69
24 2 4 4 4 2 3 3 2 2 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 2 3 2 4 69
25 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 3 2 2 4 73
26 2 3 4 4 2 4 4 1 1 4 4 3 3 3 3 3 4 1 4 2 3 3 4 67
27 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 77
28 1 4 4 4 2 4 3 1 1 4 4 4 4 3 3 3 3 1 3 2 4 3 4 68
29 1 3 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 76
30 1 3 3 4 2 4 3 1 1 4 4 3 3 3 3 3 4 1 3 2 2 3 4 63
31 1 3 4 4 2 4 4 2 2 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 74
32 1 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 62
33 2 3 4 3 2 4 4 2 2 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 2 3 3 4 72
34 2 4 4 3 2 4 4 2 2 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 72
35 1 3 3 3 2 4 4 2 2 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 2 2 3 4 67
36 2 4 4 3 2 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 76
37 2 4 4 3 2 3 3 1 1 4 4 3 3 4 4 4 4 1 3 2 3 3 4 67
38 1 4 4 3 2 3 3 1 1 4 3 3 3 4 4 4 3 1 3 2 3 2 2 62
39 1 3 3 3 2 3 3 1 1 4 3 3 3 4 4 4 4 1 3 2 2 3 4 63
40 1 3 4 3 2 4 4 1 1 3 3 3 3 4 4 4 4 1 3 2 3 2 4 65
41 1 3 3 3 2 4 4 1 1 3 3 3 3 4 4 4 4 1 3 2 3 2 4 64
42 1 4 4 3 2 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 77
43 1 3 3 3 1 3 3 1 1 4 3 3 3 4 3 3 3 1 3 2 2 2 2 56
44 2 4 4 4 2 4 4 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 77
45 2 3 3 3 1 3 3 1 1 3 3 4 3 4 3 3 3 1 3 2 2 2 2 56
46 1 3 3 3 1 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 2 2 54
47 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 80
48 1 3 3 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 61
49 2 4 4 4 2 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 78
50 1 3 3 3 1 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 4 2 2 61
51 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 77
52 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 77
53 1 3 3 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 60
54 1 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 64
55 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 77
56 2 3 4 3 1 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 65
57 2 4 4 3 1 4 4 2 2 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 66
58 2 3 4 3 1 4 4 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 63
59 1 3 3 4 2 4 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 64
60 1 3 4 3 1 3 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 67
61 1 4 4 3 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 76
62 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 2 2 73
63 2 3 4 3 1 3 3 1 1 3 4 3 4 3 3 3 3 1 3 2 3 2 4 60
64 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 77
65 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 76
66 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 2 4 75
67 1 3 4 3 1 3 3 1 1 4 4 4 3 4 3 3 4 1 3 2 3 2 2 61
68 2 4 3 3 1 3 3 1 1 3 4 4 3 4 3 3 3 1 3 2 2 2 2 58
69 1 4 4 4 2 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 3 4 75
70 2 4 4 3 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 76
71 1 4 4 3 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 75
0,705 0,696 0,647 0,664 0,688 0,79 0,57 0,57 0,5745 0,6038 0,581 0,6522 0,582 0,697 0,697 0,6175 0,7044 0,7325 0,518 0,525 0,5801 0,551
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Nomor ButirNo
Responden
Jenis
Kelamin
Validitas 71 Responden 'Kualitas Hidup"
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 total
1 1 4 4 3 2 2 3 3 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 4 4 4 4 111
2 1 4 4 3 2 2 3 3 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 4 4 2 2 107
3 2 4 4 4 2 3 2 2 2 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 2 111
4 2 4 4 4 2 3 2 2 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 4 4 2 2 109
5 2 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 120
6 1 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 116
7 1 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 2 2 2 3 3 4 2 109
8 1 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3 4 4 111
9 2 4 4 3 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 117
10 1 3 3 4 2 2 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 109
11 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 4 4 3 2 100
12 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 105
13 1 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 117
14 1 4 4 4 2 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 119
15 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 2 2 4 4 3 3 104
16 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 3 3 97
17 1 3 4 3 2 4 2 2 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 4 4 3 3 108
18 2 3 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 119
19 1 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 122
20 1 4 3 4 1 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 2 2 2 3 3 4 2 107
21 1 3 3 3 1 2 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 3 3 103
22 1 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 120
23 1 4 4 3 1 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 2 2 4 4 4 4 113
24 2 4 4 4 1 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3 4 4 112
25 1 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 4 119
26 2 4 4 3 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 121
27 1 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 116
28 1 3 3 4 1 4 2 2 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 2 2 4 4 3 3 103
29 1 4 4 3 1 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 4 4 4 4 115
30 1 4 4 3 1 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 116
31 1 4 4 4 2 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 118
32 1 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 123
33 2 4 4 4 2 3 2 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 4 115
34 2 4 4 4 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 122
35 1 3 3 3 1 3 2 2 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 101
36 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 121
37 2 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 118
38 1 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 121
39 1 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 2 2 2 4 4 4 4 117
40 1 3 4 3 1 3 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 2 2 4 4 3 3 93
41 1 4 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 119
42 1 4 4 3 1 3 1 1 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 2 2 2 2 3 3 4 4 97
43 1 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 4 120
44 2 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 118
45 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 93
46 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 126
47 1 3 4 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 2 2 2 2 3 3 3 3 97
48 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 126
49 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 2 2 90
50 1 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 124
51 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 122
52 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 4 4 4 121
53 1 4 4 3 1 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 2 2 4 3 4 4 107
54 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 4 4 4 123
55 1 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 123
56 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 1 1 3 3 3 3 89
57 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 123
58 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 91
59 1 4 4 4 2 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 119
60 1 3 4 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 2 2 1 1 3 3 3 3 90
61 1 4 4 3 2 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 117
62 2 4 4 4 2 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 122
63 2 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 123
64 1 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 94
65 1 3 3 3 2 1 3 3 1 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 2 2 1 1 3 3 3 3 95
66 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 127
67 1 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 4 4 4 122
68 2 3 3 3 1 1 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 86
69 1 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 2 2 120
70 2 4 3 3 1 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 1 1 3 3 2 2 92
71 1 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 2 122
0,76285 0,6608 0,634779 0,6608358 0,52674226 0,5044 0,51719 0,52105 0,76285 0,7819 0,69913 0,61252 0,66727 0,74306 0,76285 0,5897 0,7628502 0,7430599 0,588786 0,678053 0,7819 0,5932 0,66084 0,6348 0,66084 0,558578 0,5975 0,661273 0,7074 0,54064 0,56541 0,668 0,53753
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
No
Responden
Jenis
Kelamin
Nomor Butir
RANCANGAN INSTRUMEN EVALUASI DAMPAK PROGRAM REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
(RS-RTLH)
DI KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2013
Masalah yang
diteliti
Tujuan Variabel Dimensi Indikator
Dampak Program
Rehabilitasi
Sosial Rumah
Tidak Layak Huni
(RS-RTLH)
Evaluasi Dampak
Program RS-
RTLH
1. Rumah Layak
Huni
1.1 Memenuhi
Persyaratan
Keselamatan
Bangunan
1. Struktur atas, meliputi atap
2. Struktur tengah, meliputi
dinding
3. Struktur bawah, meliputi
pondasi
1.2 Menjamin
Kesehatan
1. Pencahayaan
2. Penghawaan
3. Sanitasi
1.3 Memenuhi
Kecukupan Luas
Minimum
1. Luas minimum 7,2 /orang
sampai dengan 12 /orang.
Dampak Program
Rehabilitasi
Sosial Rumah
Tidak Layak Huni
(RS-RTLH)
Evaluasi Dampak
Program RS-
RTLH
2. Kualitas Hidup
2.1 Keseluruhan Hidup 1. Menikmati Kelangsungan Hidup
2.2 Kesehatan 1. Pengaruh Keadaan Fisik
2.3 Hubungan Sosial 1. Hubungan Interpersonal
2. Dukungan Sosial
3. Perasaan dihormati dan diterima
2.4 Kemerdekaan 1. Memiliki kontrol atas hidup
2. Dapat Mandiri
Masalah yang
diteliti
Tujuan Variabel Dimensi Indikator
2.5 Tempat Tinggal 1. Merasa Aman
2. Memiliki Akses dan Fasilitas yang
Baik
3. Terbebas dari Pencemaran
Lingkungan
2.6 Psikologis (Kesejahteraan
Emosional)
1. Kepuasan Hidup
2. Pencapaian Tujuan Hidup
3. Kepercayaan Diri
4. Persepsi akan Penampilan
2.7 Keadaan Keuangan 1. Dapat Memenuhi Kebutuhan
2. Dapat Memenuhi Keinginan
2.8 Agama dan Kebudayaan 1. Melakukan Ibadah
2. Mengikuti Kegiatan Keagamaan
3. Mengikuti Perayaan Kebudayaan
PEDOMAN OBSERVASI
Mengamati segala sesuatu yang peneliti lihat dalam proses pengumpulan
data penelitian :
1. Mengenal lingkungan Kelurahan Talawi Kecamatan Payakumbuh Utara.
2. Mengamati Kondisi Rumah Penerima Program di Kelurahan Talawi.
3. Mengenal Lingkungan Kelurahan Koto Panjang Dalam, Kecamatan
Lamposi Tigo Nagari.
4. Mengamati Kondisi Rumah Penerima Program di Kelurahan Koto Panjang
Dalam.
5. Mengamati Kondisi Rumah Penerima Program di Kelurahan Koto Panjang
Padang.
6. Mengamati Kondisi Rumah Penerima Program di Kelurahan Sungai
Durian.
7. Mengamati Kondisi Rumah Penerima Program di Kelurahan Padang
Sikabu dan Kelurahan Parambahan.
8. Mengamati Kondisi Rumah Penerima Program di Kelurahan Parik Muko
Aia.
9. Mengumpulkan data dan informasi kepada pihak pelaksana program RS-
RTLH di Dinas Sosial Kota Payakumbuh.
HASIL OBSERVASI
Fokus Observasi :Mengenal lingkungan Kelurahan Talawi
Kecamatan Payakumbuh Utara
Hari/tanggal observasi :Senin, 03 Juli 2017
Tempat observasi :Kelurahan Talawi Kecamatan Payakumbuh Utara
Orang yang terlibat :Kepala Kelurahan Talawi, Staff Kelurahan, dan
Babinsa Kelurahan.
Waktu Deskripsi Makna
09.00-
11.45
Peneliti datang ke Kelurahan Talawi
Kecamatan Payakumbuh Timur
untuk menyerahkan surat izin
penelitian, dan diterima oleh Bapak
Mazni selaku Kepala Kelurahan
Talawi. Pak Mazni selaku Kepala
Kelurahan Talawi yang baru diangkat
3 tahun terakhir, mengaku kurang
mengetahui tentang siapa saja yang
menerima program RS-RTLH tahun
2013, berkas-berkasnya pun belum
semuanya lengkap berada di kantor
kelurahan Talawi tersebut,
dikarenakan kantor tersebut baru saja
pindah di tempat yang baru. Lalu Pak
Rizal selaku Staff yang bekerja di
sana menawarkan peneliti untuk
langsung menemui ketua kelompok
penerima program RS-RTLH yang
bernama Pak Mirza.
Jarak dari kantor kelurahan dengan
rumah Pak Mirza sekitar 1 km
dengan menggunakan motor.
Sesampainya di rumah Pak Mirza,
peneliti memulai percakapan dan
meminta untuk mengisi lembar
kuisioner dengan Pak Mirza yang
ternyata selain menjadi ketua
kelompok pelaksanaan program juga
menjabat sebagai Ketua RT.
Pak Mirza memberitahu jika di
daerahnya terdapat 14 rumah yang
menjadi penerima program RS-
RTLH.
Tahap awal peneliti
melakukan kontak awal
dengan Kepala Kelurahan
Talawi, dan Ketua
Kelompok Penerima
Program RS-RTLH untuk
mendapatkan informasi
mengenai pelaksanaan
Program RS-RTLH.
HASIL OBSERVASI
Fokus Observasi : Mengamati Kondisi Rumah Penerima Program di
Kelurahan Talawi
Hari/tanggal observasi : Selasa, 04 Juli 2017
Tempat observasi : Kelurahan Talawi, Kecamatan Payakumbuh Utara
Orang yang terlibat : Penerima Program RS-RTLH Kelurahan Talawi
Waktu Deskripsi Makna
09.00 –
16.40
Peneliti datang ke 14 rumah
penerima program RS-RTLH yang
lain di Kelurahan Talawi dimana
jarak setiap rumah yang menerima
program RS-RTLH tidak berjauhan.
Peneliti masuk dan mengamati
kondisi rumah sambil memulai
percakapan perihal pernyataan yang
ada di kuisioner tentang RS-RTLH,
sambil mengisi kuisioner. Peneliti
juga melihat kondisi kamar mandi
dari sebagian rumah yang peneliti
datangi. Dari 15 rumah penerima
program RS-RTLH yang ada di
Kelurahan Talawi, hanya 3 rumah
yang diperbaiki menjadi permanen,
artinya sebagian lagi hanya semi
permanen.
Pengumpulan data melalui
penyebaran kuisioner kepada
14 penerima program yang
ada di Kelurahan Talawi,
sambil mengamati kondisi
rumah dan kamar mandi.
HASIL OBSERVASI
Fokus Observasi :Mengenal Lingkungan Kelurahan Koto Panjang
Dalam
Hari/tanggal observasi : Rabu, 05 Juli 2017
Tempat Observasi :Kelurahan Koto Panjang Dalam, Kecamatan
Lamposi Tigo Nagari
Orang yang terlibat :Kesekretariatan Dinsosnaker Kota Payakumbuh,
Pendamping program, dan Penerima program RS-
RTLH Kelurahan Koto Panjang Dalam
Waktu Deskripsi Makna
09.00 –
15.50
Peneliti datang ke Dinsosnaker Kota
Payakumbuh, memberikan surat izin
pengantar penelitian dan untuk
mendapatkan informasi tentang
alamat penerima program RS-RTLH
yang ada di Kecamatan Lamposi
Tigo Nagari. Peneliti bertemu Ibu
Lin selaku bagian kesekretariatan,
dan memulai percakapan tentang
tujuan peneliti. Ibu Lin
meminjamkan buku laporan tentang
program RS-RTLH tahun 2013 yang
berisi alamat dan foto hasil
pelaksanaan program.
Setelah itu peneliti meninggalkan
kantor Dinsos tersebut dan menuju
ke alamat penerima program RS-
RTLH yang ada di Kelurahan
Lamposi Tigo Nagari.Peneliti
menemui Bapak Yulizar selaku
Pendamping program RS-RTLH di
Kelurahan Koto Panjang Dalam.
Peneliti memulai percakapan dengan
pedoman wawancara. Setelah itu
peneliti melanjutkan mendatangi
rumah penerima program yang
jaraknya sekitar 3 km dari rumah
Bapak Yulizar. Peneliti mendatangi
8 rumah penerima program RS-
RTLH yang jaraknya tidak
berjauhan. Peneliti mengamati
kondisi rumah sambil memulai
percakapan dan mengisi kuisioner.
Peneliti juga melihat kondisi kamar
mandi dari sebagian rumah yang
peneliti datangi.
Peneliti menyerahkan surat
izin penelitian kepada Dinas
Sosial Kota Payakumbuh,
selanjutnya pengumpulan
data dengan penyebaran
kuisioner kepada 8 penerima
program RS-RTLH dan
wawancara terhadap
penerima program RS-
RTLH yang ada di
Kecamatan Lamposi Tigo
Nagari.
HASIL OBSERVASI
Fokus Observasi : Mengamati Kondisi Rumah Penerima Program di
Kelurahan Koto Panjang Dalam
Hari/tanggal observasi : Kamis, 06 Juli 2017
Tempat observasi : Kelurahan Koto Panjang Dalam, Kecamatan
Lamposi Tigo Nagari
Orang yang terlibat : Penerima Program RS-RTLH Kelurahan Koto
Panjang Dalam
Waktu Deskripsi Makna
10.00 –
15.00
Peneliti datang ke 10 rumah
penerima program RS-RTLH yang
lain di Kelurahan Koto Panjang
Dalam untuk menyebar kuisioner
sambil meneliti kondisi rumah yang
menerima program RS-RTLH.
Peneliti mendatangi setiap rumah
responden selaku penerima program
RS-RTLH, rumah pertama yang
peneliti datangi yaitu rumah Ibu
Nurbaiti, peneliti masuk dan
memulai percakapan mengenai
pernyataan sesuai dengan kuisioner
yang peneliti buat, peneliti juga
mengamati kondisi rumah tersebut.
Selanjutnya rumah yang peneliti
datangi yaitu rumah Bapak
Haryono, Ibu Ruha, Bapak Depi
Rosman, Bapak Metriadi, Bapak
Yoga Nofrian, Bapak Jondri
Warman, Bapak Aswad, Bapak
Syamsuar, dan Bapak Adisam E.
Peneliti meneliti hampir sebagian
besar responden tidak memiliki
langit-langit atap di rumahnya, dan
rumah yang direhab tidak
sepenuhnya terbuat dari tembok
(batu).
Peneliti melanjutkan
pengumpulan data dengan
penyebaran kuisioner kepada
10 penerima program RS-
RTLH yang ada di
Kelurahan Koto Panjang
Dalam, Kecamatan Lamposi
Tigo Nagari.
HASIL OBSERVASI
Fokus Observasi : Mengamati Kondisi Rumah Penerima Program di
Kelurahan Koto Panjang Padang
Hari/tanggal observasi : Sabtu, 08 Juli 2017
Tempat observasi : Kelurahan Koto Panjang Padang, Kecamatan
Lamposi Tigo Nagari
Orang yang terlibat :Penerima Program RS-RTLH Kelurahan Koto
Panjang Padang.
Waktu Deskripsi Makna
10.00 –
16.00
Peneliti datang ke 13 rumah
penerima program RS-RTLH yang
ada di Kelurahan Koto Panjang
Padang Kecamatan Lamposi Tigo
Nagari. Jarak dari Kelurahan Koto
Panjang Dalam sekitar kurang lebih
4 km. Peneliti mendatangi empat
rumah yang ada di RT 03/02, tiga
rumah di RT 01/01, dua rumah di RT
01/02, satu rumah di RT 02/02, dan
tiga rumah di RT 04/02.
Rumah pertama yang peneliti
datangi yaitu rumah Ibu Dasmi yang
berada di RT 03/02, peneliti datang
dan memulai percakapan mengenai
pernyataan sesuai dengan kuisioner
yang peneliti buat, peneliti juga
mengamati kondisi rumah tersebut.
Selanjutnya rumah Ibu Meyti, rumah
Bapak Dedi, rumah Ibu Ermawati,
rumah Ibu Latifa, rumah Bapak
Dalani, rumah Bapak Masri, rumah
Bapak Hendra, rumah Bapak Lan,
rumah Bapak Isman, rumah Bapak
Afriyal, rumah Ibu Ermi, dan rumah
Ibu Retna.
Peneliti melanjutkan
pengumpulan data dengan
penyebaran kuisioner
kepada 13 penerima
program RS-RTLH yang
ada di Kelurahan Koto
Panjang Padang, Kecamatan
Lamposi Tigo Nagari.
HASIL OBSERVASI
Fokus Observasi : Mengamati Kondisi Rumah Penerima Program di
Kelurahan Sungai Durian
Hari/tanggal observasi : Senin, 10 Juli 2017
Tempat observasi : Kelurahan Sungai Durian, Kecamatan Lamposi
Tigo Nagari
Orang yang terlibat :Penerima Program RS-RTLH Kelurahan Sungai
Durian
Waktu Deskripsi Makna
13.00 –
16.00
Peneliti datang ke 9 rumah penerima
program RS-RTLH yang ada di
Kelurahan Sungai Durian
Kecamatan Lamposi Tigo Nagari.
Jarak dari Kelurahan Koto Panjang
Padang sekitar kurang lebih 4-5 km.
Peneliti mendatangi 9 rumah yang
ada di RT 01/02.
Rumah pertama yang peneliti
datangi yaitu rumah Bapak Efrizon,
peneliti datang dan memulai
percakapan mengenai pernyataan
sesuai dengan kuisioner yang
peneliti buat, peneliti juga
mengamati kondisi rumah dan
melihat kondisi MCK yang ada di
rumah tersebut. Selanjutnya rumah
yang peneliti datangi yaitu rumah
Bapak Yusrizal, rumah Bapak
Efendi, rumah Ibu Maria, rumah
Bapak Janwar, rumah Bapak
Ondrion, rumah Bapak Yon, rumah
Bapak Sentri, dan rumah Bapak
Irwan.
Peneliti melanjutkan
pengumpulan data dengan
penyebaran kuisioner
kepada 9 penerima program
RS-RTLH yang ada di
Kelurahan Sungai Durian,
Kecamatan Lamposi Tigo
Nagari.
HASIL OBSERVASI
Fokus Observasi : Mengamati Kondisi Rumah Penerima Program di
Kelurahan Padang Sikabu dan Kelurahan
Parambahan
Hari/tanggal observasi : Selasa, 11 Juli 2017
Tempat observasi : Kelurahan Padang Sikabu dan Kelurahan
Parambahan, Kecamatan Lamposi Tigo Nagari
Orang yang terlibat :Penerima Program RS-RTLH Kelurahan Padang
Sikabu dan Kelurahan Parambahan
Waktu Deskripsi Makna
10.00 –
16.30
Peneliti datang ke 8 rumah penerima
program RS-RTLH di dua
Kelurahan, yaitu Kelurahan Padang
Sikabu dan Kelurahan Parambahan
Kecamatan Lamposi Tigo Nagari.
Di Kelurahan Padang Sikabu,
peneliti mendatangi empat rumah
yang berada di RT 01/01. Sedangkan
di Kelurahan Parambahan, empat
rumah di RT 01/02.
Rumah yang peneliti datangi yaitu
rumah Bapak Arius, rumah Bapak
Yasni, rumah Bapak Amdasni,
rumah Bapak Joni Erianto, rumah
Ibu Roza, rumah Bapak Jasril,
rumah Bapak Irwandi, dan rumah
Bapak Muhardi.
Peneliti mendatangi setiap rumah
dan memulai percakapan mengenai
pernyataan sesuai dengan kuisioner
yang peneliti buat, peneliti juga
mengamati kondisi rumah dan
melihat kondisi MCK yang ada di
rumah tersebut.
Peneliti melanjutkan
pengumpulan data dengan
penyebaran kuisioner
kepada 8 penerima program
RS-RTLH yang ada di
Kelurahan Padang Sikabu,
dan Kelurahan Parambahan,
Kecamatan Lamposi Tigo
Nagari.
HASIL OBSERVASI
Fokus Observasi : Mengamati Kondisi Rumah Penerima Program di
Kelurahan Parik Muko Aia
Hari/tanggal observasi : Kamis, 13 Juli 2017
Tempat observasi : Kelurahan Parik Muko Aia, Kecamatan Lamposi
Tigo Nagari
Orang yang terlibat :Penerima Program RS-RTLH Kelurahan Parik
Muko Aia
Waktu Deskripsi Makna
12.00 –
15.45
Peneliti datang ke 8 rumah penerima
program RS-RTLH yang ada di
Kelurahan Parik Muko Aia
Kecamatan Lamposi Tigo Nagari.
Peneliti mendatangi enam rumah
yang ada di RT 02/01, dan dua
rumah di RT 03/01.
Rumah yang peneliti datangi yaitu
rumah Bapak Khairul, rumah Bapak
Paturni, rumah Ibu Latifah, rumah
Bapak Syafri, rumah Bapak Dolni,
rumah Bapak Ramadhanis, rumah
Bapak Gian, dan rumah Bapak
Meirizal.
peneliti mendatangi setiap rumah
dan memulai percakapan mengenai
pernyataan sesuai dengan kuisioner
yang peneliti buat, peneliti juga
mengamati kondisi rumah dan
melihat kondisi MCK yang ada di
rumah tersebut.
Peneliti melanjutkan
pengumpulan data dengan
penyebaran kuisioner
kepada 8 penerima program
RS-RTLH yang ada di
Kelurahan Parik Muko Aia,
Kecamatan Lamposi Tigo
Nagari.
HASIL OBSERVASI
Fokus Observasi :Mengumpulkan data dan informasi kepada pihak
pelaksana program RS-RTLH
Hari/tanggal observasi : Senin. 17 Juli 2017
Tempat observasi : Kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Payakumbuh
Orang yang terlibat : Bapak Ance Alfiando sebagai Pihak Pelaksana
Program
Waktu Deskripsi Makna
09.00 –
09.45
Peneliti datang menemui Bapak
Ance yang mana pada saat
pelaksanaan program RS-RTLH
tahun 2013 menjadi salah satu
pelaksana dari pihak dinsos. Peneliti
masuk ke ruangannya dan
mengenalkan diri serta memaparkan
tujuan peneliti datang. Setelah
peneliti memperkenalkan diri, baru
lah Bapak Ance menjelaskan
bagaimana pelaksanaan program
Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni tahun 2013 di kota
Payakumbuh. Peneliti juga diberi
lihat satu buku tebal yang isinya
laporan-laporan pertanggungjawaban
sebelum dan sesudah program RS-
RTLH itu terlaksana. Setelah kurang
lebih 35 menit wawancara, peneliti
berpamitan kepada Bapak Ance dan
mengucapkan terimakasih atas waktu
dan informasi yang telah diberikan.
Peneliti mendapatkan
informasi berupa
wawancara dan data-data
sekunder dari pihak
pelaksana program RS-
RTLH.
PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman wawancara untuk pelaksana program kepada pihak Dinas
Sosial Kota Payakumbuh :
1. Apa tujuan dilaksanakannya program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni (RS-RTLH) di Kota Payakumbuh?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program RS-
RTLH saat itu?
3. Apakah hasilnya sesuai dengan yang diharapkan pemerintah?
4. Bagaimana respon masyarakat yang mendapat bantuan program RS-RTLH
ini?
Pedoman wawancara untuk pendamping pelaksanaan program RS-
RTLH :
1. Apa peran bapak dalam pelaksanaan program RS-RTLH yang diadakan
oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia tahun 2013?
2. Apa saja kendala yang bapak ketahui pada saat pelaksanaan program RS-
RTLH?
3. Apakah ada bantuan dari unsur masyarakat lainnya dalam hal mendukung
pelaksanaan program RS-RTLH?
Pedoman wawancara untuk penerima program RS-RTLH :
1. Bagaimana menurut bapak/ibu dengan adanya program bedah rumah atau
RS-RTLH tahun 2013?
2. Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah mendapat bantuan program RS-
RTLH?
3. Apakah bapak/ibu puas dengan hasil program tersebut sampai saat ini?
4. Apa yang bapak/ibu harapkan saat ini setelah terlaksananya program
bedah rumah atau RS-RTLH tahun 2013?
Hasil Wawancara Kepada Pihak Dinas Sosial Sebagai Pelaksana
Program RS-RTLH
Nama : Bapak Ance Alfiando, SST, MPSSp
Jabatan : Kasi Jamsos Dinsos Kota Payakumbuh
Tempat wawancara : Kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Payakumbuh
Waktu wawancara : 17 Juli 2017
1. Apa tujuan dilaksanakannya program Rehabilitasi Sosial Rumah
Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kota Payakumbuh?
Jawab : Dari awal kata Rehabilitasi Sosial nya, sebenarnya itulah yang
menjadi ikon kita, yang akan kita bangun dari program ini adalah
terbangunnya rasa kesetiakawanan sosial, rasa solidaritas sosial. Seperti itulah
yang ingin kita tonjolkan, outputnya rumah itu diperbaiki adalah menjadi
pencapaian nomor dua.
Apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program RS-
RTLH saat itu?
Jawab : Faktor pendukungnya adalah adanya pendamping. Yang
memfasilitasi antara anggota penerima manfaat dengan pihak dinas sosial
ketika ada persoalan soal kelompok. Pendamping juga bertugas menghimpun
sistem sumber yang ada di luar yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung
pelaksanaan program. Contohnya para donatur. Lumayan banyak juga
swadaya (donatur) yang datang, dapat kita lihat kondisi rumah yang ada
dengan nilai bantuan yang kita berikan 10.000.000 , tetapi taksiran bangunan
rumah tersebut dapat sampai 15.000.000,-.
Sedangkan kendala yang pertama yaitu faktor cuaca, menyulitkan untuk
mendapatkan material berupa pasir, berupa kayu. Kendala selanjutnya yaitu
masalah pembagian waktu, mereka ini kan mata pencahariannya tidak tetap,
berfikirnya rasional, “kalau saya kerjakan rumah ini, berarti saya harus
menghabiskan waktu seminggu untuk memperbaiki rumah, bagaimana anak-
anak kami nanti mau makan, anak-anak kami mau sekolah?” Karena mereka
ini masyarakat miskin, dimana kerja hari ini dapat upah pun hari ini, dan
dipakai untuk besok. Akhirnya kami beri toleransi untuk tahap kedua perlebar
waktunya kira-kira kurang lebih dua minggu untuk menyelesaikan rumahnya.
Sehingga pola pelaksanaannya, para anggota penerima program dapat
braktivitas mencari nafkah pada pagi hari, setelah sore baru dilanjutkan
kembali menyelesaikan perbaikan rumahnya.
2. Apakah hasilnya sesuai dengan yang diharapkan pemerintah?
Jawab : Alhamdulillah program ini berjalan dengan baik dan sesuai
dengan yang kita harapkan. Secara fisik, rumah tidak layak huni yang ada di
kota Payakumbuh berkurang. Rasa solidaritas dan kearifan itu terbangun
dengan kuat.
3. Bagaimana respon masyarakat yang mendapat bantuan program RS-
RTLH ini?
Jawab : Para anggota penerima pelaksanaan sangat berantusias dan dapat
konsisten dengan komitmen yang sudah disepakati dari mulai bimbingan
sosial sampai tahap akhir pelaksanaan program RS-RTLH.
Hasil Wawancara Kepada Pendamping Pelaksana Program RS-RTLH
Nama : Bapak Yulizar
Jabatan : Pendamping
Tempat wawancara : Kediaman Bapak Yulizar, Koto Panjang Dalam
Waktu wawancara : Rabu, 05 Juli 2017
1. Apa peran bapak dalam pelaksanaan program RS-RTLH yang
diadakan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia tahun 2013?
Jawab : Sebagai fasilitator penerima program dengan pihak pelaksana
program, apa yang menjadi keluhan penerima program kami sampaikan
kepada pihak pelaksana program RS-RTLH.
2. Apa saja kendala yang bapak ketahui pada saat pelaksanaan program
RS-RTLH?
Jawab : Rasanya tidak ada kendala untuk kelurahan Koto Panjang Dalam
dalam pelaksanaan bedah kampung tahun 2013 itu, semua rumah selesai.
3. Apakah ada bantuan dari unsur masyarakat lainnya dalam hal
mendukung pelaksanaan program RS-RTLH?
Jawab : Ada, dari pihak keluarga besar masing-masing penerima program.
Baik dalam bentuk tenaga maupun dana. Misalnya aduk semen, dan lain-lain.
Hasil Wawancara Kepada Penerima Program RS-RTLH
Nama : Ibu Ningsih Eka Putri
Jabatan : Ibu Rumah Tangga
Tempat wawancara : Rumah Ibu Ningsih Eka Putri, Kelurahan Talawi
Waktu wawancara : Selasa, 4 Juli 2017
1. Bagaimana menurut bapak/ibu dengan adanya program bedah
rumah atau RS-RTLH tahun 2013?
Jawab : sangat membantu sekali ya, mungkin kalau waktu itu kami tidak
terima bantuannya, sampai sekarang mungkin rumah kami tidak seperti ini.
2. Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah mendapat bantuan program
RS-RTLH?
Jawab : ya pastinya senang..
3. Apakah bapak/ibu puas dengan hasil program tersebut sampai saat
ini?
Jawab : iya puas, setidaknya rumah kami saat ini menjadi lebih baik dari
pada sebelum adanya bantuan bedah rumah itu..
4. Apa yang bapak/ibu harapkan saat ini setelah terlaksananya program
bedah rumah atau RS-RTLH tahun 2013?
Jawab : semoga bangunan rumah kuat, dan tidak mudah rusak, karena
kami tidak punya cukup biaya untuk perbaiki rumah..
Hasil Wawancara Kepada Penerima Program RS-RTLH
Nama : Bapak Mirza
Jabatan : Ketua RT, dan Ketua Kelompok Program RS-
RTLH Kelurahan Talawi
Tempat wawancara : Rumah Bapak Mirza, Kelurahan Talawi
Waktu wawancara : Senin, 3 Juli 2017
1. Bagaimana menurut bapak/ibu dengan adanya program bedah
rumah atau RS-RTLH tahun 2013?
Jawab : tentunya sangat bermanfaat... dulu rumah saya tidak seluas ini
dan belum ditembok, alhamdulillah dengan adanya bantuan rehab rumah
tahun 2013 di rumah ini jadi ada dua kamar dan bangunan sudah ditembok.
2. Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah mendapat bantuan program
RS-RTLH?
Jawab : tentunya sangat senang..
3. Apakah bapak/ibu puas dengan hasil program tersebut sampai saat
ini?
Jawab : sangat puas, semua rumah yang menjadi sasaran sudah
diperbaiki..
4. Apa yang bapak/ibu harapkan saat ini setelah terlaksananya program
bedah rumah atau RS-RTLH tahun 2013?
Jawab : agar tetap adanya swadaya atau bantuan dari pemerintah, karena
dana program RS-RTLH tidak mencukupi memperbaiki keseluruhan. Hampir
semua kami disini memiliki sarana kamar mandi darurat, dan langit-langit
atap yang kosong..
Hasil Wawancara Kepada Penerima Program RS-RTLH
Nama : Ibu Rita Anggraeni
Jabatan : Ibu Rumah Tangga
Tempat wawancara : Rumah Ibu Rita Anggraeni, Kelurahan Koto
Panjang Padang
Waktu wawancara : Sabtu, 8 Juli 2017
1. Bagaimana menurut bapak/ibu dengan adanya program bedah
rumah atau RS-RTLH tahun 2013?
Jawab : sangat membantu keinginan kami yang sudah lama ingin
memperbaiki dinding yang rusak..
2. Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah mendapat bantuan program
RS-RTLH?
Jawab : yaa senang ya.. bersyukur bisa menjadi salah satu penerima
bantuan..
3. Apakah bapak/ibu puas dengan hasil program tersebut sampai saat
ini?
Jawab : sebetulnya kurang puas, karena dinding mudah retak.. waktu
pelaksanaan rehab rumah, batunya belum keras sudah dipaksakan digunakan..
4. Apa yang bapak/ibu harapkan saat ini setelah terlaksananya program
bedah rumah atau RS-RTLH tahun 2013?
Jawab : agar tetap adanya bantuan-bantuan terhadap masyarakat miskin di
pedesaan..
STUDI DOKUMENTASI
(tampilan atap) (Kamar Mandi)
(rumah dinding semi permanen) (tampilan lantai dan dinding)
Studi dokumentasi peneliti saat melakukan observasi dan pengumpulan
data dengan kuisioner kepada penerima program Rehabilitasi Sosial Rumah
Tidak Layak Huni (RS-RTLH). Observasi dan pengumpulan data peneliti
lakukan pada selasa dan rabu 04 - 05 Juli 2017 pukul 11.00 WIB.
(tampilan dinding) (rumah dinding semi permanen)
(tampilan atap) (tampilan dinding dan lantai)
(kamar mandi) (rumah dinding permanen)
(rumah dinding semi permanen) (rumah dinding semi permanen)
(tampilan atap) (tampilan dinding dan atap)
(tampilan dinding dan atap) (rumah dinding permanen)
Rumah dinding semi permanen adalah rumah yang dindingnya tidak
sepenuhnya terbuat dari tembok, sedangkan rumah dinding permanen adalah
rumah yang dindingnya sepenuhnya terbuat dari tembok.
(Sumber : Dokumentasi Peneliti)
Wawancara peneliti dengan tiga penerima Program RS-RTLH dari
Kecamatan Payakumbuh Utara dan Kecamatan Lamposi Tigo Nagari.
(Sumber : Dokumentasi Peneliti)
Wawancara peneliti dengan Bapak Yulizar selaku Pendamping Program
RS-RTLH di Kelurahan Koto Panjang Dalam, Kecamatan Lamposi Tigo
Nagari.
(Sumber : Dokumentasi Peneliti)
Wawancara peneliti dengan Bapak Ance selaku Pihak Pelaksana Program
RS-RTLH di Kota Payakumbuh tahun 2013.
Berikut ini adalah dokumentasi proses sebelum, sedang, dan sesudah
dilakukannya Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH)
di Kota Payakumbuh Tahun 2013.
(Sumber : Dinas Sosial Kota Payakumbuh)
(Sumber : Dinas Sosial Kota Payakumbuh)
(Sumber : Dinas Sosial Kota Payakumbuh)
Berita Program RS-RTLH yang di muat di salah satu media cetak
Sumatera Barat.
(Sumber : Dokumentasi Penerima Program)
Menteri Sosial tahun 2013 Salim Segaf Al Jufri mendatangi salah satu
rumah penerima program RS-RTLH.