skrip si

99
1 SKRIPSI PELAKSANAAN PENYALURAN RASKIN DI KECAMATAN SUMARORONG KABUPATEN MAMASA OLEH : WINRIA PITAPURWATI E211 10 263 UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA 2014 Click to buy NOW! P D F - X C h a n g e w w w . t r a c k e r - s o f t w a r e . c o m Click to buy NOW! P D F - X C h a n g e w w w . t r a c k e r - s o f t w a r e . c o m

Upload: bayu-setyo-nugroho

Post on 02-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

dfsdf

TRANSCRIPT

Page 1: Skrip Si

1

SKRIPSI

PELAKSANAAN PENYALURAN RASKIN DI

KECAMATAN SUMARORONG KABUPATEN

MAMASA

OLEH :

WINRIA PITAPURWATI

E211 10 263

UNIVERSITAS HASANUDDINFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU ADMINISTRASIPROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

2014

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 2: Skrip Si

2

UNIVERSITAS HASANUDDINFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKJURUSAN ILMU ADMINISTRASIPROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

ABSTRAK

WinriaPitapurwati (E21110263), Pelaksanaan Penyaluran Raskin DiKecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa xiii + 86 Halaman + 7 Tabel + 2Gambar + 22 Pustaka (2004-2013) + Lampiran.

Program Raskin adalah salah satu program percepatan penanggulangankemiskinan yang berada di kluster I, yaitu berupa program bantuan sosialterpadu berbasis keluarga yang menyentuh rakyat kebanyakan secara langsung.Program ini merupakan wujud nyata dari Pasal 5 Peraturan Presiden Nomor 15Tahun 2010 yang mengatur tentang program percepatan penangulangankemiskinan. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)menyebutkan bahwa keberhasilan pelaksanaan Raskin diukur berdasarkanpencapaian indikator Enam Tepat (6T), yaitu tepat sasaran, tepat jumlah, tepatharga, tepat waktu, tepat kualitas dan tepat administrasi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pencapaian indikator 6 Tepat(tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat kualitas dan tepatadministrasi) dalam pelaksanaan penyaluran Raskin di Kecamatan SumarorongKabupaten Mamasa. Untuk mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan penelitianmengunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan program Raskin sebagaiunit analisis. Sumber data terdiri dari data primer yang diperoleh melaluiobservasi, wawancara, dan focus group discussion (FGD), dan data sekunderyang diperoleh melalui pengolahan dokumen, catatan, arsip-arsip dan peraturanyang berkaitan dengan masalah dalam penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator 6T dalam pelaksanaan penyaluranRaskin di Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa belum sepenuhnyatercapai secara maksimal. Hal disebabkan oleh ketidakakuratan data rumahtangga sasaran penerima Raskin dan rendahnya pengetahuan akan prosedurdan tujuan pelaksanaan penyaluran Raskin baik oleh masyarakat maupun olehpelaksana penyaluran Raskin.

Kata Kunci : Program Raskin, 6 Tepat (tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga,tepat waktu, kualitas dan tepat administrasi.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 3: Skrip Si

3

HASANUDDIN UNIVERSITYFACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCESCIENCE DEPARTMENT OF ADMINISTRATIONSTATE ADMINISTRATION STUDY

ABSTRACT

Winria Pitapurwati ( E21110263 ) , Implementation of Distribution Raskin InSumarorong District , the District of Mamasa, xiii + 86 pages + 7 tables + 2images + 22 librarys (2004-2013 ) + Attachment.

Raskin is one of accelerated poverty reduction programs which include in the firstcluster that is integrated social assistance programs family based and address tocitizen directly. This program is the realization of Article 5 of Presidential DecreeNo. 15 of 2010 which regulates the acceleration program to combat poverty.National Team for Accelerating Poverty Reduction ( TNP2K ) states thatsuccessful implementation is measured by the achievement indicators Raskin SixRight ( 6T ) , which is right on target , right quantity, right price , right time , rightquality and right administration.

The purpose of the study is to reveal the achievement indicators in theimplementation of the distribution of Raskin Six Right (which is right on target ,right quantity, right price , right time , right quality and right administration) inSumarorong, Mamasa district. In order to achieve that, the implementation ofresearch using qualitative descriptive approach with the Raskin program as theunit of analysis. The data sources consists of primary data which is obtainedthrough observation , interviews , and focus group discussion ( FGD ), andsecondary data is obtained through the processing of documents, records ,archives and related regulatory issues in research.

The results showed that the distribution of the indicators in the implementationRaskin 6T in Sumarorong Mamasa district has not fully achieved maximal. It iscaused by inaccuracies in the data of households Raskin recipients target andlow knowledge of the procedures and purposes of the distribution of Raskin eitherby society or by the executor of the Raskin distribution.

Keywords : Raskin, right quantity, right price , right time , right quality and rightadministration)

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 4: Skrip Si

4

UNIVERSITAS HASANUDDINFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKJURUSAN ILMU ADMINISTRASIPROGRAM SARJANA

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : WINRIA PITAPURWATI

Nim : E21110263

Program Studi : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul PELAKSANAAN

PENYALURAN RASKIN DI KECAMATAN SUMARORONG KABUPATEN

MAMASA benar-benar merupakan hasil karya pribadi dan seluruh sumber yang

dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

13 FEBRUARI 2014

WINRIA PITAPURWATIE 211 10 263

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 5: Skrip Si

5

UNIVERSITAS HASANUDDINFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKJURUSAN ILMU ADMINISTRASIPROGRAM SARJANA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : WINRIA PITAPURWATI

NIM : E 211 10 263

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Judul Skripsi : Pelaksanaan Penyaluran Raskin Di Kecamatan

Sumarorong Kabupaten Mamasa

Telah dipertahankan dihadapan Sidang Penguji Skripsi Program Sarjana Jurusan

llmu Administrasi Fakultas llmu Sosial dan llmu Politik Universitas Hasanuddin

pada hari kamis, tanggal 13 Februari 2014.

Dewan Penguji Skripsi

Ketua Sidang : Prof. Deddy T. Tikson, Ph.D (…….......……...……)

Sekretaris Sidang : Dr. Hamsinah, M.Si (…….......……...……)

Anggota : 1. Prof. Dr. Haselman, M.Si (…….......……...……)

2. Dra. Hj. Gita Susanti, M.Si (…….......……...……)

3. Adnan Nasution, S.Sos, M.Si (…….......……...……)

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 6: Skrip Si

6

KATA PENGANTAR

Shaaalom ……….

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat,

rahmat dan perlindungan-Nyalah sehingga penulis diberi kemampuan untuk

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan mengangkat judul “Pelaksanaan

Penyaluran Raskin Di Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa”. Skripsi ini

merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan studi jenjang

S1 di Jurusan Ilmu administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Hasanuddin.

Penulis menyadari banyaknya tantangan dan kesulitan yang dihadapi

dalam proses penyelesaian skripsi ini, namun berkat adanya bantuan, bimbingan

dan motivasi dari berbagai pihak sehingga tantangan dan kesulitan yang ada

dapat dilalui. Terima kasih yang setinggi-tingginya penulis tujukan secara khusus

kepada kedua orang tua penulis, ayahanda tercinta Tallu, S.P, M.Pd. dan Ibunda

tercinta Pinah, S.Pd, M.Pd. yang telah tulus membesarkan,

mendidik,memberikan kasih sayang, do’a, serta dukungan moral dan material

untuk ananda selama ini. Semoga Tuhan Yesus Kristus senantiasa memberikan

limpahan rahmat, perlindungan dan kesehatan dalam keluarga ini dan semoga

ananda bisa menjadi seorang yang dapat membanggakan buat Ayahanda dan

Ibunda tercinta. Pembuatan skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak yang diberikan secara langsung ataupun tidak langsung kepada penulis.

Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan, teruntuk kepada :

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 7: Skrip Si

7

1. Bapak Prof. Dr. dr. A. Idrus Paturusi selaku Rektor Unhas beserta para Wakil

Rektor Universitas Hasanuddin dan staf.

2. Bapak Prof. Dr. H. Hamka Naping, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin beserta para staf dan jajarannya.

3. Bapak Prof. Dr. Sangkala, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi FISIP

Universitas Hasanuddin dan ibu Dr. Hamsinah, M.Si selaku Sekretaris

Jurusan Ilmu Administrasi FISIP UNHAS.

4. Bapak Prof. Deddy T. Tikson, Ph.D selaku pembimbing I dan Ibu Dr.

Hamsinah, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan,

masukan serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan,

membimbing dalam penyelesaian Skripsi ini.

5. Para dosen penguji penulis, Bapak Prof. Dr. Haselman, M.Si, Ibu Dra. Hj.

Gita Susanti, M.Si dan Bapak Adnan Nasution, S.Sos, M.Si yang telah

memberikan arahan, masukan serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran

untuk mengarahkan, membimbing dan menyempurnakan Skripsi ini.

6. Bapak Drs. Baharuddin, M.Si Sebagai Penasehat Akademik penulis.

Terimakasih atas bimbingan dan nasehat selama penulis kuliah.

7. Para dosen Jurusan Ilmu Administrasi Universitas Hasanuddin yang telah

memberikan bimbingan dan pengajaran selama kurang lebih 4 (empat) tahun

perkuliahan.

8. Seluruh staf Akademik FISIP UNHAS dan seluruh pegawai dan staf Jurusan

Ilmu Administrasi FISIP UNHAS (Ka’ Ina, Ka’ Aci’, Ibu Ani, dan Pak Lili) yang

telah banyak membantu baik dalam pengurusan surat-surat kelengkapan

selama penulis kuliah maupun saran-saran yang banyak membantu penulis.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 8: Skrip Si

8

9. Pimpinan dan para pegawai kantor Kecamatan Sumarorong, Pimpinan dan

para pegawai kantor kelurahan Sumarorong, Kepala Desa Sasakan, Kepala

Desa Batanguru Timur, masyarakat di Kecamatan Sumarorong yang

diwawancarai penulis, terimakasih atas waktunya dalam membantu

penulisan skripsi ini.

10. Kakakku tersayang Dian Pitalestari, Adik-adikku Mujur dan Rayani dan Tante

Ati yang bondeng, terimakasih untuk motivasi dan pertolongannya selama ini

11. Saudara-saudara seangkatanku “Prasasti 2010” yang mengajarkan indahnya

perbedaan dalam kebersamaan. Untuk Tintol kuttu, Ibu Hera, Mega Mis

Perfect, Monica yang paling lembut, Eci’ Decita, Indah, Inul, Nandong, Bunda

Dila, Arin, Cimu, Chepu, Ayu, Nurish, Muti, Anti, Reski Saputra, Ardi, Jaya,

Baso, Asad rempong, Evan, Azhar, Sahar lucu, Yayat, Rian, Abdi, Budi,

Amir, Richard, Nono, Fahri yang sok cool, Bananya Decita, Naim.

12. Sahabat, Kakak-kakak dan adik- adik PMKO FISIP UNHAS yang tidak bisa

disebutkan satu persatu terimakasih untuk kebersamaan dan hari-hari yang

indah selama ini.

13. Teman-teman seperjuanganku KKN 85, di MIANGAS 74 orang yang tidak

bisa saya sebut satu persatu. Terimakasih untuk kenangan-kenangan

terindah dan petualangan-petualangan seru yang tidak akan terlupakan.

14. Yeni, wisfer, papa/mama Fabio, opa, pemuda gereja Germita Jemaat Efrata

Miangas serta seluruh warga pulau Miangas, terimakasih telah menjadi

keluargaku selama KKN. Terimakasih untuk Kasih sayang, perhatian, hari-

hari yang luar biasa dan pengalaman hidup yang penulis dapatkan.

15. Kawan-kawanku sejak kecil yang selalu memberi warna di kehidupanku

Alfons Adenansi Tekkai, Martha Y. Allo, Natalia Finkan Kardinatha, Dedy

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 9: Skrip Si

9

Ambagau, Janri Puritayanti, Santi Elviani, Agriyen Alvionita Undik, Sahabatku

Yandri dan semua yang bersamaku dari SD, SMP sampai SMA. Sayang

kalian semua.

16. Sahabat-sahabatku di “Pondok Nasaret” yang selalu menerorku untuk

menyelesaikan skripsi dan menyemangatiku saat galau, sorry duluan yach.

17. Kanda- kanda dan adik-adik yang telah banyak berbagi ilmu dan pengalaman

dengan penulis selama berorganisasi di HUMANIS FISIP UNHAS.

18. Terkhusus buat Kak Andreas Boka, terimakasih karena telah banyak

memberikan semangat dan nasehat-nasehat bagi penulis selama penulisan

skripsi ini dan juga untuk kebersamaannya sejak penulis melewati bangku

perkuliahan sampai hari ini.

Serta semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak sempat

penulis sebutkan, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang

setimpal atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari

bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis memohon

maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Hal ini bukan

karena kesengajaan akan tetapi lebih pada keterbatasan dan kekurangan yang

dimiliki penulis. Akhir kata penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi kita dan

bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam perlindungan

Yang Maha Kuasa.

Tuhan Menyertai Kita Semua. Amin…

Makassar, Februari 2014

Penulis

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 10: Skrip Si

10

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL…...…………………………………………………….. iABSTRAK (INDONESIA) ……………………………………………. iiABSTRACT (INGGRIS) …………………………………………………. iiiLEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ………………………………… ivLEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI …….………………………….... vLEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI …………………………………… viKATA PENGANTAR …………………………………………………….. viiDAFTAR ISI..………………………………………………………………. xiDAFTAR TABEL………………………………………………………….. xiiiDAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………. 1I.1. Latar Belakang………………………………………………………… 1I.2. Rumusan Masalah……………………………………………………. 7I.3. Tujuan Penelitian ……………………………………………………… 8I.4. Manfaat Penelitian…..………………………………………………… 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.…………………………………………... 10II.1. Tinjauan Teori…………………………………………………………. 10II.1.1. Kebijakan Publik…………………………………………................. 10II.1.2. Implementasi Kebijakan……………………………………………. 14II.1.3. Kemiskinan dan Kebijakan Pengentasan Kemiskinan………… 17II.1.4. Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin)………………... 25II.2. Kerangka Pikir…………………………………………………………. 32

BAB III METODE PENELITIAN………………………………………….. 34III.1. Pendekatan dan Desain Penelitian………………………………... 34III.2. Pemilihan Informan…………………………………………............... 35III.3. Lokasi Penelitian ………………………………………………………. 35III.4. Unit Analisisis…………………………………………………………. 36III.5. Fokus Penelitian ………………………………………………………. 36III.6. Data dan Sumber Data……………………………………………….. 37III.7. Teknik Analisis Data …………………………………………………. 42

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN………………….. 44IV.1. Gambaran Umum Kabupaten Mamasa ……………………………. 44 IV.1.1. Keadaan Geografis…………………………………………….. 44 IV.1.2. Kondisi Demografis…………………………………………….. 45 IV.1.3. Agama dan Komunikasi……………………………………….. 47 IV.1.4. Kemiskinan ……………………………………………………… 48IV.2. Gambaran Umum Kecamatan Sumarorong…..…………………… 49 IV.2.1. Geografis dan Kependudukan………………………………… 49 IV.2.2. Administrasi dan Sosial………………………………............... 51IV.3. Gambaran Umum Kelurahan Sumarorong……………………….. 52IV.4. Gambaran Umum Desa Sasakan…………………………………... 53IV.5. Gambaran Umum Desa Batanguru Timur………………………… 54

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 11: Skrip Si

11

BAB V HASIL PENELITIAN………………………………………………. 55V.1. Raskin Di Kecamatan Sumarorong…………………………………. 55V.2. Enam Tepat dalam Pelaksanaan Raskin…………………………... 61 V.2.1. Tepat Sasaran……………………………………………………. 61 V.2.2. Tepat Jumlah……………………………………………………... 64 V.2.3. Tepat Harga ……………………………………………...……….. 67 V.2.4. Tepat Waktu ………………………………………………………. 70 V.2.5. Tepat Kualitas……..………………………………....................... 72 V.2.6. Tepat Administrasi..…………………………………………….... 74V.3. Kendala Penyaluran Raskin….……………………………………… 77

BAB VI PENUTUP…………………………………………………………. 81VI.1. Kesimpulan……………………………………………………………. 81VI.2. Saran………………………………………………………………….... 82

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 83LAMPIRAN………………………………………………………………….. 86

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 12: Skrip Si

12

DAFTAR TABEL

Tabel I.1. Jumlah Penerima Raskin Alokasi Juni-Desember Tahun

2012…………………………………………………………… 7

Tabel IV.1. Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis

Kelamin di Kabupaten Mamasa Tahun 2012……………. 46

Tabel IV.2. Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Sasaran Menurut

Kecamatan di Kabupaten Mamasa Tahun 2008 dan

2011……………………………………………………………. 49

Tabel IV.3. Luas dan JarakDesa/Kelurahan di Kecamatan

Sumarorong…………………………………………………… 51

Tabel IV.4. Pentahapan Keluarga Sejahtera Tahun 2011 di

Kecamatan Sumarorong……………………………………... 52

Tabel V.1. Penerima Raskin di Kecamatan Sumarorong Tahun

2013……………………………………………………………… 60

Tabel V.2. Penyaluran Raskin di Kecamatan Sumarorong……………. 66

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 13: Skrip Si

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Kerangka Pikir …………………………………………… 33

Gambar III.1. Analisis Data Model Interaktif ……………………...…… 42

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 14: Skrip Si

14

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Setiap negara di dunia ini tentulah melaksanakan pembangunan untuk

negaranya. Pembangunan merupakan hal mendasar yang dilakukan setiap

negara untuk terus mensejahterakan dan memajukan kehidupan warga

negaranya. Pada hakekatnya negara melaksanakan pembangunan untuk

meningkatkan kesejahteraan bangsa secara utuh dan menyeluruh tanpa

membedakan suku, agama dan jenis kelamin. Dalam Undang-undang Dasar

1945, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pbagi

seluruh rakyat Indonesia, karenanya seringkali terdengar istilah pembangunan

oleh rakyat dan untuk rakyat.

Wanggai (2012:15) mengemukakan bahwa salah satu paradigma

pembangunan Indonesia yang tertuang dalam skenario pembangunan nasional

Indonesia adalah Pembangunan untuk Semua (Development for All).

Peradigma ini menekankan pada pembangunan yang inklusif untuk segenap

komponen masyarakat, baik yang di kota maupun di desa. Hal ini tertuang

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2010-2014

dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-

2025. Strategi ini muncul karena Indonesia menyadari bahwa pembangunan

diperuntukkan untuk masyarakat. Masyarakat Indonesia sendiri sangat

beraneka ragam terdiri dari kelompok-kelompok yang berbeda, baik status

sosial, pengetahuan, gender, budaya dan sebagainya.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 15: Skrip Si

15

Indonesia yang merupakan negara kepulauan memiliki beragam suku,

budaya dan ciri khas, karenanya dalam melaksanakan pembangunan tentulah

tidak berjalan di jalan yang mulus. Sebagai salah satu negara dunia ketiga

yang tengah berusaha melakukan pemajuan dan pengembangan bagi

negaranya, Indonesia harus menghadapi berbagai masalah dan tantangan

dalam proses pembangunan.

Salah satu masalah utama yang dihadapi Indonesia dalam pelaksanaan

pembangunan adalah kemiskinan. Tingkat kemiskinan Indonesia yang tinggi

sangat mempengaruhi proses pembangunan. Kemiskinan menunjukkan dan

menyebabkan kualitas sumber daya manusia yang rendah.Karenanya berbagai

kebijakan pemerintah lewat berbagai program pembangunan yang inklusif,

terus dilakukan oleh pemerintah agar jurang antara si kaya dan si miskin tidak

semakin lebar. Meskipun telah demikian kemiskinan masih terus menjadi

masalah yang mempengaruhi kemajuan dan peningkatan berbagai bidang

pembangunan di Indonesia.

Kemiskinan dalam wikipedia adalah merupakan keadaan dimana terjadi

ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, pakaian,

tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan disebabkan oleh

berbagai hal, baik rendahnya tingkat pengetahuan maupun tidak adanya akses

terhadap pekerjaan yang menyebabkan ketidakmampuan untuk memenuhi

kebutuhan dasar sebagai makhluk hidup.

Kemiskinan terjadi dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut

diantaranya rendahnya tingkat pengetahuan dan kemampuan, kurangnya

lapangan kerja yang tersedia yang menyebabkan orang menganggur tidak

berpenghasilan, ledakan jumlah penduduk dan lain sebagainya.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 16: Skrip Si

16

Dalam konteks pembangunan yang inklusif dan berkeadilan, konsep

kebijakan pembangunan telah dirumuskan dan dilaksanakan ke berbagai

instrument program dan proyek. Pada pengentasan kemiskinan, berbagai

upaya telah dilakukan pemerintah agar tingkat kemiskinan dapat menurun.

Upaya tersebut dilakukan melalui berbagai bentuk kebijakan dan produk hukum

yang diturunkan dalam bentuk program-program pengembangan ekonomi

lokal, pemberdayaan masyarakat, bantuan sosial langsung yang berbasis

keluarga dan masih banyak lagi.

Wanggai (2012:21) menuliskan bahwa intervensi pengurangan

kemiskinan oleh pemerintah, dikelola ke dalam tiga kluster besar:

1. Kluster I (satu), yaitu bantuan sosial berbasis keluarga. Dalam hal ini ada

bantuan sosial bersyarat, program keluarga harapan (PKH), Jaminan

kesehatan masyarakat (Jamkesmas) serta langkah-langkah subsidi dan

bantuan sosial lainnya yang langsung menyentuh rakyat kebanyakan

secara langsung.

2. Kluster II (dua), yang memuat intervensi pemberdayaan masyarakat seperti

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.

3. Kluster III (tiga), yaitu program pengembangan ekonomi lokal seperti Kredit

Usaha Kecil (KUK), Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan komponen program

lainnya.

Sebagai realisasi pengurangan kemiskinan, program-program di atas

telah dan terus dilakukan oleh pemerintah, meski demikian kemiskinan

masihlah tetap menjadi penghambat dalam pembangunan.

Salah satu program nasional dalam program bantuan sosial langsung

kepada masyarakat adalah pemberian Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin)

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 17: Skrip Si

17

untuk masyarakat miskin. Kebijakan penyediaan dan penyaluran beras

bersubsidi bagi kelompok masyarakat miskin ini dimaksudkan untuk memenuhi

kebutuhan pangan yang menjadi hak setiap warga negara. Raskin merupakan

subsidi pangan dalam bentuk beras yang diperuntukkan bagi rumah tangga

berpenghasilan rendah sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan

ketahanan pangan dan memberikan perlindungan sosial pada rumah tangga

sasaran.

Penyaluran Raskin (Beras untuk rumah tangga miskin) sudah dimulai

sejak 1998. Krisis moneter tahun 1998 merupakan awal pelaksanaan Raskin

yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan rumah tangga terutama

rumah tangga miskin. Pada awalnya disebut program Operasi Pasar Khusus

(OPK), kemudian diubah menjadi Raskin mulai tahun 2002, Raskin diperluas

fungsinya tidak lagi menjadi program darurat (social safety net) melainkan

sebagai bagian dari program perlindungan sosial masyarakat. Melalui sebuah

kajian ilmiah, penamaan Raskin menjadi Nama program diharapkan akan

menjadi lebih tepat sasaran dan mencapai tujuan Raskin1.

Untuk tahun 2012 dan 2013, Rumah tangga sasaran penerima manfaat

(RTS-PM) Raskin berhak untuk menebus beras Raskin sebanyak 15 kg per

RTS-PM per bulan. Pembayaran dilakukan secara tunai oleh masyarakat

sebanyak Rp.1.600/kg pada tempat distribusi langsung pada masyarakat.

Dengan pelaksanaan seperti ini diharapkan masyarakat miskin dan rentan

miskin akan mendapat cukup pangan dan mampu memenuhi kebutuhan nutrisi

karbohidrat tanpa kendala.

1 Dikutiptanggal 21 Oktober 2013 dari http://www.bulog.co.id/sekilasraskin_v2.php, pkl 19.26wita

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 18: Skrip Si

18

Program Raskin adalah program nasional lintas sektoral baik vertikal

(Pemerintah Pusat sampai dengan Pemerintah Daerah) maupun horizontal

(lintas Kementerian/Lembaga), sehingga semua pihak yang terkait

bertanggung jawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing

untuk kelancaran pelaksanaan dan pencapaian tujuan Program Raskin2.

Layaknya pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah pada

umumnya, penyaluran Raskin pada masyarakat memiliki banyak masalah dan

tantangan dalam prosesnya. Berbagai penyelewengan dan penyalahgunaan

terjadi di dalamnya mengakibatkan program ini tidak terlaksana sesuai

pedoman yang ada dan terlaksana dengan tidak tepat sasaran. Masalah-

masalah umum yang dihadapi diantaranya terhambatnya penyaluran, harga

yang tidak sesuai aturan, dan berbagai persoalan lainnya.

Setiap kebijakan dan program pemerintah memiliki indikator

keberhasilan dalam pelaksanaannya. Pada Program Raskin, keberhasilan

pelaksanaannya diukur berdasarkan tingkat pencapaian indikator enam tepat

(6T), yaitu: tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat

kualitas,dan tepat administrasi.

Sebagai program yang dilaksanakan secara nasional, pemberian

Raskin kepada masyarakat miskin juga dilaksanakan di Kabupaten Mamasa.

Kabupaten Mamasa merupakan salah satu kabupaten baru yang ada di

Provinsi Sulawesi Barat. Kabupaten ini adalah satu dari beberapa kabupaten

yang masuk sebagai kategori daerah tertinggal. Kabupaten ini berada di

daerah ujung Provinsi Sulawesi Barat dan merupakan daerah pegunungan

dengan akses yang masih cukup terbatas dengan jalan dan transportasi yang

2Dikutip tanggal 21 Oktober 2013 dari http://tnp2k.go.id/tanya-jawab/klaster-i/beras-bersubsidi-bagi-masyarakat-berpenghasilan-rendah-raskin, pkl 20.05 wita.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 19: Skrip Si

19

masih sangat sulit. Hal ini menyebabkan keterbatasan akses pengetahuan dan

pelaksanaan terhadap program-program yang dilakukan oleh pemerintah.

Pelaksanaan penyaluran Raskin di Kabupaten Mamasa juga mengalami

masalah-masalah umum dalam pelaksanaannya seperti penyaluran Raskin

yang sering tersendat-sendat seperti yang ditulis dalam sindonews.com pada

hari kamis 14 maret 2013. Secara khusus pada Kecamatan Sumarorong

Kabupaten Mamasa, salah satu masalah yang ditemui adalah tidak sesuainya

harga Raskin yang harus dibayar dengan harga yang ditetapkan dalam

pedoman pelaksanaan seperti yang dikeluhkan oleh seorang masyarakat dari

Desa Lambanan, Kecamatan Sumarorong dalam layanan aspirasi dan

pengaduan online rakyat (http://lapor.ukp.go.id) yang diunduh tanggal 21

Oktober 2013.

Sampai pada akhir tahun 2012 RTS-PM Raskin di Kecamatan

Sumarorong yang tercatat dalam lampiran Surat Keputusan Bupati Mamasa

401/KPTS-100.a/IV/2012 adalah sebanyak 696 orang. Data RTS-PM ini sesuai

dengan data RTS-PM yang dimiliki oleh kecamatan Sumarorong. RTS-PM

Raskin ini tersebar pada 2 kelurahan dan 8 desa yang ada di Kecamatan

Sumarorong. Berikut adalah data mengenai jumlah penduduk miskin yang

menjadi RTS-PM Raskin di kecamatan Sumarorong.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 20: Skrip Si

20

Tabel I.1

Jumlah Penerima Raskin Alokasi Juni – Desember Tahun 2012

Sumber: Data di Kecamatan Sumarorong

Fenomena pelaksanaan penyaluran Raskin kepada rumah tangga

sasaran penerima manfaat (RTS-PM) di Kecamatan Sumarorong, Kabupaten

Mamasa inilah yang melatarbelakangi perlunya dilakukan penelitian mengenai

pelaksanaan penyaluran program Raskin ini sehingga dapat diketahui seperti

apa hasil dari pelaksanaan program dan langkah-langkah yang harus dilakukan

kedepan. Bertitik tolak dari hal ini maka dilakukanlah penelitian dengan judul

“PELAKSANAAN PENYALURAN RASKIN DI KECAMATAN SUMARORONG

KABUPATEN MAMASA”.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian singkat latar belakang diatas mengenai fenomena

penyaluran Raskin di Kabupaten Mamasa khususnya pada kecamatan

Sumarorong, maka rumusan permasalahan penelitian yang kemudian menjadi

NO DESA/KELURAHAN RTS-PM

1 Sasakan 109

2 Sibanawa 66

3 Batanguru 63

4 Tabone 51

5 Tadisi 84

6 Sumarorong 11

7 Salubalo 84

8 Rantekamase 57

9 Banea 86

10 Batanguru Timur 85

TOTAL 696

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 21: Skrip Si

21

acuan dalam melakukan penelitian adalah apakah indikator Enam Tepat (6T)

dalam pelaksanaan penyaluran Raskin kepada masyarakat di Kecamatan

Sumarorong, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat telah tercapai.

I.3. Tujuan Penelitian

Dengan berdasar pada rumusan masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

menjelaskan keberhasilan indikator Enam Tepat (6T) pelaksanaan penyaluran

Raskin (Beras untuk keluarga miskin) pada rumah tangga sasaran penerima

manfaat (RTS-PM) di Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa, Provinsi

Sulawesi Barat.

I.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan, menjadi salah satu

bahan acuan, dalam hal sebagai berikut:

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan digunakan sebagai suatu karya ilmiah

yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pada

bidang administrasi negara mengenai studi kebijakan publik dan sebagai

bahan masukan yang dapat mendukung bagi peneliti maupun pihak lain yang

tertarik dalam bidang penelitian yang sama.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi masukan positif

dan manfaat bagi pemerintah khususnya pada bidang pelaksana program

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 22: Skrip Si

22

Raskin untuk menjadi bahan masukan pada perbaikan pelaksanaan dan

penyaluran Raskin di Kecamatan Sumarorong.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 23: Skrip Si

23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Tinjauan Teori

II.1.1. Kebijakan Publik

Kebijakan publik menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2011:2)

adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan

(public policy is whatever governments choose to do or not to do). Konsep ini

sangat luas karena kebijakan publik mencakup sesuatu yang tidak dilakukan

oleh pemerintah di samping yang dilakukan oleh pemerintah ketika

pemerintah menghadapi suatu masalah publik. Subarsono juga menyebutkan

bahwa lingkup kebijakan sangat luas karena mencakup berbagai sektor atau

bidang pembangunan, seperti kebijakan publik di bidang pendidikan,

pertanian, kesehatan, transportasi, pertahanan dan sebagainya. Di samping

itu dilihat dari hierarkinya kebijakan publik dapat bersifat nasional, regional,

maupun lokal, seperti Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan

Pemerintah Provinsi, Peraturan Pemerintah Kabupupaten/Kota dan

keputusan Bupati/walikota.

Winarno (2012:35) menyebutkan bahwa proses pembuatan kebijakan

publik merupakan proses yang kompleks karena melibatkan banyak proses

maupun variabel yang harus dikaji. Oleh karena itu, beberapa ahli politik

menaruh minat untuk mengkaji kebijakan publik membagi proses-proses

kebijakan publik ke dalam beberapa tahap. Tujuan pembagian seperti ini

adalah untuk memudahkan kita dalam mengkaji kebijakan publik. Tahapan-

tahapan dalam proses kebijakan publik mencakup penyusunan agenda,

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 24: Skrip Si

24

formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan dan penilaian

kebijakan.

Nurhaeni (2009:3) menuliskan bahwa kebijakan publik dibuat seorang

aktor atau sejumlah aktor pemerintah untuk mengatasi suatu masalah publik.

Sehubungan dengan hal itu maka kebijakan publik harus dirancang untuk

mengatasi masalah-masalah publik dan dilakukan berdasarkan nilai-nilai

sosial masyarakat.

Winarno (2012:73) menuliskan bahwa secara formal suatu masalah

dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi dan situasi yang menimbulkan

kebutuhan atau ketidakpuasan pada sebagian orang yang menginginkan

pertolongan atau perbaikan. Suatu masalah akan menjadi masalah publik bila

ada orang atau kelompok yang menggerakkan kearah tindakan guna

mengatasi masalah tersebut. Dengan demikian, misalnya saja ada suatu

kelompok mempunyai pendapatan rendah, tetapi menerima kondisi ini dan

tidak ada sesuatupun yang dilakukan oleh pihak lain atas namanya, maka hal

ini tidak dapat dikatakan sebagai masalah publik berdasarkan batasan yang

telah diberikan diatas. Dengan kata lain, suatu masalah akan menjadi

masalah publik, jika masalah tersebut diartikulasikan.

Karakteristik masalah publik yang diuraikan Dunn dalam Subarsono

(2011:24) yaitu:

1) Saling ketergantungan (interdependence) antara berbagai masalah.

Suatu masalah publik bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi saling

terkait antara satu masalah dengan masalah yang lain. Sebagai contoh,

masalah pengangguran berkaitan dengan masalah kriminalitas, atau

masalah kemiskinan dan sebagainya.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 25: Skrip Si

25

2) Subyektivitas dari masalah kebijakan. Masalah kebijakan adalah hasil

pemikiran dalam konteks lingkungan tertentu. Oleh karena itu, suatu

fenomena yang dianggap masalah dalam lingkungan tertentu, bisa jadi

bukan masalah untuk lingkungan lain.

3) Artificiality masalah, yakni suatu fenomena yang dianggap sebagai

masalah karena adanya keinginan manusia untuk mengubah situasi.

Pendapatan perkapita yang rendah menjadi masalah karena pemerintah

berkeinginan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4) Dinamika masalah kebijakan. Solusi terhadap masalah selalu berubah.

Masalah yang sama belum tentu dapat dipecahkan dengan kebijakan

yang sama kalau konteks lingkungannya berbeda. Demikian juga

masalah yang sama belum tentu dapat dipecahkan dengan kebijakan

yang sama kalau waktunya berbeda.

Thoha (2008:101) mengemukakan bahwa masalah-masalah yang

tumbuh dan berkembang dalam masyarakat suatu negara kalau diangkat ke

atas pentas politik akan merupakan masalah yang mendesak untuk

dipecahkan oleh pemerintah. Masalah-masalah itu kadang kala pelik dan

fundamental, sehingga memerlukan proses pemecahan yang pelik pula.

Masalah-masalah itu hidup, seperti hidupnya suatu masyarakat yang

dinamis.

Tipe masalah publik (public problem) menurut Charles O. Jones

dalam Winarno (2012:78) ada dua yakni: pertama, masalah-masalah tersebut

dikarakteristikkan oleh adanya perhatian kelompok dan warga Kota yang

terorganisasi yang bertujuan untuk melakukan tindakan (action). Kedua,

masalah-masalah tersebut tidak dapat dipecahkan secara individual/ pribadi

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 26: Skrip Si

26

(dengan demikian ia menjadi masalah publik), tetapi kurang terorganisasi dan

kurang mendapat dukungan. Pembedaan seperti ini menurut Jones

merupakan sesuatu yang kritis dalam memahami kompleksitas proses yang

berlangsung di mana beberapa masalah bisa sampai ke pemerintah,

sementara beberapa masalah yang lain tidak. Dengan demikian, jika kita

merujuk pada pendapat Jones diatas, maka suatu masalah bisa masuk ke

agenda pemerintah atau tidak tergantung pada sifat dukungan pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap masalah tersebut. Jika suatu masalah publik

mendapat dukungan yang luas dikalangan masyarakat dan kelompok-

kelompok yang berkepentingan terhadap masalah tersebut

mengorganisasikan diri (seperti misalnya, melakukan demonstrasi), maka

besar kemungkinan masalah tersebut akan masuk ke dalam agenda

pemerintah.

Menurut Dunn (1999:216) sistem masalah (messes) bukan

merupakan suatu kesatuan mekanis; melainkan sistem yang bertujuan

(teleologis), di mana tidak ada dua anggotanya yang sama persis di dalam

semua atau bahkan setiap sifat-sifat atau perilaku mereka; sifat-sifat dan

perilaku setiap anggota mempunyai pegaruh pada sifat-sifat dan perilaku

sistem secara keseluruhan; sifat-sifat dan perilaku setiap anggota dan cara

setiap anggota mempengaruhi sistem secara keseluruhan, tergantung pada

sifat-sifat dan perilaku paling tidak dari salah satu anggota sistem; dan

dimungkinkan sub kelompok anggota mempunyai suatu pengaruh yang tidak

bebas atau tidak independen pada sistem secara keseluruhan.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 27: Skrip Si

27

II.1.2. Implementasi Kebijakan

Winarno (2012:146) menyebutkan bahwa implementasi kebijakan

merupakan tahap yang krusial dalam proses kebijakan. Suatu program

kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai dampak dan tujuan

sesuai dengan yang diinginkan. Dalam Nawawi (2009:131), Mazmanian dan

Paul Sabatier mengemukakan bahwa implementasi kebijakan adalah

pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk Undang-

undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-

keputusan eksekutif yang penting atau keputusan Badan Penelitian. Agustino

(2006:139) menyimpulkan pengertian implementasi sebagai suatu proses

dinamis, dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas atau

kegiatan, sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai

dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri.

Abidin (2012:147) mengemukakan adanya dua faktor utama yang

berkaitan dengan proses implementasi yaitu faktor utama internal dan faktor

utama eksternal. Faktor utama internal meliputi kebijakan yang akan

diimplementasikan dan faktor-faktor pendukung. Sementara faktor utama

eksternal meliputi kondisi lingkungan dan pihak-pihak terkait. Pada tingkat

pertama, berhasil tidaknya implementasi suatu kebijakan ditentukan oleh dua

hal, yaitu kualitas kebijakan dan ketepatan strategi implementasi.

Menurut Abidin (2012:148) secara umum suatu kebijakan dianggap

berkualitas dan mampu diimplementasikan ditentukan oleh beberapa elemen

sebagai berikut:

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 28: Skrip Si

28

1) Tujuan yang ingin dicapai atau alasan yang dipakai untuk mengadakan

kebijakan itu. Tujuan atau alasan suatu kebijakan dapat dikatakan baik

jika tujuan atau alasan itu memenuhi kriteria berikut.

a) Rasional. Artinya, tujuan tersebut dapat pahami atau diterima oleh akal

sehat.

b) Diinginkan (desirable). Tujuan dari kebijakan tersebut menyangkut

kepentingan orang banyak, sehingga memperoleh dukungan dari

banyak pihak.

2) Asumsi yang dipakai dalam proses perumusan kebijakan itu realistis.

Asumsi tersebut tidak mengada-ada. Asumsi ini menentukan tingkat

validitas suatu kebijakan.

3) Informasi yang digunakan cukup lengkap dan benar. Suatu kebijakan

menjadi tidak tepat apabila didasarkan pada informasi yang tidak benar

atau sudah kadaluarsa (out of date). Sementara itu, kebijakan yang

didasarkan pada informasi yang kurang lengkap boleh jadi tidak

sempurna atau tidak tepat.

Pada dasarnya setiap kebijaksanaan negara mengandung resiko

untuk gagal. Hogwood dan Gunn dalam Wahab (2008:61) telah membagi

pengertian kegagalan kebijaksanaan (policy failure) dalam dua kategori, yaitu

non implementation (tidak terimplementasikan) dan unsuccessful

implementation (implementasi yang tidak berhasil). Tidak terimplementasikan

mengandung arti bahwa suatu kebijakaksanaan tidak dilaksanakan sesuai

dengan rencana, mungkin karena pihak-pihak yang terlibat tidak mau

bekerjasama, tidak bekerja efisien dan berbagai hambatan yang

mengakibatkan implementasi yang efektif sukar untuk dipenuhi. Sedangkan

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 29: Skrip Si

29

implementasi yang tidak berhasil biasanya terjadi manakala suatu

kebijaksanaan tertentu telah dilaksanakan sesuai dengan rencana, namun

mengingat kondisi eksternal ternyata tidak menguntungkan (semisal tiba-tiba

terjadi peristiwa pergantian kekuasaan, bencana alam dan sebagainya)

kebijaksanaan tersebut tidak berhasil dalam mewujudkan dampak atau hasil

akhir yang dikehendaki.

Winarno (2012:166) mengemukakan bahwa Van Meter dan Van Horn

mengetengahkan beberapa unsur yang mungkin berpengaruh terhadap suatu

organisasi dalam mengimplementasikan kebijakan:

1) Kompetensi dan ukuran staf suatu badan;

2) Tingkat pengawasan hierarkis terhadap keputusan-keputusan sub-unit

dan proses-proses dalam badan pelaksana;

3) Sumber-sumber politik suatu organisasi (misalnya dukungan diantara

anggota legislatif dan eksekutif);

4) Vitalitas suatu organisasi;

5) Tingkat komunikasi-komunikasi “terbuka”, yang didefinisikan sebagai

jaringan kerja komunikasi horizontal dan vertikal secara bebas serta

tingkat kebebasan yang secara relatif tinggi dalam komunikasi dengan

individu-individu di luar organisasi;

6) Kaitan formal dan informal suatu badan dengan badan “pembuat

keputusan” atau “pelaksana keputusan.”

Purwanto dan sulistyastuti (2012:85) mengemukakan setidaknya ada

enam faktor yang menjadi penentu berhasil atau tidaknya suatu proses

implementasi yakni kualitas kebijakan itu sendiri, kecukupan input kebijakan

(terutama anggaran), ketepatan instrument yang dipakai untuk mencapai

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 30: Skrip Si

30

tujuan kebijakan (pelayanan, subsidi, hibah dan lainnya), kapasitas

implementor (struktur organisasi, dukungan SDM, koordinasi, pengawasan

dan sebagainya), karakteristik dan dukungan kelompok sasaran (apakah

kelompok sasaran adalah individu atau kelompok, laki-laki atau perempuan,

terdidik atau tidak) dan terakhir kondisi lingkungan geografi, sosial, ekonomi

dan politik di mana implementasi tersebut dilakukan.

II.1.3. Kemiskinan dan Kebijakan Pengentasan Kemiskinan

Siahaan (2004:81) menuliskan bahwa kemiskinan berarti sebuah

kondisi sosial yang kebutuhan dasarnya pun tidak mencukupi dari hari ke

hari. Pangan yang sulit dicapai; gizi yang tidak memadai; air yang tidak

sesuai dengan syarat kualitas kesehatan; sulitnya perumahan; rendahnya

tingkat pendidikan; pengangguran; pelayanan-pelayanan sosial yang jauh

tidak memadai; tansportasi yang tidak lancar; dan lain-lainnya, ciri

kemiskinan diantaranya:

1) Sebagian masyarakatnya hidup di pedesaan, terdiri dari buruh-buruh tani

(petani penyewa tanah).

2) Sebagai penganggur atau setengah penganggur. Meskipun bekerja,

tetapi sifatnya tidak teratur dan tidak mencukupi bagi kebutuhan hidup

yang wajar. Ini terdapat dipedesaan atau perkotaan.

3) Berusaha sendiri dan dengan menyewa peralatan orang lain; dengan

modal yang kecil dan serba terbatas, banyak didapati di Kota dan ada

juga di pedesaan.

Dalam Siahaan (2004:82) disebutkan pula tentang pembedaan

kemiskinan berdasarkan kriteria tingkat pendapatan yaitu:

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 31: Skrip Si

31

1) Kemiskinan Absolut; yaitu kemiskinan yang terjadi bilamana tingkat

pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan atau dengan kata lain

pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum

yang digambarkan dengan garis kemiskinan tersebut.

2) Kemiskinan relatif atau kemiskinan struktural; adalah jika pendapatan

seseorang sudah berada di atas garis kemiskinan, namun secara relatif

masih lebih rendah dibandingkan pendapatan masyarakat disekitarnya.

Kemiskinan relatif erat kaitannya dengan masalah pembangunan yang

bersifat struktural, yakni kebijaksanaan pembangunan yang belum

menjangkau seluruh masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan

pendapatan.

3) Kemiskinan kultural; yaitu jenis kemiskinan yang mengacu pada sikap

seseorang atau masyarakat yang karena budayanya tidak mau berusaha

untuk memperbaiki tingkat kehidupannya, meskipun ada usaha dari pihak

luar untuk membantunya, karena mereka merasa sudah cukup dan tidak

kekurangan.

Dalam Sukirno (2010:113), seorang ahli ekonomi bernama Nurkse

mengemukakan teori lingkaran perangkap kemiskinan (the vicious of

poverty). Menurut pandangannya terdapat dua jenis lingkaran perangkap

kemiskinan yang menghalangi negara berkembang mencapai tingkat

pembangunan yang pesat. Kedua hal itu adalah dari segi penawaran modal

dan dari segi permintaan modal.

Dari segi penawaran modal, lingkaran perangkap kemiskinan dapat

dinyatakan secara berikut yaitu tingkat pendapatan masyarakat yang rendah,

yang diakibatkan oleh tingkat produktivitas yang rendah, menyebabkan

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 32: Skrip Si

32

kemampuan masyarakat untuk menabung juga rendah. Ini akan

menyebabkan tingkat pembentukan modal yang rendah. Keadaan yang

terakhir ini selanjutnya akan menyebabkan suatu negara menghadapi

kekurangan barang modal dan dengan demikian tingkat produktivitas akan

tetap rendah.

Dari segi permintaan modal, corak lingkaran kemiskinan mempunyai

bentuk yang agak berbeda. Di negara-negara miskin perangsang untuk

melaksanakan penanaman modal rendah karena luas pasar untuk berbagai

jenis barang terbatas dan hal yang belakangan disebutkan ini disebabkan

pendapatan masyarakat yang rendah.

Meier dan Baldwin (Sukirno, 2010:114) mengemukakan pula satu

lingkaran perangkap kemiskinan lain. Lingkaran perangkap kemiskinan ini

timbul dari hubungan saling mempengaruhi antara keadaan masyarakat yang

masih terbelakang dan tradisional dengan kekayaan alam yang belum

dikembangkan.

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia menetapkan 14 (empat belas)

kriteria rumah tangga keluarga miskin. Rumah tangga yang memiliki ciri

rumah tangga miskin tersebut, yaitu:

1) Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m² per orang

2) Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu

murahan.

3) Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas

rendah/tembok tanpa diplester.

4) Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah

tangga lain.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 33: Skrip Si

33

5) Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

6) Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air

hujan.

7) Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak

tanah.

8) Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.

9) Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.

10) Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.

11) Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.

12) Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas

lahan 0,5 Ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan,

atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000/bulan.

13) Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak

tamat SD/hanya SD.

14) Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp.

500.000, seperti: sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal

motor, atau barang modal lainnya.

Ada satu kriteria tambahan lagi, hanya tidak terdapat dalam bahan

sosialisasi Departemen Komunikasi dan Informatika tentang kriteria rumah

tangga miskin, yaitu rumah tangga yang tidak pernah menerima kredit usaha

UKM/KUKM setahun lalu.

Permasalahan utama yang dihadapi Indonesia yang menyebabkan

kemiskinan adalah masalah pangan, hal ini terlihat dari setiap program

nasional baik dari pelita I sampai pelita VII yang selalu memprioritaskan

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 34: Skrip Si

34

pengadaan pangan dan pertanian. Tetapi bagaimana pun masalah yang

dihadapi, pertumbuhan pangan selalu diungguli oleh pertumbuhan penduduk.

Siagian (2009:90) menuliskan bahwa masih banyaknya warga miskin

yang hidup di bawah garis kemiskinan, tersirat bahwa suatu negara bangsa

bertekat untuk mengentaskan kemiskinan tersebut. Mengentaskan

kemiskinan antara lain berarti bahwa tidak ada warga negara yang tidak

mampu memuaskan berbagai kebutuhan primernya secara wajar. Akan tetapi

perlu pula diperhatikan bahwa tidak cukup untuk melihat pengentasan

kemiskinan semata-mata sebagai upaya peningkatan kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan fisik yang bersifat materiil. Jika hanya terbatas pada

hal itu saja, berarti yang dibicarakan hanya peningkatan taraf hidup orang per

orang dengan kata lain, pengentasan kemiskinan harus pula berarti

peningkatan mutu hidup. Peningkatan mutu hidup menyangkut berbagai segi

lain yang bukan berupa segi ekonomis, seperti peningkatan kemampuan

untuk menunaikan kewajiban sosial, menyekolahkan anak, pengobatan

dalam hal seseorang dan anggota keluarganya diserang penyakit,

tersedianya dana untuk rekreasi, serta peningkatan kemampuan untuk

menabung. Singkatnya menjadikan para warga negara menjadi insan yang

mandiri.

Berdasarkan BKKBN tingkat Kesejahteraan adalah keadaan

sejahteraan keluarga yang dinyatakan dengan:

a) Keluarga Pra Sejahtera yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti

kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 35: Skrip Si

35

b) Keluarga Sejahtera Tahap I yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat

memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya (socio

psychological needs), seperti kebutuhan ibadah, makan protein hewani,

pakaian, ruang untuk interaksi keluarga, dalam keadaan sehat,

mempunyai penghasilan, bisa baca tulis latin dan keluarga berencana.

c) Keluarga Sejahtera Tahap II yaitu keluarga-keluarga yang disamping

telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi

seluruh kebutuhan sosial psikologisnya, akan tetapi belum dapat

memenuhi keseluruhan kebutuhan pengembangannya (developmental

needs) seperti kebutuhan untuk peningkatan agama, menabung,

berinteraksi dalam keluarga, ikut melaksanakan kegiatan dalam

masyarakat dan mampu memperoleh informasi dari media.

d) Keluarga Sejahtera Tahap III yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi

seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan

pengembangannya, namun belum dapat memberikan sumbangan

(kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat, seperti secara teratur

(waktu tertentu) memberikan sumbangan dalam bentuk material dan

keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan serta berperanserta

secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau

yayasan-yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olah-raga, pendidikan

dan sebagainya.

e) Keluarga Sejahtera Tahap III Plus yaitu keluarga keluarga yang telah

dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 36: Skrip Si

36

psikologis maupun yang bersifat pengembangan serta telah dapat pula

memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.

Dalam pengentasan kemiskinan Indonesia, upaya-upaya pemerintah

dalam merealisasikannya terlihat dari kebijakan dan produk hukum yang

dikeluarkannya.Pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 dalam alinea

yang ke-empat tertulis dengan jelas mengenai tujuan negara yaitu untuk

memajukan kesejahteraan umum. Hal inilah yang kemudian menjadi sumber

dari kebijakan dan produk hukum pemerintah untuk mengentaskan

kemiskinan Indonesia.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 yang memuat tentang sistem

perencanaan pembangunan nasional Indonesia merupakan produk hukum

yang memberikan dasar bagi pelaksanaan pengentasan kemiskinan di

Indonesia. Dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2011 tertulis

bahwa salah satu yang menjadi prioritas pemerintah adalah mengenai

program aksi penanggulangan kemiskinan. Memiliki target penurunan tingkat

kemiskinan absolut dari 14,1% pada tahun 2009 menjadi 8-10% pada tahun

2014, serta perbaikan distribusi pendapatan dengan perlindungan sosial yang

berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat dan perluasan kesempatan

ekonomi masyarakat yang berpendapatan rendah.

Selanjutnya produk perundang-undangan yang mengatur

pengentasan kemiskinan adalah Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010

tentang percepatan penanggulangan kemiskinan, Instruksi Presiden Nomor 1

Tahun 2010 tentang percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan

nasional tahun 2010 serta Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2010 tentang

program pembangunan yang berkeadilan. Kemudian setiap departemen

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 37: Skrip Si

37

memiliki program pengentasan kemiskinan. Sebagai contoh, Keputusan

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat selaku Ketua Tim

Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Nomor

25/Kep/Menko/Kesra/VII/2007 tentang pedoman umum Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri), sebagai peraturan

teknis mengenai penaggulangan pengentasan kemiskinan di Indonesia.

Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 pada pasal pertama

memuat ketentuan bahwa penanggulangan kemiskinan adalah kebijakan dan

program pemerintah daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana,

dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi

jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan

rakyat. Selanjutnya, pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010

menyebutkan bahwa terdapat 4 (empat) strategi percepatan penanggulangan

kemiskinan yang dilakukan pemerintah yaitu: pertama, mengurangi beban

pengeluaran masyarakat miskin; kedua meningkatkan kemampuan dan

pendapatan masyarakat miskin; ketiga, mengembangkan dan menjamin

keberlanjutan usaha mikro dan kecil; keempat, mensinergikan kebijakan dan

program penanggulangan kemiskinan.

Pasal 5 Peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2010 menyebutkan

bahwa program percepatan penanggulangan kemiskinan terdiri dari:

1. Pertama, program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga, bertujuan

untuk melakukan pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup, dan

perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin.

2. Kedua, program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan

masyarakat, bertujuan mengembangkan potensi dan memperkuat

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 38: Skrip Si

38

kelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam pembangunan yang

didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat

3. Ketiga, program penanggulangan kemiskinan yang berbasis

pemberdayaan usaha mikro dan kecil, bertujuan untuk memberikan akses

dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil.

4. Keempat, program-program lain yang baik langsung maupun tidak

langsung dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat miskin.

Instruksi presiden nomor 1 tahun 2010 tentang percepatan

pelaksanaan prioritas pembangunan rasional tahun 2010 tentang

memberikan parameter bagi sepuluh program prioritas pemerintah, yang

kemudian kesepuluh program tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam setiap

kementerian dan lembaga negara. Selanjutnya instruksi presiden nomor 3

tahun 2010 tentang program pembangunan yang berkeadilan, maka

pemerintah membuat program pro rakyat, program keadilan untuk semua

(justice for all), dan program pencapaian tujuan pembangunan millennium

(MDGs).

II.1.4. Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin)

Raskin adalah salah satu program pemerintah yang berada pada

kluster pertama (I) yang merupakan intervensi pengurangan kemiskinan

melalui langkah-langkah subsidi dan bantuan sosial yang menyentuh rakyat

kebanyakan secara langsung. Raskin merupakan subsidi pangan dalam

bentuk beras yang diperuntukkan bagi rumahtangga berpenghasilan rendah

sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 39: Skrip Si

39

memberikan perlindungan sosial pada rumah tangga sasaran. Dalam situs

online TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan kemiskinan) yang

diakses 22 Oktober 2013 menyebutkan bahwa Raskin bertujuan untuk

mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sasaran dalam memenuhi

kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Lebih jauh, program raskin

bertujuan untuk membantu kelompok miskin dan rentan miskin mendapat

cukup pangan dan nutrisi karbohidrat tanpa kendala. Keberhasilan Program

Raskin diukur berdasarkan tingkat pencapaian indikator 6 Tepat, yaitu: tepat

sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat

administrasi. Program ini bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran

Rumah Tangga Sasaran (RTS) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan

pangan pokok dalam bentuk beras dan mencegah penurunan konsumsi

energi dan protein. Selain itu Raskin bertujuan untuk meningkatkan/membuka

akses pangan keluarga melalui penjualan beras kepada keluarga penerima

manfaat dengan jumlah yang telah ditentukan.

Dalam situs online Bulog (bulog.co.id) yang diakses 22 Oktober 2013

disebutkan bahwa Penyaluran Raskin (Beras untuk Rumah Tangga Miskin)

sudah dimulai sejak 1998. Krisis moneter tahun 1998 merupakan awal

pelaksanaan Raskin yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan

rumah tangga terutama rumah tangga miskin. Pada awalnya disebut program

Operasi Pasar Khusus (OPK), kemudian diubah menjadi Raskin mulai tahun

2002, RASKIN diperluas fungsinya tidak lagi menjadi program darurat (social

safety net) melainkan sebagai bagian dari program perlindungan sosial

masyarakat. Melalui sebuah kajian ilmiah, penamaan Raskin menjadi nama

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 40: Skrip Si

40

program diharapkan akan menjadi lebih tepat sasaran dan mencapai tujuan

program Raskin.

Penentuan kriteria penerima manfaat Raskin seringkali menjadi

persoalan yang rumit. Dinamika data kemiskinan memerlukan adanya

kebijakan lokal melalui musyawarah Desa/Kelurahan. Musyawarah ini

menjadi kekuatan utama program untuk memberikan keadilan bagi sesama

rumah tangga miskin.

Sampai dengan tahun 2006, data penerima manfaat RASKIN masih

menggunakan data dari BKKBN yaitu data keluarga prasejahtera alasan

ekonomi dan keluarga sejahtera I. Belum seluruh Kepala keluarga Miskin

dapat dijangkau oleh Raskin. Hal inilah yang menjadikan Raskin sering

dianggap tidak tepat sasaran, karena rumah tangga sasaran berbagi dengan

Kepala Keluarga Miskin lain yang belum terdaftar sebagai sasaran.

Mulai tahun 2007, digunakan data Rumah Tangga Miskin (RTM) BPS

sebagai data dasar dalam pelaksaaan RASKIN. Dari jumlah RTM yang

tercatat sebanyak 19,1 juta RTS, baru dapat diberikan kepada 15,8 juta RTS

pada tahun 2007, dan baru dapat diberikan kepada seluruh RTM pada tahun

2008. Dengan jumlah RTS 19,1 juta pada tahun 2008, berarti telah mencakup

semua rumah tangga miskin yag tercatat dalam Survei BPS tahun 2005.

Jumlah sasaran ini juga merupakan sasaran tertinggi selama Raskin

disalurkan.Penggunaan data Rumah Tangga Sasaran (RTS) hasil pendataan

Program Perlindungan Sosial tahun 2008 (PPLS – 2008) dari BPS

diberlakukan sejak tahun 2008 yang juga berlaku untuk semua program

pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan oleh Pemerintah.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 41: Skrip Si

41

Realisasi Raskin selama 2005 - 2009 berkisar antara 1,6 juta ton - 3,2

juta ton. Dengan harga tebus Rp.1.000/kg sampai dengan 2007 dan

Rp.1.600/kg sejak tahun 2008, Raskin bukan hanya telah membantu rumah

tangga miskin dalam memperkuat ketahanan pangannya, namun juga

sekaligus menjaga stabilitas harga. Raskin telah mengurangi permintaan

beras ke pasar oleh sekitar 18,5 juta orang pada tahun 2009. Selain itu,

perubahan harga tebus dari Rp.1.000/kg menjadi Rp.1.600/kg juga dengan

mempertimbangkan anggaran dan semakin banyaknya rumah tangga

sasaran yang dapat dijangkau. Harga ini juga masih lebih rendah dari harga

pasar yang saat itu rata-rata sekitar Rp.5.000 – 5.500/kg.

Untuk mencapai tepat sasaran, tepat harga dan tepat waktu,

beberapa penyempurnaan terus dilakukan.Salah satunya adalah dengan pola

distribusi yang berkembang tidak hanya melalui titik distribusi yang langsung

disalurkan kepada RTS namun juga melalui Warung Desa (Wardes). Melalui

Wardes, penyaluran Raskin menjadi lebih dekat kepada RTS dan RTS

membeli beras secara bertahap sesuai daya belinya selama 1 bulan dengan

harga sesuai dengan ketetapan. Penyaluran melalui Wardes berawal dari

pilot project pada akhir tahun 2008 dan mulai diimplementasikan sejak tahun

2009.

Melalui Wardes, sistem administrasi distribusi Raskin juga yang

dituangkan dalam Daftar Penerima Manfaat 1 (DPM 1), pembagian kartu

Raskin, dan realisasi penerimaan beras oleh RTS dapat diperbaiki mulai dari

awal. Juga dimungkinkan dapat diterapkan sistem pembayaran melalui

kerjasama dengan jaringan unit-unit perbankan di Desa/Kelurahan secara

langsung.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 42: Skrip Si

42

Peningkatan ketepatan sasaran juga terus ditingkatkan melalui

pendampingan pola distribusi melalui kelompok masyarakat pada tahun

2009.Distribusi Raskin dilakukan oleh kelompok masyarakat yang umumnya

berbasis keagamaan maupun oleh kelompok masyarakat miskin penerima

manfaat Raskin.

Penyaluran Raskin berawal dari Surat Perintah Alokasi (SPA) dari

Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Perum BULOG dalam hal ini kepada

Kadivre/ Kasubdivre/KaKansilog Perum BULOG berdasarkan pagu Raskin

(tonase dan jumlah Rumah Tangga Sasaran - RTS) dan rincian di masing-

masing Kecamatan dan Desa/ Kelurahan.

Pada waktu beras akan didistribusikan ke Titik Distribusi, Perum

BULOG berdasarkan SPA menerbitkan Surat Perintah Pengeluaran

Barang/Delivery Order (SPPB/DO) beras untuk masing-masing Kecamatan

atau Desa/ Kelurahan kepada Satker (satuan kerja) Raskin. Satuan kerja

Raskin mengambil beras di gudang Perum BULOG, mengangkut dan

menyerahkan beras Raskin kepada Pelaksana Distribusi Raskin di Titik

Distribusi.

Di Titik Distribusi, penyerahan/penjualan beras kepada RTS-PM

(Penerima Manfaat) Raskin dilakukan oleh salah satu dari tiga (3) Pelaksana

Distribusi Raskin yaitu Kelompok Kerja (Pokja), atau Warung Desa (Wardes)

atau Kelompok Masyarakat (Pokmas). Di Titik Distribusi inilah terjadi

transaksi secara tunai dari RTS - PM RASKIN ke Pelaksana Distribusi

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat

mengeluarkan lembar informasi dan sosialisasi Raskin pada tahun 2013

melalui TNP2K (http://tnp2k.go.id) sebagai berikut:

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 43: Skrip Si

43

1) Merujuk anggaran subsidi pangan dalam Undang-Undang No.19 Tahun

2012 tentang AnggaranPendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran

2013, jumlah RTS-PM Program Raskin nasional tahun 2013 adalah

sebanyak 15.530.897 rumah tangga, yakni mengalami penurunan sekitar

2 (dua) juta rumah tangga dari jumlah RTS-PM Program Raskin 2009-

2012 sebanyak17.488.007 rumah tangga.

2) Penurunan pagu Raskin nasional ini sejalan dengan penurunan angka

kemiskinan dari 15,42%pada 2008 menjadi 11,66% pada September

2012 berdasarkan data BPS.

3) Jumlah RTS-PM Program Raskin 2013, yaitu 15.530.897 rumah tangga,

meliputi sekitar 25% penduduk dengan peringkat kesejahteraan terendah

secara nasional, yang telah mencakup rumah tangga miskin dan hampir

miskin.

4) Alokasi jumlah RTS-PM Program Raskin untuk masing-masing provinsi

dan kabupaten/kota disusun dengan mempertimbangkan perubahan

tingkat kemiskinan masing-masing wilayah, serta ketertinggalan dan

kesulitan daerah dan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Program

Raskin 2012.

5) Penetapan nama dan alamat RTS-PM Program Raskin mengacu pada

Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial, yang dikelola

oleh Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

(TNP2K).

6) Penetapan nama dan alamat RTS-PM Raskin 2013 telah

mengakomodasi laporan perubahan Daftar Penerima Manfaat (DPM)

Program Raskin hasil Mudes/Muskel dalam bentuk Formulir Rekapitulasi

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 44: Skrip Si

44

Pengganti (FRP) Program Raskin Juni-Desember 2012 yang telah

diterima oleh Sekretariat TNP2K sampai dengan 31 Desember 2012

dengan rincian sebagai berikut:

a) RTS-PM yang di dalam FRP Program Raskin Juni-Desember 2012

dinyatakan sebagai rumah tangga yang meninggal (seluruh anggota

rumah tangganya) atau rumah tangga yang pindah ke luar

desa/kelurahan tidak dimasukkan lagi dalam DPM Raskin 2013.

b) RTS-PM pengganti (lembar kedua) tidak dimasukkan dalam DPM

Raskin 2013 karena peringkat kesejahteraan rumah tangga tersebut

belum dapat diukur secara obyektif melalui metode yang setara dengan

metode yang digunakan Basis Data Terpadu.

7) Data nama dan alamat RTS-PM Program Raskin 2013 masih mengacu

pada daftar wilayahdesa/kelurahan dan kecamatan hasil PPLS2011. Bagi

daerah yang mengalami pemekaran kecamatan dan desa/kelurahan

setelah pelaksanaan PPLS 2011, masing-masing pemerintah

kabupaten/kota setempat dapat berkoordinasi dengan kecamatan dan

desa/kelurahan untuk melakukan penyesuaian alamat RTS-PM dalam

data dengan alamat aktual sesudah pemekaran wilayah.

8) Ketentuan lain terkait dengan pelaksanaan Program Raskin tahun 2013

mengacu pada Pedoman Umum Subsidi Beras Bagi Masyarakat

Berpendapatan Rendah (Pedum Raskin) 2013 yang diikeluarkan oleh

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 45: Skrip Si

45

II.2. Kerangka Pikir

Kebijakan publik sebagai sebuah pilihan pemerintah untuk melakukan

dan tidak melakukan (public policy is whatever governments choose to do or

not to do) sebagai respon terhadap masalah-masalah publik. Salah satu

kebijakan pemerintah mengenai pengentasan kemiskinan yang tertuang dalam

Pasal 5 Peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2010 menyebutkan bahwa

program percepatan penanggulangan kemiskinan yaitu terdiri atas program

bantuan sosial terpadu berbasis keluarga, program penanggulangan

kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, program penanggulangan

kemiskinan yang berbasis pemberdayaan usaha mikro dan kecil dan program-

program yang lain yang baik langsung maupun tidak langsung dapat

meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin.

Pada program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga, di dalamnya

terdapat program bantuan sosial bersyarat, Program Keluarga Harapan (PKH),

Raskin (beras untuk keluarga miskin), dan Jaminan Kesehatan Masyarakat

(Jamkesmas) serta langkah-langkah subsidi dan bantuan sosial lainnya yang

langsung menyentuh rakyat kebanyakan secara langsung.

Raskin merupakan salah satu program turunan dari Pasal 5 Peraturan

Presiden Nomor 15 tahun 2010.Berada pada kluster pertama (I) yaitu program

bantuan sosial terpadu berbasis keluarga. Program penyaluran Raskin

bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sasaran dalam

memenuhi kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Lebih jauh, program

raskin bertujuan untuk membantu kelompok miskin dan rentan miskin untuk

mendapatkan cukup pangan dan nutrisi karbohidrat tanpa kendala. Tim

Nasional Percepapatan penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menyebutkan

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 46: Skrip Si

46

bahwa keberhasilan Program Raskin diukur berdasarkan tingkat pencapaian

indikator 6T, yaitu: tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat

kualitas, dan tepat administrasi.

Kerangka berpikir digunakan untuk menghubungkan teori dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah dalam pelaksanaan

penelitian. Berdasarkan pada teori-teori yang dikemukakan diatas kerangka

pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar II.1. Kerangka Pikir

Berdasarkan kerangka konseptual diatas maka akan dapat dilihat

bahwa dari penelitian ini akan dapat diketahui keberhasilan pelaksanaan

penyaluran Raskin di kecamatan Sumarorong. Dari hasil penelitian ini dapat

dilihat dan dipelajari apa yang menjadi hambatan pelaksanaan program ini

dalam pelaksanaannya kepada masyarakat.

Penyaluran RASKIN (Berasuntuk Keluarga Miskin) diKec. Sumarorong dalamindikator 6 Tepat : tepat

sasaran, tepat jumlah, tepatharga, tepat waktu, tepat

kualitas, dan tepatadministrasi

Pasal 5Peraturan

Presiden No. 15Thn 2010

Program percepatanpenanggulangan

kemiskinan

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 47: Skrip Si

47

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Pendekatan dan Desain Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian

adalah pendekatan kualitatif. Kualitatif dalam bentuk deskriptif yakni berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati dengan

berdasarkan pada teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.

Alasan pemilihan pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian ini karena

pada hakekatnya penelitian yang dilakukan bersifat menggambarkan atau

mendeskripsikan fakta-fakta mengenai fenomena atau kenyataan sosial yang

ditemui dimasyarakat. Kemudian selanjutnya melakukan analisa dan

penafsiran hubungan fakta-fakta tersebut dengan isi dan konteks kebijakan

serta melihat faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam program Raskin

yang menjadi objek penelitian kemudian mengambil kesimpulan. Dengan

adanya pendekatan kualitaif deskriptif ini juga memudahkan peneliti untuk

memperoleh data yang berkaitan dengan konsep judul dan rumusan masalah

yang telah dikemukakan pada pendahuluan yaitu pelaksanaan penyaluran

Raskin di Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah

fenomenologi. Penelitian ini menelaah fenomena di masyarakat yang dilakukan

secara intensif, mendalam, mendetail dan komprehensif dengan mengkaji

bagaimana pelaksanaan penyaluran Raskin di kecamatan Sumarorong,

kabupaten Mamasa, provinsi Sulawesi Barat.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 48: Skrip Si

48

III.2. Pemilihan Informan

Adapun yang menjadi informan kunci (key Informan) dalam penelitian

ini adalah aktor-aktor yang berperan dalam pelaksanaan maupun yang

berperan sebagai penerima program penyaluran Raskin di kecamatan

Sumarorong. Informan yang digunakan dalam penelitian dibagi dalam tiga

kelompok besar (triangulation), yaitu:

a) Pemerintah, pelaksana penyaluran Raskin di Kecamatan Sumarorong

dalam hal ini Kepala Camat Sumarorong, Lurah Kelurahan Sumarong,

Kepala Desa Sasakan, dan Kepala Desa Batanguru Timur,

b) Wiraswasta, sebagai mitra Bulog yang berperan sebagai penyalur Raskin.

Dalam hal ini Kepala penanggungjawab penyaluran Raskin untuk

Kabupaten Mamasa dan Penanggungjawab penyaluran Raskin untuk

Kecamatan Sumarorong

c) Kelompok masyarakat penerima Raskin yang ada di Kecamatan

Sumarorong.

III.3. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi pelaksanaan penelitian adalah di Kecamatan

Sumarorong, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat dengan

pertimbangan lebih mudah untuk jangkauan informasi dan pengumpulan data,

efisensi biaya serta dianggap perlu untuk melihat pelaksanaan dan faktor-faktor

yang mempengaruhi pelaksanaan penyaluran Raskin pada daerah ini.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 49: Skrip Si

49

III.4.Unit Analisis

Sehubungan dengan rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian

maka yang menjadi unit analisis penelitian adalah program. Dalam hal ini

program penyaluran Raskin yang ada di Kecamatan Sumarorong Kabupaten

Mamasa. Unit analisis ini ditentukan dengan melihat bahwa penyaluran Raskin

merupakan salah satu dari program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga

yang diberikan pemerintah sebagai bentuk upaya percepatan penanggulangan

kemiskinan. Dan penelitian ini melihat indikator 6 Tepat dalam program Raskin.

III.5. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dimaksudkan guna memperjelas ruang lingkup

pembahasan penelitian ini, sehingga terhindar dari pengumpulan data pada

bidang yang sangat luas atau kurang relevan dengan tujuan penelitian.

Penelitian dilakukan dengan memperhatikan isu kebijakan dan tujuan penelitian

yang ada. Berdasarkan ukuran keberhasilan penyaluran Raskin oleh TNP2K

(Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan) maka penelitian

difokuskan pada indikator Enam Tepat (6T), yaitu:

1. Tepat sasaran, dalam hal ini sasaran penyaluran program Raskin yang

dimaksud adalah keluarga miskin yang ada di kecamatan Sumarorong.

2. Tepat jumlah, jumlah yang dimaksud adalah jumlah pagu beras yang

diberikan pada keluaga miskin di Kecamatan Sumarorong.

3. Tepat harga, yaitu harga yang diberikan pada masyarakat miskin sesuai

dengan harga yang telah ditetapkan.

4. Tepat waktu, yaitu kesesuaian waktu pemberian seharusnya dengan

pelaksanaannya.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 50: Skrip Si

50

5. Tepat kualitas, dalam hal ini berkaitan dengan kualitas beras dari Bulog

yang diberikan kepada masyarakat.

6. Tepat administrasi, yaitu ketepatan prosedur pelaksanaan yang ditetapkan

dengan pelaksanaannya.

III.6. Data dan Sumber Data

Untuk memperoleh hasil penelitian yang valid dan akurat maka

penggunaan data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data

sekunder. Sumber data awal penelitian adalah dari data sekunder yang

didapatkan melalui pengumpulan laporan yang berkaitan dengan program

Raskin di Kantor Kecamatan Sumarorong, Wiraswasta yang menjadi mitra

Bulog untuk mendistribusikan Raskin ke titik distribusi, Kantor Kelurahan

Sumarorong dan juga data yang dimiliki oleh Kepala Desa Sasakan dan Kepala

Desa Batanguru Timur.

Pengumpulan data sekunder dimulai dari kantor Kecamatan

Sumarorong. Data yang dikumpulkan yang berkaitan dengan program Raskin

adalah data Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) Raskin

tahun 2011 dan data lampiran Keputusan Bupati Kabupaten Mamasa tentang

jumlah pagu Raskin alokasi juni-desember tahun 2012. Data lainnya yang

diperoleh yang menjadi data pendukung dalam penelitian ini adalah data

Kecamatan Sumarorong dalam Angka tahun 2012 yang diperoleh dalam

bentuk buku. Pengumpulan data di Kantor Kecamatan Sumarorong ini dimulai

sejak awal masuknya surat penelitian di Kantor Kecamatan Sumarorong pada

tanggal 7 desember 2013.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 51: Skrip Si

51

Data sekunder berikutnya yang dikumpulkan adalah data dari

wiraswasta yang menjadi Mitra Bulog untuk menyalurkan Raskin ke titik

distribusi dalam hal ini data diperoleh di Kabupaten Mamasa tepatnya di rumah

yang sekaligus menjadi toko kepala penanggungjawab penyaluran Raskin

untuk Kabupaten Mamasa. Data diperoleh pada tanggal 15 desember 2013

langsung dari kepala penanggungjawab Raskin Kabupaten Mamasa. Data

tersebut adalah data rekapitulasi berita acara pelaksanaan penjualan beras

Raskin khusus desa/kelurahan di Kecamatan Sumarorong untuk 15x

penerimaan mulai dari bulan januari-desember 2013.

Selanjutnya data sekunder lain diperoleh dari Badan Pusat Statistik

(BPS) Kabupaten Mamasa. Data ini diperoleh dalam bentuk soft file buku

Mamasa dalam Angka Tahun 2013. Data ini merupakan data pendukung yang

digunakan untuk mendapatkan data gambaran umum Kabupaten Mamasa

secara khusus gambaran umum Kecamatan Sumarorong.

Kemudian data sekunder berikutnya dari kantor Kelurahan Sumarorong.

Data yang diperoleh yang berkaitan langsung dengan program penyaluran

Raskin di Kelurahan Sumarorong adalah data nama penerima Raskin yang

nyata menerima beras Raskin bulan desember 2013. Data ini diperoleh di awal

januari 2014 sejak permintaan data yang dilakukan pada awal penelitian di

Kantor Kelurahan Sumarorong pada pertengahan desember tepatnya 17

Desember 2013. Sedangkan data pendukung lainnya yang diperoleh adalah

batas wilayah Kelurahan Sumarorong yang didapatkan dari papan informasi di

kantor Kelurahan Sumarorong

Selanjutnya data sekunder terakhir yang didapatkan di rumah Kepala

Desa Sasakan dan di rumah Kepala Desa Batanguru Timur pada tanggal 28

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 52: Skrip Si

52

desember 2013. Di rumah Kepala desa Sasakan data yang diperoleh adalah

data Raskin periode mei-juli 2013 sedangkan di rumah Kepala Desa Batanguru

Timur, data yang diperoleh adalah data RTS-PM Raskin periode juni-desember

2012 dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mamasa.

Variasi data sekunder yang dikumpulkan kemudian dipelajari untuk

menjadi bahan acuan dalam pengumpulan data berikutnya. Data yang telah

dipelajari ini menjadi bahan perbandingan untuk mengetahui ketepatan

prosedur pelaksanaan, Ketepatan rumah tangga sasaran penerima manfaat

yang seharusnya, dan jumlah beras Raskin yang seharusnya dengan yang

terjadi di masyarakat Kecamatan Sumarorong. Beberapa data yang

direncanakan sebelumnya untuk dikumpulkan tidak ditemukan selama

pengumpulan data penelitian, seperti rekapitulasi RTS-PM Raskin dari januari-

desember 2013. Hal ini karena data tersebut sudah tidak lagi tersedia.

Setelah pengumpulan data lewat data sekunder, pengumpulan data

penelitian ini dilanjutkan dengan pengumpulan data primer yang dikumpulkan

langsung dari objek penelitian melalui observasi di lingkungan Kecamatan

Sumarorong, wawancara terhadap pelaksana dalam hal ini Bapak Camat

Sumarorong, Bapak Lurah Kelurahan Sumarorong, Kepala Desa Sasakan dan

Kepala Desa Batanguru Timur dan penerima Raskin di Kecamatan

Sumarorong dan Focus Group Discussion (FGD) pada masyarakat di Desa

Sasakan dan Desa Batanguru Timur.

1) Observasi atau pengamatan. Fokus observasi penelitian adalah kondisi

kehidupan masyarakat di Kecamatan Sumarorong. Dilakukan dengan

mengamati secara umum kegiatan sehari-hari di masyarakat, kondisi

lingkungan dan juga jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 53: Skrip Si

53

Kecamatan Sumarorong dengan berjalan-jalan di Kecamatan Sumarorong

terkhusus pada dusun-dusun tempat tinggal RTS-PM Raskin sebanyak 3

kali selama proses penelitian berjalan. Selain itu pengamatan juga

dilakukan dengan mengikuti keseharian seorang ibu rumah tangga yang

sekaligus menjadi kepala keluarga dan penerima Raskin. Mengikuti

kegiatannya selama sehari menjadi buruh untuk membersihkan kebun dan

menanam sayur di kebun milik orang lain sampai Ia kembali kerumahnya.

Hasil observasi ini sangat membantu dalam proses penelitian karena

menggambarkan keadaan nyata masyarakat di Kecamatan Sumarorong

khususnya yang menjadi rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin.

Selain observasi pada lingkungan dan masyarakat di Kecamatan

Sumarorong, observasi lain juga dilakukan secara tidak langsung pada

kantor Kecamatan Sumarorong dan kantor Kelurahan Sumarorong, melalui

pengamatan selama proses penelitian berlangsung di masing-masing

kantor tersebut.

2) Wawancara dalam penelitian ini dilakukan di kantor Kecamatan

Sumarorong pada Kepala Camat kecamatan Sumarorong bersama

seorang staff kecamatan Sumarorong, di kantor Kelurahan Sumarorong

pada Bapak Lurah Kelurahan Sumarorong, di rumah sekaligus toko

wirausahawan yang menjadi mitra Bulog penanggungjawab Raskin untuk

Kabupaten Mamasa tepatnya di Kabupaten Mamasa, di rumah

penanggung jawab Raskin untuk Kecamatan Sumarorong, di rumah Kepala

desa Sasakan dan Kepala desa Batanguru Timur dan di rumah 2 ibu rumah

tangga penerima Raskin yang bersedia untuk diwawancara. Satu ibu rumah

Tangga bertempat tinggal di dusun Lekkong dan satu lagi di dusun Tondok

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 54: Skrip Si

54

Tallu. Dalam wawancara ini yang menjadi bahan pertanyaan umum adalah

hal-hal umum apa yang diketahui tentang program Raskin baik tentang

sasaran, jumlah, waktu, harga, prosedur, administrasi. Hal-hal lain yang

diperoleh dari wawancara ini berupa pandangan-pandangan umum dan

pengetahuan mereka tentang program Raskin. Wawancara ini dilakukan

secara langsung (personal interview) dan secara tidak langsung (telephone.

Untuk wawancara secara tidak langsung dilakukan dengan pada mitra

bulog penyalur Raskin khusus untuk Kecamatan Sumarorong.

3) Focus Group Discussion (FGD) Pengumpulan data penelitian melalui

diskusi terarah atau yang lebih dikenal dengan Focus Group Discussion

(FGD), dilakukan dalam penelitian untuk memperoleh informasi

keberagaman perspektif dan pengetahuan masyarakat terhadap program

Raskin yang menjadi objek penelitian. Diskusi terarah ini dilakukan di dua

tempat yaitu pada masyarakat di Desa Sasakan dan masyarakat di Desa

Batanguru Timur. Pada masyarakat Desa Batanguru Timur, FGD dilakukan

pada tanggal 29 Desember 2013 dan pada masyarakat Desa Sasakan,

FGD dilakukan pada tanggal 4 januari 20114. Peserta diskusi untuk desa

Batanguru Timur adalah 11 orang tua, bapak dan ibu yang menjadi RTS-

PM Raskin. FGD dilakukan di rumah salah satu warga RTS-PM Raskin.

Untuk Desa Sasakan FGD dilakukan di Dusun Kayumea, di rumah salah

satu warga RTS-PM Raskin dengan jumlah peserta 8 orang. Dalam

melakukan diskusi terarah bersama masyarakat ini tidak membutuhkan

biaya. Hal ini karena waktu proses penelitian bertepatan dengan masa

Natal dan Tahun Baru sehingga mengumpulkan masyarakat untuk diskusi

tidak terlalu sulit. Tema utama FGD dalam penelitian ini adalah

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 55: Skrip Si

55

pelaksanaan Raskin dalam indikator enam tepat (tepat sasaran, tepat

jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat administrasi).

Adapun pertanyaan yang diajukan berfokus pada indikator ini namun

seperti diskusi pada umumnya masyarakat saling berdiskusi dan berbagi

hal-hal yang mereka ketahui tentang program Raskin selama ini, peneliti

hanya sebagai pendengar dan pengarah agar diskusi tidak lepas dari

Tema.

Data hasil yang diperoleh dari pengumpulan ini yang kemudian diolah

dan dijadikan sebagai hasil penelitian ini.

III.7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kualitatif. Selanjutnya akan dianalisis dengan model siklus interakatif

yang dikemukakan huberman dan Miles dalam Bungin (2003:69).

Gambar III.1.

Analisis Data Model Interaktif (Bungin 2003:69)

3. DataDisplay

4.ConclutionDrawing &Verifying

2. DataReduction

1. DataColection

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 56: Skrip Si

56

Hasil pengumpulan data selama penelitian kemudian direduksi (data

reduction). Seperangkat hasil reduksi data juga diorganisasikan kedalam

suatu bentuk tertentu (display data) sehingga terlihat sosoknya secara lebih

utuh, sehingga memudahkan pemaparan dan penegasan kesimpulan

(conclution drawing and verification). Sesuai dengan gambar siklus analisis

data diatas proses analisis data dalam penelitian tidaklah mudah “sekali

jadi”, melainkan berinteraktif secara bolak balik.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 57: Skrip Si

57

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV.1. Gambaran Umum Kabupaten Mamasa

IV.1.1. Keadaan Geografis

Mamasa merupakan 1 dari 5 Kabupaten yang terdapat di Provinsi

Sulawesi Barat dan merupakan kabupaten yang berada di daerah

pegunungan. Letak astonomis Kabupaten Mamasa berada pada 2:39’216’’

LS dan 3:19’288’’ LS serta 119:0’216’’ BT dan 119:38’144’’ BT. Kabupaten

Mamasa yang beribukota di Mamasa, memiliki batas wilayah yaitu:

1) Di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Mamuju,

2) Di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Majene,

3) Di sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan,

4) Dan terakhir di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Polewali

Mandar.

Pada tahun 2012, Kabupaten Mamasa tercatat memiliki luas

3.005,88 km², yang terbagi menjadi 17 kecamatan. Kecamatan Tabulahan

adalah Kecamatan terluas di Kabupaten Mamasa dengan luas wilayah

sebesar 513,95 km² atau sekitar 17,10 persen dari seluruh wilayah

Kabupaten Mamasa. Sedangkan Rantebulahan Timur dengan luas 31,87

km² adalah kecamatan dengan wilayah terkecil di Kabupaten Mamasa.

Diantara 17 kecamatan di Kabupaten Mamasa, kecamatan yang letaknya

terjauh dari ibukota kabupaten (Kecamatan Mamasa) adalah kecamatan

Pana yaitu sejauh 95 Km, sementara kecamatan yang terdekat dari ibukota

kabupaten adalah kecamatan Tawalian yang berjarak 3 Km.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 58: Skrip Si

58

IV.1.2. Kondisi Demografis

Jumlah Penduduk Kabupaten Mamasa pada tahun 2012, berjumlah

146.292 jiwa, meningkat sekitar 3.876 jiwa dari tahun sebelumnya dengan

laju pertumbuhan penduduk per tahun sebesar 2,32 persen.

Kecamatan Mamasa merupakan kecamatan dengan jumlah

penduduk terbesar, yaitu sekitar 23.766 jiwa (16,25%). Sedangkan yang

terkecil adalah Kecamatan Mehalaan sebesar 4.056 jiwa (2,77%).

Kepadatan penduduk Kabupaten Mamasa pada tahun 2012 adalah 49

jiwa/Km2, atau terdapat sekitar 49 jiwa setiap 1 Km².

Jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Mamasa pada tahun 2012

sebanyak 74.001 jiwa sedangkan Penduduk perempuan sebanyak 72.291

jiwa. Data ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki ternyata 2,37

persen lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan, dengan

perbandingan jenis kelamin (sex ratio) 102 yang berarti bahwa diantara 100

orang perempuan terdapat 102 laki- laki.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 59: Skrip Si

59

Tabel IV.1.

Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten

Mamasa Tahun 2012

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mamasa

Salah satu upaya pemerintah daerah dalam rangka

mengembangkan dan meningkatkan SDM melalui pendidikan adalah

dengan mencanangkan program wajib belajar sembilan tahun. Dengan

program ini diharapkan akan tercipta sumber daya manusia yang siap

KECAMATANPENDUDUK

SEX RATIOLAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

(1) (2) (3) (4) (5)

Sumarorong

Messawa

Pana

Nosu

Tabang

Mamasa

TandukKalua

Balla

Sesenapadang

Tawalian

Mambi

Bambang

Ran. Timur

Mehalaan

Aralle

BuntuMalangka

Tabulahan

5 007

3 721

4 555

2 291

3 136

11 860

5 303

3 197

3 991

3 240

4 884

5 388

3 025

2 118

3 496

3 510

5 279

4 956

3 575

4 314

2 181

3 004

11 906

5 241

3 140

4 005

3 229

4 782

5 359

2 936

1 938

3 347

3 482

4 896

9 963

7 296

8 869

4 472

6 140

23 766

10 544

6 337

7 996

6 469

9 666

10 747

5 961

4 056

6 843

6 992

10 175

101

104

106

105

104

100

101

102

100

100

102

101

103

109

104

101

108

Jumlah – Total 74 001 72 291 146 292 102

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 60: Skrip Si

60

bersaing dalam era globalisasi. Demikian juga dengan Kabupaten Mamasa

yang berupaya menciptakan suatu masyarakat yang berpendidikan.

Indikator untuk melihat majunya kesehatan diantaranya lengkapnya

fasilitas kesehatan dan tercukupinya tenaga medis yang berkualitas.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mamasa

Pada tahun 2012 tercatat bahwa di Kabupaten Mamasa terdapat satu

rumah sakit umum dan satu rumah sakit swasta. Selain rumah sakit, di tiap-

tiap kecamatan juga terdapat puskesmas dan puskesmas pembantu.

Jumlah dokter yang tercatat di Kabupaten Mamasa hingga pada tahun

2012 sebanyak 18 orang yang terdiri dari dokter umum 16 orang dan 2

dokter gigi, serta ada bidan sebanyak 63 orang.

Di Kabupaten Mamasa ada sebanyak 67.299 jiwa penduduk

berumur 15 tahun ke atas yang bekerja pada tahun 2012, yang terdiri dari

37.183 laki-laki dan 30.116 perempuan. Jumlah penduduk yang bekerja

terbanyak ada di kelompok penduduk berusia 30 – 34 tahun. Di Kabupaten

Mamasa lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja

adalah lapangan usaha sektor pertanian, perkebunan, kehutanan,

perburuan, dan perikanan, yang menyerap tenaga kerja sebanyak 48.085

jiwa, atau sebanyak 71,45 %.

IV.1.3. Agama dan Komunikasi

Agama mayoritas masyarakat di Kabupaten Mamasa adalah agama

Kristen. Jumlah tempat peribadatan yang ada di Kabupaten Mamasa

sebanyak 678 yang terdiri dari 108 masjid, 2 musholla, 519 gereja dan 7

Pura. Di Kabupaten Mamasa Masjid terbanyak berada di Kecamatan

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 61: Skrip Si

61

Mambi sebanyak 38 buah, sedangkan gereja terbanyak berada di

Kecamatan Mamasa sebanyak 71 buah.

Terdapat dua kantor pos di Kabupaten Mamasa, masing-masing

berada di Kecamatan Mamasa dan Kecamatan Sumarorong Pada tahun

2012 kantor pos Mamasa dan Sumarorong keseluruhan mengirimkan surat

sebanyak 8.740 lembar, dengan 45 diantaranya dikirim ke luar negeri.

Sedangkan untuk paket pos, pada tahun 2012 kantor pos Mamasa dan

Sumarorong mengirimkan sebanyak 6.240 kg paket pos tujuan dalam

negeri dan 60 kg untuk tujuan luar negeri.

IV.1.4. Kemiskinan

Jumlah rumah tangga sasaran di Kabupaten Mamasa pada tahun

2011, adalah sebanyak 23.980 rumah tangga. Jika dibandingkan dengan

data rumah tangga hasil estimasi BPS, yaitu sebanyak 33.451 rumah

tangga, maka di Kabupaten Mamasa pada tahun 2011 terdapat 71,69%

rumah tangga sasaran. Berikut tabel perbandingan jumlah rumah tangga

sasaran menurut kecamatan di Kabupaten Mamasa tahun 2008 dan 2011

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 62: Skrip Si

62

Tabel IV.2.

Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Sasaran Menurut Kecamatan di

Kabupaten Mamasa Tahun 2008 dan 2011

KECAMATANRUMAH TANGGA SASARAN2008 2011

SumarorongMessawa

PanaNosu

TabangMamasa

TandukKaluaBalla

SesenapadangTawalianMambi

BambangRan. TimurMehalaan

AralleBuntuMalangka

Tabulahan

115411131651607

12102470176812441285872

198722181062

*)2220

*)1669

144210671558708

118027461793120414551182125321901187571

127810992067

TOTAL 22530 23980 Keterangan: *) Masih Gabung dengan Kecamatan Induk

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mamasa

IV.2. Gambaran Umum Kecamatan Sumarorong

IV.2.1. Geografis dan Kependudukan

Sumarorong merupakan 1 dari 17 kecamatan yang ada di

Kabupaten Mamasa. Kecamatan ini memiliki luas wilayah sebesar 254,00

km². Tinggi dari permukaan laut sebesar 325 – 2.100 meter. Kecamatan ini

memiliki 2 kelurahan dan 8 desa yaitu Kelurahan Sumarorong, Kelurahan

Tabone, Desa Sasakan, Desa Tadisi, Desa Sibanawa, Desa Batanguru,

Desa Banea, Desa Salubalo, Desa Batanguru Timur, dan Desa

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 63: Skrip Si

63

Rantekamase. Sampai pada akhir tahun 2012 jumlah penduduk di

Kecamatan Sumarorong berdasarkan data dari BPS berjumlah 9.963 jiwa.

Batas wilayah Kecamatan Sumarorong adalah:

1) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tanduk Kalua,

Kabupaten Mamasa.

2) Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Messawa, Kabupaten

Mamasa.

3) Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Polman, Sulawesi Barat.

4) Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Nosu, Kabupaten

Mamasa.

Adapun tanaman perkebunan rakyat yang menjadi komoditi potensi

di Kecamatan Sumarorong yakni Padi, Sawah, Kopi, Cacao dan Alpokat.

Sampai pada tahun 2012 keberadaan pasar di Kecamatan Sumarorong

hanya terdapat 2 yaitu di Desa Batanguru dan Kelurahan sumarorong yang

dimana beroperasi sekali seminggu.

Diantara 10 desa/kelurahan di Kecamatan Sumarorong, desa yang

letaknya terjauh dari ibukota kecamatan (Kelurahan Sumarorong) adalah

Desa Banea yaitu sejauh 17 Km, sementara desa yang terdekat dari

ibukota kecamatan adalah Desa Rantekamase yaitu berjarak 1 km. Berikut

adalah luas wilayah desa/kelurahan dan jarak ke kecamatan.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 64: Skrip Si

64

Tabel IV.3.

Luas dan Jarak Desa/Kelurahan di Kecamatan Sumarorong

Desa/Kelurahan Luas Wilayah (km²)Jarak Ibukota

Kecamatan

Sibanawa 29,43 9

Batanguru 30,90 14

Tabone 15,79 6

Tadisi 29,32 2

Sasakan 37,72 2

Sumarorong 14,06 0

Batanguru Timur 39,83 15

Salubalo 17,83 3

Banea’ 23,90 17

Rante kamase 15,20 1

Sumber: Data di Kecamatan Sumarorong

IV.2.2. Administrasi dan Sosial

Kecamatan Sumarorong terbentuk berdasarkan Peraturan daerah

No. 8 Tahun 2000 yang dulunya adalah salah satu kecamatan dari

Kabupaten Polewali Mamasa (Polmas) yang dimana terdiri dari 5 desa

yaitu Desa Tadisi, Kelurahan Tabone, Desa Sasakan, Desa Messawa dan

Desa Matangnga. Tahun 2011 pemerintah Kecamatan Sumarorong

menaungi 10 desa/kelurahan dengan 43 dusun lingkungan dan 1 desa

adalah desa persiapan yaitu Desa Rantekamase. Berikut adalah hasil

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 65: Skrip Si

65

pentahapan keluarga sejahtera tahun 2011 berdasarkan desa/kelurahan di

Kecamatan Sumarorong.

Tabel IV.4.

Pentahapan Keluarga Sejahtera Tahun 2011 di Kecamatan Sumarorong

Desa/Kelurahan

Hasil Pentahapan Keluarga Sejahtera

Keluarga

Pra

Sejahtera

Keluarga

Sejahtera

I

Keluarga

Sejahtera

II

Keluarga

Sejahtera

III

Keluarga

Sejahtera

III Plus

Jumlah

Sibanawa 5 170 24 1 - 200

Batanguru 9 166 8 27 - 210

Tabone 11 118 64 27 5 225

Tadisi 3 226 9 5 7 250

Sasakan 2 214 30 4 - 250

Sumarorong 7 153 86 17 37 300

Batanguru Timur 4 149 36 21 - 210

Salubalo 8 128 34 - - 170

Banea’ 9 118 70 28 - 225

Rante Kamase 6 186 35 43 20 290

Jumlah-Total 64 1628 396 173 69 2230

Sumber : Data di Kecamatan Sumarorong

IV.3. Gambaran Umum Kelurahan Sumarorong

Kelurahan Sumarorong Merupakan kelurahan/desa yang memiliki

luas wilayah terkecil di kecamatan Sumarorong dengan luas 14,07 km².

Kelurahan ini berada 700 m dari permukaan laut. Pekerjaan masyarakat di

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 66: Skrip Si

66

kelurahan ini bervariasi mulai dari petani, pegawai negeri sipil dan swasta.

Kehidupan masyarakat di kelurahan ini dianggap meningkat, terlihat dari

angka masyarakat miskin yang mengalami penurunan setiap tahun

berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Kelurahan Sumarorong merupakan ibukota Kecamatan Sumarorong.

Memiliki 4 lingkungan, 7 rukun warga/rukun kampung, dan 14 rukun

tetangga. Tahun 2011 masyarakat di Kelurahan Sumarorong merupakan

pengguna listrik terbanyak di Kecamatan Sumarorong dengan jumlah 229

rumah tangga. Pada tahun 2011 jumlah penduduk 1.192 jiwa. Di Kelurahan

Sumarorong rumah tangga sasaran penerima Raskin tahun 2011 sebanyak

35 kepala keluarga. Dan Mengalami penurunan tahun pada 2012 dan 2013

menjadi 11 kepala keluarga.

Kelurahan Sumarorong memiliki batas wilayah di sebelah utara

berbatasan dengan Desa Rantekamase, sebelah selatan berbatasan dengan

Desa Tadisi, Desa banea di sebelah timur dan disebelah barat Desa

Sasakan.

IV.4. Gambaran Umum Desa Sasakan

Desa Sasakan merupakan desa terdekat ke 2 di Kecamatan

Sumarorong, setelah desa persiapan Rantekamase dengan jarak 2 km dari

kecamatan dan memiliki luas wilayah 37,72 km² dan ketinggian dari

permukaan laut sebesar 700m. Merupakan desa terluas ke 2 setelah Desa

Batanguru Timur. Pekerjaan masyarakatnya pada umumnya bertani dan

berkebun. Desa Sasakan memiliki 5 dusun dan 10 rukun warga/rukun

kampung. Hingga pada tahun 2011 jumlah penduduk di Desa Sasakan 1.216

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 67: Skrip Si

67

jiwa. Pada tahun 2011 pengguna listrik di Desa Sasakan berjymlah 15 kepala

keluarga dan 253 kepala keluarga lainnya belum menggunakan listrik.

Tahun 2011 penerima Raskin di Desa Sasakan berjumlah 172 kepala

keluarga dan mengalami penurunan pada tahun 2012 menjadi 109 kepala

keluarga. Tahun 2013 penerima Raskin di Desa Sasakan semakin berkurang

menjadi 105 kepala keluarga.

IV.5. Gambaran Umum Desa Batanguru Timur

Desa Batanguru Timur merupakan desa terjauh kedua setelah Desa

Banea. Merupakan desa terakhir yang dapat dijangkau dengan kendaraan.

Desa ini memiliki ketinggian dari permukaan laut sebesar 1.000 m. Desa ini

merupakan desa terluas di Kecamatan Sumarorong, dengan luas 39,83 km²

dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 259 kepala keluarga pada tahun

2013.

Desa Batanguru Timur memiliki batas wilayah di sebelah utara

berbatasan dengan Desa Banea, sebelah timur berbatasan dengan

Kecamatan Nosu, sebelah barat berbatasan dengan Batanguru dan Tana

Toraja di sebelah selatan. Mayoritas masyarakat beragama Kristen dan

pekerjaan masyarakat pada umumnya adalah sebagai petani. Dan hanya 2

warga di desa ini yang adalah PNS.

Penerima Raskin di Desa Batanguru Timur pada tahun 2011

sebanyak 135 kepala keluarga dan mengalami penurunan pada tahun 2012

menjadi 85 kepala keluarga. Sampai pada tahun 2013 penerima Raskin di

Desa Batanguru Timur berjumlah 81 kepala keluarga.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 68: Skrip Si

68

BAB V

HASIL PENELITIAN

Penelitian pelaksanaan penyaluran program Raskin yang dilakukan di

Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa ini berfokus pada beberapa

wilayah yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini berdasarkan

kelebihan yang dimiliki oleh daerah tersebut. Wilayah-wilayah yang menjadi

sampel penelitian adalah:

1) Kelurahan Sumarorong, merupakan kelurahan/desa terkecil di Kecamatan

Sumarorong yang menjadi ibukota kecamatan dan sekaligus penerima

Raskin paling sedikit berdasarkan data masyarakat miskin dari BPS yang

digunakan mitra bulog dalam menyalurkan Raskin.

2) Desa Sasakan, merupakan desa terdekat kedua setelah desa persiapan

Rantekamase. Desa ini memiliki jumlah penerima manfaat Raskin yang

terbanyak berdasarkan data dari penyalur Raskin di Kecamatan Sumarorong.

3) Desa Batanguru Timur, merupakan desa terakhir yang bisa dijangkau oleh

kendaraan dan merupakan kelurahan/desa terluas yang ada di Kecamatan

Sumarorong.

V.1 Raskin Di Kecamatan Sumarorong

Pedoman umum Raskin menyebutkan bahwa penyaluran Raskin

berawal dari Surat perintah Alokasi (SPA) dari pemerintah Kabupaten/Kota

kepada Perum Bulog, dalam hal ini kepada Kadivre/ Kasubdivre/ Kakansilog

Perum Bulog berdasarkan pagu Raskin (tonase dan jumlah Rumah Tangga

Sasaran-RTS) dan rincian di masing-masing kecamatan dan desa/kelurahan.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 69: Skrip Si

69

Pada waktu beras akan didistribusikan ke titik distribusi, perum Bulog

berdasarkan SPA menerbitkan Surat Perintah Pengeluaran Barang/ Delivery

Order (SPPB/DO) beras untuk masing-masing kecamatan atau desa/kelurahan

kepada Satuan Kerja (Satker) Raskin. Satker Raskin mengambil beras di

gudang Perum Bulog, mengangkut dan menyerahkan beras Raskin kepada

pelaksana distribusi Raskin di titik distribusi. Di titik distribusi,

penyerahan/penjualan beras kepada RTS-PM Raskin dilakukan oleh salah satu

dari tiga (3) pelaksana distribusi Raskin yaitu kelompok kerja (Pokja), atau

warung desa (Wardes) atau Kelompok Masyarakat (Pokmas). Di titik distribusi

inilah terjadi transaksi secara tunai dari RTS-PM Raskin ke pelaksana

distribusi.

Proses pelaksanaan penyaluran Raskin di Kabupaten Mamasa sedikit

berbeda dari pedoman umum Raskin dari Bulog. Hasil penelitian menunjukkan

alur penyaluran Raskin adalah sebagai berikut :

1. Diawali dengan dikeluarkannya surat keputusan (SK) dari kementrian

koordinator bidang kesejahteraan rakyat (MENKOKESRA) kepada

Gubernur Sulawesi Barat.

2. Gubernur Sulawesi Barat kemudian mengeluarkan surat keputusan (SK)

kepada Bupati di kabupaten Mamasa.

3. Dari Bupati diteruskan ke kecamatan lalu ke desa melalui surat keputusan

(SK) Bupati.

4. Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (KABAG KESRA) kemudian

menyelesaikan administrasi sehubungan dengan pelaksanaan penyaluran

Raskin, sehingga muncul Surat Permintaan Alokasi (SPA) Raskin untuk

tiap kecamatan yang dikirim ke BULOG.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 70: Skrip Si

70

5. BULOG kemudian diperintahkan dan bertanggungjawab untuk menyalurkan

Raskin kesetiap titik distribusi Raskin. Dengan adanya perintah dan

tanggungjawab inilah lahir Mitra Bulog yang berasal dari pedagang-

pedagang/swasta untuk membantu menyalurkan Raskin Ke titik distribusi

yang telah ditentukan.

6. Titik distribusi untuk satu tahun terakhir ini bukan lagi melalui kecamatan-

kecamatan melainkan langsung ke kelurahan dan desa-desa. Hal ini

dimaksudkan agar lebih mudah lagi dijangkau oleh masyarakat.

Proses penyaluran Raskin di Kabupaten Mamasa mungkin sedikit

berbeda dari kabupaten lain. Hal ini dipaparkan oleh bapak UN selaku

penanggungjawab penyaluran Raskin khusus untuk Kecamatan Sumarorong:

“Raskin di sini sedikit berbeda dari tempat lain karena di sini kami swastayang membeli beras di Bulog kemudian menyalurkan ke titik distribusi.Padahal yang semestinya pihak pemerintah daerah (PEMDA) yangmembeli pasokan beras di Bulog tapi selama ini sejak kabupatenMamasa terbentuk yang saya tahu belum pernah PEMDA mengirim uangke Bulog untuk membeli beras.”(wawancara tanggal 15 Desember 2013 pkl 11.20 wita)

Hal ini juga dibenarkan oleh penanggungjawab penyaluran Raskin

untuk Kabupaten Mamasa:

“kami selaku mitra bulog dalam penyaluran Raskin ini membeli beras daribulog untuk disalurkan ke titik distribusi dalam hal ini kelurahan/desa.Kelurahan/desa akan memiliki waktu untuk melunasi beras tersebut danlebih sering dibayar lebih dulu oleh penanggungjawab di titik distribusi.Hal ini karena tidak ada Dana talangan dari pemerintah daerah dalampendistribusian Raskin dan sebagai pengusaha kami juga tidak inginuntuk dirugikan.”(wawancara16 Desember 2013 pkl 11.20 wita).

Pembelian Raskin oleh para mitra Bulog ini dimaksudkan untuk

menghindari penunggakan biaya pada Bulog yang dapat menghambat laju

penyaluran Raskin kepada RTS-PM Raskin seperti yang biasa terjadi di

tempat-tempat lain.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 71: Skrip Si

71

Hasil penelitian di Kecamatan Sumarorong menunjukkan adanya

penyaluran Raskin kepada masyarakat tanpa melalui kecamatan. Hal ini

merupakan kesepakatan tiap-tiap desa/kelurahan dan penyalur Raskin. Ini

dilakukan agar lebih memudahkan untuk dijangkau oleh masyarakat.

Pernyataan kepala penanggungjawab Raskin untuk Kabupaten Mamasa juga

menyebutkan bahwa:

“titik distribusi untuk kabupaten Mamasa telah tidak difungsikan. Hal l inikarena beberapa tahun yang lalu ditemukan banyak ketimpangan dalampelaksanaan penyaluran Raskin, Masyarakat tidak cukup tau tentangprogram dan apabila masyarakat terlambat datang mengambil berasRaskin, beras dinyatakan terbakar”Wawancara 16 Desember 2013)

Pernyataan ini menunjukkan adanya penyebab tidak dimanfaatkannya

kecamatan sebagai titik distribusi. Titik distribusi beralih langsung ke titik bagi.

Hal ini juga didukung oleh adanya jarak tiap-tiap desa yang cukup jauh dari

ibukota kecamatan dan juga untuk mencegah mata rantai yang terlalu panjang

dalam pelaksanaan yang dapat membuat terjadinya penyimpangan dalam

pelaksanaan. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Kepala Camat Sumarorong

yang menyebutkan Bahwa:

“Adanya penyaluran Raskin yang tidak lagi menjadikan kecamatansebagai titik distribusi dimungkinkan untuk mencegah mata rantaipenyaluran Raskin yang terlalu panjang. Kecamatan hanya akanmenerima hasil rekapitulasi oleh masing-masing desa. Dan sebagaiKepala Camat yang baru dilantik pada 9 Oktober 2013 lalu, pihaknyabaru akan meminta hasil rekapitulasi dari tiap-tiap desa.”(Wawancara 27 Desember 2013)

Untuk tahun 2013 data penerima Raskin tidak dimiliki oleh kecamatan.

Sejak Raskin disalurkan langsung ke desa/kelurahan tanpa melalui kecamatan,

kecamatan belum pernah menerima data penerima Raskin hal ini juga

dimungkinkan untuk terjadi karena sejak pembagian di awal tahun 2013

permintaan rekapitulasi penerima Raskin tidak pernah dilakukan oleh

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 72: Skrip Si

72

kecamatan. Masalah yang terjadi dalam pelaksanaan penyaluran Raskin di

Kecamatan Sumarorong dipengaruhi oleh ketdakakuratan data yang turun dari

BPS dan adanya masyarakat yang cenderung bergantung kepada program.

Sementara program bersifat sementara, pemberian dimaksudkan untuk

membantu masyarakat dalam 1 atau 2 tahun dan diharapkan untuk tahun

berikut akan mengalami kemandirian sehingga tidak lagi memperoleh Raskin.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Kepala Camat Sumarorong bahwa:

“Kendala pelaksanaan Raskin ini disebabkan data yang tidak akurat dariBPS sementara data yang dijadikan pedoman adalah data dari BPS danjuga ketergantungan masyarakat yang ketika pertama menerima untukseterusnya mereka merasa harus tetap menjadi penerima.”(Wawancara 27 Desember 2013)

Pada tahun 2013, RTS-PM Raskin berdasarkan data mengalami

penurunan. Namun di satu sisi pembagian Raskin mengalami kenaikan dari

yang sebelumnya. Pembagian dari 12x menjadi 15x. Hal ini terjadi dipengaruhi

oleh adanya kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) yang terjadi di masyarakat.

Kenaikan pembagian Raskin dimaksudkan oleh pemerintah agar masyarakat

miskin tidak semakin terpuruk oleh adanya kenaikan BBM. Ini terjadi di seluruh

Indonesia termasuk di Kecamatan Sumarorong. Berikut adalah data penerima

Raskin tahun 2013.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 73: Skrip Si

73

Tabel V.1.

Penerima Raskin di Kecamatan Sumarorong Tahun 2013

NO KELURAHAN/DESA JUMLAH RTS-PM KUANTUM (KG)

1 Sasakan 105 1.575

2 Sibanawa 63 945

3 Batanguru 60 900

4 Tabone 49 735

5 Tadisi 80 1.200

6 Sumarorong 11 165

7 Salubalo 80 1.200

8 Rante Kamase 54 810

9 Banea 82 1.230

10 Batanguru Timur 81 1.215

JUMLAH 665 9.975

Sumber : Data penyalur Raskin Kabupaten Mamasa

Dalam pelaksanaan penyaluran Raskin di Kecamatan Sumarorong

terdapat banyak kebijakan-kebijakan kearifan lokal yang terjadi. Hal ini

dipengaruhi oleh adanya kekurangan-kekurangan dalam penyaluran seperti

data masyarakat miskin yang tidak cukup akurat. Sebagaimana hal ini menurut

pelaksana di titik distribusi dan titik bagi bahwa penyaluran Raskin merupakan

program yang ditenderkan oleh pemerintah kepada penyalur. Hal ini juga

sesuai dengan pernyataan Kepala Desa Sasakan dan Desa Batanguru Timur

bahwa program ini merupakan program tender dan mereka hanya sebagai

penerima yang nantinya akan menyalurkan beras ke masyarakat di desa

mereka.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 74: Skrip Si

74

V.2. Enam Tepat dalam Pelaksanaan Raskin

Dalam melihat keberhasilan pelaksanaan penyaluran Raskin (beras

untuk keluarga miskin) di Kecamatan Sumarong, dilakukan dengan mengikuti

kriteria berhasilnya program Raskin menurut TNP2K (Tim Nasional Percepatan

penanggulangan kemiskinan), yaitu memenuhi indikator Enam Tepat (6T) yakni

tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat

administrasi.

V.2.1.Tepat Sasaran

Sasaran program penyaluran beras Raskin adalah masyarakat miskin

dan rentan miskin. Sasaran ini sesuai dengan pedoman kriteria RTS-PM

Raskin. Sasaran Raskin merupakan hasil musyawarah desa/kelurahan

(musdes/muskel) yang telah sampai pada TNP2K (Tim Nasional Percepatan

penanggulangan Kemiskinan) dan BPS

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan

Sumarorong, tidak ada desa/kelurahan yang melakukan musdes/muskel

untuk menetapkan RTS-PM Raskin. Kalaupun ada musyawarah sebatas

hanya pembicaraan lepas yang tidak efektif karena kurang melibatkan

masyarakat. Pembicaraan yang dilakukan juga bukan pembicaraan untuk

menentukan RTS-PM melainkan untuk memberikan pemahaman akan

penyebab banyak sedikit beras yang harus diterima oleh masyarakat yang

namanya tertulis sebagai anggota penerima. Hal ini akhirnya mengakibatkan

terjadinya dua hal. Pertama, birokrat tingkat bawah (kepala desa/lurah dan

aparatnya) yang memegang peranan penting dalam penyaluran, berperan

besar dalam menentukan RTS-PM Raskin. Kedua, jumlah RTS-PM yang

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 75: Skrip Si

75

ditetapkan umumnya jauh lebih besar daripada pagu beras jumlah RTS-PM

yang tersedia. Pernyataan bapak lurah, kelurahan Sumarorong menyebutkan

bahwa:

“Beras yang datang kami bagi rata sesuai data jumlah masyarakatmiskin yang kami miliki selama ini agar tidak ada masyarakat yangmengeluh. Karena biasanya yang pernah dapat terus tidak dapat lagiakan datang protes sekalipun kondisi ekonominya sebenarnya sudahcukup baik. Jadi selama warga menerima, pembagian beras Raskinkami lakukan seprti biasanya. ”(Wawancara 27 desember 2013, pkl 11.05).

Pernyataan bapak lurah di kelurahan Sumarorong ini hampir sama

dengan pernyataan kepala Desa Batanguru Timur yang menyatakan bahwa:

“Sekalipun data masyarakat miskin dari kabupaten selalu berubah-ubah atau mengalami penurunan, di sini data masyarakat miskinjarang berubah. Di desa ini, semua kepala keluarga mendapat berasRaskin karena pada umumnya pendapatan masyarakat hampir samadan merasa miskin. RTS-PM berdasarkan data yang datang darikabupaten juga menerima hal ini.”(Wawancara 29 desember 2013.)

Berdasarkan pernyataan di atas menunjukkan bahwa para birokrat

tingkat bawah penyalur Raskin menyalurkan Raskin dengan cara aman

melalui pembagian tanpa adanya transparansi RTS-PM yang sesungguhnya

kepada masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya konflik,

tuntutan dari dari RTS-PM yang tidak terdaftar dan protes dari RTS-PM yang

terdaftar. Data yang ada juga menunjukkan tingginya penerima Raskin dari

yang seharusnya. Seperti pada kelurahan Sumarorong dari 11 RTS-PM

menjadi 70 RTS-PM. Data penerima ini sangat jauh dari data sebenarnya

dari pusat. Adanya sikap para birokrat tingkat bawah ini juga didukung oleh

tingginya warga yang ingin memperoleh Raskin. Namun kebijakan sepihak

seperti ini menyimpang dari ketentuan yang seharusnya.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 76: Skrip Si

76

Adanya Musyawarah desa/kelurahan yang tidak dilakukan

disebabkan kurangnya pengetahuan baik oleh pelaksana maupun penerima

akan pentingnya musyawarah desa/kelurahan. Hasil penelitian juga

menunjukkan terdapat kartu keluarga miskin yang dimiliki oleh sebagian

masyarakat penerima Raskin yang tidak dimanfaatkan. Kartu tersebut hanya

diperlukan ketika ada pendataan-pendataan dan dinilai sebagai formalitas

oleh masyarak di Kecamatan Sumarorong sebab ada atau tidak ada kartu

tanda penerima Raskin tersebut mereka tetap dapat memperoleh Beras

Raskin. Hal ini menunjukkan tidak adanya pemanfaatan terhadap kartu

penerima Raskin tersebut. Sementara pemerintah melakukan pembuatan

kartu penerima Raskin agar ada kejelasan penerima Raskin dan

memudahkan pembagian Raskin kepada masyarakat.

Hasil pengamatan lapangan juga menunjukkan bahwa beberapa

penerima program Raskin adalah masyarakat yang berada pada standar

hidup yang cukup baik. Sebut saja si S yang merupakan mantan Kepala

Desa Sasakan yang memiliki rumah, penerangan, alat elektronik, dan

kendaraan yang berada dalam ketegori yang cukup baik di bandingkan

masyarakat di sekitarnya namun masih memperoleh beras Raskin. Hal ini

disebabkan kentalnya rasa kekeluargaan dalam masyarakat di pedesaan dan

rasa tidak enak hati. Sasaran Raskin yang kurang tepat sasaran ini juga

dibenarkan oleh salah satu warga yang dibenarkan oleh warga lainnya dalam

sebuah Focus Group Discusion (FGD) yang diadakan di desa Sasakan:

“Kami tidak pernah tahu siapa saja yang seharusnya mendapatkanberas karena menurut kami sebenarnya ada beberapa orang yangseharusnya tidak dapat beras tetapi juga dapat beras Raskin sepertikami.”(Focus Group Discussion (FGD) di desa Sasakan, dusun Kayumea, 4Januari 2014).

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 77: Skrip Si

77

Pernyataan masyarakat ini menunjukkan tidak semua masyarakat

sebagai penerima program mengetahui bagaimana program ini sebenarnya.

Musyawarah desa/kelurahan yang kurang dimanfaatkan menyebabkan data

RTS-PM Raskin yang datang ke desa/kelurahan tidak cukup dimanfaatkan

menyebabkan sasaran program menjadi tidak benar-benar tepat karena

beberapa penerimanya tidak berada sesuai data dan kategori miskin. Hasil

pengamatan juga menunjukkan kurangnya pemahaman baik oleh kepala

desa/lurah bersama aparatnya maupun masyarakat akan pentingnya

musyawarah desa/kelurahan baik sebagai forum penyampaian aspirasi

maupun lain-lain terbukti dari sangat kurangnya atau bahkan hampir tidak

adanya musyawarah yang dilakukan oleh desa/kelurahan. Sebagai contoh

Desa Batangguru Timur, musyawarah terakhir yang dilakukan adalah pada

tahun 2012. Musyawarah dilakukan untuk menyelesaikan kesalapahaman

yang terjadi antar anggota masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh kepala desa

Batanguru Timur.

Perubahan Nama program Raskin dari yang pertama bernama

Operasi Pasar khusus (OPK) menjadi Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin)

dengan tujuan untuk lebih tepat sasaran, tidak cukup berpengaruh dalam

pelaksanaannya.

V.2.2. Tepat Jumlah

Pelaksanaan penyaluran Raskin dianggap mencapai indikator tepat

jumlah jika telah sesuai dengan pedoman Raskin yang ada. Alokasi jumlah

beras yang ditetapkan pemerintah yang harus ditebus sebanyak 15 kg per

RTS-PM per bulan. Hasil penelitian di Kecamatan Sumarorong menunjukkan

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 78: Skrip Si

78

tidak ada jumlah beras yang pasti yang harus diterima oleh RTS-PM di

kecamatan ini. Dalam arti jumlah beras yang diterima RTS-PM di

desa/kelurahan adalah bervariasi di setiap desa/kelurahan dan disetiap

pembagian Raskin. Umumnya jumlah beras yang diperoleh lebih kecil dari

yang seharusnya diterima hal ini di sebabkan oleh tingginya jumlah penerima

di desa kelurahan daripada jumlah pagu beras yang datang yang sesuai

dengan data sebenarnya. Dalam sebuah wawancara, lurah kelurahan

Sumarorong menyebutkan bahwa:

“Masyarakat miskin di kelurahan ini yang menerima beras selalumengalami penurunan dalam data yang dimiliki oleh penyalur raskinsementara masyarakat miskin di sini hampir masih sama dengantahun-tahun kemarin. Tahun ini penerima beras raskin berdasarkandata berjumlah 11 kepala keluarga maka beras yang di terima adalah165 kg (beras dikali 15 kg) sementara setelah beras tiba di sini, berasharus dibagi pada 70 kepala keluarga (kk) miskin.”(Wawancara tanggal 27 desember 2013)

Hal yang sama juga terjadi di desa Sasakan dan desa Batanguru

Timur. Desa sasakan yang penerima manfaatnya berdasarkan data penyalur

raskin berjumlah 105 orang dan dalam kenyataannya beras akan dibagi pada

276 RTS-PM di desa ini. Sementara di desa Batanguru Timur tercatat 81

RTS-PM Raskin dan beras akan dibagi dengan 259 kepala keluarga yang

ada di desa tersebut. Jumlah ini merupakan jumlah seluruh kepala keluarga

yang tinggal di Desa Batanguru Timur. Dengan adanya pengaturan seperti ini

beras yang harus diterima RTS-PM menjadi semakin sedikit karena jumlah

pagu beras yang tersedia terbatas dan RTS-PM cukup banyak.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa adanya variasi jumlah beras

yang diterima disebabkan karena penyaluran raskin yang biasanya 12x

mengikuti bulan yang ada, dengan adanya kenaikan BBM di tahun 2013

maka jumlah penyaluran Raskin menjadi 15x. Sementara penyaluran Raskin

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 79: Skrip Si

79

di kecamatan Sumarorong di lakukan pertigabulan sehingga dalam tabel

dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel V.2

Penyaluran Raskin di Kecamatan Sumarorong

RASKIN PENYALURAN JUMLAHI II III IVRaskin Januari üRaskin Februari üRaskin Maret üRaskin April üRaskin Mei üRaskin Juni üRaskin 13 üRaskin Juli üRaskin 14 üRaskin Agustus üRaskin September üRaskin 15 üRaskin Oktober üRaskin November üRaskin Desember üJumlah 3 4 5 3 15

Sumber: Data Tim Penyalur Raskin Kabupaten Mamasa

Dengan melihat tabel di atas maka dapat diketahui penyebab lain

adanya variasi jumlah beras yang diterima masyarakat juga diakibatkan

jumlah penyaluran yang ada. Tidak semua masyarakat tahu akan kenaikan

jumlah pemberian beras Raskin kepada masyarakat disebabkan kurangnya

keterbukaan pelaksana penyaluran Raskin. Hal ini sesuai dengan pernyataan

kepala penanggungjawab penyaluran Raskin sekabupaten Mamasa yang

menyebutkan bahwa:

“Tidak semua kepala desa/ lurah menyebutkan adanya jumlahpenyaluran Raskin sebanyak 15x kepada masyarakatnya dan faktorpennyebabnya”(Wawancara 16 Desember 2013).

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 80: Skrip Si

80

Dalam sebuah focus group discussion (FGD) dengan beberapa

masyarakat desa Sasakan menyebutkan bahwa mereka tidak tahu berapa

jumlah pasti yang harus mereka terima. Kadang bisa dapat sampai 12 liter

dan yang terakhir ini 9 liter. Mereka tidak pernah bertanya atau mengeluh

karena memang mereka tidak tahu jumlah sebenarnya. Hal yang serupa juga

dikatakan oleh masyarakakat di kelurahan Sumarorong dan di desa

Batangguru Timur.

“Kami itu tidak pernah tahu jumlah beras seharusnya yang kamiterima dan berapa keluarga yang sebenarnya mendapatkan beras.Kami juga tidak pernah bertanya karena masih bisa dapat saja sudahsyukur. Dimana bisa dapat beras yang dibeli murah seperti ini.”(FGD kelompok di Desa Batanguru Timur 29 Desember)

Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

hal tepat jumlah, tidak cukup tercapai oleh karena RTS-PM Raskin di

desa/kelurahan jauh lebih besar dari pagu beras yang tersedia. Sementara

alokasi pagu beras yang diterima selalu sesuai dengan jumlah RTS-PM

berdasarkan data yang ada. Jumlah beras yang diterima oleh RTS-PM

adalah bervariasi pada tiap desa/kelurahan mengikuti jumlah penerima,

karenanya tidak ada ukuran pasti untuk jumlah beras yang diterima dalam

pembagian Raskin di Kecamatan Sumarorong.

V.2.3. Tepat Harga

Sejak tahun 2008 harga beras Raskin yang harus ditebus RTS-PM di

titik distribusi yaitu Rp. 1600/kg. Di kecamatan Sumarorong beras Raskin

dijual seharga Rp. 2.000/liter. Kepala penanggungjawab penyaluran Raskin

sekabupaten Mamasa menyebutkan bahwa:

“Kami membayar harga beras di bulog Rp.1.600/kg kemudiandiangkut ke titik distribusi (kelurahan/desa). Khusus untuk kecamatan

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 81: Skrip Si

81

Sumarorong harga beras yang harus dibayar oleh masyarakat Rp.2.000/liter. Harga ini mengalami kenaikan karena terhitung denganbiaya pengangkutan dan lain-lain. Selisih harga ini juga disebabkankarena tidak adanya dana talangan dari pihak Pemerintah Daerah(Pemda) untuk membantu pelayanan dari Titik Distribusi (TD) ke TitikBagi (TB) di setiap desa”(Wawancara tanggal 16 Desember 2013)

Pernyataan diatas ditambah dengan hasil pengamatan yang

menunjukkan kenaikan harga terjadi karena dalam penyaluran beras untuk

tahun 2013 sudah tidak lagi menjadikan kecamatan sebagai Titik Distribusi

(TD). Titik Distribusi (TD) beralih ke ke desa/kelurahan yang sekaligus

menjadi Titik Bagi (TB). Hal ini merupakan kesepakatan bersama oleh

desa/kelurahan dan penyalur Raskin karena melihat letak geografis setiap

desa/kelurahan yang memiliki jarak yang cukup jauh dengan medan

perjalanan yang sulit. Dengan adanya pengaturan ini, maka RTS-PM Raskin

di desa/kelurahan menjadi semakin terbantu. Kepala lurah di kelurahan

Sumarorong juga mengatakan bahwa:

“yang saya tahu beras dibeli di Bulog oleh pengangkut beras itu Rp.1.600/kg dan sampai di sini di jual Rp.1.900/kg. Kemudian di sini,kami menjual Rp. 2.000/liter. Disebut keuntungan juga bukan karenadigunakan untuk biaya lain-lain selama pembagian.”(Wawancara 27 Desember 2013)

Berdasarkan pengamatan lapangan tidak ada keluhan dari

masyarakat terhadap harga beras yang harus dibayarkan. Hal ini disebabkan

karena tidak semua masyarakat tahu berapa harga beras Raskin sebenarnya

yang harus mereka tebus. Ketidaktahuan ini disebabkan kurangnya

sosialisasi dan kurangnya masyarakat yang ingin bertanya. Hasil penelitian

ini sesuai dengan pernyataan Ibu M bahwa:

“saya tidak tahu berapa harga beras sebenarnya, selama ini hargaberas yang saya bayar adalah Rp. 2.000/liter.”(Wawancara 30 Desember 2013)

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 82: Skrip Si

82

Hasil temuan lain di masyarakat juga menunjukkan adanya sedikit

harga lain yang jumlahnya lebih besar. Harga ini disebutkan oleh salah satu

warga yang dibenarkan oleh masyarakat lainnya dalam Focus Group

Discussion (FGD).

“Di sini, beras kami memang beli Rp. 2.000/liter setiap pembagian.Tetapi setelah pembagian biasanya masih ada beras yang sama yangkualitasnya persis sama yang dijual kepala desa itu harganyaRp.5.500-Rp.6.500/liter.(Pernyataan salah satu warga dalam Focus Group Discussion (FGD)di desa Batanguru Timur tanggal 29 Desember 2013)

Pernyataan ini berbeda dengan pernyataan Kepala Desa Batanguru

Timur yang menyebutkan bahwa beras Raskin selalu dibagi habis setiap

pembagian kepada semua masyarakat yang ada di Desa Batanguru Timur.

Dari hasil penelitan tentang harga beras Raskin di Kecamatan

Sumarorong diketahui bahwa tepat harga masih tidak terpenuhi sepenuhnya,

disebabkan oleh tidak adanya bantuan Dana dari pemerintah dalam

membantu menyukseskan pelaksanaan penyaluran Raskin kepada

masyarakat di kecamatan Sumarorong. Sehingga uang transport ke titik

distribusi dan titik bagi menjadi tanggungan RTS-PM Raskin.

Selisih harga Rp.400 dari harga normal beras Raskin yaitu Rp.1.600

tidak menjadi beban bagi masyarakat di Kecamatan Sumarorong harga ini

masih dinilai cukup murah dari harga beras pada umumnya yaitu Rp. 5.000-

Rp 6.000/liter. Masyarakat menilai itu sebagai hal yang masih wajar, ini

sesuai dengan pernyataan Kepala Desa Sasakan:

“Masyarakat di sini tidak pernah mengeluh dengan harga yang harusdibayar untuk menebus beras Raskin, mereka cukup mengerti denganadanya biaya transport dan lain-lain yang menyebabkan harga berasmenjadi Rp. 2.000.”(Wawancara 30 desember 2013).

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 83: Skrip Si

83

V.2.4. Tepat Waktu

Pada dasarnya sesuai pedoman beras Raskin harus dibagi setiap

bulan kepada masyarakat. Namun di Kecamatan Sumarorong beras dibagi

pertigabulan. Pembagian beras yang dilakukan sekali dalam tiga bulan ini

merupakan hasil kesepakatan desa/kelurahan bersama Tim penyalur Raskin.

Hasil obsevasi menunjukkan bahwa penyebab waktu pelaksanaan

penyaluran Raskin yang berbeda dipengaruhi oleh jumlah penerima Raskin

yang jauh lebih besar dari data yang seharusnya. Sebagai contoh Kelurahan

Sumarorong yang jumlah penerimanya sesuai data yang seharusnya adalah

11 RTS-PM berarti setiap bulan mendapat pagu beras 165 kg (dikali 15 kg).

165 kg beras yang diterima harus dibagi dengan 70 RTS-PM yang nyata

dilapangan, maka beras yang diperoleh per RTS-PM adalah 2,4 kg. Agar

pembagian beras dapat lebih efisien maka dilakukan pertiga bulan sehingga

yang diperoleh masyarakat juga jauh lebih besar. Hal lain yang juga menjadi

penyebab penyaluran Raskin yang seperti ini adalah kondisi jalan yang harus

ditempuh untuk menyalurkan beras ke tiap-tiap desa/kelurahan di kecamatan

Sumarorong dari gudang Bulog yang tidak cukup baik. Jalanan antar desa di

kecamatan ini melewati gunung dan jurang belum lagi ada desa yang

tempatnya tidak dijangkau oleh kendaraan. Hasil pengamatan ini juga

dibenarkan oleh kepala penggungjawab penyaluran Raskin sekabupaten

Mamasa yang menyebutkan bahwa:

“Kami mengantarkan beras ke kecamatan Sumarorong satu kalidalam tiga bulan. Hal ini dilakukan berdasarkan kesepakatan bersamadengan orang-orang di titik distribusi. Mengingat medan perjalananyang harus dilalui ke titik distribusi tidak cukup baik karena kondisijalanan yang buruk. Juga jika beras didatangkan pertiga bulan jumlahyang diterima masyarakat akan lebih banyak mengingat RTS-PM didesa/kelurahan lebih besar dari data yang ada.”(Wawancara tanggal 16 Desember 2013)

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 84: Skrip Si

84

Pernyataan ini menunjukkan adanya pembagian rutin beras ke

masyarakat sebanyak 1x dalam 3 bulan. Biasanya di peroleh masyarakat

pada tangga 10 pada bulan yang telah ditetapkan. Pembagian ini juga

dibenarkan oleh Lurah di Kelurahan Sumarorong, Kepala Desa Sasakan dan

Kepala Desa Batanguru Timur. Bersama masyarakat yang ada di kecamatan

Sumarorong.

Berdasarkan hasil pengamatan ini diketahui bahwa berkaitan dengan

ketepatan waktu, waktu penyaluran Raskin di Kecamatan Sumarorong

memang kurang tepat karena tidak dilakukan satu kali dalam satu bulan

sesuai pedoman namun pelaksanaan penyalurannya telah memiliki waktu

penyaluran yang rutin yang dalam pelaksanaannya selalu sesuai dengan

jadwal bulan yang telah ditetapkan bersama, baik oleh pelaksana penyalur di

titik distribusi maupun oleh mitra bulog yang bertugas menyalurkan Beras

Raskin.

Waktu penyaluran beras Raskin ke titik distribusi atau titik bagi

memang memiliki waktu yang rutin namun beras Raskin untuk sampai ke

masyarakat tidak memiliki tanggal yang rutin. Hal ini karena untuk waktu

pembelian beras oleh RTS-PM Raskin memiliki keringanan waktu. Mereka

boleh datang membeli beras sejak beras didatangkan dalam batas waktu 1-2

minggu atau bahkan dalam waktu 1 bulan. Hal ini dilakukan mengingat

bahwa masyarakat harus menempuh jarak yang jauh dari rumah mereka ke

titik bagi tersebut. Belum lagi dengan kondisi jalan yan tidak cukup baik

apalagi saat musim hujan. Ditambah lagi beberapa RTS-PM Raskin

terkadang tidak tinggal di rumah mereka, mereka tinggal di kebun-kebun

mereka yang ada dipinggir-pingir Hutan.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 85: Skrip Si

85

Hasil mengamatan juga menunjukkan tidak adanya keberatan dari

masyarakat dengan adanya pembagian Raskin 1x dalam 3 bulan ini. Karena

secara pribadi masyarakat mengetahui adanya pemberian Raskin yang

mengikuti kebijakan pelaksana penyaluran di titk distribusi, dalam hal ini

desa/kelurahan. Hal itu terlihat dari bukan hanya pemakai kartu penerima

Raskin yang memperoleh Raskin tetapi juga diperoleh oleh masyarakat yang

tidak menggunakan kartu.

V.2.5. Tepat Kualitas

Beras Raskin adalah beras yang berkualitas dengan medium kondisi

baik, tidak berhama, dan sesuai dengan standar kualitas pembelian

pemerintah yang diatur di dalam undang-undang. Ketepatan kualitas beras

Raskin yang diberikan kepada RTS-PM terpenuhi apabila kualitas beras

pembagian memenuhi standar kualitas beras.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa beras Raskin yang diberikan

kepada masyarakat di Kecamatan Sumarorong tidak cukup berkualitas. Ini

ditandai dengan adanya beras yang berwarna kekuning-kuningan dan berbau

apek sekalipun telah dimasak. Hasil pengamatan ini juga serupa dengan

pernyataan kepala desa Batanguru Timur bahwa:

“Namanya juga beras pemberian yang harganya murah, tentunyatidak akan sama kualitasnya dengan beras pada umumnya yang kitakonsumsi dan beli dengan harga yang lebih mahal.”(Wawancara tanggal 29 Desember 2013)

Hasil penelitian yang lain juga menunjukkan adanya

ketidakkosistenan beras Raskin yang diberikan kepada masyarakat. Ini

ditemukan dalam pernyataan masyarakat Desa Batanguru Timur dan Desa

Sasakan dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang menyebutkan

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 86: Skrip Si

86

bahwa Beras yang mereka terima dari bulog berbeda dengan beras yang

Mereka makan sehari-hari. Beras dari Bulog berbau, berwarna kekuning-

kuningan dan pernah juga ada yang berkutu. Sempat di awal-awal tahun

2013, kualitas beras dari bulog cukup bagus, itu karena pernah ada yang

mengeluh ke Kabupaten. Tetapi itu hanya satu sampai dua kali. Seterusnya

sudah kembali seperti semula kekuning-kuningan dan berbau apek walaupun

sudah dimasak. Seolah-olah karena beras Raskin adalah beras murah maka

kualitasnya juga murah dan sebenarnya dinilai tidak layak untuk dikonsumsi.

Kualitas beras yang lebih rendah dari yang seharusnya ini disebabkan

oleh rendahnya pengawasan pemerintah terhadap penyaluran Raskin

kepada masyarakat. Hal ini sudah terjadi sejak lama bukan hanya pada tahun

ini saja. dengan adanya kualitas beras Raskin yang telah seperti ini dalam

waktu lama menunjukkan kurang perdulinya aparat pelaksana terhadap

penyaluran Raskin yang ada. Masyarakat penerima Raskin juga tidak

memberikan keluhan karena dinilai bahwa beras Raskin sejak dulu memang

sudah seperti ini.

Dengan adanya kualitas beras Raskin yang kurang terpenuhi ini

menyebabkan tujuan program Raskin untuk memenuhi kecukupan pangan

dan karbohidrat masyarakat miskin dan rentan miskin dalam hal ini beras

menjadi kurang terpenuhi. Program Raskin menjadi program pemberian

beras rutin tanpa aturan pemberian yang jelas.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 87: Skrip Si

87

V.2.6. Tepat administrasi

Dalam penyaluran program Raskin ketepatan administrasi meliputi

kesesuaian prosedur penyaluran dan terpenuhinya persyaratan administrasi

secara benar, lengkap dan tepat waktu.

Berkaitan dengan ketepatan administrasi, penyaluran Raskin di

kecamatan Sumarorong masih belum cukup tepat dan kurang tertib. Ini

dibuktikan dengan kurangnya arsip data yang dimiliki oleh desa/kelurahan.

Sebagai contoh, pada Desa Batanguru Timur untuk data penerima Raskin

yang sesungguhnya sudah tidak lagi dimiliki karena setelah pembagian data

tersebut telah kurang diperhatikan. Data yang dimiliki adalah hanya data dari

BPS hal ini karena tidak adanya kejelasan pelaporan penyaluran. Kepala

Desa Batanguru Timur mengungkapkan Bahwa:

“Orang-orang yang datang membawakan beras Raskin sejak dariawal tahun 2013 hanya menyebutkan bahwa penerima Raskin untukDesa Batanguru Timur adalah 81 orang. Sementara nama penerimaRaskin dari kabupaten tidak ada. Data penerima Raskin terakhir dariBPS pada tahun 2012 berjumlah 84 orang.”(Wawancara 29 Desember 2013)

Ketiadaan data penerima Raskin yang sebenarnya juga dialami oleh

Desa Sasakan. Karena faktor ini juga maka desa/kelurahan menetapkan

RTS-PM Raskin sesuai dengan kebutuhan desa/kelurahan masing-masing.

Gambaran administrasi program Raskin di Kecamatan Sumarorong

memberikan gambaran akan pelaksanaan penyaluran Raskin oleh

pemerintah yang terkesan buru-buru mengejar jadwal penyaluran yang ada.

Pelaksanaan dilakukan tanpa prosedur yang sesuai. Penetapan RTS-PM

Raskin tidak jelas sampai ke tingkat bawah bagaimana prosedur penentuan

dan perubahan RTS-PM yang ada. Program penyaluran Raskin terkesan

sebagai program yang cukup sampai kemasyarakat. Tepat atau tidak selama

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 88: Skrip Si

88

program telah berhasil sampai ke Masyarakat maka program dinilai telah

dilaksanakan dengan baik.

Kurang tepatnya prosedur juga terlihat dari ketidaktahuan aparat

kecamatan akan hal-hal yang berkaitan dengan penyaluran Raskin di Tahun

2013. Staf pegawai di kecamatan Sumarorong menuturkan bahwa:

“Masuk di tahun 2013. Penyaluran Raskin Sudah tidak diketahui olehpihak kecamatan. Hal ini karena penyaluran langsung dilakukan kedesa/kelurahan yang ada di Kecamatan Sumarorong.”(Wawancara 27 Desember 2013)

Pernyataan ini menunjukkan adanya penyebab ketidaktahuan aparat

kecamatan terhadap pelaksanaan penyaluran Raskin. Sementara sekalipun

beras langsung diantarkan dan dibagi pada titik bagi atau desa/kelurahan,

harus ada pemberitahuan kepada kecamatan. Model pelaksanaan ini menjadi

tidak sesuai dengan pedoman Raskin yang ada.

Pembayaran beras Raskin ke pihak penyalur biasanya dibebankan

kepada desa/kelurahan sebelum diberikan/dijual kepada Masyarakat di

desa/kelurahan. Hal ini agar tidak ada beban atau batas waktu yang

mendesak dalam pembagian beras Raskin kepada masyarakat

Pelaksanaan penyaluran Raskin yang tidak sesuai dengan pedoman

pelaksanaan penyaluran juga terlihat dengan pembagian beras yang

dilakukan langsung di Kantor desa/kelurahan dan rumah Kepala Desa.

Sementara pedoman umum Raskin menuliskan bahwa penyerahan/

penjualan beras Raskin kepada RTS-PM Raskin dilakukan oleh salah satu

dari 3 (tiga) pelaksana distribusi Raskin yaitu Warung Desa (Wardes) atau

Kelompok Kerja (Pokja), atau Kelompok Masyarakat (Pokmas).

Hasil observasi juga menunjukkan bahwa para aparat pelaksana

penyaluran Raskin yang ada di Kecamatan Sumarorong tidak mengetahui

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 89: Skrip Si

89

secara jelas pedoman umum pelaksanaan Raskin. Hal ini dikarenakan dari

Kabupaten tidak ada buku pedoman yang diturunkan di kecamatan. Hal ini

dibuktikan kurangnya pemahaman pelaksana dan penerima program Raskin

akan prosedur, sasaran, jumlah, waktu, harga, dan kualitas beras Raskin

serta pentingnya musyawarah desa/kelurahan.

Melihat hasil pelaksanaan penyaluran Raskin di Kecamatan

Sumarorong melalui indikator enam tepat (6T) di atas, terlihat bahwa

pelaksanaannya masih kurang efektif. Tujuan penyaluran untuk mengurangi

beban pengeluaran RTS-PM dalam memenuhi kebutuhan pangan dan

meningkatkan askes masyarakat miskin dalam pemenuhan kebutuhan pangan

pokok sedikit kurang masih belum terpenuhi.

Sekalipun indikator 6T dalam pelaksanaan penyaluran Raskin tidak

terlaksana secara maksimal, kenyataan bahwa adanya program Raskin ini

sangat membantu masyarakat di Kecamatan Sumarorong tidak dapat

dipungkiri. Keberadaan program Raskin meringankan beban masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan pokoknya dalam hal ini beras. Dalam Focus Group

Discussion (FGD) yang dilakukan bersama masyarakat Desa Sasakan dan

Desa Batanguru Timur, mereka menyebutkan bahwa seberapa pun beras

Raskin yang mereka terima itu sangat bermanfaat bagi mereka. Beras Raskin

bisa mereka makan selama 1-2 hari dan itu membantu bagi mereka yang

memang sangat membutuhkan. Dengan kehidupan masyarakat yang

umumnya hidup dari bertani sehingga sehingga tidak ada penghasilan yang

pasti, dengan adanya beras Raskin Masyarakat sangat terbantu. Jika dengan

uang Rp.6.000 pada pembelian beras normal mereka hanya akan memperoleh

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 90: Skrip Si

90

1 liter beras namun dengan adanya beras Raskin, dengan uang Rp. 6.000

mereka dapat memperoleh beras sebanyak 3 liter.

Dalam pelaksanaan penyaluran Raskin memang terdepat

ketidakpuasan oleh beberapa RTS-PM Raskin terhadap jumlah beras yang

mereka harus terima. Sebagai contoh, Ibu L dari Desa Sasakan yang sudah

tidak bersuami tetapi harus menghidupi 7 anaknya dengan pemberian beras

antara 9-12 liter/3 bulan dinilai masih sangat kurang. Namun Ia bersyukur

karena masih bisa mendapatkan sekalipun dalam jumlah yang sedikit. Ibu L

menyebutkan bahwa:

“Beras Raskin yang saya peroleh memang tidak banyak bahkan sedikitnamun saya bersyukur karena masih bisa dapat.”(wawancara tanggal 2 januari 2013)

Dari pernyataan masyarakat dan hasil observasi yang ada di

Kecamatan Sumarong menunjukkan betapa berartinya beras Raskin bagi

masyarakat yang ada di Kecamatan Sumarorong.

V.3. Kendala Penyaluran Raskin

Beberapa hal yang menjadi kekurangan dan kelemahan yang

menyebabkan tidak tercapainya indikator 6T dalam pelaksanaan penyaluran

Raskin adalah:

Yang pertama dukungan dari daerah, dalam hal ini kabupaten Mamasa

untuk memfasilitasi penyaluran Raskin ke titik distribusi dan titik bagi di

desa/kelurahan yang ada di kecamatan Sumarorong sehingga menyebabkan

harga yang lebih dari yang seharusnya. Harga beras Raskin menjadi tidak

sesuai dengan pedoman umum beras Raskin dari TNP2K.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 91: Skrip Si

91

Ke-dua, pendataan RTS-PM dari BPS yang masih kurang akurat.

Ketidakakuratan data ini dimanfaatkan oleh para pelaksana penyaluran Raskin

untuk memenuhi harapan masyarakat. Sebagai contoh ada yang membagi

Raskin kepada seluruh keluarga yang ada di desanya, dan ada juga kepada

keluarga yang dianggap miskin dan meminta Raskin.

Ke-tiga, kurang dimanfaatkannya musyawarah desa/kelurahan di

Kecamatan Sumarorong. Kurang dimanfaatkannya musdes/muskel ini tidak

hanya terjadi dalam menentukan RTS-PM Raskin melainkan juga dalam hal

lain. Akibat dari hal ini data penerima Raskin yang ditetapkan dari pusat atau

BPS kurang dapat diterima untuk dipakai dalam proses penyaluran Raskin.

Ke-empat, kualitas pengetahuan pelaksana penyaluran Raskin di

Kecamatan Sumarorong. Dari berbagai wawancara bersama para pelaksana

penyaluran, terlihat bahwa pemahaman akan prosedur pelaksanaan Raskin

yang sebenarnya sangat rendah. Contohnya saja umumnya mereka berpikir

bahwa Musyawarah desa/kelurahan dilakukan setelah jumlah penerima dan

pagu beras tiba di titik distribusi. Hal itu dilakukan untuk memutuskan siapa

saja yang akan mendapatkan Raskin. Sementara dalam pedoman umum

Raskin disebutkan bahwa tujuan dari dilakukannya musyawarah

desa/kelurahan di setiap pertengahan tahun maupun akhir tahun dimaksudkan

untuk menjadi pedoman yang nantinya diserahkan ke kecamatan dan

diteruskan ke TNP2K untuk menjadi pedoman dalam menentukan RTS-PM

penerima di bulan/tahun berikutnya. Dengan pemahaman para pelaksana di

desa/kelurahan yang seperti ini akan selalu membuat jumlah beras yang

diterima tidak sampai pada jumlah yang seharusnya yang telah ditentukan

dalam pedoman umum Raskin.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 92: Skrip Si

92

Ke-lima, tingginya masyarakat yang ingin terus dan dapat memperoleh

Raskin. Hal ini karena kurangnya kesadaran masyarakat akan tujuan program

pemerintah yang sesungguhnya pada program penyaluran Raskin. Kurangnya

kesadaran ini dipengaruhi oleh kurangnya sosialisasi pelaksanaan program

kepada masyarakat. Program Raskin akhirnya terlihat sebagai program

pemberian beras rutin dari pemerintah kepada masyarakat yang akan selalu

ada dan diperoleh oleh masyarakat sejak mereka mulai menerima.

Pemahaman ini akhirnya melahirkan ketergantungan yang panjang pada

program pemerintah dan akhirnya selalu menginginkan dirinya dianggap miskin

oleh pemerintah.

Ke-enam kurangnya transparansi program oleh pihak pelaksana baik

dari daerah sampai pada titik distribusi kepada masyarakat penerima.

Kurangnya transparansi juga didukung oleh sikap masyarakat yang kurang

perduli dengan program yang ada selama mereka tetap menjadi sasaran

program Hal ini disebabkan oleh zona nyaman yang terbentuk oleh sikap

tenggangrasa dan kekeluargaan dalam bermasyarakat yang juga di bawa

dalam pelaksanaan penyaluran Raskin.

Ke-tujuh mentalitas dan moralitas sumberdaya pelaksana dan penerima

program Raskin yang masih kurang dalam melihat program pemerintah

khususnya dalam program Raskin. Hal ini mengakibatkan tujuan-tujuan

penyaluran Raskin tidak terpenuhi dengan maksima. Adanya kepala desa yang

masih menjual beras Raskin dengan harga beras pada umumnya di

masyarakat, adanya masyarakat dengan kehidupan yang cukup baik namun

menginginkan dan menerima Raskin merupakan ciri kurangnya mentalitas dan

moralitas sumberdaya manusia.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 93: Skrip Si

93

Ke-delapan, rendahnya pengawasan terhadap pelaksanaan program

penyaluran Raskin yang menyebabkan kualitas beras kurang terpenuhi dan

prosedur pelaksanaan kurang diperhatikan karena dianggap sebagai

formalitas. Sebagai contoh kualitas beras Raskin yang sempat baik setelah ada

yang mengeluh namun setelah itu kembali buruk. Dalam pelaksanaan sebuah

kebijakan, pengawasan merupakan hal yang sangat penting. Dengan adanya

pengawasan yang baik hal-hal yang kurang akan mudah terlihat dan diperbaiki

sehingga tidak menjadi masalah dalam waktu yang lama.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 94: Skrip Si

94

BAB VI

PENUTUP

VI.1. Kesimpulan

Program Raskin muncul sebagai bentuk upaya pemerintah untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha pemenuhan pangan dan

karbohidrat untuk masyarakat miskin serta mengurangi beban pengeluaran

rumah tangga sasaran. Pemerintah telah menetapkan indikator 6T dalam

mengukur keberhasilan pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan penyaluran Raskin

di kecamatan Sumarorong tampak bahwa masih terdapat kekurangan-kekurang

dan kelemahan kelemahan dalam proses pelaksanaannya. Hal ini yang akhirnya

menyebabkan indikator enam tepat (6T) yaitu tepat sasaran, tepat jumlah, tepat

waktu, tepat harga, tepat kualitas dan tepat administrasi kurang tercapai pada

RTS-PM Raskin di kecamatan Sumarorong.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa

kekurangan dan kelemahan yang menyebabkan tidak tercapainya indikator 6

Tepat dalam pelaksanaan penyaluran Raskin adalah kurangnya dukungan

pemerintah Kabupaten, adanya ketidakakuratan data RTS-PM Raskin, tidak

dimanfaatkannya musyawarah desa/kelurahan, rendahnya kualitas pengetahuan

program oleh para pelaksana, kurangnya pengawasan dan transparansi dalam

pelaksanaan, serta rendahnya mentalitas dan moralitas pelaksana dan penerima

program. Proses administrasi yang buruk juga menambah kegagalan

pelaksanaan program. Hal ini desebabkan juga oleh ketiadaan data yang jelas

dari daerah ke titik distribusi Raskin.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 95: Skrip Si

95

VI.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang ada agar pelaksanaan penyaluran Raskin

mampu mencapai tujuannya yaitu untuk mengurangi beban pengeluaran RTS-

PM dalam memenuhi kebutuhan pangan dan meningkatkan akses masyarakat

miskin dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokok, maka upaya untuk

mencapai indikator 6T harus terus ditingkatkan. Hal-hal yang harus ditingkatkan

adalah:

1. Setiap stake holder atau pemerintah perlu mendukung pelaksanaan

program pemerintah sesuai dengan yang seharusnya. Sangat penting

untuk mentaati pedoman pelaksanaan program sesuai aturan yang telah

ditetapkan.

2. Pengawasan dan proses administrasi khususnya sistem pelaporan atau

pertanggungjawaban program Raskin perlu untuk ditingkatkan dan harus

diperbaiki.

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti program Raskin di

Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa hal menarik dan sangat penting

untuk diteliti lebih dalam adalah sistem pengawasan dan administrasi dalam

pelaksanaan program Raskin

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 96: Skrip Si

96

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Wanggai, Velix V. 2012. Pembangunan untuk Semua: Mengelola PembangunanRegional a la SBY. Jakarta: Bina Graha.

Subarsono, AG. 2011. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dunn, William N. 1999. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: GadjahMada University Press.

Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik: Teori, Proses dan Studi Kasus.Yogyakarta: CAPS.

Nawawi, H Ismail. 2009. Public Policy: Analisis, Strategi Advokasi, Teori danPraktek. Surabaya: PMN

Agustino, Leo. 2012. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alvabeta

Abidin, Said Sainal. 2012. Kebijakan Publik. Jakarta: Salemba Humanika.

Wahab, Solichin Abdul. 2008. Analisis Kebijaksanaan: Dari Formulasi KeImplementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Purwanto, Erwan Agus dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2012. ImplementasiKebijakan Publik: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: GavaMedia.

Siahaan. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan.Jakarta:Erlangga.

Sukirno, Sudano. 2010.Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan DasarKebijakan. Jakarta: Prenada Media Group

Siagian, Sondang. 2009. Administrasi Pembangunan: Konsep, dimensi, danStrateginya. Jakarta: PT Bumi Aksara

Abdullah, Irwan. 2010. Berpihak pada Manusia: Paradigma NasionalPembangunan Indonesia Baru. Yogyakarta: TICI Pulications

Nurhaeni, Ismi Dwi Astuti. 2009. Kebijakan Publik Pro Gender. Surakarta: UNSPress.

Thoha, Miftah. 2011. Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Jakarta: PrenadaMedia Group.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 97: Skrip Si

97

Tumanggor, Rusmin. 2012. Ilmu Sosial dan Budaya Sosial. Jakarta: PrenadaMedia Group.

Pasolong, Harbani. 2012. Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung:Alfabeta.

Bungin, Burhan. 2008. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Tim Penyusun. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi.FISIP UNHAS. Makassar

Triton, P.B. dan Hariwijaya. 2011. Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi dan Tesis.Jakarta Selatan: PT Suka Buku.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamasa. 2013. Mamasa 2013 dalam Angka.BPS Kabupaten Mamasa.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamasa. 2012. Kecamatan Sumarorong dalamAngka 2012. BPS Kabupaten Mamasa.

Peraturan Perundang-Undangan:

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional

Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan PenanggulanganKemiskinan

Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang percepatan pelaksanaanprioritas pembangunan nasional tahun 2010

Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2010 tentang program pembangunan yangberkeadilan

Lainnya:

http://daerah.sindonews.com/read/2013/03/14/25/727262/raskin-mamasa-tersendat-warga-terpaksa-puasa di unduh 21 Oktober 2013, pkl 20.10wita.

www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&ved=0CIIBEBYwCA&url=http%3A%2F%2Fwww.antaranews.com%2Fberita%2F166272%2Fjatah-raskin-di-mamasa-disunat-oknum-kades&ei=R-pkUpr9J8X9rAfitIHIDg&usg=AFQjCNHn_Dd2mhRlD7suFLmKC696OGK5ew&sig2=UkbHJ4M861ojEn1PfLiy2w&bvm=bv.54934254,d.bmk diunduh 21Oktober 2013, pkl 20.12 wita.

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 98: Skrip Si

98

http://www.bulog.co.id/sekilasraskin_v2.php diunduh 21 Oktober 2013 pkl 19.26wita.

Http://tnp2k.go.id/tanya-jawab/klaster-i/beras-bersubsidi-bagi-masyarakat-berpenghasilan-rendah-raskin. Diunduh 21 Oktober 2013 pkl 20.05 wita.

http://tnp2k.go.id/images/uploads/downloads/Lembar_Sosialisasi_1_Program_2013_clean.pdf di unduh 22 oktober 2013, pkl 20.08 wita.

http://www.tnp2k.go.id/artikel/bahan-sosialisasi-informasi-program-raskin-tahun-2013/ diunduh 22 oktober 2013, pkl 20.09 wita.

http://fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/dokumen/JDHSeptember2011/3.pdf diunduh 28 oktober 2013, pkl 21.04 wita

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com

Page 99: Skrip Si

99

Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software.c

om Click t

o buy NOW!

PDF-XChange

ww

w.tracker-software

.com