sk 2 otitis media

25
LI 1: MM Anatomi Telinga LO 1.1: Makroskopik Telinga dibagi menjadi 3 bagian : a. Telinga Luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna dan kanalisauditorius ekst dipisa!kan dari telinga tenga! ole! membrane timpani. Aurikel (pinna terbuat dari kartilago yang dibungkus ole! kulit, aurikulus m ngumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius ekst #analis auditorius eksternus yang masuk ke dalam tulang temporal, panjangnya $,% sentimeter. &epertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan 'ibrosa pa kulit terlekat. ua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit ti auditorius eksternus berak!ir pada membrana timpani. #elenjar serumen ber'ungsi untuk menjaga gendang telinga lentur, menangkap de mempunyai si'at antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit telinga. b. Telinga Tenga!, merupakan rongga berisi udara merupakan ruma! bagi osikuli (tulang telinga tenga! di!ubungkan dengan tuba eusta)!ii ke naso'aring ber!ubun beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal. Membran tympani, bergetar saat adanya gelombang udara. Membran ini sekitar 1 selaput tipis normalnya ber*arna kelabu mutiara dan translulen +elombang udara disalurkan melalui 3 tulang auditory: malleus, in)us, stapes. Osikuli diperta!ankan pada tempatnya ole! sendian, otot, dan ligamen, yang membantu ! suara. Ada dua jendela ke)il (o al *indo* dan round *indo*, yang memisa!kan t tenga! dengan telinga dalam. Osikuli stapes meyalurkan transmisi getar ke te yang berisi )airan pada o al *indo*. Anulus jendela bulat maupun jendela o al mengalami robekan. -ila ini terjadi, )airan dari dalam dapat mengalami kebo)o telinga tenga! kondisi ini dinamakan 'istula perilim'e. Tuba eusta)!ii yang lebarnya sekitar 1 mm panjangnya sekitar 3% mm, meng!ubun telinga ke naso'aring. ormalnya, tuba eusta)!ii tertutup namun dapat terbuka kontraksi otot palatum ketika melakukan manu er /alsal a atau menguap atau me Tuba ber'ungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dala telinga tenga! dengan tekanan atmos'er. Terdapat dua otot ditelinga tenga! yaitu : Tensor timpani yang ber'ungsi mengurangi getaran berlebi!an dari membrane timpani dan tulang pendengaran untuk men)ega! kerusakan pada telinga tenga!. Otot stapedius ber'ungsi untuk mengurangi getaran berlebi!an pada tulang p terutama stapes. ). Telinga dalam: struktur membran disebut )o)!lea yang berkaitan dengan pendeng utri)le, sa))ule, kanalis semisirkularis berkaitan dengan keseimbangan.

Upload: juwita

Post on 07-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sk 2 Otitis Media

TRANSCRIPT

LI 1: MM Anatomi TelingaLO 1.1: MakroskopikTelinga dibagi menjadi 3 bagian :a. TelingaLuar,yangterdiridariaurikula(ataupinna)dankanalisauditoriuseksternus, dipisahkandaritelinga tengaholehmembrane timpani. Aurikel(pinna)terbuatdarikartilagoyangdibungkusolehkulit, aurikulus membantu pe-ngumpulangelombangsuaradan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Kanalis auditorius eksternus yang masuk ke dalam tulang temporal, panjangnya sekitar 2,5sentimeter.Sepertigalateralmempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat.Dua pertiga medial tersusun atas tulang yangdilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kelenjar serumen berfungsi untuk menjaga gendang telinga lentur, menangkap debu, mempunyaisifatantibakteridanmemberikan perlindungan bagi kulit telinga.b. Telinga Tengah, merupakanrongga berisiudaramerupakan rumahbagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal. Membrantympani,bergetarsaatadanyagelombangudara. Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen Gelombangudaradisalurkanmelalui3tulangauditory: malleus, incus, stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada duajendelakecil(ovalwindowdanroundwindow,yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam). Osikuli stapes meyalurkan transmisi getar ke telinga dalam yang berisi cairan pada oval window. Anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe. Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1 mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubungkan telinga ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.Terdapat dua otot ditelinga tengah yaitu : Tensortimpaniyangberfungsimengurangigetaranberlebihandari membrane timpani dan tulangpendengaranuntukmencegah kerusakan pada telinga tengah. Ototstapediusberfungsiuntukmengurangigetaranberlebihan pada tulang pendengaran terutama stapes.c. Telinga dalam: strukturmembrandisebutcochleayangberkaitandengan pendengaran dan utricle, saccule, kanalis semisirkularis berkaitan dengan keseimbangan.

Labirin TulangLabirin tulang merupakan rongga yang dilapisi periosteum. Rongga ini terbagi menjaditiga bagian yaitu vestibulum, kanalis semisirkularis dan koklea. Vestibulum adalah ruangan kecil berbentuk oval berukuran sekitar 3 x 5 mm berisikan utrikulus dan sakulus. Di tengah labirin tulang, vestibulum memisahkan koklea dan kanalis semisirkularis. Terdapat 10 lubang pada dinding tulang vestibulum, yaitu 5 untuk kanalis semisirkularis dan masing-masing satu untuk vestibular aqueduct, cochlear aqueduct, foramen oval dan rotundum dan saraf. Kanalis semisirkularis terdiri dari 3 bagian; posterior, anterior dan lateral yang membentuk sudut 90o satu sama lain dan terletak dibelakang vestibulum. Masing-masing berdiameter 0.8-1.0 mm dengan ujung yang berdilatasi membentuk bony ampulla. Vestibulum dan kanalis semisirkularis berperan dalam pengaturan keseimbangan. Koklea adalah struktur berbentuk spiral yang berputar sebanyak 2,5 sampai 2 2/3 putaran seperti rumah siput. Axis dari koklea adalah modiulus berupa saluran untuk pembuluh darah arteri vertebralis dan serabut-serabut saraf. Pada proksimal dari koklea terdapat cochlear aqueduct yang menghubungkan labirin tulang dengan ruang subarachnoid yang terletak superior terhadap jugular foramen dan round windows yang ditutupi oleh membran timpani sekunder.Labirin MembranosaLabirin membranosa adalah rongga yang dilapisi epitel berisi cairan endolimfatik yang dikelilingi oleh cairan perilimfatik di dalam labirin tulang. Labirin membranosa dibagi menjadi dua bagian yaitu cochlear labyrinth dan vestibular labyrinth.Struktur dalam kokleaDi bagian dalam duktus koklearis membentuk saluran longitudinal yaitu skala media yang mem-bagi kanalis koklearis menjadi dua saluran, skala vestibuli dan skala timpani. Skala media dipisahkan dari skala vestibuli oleh membrana vestibular (Reissners). Sedangkan skala timpani dipisahkan dari skala media oleh membran basilaris. Di atas membran basilaris terdapat spiral organ atau organ corti yang merupakan organ ujung dari saraf pendengaran. Pada spiral organ terdapat sebarisan sel rambut dalam (inner hair cells) dan tiga baris selrambut luar (outer hair cells). Kedua jenis sel rambut adalah silindris dengan inti di basal dan banyak mitokondria, serta terdapat stereosilia pada permukaannya. Stereosilia dilapisi oleh membran tektorial dan berfungsi penting dalam transduksi sensoris. Persarafan Telinga Dalam Serabut saraf dari nervus koklearis berjalan sepanjang meatus akustikus internus bersama serabut saraf dari nervus vestibularis membentuk nervus vestibulokoklearis (CN VIII). Pada ujung medial dari meatus akustikus internus, N VIII menembus lempengan tulang tipis bersama N VII (nervus facialis) dan pembuluh darah menuju dorsal dan ventral coclear nuclei di batang otak. Sebagian besar serabut saraf dari kedua nuclei naik menuju inferior colliculus secara kontralateral, dan sebagian lainnya secara ipsilateral. Selanjutnya, dari inferior colliculus, saraf-saraf pendengaran berjalan menuju medial geniculate body dan akhirnya menuju korteks auditorius di lobus temporalis. Vaskularisasi Telinga Dalam Telinga dalam diperdarahi oleh arteri auditori interna cabang dari arteri cerebellaris anterior inferior dan arteri basilaris. Arteri auditori interna membentuk dua cabang : Arteri vestibularis anterior yang memperdarahi utrikulus dan sakulus bagian superior, serta bagian superior dan horizontal dari kanalis semisirkularis. Arteri koklearis komunis yang bercabang menjadi arteri koklearis dan arteri vestibule-koklearis. Arteri koklearis memperdarahi semua bagian koklea kecuali sepertiga bagian basal yang diperdarahi oleh rami koklearis, cabang dari arteri vestibulokoklearis. Cabang laindari arteri vestibulokoklearis adalah arteri vestibular bagian posterior yang memper-darahi utrikulus dan sakulus bagian inferior, serta kanalis semisirkularis bagian posterior. Vena dialirkan ke vena auditori interna yang diteruskan ke sinus sigmoideus atau sinus petrosus inferior. Vena-vena kecil melewati vestibular aqueduct dan bermuara di sinus petrosus inferior dan superior.LO 1.2: Mikroskopik

Telinga luar (pinna) terdiri atas kulit tipis dengan sedikit rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, diatas dari tulang rawan elastic. Meatus akustikus eksternus, sepertiga bagian luarnya berdinding tulang rawan elastic dan dua pertiga bagian dalamnya adalah tulang kompakta. Yang dilapisi kulit berambut dengan kelenjar sebasea dan kelenjar serumen. Kelenjar serumen adalah kelenjar jenis apokrin yang terdiri atas tubuli lebar dilapisi oleh epitel selapis gepeng atau kubis atau torak dan mengeluarkan lilin, yang nantinya akan bermuara ke permukaan melalui saluran-saluran pendek yang dilapisi oleh epitel berlapis kubis.Membrane timpani diluar ditutupi epidermis tipis sebelah dalam oleh epitel selapis kubis dari rongga telinga tengah. Bagian tengahnya adalah jaringan ikat dengan serat-serat kolagen tersusun dalam lapisan radier luar dan sirkular dalam. Tangkai maleus melekat pada aspek dalam membran.Rongga telinga tengah (timpanium) dilapisi oleh epitel selapis gepeng sampai kubis diatas lamina propria tipis yang bersatu dengan periosteum tulang temporal. Tulang-tulang pendengaran, maleus, inkus dan stapes terdiri atas tulang kompakta tanpa rongga sumsum. Tangkai maleus melekat pada membrane timpani. Lempeng atas stapes mempunyai sendi fibrosa melingkar yang menghubungkannya pada tepi fenestra ovalis. Sendi synovial menghubungkan maleus dengan inkus dan inkus dengan stapes. Muskulus tensor timpani dan stapedius adalah otot skelet dan melekat oleh tendo-tendo masing-masing pada tangkai maleus dan leher stapes. Lempeng atlas stapes memisahkan kavum timpani berisikan udara dari perilimfe dalam vestibulum koklea. Fenestra rotundu tertutup suatu membrane elastic. Telinga dalam terdiri atas labirin tulang, labirin membranosa dan system perilimfatik. Labirin tulang seluruhnya terpendam dalam os petrosum dan terdiri atas vestibulum dan koklea. Vestibulum, suatu ruangan yang didalamnya terdapat utrikulus dan sakulus yang merupakan bagian labirin membranosa. Koklea, terletak anteromedial terhadap vestibulum, di dalamnya terdapat labirin membranosa yang berisi organ corti. Koklea pada potongan melalui sumbunya (madiolus) terlihat sebagai untaian kiri kanan modiolus, makin keatas makin kecil dan satu lingkaran dipuncaknya. Modiulus terdiri atas jaringan ikat dan jaringan saraf. Dalam koklea terdapat skala vestibule, skala timpani dan skala media. Skala media ditempati oleh organ corti. Skala timpani dan skala vestibule menyatu dipuncak koklea membentuk helikotremma. Tiga kanalis semisirkularis keluar dari vestibulum yang pangkalnya melebar membentuk ampula.

Labirin membranosa merupakan isi tulang yang terdiri atas duktus koklearis yang terletak didalam koklea, utrikulus yang terletak didalam vestibulum, sakulus yang terletak didalam vestibulum, ampula dan duktus semisirkularis yang mengisi kanalis sirkularis. Semua bangunan berisi endolimf dan berhubungan satu dan lainnya.Labirin membranosa terdiri atas dinding jaringan ikat dilapisi epitel. Sebagian besar epitel adalah selapis gepeng tapi pada beberapa tempat dapat kubis atau torak. Pada enam tempat, epitel itu diganti oleh pusat reseptor neuroepitelial dengan bentuk yang unik dan fungsi yang khusus. Keenam itu adalah Krista dalam, masing-masing dari ketiga kanalis semisirkularis, macula dalam utrikulus dan sakulus, dan organ corti dalam skala media dari koklea.Organ corti dari luar kedalam tersusun atas sel hensen yang bentuk selnya panjang-panjang, sel falangs luar yang langsing dan tinggi, sel rambut luar, antara sel hensen yang disebelah lateral dan sel falangs luar terdapat trowongan luar, sel tiang luar bersama sel falangs luar yang termedial membentuk ruang nuel, sel tiang dalam, dan sel batas (border cells).

Organ ini terletak pada dasar duktus koklearis dan duduk diatas membrane basilar yang terentang antara mina spiralis osea dan ligament spiralis. Yang terdiri atas sel-sel rambut dan sel-sel sustentakular. Pilar corti tersusun berupa dua baris sel-sel (pilar dalam-pilar luar) yang bagian-bagian asalnya berinti sangat lebar diatas membrane basilar dan apeksnya saling berentuhan. Dengan demkian pilar-pilar itu membenuk ruangan segitiga, terowongan dalam, yang mengan-dung substansia gelatin dan yang dilalui serat-serat saraf koklear halus secara melintang.Pilar-pilar corti diapit sel-sel rambut, satu baris dalam dan tiga sampai lima baris luar. Sel-sel rambut terpisah dari membrane basilar oleh sel-sel penyokong (deiters). Ramut-rambut (mikrovili) tebenam dalam membrane tektoria, massa gelatin yang melekat pada lamina spiralis osea. Ada dua macam sel rambut, tipe satu berbentuk labu dan dibugkus oleh ujung saraf yang berbentuk mangkok. Sel rambut tipe dua berbentuk torak dan memiliki sejumlah ujung-ujung saraf halus.Ganglion spiralis terdiri atas sel-sel ganglion bipolar yang akson-aksonya membentuk cabang koklear dari nervus cranial ke delapan. Dendrit-dendritnya bercabang-cabang halus sekitar dasar-dasar sel rambut dalam organ corti.LI 2: MM Fisiologi telingaSelain sebagai organ indera pendengaran, telinga juga mengatur system keseimbangan tubuh. Organ telinga dibagi menjadi 3 bagian. Bagian luar, berfungsi sebagai penangkap sinyal suara (receiver). Bagian tengah, berfungsi menguatkan sinyal suara yang masuk (amplifier). Bagian dalam, bertugas mengubah getaran suara menjadi sinyal listrik (transmitter dan mengatur posisi kepala).Reseptor-reseptor khusus untuk suara teletak ditelinga dalam yang berisi cairan. Karena itu gelombang suara diudara harus disalurkan ketelinga dalam, dengan mengompensasi pengurangan energy suara yang terjadi secara alami ketika gelombang suara berpindah dari udara ke air. Pinna mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke saluran telinga luar. Karena bentuknya pinna secara parsial menghambat gelombang suara yang mendekati telinga dari belakang, mengubah warna suara sehingga membantu orang membedakan apakah suara berasal dari depan atau belakang.Lokasi suara yang datang dari kanan atau kiri dapat ditentukan dengan dua petunjuk. Pertama, gelombang suara mencapai gendang telinga yang lebih dekat dengan sumber suara sesaat sebelum gelombang tersebut tiba ditelinga yang satunya. Kedua, suara menjadi kurang intens ketika mencapai telinga yang jauh, karena kepala berfungsi sebagai penghalang suara secara parsial menghambat perambatan golombang suara. Korteks pendengaran mengintegrasikan sumua petunjuk ini untuk mengetahui lokasi sumber suara.Membrane timpani bergetar ketika terkena gelombang suara. Daerah-daerah bertekanan tinggi dan rendah yang berselang-seling dan ditimbulkan oleh gelombang suara menyebabkan gendang telinga yang sangat peka melekuk kedalam dan keluar seiring dengan frekuensi gelombang suara. Bagian dalam gendang telinga yang menghadap kerongga telinga tengah juga terpajan ke tekanan atmosfer melalui tuba eusthakhius (auditorius), yang menghubungkan telinga tengah ke faring.Telinga tengah memindahkan gerakan bergetar membrane timpani ke cairan telinga dalam. Sewaktu membrane timpani bergetar sebagai respons terhadap gelombang suara rangkaian tulang osikulus (maleus, inkus, dan stapes) ikut bergerak dengan frekuensi yang sama, memindahkan frekuensi dari membrane timpani ke jendela oval. Tekanan yang terjadi pada jendela oval akan menimbulkan gerakan cairan telinga dalam mirip gelombang dengan frekuensi yang sama seperti gelombang asal. Diperlukan tekanan yang lebih besar untuk menggetarkan cairan. System osikulus memperkuat tekanan yang ditimbulakan oleh gelombang suara di udara melalui dua mekanisme agar cairan koklea bergetar.Pertama, karena luas permukaan membrane timpani jauh lebih besar dari jendela oval maka terjadi peningkatan tekanan ketika gaya yang bekerja pada membrane timpani disalurkan oleh osikulus ke jendela oval. Kedua, efek tuas osikulus juga menimbulkan penguatan. Kedua mekanisme ini meningkatkan gaya yang bekerja pada jendela oval sebesar 20 kali disbanding dengan gelombang suara yang langsung mengenai jendela oval. Penambahan tekanan ini cukup untuk menggetarkan cairan di koklea.Organ corti, yang terletak diatas membrane basilaris di seluruh panjangnya, mengandung sel rambut yang merupakan reseptor suara. Dari permukaan sel rambut mononjol rambut yang dikenal sebagai stereosilia. Sel rambut menghasilkan sinyal saraf jika rambut dalamnya mengalami perubahan bentuk secara mekanis akibar gerakan cairan telinga dalam. Sterosilia berkontak dengan membrane tektorium, suatu tonjolan yang menutupi organ corti diseluruh panjangnya.Gerakan stepes yang mirip piston terhadap jendela oval memicu gelombang tekanan di kompartemen atas. Karena cairan tidak dapat mengalami penekanan, maka tekanan disebarkan melalui dua cara ketika stapes menyebabkan jendela oval menuju kedalam yaitu penekanan jendela bundar dan defleksi membrane basalis. Gelombang tekanan mendorong maju perilimfe di kompartemen atas, kemudian mengelilingi helikotrema, dan masuk kedalam kompratemen bawah, tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol keluar mengarah ke rongga telinga tengah untuk mengompensasi peningkatan tekanan.Sel rambut dalam adalah sel yang mengubah gaya mekanis suara menjadi impuls listrik pendengaran. Karena berkontak dengan membrane tektorium yang kaku dan stasioner, maka sterosilia sel-sel reseptor tertekuk maju mundur ketika membrane basilar mengubah posisi relative terhadap membrane tektorium. Deformasi mekanis maju mundur rambut-rambut ini secara bergantian membuka dan menutup saluran ion berpintu mekanis di sel rambut sehungga terjadi perubahan potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi yang bergatian yaitu potensial reseptor dengan frekuensi yang sama seperti frekuensi rangsang pemicu semula.Sel rambut dalam berhubungan melalui sinaps kimiawi dengan ujung-ujung serat afferent yang membentuk nervus auditorius. Depolarisasi sel-sel rambut ini meningkatkan laju, yang meningkatkan pelepasan neurotransmitter yang meningkatkan frekuensi lepas muatan di serat afferent. Karena itu, telinga mengubah gelombang suara di udara menjadi gerakan bergetar membrane basilaris yang menekuk rambut-rambut sel reseptor maju-mundur. Deformasi mekanis rambut-rambut ini secara bergantian membuka dan menutup saluran reseptor, menghasilkan perubahan potensial berjenjang di reseptor yang menyebabkan perubahan dalam frekuensi potensial aksi yang dikirim ke otak. Dengan cara ini gelombang suara diterjemahkan menjadi sinyalsaraf yang dapat diterima oleh otak sebagai sensasi suara.Sel-sel rambut luar secara aktif dan cepat berubah panjang sebagai respon terhadap perubahan potensial membrane, suatu perilaku yang dikenal sebagai elektromotolitas. Sel rambut luar memendek pada depolarisasi dan memanjang pada hiperpolarisasi. Perubahan panjang ini memperkuat dan menegaskan getaran membrane basilaris. Modifikasi pergerakan membrane basilaris seperti ini meningkatkan respon sel rambut dalam, reseptor sensorik pendengaran yang sebenarnya, menyebabkan kepekaan terhadap intensitas suara dan dapat membedakan berbagai nada suara.Korteks pendengaran primer di lobus temporalis juga tertata secara tenotopis, setiap bagian membrane basilaris berhubungan dengan regio spesifik korteks pendengaran primer. Karenanya nuron-neuron tertentu, hanya diaktifkan oleh nada-nada tertentu yaitu setiap regio dikorteks auditorius tereksitasi hanya sebagai respon terhadap nada tertentu yang terditeksi oleh bagian tertentu membrane basilaris.Neuron-neuron aferen yang menyerap sinyal auditorik dari sel rambut dalam keluar koklea melalui saraf auditorius. Jalur saraf antara organ corti dan korteks auditorius melibatkan beberapa sinaps dalam perjalanannya, dengan yang paling menonjol berada dibatang otak dan nucleus genikulatum medialis thalamus. Batang otak menggunakan masukan auditorik untuk keadaan terjaga dan bangun. Thalamus menyortir dan menyalurkan sinyal ke atas. Sinyal auditorik dari masing-masing telinga disalurkan ke kedua lobus temporalis karena serat-serat bersilangan secara parsial dibatang otak.Jaras pendengaranJaras pendengaran menunjukan bahwa serabut saraf ganglion spiralis corti memasuki nucleus koklearis dorsalis dan ventralis yang terletak pada bagian atas medulla. Pada titik ini, semua sinaps serabut dan neuron tingkat dua berjalan terutama ke sisi yang berlawanan dari batang otak dan berakhir di nucleus olivarius superior. Beberapa serat tingkat kedua lainnya juga berjalan secara ipsilateral ke nucleus olivarius superior pada sisi yang sama. Dari nucleus olivarius superior, jaras pendengaran kemudian berjalan ke atas melalui lemnikus lateral; beberapa serabut berakhir di nucleus lemnikus lateralis. Banyak yang memintas nucleus ini dan berjalan ke kolilkulis inferior, tempat semua atau hampir semua serabut ini berakhir. Dari sini jaras berjalan ke nucleus genikulata medial, tempat semua serabut bersinaps. Dan akhirnya, jaras berlanjut melalui radiasio auditorius ke korteks auditorius, yang terutama terletak pada gyrus superior lobus temporalis.Beberapa titik penting yang harus diperhatikan. Pertama, sinyal dari kedua telinga dijalarkan melalui jaras kedua sisi otak dengan penjalaran yang sedikit lebih besar pada jaras kontralateral. Pada sekurang kurangnya tiga tempat dibatang otak, terjadi persilangan antara kedua jaras ini, di dalam korpus trapezoid, dalam komisura probst antara dua inti leminkus lateral, dan dalam komisura yang menghubungkan dua kolikuli inferior.Kedua, banyak serabut kolateral dari traktus auditorius berjalan langsung kedalam system aktivasi reticular dari batang otak. System ini menonjol secara difus keatas dalam batang otak dan kebawah ke dalam medulla spinalis dan mengaktivasi seluruh system saraf untuk member respons terhadap suara yang keras. Kolateral lain menuju ke vermis serebelum, yang juga diaktivasi seketika itu juga ketika ada suara yang keras timbul mendadak.Ketiga, derajat tinggi orientasi spasial dipertahankan dalam traktus serabut yang berasal dari koklea pada semua jalur korteks. Pada kenyataannya ada tiga penyajian spasial dari frekuensi suara dalam inti koklear, dua menyajikan frekuensi dalam kolikuli inferior, satu dengan tepat menyajikan untuk frekuensi suara yang berlainan dalam korteks auditorius, dan sekurang-kurangnya lima lainnya dengan kurang tepat menyajikan dalam korteks auditorius dan daerah lainnya yang berhubungan dengan pendengaran.Fungsi lain telinga sebagai sistem keseimbanganSelain sebagai organ pendengaran, telinga juga bertanggung jawab untuk mengatur posisi kepala. Dengan mengatur posisi kepala, posisi tubuh juga secara otomatis akan menjadi seimbang.Bagian telinga yang mengatur system keseimbangan ini berupa organ-organ sensitive dan rentan yang berbeda pada bagian terdalam dari telinga dan dilindungi dengan baik oleh tulang-tulang tengkorak. Dibagian ini terdapat system jaringan tuba (saluran) yang berisi cairan. Saluran-saluran itu adalah ultriculus, sacculus dan canalis semikularis.Ultriculus dan sacculus berkompeten dengan pengaturan posisi kepala. Didalam keduanya terdapat bantalan dari sel yang terhubung dengan massa gelatin yang disebut capula. Bantalan sel dilapisi oleh cairan endolimph. Ketika tubuh bergerak ke atas, gaya gravitasi akan menarik capula yang kemudian menekan rambut-rambut halus yang terdapat dalam cairan endolimph. Rambut saraf tersebut kemudian mengirim sinyal ke otak.Demikian juga ketika kepala bergerak ke berbagai posisi, capula akan menyentuh rambut-rambut halus dengan cara yang berbeda-beda dan akan menghasilkan sinyal ke otak yang berbeda pula. Dari informasi inilah, otak mengambil kesimpulan dan mengirimkan sinyal ke otot-otot tubuh yang lain untuk bereaksi.Canalis semicularis mengambil informasi pada awal gerakan kepala dan saat berhenti, terutama paga gerakan yang cepat dan terencana. Ketika kepala bergerak, cairan dalam tuba ini diam dan menekan rambut saraf. Rambut saraf kemudian mengirim sinyal ke otak untuk melakukan tindakan. Ketika kepala berhenti bergerak, justru cairan akan bergerak. Hal ini yang membuat seringkali pusing setelah melakukan gerakan kepala yang berlebihan. Bagian otak yang mengatur pergerakan otot untuk menjaga tubuh tetap seimbang adalah otak kecil.LI 3: MM Otitis media akutLO 3.1: DefinisiOtitis Media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Otitis media berdasarkan gejalanya dibagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif, di mana masing-masing memiliki bentuk yang akut dan kronis. Selain itu, juga terdapat jenis otitis media spesifik, seperti otitis media tuberkulosa, otitis media sifilitika. Otitis media yang lain adalah otitis media adhesive.LO 3.2: EtiologiSumbatan pada tuba eustachius merupakan penyebab utama dari otitis media. Pertahanan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius terganggu, sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah terganggu juga. Selain itu, ISPA juga merupakan salah satu faktor penyebab yang paling sering.Kuman penyebab OMA adalah bakteri piogenik, seperti Streptococcus hemoliticus,Haemophilus Influenzae(27%), Staphylococcus aureus(2%),Streptococcus Pneumoniae(38%), Pneumo-coccus. Pada anak-anak, makin sering terserang ISPA, makin besar kemungkinan terjadinya otitis media akut (OMA). Pada bayi, OMA dipermudah karena tuba eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak horisontal.Bakteri Bakteri piogenik merupakan penyebab OMA yang tersering. Menurut penelitian, 65-75% kasus OMA dapat ditentukan jenis bakteri piogeniknya melalui isolasi bakteri terhadap kultur cairan atau efusi telinga tengah. Kasus lain tergolong sebagai non-patogenik karena tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya. Tiga jenis bakteri penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus pneumoniae (40%), diikuti oleh Haemophilus influenzae (25-30%) dan Moraxella catarhalis (10-15%). Kira-kira 5% kasus dijumpai patogen-patogen yang lain seperti Streptococcus pyogenes (group A beta-hemolytic), Staphylococcus aureus, dan organisme gram negatif. Staphylococcus aureus dan organisme gram negatif banyak ditemukan pada anak dan neonatus yang menjalani rawat inap di rumah sakit. Haemophilus influenzae sering dijumpai pada anak balita. Jenis mikroorganisme yang dijumpai pada orang dewasa juga sama dengan yang dijumpai pada anak-anak.Virus Virus juga merupakan penyebab OMA. Virus dapat dijumpai tersendiri atau bersamaan dengan bakteri patogenik yang lain. Virus yang paling sering dijumpai pada anak-anak, yaitu respiratory syncytial virus (RSV), influenza virus, atau adenovirus (sebanyak 30-40%). Kira-kira 10-15% dijumpai parainfluenza virus, rhinovirus atau enterovirus. Virus akan membawa dampak buruk terhadap fungsi tuba Eustachius, menganggu fungsi imun lokal, meningkatkan adhesi bakteri, menurunkan efisiensi obat antimikroba dengan menganggu mekanisme farmakokinetiknya (Kerschner, 2007). Dengan menggunakan teknik polymerase chain reaction (PCR) dan virus specific enzyme-linked immunoabsorbent assay (ELISA), virus-virus dapat diisolasi dari cairan telinga tengah pada anak yang menderita OMA pada 75% kasus.Faktor Risiko Faktor risiko terjadinya otitis media adalah umur, jenis kelamin, ras, faktor genetik, status sosioekonomi serta lingkungan, asupan air susu ibu (ASI) atau susu formula, lingkungan merokok, kontak dengan anak lain, abnormalitas kraniofasialis kongenital, status imunologi, infeksi bakteri atau virus di saluran pernapasan atas, disfungsi tuba Eustachius, inmatur tuba Eustachius dan lain-lain. Faktor umur juga berperan dalam terjadinya OMA. Peningkatan insidens OMA pada bayi dan anak-anak kemungkinan disebabkan oleh struktur dan fungsi tidak matang atau imatur tuba Eustachius. Selain itu, sistem pertahanan tubuh atau status imunologi anak juga masih rendah. Insidens terjadinya otitis media pada anak laki-laki lebih tinggi dibanding dengan anak perempuan. Anak-anak pada ras Native American, Inuit, dan Indigenous Australian menunjukkan prevalensi yang lebih tinggi dibanding dengan ras lain. Faktor genetik juga berpengaruh. Status sosioekonomi juga berpengaruh, seperti kemiskinan, kepadatan penduduk, fasilitas higiene yang terbatas, status nutrisi rendah, dan pelayanan pengobatan terbatas, sehingga mendorong terjadinya OMA pada anak-anak. ASI dapat membantu dalam pertahanan tubuh. Oleh karena itu, anak-anak yang kurangnya asupan ASI banyak menderita OMA. Lingkungan merokok menyebabkan anak-anak mengalami OMA yang lebih signifikan dibanding dengan anak-anak lain. Dengan adanya riwayat kontak yang sering dengan anak-anak lain seperti di pusat penitipan anak-anak, insidens OMA juga meningkat. Anak dengan adanya abnormalitas kraniofasialis kongenital mudah terkena OMA karena fungsi tuba Eustachius turut terganggu, anak mudah menderita penyakit telinga tengah. Otitis media merupakan komplikasi yang sering terjadi akibat infeksi saluran napas atas, baik bakteri atau virus.LO 3.3: Klasifikasi

1. Otitis media supuratifa. Otitis media supuratif akut atau otitis media akutb. Otits media supuratif kronikSuatu radang kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga (otorea) lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah.1) Tipe tubotimpani = tipe jinak = tipe aman Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan terbatas pada mukosa saja, biasanya tidak terkena tulang. Beberapa faktor lain yang mempe-ngaruhi keadaan ini terutama patensi tuba eustachius, infeksi saluran atas, pertahanan mukosa terhadap infeksi yang gagal pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah, disamping itu campuran bakteri aerob dan anaerob, luas dan derajat perubahan mukosa, serta migrasi sekunder dari epitel skuamous. Sekret mukoid kronis berhubungan dengan hiperplasia goblet sel, metaplasia dari mukosa telinga tengah pada tipe respirasi dan mukosiliar yang jelek. Secara klinis penyakit tubotimpani terbagi berdasarkan aktivitas sekret yang dikeluar:a. Penyakit aktif: OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif.b. Penyakit tidak aktif (tenang ): Keadaan kavum timpani terlihat basah atau kering.2) Tipe atikoantral = tipe ganas = tipe tidak aman = tipe tulang Pada tipe ini ditemukan adanya kolesteatom dan berbahaya. Penyakit atikoantral lebih sering mengenai pars flaksida dan khasnya dengan terbentuknya kantong retraksi yang mana bertumpuknya keratin sampai menghasilkan kolesteatom. Kolesteatom adalah suatu massa amorf, konsistensi seperti mentega, berwarna putih, terdiri dari lapisan epitel bertatah yang telah nekrotik.2. Otitis media non supuratif, atau otitis media serosaa. Otitis media serosa akut (barotrauma atau aerotitis)Barotrauma adalah kerusakan telinga yang disebabkan oleh tekanan abnormal yang memengaruhi telinga bagian luar, tengah atau dalam. Kondisi ini dapat terjadi karena olah-raga air seperti menyelam dan perubahan ketinggian yang cepat seperti ketika terbang dengan pesawat tanpa pengatur tekanan udara.b. Otitis media serosa kronik (glue ear)Otitis media serosa adalah keradangan non bacterial mukosa kavum timpani yangditandai dengan terkumpulnya cairan yang tidak purulen (serous atau mucus). Otitis media serosa adalah keadaan terdapatnya secret yang nonpurulen di telinga tengah, sedangkan membrane timpani utuh. Adanya cairan ditelinga tengah dengan membrane timpaniutuh tanpa adanya tanda-tanda infeksi disebut juga otitis media dengan efusi. Apabila efusi tersebut encer disebut otitis media serosa dan apabila efusi tersebut kental seperti lem disebut otitis media mukoid (glue ear).3. Otitis media spesifik, seperti otitis media sifilitika atau otitis media tuberkulosaOtitis media tuberkulosis merupakan kasus yang jarang sekitar 0,04% dari kasus otitis media supuratif kronik sehingga diagnosis sering terlambat. Otitis media tuberkulosis ditandai dengan otore yang persisten, gangguan pendengaran yang hebat, perforasi multipel membran timpani, jaringan granulasi yang banyak. Penanganan dilakukan dengan pengobatan anti tuberkulosis. Pembedahan diperlukan pada kasus untuk membuang sekuester dan meningkat-kan drainase.4. Otitis media adhesiveOtitis media adhesiva adalah keadaan terjadinya jaringan fibrosis di telinga tengah sebagai akibat proses peradangan yang berlangsung lama sebelumnya. Keadaan ini dapat merupakan komplikasi dari otitis media supuratif atau oleh karena otitis media non supuratif yang menyebabkan rusaknya mukosa telinga tengah.LO 3.4: EpidemiologiDi seluruh dunia terjadinya otitis media berusia 1 thn sekitar 62%, sedangkan anak-anak berusia 3 thn sekitar 83%.Di Amerika Serikat, diperkirakan 75% anak mengalami minimal satu episode otitis mediasebelum usia 3 tahun dan hampir setengah dari mereka mengalaminya tiga kali atau lebih. Di Inggris setidaknya 25% anak mengalami minimal satu episode sebelum usia sepuluhtahun.Resiko kekambuhan otitis media terjadi pada beberapa faktor, antara lain usia