otitis media

37
KELOMPOK B - 14 KETUA : Raden Agil Widjaya 1102012221 SEKRETARIS: Nimas Aritia B 1102012193 AN!TA : "argianti 11020111#$ "%&ammad '%l(i)ar R 11020121*2 "%tiara Alderisa 11020121*# Ratnasari 1102012229 Riga "ellia +%s,ita 11020122$- Ri(.i A)/ar idayat 110201123# Siti Andriati 11020122 * Syi(a Ananta K 1102012290

Upload: agil-widjaya

Post on 06-Oct-2015

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kedokteran

TRANSCRIPT

KELOMPOK B - 14

KELOMPOK B - 14

KETUA: Raden Agil Widjaya1102012221SEKRETARIS: Nimas Aritia B1102012193ANGGOTA : Margianti1102011154Muhammad Zulfikar R 1102012182Mutiara Alderisa1102012185Ratnasari 1102012229Riga Mellia Puspita 1102012246Rifqi Akbar Hidayat1102011235Siti Andriati F 1102012278 Syifa Ananta K 1102012290

TELINGA SAKITSeorang anak usia 3 tahun pilek batuk dan demam sudah 3 hari yang lalu. Keluhan telinganya kanan sakit, mengeluarkan sedikit cairan seperti air susu dan bercampur sedikit warna merah seperti darah. Lalu dibawa ibunya ke UGD. Setelah liang telinga dibersihkan, diperiksa kendang telinga tampak merah dan mengeluarkan cairan. Ibu pasien bertanya pada dokter, apakah penyakit anaknya bisa sembuh.

Sasaran Belajar

LO.1 Memahami dan Menjelaskan Makroskopis dan Mikroskopis TelingaMemahami dan Menjelaskan Makroskopis TelingaMemahami dan Menjelaskan Mikroskopis TelingaLO.2 Memahami dan Menjelaskan Fisiologi PendengaranLO.3 Memahami dan Menjelaskan Otitis Media Akut (OMA)3.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi OMA3.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi OMA3.3 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi OMA3.4 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi OMA3.5 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi OMA3.6 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinik OMA3.7 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding OMA3.8 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan OMA3.9 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi OMA3.10 Memahami dan Menjelaskan Prognosis OMA3.11. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan OMALO.4 Memahami dan Menjelaskan Menjaga Telinga dalam Syariat Islam

Anatomi TelingaTelinga Luar

TELINGA TENGAH

TELINGA DALAM

TELINGA DALAMLabirin tulang (ossea)

Labyrinthus Membranaceus

VestibulaSaluran Semisirkularis Koklea

Terletak didalam labyrinthus osseus dan berisi endolympha dan dikelilingi oleh perilympha. Labyrinthus ini terdiri atas utriculus dan sacculus, yang terdapat didalam vestibulum osseus; 3 ductus semisirkularis, yang teletak didalam canalis semisirkularis osseus; dan ductus cochlearis, yang terletak didalam cochlea.

VASKULARISASITelinga dalam memperoleh perdarahan dari a. auditori interna (a. labirintin) yang berasal dari a. serebelli inferior anterior atau langsung dari a. basilaris yang merupakan suatu end arteri dan tidak mempunyai pembuluh darah anastomosis. Setelah memasuki meatus akustikus internus, arteri ini bercabang 3 yaitu: Arteri vestibularis anterior yang mendarahi makula utrikuli, sebagian makula sakuli, krista ampularis, kanalis semisirkularis superior dan lateral serta sebagian dari utrikulus dan sakulus.Arteri vestibulokoklearis, mendarahi makula sakuli, kanalis semisirkularis posterior, bagian inferior utrikulus dan sakulus serta putaran basal dari koklea.Arteri koklearis yang memasuki modiolus dan menjadi pembuluh-pembuluh arteri spiral yang mendarahi organ Corti, skala vestibuli, skala timpani sebelum berakhir pada stria vaskularis.

Daun TelingaKerangka terdiri dari tulang rawan elastis dan bentuk tak teratur.Perikondrium mengandung banyak serat elastis.Kulit yang menutupi tulang rawan tipis.Jaringan subkutan tipis.Didalam kulit terdapat rambut halus, kelenjar sebasea, kelenjar keringat sedikit dan jaringan lemak pada lobules auricular.

Mikroskopis Telinga

Meatus Acusticus ExternusBerupa berupa saluran 25 cm, arah medioinferior.Bagian luar kerangka dinding terdiri dari tulang rawan elastin.Bagian dalam berkerangka os temporal.Dilapisi kulit tipis, tanpa subkutis dan berhubungan erat dengan perichondrium/ periosteum yang ada dibawahnya.

Mikroskopis Telinga

Membran TympaniBentuk oval, semi transparan.Terdiri dari 2 lapisan jaringan penyambung:Lapisan luar, mengandung serat-serat kolagen tersusun radial.Lapisan dalam, mengandung serat-serat kolagen tersusun sirkular.Serat elastin terutama dibagian sentral dan perifer.Permukaan luat diliputi kulit, tanpa rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.Permukaan dalam dilapisi mucosa yang terdiri dari epitel selapis cuboid dan lamina propia yang tipis.

Mikroskopis Telinga

Tuba FaringotympaniLumen sempit, gepeng dalam bidang vertical.Mucosa membentuk rugae terdiri dari epitel selapis/ bertingkat silindris dengan silis dan lamina propia tipis.Sepanjang mucosa terdapat limfositMikroskopis Telinga

Telinga Dalam/ LabyrinthLabyrinth ossea, didalam os petrosum.Labyrinth membranosa, didalam labyrinth ossea.Utriculus, sacculus dan ductus semisirkularis dilapisi epitel selapis gepeng.Macula dan crista: penebalan jaringan perilimfatik yang dilapisi epitel yang terdiri dari dua macam yaitu sel rambut (silindris) dan sel penyokong (silindris).Jaringan penyambung terutama terdiri dari sel-sel berbentuk bintang dengan cabang-cabang sitoplasma halus.

Mikroskopis Telinga

Membrane basilarisSebagian besar terdiri dari jaringan penyambung padat kolagen.Permukaan menghadap scala tympani dilapisi epitel selapis cuboid sampai silindris.2/3 lateral berupa pars pectinata.1/3 medial berupa pars arcuata (terdapat pembuluh darah).

Mikroskopis Telinga

KokleaLabirin bertulang dibagi menjadi dua rongga utama oleh lamina spiralis oseosa dan membran basilaris. Lamina spiralis oseosa terjulur dari modiolus sampai setengah lumen kanalis koklearis. Kanalis koklearis dibagi menjadi dua kompartemen besar, skala timpani di bawah dan skala vestibuli di atas. Dan kedua kompartemen tersebut berhubungan dengan lubang kecil disebut helikotrema.

Mikroskopis Telinga

Organ CortiSuatu struktur epitel mengisi duktus koklearis Terletak diatas membran basilaris Dibentuk oleh sel pilar (tongkat) Fungsi: reseptor getaran yg diinduksi oleh gelombang suara Bagian luar dan dalam ada sel rambut yaitu: sel rambut luar tdd 1 baris, sel rambut dalam tdd 3-4 baris Serabut saraf (n.auditorius) berhubungan dgn sel rambut ini Ada struktur terapung pada endolimph disebut membrana tektoria, yaitu mulai dari lamina spiralis dekat membrana Reissner

Mikroskopis Telinga

Fisiologi Pendengaran

Air conduction

Gelombang suara dikumpulkan oleh telinga luar, lalu disalurkan ke liang telinga , menuju gendang telinga dan kemudian gendang telinga bergetar untuk merespon gelombang suara yang menghantamnya kemudian getaran ini mengakibatkan 3 tulang pendengaran (malleus, stapes, incus) yang secara mekanis getaran dari gendang telinga akan disalurkan menuju cairan yang ada di koklea. Getaran yang sampai ke koklea akan menghasilkan gelombang sehingga rambut sel di koklea bergerak. Gerakan ini merubah energy mekanik menjadi energy elektrik ke saraf pendengaran (auditory nerve, saraf VIII, saraf akustikus) yang nantinya akan menuju ke pusat pendengaran di otak bagian lobus temporal sehingga diterjemahkan menjadi suara yang dapat dikenal di otak

Bone conduction

Getaran suara berjalan melalui penghantar tulang yang menggetarkan tulang kepala, kemudian akan menggetarkan perylimph pada skala vestibuli dan skala tympani dan akhirnya getaran itu dikirim dalam bentuk impuls saraf ke saraf-saraf pendengaran. Daun telinga, mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke saluran telinga luar. Membran timpani, yang teregang menutupi pintu masuk ke telinga tengah, bergetar sewaktu terkena gelombang suara. Telinga tengah memindahkan gerakan bergetar membran timpani ke cairan di telinga dalam. Pemindahan ini dipermudah oleh adanya rantai yang terdiri dari tiga tulang yang dapat bergerak atau osikula (maleus, inkus, dan stapes) yang berjalan melintasi telinga tengah.

Bone conductionTransmisi Gelombang Suara (a) Gerakan cairan di dalam perilimfe ditimbulkan oleh getaran jendela oval mengikuti dua jalur: (1) melalui skala vestibuli, mengitari helikotrema, dan melalui skala timpani, menyebabkan jendela bundar bergetar; dan (2) "jalan pintas" dan skala vestibuli melalui membrana basilaris ke skala timpani. Jalur pertama hanya menyebabkan penghamburan energi suara, tetapi jalur kedua mencetuskan pengaktifan reseptor untuk suara dengan membengkokkan rambut di sel-sel rambut sewaktu organ Corti pada bagian atas membrana basilaris yang bergetar, mengalami perubahan posisi terhadap membrana tektorial di atasnya. (b) Berbagai bagian dart membrana basilaris bergetar secara maksimal pada frekuensi yang berbeda-beda. (c) Ujung membrana basilaris yang pendek dan kaku, yang terletak paling dekat dengan jendela oval, bergetar maksimum pada nada berfrekuensi tinggi. Membrana basilaris yang lebar dan lentur dekat helikotrema bergetar maksimum pada nada-nada berfrekuensi rendah. Organ Corti, yang terletak di atas membrana basilaris, di seluruh panjangnya mengandung sel-sel rambut, yang merupakan reseptor untuk suara. Sel-sel rambut menghasilkan sinyal saraf jika rambut di permukaannya secara mekanis mengalami perubahan bentuk berkaitan dengan gerakan cairan di telinga dalam.

Fisiologi KeseimbanganSel rambut pada aparatus vestibularis terdiri dari satu kinosilium dan 20- 50 streosilia. Pada saat streosilia bergerak searah dengan kinosilium akan meregangkan tip link, yang menghubungkan streosilia dengan kinosilium. Tip link yang teregang akan membuka saluran saluran ion gerbang mekanis di sel sel rambut sehingga akan menyebabkan Ca2+ dan K+ masuk ke dalamSel rambut akan bersinaps pada ujung saraf aferen dan akan masuk ke dalam saraf vestibular. Saraf ini akan bersatu dengan saraf koklearis menjadi saraf vestibulokoklearis dan akan dibawa ke nukleus vestibularis di batang otak. Pada sakulus dan utrikulus, sel sel rambut di organ otolit ini juga menonjol ke dalam satu lembar gelatinosa diatasnya, yang gerakannya menyebabkan perubahan posisi rambut serta menimbulkan perubahan potensial di sel tersebut. Proses ini sama dengan paa kanalis semisirkularis hanya saja pada sakulus dan utrikulus terdapat otolith yang mengakibatkan gerakan akan menjadi lebih lembam.Utrikulus berfungsi dalam posisi vertikal dan horizontal sedangkan sakulus berfungsi dalam kemiringan kepala menjauhi posisi horizontal.

OTITIS MEDIA AKUTDEFINISIETIOLOGIOtitis Media adalahinfeksi pada telinga tengah yang kebanyakan menginfeksi bayi dan anak-anak terutama pada usia 3 tahun saat serangan pertama.Kuman penyebab OMA adalah bakteri piogenik, seperti Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Serta virus, seperti RSV (Respiratory Syncytial Virus) dan rhinovirus.

Dan factor yang dapat meningkatkan terjadinya otitis media adalah tuba eustachia yang lebih pendek, lebih horizontal dan lebih lebar dari orang dewasa, serta infeksi dapat menyebar lebih mudah melalui saluran eustachius bayi yang menghabiskan sebagian besar hari mereka dalam posisi terlentang.

EPIDEMIOLOGIpada usia pra sekolah, pada anak usia 3 36 Bln. Dan paling sering terjadi pada usia 6 -11 bln, serta usia 5 thn. Lebih sering terjadi pada laki-lakiOTITIS MEDIA AKUTPATOFISIOLOGI OMAOtitis media akut terjadi karena terganggunya faktor pertahanan tubuh. Sumbatan pada tuba eustachii merupakan faktor utama penyebab terjadinya penyakit ini. Dengan terganggunya fungsi tuba eustachii maka terganggu pula pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah sehingga kuman masuk dan terjadi peradangan. Pencetus terjadinya OMA adalah infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Sehingga terjadi kongesti dan edema pada mukosa saluran napas atas, termasuk nasofaring dan tuba eustaschius. Gangguan fungsi tuba eustachius ini menyebabkan terjadinya tekanan negative di telinga tengah yang menyebabkan transudasi cairan hingga supurasi. Bila keadaan demikian berlangsung lama akan menyebabkan refluks dan aspirasi virus atau bakteri dari nasofaring kedalam telinga tengah melalui tuba eustaschia.

Stadium OMA

OKULSI TUBAPada stadium ini, terdapat sumbatan tuba Eustachius yang ditandai oleh retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan intratimpani negatif di dalam telinga tengah, dengan adanya absorpsi udaraEfusi mungkin telah terjadi tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini sulit dibedakan dengan tanda dari otitis media serosa yang disebabkan oleh virus dan alergi. Tidak terjadi demam pada stadium ini.Hiperemis/Pre-supurasiStadium Supurasiterjadi pelebaran pembuluh darah di membran timpani, yang ditandai oleh membran timpani mengalami hiperemis, edema mukosa dan adanya sekret eksudat serosa yang sulit terlihat. Hiperemis disebabkan oleh oklusi tuba yang berpanjangan sehingga terjadinya invasi oleh mikroorganisme piogenik. Stadium ini merupakan tanda infeksi bakteri yang menyebabkan pasien mengeluhkan otalgia, telinga rasa penuh dan demam. Gejala-gejala berkisar antara dua belas jam sampai dengan satu hari.Stadium supurasi ditandai oleh terbentuknya sekret eksudat purulen atau bernanah di telinga tengah dan juga di sel-sel mastoid. Selain itu edema pada mukosa telinga tengah menjadi makin hebat dan sel epitel superfisial terhancur. Terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani menyebabkan membran timpani menonjol atau bulging ke arah liang telinga luar. Pada keadaan ini, pasien akan tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Pasien selalu gelisah dan tidak dapat tidur nyenyak. Dapat disertai dengan gangguan pendengaran konduktif. Pada bayi demam tinggi dapat disertai muntah dan kejang. Stadium supurasi yang berlanjut dan tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan iskemia membran timpani, akibat timbulnya nekrosis mukosa dan submukosa membran timpani. Terjadi penumpukan nanah yang terus berlangsung di kavum timpani dan akibat tromboflebitis vena-vena kecil, sehingga tekanan kapiler membran timpani meningkat, lalu menimbulkan nekrosis. Daerah nekrosis terasa lebih lembek dan berwarna kekuningan atau yellow spot.

Stadium OMAPERFORASIResolusiStadium perforasi ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga sekret berupa nanah yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Kadang-kadang pengeluaran sekret bersifat pulsasi (berdenyut). Setelah nanah keluar, anak berubah menjadi lebih tenang, suhu tubuh menurun dan dapat tertidur nyenyak. Jika mebran timpani tetap perforasi dan pengeluaran sekret atau nanah tetap berlangsung melebihi tiga minggu, maka keadaan ini disebut otitis media supuratif subakut. Jika kedua keadaan tersebut tetap berlangsung selama lebih satu setengah sampai dengan dua bulan, maka keadaan itu disebut otitis media supuratif kronikKeadaan ini merupakan stadium akhir OMA yang diawali dengan berkurangnya dan berhentinya otore. Stadium resolusi ditandai oleh membran timpani berangsur normal hingga perforasi membran timpani menutup kembali dan sekret purulen akan berkurang dan akhirnya kering. Pendengaran kembali normal. Stadium ini berlangsung walaupun tanpa pengobatan, jika membran timpani masih utuh, daya tahan tubuh baik, dan virulensi kuman rendah. Apabila stadium resolusi gagal terjadi, maka akan berlanjut menjadi otitis media supuratif kronik. Kegagalan stadium ini berupa perforasi membran timpani menetap, dengan sekret yang keluar secara terus-menerus atau hilang timbul.

MANIFESTASI OMABayi atau AnakAnak yang lebih besar atau DewasaSuhu tubuh tinggi dapat sampai 39,5 C (pada stadium supurasi)Anak gelisah dan sukar tidurTiba-tiba anak menjerit waktu tidurDiare, muntah, anoreksia, Kejang-kejangOtalgiaPireksiaMenebal atau menggembung membran timpani, gangguan pendengaranOtorrheaKadang-kadang anak memegang telinga yang sakitBila terjadi rupture membrane timpani, maka secret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun dan anak tertidur tenang.Sakit telinga yang berat dan menetap.Terjadi gangguan pendengaran yang bersifat sementara .Pada anak-anak bisa mengalami muntah, diare dan demam sampai 40,5CGendang telinga mengalami peradangan dan menonjol.DemamAnoreksia, muntah, diareLimfadenopati servikal anteriorOtorrheaSkorSuhu (C)GelisahTarik telingaKemerahan pada membran timpaniBengkak pada membran timpani (bulging)0 39,0 Berat Berat Berat Berat, termasuk otore Penilaian derajat OMA dibuat berdasarkan skor:Bila didapatkan angka 0 hingga 3, berarti OMA ringan dan bila melebihi 3, berarti OMA berat. Pembagian OMA lainnya yaitu OMA berat apabila terdapat otalgia berat atau sedang, suhu lebih atau sama dengan 39C oral atau 39,5C rektal. OMA ringan bila nyeri telinga tidak hebat dan demam kurang dari 39C oral atau 39,5C rektal Diagnosis dan Diagnosis Banding OMA

Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut.Penyakitnya muncul mendadak (akut) Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga tubuh) di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut: Menggembungnya gendang telinga Terbatas/tidak adanya gerakan gendang telinga Adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga Cairan yang keluar dari telinga Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut: Kemerahan pada gendang telinga Nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normalPemeriksaan Fisik

Tes BisikTes GarputalaTes WeberTes Schwabach

Deteksi Dini OMAAudiometri Nada Murni Audiometri TuturAudiometer Skrinning Medan Bebas

DIAGNOSIS BANDINGPerbedaan Gejala dan Tanda antara OMA dan OMEGejala dan TandaOtitis Media Akut (OMA)Otitis Media Efusi (OME)Nyeri telinga (otalgia), menarik telinga (tugging)+-Inflamasi akut, demam+-Efusi telinga tengah++Membran timpani membengkak (bulging), rasa penuh di telinga+/--Gerakan membrane timpani berkurang atau tidak ada++Warna membrane timpani abnormal seperti menjadi putih, kuning dan biru++Gangguan pendengaran++Otore purulent akut+-Kemerahan membrane timpani, erythema+-PENATALAKSANAAN OMATerapi otitis media supuratif akut (OMA) tergantung stadium penyakit, yaitu :Stadium oklusi Tujuan terapi dikhususkan untuk membuka kembali tuba eustachius. Sehingga tekanan negative di telinga tengah hilang. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fidiologik untuk anak < 12 tahun dan HCl efedrin 1% dalam larutan fisiolofik untuk anak yang berumur > 12 tahun atau dewasa. Selain itu, sumber infeksi juga harus diobati dengan memberikan antibiotic.Stadium hiperemis (presupurasi)Diberikan antibiotic, obat tetes hidung, dan analgesic. Bila membrane timpani sudah hiperemi difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Antibiotic yang diberikan ialah penisilin atau eritromisin. Jika terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam klavunalat atau sefalosoprin. Untuk terapi awal diberikan penisilin IM agar konsentrasinya adekuat di dalam darah. Antibiotic diberikan minimal selama 7 hari. Pada anak diberikan ampisilin 450-100 mg/kgBB, amoksisilin 440 mg/kgBB/hari, atau eritromisin 440 mg/kgBB/hariStadium supurasiSelain antibiotic, pasien harus dirujuk untuk dilakukan miringotomi bila membrane timpani masih utuh. Selain itu, analgesic juga perlu diberikan agar nyeri dapat berkurang.Stadium perforasiDiberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotic yang adekuat sampai 3 minggu. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi akan menutup kembali dalam 7 sampai dengan 10 hari.Stadium resolusiBiasanya akan tampak secret mengalir keluar. Pada keadaan ini dapat dilanjutkan antibiotic sampai 3 minggu, namun bila masih keluar secret diduga telah terjadi mastoiditis.

PENATALAKSANAAN OMAMenurut American Academic of Pediatric (2004), amoksisilin merupakan first-line terapi dengan pemberian 80mg/kgBB/hari sebagai terapi antibiotik awal selama lima hari. PembedahanTerdapat beberapa tindakan pembedahan yang dapat menangani OMA rekuren, seperti miringotomi dengan insersi tuba timpanosintesis, dan adenoidektomi

KOMPLIKASI OMAKomplikasi OMAKomplikasi Intra temporalOtitis media supuratif kronikMastoiditis AkutPetrositisFasial paralisisLabirintitisKetulianProses adhesi atau perlengketanKomplikasi IntrakranialAbses extraduralAbses subduralAbses otakMeningitis otogenikOtitic Hodrocephalus

PROGNOSIS OMADengan pengobatan yang adekuat, prognosis OMA adalah baik untuk pendengaran dan kesembuhan, khususnya bila dilakukan parasentesis sebelum terjadi perforasi spontan membran timpani. Sebagian besar dari OMA sembuh tanpa hasil yang merugikan.

Dalam beberapa kasus, nanah terselesaikan (sembuh), tapi efusi telinga tengah harus steril terus. Jika efusi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka diagnosis OME harus dilakukan. Dalam kasus yang parah yang tidak diobati, infeksi dapat menyebar, menyebabkan infeksi pada tulang mastoid (mastoiditis) atau bahkan meningitis, tapi ini jarang terjadi. Kesulitan mendengar dapat terjadi. Sementara mereka tidak selalu permanen, mereka dapat mempengaruhi perkembangan bicara dan bahasa anak-anak muda.

PENCEGAHAN OMATerdapat beberapa hal yang dapat mencegah terjadinya OMA. Mecegah ISPA pada bayi dan anak-anak, menangani ISPA dengan pengobatan adekuat, menganjurkan pemberian ASI minimal enam bulan, menghindarkan pajanan terhadap lingkungan merokok, dll Memberi air susu ibu (ASI) buat anak sekurang-kurangnya 6 bulan untuk membantu mencegah daripada pembentukan awal infeksi telinga. Jika anak diberi susu dengan botol, peganglah anak pada satu sudut daripada membiarkan anak minum sambil baring.Elakkan paparan pada asap rook, yang dapat meningkatkan frekuensi dan beratnya infeksi telinga.Kurangkan paparan, jika boleh, kepada kelompok besar anak-anak lain, seperti di pusat penjagaan anak. Karena infeksi saluran pernafasan atas multipel boleh juga membawa kepada ikfeksi telinga, mengehadkan paparan dapat megurangkan frekuensi pilek awal dan seterusnya infeksi telinga.Kedua orang tua dan anak-anak harus praktek pencucian tangan yang benar. Ini adalah antara cara terbaik untuk mengurangkan transmisi kuman individu-ke-individu yang dapat meyebabkan pilek dan seterusnya infeksi telinga

Menjaga Telinga dalam Syariat IslamKetahuilah mata kita, Allah ciptakan untuk dapat melihat kebenaran. Telingakita, Allah ciptakan untuk dapat mendengarkan kebenaran. Dan akal kita, Allah ciptakan untuk memikirkan dan memahami penjelasan dari apa yang kita lihat maupun kita dengar.Oleh karenanya, orang yang demikian lebih jelek dari pada binatang ternak. Benar, binatang ternak punya mata,telinga, akal (yang sangat terbatas). Maka tidak salah jika perbuatan mereka tidak dikontrol. Tapi manusia? mereka memiliki akal yang sempurna untuk memikirkan, hati untuk memutuskan, mengapa tidak mempergunakannya?! benarlah firmannya: Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka* itu mendengar atau memahami. mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). (al-furqaan: 44) Allah berfirman: Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (kebenaran) Dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (kebenaran, dan tanda-tanda kekuasaan allah lainnya),: Dan mereka mempunyaitelinga(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (kebenaran).Dalam ayat lain allah berfirman: Dan kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. (al-ahqaf: 26)DAFTAR PUSTAKACui, Dongmei. 2011. Atlas of Histology with Functional and Clinical Correlations. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.Hartanto, Widya W., Thaufiq S. Boesoirie, dan Ratna A. S. Poerwana. 2013. Tingkat Ketepatan Audiometer Skrining Medan Bebas untuk Mendeteksi Gangguan Dengar Anak pada MKB Vol. 45 No.1, tahun 2013Lalwani, Anil K. 2012. CURRENT Diagnosis & Treatmentin OtolaryngologyHead & Neck Surgery 3rd edition. USA: The McGraw-Hill Companies, IncMcCance, Kathryn L dan Sue E Huether. 2014. Pathopysiology: The Biologic Basis for Disease in Adults and Childern, 7th edtion. Canada: ElsevierPorth, Carol Mattson. 2011. Essentials of Pathophysiology: Concepts of Altered Health States 3rd edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.Sherwood, Laurealee. 2010. Human Physiology: From Cells to Systems, 7th Edition. Belmont, USA: Brooks/ColeSoetjipto D, Mangunkusumo E. Sinus Paranasal. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N (editor). 2006. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher. Edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit FK UI