sinopsis the great queen seon deok yang baru

Upload: syifa-karunia

Post on 29-Oct-2015

139 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 14

The Great Queen Seon Deok Episode 1

Di masa pemerintahan Raja Jinheung (Lee Soon-jae), Shilla mampu menjelma menjadi kerajaan yang paling ditakuti di semenanjung Korea. Keberhasilan tidak cuma disebabkan oleh kehebatan sang raja, melainkan juga berkat orang-orang kepercayaannya.

Sebut saja mulai dari Eulje (Shin Goo) penasehat istana yang mampu meredam konflik internal, Noribu dan Sejong (Dok Go-young) yang menangani strategi perang, Seolwon (Jun Noh-min) sang jendral gagah-berani, Munno (Jung Ho-bin), dan satu-satunya wanita di jajaran pimpinan kerajaan Shilla yaitu Mishil (Go Hyeon-jeong).

Bahkan, Mishil mampu menjadi orang terdekat sekaligus kepercayaan Raja Jinheung. Dari jauh-jauh hari, ia telah menetapkan sang cucu Baekjeong (Kang San) sebagai penerus tahta. Hal ini keruan saja membuat putra keduanya Pangeran Geumnyun (Im Ho) tidak terima.

Dalam perjalanan pulang, Raja Jinheung menceritakan pada Mishil tentang kisah masa kecilnya yang mampu membunuh seekor harimau dengan sebilah belati. Sambil tersenyum, Raja Jinheung menyebut bahwa menaklukkan harimau (yang diartikan sebagai rintangan) seolah telah menjadi takdir pemimpin Shilla.

Dengan bijaksana, sang raja juga menyadari bahwa hal yang mampu membuatnya terus memimpin Shilla bukanlah kehebatannya melainkan dukungan rakyat. Pembicaraan keduanya terhenti ketika Raja Jinheung mendadak batuk hingga memuntahkan darah.

Begitu sampai di istana, Raja Jinheung memerintahkan Mishil sebagai pemegang segel istana yang ditunjuknya untuk menulis surat wasiat berisi penunjukan Baekjeong sebagai pengganti dan perintah agar Mishil dan Pangeran Geumnyum mengasingkan diri dari kehidupan ramai alias menjadi biksu.

Tahu kalau Mishil tidak akan mendengarkan perintah begitu saja, Raja Jinheung meminta Seolwon untuk menghabisi wanita yang diduganya bakal menjadi duri dalam daging Shilla setelah dirinya meninggal. Sayangnya strategi tersebut berantakan, karena Seolwon ternyata menjalin hubungan gelap dengan Mishil.

Tepat pada saat pemberontak pimpinan Mishil, yang diam-diam telah menggalang dukungan, terjadi, Raja Jinheung mangkat di kursi tahtanya. Sang cucu Baekjeong cuma bisa menangis sambil bersembunyi dan dengan mata kepalanya sendiri melihat sosok Mishil yang sebenarnya.

Dengan kekuasaannya, Mishil mampu mengubah isi surat wasiat peninggalan mendiang Raja Jinheung. Sebagai ganti Baekjeong, yang menjadi pemimpin Shilla justru malah Pangeran Geumnyun yang diberi gelar Raja Jinji. Sebagai imbalan, sang raja baru menjadikan Mishil sebagai pendamping.

Sementara itu ditempat lain, Munno yang punya pengetahuan luas tentang astronomi terus mengamati langit. Hal itu tidak lain adalah berkat ramalan Raja Jinheung yang menyebut bahwa sampai gugus bintang utara yang berjumlah tujuhberubah menjadi delapan, tidak ada satupun manusia yang mampu melawan Mishil.

Tahun demi tahun berlalu, hubungan Raja Jinji dan Mishil memburuk karena sang istri tidak juga dijadikan permaisuri. Bahkan saat Mishil membawa bayi hasil hubungan mereka, Raja Jinji bergeming. Dengan kejam, Mishil meninggalkan bayinya begitu saja saat strateginya tidak berhasil.

Sementara itu, Baekjeong (Baek Jong-min) yang telah tumbuh dewasa tengah gembira karena istrinya Putri Maya (Park Soo-jin) tengah mengandung. Saat hendak berdoa di kuil, secara tidak sengaja Putri Maya melihat pasukan Hwarang tengah bersiap-siap seolah hendak menghadapi pertempuran hidup-mati.

Rupanya, semua adalah bagian dari strategi Mishil. Kehadiran Putri Maya bersama dayangnya Sohwa (Seo Young-hee) terlihat oleh Seolwon, yang langsung memerintahkan anak buahnya untuk menculik sang putri. Munno yang melihat dari kejauhan mulai curiga, dan memutuskan untuk mengikuti Putri Maya.

Dugaan Munno ternyata benar, Putri Maya langsung ditarik paksa oleh beberapa orang untuk masuk kedalam tandu. Tiba-tiba Munno teringat dengan mimpinya, ia sadar bahwa yang diramalkan oleh mendiang Raja Jinheung ada hubungannya dengan Putri Maya.

Keadaan di lingkungan istana tidak kalah genting, Raja Jinji mendapat penolakan dari pasukan Hwarang. Bahkan, Mishil mampu membalikkan keadaan dengan menyebut seolah-lah Raja Jinji-lah yang memerintahkan dirinya untuk memalsukan surat wasiat mendiang Raja Jinheung.(indosiar.com/mdL)Queen Seon Deok (serial TV)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

(Dialihkan dari Queen Seondeok (serial TV))

Langsung ke: navigasi, cariQueen Seondeok()

FormatDramahistorical drama

PemeranYowon LeeHyeonjeong KoYejin ParkTaewoong Uhm

Negara

Korea Selatan

Jumlah episode62

Production

Susunan kameraMulti-camera

Siaran

Saluran asliMBC

Pertama tayang25 Mei 2009

Pranala luar

Situs resmi

Queen Seondeok adalah drama bertemakan sejarah Korea Selatan yang ditayangkan oleh MBC. Drama ini bercerita tentang kehidupan Ratu Seondeok dari Silla.

Daftar isi

[sembunyikan] 1 Pemeran 2 Pemeran Lainnya 3 Silsilah Keluarga Kerajaan 4 Referensi

[sunting] Pemeran Lee Yo Won sebagai Deokman/Ratu Seondeok

Nam Ji Hyun sebagai Deokman muda

Ko Hyeon-jeong sebagai Lady Misil

UEE sebagai Lady Mishil muda

Park Ye Jin sebagai Putri Cheonmyeong

Shin Se Kyung sebagai Putri Cheonmyeong muda

Uhm Tae Woong sebagai Kim Yushin

Lee Hyun Woo sebagai Kim Yushin muda

Kim Nam Gil sebagai Bidam

Park Ji Bin sebagai Bidam muda

Yu Seung-ho sebagai Kim Chunchu Lee Seung-hyo sebagai Alcheon

[sunting] Pemeran Lainnya Jo Min Ki sebagai Raja Jinpyeong (Ayah Deokman)

Baek Jong Min sebagai Jinpyeong muda

Kang San sebagai Jinpyeong anak-anak

Yoon Yoo Sun sebagai Lady Maya (Ibu Deokman, istri Kim Jinpyeong)

Park Soo Jin sebagai Lady Maya muda

Seo Young Hee sebagai So Hwa

[sunting] Silsilah Keluarga Kerajaan

Casts :

Putri Deokman/Queen Seondeok : Lee Yo Won"Menjadi Ratu adalah takdirku"Setelah berhasil bertahan dari berbagai kesulitan dalam hidupnya, dia akhirnya menjadi penguasa dinasti Silla. Pengikut setianya termasuk Jenderal Kim Yusin dan Kim Chunchu. Dia menjadi Kaisar wanita pertama dalam sejarah Korea dan menaruh dasar penyatuan Tiga Kerajaan dibawah dinasti Silla.

Dia terlahir sebagai saudari kembar Putri Chonmyong dan hampir mati ketika masih bayi. Dia hampir dibunuh oleh Lady Mi-Shil yang juga berambisi menguasai kerajaan. Seorang pelayan setia bernama So-hwa menyelamatkannya dan membawanya lari dari istana. Dia dibesarkan diluar kompleks istana. Ketika Deokman berusia 15 tahun, dia mengetahui jati dirinya bahwa ia adalah seorang Putri kerajaan Silla.Dia akhirnya kembali ke istana untuk bertemu keluarganya.

Lady Mi-Shil : Gu Hyeon JeongSeorang wanita yang sangat cantik dan licik. Dia menguasai Raja-raja dan pasukan elite Hwarang. Tugasnya sebenarnya adalah mempromosikan anak-anak keluarga bangsawan untuk menduduki jabatan penting, tapi dia menggunakan kecantikannya untuk menggoda Kaisar Jinheung dan Kaisar Jinpyeong untuk memperoleh kekuasaan. Putri Chonmyong dan Putri Deokman melawannya dan menghentikan niat jahatnya menjadi penguasa Silla.

Kim Yusin : Eom Tae WoongJenderal besar dinasti Silla. Seorang Jenderal yang hebat, tampan, dan memiliki kemampuan perang yang luar biasa. Dia adalah pemimpin pasukan elite Hwarang. (keren..). Dia memiliki visi besar untuk menyatukan ketiga kerajaan dibawah kekuasaan Silla. Dia bersekutu dengan Putri Deokman yang sangat mempercayainya. Putri Deokman kemudian jatuh hati dengan Kim Yusin tapi mereka tidak dapat bersatu karena takdir. (Hiks..hiks..)

Pasukan elite Hwarang : Pasukan elite Silla yang juga menguasai seni dan musik. (Kumpulan cowok keren, pinter bela diri, seni, ama musik...perfecto).

Putri Chonmyong : Park Ye JinDia terlahir sebagai saudari kembar Putri Deokman tapi hanya dia yang terpilih untuk tinggal di istana sebagai purti raja. Dia tumbuh dan mendapatkankan segalanya yang ia inginkan. Karena pengaruh Lady Mi-Shil, Putri Chonmyong tinggal berdiam diri di istana, tapi ia memiliki kharisma dan kepintaran diatas rata-rata. Setelah tahu bahwa ia memiiki saudari kembar, dia dan putri Deokman bertemu kembali. Saat mencoba untuk mengangkat saudarinya sebagai putri raja, dia dibunuh oleh Lady Mi-Shil.(grr..)

Bidam : Kim Nam GilBiarpun dia adalah putra Lady Mi-Shil, dia membantu Putri Deokman menjadi penguasa. Tapi saat dia melihat bahwa Putri Deokman mempercayai Kim Yusin lebih daripadanya, dia menjadi cemburu dan memimpin pemberontakan melawan Kim Yusin. (jealous mode on...).

Silsilah Keluarga Kerajaan Silla dalam drama

Jadwal Padat, Pemeran The Great Queen Seon Deok Ambruk KelelahanDikutip dari http://www.indosiar.com/gossip/82551/jadwal-padat-pemeran-the-great-queen-seon-deok-ambruk-kelelahan [OL : Kamis, 15 Oktober 2009] Sejak awal Juni 2009, cuma satu nama yang mampu merajai pertelevisian Korea hingga saat ini (Oktober 2009) : The Great Queen Seon Deok, yang mengisahkan tentang ratu pertama Korea di jaman kerajaan Shilla.

Seperti saeguk atau serial berlatar belakang historis kerajaan Korea lainnya, serial yang dibintangi Lee Yo-won, Go Hyeon-jeong, dan Eom Tae-woong ini mampu merebut perhatian para penonton. Namun seperti halnya serial sukses pada umumnya, ada harga yang harus dibayar.

Konon karena jadwal syuting yang begitu padat dan nyaris tanpa istirahat, Lee Yo-won sang pemeran utama sempat dua kali absen syuting karena kelelahan. Bahkan menurut sejumlah sumber, apa yang dialami aktris kelahiran 1980 tersebut sudah terlihat sejak beberapa pekan terakhir.

Sempat diperiksa di rumah sakit, Yo-won telah diperingati dokter untuk segera istirahat kalau tidak ingin kondisi kesehatannya memburuk. Namun sejak syuting dimulai pada bulan Mei 2009, aktris yang pernah tampil di Bad Love bersama Kwon Sang-woo tersebut nyaris tidak pernah istirahat.

Bahkan pernah dalam satu peristiwa, Yo-won diinfus selama beberapa saat sebelum kemudian nekat meneruskan syuting. Baru dua hari istirahat, ibu satu anak itu nekat kembali demi memastikan proses syuting dan jadwal penayangan serial The Great Queen Seon Deok tidak tertunda.

Ditambah lagi, pihak produksi dan aktor/aktrisnya telah mengiyakan permintaan stasiun televisi MBC untuk menambah 8 episode lagi dari rencana semula.

Lee Yo-Won Rayakan Kesuksesan The Great Queen Seon DeokSeperti dikutip dari http://www.indosiar.com/gossip/82705/lee-yo-won-rayakan-kesuksesan-the-great-queen-seon-deok Saat ini cuma ada satu serial yang paling banyak jadi pembicaraan di Korea : The Great Queen Seon Deok, yang dalam waktu dekat bakal ditayangkan Indosiar.

Digarap dengan apik dengan jalan cerita yang jauh dari klise, serial bergenre saeguk ini mampu merajai rating pertelevisian negeri Ginseng. Bahkan, sejumlah serial yang bersaing di jam tayang yang sama disebut-sebut tidak mampu menahan gempuran The Great Queen Seon Deok.

Sudah tentu, salah satu yang paling gembira dengan kesuksesan serial besutan MBC, yang dikenal piawai menggarap drama saeguk, ini adalah Lee Yo-won sang pemeran Ratu Seon-duk. Pasalnya, aktris yang melejit lewat Surgeon Bong Dal-Hee itu sempat nekat meneruskan syuting meski sudah dilarang dokter.

Untuk merayakan kesuksesan yang konon bakal dibuat sebanyak 62 episode tersebut, Yo-won dikabarkan telah menyiapkan hadiah berupa jaket eksklusif kepada semua kru yang terlibat.

Aku seringkali merasa tidak enak badan saat syuting, namun pengorbanan para staf tidak kalah hebat. Mereka sama sekali tidak mengeluh meski aku tahu kondisi mereka juga cukup parah. Saat berpikir untuk menunjukkan rasa terima kasihku, tiba-tiba muncul ide soal jaket, tutur Yo-won.

Begitu mendengar ide tersebut, rekannya di The Great Queen Seon Deok Uhm Tae-woong langsung menyatakan kesediaan untuk ikut patungan. Tidak main-main, konon uang yang harus dikeluarkan untuk jaket berjumlah sekitar 300 buah itu mencapai angka 136 ribu dolar AS atau sekitar 1,3 milyar rupiah.

Sebelumnya, hal serupa juga pernah dilakukan oleh Go Hyeon-jeong si pemeran antagonis Mi-shil di The Great Queen Seon Deok. Konon, Hyeon-jeong mengeluarkan dana dari kocek pribadinya sekitar 16 ribu dolar AS atau sekitar 150 juta rupiah. Siapa lagi yang mau menyusul?

Pengawal Queen Seon-deok Get MusicalDikutip dari http://www.indosiar.com/gossip/82836/pengawal-queen-seon-deok-get-musical [OL : Kamis, 5 November 2009] Drama sejarah Korea Queen Seon-deok sukses berat sehingga mengangkat popularitas kelompok pemuda yang memerankan Hwarang yaitu grup pengawal elit kerajaan Silla dalam drama tersebut. Kini mereka dapat disaksikan di atas pentas yaitu dalam drama musikal yang juga bernama Hwarang.

Namun berbeda dengan peran mereka dalam drama televisi tersebut yang berkaitan dengan intrik politik, kisah mereka dalam drama musikal itu fokus pada kisah asal mula para pengawal tersebut masing-masing dan juga perjalanan hidup mereka sebelum menjadi pengawal elit Silla.

Sebenarnya tidak begitu tepat drama musikal itu adalah spin off langsung dari Queen Seon-deok lantaran diam-diam telah dipersiapkan sejak tahun lalu dengan nama H. Tentu saja profil drama musikal itu terbantu atas popularitas serial drama televisi itu. Juga karena musiknya ditangani oleh produser Choi Mu-yeol yang memenangkan piala Daesang untuk drama musikal Maria Maria.

Penampilan para pengawal elit kerajaan Silla tersebut di atas pentas itu dalam drama musikal Hwarang untuk pertama kalinya disaksikan pada 30 Oktober lalu dan akan berlangsung hingga 3 Januari 2010 mendatang. (Credits: dramabeans.com/Fachri)Rating The Great Queen Seon Deok Turun, Lee Yo-won StresDikutip dari http://www.indosiar.com/gossip/83321/rating-the-great-queen-seon-deok-turun-lee-yo-won-stres [OL : Selasa, 8 Desember 2009] Bagi kebanyakan serial Korea, 30 persen adalah angka rating yang menggembirakan dan sangat diidam-idamkan. Namun, tidak demikian halnya dengan The Great Queen Seon Deok.

Pasalnya, angka 30 persen berarti serial yang ditayangkan Indosiar tersebut mengalami kemerosotan rating hingga 10 angka. Dalam hitungan kasar, diperkirakan seperempat penonton telah berhenti menyaksikan serial keluaran MBC tersebut.

Tidak bisa dipungkiri, kemerosotan tersebut mulai terjadi setelah Go Hyeon-jeong yang memerankan tokoh Mishil tampil untuk terakhir kalinya di episode 50. Tudingan banyak pengamat yang menyebut kalau Hyeon-jeong adalah nyawa dari The Great Queen Seon Deok rasanya tidak salah.

Secara jujur, hal itu juga diakui oleh Lee Yo-won yang memerankan tokoh Putri Deokman (belakangan dinobatkan sebagai Ratu Seon Deok) dalam sebuah wawancara di sebuah acara stasiun MBC.

Karena tokoh Mishil sudah tiada, serial drama The Great Queen Seon Deok sedikit kehilangan gregetnya. Hal ini bisa dilihat dari perolehan rating, dimana saat Deokman dan Mishil saling adu strategi, penonton begitu antusias.

Dengan jalan cerita sekarang dimana fokusnya hanya pada Deokman, terus terang saja aku merasa tekanannya begitu berat. Namun seiring dengan perkembangan jalan cerita dimana dua karakter lain yaitu Bidam dan Yushin semakin banyak terlibat, aku yakin rating serial ini bakal kembali meningkat, tutur aktris kelahiran 1980 tersebut.

Telah diputar hingga episode 56 (per 7 Desember 2009), serial The Great Queen Seon Deok sendiri rencananya bakal berakhir di episode 62 alias diperpanjang 12 episode dari rencana semula. Mampukah konflik yang baru meningkatkan rating, kita tunggu sama-sama.

The Great Queen Seon Deok Bakal Berakhir, Penonton Masih SetiaDikutip dari http://www.indosiar.com/gossip/83357/the-great-queen-seon-deok-bakal-berakhir-penonton-masih-setia [OL : Rabu, 9 Desember 2009] Serial drama The Great Queen Seon-deok yang merupakan serial televisi paling populer di Korea ini akan mengakhiri tayangannya pada 22 Desember mendatang, begitulah dilangsir oleh stasiun penayangnya pada hari Senin (07/12) kemarin.

MBC, stasiun penayang dan juga pembuat serial tersebut mengatakan pihaknya tidak memperpanjang kembali The Great Queen Seon-deok dan akan menghentikannya pada episode ke-62. Pengumuman tersebut sekaligus membantah spekulasi bahwa ada tambahan episode. Sebenarnya drama itu telah diperpanjang 12 episode pada September dari rencana semula 50 episode.

Drama yang dibintangi Lee Yo-won (Ratu Seon-deok) dan Uhm Tae-woong dalam slot tayang hari Senin dan Selasa sejak pertama kali tayang ini berhasil mencetak kesuksesan luar biasa, selalu memuncaki peringkat televisi dalam jumlah penonton sejak pemunculan pertamanya pada akhir Mei 2009 yang lalu.

Peringkatnya bahkan meroket pada posisi ke 40-an persen pada beberapa episode menjelang penampilan akhir aktris Go Hyeon-jeong yang memerankan Mishil, tokoh antagonis musuh berbuyutan Seon-deok. Mishil dikenal sangat bernafsu mengambil alih tahta kerajaan Silla dari tangan Seon-deok.

Setelah Go Hyeon-jeong tidak tampil lagi, peringkat serial itu kemudian merosot. Walaupun begitu, The Great Queen Seon-deok masih menjadi serial yang paling banyak meraup penonton di Korea pada pekan pertama Desember 2009.

Berdasarkan statistik yang dirilis pihak TNS Media Korea, serial garapan MBC tersebut bertengger di posisi puncak dengan perolehan 36,1 persen alias meningkat 0,4 persen dari pekan sebelumnya.

Posisi kedua ditempati oleh serial bertema spionase IRIS dengan 35,2 persen, disusul oleh Jolly Widows (KBS1) dan Three Brothers (KBS2) dengan angka 30,7 dan 26,2 persen. Kisah The Great Queen Seon Deok Dijadikan Drama MusikalDrama The Great Queen Seon-deok tidak hanya berjaya di layar kaca, namun juga di atas pentas teater. Serial populer tersebut akan diadaptasikan ke dalam sebuah versi teater musikal pada tahun depan, yang akan dibintangi oleh sederet aktor teater veteran dan artis pentas.

Seperti halnya aktris top drama musikal Lee So-jung dan bintang yang sedang menanjak Kang Tae-eul dengan perancang terkenal Lie Sang-bong yang akan merancang kostum teater musikal tersebut. Pentas kisah ratu pertama Korea ini akan menggunakan teknologi modern dan dramatik.

Lee So-jung yang akan memerankan Ratu Seon-deok ini adalah bintang Korea pertama yang berhasil membuat debutnya di teater Broadway. So-jung sebenarnya tidak asing bagi versi serial televisi karena dialah adalah kontributor soundtrack serial tersebut. Lahir dan besar di Korea, namun So-jung pindah ke Amerika untuk belajar dan menjadi terkenal di Broadway setelah dipilih produser teater musikal Sir Cameron Mackintosh sebagai bintang drama musikal hit Miss Saigon.Sementara itu, bintang teater Cha Ji-yeon telah dikasting untuk peran Mishil lantaran karismatik dan memiliki talenta vokal. Sebelumnya aktris ini membintangi teater Lion King, Dreamgirls, Maria, Maria dan See What I Wanna See.Untuk peran Bidam, pengikut setia Seon-deok dan putra Mishil, aktor teater ganteng Kang Tae-eul didapuk. Bintang yang sedang menanjak ini adalah aktor yang dikejar-kejar oleh para produser teater musikal. Ia telah membintangi sederet teater seperti Hedwig, the Angry Inch, Don Juan, Cats, The Lion King dan Jesus Christ Superstar.

Sementara itu, kostum pentas musikal The Great Queen Seon-deok yang dirancang Lie Sang-bong digambarkan sebagai gaya neo-klasik yang berdasarkan busana tradisional pada era dinasti Silla. Tidak hanya itu, sang perancang akan menambahkan unsur futuristik pada desain kostum tersebut.

Relik sejarah era Silla seperti observatorium astronomi akan dimanifestasikan dengan teknologi modern dalam bentuk menara yang terdiri dari monitor-monitor LED. Menurut staf tim drama musikal dari MBC, ini adalah pertama kali teknologi terkini digunakan di atas pentas drama musikal. Tidak hanya itu, musiknya yang terdiri 28 lagu pun menggunakan elemen modern, mulai dari rock hingga balada.

Drama musikal The Queen Seon-deok ini akan dipentaskan mulai tanggal 5 hingga 31 Januari 2010 di Woori Art Hall dalam kompleks Olympic Park, di selatan Seoul. Tiketnya yang harus ditebus dengan harga mulai dar 40 ribu hingga 130 ribu won

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 1Tayang Senin, 9 November 2009 pukul 16:30 WIB di IndosiarDikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/82873/the-great-queen-seon-deok-episode-1 Mulai 9 November 2009, pastikan Anda tidak melewatkan drama saeguk (sejarah) Korea yang apik ini. Hanya di Indosiar. Di masa pemerintahan Raja Jinheung (Lee Soon-jae), Shilla mampu menjelma menjadi kerajaan yang paling ditakuti di semenanjung Korea. Keberhasilan tidak cuma disebabkan oleh kehebatan sang raja, melainkan juga berkat orang-orang kepercayaannya.

Sebut saja mulai dari Eulje (Shin Goo) penasehat istana yang mampu meredam konflik internal, Noribu dan Sejong (Dok Go-young) yang menangani strategi perang, Seolwon (Jun Noh-min) sang jendral gagah-berani, Munno (Jung Ho-bin), dan satu-satunya wanita di jajaran pimpinan kerajaan Shilla yaitu Mishil (Go Hyeon-jeong).

Bahkan, Mishil mampu menjadi orang terdekat sekaligus kepercayaan Raja Jinheung. Dari jauh-jauh hari, ia telah menetapkan sang cucu Baekjeong (Kang San) sebagai penerus tahta. Hal ini keruan saja membuat putra keduanya Pangeran Geumnyun (Im Ho) tidak terima.

Dalam perjalanan pulang, Raja Jinheung menceritakan pada Mishil tentang kisah masa kecilnya yang mampu membunuh seekor harimau dengan sebilah belati. Sambil tersenyum, Raja Jinheung menyebut bahwa menaklukkan harimau (yang diartikan sebagai rintangan) seolah telah menjadi takdir pemimpin Shilla.

Dengan bijaksana, sang raja juga menyadari bahwa hal yang mampu membuatnya terus memimpin Shilla bukanlah kehebatannya melainkan dukungan rakyat. Pembicaraan keduanya terhenti ketika Raja Jinheung mendadak batuk hingga memuntahkan darah.

Begitu sampai di istana, Raja Jinheung memerintahkan Mishil sebagai pemegang segel istana yang ditunjuknya untuk menulis surat wasiat berisi penunjukan Baekjeong sebagai pengganti dan perintah agar Mishil dan Pangeran Geumnyum mengasingkan diri dari kehidupan ramai alias menjadi biksu.

Tahu kalau Mishil tidak akan mendengarkan perintah begitu saja, Raja Jinheung meminta Seolwon untuk menghabisi wanita yang diduganya bakal menjadi duri dalam daging Shilla setelah dirinya meninggal. Sayangnya strategi tersebut berantakan, karena Seolwon ternyata menjalin hubungan gelap dengan Mishil.

Tepat pada saat pemberontak pimpinan Mishil, yang diam-diam telah menggalang dukungan, terjadi, Raja Jinheung mangkat di kursi tahtanya. Sang cucu Baekjeong cuma bisa menangis sambil bersembunyi dan dengan mata kepalanya sendiri melihat sosok Mishil yang sebenarnya.

Dengan kekuasaannya, Mishil mampu mengubah isi surat wasiat peninggalan mendiang Raja Jinheung. Sebagai ganti Baekjeong, yang menjadi pemimpin Shilla justru malah Pangeran Geumnyun yang diberi gelar Raja Jinji. Sebagai imbalan, sang raja baru menjadikan Mishil sebagai pendamping.

Sementara itu ditempat lain, Munno yang punya pengetahuan luas tentang astronomi terus mengamati langit. Hal itu tidak lain adalah berkat ramalan Raja Jinheung yang menyebut bahwa sampai bintang Northern Dipper berubah menjadi delapan, tidak ada satupun manusia yang mampu melawan Mishil.

Tahun demi tahun berlalu, hubungan Raja Jinji dan Mishil memburuk karena sang istri tidak juga dijadikan permaisuri. Bahkan saat Mishil membawa bayi hasil hubungan mereka, Raja Jinji bergeming. Dengan kejam, Mishil meninggalkan bayinya begitu saja saat strateginya tidak berhasil.

Sementara itu, Baekjeong (Baek Jong-min) yang telah tumbuh dewasa tengah gembira karena istrinya Putri Maya (Park Soo-jin) tengah mengandung. Saat hendak berdoa di kuil, secara tidak sengaja Putri Maya melihat pasukan Hwarang tengah bersiap-siap seolah hendak menghadapi pertempuran hidup-mati.

Rupanya, semua adalah bagian dari strategi Mishil. Kehadiran Putri Maya bersama dayangnya Sohwa (Seo Young-hee) terlihat oleh Seolwon, yang langsung memerintahkan anak buahnya untuk menculik sang putri. Munno yang melihat dari kejauhan mulai curiga, dan memutuskan untuk mengikuti Putri Maya.

Dugaan Munno ternyata benar, Putri Maya langsung ditarik paksa oleh beberapa orang untuk masuk kedalam tandu. Tiba-tiba Munno teringat dengan mimpinya, ia sadar bahwa yang diramalkan oleh mendiang Raja Jinheung ada hubungannya dengan Putri Maya.

Keadaan di lingkungan istana tidak kalah genting, Raja Jinji mendapat penolakan dari pasukan Hwarang. Bahkan, Mishil mampu membalikkan keadaan dengan menyebut seolah-lah Raja Jinji-lah yang memerintahkan dirinya untuk memalsukan surat wasiat mendiang Raja Jinheung.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 2Tayang Selasa, 10 November 2009 pukul 16:30 WIB di IndosiarDikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/82894/the-great-queen-seon-deok-episode-2 [Tersedia online: Senin, 9 November 2009] Didukung oleh para bangsawan dan pasukan Hwarang, Raja Jinji akhirnya turun tahta dan digantikan oleh Pangeran Baekjeong. Begitu mendengar Putri Maya (Park Soo-jin) menghilang, Pangeran Baekjeong (Baek Jong-min) yang kuatir memutuskan untuk mencari keberadaan sang istri. Namun belum sempat bertindak, Seolwon (Jun Noh-min) telah berhasil menyusul dan menggiringnya kembali ke istana.

Ditengah perjalanan, rombongan penculik Putri Maya dicegat oleh Munno (Jung Ho-bin). Sudah tentu mereka bukan tandingannya, namun salah seorang penculik menggunakan Putri Maya sebagai tameng. Setelah menyerah, kaki Munno dan Putri Maya diikat di sebuah batu besar sebelum kemudian diceburkan ke laut.

Pangeran Baekjeong akhirnya menjadi pengganti Raja Jinji dengan nama Raja Jinpyeong, namun ia sadar kalau para menteri telah berada dalam pengaruh Mishil (Go Hyeon-jeong) sehingga dengan marah langsung mengiyakan semua keputusan termasuk memilih ratu yang baru setelah Putri Maya menghilang.

Mishil yang begitu berambisi mengisi posisi permaisuri langsung bergerak cepat, ia menggelar sidang kabinet secara terbuka dan kembali memasukkan Eulje (Shin Goo) yang berseberangan kubu untuk melegitimasi keputusan yang diambil.

Seperti yang sudah diduga Mishil, Eulje yang penuh perhitungan tidak menentang niat para menteri lain. Namun semua rencana berantakan begitu Munno muncul, sang jendral ternyata mampu membawa kembali Putri Maya, yang telah menghilang selama beberapa bulan, dengan selamat.

Sudah tentu Raja Jinpyeong sangat gembira campur terharu melihat istrinya dalam keadaan selamat, kebahagiaannya bertambah saat tahu kandungan Putri Maya ternyata baik-baik saja. Setelah kejadian itu, Raja Jinpyeong bertekad untuk mulai berani melawan kekuasaan Mishil.

Masalah ternyata baru dimulai, tabib istana menemukan kejanggalan saat memeriksa kandungan Ratu Maya, yang kemudian melaporkannya pada Seo-ri (Song Ok-sook). Sang pendeta agung langsung mendatangi Mishil, yang tengah rapat, dan meminta untuk bicara empat mata.

Mishil langsung terbelalak, apalagi Seori mengingatkan akan ramalan leluhur Shilla Hyeokgeose : pada saat seorang raja memiliki anak kembar, maka garis keturunan laki-lakinya akan terputus. Sudah tentu, hal itu berarti bencana bagi kerajaan, yang tidak pernah mengenal penerus dari kaum hawa.

Menjelang persalinan, Ratu Maya dibawa ke sebuah tempat khusus dengan hanya ditemani oleh dayangnya Sohwa (Seo Young-hee). Ditempat lain, Mishil yang tengah berpikir keras langsung memanggil Misaeng, dan memintanya untuk menyiapkan pasukan.

Persalinan akhirnya berlangsung sukses, Ratu Maya melahirkan seorang putri cantik dengan tanda lahir yang sama persis dengan sang ayah. Sudah tentu Raja Jinpyeong dan Sohwa yang terus mendampingi sangat gembira, namun keduanya dikejutkan oleh jeritan Ratu Maya, yang ternyata bakal melahirkan anak kedua.

Wajah Raja Jinpyeong langsung pucat, ia teringat dengan ramalan yang telah ada sejak Shilla berdiri, dan meminta Sohwa untuk melakukan persalinan tanpa dibantu siapapun. Tepat begitu putri kedua Raja Jinpyeong lahir, jumlah bintang di gugusan bintang utara mendadak bertambah satu.

Sebelum Mishil menggerakkan pasukan dibantu dengan Seolwon dan Sejong (Dok Go-young), Munno ternyata lebih cepat bergerak dan langsung memacu kudanya ke tempat dimana Raja dan Ratu berada.

Didalam ruangan, Raja Jinpyeong kebingungan menghadapi fakta kalau dirinya mempunyai dua orang putri kembar. Keputusan berat terpaksa diambil untuk menyelamatkan tahta dari cengkraman Mishil : ia meminta Sohwa kabur dari istana dengan membawa putri keduanya.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 3Tayang Rabu, 11 November 2009 pukul 16:30 WIB di IndosiarDikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/82917/the-great-queen-seon-deok-episode-3 [Tersedia online: Selasa, 10 November 2009] Wajah Raja Jinpyeong langsung pucat saat pintu tempatnya bersemanyam digedor, namun ternyata yang ada di luar adalah Munno. Begitu Seol-won (Jun Noh-min) dan pasukannya tiba, ia melihat Munno (Jung Ho-bin) muncul sambil menggendong sesuatu. Tanpa pikir panjang, sang jendral langsung memerintahkan para prajurit untuk meringkus Munno.

Saat Munno lengah, Seol-won mengarahkan panahnya ke pria itu, yang kemudian menjatuhkan benda yang terus digendongnya. Ternyata, Munno hanya menjadi pancingan karena bayi yang sebenarnya berada ditangan Sohwa (Seo Young-hee). Dengan cerdik, dayang itu mampu mengelabuhi para penjaga.

Tak lama kemudian setelah Sohwa lolos, secara kebetulan Mishil (Go Hyeon-jeong) dan rombongannya melewati para penjaga tersebut yang tengah asyik bergosip, dan mulai curiga kalau ada sesuatu yang tidak beres. Kekuatirannya makin menjadi setelah menerima surat dari Munno, yang berhasil kabur.

Dalam suratnya, Munno menjelaskan ramalan kedua yang berhasil dipecahkannya : saat jumlah gugus bintang utara bertambah satu, maka disaat itulah lahir orang yang kelak mampu menghadapi Mishil. Saat melihat keatas, Mishil terkejut melihat gugus bintang utara berjumlah delapan.

Dengan wajah dingin, Mishil menghunus pedang dan langsung membantai prajurit yang lalai sehingga mengakibatkan Sohwa dan bayi kedua Raja Jinpyeong lolos. Setelah itu, ia memerintahkan hwarang kepercayaannya Chilseok (Ahn Kil-kang) untuk meringkus Sohwa dan sang bayi dengan segala cara.

Ditemani beberapa prajurit, Chilseok berhasil mengejar Sohwa dan bayinya hingga ke sebuah gua. Untuk membuat Sohwa keluar, Chilseok sengaja membakar ranting-ranting di depan gua. Dalam keadaan terdesak, Munno muncul sebagai penyelamat dan berhasil menyelamatkan Sohwa serta bayi kedua Raja Jinpyeong.

15 tahun berlalu, Chilseok yang terus melakukan pengejaran terdampar di sebuah gurun yang berada di wilayah China dengan ditemani seorang gadis remaja. Berkat bantuan Deokman (Nam Ji-hyun), nama gadis itu, Chilseok akhirnya sampai ke sebuah desa yang terletak di tengah gurun.

Di desa tersebut, ibu Deokman ternyata memiliki sebuah kedai penginapan yang berisi orang-orang dari berbagai bangsa. Karena itu, tidak mengherankan kalau Deokman menguasai banyak bahasa. Bahkan, salah satu sahabat baiknya Cartan adalah pedagang yang berasal dari Eropa.

Bukan cuma jago bahasa, Deokman yang lama hidup di daerah terpencil begitu haus akan pengetahuan, gadis remaja itu bahkan menyimpan dan menerjemahkan buku-buku berbahasa asing yang diberikan oleh Cartan.

Sementara itu, ibu Deokman yang tidak lain adalah Sohwa sangat kaget ketika Chilseok yang diantarkan ke kamar mengajaknya berbicara dalam bahasa Gyerim (Korea). Gerak-gerik wanita itu yang terlihat ketakutan mulai membuat Chilseok curiga.

Ditengah masalah yang melanda, dimana gubernur daerah setempat melarang penjualan teh diantara para pedagang, Deokman dengan antusias menceritakan pada Sohwa soal Chilseok tanpa sadar kalau dirinyalah yang selama ini dicari salah satu prajurit hwarang terbaik itu.

Di Shilla, Mishil dikejutkan oleh kemunculan Seolwon yang datang terburu-buru. Rupanya, Seolwon mengabarkan kalau Ratu Maya (Yoon Yo-suk) kembali kehilangan putranya secara tragis. Terus menyalahkan diri sendiri, Ratu Maya sampai harus ditenangkan oleh Raja Jinpyeong (Jo Min-ki).Diam-diam, masih ada satu orang lagi yang merasa dirinya sebagai penyebab kematian tiga pangeran putra Raja Jinpyeong : Putri Cheonmyeong (Shin Se-kyung). Teringat akan ucapan Mishil beberapa tahun sebelumnya, sang putri nekat mendatangi wanita penuh tipu-muslihat itu.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 4Tayang Kamis, 12 November 2009 pukul 16:30 WIB di IndosiarDikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/82936/the-great-queen-seon-deok-episode-4 [Tersedia online: Rabu, 11 November 2009] Keramaian di pasar membuat mata Deokman berbinar-binar, namun kesenangannya diusik oleh kemunculan Chilseok. Rupanya, Chilseok (Ahn Kil-kang) menagih janji Deokman (Nam Ji-hyun) yang berjanji bakal memberinya pekerjaan. Sambil tersenyum, Deokman mengenalkan Chilseok pada Cartan yang berasal dari Eropa.

Sempat kaget dengan gaya berkenalan Cartan yang tidak biasa, Chilseok diajak ke tempat dimana Deokman memperkenalkan cara baru untuk menyelundupkan teh : dengan mengubahnya menjadi bata. Sayang, strategi brilian tersebut dikacaukan oleh kemunculan mendadak para tentara.

Diam-diam, Deokman menggunakan kaca pembesar untuk membakar barang bukti. Akibatnya fatal : Sohwa (Seo Young-hee) mendadak histeris begitu melihat api berkobar. Di tahanan, Deokman sambil bercucuran air mata menceritakan apa yang membuat sang ibu begitu trauma sambil diiringi tatapan curiga Chilseok.

Teriakan panik Deokman supaya Sohwa mendapat perawatan tidak digubris para prajurit. Gubernur Yang, pemimpin daerah Guangdong, memutuskan untuk mengeksekusi mereka yang terlibat penyelundupan teh dimulai dari Cartan. Dengan cepat, Deokman maju dan mengaku dirinya sebagai dalang dari semuanya.

Dengan sedikit ketakutan, Deokman, dibantu Cartan sebagai penerjemah, menyebut apa yang dilakukannya adalah karena kasihan dengan para pedagang yang telah menghabiskan banyak waktu untuk sampai ke Guangdong namun harus sia-sia karena larangan jual-beli teh yang tidak masuk akal.

Wajah Gubernur Yang merah-padam mendengar penuturan Deokman, namun gadis cilik itu tambah berani dan menyebut bahwa gubernur yang tidak memperhatikan rakyatnya tidak pantas untuk memegang kekuasaan. Dengan kesal, Gubernur Yang menyodorkan dua biji dan menyuruh Deokman memilih salah satu diantaranya.

Tidak percaya begitu saja, Deokman langsung mengambil salah satu biji dan menelannya sambil menyebut bahwa bila dugaannya benar, maka biji yang dipegang Gubernur Yang bertuliskan HIDUP. Kecerdasan gadis itu membuat sang gubernur tidak punya pilihan lagi selain membebaskan para pedagang.

Begitu sampai di penginapan, Cartan cuma bisa meringis kesal sekaligus takjub mendengar penuturan Deokman yang menyebut apa yang dikatakannya berasal dari buku. Dibelakangnya, Sohwa yang sempat tersenyum bangga mendadak pucat begitu mendengar Deokman menceritakan asal-usul Chilseok pada Cartan.

Dengan terburu-buru, Sohwa menarik Deokman untuk meninggalkan tempat itu. Saat menuju kamar untuk menyiapkan pakaian, langkah keduanya dihadang oleh Chilseok. Sempat terjadi kejar-kejaran, namun kecerdikan Deokman ditambah keberanian Sohwa membuat keduanya lolos meski kediaman mereka terbakar habis.

Chilseok yang terluka karena tusukan belati Sohwa memaksakan diri untuk mengejar dua orang yang telah dicarinya selama belasan tahun, meski sudah diingatkan kalau matanya bisa buta bila memaksakan diri. Bagaimana dengan Deokman dan Sohwa? Keduanya meninggalkan Guangdong dengan melewati padang pasir.

Saat berteduh di sebuah gua, Sohwa meminta Deokman untuk pergi sejauh mungkin. Namun, Deokman malah meminta supaya keduanya bisa kembali ke Shilla untuk mengetahui asal-usulnya. Sempat melihat surat yang terus disimpan Sohwa, Deokman malah mengira kalau Munno adalah ayah yang menelantarkannya.

Melihat Deokman mencucurkan air mata dan salah sangka, Sohwa langsung memeluk gadis itu dengan erat. Belakangan saat sang putri tengah mengambil air, Sohwa kembali berpapasan dengan Chilseok, keduanya terlibat kejar-kejaran.

Panik dan berusaha untuk memperingati Deokman, Sohwa terjatuh ke pasir hisap. Wajah Deokman langsung pucat, ia berusaha menyelamatkan sang ibu. Sementara itu dari belakang, Chilseok muncul sehingga Sohwa harus mengambil keputusan terberat dalam hidupnya : mengorbankan diri demi Deokman.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 5Tayang Jumat, 13 November 2009 pukul 16:30 WIB di IndosiarDikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/82957/the-great-queen-seon-deok-episode-5 [Tersedia online: Kamis, 12 November 2009] Dengan pisau pemberian Raja Jinpyeong, Sohwa memotong tali yang menahan tubuhnya demi menyelamatkan Deokman.

Deokman (Nam Ji-hyun) langsung menjerit histeris melihat tubuh Sohwa (Seo Young-hee) menghilang ditelan pasir hisap, ia nyaris saja terjun menyusul sang ibu kalau saja Chilseok (Ahn Kil-kang) tidak mencegah.

Petaka tidak hanya sampai disitu, mendadak badai gurun bertiup kencang. Begitu tersadar kembali, Deokman berada dibawah tumpukan pasir. Usahanya mencari Sohwa sia-sia, gadis itu hanya bisa menangis dan terbaring di tengah padang pasir sampai akhirnya ditemukan oleh Cartan dan para pedagang lain.

Di Seorabol ibukota kerajaan Shilla, Putri Cheonmyeong (Shin Se Kyung) tiba-tiba terbangun setelah bermimpi buruk. Dalam mimpinya, sang suami yang juga merupakan putra dari raja sebelumnya Kim Yongsu (Park Jung-chul) terbunuh dalam sebuah pertempuran melawan musuh.

Pada kenyataannya, Yongsu yang digosipkan bakal menjadi putra mahkota ditentang oleh pasukan hwarang dan para menteri kabinet karena selain statusnya sebagai putra Raja Jinji yang tersingkir, dirinya dianggap belum berjasa sama sekali bagi kerajaan Shilla.

Sadar kalau banyak pihak yang menentang, Yongsu didepan sidang kabinet menyatakan bakal membuktikan diri dengan menaklukkan salah satu wilayah strategis kerajaan Baekje. Melihat Putri Cheonmyeong begitu sedih, Raja Jinpyeong tidak bisa berbuat apa-apa.

Dengan wajah muram, Raja Jinpyeong memberitahukan ramalan tentang tujuh bintang biduk utara yang berubah menjadi delapan, dan menyebut Putri Cheonmyeong sebagai satu-satunya harapan untuk menghadapi Mishil. Ucapan itu sukses membuat sang putri mengurungkan niatnya melarang Yongsu untuk bertempur.

Secara mengejutkan, Kim Yongsu berhasil menaklukkan pasukan Baekje sekaligus memenggal kepala salah satu jendralnya. Sayang dalam perjalanan pulang, ia tewas karena dipanah salah seorang prajurit Baekje (seperti yang diimpikan oleh Putri Cheonmyeong).Kedukaan juga tengah dirasakan Deokman yang baru saja kehilangan ibunya. Seolah seperti mimpi, Sohwa muncul dihadapannya sambil menghibur gadis yang tengah tersedu-sedu itu. Uniknya, hal serupa juga dialami oleh Putri Cheonmyeong, yang seolah melihat suaminya Yongsu ada didepannya.

Saat tengah mendoakan arwah Yongsu di biara, mendadak Mishil (Go Hyeon-jeong) berada di samping Putri Cheonmyeong. Setelah berdoa, wanita itu memeluk Cheongmyeong sambil membisikkan supaya sang putri pergi sejauh mungkin dan melupakan ramalan tentang tujuh bintang biduk utara yang tidak masuk akal.

Putri Cheonmyeong akhirnya memutuskan untuk tinggal di biara, permintaan itu membuat Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) kaget. Permintaan itu juga ditentang oleh Kim Yongchun (Do Yi-sung), namun sang adik ipar akhirnya mengerti : Cheonmyeong melakukan semua demi keselamatan bayi yang dikandungnya.

Keputusan besar diambil oleh Deokman, ia memutuskan untuk meninggalkan padang pasir menuju Seorabol untuk mencari tahu asal-usulnya. Sebelum berpisah, sahabatnya Cartan berpesan supaya dalam perjalanannya, Deokman menyamar sebagai seorang pria.

Mata Deokman terbelalak takjub begitu sampai di Seorabol, namun mencari sosok Munno ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Dirinya nyaris putus asa, sampai secara tidak sengaja ia mendengar seorang berpakaian rahib mengatakan bahwa tidak semua orang bisa bertemu Munno.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 6Tayang Senin, 16 November 2009 pukul 16:30 WIB di IndosiarDikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/82979/the-great-queen-seon-deok-episode-6 [Tersedia online: Senin, 16 November 2009] Deokman begitu bersemangat begitu mendengar nama Munno, tanpa sadar kalau kedua orang yang ditemuinya adalah penipu.

Begitu melihat Deokman (Nam Ji-hyun) antusias, penipu yang berpakaian pendeta bernama asli Jukbang (Lee Moon-shik) langsung pura-pura lemas sementara rekannya Godo (Ryu Dam) pura-pura menyebut hal itu dikarenakan si pendeta baru saja bertapa sambil berpuasa.

Dasar polos, Deokman langsung mentraktir keduanya makan enak. Kedok Jukbang nyaris saja terbongkar ketika anak-anak calon hwarang pimpinan Kim Yushin (Lee Hyun-woo) mengkonfrontirnya karena telah mencuri giok, namun dengan licik pria itu menyelipkan giok tersebut ke saku Deokman.

Tidak cuma itu, Deokman juga diberikan sebuah surat untuk seorang pria bernama Seolji (Jung Ho-geun). Mengira kalau dirinya telah mendapatkan titik terang mengenai lokasi keberadaan Munno, Deokman langsung berjalan dengan riang.

Di istana, Mishil (Go Hyeong-jeong) dan orang-orang kepercayaannya menggelar rapat untuk melacak keberadaan Munno (Jung Ho-bin). Hanya ada satu masalah, Munno diduga berada di wilayah pimpinan Kim Sohyeon (Jung Sung-mo) yang juga merupakan adik ipar raja.

Dengan alasan untuk menangkap pemberontak, Mishil mendatangi Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) yang tengah berpesta bersama para menterinya. Kehadiran Mishil langsung membuat rona gembira wajah Jinpyeong berubah, dengan cepat ia mengiyakan keinginan Mishil.

Masalah sempat timbul saat rapat kabinet. Sebelum Seolwon (Jun Noh-min) berbicara, Sejong (Dok Go-young) memotong dengan menyebut supaya pimpinan pasukan diserahkan pada Hajong (Kim Jung-hyun), putranya dengan Mishil. Alasannya sederhana : meski kedudukannya tinggi, Hajong belum melakukan hal heroik bagi Shilla.

Rupanya Sejong punya niat lain, ia ingin Hajong meraih nama besar sehingga kelak bisa menjadi raja setelah Mishil berkuasa. Niat tersebut bukannya tidak diketahui Seolwon dan Bojong (Kwak Jung-wook), namun rupanya Mishil punya rencana sendiri untuk Bojong, putra hasil hubungannya dengan Seolwon.

Saat hendak menyeberang sungai, Deokman dengan seenaknya naik perahu dan duduk di sebelah wanita berpakaian biksuni yang dikelilingi sejumlah pria. Tidak sadar kalau yang disebelahnya adalah Putri Cheonmyeong (Shin Se-kyung), gadis malang itu sempat dilempar ke dalam sungai oleh para pengawal sang putri.

Tiba-tiba muncul segerombolan pria tak dikenal yang langsung menyerang, Deokman berhasil menyelamatkan Putri Cheonmyeong yang nyaris dipanah. Keduanya sempat adu mulut karena sikap Putri Cheonmyeong yang angkuh, namun permusuhan tersebut terlupakan saat keduanya sama-sama menjadi tawanan.

Sempat sumrigah ketika akhirnya menemukan Seolji, siapa sangka surat dari Jukbang malah menjerumuskan Deokman dan Putri Cheonmyeong (yang identitasnya belum diketahui siapapun) dalam kesulitan besar. Langsung memutar otak, Deokman mengaku kalau dirinya bisa mendatangkan hujan.

Dengan wajah bengis, Seolji memberi Deokman waktu tiga hari. Langsung meminta dibuatkan altar, Deokman dengan tidak kenal lelah bersujud-sembah. Masih belum cukup, ia juga menggali tanah untuk mencari sumber air. Tekad Deokman yang begitu kuat akhirnya meluluhkan hati Seolji dan orang-orang disekitarnya.

Tak berapa lama, hujan mendadak turun seolah langit tersentuh melihat keteguhan hati Deokman. Sayang kegembiraan itu tidak bertahan lama, tiba-tiba pasukan Shilla pimpinan Hajong muncul dan menyerang perkampungan. Untuk kesekian kalinya, Putri Cheonmyeong dan Deokman terlibat pelarian.

Saat tengah berlari untuk meloloskan diri dari kejaran prajurit, Deokman dan Putri Cheonmyeong jatuh terguling-guling. Nasib Deokman sungguh apes, ia nyaris jatuh dari tebing dan satu-satunya yang bisa menolong hanyalah Putri Cheongmyeong yang juga tengah panik.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 7Tayang Selasa, 17 November 2009 pukul 16:30 WIB di IndosiarDikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/82997/the-great-queen-seon-deok-episode-7 [Tersedia online: Selasa, 17 November 2009] Tidak ingin Putri Cheonmyeong celaka, Deokman melepaskan tali yang dipegangnya.

Begitu sadar, Deokman (Nam Ji-hyun) terkejut melihat Putri Cheonmyeong (Shin Se-kyung) ada didepannya. Terbelalak melihat gadis itu nekat terjun menyelamatkannya, Deokman memeluk sang putri dengan wajah berseri-seri.

Malamnya di api unggun, Putri Cheonmyeong langsung mengajak Deokman untuk mencari Munno di biara Yeorae setelah mendengar alasan sahabat barunya itu. Saat hendak membersihkan rambut Deokman, sang putri sedikit terkejut saat tahu Deokman mempunyai tanda lahir yang sama dengannya.

Namun begitu sampai, biara malah telah dikuasai oleh segerombolan pria bertopeng (yang dipimpin oleh Bojong (Kwak Jung-wook)). Terjadi kejar-kejaran, Deokman dan Putri Cheonmyeong sempat nyaris jadi tawanan, namun di saat genting muncul pasukan kerajaan yang dipimpin Imjong (Kang Suk).

Sebuah panas yang dilepaskan Bojong (yang mengenakan topeng) langsung membuat Putri Cheongmyeong jatuh terguling-guling, disusul oleh Deokman dan Bojong, yang terkena panah Imjong.

Bisa dibayangkan, bagaimana marahnya Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) mendengar apa yang terjadi di biara Yeorae. Kuatir dengan keselamatan putrinya, ia memutuskan untuk datang sendiri ke biara yang terletak di propinsi Manno dan dipimpin oleh adik iparnya Kim Sohyeon (Jung Sung-mo).

Kesempatan itu digunakan oleh Mishil (Go Hyeon-jeong) untuk menekan Kim Sohyeon, ia menyebut sang gubernur harus membayar mahal bila Putri Cheonmyeong tidak berhasil ditemukan.

Di pinggir sebuah sungai, Putri Cheonmyeong ditemukan dalam keadaan tidak sadar oleh Kim Yushin (Lee Hyun-woo). Sayangnya terjadi kesalahpahaman, Yushin menemukan gioknya di saku baju yang dikenakan sang putri sehingga mengiranya sebagai pencuri.

Dengan suara tinggi, Putri Cheonmyeong memerintahkan supaya dirinya dilepaskan dan dibawa ke hadapan Kim Sohyeon. Ucapan itu malah membuat Yushin berang, ia membiarkan Putri Cheonmyeong dalam keadaan terikat dan menyaksikannya berlatih.

Keduanya terlibat adu mulut, Putri Cheonmyeong sempat tersentak ketika perkataan Yushin tentang kejujuran mengingatkan akan dirinya sendiri saat berbicara dengan Mishil. Dengan lemas, Putri Cheonmyeong terduduk dan menunggu Yushin menyelesaikan latihannya.

Sementara itu, Deokman di tempat terpisah tengah merawat Bojong yang luka parah terkena panah. Nasib kembali mempertemukannya dengan Jukbang (Lee Moon-shik) dan Godo (Ryu Dam).

Rupanya meski berprofesi sebagai penipu, Jukbang cukup handal sebagai seorang tabib. Deokman langsung gembira melihat Bojong berhasil diselamatkan, namun kembali marah-marah saat tahu cincin pria itu berhasil dicuri Jukbang.

Saat mengantar Putri Cheonmyeong ke pengadilan, Yushin dan para bawahannya melihat pengumuman. Wajahnya langsung berubah pucat saat membaca pengumuman itu, ia sadar kalau yang ada dihadapannya bukanlah pencuri melainkan Putri Cheonmyeong.

Di luar dugaan, Putri Cheonmyeong di hadapan Raja Jinpyoeng menyebut Yushin sangat berjasa menyelamatkan nyawanya. Saat bicara bertiga dengan Mishil, ia langsung membela Kim Sohyeon yang semula hendak ditimpakan kesalahan atas kejadian di biara Yeongrae.

Dengan cepat, Putri Cheonmyeong membalikkan kecurigaan ke kubu Mishil khususnya Bojong, yang disebut tengah pergi ke suatu tempat. Wajah Raja Jinpyeong langsung kuatir melihat putrinya nekat berhadapan dengan Mishil, namun Putri Cheonmyeong menyebut itu adalah ujian baginya.

Diam-diam, Seolwon (Jun Noh-min) siap membayar dalam jumlah besar bagi siapapun yang berhasil menemukan putranya Bojong. Begitu tahu, Jukbang dan Godo langsung kembali ke gubuk tempat Bojong dirawat, dan kembali bertemu Deokman.

Berhasil membujuk Deokman, Jukbang dan Godo berjanji bakal menjadi penunjuk jalan bagi pasukan. Siapa sangka kali ini mereka tidak hanya berhadapan dengan Seolwon, melainkan langsung dengan Mishil sendiri.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 8Tayang Rabu, 18 November 2009 pukul 16:30 WIB di IndosiarDikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/83019/the-great-queen-seon-deok-episode-8 [Tersedia online: Selasa, 17 November 2009] Dari semak-semak, secara samar-samar Deokman melihat wajah Mishil, wanita yang kelak bakal menjadi musuh bebuyutannya. Begitu sadar kalau yang ada dihadapannya adalah Mishil (Go Hyeon-jeong), wajah Jukbang (Lee Moon-shik) langsung pucat. Godo (Ryu Dam) yang tidak sadar akan bahaya terus mengoceh, ia heran melihat Jukbang terdiam.

Begitu ada kesempatan, Jukbang dan Godo langsung lari tunggang-langgang karena takut mereka bakal dihabisi setelah Bojong (Kwak Jung-wook) ditemukan. Dengan geram, Seolwon (Jun Noh-min) langsung memerintahkan supaya keduanya ditemukan dengan segala cara.

Di istana, Putri Cheonmyeong (Shin Se-kyung) yang tengah berbincang-bincang dengan Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) dan Yongchun (Do Yi-sung) sangat yakin kalau Mishil tidak akan mampu membuktikan keberadaan Bojong, namun mereka ternyata salah.

Melihat Deokman ada di gubuk tempat Bojong semula dirawat, Jukbang dan Godo buru-buru menariknya pergi. Namun di tengah kota, keduanya berhasil ditangkap oleh anak buah Mishil. Tidak kehabisan akal, Deokman sengaja membuat kegaduhan supaya kehadirannya menarik perhatian.

Deokman yang tidak perduli kalau dihadapannya adalah Raja Jinpyeong langsung menunjuk Bojong sebagai orang yang ada saat kemelut di kuil Yeorae. Sudah tentu Bojong membantah, namun Deokman mengeluarkan bukti kuat yang dimilikinya : cincin yang dicuri oleh Jukbang.

Tidak cuma itu, dengan berani Deokman mendatangi Mishil yang sempat sekilas dilihatnya di hutan. Tanpa basa-basi, gadis yang menyamar sebagai pria itu meminta supaya Jukbang dan Godo (yang diakuinya sebagai ayah dan kakak) untuk segera dibebaskan.

Ucapan blak-blakan Deokman membuat Mishil mati kutu. Bahkan berkat perintah Raja Jinpyeong, Jukbang dan Godo yang nyaris dieksekusi akhirnya dibebaskan. Di hadapan sang ayah, Putri Cheonmyeong mengakui semua termasuk soal dirinya yang telah melahirkan seorang putra.

Atas permintaan Putri Cheonmyeong, Kim Yushin dan Deokman akhirnya dibawa kembali ke Seorabol sebagai nangdo alias calon anggota Hwarang. Tentu saja, Jukbang dan Godo, yang mengemis-ngemis pada Deokman untuk ikut diselamatkan, tidak ketinggalan.

Sudah tentu, masuknya Deokman, Jukbang, dan Godo diprotes oleh para anak buah Yushin. Namun, pemuda berhati lurus itu menyebut tidak akan main-main saat menggembleng ketiganya.

Begitu sampai di Seorabol, Putri Cheonmyeong (yang menggunakan cadar) mengambil kembali posisinya sebagai pimpinan tertinggi pasukan hwarang sekaligus menobatkan Yushin dan anak buahnya sebagai bagian dari pasukan elit kerajaan Shilla tersebut.

Dari situlah cobaan dimulai. Sepeninggal Putri Cheonmyeong, Bojong dan pasukan hwarang lain menolak kehadiran Yushin dan anak buahnya. Bahkan setelah menang, Bojong merobek separuh bendera pasukan Yushin dan mengambilnya.

Begitu tahu kalau Putri Cheonmyeong telah melahirkan seorang putra, Mishil langsung tertawa sehingga membuat para sekutunya sedikit gemetar ketakutan. Rupanya, Mishil melihat Putri Cheonmyeong bagai dirinya di masa lalu.

Penasaran dengan sosok lain yang berani menghadapinya, Mishil minta supaya Deokman dibawa kehadapannya. Lagi-lagi, Deokman berani membantah Mishil saat ditanya hubungan antara dirinya dengan Munno.

Pembicaraan keduanya terhenti oleh kemunculan mendadak Yongchun, yang sadar kalau Deokman ada dalam bahaya. Begitu sampai di luar, Deokman menanyakan soal papan nama Chilseok (Ahn Kil-kang) yang sempat dilihatnya. Rupanya, semua orang menyangka Chilseok sudah mati.

Menghilangnya Deokman membuat Yushin marah, ia menghukum sang bawahan dengan karung pasir yang harus diikat di kaki. Dalam kondisi biasa saja, Deokman belum tentu bisa mengimbangi rekan-rekannya sesama nangdo saat berlari jarak jauh, apalagi setelah kakinya diikat karung pasir.

Karena jadi orang terakhir yang sampai, Deokman kembali mendapat hadiah satu karung pasir lagi. Kejadian itu lama-lama membuat gadis yang menyamar sebagai pria itu terbiasa, namun ia tetap tidak kehilangan keoptimisannya. Dan tidak terasa, tahun-tahun berlalu begitu cepat.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 14Tayang Kamis, 26 November 2009 pukul 16:28 17:59 WIB di IndosiarSamar-samar Deok Man melihat sosok Chil Sook, tanpa sadar sang musuh bebuyutan membawa kejutan terbesar : So Hwa yang masih hidup.

Di istana, utusan dari China disambut oleh Raja Jinpyeong (Jo Min-ki). Suasana sempat memanas ketika permintaan barter kerajaan Shilla ditolak mentah-mentah, pasalnya barang yang diincar adalah buku kalender yang ketika itu merupakan harta yang tak ternilai.

Saat tengah mengamati para pedagang yang memasuki Seorabol, Deok Man (Lee Yo-won) diingatkan oleh Yu Shin (Uhm Tae-woong) supaya menjalankan misi rahasianya dengan sangat hati-hati supaya nama Putri Cheon Myeong (Park Ye-jin) tidak ikut terseret.

Ucapan itu membuat Deok Man meradang, ia langsung membalas ucapan Yu Shin dengan menyebut sang atasan seolah terus mencari kesalahannya. Keduanya sempat terlibat adu mulut seru yang membuat Putri Cheon Myeong tersenyum lebar.

Kembali ke Seorabol setelah belasan tahun, Chil Sook (Ahn Kil-kang) ternyata membawa seseorang : So Hwa (Seo Young-hee). Rupanya saat terjadi badai pasir, Chil Sook berhasil menyelamatkan So Hwa, dan sejak itu tidak terpisahkan dari mantan dayang istana tersebut.

Ketika tengah mengendap-ngendap ke dalam kediaman para pedagang, Deok Man tertangkap basah oleh Bo Jong (Baek Do-bin). Untungnya gadis itu cerdas, ia beralasan hendak menanyakan menu masakan yang bakal disajikan kepada para pedagang.

Begitu melihat para pedagang hendak mendiskusikan masalah penting, Deok Man berinisiatif memecahkan pot bunga supaya ada alasan untuk menguping pembicaraan. Dengan kemampuannya menguasai berbagai bahasa, sudah tentu tidak sulit bagi Deokman untuk mengerti arah pembicaraan para pedagang yang dipimpin Tuan Jang.

Setelah semuanya pergi, pedagang lain bernama Hasha mengeluarkan barang yang selama ini menjadi incaran Mi Shil : bunga Sadaham. Di kediamannya, Mi Shil (Go Hyeon-jeong) sudah mewanti-wanti Mi Saeng (Jung Woong-in) bahwa berapapun harganya, ia harus memiliki bunga Sadaham yang selama ini sudah ditunggu-tunggu kehadirannya.

Untuk mengetahui seperti apa bunga Sadaham, Deok Man berhasil membujuk Joo Bang (Lee Moon-shik) untuk menggunakan keahliannya mencuri. Tanpa kesulitan, Joo Bang berhasil merebut kunci kamar Tuan Jang saat sang pedagang pergi ke kamar kecil.

Rencana pertemuan rahasia antara Tuan Jang yang membawa bunga Sadaham dan Mi Shil diam-diam menarik perhatian dua kubu sekutunya: Se Jong (Dok Go-young) dan Seol Won (Jun Noh-min). Diam-diam, keduanya mengutus putra masing-masing untuk membuntuti Tuan Jang. Dasar apes, keduanya malah tertangkap basah oleh Mi Shil sendiri.

Ketika Mi Shil tengah melakukan negosiasi pembelian bunga Sadaham, yang ternyata adalah sebuah buku, Deok Man diam-diam menyelinap masuk ke kamar Tuan Jang. Saat membuka sebuah kotak, Deok Man sangat kaget melihat barang-barang miliknya saat tinggal di gurun termasuk plakat bertuliskan nama So Hwa ada disitu.

Dengan tubuh menggigil, ingatan Deok Man langsung melayang ke masa silam. Keluar dari ruangan secara terburu-buru, sehingga Joo Bang dan Go Do (Ryu Dam) bingung, Deok Man langsung mengurung diri dikamarnya.

Setelah menuntaskan traksaksi bunga Sadaham, Mi Shil melakukan tugas berikutnya: menegur langsung Se Jong dan Seol Won. Dengan suara tinggi, Mi Shil menyebut bahwa yang dilakukan dua pria itu sama saja berusaha untuk menjadi Mi Shil kedua. Dan bila itu terjadi, mereka hanya perlu membunuh Mi Shil yang asli.

Ucapan itu sukses membuat kedua kubu langsung buru-buru meminta maaf. Sikap dingin Mi Shil tersebut ternyata diikuti oleh sikap mesranya pada Se Jong sang suami dan Seol Won sang kekasih gelap di malam harinya.

Paginya, Mi Shil terkejut saat diberikan kotak berisi bungkus bayi kembar Raja Jinpyeong dan plakat bertuliskan nama So Hwa. Mulutnya langsung ternganga begitu mendengar bahwa kotak itu diberikan oleh seseorang bernama Chil Sook, ia langsung memerintahkan supaya Chil Sook bisa dibawa kehadapannya.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 15Tayang Jumat, 27 November 2009 pukul 16:12 17: 19 WIB di IndosiarDitemani Mi Saeng (Jung Woong-in), Mi Shil (Go Hyeon-jeong) dan pengiringnya berjalan terburu-buru ke suatu tempat. Diam-diam, Deok Man (Lee Yo-won) mengikuti dari belakang. Malang bagi sang Nang Do, aksinya ketahuan oleh Putra Mi Saeng sekaligus pengawal Mi Shil yaitu Dae Nam Bo (Ryu Sang-wook).Ditarik paksa untuk masuk, Deok Man sudah dibuat menggigil oleh tebakan Mi Shil yang sudah bisa menebak kalau sang Nang Do tengah melacak keberadaan bunga Sadaham. Namun dugaan Mi Shil sedikit meleset : Deok Man bukan ketakutan akibat mengira buku yang dipegang Mi Shil adalah bunga Sadaham, melainkan karena sadar kalau buku tersebut adalah miliknya. Mi Shil melihat keseluruhan isi buku Parallel Lives yang ditulis dalam bahasa Yunani. Mulai sadar kalau Chil Sook (Ahn Kil-kang) dikirim oleh Mi Shil, Deok Man hanya terdiam saat wanita itu menyindir kesetiaannya pada Putri Cheon Myeong (Park Ye-jin). Dengan suara penuh keyakinan, Mi Shil menyebut pada dasarnya manusia adalah jahat. Keberhasilan Deok Man dalam menjawab membuat Mi Shil terkesan, ia sempat meminta sang Nang Do untuk bekerja padanya.

Begitu Deok Man menolak, Mi Shil dengan santai menyuruhnya keluar. Ucapan itu membuat Mi Saeng terperangah, namun Mi Shil menyebut potensi Deok Man yang begitu besar membuatnya tidak tega membunuh pemuda itu terlalu cepat. Rupanya, diam-diam Mi Shil punya strategi untuk menarik Deok Man.

Paginya saat bangun, Deok Man dikejutkan oleh kemunculan Seok Bum (Hong Kyung-in) di markas klan Kembang Naga yang menyerahkan surat dari Mi Shil. Keruan saja semuanya terkejut, Deok Man yang tidak sadar kalau dirinya dijebak masuk ke dalam kamar untuk membaca pesan yang disebut-sebut Seok Bum sebagai jawaban Mi Shil dari pertanyaan Sang Nang Do di malam sebelumnya.

Tak lama kemudian, Yu Shin (Uhm Tae-woong) muncul dan meminta Deok Man menunjukkan surat dari Mi Shil.

Dengan wajah bingung, Deok Man menyerahkan surat sambil menyebut ada sejumlah kejanggalan. Sikap polos Nang Do itu malah disalahartikan oleh Yu Shin, ia mengira Deok Man sengaja mengaburkan sejumlah huruf di surat.

Dalam waktu singkat, kecurigaan kalau Deok Man telah berpindah ke pihak Mi Shil menyebar dengan cepat. Tidak cuma di kalangan hwarang, gosip meresahkan tersebut juga tengah jadi pembicaraan di kalangan bangsawan istana. Dengan susah-payah, Putri Cheon Myeong berusaha membela Deok Man.

Dengan usaha keras, Bo Jong dan Seok Bum berhasil menemukan Chil Sook, yang sudah berniat meninggalkan Seorabol untuk hidup tenang bersama So Hwa (Seo Young-hee). Sempat terjadi pertempuran sengit, Chil Sook yang begitu hebat ternyata punya kelemahan : pandangan matanya sudah kabur.Chil Sook bersiap untuk bertarung saat Dae Nam Bo datang dan Mi Shil tiba. Chil Sook mencoba memfokuskan matanya dan ketika mendengar suara Mi Shil ia memberi salam. Mi Shil tercekat dan berkata sudah lama sekali. So Hwa berusaha menyembunyikan diri di belakang Chil Sook.

Chil Sook minta ampun dan ingin pergi tapi dihadang Bo Jong dkk. Disinilah keistimewaan Mi Shil yang membuatnya disegani para anak buah terlihat : ia benar-benar meneteskan air mata melihat penderitaan Chil Sook. Mi Shil terisak dan ia teringat pengabdian Chil Sook padanya. Mi Shil bertanya mengenai misi yang diberikannya pada Chil Sook, Chil Sook berkata So Hwa dan anak itu sudah tewas jadi Chil Sook ingin pergi. Mi Shil bertanya siapa So Hwa, ia hanya seorang wanita yang kehilangan anaknya dan Chil Sook menolongnya. Setelah mendengar cerita sang mantan pengawal, Mi Shil bertekad untuk membuat Chil Sook bisa melihat kembali secara normal seperti sebelumnya. Tanpa ragu-ragu, Mi Shil meminta Chil Sook kembali ke Seorabeol bersamanya. Chil Sook menolak, Mi Shil mengerti pendirian Chil Sook, tapi ia tetap ingin mengobati mata Chil Sook. Akhirnya Chil Sook mengikuti Mi Shil.

Mi Shil mengobati mata Chil Sook di kuil di gunung Toham dengan diam-diam.

Saat pesta yang diadakan Raja hampir selesai, Pedagang India dan Jang Dae berbicara dalam bahasa Latin. Deok Man mencuri dengar, mereka ingin mengambil keuntungan dari kedua belah pihak, tapi Jang tidak setuju. Jang lupa masih berbahasa Latin dan minta Deok Man menyajikan teh.

Kebingungan oleh sikap rekan-rekannya yang terlihat agak menjauh, Deok Man melakukan kesalahan ketika tengah mengamati Tuan Jang dan para pedagang : ia langsung mematuhi perintah Tuan Jang menyajikan teh permintaan mereka yang berbicara dalam bahasa Latin. Pedagang Harsha curiga Deok Man mengerti bahasa mereka. Keruan saja, rahasianya yang selama ini bisa berbicara tidak hanya dalam bahasa Gyerim terbongkar.

Keadaan Deok Man makin tersudut ketika dirinya diminta menemui Mi Saeng dikediaman sang pejabat istana, Nang Do itu kebingungan ketika dirinya hanya diminta duduk diam tanpa bicara apa-apa. Mi Saeng memuji Deok Man karena bantuannya tentang nasi kari. Mi Saeng minta Deok Man mengikutinya, ia menyuruh Deok Man masuk dan ia keluar sambil tersenyum, ia tahu Deok Man diikuti. Joo Bang tidak dapat mendengar apapun karena Mi Saeng hanya duduk dan mengelus kumisnya. Go Do lapor pada Kim Yu Shin. Mi Saeng dan Deok Man menghabiskan waktu dengan minum teh. Deok Man akhirnya keluar dan ditarik Joo Bang yang bertanya tentang pertemuannya dengan Mi Saeng. Deok Man tidak dapat mengatakan apapun. Yu Shin yang tidak tahan lagi langsung menuduhnya telah tergiur oleh uang Mi Saeng, dan adu mulut sengit terjadi antara keduanya.

Tidak ada pilihan lain bagi Deok Man kecuali datang ke tempat Mi Shil, dengan cepat ia menyatakan siap melayani wanita penuh tipu-daya itu. Permintaan awal Mi Shil hanya satu : Deok Man diminta untuk datang pada malam hari untuk menerjemahkan buku berbahasa Latin yang diberikan oleh Chil Sook.

Baru saja keluar, tiba-tiba Deok Man ditarik oleh dua orang misterius yang ternyata adalah bawahan Putri Cheon Myeong. Dihadapkan dengan sang putri yang didampingi Yu Shin, akhirnya baru ketahuan bahwa Deok Man ternyata sudah bisa membaca strategi Mi Shil dan hanya pura-pura menyeberang ke kubu musuh bebuyutan Putri Cheon Myeong itu.

Setelah diberitahu tentang apa yang harus dilakukan, Deok Man berjalan ke kediaman Mi Shil untuk menjalankan tugasnya. Siapa sangka ditengah jalan, ia bertabrakan dengan seseorang berperawakan tinggi besar. Mata Deok Man langsung terbelalak ngeri saat sadar siapa orang itu : Chil Sook.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 16Kebencian yang membara nyaris saja membuat Deok Man menusuk Chil Sook dengan belati sampai ia sadar kalau penglihatan pria itu sudah rabun. Sempat menanyakan apakah Deok Man (Lee Yo-won) tidak apa-apa, Chil Sook (Ahn Kil-kang) langsung pergi terburu-buru begitu mendengar suara-suara orang mencarinya. Rupanya, kehebohan disebabkan oleh menghilangnya So Hwa (Seo Young-hee), yang belakangan bisa ditemukan kembali.

Seo Ri berkata So Hwa pasti tersesat. So Hwa mengenal benar tempat itu karena dulu ia dan Raja Jinpyeong sering bermain disitu. Deok Man mengikuti Chil Sook. Chil Sook menanyakan So Hwa dan lega saat So Hwa ditemukan. Dayang istana melihat Deok Man dan bertanya apa yang ia lakukan di tempat ini karena ini tempat khusus wanita. Deok Man berkata ia mencurigai sesuatu dan sebagai Nang Do ia harus memeriksa. Deok Man tetap diminta untuk pergi.

Belum tahu kalau ibunya masih hidup, Deok Man cuma bisa termenung sambil meneteskan air mata, ia sadar kalau Mi Shil-lah yang mengirim Chil Sook untuk memburunya saat di padang gurun. Semakin penasaran tentang jati dirinya, keesokan paginya, Deok Man menemui Putri Cheon Myeong. Sedang sang putri bersandiwara dengan berlaku dingin pada Deok Man. Deok Man minta waktu bertemu. Deok Man lapor pada Cheon Myeong bahwa Chil Sook sudah kembali ke Seorabol. Cheon Myeong kaget. Deok Man berkata bahwa tugas Chil Sook adalah untuk menangkapnya. Deok Man tidak tahu alasannya, itulah yang akan ia cari, itulah alasan mengapa ia pergi ke Shilla untuk menemukan alasan dan identitasnya yang sebenarnya.

Deok Man memperlihatkan lukisan So Hwa pada Cheon Myeong dan berkata So Hwa adalah ibunya. Deok Man ingin Mi Shil mengaku padanya mengapa ia ingin membunuh ibunya dan dirinya.

Deok Man berkata Chil Sook ada di Kaputren. Cheon Myeong heran, Kaputren kan hanya untuk wanita, tidak mungkin pria dapat masuk. Deok Man yakin ada jalan rahasia jadi ia berharap Cheon Myeong masuk dan mencari informasi untuknya. Sang Putri setuju.

Cheon Myeong mengembalikan lukisan So Hwa. Saat mengemasnya lagi, secara tidak sengaja, Sang Putri melihat belati kecil Deok Man (milik Raja Jinheung) jatuh. Cheon Myeong memungutnya dan berkata apa ini milik Deok Man dan dia mengagumi keindahan belati itu. Deok Man mengiyakan.

Pagi harinya, Pendeta Seo Ri (Song Ok-sook) meminta Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) untuk upacara ritual untuk menghindari bencana dari Langit. Seperti yang sudah diduga, Mi Shil-lah yang diminta sebagai penanggung jawab. Setelah sekian tahun hidup damai, keruan saja berita tentang bakal diadakannya upacara ritual menjadi bahan pembicaraan yang meresahkan rakyat.

Pasalnya, upacara kerap diiringi sejumlah kejadian yang tidak bisa dijelaskan. Kubu Raja Jinpyeong sendiri sadar upacara ritual kerap digunakan oleh pihak Mi Shil untuk mengajukan permintaan yang tidak masuk akal. Repotnya lagi, apa yang diramalkan Mi Shil tidak pernah meleset.

Setelah mendapat petunjuk dari Pendeta Wyol Cheon, Mi Saeng (Jung Woong-in) telah menyiapkan rancangan strategi untuk membuat rakyat tunduk dengan menggunakan patung Buddha dan kacang kedelai mentah. Dibalik gayanya yang santai dan ketidakmampuan di bidang bela diri, Mi Saeng rupanya memiliki otak brilian dan mampu memikirkan hal yang belum bisa dipikirkan oleh dimasanya.

Begitu mendapat kesempatan bersama Mi Shil, Deok Man tanpa henti bertanya pada sang pemegang segel kerajaan tentang banyak hal, yang dijawab Mi Shil dengan sabar. Yang menarik, Mi Shil punya konsep menarik tentang penguasa : sampai kapanpun, seorang raja tidak akan mampu memenuhi keinginan rakyatnya yang begitu beragam.Kebersamaan dengan Mi Shil membuat Deok Man mulai mendapat banyak hal dari wanita yang disebut-sebut sebagai harta sekaligus racun kerajaan Shilla tersebut, namun ia langsung terbelalak saat Mi Shil menyebut tidak percaya dengan apa yang dinamakan Kehendak dari Langit.

Di tengah rapat para hwarang, Putri Cheon Myeong mengajukan diri untuk mendampingi Mi Shil dalam mempersiapkan upacara ritual dan menunjuk Yu Shin (Uhm Tae-woong) sebagai pembantu utamanya. Setelah rapat selesai, Yu Shin dipanggil untuk menghadap Mi Shil.

Mi Shil berkata, dalam ritual ini ia selalu mendapat wahyu dari surga. Ia membujuk Kim Yu Shin untuk bergabung di pihaknya. Dengan gayanya yang khas, Mi Shil mengingatkan akan nasib bangsa Gaya sambil mengingatkan Yu Shin untuk tidak menjadikan dirinya sebagai musuh. Kim Yu Shin merasa berterima kasih tapi hanya ada satu cara membuat Kim Yu Shin bergabung dengan Mi Shil, yaitu Mi Shil harus membunuhnya. Kim Yu Shin hanya akan bergabung dengan Mi Shil kalau ia mati.

Yu Shin membuat Mi Shil marah, ia bertanya apa Kim Yu Shin tahu jalan apa yang akan ditempuhnya di masa depan. Yu Shin berkata ia belum memutuskan jalannya. Yu Shin permisi pergi setelah sebelumnya meminta Mi Shil tidak mengancam ayahnya dan Putri Cheon Myeong. Mi Shil berkata tidak peduli sebesar apapun seseorang, ia memerlukan bantuan dari kuasa yang lebih tinggi atau surga. Mi Shil menulis 3 karakter bahasa Cina, Ren (Orang), Li (Kekuatan), dan Kou (Mulut), kombinasi ketiga karakter ini membentuk Ga Ya. Kim Yu Shin tidak peduli dan pergi.

Bo Jong masuk dan tidak akan melepaskan Yu Shin. Mi Shil memintanya melepaskan masalah ini. Mi Shil dapat melihat Kim Yu Shin akan menjadi orang besar. Dia tahu Yu Shin tidak takut padanya.

Deok Man dan Yu Shin berjalan di selasar. Yu Shin berkata ia akan bertugas sebagai Jae Rang. Deok Man senang, itu berarti Yu Shin memiliki kesempatan menyelidiki tempat itu. Deok Man berkata, ada satu tempat di Royal Celestial Shrine yang hanya diketahui oleh Mi Shil. Kim Yu Shin bertanya mengapa Deok Man meminta bantuan Cheon Myeong, bukan dirinya.

Ritual dimulai. Strategi Mi Shil memang luar biasa, ia mampu membuat para anggota keluarga kerajaan, terutama Putri Cheon Myeong, dan rakyat bertekuk-lutut dengan meramalkan munculnya patung Buddha dari dalam tanah di wilayah Nahjong.

Mengaku mendapat perintah dari Langit, Mi Shil meminta Raja Jinpyeong untuk mengusir bangsa Gaya dari pinggiran kota Seorabol. Tidak main-main, bila kehendak dari Langit itu tidak dituruti, maka dalam waktu tiga hari bakal terjadi gerhana bulan.

Deok Man dan Yu Shin tidak percaya begitu saja, namun keduanya terkejut saat di tempat terpisah, mereka sama-sama melihat bulan menghilang untuk sesaat, yang sekaligus menjadi bukti kalau ramalan Mi Shil telah menjadi kenyataan. Dengan lemas, Deok Man melangkah ke kediaman Mi Shil untuk meneruskan tugasnya menerjemahkan buku berbahasa Latin.

Siapa sangka, Mi Shil malah menyampaikan hal mengejutkan : ia sudah tahu kalau Deok Man adalah mata-mata Putri Cheon Myeong. Tidak ragu menyebut kalau bunga Sadaham adalah buku penanggalan tentang kejadian alam yang bakal terjadi, Mi Shil menantang Deok Man dan kubu Putri Cheon Myeong untuk melawannya.

Di tempat terpisah, Putri Cheon Myeong berlutut di kuil sambil menangis, ia mengira kalau Mi Shil benar-benar utusan dari langit sehingga tidak bisa dikalahkan. Ditengah kesedihannya, tiba-tiba tangan Putri Cheon Myeong dibelai dengan lembut oleh seorang wanita.

Episode 25

Baik Deokman (Lee Yo-won) maupun Yushin (Uhm Tae-woong) tidak melepaskan diri dari perasaan bersalah atas kejadian yang menimpa Putri Cheonmyeong (Park Ye-jin). Begitu Deokman mengucapkan isi hatinya, Yushin cuma bisa berlutut sambil menangis.

Yushin mengira waktu bisa mendinginkan Deokman, namun dirinya keliru. Tekad Deokman untuk kembali ke Seorabol demi membalas dendam justru semakin kuat, kepergiannya sempat dilihat oleh Bidam (Kim Nam-gil). Mengira Deokman hanya bercanda, Bidam cuma bisa terbengong-bengong melihat gadis itu dengan mantap melangkah pergi.

Saat tengah melihat-lihat suasana desa, dimana penduduk mulai bergosip seputar penyebab kematian Putri Cheonmyeong, tiba-tiba Bidam ditegur oleh Munno (Jung Ho-bin). Rupanya, sang guru hendak mengajaknya meneruskan perjalanan mereka berkelana.

Namun begitu Bidam menyebut berniat menolong nangdo yang pernah diselamatkannya, Munno melihat ketulusan di mata muridnya. Sempat teringat dengan kejadian di masa lalu saat baru saja menyelamatkan Sohwa (Seo Young-hee), Munno akhirnya mengijinkan Bidam menjalankan niatnya dan menyusul setelah semuanya selesai.

Setelah pemakaman Putri Cheonmyeong selesai, Alcheon (Lee Seung-hyo) mendadak muncul di istana dengan pakaian lengkap hwarang dan riasan wajah. Dengan lantang, ia berlutut didepan istana sambil menyerukan supaya Raja Jinpyeong (Jo Min-ki)mengusut tuntas penyebab kematian sang putri.

Mishil (Go Hyeon-jeong)tidak kalah cerdik, ia menggelar rapat kabinet bersama para petinggi istana mulai dari Sejong (Dok Go-young), Eulje (Shin Goo), Kim Seohyeon (Jung Sung-mo), Yongchun (Do Yi-sung), Hojae (Go Yoon-hoo), Hajong (Kim Jung-hyun), hingga Seolwon (Jun Noh-min). Dalam rapat tersebut, Mishil membelokkan kecurigaan pada kubu Eulje, yang dianggap bertanggung jawab atas kematian Putri Cheonmyeong.

Masih dalam keadaan berduka, Raja Jinpyeong yang lemah akhirnya menyebut kematian putrinya adalah karena kecelakaan. Dengan senyum penuh kemenangan, Seolwon memberitahu kabar tersebut pada Alcheon sambil mengancam bahwa semua tuduhan tak berdasar bakal berujung hukuman mati. Keruan saja, Alcheon sangat kecewa mendengar keputusan Raja Jinpyeong.

Begitu kembali ke kediamannya, Mishil berniat menghabisi Misaeng (Jung Woong-in) yang dianggap telah mengacaukan semua rencananya. Dengan nyawa berada di ujung tanduk, Misaeng ternyata mampu menyelamatkan dirinya dengan menjanjikan Mishil akan datangnya gerhana matahari dengan bantuan Wolcheon.

Setelah menyelesaikan masalah dengan adiknya, hal terakhir yang harus dibereskan Mishil adalah Seori (Song Ok-sook). Tidak memperdulikan nasehat sang pendeta agung, Mishil meninggalkan botol berisi racun sebelum pergi.

Merasa gagal dalam menjaga keselamatan Putri Cheonmyeong, Alcheon berniat bunuh diri. Namun sebelum sempat menghujamkan pisaunya, ia dihentikan oleh Deokman. Sempat meminta nangdo itu tidak ikut campur, Alcheon sangat terkejut mendengar Deokman memintanya untuk membantu membalas dendam dan langsung berlutut sambil menyatakan kesetiaannya.

Misi pertama Alcheon adalah mengantarkan surat ke Raja Jinpyeong dan menemui Ratu Maya (Yoon Yoo-sun) yang tengah terbaring sakit. Di istana, ia bertemu dengan Yushin yang baru kembali dan mengkuatirkan keadaan Deokman. Oleh Alcheon, Yushin diberitahu tempat dimana Deokman, yang tengah berusaha meyakinkan Bidam, bersembunyi.

Kecewa karena merasa tidak dilibatkan, Yushin cuma bisa terdiam ketika Deokman menyatakan alasannya : ia kuatir kalau kehadiran Yushin akan melemahkan tekadnya membalas semua perbuatan Mishil. Apalagi bila statusnya sebagai putri raja sudah pulih, hubungannya dengan Yushin bakal berubah drastis.

Berhasil menyusup masuk sebagai pelayan kuil untuk menemui Ratu Maya, langkah Deokman berikutnya adalah mengkonfrontir Seori. Saat ditodong pisau, mata Seori terbelalak saat samar-samar melihat bayangan Deokman sebagai seorang ratu. Belum selesai keterkejutannya, tiba-tiba Seori dikagetkan oleh kedatangan seseorang.

Meminta Deokman untuk bersembunyi supaya nyawanya selamat, Seori menyambut sang tamu yang tidak lain adalah Mishil. Setelah mengatakan bahwa Mishil tidak akan pernah menjadi seorang ratu, Seori meminum racun sambil menyampaikan pesan terakhir : satu-satunya orang yang bisa menyelamatkan Mishil adalah Guru Wolcheon dari kuil Hwadeok.

Rupanya sebelum meninggal, Seori sengaja bicara keras supaya Deokman yang tengah bersembunyi bisa mendengar semuanya. Setelah kembali ke persembunyiannya, Deokman berniat untuk menemukan orang yang disebut Seori. Tidak cuma itu, ia juga menyebut niat utamanya : menjadi penguasa Shilla.(indosiar.com/mdL)Episode 26

Deokman (Lee Yo-won) memaparkan rencananya : satu-satunya cara untuk mengalahkan Mishil (Go Hyeon-jeong), yang di saat yang sama tengah menanyakan perihal gerhana matahari ke Guru Wolcheon, adalah dengan mematahkan pengaruhnya yang begitu besar di tengah kalangan rakyat.

Di luar gua, Deokman kembali meminta Yushin untuk tidak menyertainya karena setiap melihat pimpinan klan Kembang Naga itu, hati Deokman untuk pergi sejauh mungkin dan hidup bahagia bersama Yushin menguat. Ucapan itu membuat mata Yushin berkaca-kaca, apalagi Deokman menyebut bakal menggunakannya bagai bidak catur apabila pria itu tetap nekat.

Rencana pertama adalah berusaha membujuk Guru Wolcheon untuk bergabung. Sayangnya Deokman bersama Alcheon (Lee Seung-hyo) dan Bidam (Kim Nam-gil) datang terlambat. Sesampainya di kuil Hwadoek, Guru Wolcheon telah diculik organisasi misterius yang berniat memerdekakan bangsa Gaya yang dikenal dengan nama Bokyahwei.

Begitu melihat kesempatan, Jukbang (Lee Moon-shik) dan Godo (Ryu Dam) berhasil melarikan diri sambil membawa Sohwa (Seo Young-hee) yang seperti orang linglung. Namun saat pelarian, Sohwa ambruk terkena panah anak buah Mishil dan langsung dibawa pulang ke Seorabol.

Berita soal organisasi rahasia Bokyahwei tidak cuma membuat heboh kubu Mishil, yang langsung memerintahkan supaya Guru Wolcheon bisa ditemukan, namun juga Raja Jinpyeong (Jo Min-ki). Bahkan, target berikutnya Bokyahwei adalah keluarga Kim Seohyeon (Ju Sung-mo) yang dianggap bertanggung jawab membuat rakyat Shilla terusir dari Seorabol.

Tidak mampu membujuk sang ayah membuat Yushin frustrasi, ia mengalihkan kekesalannya dengan menghantamkan pedang kayunya berulang-ulang ke karang tempatnya berlatih. Mulai frustrasi karena merasa nasib Deokman sulit ditolong lagi, pikiran Yushin seolah terbuka setelah karang yang dihantamnya mendadak terbelah menjadi dua.

Merasa telah mendapat jalan keluar, Yushin kembali kerumah untuk memberitahu Kim Seohyeon supaya keluarga mereka berani mempertaruhkan segalanya. Mendadak sebuah panah melesat, pertanda bahwa anggota Bokyahwei bersiap mengincar keluarga Kim Seohyeon.

Yushin tidak tinggal diam, ia mengejar dan berhasil menundukkan beberapa anggota Bokyahwei yang mengepungnya. Di luar dugaan, Yushin menyerahkan diri dan meminta salah seorang diantaranya mengikat dan membawanya ke markas besar Bokyahwei.

Saat melarikan diri, Jukbang dan Godo bertabrakan dengan seorang pria yang tengah menempelkan pengumuman di tengah kota. Keesokan harinya, pengumuman yang membeberkan tentang anak kembar Raja Jinpyeong, ramalan kuno bangsa Shilla, hingga keberadaan putri bungsu raja kontan membuat penduduk gempar.

Desas-desus tersebut membuat Raja Jinpyeong murka, ia mengira pelakunya adalah Deokman. Padahal, dalangnya adalah Sejong (Dok Go-young) dan Hajong (Kim Jung-hyun), yang sudah tidak sabar mendongkel Raja Jinpyeong dari tahtanya. Meski tahu, Mishil hanya diam saja karena menganggap cara tersebut adalah cara pengecut. Satu-satunya yang bisa menebak jalan pikiran Mishil adalah Seolwon (Jun Noh-min).

Kubu Bokyahwei sangat terkejut saat tahu Yushin menyerahkan diri dengan suka rela, ia disambut oleh Seolji (Jung Ho-geun). Sempat adu mulut, Wolya nyaris saja menebas Yushin kalau saja tidak dihentikan oleh Wolya (Joo Sang-wook), yang langsung memperkenalkan diri sebagai pimpinan Bokyahwei karena terkesan dengan kenekatan Yushin.

Yushin ternyata datang dengan penuh perhitungan, ia membawa sertifikat tanah yang merupakan aset keluarganya untuk diberikan pada para pengungsi Gaya yang tengah menderita. Rupanya, Yushin berniat menukar semua miliknya dengan kesetiaan para personil Bokyahwei.

Di persembunyiannya, Deokman dengan tepat mampu menebak langkah kubu Mishil selanjutnya : membantai satu-persatu penduduk suku Gaya sampai ada yang mau buka mulut soal markas Bokyahwei. Diam-diam, salah seorang penduduk berniat melaporkan apa yang terjadi. Apes baginya, ia dicegat oleh Bidam (Kim Nam-gil) dan Imjong (Kang Ji-hoo).

Mata penduduk itu langsung membelalak kaget saat tahu Bidam bisa membaca bahasa isyarat yang biasa digunakan suku Gaya. Cuma ditemani oleh Bidam dan Alcheon (Lee Seung-hyo), Deokman nekat mendatangi desa Nobang dimana kelompok Bokyahwei bermarkas.

Baru saja mengendap-ngendap masuk, mereka langsung dikepung. Pertempuran nyaris saja terjadi, namun tiba-tiba terdengar suara Yushin. Sudah tentu, kehadiran Yushin membuat Deokman, Alcheon, dan Bidam kaget. Melihat Yushin begitu mengenal rombongan penyusup yang datang, Wolya sempat keheranan.

Dengan suara lantang, Yushin menyebut bahwa Deokman-lah orang yang bakal memimpin persekutuan antara Bokyahwei dengan dirinya. Tidak cuma itu, Yushin juga mengatakan kalau dirinya telah menobatkan Deokman sebagai majikannya.

Ucapan itu membuat Deokman kaget, apalagi setelah Yushin dan disusul Wolya, Seolji, anggota Bokyahwei, hingga Alcheon dan Bidam berlutut dihadapannya sambil menyatakan kesetiaan mereka mengikuti sang putri hingga ajal.(indosiar.com/mdL)Episode 27

Yushin (Uhm Tae-woong) benar-benar serius, ia menyatakan siap mendampingi Deokman (Lee Yo-won) sebagai seorang bawahan dan tidak akan bersikap kurang ajar lagi atau memperlakukan Deokman bagai seorang pria memperlakukan wanita yang dicintainya.

Ucapan Yushin membuat hati Deokman seperti ditusuk-tusuk, ia langsung membalikkan badan untuk meninggalkan tempat itu. Tiba-tiba Yushin menarik tangan Deokman, dan langsung memeluknya sambil mencucurkan air mata. Deokman sadar bahwa itulah saat terakhir dirinya bisa berdekatan dengan Yushin sebagai seorang pribadi.

Mampu menduga kalau pasukan Mishil (Go Hyeon-jeong) bakal menekan rakyat Gaya setelah mereka kedapatan berbohong soal lokasi Bokyahwei, Deokman memerintahkan Yushin untuk mengorganisir pengungsian besar-besaran dari wilayah Samyang menuju Amyang, tanah yang telah diberikan Yushin sekaligus tempat tinggal rakyat Gaya yang baru.

Langkah berikut Deokman adalah meyakinkan Guru Wolcheon untuk membantunya, tugas tersebut tidaklah mudah. Saat hendak mulai menginterogasi, Deokman mendadak teringat dengan sosok Seolji (Jung Ho-geun), yang pernah dikenalnya saat baru datang ke Seorabol. Seolji juga tidak kalah kaget, ia tidak menyangka gadis remaja yang pernah mendatangkan hujan kini ada dihadapannya.

Meski menjadi tahanan, Guru Wolcheon bergeming dan malah membalikkan pertanyaan Deokman soal apa yang membedakan gadis itu dengan Mishil dan apa yang membuat pria tua itu tergerak hatinya. Sempat menuturkan apa yang menjadi idealismenya, Deokman menyodorkan buku almanak bangsa Wei dan meminta Guru Wolcheon menentukan sendiri apa yang harus dilakukan.

Rupanya, Deokman bisa menebak bahwa sebagai seorang ilmuwan, satu-satunya kelemahan Guru Wolcheon adalah rasa ingin tahu. Begitu pria itu mulai membaca almanak, maka hal berikut yang bakal dilakukannya adalah memperhitungkan kapan terjadi gerhana matahari.

Di kediamannya, Mishil marah besar saat diberitahu bangsa Gaya tidak ada di tempat pengasingan mereka. Yang membuatnya kaget, ternyata Deokman bisa tahu soal Guru Wolcheon yang ternyata berada tangan gadis itu.

Rencana Deokman mulai mendapat hambatan ketika Guru Wolcheon menolak membantunya. Saat bincang-bincang, baru ketahuan kalau alasan pria itu kerap membantu Mishil adalah karena ia berhutang budi dengan mendiang Sadaham.

Dipusingkan oleh penolakan Guru Wolcheon, Deokman dibuat gembira oleh kemunculan Jukbang (Lee Moon-shik), Godo (Ryu Dam), dan dua rekannya di klan Kembang Naga. Kejutan didapatkan oleh keempatnya ketika Yushin memberitahu kalau Deokman adalah seorang putri, sehingga otomatis mereka harus memberi hormat.

Keesokan harinya di istana, Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) dihebohkan oleh banyaknya burung yang mati di halaman istana dan patahnya papan nama balai pertemuan. Rupanya, kehebohan tersebut adalah bagian dari rencana Deokman. Rencana berikutnya kembali melibatkan burung, dan kali ini yang banyak berperan adalah Bidam (Kim Nam-gil).

Rencana Deokman tersusun rapi, ia telah berpikir beberapa langkah kedepan dengan mengutus Yushin ke istana demi meminta bantuan Ratu Maya (Yoon Yoo-sun) seputar masalah prasasti berisi ramalan tentang anak kembar yang bakal membawa bencana.

Rakyat kembali dihebohkan ketika sumur Najung yang dianggap keramat memuntahkan darah, mereka meminta Mishil untuk melakukan upacara persembahan demi menghi

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 28Tayang Jumat, 18 Desember 2009 pukul 16:57 WIB di IndosiarTokoh Bi Dam Dimainkan Apik oleh Kim Nam GilSepertinya peran Kim Nam Gil sebagai Bi Dam yang mulai muncul di episode 21 Queen Seon Deok (QSD) menyedot perhatian besar. Banyak pemirsa yang memuji penampilannya. Bi Dam adalah karakter penting di QSD, karena ia memimpin pemberontakan melawan Ratunya untuk menggantikannya naik tahta. Peran ini belum pernah diperankan sebelumnya di drama maupun film, jadi peran ini sangat penting untuk Kim Nam Gil.

Penulis skenario, Park Sang Yun merasa sangat confidence dengan Kim Nam Gil sebagai Bi Dam. Karakter Bi Dam akan berubah drastis menjadi karakter yang lebih gelap dalam QSD ini. Selain Kim Nam Gil sebagai senjata rahasia drama ini, ada Yoo Seung Ho yang berperan sebagai Kim Chun Chu (putra Cheon Myeong).

Siapa Bi Dam?Bi Dam, putra hasil hubungan Mi Shil dengan Raja Jinji. Sejak bayi, Mi Shil tak memedulikan Bi Dam karena bayi itu tak mampu membuat Raja Jinji mengangkatnya menjadi ratu. Saat tumbuh dewasa, Bi Dam pun berpihak pada Putri Deok Man. Tapi karena merasa Deok Man lebih memercayai Kim Yu Shin ketimbang dirinya, Bi Dam justru memimpin pemberontakan melawan Kim Yu Shin [1].Begitu melihat wajah Bidam yang penuh bekas luka, Mishil bergidik dan memintanya kembali memasang topeng.

Saat diinterogasi, Mishil (Go Hyeon-jeong) terkejut mendengar Bidam (Kim Nam-gil) mengatakan kalimat yang pernah diucapkannya. Semakin yakin kalau semua adalah tipuan, Mishil mengajukan pertanyaan yang sempat membuat Bidam terdiam : kapan pria itu bakal mati.

Langsung memutar otak, Bidam menjawab kalau waktu kematiannya akan diikuti oleh Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) tiga hari kemudian. Ucapan tersebut langsung membuat Mishil mengurungkan niatnya, ia tidak berani gegabah. Kejadian itu membuatnya sadar, pria yang dihadapinya sangat cerdas dan tidak bisa dianggap remeh.

Di persembunyiannya, Deokman (Lee Yo-won) membuat Yushin (Uhm Tae-woong) dan Alcheon (Lee Seung-hyo) kaget saat mengatakan gerhana matahari tidak akan terjadi dan apa yang dilakukan Bidam adalah untuk membuat Mishil bingung.

Adu strategi antara Bidam dan Mishil dimulai. Di hadapan wanita itu dan Misaeng (Jung Woong-in), dengan sengaja Bidam mengucapkan kalimat-kalimat yang pernah dikatakan Mishil pada Yushin dan Deokman. Dengan cepat, Mishil bisa menebak siapa dalang dibalik kemunculan Bidam.

Tiba-tiba teringat dengan nasehat Deokman ketika merias wajahnya, Bidam dengan sengaja melepas bekas luka palsunya supaya Mishil bisa langsung melihat ekspresinya tanpa ditutup-tutupi. Sementara itu di daerah sumur Najung, Jukbang (Lee Moon-shik) dan Godo (Ryu Dam) sengaja membuat kehebohan di tengah rakyat supaya Mishil cepat mengambil keputusan soal ramalan gerhana matahari.

Berada dalam tekanan, Mishil mendapatkan surat dari Deokman yang memberitahu kalau Guru Wolcheon telah meramalkan bakal terjadi gerhana matahari. Dugaan Deokman sangat tepat, Mishil mulai kebingungan untuk menebak apakah sang putri benar-benar berkata jujur atau bohong belaka.

Tapi membohongi Mishil tidak semudah membalik telapak tangan, diam-diam wanita itu punya rencana sendiri untuk membongkar apa yang terjadi sebenarnya. Berdasarkan masukan dari Seolwon (Jun Noh-min), Mishil sengaja mengulur waktu, ia bahkan menolak kedatangan Yushin. Sebelum pergi, Yushin menitipkan sebuah surat.

Mishil terpengaruh, ia sempat meminta surat tersebut dibakar sebelum kemudian dibatalkan. Matanya langsung terbelalak saat tahu surat tersebut tak lain adalah bagian dari buku almanak Wei yang bisa digunakan untuk meramal gerhana matahari, keraguannya kembali muncul. Lagi-lagi, masukan dari Seolwon mampu menguatkan Mishil.

Saat tengah berjalan kembali ke kediamannya, Yushin dipanggil oleh Bojong (Baek Do-bin), yang mengajaknya menemui Mishil. Terus teringat akan nasehat Deokman untuk tidak mengalihkan tatapannya dari Mishil, Yushin berusaha sebisa mungkin untuk mengelabuhi wanita penuh akal itu namun gagal. Dengan tepat, Mishil bisa menebak kalau apa yang dilakukan Deokman adalah gertakan belaka.

Keyakinan Mishil makin menebal lewat salah satu bagian dari surat Guru Wolcheon, ia ingat betul sang pendeta sempat mengatakan kalau margin kegagalan ramalannya mencapai sekitar 28 jam. Hal terakhir yang dilakukannya adalah dengan memancing reaksi Bidam, yang begitu mendengar kalau gerhana matahari tidak akan terjadi langsung berusaha melarikan diri.

Sambil tersenyum penuh kemenangan, Mishil menemui Bidam yang telah diringkus sambil mengatakan kalau dirinya sudah bisa menebak semua strategi Deokman. Dengan percaya diri, Mishil menghadap Raja Jinpyeong dan Ratu Maya (Yoon Yoo-sun) dan mengatakan akan mengumumkan pada rakyat kalau gerhana matahari tidak bakal terjadi sambil menghukum mati Bidam yang telah menyebarkan berita palsu.

Diikat dan bakal dibakar hidup-hidup, hal yang tidak disangka-sangka terjadi : gerhana matahari. Efeknya sangat dahsyat, rakyat langsung ketakutan sementara Bidam hanya bisa melongo karena sadar dirinya telah dibohongi mentah-mentah oleh Deokman.

Meneruskan rencananya, Bidam berteriak dengan kencang tentang ramalan kedua dari prasasti yang muncul di sumur Najung. Begitu gerhana matahari mulai menghilang, dari sisi kanan tempat raja duduk, muncul satu sosok yang membuat semuanya terkejut.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 29