kliping sinopsis - copy

70
Qwertyuiopasdfghjklzxcvbn mwertyuiopasdfghjklzxcvbn mqwertuiopasdfghjklzxcvbn mqwertyuiasdfghjklzxcvbnm qwertyuiopasdghjklzxcvbnm qwertyuiopasdfghklzxcvbnm qwertyuiopasdfghjklzxcvbn mqwertyuiopasdfghjklzxcbn mqwertyuiopasdfghjklzxcvb nmqwertyuiopasdfghjklzxcv bnmqwertyuiopasdfghjklzxc vbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklz xcvbnmqwertyuiopasdfghjkl zxcvbnmqwertyuiopasdfghjk lzxcvbnmqwertyuiopasdfghj 1 Kumpulan Sinopsis Cerita Rakyat Nusantara Kelas X - E 2012 / 2013 Madrasah Negeri Aliyah 3 Malang Kementrian Agama Republik Indonesia

Upload: auliya-yudia-yasyfin

Post on 22-Oct-2015

3.342 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sinopsis Cerpen Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Kliping Sinopsis - Copy

Qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas

dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj

klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn

mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq1

Kumpulan Sinopsis Cerita Rakyat Nusantara

Kelas X - E

2012 / 2013

Madrasah Negeri Aliyah 3 Malang

Kementrian Agama Republik Indonesia

Page 2: Kliping Sinopsis - Copy

1

Daftar Isi

Malin Kundang (Adistia)..............................................................................................................................2

Timun Emas (Afsana)...................................................................................................................................3

Batu Nong (Alief).......................................................................................................................................4

Lancang Kuning (Annisa).............................................................................................................................6

Joko Kendil (Auliya).....................................................................................................................................8

Sawerigading (Chandra).............................................................................................................................10

Cerita Rakyat Batu Menangis (Damara).....................................................................................................11

Rara Jonggrang (Delia).............................................................................................................................12

Cerita Rakyat La Dana dan Kerbaunya (Fadhillah)......................................................................................14

Legenda Rawa Pening (Fairuz)..................................................................................................................15

Lutung Kasarung (Fikry)...........................................................................................................................17

Ande-Ande Lumut (Litany)........................................................................................................................19

Cerita Rakyat Roro Mendut (Mamlu’)........................................................................................................21

Asal Usul Kota Banyuwangi (Miranda).......................................................................................................22

Legenda Batu Belah (Nabilah)....................................................................................................................24

Legenda Gunung Arjuno (Nilna)...............................................................................................................28

Jaka Tarub (Nur)......................................................................................................................................30

Sangkuriang (Nurul)..................................................................................................................................32

Lutung Kasarung (Purnyalina)......................................................................................................................33

Putri Gading Cempaka (Risqi)..................................................................................................................35

Roro Anteng dan Joko Seger (Rosa).........................................................................................................37

Nyi Roro Kidul (Rusmala)............................................................................................................................39

Asal Mula Nama Kota Balikpapan (Syarifah)..............................................................................................42

Telaga Warna (Tiara)................................................................................................................................43

Asal Usul Kota Surabaya (Tsani)................................................................................................................45

Semangka Emas (Vina).............................................................................................................................47

Legenda Danau Tondano (Wiadirda)..........................................................................................................49

Page 3: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSIS Malin Kundang (Adistia)

Pada zaman dahulu, hiduplah keluarga nelayan di sumatera. Disana tinggalah seorang ibu dan anaknya, anak tesebut bernama Malin Kundang. Bapak Malin sudah lama tidak kembali ke rumah, sehingga ibu Malin yang menjadi tulang punggung keluarga. Ketika Malin dewasa, ia memutuskan untuk merantau. Ibunya sempat tak setuju, namun akhirnya ibunya mengijinkan.

Ketika dalam perjalanan merantau, kapal yang ia naikki di hadang bajak laut. Untungnya malin bisa selamat, dan berhasil menemukan desa untuk istirahat. Di sana ia bekerja keras sampai akhirnya ia menjadi kaya, dan ia mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya,

Setelah beberapa lama menikah, ia berlayar ke suatu tempat. Di sana ibu Malin melihat anaknya yang telah menjadi orang kaya. Malin yang melihat ibunya pura-pura tidak tahu dan mencaci-maki ibunya.

Mendengar pernyataan itu ibu Malin pun marah, dan meminta tuhan untuk di jadikan batu karena durhaka. Dan akhirnya Malin Kundang pun berubah menjadi batu.

Amanat :

1. Nilai Moral Berbuat baiklah kepada semua orang, apalagi kepada ibu kita. Janganlah menjadi orang yang sombong ketika sudah meraih kesuksesan.

2. Nilai ReligiusJanganlah menjadi seorang anak yang durhaka kepada orang tua. Karena agama kita menyuruh kita untuk menghormati kedua orang tua dan juga memuliakan ibu.

Nama : Adistia Noor Khairani / 01Kelas : X - E

Page 4: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSISTimun Emas (Afsana)

Di suatu desa hiduplah seorang janda tua bernama Mbok Sarni. Ia hidup seorang diri karena tidak memiliki anak. Ia sangat ingin sekali memiliki seorang anak agar dapat membantunya bekerja.Pada suatu hari saat ia sedang mencari kayu di hutan,ia bertemu dengan raksasa.Raksasa tersebut tidak membiarkan Mbok Sarni lewat kecuali ia memberikan seorang anak manusia untuk dimakan. Tetapi Mbok Sarni berkata bahwa ia tidak memliki anak dan sangat ingin memilikinya. Akhirnya, raksasa memberikan biji mentimun dan berkata bahwa dari mentimun tersebut akan muncul seorang bayi,tetapi ia harus menyerahkan anak tersebut kepada raksasa saat anak tersebut menginjak usia enam tahun.

Bayi yang keluar dari timun tersebut adalah bayi perempuan yang cantik jelita dan diberi nama Timun Emas. Mbok Sarni sangat senang sekali dengan hadirnya Timun Emas.Hari demi hari berlalu hingga akhirnya tibalah hari dimana raksasa datang dan menagih janji.Mbok Sarni tidak ingin kehilangan Timun Emas,ia pun berkata kepada raksasa bahwa raksasa tersebut dapat datang dua tahun lagi.Dan raksasa itu pun menyetujuinya.Tetapi Mbok Sarni tidak kehilangan akal,ia berusaha mencari cara agar Timun Emas tidak dibawa raksasa.Akhirnya ia bermimpi bahwa Timun Emas harus menemui seorang petapa di gunung.

Setelah Timun Emas menemui petapa tersebut, ia diberi empat kantung. Yang pertama berisi biji mentimun,yang kedua berisi jarum,yang ketiga berisi garam,dan yang keempat berisi terasi.Petapa tersebut berkata bahwa ia harus melemparkan isi kantung tersebut satu persatu jika ia dikejar oleh raksasa.Akhirnya saat raksasa datang untuk menagih janji Mbok Sarni,Timun Emas memancing raksasa tersebut dan raksasa itu pun mengejar Timun Emas.Timun Emas melemparkan satu persatu isi kantung sesuai perintah petapa dan akhirnya raksasa pun berhasil dikalahkan. Mbok Sarni dan Timun Emas pun hidup bahagia dan bebas dari raksasa yang kejam itu.

Amanat :

1. Patuhlah kepada orang tua dan berkorbanlah untuknya-nilai moral2. Berusahalah untuk tepati janji yang sudah kau ucapkan.Walaupun itu susah untuk

dilakukan-nilai moral3. Bersikap berani untuk melawan kejahatan-nilai moral4. Jangan mudah putus asa dan selalu berusaha-nilai moral

Nama : Afsana Nadhila / 02Kelas : X - E

Page 5: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSISBatu Nong (Alief)

Di Desa Lekong, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa terdapat sebuah batu besar, tinggi, bundar bagian atasnya datar. Batu itu menggantung pada tebing bukit yang tinggi dekat sungai Lekong. Dari atas batu itu orang dengan leluasa dapat melihat ke bawah. Itulah sebabnya disebut “batu nong”. Kata “nong” dalam bahasa Sumbawa berarti “melihat ke bawah dari atas”. Jika batu nong itu dilihat dari kejauhan, kedudukannya sangat genting. Kalau ada getaran sedikit saja, rasa-rasanya batu itu pasti akan runtuh. Dalam kenyataan,

telah beratus-ratus tahun batu itu tetap tidak bergeming.

Tersebutlah sebuah negeri di zaman dahulu kala. Negeri itu terkenal makmur, aman, dan damai. Tidak pernah terdengar perselisihan di antara penduduknya. Laki-laki dan perempuan kedudukannya sama, kecuali dalam satu hal, yaitu laki-laki tabu mencuci pantat anaknya yang habis buang air besar. Hal yang demikian diyakini benar oleh penduduk di situ.

Pada suatu hari terdengar berita, di negeri tetangga akan diadakan keramaian besar. Sudah barang tentu semua orang menyambut dengan gembira berita besar itu.

Tersebutlah sebuah keluarga yang mempunyai anak masih kecil. Sang istri merengek kepada suaminya untuk diizinkan pergi menonton.

Karena sang suami sangat sayang kepada sang istri, sang suami mengizinkan sang istri pergi. Ternyata negeri yang dituju cukup jauh. Tidak cukup sehari perjalanan. Sang istri dengan gembira larut dalam keramaian di situ. Ia lupa pada lainnya. Telah tiga hari ia pergi meninggalkan anak dan suaminya. Sementara itu sang suami tidak tahan mencium bau busuk pantat anaknya yang telah buang kotoran. Maka dicucilah pantat anaknya. Pada malam harinya, datanglah kutukan itu. Kulit sang ayah menjadi bersisik. Tangan dan kakinya mengerut, dan akhirnya berubahlah badannya menjadi seekor naga yang berkepala manusia. Karena sang suami bersalah telah mengizinkan sang istri untuk pergi, alhasil dapatlah ia kutukan itu. Melihat suaminya terkena kutukan, sang istri menyesal. Namun, apa hendak dikata, nasi telah menjadi bubur. Suaminya kini telah berubah menjadi ular akibat melanggar aturan.

Sampai pada suatu hari ketika terjadi peperangan antar negri. Seluruh desa porak-poranda. Banyak penduduk yang tewas, namun sebagian bisa melarikan diri dan mengungsi. Di antara mereka terdapat istri sang ular. Mereka berlayar dengan perahu tak tentu arah. Perahu berlayar sesuai dengan arah mata angin. Ketika mereka telah berhari-haru berlayar, pada

Nama : Alief Rikza Ahda F. / 03Kelas : X - E

Page 6: Kliping Sinopsis - Copy

1

suatu hari para pengungsi melihat tempayan besar mengikutinya. Ternyata tempayan itu adalah tempayan berisi ular. Tempayan itu mengikuti terus ke mana perahu itu pergi. Akhirnya, perahu itu berhenti di suatu tempat di muara sungai lekong, di Sumbawa bagian barat. Anehnya, tempayan itu pun ikut berlabuh di dekat perha mereka.

Tak lama kemudian, tempayan itu terangkat ke atas dan menempel pada tebing di bukit dekat pemukiman para pengungsi tersebut. Juragan terheran-heran meelihat peristiwa tersebut. Ia semakin heran ketika melihat tempayan itu kini telah berubah menjadi sebuah batu yang besar.

Juragan menceritakan pengalamannya yang luar biasa itu. Kemudian para pengungsi itu beramai-ramai naik ke atas buki dan berdiri di atas batu besaritu. Mereka dapat melihat ke bawah dengan leluasa. Lalu, batu itu dinamakan “batu nong”

Desa yang mereka bangun diberi nama desa lekong karena di situ banyak pohon kemiri. dalam bahasa Sumbawa, buah kemiri yang sudah digoreng sangan untuk bumbu masak dinamakan lekong.

Sampai sekarang, para suami orang Leking tidak berani mencuci pantat anaknya yang buang air besar. Di samping itu, mereka menganggap batu nong itu keramat. Sampai sekarang pun batu nong masih tetap bertengger di bukit sebelah utara desa Lekong, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa

Amanat :

1. Berpikir panjanglah dahulu sebelum melakukan perbuatan. nilai moral2. Jangan mudah mempercayai orang lain. nilai moral3. Sebaiknya menjaga amanah dengan baik. nilai moral

Page 7: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSISLancang Kuning (Annisa)

Dahulu kala, terdapat kerajaan yang diperintah oleh raja yang bernama Datuk Laksmana Perkasa Alim serta dibantu dua orang panglima yaitu Panglima Umar dan Panglima Hasan.

Suatu hari Panglima umar menghadap datuk Laksmana perkasa untuk menyampaikan permintaan untuk mempersunting Zubaidah, seorang gadis negeri itu. Permohonan Umar disambut dengan baik oleh Datuk Laksmana. Dengan persetujuannya, dilangsungkan pernikahan dan tanda kegembiraan diadakan pesta besar-besaran.

Rupanya perkawinan Panglima Umar dengan Zubaidah menimbulkan rasa tidak senang bagi Panglima Hasan, timbullah dendam. Hal ini rupanya Panglima Hasan juga mencintai Zubaidah. Tetapi apa yang diinginkan itu telah di dahului Panglima Umar.

Untuk melepaskan rasa sakit hati Panglima Hasan mencari akal bagaimana agar Zubaidah dapat dimilikinya, maka dengan akal busuknya panglima Hasan menyuruh Domo menyampaikan kepada Datuk Laksmana bahwa dia bermimpi agar Datuk Laksmana membuat lancang kuning untuk mengamankan semua perairan dari lanun. Apa yang disampaikan Pawang Domo diterima oleh Datuk Laksmana, sehingga lancang kuning dikerjakan siang malam setelah lancang kuning hampir selesai, tersebar berita bahwa Bathin Sanggoro telah melarang para nelayan bukit batu untuk mencari ikan di Tanjung Jati.

Dengan adanya berita ini Datuk Laksmana memerintahkan agar Panglima Umar berangkat dan menemui Bathin Sanggoro. Sungguh berat hati Panglima Umar untuk berangkat karena istrinya sedang hamil tua dan tak lama lagi ia akan melahirkan.

Setelah berlayar beberapa hari sampailah Panglima Umar kepada Bathin Sanggoro dan di ceritakan semua berita yang tersebar di Bukit batu. Tetapi ternyata berita tersebut tidak benar. Panglima Umar termenung dan berfikir, apakah yang terjadi di balik peristiwa ini? . Bathin Sanggoro menganjurkan agar berita ini diselidiki dari mana asalnya.

Panglima Umar mengikuti saran Bathin Sanggoro. Saat perjalanan pulang panglima berkeliling, mencari siapa yang membuat berita ini, hingga tak terasa perjalanannya sudah satu bulan.

Tepat lima belas hari bulan purnama, lancang kuning diluncurkan ke laut. Tetapi alangkah anehnya, lancang kuning tersebut tidak bergerak sedikit pun. Hal ini dikerjakan berulang-ulang bahkan tenaga sudah di tambah, namun lancang kuning tidak juga bergerak. Pawang Domo berkata pada Datuk Laksmana bahwa lancang kuning hanya dapat bergerak jika ada tumbal.

Dengan memanfaatkan keseempatan, Panglima Hasan pergi kerumah Zubaidah dan memintanya menjadi isterinya, tetapi Zubaidah menolak. Karena Zubaidah tetap menolak permintaannya, maka Zubaidah di tarik dan matanya di tutup dengan di bantu oleh pengawalnya. Setelah sampai di lancang kuning yang akan di luncurkan, Panglima Hasan mendorong tubuh Zubaidah kebawah lancang kuning dan memerintahkan supaya lancang

Nama Annisa Syafira / 04Kelas : X - E

Page 8: Kliping Sinopsis - Copy

1

kuning di dorong kelaut. Lancang kuning pun meluncur dengan mulus. Setelah lancang kuning sampai di laut tampaklah darah dan daging Zubaidah berserakan di tanah dan dan ketika itu turun lah hujan lebat petir dan angin kencang serta bertepatan waktu itu Panglima Umar merapat ke Pelabuhan Bukit Batu.

Pangeran Umar tidak menemukan isterinya di rumah, maka pergilah ia ke pelabuhan dan bertemu Panglima Hasan. Saat ia bertanya tentang isterinya, Pangeran Hasan mengatakan bahwa Zubaidah telah dijadikan gilingan lancang kuning oleh Datuk Laksmana. Hal ini membuat Panglima Umar sangat marah dan pergi menemui Datuk Laksmana. Dibunuhnya Datuk Laksmana, tetapi kemudian ia bertemu Pawang Domo, dan diceritakanlah yang sebenarnya oleh Pawang Domo.

Dari kejauhan terlihat Panglima Hasan hendak melarikan diri, tetapi Panglima Umar langsung menghampirinya dan membunuhnya. Kemudian ia mengatakan pada orang yang ada di pantai bahwa ia telah membunuh Datuk Laksmana dan Pangeran Hasan, maka ia akan pergi dengan membawa lancang kuning untuk selamanya.

Sesampainya Panglima Umar di Tanjung Jati, datanglah ombak besar dan angin topan sehingga lancang kuning tersebut karam dan ia bersama lancang kuning terkubur dalam laut Tanjung Jati. Kejayaan kerajaan Negeri Bukit Batu berangsur-angsur mundur dengan karamnya lancang kuning tanda kejayaan.

Page 9: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSISJoko Kendil (Auliya)

Karena bentuk tubuhnya yang menyerupai kendil 1(guci, periuk) seorang anak dijuluki Joko Kendil oleh penduduk di daerah sekitar ia tinggal. ia sering diejek dan dijauhi teman-temannya karena bentuk tubuhnya. Namun ia tak pernah bersedih akan hal itu. Dia tetap rajin bekerja membantu ibunya. Banyak yang sering memandangnya dengan aneh, tapi ia tetap percaya diri saat mengangkat barang-barang belanjaannya dari pasar.

Suatu hari, di kampung tempat tinggal Joko Kendil, datang sebuah keluarga baru. Keluarga

sederhana yang mempunyai seorang anak lelaki kurus dan botak. Karena tak ada sehelai pun rambut tumbuh di kepalanya, ia dinamai si Gundul.

Seperti yang telah terjadi pada Joko Kendil, si Gundul juga sering diejek. Si Gundul sering muram dan sedih karena ejekan teman-temannya. Joko Kendil terharu akan keadaan si Gundul, maka ia pun menghibur si Gundul. “Jangan sedih. Biarkan saja mereka menghina kita. Kita memang punya kekurangan. Tapi yang penting, kita tak menyakiti orang lain,” kata Joko Kendil kepada si Gundul. Sejak itu Joko Kendil sering bermain layang-layang bersama si Gundul. Si Gundul sangat jago bermain layang-layang. Belum ada anak kampung yang bisa bermain layang-layang sehebat itu. Joko Kendil senang bermain dengannya. Selain itu, si Gundul juga jago memanah, dia mengajarkan Joko Kendil membidikkan anak panahnya ke sasaran yang jauh dengan tepat. Persahabatan mereka makin erat, meskipun anak-anak kampung masih saja suka mengejek mereka.

Pada suatu hari, Joko Kendil mendengar cerita di kampungnya bahwa seorang raja mempunyai tiga orang putri yang cantik. Joko Kendil tertarik untuk melamar putri sang raja. Mendengar Joko Kendil hendak melamar putri raja, orang-orang kampung mencemoohnya karena tak mungkin lamarannya diterima oleh seorang pemuda dengan bentuk tubuh seperti dia. Hanya si Gundul satu-satunya yang memberi semangat kepada Joko Gendil. “Aku percaya kepadamu, Joko Kendil. Engkau pasti punya alasan kuat untuk melamar putri raja. Kebaikan hatimu, ketulusan, dan kejujuranmu jauh lebih berharga. Aku berharap sang

1 . kendil (bhs Jawa) = guci, periuk, tempat menyimpan nasi dari tanah liat, sekarang masih dapat dilihat pada tempat penjual gudeg asli jogja untuk menyimpan lauknya.

Nama : Auliya Y. Yasyfin / 05Kelas : X - E

Page 10: Kliping Sinopsis - Copy

1

putri melihat semua itu dalam dirimu.” Joko kendil terharu mendengarnya. Dipeluknya sahabatnya itu. Sebagai bekal perjalanan, si Gundul memberikan busur kesayangannya kepada Joko Kendil untuk menjaga diri.

Berangkatlah Joko Kendil dan ibunya ke istana. Dan disampaikannya di sana, niatnya untuk mempersunting putri raja. Putri sulung dan putri kedua langsung menolaknya begitu mereka melihat bentuk tubuh Joko Kendil. Namun, sang puti bungsu menerima pinangannya. Menikahlah Joko Kendil dengan putri bungsu sang raja dengan pesta yang sangat meriah.

Tak berapa lama kemudian, di istana diadakan adu ketangkasan memanah dan dimenangkan oleh seorang ksatria tampan. Putri sulung dan putri kedua tertarik kepada ksatria yang tak dikenal itu. Mereka mengejek putri bungsu yang tak mungkin mendapatka sang ksatria tampan tersebut karena telah menikah dengan Joko Kendil. Karena ejekan saudaranya, putri bungsu langsung menangis dan berlari ke kamarnya. Sesampainya di sana, dia menemukan sebuah guci yang kemudian dibanting hingga pecah berkeping-keping. Tak lama kemudian, muncullah ksatria tampan yang tadi memenangkan adu ketangkasan. ia sedang mencari-cari gucinya. “Siapa engkau? Mengapa engkau bisa berada di sini?” “Sesungguhnya, akulah suamimu, Putri. Aku Joko Kendil. Kini aku tak bisa berubah menjadi Joko Kendil yang dulu karena gucinya sudah pecah. Jadi, apakah engkau tetap mau menjadi istriku?” Putri bungsu menangis bahagia. Tak disangka, suaminya adalah seorang ksatria tampan. Mereka berdua segera melaporkan hal ini ke baginda raja yang dengan sukacita segera mengumumkannya ke seluruh kerajaan. Walaupun telah berubah wujud, Joko Kendil tetap mengingat sahabatnya, si Gundul, yang telah memberinya semangat untuk melamar sang putri. Di jemputlah si Gundul di kampungnya. Awalnya si Gundul menolaknya karena sudah tak mengenal lagi rupanya, namun setelah ditunjukkan busur yang dulu pernah ia berikan kepada Joko Kendil, barulah ia percaya. “Joko Kendil, aku mau diajak ke istana. Tapi apakah engkau tidak malu dengan keadaanku? Engkau bukanlah Joko Kendil yang dulu lagi, melainkan seorang ksatria tampan. Sedangkan aku tetap saja si Gundul yang kurus, botak, dan buruk rupa.” “Tentu saja aku tidak malu terhadap keadaanmu. Bukankah engkau tetap sahabatku yang terbaik? Keluhuran budimu jauh lebih bernilai daripada bentuk tubuhmu,” jawab Joko Kendil. Sejak itu, Joko Kendil dan si Gundul tinggal di istana. Si Gundul diangkat menjadi pelatih ketangkasan memanah prajurit kerajaan. Mereka tetap bersahabat, hidup rukun, saling menghargai dan sang menyayangi satu sama lain.

Amanat :

1. Janganlah berkecil hati ketika kita berbeda dengan yang lain. (Nilai moral)2. Janganlah menilai seseorang melalui fisiknya. (Nilai moral)3. Sesungguhnya dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. (Nilai religi)4. Sesungguhnya keluhuran budi lebih bernilai daripada bentuk tubuh. (Nilai moral)

Page 11: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSISSawerigading (Chandra)

Di sebuah hulu sungai Saqdan, Sulawesi Selatan, hiduplah seorang yang bernama Sawerigading. Dikisahkan, bahwa ayah Sawerigading memiliki dua orang istri, yang pertama dari bangsa manusia dan istri kedua dari bangsa jin. Sawerigading mempunyai saudara kembar tetapi mereka dipisahkan oleh kedua orangtuanya tanpa alasan yang jelas. Sawerigading tumbuh dewasa dan jatuh cinta kepada saudara kembarnya. Namun, ia dilarang ayahnya untuk menikahi saudara kandungnya tersebut. Akhirnya, ayahnya memerintahkan Sawerigading untuk meminang sepupunya yang berada di negeri Cina. Berbagai rintangan dan ujian dihadapi Sawerigading dalam perjalanannya menuju negeri Cina. Tetapi ia berhasil melewatinya segala rintangan tersebut.Sawerigading menikahi sepupunya yang bernama Cudai dan dikaruniai seorang anak laki-laki bernama La Galigo. Sawerigading memutuskan untuk kembali ke Sulawesi dan meninggalkan La Galigo yang pada saat itu masih bayi. Beberapa tahun kemudian, La Galigo berniat untuk menemui ayahnya di Sulawesi. La Galigo yang tak pernah bertemu dengan ayahnya akhirnya dipertemukan saat ayam jago miliknya bertarung dengan dengan ayam jago milik ayahnya. Akhirnya La Galigo memutuskan untuk tinggal bersama ayah dan ibunya di Sulawesi dan menjadi cikal bakal nenek moyang suku bugis makasar dan Luwu.

Amanat :1. Kita tidak diperbolehkan untuk menikahi saudara sekandung.2. Kita harus menuruti dan mendengarkan perintah orang tua.3. Jangan pernah lari dari masalah dan kita harus berjuang keras untuk

menghadapinya.4. Kita harus cerdik dalam menghadapi suatu permasalahan5. Kita harus bersikap sopan saat berbicara dengan orang lain dan berhadapan dengan

orang yang lebih tua.6. Kita harus bisa mencintai seseorang dengan tulus hati.7. Kita harus berani ketika menghadapi keadaan apapun.8. Kita tidak boleh sombong saat menghadapi seseorang yang lebih lemah.9. Jangan pernah menyerah dan mengeluh karena semua hal yang kita lakukan pasti

akan indah pada waktunya.

Nama : Chandra Indah R. O. B. S. / 06Kelas : X - E

Page 12: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSISCerita Rakyat Batu Menangis (Damara)

Pada zaman dulu kala, seorang anak perempuan dan ibunya yang miskin tinggal di sebuah desa. Mereka hidup berdua dalam keadaan yang begitu sederhana. Sang ayah telah lama meninggal dunia. Meskipun begitu, sang ibu selalu berusaha untuk membahagiakan anak perempuannya itu. Anak perempuan tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita. Sayangnya, perangai si gadis kurang begitu terpuji. Ia manja, keinginannya harus selalu dipenuhi tanpa peduli dengan keadaan ibunya. Ia juga enggan membantu pekerjaan sang ibu.

Suatu hari, sang gadis dan ibunya pergi ke pasar bersama ibunya. Letak pasar cukup jauh. Mereka berjalan kaki menuju pasar. Sang gadis berdandan sehingga penampilannya sangat menawan, sedangkan ibunya hanya mengenakan pakaian lusuh saja. Keadaan keduanya sangat bertolak belakang satu sama lain. Sepanjang jalan, banyak orang yang memperhatikan perbedaan ibu dan anak tersebut.

Saat memasuki pasar, semakin banyak orang yang berbisik-bisik mengomentari keduanya. Mereka sangat terpesona dengan kecantikan sang gadis, namun ada perempuan tua berpakaian lusuh di belakangnya. Beberapa orang menanyakan siapa perempuan tua di belakang sang gadis.

Gadis menjawab bahwa perempuan tua itu adalah pembantunya, bukan ibunya. Meskipun ada yang menduga perempuan tua itu ibunya, sang gadis selalu membantahnya. Selalu begitu setiap orang bertanya, “dia bukan ibuku. Dia pembantuku.” Begitu kalimat yang kerap diucapkannya. Mendengar pernyataan itu, sang ibu merasa sedih sekali. Ia kemudian berdoa pada Tuhan agar memberi hukuman setimpal atas penghinaan anak gadisnya.

Atas kekuasaan Tuhan, tubuh sang gadis berubah menjadi batu. Dimulai dari kakinya, kemudian menjalar ke kaki.

Sang gadis menangis tersedu-sedu mohon ampun pada ibunya. Namun, tubuh sang gadis terus membatu sampai akhirnya seluruh tubuh gadis berubah menjadi batu. Anehnya meskipun telah berubah menjadi batu, air mata sang gadis tetap terlihat, sehingga menjadi batu yang menangis.

Amanat :

1. Hormatilah seorang ibu sebagaimana mestinya2. Jadilah anak yang yang berbakti kepada orang, terutama ibu3. Doa seorang ibu itu mujarab, jadi janganlah jadi anak yang durhaka

Nama : Damara Hana Y. / 07Kelas : X - E

Page 13: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSISRara Jonggrang (Delia)

Konon di Jawa Tengah terdapat dua kerajaan yang bertetangga, Kerajaan Pengging dan Kerajaan Baka. Pengging adalah kerajaan yang subur dan makmur, dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana bernama Prabu Damar Maya. Prabu Damar Maya memiliki putra. Sedangkan kerajaan Baka dipimpin oleh raja danawa (raksasa) pemakan manusia bernama Prabu Baka. Prabu Baka dibantu oleh seorang Patih bernama Patih Gupala yang juga adalah raksasa. Meskipun berasal dari bangsa raksasa, Prabu Baka memiliki putri cantik bernama Rara Jonggrang. Untuk memperluas kerajaannya dan merebut kerajaan Pengging, Prabu Baka bersama Patih Gupala melatih balatentara dan menarik pajak dari rakyat untuk membiayai perang. Setelah persiapan matang, Prabu Baka beserta tentaranya menyerbu kerajaan Pengging. Pertempuran meletus di kerajaan Pengging. Banyak korban jatuh dari kedua belah pihak. Akibatnya rakyat Pengging menderita kelaparan, kehilangan harta benda, dan banyak yang tewas. Demi mengalahkan para penyerang, Prabu Damar Moyo mengirimkan putranya, Pangeran Bandung Bondowoso untuk bertempur melawan Prabu Baka. Pertempuran antara keduanya begitu hebat, dan berkat kesaktiannya Bandung Bondowoso berhasil mengalahkan dan membunuh Prabu Baka. Ketika Patih Gupala mendengar kabar kematian junjungannya, ia segera melarikan diri mundur kembali ke kerajaan Baka.

Pangeran Bandung Bondowoso mengejar Patih Gupala hingga kembali ke kerajaan Baka. Ketika Patih Gupala tiba di Keraton Baka, ia segera melaporkan kabar kematian Prabu Baka kepada Putri Rara Jonggrang. Mendengar kabar duka ini sang putri bersedih dan meratapi kematian ayahandanya. Setelah kerajaan Baka jatuh ke tangan balatentara Pengging, Pangeran Bandung Bondowoso menyerbu masuk ke dalam Keraton (istana) Baka. Ketika pertama kali melihat Putri Rara Jonggrang, seketika Bandung Bondowoso terpikat oleh kecantikan sang putri. Ia jatuh cinta dan melamar Rara Jonggrang. Akan tetapi sang putri menolak lamaran itu, karena ia tidak mau menikahi pembunuh ayahandanya dan penjajah negaranya. Bandung Bondowoso terus membujuk dan memaksa agar sang putri bersedia dipersunting. Akhirnya Rara Jonggrang bersedia dinikahi oleh Bandung Bondowoso, tetapi sebelumnya ia mengajukan dua syarat yang mustahil untuk dikabulkan. Syarat pertama adalah ia meminta dibuatkan sumur yang dinamakan sumur Jalatunda, syarat kedua adalah sang putri minta Bandung Bondowoso untuk membangun seribu candi untuknya. Meskipun syarat-syarat itu teramat berat dan mustahil untuk dipenuhi, Bandung Bondowoso menyanggupinya. Sang pangeran berhasil menyelesaikan sumur Jalatunda dengan kesaktiannya. Setelah sumur selesai, Rara Jonggrang berusaha memperdaya sang pangeran dengan membujuknya untuk turun ke dalam sumur dan memeriksanya. Setelah Bandung Bondowoso masuk ke dalam sumur, sang putri memerintahkan Patih Gupala untuk menutup dan menimbun sumur dengan batu, mengubur Bondowoso hidup-hidup. Akan

Nama : Delia Puspita / 08Kelas : X - E

Page 14: Kliping Sinopsis - Copy

1

tetapi Bandung Bondowoso berhasil keluar dengan mendobrak timbunan batu itu karena sakti. Bondowoso sempat marah akibat tipu daya sang putri, akan tetapi sang putri berhasil memadamkan kemarahan sang pangeran karena kecantikan dan rayuannya. Untuk mewujudkan syarat kedua, sang pangeran bersemedi dan memanggil makhluk halus, jin, setan, dan dedemit dari dalam bumi. Dengan bantuan makhluk halus ini sang pangeran berhasil menyelesaikan 999 candi. Ketika Rara Jonggrang mendengar kabar bahwa seribu candi sudah hampir rampung, sang putri berusaha menggagalkan tugas Bondowoso. Ia membangunkan dayang-dayang istana dan perempuan-perempuan desa untuk mulai menumbuk padi. Ia kemudian memerintahkan agar membakar jerami di sisi timur. Mengira bahwa pagi telah tiba dan sebentar lagi matahari akan terbit, para makhluk halus lari ketakutan bersembunyi masuk kembali ke dalam bumi. Akibatnya hanya 999 candi yang berhasil dibangun dan Bandung Bondowoso telah gagal memenuhi syarat yang diajukan Rara Jonggrang. Ketika mengetahui bahwa semua itu adalah hasil kecurangan dan tipu muslihat Rara Jonggrang, Bandung Bondowoso amat murka dan mengutuk Rara Jonggrang menjadi batu. Sang putri berubah menjadi arca yang terindah untuk menggenapi candi terakhir. Menurut kisah ini situs Keraton Ratu Baka di dekat Prambanan adalah istana Prabu Baka, sedangkan 999 candi yang tidak rampung kini dikenal sebagai Candi Sewu, dan arca Durga di ruang utara candi utama di Prambanan adalah perwujudan sang putri yang dikutuk menjadi batu dan tetap dikenang sebagai Rara Jonggrang yang berarti "gadis yang ramping".

Amanat :

1. Jangan sombong jika mempunyai suatu keahlian.2. Jangan suka membuat janji palsu ke orang lain.3. Jangan suka berbuat curang karena itu akan membawa dampak buruk ke kita sendiri.

Nama : Fadhillah Ainurrohmah / 09Kelas : X - E

Page 15: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSISCerita Rakyat La Dana dan Kerbaunya (Fadhillah)

La Dana adalah seorang anak petani dari Toraja. Ia sangat terkenal akan kecerdikannya. Kadangkala kecerdikan itu ia gunakan untuk memperdaya orang. Sehingga kecerdikan itu menjadi kelicikan.

Pada suatu hari ia bersama temannya diundang untuk menghadiri pesta kematian. Sudah menjadi kebiasaan di tanah toraja bahwa setiap tamu akan mendapat daging kerbau. La Dana diberi bagian kaki belakang dari kerbau. Sedangkan kawannya menerima hampir seluruh bagian kerbau itu kecuali bagian kaki belakang.

Lalu La Dana mengusulkan pada temannya untuk menggabungkan daging-daging bagian itu dan menukarkannya dengan seekor kerbau hidup. Alasannya adalah mereka dapat memelihara hewan itu sampai gemuk sebelum disembelih. Mereka beruntung karena usulan tersebut diterima oleh tuan rumah.

Seminggu setelah itu La Dana mulai tidak sabar menunggu agar kerbaunya gemuk. Pada suatu hari ia mendatangi rumah temannya, dimana kerbau itu berada, dan berkata "Mari kita potong hewan ini, saya sudah ingin makan dagingnya." Temannya menjawab, "Tunggulah sampai hewan itu agak gemuk." Lalu La Dana mengusulkan, "Sebaiknya kita potong saja bagian saya, dan kamu bisa memelihara hewan itu selanjutnya." Kawannya berpikir, kalau kaki belakang kerbau itu dipotong maka ia akan mati. Lalu kawannya membujuk La Dana agar ia mengurungkan niatnya. Ia menjanjikan La Dana untuk memberinya kaki depan dari kerbau itu.

Seminggu setelah itu La Dana datang lagi dan kembali meminta agar bagiannya dipotong. Sekali lagi kawannya membujuk. Ia dijanjikan bagian badan kerbau itu asal La Dana mau menunda maksudnya. Baru beberapa hari berselang La Dana sudah kembali kerumah temannya. Ia kembali meminta agar hewan itu dipotong.

Kali ini kawannya sudah tidak sabar, dengan marah ia pun berkata, "Kenapa kamu tidak ambil saja kerbau ini sekalian! Dan jangan datang lagi untuk mengganggu saya." La dana pun pulang dengan gembiranya sambil membawa seekor kerbau gemuk.

Amanat :

1. Janganlah menggunakan kepandaian yang kita miliki untuk memperdaya orang lain (nilai moral)

2. Kita harus senantiasa berbagi dengan orang lain dan tidak hanya memikirkan diri sendiri (nilai sosial)

3. Kita harus mensyukuri apa yang telah kita dapatkan dan tidak serakah untuk mendapatkan apa yang telah dimiliki oleh orang lain (nilai moral).

SINOPSIS

Nama : Fairuz Humaida / 10Kelas : X - E

Page 16: Kliping Sinopsis - Copy

1

Legenda Rawa Pening (Fairuz)

Pada zaman dahulu di desa Ngasem hidup seorang gadis bernama Endang Sawitri. Tak seorangpun penduduk desa yang tahu kalau Endang Sawitri punya seorang suami, namun ia hamil. Tak lama kemudian ia melahirkan. Yang dilahirkannya bukan seorang bayi melainkan seekor Naga. Anehnya Naga itu bisa berbicara seperti halnya manusia. Naga itu diberi nama Baru Klinting.

Di usia remaja Baru Klinting bertanya kepada ibunya. Apakah Baru Klinting mempunyai Ayah? Siapa ayahnya sebenarnya? Ibu menjawab, bahwa ayah Baru Klinting seorang raja yang saat ini sedang bertapa di gua lereng gunung Telomaya. Sudah waktunya Baru Klinting mencari dan menemui bapaknya. Ibunya mengizinkan Baru Klinting ke sana dan membawa klintingan ini sebagai bukti peninggalan ayah Baru Klinting dulu. Akhirnya Baru Klinting berangkat ke pertapaan Ki Hajar Salokantara, ayahnya.

Sampai di pertapaan Baru Klinting masuk ke gua dengan hormat, di depan Ki Hajar dan bertanya, “Apakah benar ini tempat pertapaan Ki Hajar Salokantara?” Kemudian Ki Hajar menjawab, “Ya, benar, saya Ki Hajar Salokantara.” Dengan sembah sujud di hadapan Ki Hajar, Baru Klinting mengatakan berarti Ki Hajar adalah orang tuaku yang sudah lama aku cari-cari, aku anak dari Endang Sawitri dari desa Ngasem dan ini Klintingan yang konon kata ibu peninggalan Ki Hajar. Ya benar, dengan bukti Klintingan itu kata Ki Hajar. Namun aku perlu bukti satu lagi kalau memang kamu anakku coba kamu melingkari gunung Telomoyo ini, kalau bisa, kamu benar-benar anakku. Ternyata Baru Klinting bisa melingkarinya dan Ki Hajar mengakui kalau ia benar anaknya. Ki Hajar kemudian memerintahkan Baru Klinting untuk bertapa di dalam hutan lereng gunung.

Suatu hari penduduk desa Pathok mau mengadakan pesta sedekah bumi setelah panen usai. Mereka akan mengadakan pertunjukkan berbagai macam tarian. Untuk memeriahkan pesta itu rakyat beramai-ramai mencari hewan, namun tidak mendapatkan seekor hewan pun. Akhirnya mereka menemukan seekor Naga besar yang bertapa langsung dipotong-potong, dagingnya dibawa pulang untuk pesta. Dalam acara pesta itu datanglah seorang anak jelmaan Baru Klinting ikut dalam keramaian itu dan ingin menikmati hidangan. Dengan sikap acuh dan sinis mereka mengusir anak itu dari pesta dengan paksa karena dianggap pengemis yang menjijikkan dan memalukan. Dengan sakit hati anak itu pergi meninggalkan pesta. Ia bertemu dengan seorang nenek janda tua yang baik hati. Diajaknya mampir ke rumahnya. Janda tua itu memperlakukan anak seperti tamu dihormati dan disiapkan hidangan. Di rumah janda tua, anak berpesan, “Nek, Kalau terdengar suara gemuruh nenek harus siapkan lesung, agar selamat!”. Nenek menuruti saran anak itu.

Page 17: Kliping Sinopsis - Copy

1

Sesaat kemudian anak itu kembali ke pesta mencoba ikut dan meminta hidangan dalam pesta yang diadakan oleh penduduk desa. Namun warga tetap tidak menerima anak itu, bahkan ditendang agar pergi dari tempat pesta itu. Dengan kemarahan hati anak itu mengadakan sayembara. Ia menancapkan lidi ke tanah, siapa penduduk desa ini yang bisa mencabutnya. Tak satu pun warga desa yang mampu mencabut lidi itu. Akhirnya anak itu sendiri yang mencabutnya, ternyata lubang tancapan tadi muncul mata air yang deras makin membesar dan menggenangi desa itu, penduduk semua tenggelam, kecuali Janda Tua yang masuk lesung dan dapat selamat, semua desa menjadi rawa-rawa, karena airnya sangat bening, maka disebutlah “Rawa Pening” yang berada di kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Amanat :1. Kita tidak boleh jahat kepada siapa pun bahkan pelit kepada siapa pun.2. Kita harus bersikap dermawan kepada orang yang sangat membutuhkan.3. Setiap ada sesuatu, kita harus memberi tahu kepada orang lain agar tidak dianggap

berperilaku negatif

Page 18: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSISLutung Kasarung (Fikry)

Prabu Tapa Agung adalah seorang raja yang usianya sudah sangat tua. Prabu Tapa Agung memiliki 2 orang anak perempuan, Purbararang dan Purbasari. Prabu Tapa Agung merencanakan untuk pensiun menjadi seorang raja, dan ia bingung untuk mencari siapa pengganti setelahnya. Ia mengingikan Purbasari menggantikan posisinya untuk memimpin kerajaan ini.

Mendengar berita tersebut, Purbararang marah dan ia tidak terima dengan apa yang ayahnya sudah putuskan, “Kamu tidak bisa meminta nya sebagai penggantimu untuk memimpin kerajaan ini, Ayah. Aku lebih tua daripadanya. Aku lebih cocok untuk menjadi ratu daripada Purbasari!” kata Purbararang. Tetapi, ayahnya tetap memilih Purbasari sebagai penggantinya untuk memimpin kerajaan. Purbararang akhirnya memiliki sebuah rencana jahat yang ia bicarakan dengan tunangan nya, Indrajaya. Mereka bersama-sama pergi ke tukang sihir dan memintanya untuk memberi Purbasari penyakit. Kemudian kulit Purbasari menjadi jelek, memiliki bintik bintik hitam disekujur tubuhnya. “Kamu sudah tidak cantik seperti ku. Kamu tidak bisa menjadi ratunya. Malahan, kau harus meninggalkan kerajaan ini dan tinggal lah di hutan,” kata Purbararang. Purbasari sangat sedih, sekarang ia tinggal di hutan. Setiap hari ia habiskan dengan bermain dengan hewan hewan yang ada di hutan.

Ada sebuah monyet yang tinggal di hutan tersebut yang selalu mencoba untuk menghiburnya. Ia hanyalah seekor monyet biasa, tetapi ia memiliki kekuatan magic. Monyet itu juga bisa berbicara dengan manusia. Nama monyet tersebut adalah Lutung Kasarung.

Lutung Kasarung mencoba untuk menolong Purbasari, ia membuat danau kecil dan ia menyuruh Purbasari untuk mandi di danau tersebut. Tak disangka, kulitnya berbah menjadi baik seperti yang dulu. Akhirnya dia menyuruh Lutung Kasarung untuk menemaninya kembali ke istana.

Purbararang sangat terkejut dengan kedatangan Purbasari yang sudah kembali seperti semula. Purbararang menyadari bahwa ia sampai pada rencana buruk. Purbararang berkata,”Siapa yang memiliki rambut panjang, ia akan jadi ratunya.” Raja tersebut menyadari rambut kedua anaknya. Purbasari memiliki rambut yang panjang. Tetapi Purbararang tidak menyerah,”Seorang ratu harus memiliki tunangan yang ganteng, jika tunangan ku lebih baik daripada milikmu, maka aku yang akan menjadi ratunya.”

Purbasari sangat sedih. Ia tidak memiliki tunangan, dan ia tau bahwa tunangan Purbararang, Indrajaya adalah sosok yang ganteng. Purbararang berkata,”Ini adalah tunanganku. Mana milikmu?” Lutung Kasarung segera datang, Purbararang tertawa terbahak bahak melihat tunangan Purbasari adalah seekor monyet. Tetapi tiba tiba Lutung Kasarung berubah menjadi sosok yang tampan yang mengalahkan Indrajaya. Akhirnya

Nama : Fikry Asri Islami / 11Kelas : X - E

Page 19: Kliping Sinopsis - Copy

1

Purbasari menjadi ratu kerajaan tersebut dan ia memaafkan Purbararang dan mengizinkan Purbararang untuk tetap tinggal di istana.

Amanat :

1. Jangan mudah meremehkan orang lain : Nilai moral2. Kesabaran membuahkan sesuatu yang sudah seharusnya milik kita : Nilai moral3. Jangan iri hati keda sesama, apalagi kepada saudara sendiri : Nilai moral4. Tuhan itu adil, siapa yang berlaku jahat maka ia akan mendapat hal yang setimpal,

dan barangsiapa yang tetap sabar dan berlaku baik maka ia akan mendapat ganjaran yang setimpal pula : Nilai religius

5. Jangan menilai seseorang hanya dari penampilan, yang terpenting adalah hatinya : Nilai moral

Page 20: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSISAnde-Ande Lumut (Litany)

Karena sudah melekat,seorang kesatria terpaksa harus meninggalkan istana karena dipaksa oleh orang tuanya untuk menikah dengan wanita lain.Pemaksaan ini terjadi karena sang permaisuri raja meninginkan Galuh Ajeng yang harus menikah dengan Panji Asmara bangun , pada hal wanita yang dicintai adalah kakak tiri dari Galuh Ajeng bernama Galuh Chandra Kirana.

Strategi sang permaisuri sungguh sangat jitu , ia membuat Galuh Chandra di usir dari istana karena difitnah akan membunuh yang permaesuri dengan cara meracuninya.Sang raja karena begitu cintanya pada permaisuri memakan secara utuh fitnah tersebut sebagai akibat putri Galuh Chandra diusir dari Istana.

Galuh Candra pergi. Dengan niat yang baik dan dalam rangka cari pengalaman hidup diluar istana sang putri terpaksa harus dipindah ditempat janda kaya yang sudah berputra tiga kebetulan putrid semua.Tiga anaknya ini diberi nama Kleting abang, kleting ijo dan kleting biru.Pada mulanya perlakuan pada sang putri sangat baik dan malah diangkat sebagai anak bungsu dan diberi nama Kleting Kuning.Namun akibat hasutan ketiga putri kandungnya janda tersebut berubah sikap terhadap kleting Kuning . Ia dianggap sebagai pembantu , tidak boleh bersolek , berdandan seperti tiga kakaknya.

Pada suatu hari sang janda mendengar informasi bahwa di desa seberang kali ada pemuda anak janda Dadapan berniat ingin mencari jodoh dengan cara mengadakan sayembara kecantikan alami.Janda itu segera mengumpulkan tiga putrinya agar mengikuti sayembara tersebut.Mereka bertiga berhias ,bersolek secantik-cantiknya dan segera pergi meninggalkan desa menuju tempat sayembara.

Sampai ditepi sungai yang lebar mereka berhenti sejenak sampai mengamati tukang satang getek , tiba munculah tukang satang yang wajahnya menakutkan ia bernama Yuyu Rumpung.Ia menawarkan jasa untuk mengantar mereka bertiga tetapi upahnya bukan uang ,upahnya hanya minta dicium(sun sing suwe).Tawaran ini membuat tiga putri bergembira karena tanpa keluar duit akan sampai ditempat tujuan,wal hasil mereka bertiga segera sampai di sebrang.

Dirumah Kleting kuning menanyakan kepada ibunya, kemana kakak-kakaknya pergi.Sang Ibu semula tidak bereterus terang , namun karena desakan Kleting Kuning ia menjelaskan apa adanya. Tanpa berpikir panjang dengan pakaian yang compang camping Kleting Kuning pergi menyusul kepergian kakaknya.Sampai dipinggir sungai ia minta disebrangkan oleh Yuyu Rumpung tetapi ditolak karena ia tidak cantik .Pada saat itu Kleting Kuning sudah membawa pusaka Sada Lanang pemeberian dari Bathara narada, kemudian

Nama : Litany Eldest N. B. / 12Kelas : X - E

Page 21: Kliping Sinopsis - Copy

1

sungai itu dipukul dengan sada (lidi) akhirnya air terbelah seperti jembatan ,dengan sanatai Kleting Kuning melewatinya.

Dirumah mbok randa Dadapan ,Andai Lumut sedang diam disingga sana sambil menyanyikan lagu-lagu merana,tiba diusikan oleh ibunya arga menemui tiga tamu wanita-wanita cantik, tetapi sang putra mau karena tiga putrid tersebut sudah jadi sisanya yuyu kangkang.Betapa kecewanya mbok Randa ,ia segera menemui tiga putrid cantik dan menanyakan apa yang terjadi dengan Yuyu kangkang. Belum selesai bicara datanglah Kleting kuning yang bermaksud sama dengan ketiga kakak tirinya.Mbok Randa sebenarnya enggan menyampaikan pada putranya sebab penampilan Kleting Kuning tidak seperti tiga putrid sebelumnya.

Andai-Andai Lumut begitu diberi tahu ibunya langsung turun dan menyatakan menerima Kleting kuning sebagai Isterinya. Semua yang ada menjadi terkejut mengapa malah Kleting kuning yang berwajah buruk diterima sebagai isteri. Pada saat itulah Ande-ande lumut menjelaskan siapa sebenarnya dirinya dan siapa pula Kleting kuning. Setelah mereka tahu bahwa mereka itu adalah calon Raja dan ratunya maka serempak mereka yang ada menghaturkan sembah.

Amanat :

1. Kita harus menghormati orang tua2. Kita harus selalu menjadi diri sendiri3. Hilangkan sifat iri dan dengki4. Harus ikhlas,dan rela berkorban5. Harus selalu sabar dalam menghadapi cobaan

Page 22: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSISCerita Rakyat Roro Mendut (Mamlu’)

Roro Mendut adalah seorang gadis biasa yang dibesarkan di pesisir pantai. Ia tumbuh menjadi kuat dan lincah karena kegemaran bermain di hamparan pasir pantai. Tidak seperi gadis lainnya, Roro Mendut tidak sudi dipersunting oleh adipati pangeran. Suatu ketika terjadi pertempuran besar yang menyebabkan Roro Mendut menjadi putri boyong untuk Mataram. Karena Sultan Agung sangat bahagia dan berkenan menghadiahkan semua hasil rampasan perang itu kepada Tumenggung Wiroguno yang berhasil memimpin penumpasan pemberontakan Kadipaten di pantai utara Jawa di abad XVII tersebut. Di mataram, Roro Mendut terpilih untuk menari di acara penyambutan panglima Wiroguno. Wiruguno terpesona oleh kecantikan Roro Mendut dan ingin menjadikannya selir. Roro Mendut menolak untuk dijadikan selir. Wiroguno sangat terpukul dan harga dirinya runtuh, karena ditolak Roro Mendut. Demi menegakkan wibawa dan harga dirinya, Wiroguno menghukum Roro Mendut untuk membayar pajak yang sangat besar jumlahnya. Ternyata Roro Mendut selalu bisa memenuhinya. Caranya, dia mengisap dan menjual rokok itu di sebuah warung tertutup. Makin pendek batang rokok yang diisap, makin mahal harganya. Disitu ia bertemu Pronocitro, teman masa kecilnya yang ia cintai.

Tentu saja hubungan cinta mereka terhalang oleh kungkungan Tumenggung Wiroguno. Maka Pronocitro mencari siasat dengan menghamba kepada Tumenggung Wiroguno. Pada suatu kesempatan ia mengajak Roro Mendut melarikan diri, mencari kebebasan dan kebahagiaan bersama. Tentu saja Wiroguno sangat murka. Ia bertekad menangkap Roro Mendut kembali, bukan semata-mata karena persoalan harga diri dan wibawa pribadi. Demi menegakkan citra keagungan dan kekuasaan Mataram yang jaya atas daerah Kadipaten Pati. Pronocitro dan Roro Mendut terdesak di pinggir jurang. Pronocitro dan wiruguno pun bertengkar hebat dan Pronocitro pun kalah. Ia hampir tercebur ke dalam jurang tapi Roro Mendut berhasil memegang tangannya. Wiroguno membantu Roro Mendut menarik Pronocitro, tetapi ia lepas dari genggaman Roro Mendut. Roro Mendut menyusul kekasihnya ke dalam jurang. Mereka berdua mati bersama di jurang itu

Amanat :

1. Hendaknya kita tidak memaksakan kehendak kita2. Hendaknya kita bersikap lapang dada dalam segala persoalan apapun3. Hendaknya kita tidak mementingkan kepentingan kita sendiri

Nama Mamlu’atul Azizah / 13Kelas : X - E

Page 23: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSISAsal Usul Kota Banyuwangi (Miranda)

Pada zaman dahulu di kawasan ujung timur Propinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan besar. Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu. Suatu hari, Raden Banterang disertai beberapa pengiringnya berburu ke hutan. Ketika Raden Banterang berjalan sendirian, ia melihat seekor kijang melintas di depannya. Ia segera mengejar kijang itu hingga masuk jauh ke hutan. Ia terpisah dengan para pengiringnya. Namun baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba dikejutkan kedatangan seorang gadis cantik jelita.

Raden Banterang memberanikan diri mendekati gadis cantik itu. Raden Banterang pun memperkenalkan dirinya. Gadis cantik itu menyambutnya. Gadis itu menjelaskan bahwa dia menyelamatkan diri dari musuh, ayahnya telah gugur dari peperangan. Mendengar kabar itu, Raden Banterang terkejut bukan kepalang. Melihat penderitaan puteri Raja Klungkung itu, Raden Banterang segera menolong dan mengajaknya pulang ke istana. Tak lama kemudian mereka menikah membangun keluarga bahagia.

Pada suatu hari, puteri Raja Klungkung berjalan-jalan sendirian ke luar istana. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang berpakaian compang-camping. Setelah mengamati wajah lelaki itu, ia baru sadar bahwa itu adalah kakak kandungnya bernama Rupaksa. Rupaksa datang untuk mengajak adiknya membalas dendam, karena Raden Banterang telah membunuh ayahnya. Surati menceritakan bahwa ia sudah menjadi istri Raden Banterang. Dengan begitu, Surati menolak ajakan kakak kandungnya. Rupaksa marah mendengar jawaban adiknya. Namun, ia sempat memberikan sebuah kenangan berupa ikat kepala kepada Surati. Rupaksa berpesan bahwa ikat kepala itu diletakkan di bawah kasurnya.

Pertemuan Surati dengan Rupaksa tidak diketahui oleh Raden Banterang, karena Raden Banterang sedang berburu di hutan. Ketika ia berada di tengah hutan, tiba-tiba ia dikejutkan oleh kedatangan seorang lelaki berpakaian compang-camping. Lelaki itu menjelaskan bahwa nyawa Raden Banterang sedang terancam bahaya yang direncanakan oleh istrinya, dengan bukti bahwa ada ikat kepala dari sang pembunuh di bawah kasur istrinya. Setelah itu, lelaki itu hilang secara misterius. Terkejutlah Raden Banterang mendengar laporan lelaki misterius itu. Ia pun segera pulang ke istana dan segera menuju ke peraduan istrinya. Dicarinya ikat kepala yang telah diceritakan oleh lelaki tadi. Raden Banterang menemukan ikat kepala itu dan menuduh Surati ingin membunuhnya, namun Surati mengelak bahwa dia tidak merencanakan hal itu. Namun Raden Banterang tidak percaya, dia berencana ingin membunuh istrinya.

Raden Banterang berniat menenggelamkan istrinya di sebuah sungai. Setelah tiba di sungai, Raden Banterang menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki compang-

Nama : Miranda Hafarah R. S. / 14Kelas : X - E

Page 24: Kliping Sinopsis - Copy

1

camping ketika berburu di hutan. Sang istri pun menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki berpakaian compang-camping seperti yang dijelaskan suaminya. Surati menjelaskan bahwa lelaki itu adalah kakak kandungnya, dan ia yang memberi ikat kepala itu.

Karena Raden Banterang tetap tidak percaya, akhirnya dia mengatakan bahwa dia akan masuk ke dalam sungai itu. Jika airnya menjadi bening dan harum, berarti dia jujur. Tapi, jika tetap keruh dan bau berarti dia salah. Raden Banterang menganggap ucapan istrinya itu mengada-ada. Maka, Raden Banterang segera menghunus keris yang terselip di pinggangnya. Bersamaan itu pula, Surati melompat ke tengah sungai lalu menghilang.

Tidak berapa lama, terjadi sebuah keajaiban. Bau harum merebak di sekitar sungai. Melihat kejadian itu, Raden Banterang sangat menyesal. Ia meratapi kematian istrinya, dan menyesali kebodohannya. Namun sudah terlambat. Sejak itu, sungai menjadi harum baunya. Dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinya harum. Nama Banyuwangi kemudian menjadi nama kota Banyuwangi.

Amanat :

1. Cinta itu butuh rasa saling percaya.2. Jangan mudah percaya dengan perkataan orang yang baru kita kenal.3. Kita harus saling memaafkan pada sesama manusia.4. Kita tidak boleh memiliki rasa dendam pada sesama.

Page 25: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSISLegenda Batu Belah (Nabilah)

Pada jaman dahulu di tanah Gayo, Aceh – hiduplah sebuah keluarga petani yang sangat miskin. Ladang yang mereka punyai pun hanya sepetak kecil saja sehingga hasil ladang mereka tidak mampu untuk menyambung hidup selama semusim, sedangkan ternak mereka pun hanya dua ekor kambing yang kurus dan sakit-sakitan. Oleh karena itu, untuk menyambung hidup keluarganya, petani itu menjala ikan di sungai Krueng Peusangan atau memasang jerat burung di hutan. Apabila ada burung yang berhasil terjerat dalam perangkapnya, ia akan membawa burung itu untuk dijual ke kota.

Suatu ketika, terjadilah musim kemarau yang amat dahsyat. Akibatnya, ladang petani itu tidak memberikan hasil sedikit pun. Petani ini mempunyai dua orang anak. Yang sulung bernama Sulung, sedangkan adiknya Bungsu baru berumur satu tahun. Ibu mereka kadang-kadang membantu mencari nafkah dengan membuat periuk dari tanah liat. Si Sulung ini bukan main nakalnya. Ia selalu merengek minta uang, padahal ia tahu orang tuanya tidak pernah mempunyai uang lebih. Apabila ia disuruh untuk menjaga adiknya, ia akan sibuk bermain sendiri tanpa peduli apa yang dikerjakan adiknya.

Pada suatu hari, si Sulung diminta ayahnya untuk pergi mengembalakan kambing ke padang rumput. Agar kambing itu terlihat gemuk sehingga orang mau membelinya agak mahal. Akan tetapi, Sulung malas. Ia lalu tidur di bawah pohon. Ketika si Sulung kambing yang digembalakannya sudah tidak ada. Saat ayahnya menanyakan kambing itu kepadanya, dia berkata bahwa kambing itu hanyut di sungai. Petani itu memarahi si Sulung, akhirnya petani itu memutuskan untuk berangkat ke hutan menengok perangkap.

Di dalam hutan, petani itu melihat seekor anak babi hutan terjerat dalam jebakannya. Tiba-tiba, semak belukar di depan petani itu terkuak. Dua bayangan hitam muncul menyerbu petani itu. Belum sempat berbuat sesuatu, petani itu telah terkapar di tanah dengan tubuh penuh luka. Ternyata kedua induk babi itu amat marah karena anak mereka ditangkap. Petani itu berusaha melawan induk babi yang sedang murka itu.

Namun ketika ia mengayunkan parangnya ke tubuh babi hutan itu, parangnya patah menjadi dua. Babi hutan yang terluka itu semakin marah. Petani itu lari dikejar babi hutan. Ketika ia meloncati sebuah sungai kecil, ia terpeleset dan jatuh sehingga kepalanya terantuk batu. Tewaslah petani itu tanpa diketahui anak istrinya. Sementara itu di rumah isri petani itu sedang memarahi si Sulung karena si Sulung telah membuang segenggam beras terakhir yang mereka punyai ke dalam sumur.

Karena segenggam beras yang mereka miliki telah dibuang si Sulung ke dalam sumur maka istri petani itu berniat menjual periuk tanah liatnya ke pasar. Ia menyuruh si Sulung menjaga adiknya. Akan tetapi, Si Sulung malah menggerutu. Lalu, dibantingnya kedua periuk

Nama : Nabilah Rifdha E. / 14Kelas : X - E

Page 26: Kliping Sinopsis - Copy

1

tanah liat. Kedua periuk itu pun hancur berantakan di tanah. Ibu si Sulung sangat terkejut. Kemudian Si Sulung disuruhnya makan pisang saja. Namun si tidak mau makan pisang. Ia ingin makan nasi dengan lauk gulai ikan. Sungguh sedih ibu si Sulung mendengar permintaan anaknya itu. Ketika si Sulung sedang marah, datang seorang tetangga mereka mengabarkan bahwa ayah si Sulung tewas di tepi sungai. Alangkah sedih ibu si Sulung. Dipeluknya si Sulung sambil menangis. Tetapi si Sulung tidak tampak sedih sedikit pun. Ia merasa tidak ada lagi yang memerintahkannya untuk melakukan hal-hal yang tidak disenanginya.

Ibu si Sulung sudah merasa tidak kuat lagi menghadapi anaknya. Ibu si Sulung lalu menuju ke sebuah batu besar yang menonjol, yang disebut orang Batu Belah. Sesampainya di sana, ibu si Sulung pun bernyanyi. Batu belah batu bertangkup. Hatiku alangkah merana. Batu belah batu bertangkup. Bawalah aku serta. Sesaat kemudian, bertiuplah angin kencang dan batu besar itu pun terbelah. Setelah ibu si Sulung masuk ke dalamnya, batu besar itu merapat kembali. Melihat kejadian itu, timbul penyesalan di hati si Sulung. Ia menangis keras dan memanggil ibunya sampai berjanji tidak akan nakal lagi, namun penyesalan itu datangnya sudah terlambat. Ibunya telah menghilang ditelan Batu Belah.

Amanat :

1. Sebagai anak harus tahu terimakasih. Tidak boleh terus menyusahkan orang tua.2. Harus mematuhi orang tua.3. Penyesalan selalu datang di akhir. Oleh karena itu, janganlah berbuat jelek sehingga

nantinya tidak menyesal .

Page 27: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSISPutri Junjung Buih (Nisrina)

Kerajaan Amuntai dipimpin oleh dua bersaudara, yakni Padmaraga yang disebut Raja Tua dan Sukmaraga yang biasa disebut Raja Muda. Keduanya tidak berputra. Oleh karena itu, mereka terus berdo’a agar segera dikaruniai keturunan. Raja Muda berdo’a di sebuah tempat dekat Kota Banjarmasin. Begitu kuanya dia memohon sehingga tak lama kemudian, istrinya hamil dan dianugerahi sepasang anak kembar yang rupawan.

Demikian pula Raja Tua berdo’a di Candi Agung, di luar Kota Amuntai. Setelah sekian lama berdo’a dia pulang ke Amuntai. Dalam perjalanan pulang, dia melewati sebuah sungai. Tampak olehnya seorang bayi perempuan yang sangat cantik terapung-apung di atas sungai, tepat di atas buih. Padmaraga menghentikan perjalananya. Kemudian Raja Tua memerintahkan pada Datuk Pujung tetua istana untuk mengambil bayi di atas buih tersebut. Raja Tua ingin menyelamatkan bayi itu dan menjadikannya sebagai anak asuhnya.

Datuk Pujung segera mendekat ke tempat buih yang di atasnya terbaring bayi perempuan itu. Datuk Pujung berusaha mengambil bayi itu, tetapi buih bergerak terus mengombang-ambingkan si bayi. Rupanya bayi itu sangat susah di dekati. Kemudian dengan tiba-tiba bayi itu berbicara kepada Datuk Pujung. Bayi tersebut bersedia ikut dengan Raja Tua asalkan permintaannya dipenuhi. Semua orang yang mendengar terheran-heran. Bagaimana mungkin ada seorang bayi yang bisa bicara.

Datuk Pujung terperanjat. Ketika bayi itu berkata bahwa dirinya akan ikut ke istana dengan Raja Tua asalkan diberi selembar kain dan selimut yang selesai ditenun dalam waktu setengah hari. Selain itu, bayi tersebut juga ingin dijemput oleh empat puluh wanita cantik. Permintaan bayi itu disampaikan kepada Raja Tua. Raja Tua segera memerintahkan untuk mencari empat puluh wanita cantik dan mengumumkan sayembara untuk menenun kain dan selimut dalam waktu setengah hari.

Banyak yang mengikuti sayembara, tetapi belum ada yang dapat menyelesaikan tenunan dalam waktu setengah hari. Sampai kemudiam, datanglah seorang perempuan bernama Ratu Kuripan. Ratu Kuripan dapat menyelesaikan tugasnya menenun selembar kain dan selimut dalam waktu setengah hari. Hasilnya pun sangat mengagumkan.

Bayi di atas buih itu pun dapat diambil dan diangkat anak oleh Raja Tua. Bayi itu kemudian dinamai Putri Junjung Buih. Sementara itu, Ratu Kuripan diangkat menjadi pengasuh Putri Junjung Buih. Ratu Kuripan mengajarkan semua ilmu yang dimilikinya dan membimbing Putri Junjung Buih hingga dewasa. Karena kecerdasannya, Putri Junjung Buih tumbuh menjadi putri yang sangat cantik serta dikaruniai kepandaian yang luar biasa. Raja Tua sangat menyayanginya. Kelak di kemudian hari, Putri Junjung Buih menjadi anutan takyat

Nama : Nisrina Abdul Basid / 17Kelas : X - E

Page 28: Kliping Sinopsis - Copy

1

Amuntai dan menikah dengan pangeran dari karajaan Majapahit. Akhirnya mereka menurunkan raja-raja yang berkuasa di wilayah Kalimantan.

Cerita Rakyat dari Kalimantan Selatan yang berjudul Putri Junjung Buih menceritakan tentang asal muasal kehadiran sang Putri Junjung Buih yang kemudian menjadi anak Raja Amuntai Kalimantan Selatan.

Amanat :

1. Untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan kita harus berusaha keras2. Disamping berusaha keras untuk mencapai yang kita inginkan, kita tidak boleh lupa

untuk berdoa kepada Allah. Karena Allah-lah yang menentukan nasib dari usaha kita3. Kecerdasan dan kepandaian yang kita miliki tidak semata – mata kita dapatkan

sewaktu kita lahir. Melainkan karena kita terus belajar untuk mencari ilmu

Page 29: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSISLegenda Gunung Arjuno (Nilna)

Pada suatu ketika Arjuna bertapa di puncak sebuah gunung dengan sangat tekunnya, hingga berbulan–bulan. Karena ketekunannya hingga tubuhnya mengeluarkan sinar yang memiliki kekuatan yang sangat luar biasa. Karena perbawanya yang hebat jika burung berani terbang di atasnya pastilah jatuh tersungkur. Makhluk apapun tak berani mengganggu.

Begitu khusyuknya Arjuna bersemedi hingga menimbulkan goro-goro di Kahyangan Suralaya, Kahyangan geger. Kawah condrodimuko mendidih menyemburkan muntahan lahar. Bumi bergoncang, petir menggelegar di siang bolong, terjadi hujan salah musim hingga menimbulkan banjir, menyebarkan penyakit, orang yang sore sakit pagi mati, pagi sakit sore mati. Bahkan gunung tempatnya bertapa menjadi terangkat menjulang ke langit.

Para Dewa sangat kuatir, mereka berkumpul mengadakan sidang dipimpin oleh Batara Guru. “Ada apa gerangan yang terjadi di Marcapada, Kakang Narada, hingga kahyangan menjadi geger?” sabda Batara Guru, sebagai kata pembuka meskipun sebenarnya dia sudah mengetahui jawabannya.

Akhir dari Sidang Paripurna Para Dewa memutuskan bahwa hanya Batara Naradalah yang bakal sanggup menyelesaikan masalah. Seperti biasanya bidadari cantik pun tak akan sanggup membangunkan tapa Arjuna. Batara Narada segera turun ke Marcapada, mencari titah yang menjadi sumber goro-goro. Sesaat ia terbang, berputar-putar di angkasa.

Dilihatnya Arjuna sedang bertapa di puncak gunung. Bersabdalah Batara Narada, “Cucuku Arjuna, bangunlah dari tapamu, semua orang bahkan para Dewa akan menjadi celaka bila kau tak mau menghentikan tapamu.” Arjuna mendengar panggilan tersebut, tetapi karena keangkuhannya, jangankan bangun dari tapanya, justru dia malah semakin tekun. Dia berpikir bila dia tidak mau bangun pasti Dewa akan kebingungan dan akan menghadiahkan banyak senjata dan kesaktian.

Betara Narada gagal membangunkan tapa Arjuna, meskipun dia sudah menjanjikan berbagai kesaktian. Dengan bingung dan putus asa, segera terbang kembali ke Kahyangan. Sidang susulan pun segera digelar untuk mencari cara bagaimana menggulingkan sang Arjuna dari tapanya.

Akhirnya diutuslah Batara Ismaya yang sudah menjelma menjadi Semar untuk membangunkan tapa Arjuna. Bersama dengan Togog berdua mereka segera bersemedi dimasing-masing sisi gunung tempat Arjuna bertapa. Berkat kesaktian mereka tubuh mereka berubah menjadi tinggi besar hingga melampaui puncak gunung. Lalu mereka mengeruk bagian bawahnya dan memotongnya. Mereka melemparkan puncak gunung itu ke tempat lain.

Nama : Nilna Qomara N. H. / 16Kelas : X - E

Page 30: Kliping Sinopsis - Copy

1

Arjuna segera terbangun dari tapanya. Dan memperoleh nasehat dari Semar bahwa tindakannya itu tidak benar. Gunung tempat Arjuna bertapa itu diberi nama Gunung Arjuna. Potongan gunung yang di lempar diberi nama Gunung Wukir.

Amanat :

1. Kita tidak boleh angkuh pada orang lain.2. Kita tidak boleh serakah untuk mendapatkan kemampuan.3. Kita harus mendengarkan perkataan orang-orang di sekitar kita.4. Berhati-hati dalam bertindak, karena tindakan kita bisa saja merugikan orang lain.

Page 31: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSIS Jaka Tarub (Nur)

Disuatu desa,hiduplah seorang perempuan yang biasa dipanggil Mbok Randa,dia mempunyai anak angkat bernama Jaka Tarub yang telah tumbuh menjadi seorang pemuda dewasa yang tampan dan sangat senang berburu. Suatu hari ketika dia berburu seperti biasanya,dia mendengar suara wanita yang kurang jelas karena ditelan dedaunan, karena penasaran Jaka Tarub akhirnya menuju ke sumber suara secara mengendap-endap. Jaka Tarub melihat 7 orang gadis cantik yang sedang mandi di telaga, hampir bersamaan dengan itu,dia juga melihat beberapa lembar selendang yang tergeletak dipinggir telaga,ada bisikan dari dalam diri Jaka Tarub untuk mengambilnya,dan secara mengendap-endap dia mengambil salah satunya. Ketika para gadis yang ternyata bidadari itu hendak kembali ke khayangan,salah satu dari mereka panik karena tidak menemukan selendangnya, tapi keenam bidadari lain tidak dapat berbuat apa-apa.Melihat hal tersebut Jaka Tarub mendekati sang bidadari yang tertinggal bernama Dewi Nawang Wulan itu,Dewi Nawang Wulan terpaksa harus menceritakan semuanya,Dewi Nawang Wulan tidak punya pilihan lain, akhirnya dia ikut ke rumah Jaka Tarub.Hari berganti hari ,mereka menikah dan mempunyai anak. Bagaimana pun Dewi Nawang Wulan adalah seorang bidadari sehingga dia mempunyai kelebihan,salah satunya adalah dapat membuat sebakul nasi hanya dari satu biji padi,asalkan tidak ada yang mengetahui hal itu,itulah sebabnya Dewi Nawang Wulan melarang suaminya untuk membuka tanakan nasinya,namun Jaka Tarub tidak sanggup menahan rasa penasarannya,dia membuka tanakan nasi itu dan sangat terkejut karena hanya ada satu biji padi di dalamnya.Jaka Tarub menanyakan perihal itu ke isterinya, ketika itu pula Dewi Nawang Wulan kehilangan kesaktian. Karena telah sepenuhnya menjadi manusia biasa,Dewi Nawang Wulan pun harus bersusah payah untuk membuat kebutuhan sehari-hari, harus bersusah-susah menumbuk padi, dan mengambil padi dilumbung. Semakin lama,padi dilumbung semakin berkurang. Sampai suatu hari,ketika Dewi Nawang Wulan ingin mengambil padi,dia menemukan selendangnya terselip diantara butir-butir padi .Dewi Nawang Wulan merasa sedih sekaligus gembira,dia senang karena mengetahui dia akan segera berkumpul bersama teman-temannya, dia sedih karena harus berpisah dengan keluarganya,tapi tak ada pilihan lain,dia harus meninggalkan Jaka Tarub yang sedari tadi ternyata melihat ia telah berubah menjadi bidadari lagi. Dewi Nawang Wulan hanya berpesan agar suaminya membuat sebuah danau di dekat pondoknya sesaat sebelum kembali ke khayangan.

Amanat :

1. Sebaiknya kita tidak berbohong karena cepat atau lambat kebenaran pasti akan terungkap

Nama : Nur Rahmadaniar / 18Kelas : X - E

Page 32: Kliping Sinopsis - Copy

1

2. Kita harus saling memaafkan jika punya salah 3. Kita harus ikhlas merelakan sesuatu yang kita miliki sebelumnya 4. Seharusnya kita harus menjaga kepercayaan yang diberikan orang lain dengan baik5. Sebaiknya kita setia kepada orang yang kita sayangi

Page 33: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSIS

Sangkuriang (Nurul)

Jaman dahulu di Jawa Barat, hiduplah seorang putri yang bernama Dayang Sumbi. Ia menikah dengan tumang yang merupakan titisan dewa, ia dapat menjelma menjadi anjing yang selalu menemani anaknya yang bernama Sangkuriang. Dayang Sumbi merahasiakan kenyataan ini dari anaknya.

Suatu hari Sangkuriang menyuruh Tumang untuk berburu seperti biasanya, tetapi saat mangsa sudah ada di depan mata Tumang tidak bergerak sama sekali. Sangkuriang kesal dan mengusir Tumang agar tidak kembali ke rumah. Mendengar itu Dayang Sumbi marah besar, hingga Sangkuriang meninggalkan rumah untuk mengembara. Dayang Sumbi menyesal atas perlakuannya. Ia berdoa agar dapat bertemu dengan anaknya, karena kesungguhannya ia dianugrahkan wajah cantik dan umur abadi oleh dewa.

Setelah bertahun-tahun berlalu Sangkuriang pulang ke kampung halamannya. Ia bertemu dengan wanita cantik jelita tidak lain adalah Dayang Sumbi. Ia melamar dansepakat akan menikahinya dalam waktu dekat.

Suatu hari ia mengetahui bahwa calon suaminya adalah anaknya sendiri. Sehingga ia berpikir keras cara untuk membatalkan pernikahan. Ia mengajukan dua syarat untuk calon suaminya. Jika gagal maka pernikahan dibatalkan. Syaratnya yaitu membendung Sungai Citarum dan membuat sampan besar untuk menyebrangi sungai. Syarat dikatakan sah jika selesai sebelum fajar.

Sangkuriang tidak ingin melepaskan wanita cantik itu sehingga ia meminta bantuan jin-jin yang disewanya. Dayang Sumbi melihat pekerjaan yang mustahil tersebut hampir selesai segera mencari bantuan dari masyarakat sekitar untuk menggagalkannya. Ia menggelar kain sutra berwarna merah di sebelah timur kota. Melihat itu Sangkuriang merasa kesal karena fajar telah menyingsing, sehingga ia menjebol bendungan dan menendang sampan besar yang telah dibuaatnya hingga terlungkup. Lalu menjadi sebuah gunung yang bernama Tangkuban Perahu.

Amanat :

1. Jangan buru-buru untuk mengambil keputusan karena itu untuk kehidupan ke depan ~ Nilai Moral

2. Jujurlah mengatakan kebenaran walaupun itu sulit dimengerti ~ Nilai Moral3. Jangan memaksa kehendak sendiri karena mungkin itu jalan yang terbaik ~ Nilai

Moral4. Bertindaklah jujur untuk menggapai tujuanmu ~ Nilai Moral5. Tolonglah orang yang membutuhkan pertolongan ~ Nilai Moral

Nama : Nurul Aini Febriyanti / 19Kelas : X - E

Page 34: Kliping Sinopsis - Copy

1

SinopsisLutung Kasarung (Purnyalina)

Pada jaman dahulu kala di tatar pasundan ada sebuah kerajaan yang pimpin oleh seorang raja yang bijaksana, beliau dikenal sebagai Prabu Tapak Agung.

Prabu Tapa Agung mempunyai dua orang putri cantik yaitu Purbararang dan adiknya Purbasari. Pada saat mendekati akhir hayatnya Prabu Tapak Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti. “Aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta,” kata Prabu Tapa.Purbasari memiliki kakak yang bernama Purbararang. Ia tidak setuju adiknya diangkat menggantikan Ayah mereka. “Aku putri Sulung, seharusnya ayahanda memilih aku sebagai penggantinya,” gerutu Purbararang pada tunangannya yang bernama Indrajaya. Kegeramannya yang sudah memuncak membuatnya mempunyai niat mencelakakan adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari. Nenek sihir itu memanterai Purbasari sehingga saat itu juga tiba-tiba kulit Purbasari menjadi bertotol-totol hitam. Purbararang jadi punya alasan untuk mengusir adiknya tersebut. “Orang yang dikutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang Ratu !” ujar Purbararang.

Kemudian ia menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Sesampai di hutan patih tersebut masih berbaik hati dengan membuatkan sebuah pondok untuk Purbasari. Ia pun menasehati Purbasari, “Tabahlah Tuan Putri. Cobaan ini pasti akan berakhir, Yang Maha Kuasa pasti akan selalu bersama Putri”. “Terima kasih paman”, ujar Purbasari.

Selama di hutan ia mempunyai banyak teman yaitu hewan-hewan yang selalu baik kepadanya. Diantara hewan tersebut ada seekor kera berbulu hitam yang misterius. Tetapi kera tersebut yang paling perhatian kepada Purbasari. Lutung kasarung selalu menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga –bunga yang indah serta buah-buahan bersama teman-temannya.

Pada saat malam bulan purnama, Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia berjalan ke tempat yang sepi lalu bersemedi. Ia sedang memohon sesuatu kepada Dewata. Ini membuktikan bahwa Lutung Kasarung bukan makhluk biasa. Tidak lama kemudian, tanah di dekat Lutung merekah dan terciptalah sebuah telaga kecil, airnya jernih sekali. Airnya mengandung obat yang sangat harum.

Keesokan harinya Lutung Kasarung menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga tersebut. “Apa manfaatnya bagiku ?”, pikir Purbasari. Tapi ia mau menurutinya. Tak lama setelah ia menceburkan dirinya. Sesuatu terjadi pada kulitnya. Kulitnya menjadi bersih

Nama : Purnyalina Layli Y. / 20Kelas : X - E

Page 35: Kliping Sinopsis - Copy

1

seperti semula dan ia menjadi cantik kembali. Purbasari sangat terkejut dan gembira ketika ia bercermin ditelaga tersebut.

Di istana, Purbararang memutuskan untuk melihat adiknya di hutan. Ia pergi bersama tunangannya dan para pengawal. Ketika sampai di hutan, ia akhirnya bertemu dengan adiknya dan saling berpandangan. Purbararang tak percaya melihat adiknya kembali seperti semula. Purbararang tidak mau kehilangan muka, ia mengajak Purbasari adu panjang rambut. “Siapa yang paling panjang rambutnya dialah yang menang !”, kata Purbararang. Awalnya Purbasari tidak mau, tetapi karena terus didesak ia meladeni kakaknya. Ternyata rambut Purbasari lebih panjang.

“Baiklah aku kalah, tapi sekarang ayo kita adu tampan tunangan kita, Ini tunanganku”, kata Purbararang sambil mendekat kepada Indrajaya. Purbasari mulai gelisah dan kebingungan. Akhirnya ia melirik serta menarik tangan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari. Purbararang tertawa terbahak-bahak, “Jadi monyet itu tunanganmu ?”.

Pada saat itu juga Lutung Kasarung segera bersemedi. Tiba-tiba terjadi suatu keajaiban. Lutung Kasarung berubah menjadi seorang Pemuda gagah berwajah sangat tampan, lebih dari Indrajaya. Semua terkejut melihat kejadian itu seraya bersorak gembira. Purbararang akhirnya mengakui kekalahannya dan kesalahannya selama ini. Ia memohon maaf kepada adiknya dan memohon untuk tidak dihukum. Purbasari yang baik hati memaafkan mereka. Setelah kejadian itu akhirnya mereka semua kembali ke Istana.

Purbasari menjadi seorang ratu, didampingi oleh seorang pemuda idamannya. Pemuda yang ternyata selama ini selalu mendampinginya dihutan dalam wujud seekor lutung.

Amanat :

1. Janganlah sekali-kali kita menanamkan benci pada orang lain dalam diri kita , karena sesungguhnya perbuatan dengki itu akan menuntu kita pada kesengsaraan

2. Hendaknya kita selalu bersabar atas ujian yang diberikan oleh-Nya , karena selalu ada hikmah di balik semua cobaan yang diberikan-Nya pada kita

3. Berbuatlah baik terhadap semua orang di sekitar kita walaupun terkadang mereka berbuat jahat pada kita

4. Janganlah menilai seseorang berdasarkan penampilan luarnya karena kita tidak akan pernah tahu apa yang ada dalam hati mereka

5. Jadilah seorang yang berjiwa besar juga pemaaf pada siapapun

Page 36: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSISPutri Gading Cempaka (Risqi)

Dahulu kala di daerah Bengkulu Tinggi yang sekarang termasuk ke dalam Provinsi Bengkulu berdiri sebuah kerajaan bernama Kerajaan Sungai Serut. Pendiri sekaligus raja pertama kerajaan ini bernama Ratu Agung yang memeritah negeri itu dengan arif dan bijaksana. Ia adalah raja yang sangat disegani dan di hormati oleh rakyatnya.

Ratu Agung memiliki enam putra dan seorang putrid yang bernama Putri Gading Cempaka. Kerajaan Sungai Serut sangat terkanal hingga ke berbagai daerah bukan hanya karena kepemimpinan Ratu Agung, tetapi juga oleh kecantikan Putri Gading Cempaka.

Seiring berjalannya waktu, Putri Gading Cempaka tumbuh dewasa, begitu juga Ratu Agung yang semakin bertambah usia. Ratu Agung telah mempunyai perasaan bahwa ajalnya sudah dekat, maka ia memanggil seluruh putra putrinya. Raja Agung mewariskan tahta kerajaan Sungai Serut kepada salah satu putranya Anak Dalam. Ia berkata, “Sekiranya Kerajaan Sungai Serut ditimpa masalah besar dan sudah tidak bisa lagi dipertahankan, menyingkirlah kalian ke Gunung Bungkuk. Kelak disana akan datang seorang Raja yang berjodoh dengan anak gadisku tercinta, Putri Gading Cempaka”. Beberapa hari kemudian Ratu Agung menghembuskan nafas terakhirnya.

Sepeninggal Ratu Agung, Anak Dalam dinobatkan sebagai raja. Kerajaan Sungai Serut berubah nama menjadai Kerajaan Bangkahulu. Raja Anak Dalam menjadi pemimpin yang arif dan bijaksana seperti halnya Ratu Agung. Tak lama kemasyuran Kerajaan Bangkahulu tersebar ke berbagai daerah.

Suatu hari datanglah seorang putra mahkota yang bernama Pangeran Raja Muda Aceh hendak meminang Putri Gading Cempaka. Setiba di Bangkahulu, Pangeran Raja Muda mengutus beberapa penasihatnya untuk pergi menyampaikan pinangannya. Namun, Raja Anak Dalam bersama seluruh saudaranya, menolak pinangan tersebut.

Merasa dikecewakan, Pangeran Raja Muda Aceh menjadi marah dan menantang Raja Anak Dalam untuk berperang.Perang besar tak terhindarkan dan banyak korban berjatuhan. Seketika Raja Anak Dalam teringat akan nasihat ayahandanya.

Maka Raja Anak Dalam beserta keenam saudaranya menarik diri menuju Gunung Bungkuk. Sepeninggal Raja Anak Dalam dan saudara-saudaranya, Kerajaan Bangkahulu menjadi kacau balau. Dalam Keadaan seperti itu, datanglah empat pasirah, yang kemudian menguasai Kerajaan Bangkahulu. Namun setelah menguasai Kerajaan Bangkahulu mereka berempat bertikai memperebutkan kekuasaan.

Nama : Risqi Amalia W. P. /21Kelas : X - E

Page 37: Kliping Sinopsis - Copy

1

Kemudian datanglah seorang Maharaja Sakti yang mendamaikan keempat pasirah tersebut. Kemudian keempat pasirah tersebut menghadap ke Sultan Pagaruyung untuk mengangkat Maharaja Sakti sebagai Raja Bangkahulu.

Setelah itu Baginda Maharaja Sakti dinobatkan sebagai Raja dari Kerajaan Bangkahulu. Namun pada upacara penobatan, tiba-tiba cuaca menjadi gelam dan turun hujan yang sangat deras. Atas kesepakatan maka upacara penobatn ditunda hingga cuaca menjadi cerah, namun hingga malam tiba hujan tak kunjung reda.

Malam itu Maharaja Sakti bermimpi melihat seorang bidadari yang sangat cantik sedang menari-nari di tengah hujan, di Gunung Bungkuk. Kemudian Maharaja Sakti menceritakan mengenai mimpinya semalam kepada seorang peramal, yang kemudian memberitahunya tetang keberadaan Putri Gading Cempaka. Mendengar hal tersebut Maharaja Sakti merasa tertarik untuk meminangnya.

Maharaja Sakiti memerintahkan keempat pasirah dan beberapa pengawalnya untuk menjemput kembali Putri gading Cempaka. Setiba di Gunung Bungkuk keempat pasirah menyampaikan pinangan dari Maharaja Sakti. Raja Anak Dalam menerima pinangan tersebut, kemudi ia bersama dengan keenam saudaranya kembali ke Kerajaan Bangkahulu.

Setelah pernikahan berlangsung dibangunlah sebuah kerajaan baru yang menjadi pusat pemerintahan. Oleh karena kerajaan tersebut terletak di Kuala Sungai Lemau, maka kerajaan itu pun berganti nama menjadi Kerajaan Sungai Lemau. Baginda Maharaja Sakti mempimpin kerajaan dengan arif dan bijaksana. Kemudian ia dan permaisurinya hidup bahagia bersama.

Amanat :

1. Patuhlah terhadap orang tua selama itu dalam hal kebaikan.2. Jadilah pemimpin yang arif dan bijaksana.3. Jangan hanya memperdulikan mengenai kekuasaan.

Page 38: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSISRoro Anteng dan Joko Seger (Rosa)

Tokoh utama dalam mitos ini adalah Joko Seger dan Roro Anteng. Keduanya adalah titisan dewa yang dahulu turun ke bumi dan bersemayam di lereng Gunung Pananjakan, sekitar Gunung Bromo. Joko Seger artinya Joko yang sehat dan kuat. Sedangkan Roro Anteng maksudnya lahir dengan tenang tanpa menangis. Keduanya menjalin kasih hingga akhirnya menikah.

Pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger membangun pemukiman dan kemudian memerintah di kawasan Tengger dengan sebutan Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger, maksudnya “Penguasa Tengger Yang Budiman”. Nama Tengger diambil dari akhir suku kata nama Rara Anteng dan Jaka Seger. Kata Tengger berarti juga Tenggering Budi Luhur atau pengenalan moral tinggi, simbol perdamaian abadi.

Dari waktu ke waktu masyarakat Tengger hidup makmur dan damai, namun sang penguasa tidaklah merasa bahagia, karena setelah beberapa lama pasangan Rara Anteng dan Jaka Tengger berumah tangga belum juga dikaruniai keturunan. Kemudian diputuskanlah untuk naik ke puncak gunung Bromo untuk bersemedi dengan penuh kepercayaan kepada Yang Maha Kuasa agar di karuniai keturunan. Tiba-tiba ada suara gaib yang mengatakan bahwa semedi mereka akan terkabul namun dengan syarat bila telah mendapatkan keturunan, anak yang bungsu harus dikorbankan ke kawah Gunung Bromo, Pasangan Roro Anteng dan Jaka Seger menyanggupinya dan kemudian didapatkannya 25 orang putra-putri, namun naluri orang tua tetaplah tidak tega bila kehilangan putra-putrinya.

Pendek kata pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger ingkar janji, Dewa menjadi marah dengan mengancam akan menimpakan malapetaka, kemudian terjadilah prahara keadaan menjadi gelap gulita kawah Gunung Bromo menyemburkan api.

Kesuma anak bungsunya lenyap dari pandangan terjilat api dan masuk ke kawah Bromo, bersamaan hilangnya Kesuma terdengarlah suara gaib : ”Saudara-saudaraku yang kucintai, aku telah dikorbankan oleh orang tua kita dan Hyang Widi menyelamatkan kalian semua. Hiduplah damai dan tenteram, sembahlah Hyang Widi. Aku ingatkan agar kalian setiap bulan Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji kepada Hyang Widi di kawah Gunung Bromo. Kebiasaan ini diikuti secara turun temurun oleh masyarakat Tengger dan setiap tahun diadakan upacara Kasada di Poten lautan pasir dan kawah Gunung Bromo.

Amanat :

Nama : Rosa Iftia Elfadiana / 22Kelas : X - E

Page 39: Kliping Sinopsis - Copy

1

1. Kita harus menepati janji yang telah kita buat2. Teruslah berusaha untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan

Page 40: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSIS Nyi Roro Kidul (Rusmala)

Nyi Roro Kidul atau tepatnya Kanjeng Ratu Kidul adalah tokoh siluman untuk makhluk halus yang baik yang sangat ingin membantu manusia dalam segala macam kesulitan. Kanjeng Ratu Kidul dalam sinetron ini ditulis berdasar kepercayaan Jawa yang mempercayai bahwa Kanjeng Ratu Kidul adalah Dewi Nawang Wulan, Bidadari dari Khayangan yang pernah menjadi istri Jaka Tarub dan punya anak, yang kelak dari keturunan Dewi Nawang Wulan dan Jaka Tarub ini, akan melahirkan Raja-Raja Jawa.

Dewi Nawang Wulan yang setelah pulang kembali ke Khayangan dan ternyata kurang diterima baik di Khayangan kembali turun ke dunia dan bertapa di Laut Kidul. Karena tapanya ini membuat laut bergolak, membuat Raja Penguasa Laut Kidul Panguoso Sagoro menjadi marah. Dan akhirnya dalam sebuah perang yang sebenarnya perang kecerdikan dan argumentasi, Dewi Nawang Wulan menang. Maka dinobatkanlah Dewi Nawang Wulan menjadi Ratu Laut Kidul, bergelar Kanjeng Ratu Kidul.

Sejak Sang Ratu berkuasa maka sejak itu pulalah Kanjeng Kidul membantu manusia. Dan dalam sinetron ini seakan digambarkan bahwa saat inilah saat awal dimana Ratu Kidul berkarya untuk manusia. Peristiwa ini terjadi di zaman Panembahan Senopati, zaman dimana Seorang Raja sangat membutuhkan bantuan moral dan spiritual dan sebuah kekuatan yang hanya ada di alam gaib. Kisah Nyi Roro Kidul dalam sinetron ini adalah kisah tentang ambisi atau keinginan Ratu Kidul untuk ikut membina calon-calon Raja Jawa.

Kanjeng Ratu Kidul sangat kaget dan sangat tidak tega ketika mengetahui bahwa Bayi Ayu Sekarsari istri Tumenggung Cokronanggolo yang masih di dalam perut dikutuk oleh Ni Wingit mertua sang Tumenggung sendiri. Kutuk Ni Wingit terjadi karena Ni Wingit sangat sakit hati kepada Sang Tumenggung yang ia anggap tidak menepati janji. Tidak menjadikan Tantri anak gadisnya menjadi Permaisuri Tumenggung, tetapi Sang Tumenggung justru mengangkat Ayu Sekarsari lahir dan menjadi dewasa, Bayi itu akan membunuh Ramanda-nya sendiri, akan mengawini Ibunda-nya sendiri dan akan merentang malapetaka yang tidak ada habis-habisnya buat keluarga Sang Tumenggung.

Kutuk menakutkan ini membuat Tumenggung Cokronanggolo dan Sang Permaisuri Ayu Sekarsari jadi membuat sebuah keputusan yang kejam. Sang Tumenggung memutuskan untuk membuang dan membunuh bayi itu begitu si jabang bayi lahir. Dan begitulah sesuai dengan kesepakatan, begitu bayi lahir, bayi langsung dibuang dan harus dibunuh. Dukun kepercayaan Katumenggungan bernama Birah-lah yang ditugasi membuang dan membunuh bayi itu. Tapi karena Nyi Birah dan Kusir yang ditugasi membunuh tidak tega melaksanakannya, maka bayi hanya dibuang dan ditinggalkan begitu saja.

Nama : Rusmala Dewi / 23Kelas : X - E

Page 41: Kliping Sinopsis - Copy

1

Saat itulah Kanjeng Ratu Kidul yang tidak tega dengan nasib si Bayi, membantu menyelamatkan Bayi tersebut. Dengan bantuan Kanjeng Ratu Kidul, Bayi diketemukan oleh seseorang Pengembala lalu diangkat anak oleh seorang juragan kaya, bernama Juragan Sucho. Bayi yang diangkat anak ini diberinama Jaka Temon. Dalam masak kanak-kanaknya yang pendek Jaka Temon mengalami beberapa peristiwa penting, diantaranya adalah melawan Wolung Raksesa, atau Elang Raksasa yang selama ini membuat sengsara penduduk desa. Dan selanjutnya Wolung Raksesa yang kematiannya di tangan Jaka Temon, diakui oleh Tumenggung Cokronanggolo bahwa dialah pembunuhnya. Jaka Temon yang membunuh, Tumenggung yang dapat nama.

Jaka Temon sejak bayi sudah menjadi incaran Nyi Brangah Ratu Siluman Buaya Putih yang ingin menjadikan Jaka Temon sebagai Lelananging Kedaton Brangah. Dengan memiliki pejantan Jaka Temon maka Kedaton Selolumutan yang isinya Siluman Perempuan semua, akan mempunyai keturunan laki-laki. Tapi karena Jaka Temon sudah diangkat atau diakui anak oleh Kanjeng Ratu Kidul dan sudah dikader untuk menjadi calon Raja Jawa, maka Nyi Brangah tak mungkin bisa memiliki Jaka Temon. Salah satu cara untuk memiliki adalah merebut atau berperang melawan Ratu Kidul.

Ratu Siluman Setro Gondomayit, Ratu Gendeng Permoni yang sejak awal bermusuhan dengan Ratu Kidul juga punya keinginan yang sama. Tapi karena Ratu Gendeng Permoni tidak mau berperang langsung melawan Ratu Kidul, maka ia bergerilya secara gaib melalui manusia-manusia penganutnya. Salah satu manusia penganutnya adalah Ni Wingit, Dukun Grinsing dan sebagainya.

Kanjeng Ratu Kidul yang ingin mengarahkan agara Jaka Temon anak angkatnya bisa menjadi Raja Jawa disebuah kesempatan yang tepat mengambil Jaka Temon untuk didadah, dibesarkan di Laut Kidul. Maka secara gaib Jaka Temon yang belum dua belas tahun itu didadah di Kawah Candradi Muka-nya Laut Kidul. Maka lahirlah Jaka Temon sebagai pendekar sakti dewasa yang kemudian diberinama Bayu Samudera. Setelah cukup mendapat ilmu baik dalan ulah kanuragan dan ketata negaraan, Bayu Samudera dikirim kembali ke kehidupannya yang sesungguhnya sebagai manusia. Sejak itulah Bayu samudera dikenal sebagai pendekar kesatria sakti mandraguna.

Perjalanan hidup Bayu Samudera yang ternyata tetap membawa kutuk Ni Wingit tidak pernah bisa lepas dengan kemelut yang terjadi di Katumenggungan, sang Tumenggung yang ber-Permaisuri Ayu Sekarsari dan ber-Selir Kinasih tiga, ialah Loro Andini, Galuh Centini dan Dewi Tantri, serta beranak Raden Sombo, Raden Seto Satrio dan Roro Ambarwati ternyata dirongrong oleh pelbagai intrik yang datang dari Para Selir yang ingin merebut kekayaan warisan tahta atau kekuasaan untuk anak-anaknya.

Dewi Tantri dibantu oleh Ni Wingit Ibunya yang penyembah Gendeng Permoni. Loro Andini didukung oleh Dukun Hitam Nyi Grinsing. Sementara Galuh Centini berjuang dengan caranya sendiri. Begitu dan begitulah, kemelut Katumenggungan yang bernuansa sirik dan intrik,

Page 42: Kliping Sinopsis - Copy

1

tarik menarik dengan perkembangan kepopuleran pendekar gemblengan Ratu Kidul, Bayu Samudera. Dan perkembangan peristiwa menjadi semakin meluas setalah muncul campur tangannya Penguasa Mataram, setelah munculnya tokoh pendekar wanita cantik yang bernama Kembang Tanjung atau Roro Denok yang ditugasi oleh gurunya gergelar Ki Penjalin untuk mencari pembunuh ayahnya. Pembunuh yang dicari itu adalah Tumenggung Cokronanggolo. Dan ketika didalam perjalanan mencari Tumenggung Cokronanggolo, Kembang Tanjung bertemu dengan pendekar gagah Bagus Taradipa yang merasa mengenalnya sebagai Sekartaji, Kembang Tanjung menjadi bingung. Dan ia menjadi lebih bingung ketika di sebuah kesempatan Cokronanggolo bisa membuktikan bahwa Sekartaji atau Roro Denok adalah anak gadisnya dari istri yang telah meninggal. Siapa Ki Penjalin yang telah mencetak Kembang Tanjung menjadi sedemikian rupa benci kepada Cokronanggolo, kini menjadi sebuah pertanyaan besar.

Sinetron Nyi Roro Kidul yang latar belakang tokoh-tokoh utamanya terurai diatas akan menjadi sebuah sinetron yang akan diramaikan oleh pelbagai macam pertikaian, yang akan ikut bertikai bukan saja mereka yang terkait urusan langsung, tetapi juga Para Raja dan Ratu Lelembut yang akan meramaikan suasana dengan sihir atau kekuatan gaib mereka. Tapi kecuali Full Action atraktif, sinetron ini juga akan dibumbui oleh rangkain bunga cinta dan isak tangis tokoh-tokohnya.

Nyi Roro Kidul kecuali mengungkap tuntas siapa Ratu Laut Kidul itu sebenarnya tentang cinta kasihnya juga akan mengungkap tentang andil besarnya mendampingi Raja-Raja Jawa, terutama Raja-Raja di zaman Pajang dan Mataram.

Page 43: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSISAsal Mula Nama Kota Balikpapan (Syarifah)

Balikpapan adalah kota perusahaan minyak bumi, sumber devisa bagi Kalimantan Timur, atau sebuah kota Pertamina sejak tahun 1889. pada saat itu pemerintahan dipimpin Sultan Kutai Kartanegara ke-17, Sulan Am Sulaiman

Konon pada tahun 1783 di tanah Pasir sudah berlangsung sistem pemerintahan kerajaan yang teratur, rakyat hidup berkecukupan. Kekuasaan Raja meliputi daerah yang sangat luas sampai kebagian selatan. Daerah itu berupa sebuah teluk yang indah dan mengandung hasil bumi dengan hasil laut yang cukup besar. Masyarakat yang bermukim di sepanjang teluk hidup sebagai petani dan nelayan. Mereka hidup dalam suasana yang damai dan makmur. Sultan yang memerintah pada waktu itu adalah Aji Muhammad. Sebuah nama yang melambangkan kebesaran dan kesucian jiwa pemiliknya.

Aji Muhammad mempunyai seorang putri bernama Aji Tatin. Setelah dewasa, Aji Tatin menikah dengan seorang bangsawan Raja Kutai. Untuk masa depannya, Aji Tatin menuntut warisan kepada ayahnya. Aji Muhammad pun menyerahkan wilayah teluk, saat itu belum menjadi sebuah kota dan belum memiliki nama.

Pada suatu hari, orang-orang kepercayaan Aji Tatin sedang memungut upeti dari rakyat berupa papan dengan menggunakan perahu. Ketika mereka sedang mendayung perahu menggunakan tanggar (galah) yang disebut tokong, tiba-tiba datanglah angin topan dahsyat.Perahu Aji Tatin terbalik diterpa badai. Para pendayung berusaha membawa perahu mereka merapat ke pantai, namun tidak berdaya karena diserang topan dan gelombang ganas. Tidak berapa lama, perahu pun terhempas ke sebuah pulau karang. Tokong (galah) pendayung patah dan perahu yang sarat muatan papan itu karam.

Pemimpinnya, Panglima Sendong dan anak buahnya meninggal.

Amanat :

1. Musibah itu dapat saja datang tanpa diduga-duga2. Berhati-hati setiap melakukan perjalanan jauh dengan kendaraan3. Selalu berdoa untuk keselamatan

Nama : Syarifah Ayu D. A. P. / 24Kelas : X - E

Page 44: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSISTelaga Warna (Tiara)

Dahulu kala sebuah kerajaan berdiri di Jawa Barat. Kerajaan itu diperintah oleh seorang prabu yang arif bijaksana. Rakyatnya hidup sejahtera.

Sayang sekali Prabu dan permaisurinya tidak dikaruniai keturunan. Bertahun-tahun mereka menunggu kehadiran seorang anak, hingga sang Prabu memutuskan untuk pergi ke hutan dan berdoa. Ia memohon kepada Yang Maha Kuasa untuk memberinya keturunan.

Seluruh kerajaan ikut bergembira ketika akhirnya doa Prabu dan Permaisuri dikabulkan. Permaisuri mengandung dan melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik. Puteri tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik. Karena ia puteri satu-satunya dan kelahirannya dulu begitu lama dinantikan, ia sangat dimanja. Semua keinginannya dituruti.

Sekarang sang puteri sudah dewasa. Sebentar lagi ia akan berusia tujuh belas tahun. Rakyat kerajaan mengumpulkan banyak sekali hadiah untuk puteri tercinta mereka. Sang Prabu mengumpulkan semua hadiah dari rakyat dan berniat akan membagi-bagikannya kembali kepada mereka.

Ia hanya menyisihkan sedikit perhiasan emas dan permata. Ia kemudian meminta tukang perhiasan untuk melebur emas itu dan membuatnya menjadi sebuah kalung permata yang indah untuk puterinya. Pada hari ulang tahun sang puteri, Prabu menyerahkan kalung itu.

“Puteriku, sekarang kau sudah dewasa. Lihatlah kalung yang indah ini. Kalung ini hadiah dari rakyat kita. Mereka sangat menyayangimu. Pakailah kalung ini, nak.”

Rakyat kerajaan sengaja datang berduyun-duyun untuk melihat sang puteri pada hari ulang tahunnya. Mereka ingin melihat kalung yang sangat elok bertaburan batu permata berwarna-warni itu menghias leher puteri kesayangan mereka. Puteri hanya melirik kalung itu sekilas. Prabu dan Permaisuri membujuknya agar mau mengenakan kalung itu.

“Aku tidak mau,’ jawab puteri singkat. “Ayolah, nak,” kata permaisauri, ia mengambil kalung itu hendak memakaikannya di

leher puterinya.” Namun puteri menepis tangan permaisuri hingga kalung itu terbanting ke lantai.

“Aku tak mau memakainya! Kalung itu jelek! Jelek!” jeritnya sambil lari ke kamarnya. Permaisuri dan semua yang hadir terpana. Kalung warna-warni yang indah itu putus dan permatanya berserakan di lantai.

Permaisuri terduduk dan mulai menangis. Lambat laun semua wanita ikut menangis, bahkan para pria pun ikut menitikkan air mata. Mereka tak pernah mengira sang puteri dapat berbuat seperti itu. Tiba-tiba di tempat kalung itu jatuh muncul sebuah mata air yang makin lama makin besar hingga istana tenggelam. Tak hanya itu, seluruh kerajaan tergenang oleh air, membentuk sebuah danau yang luas.

Nama : Tiara Puspa Asriningrum / 25Kelas : X - E

Page 45: Kliping Sinopsis - Copy

1

Danau itu sekarang tidak seluas dulu. Airnya nampak indah berwarna-warni karena pantulan warna langit dan pohon-pohonan di sekelilingnya. Namun orang percaya bahwa warna-warna indah danau itu berasal dari kalung sang puteri yang ada di dasarnya.Danau itu disebut Telaga Warna, letaknya di daerah Puncak, Jawa Barat.Amanat :

1. Kita harus menghargai setiap pemberian orang lain yang diberikan pada kita. (nilai sosial)

2. Sebagai anak kita tidak boleh durhaka pada orang tua. (nilai moral)

Page 46: Kliping Sinopsis - Copy

1

SINOPSIS

Asal Usul Kota Surabaya (Tsani)

Dahulu, di lautan luas sering terjadi perkelahian antara Ikan Hiu Sura dengan Buaya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa.Keduanya sama-sama kuat, sama-sama tangkas,sama-sama cerdik, sama-sama ganas dan sama-sama rakus.Sudah berkali-kali mereka berkelahi belum pernah ada yang menang atau pun yang kalah. akhirnya mereka mengadakan kesepakatan.Ikan Hiu Sura punya rencana untuk menghentikan perkelahiannya dengan Buaya.Untuk mencegah perkelahian sebaiknya membagi daerah kekuasaan menjadi dua. Sura berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air,sedangkan Buaya berkuasa di daratan dan harus mencari mangsa yang berada di daratan. Sebagai batas antara daratan dan air, ditentukan batasnya,yaitu tempat yang dicapai oleh air laut pada waktu pasang surut,keduanya pun menyetujui.

Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan, maka tidak ada lagi perkelahian antara Sura dan Buaya. Keduanya telah sepakat untuk menghormati wilayah masing-masing. Tetapi pada suatu hari,Ikan Hiu Sura mencari mangsa di sungai. Hal ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi agar Buaya tidak mengetahui. Mula-mula hal ini memang tidak ketahuan. Tetapi pada suatu hari Buaya memergoki perbuatan Ikan Hiu Sura ini.Tentu saja Buaya sangat marah melihat Hiu Sura melanggar janjinya.Ikan Hiu Sura yang merasa tak bersalah tenang-tenang saja,bahwa sungai itu kan berair,sedangkan menurut buaya sungai itu tempatnya di darat.Mereka terus adu mulut tentang daerah kekuasaan yang telah disepakati.Karena tidak ada yang mau mengalah, maka pertempuran sengit antara Ikan Hiu Sura dan Buaya terjadi lagi.

Pertarungan kali ini semakin seru dan dahsyat. Saling menerjang dan menerkam, saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap, air disekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang tersebut. Mereka terus bertarung mati-matian tanpa istirahat sama sekali. Dalam pertarungan dahsyat ini, Buaya mendapat gigitan Hiu Sura di pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membengkok kekiri. Sementara ikan Sura juga tergigit ekornya hingga hampir putus, lalu ikan Sura kembali ke lautan. Buaya puas telah dapat mempertahankan daerahnya.

Pertarungan antara ikan Hiu yang bernama Sura dan Buaya ini sangat berkesan di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu,nama Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa ini. Dari peritiwa inilah kemudian dibuat lambang Kota Surabaya yaitu gambar "ikan sura dan buaya". Namun ada juga sebagian berpendapat, asal usul Surabaya berasal dari kata Sura dan Baya. Sura berarti Jaya atau selamat. Baya berarti bahaya, jadi Surabaya berarti "selamat menghadapi bahaya". Itulah asal usul kota Surabaya

Amanat :

Nama : Tsani Purnamasari / 26Kelas : X - E

Page 47: Kliping Sinopsis - Copy

1

1. Jika sudah membuat perjanjian,seharusnya janji itu di tepati bukannya di ingkari.

2. Perkelahian akan membawa masalah yang lebih besar,perkelahian bukan jalan keluar yang baik untuk menyelesaikan masalah.

3. Jika kita melakukan kesalahan seharusnya mengakui dan meminta maaf,bukannya menghindar.

SINOPSISSemangka Emas (Vina)

Nama : Vinahari Mahendra P. / 2Kelas : X - E

Page 48: Kliping Sinopsis - Copy

1

Pada zaman dahulu kala di Sambas Kalimantan Barat tinggalah seorang saudagar. Ia mempunyai dua orang putra yang bernama Muzakir dan Dermawan. Muzakir sangat loba dan kikr sebaliknya Dermawan adalah orang yang sangat peduli dan selalu bersedekah kepada fakir miskin. Dermawan tidak rakus dengan harta dan uang. Sebelum meninggal saudagar tersebut membagi hartanya secara rata. Uang bagian Muzakir disimpan di peti

bila ada orang-orang orang miskin datang ia tidak mau memberi sedekah tetapi justru menghina orang miskin tersebut. Berbeda dengan Dermawan yang selalu menyambut orang-orang miskin tersebut dengan senang hati dan ramah. Lama kelamaan harta Dermawan habis untuk menyedekahi orang-orang miskin tersebut yang hampir setiap hari datang ke rumah Dermawan.

Suatu hari Dermawan menolong seekor burung yang sayapnya patah. Dermawan merawat burung pipit tersebut hingga burung itu dapat terbang kembali. Beberapa hari kemudian burung tersebut kembali dan memberi sebutir biji kepada Dermawan walaupun biji tersebut hanya kecil Dermawan tetap menanamnya. Pada waktu panen tiba Dermawan memetik buah semangka yang sudah tumuh besar tersebut kemudian ia membelahnya. Saat ia membelah semangka besar tersebut tak disangka semangka tersebut berisi pasir kuning yang tak lain adalah emas murni. Dermawan pun mengucapkan terima kasih kepada burung pipit itu. Kini Dermawan hidup dengan berkecukupan ia memiliki rumah yang besar dan hartanya melimpah tetapi ia tetap memberi sedekah kepada orang yang membutuhkan. Harta Dermawan kini tidak akan habis karena uangnya amat banyak dan hasil kebunnya melimpah.

Mendengar bahwa Dermawan kini kaya raya, Muzakir meniru tindakan Dermawan. Muzakir menolong burung yang sengaja ia patahkan sayapnya dengan sumpit. Ia juga merawat burung tersebut hingga burung tersebut dapat kembali terbang. Burung itu juga memberi biji kepada Muzakir. Ketika sudah dipanen Muzakir membelah semangka yang jauh lebih besar dibanding semangka milik Dermawan. Bukan emas yang ia dapatkan namun semburan lumpur hitam bercampur kotoran yang baunya busuk.

Amanat :

1. Bersikaplah baik kepada siapa pun karena kelak akan mendapatkan balasan yang baik pula dan sebaliknya janganlah bersikap buruk kepada siapapun karena balasan yang diterima juga akan berupa balasan buruk.

Page 49: Kliping Sinopsis - Copy

1

2. Selalu bersyukur dan tidak tamak terhadap harta.3. Senanatiasa bersikap dermawan dan senang berbagi terhadap sesama.4. Tidak meremehkan dan memperolok orang miskin, Karena sesungguhnya mereka

juga makhluk ciptaan Tuhan yang harus kita hargai.

SINOPSISLegenda Danau Tondano (Wiadirda)

Nama : Wiadirda Febriarahma H. / 28Kelas : X - E

Page 50: Kliping Sinopsis - Copy

1

Pada zaman dahulu di daerah Tondano, Sulawesi Utara, berdiri gunung yang menjulang tinggi. Di lereng gunung itu terdapat 2 kawasan/wilayah, yaitu utara dan selatan. Wilayah Selatan dikuasai oleh seorang Tonaas (Penguasa) yang memiliki putra tunggal yang bernama Maharimbow. Sementara penguasa wilayah utara juga memiliki anak tunggal yang bernama Marimbow. Penguasa bagian utara diselimuti kerisauan saat memikirkan pewaris tahtahnya nanti, karena anaknya seorang perempuan. Untuk mengatasi hal itu, ia membuat suatu ide yang terasa aneh. Ia meminta anaknya untuk berpakaian dan berperilaku layaknya laki-laki dan meminta ia untuk tidak menikah seumur hidup. Permintaan Tonaas Utara di setujui dan di ikrarkan dalam upacara adat dihadapan Opo Empung (Tetua). Apabila sumpah itu dilanggar maka akan terjadi maapetaka yang dasyat ditanah itu. Sementara itu, rupanya Tonaas wilayah selatan memiliki masalah yang hampir sama. Maharimbow diminta bersumpah untuk tidak menikah selama ayahnya masih hidup.

Pada suatu hari kedua pewaris tahta tersebut bertemu didaerah perbatasan. Maharimbow merasakan bahwa orang yang dilihatnya itu, meskipun berpakaian seorang kesatria tetapi memancarkan kelembutan seorang wanita. Ia menjadi penasaran dan ingin mengetahui orang misterius itu. Pada pertemuan berikutnya yang dimulai dengan pertengkaran/perkelahian, Maharimbow berhasil membuka tabir bahwa orang misterius itu adalah seoarang perempuan. Dialah Marimbow ! Kemudian mereka berdua saling menaruh hati dan bersepakat untuk menjadi sepasang suami-istri dan bertekat untuk mempersatukan kedua wilayah tersebut. Namun, mereka tida menyadari bahwa mereka telah melanggar sumpah yang telah mereka Ikrarkan. Keesokkan harinya, tiba-tiba terjadi gempa dan gunung meletus yang begitu dasyat sehingga memusnakan daerah itu dengan bebatuan dan larva dan berubah bentuk menjadi suatu kubangan besar yang akhirnya menjadi danau yang kita kenal sekarang dengan nama danau Tondano

Amanat :

1. Janji adalah utang. Oleh karena itu jangan pernah mengucapkan janji yang tidak bisa kita tepati.

2. Kita harus berhati – hati mengambil suatu keputusan. Apalagi keputusan yang menyangkut masa depan kita.

3. Setiap perbuatan pasti akan mendatangkan suatu akibat. Oleh karena itu kita harus berhati – hati dalam bertindak.