skripsirepository.ub.ac.id/4414/1/lalu samsul ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika...

63
ANALISIS DINAMIK MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN GENG DI MASYARAKAT SKRIPSI oleh: LALU SAMSUL AHMADI 105090406111001 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 01-Dec-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

ANALISIS DINAMIK

MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN

GENG DI MASYARAKAT

SKRIPSI

oleh:

LALU SAMSUL AHMADI

105090406111001

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

i

ANALISIS DINAMIK

MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN

GENG DI MASYARAKAT

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains dalam bidang Matematika

oleh:

LALU SAMSUL AHMADI

105090406111001

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 3: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

ii

Page 4: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ANALISIS DINAMIK

MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN

GENG DI MASYARAKAT

oleh:

LALU SAMSUL AHMADI

105090406111001

Setelah dipertahankan di depan Majelis Penguji

pada tanggal 9 Agustus 2017

dan dinyatakan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains dalam bidang Matematika

Pembimbing

Indah Yanti S.Si., M.Si.

NIP. 197911292005012002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Matematika

Fakultas MIPA Universitas Brawijaya

Ratno Bagus Edy Wibowo, S.Si., M.Si., Ph.D.

NIP. 197509082000031003

Page 5: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

iv

Page 6: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

v

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Lalu Samsul Ahmadi

NIM : 105090406111001

Jurusan : Matematika

Skripsi berjudul : Analisis Dinamik Model

Matematika Penyebaran

Geng di Masyarakat

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. isi skripsi yang saya buat adalah benar-benar karya sendiri

dan tidak menjiplak karya orang lain, selain nama-nama yang

termaktub di isi dan tertulis di daftar pustaka dalam skripsi

ini,

2. apabila di kemudian hari ternyata skripsi yang saya tulis

terbukti hasil jiplakan, maka saya bersedia menanggung

segala resiko yang akan saya terima.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala kesadaran.

Malang, 9 Agustus 2017

Yang menyatakan,

Lalu Samsul Ahmadi

NIM. 105090406111001

Page 7: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

vi

Page 8: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

vii

ANALISIS DINAMIK MODEL MATEMATIKA

PENYEBARAN GENG DI MASYARAKAT

ABSTRAK

Pada skripsi ini dibahas model matematika penyebaran geng di

masyarakat. Model tersebut dikonstruksi dalam bentuk sistem

otonomus nonlinear dengan empat variabel tak bebas. Variabel

pertama menyatakan kepadatan masyarakat biasa, variabel kedua

menyatakan kepadatan masyarakat yang belum resmi menjadi anggota

geng, variabel ketiga menyatakan kepadatan anggota geng dan

variabel keempat menyatakan kepadatan anggota geng yang ditangkap

polisi dan menjalani pembinaan di penjara. Pada model ini terdapat

tiga titik kesetimbangan. Dua titik kesetimbangan merupakan titik

keseimbangan bebas anggota geng sedangkan titik kesetimbangan

ketiga menunjukkan adanya perkembangan anggota geng. Ketiga titik

kesetimbangan bersifat stabil asimtotik dengan syarat tertentu.

Selanjutnya, model penyebaran geng di masyarakat disimulasikan

secara numerik dengan menggunakan metode Runge Kutta orde 4.

Dapat ditunjukkan bahwa hasil simulasi numerik mendukung hasil

analisis

Kata kunci : kestabilan, model penyebaran geng, analisis dinamik,

titik kesetimbangan.

Page 9: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

viii

Page 10: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

ix

DYNAMICAL ANALYSIS OF MATHEMATICAL MODEL OF

THE SPREAD OF GANGS IN A POPULATION

ABSTRACT

This final project discusses a mathematical model of the spread of

gangs member in population. The model is constructed as a nonlinear

autonomous system with four dependent variables. The first variable

express the population density of ordinary community, the second

variable express the population density of unofficial gang member, the

third variable express the population density of official gang member

and the fourth variable express the population density gang member

in prison. The analysis result admits three equilibrium points. The first

and the second equilibrium points contains no gang member while the

third equilibrium points contains gang member. All equilibrium points

are asymtotically stable under some conditions. Moreover,

mathematical model of the spread of gang member in population is

simulated numerically by using Runge Kutta method. It is shown that

the result of numerical simulation is in accordance with the analytical

result.

Keyword : stability, gangs spread model, dynamic analysis,

equilibrium point.

Page 11: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

x

Page 12: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

xi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang maha pengasih

dan maha penyayang. Atas berkat rahmatNya penulis mampu

menyelesaikan skripsi yang berjudul Model Matematika Penyebaran

Anggota Geng di Masyarakat dengan baik. Sawalat serta salam selalu

tercurahkan untuk baginda nabi Muhammad SAW, seorang insan

yang menjadi pedoman suri tauladan yang baik bagi seluruh umat

manusia.

Skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan,

bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

ingin menyampaikan terima kasih kepada

1. Indah Yanti, S.Si, M.Si. selaku dosen pembimbing atas segala

bimbingan, motivasi, bantuan, serta kesabaran yang telah

diberikan selama penulisan skripsi ini.

2. Syaiful Anam, S.Si.,MT.,Ph.D. dan Dr. Wuryansari Muharini

Kusumawinahyu, M.Si. selaku dosen penguji atas segala saran

yang diberikan untuk perbaikan skripsi ini.

3. Ratno Bagus Edy Wibowo, S.Si., M.Si., Ph.D. selaku Ketua

Jurusan Matematika, Dr. Isnani Darti, S.Si., M.Si. selaku Ketua

Program Studi Matematika.

4. Seluruh dosen Jurusan Matematika yang telah memberikan

ilmunya kepada penulis, serta segenap staf dan karyawan TU

Jurusan Matematika atas segala bantuannya.

5. Kedua orang tua serta seluruh keluarga besar atas doa, bantuan,

dan motivasi yang tak pernah habis diberikan,

6. Teman-teman yang masih mendukung hingga akhir pengerjaan

skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan anugerah dan barokah-Nya

kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan dan tidak luput dari

kesalahan, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih

terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun, melalui email ke alamat

[email protected]

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, serta

menjadi sumber inspirasi untuk penulisan skripsi selanjutnya.

Page 13: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

xii

Malang, 9 Agustus 2017

penulis

Page 14: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDULโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆ..โ€ฆโ€ฆโ€ฆi

LEMBAR PENGESAHANโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆ...โ€ฆโ€ฆ..iii

LEMBAR PERNYATAANโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆ...โ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆ.โ€ฆ..v

ABSTRAKโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆ...โ€ฆโ€ฆโ€ฆvii

ABSTRACTโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆ...โ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆix

KATA PENGANTARโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆ..xi

DAFTAR ISIโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆ...โ€ฆโ€ฆxiii

DAFTAR GAMBARโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆ...xv

DAFTAR TABELโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆ..โ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆโ€ฆxvii

DAFTAR LAMPIRAN. ................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. ...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.. ............................................................... 3

1.3 Tujuan. ................................................................................... 3

1.4 Batasan Masalah. ................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Dinamik. .................................................................... 5

2.1.1 Sistem otonomus. ......................................................... 5

2.1.2 Titik kesetimbangan. .................................................... 5

2.1.3 Kestabilan titik kesetimbangan. .................................... 6

2.2 Sistem Otonomus Linear. ...................................................... 6

2.3 Sistem Otonomus Non Linear. .............................................. 7

2.4 Angka Reproduksi Dasar.. ................................................... 10

2.5 Kriteria Routh Hurwitz.. ...................................................... 10

2.6 Model Matematika Perampokan dan Tindak Kekerasan. .... 11

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Konstruksi Model. ............................................................... 13

3.1.1 Laju perubahan kepadatan populasi masyarakat

biasa.. ......................................................................... 14

3.1.2 Laju perubahan kepadatan populasi masyarakat

rentan. ........................................................................ 16

Page 15: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

xiv

3.1.3 Laju perubahan kepadatan populasi anggota

geng............................................................................ 17

3.1.4 Laju perubahan populasi narapidana yang

direhabilitasi. ............................................................ 18

3.2 Titik Kesetimbangan. ............................................................ 20

3.3 Analisis Kestabilan. ............................................................... 24

3.3.1 Analisis kestabilan titik kesetimbangan ๐‘„0. ................ 26

3.3.2 Analisis kestabilan titik kesetimbangan ๐‘„1. ................ 27

3.3.3 Analisis kestabilan titik kesetimbangan ๐‘„2. ................ 29

3.4 Simulasi Numerik. ................................................................ 33

3.4.1 Simulasi I. .................................................................... 33

3.4.2 Simulasi II. .................................................................. 35

3.4.3 Simulasi III. ................................................................. 37

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan. ......................................................................... 39

4.2 Saran. ................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA. .................................................................... 41

LAMPIRAN. ................................................................................... 43

Page 16: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Diagram kompartemen Model Matematika

Penyebaran Geng di Masyarakat. ................................. 13

Gambar 3.2 Potret fase simulasi I . .................................................. 33

Gambar 3.3 Kepadatan populasi dari waktu ke waktu simulasi I. ... 34

Gambar 3.4 Potret fase simulasi II. .................................................. 35

Gambar 3.5 Kepadatan populasi dari waktu ke waktu simulasi II. .. 36

Gambar 3.6 Potret fase simulasi III. ................................................. 37

Gambar 3.7 Kepadatan populasi dari waktu ke waktu simulasi III. . 38

Page 17: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

xvi

Page 18: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Nilai parameter ๐‘„2. .......................................................... 24

Tabel 3.2 Nilai parameter titik kesetimbangan ๐‘„2. .......................... 31

Tabel 3.3 Syarat eksistensi dan kestabilan titik kesetimbangan.. ..... 32

Tabel 3.4.Nilai paramteter simulasi I. .............................................. 33

Tabel 3.5.Nilai parameter simulasi II. .............................................. 35

Tabel 3.6.Nilai parameter simulasi III.. ............................................ 37

Page 19: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

xviii

Page 20: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Syarat eksistensi ๐‘„2. ..................................................... 43

Lampiran 2 Akar-akar persamaan karakteristik. .............................. 47

Lampiran 3 Kriteria Routh Hurwitz. ................................................ 49

Lampiran 4 Listing program Runge Kutta orde 4 Matlab. ............... 59

Page 21: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

xx

Page 22: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kriminalitas merupakan segala macam aktivitas yang ditentang

masyarakat karena melanggar hukum, sosial, dan agama serta

merugikan, baik secara psikologis maupun ekonomis (Kartono, 1999).

Tingginya tingkat kemiskinan dan minimnya lapangan pekerjaan

merupakan beberapa faktor yang meningkatkan angka tindak

kriminal. Tindak kriminal dapat terjadi secara individu maupun

berkelompok. Geng merupakan kelompok pelanggar hukum yang

melakukan tindak kekerasan dan perbuatan ilegal secara terorganisir

(Heskel dan Yablonsky,1982). Menurut Spergel (1995) ada beberapa

faktor yang menyebabkan seseorang memiliki motivasi untuk menjadi

anggota geng. Faktor pertama adalah pengaruh orang terdekat seperti

teman dan keluarga yang merupakan anggota geng. Faktor kedua

adalah lingkungan tempat tinggal yang merupakan basis

berkumpulnya para anggota geng. Faktor ketiga adalah tingkat

ekonomi yang rendah dan keadaan keluarga yang kurang baik (broken

home).

Fenomena geng sudah lama menjadi perhatian khusus di Amerika.

Menurut Klein (1995) pada tahun 1960 di Amerika terdapat 58 kota

terindikasi adanya geng. Diperkirakan terdapat 28.000 anggota geng

dari 760 geng yang berbeda. Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada

tahun 1970, terjadi peningkatan penyebaran geng menjadi 101 kota

dengan 81.000 anggota dari 2700 geng yang berbeda. Pada tahun

1998, menurut survei yang dilakukan oleh National Youth Gang

Survey, di Amerika sudah terdapat 780.000 anggota geng yang

tergabung dalam 28.700 geng yang berbeda.

Penyebaran tindak kriminal tentu perlu penanganan khusus.

Penanganan kriminalitas ini dimulai dari mendata jumlah pelaku

kriminal dalam suatu populasi lalu memperkirakan laju

penyebarannya dari waktu ke waktu. Dengan bantuan model

matematika penyebaran tindak kriminal akan lebih mudah diprediksi.

Selain itu akan diperoleh gambaran yang lebih baik dalam memahami

proses penyebaran tindak kriminal dari waktu ke waktu. Pada

dasarnya penyebaran tindak kriminal memiliki pendekatan yang sama

Page 23: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

2

dengan model epidemi. Pada model epidemi penyebaran penyakit

terjadi akibat sel terinfeksi berinteraksi dengan sel yang lain.

Sedangkan penyebaran tindak kriminal terjadi akibat interaksi sosial

antara individu satu dengan individu yang lain. Bila satu individu

memiliki kecenderungan bertindak kriminal maka individu tersebut

berpotensi mepengaruhi individu yang lain untuk melakukan tindak

kriminal juga.

Pada tahun 2001 Ormerod, dkk. mengkonstruksi model

matematika burglary (perampokan) dan tidak kekerasan. Ormerod,

dkk. membagi populasi menjadi tiga bagian. Subpopulasi pertama

adalah subpopulasi masyarakat yang memiliki peluang nol persen

untuk melakukan tindakan kriminal. Subpopulasi kedua adalah

subpopulasi yang erat kaitannya dengan tindak kriminal namun masih

belum melakukan tindak kejahatan. Subpopulasi terakhir adalah

populasi yang sudah melakukan tindak kriminal secara nyata.

Sooknanan, dkk (2013) mengembangkan model yang dikonstruksi

oleh Ormerod, dkk untuk diterapkan pada penyebaran geng yang

terjadi di masyarakat. Sooknanan, dkk. menambahkan satu

subpopulasi lagi, yaitu subpopulasi masyarakat yang dipenjara akibat

menjadi anggota geng. Subpopulasi ini memiliki peluang untuk

mendapat hukuman dalam waktu tertentu. Sekeluarnya dari penjara

anggota geng memiliki kemungkinan kembali ke masyarakat umum

atau kembali menjadi residivis. Dalam model epidemi populasi ini

termasuk dalam subpopulasi recovered.

Skripsi ini membahas kembali model matematika penyebaran

geng di masyarakat yang telah diteliti oleh Soknanan, dkk. Model

penyebaran geng ini membagi populasi menjadi empat subpopulasi.

Subpopulasi pertama adalah masyarakat biasa yang tidak pernah

melakukan tindak kejahatan. Subpopulasi kedua adalah masyarakat

yang belum resmi menjadi anggota geng. Populasi masyarakat ini

berpotensi menjadi anggota geng namun belum melakukan tindak

kriminal. Subpopulasi ketiga adalah masyarakat yang telah bergabung

secara resmi menjadi anggota geng. Subpopulasi keempat adalah

anggota geng yang ditangkap polisi dan menjalani pembinaan di

penjara. Model matematika penyebaran geng di masyarakat ini

menggunakan model SEIRS.

Page 24: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, pokok permasalahan yang

dikaji dalam skripsi ini adalah

1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran

geng di masyarakat,

2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

3. bagaimana hasil analisis kestabilan titik kesetimbangan model

tersebut,

4. dan bagaimana hasil simulasi numerik model tersebut.

1.3 Tujuan

Tujuan skripsi ini adalah

1. merekonstruksi model matematika penyebaran geng di

masyarakat,

2. menentukan titik kesetimbangan model tersebut,

3. menganalisis kestabilan titik kesetimbangan model tersebut,

4. dan menginterpretasikan hasil simulasi numerik model

tersebut.

1.4 Batasan Masalah

Jumlah populasi dalam skripsi ini tetap karena diasumsikan tidak

ada kelahiran maupun kematian dan tidak ada populasi yang

bermigrasi.

Page 25: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

4

Page 26: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Dinamik

Sistem dinamik adalah suatu sistem yang dapat diketahui

kondisinya di masa yang akan datang jika diberikan suatu kondisi pada

masa sekarang atau di masa yang telah lalu (Nagle dkk. ,2012).

Definisi 2.1.1 (Sistem Otonomus)

Sistem persamaan yang berbentuk: ๐‘‘๐‘ฅ1

๐‘‘๐‘ก= ๐‘“1(๐‘ฅ1,โ€ฆ ,๐‘ฅ๐‘›),

๐‘‘๐‘ฅ2

๐‘‘๐‘ก= ๐‘“2(๐‘ฅ1,โ€ฆ ,๐‘ฅ๐‘›),

โ‹ฎ๐‘‘๐‘ฅ๐‘›

๐‘‘๐‘ก= ๐‘“๐‘›(๐‘ฅ1,โ€ฆ ,๐‘ฅ๐‘›)

dengan ๐‘“๐‘– , ๐‘– = 1,โ€ฆ , ๐‘› , adalah fungsi kontinu yang mempunyai

turunan parsial pertama dan tidak bergantung pada variabel ๐‘ก secara

eksplisit disebut sistem otonomus. (Ross,1984)

Definisi 2.2.2 (Titik Kesetimbangan)

Misalkan diberikan suatu sistem otonomus ๐‘‘๐‘ฅ1

๐‘‘๐‘ก= ๐‘“1(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ),

๐‘‘๐‘ฅ2

๐‘‘๐‘ก= ๐‘“2(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ),

โ‹ฎ๐‘‘๐‘ฅ๐‘›

๐‘‘๐‘ก= ๐‘“๐‘›(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ).

Titik ๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ* = (๐‘ฅ1*, ๐‘ฅ2

*, ๐‘ฅ3*, โ€ฆ , ๐‘ฅ๐‘›

* ) yang memenuhi ๐‘“1(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—) = 0,

๐‘“2(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—) = 0, โ€ฆ , ๐‘“๐‘›(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—) = 0 disebut titik kesetimbangan sistem

(Nagle dkk., 2012).

Page 27: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

6

Definisi 2.2.3 (Kestabilan Titik Kesetimbangan)

Titik kesetimbangan ๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ* disebut stabil jika untuk setiap bilangan

ํœ€ > 0 terdapat ๐›ฟ > 0 sedemikian hingga setiap penyelesaian ๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ(๐‘ก)

pada ๐‘ก = 0 memenuhi

|(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ(0) โˆ’ ๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—| < ๐›ฟ berlaku

|(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ(๐‘ก) โˆ’ ๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—| < ํœ€

untuk setiap ๐‘ก โ‰ฅ 0.

Titik kesetimbangan ๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ* disebut stabil asimtotik jika titik tersebut

stabil dan terdapat ๐›ฟ0 demikian hingga setiap penyelesaian ๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ(๐‘ก) yang

pada ๐‘ก = 0 memenuhi

|(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ(0) โˆ’ ๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—| < ๐›ฟ0

berlaku untuk setiap ๐‘ก โ‰ฅ 0 dan memenuhi

lim๐‘กโ†’โˆž

๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ(๐‘ก) = ๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—.

(Finizio dan Ladas, 1982)

2.2 Sistem Otonomus Linear

Perhatikan sistem otonomus linear ๐‘‘๐‘ฅ1

๐‘‘๐‘ก= ๐‘Ž11๐‘ฅ1 + ๐‘Ž12๐‘ฅ2 + โ‹ฏ+ ๐‘Ž1๐‘›๐‘ฅ๐‘›

๐‘‘๐‘ฅ2

๐‘‘๐‘ก= ๐‘Ž21๐‘ฅ1 + ๐‘Ž22๐‘ฅ2 + โ‹ฏ+ ๐‘Ž2๐‘›๐‘ฅ๐‘›

โ‹ฎ๐‘‘๐‘ฅ๐‘›

๐‘‘๐‘ก= ๐‘Ž๐‘›1๐‘ฅ1 + ๐‘Ž๐‘›2๐‘ฅ2 + โ‹ฏ+ ๐‘Ž๐‘›๐‘›๐‘ฅ๐‘›.

(2.1)

Sistem (2.1) dapat dinyatakan sebagai ๐‘‘๐‘ฅ

๐‘‘๐‘ก= ๐ด๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ dengan

๐ด = [

๐‘Ž11 ๐‘Ž12 โ‹ฏ ๐‘Ž1๐‘›

๐‘Ž21 ๐‘Ž22 โ€ฆ ๐‘Ž2๐‘›

โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฑ โ‹ฎ๐‘Ž๐‘›1 ๐‘Ž๐‘›2 โ€ฆ ๐‘Ž๐‘›๐‘›

] dimana |๐ด| โ‰  0,dan ๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ = [

๐‘ฅ1

๐‘ฅ2

โ‹ฎ๐‘ฅ๐‘›

].

Page 28: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

7

Penentuan tipe kestabilan titik kesetimbangan sistem, bergantung

pada nilai eigen atau akar persamaan karakteristik sistem. Persamaan

karakteristik sistem (2.1) adalah |๐ด โˆ’ ๐œ†๐ผ| = 0.

Teorema 2.1

Misalkan ๐œ†1, ๐œ†2, ๐œ†3, โ€ฆ , ๐œ†๐‘› adalah nilai eigen atau akar

karakteristik sistem (2.1) dan (๐‘ฅ1โˆ—, ๐‘ฅ2

โˆ—, โ€ฆ , ๐‘ฅ๐‘›โˆ—) adalah titik

kesetimbangan. Titik kesetimbangan (๐‘ฅ1โˆ—, ๐‘ฅ2

โˆ—, โ€ฆ , ๐‘ฅ๐‘›โˆ—) disebut

1. stabil asimtotik, jika semua nilai eigen memiliki bagian real yang

negatif,

2. stabil, tetapi tidak stabil asimtotik, jika semua nilai eigen

memiliki bagian real yang tak positif,

3. dan tidak stabil, jika salah satu nilai eigen memiliki bagian real

yang positif.

(Boyce dan DiPrima, 2009).

2.3 Sistem Otonomus Nonlinear

Perhatikan sistem otonomus nonlinear berikut.

๐‘‘๐‘ฅ1

๐‘‘๐‘ก= ๐‘“1(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ),

๐‘‘๐‘ฅ2

๐‘‘๐‘ก= ๐‘“2(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ)

โ‹ฎ๐‘‘๐‘ฅ๐‘›

๐‘‘๐‘ก= ๐‘“๐‘›(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ),

,

dengan ๐‘“1, ๐‘“2, โ€ฆ , ๐‘“๐‘› adalah fungsi nonlinear yang mempunyai turunan

parsial yang kontinu di titik kesetimbangan ๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—. Deret Taylor fungsi

๐‘“1, ๐‘“2, . . ., ๐‘“๐‘› di sekitar ๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ— adalah

๐‘“๐‘–(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ) = ๐‘“๐‘–(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—) +

๐œ•๐‘“๐‘–(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ1

(๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฅ1โˆ—) +

๐œ•๐‘“๐‘–(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ2

(๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฅ2โˆ—) + โ‹ฏ

+๐œ•๐‘“๐‘–(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ

โˆ—)

๐œ•๐‘ฅ๐‘›

(๐‘ฅ๐‘› โˆ’ ๐‘ฅ๐‘›โˆ—) + ๐œ”๐‘–(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ)

(2.2)

Page 29: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

8

dengan ๐‘– = 1,2,โ€ฆ , ๐‘› dan ๐œ”๐‘–(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ) adalah suku sisa. Untuk hampiran

orde satu terhadap ๐‘“1, ๐‘“2, . . . , ๐‘“๐‘› suku sisa memenuhi syarat

lim๐‘ฅโ†’๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—

๐œ”๐‘–(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ)

โ€–๏ฟฝโƒ—โƒ—โƒ—๏ฟฝโ€–= 0

dengan ๐‘– = 1,2,โ€ฆ , ๐‘› dan ๏ฟฝโƒ—โƒ—โƒ—๏ฟฝ = (๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฅ1โˆ—, ๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฅ2

โˆ—, . . ., ๐‘ฅ๐‘› โˆ’ ๐‘ฅ๐‘›โˆ—)๐‘‡ .

Dengan memanfaatkan deret Taylor fungsi ๐‘“1, ๐‘“2, . . . , ๐‘“๐‘› di sekitar

๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—serta mengingat

๐‘‘๐‘ฅ1

๐‘‘๐‘ก=

๐‘‘(๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฅ1โˆ—)

๐‘‘๐‘ก,๐‘‘๐‘ฅ2

๐‘‘๐‘ก=

๐‘‘(๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฅ2โˆ—)

๐‘‘๐‘ก, โ€ฆ ,

๐‘‘๐‘ฅ๐‘›

๐‘‘๐‘ก=

๐‘‘(๐‘ฅ๐‘› โˆ’ ๐‘ฅ๐‘›โˆ—)

๐‘‘๐‘ก,

persamaan (2.2) dapat ditulis dalam bentuk

๐‘‘

๐‘‘๐‘ก[

๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฅ1โˆ—

๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฅ2โˆ—

โ‹ฎ๐‘ฅ๐‘› โˆ’ ๐‘ฅ๐‘›

โˆ—

] = [

๐‘“1(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐‘“2(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

โ‹ฎ๐‘“๐‘›(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

]

+

[ ๐œ•๐‘“1(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ

โˆ—)

๐œ•๐‘ฅ1

๐œ•๐‘“1(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ2โ‹ฏ

๐œ•๐‘“1(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ๐‘›

๐œ•๐‘“2(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ1

๐œ•๐‘“2(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ2โ€ฆ

๐œ•๐‘“2(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ๐‘›

โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฑ โ‹ฎ๐œ•๐‘“๐‘›(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ1

๐œ•๐‘“๐‘›(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ2โ€ฆ

๐œ•๐‘“๐‘›(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ๐‘› ]

[

๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฅ1โˆ—

๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฅ2โˆ—

โ‹ฎ๐‘ฅ๐‘› โˆ’ ๐‘ฅ๐‘›

โˆ—

]

+ [

๐œ”1(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ)

๐œ”2(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ)โ‹ฎ

๐œ”๐‘›(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ)

].

(2.3)

(2.4)

(2.4)

Page 30: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

9

Matriks

๐ฝ =

[ ๐œ•๐‘“1(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ

โˆ—)

๐œ•๐‘ฅ1

๐œ•๐‘“1(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ2โ‹ฏ

๐œ•๐‘“1(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ๐‘›

๐œ•๐‘“2(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ1

๐œ•๐‘“2(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ2โ€ฆ

๐œ•๐‘“2(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ๐‘›

โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฑ โ‹ฎ๐œ•๐‘“๐‘›(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ1

๐œ•๐‘“๐‘›(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ2โ€ฆ

๐œ•๐‘“๐‘›(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ๐‘› ]

disebut matriks Jacobi atau matriks turunan parsial yang dinotasikan

sebagai ๐ฝ. Jika ๐‘ข1 = (๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฅ1

โˆ—), ๐‘ข2 = (๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฅ2โˆ—),โ€ฆ , ๐‘ข๐‘› = (๐‘ฅ๐‘› โˆ’ ๐‘ฅ๐‘›

โˆ—)

sehingga ๏ฟฝโƒ—โƒ—โƒ—๏ฟฝ = (๐‘ข1, ๐‘ข2, โ€ฆ , ๐‘ข๐‘›)๐‘‡ dan ๐‘“1(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—) = ๐‘“2(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ

โˆ—) = โ‹ฏ =๐‘“๐‘›(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—) = 0, maka persamaan (2.4) dapat ditulis sebagai

[ ๐‘‘๐‘ข1

๐‘‘๐‘ก๐‘‘๐‘ข2

๐‘‘๐‘กโ‹ฎ

๐‘‘๐‘›

๐‘‘๐‘ก ]

=

[ ๐œ•๐‘“1(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ

โˆ—)

๐œ•๐‘ฅ1

๐œ•๐‘“1(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ2โ‹ฏ

๐œ•๐‘“1(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ๐‘›

๐œ•๐‘“2(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ1

๐œ•๐‘“2(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ2โ€ฆ

๐œ•๐‘“2(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ๐‘›

โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฑ โ‹ฎ๐œ•๐‘“๐‘›(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ1

๐œ•๐‘“๐‘›(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ2โ€ฆ

๐œ•๐‘“๐‘›(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ—)

๐œ•๐‘ฅ๐‘› ]

[

๐‘ข1

๐‘ข2

โ‹ฎ๐‘ข๐‘›

] + [

๐œ”1(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ)

๐œ”2(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ)โ‹ฎ

๐œ”๐‘›(๏ฟฝโƒ—๏ฟฝ)

]

atau

๐‘‘๏ฟฝโƒ—โƒ—โƒ—๏ฟฝ

๐‘‘๐‘ก= ๐ฝ๏ฟฝโƒ—โƒ—โƒ—๏ฟฝ + ๏ฟฝโƒ—โƒ—โƒ—๏ฟฝ.

Berdasarkan persamaan (2.3) bila ๏ฟฝโƒ—โƒ—โƒ—๏ฟฝ โ†’ 0โƒ—โƒ— maka ๏ฟฝโƒ—โƒ—โƒ—๏ฟฝ โ†’ 0โƒ—โƒ—, sehingga

๏ฟฝโƒ—โƒ—โƒ—๏ฟฝ dapat diabaikan dan sekitar ๏ฟฝโƒ—๏ฟฝโˆ— sistem nonlinear (2.2) dapat

dihampiri oleh sistem linear

๐‘‘๏ฟฝโƒ—โƒ—โƒ—๏ฟฝ

๐‘‘๐‘ก= ๐ฝ๏ฟฝโƒ—โƒ—โƒ—๏ฟฝ.

Jika ๐‘ฅ1 = ๐‘ฅ1โˆ—, ๐‘ฅ2 = ๐‘ฅ2

โˆ—, โ€ฆ ๐‘ฅ๐‘› = ๐‘ฅ๐‘›โˆ— , maka ๏ฟฝโƒ—โƒ—๏ฟฝ = 0โƒ—โƒ— sehingga sistem

linear (2.5) memiliki titik kesetimbangan ๐‘ฅ1โˆ— = 0โƒ—โƒ— (Boyce dan

DiPrima, 2009).

(2.5)

Page 31: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

10

Teorema 2.2 Pandang sistem otonomus nonlinear (2.2). Kestabilan titik

kesetimbangan sistem disebut

a. stabil asimtotik, jika titik kesetimbangan sistem hasil linearisasi

stabil asimtotik,

b. tidak stabil, jika titik kesetimbangan sistem hasil linearisasi tidak

stabil,

c. tidak dapat ditentukan, jika terdapat nilai eigen dari matriks ๐ฝ

yang bernilai nol.

(Robinson, 2004).

Teorema 2.2 menyatakan bahwa kestabilan titik kesetimbangan

sistem otonomus nonlinear (2.2) bergantung pada kestabilan titik

kesetimbangan sistem hasil linearisasi. Hal ini mengakibatkan hasil

analisis kestabilan titik kesetimbangan sistem bersifat lokal, yaitu

hanya berlaku di sekitar titik kesetimbangan.

2.4 Angka Reproduksi Dasar

Angka reproduksi dasar didefinisikan sebagai angka rata-rata

banyaknya individu yang terinfeksi yang disebabkan oleh satu

individu yang sebelumnya telah terinfeksi. Angka reproduksi dasar

merupakan angka yang menjadi ukuran untuk mengetahui apakah

dalam suatu populasi terjadi penyebaran penyakit atau tidak. Oleh

karena itu kestabilan titik kesetimbangan dapat dianalisis

menggunakan angka reproduksi dasar (Shim, 2004)

2.5 Kriteria Routh Hurwitz

Kestabilan titik kesetimbangan bergantung pada akar persamaan

karakteristik atau nilai eigen. Titik kesetimbangan dikatakan stabil

asimtotik jika setiap nilai eigen bernilai rill dan negatif. Apabila suatu

sistem memiliki persamaan karakteristik dengan

๐‘ƒ(๐œ†) = ๐œ†๐‘› + ๐‘Ž1๐œ†๐‘›โˆ’1 + โ‹ฏ+ ๐‘Ž๐‘› = 0, (2.6)

maka kestabilan titik kesetimbangan dapat ditentukan menggunakan

kriteria Routh Hurwitz. Melalui kriteria Routh Hurwitz, kestabilan

Page 32: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

11

titik kesetimbangan dapat ditentukan tanpa menentukan nilai eigen

terlebih dahulu.

Teorema 2.3

Akar akar persamaan (2.6) memiliki bagian riil negatif jika dan

hanya jika

๐‘Ž1 > 0 , ๐ท1 = |๐‘Ž1| > 0 , ๐ท2 = |๐‘Ž1 ๐‘Ž3

1 ๐‘Ž2| > 0

๐ท3 = |

๐‘Ž1 ๐‘Ž3 ๐‘Ž5

1 ๐‘Ž2 ๐‘Ž4

0 ๐‘Ž1 ๐‘Ž3

| > 0,โ€ฆ , ๐ท๐‘˜ = |

๐‘Ž1 ๐‘Ž3 ๐‘Ž5 โ€ฆ 0

1โ‹ฎ

๐‘Ž2

โ‹ฎ๐‘Ž4 โ€ฆ 0

โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ0 0 0 โ€ฆ ๐‘Ž๐‘˜

| > 0

dengan ๐‘˜ = 1,2, โ€ฆ , ๐‘›.

(Murray, 2002)

2.6 Model Matematika Perampokan dan Tindak Kekerasan.

Penelitian tentang model penyebaran geng sebelumnya belum

pernah dilakukan namun penelitian tentang model penyebaran tindak

kriminal sebelumnya pernah diteliti oleh Ormerod, dkk.

Ormerod, dkk meneliti model matemetika bulglary (perampokan)

dan tindak kekerasan. Model ini membagi populasi menjadi tiga

bagian. Populasi pertama merupakan masyarakat awam. Populasi

kedua merupakan masyarakat yang rentan melakukan tindak kriminal

dan populasi ketiga merupakan masyarakat yang aktif melakukan

tindak kriminal.

๐‘‘๐‘

๐‘‘๐‘ก= โˆ’๐œƒ๐‘ + ๐œ‡๐‘† + ๐›ฝ๐‘๐ถ

๐‘‘๐‘†

๐‘‘๐‘ก= ๐œƒ๐‘ โˆ’ ๐œ‡๐‘† โˆ’ ๐‘ž๐‘† โˆ’ ๐œ…๐‘†๐ถ

๐‘‘๐ถ

๐‘‘๐‘ก= ๐‘ž๐‘† + ๐œ…๐‘†๐ถ โˆ’ ๐›ฝ๐‘๐ถ.

Berikut keterangan dari model matematika perampokan dan

tindak kekerasan

Page 33: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

12

๐‘ : Populasi masyarakat awam

๐‘† : Populasi masyarakat yang rentan melakukan tindakan

kriminal

๐ถ : Populasi masyarakat yang aktif melakukan tindakan

kriminal

๐œ‡ : Laju perpindahan masyarakat yang rentan melakukan

tindakan kriminal menjadi masyarakat awam

๐œƒ : Laju perpindahan masyarakat awam menjadi masyarakat

yang rentan melakukan tindakan kriminal

๐œ… : Laju perpindahan masyarakat rentan menjadi pelaku

kriminal akibat interaksi sosial

๐‘ž : Laju perpindahan masyarakat rentan menjadi pelaku

kriminal akibat desakan ekonomi

๐›ฝ : Laju perpindahan pelaku kriminal kembali menjadi

masyarakat awam akibat desakan masyarakat.

Page 34: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

13

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Konstruksi Model

Model matematika penyebaran geng di masyarakat merupakan

model SEIRS. Dalam mengkonstruksi model ini populasi manusia (๐‘‡)

dibagi menjadi empat subpopulasi. Subpopulasi pertama adalah

masyarakat awam yang tidak tinggal dalam lingkungan geng dan tidak

pernah melakukan tindak kejahatan (๐‘). Subpopulasi kedua adalah

masyarakat yang berpotensi menjadi anggota geng namun belum

menjadi anggota resmi dan belum pernah melakukan tindakan

kejahatan (๐ธ). Subpopulasi ketiga adalah masyarakat yang telah resmi

menjadi anggota geng (๐บ). Subpopulasi keempat adalah masyarakat

yang ditangkap polisi dan direhabilitasi karena menjadi anggota geng

(๐‘…).

Arus perpindahan populasi masyarakat disajikan pada Gambar

(3.1)

Gambar 3.1 Diagram kompartemen model matematika penyebaran

geng di masyarakat

๐‘

๐ธ

๐‘…

๐บ

๐›ฝ1 ๐›ผ

๐›ฝ2

ฮฆ (1 โˆ’ ๐‘“)๐œŒ

๐‘“๐œŒ

Page 35: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

14

Berikut keterangan dari Gambar 3.1

N : Populasi masyarakat biasa yang tidak melakukan

tindak kriminal.

E : Populasi masyarakat yang belum resmi menjadi

anggota geng dan rentan menjadi anggota geng

G : Populasi masyarakat yang sudah resmi menjadi

anggota geng.

R : Populasi masyarakat yang direhabilitasi akibat

menjadi anggota geng (Narapidana).

๐›ฝ1 : Laju perpindahan populasi masyarakat biasa menjadi

anggota geng yang belum resmi.

๐›ผ : Laju perpindahan populasi masyarakat yang belum

resmi menjadi anggota geng kembali menjadi

masyarakat biasa

๐›ฝ2 : Laju perpindahan populasi masyarakat yang belum

resmi menjadi anggota geng yang resmi.

ฮฆ : Laju perpindahan populasi masyarakat yang telah

resmi menjadi anggota geng menjadi narapidana

๐‘“ : Laju perpindahan populasi masyarakat yang telah

direhabilitasi kembali menjadi masyarakat biasa.

(1 โˆ’ ๐‘“) : Laju perpindahan populasi masyakarat yang gagal

direhabilitasi dan kembali menjadi anggota geng.

๐œŒ : Rata-rata masa rehabilitasi

Dalam model ini diasumsikan bahwa ๐‘‡ (total populasi manusia)

bersifat tetap atau tidak ada peningkatan jumlah populasi.

3.1.1 Laju perubahan populasi masyarakat biasa (๐‘ต)

Laju perubahan populasi masyarakat biasa (๐‘) sebagai berikut.

1. Populasi masyarakat biasa (๐‘) dapat berpindah menjadi anggota

geng yang belum resmi (๐ธ) karena ada interaksi langsung antar

keduanya. Perpindahan tersebut juga bisa terjadi karena interaksi

masyarakat biasa dan anggota geng yang resmi (๐บ). Misalkan ๐›ฝ1

adalah laju penularan akibat interaksi tersebut, maka laju

Page 36: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

15

berkurangnya populasi masyarakat biasa (๐‘) dapat dinyatakan

sebagai berikut

๐‘‘๐‘

๐‘‘๐‘ก= โˆ’๐›ฝ1(๐ธ + ๐บ)

๐‘

๐‘‡.

2. Selain bersifat negatif, interaksi masyarakat biasa (๐‘) dengan

anggota geng yang belum resmi (๐ธ) juga dapat mempengaruhi

anggota geng yang belum resmi (๐ธ) menjadi masyarakat biasa

(๐‘) . Jika laju perpindahan dinotasikan dengan ๐›ผ maka laju

perpindahan populasi dari ๐ธ menuju ๐‘ dapat dinyatakan sebagai

berikut

๐‘‘๐‘

๐‘‘๐‘ก= ๐›ผ๐ธ.

3. Peningkatan jumlah populasi masyarakat biasa (๐‘) bisa terjadi

bila narapidana (๐‘…) sukses menjalani masa rehabilitasinya. Jika ๐œŒ

merupakan rata-rata masa rehabilitasi dan (1 โˆ’ ๐‘“) menunjukkan

proporsi narapidana yang kembali menjadi anggota geng, maka ๐‘“

menunjukkan narapidana yang berhasil direhabilitasi. Laju

perpindahan narapidana (๐‘…) menjadi masyarakat biasa (๐‘†)

dinyatakan sebagai berikut

๐‘‘๐‘

๐‘‘๐‘ก= ๐‘“๐œŒ๐‘….

Jadi, laju perubahan populasi masyarakat biasa (๐‘) pada waktu ๐‘ก

dinyatakan sebagai berikut.

๐‘‘๐‘

๐‘‘๐‘ก= โˆ’๐›ฝ1(๐ธ + ๐บ)

๐‘

๐‘‡+ ๐›ผ๐ธ + ๐‘“๐œŒ๐‘….

Page 37: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

16

3.1.2 Laju perubahan populasi mayarakat yang belum resmi

menjadi anggotang geng (๐‘ฌ)

Laju perubahan populasi masyarakat yang belum resmi menjadi

anggota geng (๐ธ) adalah sebagai berikut

1. Populasi anggota geng yang belum resmi (๐ธ) dapat bertambah

dikarenakan perpindahan populasi masyarakat biasa (๐‘) .

Perpindahan ini dikarenakan adanya interaksi antar masyarakat

biasa (๐‘) dengan anggota geng belum resmi (๐ธ) dan anggota

geng resmi (๐บ). Masyarakat biasa tidak bisa langsung menjadi

anggota geng resmi namun harus menjadi anggota geng yang

belum resmi terlebih dahulu. Berdasarkan persamaan sebelumnya,

laju perpindahan dimisalkan ๐›ฝ1 sehingga dapat dinyatakan

sebagai berikut

๐‘‘๐ธ

๐‘‘๐‘ก= ๐›ฝ1(๐ธ + ๐บ)

๐‘

๐‘‡.

2. Anggota geng yang belum resmi dapat berkurang bila anggota

geng resmi melakukan rekruitmen. Selain itu berkurangnya

anggota geng belum resmi bisa terjadi bila anggota geng belum

resmi ini memilih kembali menjadi masyarakat biasa. Misalkan

๐›ฝ2 adalah laju perpindahan anggota geng yang belum resmi

menjadi anggota geng yang resmi karena perekrutan dan ๐›ผ adalah

laju kembalinya anggota gang yang belum resmi menjadi

masyarakat biasa, maka laju berkurangnya populasi anggota geng

yang belum resmi dinyatakan sebagai berikut

๐‘‘๐ธ

๐‘‘๐‘ก= โˆ’๐›ฝ2

๐ธ๐บ

๐‘‡โˆ’ ๐›ผ๐ธ.

Jadi, laju perubahan populasi masyarakat yang belum resmi

menjadi anggota geng dalam waktu t dinyatakan sebagai berikut

๐‘‘๐ธ

๐‘‘๐‘ก= ๐›ฝ1(๐ธ + ๐บ)

๐‘

๐‘‡โˆ’ ๐›ฝ2

๐ธ๐บ

๐‘‡โˆ’ ๐›ผ๐ธ.

Page 38: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

17

3.1.3 Laju perubahan populasi anggota geng (๐‘ฎ)

Laju perubahan populasi anggota geng (๐บ) adalah sebagai

berikut.

1. Berdasarkan persamaan sebelumnya, penambahan jumlah

anggota geng terjadi akibat proses rekruitmen. Diketahui ๐›ฝ2

adalah laju proses rekruitmen maka bertambahnya jumlah anggota

geng dapat dinyatakan sebagai berikut.

๐‘‘๐บ

๐‘‘๐‘ก= ๐›ฝ2

๐ธ๐บ

๐‘‡.

2. Anggota geng cenderung melakukan tindakan melanggar hukum

sehingga anggota geng dapat ditangkap lalu direhabilitasi di

dalam penjara. Misalkan ฮฆ adalah laju penangkapan anggota

geng maka laju berkurangnnya anggota geng dapat dinayatakan

sebagai berikut ๐‘‘๐บ

๐‘‘๐‘ก= โˆ’ฮฆG.

3. Narapidana yang menjalani proses rehabilitasi tidak semuanya

kembali menjadi masyarakat biasa namun ada juga yang kembali

menjadi anggota geng. Diketahui (1 โˆ’ ๐‘“) adalah laju kembalinya

narapidana menjadi anggota geng dan ๐œŒ merupakan rata-rata masa

tahanan, maka laju bertambahnya anggota geng dapat dinyatakan

sebagai berikut.

๐‘‘๐บ

๐‘‘๐‘ก= (1 โˆ’ ๐‘“)๐œŒ๐‘….

Jadi, laju perpindahan populasi anggota geng pada waktu t dapat

dinyatakan sebagai berikut.

๐‘‘๐บ

๐‘‘๐‘ก= ๐›ฝ2

๐ธ๐บ

๐‘‡โˆ’ ฮฆG + (1 โˆ’ ๐‘“)๐œŒ๐‘….

Page 39: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

18

3.1.4 Laju perubahan populasi narapida yang direhabilitasi (๐‘น)

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, perubahan populasi

narapidana bergantung pada jumlah anggota geng yang ditangkap dan

jumlah narapidana yang bebas setelah masa rehabilitasinya selesai.

Misalkan ฮฆ menunjukkan laju penangkapan anggota geng, ๐‘“ adalah

laju narapidana yang berhasil direhabilitasi dan ๐œŒ adalah rata-rata

masa tahanan, maka laju perubahan populasi narapida sebagai berikut.

๐‘‘๐‘…

๐‘‘๐‘ก= ฮฆ๐บ โˆ’ (1 โˆ’ ๐‘“)๐œŒ๐‘… โˆ’ ๐‘“๐œŒ๐‘…

disederhanakan menjadi

๐‘‘๐‘…

๐‘‘๐‘ก= ฮฆ๐บ โˆ’ ๐œŒ๐‘….

Secara matematis model metematika penyebaran anggota geng di

masyarakat adalah

๐‘‘๐‘

๐‘‘๐‘ก= โˆ’๐›ฝ1(๐ธ + ๐บ)

๐‘

๐‘‡+ ๐›ผ๐ธ + ๐‘“๐œŒ๐‘…

๐‘‘๐ธ

๐‘‘๐‘ก= ๐›ฝ1(๐ธ + ๐บ)

๐‘

๐‘‡โˆ’ ๐›ฝ2

๐ธ๐บ

๐‘‡โˆ’ ๐›ผ๐ธ

๐‘‘๐บ

๐‘‘๐‘ก= ๐›ฝ2

๐ธ๐บ

๐‘‡โˆ’ ฮฆG + (1 โˆ’ ๐‘“)๐œŒ๐‘…

๐‘‘๐‘…

๐‘‘๐‘ก= ฮฆ๐บ โˆ’ ๐œŒ๐‘…

๐‘ + ๐ธ + ๐บ + ๐‘… = ๐‘‡

dengan ๐‘(0) โ‰ฅ 0 , ๐ธ(0) โ‰ฅ 0 , ๐บ(0) โ‰ฅ 0 , ๐‘…(0) โ‰ฅ 0 .

Total populasi (๐‘‡) pada pada kasus ini adalah tetap sebab ๐‘‘๐‘‡

๐‘‘๐‘ก= 0,

sehingga dapat diskalakan dengan membandingkan setiap subpopulasi

(3.1)

Page 40: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

19

dalam model dengan total populasi (๐‘‡) sehingga dapat dinyatakan

sebagai berikut

๐‘› =๐‘

๐‘‡ , ๐‘’ =

๐ธ

๐‘‡, ๐‘” =

๐บ

๐‘‡, ๐‘Ÿ =

๐‘…

๐‘‡ .

Subtitusikan persamaan persamaan (3.2) ke sistem persamaan

(3.1) hingga diperoleh

๐‘‘(๐‘›๐‘‡)

๐‘‘๐‘ก= โˆ’๐›ฝ1(๐‘’๐‘‡ + ๐‘”๐‘‡)

๐‘›๐‘‡

๐‘‡+ ๐›ผ๐‘’๐‘‡ + ๐‘“๐œŒ๐‘Ÿ๐‘‡

๐‘‘(๐‘’๐‘‡)

๐‘‘๐‘ก= ๐›ฝ1(๐‘’๐‘‡ + ๐‘”๐‘‡)

๐‘›๐‘‡

๐‘‡โˆ’ ๐›ฝ2

๐‘’๐‘‡๐‘”๐‘‡

๐‘‡โˆ’ ๐›ผ๐‘’๐‘‡

๐‘‘(๐‘”๐‘‡)

๐‘‘๐‘ก= ๐›ฝ2

๐‘’๐‘‡๐‘”๐‘‡

๐‘‡+ (1 โˆ’ ๐‘“)๐œŒ๐‘Ÿ๐‘‡ โˆ’ ฮฆ๐‘”๐‘‡

๐‘‘(๐‘Ÿ๐‘‡)

๐‘‘๐‘ก= ฮฆ๐‘”๐‘‡ โˆ’ ๐œŒ๐‘Ÿ๐‘‡.

Sederhanakan sistem persamaan di atas menjadi sebagai berikut.

๐‘‘๐‘›

๐‘‘๐‘ก= โˆ’๐›ฝ1๐‘›(๐‘’ + ๐‘”) + ๐›ผ๐‘’ + ๐‘“๐œŒ๐‘Ÿ

๐‘‘๐‘’

๐‘‘๐‘ก= ๐›ฝ1๐‘›(๐‘’ + ๐‘”) โˆ’ ๐›ฝ2๐‘’๐‘” โˆ’ ๐›ผ๐‘’

๐‘‘๐‘”

๐‘‘๐‘ก= ๐›ฝ2๐‘’๐‘” + (1 โˆ’ ๐‘“)๐œŒ๐‘Ÿ โˆ’ ฮฆ๐‘”

๐‘‘(๐‘Ÿ)

๐‘‘๐‘ก= ฮฆ๐‘” โˆ’ ๐œŒ๐‘Ÿ

dengan

๐‘› + ๐‘’ + ๐‘” + ๐‘Ÿ = 1.

(3.2)

(3.3)

(3.4)

Page 41: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

20

3.2 Titik Kesetimbangan

Pada subbab ini akan ditentukan titik kesetimbangan sistem.

Menurut definisi 2.3.3 titik kesetimbangan sistem diperoleh jika

๐‘‘๐‘›

๐‘‘๐‘ก=

๐‘‘๐‘’

๐‘‘๐‘ก=

๐‘‘๐‘”

๐‘‘๐‘ก=

๐‘‘๐‘Ÿ

๐‘‘๐‘ก= 0,

yaitu

โˆ’๐›ฝ1๐‘›(๐‘’ + ๐‘”) + ๐›ผ๐‘’ + ๐‘“๐œŒ๐‘Ÿ = 0 (3.5a)

๐›ฝ1๐‘›(๐‘’ + ๐‘”) โˆ’ ๐›ฝ2๐‘’๐‘” โˆ’ ๐›ผ๐‘’ = 0 (3.5b)

๐›ฝ2๐‘’๐‘” + (1 โˆ’ ๐‘“)๐œŒ๐‘Ÿ โˆ’ ฮฆ๐‘” = 0 (3.5c)

ฮฆ๐‘” โˆ’ ๐œŒ๐‘Ÿ = 0. (3.5d)

Dari persamaan (3.5d) diperoleh

๐‘Ÿ =ฮฆ๐‘”

๐œŒ.

Dengan mensubstitusikan nilai ๐‘Ÿ ke persamaan (3.5c) diperoleh

๐›ฝ2๐‘’๐‘” โˆ’ ๐‘“ฮฆ๐‘” = 0 โ‡” (๐›ฝ2๐‘’ โˆ’ ๐‘“ฮฆ)๐‘” = 0

sehingga didapatkan nilai ๐‘” dan ๐‘’ sebagai berikut

๐‘” = 0 , atau (3.6a)

๐‘’ =๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2.

(3.6b)

Untuk nilai ๐‘” sama dengan nol maka nilai ๐‘Ÿ juga sama dengan

nol. Substitusikan persamaan (3.6a) ke persamaan (3.5b) sehingga

diperoleh

๐›ฝ1๐‘›๐‘’ โˆ’ ๐›ผ๐‘’ = 0 โŸบ (๐›ฝ1๐‘› โˆ’ ๐›ผ)๐‘’ = 0,

maka didapatkan nilai ๐‘’ dan ๐‘› sebagai berikut

Page 42: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

21

๐‘’ = 0, atau

(3.7a)

๐‘› =๐›ผ

๐›ฝ1. (3.7b)

Untuk mendapat nilai ๐‘› maka substitusikan nilai ๐‘Ÿ = 0, ๐‘” = 0

dan ๐‘’ = 0 ke dalam persamaan ๐‘› + ๐‘’ + ๐‘” + ๐‘Ÿ = 1 sehingga

didapatkan nilai ๐‘› = 1. Dari penjabaran di atas diperoleh nilai titik

tetap pertama yaitu ๐‘„0 = (1,0,0,0).

Titik kesetimbangan ๐‘„0 disebut titik kesetimbangan bebas geng.

Kondisi titik kesetimbangan ini menunjukkan jumlah populasi

anggota geng resmi (๐บ) maupun tidak resmi (๐ธ) berjumlah nol. Tidak

adanya populasi geng mengakibatkan populasi narapida juga

berjumlah nol pada kondisi setimbang. Titik kesetimbangan ini selalu

eksis.

Untuk mencari titik tetap berikutnya, substitusikan persamaan

(3.6a) dan (3.7b) dan ๐‘Ÿ = 0 ke dalam persamaan ๐‘› + ๐‘’ + ๐‘” + ๐‘Ÿ = 1

sehingga diperoleh

๐‘’ =๐›ฝ1 โˆ’ ๐›ผ

๐›ฝ1.

Dari penjabaran di atas diperoleh nilai titik tetap kedua yaitu

๐‘„1 = (๐›ผ

๐›ฝ1,

๐›ฝ1โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1, 0,0).

Titik kesetimbangan ๐‘„1 disebut juga titik kesetimbangan bebas

geng. Berbeda dari ๐‘„0, pada titik kesetimbangan ๐‘„1 terdapat populasi

anggota geng yang belum resmi (๐ธ) namun tidak menunjukkan

adanya anggota geng yang resmi (๐บ) . Titik kesetimbangan

๐‘„1 dikatakan eksis jika setiap variabel bernilai positif, yaitu ๐›ผ

๐›ฝ1โ‰ฅ 0

dan ๐›ฝ1โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1โ‰ฅ 0. Dikarenakan setiap parameter bernilai positif, maka

jelas bahwa ๐›ผ

๐›ฝ1โ‰ฅ 0 . Sementara itu

๐›ฝ1โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1โ‰ฅ 0 โŸบ ๐›ฝ1 > ๐›ผ . Dengan

kata lain, titik kesetimbangan ๐‘„1 eksis jika ๐›ฝ1 > ๐›ผ.

(3.8)

Page 43: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

22

Selanjutnya untuk mencari titik tetap berikutnya substitusikan

persamaan (3.6b) dan persamaan (3.5d) ke dalam persamaan (3.4b)

sehingga diperoleh

๐‘› = 1 โˆ’๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2โˆ’ ๐‘” (1 +

ฮฆ

๐œŒ).

Untuk mencari nilai ๐‘” substitusikan persamaan (3.8),(3.9) dan

๐‘Ÿ =ฮฆ๐‘”

๐œŒ ke dalam persamaan (3.5a) sehingga diperoleh

โˆ’๐›ฝ1 (1 โˆ’๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2โˆ’ ๐‘” (1 +

ฮฆ

๐œŒ)) (

๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2+ ๐‘”) + ๐›ผ

๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2+ ๐‘“๐œŒ

ฮฆ๐‘”

๐œŒ= 0.

Jika persamaan di atas diubah kedalam bentuk persamaan kuadrat

maka diperoleh bentuk sebagai berikut

๐‘”2๐‘Ž + ๐‘”๐‘ + ๐‘ = 0

dengan

Jadi, titik tetap ketiga adalah

๐‘„2 = (1 โˆ’๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2โˆ’ ๐‘” (1 +

ฮฆ

๐‘Ÿ) ,

๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2, ๐‘”โˆ—,

ฮฆ๐‘”โˆ—

๐œŒ),

dengan ๐‘”1,2โˆ— =

โˆ’๐‘ยฑโˆš๐‘2โˆ’4๐‘Ž๐‘

2๐‘Ž.

๐‘Ž = ๐›ฝ1 (1 +ฮฆ

๐œŒ) > 0

๐‘ =2๐›ฝ1๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2+

๐›ฝ1๐‘“ฮฆ2

๐›ฝ2๐œŒโˆ’ ๐›ฝ1 + ๐‘“ฮฆ

๐‘ =๐›ฝ1๐‘“2ฮฆ2

๐›ฝ22

โˆ’๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2

(๐›ฝ1 โˆ’ ๐›ผ).

(3.9)

Page 44: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

23

Titik kesetimbangan ๐‘„2 disebut juga titik kesetimbangan geng.

Kondisi ini ini menunjukkan bahwa pada kondisi setimbang populasi

geng selalu ada. Titik kesetimbangan ๐‘„2 dikatakan eksis jika setiap

variabel bernilai positif. Nilai ๐‘”โˆ—1 dan ๐‘”โˆ—

2 bernilai positif jika

memenuhi ๐‘”โˆ—1 + ๐‘”โˆ—

2 =โˆ’๐‘

๐‘Žโ‰ฅ 0 , ๐‘”โˆ—

1. ๐‘”โˆ—2 =

๐‘

๐‘Žโ‰ฅ 0 , dan ๐‘2 โˆ’

4๐‘Ž๐‘ โ‰ฅ 0. Agar kondisi di atas terpenuhi maka

๐‘ =2๐›ฝ1๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2+

๐›ฝ1๐‘“ฮฆ2

๐›ฝ2๐œŒโˆ’ ๐›ฝ1 + ๐‘“ฮฆ < 0,

๐‘ =๐›ฝ1๐‘“2ฮฆ2

๐›ฝ22

โˆ’๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2

(๐›ฝ1 โˆ’ ๐›ผ) > 0

dan

๐‘2 โˆ’ 4๐‘Ž๐‘ = (2๐›ฝ1๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2+

๐›ฝ1๐‘“ฮฆ2

๐›ฝ2๐œŒโˆ’ ๐›ฝ1 + ๐‘“ฮฆ)

2

โˆ’ 4๐›ฝ1 (1 +ฮฆ

๐œŒ) (

๐›ฝ1๐‘“2ฮฆ2

๐›ฝ22

โˆ’๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2

(๐›ฝ1 โˆ’ ๐›ผ)) > 0.

Dengan kata lain titik kesetimbangan ๐‘„2 eksis jika

๐›ฝ1 >2๐›ฝ1๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2+

๐›ฝ1๐‘“ฮฆ2

๐›ฝ2๐œŒ+ ๐‘“ฮฆ,

๐›ฝ1๐‘“2ฮฆ2

๐›ฝ22

>๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2

(๐›ฝ1 โˆ’ ๐›ผ)

dan

ฮฆ > ๐œŒ.

Cara memperoleh syarat eksistensi di atas disajikan secara rinci

pada lampiran 1.

Page 45: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

24

Sebagai ilustrasi, nilai parameter yang memenuhi syarat eksistensi

๐‘„2 disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Nilai paramater

๐›ผ ๐›ฝ1 ๐›ฝ2 ฮฆ ๐œŒ ๐‘“

0.8 0.4 0.1 0.167 0.112 0.012

Dengan menggunakan nilai parameter pada Tabel 3.1 diperoleh

koefisien persamaan kuadrat dari ๐‘”โˆ— sebagai berikut

0.996๐‘”โˆ—2 โˆ’ 0.37 ๐‘”โˆ— โˆ’ 0.0081 = 0,

selanjutnya nilai ๐‘”โˆ— adalah

๐‘”โˆ—1,2

โˆ’0.37 ยฑ โˆšโˆ’0.372 โˆ’ 4 (0.996)(0.0081)

2 (0.996),

yaitu ๐‘”1โˆ— = 0.34 dan ๐‘”2

โˆ— = 0.023.

3.3 Analisis kestabilan titik kesetimbangan

Sistem persamaan (3.4) adalah sistem persamaan nonlinear. Oleh

sebab itu kestabilan titik kesetimbangan model dapat diketahui

dengan melakukan linearisasi sistem persamaan (3.4). Untuk

memudahkan perhitungan kita reduksi sistem (3.4) dengan

mengeliminasi variabel ๐‘Ÿ . Diketahui ๐‘Ÿ = 1 โˆ’ ๐‘› โˆ’ ๐‘’ โˆ’ ๐‘” sehingga

persamaan (3.4) menjadi,

๐‘‘๐‘›

๐‘‘๐‘ก= โˆ’๐›ฝ1๐‘›(๐‘’ + ๐‘”) + ๐›ผ๐‘’ + ๐‘“๐œŒ(1 โˆ’ ๐‘› โˆ’ ๐‘’ โˆ’ ๐‘”)

๐‘‘๐‘’

๐‘‘๐‘ก= ๐›ฝ1๐‘›(๐‘’ + ๐‘”) โˆ’ ๐›ฝ2๐‘’๐‘” โˆ’ ๐›ผ๐‘’

๐‘‘๐‘”

๐‘‘๐‘ก= ๐›ฝ2๐‘’๐‘” + (1 โˆ’ ๐‘“)๐œŒ(1 โˆ’ ๐‘› โˆ’ ๐‘’ โˆ’ ๐‘”) โˆ’ ฮฆ๐‘”.

(3.4a)

Page 46: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

25

Selanjutnya sistem persamaan di atas dilinearisasi dengan

menggunakan deret Taylor. Matriks Jacobi sistem persamaan (3.41)

adalah

๐ฝ = (

โˆ’๐ต โˆ’ ๐‘“๐œŒ โˆ’๐บ + ๐›ผ โˆ’๐บ๐ต ๐›ฝ1๐‘› + ๐›ฝ2๐‘” โˆ’ ๐›ผ ๐›ฝ1๐‘› + ๐›ฝ2๐‘’

โˆ’๐น ๐›ฝ2๐‘” โˆ’ ๐น ๐›ฝ2๐‘’ โˆ’ ๐น โˆ’ ฮฆ),

dengan ๐ต = ๐›ฝ1(๐‘’ + ๐‘”); ๐น = (1 โˆ’ ๐‘“)๐œŒ; ๐บ = (๐›ฝ1๐‘› + ๐‘“๐œŒ). Persamaan

karakteristik sistem diperoleh dari

|

๐œ† + ๐ต + ๐‘“๐œŒ ๐บ โˆ’ ๐›ผ ๐บโˆ’๐ต โˆ’๐›ฝ1๐‘› + ๐›ฝ2๐‘” + ๐›ผ + ๐œ† โˆ’๐›ฝ1๐‘› + ๐›ฝ2๐‘’๐น โˆ’๐›ฝ2๐‘” + ๐น โˆ’๐›ฝ2๐‘’ + ๐น + ฮฆ + ฮป

| = 0,

yaitu

๐œ†3 + ๐‘Ž1๐œ†2 + ๐‘Ž2๐œ† + ๐‘Ž3 = 0, dengan

๐‘Ž1 = ๐ต + ๐น + ฮฆ + ๐›ผ + ๐‘“๐œŒ + ๐›ฝ2๐‘” โˆ’ ๐›ฝ1๐‘› โˆ’ ๐›ฝ2๐‘’

๐‘Ž2 = ๐ต(๐บ โˆ’ ๐›ผ) + ๐œ™1๐œ™2 + (๐ต + ๐‘“๐œŒ)๐œ™3 โˆ’ ๐น๐บ + ๐œ™4

๐‘Ž3 = ๐œ™5๐œ™1 โˆ’ ๐œ™6๐œ™2 โˆ’ (๐น โˆ’ ๐›ฝ2๐‘”)๐œ™7 + ๐น๐œ™8

dan

๐œ™1 = ๐น + ฮฆ โˆ’ ๐›ฝ2๐‘’

๐œ™2 = ๐ต + ๐›ผ + ๐‘“๐œŒ + ๐›ฝ2๐‘” โˆ’ ๐›ฝ1๐‘› ๐œ™3 = ๐›ผ + ๐›ฝ2๐‘” โˆ’ ๐›ฝ1๐‘›

๐œ™4 = (๐น โˆ’ ๐›ฝ2๐‘”)(๐›ฝ1๐‘› โˆ’ ๐›ฝ2๐‘’)

๐œ™5 = (๐ต(๐บ โˆ’ ๐›ผ) + (๐ต + ๐‘“๐œŒ)(๐›ผ + ๐›ฝ2๐‘” โˆ’ ๐›ฝ1๐‘›)

๐œ™6 = (๐น๐บ โˆ’ (๐น โˆ’ ๐›ฝ2๐‘”)(๐›ฝ1๐‘› โˆ’ ๐›ฝ2๐‘’)

๐œ™7 = ((๐›ฝ1๐‘› โˆ’ ๐›ฝ2๐‘’)(๐›ผ + ๐›ฝ2๐‘” โˆ’ ๐›ฝ1๐‘›) + ๐ต๐บ)

๐œ™8 = (๐บ(๐ต + ๐‘“๐œŒ) โˆ’ (๐›ฝ1๐‘› โˆ’ ๐›ฝ2๐‘’)(๐บ โˆ’ ๐›ผ).

Cara memperoleh pesamaan karakteristik disajikan secara rinci

pada Lampiran 2.

Page 47: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

26

3.3.1 Analisis kestabilan titik kesetimbangan ๐‘ธ๐ŸŽ

Kestabilan ๐‘„0 dapat ditentukan dengan menggunakan Teorema

2.3. Langkah pertama, substitusikan ๐‘„0 ke dalam persamaan

karakteristik berikut

๐œ†3 + ๐‘Ž1๐œ†2 + ๐‘Ž2๐œ† + ๐‘Ž3 = 0.

Berdasarkan kriteria Routh Hurwitz, akar-akar persamaan

karakteristik di atas memiliki bagian real yang negatif jika

๐‘Ž1 > 0 , ๐‘Ž3 > 0 , |๐‘Ž1 ๐‘Ž3

1 ๐‘Ž2| > 0.

Oleh sebab itu, titik kesetimbangan ๐‘„0 akan stabil asimtotik jika

๐‘Ž1 > 0 , ๐‘Ž3 > 0 dan ๐‘Ž1๐‘Ž2 โˆ’ ๐‘Ž3 > 0 . Selanjutnya akan ditentukan

apakah ๐‘„0 memenuhi syarat kestabilan dari kriteria Routh Hurwitz.

Berdasarkan Lampiran 3 diketahui nilai ๐‘Ž1, ๐‘Ž2, ๐‘Ž3 dan ๐‘Ž1๐‘Ž2 โˆ’ ๐‘Ž3

sebagai berikut

๐‘Ž1 = ๐œŒ + ฮฆ + ๐›ผ โˆ’ ๐›ฝ1

๐‘Ž2 = ๐œŒ(๐›ผ โˆ’ ๐›ฝ1) + ฮฆ(๐›ผ โˆ’ ๐›ฝ1 + ๐‘“๐œŒ)

๐‘Ž3 = ๐‘“๐œŒฮฆ(๐›ผ โˆ’ ๐›ฝ1)

๐‘Ž1๐‘Ž2 โˆ’ ๐‘Ž3 = (๐œŒ2 + 2ฮฆ๐œŒ + ฮฆ2)(๐›ผ โˆ’ ๐›ฝ1) + (๐œŒ + ฮฆ)(๐›ผ โˆ’ ๐›ฝ1)2

+ ฮฆ๐‘“๐œŒ2 + ฮฆ2๐‘“๐œŒ.

Syarat 1 (๐’‚๐Ÿ > ๐ŸŽ)

Diketahui semua parameter bernilai positif. ๐œŒ + ฮฆ + ๐›ผ โˆ’ ๐›ฝ1 akan

bernilai positif jika ๐›ผ > ๐›ฝ1. Oleh karena itu syarat ๐‘Ž1 > 0 terpenuhi

jika nilai ๐›ผ > ๐›ฝ1.

Syarat 2 (๐’‚๐Ÿ‘ > ๐ŸŽ)

Diketahui semua parameter bernilai positif. ๐‘“๐œŒฮฆ(๐›ผ โˆ’ ๐›ฝ1) akan

bernilai positif jika ๐›ผ > ๐›ฝ1. Oleh karena itu syarat ๐‘Ž3 > 0 terpenuhi

jika nilai ๐›ผ > ๐›ฝ1.

Page 48: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

27

Syarat 3 (๐’‚๐Ÿ๐’‚๐Ÿ โˆ’ ๐’‚๐Ÿ‘ > ๐ŸŽ)

Diketahui semua parameter bernilai positif. (๐œŒ2 + 2ฮฆ๐œŒ +ฮฆ2)(๐›ผ โˆ’ ๐›ฝ1) + (๐œŒ + ฮฆ)(๐›ผ โˆ’ ๐›ฝ1)2 + ฮฆ๐‘“๐œŒ2 + ฮฆ2๐‘“๐œŒ > 0 akan

bernilai positif jika ๐›ผ > ๐›ฝ1 . Oleh karena itu syarat ๐‘Ž1๐‘Ž2 โˆ’ ๐‘Ž3 > 0

terpenuhi jika nilai ๐›ผ > ๐›ฝ1.

Penentuan kestabilan menggunakan kriteria Routh Hurwitz,

menunjukkan titik kesetimbangan ๐‘„0 bersifat stabil asimtotik karena

telah memenuhi Teorema 2.3.

3.3.2 Analisis kestabilan titik kesetimbangan ๐‘ธ๐Ÿ

Titik kesetimbangan ๐‘„1 adalah kondisi saat suatu populasi

terdapat masyarakat yang memiliki potensi untuk menjadi anggota

geng namun dalam prosesnya tidak ada masyarakat yang berubah

menjadi anggota geng. Kestabilan ๐‘„1 dapat ditentukan dengan

mengunakan Teorema 2.3 dengan cara mensubstitusikan ๐‘„1 ke dalam

persamaan karakteristik berikut

๐œ†3 + ๐‘Ž1๐œ†2 + ๐‘Ž2๐œ† + ๐‘Ž3 = 0.

Berdasarkan kriteria Routh Hurwitz, akar persamaan karakteristik

di atas memiliki bagian real yang negatif jika

๐‘Ž1 > 0 , ๐‘Ž3 > 0 , |๐‘Ž1 ๐‘Ž3

1 ๐‘Ž2| > 0.

Oleh sebab itu, titik kesetimbangan ๐‘„1 akan stabil asimtotik jika

๐‘Ž1 > 0 , ๐‘Ž3 > 0 dan ๐‘Ž1๐‘Ž2 โˆ’ ๐‘Ž3 > 0 . Selanjutnya akan ditentukan

apakah ๐‘„1 memenuhi syarat kestabilan dari kriteria Routh Hurwitz.

Berdasarkan Lampiran 3 diketahui nilai ๐‘Ž1, ๐‘Ž2, ๐‘Ž3 dan ๐‘Ž1๐‘Ž2 โˆ’ ๐‘Ž3

sebagai berikut

Page 49: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

28

๐‘Ž1 = ๐›ฝ1 โˆ’ ๐›ผ + ๐œŒ + ฮฆ โˆ’ ๐›ฝ2(1 โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1)

๐‘Ž2 =๐›ฝ2๐œŒ๐›ผ

๐›ฝ1+ ๐›ฝ1๐œŒ โˆ’ ๐œŒ๐›ผ + ๐‘“๐œŒฮฆ โˆ’ ๐›ผฮฆ โˆ’ ๐›ฝ2๐œŒ + ฮฆ๐›ฝ1 โˆ’ ๐›ฝ1๐›ฝ2 โˆ’ 2๐›ฝ2๐›ผ

+๐›ฝ2๐›ผ2

๐›ฝ1

๐‘Ž3 = ๐œŒ(๐›ฝ1 โˆ’ ๐›ผ) (๐‘“ฮฆ โˆ’ ๐›ฝ2 (1 โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1))

๐‘Ž1๐‘Ž2 โˆ’ ๐‘Ž3 = (๐œŒ + ฮฆ โˆ’ ๐›ฝ2 (1 โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1)) (๐œŒ (๐‘“ฮฆ โˆ’ ๐›ฝ2 (1 โˆ’

๐›ผ

๐›ฝ1))

+ (๐›ฝ1 โˆ’ ๐›ผ)2) + (๐œŒ + ฮฆ โˆ’ ๐›ฝ2 (1 โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1)) (๐›ฝ1 โˆ’ ๐›ผ)

+ 2๐›ฝ2๐›ผฮฆ.

Syarat 1 (๐’‚๐Ÿ‘ > ๐ŸŽ)

Diketahui syarat eksistensi titik tetap ๐‘„1 adalah ๐›ฝ1 > ๐›ผ dan

semua parameter bernilai positif. Akan dibuktikan ๐œŒ(๐›ฝ1 โˆ’ ๐›ผ) (๐‘“ฮฆ โˆ’

๐›ฝ2 (1 โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1)) > 0 agar syarat ๐‘Ž3 > 0 terpenuhi. Dari penjabaran di

atas maka terbukti bahwa ๐œŒ(๐›ฝ1 โˆ’ ๐›ผ) > 0 sedangkan agar (๐‘“ฮฆ โˆ’

๐›ฝ2 (1 โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1)) > 0 maka nilai ๐‘“ฮฆ > ๐›ฝ2 (1 โˆ’

๐›ผ

๐›ฝ1) . Dengan kata lain

syarat ๐‘Ž3 > 0 terpenuhi jika ๐‘“ฮฆ > ๐›ฝ2 (1 โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1).

Page 50: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

29

Syarat 2 (๐’‚๐Ÿ > ๐ŸŽ)

Akan dibuktian ๐›ฝ1 โˆ’ ๐›ผ + ๐œŒ + ฮฆ โˆ’ ๐›ฝ2 (1 โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1) > 0 agar syarat

๐‘Ž1 > 0 terpenuhi. Diketahui eksistensi titik tetap ๐‘„2 adalah ๐›ฝ1 > ๐›ผ

maka ๐›ฝ1 โˆ’ ๐›ผ bernilai positif. Selanjutnya akan dibuktikan ๐œŒ + ฮฆ โˆ’

๐›ฝ2 (1 โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1) > 0. Agar ๐œŒ + ฮฆ โˆ’ ๐›ฝ2 (1 โˆ’

๐›ผ

๐›ฝ1) > 0 bernilai positif

maka ๐œŒ + ฮฆ > ๐›ฝ2 (1 โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1) . Untuk membuktikannya gunakan nilai

parameter (1 โˆ’ ๐‘“). Diketahui (1 โˆ’ ๐‘“) bernilai positif sehingga 0 <๐‘“ < 1. Jika ๐‘“ < 1 maka ๐‘“ฮฆ < ฮฆ. Diketahui nilai ๐‘“ฮฆ < ฮฆ maka ๐œŒ +

ฮฆ > ๐›ฝ2 (1 โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1) . Dengan kata lain syarat ๐‘Ž1 > 0 terpenuhi jika

๐‘“ฮฆ > ๐›ฝ2 (1 โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1).

Syarat 3 (๐’‚๐Ÿ๐’‚๐Ÿ โˆ’ ๐’‚๐Ÿ‘ > ๐ŸŽ)

Diketahui nilai

๐‘Ž1๐‘Ž2 โˆ’ ๐‘Ž3 = (๐œŒ + ฮฆ โˆ’ ๐›ฝ2 (1 โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1)) (๐œŒ (๐‘“ฮฆ โˆ’ ๐›ฝ2 (1 โˆ’

๐›ผ

๐›ฝ1))

+ (๐›ฝ1 โˆ’ ๐›ผ)2) + (๐œŒ + ฮฆ โˆ’ ๐›ฝ2 (1 โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1)) (๐›ฝ1 โˆ’ ๐›ผ)

+ 2๐›ฝ2๐›ผฮฆ. Diketahui syarat eksistensi titik kesetimbangan ๐‘„1 adalah ๐›ฝ1 > ๐›ผ

maka syarat ๐‘Ž1๐‘Ž2 โˆ’ ๐‘Ž3 > 0 terpenuhi jika ๐‘“ฮฆ > ๐›ฝ2 (1 โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1).

Penentuan kestabilan menggunakan kriteria Routh Hurwitz,

menunjukkan titik kesetimbangan ๐‘„2 bersifat stabil asimtotik dengan

syarat tertentu karena telah memenuhi Teorema 2.3

3.3.3 Analisis kestabilan titik kesetimbangan ๐‘ธ๐Ÿ

Titik kesetimbangan ๐‘„2 disebut juga titik kesetimbangan gang.

Kondisi ini menunjukkan bahwa pada kondisi setimbang populasi

anggota geng akan tetap ada. Berdasarkan uraian sebelumnya

diperoleh titik kesetimbangan bebas geng ๐‘„2 = (1 โˆ’๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2โˆ’ ๐‘”โˆ— (1 +

ฮฆ

๐œŒ) ,

๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2, ๐‘”โˆ—, ๐‘Ÿ =

ฮฆ๐‘”โˆ—

๐œŒ).

Page 51: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

30

Kestabilan ๐‘„2 dapat ditentukan dengan mengunakan Teorema

2.3. Dengan mensubtitusikan ๐‘„2 kedalam persamaan karakteristik

berikut

๐œ†3 + ๐‘Ž1๐œ†2 + ๐‘Ž2๐œ† + ๐‘Ž3 = 0.

Berdasarkan kriteria Routh Hurwitz, akar persamaan karakteristik

di atas memiliki bagian real yang negatif jika

๐‘Ž1 > 0 , ๐‘Ž3 > 0 , |๐‘Ž1 ๐‘Ž3

1 ๐‘Ž2| > 0.

Oleh sebab itu, titik kesetimbangan ๐‘„2 akan stabil asimtotik jika

๐‘Ž1 > 0 , ๐‘Ž3 > 0 dan ๐‘Ž1๐‘Ž2 โˆ’ ๐‘Ž3 > 0 . Selanjutnya akan ditentukan

apakah ๐‘„2 memenuhi syarat kestabilan dari kriteria Routh Hurwitz.

Berdasarkan Lampiran 3 diketahui nilai ๐‘Ž1, ๐‘Ž2 dan ๐‘Ž3 sebagai

berikut

๐›ผ1 = ๐œŒ + ๐›ผ + ๐›ฝ2๐‘” + ฮฆ(1 โˆ’ ๐‘“) โˆ’ ๐›ฝ1 โ„š

๐‘Ž2 = (๐›ฝ2๐‘”ฮฆ โˆ’ ๐›ฝ1โ„š๐›ฝ2๐‘” + ๐œŒ(๐›ผ + ๐›ฝ2๐‘” โˆ’ ๐›ฝ1โ„š)) โˆ’ ฮฆ(1 โˆ’ ๐‘“)(๐›ฝ1โ„š

โˆ’ ๐›ผ)

๐‘Ž3 = ๐›ฝ1๐›ฝ2๐‘”2ฮฆ + ๐›ฝ1๐‘”๐‘“ฮฆ2 + ๐›ฝ2๐‘”๐‘“๐œŒฮฆ โˆ’ ๐›ฝ2๐‘”๐œŒโ„š,

dengan

โ„š = 1 โˆ’ 2๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2โˆ’ ๐‘” (2 +

ฮฆ

๐œŒ).

Dikarenakan sulit mencari syarat kestabilan ๐‘„2 maka

substitusikan nilai parameter yang sudah sesuai dengan syarat

eksistensi ๐‘„2 . Diberikan nilai paramater untuk mencari nilai ๐‘Ž1, ๐‘Ž2

dan ๐‘Ž3 sebagai berikut

Page 52: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

31

Tabel 3.2 Nilai parameter titik kesetimbangan ๐‘„2

๐›ผ ๐›ฝ1 ๐›ฝ2 ฮฆ ๐œŒ ๐‘“

0.8 0.4 0.1 0.167 0.112 0.012

Dengan mensubstiusikan nilai parameter pada Tabel 3.2 didapatkan

๐›ผ1 = 0.533 + 4.633๐‘”

๐‘Ž2 = 0.050 + 0.5295๐‘” + 0.4533๐‘”2

๐‘Ž3 = โˆ’0.0004๐‘” + 0.0099๐‘”2

๐›ผ1. ๐‘Ž2 โˆ’ ๐‘Ž3 = 0.0268 + 0.5162๐‘” + 2.6853๐‘”2 + 2.1004๐‘”3.

Substitusikan nilai ๐‘”โˆ— ke dalam persamaan di atas. Untuk nilai ๐‘”โˆ—

1 = 0.34 dan ๐‘”โˆ—2 = 0.024 didapatkan

๐‘”โˆ—1 = 0.34 ๐‘”โˆ—

2 = 0.024

๐›ผ1 = 2.108 ๐›ผ1 = 1.950

๐‘Ž2 = 0.2828 ๐‘Ž2 = 0.2266

๐‘Ž3 = 0010 ๐‘Ž3 = 00003

๐›ผ1. ๐‘Ž2 โˆ’ ๐‘Ž3 = 0.5953 ๐›ผ1. ๐‘Ž2 โˆ’ ๐‘Ž3 = 0.4421.

Berdasarkan persamaan di atas diketahui bahwa untuk titik

kesetimbangan ๐‘„2 dengan parameter pada Tabel 3.1 bersifat stabil

asimtotik karena syarat Teorema 2.3 terpenuhi.

Page 53: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

32

Tabel 3.3 Syarat Eksistensi dan Kestabilan Titik Kesetimbangan

Titik Tetap Jenis

Kestabilan

Syarat eksistensi titik tetap Syarat Kestabilan

๐‘„0 = (1,0,0,0) Stabil

asimtotik

Tidak ada ๐›ผ > ๐›ฝ1

๐‘„1 = (๐‘Ž

๐›ฝ1,

๐›ฝ1โˆ’๐‘Ž

๐›ฝ1

โˆ—, 0,0). Stabil

asimtotik ๐›ผ < ๐›ฝ1

๐‘“ฮฆ > ๐›ฝ2 (1 โˆ’

๐›ผ

๐›ฝ1).

๐‘„2 = ((1 โˆ’๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2โˆ’ ๐‘” (1 +

ฮฆ

๐œŒ)) ,

๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2, ๐‘”โˆ—,

ฮฆ๐‘”

๐œŒ).

Stabil

asimtotik ๐›ฝ1 >2๐›ฝ1๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2+

๐›ฝ1๐‘“ฮฆ2

๐›ฝ2๐œŒ+ ๐‘“ฮฆ

๐›ฝ1๐‘“2ฮฆ2

๐›ฝ22

>๐‘“ฮฆ

๐›ฝ2

(๐›ฝ1 โˆ’ ๐›ผ)

ฮฆ > ๐œŒ

๐‘Ž1 > 0

๐‘Ž3 > 0

|๐‘Ž1 ๐‘Ž3

1 ๐‘Ž2| > 0

Page 54: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

33

3.4 Simulasi Numerik

Pada subbab ini dibahas simulasi numerik menggunakan Runge

Kutta orde 4 pada software Matlab untuk mendukung hasil analisis

pada bab sebelumnya. Listing program dijabarkan pada Lampiran 4.

3.4.1 Simulasi I

Pada simulasi ini diamati kestabilan titik kesetimbangan ๐‘„0

berdasarkan perilaku solusi dengan menggunakan nilai parameter

pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Nilai parameter simulasi I

๐›ผ ๐›ฝ1 ๐›ฝ2 ฮฆ ๐œŒ ๐‘“

0.75 0.31 0.23 0.115 0.2 0.44

Berdasarkan nilai parameter pada Tabel 3.4 diketahui ๐›ผ > ๐›ฝ1 .

Oleh karena itu menurut Tabel 3.3 syarat kestabilan ๐‘„1 tidak terpenuhi

sedangkan syarat kestabilan ๐‘„0 terpenuhi yaitu stabil asimtotik.

Berikut simulasi mengunakan metode Runge Kutta orde 4 dengan

nilai awal (0.25,0.25,0.25), (0.15,0.35,0.4) dan (0.16,0.57,0.2)

Gambar 3.2 Potret fase untuk simulasi I

Page 55: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

34

Gambar 3.2 menunjukkan bahwa jika nilai ๐›ผ. lebih besar daripada

๐›ฝ1 maka jumlah masing-masing populasi akan menuju titik

kesetimbangan bebas geng ๐‘„0 = (1,0,0). Dalam kondisi ini anggota

gang belum tentu dapat merekrut masyarakat sehingga jumlah anggota

geng akan berkurang seiring waktu. Oleh karena itu, sesuai dengan

hasil analisis kestabilan ๐‘„0 maka kondisi bebas anggota geng dapat

tercapai.

Gambar 3.3 Jumlah populasi masyarakat dari waktu ke waktu untuk

simulasi I

Gambar 3.3 memperlihatkan secara lebih rinci pergerakan jumlah

populasi masyarakat dari waktu ke waktu. Populasi masyarakat biasa

begerak menuju 1 sedangkan anggota geng tidak resmi dan anggota

geng resmi bergerak menuju nol.

Page 56: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

35

3.4.2 Simulasi II

Pada simulasi ini diamati kestabilan titik kesetimbangan ๐‘„1

berdasarkan perilaku solusi dengan menggunakan nilai parameter

pada Tabel 3.5

Tabel 3.5 Nilai parameter simulasi I

๐›ผ ๐›ฝ1 ๐›ฝ2 ฮฆ ๐œŒ ๐‘“

0.30 0.43 0.11 0.6 0.2 0.2

Berdasarkan nilai parameter pada Tabel 3.5 diketahui ๐›ผ <๐›ฝ1 sehingga syarat eksistensi titik kesetimbangan ๐‘„1 terpenuhi. Selain

itu agar syarat kestabilan ๐‘„1 terpenuhi maka ๐‘“ฮฆ > ๐›ฝ2 (1 โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1) atau

๐‘“ฮฆ โˆ’ ๐›ฝ2 (1 โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1) > 0. Berdasarkan nilai parameter pada Tabel 3.5

diperoleh ๐‘“ฮฆ โˆ’ ๐›ฝ2 (1 โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1) = 0.086. Berikut simulasi mengunakan

metode Runge Kutta orde 4 dengan nilai awal (0.25,0.25,0.25),

(0.15,0.35,0.4) dan (0.16,0.57,0.2)

Gambar 3.4 Potret fase untuk simulasi II

Page 57: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

36

Gambar 3.4 menunjukkan bahwa jika nilai ๐›ฝ1 lebih besar daipada

๐›ผ maka dan ๐‘“ฮฆ โˆ’ ๐›ฝ2 (1 โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1) > 0 maka jumlah masing-masing

populasi akan menuju titik kesetimbangan bebas geng ๐‘„1 =

(๐›ผ

๐›ฝ1,

๐›ฝ1โˆ’๐›ผ

๐›ฝ1, 0) = (0.690,0.302,0). Dalam kondisi ini walau terdapat

anggota geng tidak resmi namun pertumbuhan jumlah geng merosot

menuju nol. Oleh karena itu, sesuai dengan hasil analisis kestabilan ๐‘„1

maka kondisi bebas anggota geng dapat tercapai.

Gambar 3.5 Jumlah populasi masyarakat dari waktu ke waktu untuk

simulasi II

Gambar 3.5 memperlihatkan secara rinci perubahan populasi

masyarakat pada titik kesetimbangan ๐‘„1. Terlihat populasi masyarakat

awam bergerak mendekati nilai 0.7 sedangkan populasi geng yang

tidak resmi bergerak menuju 0.3 sedangkan populasi geng menurun

seiring waktu menuju nol.

Page 58: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

37

3.4.3 Simulasi III

Pada simulasi ini diamati kestabilan titik kesetimbangan ๐‘„2

berdasarkan perilaku solusi dengan menggunakan nilai parameter

pada Tabel 3.6

Tabel 3.6 Nilai parameter simulasi III

๐›ผ ๐›ฝ1 ๐›ฝ2 ฮฆ ๐œŒ ๐‘“

0.8 0.4 0.1 0.167 0.112 0.012

Berikut simulasi mengunakan metode Runge Kutta orde 4 dengan

nilai awal (0.25,0.25,0.25), (0.15,0.35,0.4) dan (0.16,0.57,0.2)

Gambar 3.6 Potret fase untuk simulasi III

Gambar 3.6 menunjukkan bahwa masing-masing populasi akan

menuju titik tetap kesetimbangan geng ๐‘„2 = (0.132, 0.020,0.34) .

Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 3.7.

Page 59: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

38

Gambar 3.7 Jumlah populasi masyarakat dari waktu ke waktu untuk

simulasi III

Gambar 3.7 memperlihatkan secara rinci perubahan populasi

masyarakat pada titik kesetimbangan ๐‘„2 . Terlihat populasi

masyarakat awam bergerak menurun menuju nilai 0.1132 sedangkan

populasi geng yang tidak resmi bergerak menuju 0.02 sedangkan

populasi geng terus bertambah menuju nilai 0.34.

Page 60: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

39

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam skripsi ini diperoleh kesimpulan

sebagai berikut.

1. Model matematika penyebaran geng di masyarakat merupakan

sistem persamaan diferensial nonlinear yang merupakan model

SEIRS.

2. Model matematika penyebaran geng di masyarakat memiliki dua

jenis titik kesetimbangan, yaitu titik kesetimbangan bebas geng

dan titik kesetimbangan geng. Titik kesetimbangan bebas geng

memiliki dua kondisi. Kondisi pertama populasi akan bergerak

menuju populasi masyarakat awam. Kondisi kedua populasi

bergerak menuju populasi masyarakat awam dan masyarakat yang

belum resmi menjadi anggota geng.

3. Ketiga titik kesetimbangan model matematika penyebaran geng di

masyarakat bersifat stabil asimtotik.

4. Simulasi numerik menunjukkan hasil yang sesuai dengan analisis

kestabilan titik kesetimbangan.

4.2 Saran

Pada penulisan selanjutnya, disarankan dilakukan pengembangan

analisis pada model, yaitu dengan mengkaji perubahan kestabilan

pada titik tetap (analisis bifurkasi).

Page 61: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

40

Page 62: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

41

DAFTAR PUSTAKA

Boyce, W. E. dan R. C. DiPrima. 2009. Elementary Differential

Equations and Boundary Value Problems. Ninth Edition. John

Wiley & Sons. New York.

Finizio, N. dan G. Ladas. 1982. Ordinary Differential Equations with

Modern Applications. Second Edition. Wardsworth. USA

Heskel, L dan L. Yablonsky. 1982. Juvenile Delinuncy (3rd ed).

Houghten Mifflin Company. Boston.

Kartono, K . 1999. Patologi Sosial. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Klein, K. 1995. The American Street Gang: itโ€™s Nature, Prevalence,

and Control. Oxford University Press. New York.

Murray, J. D. 2002. Mathematical Biology : An Introduction, Third

Edition. Heidelberg:Springel-Verlag. Berlin.

Nagle, R. K., E. B. Saff, dan A. D. Snider. 2012. Fundamentals of

Differential Equations and Boundary Value Problems. Eighth

Edition. Pearson Education, Inc. USA.

Office of Juvenile Justice and Delinquency Prevention. 1998. National

Youth Gang Survey. U.S. Department of Justice. USA.

Ormerod, P., C. Mounfiled, dan L. Smith. 2001. Non-linear Modelling

of Burglary and Violent Crime in the UK. Modelling crime and

offending: recent developments in England and Wales. 80 (1) :

section B.

Robinson, R. C. 2004. An Introduction to Dynamical Systems:

Continuous and Discrete. USA: Prentice Hall Education.

Ross, S. L. 1984. Differential Equation. Third edition. John Wiley &

Sons. USA.

Page 63: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/4414/1/Lalu Samsul Ahmadi.pdf1. bagaimana merekonstruksi model matematika penyebaran geng di masyarakat, 2. bagaimana titik kesetimbangan model tersebut,

42

Shim, E. 2004. An Epidemic Model with Immigration of Infectives and

Vaccination. Msc.Thesis. The University of British Columbia.

Sooknanan, J., B. Bhatt, dan D.M.G. Commisiong . 2013. Catching a

Gang - a Mathematical Model of the Spread of Gang in

Population Treated as an Infectious Disease. International

Jurnal of Pure and Applied Mathematics. 83(1): 25-43.

Spergel, I. A. 1995. The Youth Gang Problem. Oxford University

Press.NewYork