revitalisasi wawasan kebangsaan pada generasi muda
DESCRIPTION
tugas makalah pknTRANSCRIPT
MAKALAH
REVITALISASI WAWASAN KEBANGSAAN PADA GENERASI MUDA
DISUSUN OLEH :
Pratiwi manggarita c. ( 115062160728 )
Rahmad teduh ( 150621603330 )
Rio fefrian hartono ( 150621604527 )
Rudy setyawan ( 150621600283 )
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MALANG
2015
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang revitalisasi wawasan kebangsaan bagi generasi
muda.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang revitalisasi wawasan
kebangsaan bagi generasi muda ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................... ii
Daftar isi ..................................................................................................iii
Bab i Pendahuluan.....................................................................................1
a.Latar belakang.........................................................................................1
b.Rumusan masalah...................................................................................3
c.Tujuan......................................................................................................3
Bab ii Pembahasan.....................................................................................3
a.Definisi wawasan kebangsaan.................................................................4
b.Revitalisasi wawasan kebangsaan oleh geneasi muda............................5
Bab iii Penutup.........................................................................................10
a.Kesimpulan............................................................................................10
b.Daftar pustaka.......................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banyak kalangan yang melihat perkembangan politik, sosial, ekonomi dan
budaya di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Bahkan, kekuatiran itu menjadi
semakin nyata ketika menjelajah pada apa yang dialami oleh setiap warganegara,
yakni memudarnya wawasan kebangsaan. Apa yang lebih menyedihkan lagi
adalah bilamana kita kehilangan wawasan tentang makna hakekat bangsa dan
kebangsaan yang akan mendorong terjadinya dis-orientasi dan perpecahan.
Pandangan di atas sungguh wajar dan tidak mengada-ada. Krisis yang dialami
oleh Indonesia ini menjadi sangat multi dimensional yang saling mengait. Krisis
ekonomi yang tidak kunjung henti berdampak pada krisis sosial dan politik, yang
pada perkembangannya justru menyulitkan upaya pemulihan ekonomi. Konflik
horizontal dan vertikal yang terjadi dalam kehidupan sosial merupakan salah satu
akibat dari semua krisis yang terjadi, yang tentu akan melahirkan ancaman dis-
integrasi bangsa. Apalagi bila melihat bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa
yang plural seperti beragamnya suku, budaya daerah, agama, dan berbagai aspek
politik lainnya, serta kondisi geografis negara kepulauan yang tersebar. Semua ini
mengandung potensi konflik (latent sosial conflict) yang dapat merugikan dan
mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.
Berdasarkan Survey Kehidupan Bernegara(SKB) yang dilakukan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 27-29 Mei 2011, ditemukan bahwa persentase
masyarakat yang mengetahui tentang NKRI dan Bhineka Tunggal Ika sebagai pilar
kehidupan berbangsa dan bernegara hanya sekitar 67-78 persen. Dari hasil Survey
yang dilakukan di 181 kabupaten/kota, di 33 propinsi, di seluruh Indonesia yang
melibatkan 12.056 responden ini tampak bahwa masyarakat Indonesia memiliki
wawasan kebangsaan yang minim.
Minimnya pemahaman dan ketidakpedulian masyarakat Indonesia tentang
empat pilar utama kehidupan berbangsa dan bernegara, terkhusus NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan
kebangsaan di negeri ini. Seperti yang terjadi belakangan ini; tawuran antar
pelajar, pelajar yang mengeroyok pekerja pers, pemboman di rumah ibadah,
1
perselisihan antar kelompok masyarakat, antar golongan, antar agama, dan antar
etnis.
Tidak berhenti disitu saja, masih banyak lagi permasalahan yang lainnya, yaitu
tindakan para pejabat Negara yang mengkorupsikan uang rakyat. Tindakan korupsi
para pejabat ini berperan besar dalam mempercepat degradasi kehidupan
berbangsa dan bernegara, karena masyarakat menjadi kehilangan kepercayaan
terhadap pemimpin negara ini. Selain itu, sistim politik dan ekonomi juga semakin
melemah, sehingga berdampak buruk terhadap kesejahteraan masyarakat.
Masyarakat pun tidak lagi memperdulikan kondisi bangsa, karena perhatiannya
sudah terfokus pada perut sejengkalnya yang sulit untuk diisi.Dan, masalah yang
baru-baru ini adalah kerusuhan yang terjadi di Papua.
Oleh karena itu, untuk mengatasi berbagai permasalahan kebangsaan yang
terjadi saat ini maka wawasan kebangsaan perlu direvitalisasi. Revitalisasi atau
pengutamaan kembali wawasan kebangsaan sangatlah urgen, karena jika hal ini
tidak segera dilakukan maka NKRI akan terancam punah. Dan cita-cita NKRI
hanya tinggal kenangan.
2
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud wawasan kebangsaan
b. Mengapa harus dilakukan revitalisasi atau pengutamaan kembali wawasan
kebangsaan oleh generasi muda
c. Apa yang akan terjadi jika revitalisasi atau pengutamaan kembali dilakukan
C. TUJUAN
a. Memahami arti dan maksud dari wawasan kebangsaan
b. Supaya generasi muda dapat menghargai bangsanya sendiri dan
menjunjung tinggi nilai – nilai luhur bangsanya
c. Tercapainya cita – cita NKRI dan tidak akan punah
3
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi wawasan kebangsaan
Istilah Wawasan Kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu “Wawasan” dan
“Kebangsaan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) dinyatakan bahwa
secara etimologis istilah “wawasan” berarti: (1) hasil mewawas, tinjauan,
pandangan dan dapat juga berarti (2) konsepsi cara pandang. Wawasan
Kebangsaan sangat identik dengan Wawasan Nusantara yaitu cara pandang bangsa
Indonesia dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan
Nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan
keamanan (Suhady dan Sinaga, 2006).
“Kebangsaan” berasal dari kata “bangsa” yang menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2002) berarti kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan,
adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri. Sedangkan
“kebangsaan” mengandung arti (1) ciri-ciri yang menandai golongan bangsa, (2)
perihal bangsa; mengenai (yang bertalian dengan) bangsa, (3) kesadaran diri
sebagai warga dari suatu negara.
Dengan demikian wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara
pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan
diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Prof.
Muladi, Gubernur Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan kebangsaan
adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya,
mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kesatuan atau integrasi nasional bersifat
kultural dan tidak hanya bernuansa struktural mengandung satu kesatuan ideologi,
kesatuan politik, kesatuan sosial budaya, kesatuan ekonomi, dan kesatuan
pertahanan dan keamanan.
Wawasan kebangsaan menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi
geografis negara, sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan politik serta pertahanan
keamanan dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasional.Wawasan
kebangsaan menentukan bangsa menempatkan diri dalam tata berhubungan
4
dengan sesama bangsa dan dalam pergaulan dengan bangsa lain di dunia
internasional. Wawasan kebangsaan mengandung komitmen dan semangat
persatuan untuk menjamin keberadaan dan peningkatan kualitas kehidupan bangsa
dan menghendaki pengetahuan yang memadai tentang tantangan masa kini dan
masa mendatang serta berbagai potensi bangsa.
Wawasan kebangsaan dapat juga diartikan sebagai sudut pandang/cara
memandang yang mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk
memahami keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa dalam memandang dirinya
dan bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsa dalam lingkungan internal dan
lingkungan eksternal (Suhady dan Sinaga, 2006).
Dengan demikian dalam kerangka NKRI, wawasan kebangsaan adalah cara
kita sebagai bangsa Indonesia di dalam memandang diri dan lingkungannya dalam
mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara
sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan,
dengan berpedoman pada falsafah Pancasila dan UUD 1945 atau dengan kata lain
bagaimana kita memahami Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan
POLEKSOSBUD dan HANKAM.
B. Revitalisasi wawasan kebangsaan oleh generasi muda
Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan
kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti
menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital, sedangkan kata vital
mempunyai arti sangat penting atau sangat diperlukan sekali untuk kehidupan dan
sebagainya.
Pemuda merupakan benteng pertahanan negera, kekuatan negera dan ditangan
pemudalah perubahan akan terjadi.Pemuda yag dikenal dengan agent of social
change and social of control bukan tanpa alasan jika julukan yang demikian
dialamat kepada para pemuda, karena sejarah telah membuktikan kepada kita,
bahwa perubahan-perubahan besar baik di indonesia maupun di dunia secara
umum diprakarsai oleh kalangan para pemuda.
Pemuda adalah orang yang lahir dari proses hidup menjadi seorang anak kecil
yang sangat labil tanpa jati diri. Namun anak-anak merupakan tumpuan masa
5
depan bangsa, karena di pundak merekalah nasib bangsa ini ditentukan. Pemuda
yang hari telah menjadi orang yang dewasa tentunya mereka akan menjadi cermin
bagi adik-adiknya. Jika pemudanya baik, maka anak-anakpun juga akan baik.
Sehigga antara anak-anak dan pemuda mempunyai hubungan yang sangat erat,
karena memang sejatinya pemuda lahir dan tumbuh dari masa anak-anak. Namun
demikian anak-anak akan menjadi potret yang bisa diramalkan, bagaimana wajah
bangsa tercinta ini di masa yang akan datang, yang salah satu caranya adalah
dengan melihat kualitas anak-anak yang ada saat ini. Karena tidak bisa dipungkiri
lagi bahwa yang tua akan segera berkalang tanah dan pemudalah yang kemudian
akan menggantikan kedudukan mereka, sedangkan anak kecil yang tumbuh
dewasa dengan sendirinya akan menggantikan keududukan para pemuda, dan
begitulah evolusi kehidupan manusia dalam ilmu-ilmu sosial dijelaskan yang terus
berlangsung. Oleh karena antara pemuda dan anak-anak mempunyai relasi yang
saling berkaitan satu sama lain, maka untuk membangun manusia yang
berkualitas, tentunya harus dimulai sedini mungkin yaitu dari sejak anak-anak
dengan memberikan pendidikan yang cukup kepada mereka. Sehingga dengan
bekal pengetahuan dari pendidikan yang merekea dapatkan mereka mampu
menjadi leader dalam proses pembangunan demi survival bangsa.
Disadari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki peran yang sangat strategis dan
sangat sentral dalam proses pembangunan bangsa ini, karena pemuda merupakan
aktor utama dalam proses pembangunan itu sendiri. Baik dan buruknya suatu
negara tidak terlepas dari peran pemuda, kareana pemuda merupakan cerminan
bagi negeranya. Semakin berkualitas pemuda suatu negara baik secara pengetauan
maupun moral, maka semakin berkuatas juga negaranya. Begitu pula sebaliknya,
jika pemudanya tidak memilik kualitas pengetahuan dan apalagi secara moral
sangat rendah, maka dengan sendiri kualitas negara itu akan rendah. Begitu pula
dengan generasi muda indonesia.
Generasi muda harus memiliki karakter yang kuat dengan karakter pancasila
demi membangun bangsa dan negaranya, memiliki keperibadian yang tinggi,
semangat nasionalisme, dan berjiwa saing dalam pengetahuan dan tegnologi dunia
modern saat ini. Perlu diingat kembali oleh para generasi muda bahwa mereka
mempunyai fungsi sebagai agent of change, moral force and social of control.
6
Sehingga dengan mengetahui fungsi yang demikian mereka dapat dan lebih
berguna dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrolsosial, dan agen perubahan
dalam segala aspek pembangunan nasional.Sebagai kekuatan moral pemuda harus
menumbuh kembangkan aspek etika dan moralitas dalam bertindak dan
berperilaku dalam semua aspek kehidupan kepemudaannya, dengan memperkuat
iman dan ketakwaan, memperkuat aspek mental dan spritualnya, serta
meningkatkan kesadaran hukum yang tinggi.
Kemudian pemuda sebagai kontrol sosial harus diwujudkan dengan
memperluas wawasan tentang bangsanya, membangkitkan kesadaran atas
tanggungjawab, hak dan kewajiban sebagai warganegara, membangkitkan sikap
kritis terhadap lingkungan dan penegakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah,
meningkatkan tingkat partisipasi pemuda dalam setiap perumusan kebijakan
publik, menjamin transparansi dan akuntabilitas publik, dan kemudian
memberikan akses informasi kepada semua ini kehidupan masyarakat indonesia.
Sebagai agen perubahan diwujudkan dengan mengembangkan pendidikan politik
dan demokratis, sumberdaya ekonomi, kepedulian terhadap masyarakat ilmu
pengetahuan, dan teknologi, olahraga, seni, dan budaya, kepedulian terhadap
lingkungan hidup, pendidikan kewirausahaan, serta kepemimpinan dan
kepeloporan pemuda.
Peran penting pemuda telah tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa
indonesia yang dimulai dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, sumpah pemuda
tahun 1928, proklamasi kemerdekaan tahun 1945, pergerakan pemuda pelajar, dan
mahasiswa tahun 1966, sampai pada pergerakan mahasiswa dan pemuda pada
tahun 1998 yang meruntuhkan kekuasaan orde baru selama 32 tahun sekaligus
membawa bangsa indonesia memasuki masa reformasi. Fakta historis ini menjadi
salah satu bukti bahwa pemuda selama ini mampu berperan aktif sebagai pioner
dalam proses perjuangan, pembaruan dan pembangunan.
Dalam proses pembangunan bangsa, pemuda merupakan kekuatan moral,
kontrol sosial, dan agen perubahan sebagai perwujudan dari fungsi, peran,
karakteristik, dan kedudukannya yang strategis dalam pembangunan nasional.
Untuk itu, tanggung jawab dan peran strategis pemuda di segala dimensi
7
pembangunan perlu ditingkatkan dalam kerangka hukum nasional sesuai dengan
nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan amanat Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan berasaskan Ketuhanan Yang Maha
Esa, kemanusiaan, kebangsaan, kebhinekaan, demokratis, keadilan, partisipatif,
kebersamaan, kesetaraan, dan kemandirian.
Dalam sejarah pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia, pemuda selalu
mempunyai peran yang sangat strategis di setiap peristiwa penting yang terjadi.
Ketika memperebutkan kemerdekaan dari penjajah belanda dan jepang kala itu,
ketika menjatuhkan rezim Soekarno (orde lama), hingga kembali menjatuhkan
rezim Soeharto (orde baru), pemuda menjadi tulang punggung bagi setiap
pergerakan perubahan ketika masa tersebut tidak sesuai dengan keinginan rakyat.
Pemuda akan selalu menjadi People make history (orang yang membuat sejarah) di
setiap waktunya. Pemuda memang mempunyai posisi strategis dan istimewa.
Secara kualitatif, pemuda lebih kreatif, inovatif, memiliki idealisme yang murni
dan energi besar dalam perubahan sosial dan secara kuantitatif, sekitar 30-40 %
pemuda dari total jumlah penduduk Indonesia dalam kisaran umur 15-35 tahun dan
akan lebih besar lagi jika kisaran menjadi 15-45 tahun.
Melihat bahwa pemuda akan lebih bersifat kreatif untuk melakukan pergerakan
ketika kondisi atau suasana di sekitarnya mengalami kerumitan, terdapat banyak
masalah yang dihadapi yang tidak kunjung terselesaikan. Di satu sisi, ketika
suasana di sekitarnya terlihat aman dan tentram tidak ada masalah serius yang
dihadapi, pemuda akan cenderung diam/pasif, tidak banyak berbuat, lebih apatis
dan mempertahankan kenyamanan yang dirasakan. Padahal baik dalam kondisi
banyak permasalahan ataupun kondisi tanpa masalah serius, pemuda dituntut lebih
banyak bergerak dalam membuat perubahan yang lebih baik, lebih produktif dan
lebih kreatif dalam memikirkan ide-ide untuk perubahan bangsa yang lebih baik.
Apabila kita melihat kondisi pemuda Indonesia saat ini, maka yang akan
kita temukan, yaitu pemuda-pemuda yang sedang mengalami degradasi moral,
terlena dengan kesenangan dan lupa akan tanggung jawabnya sebagai seorang
pemuda. Tataran moral, social dan akademik, pemuda tidak lagi memberi contoh
dan keteladan baik kepada masyarakat sebagai kaum terpelajar, lebih banyak yang
berorientasi pada hedonism (berhura-hura), tidak banyak pemuda yang peka
8
terhadap kondisi social masyarakat saat ini, dalam urusan akademik pun banyak
mahasiswa tidak menyadari bahwa mereka adalah insan akademis yang dapat
memberikan pengaruh besar dalam perubahan menuju kemajuan bangsa.
Problematika pemuda yang ada dihadapan kita ini merupakan fakta dilapangan
yang kini perkembangannya sangat kompleks, mulai dari masalah pengangguran,
krisis eksisitensi, krisi mental hingga pada masalah yang tak kalah pentingnya
yaitu masalah dekadensi moral yang sangat miris nan krosnis.
Budaya individualis dan pragmatism menyebabkan semakin banyaknya pemuda
yang terjebak kepada kehidupan yang serba instan, hedonis dan terlepas dari
idealismenya. Sehingga cendrung menjadi manusia yang anti social sebagai fitrah
dasarnya sebagai manusia.
Sebenarnya masalah yang dihadapi saat ini bukan serta merta menjadikan
pemuda sebagai sumber masalah dari itu semua dalam artian pemuda dengan
sepenuhnya harus mempertanggung jawabnya sendiri, akan tetapi masalah ini
harus diselesaikan secara bersama, karena sejatinya kehidupan pemuda yang
demikian tidak terlepas dari lemahnya peran orang tua dalam mengawasi anak-
anaknya, begitu pula dalam lingkungan kelurga besarnya, lingkungan hidupnya
dalam masyarakatnya dan dari orang-orang yang ada disekitarnya..Maka apa yang
menimpa pemuda saat ini, terjadi karena lemahnya pengawasan orang tua mereka,
keluarga, dan orang-orang terdekat mereka,serta lemahnya pemahaman pemuda
terhadap agama, melanggar tatanan hukum yang berlaku, dan lain sebagainya.
Yang kemudian mengakibatkan pemuda banyak terjerumus dalam pusaran
pergaulan yang mengantarkan pemuda pada titik kehancuran. Fakta yang ada
sekarang menjadi bukti hal tersebut, misalnya dari beberapa hasil penelitian
mengemukakan bahwa seks bebas, penyalahgunaan narkoba, justru lebih banyak
dilakukan oleh pemuda. Hal ini menjadi tugas bersama berbagai elemen guna
menyelamatkan pemuda, sekaligus menyelamatkan bangsa dari krisis
Kepemudaan yang berpartisipasi.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN DAN SARAN
Karakter bangsa, dengan karakter pancasilanya harus menjadi pola hidup dan
perilaku generasi muda. Kelima sila yang ada dalam batang tubuh pancasila harus
mampu direalisasikan dalam kehidupannya, sehingga diri seorang pemuda tidak
mudah terhanyut oleh modernitas yang marak saat ini. Pancasila harus menjadi
benteng dalam kehidupannya, sehingga dengan begitu prinsip berindonesia akan
semakin tangguh dan tak tergoyahkan.
Sebagai generasi muda semangat untuk memperluas dan memperdalam
wawasannya tentang indonesia menjadi sebuah kewajiban bagianya, agar nilai-
nilai nasionalisme terpatri dalam dirinya. Dengan terpatrinya nilai-nilai
nasionalisme maka kecintaan dirinya terhadap indonesia akan semakin tumbuh
mendalam. Dan terakhir sebagai pemuda harus menjadi tauladan yang baik bagi
generasi berikutnya, dengan berkontribusi dan berperan aktif layaknya sebagai
pemuda, agent of change, moral of force and social of control.
10
DAFTAR PUSTAKA
Admin.2014.Apa itu Wawasan Kebangsaan,(online),(
http://www.pusakaindonesia.org/apa-itu-wawasan-kebangsaan/),diakses 5
September 2015
Yuslainiwati.2012.Wawasan Kebangsaan Bagi Generasi Muda,(online),(
http://yuslainiwati.blogspot.co.id), diakses 5 September 2015
Towarini.2012.Upaya meningkatkan Wasbag Generasi Muda dalam
Memperkokoh persatuan dan kesatuan NKRI,(online),(
http://towarani1407.blogspot.co.id/2012/06/upaya-meningkatkan-wasbang-
generasi.html), diakses 17 September 2015
Rahman,Abdur.2015.Revitalisasi wawasan kebangsaan bagi generasi muda,
(online),(
https://www.academia.edu/5601720/revitalisasi_wawasan_kebangsaan_generasi_
muda_indonesia), 17 September 2015
11