generasi muda

29
Partisipasi Pemuda Dalam Mengisi Pembangunan Nasional dalam rancangan Undang Undang tentang kepemudaan, defisi pemuda menunjuk kepada orang yang berusia 18 sd. 35 tahun. Tentu penetapan margin usia ini lebih dahulu telah melampaui kajian akademis untuk mendapatkan rumusan yang tepat bagi kondisi demografi kepemudaan di tanah air. Berdasarkan data Susenas 2006, jumlah pemuda Indonesia tahun 2006 mencapai 80,8 juta jiwa atau 36,4 persen dari total penduduk yang terdiri dari 40,1 juta pemuda laki-laki dan 40,7 juta pemuda perempuan. Jika dilihat menurut daerah tempat tinggal, tampak bahwa pemuda yang tinggal di pedesaan jumlahnya lebih banyak daripada pemuda yang tinggal di perkotaan (43,4 juta berbanding 37,4 juta). Dengan jumlah yang amat besar, maka peran strategis pemuda dalam pembangunan nasional sangatlah penting artinya dan telah dibuktikan didalam berbagai peran pemuda seiring dengan perjalanan dan denyut jantung kehidupan suatu bangsa. Oleh sebab itulah diskusi mengenai peran pemuda dalam berbagai sisi kehidupannya tidak akan pernah habis dan tidak pernah mati termasuk yang sedang kita bicarakan didalam seminar kali ini. Menangani pemuda ibarat memegang sabun, tidak boleh terlalu kuat karena bisa mencolot keluar dan tidak boleh terlalu lembek karena bisa tergelincir jatuh. Menangani pemuda ibarat memelihara singa, bila kita pandai membujuk, ia akan tunduk dan patuh kepada kita, namun bila sebaliknya, maka ia akan menyerang kita sendiri. Peranan pemuda dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia memang bersifat dominan dan monumental. Di era pra- kemerdekaan maupun di era kemerdekaan, pemuda selalu tampil dengan jiwa kepeloporan, kejuangan, dan patriotismenya dalam mengusung perubahan dan pembaharuan. Karya-karya monumental pemuda itu dapat ditelusuri melalui peristiwa bersejarah antara lain; Boedi Oetomo (20 Mei 1908) yang kemudian diperingati sebagai Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda(28 Oktober 1928), Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945), transisi politik 1966, dan Gerakan Reformasi 1998. Peristiwa lahirnya Boedi Oetomo 1908 menjadi bukti bahwa pemuda Indonesia memiliki inisiatif untuk mengubah peradaban bangsanya. Ketika itu, menyaksikan metoda perjuangan kemerdekaan yang masih mengandalkan sentimen kedaerahan 1

Upload: adnan-syah

Post on 25-Jun-2015

1.952 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Generasi Muda

Partisipasi Pemuda Dalam Mengisi Pembangunan Nasional

dalam rancangan Undang Undang tentang kepemudaan, defisi pemuda menunjuk kepada orang yang berusia 18 sd. 35 tahun. Tentu penetapan margin usia ini lebih dahulu telah melampaui kajian akademis untuk mendapatkan rumusan yang tepat bagi kondisi demografi kepemudaan di tanah air.

 Berdasarkan data Susenas 2006, jumlah pemuda Indonesia tahun 2006 mencapai 80,8 juta jiwa atau 36,4 persen dari total penduduk yang terdiri dari 40,1 juta pemuda laki-laki dan 40,7 juta pemuda perempuan. Jika dilihat menurut daerah tempat tinggal, tampak bahwa pemuda yang tinggal di pedesaan jumlahnya lebih banyak daripada pemuda yang tinggal di perkotaan (43,4 juta berbanding 37,4 juta).

 Dengan jumlah yang amat besar, maka peran strategis pemuda dalam pembangunan nasional sangatlah penting artinya dan telah dibuktikan didalam berbagai peran pemuda seiring dengan perjalanan dan denyut jantung kehidupan suatu bangsa. Oleh sebab itulah diskusi mengenai peran pemuda dalam berbagai sisi kehidupannya tidak akan pernah habis dan tidak pernah mati termasuk yang sedang kita bicarakan didalam seminar kali ini.

Menangani pemuda ibarat memegang sabun, tidak boleh terlalu kuat karena bisa mencolot keluar dan tidak boleh terlalu lembek karena bisa tergelincir jatuh. Menangani pemuda ibarat memelihara singa, bila kita pandai membujuk, ia akan tunduk dan patuh kepada kita, namun bila sebaliknya, maka ia akan menyerang kita sendiri.

Peranan pemuda dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia memang bersifat dominan dan monumental. Di era pra-kemerdekaan maupun di era kemerdekaan, pemuda selalu tampil dengan jiwa kepeloporan, kejuangan, dan patriotismenya dalam mengusung perubahan dan pembaharuan. Karya-karya monumental pemuda itu dapat ditelusuri melalui peristiwa bersejarah antara lain; Boedi Oetomo (20 Mei 1908) yang kemudian diperingati sebagai Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda(28 Oktober 1928), Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945), transisi politik 1966, dan Gerakan Reformasi 1998.

Peristiwa lahirnya Boedi Oetomo 1908 menjadi bukti bahwa pemuda Indonesia memiliki inisiatif untuk mengubah peradaban bangsanya. Ketika itu, menyaksikan metoda perjuangan kemerdekaan yang masih mengandalkan sentimen kedaerahan (etnosentrisme), pemuda berinisiatif untuk mengubah strategi perjuangan kemerdekaan dalam konteks peradaban yang lebih maju, yakni dengan memasuki fase perjuangan berbasis kesadaran kebangsaan (nasionalisme), untuk menggantikan semangat kedaerahan yang bersifat sporadis dan berdimensi sempit.

Pada peristiwa Sumpah Pemuda 1928, pemuda kembali menunjukkan perannya sebagai pengubah peradaban bangsa. Sumpah Pemuda merupakan fase terpenting yang dicetuskan pemuda dalam prosesi kelahiran nation-state Indonesia. Secara prinsip, Sumpah Pemuda merupakan kesepakatan sosial (social agreement) dari segenap komponen rakyat demi melahirkan entitas “Indonesia”. Halmana disusul oleh kesepakatan politik Para Pendiri Bangsa berupa Proklamasi Kemerdekaan 1945 yang melahirkan negara Indonesia merdeka yang berbasiskan pada platform dasar: NKRI, Pancasila, dan UUD 1945 yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

Di setiap babak sejarah bangsa ini, pemuda selalu berusaha mempertahankan idealisme kejuangan dan militansi gerakannya. Seusai kemerdekaan, pemuda secara konsisten tetap berikhtiar dan berperan dalam menentukan hitam-putihnya masa depan negeri ini. Di era pembangunan yang ditandai oleh beberapa kali pergantian rezim kekuasaan, pemuda

1

Page 2: Generasi Muda

menunjukkan bargaining position yang kuat, termasuk ketika Indonesia memasuki era transisi demokrasi bernama gerakan reformasi. Sejarah pergerakan nasional telah membuktikan bahwa pemuda memiliki posisi dan peran strategis dalam mengubah peradaban bangsanya.

Ketika menerima mandat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2004 yang lalu, Menpora Adhyaksa Dault langsung menempuh langkah-langkah mendasar untuk mengakselerasi pembangunan kepemudaan dan keolahragaan di Indonesia. Menpora memandang bahwa pemuda dan olahraga merupakan dua pilar bangsa yang amat penting untuk menguatkan pembentukan karakter bangsa (nation and character building). Inilah sesungguhnya pandangan dasar atau basis kebijakan Menpora yang selanjutnya harus diderivasikan dan dikonkritkan melalui program kerja dan kegiatan Kemenegpora. 

Basis kebijakan pemerintah berasas pada Tiga Agenda Pokok Pemerintahan SBY-JK yakni menciptakan Indonesia yang aman dan damai; menciptakan Indonesia yang adil dan demokratis; dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Berpedomankan tiga agenda pokok tersebut, program pembangunan kepemudaan dan keolahragaan dirumuskan, dijalankan, dan dievaluasi demi menopang pembangunan nasional yang bermuara pada tercapainya kesejahteraan rakyat.

Dalam kapasitas sebagai regulator, Pemerintah melalui Kemennegpora telah menempuh sejumlah kebijakan mendasar guna mengakselerasi pembangunan kepemudaan dan keolahragaan. Bersama dengan DPR, Kemennegpora telah melahirkan UU Sistem Keolahragaan Nasional (UU/3/2005). Saat ini, Kemennegpora sedang berkonsentrasi mempersiapkan lahirnya undang-undang kepemudaan. Dalam hubungan ini, telah dirampungkan Naskah Akademis sekaligus materi RUU Kepemudaan, dan telah pula disosialisasikan ke segenap stakeholders. Selain itu, materi RUU Kepemudaan telah diharmonisasikan dengan berbagai instansi terkait dan segenap stakeholders kepemudaan.

Pergeseran paradigma pemuda sebagai social category dilakukan mengingat potensi kualitatif dan kuantitatif dari pemuda yang bersifat strategis. Kiranya dimaknai bahwa positioning pemuda dalam konfigurasi kehidupan bangsa bersentuhan langsung dengan masa depan bangsa itu sendiri. Oleh karena itu, dari perspektif pemuda sebagai social category, pemuda mesti terus mengalami pemberdayaan (empowering), baik dengan ditopang oleh regulasi pemerintah, maupun oleh kemampuan pemuda untuk mandiri.

Adapun paradigma pemuda sebagai social category dapat dimaknai dari tiga perspektif, yakni: Pertama, perspektif filosofis; bahwa pemuda sebagaimana kodrat manusia adalah makhluk sosial (homo socius) yang memiliki peran eksistensial dengan beragam dimensi antara lain dimensi sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Artinya, secara kodrati pemuda mesti menjalankan peran eksistensialnya sebagai makhluk sosial.

Kedua, perspektif historis; pasca gerakan reformasi 1998, terjadi pergeseran paradigma di semua lini publik. Di masa lalu, pemuda cenderung diposisikan sebagai komoditas politik sehingga mengakibatkan bargaining position pemuda menjadi amat lemah. Halmana mengakibatkan kurang terapresiasinya pemuda yang berada di luar area kelompok elite. Pergeseran paradigma pemuda sebagai social category dimaksudkan untuk memposisikan pemuda sebagai aset strategis bangsa.

Ketiga, perspektif kompetensi; bahwa pemuda merupakan segmen warga negara yang memiliki aneka kompetensi yang dapat memberikan kemaslahatan bagi bangsa dan negara. Paradigma pemuda sebagai social category sesungguhnya hendak menegaskan bahwa apresiasi terhadap \pemuda melingkupi seluruh lapis profesi pemuda termasuk

2

Page 3: Generasi Muda

yang memilih politik sebagai domain praksis profesionalnya. Artinya, para pemuda yang memipemuda itu tapi justru hendak menegaskan bahwa hak-hak politik merupakan bagian yang tidak terpisahkan (inherent) dari eksistensi pemuda sebagai social category.

Mengingat peran strategis pemuda, serta selaras dengan basis kebijakan Menpora, maka sudah saatnya diperlukan keberadaan payung hukum yang bersifat permanen dalam konteks pembangunan kepemudaan. Dengan begitu, pemuda memperoleh jaminan dari negara atas hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

Dalam hubungan ini, Kemenegpora saat ini sedang mempersiapkan kelahiran undang-undang kepemudaan yang kini sudah dalam wujud RUU Kepemudaan, dan telah disosialisasikan kepada segenap pemangku kepentingan (stakeholders).

1. Masalah kepemudaan.Sebelum mengelaborasi mengenai partisipasi pemuda dalam pembangunan nasional, sejenak kita simak permasalahan yang melingkupi pemuda antara lain: a. Misorientasi pemuda dalam menatap masa depan yang cenderung melihat politik

sebagai panglima; akibatnya pemuda berlomba-lomba merebut kekuasaan dibidang politik, bukan dibidang ekonomi;

b. Rendahnya akses dan kesempatan pemuda untuk memperoleh pendidikan; c. Rendahnya minat membaca di kalangan pemuda yaitu sekitar 37,5 persen; d. Rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) pemuda yaitu sekitar 65,9

persen; e. Belum serasinya kebijakan kepemudaan di tingkat nasional dan daerah; f. Tingginya tingkat pengangguran terbuka pemuda yang mencapai sekitar 19,5

persen;g. Maraknya masalah-masalah sosial di kalangan pemuda, seperti kriminalitas,

premanisme, narkotika, psikotropika, zat adiktif (NAPZA), dan HIV. h. Ancaman harga diri bagi pemuda akibat adanya terorisme; i.  Penyaluran aspirasi yang cenderung destruktif.

 2. Diagnosa mempercepat partisipasi pemuda dalam pembangunan nasional

Dengan memahami permasalahan pemuda, maka diagnosa atas permasalahan itu akan dilakukan secara lebih tepat, yang pada gilirannya akan memacu partisipasi pemuda dalam pembangunan nasional. Sehubungan dengan ini, Pemerintah, dalam hal ini Kemennegpora meletakkan prioritas pembangunan kepemudaan pada aspek: a. Nation and Character Building (pembangunan watak manusia Indonesia)b. Peningkatan kapasitas dan daya saing pemuda Guna mendorong partisipasi pemuda dalam pembangunan nasional, maka pemerintah meletakkan paradigma pembangunan kepemudaan sebagai berikut:

a. Mengutamakan Pemuda Sebagai Kategori Sosial (Social Category) dari pada Kategori Politik (Political Category)

b. Menghindarkan tiga langkah traumatis dalam pembangunan kepemudaan yakni:1) Pembinaan 2) Pengawasan 3) Pengaturan

c. Melakukan reformasi pembangunan kepemudaan dengan melaksanakan tiga langkah pembangunan kepemudaan, yakni:

1) Pemberdayaan Upaya yang dilakukan secara sistematis guna membangkitkan potensi pemuda agar berkemampuan untuk berperan serta dalam pembangunan. Memposisikan pemuda sebagai potensi dan kader yang harus dikembangkan. (Memperjelas mana terigu, mana roti).

2) Pengembangan

3

Page 4: Generasi Muda

Pengembangan pemuda yaitu upaya sistematis yang dilakukan untuk menumbuhkembangkan potensi kepemimpinan, kewirausahaan dan kepeloporan pemuda.

3) Perlindungan Upaya sistematis yang dilakukan dalam rangka menjaga dan menolong pemuda terutama dalam menghadapi hal-hal sebagai berikut :a) Demoralisasib) Degradasi Nasionalismec) Penetrasi paham non Pancasilaisd) Pengaruh Destruktif seperti Narkoba dan HIV/AIDS, e) Perlindungan terhadap proses regenerasi, sertaf) Perlindungan terhadap hak dan kewajiban pemuda.

3. Sepuluh kegiatan prioritas pembangunan kepemudaan

Guna memotivasi pemuda untuk membangkitkan peranannya dalam pembangunan nasional, maka pemerintah menetapkan 10 kegiatan prioritas khusus dalam bidang pemberdayaan pemuda.a. Menyelesaikan dan mensosialisasi UU tentang kepemudaanb. Meningkatkan keserasian kebijakan pemuda;c. Menyelenggarakan pertukaran pemuda antar negara;d. Menyelenggarakan Pendidikan Bela Negara dan Jambore Pemuda Indonesia;e. Mengembangkan wawasan dan kreativitas pemuda;f. Mengembangkan Sentra Pemberdayaan Pemuda;g. Meningkatkan Kapasitas IPTEK dan IMTAK Pemuda;h. Memperluaskan Pilot Project Pengembangan Rumah Olah Mental Pemuda

Indonesia (ROMPI);i. Meningkatkan Pengelolaan Lembaga Kepemudaan;j. Mengembangkan Sistim Informasi Lembaga Kepemudaan

4. Peran strategis yang harus di lakukan oleh pemuda dalam pembangunan nasional.

Peran strategis sebagai upaya yang harus dilakukan oleh para pemuda dalam mengakselerasi pembangunan nasional adalah mendorong terciptanya :· Iklim Kondusif · Harmonisasi · Good Governance

a. Iklim Kondusif

Iklim kondusif sangat diperlukan dalam mencapai kesejahteraan. Kesejahteraan sangat ditentukan oleh seberapa besar kehidupan perekonomian itu bisa berjalan. Sementara nafas dari kegiatan perekonomian ialah berlangsungnya investasi dalam segala bentuk manivestasinya. Dengan berjalannya dunia investasi maka berdampak kepada semakin terbukanya lapangan pekerjaan. Dengan terbukanya lapangan perkerjaan tentu saja upaya mempertahankan hidup akan dilakukan dengan cara yang benar, sehingga para pemuda dapat terhindar dari perbuatan yang tidak benar seperti : mencuri; merampok (skala besar maupun kecil); mencopet; memeras; pungli; mengoplos minyak; menyelundup; dagang narkoba; dagang ABG; berjudi; korupsi/menyalahgunakan jabatan; dan lain sejenisnya. Sebaliknya bila iklim tidak kondusif, maka dunia investasi tidak akan dapat berjalan dengan baik, sehingga lapangan pekerjaan tertutup dan orang dalam mempertahankan hidupnya akan menggunakan cara-cara yang tidak benar.

 b. Harmonisasi.

4

Page 5: Generasi Muda

Sumber-sumber konflik yang sering terjadi didalam masyarakat majemuk biasanya berasal dari persentuhan antara orang yang memiliki kesamaan ciri dengan kelompok lain yang berbeda latar belakangnya seperti; agama, etnis, pandangan politik, kelompok kepentingan atau organisasi serta perbedaan lainnya.

Indonesia adalah suatu bangsa yang masyarakatnya sangat majemuk. Oleh sebab itu upaya untuk memelihara harmonisasi sangat penting artinya agar masyarakat dalam berbagai posisi dan lapisannya dapat hidup berdampingan secara damai. Tentu saja keadaan ini juga berkaitan erat dengan iklim kondusif itu. Oleh karenanya forum-forum yang dapat mengakomodir kemajukan seperti Forum Komunikasi Antar Pemuda Agama, Forum komunikasi Lintas Adat, Forum Komunikasi Lintas Pemuda, sangat penting artinya sebagai kawasan penyangga bila terjadi ancaman terhadap terusiknya suasana harmonis itu. Disinilah para pemuda dapat memainkan perannya sebagai garda terdepan untuk bisa menjaga suasana harmonis itu terutama dilingkungan pergaulannya sendiri (peer group nya). Konflik-konflik yang mungkin muncul karena disebabkan adanya persoalan dikalangan pemuda, segera dapat diatasi dengan mengefektifkan peran komunikasi lintas pemuda, sehingga masalah yang kecil tidak sampai melebar dan menyebakan terjadi konflik horizontal antar sesama pemuda.

c. Good Governance.

Sepuluh prinsip Tata Pemerintahan yang baik yang selama ini telah menjadi pedoman bagi penyelenggaraan tata pemerintahan di Indonesia ialah : (1) Partisipasi, (2) Penegakan Hukum, (3) Transparansi, (4) Kesetaraan, (5) Daya Tanggap, (6) Wawasan ke Depan, (7) Akuntabilitas, (8) Pengawasan, (9) Efisiensi & Efektifitas, dan (10) Profesionalisme. Sepuluh prinsip ini sejalan dengan perkembangan penyelenggaran sistem pemerintahan di Indonesia yang merubah asas sentralisasi menjadi desentralisasi yang dikenal dengan otonomi daerah.

Salah satu tujuan pemberian otonomi adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat. Untuk itu pemerintah daerah dituntut memahami secara lebih baik kebutuhan masyarakat yang terdiri dari berbagai lapisan. Pemerintah daerah harus melibatkan seluruh unsur masyarakat dalam proses pembangunan. Tata-pemerintahan di daerah harus diselenggarakan secara partisipatif. Penyelenggaraan pemerintahan yang eksklusif hanya melibatkan unsur pemerintah dan/atau legislatif akan membuat masyarakat tidak peduli pada pembangunan. Hal ini lebih lanjut akan menyebabkan keberlanjutan pembangunan menjadi sangat rapuh dan rentan.

Partisipasi masyarakat dapat terwujud seiring dengan tumbuhnya rasa percaya masyarakat kepada para penyelenggara pemerintahan di daerah. Rasa percaya ini akan tumbuh apabila masyarakat memperoleh pelayanan dan kesempatan yang setara (equal). Tidak boleh ada perlakuan yang didasari atas dasar perbedaan pria-wanita, kaya-miskin, kesukuan dan agama. Pembedaan perlakuan atas dasar apapun dapat menumbuhkan kecemburuan dan mendorong terjadinya konflik sosial di masyarakat.

Guna terlaksananya prinsip-prinsip Good Governance dalam penyelenggaraan pemerintahan, para pemuda dapat memainkan perannya baik secara partisipatif yang terlibat langsung didalam penyelenggaraan pemerintahan maupun dengan menggiatkan upaya-upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan.

Dengan posisi dan peran historisnya, pemuda memiliki potensi strategis untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Melalui persebaran potensi dan kualitas pemuda yang merata di berbagai lini pengabdian sosial, para pemuda diharapkan mampu

5

Page 6: Generasi Muda

memosisikan dirinya sebagai kader-kader bangsa yang tangguh dalam meneruskan perjuangan mencapai cita-cita kemerdekaan. Kita berharap, pemuda mampu membentuk dirinya sebagai pemimpin bangsa di masa depan, dan mampu menggapai masa depan Indonesia yang lebih bermartabat, di bawah payung NKRI yang berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.

PERAN SERTA GENERASI MUDADALAM PEMBANGUNAN DI DAERAH

A. PengantarPeran generasi muda atau pemuda dalam konteks perjuangan dan pembangunan dalam kancah sejarah kebangsaan Indonesia sangatlah dominan dan memegang peranan sentral, baik perjuangan yang dilakukan secara fisik maupun diplomasi, perjuangan melalui organisasi sosial dan politik serta melalui kegiatan-kegiatan intelektual. Masa revolusi fisik dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan adalah ladang bagi tumbuh suburnya heroisme pemuda atau generasi muda yang melahirkan semangat patriotisme dan nasionalisme. Pemuda atau generasi muda yang hidup dalam nuansa dan suasana pergolakan kemerdekaan dan perjuangan akan cenderung memiliki kreativitas tinggi dan keunggulan untuk melakukan perubahan atas berbagai kerumitan dan masalah yang dihadapi, akan tetapi bagi para pemuda atau generasi muda yang hidup dalam nuansa nyaman, aman dan tentram seperti kondisi sekarang, cenderung apatis, tidak banyak berbuat dan hanya berusaha mempertahankan situasi yang ada tanpa usaha dan kerja keras melakukan perubahan yang lebih baik dan produktif atau bahkan cenderung tidak kreatif sama sekali.Generasi muda  memiliki posisi yang penting dan strategis karena menjadi poros bagi punah atau tidaknya sebuah negara,  Benjamine Fine dalam bukunya 1.000.000 Deliquents, mengatakan "a generation who will one day become our national leader". Generasi muda adalah pelurus dan pewaris bangsa dan negara ini, baik buruknya bangsa kedepan tergantung kepada bagaimana generasi mudanya, apakah generasi mudanya memiliki kepribadian yang kokoh, memiliki semangat nasionalisme dan karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya (nation and character), apakah generasi mudanya memilki dan menguasai  pengetahuan dan tekhnologi untuk bersaing dengan bangsa lain dalam tataran global dan tergantung pula kepada apakah generasi mudanya berfikir positif untuk berkreasi yang akan melahirkan karya - karya nyata yang monumental dan membawa pengaruh dan perubahan yang besar bagi kemajuan bangsa dan negaranya.

B. Generasi muda adalah orang yang membuat sejarah  (People Makes History)Peran dan perjuangan pemuda Indonesia dirintis dan dimulai dari berdirinya Indische Vereeniging atau Perhimpunan Hindia yang kemudian menjadi Perhimpunan Indonesia pada tahun 1908. Organisasi pemuda, pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda ini kemudian menerbitkan Koran Indonesia Merdeka. Dalam terbitannya yang pertama koran ini menyatakan tentang kemauan besar bangsa Indonesia untuk merebut kembali hak-hak dan menetapkan kedudukan atau keyakinan di tengah-tengah dunia, yaitu sebuah Indonesia yang merdeka. Selanjutnya semangat nasionalisme dan patriotisme tersebut mulai merambah ke Indonesia dengan berdirinya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang kemudian diperingati sebagai hari Kebangkitan Nasional, kemudian berdiri pula Organisasi Sarikat Islam (SI) pada tanggal 10 September 1912. Semangat nasionalisme dan patriotisme tersebut kemudian dipertegas dengan Sumpah Pemuda yang merupakan sumpah setia para pemuda pada saat Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia dalam Kongres Pemuda II yang dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 yaitu tentang pengakuan generasi muda indonesia untuk bertumpah darah yang satu, Tanah Indonesia, berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia dan  menjunjung Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Sebelumnya pada rapat pertama, Sabtu, tanggal 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara kemudian dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia

6

Page 7: Generasi Muda

yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.  Militansi dan peran pemuda selanjutnya terlihat menjelang proklamasi kemerdekaan yaitu dalam Peristiwa Rengas Dengklok berupa "penculikan" yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain Adam Malik dan Chaerul Saleh dari Menteng 31 terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30 WIB. Soekarno dan Hatta dibawa atau lebih tepatnya diamankan ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi, sampai kemudian terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Akhmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan. Pada saat mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda peran pemuda yang tergabung dalam API, barisan pemuda pelopor dan laskar laskar perlawanan rakyat sangat jelas sekali. Peristiwa 10 November Surabaya, Bandung Lautan Api, adalah bukti pengorbanan pemuda atau generasi muda bagi bangsa dan negara.

C. Memaknai peristiwa sejarah sebagai sumber edukasi dan inspirasi

Experience is the best teacher. Jadi terminologi "belajar dari sejarah" bukahlah hal yang sepele, justru sebaliknya lewat sejarah itulah identitas seorang warga negara diperkokoh. Mengambil makna edukasi dan inspirasi dari peristiwa-peristiwa sejarah besar (great historical events) di atas tidak sebatas diperingati dalam upacara seremonial sambil mengenang jasa para pemuda Indonesia. Lebih jauh para pemuda atau generasi muda saat ini haruslah mengambil makna mendalam dan menemukan inspirasi dan edukasi atas peristiwa bersejarah itu. Sejarah akan terus berulang untuk masa dan pelaku sejarah yang berbeda. Pemuda atau generasi muda saat ini mempunyai potensi besar mengulang sejarah yang lebih besar dan monumental. Perjuangan merintis kemerdekaan, Proklamasi kemerdekaan, satunya Indonesia sebagai sebuah nation atau bangsa, bukanlah sekedar ikrar, tetapi harus jauh merayapi setiap nurani generasi muda dan rakyat Indonesia untuk kemudian melahirkan gerakan yang nyata bagi perwujudan untuk mencapai tujuan negara yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa. Masa untuk mencapai tujuan negara telah beberapa tahapan dilalui, mulai dari masa orde lama, orde baru bahkan sekarang bangsa Indonesia  memasuki  era reformasi.Sejak bergulirnya reformasi di Indonesia dimulai pada pertengahan Bulan Mei tahun 1998 yang ditandai dengan adanya pergantian rezim orde baru dengan orde reformasi, belum banyak terjadi perubahan-perubahan mendasar dan menyeluruh di segala aspek dan sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Orde reformasi yang menggantikan orde baru dan diharapkan dapat membawa perubahan besar atau lompatan besar menuju Indonesia Baru untuk menggantikan Indonesia Lama (Orde Baru) yang dipandang sebagai masa yang penuh dengan kekurangan (deficiencies) dan berbagai macam penyakit sosial (social ills), tampaknya masih jauh dari harapan. Masa-masa sulit diawal reformasi yang dijalankan tampaknya belum mampu untuk mewujudkan Indonesia Baru yang diharapkan. Masa-masa awal reformasi justru penuh dengan situasi yang penuh dengan ketidakpastian, tidak dihormatinya hukum dan keadilan (law and order). Harapan dan tuntutan masyarakat terutama kalangan pemuda dan mahasiswa yang dikenal dengan agenda reformasi hingga saat ini hampir dikatakan tidak berjalan atau dapat dikatakan berjalan di tempat. Perubahan yang terjadi tampak dirasakan hanya pada bidang demokrasi, yang dalam prakteknya malah cenderung kepada demokrasi keterlaluan dan berlebihan (too much democracy). Pada level bangsa (nation) kita jauh dari ketentraman (in order), malah cenderung tidak aman (dis order). Penyakit masyarakat (social ills) dan ketidakpastian hukum cenderung meningkat kemudian harga diri bangsa dimata dunia saat ini malah semakin terpuruk dan ada kecenderungan, bangsa ini hampir kehilangan kebanggaan dan identitas (jatidiri) sebagai bangsa Indonesia (having no pride as Indonesian). Bangsa seolah-olah saling menyalahkan dan membuka aib sendiri, bagaikan membuka kotak pandora (pandora box). Kemudian tak dapat dinafikan, bahwa kemiskinan dan pengangguran meningkat, investasi dan pertumbuhan ekonomi menurun ditengah dominasi asing, kekerasan dan kesemrawutan berbagai kota, berbagai bencana melanda, ditingkahi lakon elit politik yang jauh dari harapan rakyat. Permasalahan-permasalahan bangsa semakin rumit dan semakin tidak beradab, amuk masa, tawuran, kerusuhan sosial dan konflik horizontal di daerah menjadi pemandangan yang mencengangkan. Berbagai konflik kepentingan antara pusat dan daerahpun ikut meramaikan kondisi bangsa dan cenderung ke arah disintegrasi bangsa. Kemudian lebih menyedihkan lagi bangsa semakin diperparah dengan berbagai bencana dan musibah di

7

Page 8: Generasi Muda

berbagai pelosok penjuru nusantara serta ancaman akan kehilangan generasi (lost generation) akibat penyalahgunaan narkoba. Seharusnya disaat kita sedang memulai pembangunan Indonesia baru yang ditandai dengan perubahan-perubahan yang drastis, cepat dan berjangka panjang di bidang politik diperlukan semangat kecintaan kepada bangsa, kebersamaan dan persaudaraan yang dapat menumbuhkan harapan-harapan pencerahan bagi bangsa untuk membangun Indonesia baru atau Indonesia yang lebih baik, maka dimanakah para pemuda atau generasi muda mengambil peran dalam situasi bangsa seperti ini.

D. Peran serta generasi muda dalam pembangunan Disaat kondisi bangsa seperti saat ini peranan pemuda atau generasi muda sebagai pilar, penggerak dan pengawal jalannya reformasi dan pembangunan sangat diharapkan. Dengan organisasi dan jaringannya yang luas, pemuda dan generasi muda dapat memainkan peran yang lebih besar untuk mengawal jalannya reformasi dan pembangunan. Permasalahan yang dihadapi saat ini justru banyak generasi muda atau pemuda yang mengalami disorientasi, dislokasi dan terlibat pada kepentingan politik praktis. Seharusnya melalui generasi muda atau pemuda terlahir inspirasi untuk mengatasi berbagai kondisi dan permasalahan yang yang ada. Pemuda atau generasi muda yang mendominasi populasi penduduk Indonesia saat ini mesti mengambil peran sentral dalam berbagai bidang untuk kemajuan antara lain:

1. Saatnya pemuda menempatkan diri sebagai agen sekaligus pemimpin perubahan. Pemuda harus meletakkan cita-cita dan masa depan bangsa pada cita cita perjuangannya. Pemuda atau generasi muda yang relatif bersih dari berbagai kepentingan harus menjadi asset yang potensial dan mahal untuk kejayaan dimasa depan. Saatnya pemuda memimpin perubahan. Pemuda atau generasi muda yang tergabung dalam berbagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda memiliki prasyarat awal untuk memimpin perubahan. Mereka memahami dengan baik kondisi daerahnya dari berbagai sudut pandang. Kemudian proses kaderisasi formal dan informal dalam organisasi serta interaksi kuat dengan berbagai lapisan sosial termasuk dengan elit penguasa akan menjadi pengalaman (experience) dan ilmu berharga untuk mengusung perubahan.

2. Pemuda harus bersatu dalam kepentingan yang sama (common interest) untuk suatu kemajuan dan perubahan. Tidak ada yang bisa menghalangi perubahan yang diusung oleh kekuatan generasi muda atau pemuda, sepanjang moral dan semangat juang tidak luntur. Namun bersatunya pemuda dalam satu perjuangan bukanlah persoalan mudah. Dibutuhkan syarat minimal agar pemuda dapat berkumpul dalam satu kepentingan. Pertama, syarat dasar moral perjuangan harus terpenuhi, yakni terbebas dari kepentingan pribadi dan perilaku moral kepentingan suatu kelompok. Kedua, kesamaan agenda perjuangan secara umum Ketiga, terlepasnya unsur-unsur primordialisme dalam perjuangan bersama, sesuatu yang sensitive dalam kebersamaan.

3. Mengembalikan semangat nasionalisme dan patriotisme dikalangan generasi muda atau pemuda akan mengangkat moral perjuangan pemuda atau generasi muda. Nasionalisme adalah kunci integritas suatu negara atau bangsa. Visi reformasi seperti pemberantasan KKN, amandeman konstitusi, otonomi daerah, budaya demokrasi yang wajar dan egaliter seharusnya juga dapat memacu dan memicu semangat pemuda atau generasi muda untuk memulai setting agenda perubahan. 

4. Menguatkan semangat nasionalisme tanpa harus meninggalkan jatidiri daerah. Semangat kebangsaan diperlukan sebagai identitas dan kebanggaan, sementara jatidiri daerah akan menguatkan komitmen untuk membangun dan mengembangkan daerah. Keduanya diperlukan agar anak bangsa tidak tercerabut dari akar budaya dan sejarahnya. 

5. Perlunya kesepahaman bagi pemuda atau generasi muda dalam melaksanakan agenda-agenda Pembangunan. Energi pemuda yang bersatu cukup untuk mendorong terwujudnya perubahan. Sesuai karakter pemuda yang memiliki kekuatan (fisik), kecerdasan (fikir), dan ketinggian moral, serta kecepatan belajar atas berbagai peristiwa yang dapat mendukung akselerasi perubahan. 

6. Pemuda menjadi aktor untuk terwujudnya demokrasi politik dan ekonomi yang sebenarnya. Tidak dapat dihindari bahwa politik dan ekonomi masih menjadi bidang eksklusif bagi sebagian orang termasuk generasi muda. Pemuda harus

8

Page 9: Generasi Muda

menyadari , bahwa sumber daya (resource) negeri ini sebagai aset yang harus dipertahankan, tidak terjebak dalam konspirasi ekonomi kapitalis. 

7. Secara khusus peranan pemuda di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung seharusnya lebih berorientasi kepada upaya membangun kualitas sumber daya manusia dan upaya menjaga kualitas sumber daya alam Bangka Belitung agar tetap dapat mempunyai daya dukung bagi pembangunan Bangka Belitung dasawarsa kedepan dan untuk persiapan bagi generasi mendatang. Sebagai suatu propinsi yang baru menginjak usia delapan tahun banyak hal yang harus diperbuat, diperjuangkan dan ditingkatkan agar propinsi ini dapat sejajar serta dapat mengejar ketertinggalan dengan propinsi lainnya di Indonesia. Issue aktual tentang kerusakan lingkungan di Bangka Belitung hendaknya menjadi perhatian serius dan utama mengingat eksploitasi terhadap biji timah yang sudah dimulai sejak masa Kesultanan Palembang Darussalam pada tahun 1710, kemudian dilanjutkan oleh bangsa asing kulit putih yaitu bangsa Inggris tahun 1812 dan bangsa Belanda sejak tahun 1814 hingga kemerdekaan, kemudian dilanjutkan eksploitasinya oleh perusahaan Timah milik negara dan sekarang malah dieksploitasi secara bebas dan besar-besaran oleh rakyat tanpa memperhatikan aturan-aturan dan kelestarian lingkungan, akan berakibat pada kerusakan dan kehancuran. Dalam posisi inilah harusnya pemuda atau genersi muda dapat berperan menghentikan kerusakan dan mengajukan alternatif solusi yang cerdas bagi penyelesaiannya dan terutama sekali solusi terbaik bagi penghidupan rakyat pasca timah. Saat ini suara, pemikiran dan tindakan nyata dari generasi muda atau pemuda, mahasiswa, akademisi atau dari golongan elite terpelajar nyaris tak terdengar, sebetulnya banyak kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah yang perlu dikritisi secara arif.

8.    Pemuda atau generasi muda harus dapat memainkan perannya sebagai kelompok penekan atau pressure group agar kebijakan-kebijakan strategis daerah memang harus betul-betul mengakar bagi kepentingan dan kemashlatan umat.Terakhir Diperbaharui : Sabtu, 30 Januari 2010 20:45

PERAN GENERASI MUDA BAGI BANGSANYA

Secara definitif seseorang dianggap pemuda jika dari sisi usia adalah dalam bentangan usia 10-24 tahun. Di sisi lain, seseorang bisa saja dianggap muda jika yang bersangkutan memiliki semangat sebagaimana kaum muda. Bisa jadi usianya tua kira-kira 40 tahunan akan tetapi masih berjiwa muda.

Generasi muda adalah the leader of tomorrow. Makanya di tangan kaum mudalah nasib sebuah bangsa dipertaruhkan. Jika kaum mudanya memiliki semangat dan kemampuan untuk membangun bangsa dan negaranya, maka sesungguhnya semuanya itu akan kembali kepadanya. Hasil pembangunan dalam aspek apapun sebenarnya adalah untuk kepentingan dirinya dan masyarakatnya.

Para generasi pendahulu telah menghasilkan karya besar bagi bangsa ini. Kemerdekaan bangsa merupakan karya monumental yang luar biasa yang dihasilkan oleh para founding fathers negeri ini, yang tidak lain adalah para pemuda. Kemerdekaan bangsa ini bukan dihasilkan melalui warisan para penjajah, namun dihasilkan melalui tercecernya keringat dan darah, semangat dan aktivitas, retorika dan diplomasi yang dilakukan oleh para pendahulu.

Peran pemuda dalam sejarah negara dan bangsa Indonesia pertama kali dapat dilihat dari kebangkitan bangsa tahun 1908 atau tepatnya ketika berdiri Boedi Oetomo tanggal 20 Mei 1908. Melalui proses kebangkitan bangsa ini, maka para pemuda telah menggelorakan semangat agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang tidak terserak-serak dalam arti wilayah, suku, ras, agama dan sebagainya akan tetapi telah memiliki kesadaran berorganisasi sebagai persyaratan untuk kebangkitan nasional. Mereka dikenal sebagai generasi 08.

Salah satu tonggak lain, persatuan dan kesatuan bangsa sebenarnya ketika terjadi Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini berarti bahwa pemuda telah memiliki peran

9

Page 10: Generasi Muda

yang sangat signifikan dalam proses pembentukan negara kesatuan Republik Indonesia. Melalui Sumpah Pemuda: Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa Indonesia merupakan titik awal bagi proses pembentukan negara bangsa yang kemudian dikenal sebagai negara dan bangsa Indonesia. Kongres para pemuda di tahun tersebut tentunya tidak bisa dibayangkan seperti rapat umum di zaman sekarang. Rapat Umum para pemuda kala itu tentu berada di bawah bayang-bayang kekuasaan kaum kolonialis, sehingga akan terdapat banyak kesulitan yang dihadapi. Meskipun begitu, para pemuda dengan sangat antusias dan semangat akhirnya dapat mencetuskan gagasan mengenai Indonesia pasca penjajahan, Indonesia merdeka. Mereka inilah yang kemudian disebut sebagai generasi tahun 28.

Generasi muda kemudian juga berhasil menorehkan tinta emas bagi perjalanan bangsa ini ketika di tahun 1945 kembali mereka merenda dan mengimplementasikan gagasan mengenai satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa dalam bentuk kemerdekaan bangsa, yang teks proklamasinya dibacakan oleh Ir. Soekarno tepat jam 10 tanggal 17 Agustus 1945. Melalui proklamasi kemerdekaan ini, maka  bangsa Indonesia yang selama ini tidak  memiliki kedaulatan yang terfragmentasi dalam kerajaan-kerajaan, maka menyatu menjadi satu yaitu bangsa Indonesia.  Lagu Satu Nusa Satu Bangsa yang sering dikumandangkan pada waktu upacara merupakan simbol dan substansi dari menyatunya segenap elemen bangsa Indonesia. Mereka dikenal sebagai generasi 45.

Ketika terjadi krisis kekuasaan akibat gerakan makar yang dilakukan oleh PKI di tahun 1966, maka pemuda juga bangkit melakukan perlawanan. Para aktivis organisasi kemahasiswaan, seperti IMM, HMI, GMNI, PMII, , PMKRI, GMKI dan segenap elemen mahasiswa melakukan tiga tuntutan rakyat (Tritura) yang sangat dikenang, yaitu: Bubarkan PKI, Bersihkan pemerintahan dari unsur-unsur PKI dan Turunkan harga. Tritura ini menjadi salah satu power pressure bagi pemerintahan Orde Lama untuk melakukan berbagai perubahan sehingga memunculkan Orde Baru yang kemudian berkuasa dalam puluhan tahun. Mereka dikenal sebagai generasi 66.

Kekuasaan Orde Baru yang tiranic, gigantic and powerfull ternyata juga tidak mampu menghadang kekuatan mahasiswa yang di tahun 1998 melakukan berbagai aksi untuk menurunkan Jenderal Besar Soeharto dari panggung kekuasaan. Melalui gerakan people power akhirnya kekuasaan otoriter Soeharto pun harus berakhir. Gerakan mahasiswa yang terjadi saat itu sungguh sekali lagi membuktikan bahwa mahasiswa memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan sosial. Melalui gerakan mahasiswa tersebut maka muncullah Orde reformasi yang berlangsung sekarang. Mereka dikenal sebagai generasi 98.

Mencermati terhadap gerakan para pemuda ini, maka kiranya tidak salah jika kemudian para pemuda dapat menjadi agent of social change, baik dalam skala nasional maupun lokal. Gerakan para pemuda dalam kiprahnya ini juga memberikan catatan bahwa ada siklus 20 tahunan, di mana para pemuda memainkan peranan signifikan dalam kehidupan bangsa dan negara.

10

Page 11: Generasi Muda

DARUSYABAB ( Peran pemuda dalam Islam )

Seorang ulama berkata : “Sesungguhnya tampilnya islam karena tampilnya umat, tampilnya umat karena tampilnya pemuda, dan tampilnya pemuda karena kebaikan akhlaq”

“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” ( QS : Ar-Ruum 30 : 54 )

Pemuda adalah generasi penerus bangsa, tidak jarang juga kita mendengar kalau majunya suatu bangsa itu karena pemudanya dan hancurnya suatu bangsa itu juga karena pemuda. Karena ditangan pemudalah estafet kepemimpinan berikutnya akan di limpahkan. Apalagi di zaman yang akhir ini setelah berakhirnya khilafah islamiyyah, umat islam menjadi terpecah belah, jika kita sebagai generasi penerus Rasulullah tidak membekali diri dengan ilmu dan akhlaq mulia, maka apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang, dengan pemudanya yang hanya memikirkan diri sendiri. Kebanyakan orang berpikir saat masih muda mereka hanya menganggap tugas mereka adalah sekolah, bekerja dan menikah.Tapi apakah sesimple itu dalam memandang dan menjalani hidup tanpa memikirkan apa yang sedang terjadi pada lingkungan sekitar, krisis moral, krisis ekonomi, dan berbagai krisis multidimensial yang melanda bangsa kita, terutama lagi kita sebagai umat islam khususnya generasi penerus Rasulullah akan duduk dan sebagai penonton?, jangan pernah kita mengatakan kalau kita generasi rabbani sedang kita hanya duduk-duduk, diam, menonton, dan menikmati kondisi tanpa mau peduli. Sudah saatnya kita bangkit, bersatu dan meneruskan lagi perjuangan Rasulullah untuk menegakkan syariat-syariat islam di muka bumi ini, dan bukan mementingkan dan saling mendahulukan pendapat pribadi. Terus apakah tugas kita sebagai pemuda?

Tugas kita sebagai pemuda adalah :

1. sebagai cadangankarena generasi muda adalah generasi pengganti yang tua jadi kita sebagaigenerasi muda harus meningkatkan qualitas Ruhiah kita dengan membekali dirisebanyak mungkin agar bisa mendidik generasi berikutnya.2. sebagai akhir perubah/pembaharusaat kita melihat kondisi lingkungan kita yang menyimpang, kita sebagaipemuda harus bisa melakukan perubahan atas kondisi tersebut dengan keberanian.Seorang pemuda itu harus mempunyai idealisme tinggi, punya keberanian danberani melakukan perubahan dimulai dari diri, keluarga dan masyarakat.3. sebagai da’iungkapan “kita adalah da’i sebelum apapun” kenapa karena semenjak kita lahirkita sudah punya kewajiban untuk menjadi da’i dan setiap manusia adalahpemimpin/khalifah.

Kenapa tugas dan beban diatas harus diserahkan kepada pemuda ?karena :a. Pemuda mempunyai kekuatan inisiatif tinggiseorang pemuda punya semangat dan inisiatif tinggi untuk mencetuskan gagasanatau ide. Sebagai contoh ketika Rasulullah berusia 17 tahun ada perseteruanantar 2 kabilah besar di kota Makkah yaitu untuk memindahkan batu hajar aswadyang akan mengakibatkan peperangan jika tidak segera ditangani, lalu Rasulberinisiatif untuk membentangkan sorbannya dan menaruh batu tersebut diatassorban itu dan kedua kabilah akhirnya bisa mengangkat bersama-sama yangakhirnya kedua kabilah itu bisa bersatu.b. Pemuda memiliki kekuatan untuk bergerak ( kekuatan gerak ).Sudah menjadi karakter seorang pemuda jika melihat sesuatu mereka inginsegera melakukan reaksi saat melihat sesuatu yang dirasa tidak sewajarnya.c. Pemuda memiliki kekuatan Fikriyah.

11

Page 12: Generasi Muda

Pemuda banyak mempunyai ide dan cetusan gagasan. Seperti kisah Ashabul Kahfi karena mereka merasa terancam dinegaranya yang mempunyai penguasa yang kejam, akhirnya mereka melakukan perubahan pada masyarakat dengan masuk kedalam goa dan dengan kekuasaan allah mereka ditidurkan Allah selama 309 tahun. Dan kisah nabi Yusuf yang dipenjara oleh istri sang raja, tapi karena kecerdasannya nabi Yusuf bisa menterjemahkan arti mimpi sang raja yang karenanya beliau diangkat sebagai bendaharawan negara.

Dan bila ditinjau dari segi orangtua kenapa tugas –tugas diatas dibebankan pada pemuda dan bukan orangtua karena orang tua tidak punya kekuatan gerak, sedang orangtua hanya mempunyai kekuatan konsepsi dan lebih berperan di belakang layar karena kondisinya tersebut, tetapi tidak hanya itu sikap kebijaksanaan orangtuapun tak kalah pentingnya dibutuhkan oleh pemuda yang lebih cenderung mempunyai gejolak yang tinggi dengan darah mudanya yang tidak jarang sering berkesan grusa-grusu dalam mengambil tindakan, disinilah peran orangtua dibutuhkan.

Adapun bentuk karakter pemuda yang idealnya harus dimiliki adalah :1. Taat kepada Allah dan Rasul2. Jihad sebagai jalan yang ditempuh dengan jihad fisabilillahbentuk jihad bermacam-macam :a. dengan ilmu yaitu bisa dengan mengisi majelis taklimb. dengan harta yaitu dengan mengeluarkan zakat, infaq dan shodaqohc. dengan tenaga yaitu membantu secara fisik dalam kegiatan dakwahislamiyah.3. Sangat merindukan syahidSyahid adalah cita-cita tertinggi seorang pemuda, seperti Khalid bin Walidyang seorang panglima perang tetapi tidak mendapatkan mati syahid seperti yangdiimpikan, beliau meninggal diatas kasur.4. Sabar dan Ridho terhadap ujianSeorang pemuda harus ridho dan sabar saat mendapat dan menghadapi ujian.5. Ikhlas dalam beramalkarena seorang pemuda mempunyai sifat selalu bergerak, saat mereka bergerakmereka juga harus bergerak ikhlas karena Allah atau dengan kata lain memilikisifat ikhlas karena Allah.6. Takut pada ancaman Allah.Meskipun seorang pemuda itu pemberani tetapi mereka juga harus takut kepadaAllah. Sebagaimana nabi Ibrahim yang berani menyatakan kebenaran kepadaorangtuanya, dan setelah dewasa berani melawan raja Namrudz yang angkuh, merasamenghidup dan mematikan manusia, yang semua sikap perlawanan tersebutmengakibatkan Ibrahim dibakar hidup-hidup.7. Selalu bertaubat dan memohon ampun kepada Allah.Karakter pemuda yang punya ego besar dan ingin menang sendiri membuat kitaharus selalu bertaubat karena kita juga tidak lepas dari kesalahan.8. Selalu melaksanakan/ mau melaksanakan qiyamul lailPemuda masih mempunyai kekuatan dengan kesehatan fisik nya untuk bisa banguntengah malam seperti Rasulullah yang selalu menyegerakan untuk tidur diawalmalam untuk melaksanakan qiyamul lail.9. Zuhud pada duniaZuhud bukan berarti miskin, tapi menilai segala sesuatu pada dirikita bukanberdasarkan dunia.

Semoga uraian diatas bisa menjadi motivasi buat kita para generasi muda,wahai para pemuda janganlah engkau hanya diam termangu dan terlena olehindahnya masa muda, yang memang hanya datang sekali, mari isi masa muda kitadengan terus berjuang, berpegang dan menguatkan tali Allah, bersatu salingbergenggam menjadi mujahid dan mujahidah tangguh generasi penerus Rasulullahdengan menjadikan syahid tujuan kita.wallahu a’lam bishowab (none160107:15.15)

12

Page 13: Generasi Muda

Kapanlagi.com - Peran pemuda di era reformasi semestinya optimal di semua bidang kehidupan masyarakat karena wadah mereka berhimpun baik di Ormas maupun partai politik di era Orde Baru selalu mendengungkan visi dan misi mengembangkan demkrasi, namun keika Orde Baru tumbang kalangan pemuda justru terjebak pragmatisme politik sesaat. Demikian pemikira yang mencuat dalam diskusi "Menakar Nasionaliema Pemuda" yang diselenggarakan Forum Komunikasi Massa (FKM) di Gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu (17/05). Diskusi menghadirkan mantan Ketua DPR Akbar Tandjung, Direktur Program The Indonesia Instittute Dr Cecep Effendy dan Asisten Deputi Pendidikan Menpora Erlangga Masdiana. Akbar Tandjung menjelaskan, peran pemuda di era reformasi diharapkan meliputi semua bidang, baik politik, ekonomi, hukum, budaya dan mendorong demokratisasi. Partai politik dan Ormas kepemudaan harus menunjukkan kepeloporan yang kuat di berbaai bidang. Namun peran pemuda di era reformasi justru terjebak pada pragmatisme kepentingan politik. Orentasi memperebutkan jabatan-jabatan politik begitu kuat, dibanding kepeloporan di bidang ekonomi, hukum dan budaya. Begitu juga penanaman nilai-nilai demokrasi dan akuntabilitas publik belum tampak dilakukan pemuda. Kalangan pemuda masih berwacana mengenai wacana-wacana praktis dan kepentingan pragmatis sesaat. Orentasinya belum diarahkan untuk kepentingan jangka panjang. "Dari sisi perpektif politik, mereka belum mampu perjuangkan idealisme seperti yang didengungkan sebelum reformasi," katanya. Akbar mengatakan, ketika reformasi yang membawa perubahan, pemuda justru terkejut menghadapi perkembangan. Ini membuktikan bahwa wacana-wacana yang dikembangkan belum diarahkan untuk kepentingan jangka penjang. Erlangga Masdiana memperkuat analisis Akbar Tandjung dan lebih banyak mengulas penyebab atau akar persoalan rendahnya kepeloporan pemuda di era reformasi. Kalangan pemuda berada di simpang jalan dan gamang menghadapi perubahan di era globalisasi. Di sisi lain, partai politik dan Ormas yang selama era Orde Baru mendengungkan demokratisasi menempatkan pemuda sebagai aset politik. "Untuk bidang politik, pemuda memang sudah tampak berperan. Tetapi bagaimana dengan bidang lain," katanya. Slogan demokratisasi dan perubahan yang didengungkan di era Orde Baru tidak diimbangi dengan kesiapan menghadapi perubahan. Mereka pun terjebak kepentingan pragmatisme. Mereka kemudian gamang memilih identitas dan kehilangan arah (anomin). Mereka terjebak dalam posisi yang sulit, yaitu tidak menganut nilai-nilai lama, tetapi gamang untuk menjalankan budaya baru. "Mereka menghadapi situasi yang anomali," katanya. Hal sebagai akibat kemiskinan massal dan kemiskinan struktural atau pemiskinan massal dan pemiskinan struktural. Di sisi lain, faktor kepemimpinan di kalangan pemuda juga berpengaruh atas posisi kegamangan itu. Jaringan kepemimpinan yang mereka hadapi mengakar ke atas, tetapi untuk kepentigan politik. Akibatnya, akan sulit memunculkan nasionalisme baru. Untuk menumbuhkan nasionalisme baru, Erlangga menyarankan agar dikembangkan lagi sejarah kebangsaan, regulasi yang jelas adanya UU Kepemudaan) dan kemampuan merespons bangsa ke depan. Dengan nasionalisme baru, kata Erlangga, pemuda diharapkan bisa berperan seperti yang disampaikan sosiolos Peter L Berger, yaitu mengupas topeng-topeng kepalsuan di masyarakat. "Bangsa ini membutuhkan pemuda-pemuda yang mampu membuka topeng-topeng kepalsuan," katanya. Cecep Syaifuddin menjelaskan, tidak identitas baru ditunjukkan bangsa ini yang dipelopori pemuda di era reformasi. Pemuda-pemuda India dan Malaysia bisa menunjukkan identitas kepeloporan di tengah perubahan global. Selain pemuda, parpol-parpol juga gagal merealisasikan visi dan misi menghadapi perubahan. Apabila di era Orde Baru, visi dan misi mereka adalah demokratisasi, tetapi parpol pun gagal menunjukkan identitas kebangsaan di era perubahan. Pemuda dan parpol pun gagal mewujudkan nasionalisme baru dan kehilangan orentasi. Harapan mewujudkan nasionalisme baru sebenarnya masih ada, yaitu mengobarkan semangat nasonalisme melalui media massa yang berkembang bebas di era reformasi.

13

Page 14: Generasi Muda

Tetapi media juga tidak menjalankan peran yang baik, sebaliknya justru menumbuhkan budaya pragmatisme. Berita-berita yang ditampilkan lebih pada perwujudan sebagai bangsa yang kehilangan identitas. Berita mengenai keikutsertaan pelajar dan mahasiswa dalam Olimpiade Fisika atau Matematika bukan merupakan berita penting, sebaliknya berita yang menunjukan bangsa ini kehilangan identitas justru menjadi sajian dari sebagian besar segmen berita. (*/lpk)

Revitalisasi Peran Pemuda dan Kepemimpinan Dalam Negara

Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Ungkapan ini begitu masyhur dan telah menjadi nyata. Selain itu juga adanya sebuah pernyataan bahwa masa depan terletak di genggaman para pemuda. Artinya, baik buruknya suatu umat di masa datang di tentukan oleh baik buruknya pemuda di masa kini. Ungkapan tersebutlah yang menjadi barometer dan standarisasi dalam pembinaan dan mendidik generasi muda untuk melanjutkan estafet perjuangan.Pemuda merupakan pilar kebangkitan umat. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya.Dengan demikian, maka sungguh banyak kewajiban pemuda, tanggung jawab, dan semakin berlipat, hak-hak umat yang harus ditunaikan oleh para pemuda. Pemuda dituntut untuk berfikir panjang, banyak beramal, bijak dalam menentukan sikap, maju untuk menjadi penyelamat dan hendaknya mampu menunaikan hak-hak umat dengan baik. Dengan kata lain, pemuda sesungguhnya dituntut untuk mendidik dirinya menjadi pemuda yang memiliki jiwa-jiwa pemimpin.Ada dua hal yang menonjol pada diri pemuda dalam sebuah gerakan. Pertama, kedudukannya sebagai basis operasional dan kedua, perannya dalam proses kaderisasi.Kekuatan dan kesemangatan membuat pemuda menjadi sangat cocok bagi peran operasional yang membutuhkan energi besar. Sedangkan kepolosannya memudahkan para penggerak untuk menanamkan nilai-nilai yang akan memotivasi aktivitas gerakan.Potensi kepemudaan ini sangat dihargai disemua lini kehidupan terlebih menurut islam. Arahan bagi para pemuda untuk menyalurkan potensinya kepada kebaikan yang sejati.Kebaikan yang akan membuat mereka jaya di dunia dan juga di akhirat. Berhamba hanya kepada Allah, Berjuang hanya untuk kejayaan Islam, bekerja keras hanya untuk menegakkan kebenaran yang sejati. Inilah jalan hidup pemuda muslim yang berharga.PemimpinPemimpin dalam satu negara, ibarat kepala bagi tubuh. Inilah yang menentukan seluruh tujuan dan disini pula tempat berkumpulnya segala macam informasi. Pemimpin bertugas memikirkan, dan mengkaji setiap masalah yang dihadapi oleh apa yang telah ia pimpin. Pemimpin juga merupakan lambang kekuatan, persatuan, keutuhan dan disiplin shaff.Seorang bijak pernah mengatakan :“Pemimpin yang baik adalah yang mampu membantu memecahkan kesulitan mereka yang dipimpin serta mempersiapkan calon atau kader pemimpin yang nanti akan menggantikannya.”Disinilah pemimpin diharapkan mampu melakuakan perubahan baik bagi dirinya maupun orang lain dan yang dipimpinnya menuju kearah kebaikan.Kepemimpinan Pemuda Pada Masa Kecemerlangan Islam dan Masa Abad ke 20Berbagai kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar peristiwa yang telah lalu banyak dipengaruhi oleh mereka yang tergolong pemuda. Hampir seluruh gerakan di dunia, sejak zaman purba hingga zaman satelit ini, pemuda memiliki peran yang cukup signifikan. Bahkan ketika Islam mencetuskan gerakan dakwahnya belasan abad yang silam. Kepemimpinan itu telah ada dari zaman Rasulullah SAW hingga kini.Sebagai salah satu acuan pada zaman tabi’ut tabi’in. Umar bin Abdul Aziz adalah salah satu contoh sosok pemuda yang berhasil dalam memimpin di masanya.Telah diriwayatkan bahwa sosok Umar bin Abdul Aziz menghadirkan pribadi yang sungguh luarbiasa. Hal itu dapat terlihat dari kesucian jiwanya dan keagungan jejak hidupnya. Walaupun Umar bin Abdul Aziz tidak hidup pada masa diturunkannya wahyu namun ia mencoba mamindahkan masa wahyu itu kepada masanya, yaitu masa-masa yang penuh dengan kegelapan, penindasan dan diwarnai oleh fanatisme yang membabi buta.

14

Page 15: Generasi Muda

Pada masa itu, Umar bin Abdul Aziz mampu merubah tradisi Daulat Bani Umayyah yang rendah yang telah berlalu selama 60 tahun, menjadi masa pemerintahan yang indah, baik, adil, dan sejahtera yang mirip dengan masa Rasulullah SAW.Dalam hal tersebut yang ia habiskan hanya memakan waktu dua tahun lima bulan dan beberapa hari saja. Keistimewaan dirinya inilah membuat Umar bin Abdul Aziz dan sejarah perjuangannya lebih mirip legenda daripada fakta.Umar bin Abdul Aziz menerima kekuasaan sebagai khalifah dikala ia masih muda. Saat itu usianya belum mencapai 35 tahun. Suasana yang ditemui Umar bin Abdul Aziz diawal kekhalifahannya telah memaksanya untuk menumpahkan perhatiannya yang lebih besar terhadap hak-hak manusia.Sedangkan di awal abad ke-20 yang lalu, di negeri Mesir muncul seorang tokoh muda yang sangat terkenal sampai sekarang. Beliau adalah Hasan Al Banna. Hasan Al Banna tidak saja menjadi sosok pemimpin bagi para pengikutnya saat itu, namun ia adalah sosok pemimpin yang muncul dan tampil dalam situasi dan kondisi yang tidak mendukung, iklim yang tidak pas. Bahkan ia muncul di zaman kegelapan yang sangat pekat, di tengah-tengah masyarakat yang terkena kelumpuhan berfikir, ruhani yang kosong, ‘athifah (empati, simpati, dan emosi) yang dingin, kemauan yang lemah, tekad yang lentur, semangat yang rapuh, badan yang loyo, kehidupan yang labil, akhlak yang rusak, ketundukan kepada kekuatan, dan keputusasaan untuk melakukan perbaikan.Kejeniusan Hasan Al Banna tampak jelas dalam kecintaannya kepada islam, Integritas kepemimpinannya sepenuhnya untuk dakwah dengan segala bakat, potensi, dan tulisan-tulisannya. Hasan Al Banna memiliki pengaruh yang sangat besar di kalangan kader-kadernya terbukti gerakan dakwah yang dirintisnya hingga kini konsepnya merata hampir diseluruh dunia.Beliau adalah pembangun generasi, murabbi rakyat dan pemilik madrasah ilmiyah fikriyah khuluqiyah. Hal ini telah mempengaruhi kecendrungan semua orang yang berkontak dengannya, baik dari kalangan pelajar atau aktivis, dalam cita rasa mereka, metodologi berfikir mereka, gaya penjelasan mereka. Pengaruh ini masih dapat kita rasakan hingga kini.Peran pemimpin-pemimpin tersebutlah yang layak direvitalisasi kembali dengan baik dan benar khususnya bagi kaum muda, karena merekalah yang akan menjadi teladan konkrit bagi masyarakat kontemporer dalam mewujudkan manhaj al hayyah yang shahih.

Perubahan Sebagai Agenda Umat

Setiap manusia, setiap kita, dan setiap umat memiliki kecenderungan untuk meraih sebuah kemenangan. Dan kemenangan itulah merupakan suatu agenda besar yang dimiliki oleh umat.Upaya dalam meraih kemenangan itu hendaknya dilakukan dengan terus menerus dan tidak boleh berhenti meski telah memperolehnya. Dalam meraih sebuah kemenangan tersebut hendaknya setiap orang melakukan perubahan. Perubahan yang dikehendaki, bukan sekedar merubah nama atau bentuk lahir suatu masyarakat, namun merubah suatu realita baru termasuk di dalamnya prinsip-prinsip ber-aqidah, pemikiran, moral, hukum, budaya, yang mencakup seluruh dimensi kehidupan manusia. Perubahan yang kita cita-citakan dan idamkan bersama haruslah diraih secara bersama-sama dan dengan semangat yang sama pula. Hal ini dapat tercermin melalui masyarakat substantif..

Kekuatan dan Peran Pemuda Terhadap Perubahan

Perubahan yang diinginkan bersama adalah perubahan yang komprehensif dan substantif, meliputi seluruh bidang kehidupan dan sisi normatif bagi seluruh umat. Bukan sekedar perubahan yang sifatnya parsial dan hanya menjadi solusi sesaat, yang pada akhirnya akan kembali melahirkan masalah-masalah baru. Untuk itulah sangat dibutuhkannya peran pemuda yang bersungguh-sungguh dalam melakukan perubahan.Ada kontribusi lain yang bisa diberikan kepada Islam dan umat ini, yaitu tenaga dan amal nyata yang dilakukan oleh para pemuda. Seorang mukmin dalam perspektif Al Qur’an digambarkan sebagai manusia yang dinamis, progresif dan produktif. Dia senantiasa memiliki daya juang dan daya dobrak dalam menebarkan nilai-nilai kebenaran yang telah diyakininya. Begitu juga memiliki prinsip istiqomah dalam amanah yang telah dipikulnya. Bekerja adalah budayanya, berkorban adalah nalurinya dan fitrahnya adalah keberanian.

15

Page 16: Generasi Muda

Selalu tegar dan tidak pernah gentar dalam menebarkan nilai kebenaran dan kebaikan.Beramal dan bergerak juga merupakan indikator kebaikan hidup bagi seorang pemuda islam. Karena semua yang bergerak dan beramal akan mendatangkan kemashlahatan dan kebaikan.

“Sungguh fitrah ini bisa sukses apabila ada umat yangkuat, keikhlasan yang penuh di jalannya, hamasah yang membara dan adanya persiapan yang melahirkan tadhhiat (pengorbanan) dan amal untuk merealisasikannya. Dan hampir-hampir empat pilar ini (iman, ikhlas, hamasah dan amal) merupakan karakteristik bagi para pemuda. Karena dasar keimanan adalah hati yang cerdas, dasar keikhlasan adalah nurani yang suci, dasar hamasah adalah syu’ur yang kuat dan dasar amal adalah ‘azm menggelora.”( Hasan Al Banna)

Oleh karenanya, seorang pemuda tidak boleh berpangku tangan tanpa ada partisipasi dalam mewujudkan agenda perubahan umat. Tuntutan bagi para pemuda untuk bergerak dikarenakan bahwa pemuda adalah sosok yang memiliki jiwa intelektualitas. Sebagai entitas masyarakat, pemuda juga berusaha kritis terhadap kondisi masyarakatnya dan berusaha mengungkapkan realitas dan fakta-fakta yang terjadi di masyarakat, dan menyampaikan langsung kepada para penguasa dan mampu mengambil kebijakan. Pada akhirnya pemuda menjadi tumpuan bagi rakyat untuk terus menyuarakan perubahan.

Harapan, Peluang dan Tantangan Kepemimpinan Pemuda

Sebuah proses perubahan sangat dipengaruhi oleh pemimpin. Terlebih lagi dalam struktur dan budaya sosial yang paternalistik. Untuk dapat mewujudkan masyarakat yang beradab, bangsa ini harus memiliki pemimpin yang amanah, mau bekerja keras, dan mampu mengarahkan serta menggerakkan massanya untuk bersama berjuang mencapai cita-cita perjuangannya. Hal inilah yang menjadi harapan bagi seluruh masyarakat dan para pemuda.

Kalau dilihat di negara Indonesia, para foundhing fathers telah menetapkan, bahwa perubahan yang harus terjadi adalah terwujudnya kemerdekaan, kebersamaan, ketuhanan yang Maha Esa, krmanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kedaulatan rakyat, dan yang terakhir adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana termaktub dalam konstitusi negara kita. Sebuah cita-cita besar dari sebuah perubahan.

Berbagai rezim telah dilalui, namun perubahan yang diinginkan oleh seluruh umat khususnya rakyat Indonesia belum dapat diwujudkan. Keinginan mendapatkan perubahan tetap terus bersemayam di dalam dada rakyat Indonesia hingga kini. Mereka masih terus menuntut, bergerak, berjuang dan melawan hingga tercapainya perubahan menuju kehidupan yang lebih baik bagi rakyat Indonesia.

Hal itulah yang menjadi salah satu tantangan bagi para pemuda sebagai pemimpin masa depan. Adapun hal lain yang menjadi tantangan bagi para pemuda dalam melakukan perubahan adalah terkotorinya kepribadian Islam oleh beberapa golongan yang melumpuhkan sendi kekuatannya.

Kepemimpinan untuk saat ini masih menjadi sebuah masalah yang harus terus diasah dan ditingkatkan kualitasnya. Apalagi itu akan menjadi sangat urgen ketika kita mengharapkan kokohnya kepemimpinan yang bisa menampilkan moral dan akhlaq Islami. Kepemimpinan masih menjadi masalah krusial yang kemudian mengakibatkan negeri ini mengalami krisis multidimensi yang parah. Wallahu a’lam

PEMUDA ”ANTARA HARAPAN DAN TANTANGAN”

Pemuda dalam wacana umum adalah sebagai generasi penerus bangsa. Eksistensi dan keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara sangat ditentukan oleh sikap dan prilaku generasi muda dalam menatap masa depan bangsa dan negara. Pemuda adalah sebagai agen perubahan, dan sejarah bangsa-bangsa sudah membuktikan hal ini. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, pemuda sangat berperan dalam mewujudkan Indonesia Merdeka. Tahapan-tahapan perjuangan Kemerdekaan Indonesia diperankan

16

Page 17: Generasi Muda

oleh pemuda. Jaman pencoba dengan berdirinya Organisasi Budi Utomo yang didirikan oleh pemuda terdidik dibawah pimpinan Dr. Sutomo. Budi Utomo merupakan cikal bakal dari berdirinya organisasi modern di Indonesia. Jaman pergerakan merupakan jaman pergerakan merupakan jaman kesadaran bagi bagi pemuda akan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam mewujudkan Indonesia yang merdeka, dengan bersatunya organisasi pemuda kedaerahan seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatra dan lainnya yang kemudian pada tanggal 28 Oktober 1928 mendeklarasikan Sumpah Pemuda melalui Kongres Pemuda Indonesia yang Ke-2. Jaman Pendobrak perjungan yang dilakukan melalui jalur diplomasi dan perjuangan bersenjata, yang kemudian menghasilkan Proklamasi 17 Agustus 1945, dan Indonesia sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat.

Perjuangan mewujudkan Indonesia Merdeka tidak hanya dilakukan oleh pemuda di Indonesia akan tetapi juga oleh para mahasiswa Indonesia yang berada di luar negeri khususnya di Negeri Belanda melalui organisasi mahasiswa Perhimpunan Indonesia (Indische Verenejing) yang dipimpin oleh Mohammad Hatta.

Dengan melihat sejarah perjuangan bangsa yang dipelopori oleh generasi muda, bahwa perjuangan tidak hanya dilakukan secara individu, akan tetapi perjuangan pemuda juga dilakukan secara terorganisir, sehingga terwujudnya Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Sudah tentu sejarah perjungan pemuda pada era merebut kemerdekaan merupakan tolok ukur bagi perjuangan pemuda dalam mengisi kemerdekaan. Dan pemuda Indonesia sudah sepantasnya dapat diberdayakan, serta berperan aktif dalam mengisi kemerdekaan.

Pemberdayaan Generasi Muda

Pemuda pada masa yang akan datang tidak hanya merupakan obyek dari proses pembangunan di era global, akan tetapi juga sebagai subyek dan juga bertanggung jawab terhadap proses pelaksanaan dari pembangunan yang direncanakan dan dilaksanakan. Untuk itu hendaknya generasi muda dapat berdaya dalam menghadapi situasi dan kondisi internal maupun eksternal generasi muda. Pemberdayaan generasi muda memerlukan perhatian dari seluruh lapisan masyarakat. Pemberdayaan secara individu maupun maupun organisi pemuda perlu ditingkatkan. Pemberdayaan generasi muda dapat dilaksanakan secara terencana, sistematis, dan berkelanjutan, agar mendapatkan kualitas generasi muda yang mampu berkompetisi dalam berbagai bidang. Pemuda hendaknya mampu mengorganisir diri dalam sebuah organisasi, agar pemberdayaan pemuda dapat dilaksanakan tepat pada sasaran yang dicapai.

Pemberdayaan pemuda melalui organisasi pemuda mampu merubah pola pikir yang lebih terbuka dan demokratis, melalui organisasi pemuda dapat mengembangkan jiwa kepemimpinannya, dan melalui organisasi pemuda dapat menciptakan wahana kreativitas dan aktivitas bagi kalangan pemuda.

Hal yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan pemberdayaan generasi muda adalah : sumberdaya manusia generasi muda yang memadai, pengorganisasian yang sistemik, dan dukungan dana dari berbagai unsur, utamanya pemerintah, sehingga organisasi dan sumberdaya manusia pemuda dapat berkembang

Dengan semakin berdayanya generasi muda dalam berbagai sektor kehidupan, dan mampu mengembangkan ketrampilan yang diberikan melalui pemerintah maupun organisasi masyarakat lainnya,

Peran Pemuda di Era Global

Pemuda yang sering kali dinyatakan sebagai generasi penerus pembangunan bangsa, sudah berkewajiban berperan aktif dalam proses pembangunan dan ikut serta dalam menjaga eksistensi bangsa dan negara. Peran pemuda dapat ditunjukkan lewat kompetisi dalam bidang ilmu pengetahuan, disamping dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

Peran pemuda dapat juga ditunjukkan dalam kemampuan menguasai teknologi informasi di era global dan dapat ditransformasikan kepada masyarakat secara luas. Sehingga

17

Page 18: Generasi Muda

sebagian besar generasi muda mampu menguasai teknologi informasi yang sangat dibutuhkan dalam melaksanakan proses pembangunan di masa depan.

Pemuda berperan dalam kelangsungan kepemimpinan di tingkat nasional dan lokal, dengan dedikasi dan kemampuan yang dimiliki sehingga keberlangsungan kemimpinan nasional dan lokal dapat berlangsung dengan baik melalui kaderisasi kepemimpinan yang ada pada generasi muda. Secara rata-rata pemuda sudah memiliki kemampuan dalam mengembangkan bakat kepemimpinannya, melalui organisasi kepemudaan yang menerapkan kaderisasi dengan baik. Dan generasi muda adalah aset bagi kepemimpinan madepan.

Pemuda juga dapat berperan dalam dunia pendidikan, mengingat masih banyak generasi muda yang belum mendapatkan pendidikan yang memadai. Peran pemuda dapat disampaikan dalam bentuk kritik kepada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar anggaran pendidikan dapat ditingkatkan mencapai 20% dari APBN maupun APBD. Karena pendidikan merupakan hak dasar bagi setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Disamping itu pula pemuda diharapkan dapat menciptakan pendidikan alternatif sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga buta aksara dikalangan generasi muda dapat di kurangi, jika memungkinkan ditiadakan.

18