revisi penerimaan penugasan dan perencanaan audit

44
PERENCANAAN AUDIT Disusun Oleh : DANAR SATRIA N C1C008101 FATHIA ANINDYAJATI A C1C010012 ANASTASIA MARINDA C1C010021 TIVAL NUGROHO P C1C010032 GIACINTA KARLYN N C1C010035 RENI SETIYANI C1C010037 DESI NUR F C1C010039 TRYSSYA FEBY A C1C010044 Kementerian Pendidikan Nasional

Upload: desi-nurfa

Post on 02-Dec-2015

1.005 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

PERENCANAAN AUDIT

Disusun Oleh :

DANAR SATRIA N C1C008101

FATHIA ANINDYAJATI A C1C010012

ANASTASIA MARINDA C1C010021

TIVAL NUGROHO P C1C010032

GIACINTA KARLYN N C1C010035

RENI SETIYANI C1C010037

DESI NUR F C1C010039

TRYSSYA FEBY A C1C010044

Kementerian Pendidikan Nasional

Universitas Jenderal Soedirman

Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi

2012

Page 2: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mengaruniakan segalanya

sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah Perencanaan Audit ini disusun untuk melengkapi nilai tugas mata kuliah

Auditing I. Makalah ini disajikan berdasarkan informasi yang bersumber dari buku dan

internet. Makalah ini berisi pembahasan tentang “Perencanaan Audit”. Maka dari itu,

makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi serta ilmu bagi penulis dan

pembacanya.

Kami juga menerima setiap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar

makalah ini semakin bermutu.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih.

 

Purwokerto, 1 Desember 2012

 

Penyusun

Page 3: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu tahap penting dari setiap perikatan audit adalah perencanaan. Perencanaan

menyajikan tujuan yang sama dalam audit seperti dalam perencanaan pribadi untuk

kuliah atau dalam perencanaan bisnis untuk pengembangan produk baru seperti

komputer personal. Dalam setiap hal, perencanaan menghasilkan peraturan atas urutan

dari bagian-bagian atau langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam perencanaan audit, terdapat lima langkah penting dalam merencanakan audit,

yaitu memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri klien, melaksanakan prosedur

analitis, membuat pertimbangan awal tentang tingkat materialitas, mempertimbangkan

risiko audit, mengembangkan strategi audit awal untuk asersi signifikan, dan

memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern. Dalam makalah ini akan dibahas

lebih rinci mengenai dua langkah pertama dalam perencanaan audit.

B. Rumusan Masalah

1. Mengetahui komponen-komponen perencanaan audit.

2. Menjelaskan peranan prosedur analitis dalam perencanaan audit.

Page 4: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Audit

Tahap kedua dari suatu audit menyangkut penetapan strategi audit untuk pelaksaan

dan penentuan lingkup audit. Perencanaan merupakan tahap yang cukup sulit dan

menentukan keberhasilan penugasan audit. Perencanaan audit biasanya dilakukan antara

tiga hingga enam bulan sebelum akhir tahun buku klien.

Tahapan yang sangat penting dalam setiap audit adalah perencanaan, karena

perencanaan mengatur mengenal urutan setiap bagian atau tahapan untuk mencapai

tujuan yang diinginkan. Standar pekerjaan lapangan pertama dalam standar auditing

menyatakan bahwa :“Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika

digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.”

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan

lingkup audit yang diharapkan. Auditor harus merencanakan audit dengan sikap skeptis

profesional tentang berbagai hal seperti integritas manajemen, kekeliruan dan

ketidakberesan, dan tindakan melawan hukum.Supervisi mencakup pengarahan asisten

yang tergabung dalam tim audit yang berhubungan dengan pencapaian tujuan audit dan

penentuan apakah tujuan tersebut telah tercapai. Dalam membuat perencanaan audit,

supervisi harus lebih ditingkatkan apabila banyak anggota tim audit belum

berpengalaman, dibandingkan dengan jika mereka telah berpengalaman.

B. Tujuan Perencanaan Audit

Perencanaan audit mempunyai tujuan, antara lain :

Memperoleh bukti kompeten yang mencakupi dalam situasinya pada saat itu

Page 5: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

Menekan biaya audit

Menghindari salah pengertian dengan klien

C. Langkah-langkah dalam Perencanaan

Langkah-langkah penting dalam merencanakan audit adalah :

1. Memperoleh Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien

Agar dapat membuat perencanaan audit secara memadai, auditor harus memiliki

pengetahuan tentang bisnis kliennya agar memahami kejadian, transakasi, dan praktik

yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan.

Penting bagi auditor untuk memahami aspek-aspek kunci dari siklus bisnis klien.

Siklus ini dimulai ketika satu organisasi membawa tujuan dan sumberdayanya secara

bersamaan. Siklus bisnis terus berjalan seperti suatu organisasi memahami kekuatan

pasar dam peraturan yang mendefinisikan lingkungan ompetitif, dan membuat

keputusan penting yang berkenaan dengan penyebaran sumberdaya-sumberdaya ke

dalam proses inti untuk memperoleh konsumen serta mendistribusikan produk dan

jasanya.

Proses-proses inti ini harus menghasilkan profitabilitas, arus kas operasi, dan

bergantung pada tujuan organisasi, pertumbuhan dan peningkatan nilai. Jasa bernilai

tambah penting yang ditawarkan akuntan publik berkaitan dengan penilaian bisnis dan

menjelaskan bagaimana arus kas dan pengembangan sumberdaya yang berkaitan

dengan nilai organisasi.

Entitas kemudian harus mengelola arus kasnya untuk mengembangkan sumberdaya-

sumberdaya serta mempertahankan likuiditas dan solvabilitas. Pada tahap ini suatu

entitas harus menentukan sumberdaya tambahan yang diperlukan, bagaimana sumber

daya tersebut akan didanai, apakah entitas memerlukan tambahan modal dari luar, dan

apakah entitas memiliki dana yang cukup untuk membayar kembali pinjaman. Siklus

Page 6: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

bisnis berlanjut sejalan dengan organisasi mempertimbangkan kembali tujuannya dan

penyebaran sumberdaya-sumberdaya pentingnya.

Terdapat beberapa aspek kritis dari siklus bisnis yang penting bagi auditor untuk

dipahami. Hal tersebut termasuk :

a. Manajemen, tujuan manajemen, dan sumberdaya-sumberdaya organisasi.

Biasanya berarti pejabat entitas, dewan direksi, dan lainnya yang

mengendalikan arah strategi perusahaan. Memahami pengalaman

manajemen dengan entitas dan pengalaman manajemen dalam industry,

atau preferensi pengambilan risiko oleh manajemen, dapat membantu

auditor menilai risiko bawaan dari salah saji dalam laporan keuangan.

Tujuan manajemen mungkin berhubungan dengan memperoleh pangsa pasar

tambahan atau memperoleh target pertumbuhan penjualan, laba, arus kas,

atau penilaian pasar entitas.

Pemahaman atas sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan adalah

penting untuk (1) menentukan kinerja yang dilaporkan berkenaan engan

bagaimana laporan keuangan dibandingkan dengan pengetahuan auditor

yang mendasari aktivitas bisnis dan (2) mengembangkan suatu ekspektasi

atas laporan keuangan.

b. Produk dan jasa, pasar, pelanggan, dan persaingan entitas.

Pemahaman mengenai produk organisasi mensyaratkan auditor untuk

memperoleh pemahaman mengenai keseluruhan pasar bagi produk. Auditor

biasanya menilai pangsa pasar dengan membandingkan penjualan klien

terhadap estimasi total penjualan industry bagi produk dan jasa klien serta

produk dan jasa pesaing. Jika klien merupakan produsen yang

mendistribusikan produknya pada agen atau peritel, penting juga untuk

memahami kemampuan organisasi untuk menarik konsumen utama bagi

produk. Aspek akhir dari pemahaman pasar entitas adalah memahami

pengaruh peraturan dan keseluruhan kekuatan industry.

c. Proses inti dan siklus operasional entitas.

Proses inti adalah proses yang digunakan klien untuk mengembangkan,

memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan produk atau jasanya.

Tujuan auditor adalah untuk memahami sumberdaya yang diperlukan untuk

Page 7: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

proses inti tertentu, serta bagaimana efektivitas dan efisiensi dari setiap

proses dapat dievaluasi. Siklus operasi mengacu pada periode waktu

dimulainya penggunaan kas untuk membeli persediaan, untuk

mengkonversi persediaan kembali menjadi kas melalui penjualan dan untuk

mengumpulkan piutang usaha. Jasa bernilai tambah penting yang

disediakan oleh banyak KAP adalah membantu manajemen

mengidentifikasikan pengukuran kinerja yang tepat untuk memonitor

kinerja organisasi. Banyak indicator petunjuk ini ditemukan dalam

pengukuran efisiensi dan efektivitas proses inti.

d. Keputusan investasi dan pembiayaan entitas.

Arus kas bebas yaitu apakah entitas dapat menghasilkan kas dari operasi

yang mencukupi untuk membiayai pertumbuhan dan ekspansi modal.

Seberapa cepatnya suatu entitas berkembang, auditor perlu memahami

sumber pembiayaan dan bagaimana biaya itu diinvestasikan dalam

sumberdaya yang mendukung proses inti.

Prosedur untuk memahami bisnis dan industri :

a. me-review data industri

b. me-review informasi bisnis kecil

c. mengadakan tinjauan operasi klien

d. mengajukan pertanyaan kepada komite audit

e. mengajukan pertanyaan kepada manajemen

f. me-review kertas kerja tahun lalu

g. menentukan keberadaan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa

2. Melaksanakan prosedur analitik.

Prosedur analitis (pengujian analitis) di definisikan dalam PSA 22 (SA329) sebagai

evaluasi atas informasi keuangan yang di lakukan dengan mempelajari hubungan

logis antara data keuangan dan non keuangan.

Prosedur analitis digunakan dalam audit untuk tujuan berikut :

Page 8: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

a. Dalam tahap perencanaan audit, untuk membantu auditor dalam merencanakan

sifat, waktu dan luasnya prosedur audit lainnya

b. Dalam tahap pengujian, sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti

mengenai asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau transaksi.

c. Pada penyelesaian audit, dalam melakukan review akhir terhadap kelayakan

keseluruhan laporan keuangan yang diaudit.

Langkah-langkah yang terlibat dalam melaksanakan prosedur analitis yaitu :

a. Mengidentifikasi perhitungan atau perbandingan yang akan dilakukan

Jenis perhitungan dan perbandingan data yang digunakan adalah :

- Perbandingan data absolut

Prosedur ini membandingkan jumlah saat ini,s eperti saldo akun, dengan suatu

jumlah yang diharapkan atau diprediksi.

- Laporan keuangan ukuran umum

Prosedur ini membandingkan presentasi dari total yang berhubungan yang

direpresentasikan oleh komponen laporan keuangan dengan jumlah yang

diharapkan.

- Analisis rasio

Sejumlah rasio yang seringkali digunakan oleh manajemen atau analisis

keuangan dapat dihitung dan dibandingkan dengan nilai yang diharapkan

untuk rasio tersebut. Jumlah dari hasil perhitungan dapat dianalisis secara

individual atau dalam kelompok yang berhubungan seperti rasio solvabilitas,

efisiensi, dan profitabilitas.

- Analisis tren

Analisis tren melibatkan perbandingan beberapa data bagi lebih dari dua

periode akuntansi untuk mengidentifikasi perubahan penting yang mungkin

Page 9: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

tidak nyata dari perbandingan yang terbatas pada periode saat ini dan periode

masa lalu

- Hubungan informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan

Data nonkeuangan seperti jumlah karyawan, luas ruang penjualan, dan volume

barang yang diproduksi mungkin berguna dalam memperkirakan saldo akun

yang berhubungan seperti beban gaji, penjualan, dan harga pokok produksi.

b. Mengembangkan ekspektasi

Dasar pemikiran yang mendasari prosedur analitis dalam audit adalah hubungan

antardata dapat diharapkan untuk terus berlanjut dalam ketidakberadaan kondisi

yang diketahui atau sebaliknya. Selain itu, penting bagi auditor untuk

mengembangkan secara independen ekspektasi sebelum melaksanakan

perhitungan mengenai data klien sehingga perbandingan akhir tidak bias, dasar

pemikiran ini digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dari berbagai sumber.

- Informasi keuangan klien untuk periode masa lalu yang daoat dibandingan

memberikan pertimbangan bagi perubahan yang diketahui. Secara sederhana

diasumsikan bahwa suatu saldo akun periode berjalan, persentase ukuran

umum, rasio atau hubungan antara data keuangan dan data nonkeuangan harus

memperkirakan jumlah periode masa lalu.

- Hasil yang diantisipasi berdasarkan anggaran formal dan peramalan.

Pendekatan ini termasuk anggaran yang disiapkan klien, dan peramalan yang

disiapkan oleh auditor.

- Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan dalam suatu periode.

Hal ini termasuk mempertimbangkan bagaimana perubahan dalam satu aun

diharapkan akan mempengaruhi akun lainnya.

Page 10: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

- Data industri. Persentase ukuran umum, rasio, dan data tren perusahaan dalam

suatu industri tersedia untuk tujuan perbandingan dari sumber-sumber.

c. Melaksanakan perhitungan atau perbandingan.

Langkah ini termasuk mengakumulasi data yang akan digunakan dalam

menghitung jumlah absolut dan persentase perbedaan antara jumlah saat ini dan

tahun lal, menghitung data ukuran umum serta data rasio, dan lain sebagainya.

Selain itu, langkah ini juga termasuk pengumpulan data industri untuk tujuan

perbandingan.

d. Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan.

Analisis mengenai data rasio yang tepat menyediakan penilaian berkelanjutan atas

solvabilitas, efisiensi dan profitabilitas relatig terhada tahun lalu dan terhadap

perusahaan lain dalam industri yang sama. Secara serupa, perbandingan data

entitas tahun berjalan dan tahun lalu akan membantu auditor untuk memahami

dampak kejadian atau keputusan penting terhadap laporan keuangan entitas.

e. Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan

tersebut.

Hal ini biasanya melibatkan pertimbangan ulang metode-metode dan faktor-faktor

yang digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dan mengajukan pertanyaan

kepada manajemen.

f. Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.

Perbedaan signifikan yang tidak dapat dijelaskan biasanya dianggap sebagai

indikasi suatu peningkatan risiko salah saji dalam akun-akun yang terlibat dalam

perhitungan perbandingan. Dalam kasus ini, auditor biasanya akan merencanakan

untuk melaksanakan pengujian yang ebih mendetil terhadap akun-aku tersebut.

Page 11: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

Prosedur analitis sering menyediakan auditor petunjuk mengenai apakah suatu

akun lebih mungkin dinyatakan lebih saji atau kurang saji. Dengan mengarahkan

perhatian auditor terhadap bidang-bidang yang memiliki risiko lebih tinggi,

prosedur analitis dapat memberikan kontribusi bagi pelaksanaan audit yang lebih

efektif dan efisien.

3. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal

a. Tingkat laporan keuangan

b. Tingkat saldo akun

Material awal perlu ditetapkan karena pendapat auditor atas kewajaran laporan

keuangan diterapkan pada laporan keuangan sebagai keseluruhan.

4. Mempertimbangkan risiko bawaan

Risiko bawaan (inberent risk) suatu risiko salah saji yang melekat dalam saldo akun

atau asersi tentang suatu saldo akun. Risiko pengendalian (control risk) suatu risiko

tidak dapat dicegahnya salah saji material dalam suatu saldo akunatan asersi tentang

suatu saldo akun oleh pengendalian intern. Risiko deteksi (detection risk) suatu risiko

tidak terdeteksinya salah saji material dalam suatu saldo akun atau asersi tentang suatu

saldo akun oleh prosedur audit yang dilaksanakan oleh auditor. Risiko audit suatu

risiko kegagalan auditor dalam memodifikasi pendapatannya atas laporan keuangan

yang secara material disajikan salah.

5. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan

Tujuan akhir perencanaan dan pelaksanaan audit yang dilakukan auditor adalah untuk

mengurangi risiko audit ke tingkat yang rendah, untuk mendukung pendapat apakah,

dalam semua hal yang material, laporan keuangan disajikan secara wajar. Tujuan ini

diwujudkan melalui pengumpulan dan evaluasi bukti tentang asersi yang terkandung

dalam laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen.Karena keterkaitan antara

Page 12: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

bukti audit, materialitas, dan komponen risiko audit (risiko bawaan, risiko

pengendalian, danm risiko deteksi), auditor dapat memilih strategi audit awal dalam

perencanaan audit terhadap asersi individual atau golongan transaksi.

6. Memahami pengendalian intern klien

Penyajian laporan keuangan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima

umum di in donesia mewajibkan klien untuk melaksanakan peraturan-peraturan

pemerintah dan perjanjian-perjanjian legal yang lain. Jika material, informasi

mengenai kewajiban legal klien, harus dijelaskan dalam laporan keuangan.

Sebelum memulai verifikasi dan analisis terhadap transaksi dan akun tertentu, auditor

perlu memahami kewajiban-kewajiban legal dan perjanjian-perjanjian yang

menyangkut klien. Informasi tersebut tercantum dalam dokumen-dokumen berikut ini:

1. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga

2. Perjanjian persekutuan (partnership agreement)

3. Notulen rapat direksi dan pemegang saham

4. Kontrak

5.Peraturan-peraturan pemerintah yang secara langsung menyangkut perusahaan klien

6. Arsip korespondensi

Gambar Tahap-tahap Proses Audit dan Risiko yang Harus Dipertimbangkan oleh Auditor

\\1. Memperoleh

pemahaman tentang bisnis dan industri klien

2. Melaksanakan prosedur analitis

3. Membuat pertimbangan awal tentang tingkat materialitas

4. Mempertimbangkan resiko audit

5. Mengembangkan strategi audit awal untuk asersi signifikan

6. Memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern klien

Page 13: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit
Page 14: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Sebelum menerima suatu penugasan, auditor harus memastikan bahwa penugasan

tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan semua standar profesional, termasuk standar

auditing, kode etik akuntan, dan standar pengendalian mutu. Tahap-tahap penting dalam

penerimaan suatu penugasan meliputi : evaluasi integritas manajemen, mengidentifikasi

keadaan-keadaan khusus dan resiko tak biasa, menentukan kompetensi, menilai independensi,

menentukan bahwa pekerjaan dapat dilaksanakan dengan cermat dan teliti, serta menerbitkan

surat penugasan.

Penetapan perencanaan yang tepat merupakan pekerjaan yang cukup sulit dalam

melaksanakan audit yang efisien dan efektif. Tahapan-tahapan perencanaan meliputi

pekerjaan mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri klien, melaksanakan prosedur

analitis, menentukan pertimbangan awal, tingkat materialitas, mempertimbangkan resiko

audit, mengembangkan strategi awal audit untuk asersi-asersi signifikan, dan mendapatkan

pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien. 

Page 15: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

Kasus Audit

Bangkrutnya Enron Corporation, perusahaan grosir energi terbesar di Amerika

serikat, melambangkan jatuhnya perusahaan terbesar dalam sejarah Amerika. Walau pun baru

saja didaftarkan sebagai No.7 di Fortune 500 dengan kapasitas pasar sebesar US$ 75 trilyun,

robohnya Enron adalah cepat. Jatuhnya dimulai pada Oktober 2001 saat pejabat-pejabat

Enron melaporkan kerugian tiga bulanan yang diguga misterius dan tersembunyi terkait

dengan orang dalam perusahaan itu. Kemudian pada November 2001, pejabat perusahaan

dipaksa untuk mengakui bahwa mereka telah memanipulasi pendapatan hampir US$ 600 juta

dalam pendapatan saat tahun 1997 yang lalu, yang mmebutuhkan pelaporan utang laporan

keuangan yang telah diaudit selama empat tahun. Dan pada akhir 2001, perusahaan ini

bangkrut.

Enron, yang didirikan tahun 1995 dari merger-nya dua jalur pipa gas, adalah

peloporan dalam perdagangan gas alam dan listrik dalam pasar utilitas yang baru deregulasi.

Pada tahun-tahun awalnya, Enron menghasilkan uang dari aset berat seperti pipa. Namun,

pada akhir tahun 1990-an, 80% pendapatan Enron datang dari bisnis yang lebih tidak jelas

yang dikenal sebagai “grosir operasional dan pelayanan energi.’ Enron telah membangun

pasar baru, seperti perdagangan sekuritas cuaca, dan yakin bahwa ia bisa menangani

perdagangan hampir atas segalanya, termasuk electron dan mengiklankan ruang angkasa.

Pada awal tahun 2001, spekulasi tentang transaksi bisnis Enron mulai muncul ke

permukaan. Seorang banker investasi yang terkenal secara umum menyatakan bahwa tidak

seorang pun bisa menjelaskan bagaimana Enron sebenarnya mendapatkan uang. Tambahan

lagi, ia menunjuk pada ucapan yang ganjil dan samar dari dokumen Enron tentang transaksi

yang telah dilakukan oleh Enron dan “Entitas” lain dengan “pihak terkait” yang dijalankan

oleh “pejabat senior Enron”. Namun, penyikapan ini sulit dipahami.

Page 16: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

Bangkrutnya raksasa bisnis energi ini amat menghebohkan tidak saja bagi Amerika

tetapi juga bagi percaturan bisnis global. Kebangkrutan Enron bukan hanya sebuah kegagalan

bisnis, melainkan sebuah skandal yang multidimensional yang melibatkan pimpinan

terkemuka di Amerika Serikat.

Beberapa fakta dramatis yang menyertai kebangkrutannya, antara lain :

a. Perusahaan beromzet US$ 100 miliar tiba-tiba saja bangkrut dan harus menaggung

rugi tak kuran dari US$ 50 miliar.

b. Dibandingkan dengan harga saham Enron pada bulan Agustus 2000 yang masih

berharga US$ 90 per lembar, jatuh hingga tidak lebih dari US$ 45 sen. Artinya harga

saham Enron terjungkal hingga tinggal seperduaratusnya.

c. Simpanan dana pensiun $ 1 miliar milik 7.500 karyawan amblas karena manajemen

Enron menanamkan dana tabungan karyawan untuk membeli sahamnya sendiri.

d. Pelaku pasar modal kehilangan US$ 32 miliar.

 

Inilah sebuah rekor kebangkrutan bisnis terburuk di Amerika Serikat sepanjang sejarah.

Ironisnya tragedi ini justru terjadi di Negara yang otoritas pasar modalnya sangat ketat

menerapkan standar transparasi dan pembeberan (disclosure) bagi perusahaan publik.

Beberapa kontroversi yang mengiringi proses penyilidikan sebab-sebab kebangkrutan

Enron, antara lain :

Page 17: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

a. Manajemen Enron diketahui telah melakukan praktek window dressing.

b. Memanipulasi angka-angka laporan keuangan agar tampak menarik di mata investor

dan dianggap memiliki kinerja yang baik. Tak kepalang tanggung, manajemen Enron

telah menggelembungkan (mark up) pendapatannya sebesar US$ 600 juta, dan

telah menyembunyikan utangnya sebesar US$ 1,2 miliar dengan teknik off-balance

sheet.

 

Melakukan mark up pada pendapatan dan menyembunyikan utangnya senilai itu tentu

tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang. Diperlukan keahlian “akrobatik” yang tinggi

dari para professional yang bekerja pada atau disewa oleh Enron untuk menyulap angka-

angka. Auditor Enron,  KAP Arthur Andersen kantor Huston (Kantor Akuntan Publik kelas

dunia), dipersalahkan karena ikut membantu proses rekayasa keuangan tinkat tinggi itu,

sehingga manipulasi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun. Banyak orang bertanya-

tanya bagaiman keruntuhan demikian bisa tidak terdeteksi setelah sekian lama. Banyak yang

menunjuk pada struktur bisnis yang luar biasa rumitnya di Enron dan laporan keuangan

mereka yang samar dan membingungkan. Mereka tidak perlu berbohong, yang mereka

lakukan adalah membius publik dengan kerumitan berkala, menurut John Dingell, Anggota

Kongres dari Michigan. Bahkan orang-orang menduga orang yang menjalankan bisnis ini pun

tidak mengerti konsep bisnis mereka karena terlalu rumit.

Karena praktek kotor yang berlangsung selama bertahun-tahun inilah Sherron Watskin,

salah satu eksekutif enron yang tak tahan lagi terlibat dalam manipulasi itu mulai “berteriak”

melaporkan praktek yang tidak terpuji itu. Keberanian Watskin yang juga pernah bekerja di

Andersen inilah yang membuat semuanya menjadi jelas dan terbuka.

Page 18: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

Dalam praktek manipulasi ini dapat dikatakan telah terjadi sebuah kolusi tingkat tinggi

antara majemen Enron, analis keuangan, para penasihat hukum, dan auditornya. Komplikasi

skandal ini bertambah, karena belakangan diketahui banyak sekali pejabat tinggi gedung

putih dan politisi di Senat Amerika serikat yang pernah menerima kucuran dana politik

perusahaan ini. 70 persen senator, baik dari pihak Republik maupun partai Demokrat, pernah

menerima data politik. Dalam komite yang membidangi energi, 19 dari 23 anggota juga

termasuk yang menerima sumbangan dari perusahaan itu. Sementara itu, tercatat 35 pejabat

penting pemerintah George W.Bush merupakan pemegang saham Enron, yang telah lama

merupakan perusahaan publik. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik, Enron

tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam penggalangan

dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam ini, banyak orang curiga pemerintahan Bush

dan politisi akan memberikan perlakuan istimewa, baik dalam bisnis maupun dalam

penyelamatan perusahaan namun pada akhirnya perusahaan ini tetap bangkrut dan tinggal

sejarah. Kontroversi lainnya dalam kasus Enron adalah terbongkarnya juga kisah

pemusnahan ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit

Enron oleh petinggi di firma audit Arthur Andersen. Menghadapi fakta-fakta dramatis di atas,

para akuntan publik jelas bertanya-tanya: “apakah fair menuduh   profesi akuntan   publik

sebagai pihak yang paling bertanggung jawab?”.Sebab seharusnya pertanyaan dibawah ini

juga harus dipertimbangakan :

a. Bukankah manajemen perusahaan yang mengambil keputusan?

b. Apakah Dewan Komisaris tidak mengawasi kinerja pihak manajemen?

c. Bukankah ada penasihat keuangan yang turut merancang skenario rekayasa?

d. Dimana peran penasihat hukum yang ikut mengamankan aspek legalnya?

e. Bagaimana dengan akuntan internal yang mengerjakan langkah demi langkah laporan

keuangan palsu tersebut?

Page 19: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

 

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas, bukankah sangat tidak adil menuduh

auditor independen sebagai satu-satunya pihak yang bertanggung jawab sebab sudah jelas

dalam kasus ini terjadi persekongkolan “busuk” yang telah direncanakan dan diatur oleh

semua pihak terkait diatas, yaitu : CEO, akuntan internal, auditor independen, pengacara,

banker, dan analis keuangan. Mereka bekerjasama untuk menipu pihak-pihak yang sangat

awam tentang seluk-beluk transaksi keuangan perusahaan. Mereka telah menghianati tugas

mulia sebagai pihak yang bertugas menjaga kepentingan publik.

Tanggung jawab manajemen untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang sehat,

menyelenggarakan pengendalian intern yang memadai, serta membuat berbagai penyajian

laporan keuangan secara wajar berada ditangan manajemen bukan ditangan auditor. Karena

mereka menjalankan bisnis sehari-hari, manajemen perusahaan akan memiliki pengetahuan

yang lebih mendalam tentang berbagai transaksi perusahaan serta aktiva, utang, dan modal

perusahaan dari pada pengetahuan yang dimiliki oleh auditor. Sebaliknya, pengetahuan

auditor akan berbagai masalah ini serta dalam pengendalian intern terbatas pada pengetahuan

yagn diperoleh selama pelaksanaan proses audit.

Tanggung jawab auditor, antara lain :

a. Mendeteksi berbagai kekeliruan yang material

b. Para auditor melakukan perencanaan dan melaksanakan proses audit untuk

mendeteksi berbagai kesalahan yang secara tidak disengaja telah dilakukan baik oleh

manajemen maupun karyawan.

c. Mendeteksi berbagai kecurangan yang material

Page 20: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

d. Standar-standar auditing tidak pernah membuat perbedaan antara berbagai tanggung

jawab auditor dalam mencari kekeliruan maupun kecurangan, baik yang berasal dari

kecurangan dalam pelaporan keuangan atau penggelapan aktiva. Baik untuk

kekeliruan maupun kecurangan, auditor harus memperoleh tingkat keyakinan yang

memadai tentang apakah laporan keuangan itu telah bebas dari salah saji yang

material.

e. Menemukan tindakan-tindakan ilegal

f. Tindakan ilegal didefinisikan dalam SAS (AU 317) sebagai berbagai pelanggaran

hukum atau terhadap terhadap peraturan-peraturan pemerintah selain kecurangan.

 

SAS 1 (AU 110) menyatakan:

Auditor memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk

memperoleh tingkat keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan itu telah

terbebas dari kesalahan penyajian yang material, baik disebabkan oleh kekeliruan maupun

kecurangan. Karena sifat bukti audit dan berbagai karakteristik kecurangan auditor dapat

memperoleh tingkat keyakinan, walaupun tidak mutlak, bahwa kesalahan penyajian yang

material dapat dideteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan

melakukan audit guna memperoleh keyakinan yang memadai bahwa kesalahan penyajian,

baik disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan, yang tidak material terhadap laporan

keuangan dapat dideteksi.

Namun meskipun kebangkrutan Enron merupakan tanggung jawab banyak pihak,

dalam kedudukannya sebagai auditor, tanggung jawab Arthur Andersen dalam kasus Enron

sangatlah besar. Sebab auditor independenlah yang bertanggungjawab

Page 21: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

memberikan assurance service sedangkan manajemen, dibantu oleh pengacara, penasihat

keuangan, akuntan internal, dan penasihat keuangan, menyajikan informasi keuangan dan

akuntan publiklah yang bertugas manilai apakah informasi keuangan itu dapat dipercaya atau

tidak. Laku-tidaknya informasi tentang kinerja perusahaan sangat bergantung pada hasil

penilaian akuntan public. Kata “publik” yang menyertai akuntan menunjukan bahwa

otoritasnya diberikan oleh publik dank arena itu tanggung jawabnya pun kepada publik

(guarding public interest). Sementara itu, “pendapat  wajar tanpa pengecualian (unqualified

opinion)” yang dikeluarkan oleh akuntan, mengandung makna bahwa laporan audit yang

dikeluarkan dapat dan tidak mengandung keragu-raguan. Karena itu dalam melakukan proses

audit akuntan wajib mendeteksi kemungkinan dan kekeliruan yang material.

Menurut Arens, Elder, dan Beasley, laporan audit wajar tanpa syarat seharusnya diterbitkan

bila kondisi-kondisi berikut terpenuhi:

a. Seluruh laporan keuangan—neraca,laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan

laporan arus kas—telah lengkap.

b. Semua aspek dari ketiga standar umum GAAS/SPAP telah dipatuhi dalam penugasan

audit tersebut.

c. Bukti audit yang memadai telah terkumpul, dan sang auditor telah melaksanakan

penugasan audit ini dengan sedemikian rupa sehingga membuatnya mampu

menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipatuhi.

d. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prisnsip akuntansi yang berlaku

umum. Hal tersebut berarti pula bahwa pengungkapan informasi yang cukup telah

tercantum dalam catatan atas laporan keuangan serta bagian-bagian lainnya dalam

laporan keuangan tersebut.

Page 22: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

e. Tidak terdapat situasi yang yang mebuat auditor merasa perlu untuk menambahkan

sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam laporan audit.

Adapun ketiga standar dalam GAAS (Generally Accepted Auditing Standard) atau SPAP

(Standar Profesi Akuntan Publik)—untuk Indonesia yang dimaksud diatas adalah :

a.  Standar Umum

Audit harus dilaksanakan oleh seseoran atau lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

Dalam senua hal yang berhubungan dengapenugasan, independensi alam sikap

mental harus dipertahankan oleh auditor.

Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

b.  Standar Pekerjaan Lapangan

Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

disupervisi dengan semestinya.

Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh

untuk merncanakan audit dan menetukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang

dilakukan.

Bukti audit kompeten yan memadai harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,

pengajuan petanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk

menyatkan pendapat atas laopran keuangan hasil audit.

c. Standar Pelaporan

Page 23: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Laporan audit harus menunjukan keadaan yang didalamnya prisip akuntansi tidak

secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan

yang sesuai dengan prinsip akutansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.

Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dianggap memadai,

kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.

Laporan audit harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan

secara keseluruhan atau asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.

Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus

dinyatakan. Dalam semua hal yang nama auditor harus dikaitkan dalam laporan

keuangan, laporan auditor harus membuat petunjuk yang jelas mengenai sifat

pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab auditor yang

bersangkutan.

 

Seharusnya sebelum melakukan proses audit, auditor atau KAP yang bersangkutan harus

mempersiapkan rencana kontrak kerja yang tepat. Tujuan perencanaan adalah :

a. Untuk memenuhi standar pertama untuk pekerjaan lapangan dari GAAS atau SPAP.

b. Untuk memperoleh bukti yang cukup kompeten. Hal ini sangat penting jika KAP

ingin meminimalkan kewajiban hukum dan memelihara suatu reputasi yang baik

dalam komunikasi bisnis.

c. Menjaga biaya audit yang dikeluarkan tetap dalam batas yang wajar akan membantu

KAP ettap kompetitif dan selanjutnya dapat mempertahankan bahkan memperluas

Page 24: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

jumlah kliennya, dengan asumsi bahwa KAP tersebut memiliki reputasi untuk

melakukan pekerjaan yang berkualitas tinggi.

d. Menghindari kesalahpahaman dengan klien untuk memelihara hubungan yang baik

dengan klien.

e. Untuk meminimalkan acceptable audit risk ( risiko akseptabilitas audit), yaitu 

menilai seberapa besar kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan

mungkin saja disajikan dengan kesalahan penyajian yang material setelah proses audit

selesai dan pendapat wajar tanpa syarat (unqualified opinion) telah dinyatakan.

f. Untuk mengetahui seberapa besar inheren risk (risiko inheren), yaitu ukuran penilaian

auditor atas kemungkinan adanya kesalahan penyajian yang material atas akun

sebelum mempertimbangkan efektifitas pengendalian internalnya.

Sebelum menerima Enron sebagai klien seharusnya KAP Arthur Andersen harus

melakukan investigasi terhadap perusahaan untuk menentukan akseptabilitasnya. Bahkan

kalau perlu menginvestigasi prospek perusahaan dalam komunitas bisnisnya, stabilitas

keuangannya, dan hubungannya dengan KAP sebelumnya jika ada. Seharusnya KAP berhati-

hati dalam menerima klien dan KAP juga harus mengidentifikasi mengapa klien

menginginkan atau membutuhkan audit. Jika Arthur Andersen telah menjadi patner Enron

selama beberapa tahun maka tidak mungkin manajemen Enron dapat menyembunyikan

skandal tersebut dari auditor, menurut saya pastilah telah terjadi persekongkolan yang luar

bisa cerdik antara berbagai pihak terkait ini untuk membohongi publik. Tidak mungkin

auditor Arthur Andersen tidak bisa mendeteksi adanya kecurangan dan kekeliruan yang

material jika telah menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya. Kalau saja auditor Enron

bekerja profesionalisme yang tinggi dan penuh denga kehati-hatian (due professional care),

maka manipulasi yang dilakukan oleh manajemen pasti dapat terbongkar sejak dulu dan

kerugian yang besar dapat dicegah lebih dini. Buktinya saja malah Sherron Watskin yang

Page 25: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

notabene salah satu eksekutif Enron yang menemukan kasus ini dan dengan berani

membongkarnya kepada publik. Auditor Arthur Andersen telah kehilangan independensi,

integritas dan objektivitas sebgai seorang akuntan sehingga penyimpangan (irregularities)

dan kecurangan (fraud) dianggap lazim. Kegagalan untuk bersikap independen dan objektif

sama artinya dengan hilangnya eksistensi profesi dimana Kode Etik Profesi AICPA menjadi

standar umum perilaku ideal dan menjadi peraturan khusus tentang perilaku yang harus

dilakukan. Peraturan 101 menyatakan—Independensi “Seorang anggota yang berpratek bagi

publik harus independen dalam pelaksanaan jasa profesionanya sebagaimana yang

ditentukan badan-badan yang ditentukan oleh dewan.” Peraturan 102 menyatakan —

Integritas dan Objektivitas “ integritas dan objektivitas dalam kinerja jasa professional

manapun, seorang anggota yang bisa memelihara objektivitas dan integritas, akan bebas

dari konflik kepentingan, dan tidak akan dengan sengaja membuat kesalahan penyajian fakta

atau menyerahkan penilaian kepada orang lain yang posisinya rendah.”

Apakah akuntan Arthur Andersen yang notabene salah satu KAP kelas dunia tidak

melakukan Studi dan Evaluasi atas Struktur Pengendalian Internal Perusahaan???

Padahal kepentingan auditor untuk melakukan Stuktur Pengendalian Internal (SPI) sudah

sangat jelas, antara lain :

a. Untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan yang ke dua dari SPAP.

b. Data yang dihasilkan auditor dapat dipercaya dan resiko audit menjadi lebih kecil.

c. Hasil audit akan lebih dipercaya.

d. Jika SPI kuat, maka ruang lingkup pemeriksaan akan lebih sempit.

 

Tujuan Dilaksanakannya Studi dan Evaluasi SPI oleh Auditor :

Page 26: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

a. Untuk menetukan apakah kegiatan audit mungkin dilaksanakan (misalnya

mengenai ada tidaknya catatan atau dokumen transaksi, dan keberadaan sistem yang

memadai sehingga auditor bisa melakukan penilaian kewajaran atas Laporan

Keuangan).

b. Untuk menentukan bukti audit yang harus dikumpulkan (berkaitan dengan

penentuan prosedur audit yang akan digunakan, besarnya sampel, waktu pelaksanaan

pengujian, dan pos-pos atau akun-akun yang akan dipilih).

c. Agar dapat memberikan informasi kepada manajemen mengenai kelemahan

material dalam SPInya beserta saran perbaikannya.

Tujuan dibuatnya SPI, adalah :

1. Transaksi-transaksi seperti yang tercatat adalah wajar.

2. Transaksi-transaksi yang tercatat adalah sah (valid).

3. Transaksi-transaksi diotorisasikan dengan sebagaimana mestinya.

4. Transaksi-transaksi yang ada memang tercatat.

5. Transaksi-transaksi diberi nilai yang wajar.

6. Transaksi-transaksi diklasifikasikan sebagaimana mestinya.

Bila akuntan Arthur Andersen telah melakukan Studi dan Evaluasi atas Struktur

Pengendalian Internal Perusahaan dengan benar sesuai dengan prosedur dan program audit

maka sudah tentu melakukan Compliance Test dan Substantive Test, jika dilakukan dengan

benar maka tidak mungkin kesalahan saji pada laporan keuangan tidak terdeteksi.

Compliance Test adalah  Adalah pengujian terhadap bukti-bukti pembukuan yang

mendukung transaksi yang dicatat perusahaan untuk mengetahui apakah setiap transaksi yang

terjadi sudah diproses dan dicatat sesuai dengan sistem dan prosedur yang ditetapkan

Page 27: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

manajemen.  Jika terjadi penyipangan dalam pemrosesan dan pencatatan transaksi, walaupun

jumlah rupiahnya tidak material, auditor harus memperhitungkan pengaruh dari

penyimpangan tersebut terhadap efektivitas pengendalian intern.

Substantive Test adalah adalah pengujian terhadap kewajaran saldo-saldo akun laporan

keuangan (neraca dan laporan laba rugi). Jika dalam pengujian ini ditemukan kesalahan,

maka harus ditentukan jumlahnya material atau tidak. Jika jumlahnya material, harus

diusulkan adanya penyesuaian (adjustment). Bila usulan tersebut tidak disetujui klien padahal

usulan tersebut adalah benar, maka auditor tidak boleh memberikan unqualified opinion.

Sebagai KAP kelas dunia pastilah akuntannya tidak mungkin tidak mengatahui kaidah

dan cara-cara melakukan proses audit yang benar. Menurut saya auditor sebenarnya telah

mendeteksi dan mengetahui  adanya ketidakwajaran pada laporan keuangan namun pura-pura

tidak tahu. Alasannya sudah jelas, manajemen Enron pasti menawarkan imabalan yang sangat

besar nilai materialnya sehingga Arthur Andersen Khilaf. Mereka telah melakukan

penghianatan terhadap tugas mereka sebagai seorang akuntan dengan membenarkan dan

menutupi perilaku manajemen Enron yang manipulatif. Karena itu sangat wajar jika dalam

kasus Enron Auditor dipersalahkan karena tidak menjalankan tugas sebagaiman mestinya

dan telah gagal melindungi kepentingan publik.

Pelajaran yang bisa diambil dari skandal Enron ini adalah :

Cepat atau lambat sebuah persekongkolan jahat pasti akan terbongkar.

Kasus-kasus kejahatan ekonomi tingkat tinggi selalu saja mengorbankan

kepentingan orang banyak. Pihak-pihak yang dirugikan antara lain : ribuan

pekerja, pemegang saham, para pemasok, kreditor, dan pihak lainnya.

Page 28: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

Terbongkarnya praktek persekongkolan tingkat tinggi ini menjadi bukti bahwa

praktek bisnis yang bersih dan transparan akan lebih langgeng (sustainable).

 

Dari menyimak insiden diatas, adalah sangat relevan bila kita menarik benang merah

dari kata mata Corporate Governance. Salah satu langkah kongkret yang sudah diambil

oleh otoritas pasar modal adalah keharusan bagi perusahaan publik untuk membentuk Komite

Audit. Sebagai komite yang membantu fungsi pengamat komisaris, Komite Audit memiliki

fungsi dalam hal-hal yang terkait dengan proses dan peran audit bagi perusahaan terutama

dalam pelaporan hasil audit keuangan perusahaan yang dipaparkan untuk publik.

Membangun komite audit yang efektif tidak boleh terlepas dari kata mata penerapan

prinsip Corporate Governance secara keseluruhan di suatu perusahaan

dimana Independency, Transparency and Disclosure, Accountability dan Responsibility,

serta Fairness menjadi landasan utama alat kelola perusahaan. Selain itu komite audit harus

komunikatif terutama dengan auditor eksternal, sehingga mereka memiliki jalur cepat dalam

mengkomunikasikan hal-hal yagn signifikan perlu diketahui oleh komite audit, terutama

dalam hal-hal terjadinya penyimpangan yang kritis di perusahaan.

Page 29: Revisi Penerimaan Penugasan Dan Perencanaan Audit

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi,2002,Auditing,Jakarta:Penerbit Salemba Empat

Alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan Jasa

Assurance. Jakarta: Penerbit Erlangga

Jusup, Haryono, 2001, Auditing, Yogyakarta : Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

YKPN