retardasi mental
DESCRIPTION
Skenario 3 Blok ReproduksiTRANSCRIPT
-
LI. 1.Mampu Memahami dan Menjelaskan Retardasi Mental
LO.1.1.Memahami dan Menjelaskan Definisi Retardasi Mental
Keterbelakangan mental atau lazim disebut retardasi mental (RM) adalah suatu keadaan dengan
intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak-anak).
Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah
intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan
fren = jiwa) atau tuna mental. Keadaan tersebut ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada
dibawah rata-rata dan disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri atau berprilaku
adaptif.
American Association on Mental Deficiency (AAMD) membuat definisi retardasi mental yang
kemudiandirevisi oleh Rick Heber (1961) sebagai suatu penurunan fungsi intelektual secara menyeluruh
yang terjadi pada masa perkembangan dan dihubungkan dengan gangguan adaptasi sosial. Ada 3 hal
penting yang merupakan kata kunci dalam definisi ini yaitu penurunan fungsi intelektual, adaptasi sosial,
dan masa perkembangan. Penurunan fungsi intelektual secara umum menurut definisi Rick Heber diukur
berdasarkan tes intelegensia standar paling sedikit satu deviasi standar (1 SD) di bawah rata-rata. Periode
perkembangan mental menurut definisi ini adalah mulai dari lahir sampai umur 16 tahun. Gangguan
adaptasi sosial dalam definisi ini dihubungkan dengan adanya penurunan fungsi intelektual. Menurut
definisi ini tidak ada kriteria bahwa retardasi mental tidak dapat diperbaiki seperti definisi retardasi mental
sebelumnya.
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/2-3-8.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1182/1/10E00506.pdf
LO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Retardasi Mental
William Stern pada tahun 1912 membuat konsep intelligence quotient (IQ) sebagai suatu perbandingan
antara mental age (MA) dan chronological age (CA).
Berdasarkan The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders, WHO, Geneva tahun 1994
retardasi mental dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
Mild retardation (retardasi mental ringan), IQ 50-69
Moderate retardation (retardasi mental sedang), IQ 35-49
Severe retardation (retardasi mental berat), IQ 20-34
Profound retardation (retardasi mental sangat berat), IQ
-
Retardasi Mental Berat
Kelompok retardasi mental berat ini hampir sama dengan retardasi mental sedang dalam hal gambaran
klinis, penyebab organik, dan keadaan-keadaan yang terkait. Perbedaan utama adalah pada retardasi
mental berat ini biasanya mengalami kerusakan motor yang bermakna atau adanya defisit neurologis.
Retardasi Mental Sangat Berat
Retardasi mental sangat berat berarti secara praktis anak sangat terbatas kemampuannya dalam mengerti
dan menuruti permintaan atau instruksi. Umumnya anak sangat terbatas dalam hal mobilitas, dan hanya
mampu pada bentuk komunikasi nonverbal yang sangat elementer.
Berdasarkan karakteristik perkembangan anak dengan retardasi mental, digolongkan sebagai berikut:
Tingkat Kisaran
IQ
Kemampuan Usia
Prasekolah
(sejak lahir-5 tahun)
Kemampuan Usia
Sekolah
(6-20 tahun)
Kemampuan Masa
Dewasa
(21 tahun keatas)
Ringan 52-68
Bisa membangun kemampuan sosial &
komunikasi
Koordinasi otot sedikit terganggu
Seringkali tidak terdiagnosis
Bisa mempelajari pelajaran kelas 6 pada
akhir usia belasan
tahun
Bisa dibimbing ke arah pergaulan social
Bisa dididik
Biasanya bisa mencapai
kemampuan kerja &
bersosialisasi yg cukup,
tetapi ketika mengalami
stres sosial ataupun
ekonomi, memerlukan
bantuan
Moderat 36-51
Bisa berbicara & belajar berkomunikasi
Kesadaran sosial kurang
Koordinasi otot cukup
Bisa mempelajari beberapa kemampuan
sosial & pekerjaan
Bisa belajar bepergian sendiri di tempat-
tempat yg dikenalnya
dengan baik
Bisa memenuhi kebutuhannya sendiri
dengan melakukan
pekerjaan yg tidak
terlatih atau semi terlatih
dibawah pengawasan
Memerlukan pengawasan &
bimbingan ketika
mengalami stres sosial
maupun ekonomi yg
ringan
Berat 20-35
Bisa mengucapkan beberapa kata
Mampu mempelajari kemampuan untuk
menolong diri sendiri
Tidak memiliki kemampuan ekspresif
atau hanya sedikit
Koordinasi otot jelek
Bisa berbicara atau belajar berkomunikasi
Bisa mempelajari kebiasaan hidup sehat
yg sederhana
Bisa memelihara diri sendiri dibawah
pengawasan
Dapat melakukan beberapa kemampuan
perlindungan diri dalam
lingkungan yg
terkendali
Sangat
berat
19 atau
kurang
Sangat terbelakang
Koordinasi ototnya sedikit sekali
Mungkin memerlukan perawatan khusus
Memiliki beberapa koordinasi otot
Kemungkinan tidak dapat berjalan atau
berbicara
Memiliki beberapa koordinasi otot &
berbicara
Bisa merawat diri tetapi sangat terbatas
Memerlukan perawatan khusus
Penggolongan anak retardasi mental untuk keperluan pembelajaran menurut American Association on
Mental Retardation dalam Special Education in Ontario Schools sebagai berikut:
1. EDUCABLE (EMR) IQ= 50-79
-
Anak pada kelompok ini masih mempunyai kemampuan dalam akademik setara dengan anak reguler
pada kelas 5 Sekolah dasar.
2. TRAINABLE (TMR) IQ= 25-49 Mempunyai kemampuan dalam mengurus diri sendiri, pertahanan diri, dan penyesuaian sosial.
Sangat terbatas kemampuanya untuk mendapat pendidikan secara kademik.
3. NONTRAINABLE (IQ= < 25) Dengan pemberian latihan yang terus menerus dan khusus, dapat melatih anak tentang dasar-dasar
cara menolong diri sendiri dan kemampuan yang bersifat komunikatif. Hal ini biasanya memerlukan
pengawasan dan dukungan yang terus menerus.
Angka harapan hidup untuk anak-anak dengan retardasi mental mungkin lebih pendek, tergantung
kepada penyebab dan beratnya retardasi mental. Biasanya, semakin berat derajat keparahan retardasi
mentalnya maka semakin kecil angka harapan hidupnya.
Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1182/1/10E00506.pdf
LO.1.3. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Retardasi Mental
Etiologi retardasi mental dapat terjadi mulai dari fase pranatal, perinatal dan postnatal. Ditinjau dari
penyebab secara langsung dapat digolongkan atas penyebab biologis dan psikososial. Penyebab biologis
atau sering disebut retardasi mental tipe klinis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Pada umumnya merupakan retardasi mental sedang sampai sangat berat
Tampak sejak lahir atau usia dini
Secara fisis tampak berkelainan/aneh
Mempunyai latar belakang biomedis baik pranatal, perinatal maupun postnatal
Tidak berhubungan dengan kelas sosial
Penyebab psikososial atau sering disebut tipe sosiokultural mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
Biasanya merupakan retardasi mental ringan
Diketahui pada usia sekolah
Tidak terdapat kelainan fisis maupun laboratorium
Mempunyai latar belakang kekurangan stimulasi mental (asah)
Ada hubungan dengan kelas sosial
Melihat struktur masyarakat Indonesia, golongan sosio ekonomi rendah masih merupakan bagian yang
besar dari penduduk, dapat diperkirakan bahwa retardasi mental di Indonesia yang terbanyak adalah tipe
sosio-kultural.
Etiologi retardasi mental tipe klinis atau biologikal dapat dibagi dalam
1. Penyebab pranatal
Kelainan kromosom
Kelainan genetik /herediter
Gangguan metabolik
Sindrom dismorfik
Infeksi intrauterin
Intoksikasi 2. Penyebab perinatal
Prematuritas
Asfiksia
Kernikterus
Hipoglikemia
Meningitis
Hidrosefalus
Perdarahan intraventrikular
3. Penyebab postnatal
Infeksi (meningitis, ensefalitis)
Trauma
-
Kejang lama
Intoksikasi (timah hitam, merkuri)
Penyebab Pranatal
Kelainan kromosom
Kelainan kromosom lain yang bermanifestasi sebagai retardasi mental adalah trisomi-18 atau
sindrom Edward, dan trisomi-13 atau sindrom Patau, sindrom Cri-du chat, sindrom Klinefelter, dan
sindrom Turner. Berdasarkan pengamatan ternyata kromatin seks, yang merupakan kelebihan kromosom
-X pada laki-laki lebih banyak ditemukan di antara penderita retardasi mental dibandingkan laki-laki
normal. Diperkirakan kelebihan kromosom-X pada laki-laki memberi pengaruh tidak baik pada kesehatan
jiwa, termasuk timbulnya psikosis, gangguan tingkah laku dan kriminalitas.
Kelainan metabolik
Kelainan metabolik yang sering menimbulkan retardasi mental adalah Phenylketonuria (PKU), yaitu
suatu gangguan metabolik dimana tubuh tidak mampu mengubah asam amino fenilalanin menjadi tirosin
karena defisiensi enzim hidroksilase. Penderita laki-laki tenyata lebih besar dibandingkan perempuan
dengan perbandingan 2:1. Kelainan ini diturunkan secara autosom resesif.
Galaktosemia adalah suatu gangguan metabolisme karbohidrat disebabkan karena tubuh tidak
mampu menggunakan galaktosa yang dimakan. Dengan diet bebas galaktosa bayi akan bertambah berat
badannya dan fungsi hati akan membaik, tetapi menurut beberapa penulis perkembangan mental tidak
mengalami perubahan.
Penyakit Tay-Sachs atau infantile amaurotic idiocy adalah suatu gangguan metabolisme lemak,
dimana tubuh tidak bisa mengubah zat-zat pralipid menjadi lipid yang diperlukan oleh sel-sel otak.
Manifestasi klinis adalah nistagmus, atrofi nervus optikus, kebutaan, dan retardasi mental sangat berat.
Hipotiroid kongenital adalah defisiensi hormon tiroid bawaan yang disebabkan oleh berbagai faktor
(agenesis kelenjar tiroid, defek pada sekresi TSH atau TRH, defek pada produksi hormon tiroid). Kadang-
kadang gejala klinis tidak begitu jelas dan baru terdeteksi setelah 6-12 minggu kemudian, padahal
diagnosis dini sangat penting untuk mencegah timbulnya retardasi mental atau paling tidak meringankan
derajat retardasi mental.
Defisiensi yodium secara bermakna dapat menyebabkan retardasi mental baik di negara sedang
berkembang maupun di negara maju. Akibat defisiensi yodium pada masa perkembangan otak karena
asupan yodium yang kurang pada ibu hamil meyebabkan retardasi mental pada bayi yang dilahirkan.
Kelainan ini timbul bila asupan yodium ibu hamil kurang dari 20 ug ( normal 80-150 ug) per hari. Dalam
bentuk yang berat kelainan ini disebut juga kretinisme, dengan manisfestasi klinis adalah miksedema,
kelemahan otot, letargi, gangguan neurologis, dan retardasi mental berat.
Infeksi
Infeksi rubela pada ibu hamil triwulan pertama dapat menimbulkan anomali pada janin yang
dikandungnya. Risiko timbulnya kelainan pada janin berkurang bila infeksi timbul pada triwulan kedua
dan ketiga. Manifestasi klinis rubela kongenital adalah berat lahir rendah, katarak, penyakit jantung
bawaan, mikrosefali, dan retardasi mental.
Infeksi cytomegalovirus tidak menimbulkan gejala pada ibu hamil tetapi dapat memberi dampak
serius pada janin yang dikandungnya. Manifestasi klinis antara lain hidrosefalus, kalsifikasi serebral,
gangguan motorik, dan retardasi mental.
Intoksikasi
Fetal alcohol syndrome (FAS) merupakan suatu sindrom yang diakibatkan intoksikasi alkohol pada
janin karena ibu hamil yang minum minuman yang mengandung alkohol, terutama pada triwulan pertama.
Penyebab Perinatal
Koch menulis bahwa 15-20% dari anak retardasi mental disebabkan karena prematuritas. Penelitian
pada 73 bayi prematur dengan berat lahir 1000 g atau kurang menunjukkan IQ yang bervariasi antara 59-
142, dengan IQ rata-rata 94. Keadaan fisis anak-anak tersebut baik, kecuali beberapa yang mempunyai
kelainan neurologis, dan gangguan mata. Penulis-penulis lain berpendapat bahwa semakin rendah berat
lahirnya, semakin banyak kelainan yang dialami baik fisis maupun mental.
Asfiksia, hipoglikemia, perdarahan intraventrikular, kernikterus, meningitis dapat menimbulkan
kerusakan otak yang ireversibel, dan merupakan penyebab timbulnya retardasi mental
-
Penyebab Postnatal
Faktor-faktor postnatal seperti infeksi, trauma, malnutrisi, intoksikasi, kejang dapat menyebabkan
kerusakan otak yang pada akhirnya menimbulkan retardasi mental.
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/2-3-8.pdf
Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
LO.1.4. Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Retardasi Mental
Kelainan kromosom
Kelainan kromosom penyebab retardasi mental yang terbanyak adalah sindrom Down. Disebut
demikian karena Langdon Down pada tahun 1866 untuk pertama kali menulis tentang gangguan ini, yaitu
bayi yang mempunyai penampilan seperti mongol dan menunjukkan keterbelakangan mental seperti idiot.
Hal ini tidak sepenuhnya benar, karena sebagian besar dari golongan ini termasuk retardasi mental sedang.
Sindrom Down merupakan 10-32% dari penderita retardasi mental. Diperkirakan insidens dari sindrom
Down antara 1-1,7 per 1000 kelahiran hidup per tahun. Risiko timbulnya sindrom Down berkaitan dengan
umur ibu saat melahirkan. Ibu yang berumur 20-25 tahun saat melahirkan mempunyai risiko 1:2000,
sedangkan ibu yang berumur 45 tahun mempunyai risiko 1:30 untuk timbulnya sindrom Down. Analisis
kromosom pada sindrom Down 95% menunjukkan trisomi 21, sedangkan 5% sisanya merupakan mosaik dan translokasi.
Kelainan metabolik
Kelainan metabolik yang sering menimbulkan retardasi mental adalah Phenylketonuria (PKU), yaitu
suatu gangguan metabolik dimana tubuh tidak mampu mengubah asam amino fenilalanin menjadi tirosin
karena defisiensi enzim hidroksilase. Penderita laki-laki tenyata lebih besar dibandingkan perempuan
dengan perbandingan 2:1. Kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Diperkirakan insidens PKU
adalah 1:12 000-15 000 kelahiran hidup. Penderita retardasi mental pada PKU 66,7% tergolong retardasi
mental berat dan 33,3% retardasi mental sedang.
Intoksikasi
Di negara Amerika Serikat FAS merupakan penyebab tersering dari retardasi mental setelah sindrom
Down. Insidens FAS berkisar antara 1-3 kasus per 1000 kelahiran hidup. Pada populasi wanita peminum
minuman keras insidens FAS sangat meningkat yaitu 21-83 kasus per 1000 kelahiran hidup, padahal di
Eropa dan Amerika 8% wanita merupakan peminum minuman keras.
Penyebab Perinatal
Koch menulis bahwa 15-20% dari anak retardasi mental disebabkan karena prematuritas. Penelitian
dengan 455 bayi dengan berat lahir 1250 g atau kurang menunjukkan bahwa 85% dapat mempelihatkan
perkembangan fisis rata-rata, dan 90% memperlihatkan perkembangan mental rata-rata. Penelitian pada
73 bayi prematur dengan berat lahir 1000 g atau kurang menunjukkan IQ yang bervariasi antara 59-142,
dengan IQ rata-rata 94.
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/2-3-8.pdf
Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000
LO.1.5. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Retardasi Mental
Diagnosis retardasi mental tidak hanya didasarkan atas tes intelegensia saja, melainkan juga dari
riwayat penyakit, laporan dari orangtua, laporan dari sekolah, pemeriksaan fisis, laboratorium,
pemeriksaan penunjang. Yang perlu dinilai tidak hanya intelegensia saja melainkan juga adaptasi
sosialnya. Dari anamnesis dapat diketahui beberapa faktor risiko terjadinya retardasi mental.
Pemeriksaan fisis pada anak retardasi mental biasanya lebih sulit dibandingkan pada anak normal,
karena anak retardasi mental kurang kooperatif. Selain pemeriksaan fisis secara umum (adanya tanda-
tanda dismorfik dari sindrom-sindrom tertentu) perlu dilakukan pemeriksaan neurologis, serta penilaian
tingkat perkembangan. Pada anak yang berumur diatas 3 tahun dilakukan tes intelegensia.
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) kepala dapat membantu menilai adanya kalsifikasi serebral,
perdarahan intra kranial pada bayi dengan ubun-ubun masih terbuka. Pemeriksaan laboratorium dilakukan
atas indikasi, pemeriksaan ferriklorida dan asam amino urine dapat dilakukan sebagai screening PKU.
Pemeriksaan analisis kromosom dilakukan bila dicurigai adanya kelainan kromosom yang mendasari
retardasi mental tersebut. Beberapa pemeriksaan penunjang lain dapat dilakukan untuk membantu seperti
pemeriksaan BERA, CT-Scan, dan MRI.
-
Kesulitan yang dihadapi adalah kalau penderita masih dibawah umur 2-3 tahun, karena kebanyakan
tes psikologis ditujukan pada anak yang lebih besar. Pada bayi dapat dinilai perkembangan motorik halus
maupun kasar, serta perkembangan bicara dan bahasa. Biasanya penderita retardasi mental juga
mengalami keterlambatan motor dan bahasa.
Untuk mendiagnosa retardasi mental dengan tepat, perlu diambil anamnesa dari orang tua dengan teliti
mengenai kehamilan, persalinan dan perkembangan anak. Bila mungkin dilakukan juga pemeriksaan
psikologik, bila perlu diperiksa juga di laboratorium, diadakan evaluasi pendengaran dan bicara.
Observasi psikiatrik dikerjakan untuk mengetahui adanya gangguan psikiatrik disamping retardasi
mental.
Kriteria diagnostik retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
1. Fungsi intelektual yang secara signifikan dibawah rata-rata. IQ kira-kira 70 atau dibawahnya pada individu yang dilakukan test IQ.
2. Gangguan terhadap fungsi adaptif paling sedikit 2 misalnya komunikasi, kemampuan menolong diri sendiri, berumah tangga, sosial, pekerjaan, kesehatan dan keamanan.
2. Onsetnya sebelum berusia 18 tahun
Diagnosis Banding Anak-anak dari keluarga yang sangat melarat dengan deprivasi rangsangan yang berat (retardasi
mental ini reversibel bila diberi rangsangan yang baik secara dini). Kadang-kadang anak dengan gangguan
pendengaran atau penglihatan dikira menderita retardasi mental. Mungkin juga gangguan bicara dan
cerebral palsy membuat anak kelihatan terbelakang, biarpun intelegensianya normal. Gangguan emosi dapat menghambat kemampuan belajar sehingga dikira anak itu bodoh. early infantile dan skizofrenia anak juga sering menunjukkan gejala yang mirip retardasi mental.
1. Kelainan sensorik terutama buta dan tuli 2. Gangguan perkembangan spesifik (kelambatan satu aspek perkembangan): gangguan perkembangan
bicara, aleksia, agrafia, afasia
3. Gangguan perkembangan pervasif (penyimpangan perkembangan): autisme infantil, skizofrenia yang timbul pada masa anak.
4. Penyakit fisik yang kronisKesulitan belajar (diagnosis banding untuk retardasi mental yang ringan)
Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/2-3-8.pdf
LO.1.6. Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana Retardasi Mental
Tatalaksana Medis
Obat-obat yang sering digunakan dalam pengobatan retardasi mental adalah terutama untuk menekan
gejala-gejala hiperkinetik. Metilfenidat (ritalin) dapat memperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi
kognitif. Imipramin, dekstroamfetamin, klorpromazin, flufenazin, fluoksetin kadang-kadang
dipergunakan oleh psikiatri anak. Untuk menaikkan kemampuan belajar pada umumnya diberikan
tioridazin (melleril), metilfenidat, amfetamin, asam glutamat, gamma aminobutyric acid (GABA).
Berikut ini adalah obat-obat yang dapat digunakan :
Obat-obat psikotropika (tioridazin, Mellaril untuk remaja dengan perilaku yang membahayakan diri sendiri.
Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda gangguan konsentrasi/gangguan hyperaktif.
Antidepresan ( imipramin, tofranil)
Karbamazepin ( tegrevetol) dan propanolol (Inderal)
Tatatlaksana NonMedis
Rumah Sakit/Panti Khusus Penempatan di panti-panti khusus perlu dipertimbangkan atas dasar: kedudukan sosial keluarga, sikap
dan perasaan orangtua terhadap anak, derajat retardasi mental, pandangan orangtua mengenai prognosis
anak, fasilitas perawatan dalam masyarakat, dan fasilitas untuk membimbing orangtua dan sosialisasi
anak. Kerugian penempatan di panti khusus bagi anak retardasi mental adalah kurangnya stimulasi mental
karena kurangnya kontak dengan orang lain dan kurangnya variasi lingkungan yang memberikan
kebutuhan dasar bagi anak.
Psikoterapi
-
Psikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi mental maupun kepada orangtua anak tersebut.
Walaupun tidak dapat menyembuhkan retardasi mental tetapi dengan psikoterapi dan obat-obatan dapat
diusahakan perubahan sikap, tingkah laku dan adaptasi sosialnya.
Konseling Tujuan konseling dalam bidang retardasi mental ini adalah menentukan ada atau tidaknya retardasi
mental dan derajat retardasi mentalnya, evaluasi mengenai sistem kekeluargaan dan pengaruh retardasi
mental pada keluarga, kemungkinan penempatan di panti khusus, konseling pranikah dan pranatal.
Pendidikan Pendidikan yang penting disini bukan hanya asal sekolah, namun bagaimana mendapatkan pendidikan
yang cocok bagi anak yang terbelakang ini. Terdapat empat macam tipe pendidikan untuk retardasi
mental.
Kelas khusus sebagai tambahan dari sekolah biasa Sekolah luar biasa C Panti khusus Pusat latihan kerja (sheltered workshop)
SLB C untuk TUNAGRAHITA (retardasi mental) Dalam Sekolah Luar Biasa khusunnya SLB-C untuk tunagrahita anak-anak dengan retardasi mental dapat
digolongkan menjadi dua tipe :
1. Educabel pada kategori ini anak-anak yang bersekolah adalah yang mampu didik atau yang disebut dengan anak-
anak dengan retardasi mental ringan. Mereka dapat dididik sampai dengan kelas 5 atau 6 sekolah dasar
dan dapat dimasukkan pada sekolah SLB-C.
2. Trainable Kategori Trainable atau mampu latih dapat diberikan pada anak-anak dengan retardasi mental moderat,
yang bisa dilatih merawat dirinya sendiri, pertahanan diri, cara makan, minum, dan mandi, dan dapat
juga dilatih untuk berkerja agar dapat mencari nafkah sendiri nantinya. Sekolah Luar biasa untuk
kategori ini adalah SLB-C1.
Rancangan Sekolah untuk Anak Tunagrahita Agar anak-anak dengan retardasi mental ini dapat bersekolah dan menerima pendidikan yang baik dan
sesuai untuk kebutuhan mereka ada beberapa kategori yang dapat digunakan :
a. Metode Pengajaran - SLB-C Untuk anak SLB-C atau mampu didik metode pengajaran yang dapat digunakan adalah metode
ceramah oleh guru seperti pada tingkat Sekolah Dasar lainnya. Dalam hal ini guru menerangkan materi
yang diajarkan. Setelah itu guru dapat melakukan tanya jawab dengan murid sehingga murid lebih
mampu untuk mengerti apa yang diajarkan. Guru juga bisa menggunakan alat peraga untuk beberapa
pelajaran agar anak lebih tertarik untuk belajar dan mampu untuk mengingat lebih baik materi
pembelajarannya. Setiap minggunya juga dapat dibuat pelaporan kinerja sehingga guru dapat
mengetahui perkembangan anak secara baik juga memberikan reward bagi anak yang berkembang
dengan baik dan disiplin dalam kelas.
- SLB-C1 Untuk anak SLB-C1 atau mampu latih metode pengajaran yang dapat digunakan adalah ceramah
secara efektif dengan menggunakan kontak mata yang baik, isyarat, juga suara yang jelas. Guru dapat
membangun komunikasi yang baik dengan murid sehingga murud merasa nyaman saat belajar. Karena
mereka merupakan murid yang mampu didik maka harus disediakan berbagai alat untuk menunjang
pembelajaran mereka.
b. Mekanisme Pengajaran - SLB-C Mekanisme pengajaran yang dapat diterapkan bisa sama dengan anak Sekolah Dasar pada umumnya.
Bisa digunakan waktu 30-35 menit untuk setiap mata pelajarannya. Yaitu dengan 20 menit ceramah
oleh guru dan 10 menit tanya jawab dengan siswa.
- SLB-C1
-
Pada kelas ini mekanisme yang digunakan dapat digunakan waktu 120 menit. Dimana 15 menit
pertama guru akan memperkenalkan alat, 30 menit selajutnya guru akan memperagakan keterampilan
yang akan dilatih. 75 menit kemudian para peserta didik akan memperaktekkan keterampilan tersebut
dan dibantu dengan guru.
c. Managemen Kelas - SLB-C o Gaya Penataan Dapat digunakan gaya seminar yaitu gaya susunan kelas dimana sejumlah besar murid duduk
berbentuk lingkaran, persegi, atau bentuk U. Pada gaya ini guru akan lebih mudah untuk menjangkau
murid-muridnya sehingga guru lebih mudah mengetahui apa yang dilakukan murid dan mengetahui
apakah murid sudah mengerti atau tidak.
o Stategi Umum Dapat digunakan gaya otoritatif yaitu melibatkan murid dalam kerja sama give and take dan
menunjukkan sikap perhatian kepada mereka. Sehingga mereka mampu untuk berkerja sama dengan
teman, tidak cepat puas, dan berusaha mencapai penghargaan tertinggi.
- SLB-C1 o Gaya Penataan Dapat digunakan gaya klaster yaitu gaya susunan kelas dimana sejumlah murid berkerja dalam
kelompok kecil. Pada gaya penyusunan kelas ini anak dapat berusaha untuk mengerjakan keterampilan
mereka secara bersama-sama. Atau dapat juga digunakan gaya off-set yaitu gaya susunan kelas dimana
sejumlah murid duduk di bangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain. Gaya ini
dilakukan apabila guru ingin menguji murid satu per satu dengan keterampilan yang mereka miliki
yang membutuhkan konsentrasi sehingga mereka tidak saling mengganggu satu sama lain.
o Strategi Umum Dapat digunakan gaya otoritatif juga yaitu melibatkan murid dalam kerja sama give and take dan
menunjukkan sikap perhatian kepada mereka. Sehingga mereka mampu untuk berkerja sama dengan
teman, tidak cepat puas, dan berusaha mencapai penghargaan tertinggi.
d. Tujuan Pembelajaran - SLB-C Mengembangkan kemampuan akademik peserta didik secara optimal agar dapat mandiri dalam
kehidupan.
Menyiapkan peserta didik agar memiliki dasar-dasar kecerdasan, pengetahuan, keperibadian, serta akhlak yang mulia.
Membekali peserta didik untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih lanjut. Menyiapkan peserta didik agar dapat bersosialisasi di masyarakat.
- SLB-C1 Mengembangkan non akademik peserta didik secara optimal agar mandiri dapat mandiri dalam
kehidupan.
Menyiapkan peserta didik agar memiliki keterampilan untuk bekal hidup mandiri. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang trampil. Menyiapkan peserta didik agar dapat bersosialisasi di masyarakat.
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/2-3-8.pdf
http://12-028myl /2013/05/sekolah-slb-b-c-d-e.html
http://eprints.uny.ac.id/4217/1/JURNAL_PENELITIAN_FIP_-
_IDENTIFIKASI_BENTUK_INTERVENSI_PEMBELAJARAN_DAN_PERILAKU_BELAJAR_AN
AK_RETARDASI_MENTAL.pdf
LO.1.7. Memahami dan Menjelaskan Prognosis Retardasi Mental
Retardasi mental yang diketahuipenyakit dasarnya, biasanya prognosisnya lebih baik. Tetapi pada
umumnya sukar untuk menemukan penyakit dasarnya. Anak dengan dengan retardasi mental ringan
dengan kesehatan yang baik tanpa penyakit kardiorespirasi, pada umumnya umur harapan hidupnya sama
dengan orang yang normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi mental yang berat dengan masalah kesehatan
dan gizi, sering meninggal pada usia muda.
-
Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
LO.1.8. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Retardasi Mental
1. Pencegahan primer Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan
kondisi yang menyebabkan perkembangan gangguan yang disertai dengan retardasi mental. Tindakan
tersebut termasuk (1) pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum
tentang retardasi mental, (2) usaha terus menerus dari profesional bidang kesehatan untuk menjaga dan
memperbaharui kebijaksanaan kesehatan masyarakat (3) aturan yang memberikan pelayanan kesehatan
maternal dan anak yang optimal 4) eradikasi gangguan yang diketahui disertai dengan kerusakan system
saraf pusat. Konseling keluarga dan genetik membantu menurunkan insidensi retardasi mental dalam
keluarga dengan riwayat gangguan genetik retardasi mental. (Kaplan, 2008)
Pencegahan primer juga dapat di lakukan dengan perbaikan sosio ekonomi dan tindakan kedokteran
(umpamanya perawatan prenatal yang baik, pertolongan persalinan yang baik, kehamilan pada wanita
adolesen dan di atas 40 tahun dikurangi dan pencegahan peradangan otak pada anak anak )
2. Pencegahan sekunder Meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan subdural, kraniostenosis (sutura
tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital,
operasi tidak menolong). Penyakit metabolik dan endokrin yang menurun seperti Phenil Keton Uria
(PKU), hipertiroidisme bisa diobati secara efektif pada stadium dini.
3. Pencegahan tersier Meliputi pendidikan pasien atau latihan khusus, disalurkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) yang sesuai.
Bagi yang gelisah, hiperaktif atau destruktif dapat diberi: Methylphenidate diberi pagi hari dengan dosis
tergantung berat badan dan dimulai dengan dosis yang rendah sampai mencapai dosis maksimum
20mg/hari (1x per hari). Bila ada gejala kejang, diberi obat anti kejang. Konseling untuk orang tua.
(Soetjiningsih, 1995)
Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara lain
membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan retardasi mental.
Orang tua sering menghendaki anak diberi obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan bahwa sampai
sekarang belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi pandai, hanya ada obat yang dapat membantu
pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak.
Konsultasi iasic akan memberikan pengetahuan dan pengertian kepada orang tua dari anak retardasi
mental mengenai penyebab terjadinya retardasi mental. Vaksinasi MMR secara dramatis telah
menurunkan angka kejadian rubella sebagai salah satu penyebab retardasi mental.
Setiap wanita hamil yang berumur >35 tahun dianjurkan untuk menjalankan amniosentesis dan
pemeriksaan vili korion, karena mereka memiliki risiko melahirkan bayi yang menderita Sindrom Down.
USG juga dapat membantu menemukan adanya kelainan otak. Untuk mendeteksi Sindrom Down dan
spina bifida juga bias dilakukan pengukuran kadar alfa-protein serum.
Tindakan pencegahan lainnya yang dapat di lakukan untuk mencegah retardasi mental :
A. Genetik. Penyaringan prenatal (sebelum lahir) untuk kelainan genetik dan konsultasi genetik untuk keluarga- keluarga yang memiliki resiko dapat mengurangi angka kejadian retardasi mental yang
penyebabnya adalah factor genetik.
B. Sosial. Program sosial pemerintah untuk memberantas kemiskinan dan menyelenggarakan pendidikan yang baik dapat mengurangi angka kejadian retardasi mental ringan akibat kemiskinan
dan status ekonomi yang rendah.
C. Keracunan. Program lingkungan untuk mengurangi timah hitam dan merkuri serta racun lainnya akan mengurangi retardasi mental akibat keracunan. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan efek dari
pemakaian alkohol dan obat-obatan selama kehamilan dapat mengurangi angka kejadian retardasi
mental.
D. Infeksi. Pencegahan rubella merupakan contoh yang baik dari program yang berhasil untuk mencegah salah satu bentuk retardasi mental. Kewaspadaan yang konstan ( misalnya yang
berhubungan dengan kucing, toksoplasmosis,dan kehamilan) membantu mengurangi retardasi
mental akibat toksoplasmosis.
-
E. Meningkatkan perkembangan otak yang sehat dan penyediaan pengasuhan dan lingkungan yang merangsang pertumbuhan.
F. Harus memfokuskan pada kesehatan biologis dan pengalaman kehidupan awal anak yang hidup dalam kemiskinan dalam hal ini: perawatan prenatal, pengawasan kesehatan reguler, pelayanan
dukungan keluarga.
Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
LI. 2.Mampu Memahami dan Menjelaskan Gizi Pada Anak
LO.2.1.Memahami dan Menjelaskan Periode Pertumbuhan
Kecepatan pertumbuhan anak melambat setelah tahun pertama kehidupan. Pada umur setahun berat
badan anak menjadi 3 kali BB lahir, tetapi pada umur 2 tahun BB anak hanya 4 kali BB lahir. Panjang
badan anak bertambah 50% pada umur setahun, namun panjang badan lahir baru tercapai pada umur 4
tahun. Pada anak yang baru sembuh dari suatu penyakit atau anak mengalami kekurangan gizi akan
mengalami pertumbuhan yang lambat.
Anak membutuhkan nutrien yang lebih banyak untuk pertumbuhan tulang, gigi, otot dan darah. Anak
mempunyai risiko mengalami malnutrisi apabila anak terlalu lama nafsu makannya buruk, asupan
makanan yang terbatas atau makanan yang terlalu encer. Energi dibutuhkan oleh anak untuk keperluan
metabolisme basal, pertumbuhan dan aktifitas. Komposisi makanan pada masa ini dianjurkan terdiri dari
60-70% karbohidrat, 10-15% protein dan 25-30% lemak. Dalam menghitung kebutuhan energi pada anak
normal lebih baik berdasarkan kebutuhan energi per kg BB dan jenis kelamin anak.Anak umur 1 3 tahun mempunyai risiko mengalami anemia defisiensi besi. Keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya
kebutuhan zat besi pada masa pertumbuhan, dan akibat dari diet anak yang tidak cukup mengandung
energi. Kalsium dibutuhkan untuk mineralisasi tulang dan mempertahankan pertumbuhan tulang.
Kebutuhan kalsium tergantung pada kemampuan absorpsi dan faktor diet seperti jumlah protein, vitamin
D dan fosfor. Vitamin D diperlukan untuk absorpsi kalsium dan deposisi kalsium di tulang.
Seng sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan. Defisiensi seng dapat mengakibatkan gagal tumbuh,
penurunan nafsu makan atau pengecapan, dan penyembuhan luka yang lambat. Kebutuhan seng adalah
10 mg/hari. (Moersintowati, 2008)
Faktor faktor yang mempengaruhi asupan makanan adalah : Keluarga Media Teman sebaya Penyakit
Masalah makanan yang sering terjadi pada masa anak adalah :
Obesitas Kurang gizi Defisiensi besi Defisiensi vitamin A Karies gigi Alergi makanan Gizi pada masa prasekolah
Teori perkembangan kognitif menurut Piaget dapat menerangkan perkembangan keterampilan makan
pada anak, sebagai berikut:
Sensori motor (lahir-2 tahun) Perkembangan kognitif: perkembangan dari refleks oromotor pada bayi baru lahir ke interaksi yang erat
dengan lingkungan dan mulai menggunakan simbol-simbol.
Pekembangan makan: dari refleks menghisap dan refleks mencari menjadi kemampuan makan sendiri.
Makanan hanya digunakan untuk menghilangkan rasa lapar, sebagai media untuk mengenal lingkungan
dan untuk mempraktekan kemampuan gerak motorik halusnya.
Praoperasional (2-7 tahun) Perkembangan kognitif: proses berpikir menjadi internalisasi; tidak sistematis dan mengandalkan
intuisi. Penggunaan simbol meningkat. Pengertian berdasarkan penampilan dan kejadian yang dilihatnya.
Dunianya masih egosentris Perkembangan makan: makan kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan perkembangan sosial,
bahasa dan perkembangan kognitif. Makanan disebut berdasarkan warna, bentuk atau jumlah; anak masih
-
kurang mampu dalam mengelompokkan jenis makanan. Makanan dikelompokkan berdasarkan yang
disukai dan yang tidak disukai.
Berpikir operasional konkrit (7-11 tahun) Perkembangan kognitif: anak dapat memusatkan aspek dari situasi secara simultan. Sudah mengerti
sebab akibat secara rasional dan sistematis. Berkurangnya rasa ego memungkinkan anak bersosialisasi
dengan anak lain.
Perkembangan makan: mulai mengerti bahwa makanan bergizi sangat berguna untuk kesehatan dan
pertumbuhan, tetapi pengertiannya terbatas.
Formal operasional (11 tahun-lebih) Perkembangan kognitif: berkembanganya kemampuan berpikir abstrak dan imajinasi.
Perkembangan makan: dapat mengerti konsep zat makanan dari fungsi, fisiologis dan biokimianya.
Konflik dalam pemilihan jenis makanan, antara makanan bergizi dengan makanan kesukaan.
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah satunya adalah
dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian
status gizi, antropometri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Umur Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan
interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat,
menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul
adalah adanya kecenderungan untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun.
Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah
12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur
dalam hari tidak diperhitungkan (Depkes, 2008).
2. Berat Badan Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk
cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi
maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat
Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat
pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan
paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada
ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke
waktu (Depkes, 2007).
3. Tinggi Badan Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering dan
kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan
dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan
dalam bentuk Indeks TB/U (tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB (Berat Badan menurut
Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya
dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan
yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes, 2009).
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status kesehatan
manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB
merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh
(Soekirman, 2000).
Prinsip Gizi Pada Remaja Dan Dewasa
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik,
kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena
pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh.
Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya
maupun berat badannya. Pada periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan
besarnya tubuh.
Growth Spurt :
-
- Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun
- Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.
Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung
individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga
kebutuhan zat gizi akan naik pula. Penelitian membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia
lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak
lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat
atau membuat gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam masa
dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan
sebagainya. Sehingga mengharuskan mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya. (Phyllis,
2000)
Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-
NCHS
No
Indeks
yang
dipakai
Batas
Pengelompokan Sebutan Status Gizi
1 BB/U < -3 SD Gizi buruk
- 3 s/d +2 SD Gizi lebih
2 TB/U < -3 SD Sangat Pendek
- 3 s/d +2 SD Tinggi
3 BB/TB < -3 SD Sangat Kurus
- 3 s/d +2 SD Gemuk
Sumber : Depkes RI 2004.
Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi yakni persentil
(persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z). Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak
dinegara-negara yang populasinya relative baik (well-nourished), sebaiknya digunakan presentil, sedangkan dinegara untuk anak-anak yang populasinya relatif kurang (under nourished) lebih baik
menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan
Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku
Antropometeri WHO-NCHS)
No Indeks yang digunakan
Interpretasi BB/U TB/U BB/TB
1 Rendah Rendah Normal Normal, dulu kurang gizi
Rendah Tinggi Rendah Sekarang kurang ++
Rendah Normal Rendah Sekarang kurang +
2 Normal Normal Normal Normal
Normal Tinggi Rendah Sekarang kurang
Normal Rendah Tinggi Sekarang lebih, dulu kurang
3 Tinggi Tinggi Normal Tinggi, normal
Tinggi Rendah Tinggi Obese
Tinggi Normal Tinggi Sekarang lebih, belum obese
Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :
Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Sumber : Depkes RI 2004.
-
Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai Induvidual Subjek
(NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi
dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :
Status gizi berdasarkan rujukan WHO-NCHS dan kesepakatan Cipanas 2000 oleh para pakar Gizi
dikategorikan seperti diperlihatkan pada tabel 1 diatas serta di interpretasikan berdasarkan gabungan tiga
indeks antropometri seperti yang terlihat pada tabel 2.
Untuk memperjelas penggunaan rumur Zskor dapat dicontohkan sebagai berikut
Diketahui:
BB= 60 kg TB=145 cm
Umur : karena umur dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan WHO-NCHS hanya dibatasi
< 18 tahun maka disini dicontohkan anak laki-laki usia 15 tahun
Table weight (kg) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS
Age Standard Deviations
Yr mth -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd
15 0 31.6 39.9 48.3 56.7 69.2 81.6 94.1
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985
Table weight (kg) by stature of boys 145 cm in Height from WHO-NCHS
Table stature (cm) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS
Stature Standard Deviations
Yr mth -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd
15 0 144.8 152.9 160.9 169.0 177.1 185.1 193.2
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985
Jadi untuk indeks BB/U adalah
= Z Score = ( 60 kg 56,7 ) / 8.3 = + 0,4 SD = status gizi baik Untuk IndeksTB/U adalah
= Z Score = ( 145 kg 169 ) / 8.1 = - 3.0 SD = status gizi pendek Untuk Indeks BB/TB adalah
= Z Score = ( 60 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD = status gizi gemuk
LO.2.2.Memahami dan Menjelaskan Jenis Gizi Pada Periode Pertumbuhan
Pendidikan anak sebaiknya disesuaikan dengan periode perkembangan nafsunya. Pembentukan saraf
penahan atau pengendali hormon pengatur sifat harus dilatih sejak janin berada dalam kandungan. Suatu
kebiasaan di waktu kecil akan menjadi perilaku di masa depan.
Saat ini pendidikan yang memberi perhatian terhadap perkembangan rasa khususnya tentang
pengendalian nafsu anak sering dilupakan dan kurang dipromosikan.
1. Tahun prasekolah Antara usia 2-5 tahun. Tantangan perkembangan dari periode sebelumnya diakhiri dalam keadaan
lingkungan sosial yang luas dan dibentuk kembali oleh pertambahan bahasa yang rumit. Sebagai contoh
adalah tantangan pengaturan diri sendiri dalam menghadapi kemungkinan dorongan yang besar.
2. Tahun awal sekolah
Stature Standard Deviations
cm -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd
145 0 24.8 28.8 32.8 36.9 43.0 49.2 55.4
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985
Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR
-
Anak usia antara 6-12 tahun, periode yang kadang disebut sebagai masa anak pertengahan atau masa
laten, mempunyai tantangan baru. Kekuatan kognitif untuk memikirkan banyak faktor secara simultan
memberikan kemampuan pada anak usia sekolah untuk mengevaluasi diri sendiri dan merasakan evaluasi
teman-temannya.
3. Kedewasaan Antara usia 10-20 tahun anak-anak mengalami perubahan yang sangat cepat pada ukuran, bentuk,
fisiologi tubuh dan fungsi psikologis serta sosialnya
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan
oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut. Zat besi
merupakan salah satu komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting dalam proses tumbuh
kembang khususnya pada anak.
Fungsi zat-zat gizi
Jenis-jenis zat gizi penunjang perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah:
Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibutuhkan sebagai sumber energi untuk membentuk sel-sel otak baru.
Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan penting bagi terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak yang lain.
Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel otak baru. Sebanyak 60% dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang paling utama adalah asam lemak tidak jenuh
rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak omega-3 ini paling banyak ditemukan
dalam ikan laut, seperti ikan kod.
Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja otak, menunjang kerja sistem imun dan sistem saraf pusat.
- Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh. - Vitamin D menjaga kesehatan tulang dan gigi. - DHA 224 mg/5 ml membantu perkembangan sel-sel otak.
Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, harus memenuhi aneka zat gizi yang
diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga anak berusia dua
tahun. Artinya, pada masa emas itulah, balita harus mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang,
terutama untuk perkembangan otaknya.
Aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak, diantaranya adalah kelompok asam
lemak tak jenuh, kalori dan protein, zat besi, kelompok vitamin B, dan seng (Zn).
1. Asam lemak tak jenuh Asam lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di otak anak. Bahkan diketahui
bahwa 60% otak manusia terdiri dari aneka jenis lemak itu. Yang termasuk asam lemak tak jenuh itu
adalah:
DHA (asam dokosaheksaenoat) atau omega-3. Berperan besar dalam perkembangan sel saraf, otak, dan penglihatan. Kekurangan omega-3 dapat mengganggu perkembangan sistem saraf. Akibatnya,
terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan penglihatan.
AA (asam arakidonat) atau omega-6. Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya
dalam tubuh, termasuk ke otak.
Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam lemak ini bisa
diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari.
2. Kalori dan protein Kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal dan akan
mengakibatkan gangguan motorik dan kecerdasan. Kalori dibutuhkan dalam proses metabolisme otak,
sementara protein berperan dalam pembentukan sel-sel saraf baru, termasuk otak. Sumber-sumber kedua
zat gizi ini adalah daging sapi, ayam, ikan, telur, susu dan produk olahannya, minyak ikan, tempe, tahu,
dan kedelai.
3. Zat besi
-
Zat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana mengangkut dan
mendistribusikan O2 paru-paru ke seluruh tubuh. Serta berperan dalam pembentukan eritrosit di dalam
sumsum tulang belakang. Sistem imun yang berfungsi dengan baik adalah tanda cukupnya zat besi dalam
tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan, telur, serealia, dan sayuran berwarna hijau
tua.
4. Kelompok vitamin B Berbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1, B3, B6,
dan B12.
Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat,
B3 menjaga keseimbangan kerja sel-sel saraf,
B6 berperan dalam proses pembentukan eritrosit, serta membantu tubuh dalam proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak;
B12 berperan dalam membentuk senyawa kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan tulang belakang, serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat.
Bersama zat besi, vitamin B12 jga membantu pembentukan eritrosit.
Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, ayam, daging tanpa lemak, produk
olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.
5. Seng (Zn) Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng juga
bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng dapat
berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng banyak terdapat
dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Makanan yang Mempengaruhi Kecerdasan
Mempunyai anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi merupakan dambaan setiap orang tua. Untuk
mendapatkan kecerdasan anak yang optimal sebaiknya orangtua memperhatikan beberapa hal, yang
pertama yaitu pemberian Asi eksklusif, kemudian kecukupan zat gizi, lingkungan yang sehat dan nyaman
serta suasana keluarga yang harmonis. Berikut ini adalah 7 makanan yang baik untuk kecerdasan anak :
Ikan salmon yaitu sumber asam lemak omega-3-DHA and EPA- yang keduanya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak anak.
Telur, kuning telur padat kandungan kolin yaitu zat yang membantu perkembangan daya ingat.
Kacang tanah, merupakan sumber vitamin E. Vitamin ini membantu otak dan sistem saraf dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi.
Susu dan yoghurt, protein dan vitamin B tinggi yang terkandung di dalamnya sangat penting untuk pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter dan enzim.
Daging sapi tanpa lemak, selain mengandung zat besi daging sapi juga dapat memelihara daya ingat dan kecerdasan anak.
Gandum murni, serat pada gandum, dapat membantu mengatur pelepasam glukosa dalam tubuh, selain itu juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem saraf. Gandum juga
mempunyai kemampuan untuk mendukung kebutuhan sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya
konstan.
Strawberry, cherry, blueberry. Buah-buahan ini kaya antioksidan kadar tinggi, khususnya vitamin C. Biji dari buah berry kaya asam lemak omega-3 yang sangat penting untuk kecerdasan otak. Secara
umum, semakin kuat warnanya, semakin banyak nutrisinya.
Peranan dan Pengaruh Gizi dalam Perkembangan Inteligensi
Periode emas. Proses perkembangan otak anak terdiri dari serangkaian tahapan yang telah dimulai
sejak di dalam kandungan. Tepatnya, ketika kehamilan memasuki trimester ke-3. Tahapan itu berlanjut
setelah anak lahir dan perkembangan yang berlangsung hingga usia 2 tahun merupakan periode emas atau
periode pacu tumbuh otak.
Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak mencapai 50%. Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%. Pada umur 5 tahun perkembangan otak mencapai 90%. Pada umur 10 mencapai 99%.
-
Faktor genetik hanya berperan 30-40% dalam menentukan perkembangan otak dan tingkat kecerdasan
anak. Selebihnya, yang berperan adalah faktor lingkungan, pemenuhan kebutuhan berbagai zat gizi yang
diperlukan untuk menunjang proses perkembangan otak anak.
DHA merupakan bahan baku pembentuk 60% asam lemak esensial otak, yang memiliki fungsi
penting, yaitu membentuk sel-sel saraf otak, melindungi serabut saraf otak, dan memelihara fungsi otak
serta indera penglihatan (terutama retina).
Dari berbagai kajian ilmiah menunjukkan bahwa kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan
pertumbuhan serta sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah,
letih, lalai dan cepat capai. Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar, olahraga dan produktifitas kerja
serta menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.
LO.2.3.Memahami dan Menjelaskan Kebutuhan Gizi Pada Periode Pertumbuhan
Kebutuhan gizi bayi
Kalori 100-120 per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya: 8 x 100 /120
= 800/960 kkal.
Protein 1,5-2 gram per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya 8 x 1,5/2
= 12/16 : 4 = 3/4 gram.
Karbohidrat 50-60 persen dari total kebutuhan kalori sehari. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 50%-nya
= 400 : 4 = 100 gram.
Lemak 20 persen dari total kalori. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 20%-nya = 160 : 40 = 40 gram.
(Soekirman, 2000)
Kebutuhan gizi pada balita
Beda orang dewasa dengan balita
Gula & Garam Jika anak sudah berusia di atas 1 tahun, batasi penggunaannya. Konsumsi garam untuk balita tidak
lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang dewasa sehari atau kurang dari 1 gram. Porsi makan anak juga
berbeda dengan orang dewasa. Anak membutuhkan makanan sumber energi yang lengkap gizi dalam
jumlah lebih kecil namun sering.
Kebutuhan Energi & Nutrisi Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein, lemak serta vitamin, mineral dan serat
wajib dikonsumsi anak setiap hari.
Susu Pertumbuhan Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi balita. Sedikitnya balita butuh 350
ml/12 oz per hari.
Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-15% kalori, 20-35% lemak, dan sisanya
karbohidrat. Setiap kg berat badan anak memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal.Asupan lemak juga
perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak. Lemak tersebut dapat diperoleh
antara lain dari minyak dan margarin.(Moersintowati, 2008)
Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan kalori remaja setiap hari.
Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat meningkatkan resiko
kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih kudapan yang
sehat. Bagi remaja, makanan merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan
tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan
metabolisme tubuh terganggu. Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun
kuantitas zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan faali tubuh. Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan
sehari-hari maupun untuk proses metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi
dapat dilihat dari berat badan seseorang. Pada remaja perempuan 10-12 tahun kebutuham energinya 50-
60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18 tahun sebesar 40-50 kal/ kg BB/ hari. Kebutuhan protein meningkat
karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan
dipergunakan sebagai energi. Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar
57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan,
-
keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.
Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan disimpan
oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI
menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak
3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga
mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori.
Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah. Kebutuhan vitamin dan
mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2
(riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam
metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan
kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan
vitamin A, C dan E juga diperlukan. Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat
menimbulkan kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi
adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi
bersama dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorsi
Masa remaja menurut WHO adalah antara 10 24 tahun, sedangkan menurut Monks (1992) masa remaja berlangsung pada umur 12-21 tahun dengan pembagian masa remaja awal (12-15 tahun), masa
remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun).
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik.
Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar
dibandingkan yang kurang aktif.
Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200 kkal,
sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60%
berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah: beras, terigu dan hasil olahannya
(mie, spagetti, macaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula, dan lain-lain.
Protein Kebutuhan protein meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan yang sedang terjadi
dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan
laki-laki, karena memasuki masa pertumbuhan yang lebih cepat.
Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan karena
perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5-2,0gr/kgBB/hari. AKG protein remaja
dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.
Kalsium Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi muscular, skeletal/kerangka dan
perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20% pertumbuhan
tinggi badan dan sekitar 50% massa tulang dewasa dicapai pada masa remaja.
AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg per hari untuk perempuan dan 500-
700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber
kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain.
Zat Besi Kebutuhan zat besi pada remaja meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada
remaja laki-laki meningkat karena ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi haemoglobin
(Hb). Setelah dewasa, kebutuhan besi menurun.
Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama
menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki.
Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau dengan kehilangan besi yang meningkat, akan
mengalami anemia defisiensi besi.
Seng (Zink) Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk remaja laki-
laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa muda perempuan serta laki-laki.
Vitamin Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan perkembangan cepat
yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat,
antara lain yang berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan
-
Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan
untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Dan vitamin A, C dan E untuk pembentukan
dan penggantian sel.
Uraian Perempuan Laki - laki
13- 15 th 16 19 th 20 - 45 th 13 - 15 th 16 - 19 th 20 - 45 th
Energi (kcal) 2100 2000 2200 2400 2500 2800
Protein (g) 62 51 48 64 66 55
Kalsium (mg) 700 600 600 700 600 500
Besi (mg) 19 25 26 17 23 13
Vit. A (RE) 500 500 500 600 700 700
Vit. E (mg) 8 8 8 10 10 10
Vit B1 (mg) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,2
Vit C (mg) 60 60 60 60 60 60
Folat (mg) 130 150 150 125 165 170
Arsad.RA, (2006), Perbedaan Hemoglobin, Status Gizi dan Prestasi Belajar Anak SD Wilayah Gunung
dan Pantai di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2006, FKM-UNHAS, Makassar.
Abunain Djumadias, 1990, Aplikasi Antropometri sebgai Alat Ukur Status Gizi, Puslitbang Gizi Bogor.
Depkes, RI, 2004, Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta
Suharjo, 1996, Gizi dan Pangan, Kanisius, Yogyakarta
LI. 3.Mampu Memahami dan Menjelaskan Kewajiban Orangtua Kepada Anak.
Kewajiban Orangtua terhadap anak yang harus dipenuhi, sebagai berikut :
1. Memohon perlindungan kepada Allah swt dari setan sebelum bersetubuh, Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S. Al-Isra : 64 .dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. dan tidak ada yang
dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka.
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata : Nabi saw bersabda : jika kalian mendatangi istri kalian, ucapkanlah : dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari syaitan dan dan jauhkan syaitan atas rezeki
yang telah engkau berikan. Jika ditetapkan anak bagi mereka, syaitan tidak akan memberikan bahaya. 2. Adzan pada telinga kanan dan iqamat pada telinga kiri,
Dari Ubaidillah bin Abi Rafi dari bapaknya, berkata : aku melihat Rasulullah saw mengumandangkan adzan pada telingan Hasan bin Ali ketika Fatimah melahirkannya seperti adzan waktu shalat. Riwayat lain dalam kitab sunni, dari Husain bin Ali berkata : Barangsiapa yang yang melahirkan anak lalu ia mengadzani pada telinga kanannya dan mengiqamati pada telinga kirinya, maka ummu as-sibyan tidak akan mengganggunya.
3. Mentahnik anak,
-
Dari Asma bahwasanya ia mengandung Abdullah bin zubair di makkah. Ia berkata : aku keluar dan hamilku telah sempurna(yakni mendekati kelahiran), lalu aku pergi ke madinah, lalu aku beristirahat ke
Quba lalu aku melahirkannya di quba kemudian aku datang kepada Nabi saw, lalu ia meletakkannya dalam pangkuannya. Kemudian mendoakan dengan kurma kunyahannya lalu dianyam dalam mulutnya,
sesuatu yang pertama masuk dalam mulutnya adalah air liur Rasulullah lalu ia mentahniknya dengan
kurma dan mendoakan keberkahan baginya. Ia merupakan anak pertama yang dilahirkan dalam islam.
(H.R. Muslim)
4. Aqiqah, Mencukur rambut bayi, dan Memberi nama anak dengan nama terbaik
Dari Samurah, sesungguhnya Nabi saw telah bersabda tentang aqiqah : setiap bayi tergadai pada aqiqahnya, disembelih pada hari ketujuh, dan pada hari itu pula dicukurlah ia dan diberi nama. (H.R.
Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah, dari Hasan). 5. Menyusui
Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S. al-Baqarah : 233
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan
cara maruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban
demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang
lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. 6. Khitan
Sebagaimana sabda Rasulullah saw :
Sesungguhnya Nabi saw bersabda: khitan sunnah bagi laki-laki dan dimuliakan bagi perempuan. (H.R. Ahmad, dari Syadad bin Aus). Dan dalam riwayat lain beliau bersabda yang artinya :
Dari Ayyub, ujarnya Rasulullah bersabda : empat hal yang termasuk sunnah-sunnah para Rasul : khitan, mengenakan minyak wangi, siwak, dan menikah. (H.R. Tirmidzi dan Ahmad).
7. Memberi Nafkah, Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S. al-Baqarah : 233
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. 8. Memberi makan dan keperluan lainnya
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara maruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan
karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warisanpun berkewajiban demikian. Rasulullah
s.a.w. bersabda;
Cukup berdosa orang yang menyia nyiakan ( tanggung jawab) memberi makan keluarganya. ( HR Abu Daud ).
9. Mengasuh Sebagaimana hadis Nabi saw yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi :
Telah datang seorang perempuan kepada Nabi saw, lalu ia berkata : wahai Rasulullah, sesungguhnya anak laki-lakiku ini memiliki hak dalam perutku, susuku baginya adalah minuman, pangkuanku baginya
adalah udara., jika bapaknya menceraikan aku dan ingin memisahkannya dariku. Lalu Rasulullah berkata : engkau lebih berhak atasnya,selama engkau tidak menikah. (H.R. at-Tirmidzi).
10. Adil antara anak-anak Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S. Yusuf : 8-9
-
(Yaitu) ketika mereka berkata: Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita sendiri, Padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat).
Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata. Bunuhlah Yusuf atau buanglah Dia kesuatu
daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah
kamu menjadi orang-orang yang baik.
Rasulullah bersabda yang artinya :
Nabi saw bersabda, berbuat adillah dalam pemberian kepada anak-anak kamu sekalian sebagaimana kamu sekalian senang bila mereka adil dalam berbakti yang sama kepada kamu sekalian(ibu bapak). (H.R. Muslim).
11. Memberikan pendidikan yang baik, dalam hal akhlaq maupun dalam hal ibadah Contohnya : Mengajarkan atau memberikan tauladan untuk tidak berbohong, Mengajarkan kepada anak
untuk meminta izin ketika memasuki rumah-rumah orang lain, Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S
an-Nur : 27
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu
(selalu) ingat. 12. Melatih mereka untuk mengerjakan shalat sejak kecil,
Sebagaimana hadis Rasul :
Rasulullah bersabda: perintahkanlah anak-anakmu untuk mengerjakan shalat, ketika mereka berumur tujuh tahun, pukullah mereka (jika meninggalkan) ketika berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat
tidur antara mereka. 13. Memberi kasih sayang.
Kecintaan orang tua kepada anak tidak cukup dengan hanya memberinya materi baik berupa pakaian,
makanan atau mainan dan sebagainya. Tapi yang lebih dari pada itu adalah adanya perhatian dan rasa
kasih sayang yang tulus dari kedua orang tua.
Rasulullah s.a.w. bersabda;
Bukanlah dari golongan kami yang tidak menyayangi yang lebih muda dan ( bukan dari golongan kami ) orang yang tidak menghormati yang lebih tua. ( HR At Tirmidzy ).
14. Harta warisan, Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S. an-Nisa : 11 Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan dan jika anak itu semuanya perempuan
lebih dari dua, Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu
seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya
seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang
meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), Maka ibunya mendapat
sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam.
(Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar
hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang
lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana. 15. Menikahkannya
Bila sang buah hati telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan biarkan mereka terus
tersesat dalam belantara kemaksiatan. Doakan dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak perlu menunggu memasuki usia senja. Bila muncul rasa khawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung beban
berat kelurga, Allah berjanji akan menutupinya seiring dengan usaha dan kerja keras yang dilakukannya,
sebagaimana firman-Nya, Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika mereka itu
orang-orang yang tidak mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-
Nya. (QS. An-Nur:32)
Al-Quran al-Karim al-Nahlawi, Abdurrahman, Ushul al-Tarbiyah al-Islamiyah wa Asalibiha fi al-Bait wa al-Madrasah wa al-
Mujtama, cet-2, Beirut: Dar al-Fikr, 1983.