retardasi mental

13
Retardasi Mental Definisi Berdasarkan American Association on Mental Retardation, definisi Retardasi mental merujuk kepada keterbatasan substansial pada fungsi. Ditandai dengan secara signifikan fungsi intelektual dibawah rata-rata, muncul bersamaan dengan keterbatasan pada dua atau lebih area keterampilan adaptif: komunikasi, merawat- diri, hidup dirumah, kemampuan social, penggunaan komunikasi, kesehatan dan keamanan, fungsi akademik, waktu luang, dan kerja. Retardasi mental bermanifestasi sebelum usia 18 tahun. Secara peraktik anak-anak dibawah umur 18 tahun harus memiliki IQ < 75 dan defisit setidaknya 2 dari perilaku adaptif yang mengindikasikan diagnosis retardasi mental. Klasifikasi DSM-IV mengklasifikasi menjadi empat tingkatan retardasi mental: mild, moderate, severe, dan profound. Kategori ini berdasarkan level fungsional di tiap individu. Retardasi mental ringan Sekitar 85% dari populasi retardasi mental pada kategori ini. IQ-nya antara 50-75, dan mereka dapat menerima keterampilan akademik sampai level grade 6. Pada umunya anak- anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah. Keterampilan sosial dan komunikasinya mungkin adekuat dalam tahun-tahun prasekolah. Tetapi saat anak menjadi lebih besar,

Upload: gekwahyu

Post on 29-Sep-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Retardasi Mental

TRANSCRIPT

Retardasi Mental

DefinisiBerdasarkan American Association on Mental Retardation, definisi Retardasi mental merujuk kepada keterbatasan substansial pada fungsi. Ditandai dengan secara signifikan fungsi intelektual dibawah rata-rata, muncul bersamaan dengan keterbatasan pada dua atau lebih area keterampilan adaptif: komunikasi, merawat-diri, hidup dirumah, kemampuan social, penggunaan komunikasi, kesehatan dan keamanan, fungsi akademik, waktu luang, dan kerja. Retardasi mental bermanifestasi sebelum usia 18 tahun. Secara peraktik anak-anak dibawah umur 18 tahun harus memiliki IQ < 75 dan defisit setidaknya 2 dari perilaku adaptif yang mengindikasikan diagnosis retardasi mental. KlasifikasiDSM-IV mengklasifikasi menjadi empat tingkatan retardasi mental: mild, moderate, severe, dan profound. Kategori ini berdasarkan level fungsional di tiap individu.Retardasi mental ringanSekitar 85% dari populasi retardasi mental pada kategori ini. IQ-nya antara 50-75, dan mereka dapat menerima keterampilan akademik sampai level grade 6. Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah. Keterampilan sosial dan komunikasinya mungkin adekuat dalam tahun-tahun prasekolah. Tetapi saat anak menjadi lebih besar, defisit kognitif tertentu seperti kemampuan yang buruk untuk berpikir abstrak dan egosentrik mungkin membedakan dirinya dari anak lain seusianya.Retardasi mental sedangSekitar 10% dari populasi retardasi mental diperkirakan dalam kategori ini. Individu dengan retardasi mental sedang memiliki IQ antara 35-55. Mereka dapat melakukan perkerjaan Keterampilan komunikasi berkembang lebih lambat. Isolasi sosial dirinya mungkin dimulai pada usia sekolah dasar. Dapat dideteksi lebih dini jika dibandingkan retardasi mental ringan.Retardasi mental beratSekitar 3-4% dari populasi retardasi mental yang termasuk kategori ini. Individu dengan retardasi mental berat memiliki IQ 20-40. Bicara anak terbatas dan perkembangan motoriknya buruk. Pada usia prasekolah sudah nyata ada gangguan, Pada usia sekolah mungkin kemampuan bahasanya berkembang. Jika perkembangan bahasanya buruk, bentuk komunikasi nonverbal dapat berkembang.Retardasi mental sangat beratHanya sekitar 1-2% dari populasi retardasi mental di klasifikasikan sebagai retardasi sangat berat. Memiliki IQ dibawah 20-25. Mereka dapat mengembangkan kemampuan komunikasi dasar dengan dukungan dan latihan. Keterampilan komunikasi dan motoriknya Sangat terbatas. Pada masa dewasa dapat terjadi perkembangan bicara dan mampu menolong diri sendiri secara sederhana. Tetapi seringkali masih membutuhkan perawatan orang lain.ETIOLOGIFaktor-faktor etiologi retardasi mental dapat secara primer genetic, developmental, didapat, atai kombinasi. Penyebab genetic termasuk kondisi kromosom; factor developmental termasuk ekposure prenatal terhadap infeksi dan toksin; dan dinrom yang didapat termasuk trauma prenatal (e.g. prematurity) dan factor sosiokultural. Pada tiga perempat orang dengan retardasi mental penyebabnya tidak diketahui. Penyebab kelainan mental ini adalah faktor keturunan (genetik) atau tak jelas sebabnya (simpleks).keduanya disebut retardasi mental primer. Sedangkan faktor sekunder disebabkan oleh faktor luar yang berpengaruh terhadap otak bayi dalam kandungan atau anak-anak.Retardasi mental menurut penyebabnya, yaitu : 1. Akibat infeksi dan/atau intoksikasi.Dalam Kelompok ini termasuk keadaan retardasi mental karena kerusakan jaringan otak akibat infeksi intrakranial, karena serum, obat atau zat toksik lainnya.2. Akibat rudapaksa dan atau sebab fisik lain.Rudapaksa sebelum lahir serta juga trauma lain, seperti sinar x, bahan kontrasepsi dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan dengan retardasi mental. 3. Akibat gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi.Semua retardasi mental yang langsung disebabkan oleh gangguan metabolisme (misalnya gangguan metabolime lemak, karbohidrat dan protein), pertumbuhan atau gizi termasuk dalam kelompok ini.Ternyata gangguan gizi yang berat dan yang berlangsung lama sebelum umur 4 tahun sangat memepngaruhi perkembangan otak dan dapat mengakibatkan retardasi mental. Keadaan dapat diperbaiki dengan memperbaiki gizi sebelum umur 6 tahun, sesudah ini biarpun anak itu dibanjiri dengan makanan bergizi, intelegensi yang rendah itu sudah sukar ditingkatkan.4. Akibat penyakit otak yang nyata (postnatal).Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat neoplasma (tidak termasuk pertumbuhan sekunder karena rudapaksa atau peradangan) dan beberapa reaksi sel-sel optak yang nyata, tetapi yang belum diketahui betul etiologinya (diduga herediter). Reaksi sel-sel otak ini dapat bersifat degeneratif, infiltratif, radang, proliferatif, sklerotik atau reparatif.5. Akibat penyakit/pengaruh pranatal yang tidak jelasKeadaan ini diketahui sudah ada sejak sebelum lahir, tetapi tidak diketahui etiologinya, termasuk anomali kranial primer dan defek kogenital yang tidak diketahui sebabnya.6. Akibat kelainan kromosom.Kelainan kromosom mungkin terdapat dalam jumlah atau dalam bentuknya.7. Akibat prematuritas.Kelompok ini termasuk retardasi mental yang berhubungan dengan keadaan bayi pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa hamil kurang dari 38 minggu serta tidak terdapat sebab-sebab lain seperti dalam sub kategori sebelum ini.

8. Akibat gangguan jiwa yang berat.Untuk membuat diagnosa ini harus jelas telah terjadi gangguan jiwa yang berat itu dan tidak terdapat tanda-tanda patologi otak.9. Akibat deprivasi psikososial.Retardasi mental dapat disebabkan oleh fakor-faktor biomedik maupun sosiobudaya.

EPIDEMIOLOGIBerdasarkan sampling empiris, baroff (1991) hanya 0.9% populasi yang dapat diasumsikan retardasi mental. Diperkirakan sekitar 89% anak-anak mengalami retardasi mental ringan, 7% retaradasi mental sedang, dan 4% retardasi mental berat hingga sangat berat. Lebih banyak laki-laki disbanding perempuan. Prevalensi retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di indonesia 1-3 persen penduduknya menderita kelainan ini.4 Insidennya sulit di ketahui karena retardasi metal kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan dimana retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa anak sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan.PATOLOGI/ PATOGENESISSecara umum otak individu memperlihatkan hanya perubahan ringan, nonspesifik yang berhubungan dengan derajat kecacatan intelektual. Perubahan ini meliputi mikrosefali, gray matter heterotopias in the subcortical. Hanya sedikit dari bagian otak yang memperlihatkan perubahan spesifik pada dendrit dan sinaps, dengan dysgenesis dendrite neuron spina atau korteks pyramidal, atau gangguan pertumbuhan cabang dendrit. MANIFESTASI KLINISKebanyakan anak-anak dengan kecacatan intelektual datang pertama kali ke dokter spesialis anak pada saat bayi karena dysmorphism, berkaitan disfungsi, atau gagal mencapai perkembangan yang sesuai umur, tetapi dysmorphism adalah tanda awal yang membawa anak-anak ke dokter, Sebagian besar anak-anak dengan cacat intelektual tidak mampu mengimbangi perkembangan anak lain seumurnya. Pada masa awal bayi, gagal mencpai perkembangan yang diharapkan meliputi, gangguan respon visual atau pendengaran, tonus otot yang tidak biasa (hipo atau hipertonia) atau postur tubuh dan kesulitan makan. Antara 6 hingga 18 bulan, keterlambatan motorik (gagal duduk, merayap, berjalan). Keterlambatan bahasa dan masalah perilaku merupakan masalah utama setelah 18 bulan.

DIAGNOSISKriteria Diagnostik Fungsi intelektual secara bermakna di bawah rata-rata IQ, kira-kira 70 atau kurang pada tes IQ yang dilakukan secara individual (untuk bayi, pertimbangan klinisnya adalah fungsi intelektual yang jelas di bawah rata-rata) Adanya defisit atau gangguan penyerta dalam fungsi adaptif sekarang (yaitu efekti, orang tersebut untuk memenuhi standar-standar yang dituntut menurut usianya dales kelompok kulturalnya) pada sekurangnya dua bidang keterampilan berikut. % - komunikasi, merawat diri sendiri, aktivitas di rumah, keterampilan sosial/interperso -. menggunakan sarana masyarakat, mengarahkan diri sendiri, keterampilan akade7- fungsional, pekerjaan, liburan, kesehatan, dan keamanan bermula sebelum usia 18 tahun

AnamnesisAnamnesis dapat diperoleh dari orang tua atau pengasuh, dengan menggali riwayat ibu hamil, proses persalinan dan kelahiran; adanya riwayat keluarga retardasi mental; pertalian darah orang tua; dan gangguan herediter. Interview psikiatriKemampuan verbal pasien meliputi bahasa reseptif dan ekspresif, harus di nilai sedini mungkin dengan mengobservasi komunikasi antara pengasuh dan pasien dan dengan cara menggali riwayatnya.Kontrol pasien atas pola motilitas harus dipastikan dan bukti klinis atas kebingungan dan distorsi dalam persepsi dan memori harus dievaluasi. kegunaan bicara, tes realitas, dan kemampuan untuk mengeneralisasi dari pengalaman harus di nilai. Kontrol frustasi, toleransi, dan impulse, terutama motorik, agresifitas, dan dorongan seksual. Pemeriksaan fisikKonfigurasi dan ukuran kepala memberi petunjuk kondisi yang bervariasi, seperti mikrosefali, hidrosefalus, dan sindrom down. Wajah pasien mungkin memiliki beberapa tanda retardasi mental seperti hipertelorisme, hidung rata, alis yang lebat, lipatan epicanthal, perubahan retina, ukuran telinga tidak simetris, lidah yang menjulurm dan pertumbuhan gigi yang terganggu.Pemeriksaan neurologisGangguan sensori sering terjadi pada pasien dengan retardasi mental. Gangguan sensori dapat meliputi gangguan pendengaran, mulai dari tuli kortikal hingga defisit pendengaran ringan. Gangguan penglihatan mulai dari kebutaan hingga gangguan konsep spasial, pengenalan design dan konsep body-image. Banyak anak dengan retardasi mental berat, bagaimanapun juga, tidak memiliki keabnormalan neurologis.Gangguan pada area motorik bermanifestasi kepada keabnormalan tonus otot (spastisitas atau hipotonia), reflex (hiperrefleksia), dan gerakan involunter (koreoatetosis), Pemeriksaan LaboratoriumTes labaoratorium digunakan untuk menguraikan penyebab retardasi mental, termasuk analisis kromosom, tes urin dan darah untuk gangguan metabolic, dan neuroimaging.KomplikasiAnak-anak dengan retardasi mental memiliki gangguan emosional, penglihatan, pendengaran, ortopedik, yang lebih tinggi disbanding dengan anak lainnya. Jika tidak ditanggulangi, gangguan tersebut dapat secara potensial mempengaruhi outcome individu disbanding dengan gangguan intelektualnya. PencegahanContoh program pencegahan primer, meliputi:1. meningkatkan kewaspadaan public terhadap bahaya alcohol dan berbagai obat-obatan yang dapat mengganggu janin2. mencegah hamil muda dan promosi antenatal care3. mencegah luka trauma4. mencegah keracunan5. mendukung gerakan hubungan seks aman untuk mencegah PMS6. mengimplementasikan program imunisasiPenatalaksanaanTatalaksana individu dengan retardasi mental adalah berdasarkan penilaian aspek social, pendidikan, psikiatri, dan lingkungan. Retardasi mental dengan variasi gangguan psikiatri komorbid sering memerlukan penatalaksanaan yang khusus. Pencegahan primer adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan kondisi yang menyebabkan gangguan. Tindakan tersebut termasuk pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum, usaha terus menerus dari profesional bidang kesehatan untuk menjaga dan memperbaharui kebijakan kesehatan masyarakat, aturan untuk memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal, dan eradikasi gangguan yang diketahui disertai kerusakan sistem saraf pusat. konseling keluarga dan genetik dapat membantu.Tujuan pencegahan sekunder adalah untuk mempersingkat perjalanan pennyakit sedangkan pencegahan tersier bertujuan untuk menekan kecacatan yang terjadi. Dalam pelaksanaannya kedua jenis pencegahan ini dilakukan bersamaan, yang meliputi pendidikan untuk anak; terapi perilaku, kognitif dan psikodinamika; pendidikan keluarga; dan interscensi farmakologis.Pendidikan untuk anakSeting pendidikan untuk anak dengan retardasi mental seharusnya meliputi program komperhensif yang bertujuan dalam melatih keterampilan adaptif, sosial, dan pekerjaan. Perhatian lebih ditujukan pada komunikasi dan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup.Terapi perilaku, kognitif, dan psikodinamikKesulitan beradaptasi diantara anak-anak dengan retardasi mental sangat luas dan bervariasi. Terapi perilaku telah digunakan selama bertahun-tahun untuk membentuk dan meningkatkan perilaku social dan untuk mengontrol dan mengurangi perilaku agresif dan merusak. Terapi kognitif, seperti membuang kepercayaan buruk dan latihan relaksasi denan intruksi sendiri, juga direkomendasikan. Terapi psikodinamik dilakukan denga pasen dan keluarganya untuk menurunkan konflik tentang ekspetasi yang menghasilkan kecemasan, kemarahan, dan depresi.Pendidikan KeluargaSalah satu area yang penting yang harus dilakukan dokter adalah mengedukasi keluarga tentang pasien dengan retardasi mental tentang cara untuk meningkatkan kompetensi dan percaya diri. FarmakologiPengobatan tidak terlalu berguna untuk mengatasi gejala utama dari retardasi mental; tidak ada agen yang ditemukan dapat meningkatkan fungsi intelektual. Pengobatan mungkin berguna dalam mengatasi gangguan psikiatrik dan perilaku yang berhubungan. Psikoparmakologi secara umum diarahkan pada gejala khusus yang kompleks meliputi ADHD, perilaku membahayakan-diri, dan agresif. PrognosisRetardasi mental ringan mungkin tidak selalu seumur hidup. Anak mungkin memenuhi krteria retardasi mental pada usia awal tetapi selanjutnya berubah ke gangguan perkembangan yang lebih spesifik (gangguan komunikasi, autisme). Untuk penderita retardasi mental sedang, tujuan edukasi adalah untuk meningkatkan kemampuan adaptif dan pertahanan diri dan kemampuan melakukan pekerjaan sehingga mereka dapat hidup dalam dunia orang dewasa.Pada saat dewasa penderita dengan retardasi mental sangat berat biasanya memerlukan dukungan pervasif yang lebih.