resume seismologi kel 3_2

Upload: alvin-sharil-widan

Post on 02-Jun-2018

247 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Resume Seismologi Kel 3_2

    1/18

    RESUME SEISMOLOGI

    PENENTUAN HIPOSENTER DAN EPISENTER

    Oleh:

    Reditha Ayu Rositadewi

    125090701111004

    BIDANG MINAT GEOFISIKA

    JURUSAN FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2014

  • 8/10/2019 Resume Seismologi Kel 3_2

    2/18

    PENGANTAR TENTANG GEMPA BUMI

    Pengertian gempabumi

    Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi

    secara tiba-tiba berupa gelombang, sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke

    permukaan yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi

    energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng

    tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan ke segala arah bumi.

    GELOMBANG SEISMIK

    Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan gangguan di dalam kerak

    bumi, karena adanya pergeseran atau ledakan. Gelombang yang menggambarkan perjalanan

    energi melalui bumi yang padat.

    Gelombang Badan (Body Wave)

    Gelombang badan adalah gelombang yang menjalar dalam media elastik dan arah

    perambatannya keseluruh bagian di dalam bumi. Berdasarkan gerak partikel pada

    media dan arah penjalarannya gelombang dapat dibedakan menjadi gelombang P dan

    gelombang S seperti yang tampak pada gambar.

    Gambar (a) Penjalaran Gelombang P dan Penjalaran Gelombang S (Lilie, 1999)

    Gelombang P

    Gelombang P disebut juga gelombang longitudinal yaitu gelombang yang

    arah getarannya sejajar dengan arah penjalarannya. Sedangkan gelombang S adalah

    gelombang transversal dimana arah getarannya tegak lurus dengan arah penjalaran

    gelombang.

  • 8/10/2019 Resume Seismologi Kel 3_2

    3/18

    Gambar Gelombang P (Elnashai & Sarno, 2008)

    Gelombang S

    Gelombang S disebut juga gelombang shear/ gelombang transversal.

    Gelombang ini memiliki cepat rambat yang lebih lambat bila dibandingkan dengan

    gelombang P dan hanya dapat merambat pada medium padat saja. Gelombang S

    tegak lurus terhadap arah rambatnya.

    Gambar Gelombang S (Elnashai & Sarno, 2008)

    Gelombang Permukaan (Surface Wave)

    Gelombang permukaan merupakan salah satu gelombang seismik selain

    gelombang badan. Gelombang ini ada pada batas permukaan medium. Berdasarkan

    pada sifat gerakan partikel media elastik, gelombang permukaan merupakan gelombang

    yang kompleks dengan frekuensi yang rendah dan amplitudo yang besar, yang menjalar

    akibat adanya efek free survace dimana terdapat perbedaan sifat elastik (Susilawati,

    2008).

    Gelombang permukaan mempunyai frekuansi lebih rendah dari gelombang

    badan, sehingga sifat gelombang tersebut merusak. Gelombang ini akan semakin

    melemah amplitudonya bila semakin masuk ke dalam medium. Ada beberapa tipe

    gelombang permukaan, yakni gelombang Rayleigh dan gelombang Love.

  • 8/10/2019 Resume Seismologi Kel 3_2

    4/18

    Gelombang Rayleigh

    Gelombang Rayleigh adalah jenis gelombang permukaan yang terjadi akibat

    adanya interferensi antara gelombang tekan dengan gelombang geser secara

    konstruktif. Gerakan partikel pada wavefront gelombang Rayleigh terdiri atas

    kombinasi gelombang P dan SV pada bidang vertikal. Gelombang Rayleigh

    merupakan salah satu jenis gelombang permukaan yang merambat pada medium

    half space. Karakteristik lain dari gelombang Rayleigh adalah amplitudonya

    menurun atau berkurang secara eksponensialterhadap kedalaman di bawah

    permukaan. Umumnya memiliki frekuensi rendah dengan spektrum yang tidak

    tajam. Gelombang Rayleigh merupakan jenis gelombang permukaan yang dapat

    mencitrakan struktur bawah permukaan dengan mudah yang diaplikasikan pada

    karakterisasi geoteknik. Sebab, gelombang Rayleigh mempunyai sifat yang unik,

    yaitu setiap perambatan gelombang yang melewati batas lapisan material bumi

    akan mengalami dispersi (Sholihan, 2009)

    Gambar 1. Gelombang Rayleigh (Elnashai & Sarno, 2008)

    Gelombang Love

    Gelombang Love merupakan gelombang permukaan yang menjalar dalam

    bentuk gelombang transversal yang merupakan gelombang S horizontal yang

    penjalarannya paralel dengan permukaannya (Galladah & Fisher, 2009)

    Gambar 2. Gelombang Love (Elnashai & Sarno, 2008)

  • 8/10/2019 Resume Seismologi Kel 3_2

    5/18

    ENERGI GEMPABUMI

    Energi gempa bumi dapat ditaksir dari pengamatan makroseismik. Gelombang seismik

    merupakan bentuk energi yang paling mudah dideteksi yaitu dengan cara pencatatan

    pada alat.

    Energi gempa bumi dapat dibedakan berdasarkan sumbernya, yaitu sumber alami berarti

    sumbernya dari alam dan sumber buatan yang berarti sumbernya dibuat oleh manusia.

    Kekuatan gempa disumbernya dapat juga diukur dari energi total yang dilepaskan oleh

    gempa tersebut. Energi yang dilepaskan oleh gempa biasanya dihitung dengan

    mengintegralkan energi gelombang, misal gelombang badan dan seluruh luasan yang

    dilewati gelombang, dimana bola untuk gelombang badan dan silinder untuk gelombang

    permukaan. Sehingga secara tidak langsung, perhitungan energi yang dilepaskan gempa,

    berarti mengintegralkan energi keseluruhan ruang dan waktu.

    TRAVEL TIME

    Waktu tempuh adalah waktu yang dibutuhkan oleh gelombang gempa untuk menjalar

    dari hiposenter ke stasiun pencatat. Ditentukan dari waktu tiba (arrival time) dikurangi

    origin time.

    Informasi tentang bagian-dalam bumi didasarkan pada struktur kecepatan penjalaran

    gelombang P dan gelombang S. Untuk menentukan kecepatan ini, kedudukan episenter

    dan origin time serta waktu tempuh gelombang gempa tersebut harus diketahui secara

    akurat.

    Dalam tomografi waktu tempuh (travel time) gelombang seismik, input yang biasa

    digunakan dalam inversi adalah waktu tunda dari gelombang tersebut (baik gelombang P

    maupun S).

    Waktu tunda adalah selisih antara waktu tempuh yang diamati (observed) dan waktu

    tempuh yang dihitung (calculated) pada model kecepatan bumi tertentu. Waktu tempuh

    yang diamati (observed) ditentukan dari pembacaan (picking) waktu tiba suatu

    gelombang pada seismogram.

    Waktu tempuh yang dihitung (calculated) adalah waktu tempuh sintetik berdasarkan

    model kecepatan bumi yang digunakan (biasanya model 1D).

    Dengan menggunakan kurva travel time yang merupakan kurva hubungan antara travel

    time dan jarak episenter ke stasiun pencatat, dapat memberikan gambaran variasi

  • 8/10/2019 Resume Seismologi Kel 3_2

    6/18

    kecepatan pada kerak bumi secara radial. Dari kurva tersebut dapat diperoleh gradien

    kecepatan pada interval kedalaman tertentu .

    Pada gambar di bawah terlihat adanya 2 kurva travel time. Gambar sebelah kanan

    merupakan contoh kurva travel time untuk memahami konsep gelombangnya, sedangkan

    gambar sebelah kanan meninjukkan kurva travel time yang sebenarnya dimana dalam 1

    kejadian gempa gelombang yang terbentuk sangat banyak.

    Gambar kurva travel time

    PENENTUAN HIPOSENTER DAN EPISENTER

    Hiposenter adalah titik awal terjadinya gempabumi dimana focus (bagian dalam bumi).Kedalaman sumber gempabumi adalah jarak hiposenter dihitung tegak lurus dari

    permukaan bumi.

    Jarak tempuh gelombang P dan S dari pusat gempa ke stasiun adalah = (1a) = (1b) Secara matematis hubungan antara jarak tempuh (D) dan S-P adalah

  • 8/10/2019 Resume Seismologi Kel 3_2

    7/18

    = (2)Dimana

    =

    Dimana k merupakan koefisien jarak dan nilai tetapan dari konstanta Omori, Vp dan Vs

    adalah kecepatan gelombang primer dan sekunder, to adalah waktu terjadinya gempa

    bumi, sedangkan tp dan ts adalah waktu tiba gelombang primer dan sekuder.

    Terdapat hubungan linier antara D dan S-P yaitu pada persamaan (2). Semakin besar

    harga dari S-P maka semakin jauh sumber gempa tersebut, tetapan k disebut sebagaitetapan Omori yang bergantung pada kecepatan Vp, Vs atau Vp/Vs.

    Episenter adalah titik di permukaan bumi yang merupakan refleksi tegak lurus dari

    Hiposenter atau fokus gempabumi. Lokasi Episenter dibuat dalam sistem koordinat

    kartesian bola bumi atau sistem koordinat geografis dan dinyatakan dalam derajat lintang

    dan bujur.

    Untuk menentukan lokasi sumber gempabumi diperlukan data waktu tiba gelombang

    seismik dengan sekurang kurangnya 4 data waktu tiba gelombang P. Selain itu juga

    diperlukan data posisi stasiun yang digunakan dan model kecepatan gelombang seismik.

  • 8/10/2019 Resume Seismologi Kel 3_2

    8/18

    METODE SINGLE STATION

    Merupakan salah satu pengolahan data gempa dengan menggunakan satu station pencatat

    gempa.

    Metode ini menentukan parameter gempa bumi dari catatan seismograf pada satu stasiun

    yang menggunakan seismometer tiga komponen. Satu komponen vertikal: Z dan dua

    komponen horizontal: North-Southdan EastWest.

    Komponen vertikal digunakan untuk menentukan kedalaman. Sedangkan 2 komponen

    horisontal untuk menentukan episenternya

    Hal yang terpenting pada metoda single-station adalah particle motion (lokus), yaitu

    gerakan tanah akibat gempa yang tercatat oleh seismometer. Amplitudo pada gerakan

    awal sinyal gempa yang tercatat pada masing-masing komponen dapat menentukan dari

    mana arah pusat gempa. Secara sederhana dapat ditentukan arah episenter

    menggunakan metode grafis.

    DIAGRAM WADATI

    Ditemukan oleh Profesor Kiyoo Wadati

    Diagram wadati merupakan teknik grafis untuk menentukan origin time (waktu

    terjadinya gempa).

    Beda waktu tiba gelombang P dan S (ts-tp) diplot terhadap waktu tiba gelombang P.

    Kemudian ditarik garis lurus yang mewakili sebagian besar titik yang sudah diplot

    tadi hingga memotong sumbu x (komponen tp).

    Karena di hiposenter ts-tp akan menjadi nol, maka titik potong garis lurus dalam

    diagram wadati dengan sumbu tp adalah pendekatan waktu terjadinya gempa (to).

  • 8/10/2019 Resume Seismologi Kel 3_2

    9/18

    Setelah to ditentukan, jarak episenter dari setiap stasiun dapat dihitung dengan

    mengalikan waktu tempuh gelombang P dengan kecepatan gelombang rata-ratanya. =

    Titik episenter harus terletak di atas suatu setengah bola bawah yang beradiusDiyangberpusat pada stasiun ke i.

    METODE MULTIPLE STATION

    Dapat digunakan untuk kasus tiga stasiun serta diturunkan dari anggapan bahwa

    gelombang seismik merambat dalam medium homogen isotropis, sehingga kecepatan

    kecepatan gelombang tetap dalam penjalarannya.

    Pada penentuan episenter dan hiposenter dibutuhkan hasil rekaman gempa, yaitu

    waktu tiba gelombang P, waktu tiba gelombang S pada tiap stasiun.

    Selisih waktu tiba kedua gelombang (S-P) akan terus bertambah sebanding dengan

    bertambahnya jarak tempuh (D) kedua gelombang tersebut. Hubungan yang lebih

    jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

    Gambar Penjalaran gelombang P dan S

    Jari-jari lingkaran (D) yang dihitung sebagai berikut: = ( ) =

    Jarak tempuh gelombang P dan S dari pusat gempa (S) ke stasiun (R) adalah:

    =

    (

    )

    = ( )

  • 8/10/2019 Resume Seismologi Kel 3_2

    10/18

    =

    =

    1

    Dimana k adalah konstanta Omori , Vp dan Vs adalah cepat rambat gelombang primer

    (P) dan gelombang sekunder (S) dalam km/s. Serta nilai Vp > Vs. tp dan ts adalah

    waktu tiba gelombang P dan S dalam detik, serta tp < ts. Sedangkan Vp/Vs

    merupakan perbandingan antara cepat rambat gelombang P dan gelombang S. To

    adalah waktu terjadinya gempa bumi.

    Untuk kasus tiga stasiun maka jari-jari lingkaran dihitung untuk setiap stasiun, lalu

    dibuat lingkaran dengan pusat pada masing-masing stasiun dengan jari-jari lingkaran

    yang telah dihitung. Pada daerah yang dibatasi oleh perpotongan ketiga lingkaran

    maka ditarik ketiga garis dari titik-titik perpotongannya sehingga diperoleh suatu

    segitiga. Perpotongan garis bagi ketiga sisi-sisi segitiga tersebut adalah episenter.

    Seperti pada langkah-langkahnya berikut ini :

    a) Membuat lingkaran dari jari-jari yang diketahui tiap stasiun

    b) Menentukan episenternya

    c) Membuat lingkaran baru dari titik perpotongan

  • 8/10/2019 Resume Seismologi Kel 3_2

    11/18

    d) Menentukan Hiposenter

    METODE GEIGER

    Metode geiger merupakan salah satu metode yang digunakan dalam penentuan posisi

    hiposenter terutama dalam penentuan lokasi hiposenter gempa di daerah gunung api

    atau daerah yang relatif dekat antara sumber gempa dan penerima (receiver).

    Prinsipnya adalah menghitung residual antara waktu rambat gelombang pengamatan

    (observed) dengan waktu rambat gelombang perhitungan (calculate).

    Anggapan yang digunakan dalam metode ini adalah bumi terdiri dari lapisan datar yang

    homogen isotropis sehingga waktu tiba gelombang gempa yang disebabkan oleh

    pemantulan dan pembiasan untuk setiap lapisan dapat dihitung.= ri : selisih waktu antara hasil observasi dan hasil kalkulasi pada stasiun ke - i

    tobsi : waktu tempuh gelombang seismik pada stasiun ke i dari hiposenter

    tcali : waktu tempuh gelombang yang dikalkulasi berdasarkan model kecepatan

    bawah permukaan

    = + + +

    METODE SINGLE EVENT DETERMINATION (SED)

  • 8/10/2019 Resume Seismologi Kel 3_2

    12/18

    Prinsipnya adalah penyelesaian fungsi objektif yang memberikan jumlah kuadrat residual

    seluruh stasiun minimum.

    =

    2

    =1

    M adalah jumlah stasiun dan padalah parameter hiposenter (to, xo, yo, zo). Linierisasi

    persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk persamaan berikut :

    = + + + Untuk semua stasiun yang merekam gempa maka akan terbentuk sebuah matriks

    persamaan residual waktu tempuh. Matriks persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai

    berikut : = Penyelesaian inversi matriks : = Elemen penyusun matriks diatas sebagai berikut:

    = 1

    1

    1

    1

    , 1 = 1

    2, =

    Matriks A adalah matriks kernel inversi. Matriks ini berisi partial derivative residual

    waktu tempuh tiap stasiun terhadap parameter hiposenter (to, Xo, Yo, Zo). Matriks A

    berukuran nx4 adalah jumlah stasiun pengamatan dan representasi jumlah parameter

    hiposenter yang dicari.

    Matriks r adalah matriks data inversi. Matriks ini berisi residual waktu tempuh tiap

    stasiun pengamat dan berukuran nx1. Matriks delta P adalah matriks model inversi.

    Matriks ini berisi vektor perubahan posisi terhadap hiposenter dugaan awal dan

    berukuran 4x1. Perbaikan lokasi hiposenter yang diperoleh : + = , + = , + = , + = Metode joint hypocenter determination (JHD)

  • 8/10/2019 Resume Seismologi Kel 3_2

    13/18

    Metode ini secara simultan akan menginversi waktu tempuh sekelompok hiposenter

    untuk mendapatkan lokasi hiposenter serta besaran koreksi stasiun sebagai koreksi

    terhadap kesalahan akibat model kecepatan 1D yang digunakan dan memperbaiki

    kesalahan akibat penggunaan model 1D.Dengan menggunakan model kecepatan yang

    sama, metode JHD berhasil mengurangi error akibat kesalahan model kecepatan dan

    memberikan posisihiposenter yang lebih baik dari pada SED

    Metode Double Differential (DD)

    Metode Double Difference merupakan suatu metode penentuan posisi relatif suatu

    hiposenter. Metode ini menggunakan data waktu tempuh antar dua gempa.

    Prinsip metode ini adalah jika jarak persebaran hiposenter antara dua gempa sangat kecil

    dibanding jarak antara stasiun gempa, maka raypath dan waveform kedua gempa dapat

    dianggap mendekati sama. Dengan asumsi ini, maka selisih waktu tempuh antara kedua

    gempa yang terekam pada satu stasiun yang sama dapat dianggap hanya sebagai fungsi

    jarak antara kedua hiposenter.

    Persamaan yang digunakan dalam perhitunganDouble-Difference = ( ) ( ) i dan j : dua buah hiposenter yang saling berdekatan

    k : suatu stasiun yang sama yang merekam kedua kejadian gempa : nilai residu waktu tempuh pengamatan dikurangi waktu tempuh perhitungan darimodel dari gempa i dan j yang diterima oleh stasiun k.

    STUDI KASUSStudi Relokasi Hiposenter Gempa di Sekitar Patahan Palu Koro dan Matano Menggunakan

    Metode Geiger

    Rumusan masalah

    Bagaimana cara merelokasi hiposenter di sekitar patahan Palu Koro dan Matano?

    Bagaimana perbandingan posisi hiposenter sebelum dan sesudah direlokasi, dan cara

    menentukan model kecepatan lokal 1-D gelombang P dan koreksi stasiun?

    Tujuan

    Menganalisis perbedaan posisi hiposenter gempabumi sebelum dan sesudah relokasi

    di sekitar patahan Palu Koro dan Matano

    Menganalisis posisi hiposenter baru terhadap patahan Palu Koro dan Matano yang

    didapatkan setelah dilakukan relokasi

  • 8/10/2019 Resume Seismologi Kel 3_2

    14/18

    Menentukan model kecepatan lokal 1-D gelombang P dan koreksi stasiun daerah

    penelitian setelah direlokasi.

    Metode

    Data yang digunakan yaitu sebanyak 141 gempabumi dengan 683 waktu tiba

    gelombang P yang terjadi sepanjang tahun 2013.

    Software yang digunakan

    Microsoft Excel untuk plotting model baru kecepatan gelombang P 1D

    Notepad++ untuk membuat script proses pengolahan data

    Velest33 untuk merelokasi hiposenter

    Generic Mapping Tool (GMT) untuk menvisualisasikan hasil relokasi.

    Hasil dan Pembahasan

    Perbedaan Hiposenter

  • 8/10/2019 Resume Seismologi Kel 3_2

    15/18

    Nilai RMS menurun dari 0.954 detik menjadi 0.69 detik. RMS travel time residual

    menunjukkan kualitas dari travel time kalkulasi. Data waktu tiba gelombang P dari gempa

    lokal dengan kualitas baik akan memberikan nilai RMS travel time residual yang kecil. Hal

    ini dikarenakan penentuan waktu tiba gelombang P akan mempengaruhi besarnya nilai travel

    time gelombang P observasi dan menghasilkan travel time residual yang mendekati nol.

    jumlah gempa setelah relokasi relatif lebih tinggi pada skala RMS 1 detik dibandingkan jumlah

    gempa sebelum relokasi. Pada RMS travel time residual setelah relokasi diperoleh lower

    confidence limit 0,6082 detik dan upper confidence limit 0,7055 detik dengan tingkat

    kepercayaan 95%.

    Pada peta sebaran hiposenter setelah direlokasi terjadi pergeseran posisi hiposenter

    hingga 2 km. Posisi hiposenter yang dihasilkan memiliki ketelitian hingga 0,01 km.Terdapat

    zona seismisitas tinggi yang mengumpul di dekat patahan Palu Koro dan Matano. Pada zona

  • 8/10/2019 Resume Seismologi Kel 3_2

    16/18

    yang memiliki kerapatan distribusi gempabumi yang cukup rapat diindikasikan terdapat

    patahan lokal yang dipicu oleh gempa-gempa di patahan utama Palu Koro dan Matano. Zona

    seismistas tinggi di sekitar patahan Palu Koro yakni berada di sekitar Taman Nasional Lore

    Lindu yang dahulunya terbentuk melalui proses tektonik.

    Perubahan posisi hiposenter terjadi secara vertikal dan horizontal. Perubahan secara

    horizontal terlihat dari perubahan posisi episenter, sedangkan perubahan secara vertikal

    terlihat dari peta penampang kedalaman.

    Sample gempa yang digunakan yaitu sebanyak 5 gempa di sekitar kedua patahan

    tersebut. Pada peta tersebut terlihat terjadi pergeseran posisi hiposenter dari posisi

    sebelumnya. Episenter setelah direlokasi cenderung lebih dekat dengan patahan utama

    daripada sebelum direlokasi. Hal ini menandakan bahwa aktivitas seismik dipengaruhi oleh

    pergerakan patahan utama. Relokasi ini memperbaiki fix depth yang digunakan oleh BMKG

    dalam penentuan posisi hiposenter.

  • 8/10/2019 Resume Seismologi Kel 3_2

    17/18

    Koreksi Stasiun

    Koreksi stasiun merupakan perbaikan waktu penjalaran gelombang seismik gempabumi

    untuk sampai pada stasiun seismik. Pada penelitian ini digunakan stasiun PCI sebagai stasiun

    referensi.

    Stasiun referensi memiliki nilai nol, sedangkan stasiun-stasiun yang lainnya benilai

    negatif atau positif. Nilai koreksi stasiun ini bergantung pada kondisi geologi di sekitar

    stasiun pencatat. Adanya penambahan koreksi stasiun ternyata mampu mengurangi efek

    akibat variasi kecepatan lateral yang tidak diperhitungkan dalam metode SED. Pada stasiun

    yang bernilai negatif, harga pembacaan waktu tiba gelombang P yang terekam dikurangi

    dengan nilai koreksi stasiun. Hal ini mengindikasikan bahwa batuan di bawah permukaan

    lebih kompak daripada batuan di sekitar stasiun referensi. Sedangkan untuk sasiun yang

    memiliki nilai koreksi positif harga pembacaan waku tiba ditambah dengan nilai koreksi

    stasiun. Hal ini mengindikasikan batuan penyusun di sekitar stasiun lebih renggang.

    Model Baru Kecepatan Gelombang P 1D

  • 8/10/2019 Resume Seismologi Kel 3_2

    18/18

    Model baru memiliki kecepatan yang lebih lambat daripada model awal. Perbedaan

    kecepatan ini dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya kondisi geologi bawah

    permukaan daerah penelitian, cakupan luas daerah penelitian dan model awal yang

    digunakan.

    Simpulan

    1. Iterasi data menghasilkan RMS travel time residual konvergen pada iterasi ke-12.

    Nilai RMS menurun dari 0.954 menjadi 0.69 detik, sehingga posisi hiposenter

    mengalami pergeseran.

    2. Posisi hiposenter setelah dilakukan relokasi cenderung lebih dekat dengan patahan

    Palu Koro dan Matano daripada sebelum direlokasi. Posisi hiposenter yang dihasilkan

    memiliki ketelitian hingga 0,01 km.

    3. Model baru kecepatan gelombang P 1D memiliki kecepatan yang lebih lambat

    daripada model awal yang digunakan. Sebanyak 8 stasiun yang berada di daerah

    penelitian memiliki nilai koreksi stasiun berkisar antara -0.96 detik sampai 0.4 detik.