resume fga

Upload: krisna-hanjar-prastawa

Post on 06-Mar-2016

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Gunung api

TRANSCRIPT

  • KEMENTERIAN RISTEK DAN PERGURUAN TINGGI

    PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    FISIKA GUNUNG API

    MAN AND VOLCANO : BENEFITS

    DISUSUN OLEH:

    MUHAMMAD ARGA V 11/316920/PA/14039

    RIDHOTUL GHIAZ HADHARY 12/331068/PA/14435

    SUCI HANDAYANI QOLBI 12/331239/PA/14523

    HERNANI INDAH LESTARI 12/331392/PA/14649

    MATHESA RESVI RMINDA 12/333077/PA/14819

    PUNGKY MEGASARI TS 12/334676/PA/14909

    KRISNA HANJAR PRASTAWA 12/334701/PA/14934

    AGUNG BUDI PRABOWO 12/334731/PA/14963

    DOSEN PENGAMPU : Drs. IMAM SUYANTO M.Si

    YOGYAKARTA

    SEPTEMBER

    2015

  • I. PENDAHULUAN

    Berada di daerah Gunung Api seperti berada di dekat bom waktu yang tiap waktu

    dapat meledak. Hal tersebut tak dapat dipungkiri, Gunung Api yang meletus atau mengalami

    erupsi mengeluarkan material material yang ada di dalamnya seperti lava, gas vulkanik,

    awan panas, abu vulkanik atau bahkan bongkahan batu. Bahkan, material yang dikeluarkan

    akibat erupsi gunung api bisa mencapai ratusan kilometer. Erupsi Gunung Api dapat

    menimbulkan korban jiwa maupun harta benda serta dapat mempengaruhi putaran iklim di

    bumi ini. Beberapa contoh dari erupsi gunung berapi yang menimbulkan korban jiwa, harta

    benda diantaranya, Erupsi Gunung Toba yang terjadi sekitar 67.500 sampai 75.500 tahun

    yang lalu. Letusan Gunung Toba tersebut membentuk Danau Toba yang kita kenal sekarang.

    Bayangkan, Danau Toba yang kita kenal sekarang dahulu merupakan sebuah gunung berapi.

    Letusannya dikenal memiliki level supervulkanik. Erupsi Gunung Api berikutnya adalah

    Gunung Tambora. Letusan Gunung Tambora terjadi pada tahun 1815. Dalam catatan

    sejumlah situs sains, letusan ini masuk peringkat atas letusan gunung terbesar sepanjang

    sejarah. Gunung yang terletak di kepulauan Sunda ini gelegar suara letusannya terdengar

    hingga Pulau Sumatra.Tinggi asap letusan mencapai stratosfer, dengan ketinggian lebih dari

    43 km.Partikel abu jatuh 1 sampai 2 pekan setelah letusan, tetapi terdapat partikel abu yang

    tetap berada di atmosfer bumi selama beberapa bulan sampai beberapa tahun pada ketinggian

    1030 km, tulis wikipedia.org. Perkiraan kematian bervariasi. Zollinger (1855)

    memperkirakan 10.000 orang meninggal karena aliran piroklastik. Petroeschevsky (1949)

    memperkirakan sekitar 48.000 dan 44.000 orang terbunuh di Sumbawa dan Lombok. Selain

    itu, Letusan Gunung Api yang paling terkenal adalah Letusan Gunung Krakatau. Gunung

    krakatau meletus pada 1883. Mengakibatkan 36.000 orang meninggal dunia dengan abu

    vulkanik menutupi sinar matahari selama hampir satu tahun. Sebaran abu vulkanis terbawa

    angin hingga Norwegia dan New York, AS. Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan

    Universitas Oxford Inggris yang juga penulis National Geographic mengatakan bahwa

    ledakan itu adalah yang paling besar, suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling

    meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern. Suara letusannya terdengar sampai 4.600

    km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu. The

    Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang

    terekam dalam sejarah.

    Meskipun demikian, Gunung Api memberikan sisi positif bagi kehidupan manusia.

    Hidup harmonis dengan Gunung Api adalah sebuah ungkapan yang dapat menimbulkan

  • optimisme tentang keberadaan Gunung Api. Dengan mengenali tanda tanda ketika gunung

    api akan mengalami erupsi serta menumbuhkan sikap siaga terhadap gunung api, manusia

    dapat meminimalisir resiko ketika terjadi erupsi. Bahkan, keberadaan Gunung Api tersebut

    mampu memberikan manfaat yang sangat besar terhadap manusia. Energi panas bumi atau

    yang sering disebut dengan Geothermal merupakan salah satu sumber energy terbarukan.

    Keberadaan geothermal tersebut berasosiasi dengan Gunung Api. Geothermal sendiri lebih

    sering dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Saat ini, penggunaan geothermal sebagai

    pembangkit listrik mulai dikembangkan di berbagai negara di dunia. Geothermal telah

    dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24 negara di dunia seperti Islandia, Italia, New

    Zealand, Amerika Serikat, Filiphina, dan negara-negara lainnya termasuk di Indonesia. Di

    samping itu, fluida geothermal juga dimanfaatkan untuk sektor nonlistrik di 72 negara

    untuk pemanasan ruangan, pemanasan air, pemanasan rumah kaca, pengeringan hasil produk

    pertanian, pemanasan tanah, pengeringan kayu, kertas dan sebagainya. Bahkan dalam World

    Geothermal Congress (WGC) 2010, Presiden Islandia dalam pidato pembukaannya

    mengatakan, negaranya merupakan negara yang hidup dari panas bumi. Di negara gunung

    berapi itu, penggunaan panas bumi tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan listrik

    rumah tangga atau industri, tetapi panas bumi juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan

    transportasi terutama bagi kendaraan yang menggunakan listrik sebagai sumber energinya.

    Selain Geothermal, manfaat dari Gunung Api antara lain di bidang pertanian maupun

    industri. Dalam bidang pertanian, abu vulkanik yang ditimbulkan oleh erupsi gunung api

    dapat meningkatkan produktivitas tanah. Saat kadar keasaman dari abu vulkanik telah dapat

    dinormalisasi melalui proses alamiah ataupun dengan bantuan manusia menggunakan

    dolomit atau pengapuran (CaCO3) sebagai penetral, maka kandungan mineral yang tersimpan

    dalam abu vulkanik akan menjadi pupuk alamiah yang sangat baik untuk perkembangan

    tanaman pertanian. Sedangkan dalam bidang industry, material material yang dihasilkan

    dari erupsi gunung berapi seperti pasir, pumice, dan ignimbrite yang dapat dimanfaatkan

    sebagai bahan konstruksi dan bahan campuran semen dalam industri bangunan, pembuatan

    perkakas, tambang, dan lain sebagainya. Proses volkanisme juga mempunyai peranan dalam

    pembentukan dan menjadi induk dari sebuah bijih (ore) mineral seperti Emas, Timbal,

    Aluminium, Intan, Tembaga, Seng. Disamping itu, manfaat lain dari Gunung Api adalah

    sebagai temapat wisata.

  • I. GUNUNG API DAN SISTEM GEOTHERMAL

    Geothermal merupakan energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah permukaan

    bumi dan fluida yang terkandung di dalamnya. Sistem Geothermal terdiri dari elemen-elemen

    yang menyusun sistem tersebut. Elemen-elemen penting penyusun sistem Geothermal terdiri

    dari tiga yaitu: adanya sumber panas, adanya batuan reservoir yang permeabel dan adanya

    fluida yang membawa aliran panas (Goff dan Cathy, 2000).

    Gambar 1. System panasbumi

    Sistem Panas Bumi

    Sistem panasbumi dijumpai pada daerah dengan gradien panasbumi relatif normal,

    terutama pada bagian tepi lempeng dimana gradien panasbumi biasanyamempunyai kisaran

    suhu yang lebih tinggi daripada suhu rata-rata (Dickson dan Fanelli, 2004). Terdapat

    komponen- komponen penting yang berpengaruh dalam sistem panasbumi, terutama sistem

    panasbumi hidrothermal yang terdapat di sebagian besar Indonesia, yaitu :

    1. Sumber panas

    Sumber panas pada lapangan panasbumi adalah magma yang berasaldari kedalaman 50-

    100 km, bergerak ke atas, mengintrusi lapisan-lapisanbatuan dengan membawa temperatur

  • yang tinggi (900-1200C) menuju kedalaman dangkal yang berkisar antara 2-10 km. Bentuk

    dari intrusi ini biasanya intrusi kecil yang berulang seperti retas ( dyke ).

    Berdasarkan jenis sumber panasnya sistem panasbumi dapat dikelompokkan kedalam:

    (1) Sistem yang berasosiasi dengan intrusi batuan beku dan (2) Sistem yang tidak berasosiasi

    dengan intrusi batuan beku. Pada sistem yang berasosiasi dengan intrusi batuan beku perlu

    diingat bahwa hanya tubuh magma yang terdapat pada kedalaman yang besar, serta

    mengalami proses pendinginan secara konduktif dengan batuan di sekitarnya yang dapat

    menjadi sumber panas ideal bagi suatu sistem panasbumi, Bila magma terlalu cepat mencapai

    permukaan bumi, ia akan kehilangan panasnya tanpa dapat membentuk sesumber panasbumi

    (Gupta, 1980) Sistem panasbumi di daerah gunungapi aktif hingga saat ini belum

    dieksploitasi. Pemboran eksplorasi dengan kedalaman besar di Pinatubo dan Biliran

    (Filipina), Tatun (Taiwan), dan St Lucia (Karibia) serta penelitian geokimia digunungapi

    Jevado del Ruiz (Kolombia) menunjukkan bahwa fluida reservoar pada gunungapi- gunung

    api aktif tersebut mengandung gas-gas volkanik yang sangat reaktil sepedi HF darr HCI

    (Hochstein, 1992) Bila tidak ada airtanah yang bersirkulasi di dalam reservoar yang porus

    dan permeabel saperti diuraikan di depan, yang ada hanyalah batuan kering yang panas (hof

    dry rock), Untuk mengekstraksi energi panas dairi padanya, air (ataupun fluida lain, tetapi air

    adalah yang paling memungkinkan) harus di pompakan ke dalam sistem tersebut dan

    dipompa balik ke permukaan. Adalah sangat penting dalam mekanisme transportasi panas

    bahwa harus ditemukan cara untuk membuat batuan yang semula bersifat impermeabel

    menjadi perrneabel dengan permukaan transfer panas yang lurus, dan agar struktur

    permeabilitas yang dihasilkan juga memungkinkan fluida dipompakan balik ke permukaan

    (Gupta, 1980, Armstead, 19E3).

    2. Reservoir dan caprock

    Reservoir panas bumi adalah formasi batuan di bawah permukaan yang mampu

    menyimpan dan mengalirkan fluida termal (uap dan atau air panas). Reservoir biasanya

    merupakan batuan yang memiliki porositas dan permeabilitas yang baik. Porositas berperan

    dalam menyimpan fluida termal sedangkan permeabilitas berperan dalam mengalirkan fluida

    termal.

    Reservoir panas bumi dicirikan oleh adanya kandungan Cl (klorida) yang tinggi dengan

    pH mendekati normal, adanya pengayaan isotop oksigen pada fluida reservoir jika

    dibandingkan dengan air meteorik (air hujan) namun di saat bersamaan memiliki isotop

    deuterium yang sama atau mendekati air meteorik, adanya lapisan konduktif yang menudungi

  • reservoir tersebut di bagian atas, dan adanya gradien temperatur yang tinggi dan relatif

    konstan terhadap kedalaman.

    Reservoir panas bumi bisa saja ditudungi atau dikelilingi oleh lapisan batuan yang

    memiliki permeabilitas sangat kecil (impermeable). Lapisan ini dikenal sebagai lapisan

    penudung atau cap rock. Batuan penudung ini umumnya terdiri dari minera-mineral lempung

    yang mampu mengikat air namun sulit meloloskannya (swelling). Mineral-mineral lempung

    ini mengandung ikatan-ikatan hidroksil dan ion-ion seperti Ka dan Ca sehingga menyebabkan

    lapisan tersebut menjadi sangat konduktif. Sifat konduktif dari lapisan ini bisa dideteksi

    dengan melakukan survei magneto-tellurik (MT) sehingga posisi lapisan konduktif ini di

    bawah permukaan dapat terpetakan. Dengan mengetahui posisi dari lapisan konduktif ini,

    maka posisi reservoir dapat diperkirakan, karena reservoir panas bumi biasanya berada di

    bawah lapisan konduktif ini.

    3. Fluida

    Fluida pada umumnya berupa air meteorik (berasal dari permukaanbumi), dan adanya

    air magmatik bersama volatil yang sangat mempengaruhikomposisi kimia. Pada reservoir

    tersebut air meteorik dapat mengganti fluidayang keluar dari reservoir secara alamiah ( hot

    springs ) atau fluida yang keluarmelalui lubang bor. Air meteorik akan berada dalam fasa uap

    atau fasa cair,tergantung kepada besarnya tekanan dan temperatur. Air ini

    terkadangmembawa unsur kimia dan gas seperti CO2, H2S dan lain- lain

    4. Daerah resapan

    Daerah resapan merupakan daerah dimana arah aliran air tanah di tempat tersebut

    bergerak menjauhi muka tanah. Dengan kata lain, air tanah di daerah resapan bergerak

    menuju ke bawah permukaan bumi.

    Dalam suatu lapangan panas bumi, daerah resapan berada pada elevasi yang lebih tinggi

    dibandingkan dengan elevasi dari daerah dimana sumur-sumur produksi berada. Daerah

    resapan juga ditandai dengan rata-rata resapan air tanah per tahun yang bernilai tinggi.

    Menjaga kelestarian daerah resapan penting artinya dalam pengembangan suatu

    lapangan panas bumi. Menjaga kelesatarian daerah resapan berarti juga menjaga

    keberlanjutan hidup dari reservoir panas bumi untuk jangka panjang. Hal ini karena daerah

    resapan yang terjaga dengan baik akan menopang tekanan di dalam formasi reservoir karena

    adanya fluida yang mengisi pori di dalam reservoir secara berkelanjutan. Menjaga kelestarian

    daerah resapan juga penting artinya bagi kelestarian lingkungan hidup. Sehingga dari sini

    dapat dikatakan juga bahwa pengembangan panas bumi bersahabat dengan lingkungan.

  • 5. Daerah discharge dengan manifestasi permukaan

    Daerah luahan (discharge area) merupakan daerah dimana arah aliran air tanah di

    tempat tersebut bergerak menuju muka tanah. Dengan kata lain, air tanah di daerah luahan

    akan bergerak menuju ke atas permukaan bumi. Daerah luahan pada sistem panas bumi

    ditandai dengan hadirnya manifestasi di permukaan. Manifestasi permukaan adalah tanda-

    tanda yang tampak di permukaan bumi yang menunjukkan adanya sistem panas bumi di

    bawah permukaan di sekitar kemunculannya.

    Gambar 2. Skema panasbumi

    Fluida panas bumi untuk pembangkit listrik

    Fluida panas bumi bertemperatur tinggi (>2250C) telah lama digunakan di beberapa

    Negara untuk pembangkit listrik, namun beberapa tahun terakhir ini perkembangan teknologi

    telah memungkinkan digunakannya fluida panasbumi bertemperatur sedang (150-2250C)

    untuk pembangkit listrik.

  • Selain temperature, factor-faktor lain yang biasanya dipertimbangkan dalam

    memutuskan apakah suatu sumberdaya panasbumi tepat untuk dimanfaatkan sebagai

    pembangkit listrik adalah sebagai berikut :

    1. Sumberdaya mempunyai kandungan panas atau cadangan yang besar sehingga

    mampu memproduksikan uap untuk jangka waktu yang cukup lama yaitu sekitar

    25-30 tahun.

    2. Sumberdaya panas bumi memproduksikan fluida yang mempunyai pH hampir

    netral agar laju korosinya relative rendah, sehingga fasilitas produksi tidak cepat

    terkorosi. Selain itu hendaknya kecenderungan fluida membentuk scale relative

    rendah.

    3. Reservoirnya tidak terlalu dalam, biasanya tidak lebih dari 3 km.

    4. Sumberdaya panasbumi terletak di daerah dengan kemungkinan terjadinya erupsi

    hydrothermal relative rendah. Diproduksinya fluida panasbumi dapat

    meningkatkan kemungkinan terjadinya erupsi hydrothermal.

    Gambar 3. Pemanfaatan panas bumi dari steam

  • Gambar 4. Pemanfaatan panasbumi dari hot water

    Macam macam system panas bumi

    Sistem panas bumi secara umum dideskripsikan sebagai transfer panas dalam suatu

    volume terisolasi pada kerak bumi secara alami. Dimana panas tersebut dipindahkan dari

    sebuah sumber panas ( heat source ) ke sebuah penampang panas ( reservoir ) (Hochstein and

    Brownie, 2000). Sedangkan menurut Goff dan Janik (2000), sistem panas bumi dibagi ke

    dalam beberapa tipe:

    Sistem yang berasosiasi dengan volkanisme kuarter dan intrusi magma ( young

    igneous system ). Sistem ini umumnya mempunyai temperatur 3700 C dan

    kedalaman reservoir 1.5km

    Sistem yang berhubungan dengan tektonik, yaitu terjadi di lingkungan backarc ,

    daerah crustal extension , zona kolisi dan sepanjang zona sesar. Sistem ini yang telah

    dieksploitasi umumnya mempunyai temperatur reservoir 2500C dan kedalaman

    reservoir 1.5km

    Sistem (yang dipengaruhi oleh) geopressure ditemukan di cekungan sedimen.

    Kedalaman reservoir sistem ini umumnya 1,5 hingga 3 km dan temperatur reservoir

    berkisar dari 50 hingga 190C

  • Sistem hot dry rock yang memanfaatkan panas yang tersimpan dalam batuan

    berporositas rendah dan tidak permeabel. Temperatur sistem ini berkisar antara 120

    hingga 225C dengan kedalaman 2 hingga 4 km

    Sistem magma tap yang memanfaatkan panas yang keluar dari tubuh magma

    dangkal. Pada sistem ini, magma merupakan bentuk paling murni panas alamiah

    yang mempunyai temperatur

  • II. GUNUNG API DAN PENGENDAPAN BIJIH

    I. Pembentukan Endapan Bijih

    Bijih merupakan sejenis batu yang mengandung mineral penting, baik itu logam

    maupun bukan logam. Bijih diekstraksi melalui penambangan, kemudian hasilnya

    dimurnikan lagi untuk mendapatkan unsur-unsur yang bernilai ekonomis. Berikut beberapa

    proses pembentukan endapan bijih :

    A. Magmatic Concentration

    Terbentuknya bahan galian karena adanya diff dari magma. Magma sebagai cairan

    panas dan pijar merupakan sumber dari jebakan bijih yang terjadi dari bermacam-macam

    komponen, dimana dari masing-masing komponen mempunyai daya larut yang berlainan.

    Pada waktu magma naik ke permukaan bumi, maka temperature dan tekanannya akan turun.

    Akibatnya terjadi kristalisasi, dimana komponen yang sukar larut akan mengkristal lebih

    dahulu sebagai terbentuk endapan bijih. Proses magmatic concentration dibagi atas:

    1. Early magmatic

    Early magmatic disebabkan karena terjadi langsung dari proses magmatic mineral yang

    terjadi lebih cepat dari membekunya batuan silikat dan dipisahkan oleh kristalisasi diff.

    a. Dissemination

    Dimana mengkristalnya mineral-mineral terpencar tanpa adanya konsentrasi.

    b. Segregation

    Terjadi dari hasil gravity diff dan akumulasi dari mineral-mineral.

    Ciri-ciri jebakan ini:

    hubungan dengan magma jelas

    endapan terdapat dalam lingkungan intrusi

    karena adanya gravity dif, maka dalam teksturnya menunjukkan pseudootrasigrafi.

    c. Injection

    Bijih mineral terkonsentrasi oleh adanya kristalisasoi diff, kemudian massa ini menerobos

    masuk ke dalam celah-celah batuan sekelilingnya. Hubungan struktur dari jebakan dengan

    batuan yang diterobosnya jelas sekali menunjukkan adanya injection.

    Ciri-cirinya:

    - adanya fragmen-fragmen batuan di dalamnya.

    - Terdapat dike atau badan intrusi yang lain di dalam batuan aslinya.

    - Terjadi metamorphose pada dinding batuan.

  • 2. Late magmatic

    Jebakan menghasilkan kristal setelah terbentuk batuan silikat sebagai bentuk sisa

    magma yang lebih kompleks dan mempunyai corak dengan variasi yang lebih banyak.

    Magma dari endpan late magmatic mempunyai sifat mobilitas tinggi.

    Jebakan ore mineral late magmatic terjadi setelah terbentuknya batuan silikat yang

    menerobos dan bereaksi dan menghasilkan rangkaian reaksi. Perubahan ini disebut Deuteric

    alteration yang terjadi pada akhir kristalisasi dari batuan beku dan cirri-cirinya hampir mirip

    dengan efek yang dihasilkan proses pneumatolytic atau larutan hydrothermal. Jebakan late

    magmatic terutama berasosiasi dengan batuan beku yang basic dan disebabkan oleh

    bermacam-macam proses differensiasi, kebanyakan jebakan mgmatic termasuk dalam

    golongan ini.

    B. Sublimation

    Dalam proses sublimasi terjadi penguapan yang langsung dari bentuk badan kemudian

    diikuti ore deposit/pengendapan dari uap tersebut pada temperatur atau tekanan yang lebih

    rendah. Proses ini berhubungan erat dengan gejala vulkanis adalah endapan minerqal yang

    terdapat disekitar gunung api fumarol, dimana kebanyakan tidak cukup besar dikerjakan,

    yang penting hanya beberapa endapan Sulphide, misalnya di Itali, Jepang, dan Indonesia.

    Sedang beberapa endapan yang tidak ekonomis seperti endapan cloridha Fe, Cu, Zn: Oksida

    Fe, Cu, boracic acis dan logam logam alkali lainnya.

    C. Hyrothermal Processes

    Dalam poses diff. magma akan menghasilkan produk akhir berupa larutan magma

    dimana didalamnya dapat terkonsentrasi bermacam-macam meta, disebut juga larutan

    hydrothermal. Larutan hydrothermal ini mengangkut mineral-mineral yang terkumpul

    didalam intrusi membentuk cebakan mineral-mineral yang ekonomis. Sesuai dengan

    temperatur pembentukannya dan jarak terhadap intrusi magma, menurut Lingren, proses

    hidrothermal dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :

    1.proses pada temperatur tinggi --- ------ hypothermal.

    2.proses pada temperatur intermedia ---- mesethermal.

    3.proses pada temperatur rendah --------- epithermal.

  • NO BATUAN HASIL

    1.

    2.

    3.

    4.

    - kapur

    - lava

    Ephithermal

    - igneous intrusi

    Mesothermal

    - kapur

    - shale lava

    - batuan acid

    - batuan besic

    Hypothermal

    - granitic

    -schist lava

    - silification

    - aluminite, chlorite, pyrite, secyrite, clay

    - cholorite, epidote, calcite, quartz, secirite, clay mineral

    - silicified to jasperoid, dolomite, siderite.

    - silification, clay mineral.

    - siriciyte, quartz, clay.

    - serpentine, epidote, chlorite.

    - gnesses, topaz, mika.

    - tourmaline, pyroxine, amphibole.

    Tabel 1. Pengaruh dari tiap proses pada beberapa batuan

    Syarat syarat utama untuk pembentukan hydrothermal deposite.

    - Adanya larutan mineralisasi yang meralut dan mengankut unsur-unsur mineral.

    - Adanya celah-celah dalam batuan tempat larutan mengalir E

    - Adanya tempat pengendapan mineral yang terkadung larutan

    - Reaksi kimia yang ,emyebabkan pengendapan.

    - Cukupnya konsentrasi dari unsur-unsur minreal yang diendapkan untuk

    membentuk cebakan yang ekonomis.

    Proses hydrothermal termasuk salah satu proses yang penting dalam pembentukan bijih,

    karena bijih-bijih sulphide Fe,Pb,Zn, dan Cu dihasilkan oleh proses ini.

    Dua proses penting dalam proses ini adalah :

    1. Cavity Filling (Pengisian celah batuan oleh larutan mineral)

    Pengendapan dari mineral dalam proses ini akan mengisi celah dalam lorong pada

    umumnya terjadi dari dinding batuan menuju ke dalam secara berturut-turut. Lubang yang

    terakhir proses tidak terisi disebut Vugs. Cara pengisian celah batuan secara bertahap ini

    disebut Crustification Proses cavity filling telah menghasilkan banyak cebakan mineral

  • yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam dan beberapa dari cebakan telah menghasilkan

    kumpulan meter dari mineral mineral yang besar.

    2. Replacement

    Proses yang penting bagi endapan epigenetic atau disebut juga metasomatic

    replecement mencakup pembentukan mineral pada pada suhu pypothermal, mesothermal dan

    terutama epithermal. Dalam proses ini terjadi pseudomorphose dengan adanya penggantian

    mineral, karena bertemunya mineralisator dengan mineral-mineral yang tidak stabil. Tempat

    mineral yang satu diganti dengan mineral yang lain karena pengaruh difusi dengan adanya

    gerakan ion-ion dalam larutan yang konsentrasinya berlainan. Pertimbangan replacement

    tergantung pada sifat-sifat fisik dan kimia dari batuan induk. Proses replacement dibagi 3,

    yaitu:

    a. Dimulai dari celah batuan. Dinding celah yang mula-mula direplace kemudian

    berlangsung terus-menerus ke dalam sampai pada batuan samping yang merupakan batas

    proses replacement. Proses ini menghasilkan massive ore body. Contoh: Cebakan bijih

    Sulphida di Kennecott, Alaska.

    b. Melalui suatu rekahan yang merupakan center, kemudian menyebar, sehingga

    dapat menyebabkan high grade ore body yang massive atau tak teratur.

    c. Secara multiplace center, karena batuan sampingnya mudah diserap oleh larutan

    mineralisasi sehingga menimbulkan cebakan yang terpencar (dissominated ore).

    II. Pemanfaatan Endapan Bijih

    Pembentukan dan induk bijih atau ore mineral yang memberikan nilai ekonomis dalam

    kehidupan seperti berlian (intan), emas, alumunium, nikel, serta base metal (timbal, tembaga,

    dan seng) berlangsung dalam proses vulkanisme. Berikut ini akan dijelaskan sedikit banyak

    mengenai mineral- mineral yang terbentuk dari proses vulkanisme :

    1. Berlian

    Pembentukan berlian (intan) berada di dalam mantel, dimana tipe magma yang

    membentuknya adalah tipe magma Kimberlite yang merupakan tipe magma yang langka.

    Nama Kimberlite dihubungan dengan batu yang berisi berlian (intan) di daerah Kimberley,

    Afrika Selatan. Magma Kimberlite memiliki banyak gas yang terdapat pada batuan ultrabasa,

  • dimana terdiri dari mineral calcite, diopside, phlogopite, olivine, serpentine, kandungan

    mineral dengan sifat minor seperti apatite, chromite, garnet, magnetite, dan intan tersebut.

    Magma Kimberlite juga memiliki banyak CO2 serta air dan hadir sebagai suatu bentuk

    intrusi.

    Sumber magma kimberlite diperkirakan berada di kedalaman 200 km, yaitu lebih dalam

    daripada sumber magma biasanya. Pada kedalaman tersebut, tekanan mencapai 60.000 kali

    lebih besar dibandingkan dengan permukaan bumi dan suhunya mencapai 1.500OC. Oleh

    karena tempat pembentukannya yang sangat ekstrem, berlian (intan) memiliki kekerasan

    tertinggi dalam skala Mohs. Berlian (intan) biasa dimanfaatkan dalam melakukan drilling

    sebagai mata bor dan sebagai perhiasan.

    2. Emas

    Mineral emas memiliki hubungan dengan greenstone belts, phorpyry deposit, dan

    epithermal deposit. Greenstone belts adalah sekuen sedimen vulkanik yang terdiri dari batuan

    ultrabasa, basalt, chert, batupasir, dolerite, tuff, dan shale. Sekuen tersebut sangatlah

    kompleks karena telah mengalami metamorfisme, sesar geser, patahan, dan lipatan.

    Greenstone belts dapat ditemukan di Autralia, Afrika Selatan, dan Kanada. Emas

    terbentuk disepanjang ujung dari greenstone belts yang berhubungan dengan struktur geologi,

    dimana induk batuannya adalah basalt yang telah teralterasi dan memiliki rekahan

    (fractured). Saat terjadi metamorfisme regional, emas terbawa oleh larutan hidrotermal.

    Larutan tersebut kemungkinan hanya memiliki sedikit emas, tetapi larutan tersebutdapat

    mempresipitasi emas pada suatu kondisi kimia tertentu, dimana deposit emas tersebut

    biasanya terbentuk dalam urat kuarsa.

    Phorpyry deposit terbentuk dibawah tipe gunung api stratovolcano dan berhubungan

    dengan zona subduksi. Emas dapat ditemukan dalam air panas yang bijih yang berasosiasi

    dengan porfiritik yang merupakan suatu tekstur batuan beku dengan fenokris dan

    groundmass. Untuk memperoleh emas diperlukan banyak batu yang ditambang.

    Epithermal deposit terbentuk dari mineral deposit yang berasosiasi dengan air panas,

    dimana terbentuk pada kedalaman 1 km dengan suhu 50OC hingga 200

    OC yang memiliki

    sumber panas dari magma dangkal. Air panas yang naik membawa emas yang telah

  • terlarutkan sehingga emas mengalami presipitasi. Daerah mendidih (boiling zone) tersebut

    sering dijadikan target dari eksplorasi mineral.

    3. Alumunium

    Alumunium memiliki sifat konduktif (mudah menghantarkan panas) sehingga logam

    olahannya banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Bijih alumunium atau yang disebut

    dengan bauksit biasa terdapat pada batuan basalt.

    4. Nikel

    Pertambangan nikel dilakukan pada greenstone belt yang biasanya berada pada gunung

    api purba. Secara umum tambang nikel berasosiasi dengan aliran lava ultrabasa yang disebut

    komatites, dimana didalam komatites tersebut berisi banyak mineral olivine dan terbentuk

    dari pelelehan mantel. Tekstur komatites merupakan tekstur langka, dimana mineral

    terbentuk tumbuh memanjang (intergrowth of long)

    5. Base Metal

    Base Metal biasanya berkaitan erat dengan Vulcanogenic Massive Sulfida (VMS) yang

    merupakan jenis logam deposit bijih, khususnya tembaga, seng, dan timbal (Cu-Zn-Pb) yang

    berhubungan dengan gunung berapi terkait proses hidrotermal di lingkungan bawah laut.

    Biasanya deposit dari VMS berupa akumulasi berlapis mineral sulfida yang mengendap dari

    cairan hidrotermal di bawah dasar laut dalam berbagai pengaturan geologi dan terbentuknya

    hingga saat ini. VMS biasanya identik dengan belerang, sehingga biasa disebut dengan Black

    Smoker.

  • III. PEMANFAATAN MATERIAL GUNUNG API DI INDUSTRI DAN

    PERTANIAN

    Dampak dari letusan gunung api dapat berupa dampak negative dan dampak positif.

    Salah satu dampak positif ialah di bidang industri. Setiap material yang keluar dari gunung

    api memiliki kegunaan masing-masing. Material yang dikeluarkan berupa :

    1. Material Padat (Efflata)

    a. Bom (batu-batu besar).

    b. Terak (batu-batu yang tidak beraturan dan lebih kecil dari bom).

    c. Lapili, berupa kerikil.

    d. Pasir

    e. Debu

    f. Batu apung

    Menurut asalnya, efflata dibedakan menjadi dua, yaitu:

    a. Efflata allogen, berasal dari batu-batu di sekitar kawah yang terlempar

    ketika terjadi letusan.

    b. Efflata autogen (Pyroclastica), berasal dari magma itu sendiri.

    2. Material Cair

    Bahan cair dari dapur magma akan mengalir keluar dari gunung api jika magma cair

    dari dalam Bumi meleleh keluar dari lubang kawah tanpa terhambat oleh sumbatan

    dan tidak terdapat sumbatan di puncaknya. Material cair yang keluar ini terdiri atas:

    a. Lava, yaitu magma yang meleleh di luar pada lereng gunung api.

    b. Lahar panas, yaitu campuran magma dan air, sehingga merupakan

    lumpur panas yang mengalir.

    c. Lahar dingin, terbentuk dari efflata porus atau bahan padat di puncak

    gunung menjadi lumpur ketika turun hujan lebat dan mengalir pada

    lereng serta lembah. Contohnya, akibat letusan Gunung Merapi tahun

    2006 yang lalu telah menghasilkan sekitar 6 juta meter kubik timbunan

    material yang akan membentuk aliran lahar dingin saat turun hujan.

    3. Material Gas atau Ekshalasi

    Material gas atau ekshalasi terdiri atas:

    a. Solfatar, berbentuk gas belerang (H2S).

    b. Fumarol, berbentuk uap air (H2O).

  • c. Mofet, berbentuk gas asam arang (CO2). Gas ini berbahaya bagi

    kehidupan karena bersifat racun. Selain itu, sifatnya yang lebih berat dari

    oksigen menyebabkan gas ini lebih dekat dengan permukaan tanah sehingga

    mudah dihirup oleh makhluk hidup. Contohnya, gas CO2 yang keluar dari

    Gunung Dieng pada tahun 1979 telah membunuh 149 penduduk.

    Berdasarkan material-material yang dikeluarkan dapat dimanfaatkan dalam berbagai

    industry antara lain:

    1. Industri Tambang Pasir

    Gambar 5. Industri Tambang Pasir

    Pasir gunung api merupakan bahan lepas berukuran pasir yang dihasilkan pada saat

    gunung api meletus. Komposisi mineralogi pasir gunung api tidak jauh berbeda dengan

    komposisi batuan/magma asal. Pada saat gunung api meletus material yang dilontarkan

    ukurannya sangat bervariasi mulai dari bongkah sampai pasir. Pada umumnya suatu letusan

    yang mendadak sangat kuat akan membentuk suatu kaldera yang sangat luas, misalnya G.

    Bromo di Jawa Timur. Dengan demikian pasir yang dimuntahkan mempunyai penyebaran

    yang sangat luas. Apabila letusannya tidak kuat sehingga tidak mampu menghamburkan

    material yang terbawa dari dalam perut bumi, maka pembentukan kepundan akan terjadi dan

    penumpukan pasir akan terjadi disekitar kepundan. Pasir tersebut bersifat relative masih

    lepas, dan pada saat turun hujan di puncak, tumpukan pasir akan longsor dan bersama dengan

    air hujan akan mengalir melalui sungai yang berhulu disekitar puncak gunung api. Aliran ini

    mempunya kekentalan yang tinggi sehingga mampu mengapungkan dan menghamyutkan

    benda/material yang dilalui oleh air sungai bahkan mampu meluap sampai dilembah sungai.

    Aliran demikian dikenal sebagai aliran lahar dingin.

  • Teknik penambangan pasir gunung api disesuaikan dengan jenis endapan, produksi

    yang diinginkan dan rencana pemanfaatannya , yaitu:

    Endapan G. Api Kuarter/Resen Pada endapan ini tanah penutup belum

    terbentuk.didapatkan sepanjang alur sungai.taknik penambangan dengan alat sederhana

    antara lain dengan sekop dengan pemilihan endapan secara selektif dengan cara ini jumlah

    produksisangat terbatas

    Endapan pasir gunung api yang telah membentuk formasi endapan seperti ini telah

    tertutup oleh tanah penutup/soil. Pekerjaan awal dilakukan dengan cara land clearing/

    pembersihantanah penutup. Endapan pasir jenis ini pada umumnya sudah agak keras

    tercampur dengan lempung.

    Endapan pasir pantai Endapan ini merupakan endapan lanjutan dari pasir yang ada di

    sekitar muara sungai/lepas pantai. Untuk menambang dipergunakan pompa hisap berkekuatan

    tinggi dan hasil pemompaan akan ditampung ditongkang dan siap diangkut dan dipasarkan.

    Pemanfaatan utama pasir gunung apiuntuk bahan konstruksi bangunan,persyaratan

    utama jika dimanfaatkan pasir harus bersih bebas dari lemung dan zat organik.

    2. Industri Tambang Andesit

    Gambar 6. Industri Tambang Andesit

    Merupakan jenis batuan beku luar, meruakan hasil pembekuan magma yang bersifat

    intermediet sampai basa dipermukaan bumi. Jeni batuan ini bertekstur porforitik afanitik,

    komosisi mineral utama jenis plagioklas, mineral felsik adalah prioksen dan amfibol sedang

    mineral tambahan adalah apatit dan zircon. Jenis batuan ini berwarna gelap umumya abu-abu

  • sampai hitam, tahan terhada air hujan, berat jenis2,3-3,7 kuat tekan 600-2400 kg/cm2.

    Dijumpai sebagai retas, sill, lakolit aliran permukaan atau sebagai fragmen dan lahar G. api

    atau pun fragmen breksi.

    Batuan andesit dan basalt merupakan batuan yang cukup keras dan massif. Apabila

    penambangan dilakukan oleh rakyat, karena keterbatasan modal dilakukan dengan peralatan

    sederhana dengan produksi yang sangat terbatas. Apabila diinginkan produksi bongkah yang

    cukup banyak dalam waktu yang relative singkat, penambangangan dilakukan dengan

    peledakan, diawali dengan pembuatan lubang tembak yang sangat dianjurkan.Walaupun

    demikian persyaratan keamanan harus tetap diperhatikan. Penggunaan backhoe, showel,

    buldoser atau sraper pada pelaksanaan penambangan dianjurkan sedang pengangkutan

    bongkah dari tempat penambangan ketempat pengumpulan dipergunakan dengan truck

    ungkit. Apabila dikehendaki bentuk dan ukuran tertentu, penambangan awal yang

    menghasilkan bentukan balok dapat dilakukan.

    Bentuk bongkah dengan ukuran yang masih dapat diangkat oleh manusia, andesit dan

    basalt dimanfaatkan untuk fondasi rumah. Apabila akan dibentuk menjadi batu candi

    (bentuan empat persegi panjang/kubus dengan ukuran tertentu) atau dibentuk menjadi batu

    temple dengan ukuran tertentu, penggergajian system basah pada balok hasil penambangan

    dapat dilakukan. Andesit dan basalt apabila dimanfaatkan sebagai batu temple/hiasan pada

    tembok luar/pengganti tegel, dan ditempatkan diluar (yang tidak terlindungi dari hujan dan

    panas matahari) tidak ada masalah karena kedua jenis batuan tersebut cukup resisten.

    Bentukan balok andesit dan basalt apabila telah disentuh oleh seniman patung dengan

    rekayasa seni dapat dibentuk menjadi patung/relief yang tentu saja akan meningkatkan nilai

    jual.

    Untuk keperluan lainnya bongkah hasil peledakan yang ukurannya tidak sesuai dengan

    ukuran konsumen dapat dipecah lagi dengan palu atau alat mekanis (breaker/crusher) untuk

    disesuaikan ukurannya. Batu yang sudah sesuai ukurannya dimuat dengan alat muat (wheel

    loader) dan diangkut dengan truk ungkit kekonsumen. Secara umum, kegiatan peremukan

    terdiri dari 3 kegiatan utama yaitu peremukan, pengayakan dan pengangkatan.

  • 3. Industri Semen

    Gambar 7. Industri Semen

    Semen pada umumnya adalah campuran bahan batu-batuan tertentu yang jika

    ditambahkan air akan mengeras dengan sendirinya.Semen diperkirakan sudah dikenal sejak

    jaman dahulu, terbukti dengan adanya gedung-gedung kuno yang menggunakan bahan-bahan

    seperti semen.Pada tahun 1824 seorang Inggris bernama Joseph Aspdin membuat semen

    dengan cara membakar batu-batuan dari kepulauan Portland dekat Inggris yang hasilnya

    dikenal sampai sekarang dengan nama Portland Cement. Di Itali dilakukan pembuatan semen

    dengan cara membakar tanah pozzolana yang berasal dari erosi gunung berapi dan ternyata

    hasilnya seperti Portland Cement.

    Bahan Baku Semen (utama):

    Batu kapur

    Susunan batuan yang mengandung 50% CaCO3 sering disebut sebagai batu kapur

    (gamping) atau dikenal dengn istilah lime stone.

    Berdasarkan kadarnya, batu kapur dibedakan menjadi:

    Batu kapur kadar tinggi (97-99%)

    Batu kapur kadar menengah (88-90%)

    Batu kapur mutu rendah (85-87%)

    Tanah Liat

    Tanah liat mempunyai rumus kimia 2SiO3.2H2O (kalolinite) yang pada umumnya oleh

    masyarakat dikenal sebagai lempung atau clay. Tanah liat yang baik biasanya mengandung

    SiO2 sebesar 46,5%.

    Bahan Baku Semen (korektif):

    Bahan korektif merupakan bahan yang digunakan apabila ada kekurangn pada salah

    satu komponen oksida minral pada campuran bahan baku utama, seperti:

  • Pasir besi (Fe2O3) atau Copper slag (Fe.SiO3, Ca2F, CuO), pasir besi berfungsi untuk

    penghantar panas.Pasir silika (SiO2), kandungan SiO2 sekitar 90-95%. Pasir silika digunakan

    sebahan bahan tambahan pada pembuatan semen jika kadar SiO2-nya masih rendah.

    Bahan Baku Semen (tambahan):

    Bahan tambahan merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam klinker untuk

    memperbaiki sifat-sifat tertentu semen. Bahan yang ditambahkan adalah gypsum

    (CaSO4.2H2O) dan trass (kadar SiO2 tinggi, berfungsi untuk menambah daya tahan asam).

    4. Industri Obat dan Bahan Kimia

    Gambar 8. Industri Obat dan Bahan Kimia

    Belerang atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan oleh proses vulkanisme, sifat-sifat

    fisik belerang adalah : Kristal belerang berwarna kuning, kuning kegelapan, dan kehitam-

    hitaman, karena pengaruh unsur pengotornya.

    Kegunaan : Belerang banyak digunakan di industri pupuk, cat, pengolahan minyak

    bumi, industri karet, accu, industri kimia, bahan peledak, industri logam dan besi baja. Untuk

    tipe sublimasi, karena proses terjadinya didasarkan kepada aktivitas gunung berapi, maka

    selama gunung berapi aktif, belerang tipe ini dapat diproduksi. Dengan demikian sumber

    daya belerang sublimasi dapat dianggap tidak terbatas.

    Abu vulkanik adalah bahan material vulkanik hasil erupsi gunung api yang

    disemburkan ke udara saat terjadi letusan dan dapat jatuh pada jarak hingga ratusan bahkan

    ribuan kilometer dari kawah karena pengaruh hembusan angin.

  • Dalam jangka pendek, abu vulkanik memiliki dampak buruk bagi lingkungan hidup.

    Keragaman hayati lokal sering rusak akibat erupsi, namun keragaman lokal dapat

    ditingkatkan dengan ameliorant dan penanaman tumbuhan pionir yang dapat membantu

    tumbuhnya spesies tumbuhan lain. Penanaman tumbuhan secara kolonis akan meningkatkan

    kondisi habitat alamiah. Meskipun demikian recovery secara koloni yang dominan akan

    mengubah biodiversity dengan perubahan jenis tanaman dari semula dan keragaman yang

    semakin rendah (Wood and Morris, 1998). Selain itu diawal keluarnya magma dari kepundan

    gunung berapi, materialnya memiliki sifat kimiawi yang dapat menurunkan kesuburan tanah.

    Abu vulkanik memiliki kadar keasaman (Ph) sekitar 4 4,3. Dengan kadar keasamannya,

    tanah yang terkena abu vulkanik akan memiliki kadar keasamaan (Ph) tanah sebesar 5 5,5.

    Sedangkan untuk kondisi normal tanah yang dikatakan subur memiliki kadar keasaman (Ph)

    6 7, sehingga menurunnya keasaman tanah ini akan menurunkan tingkat kesuburan tanah

    dan dapat mengalami penurunan produktivitas lahan. Sedangkan dalam jangka panjang, abu

    vulkanik memiliki manfaat untuk kehidupan manusia khususnya di bidang pertanian. Dalam

    jangka panjang, abu vulkanik juga akan memberikan dampak yang sangat positif bagi

    peningkatan produktivitas tanah. Saat kadar keasaman dari abu vulkanik telah dapat

    dinormalisasi melalui proses alamiah ataupun dari bantuan manusia menggunakan dolomit

    sebagai penetral, maka kandungan mineral yang tersimpan dalam abu vulkanik akan menjadi

    pupuk alamiah yang sangat baik untuk perkembangan tanaman pertanian.

    Contohnya pada daerah Gunung Merapi, dengan menggunakan metode analisis

    aktivitas neutron cepat (AANC) terhadap sampel abu vulkanik, maka didapatkan data

    kuantitatif atas kandungan mineral yang terkandung di dalam sampel abu vulkanik. Terdapat

    empat buah mineral utama yang terkandung di dalam abu vulkanik, diantaranya : Besi (Fe),

    Aluminium (Al), Magnesium (Mg), Silika (Si). Keempat mineral tersebut adalah zat hara

    yang dapat membantu menyuburkan tanaman. Berikut adalah data kuantitatif kandungan

    mineral di dalam abu vulkanik :

    Tabel 2 Kandungan unsur di dalam abu vulkanik

  • Grafik 1 Kandungan unsur di dalam abu vulkanik

    Kesuburan tanah pertanian adalah satu hal penting yang sangat berpengaruh pada

    produksi pertanian. Kesuburan tersebut didukung dengan ketersediaan unsur hara yang

    dibutuhkan oleh tanaman, meliputi unsur hara essensial dan non-essensial. Pada

    penelitiannya, unsur yang terdeteksi yaitu Fe, Al, Mg dan Si berpengaruh pada kondisi

    kesuburan tanah, dimana pada wilayah sekitar lereng Gunung Merapi merupakan daerah

    pertanian yang subur. Unsur Fe dan Mg termasuk dalam unsur hara essensial sedangkan

    unsur Al dan Si termasuk dalam unsur hara non-essensial tetapi hampir selalu ada dalam

    tanaman. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, yang

    fungsinya dalam tanaman tidak bisa digantikan oleh unsur lain, sehingga bila tidak terdapat

    dalam jumlah yang cukup dalam tanah, maka akan berpotensi menyebabkan gangguan pada

    pertumbuhan tanaman, yang sering diistilahkan dengan gejala defisiensi. Sedangkan unsur

    hara non essensial adalah unsur yang diperlukan oleh tanaman untuk aktivitas hidupnya

    namun tanaman masih dapat hidup normal tanpa adanya unsur hara ini. Kandungan unsur Fe,

    Al, Mg dan Si yang terdeteksi pada abu vulkanik merupakan beberapa unsur logam yang ikut

    mempengaruhi kondisi kesuburan tanah di sekitar gunug berapi. Selama kadar masing-

    masing unsur yang ada pada abu vulkanik masih berada dalam batas aman, maka abu

    vulkanik tidak bersifat racun bagi tanaman.

    Pembuatan DAM dan kolam untuk menampung aliran lahar dingin merupakan pilihan

    yang perlu diprioritaskan. Bangunan DAM dapat dibuat secara berperingkat untuk melakukan

    sortir material kasar sampai halus. Pada DAM peringkat pertama dirancang untuk menyeleksi

    material batuan dan kerikil kasar sedangkan pada DAM peringkat berikutnya untuk

    menyeleksi kerikil halus dan pasir sebelum masuk ke DAM peringkat akhir. Material

    terseleksi pada dua peringkat pertama dapat digunakan untuk bahan bangunan. Diharapkan

    pada DAM peringkat akhir tinggal material halus berupa lumpur. Ukuran material tersebut

    sudah sangat kecil dan mengandung cadangan mineral pembawa nutrisi hara yang mudah

  • dilepaskan ke dalam tanah. Abu yang diendapkan dalam jumlah besar pada DAM atau kolam

    dapat diangkut dengan truk ke lahan pertanian dengan komoditas bernilai ekonomi tinggi

    seperti perkebunan tebu dan perkebunan kelapa sawit. Bukti nyata peningkatan produksi

    tanaman yang disebabkan bahan volkanik terlihat di Sumatera Utara. Umumnya perkebunan

    sawit yang berada pada tanah yang berkembang dari material erupsi, yang sekarang

    membentuk danau Toba, tingkat produksi tandan buah sawit segar tertinggi di dunia,

    mencapai 20 sampai 25 ton/ha/tahun. Situasi demikian akan memberikan keunggulan

    komparatif sawit Indonesia. Lumpur halus yang terlarut dalam air sungai sangat berpeluang

    untuk dialirkan ke persawahan sehingga tanah sawah yang sudah menunjukkan pelandaian

    produksi padi dapat diperkaya cadangan mineralnya agar produksi kembali meningkat.

    Pengayaan tanah dari lumpur asal gunung api memungkinkan pemulihan sifat tanah secara

    berkala sehingga produksi tinggi tetap berkelanjutan. Hal lain yang mungkin terlupakan

    adalah kandungan Si yang tinggi pada abu letusan cepat larut saat berada dalam tanah.

    Sekitar 56 % dari abu letusan yang bersifat intermedier adalah silica sehingga menjadi

    cadangan Si yang sangat banyak. Unsur Si dalam tanah menjadi hara pendukung utama

    (beneficial nutrient) pada beberapa tanaman tertentu karena sangat dibutuhkan. Pada tanaman

    padi dan tebu unsur Si sudah diketahui dapat meningkatkan produksi. Unsur Si berperan

    memperkuat dinding sell tanaman sehingga helai daun tanaman padi dan tebu dapat berdiri

    tegak dan kuat demikian pula batang menjadi tahan rebah dan serangan hama serta penyakit.

    Implikasinya abu letusan gunung api sangat baik diaplikasikan pada lahan sawah untuk

    mendukung peningkatan produksi beras dan ketahanan pangan nasional.

  • IV. GUNUNG API SEBAGAI LOKASI WISATA

    Pariwisata saat ini telah berkembang pesat menjadi sebuah industri besar yang dapat

    menghasilkan pendapatan dalam jumlah sangat besar hampir di berbagai pelosok dunia tentu

    dengan catatan pariwisata tersebut dikelola dengan profesional yang memang kompeten dan

    paham betul mengenai seluk beluk pariwisata. Hal ini tentu menjadi indikasi positif dalam

    meningkatkan

    Income sebuah negara dari sektor pariwisata dengan banyaknya devisa yang masuk

    bersumber dari para wisatawan mancanegara,di samping itu juga perkembangan pariwisata

    telah mendorong masuknya investor asing yang ingin menanamkan modal khususnya di

    negara Indonesia mengingat begitu berlimpah-ruahnya sumber daya alam yang dimiliki

    bangsa ini. Maka sebenarnya tak heran jika pariwisata Indonesia idealnya dapat lebih jauh

    lagi berkembang ke arah yang lebih baik lagi dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan

    masyarakat Indonesia.

    Sektor pariwisata di Indonesia berkembang dengan begitu cepat, hal ini ditandai

    dengan banyaknya daya tarik wisata yang bermunculan di berbagai daerah Indonesia yang

    menawarkan berbagai keunggulan kompetitif dan dapat dinikmati oleh wisatawan lokal

    maupun mancanegara. Indonesia sebagai negara kepulauan dan sebagai negara yang

    multietnis tentunya memiliki sumberdaya alam dan budaya yang dapat dikembangkan. Dari

    segi lanskap Indonesia memiliki bentangan alam yang begitu unik dan variatif terhampar dari

    Sabang sampai Merauke mulai dari Gunung, Rimba, Laut, Pantai, Sungai, dan Seni atau yang

    lebih dikenal dengan istilah GURILAPSS. Potensi tersebut merupakan modal dasar yang

    sungguh potensial guna dikembangkan ke arah kepariwisataan yang profesional serta bernilai

    kompetitif tinggi yang harus dikelola oleh para insan pariwisata.

    Indonesia terletak pada ujung pertemuan 3 lempeng kerak bumi, yaitu : lempeng

    Indo-Australia yang bergeser ke utara, lempeng pasifik yang bergerak ke Barat dan lempeng

    Eurasia yang relatif bergerak ke arah selatan.Berdasarkan pengukuran Very-long Baseline

    Interferometry, VLBI ( Prat, 2001) diketahui, saat ini lempeng Samudera Indo-Austtralia

    bergerak ke utara dengan kecepatan rata-rata 5,5 7 sentimeter per tahun, lempeng samudera

    pasifik bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan rata-rata lebih dari 7 sentimeter per

    tahun dan Eurasia bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan rata-rata 2,6 -4,1 sentimeter

    per tahun. Akibat tumbukan lempeng tersebut maka Indonesia mempunyai 129 buah

    gunungapi aktif atau sekitar 13 % dari gunung aktif di dunia sepanjang Sumatera, Jawa

    sampai laut Banda. Bukit barisan (30 buah), P.Jawa ( 35 buah), P. Bali-Kepulauan Nusa

  • Tenggara (30 buah), Kepulauan Maluku (16 buah) dan Sulawesi (18 buah) yang

    dikatagorikan aktif. Gunungapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang

    berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik Pasific Ring Fire.

    Gambar 9. Persebaran Gunung Api di Indonesia

    Karena banyaknya gunung api di Indonesia, potensi wisata gunung api di Indonesia

    sangatlah besar. Salah satu yang menjadi daya tarik tersebut adalah panorama alam dari

    gunung api yang ada di Indonesia yang memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Bagi

    para wisatawan dalam negeri maupun luar negeri berkunjung kesuatu tempat yang memiliki

    panorama alam pegunungan merupakan kegiatan yang menyenangkan dan dapat menambah

    rasa mencintai kekayaan alam yang tersedia di dunia.

    Gunung dan pegunungan merupakan salah satu jenis obyek wisata alam yang cukup

    menonjol dan banyak diminati wisatawan. Selain panorama bentang alam yang indah, udara

    yang sejuk dan nyaman, beberapa obyek wisata gunung atau pegunungan dapat dicapai

    wisatawan dengan mudah. Kawasan Puncak di Cianjur maupun Lembang dan Tangkuban

    Parahu di Bandung misalnya, menjadi tujuan berlibur wisatawan Jakarta dan sekitarnya

    terutama pada akhir pekan. Ada juga Gunung Bromo dan Gunung Semeru di Jawa Timur.

    Kegiatan wisata yang lebih menantang seperti pendakian hingga ke puncak gunung yang

  • ditunjang dengan jalur pendakian yang jelas- juga mulai diminati oleh wisatawan remaja dan

    mereka yang berjiwa petualangan.

    Umumnya obyek wisata yang dikembangkan di Indonesia masih mengandalkan pada

    daya tarik yang dimiliki sumberdaya wisatanya (resource based tourism) dan belum

    menggali lebih dalam pada segi keilmuannya (knowledge based tourism). Demikian juga

    dengan obyek wisata gunung api, yang baru memanfaatkan bentuk fisik dari suatu gunung

    api. Padahal diharapkan dari satu kegiatan wisata, wisatawan tidak hanya mendapat manfaat

    dari segi kesenangan (pleasure) belaka, tetapi juga bisa mendapatkan manfaat keilmuan yang

    berguna. Hal ini dapat menjadi nilai tambah pada obyek wisata tersebut. Atau bisa dikatakan

    gunung khususnya gunung api dapat dikatakan sebagai lokasi ekowisata. Menurut Iascurain

    (1987), ekowisata merupakan perjalanan ke tempat tempat alami yang relatif belum

    terganggu dan terpolusi dengan tujuan spesifik untuk belajar, mengagumi dan menikmati

    pemandangan alam dengan tumbuhan dan satwa liarnya serta budaya yang ada di tempat itu.

    Fenomena gunung api sebagai obyek dan daya tarik wisata alam sebetulnya tidak hanya

    sekedar menawarkan gunung dengan pemandangan alam dan udaranya yang sejuk, tetapi

    juga memiliki potensi daya tarik lain. Keberadaan kawah maupun kaldera, sumber air panas

    yang biasanya berkaitan dengan keberadaan gunung api juga menjadi daya tarik tambahan

    lainnya. Terlebih jika terdapat adat istiadat / budaya masyarakat setempat, seperti upacara

    tradisional maupun legenda yang berkaitan dengan gunung api ataupun letusannya.

    Selain daya tarik fisik, daya tarik non-fisik seperti pengetahuan tentang gunung api

    sebetulnya sangat beraneka ragam dan menarik untuk diceritakan pada wisatawan. Proses

    pembentukan gunung api, sejarah letusan, kegiatan dan aktivitas gunung api hingga

    terjadinya erupsi dan penanggulangan bahaya akibat letusannya merupakan daya tarik wisata

    yang bersifat ilmiah. Tempat-tempat pengawasan kegiatan/aktivitas suatu gunung berapi

    seperti menara pengawas misalnya, juga dapat dimanfaatkan menjadi obyek wisata ilmiah

    yang menarik, tidak hanya sekedar mengawasi kegiatan gunung berapi tapi juga

    menceritakan kegiatan dan fenomena alam tersebut kepada wisatawan. Bahkan masyarakat

    dapat mempelajari fenomena kegunungapian termasuk pencegahan dan penanggulangan

    bahaya letusan gunung api.

    Saat ini kegiatan pendakian gunung sedang menjadi primadona bagi kaum muda di

    Indonesia. Hal ini tentunya akan melambungkan gunung api sebagai primadona dalam

  • berwisata. Ada banyak yang dapat didapatkan saat kita melakukan pendakian gunung,

    diantaranya kita dapat mensyukuri nikmat yang Tuhan berikan. Ini pun tidak jauh berbeda

    dengan yang diatas artinya ketika kita mendaki gunung dan sampai di puncaknya maka

    segala kelelahan dan perjuangan yang telah kita lakukan mulai dari bawah sampai membawa

    kita ke puncak tersebut terbayar lunas ketika melihat begitu besarnya karunia yang tuhan

    berikan , ketika melihat begitu indah dan luarbiasanya ciptaan Tuhan maka berbagai

    rintangan yang telah dilewati terasa begitu indah ketika berada di puncak. Inipun sama seperti

    hidup ketika segala perjuangan yang kita lakukan telah berhasil membawa kita kepada

    puncak kesuksesan maka rintangan yang menghadang terasa tak berarti. Dengan adanya

    wisata gunung api ini, maka penduduk yang ada di sekitar gunung api juga akan

    mendapatkan dampak secara ekonomis. Mereka dapat berjualan makanan, minuman, pernak-

    pernik, dan lain-lain. Dan juga kegiatan wisata di gunung api ini juga akan menambahkan

    pendapatan kapita daerah.

  • V. DAFTAR PUSTAKA

    Badan Litbang Pertanian. 2011. Potensi Hara Di Balik Bencana Letusan Gunung Api. Sinar

    Tani

    Dickson,M.H., dan Fanelli, M., 2004, What Is Geothermal Energy, Instituto di Geoscienze,

    CNR , Pisa.

    Goff,F. and Cathy j.J., Encyclopedia of Volcanoes : Geothermal System, Academic Press,

    2000.

    Grant, M.A., Donaldson, J.G., Bixely P.F (1982) : Geothermal Reservoir Engineering,

    Academic Press.

    Gupta, H.K.1980. Geothermal Resources : An Energy Alternative. Elsevier Scientific

    Publishing Company, Amsterdam.

    Nenny.Miryani Saptadji (2001): Teknik Panas Bumi, Diktat Kuliah : ITB

    Rahayu, dkk. 2014. DAMPAK ERUPSI GUNUNG MERAPI TERHADAP LAHAN DAN

    UPAYA-UPAYA PEMULIHANNYA (Effects of Merapi Mountain Eruption on

    Arable Land and the Efforts of Rehabilitation). Jurnal Ilmu Pertanian Vol. XXIX No. 1

    https://ceeta.wordpress.com/2013/04/04/industri-semen/

    http://dinpertantph.jatengprov.go.id/berita030414a.html

    https://feroduastgon.wordpress.com/bencana-alam/gunung-meletus/hasil-letusan-gunung-

    berapi/