renstra operasiona l 2019 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/narasi rentra bkp...
TRANSCRIPT
RENSTRA OPERASIONAL
2015-2019
BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II PALANGKARAYA BADAN KARANTINA PERTANIAN
2 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
Rencana Strategis Operasional BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II
PALANGKARAYA Tahun 2015-2019
Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Badan Karantina Pertanian
Kementerian Pertanian 2016
3 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
Kata Pengantar Dalam rangka pelaksanaan Undang Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, serta penjabaran Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya telah menetapkan Rencana Strategis Tahun 2015-2019 pada tahun 2015. Mempertimbangkan perubahan lingkungan strategis dan pola pergerakan ekonomi di perbatasan negara dalam pelaksanaan pembangunan nasional dan pembangunan pertanian sejak tahun 2010 sampai tahun 2014, diperlukan langkah-langkah terobosan yang bukan merupakan upaya terpisah dari kebijakan sebelumnya.Diperlukan langkah terintegrasi yang saling memperkuat dalam rangka percepatan pembangunan karantina pertanian, terutama untuk meningkatkan upaya perlindungan terhadap kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan, lingkungan, dan keanekaragaman hayati, serta keamanan pangan. Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkarayaakan meningkatkan peran guna melakukan mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan melalui perlindungan kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina (HPHK), dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK), kemudian mendukung terwujudnya keamanan pangan, memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian, serta meningkatkan citra dan kualitas pelayanan publik. Sehubungan dengan hal tersebut, Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkarayamelakukan review Rencana Strategis tahun 2010-2014 dengan mengacu pada Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian untuk Tahun 2015-2019 dengan menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, serta anggaran yang diperlukan dalam Rencana Strategis Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya2015-2019 dengan mengacu pada Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian Tahun 2015-2019. Rencana Strategis Balai Karantina Pertanian Kelas II PalangkarayaTahun 2015-2019 ini selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan karantina pertanian tahun 2015-2019. Diharapkan pembangunan karantina pertanian dapat meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat khususnya di Propinsi Kalimantan Tengah.
Palangkaraya, Juni 2016 Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II
Palangkaraya
Ir. Eka Darnida Yanto, M.Si
1 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
1. PENDAHULUAN
RPJMN tahap-3 (2015-2019), sektor pertanian masih menjadi sektor penting dalam
pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian tersebut
digambarkan dalam kontribusi nyata pada penyediaan bahan pangan dan bahan
baku industri kecil dan menengah, penyumbang nyata Produk Domestik Bruto(PDB),
penghasil devisa negara, penyerap tenaga kerja, sumber utama pendapatan rumah
tangga perdesaan, penyediaan bahan pakan dan bioenergi, serta berperan dalam
upaya penurunan emisi gas rumah kaca.
Sejalan dengan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045,
pembangunan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan (2015-2019) akan
mengacu pula pada paradigma pertanian untuk pembangunan (agriculture for
development) yang memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak transformasi
pembangunan yang berimbang dan menyeluruh mencakup aspek demografi,
ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tata kelola pembangunan.
2. TUJUAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008
tentang Organisasi dan Tata kerja Unit Pelaksana teknis Karantina Pertanian
menyatakan bahwa UPT Karantina Pertanian mempunyai tugas pokok yaitu
:melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan,
serta pengawasan keamanan hayati hewani nabati. Dalam melaksanakan tugas
pokok tersebut diatas, Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya
menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan;
2. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,
penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa hama penyakit
hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina
(OPTK);
3. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK;
4. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;
5. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;
6. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan;
7. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati
hewani dan nabati;
2 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
8. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina hewan
dan tumbuhan;
9. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelangggaran peraturan perundang-
undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati
hewan dan nabati;
10. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Untuk merumuskan kegiatan yang berkelanjutan pada 2015-2019 diperlukan
perumusan visi misi unit kerja yang merangkum serta mengadaptasi dari visi dan
misi Kementerian Pertanian dan Badan Karantina Pertanian.
Visi Kementerian Pertanian adalah “Terwujudnya sistem pertanian-bioindustri
berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai
tambah tinggi berbasis sumberdaya lokal untuk kedaulatan pangan dan
kesejahteraan petani.”
Visi Badan Karantina Pertanian (BARANTAN), yaitu: “Menjadi Instansi yang
Tangguh dan Terpercaya Dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya Alam
Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta
Keamanan Pangan”.
Visi dalam Renstra Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) di atas, selanjutnya
menjadi acuan dalam penyusunan Visi Balai Karantina Pertanian Kelas II
Palangkaraya, yaitu “Mewujudkan Balai Karantina Pertanian sebagai UPT yang
Tangguh dan Terpercaya Dalam Perlindungan Kelestarian Sumber Daya Alam
Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta
Keamanan Pangan”.
Untuk mewujudkan visi Dalam kaitannya dengan tugas pokok dan fungsi Badan
Karantina Pertanian, maka Balai Karantina Pertanian Kelas II
Palangkarayamenetapkan Misi, yaitu:
1. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari
tumbuhan dari serangan Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK), dan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)
2. Mendukung terwujudnya keamanan pangan
3. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan
akses pasar komoditas pertanian
4. Memperkuat kemitraan perkarantinaan
3 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
5. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik .
Setelah perumusan misi unit kerja akhirnya Rencana Strategis Operasional Balai
Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya pada Tahun 2015-2019 menetapkan
tujuan pelaksanaan kegiatan, yaitu :
1. Terjaganya sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan HPHK
dan OPTK
2. Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari hewan dan
tumbuhan
3. Pengendalian importasi dan percepatan eksportasi melalui pencegahan masuk
dan keluarnya media HPHK dan OPTK
4. Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan perkarantinaan
5. Mewujudkan pelayanan prima
3. PROFIL BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II PALANGKARAYA
A. Karakteristik UPT
Berdasarkan Persetujuan Kementerian PAN melalui Surat Nomor :
B/682/M.PAN/3/2008 tentang penataan UPT lingkup Badan Karantina
Pertanian dan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor :
22/Permentan/OT.140/4/2008 Tanggal 3 April 2008, maka UPT Badan
Karantina Pertanian di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu Stasiun Karantina
Hewan Kelas II Palangkaraya dan Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas II
Palangkaraya digabung menjadi Balai Karantina Pertanian Kelas II
Palangkaraya.
Berdasarkan Permentan Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 Wilayah Kerja
Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya meliputi :
Bandara udara meliputi :
Tjilik Riwut Palangkaraya
Haji Hasan Sampit
Iskandar Pangkalan Bun
a. Pelabuhan Sungai meliputi :
Sampit
Panglima Utar Kumai – Pangkalan Bun
Seruyan
b. Kantor Pos Palangkaraya
Jumlah pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya sebanyak
52orang, yang terdiri dari 4 orang pejabat struktural yaitu Kepala Balai, Kasubag
4 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
Tata Usaha, Kasi Karantina Hewan dan Kasi Karantina Tumbuhan. Sedangkan
fungsional terdiri dari Medik Veteriner 6 orang, Paramedik Veteriner Penyelia
1orang, Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan 1 Orang, Paramedik Veteriner
Pelaksana 9orang, POPT Ahli Pertama 3orang, POPT Pelaksana Lanjutan 1
Orang, POPT Pelaksana 7 orang, tenaga teknis 12 orang dan staf administrasi 8
orang. Sedangkan matrik pegawai dari 2010 – 2015 dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya berdasarkan Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 Tanggal 23 April 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian
mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :
5 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
Balai Karantina Kelas II Palangkaraya terdiri atas: (a) Sub Bagian Tata Usaha; (b)
Seksi Karantina Hewan; (c) Seksi Karantina Tumbuhan.
a. Sub Bagia Tata Usaha
Sub Bagian tata usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Balai Karantina Kelas II
Palangkaraya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sub Bagian tata usaha
menyelenggarakan fungsi:
1) Koordinasi dan penyusunan rencana dan program di bidang perkarantinaan
hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati;
2) Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan;
3) Evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tata laksana, serta pengelolaan
urusan kepegawaian;
4) Penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan
hubungan masyarakat dan informasi publik; dan
5) Pelaksanaan urusan tata usaha Balai Karantina Kelas II Palangkaraya.
b. Seksi Karantina Hewan
Seksi Karantina hewan mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan
administrasi di seksi karantinan hewan unit organisasi di lingkungan Balai
Karantina Kelas II Palangkaraya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Seksi
Karantina Hewan menyelenggarakan fungsi:
1. Pengasingan dan Pengamatan dan tindakan karantina 8P
2. Layanan Pemeriksaan Media Pembawa HPHK
3. Penyelenggaraan laboratorium
4. Pelaksanaan perlakuan
5. Verifikasi dokumen pemeriksaan
6. Dokumen pendukung dan segel karantina hewan
7. Pemantauan Daerah Sebar HPHK
8. Pembuatan Koleksi HPHK
c. Seksi Karantina Tumbuhan
Seksi Karantina tumbuhanmempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan
administrasi di seksi karantina tumbuhan unit organisasi di lingkungan Balai
Karantina Kelas II Palangkaraya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Seksi
karantina tumbuhan menyelenggarakan fungsi
1. Pengasingan dan Pengamatan dan tindakan karantina 8P
6 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
2. Layanan Pemeriksaan Media Pembaa OPTK
3. Penyelenggaraan laboratorium
4. Pelaksanaan perlakuan
8. Verifikasi dokumen pemeriksaan
9. Kesekretariatan SAB
10. Pemantauan Daerah Sebar OPTK
11. Pembuatan Koleksi OPTK
d. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri
atas jabatan fungsional Medik Veteriner , Paramedik Veteriner , POPT Ahli dan POPT
Trampil yang dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk
oleh Kepala Balai Unit Pelaksana Teknis. Kelompok jabatan fungsional mempunyai
tugas :
Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,
penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa hama penyakit
hewan karantina (HPHK) dan OPTK;
Melakukan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK;
Melakukan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK ;
Melakukan pengawasan keamanan hayati hewani dan Nabati ;
Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya saat ini mempunyai 4 (Empat) wilayah
kerja meliputi :
1. Wilayah Kerja Bandara Tjilik Riwut
2. Wilayah Kerja Sampit
3. Wilayah Kerja Pangkalan Bun
4. Wilayah Kerja Pelabuhan Seruyan
Kempat wilayah kerja tersebut berada di di empat Kabupaten di
Kalimantan Tengah yaitu Wilker Bandara Tjilik Riwut di Kabupaten
Palangkaraya, Wilker Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur, Wilker
7 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
Pangkalan Bun di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Wilker Seruyan berada di
Kabupaten Seruyan.
Untuk petugas yang ditempatkan di Wilayah Kerja Bandara Tjilik Riwut
sebanyak 12 (dua belas) orang petugas, Wilayah Kerja Sampit sebanyak 10
(Sepuluh) orang petugas, Wilayah Kerja Pangkalan Bun sebanyak 9 (Sembilan)
orang petugas dan Wilayah Kerja Seruyan sebanyak 3 (Tiga) orang petugas.
Sedangkan untuk Kantor Pos Palangkaraya merupakan bagian dari Wilker
Bandara Tjilik Riwut yang hanya dilakukan tindakan pengawasan dan koordinasi
dengan pihak kantor pos jika ada komoditas karantina pertanian yang masuk,
B. Geografis
Provinsi Kalimantan Tengah, dengan ibukota Palangka Raya terletak antara
0°45’ Lintang Utara, 3°30’ Lintang Selatan dan 111°-116° Bujur Timur.
Provinsi Kalimantan Tengah merupakan provinsi terluas ke DUA di Indonesia
setelah Provinsi Papua dengan luas wilayah mencapai 153.564 Km².
Berdasarkan hasil penelitian terpadu yg telah melalui uji konsistensi
Kementerian Kehutanan, Kalimantan Tengah terdiri dari:
a. Kawasan Hutan : 12.675.364 Ha atau 82,16%
b. Kawasan Non Kehutanan : 2.751.416 Ha atau 17,84%.
Provinsi Kalimantan Tengah memiliki 11 (sebelas) sungai besar dan tidak kurang
dari 33 (tiga puluh tiga) sungai kecil/anak sungai, keberadaannya menjadi salah
satu ciri khas Provinsi Kalimantan Tengah. Adapun Sungai Barito dengan panjang
mencapai 900 km memiliki kedalaman mencapai 8 m, merupakan sungai
terpanjang di Kalimantan Tengah sehingga dapat dilayari hingga 700 km.
Batas Kalteng di utara sabuk pegunungan Muller Schwanner paling
tidak 52 bukit dari ketinggian 343 meter Bukit Ancah sampai 2278
meter Bukit Raya. Bukit Batu Tatau 1652 meter paling ujung perbatasan
Kalteng - Kaltim. Titik tertinggi wilayah Kalimantan Tengah terdapat di
Gunung Batu Sambang dengan ketinggian hingga 1660 Meter dpl.
Sebagai daerah yang beriklim tropis, wilayah Provinsi Kalimantan Tengah rata-
rata mendapat sinaran matahari sekitar 56,18% per tahun. Dimana kondisi udara
relatif cukup panas yaitu pada siang hari hari mencapai 33°C dan malam hari
23°C. Sementara rata-rata intensitas curah hujan per tahun relatif tinggi yaitu
mencapai 331,68 mm.
8 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
Berikut ini adalah peta wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II
Palangkaraya :
C. Data Frekuensi dan Volume Kegiatan Lalulintas Media Pembawa
HPHK/OPTK
Frekuensi Kegiatan Lalu Lintas Media Pembawa HPHK dan OPTK Tahun 2015
-
5,000
10,000
15,000
20,000
2015
2015
MP HPHK 15,424
MP OPTK 5,677
MP HPHK MP OPTK
9 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
1. Lalu lintas Media Pembawa HPHK
Data Frekuensi Kegiatan Ekspor Media Pembawa HPHK Tahun 2015adalah
Nihil:
Data Frekuensi Kegiatan Antar Area Domestik Masuk Media Pembawa
HPHK sebagai berikut :
Data Frekuensi Kegiatan Antar Area Domestik Keluar Media Pembawa
HPHK sebagai berikut :
-
1,000
2,000
3,000
4,000
2015
2015
HEWAN 3,172
BAH 1,138
HBAH 324
Benda Lain 815
HEWAN
BAH
HBAH
Benda Lain
-
5,000
10,000
2015
2015
HEWAN 8,549
BAH 1,414
HBAH 8
Benda Lain 4
HEWAN
BAH
HBAH
Benda Lain
10 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
2. Lalu lintas Media Pembawa OPTK
Data Frekuensi Kegiatan Impor Media Pembawa OPTK sebagai berikut :
Data Frekuensi Kegiatan Ekspor Media Pembawa OPTK sebagai berikut :
Data Frekuensi Kegiatan Antar Area Masuk Media Pembawa OPTK sebagai
berikut :
-
1
1
2015
2015
BIBIT TANAMAN -
HASIL TANAMAN HIDUP -
HASIL TANAMAN MATI 1
BIBIT TANAMAN
HASIL TANAMAN HIDUP
HASIL TANAMAN MATI
-
200
400
2015
2015
BIBIT TANAMAN 117
HASIL TANAMAN HIDUP -
HASIL TANAMAN MATI 335
BIBIT TANAMAN
HASIL TANAMAN HIDUP
HASIL TANAMAN MATI
-
1,000
2,000
3,000
2015
2015
BIBIT TANAMAN 1,737
HASIL TANAMAN HIDUP 2,198
HASIL TANAMAN MATI 307
BIBIT TANAMAN
HASIL TANAMAN HIDUP
HASIL TANAMAN MATI
11 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
Data Frekuensi Kegiatan Antar Area KeluarMedia Pembawa OPTK sebagai
berikut :
3. Tindakan Karantina (Pengasingan dan Pengamatan, Perlakuan,
Penolakan, Penahanan dan Pemusnahan)
1. Pengasingan dan Pengamatan
Di wilayah Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya terdapat
Kegiatan Pengasingan, Karena adanya Pemasukan atau Pengeluaran
Media Pembawa HPHK/OPTK yang diwajibkan untuk dilakukan tindak
pengasingan dan Pengamatan yaitu hewan besar (sapi,kuda dan
sejenisnya), hewan kesayangan, ungas, kelapa sawit dan ikutannya baik
ekspor, impor dan domestik.
2. Perlakuan
Kegiatanperlakuan pada Media Pembawa HPHK berupa desinfeksi untuk
tindakan pengamatan dan pengasingan yang di lakukan pada alat angkut
maupun sarana dan prasarana yang di gunakan dalam rangka tindakan
karantina.
Kegiatan Perlakuan pada Media Pembawa OPTK adalah perlakuan
fumigasi metil bromida sesuai dengan di lakukan pada media pembawa
OPT/ OPTK berupa Kelapa sawit dan ikutannya. Tindakan Perlakuan
Fumigasi ini dilakukan karena merupakan persyaratan teknis dari negara
tujuan Ekspor .
3. Penolakan
Kegiatan penolakan dilakukan, karena semua jenis pelanggaran
pemasukan Media Pembawa yang tidak di lengkapi dokumen dari daerah
-
100
200
300
2015
2015
BIBIT TANAMAN 165
HASIL TANAMAN HIDUP 140
HASIL TANAMAN MATI 225
BIBIT TANAMAN
HASIL TANAMAN HIDUP
HASIL TANAMAN MATI
12 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
asal yang merupakan kegiatan tangkapan yang dalam pemasukannya
tidak dilaporkan ke petugas karantina dan Media Pembawa ditangkap
setelah diturunkan dari alat angkut maka langsung dilakukan tindakan
penahanan dan selanjutnya di lakukan penolakan apabila pemilik tidak
bisa melengkapi dokumen yang di persyaratkan sesuai dengan jangka
waktu yang telah di tentukan dan pemilik bersedia men re eskpor.
4. Penahanan
Tindakan Penahanan yang dilakukan Balai Karantina Pertanian Kelas II
Palangkaraya di lakukan terhadap Media Pembawa HPHK/OPTK yang
pemasukannya tidak di lengkapi dengan dokumen yangdi persyaraktan .
apabila pemilik barang bisa melengkapi dukomen yang di persyatkan
dalam jangka waktu yang telah di tetepkan maka barang tersebut akan di
lepaskan. Pada tahun 2015 di di lakukan sebanyak 3 kali yaitu terhadap
Bibit Nanas, Bibit Kelengkeng dan Bawang daun serta seledri.
Tindakan penahanan ini dilakukan karena Media Pembawa tersebut
pemasukannya tidak di laporkan kepada petugas Karantina dan tidak
dilengkapi dengan Phytosanitary Certificate dari Negara asal, dan Media
Pembawa tersebut sudah diturunkan dari alat angkut.
Pemusnahan
Kegiatanpemusnahandi lakukan apabila selama penahanan pemilik tidak
biasa melengkapi dokumen yang di persyaratkan dalam jangka waktu
yang telah di tetapkan dan pemilik tidak mau men re ekspor. Selama
tahun 2015 dilaksanakan sebanyak 5 kali. Pemusnahan dilakukan
terhadap komoditi yang tidak memenuhi persyaratan pemasukan.
13 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
Tabel Berikut menyajikan data komoditi pertanian yang dimusnahkan selama Tahun
2015
Tabel Berikut menyajikan data komoditi pertanian yang dimusnahkan selama Tahun
2015
4. Permasalahan
A. Operasional
Provinsi Kalimantan Tengah sebagai salah satu wilayah di Negara
Kesatuan Republik Indonesia merupakan Provinsiyang sebagian besar
merupakan daratan yang luas, sehingga sangat besar kemungkinan masuknya
berbagai hama dan penyakit hewan dan tumbuhan melalui aktivitas lalu lintas
keluar masuknya produk pertanian, baik dari area lain di dalam wilayah RI.
Penahanan (KH-8a) Penolakan (KH-8b) Pemusnahan (KH-8c)
2 3 5 6 7 8
1 04/01/2015 MARMUT Sampit, Kotawaringin Timur Tjg Emas 6 Ekor 6 Ekor
2 07/01/2015 MARMUT Sampit, Kotawaringin Timur Tjg Emas 2 Ekor 2 Ekor
3 24/01/2015 AYAM JAGO Sampit, Kotawaringin Timur Tjg Perak 2 Ekor 2 Ekor
4 05/01/2015 BURUNG Kumai, pangkalan Bun Tanjung Perak 2 Ekor 2 Ekor
5 21/02/2015 AYAM JAGO Sampit, Kotawaringin Timur Tjg Emas 16 Ekor 16 Ekor
6 21/02/2015 KELINCI Sampit, Kotawaringin Timur Tjg Emas 2 Ekor 2 Ekor
7 25/02/2015 BRG MERPATI Sampit, Kotawaringin Timur Tjg Emas 4 Ekor 4 Ekor
8 25/02/2015 MARMUT Sampit, Kotawaringin Timur Tjg Emas 2 Ekor 2 Ekor
9 25/02/2015 AYAM JAGO Sampit, Kotawaringin Timur Tjg Perak 1 Ekor 1 Ekor
10 27/02/2015 AYAM Kumai, pangkalan Bun Tanjung Emas 3 Ekor 3 Ekor
11 27/02/2015 MARMUT Kumai, pangkalan Bun Tanjung Emas 1 Ekor 1 Ekor
12 27/02/2015 MARMUT Kumai, pangkalan Bun Tanjung Emas 10 Ekor 10 Ekor
13 19/03/2015 AYAM JAGO Sampit, Kotawaringin Timur Tjg Emas 1 Ekor 1 Ekor
14 24/03/2015 BURUNG BERKUTUT Sampit, Kotawaringin Timur Tjg Emas 2 Ekor 2 Ekor
15 02/07/2015 KUCING Kumai, pangkalan Bun Tanjung Emas 2 Ekor 2 Ekor
16 08/07/2015 DAGING BABI Kumai, pangkalan Bun Tanjung Emas 1500 Kilogram 1500 Kilogram 1500 Kilogram
17 27/07/2015 MERPATI Kumai, pangkalan Bun Tanjung Emas 4 Ekor 4 Ekor
18 01/08/2015 AYAM KAMPUNG Sampit, Kotawaringin Timur TANJUNG EMAS 3 ekor 3 ekor
19 06/08/2015 AYAM KAMPUNG Sampit, Kotawaringin Timur TANJUNG PERAK 2 ekor 2 ekor
20 06/08/2015 KELINCI Sampit, Kotawaringin Timur TANJUNG PERAK 5 ekor 5 ekor
21 06/08/2015 MERPATI Sampit, Kotawaringin Timur TANJUNG EMAS 2 ekor 2 ekor
22 06/08/2015 MERPATI Sampit, Kotawaringin Timur TANJUNG EMAS 2 ekor 2 ekor
23 30 Nov 2015 AYAM JAGO BANGKOK Sampit, Kotawaringin Timur Tjg. Emas 1 Ekor 1 Ekor
24 30 Nov 2015 MARMUT Sampit, Kotawaringin Timur Tjg. Emas 4 Ekor 4 Ekor
25 26/12/2015 BURUNG Kumai, pangkalan Bun Tanjung Emas 10 Ekor 10 Ekor
No Tanggal Komoditi Tempat pemasukan Pelabuhan AsalKeterangan
Penahanan Penolakan Pemusnahan
1 29/01/2015 Bibit Jeruk Pelabuhan Laut Sampit Surabaya 1 batang 1 batang
2 12/02/2015 Bibit Jeruk Pelabuhan Laut Sampit Surabaya 1 batang 1 batang
3 15/04/2015 Bibit Jeruk Pelabuhan Laut Sampit Surabaya 2 batang 2 batang
4 04/04/2015 Bibit Jeruk Bali Pelabuhan Laut Sampit Surabaya 3 batang 3 batang
5 27/04/2015 Benih Kelapa Sawit Bandara Tjilik Riwut Medan 25.000 butir 25.000 butir
6 01/06/2015 Bibit Jeruk Pelabuhan Laut Sampit Surabaya 1 batang 1 batang
7 13/06/2015 Bibit Jeruk Pelabuhan Laut Sampit Surabaya 2 batang 2 batang
8 07/07/2015 Bibit Jeruk Pelabuhan Laut Sampit Surabaya 3 batang 3 batang
9 16/12/2015 Bibit Jeruk Pelabuhan Laut Sampit Semarang 50 batang 50 batang
KeteranganNo Tanggal Komoditi Tempat Pemasukan Pelabuhan Asal
14 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
Berkaitan dengan hal tersebut maka keberadaan Balai Karantina Pertanian Kelas
II Palangkarayamenjadi sangat penting sebagai garda terdepan dalam mencegah
masuk atau keluarnyahama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme
pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) ke dalam/dari wilayah Negara
Republik Indonesia dan penyebarannya dari suatu area ke area lain.
Globalisasi dalam kerangka perdagangan internasional, mendorong
semakin meningkatnya arus lalulintas dan menurunnya secara bertahap
hambatan tarif (tariff barrier) dalam perdagangan hasil pertanian antar negara.
Keadaan ini mendorong masing-masing negara memperketat persyaratan
jaminan kesehatan, mutu dan keamanan hasil pertanian sebagai instrumen
pengendalian perdagangan antar negara.
Pada saat ini ancaman bermula dari daerah pintu pemasukan yang
dapat mengganggu kelestarian sumberdaya alam, ketentraman dan kesehatan
masyarakat, kesehatan pangan, gangguan terhadap produksi sektor pertanian,
serta lingkungan yang kemudian didefinisikan sebagai ancaman yang perlu
untuk dicegah masuk dan penyebarannya.Daerah yangmerupakan pintu
terdepan bagi masuknya ancaman gangguan terhadap produksi sektor pertanian
di kantong-kantong produksi. Kegiatan Pengawasan yang dilaksanakan oleh
petugas karantina pertanian mengalami kendala geografis yang begitu kompleks
belum lagi menghadapi permainan pedagang yang memiliki backingan dari
oknum aparat setempat dengan berbagai alasan kebijakan lokal.
Selain kondisi wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, salah satu faktor
yang yang menjadi hambatan teknis adalah keberadaan/status penyakit, yang
berdasarkan ketentuan internasional berkaitan dengan prevalensi hama dan
penyakit serta organisme pengganggu tumbuhan di suatu area/kawasan, sistem
surveilans yang dimiliki dan dilaksanakan, dan sistem pengendalian yang
dibangun yang antara lain :
PERMASALAHAN KH Sesuai dengan Permentan no. 113/permentan/PD.410/10/2013, tentang Tindak karantina terhadap sapi indukan, sapi bakalan, dan sapi siap potong masuk kedalam Negara RI, dapat dilakukan dengan Preshipmen Inspektion (PSI) , tata cara PSI, hal-hal yang dilakukan selama PSI, Mekanisme pembiayaan belum diatur secara jelas. Perlu peningkatan kapasitas Laboratorium untuk pemeriksaan penyakit pada sapi import (BVD, IBR, Para Tbc dll).Perlu peningkatan kemampuan Analisa Resiko bagi medik paramedik dalam pelaksanaan Tindak Karantina Terhadap sapi import. Belum semua wilker dilengkapi Instalasi karantina Hewan untuk Ternak besar.SKKH belum bisa sebagai dasar pelaksanaan TKH (belum menggambarkan situasi asal (daerah) penyakit). Jangka waktu Pemeriksaan RBT belum sesuia (range waktu pemeriksaan 30s/d 60 hari belum terpenuhi, Banyak ternak bibit/potong tujuan kalimantan Tengah, berasal dari daerah endemis Antrax (sulbar) yang melalui pelabuhan pemasukan wilayah kalimantan selatan, pemeriksaan belum menggarah ke penyakit tersebut.
15 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
Belum Semua wilker dilengkapi fasilitas Instalasi Untuk Hewan Pemabawa rabies (wilker sampit dan Wilker P.bun), Perlu peningkatan laboratorium untuk pengujian ellisa ( kit pemeriksaan dan Petugas yang mumpuni) Perlu penambahan anak kandang yang terbiasa berhubungan dengan anjing. Masih banyak pemasukan HPR yang tidak sesuai dengan SK Kepala badan Karantina Pertanian no 87/Kpts/KR.120/L/1/2016, tentang petunjuk teknis tindakan karantina Hewan terhadap HPR . Perlu juklak dan juknis tindakan karantina terhadap Tindakan karantina Terhadap Sarang walet yang belum dilakukan pembersihan selain ekspor ke china. Perlu juknis yang komprehensif untuk evaluasi rumah walet yang sudah teregistrasi untuk ekspor ke china. Perlu bimbingan teknis jenis-jenis pemeriksaan laboratorium pada walet yang belum dilakukan pemrosesan Terbatasanya anggaran untuk melakukan evaluasi rumah walet, untukekspor ke china. Belum tersedianya IKH untuk Unggas (burung, ayam, dsb), THK di tempat pemilik Belum adanya juknis pemeriksaan untuk unggas liar (tehnik pengambilan sampel) (stress, Uji HA/HI ?) Perlu Peningkatan laboratorium untuk pengujian HA/HI
PERMASALAHAN KT
Tindakan pengasingan dan pengamatan terhadap impor benih kelapa sawit
mengalami kendala tentang penyediaan lahan yang terisolir sesuai persyaratan di
Keputusan Kepala Barantan Nomor : 605/Kpts/HK.310/L/05/2012 tgl 1 Mei 2012.
Apabila proses tindakan Pengasingan dan Pengamatan memerlukan waktu lebih dari
enam bulan maka pemilik MP harus menyediakan lahan sekitar 30 Ha dengan
kondisi yang terisolir jauh dari tanaman famili palmae, hal ini sulit untuk dipenuhi
oleh pemilik MP.
Kondisi ini disebabkan impor benih selama ini dalam jumlah yang banyak, sekitar
1.000.000 benih tiap Surat Ijin.
Tindakan pengasingan dan pengamatan terhadap impor MP yang masuk melalui UPT
"A" selanjutnya dilakukan pengasingan dan pengamatan di dua tempat yaitu di BKP
Palangkaraya dan UPT "C".
MP yang diserahterimakan dari UPT "A" ke BKP Palangkaraya telah difasilitasi di
Aplikasi Eplaq tetapi serah terima sebagain MP yang dikirim ke UPT "C" untuk
pengasingan dan pengamatan belum difalisiltasi di Aplikasi Eplaq.
Pelepasan MP yang dilakukan Pengasingan dan Pengamatan di BKP Palangkaraya
dan di UPT "C" saling terkait, dan kondisi ini belum diatur.
BKP Palangkaraya belum memiliki Auditor Fumigasi PH3.
BKP Palangkaraya belum memiliki Auditor IKT.
16 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
Wilker tertentu lokasi pelabuhan sangat jauh dari kantor wilker (Bagendang -
Sampit, Bumiharjo - Pangkalanbun, Tempenek - Pangkalanbun).
Masih adanya perbedaan penentuan MP yang memerlukan dokumen SATSDN atau
dokumen lain dari BKSDA dan yang tidak.
Fumigator yang telah teregister ada yang tidak mendapat pekerjaan, sehingga
terancam terkena suspend atau bahkan pencabutan sesuai peraturan SAB, sehingga
tidak ada jaminan bahwa Perusahaan yang telah tergister oleh Barantan akan
mendapatkan pekerjaan.
Pelaksanaan audit surveilen terhadap pihak ketiga pelaksana tindakan karantina
yaitu Perusahaan Kemasan Kayu dan Perusahaan Fumigasi tidak terlaksana sesuai
jadwal yaitu tiap 6 (enam) bulan sekali, sesuai Keputusan Kepala Barantan Nomor :
699/Kpts/KT.240/L/9/10 dan 695/Kpts/KT.240/L/9/10, tgl 1 September 2010.
Kondisi dilapangan pelaksanaan audit surveilen 1 (satu) kali dalam setahun, hal ini
kemungkinan disebabkan oleh keterbatasan anggaran.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap pihak ketiga pemilik IKT dan pemilik
fasilitas ekspor PKE belum dilakukan sesuai jadwal, yaitu tiap 6 (enam) bulan sekali
sesuai peraturan Menteri Pertanian nomor: 73/Permentan/OT.140/12/2012 tgl 14
Desember 2012.
Kondisi dilapangan monitoring dan evaluasi ada yang dilakukan 1 (satu) kali dalam
setahun, hal ini disebabkan oleh terbatasnya anggaran.
B. Non Operasional
Permasalahan dan kendala yang muncul selalu berawal dari kegiatan yang
bersifat non operasional seperti ketersediaan sarana dan prasarana, sistem
manajemen mutu pelayanan publik, ketersediaan sumber daya, kemampuan dan
keahlian personil, dan karakteristik kewilayahan serta koordinasi dengan pihak-
pihak terkait.
Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah mempunyai keunikan karakteristik
masyarakatnya sendiri. Masyarakat Provinsi Kalimantan Tengahsejak dahulu
sudah terbiasa berhubungan dan bepergian ke kota lain. Sehingga lalu lintas
perdagangan manusia dan barang begitu luar biasa ramainya. Seakan tanpa
memikirkan resiko terbawanya bibit penyakit dari tetangga sebelah. Potensi
resiko rembesan media pembawa ke wilayah lain di luar wilayah Provinsi
Kalimantan Tengah sangat besar. Berbagai antisipasi telah dilakukan oleh para
petugas karantina untuk menanggulangi hal tersebut. Berbagai kegiatan
penahanan, penolakan, dan pemusnahan yang dilakukan selama ini rerata
merupakan barang tentengan yang dibawa.
Peningkatan kapasitas dan kapabilitas Personil di wilayah Balai Karantina
Pertanian Kelas II Palangkaraya harus terus ditingkatkan demi mengantisipasi
17 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
perubahan dan perkembangan jaman, selain itu personil yang dimiliki saat ini
masih dirasakan kurang dari sisi kuantitasnya. Masih ada Personil yang
melaksanakan perangkapan pekerjaan antara pekerjaan teknis operasional dan
administrasi perkantoran. Sedangkan tuntutan pekerjaan semakin hari semakin
bertambahterutama administrasi perkantoran. Berbagai macam jenis dan
bentuk laporan, sistem pekerjaan yang selalu berhubungan dengan teknologi
terbaru saling terhubung dan terkoreksi.
Permasalahan yang muncul selanjutnya adalah ketersediaan sarana dan
prasarana yang mendukung kegiatan operasional perkarantinaan pertanian.
Beban yang dipikul tidaklah ringan selain melaksanakan kegiatan sehari-hari
perkarantinaan pertanian dalam kerangka penanggulangan masuk dan
tersebarnya HPHK/OPTK dari dan ke wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya juga melaksanakan
kegiatan pengawasan terhadap media pembawa yang ditransitkan atau yang
melintas di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Kegiatan penahanan dan
pemusnahan yang dilakukan selama ini selalu ada dan sangat fluktuatif. Tidak
pernah ditemukan dalam masa pelaksanaan kegiatan selama 1 tahun yang tidak
menemukan tindakan penahanan dan pemusnahan. Kondisi sarana untuk
kegiatan penahanan dan pemusnahan yang dimiliki masih terbilang minim
sehingga masih banyak yang harus ditingkatkan.
5. AnalisaResiko
Berdasarkan Analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman),banyak
faktor yang berhubungan dengan ancaman resiko penyakit pada hewan dan
tumbuhan, serta status penyakit di suatu areayang terkait dengan tugas pokok dan
fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkarayasebagai berikut :
No Aspek Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) Peluang (Opportunities) Tantangan (Threats) 1 Penguatan
Kelembagaan a. Karantina Pertanian
merupakan satu-satunya organisasi perlindungan tana-man di Indonesia sehingga memiliki kewenangan penuh dalam melak-sanakan fungsi perlindungan ter-hadap varietas dan keamanan produk.
a. Kemampuan analisa resiko dibidang karan-tina hewan & karantina tumbuhan masih lemah dan belum didokumen-tasikan sebagai salah satu dasar pelaksanaan sistem perkarantinaan.
b. Kelembagaan karantina khususnya Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya masih memerlukan penye-suaian terhadap strategi perlindungan sumberdaya hayati & keamanan pangan serta koordinasi antar instansi.
c. Sistempengendalian & Sistem Pengukuran Kinerjabelum dapat mengikuti perkem-bangan tuntutan situasi terkini.
a. Dengan ditanda-tanginya berbagai MOU dengan ber-bagai pihak terma-suk aparat penegak hukum didarat & dilaut serta pihak yang terkait dengan lalu lintas perda-gangan peningkatan pengawasan terha-dap lalulintas media pembawa HPHK/OPTK akan semakin dapat dikondisikan dalam kerangka implementasi kerjasama tersebut.
a. Situasi dan kondisi yang berubah se-tiap saat serta ber-bagai macam mo-dus &cara pema-sukan media pem-bawa ilegal meru-pakan tantangan terbesar bagi pe-laksanaan ke-giatan pengawas-an lalu lintas media pembawa.
18 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
No Aspek Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) Peluang (Opportunities) Tantangan (Threats)
2 Penguatan Sumber daya manusia
a. Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya memiliki SDM yang dise-suaikan dengan kondisi per-kembangan di lapangan dalam penyelenggaraan perkarantinaan &pengawasan kea-manan hayati, yang terdiri dari tenaga fungsional karantina hewan (Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner), fungsi-onal karantina tumbuhan (POPT), Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), POLSUS dan Intelijen Karantina
b. StandarKompe-tensi SDM yang semakin tinggi sehingga saat ini SDM yang dimiliki mempunyai ke-mampuan analisa yang baik.
a. Distribusi SDM yang belum memperhitung-kan analisis beban kerja sehingga terjadi ketimpangan antara tenaga administrasi dan fungsional.
b. Kualitas, Kapasitas, Kapabilitas dan Kuantitas SDM yang belum sesuai dengan beban kerja operasional
a. Kondisi SDM yang dimiliki masih mempunyai rentang masa kerja yang panjang karena terdri dari tenaga-tenaga muda yang masih segar dan dapat dibina serta dibentuk sejak dini.
a. Bertugas didaerah perbatasan meru-pakan tantangan yang berat bagi petugas karantina pertanian saat ini. Walaupun telah didukung oleh fa-silitas dan sistem penggajian yang lebih baik akan tetapi tuntutan gaya hidup yang berlebihan serta pengaruh ling-kungan kerja di lapangan memer-lukan antisipasi sejak dini dengan kegiatan pembi-naan kerohanian & mental terhadap SDM yang dimiliki.
3 Sarana prasarana/infrastruktur
a. Mempunyai sarana & prasarana opera-sional pokok yang mampu mendukung terlaksananya ope-rasional penga-wasan & pelayanan karantina
b. Komitmen dari pim-pinan dan pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya untuk meningkatkan kua-litas pelayanan pu-blik semakin menguat
c. Unit Kerja telah memiliki alat ukur sebagai bagian dari sistem monev perbaikan pelaya-nan publik
a. Sarana/prasarana ope-rasional perlu penataan &peningkatan kualitas sesuai peruntukkan & standar penggunaan.
b. Saranapelayanan be-lum semuanya meme-nuhi standar minimal
c. Teknologi dan sistem informasi belum cukup memuaskan pemanfaat-annya dalam mening-katkan pelayanan dan manajemen kinerja internal
d. Sarana & Prasarana Operasional masih me-merlukan penataan & peningkatan kualitas mengikuti peningkatan beban operasional dan kepuasan masyarakat dalam pelayanan
e. Sistem pelayanan & pengawasan pelak-sanaan perkarantinaan belum optimal pene-rapannya
a. Seluruh unit kerja karantina pertanian di Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam mengajukan rencana pengembangan in-frastruktur perka-rantinaan pertanian yang disesuaikan dengan kebutuhan & kemampuan yang dimilki oleh Unit Kerja yang bersangkutan
b. Masih terbukanya la-han pengembangan infrastruktur di Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya sehingga ma-sih bisa lebih lanjut untuk merancang per-baikan infrastruktur perkarantinaan pertanian di Provinsi Kalimantan Tengah
a. Sumber daya yang terbatas yang tersedia di Wila-yah Provinsi Kalimantan Tengah harus dapat diman-faatkan secara maksimal untuk memenuhi in-frastruktur bagi pelayanan publik.
6. Rencana Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya TA. 2015 –
2019
19 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
No 3 Pilar Karantina Pertanian
Tahun Anggaran 2015
Tahun Anggaran 2016
Tahun Anggaran 2017
Tahun Anggaran 2018
Tahun Anggaran 2019
1 Penguatan Kelembagaan
a. Patroli Bersama Instansi Terkait : Bea & Cukai, Kepolisian, KSOP
b. Kerjasama Pe-meriksaan Hasil Pemantauan de-ngan BVET Banjarbaru
c. Sosialisasi Ka-rantina Per-tanian Tentang SOP Pemerik-saan Karantina
d. Penilaian Ins-talasi Karantina
e. Persiapan ISO-17025: 2005
f. Sirveillance I ISO 9001:2008
g. Penyusunan & Implementasi Standar Pela-yanan Publik
a. Koordinasi An-tar Instansi
b. Patroli Bersama Instansi Terkait : Bea & Cukai, Kepolisian, KSOP
c. Kerjasama Pemeriksaan Hasil Pemantauan dengan BVET Banjarbaru
d. Sosialisasi Ke-patuhan Ma-syarakat Ter-hadap Per-aturan Per-karantinaan
e. Penilaian Ins-talasi Karan-tina
f. Finalisasi Dokumen Mutu & Implementasi ISO-17025: 2005
g. Survelillance II ISO-9001: 2008
h. Penilaian Stan-dar Pelayanan Publik
a. Koordinasi An-tar Instansi
b. Patroli Bersama Instansi Terkait : Bea & Cukai, Kepolisian, KSOP
c. Kerjasama Pemeriksaan Hasil Pemantauan dengan BVET Banjarbaru
d. Sosialisasi Peraturan Perundangan Karantina
e. Penilaian Instalasi Karantina
f. Akreditasi Laboratorium ISO-17025: 2005
g. Resertifikasi ISO-9001: 2015
h. Implementasi & perbaikan berkelanjutan Standar Pela-yanan Publik
a. Koordinasi Antar Instansi
b. Patroli Bersama Instansi Terkait : Bea & Cukai, Kepolisian, KSOP
c. Kerjasama Pemeriksaan Hasil Pemantauan dengan BVET Banjarbaru
d. Sosialisasi Peraturan Perundangan Karantina Penilaian Instalasi Karantina
e. Surveillance I ISO-17025: 2005
f. Surveillance I ISO-9001: 2015
g. Implementasi & perbaikan berkelanjutanStandar Pela-yanan Publik
a. Koordinasi Antar Instansi
b. Patroli Bersama Instansi Terkait : Bea & Cukai, Kepolisian, KSOP
c. Kerjasama Pemeriksaan Hasil Pemantauan dengan BVET Banjarbaru
d. Sosialisasi Peraturan Perundangan Karantina Penilaian Instalasi Karantina
e. Surveillance II ISO-17025: 2005
f. Surveillance I ISO-9001: 2015 Implementasi & perbaikan berkelanjutanStandar Pela-yanan Publik
2 Penguatan Sumber daya manusia
a. Peningkatan Ke-mampuan SDM melalui keikut-sertaan pelatihan & workshop
b. Pembinaan men-tal pegawai
c. In House Training hasil pelatihan &workshop
d. Peningkatan Kualitas SDM Laboratorium
e. Penyuluhan bahaya narkoba
a. Peningkatan Kemampuan SDM melalui ke-ikutsertaan pe-latihan & workshop
b. Pelatihan Public Speaking
c. In House Training hasil pelatihan & workshop
d. Peningkatan Kualitas SDM Laboratorium
e. Penyuluhan bahaya narkoba
a. Peningkatan Kemampuan SDM melalui keikutsertaan pelatihan & workshop
b. Pelatihan Pe-ngembangan Kapasitas Pelayan Publik
c. In House Training hasil pelatihan & workshop
d. Peningkatan Kualitas SDM Laboratorium
e. Penyuluhan bahaya narkoba
a. Peningkatan Kemampuan SDM melalui keikutsertaan pelatihan & workshop
b. Pelatihan Pembinaan Mental Pegawai
c. In House Training hasil pelatihan & workshop
d. Peningkatan Kualitas SDM Laboratorium
e. Penyuluhan bahaya narkoba
a. Peningkatan Kemampuan SDM melalui keikutsertaan pelatihan & workshop
b. Pelatihan Pembinaan Mental Pegawai
c. In House Training hasil pelatihan & workshop
d. Peningkatan Kualitas SDM Laboratorium Penyuluhan bahaya narkoba
3 Sarana prasarana/infrastruktur
a. Pengadaan Pera-latan Pengolah Data
b. Pengadaan Meu-belair
c. Renovasi Gedung Pelayanan
a. Kendaraan Bermotor Roda 4, Roda 2 & Roda 3
b. Pengadaan Pe-ralatan Pengo-lah Data
a. Kendaraan Bermotor Roda 4
b. Pengadaan Lahan Instalasi Penahanan & Pemusnahan
a. Kendaraan Bermotor Roda 2
b. Pembangunan Instalasi Penahanan & Pemusnahan
a. Kendaraan Bermotor Roda 4, Roda 2 & Roda 3
b. Pengadaan Peralatan Laboratorium
20 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
No 3 Pilar Karantina Pertanian
Tahun Anggaran 2015
Tahun Anggaran 2016
Tahun Anggaran 2017
Tahun Anggaran 2018
Tahun Anggaran 2019
c. Pembangunan IKH Sampit dan Pangkalan Bun
d. Pegadaan Meubelair
e. Pengadaan Peralatan & Fasilitas Ge-dung Kantor
c. Renovasi IKH Tjilik Riwut
c. Pengadaan Peralatan Laboratorium
d. Pembangunan Pengamanan Lahan Instalasi & Pemusnahan
e. Pengadaan Peralatan Alat Pengolah Data
f. Pengadaan Peralatan Penahanan & Pemusnahan
c. Pengadaan Meubelair
d. Pengadaan Peralatan Alat Pengolah Data
7. PENUTUP
Rencana strategis Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya2015-2019
merupakan suatu dokumen yang disusun sesuai dengan amanat Undang Undang No.
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Rencana
strategis Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkarayaini mengacu pula pada
Undang Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025, Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi,
Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, visi dan misi
Kementerian Pertanian dan Badan Karantina Pertanian.
Dengan adanya penyesuaian terhadap visi, misi, tujuan, sasaran strategis, dan
Indikator Kinerja Utama (IKU), arah kebijakan dan strategi pembangunan karantina
hewan dan tumbuhan yang tertuang dalam dokumen Renstra Balai Karantina
Pertanian Kelas II Palangkaraya2015-2019, maka dokumen ini menjadi acuan bagi
penyusunan Rencana Kerja (Renja) Balai Karantina Pertanian Kelas II
Palangkarayadan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Balai Karantina Pertanian
Kelas II Palangkarayatahun 2015-2019.
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan karantina hewan dan tumbuhan
memerlukan adanya dukungan dan kerjasama antar unit kerja karatina pertanian se
Indonesia terkait, sertapartisipasi masyarakat.Komitmen dan kerja keras dari
pimpinan dan seluruh pegawai ASN (Aparatur Sipil Negara) yang berada di Balai
Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya, serta sinergitas dengan semua pihak
21 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
terkait sangat diperlukan dalam rangka mewujudkan harapan untuk menjadikan
pembangunan karantina hewan dan tumbuhan yang berdaya saing dan
berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.
22 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
Lampiran. Matrik Matrik Rencana Kerja 5 Tahun (TA. 2015-2019)
MATRIKS RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2015-2019
UPT BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II PALANGKARAYA
KEMENTERIAN PERTANIAN
3 PILAR KARANTINA PERTANIAN
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET ALOKASI (Rp Miliar)
TOTAL ALOKASI
2015-2019
LOKASI
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 (Rp
Miliar) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
PENGUATAN KELEMBAGAAN
Meningkatnya Kualitas tindakan karantina
IKK. 025
Jumlah sertifikasi karantina Impor, ekspor dan antar area terhadap media pembawa OPTK dan HPHK melalui pelaksanaan tindakan karantina (LAPORAN)
3.000 3.400 3.800 4.200 4.600 1,480 2,302 2,532 2,785 3,064 12,163
PENGUATAN SDM Terwujudnya good
governance & clean government
IKK. 037
Dukungan Internal Administrasi pengelolaan sertifikasi karantina pertanian (BULAN)
12 12 12 12 12 1,617 1,003 1,201 1,211 1,333 6,356
IKK. 038
Dukungan aparatur pegawai &layanan perkantoran (BULAN LAYANAN)
12 12 12 12 12 3,387 4,020 4,400 4,700 5,300 21,807
23 Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya Tahun 2015-2019
3 PILAR KARANTINA PERTANIAN
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET ALOKASI (Rp Miliar)
TOTAL ALOKASI
2015-2019
LOKASI
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 (Rp
Miliar) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR/ SARANA/PRASARANA
Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai
IKK. 039
Jumlah dan jenis sarana, infrastruktur, teknologi informasi yang sesuai kebutuhan dan memadai (UNIT)
58 100 130 145 160 0,268 1,924 2,231 3,002 3,100 10,525
6,752 9,249 10,364 11,698 12,797 32,332