punya jeje lo
DESCRIPTION
fhjgkjhjkdgfdjhgbnvccxTRANSCRIPT
KLARIFIKASI ISTILAH :
Otalgia Keadaan timbulnya keluhan nyeri pada telinga. Rasa nyeri yang dirasakan
tidak selalu disebabkan dari penyakit telinga itu sendiri, tetapi dapat berasal dari organ
lain yang rasa nyerinya dihantarkan ke telinga (nyeri alih).
ANALISIS MASALAH :
1. Anatomi telinga
Auris media :
Batas depan
Tuba eustachii
Batas belakang
Aditus ad anthrum
Canalis cervicalis pars verticalis
Batas atas
Tegmen timpani
Batas bawah
Vena/bulbus jugularis
Batas luar
Membrana tympani
Batas dalam
Berturut-turut dari atas ke bawah :
Canalis semicircularis horizontal
Canalis facialis
Oval window (tingkap lonjong)
Round window (tingkap bundar)
Promontorium
2. Penyebab nyeri :
a. Nyeri primer
Telinga luar
Furunkulosis
Benda asing
Otitis eksterna
Abses aurikula
Perikondritis aurikula
Telinga tengah
Otitis media akut
Mastoiditis akut
Aerotitis media akut
Sumbatan tuba eustachii akut
Idiopatik
Kompleks geniculatum nervus cranial VII
Cabang timpani dari nervus cranial IX
b. Nyeri sekunder
Laring ulserasi, carsinoma
Faring faringitis, ulserasi, tonsilitis akut
Rongga mulut neuralgia dentis, glositis
Esofagus benda asing, peradangan
Sebab-sebab lain tiroiditis akut, gondongan
LO :
Penatalaksanaan Otitis Media Akut :
Terapi tergantung pada stadium penyakitnya :
1. Stadium oklusi
Terapi ditujukan untuk membuka kembali tuba eustachius sehingga tekanan
negative di telinga tengah hilang dengan diberikan :
Obat tetes hidung HCL efedrin 0.5% dalam larutan fisiologis (anak<12
tahun) atau HCL efedrin 1 % dalam larutan fisiologis untuk anak di atas
12 tahun atau dewasa.
Mengobati sumber infeksi lokal dengan antibiotika bila penyebabnya
kuman.
2. Stadium hiperemis (presupurasi)
Antibiotic (golongan penisilin atau ampisilin) selama 7 hari dengan
pemberian IM pada awalnya agar tidak terjadi mastoiditis terselubung,
gangguan pendengaran sebagai gejala sisa, dan relaps.
Obat tetes hidung (decongestan)
Analgesic / antipiretic
3. Stadium supurasi
Diberikan dekongestan, antibiotika, analgetik/antipiretik.
Pasien harus dirujuk untuk dilakukan mirongotomi bila membrane timpani masih
utuh sehingga gejala-gejala klinis cepat hilang dan rupture (perforasi) dapat
dihindari.
4. Stadium perforasi
Diberikan obat cuci telinga perhidrol atau H2O3 3% selama 3-5 hari
Antibiotika yang adekuat sampai 3 minggu.
Biasanya secret akan hilang dan perforasi akan menutup sendiri dalam 7-10 hari.
5. Stadium resolusi
Antibiotika dapat dilanjutkan sampai 3 minggu bila tidak ada perbaikan
membrane timpani, secret dan perforasi.
Pengobatan pada anak-anak dengan kecenderungan mengalami otitis media akut
dapat bersifat medis atau pembedahan. Penatalaksanaan medis berupa pemberian
antibiotic dosis rendah dalam jangka waktu hingga 3 bulan. Alternative lain adalah
pemasangan tuba ventilasi untuk mengeluarkan secret terutama pada kasus-kasus yang
membandel. Keputusan untuk melakukan miringotomi umumnya berdasarkan kegagalan
profilaksis secara medis atau timbul reaksi alergi terhadap antimikroba yang lazim
dipakai.
Miringotomi
Miringotomi adalah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, agar terjadi
drainase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar. Miringotomi merupakan tindakan
pembedahan kecil dengan syarat harus dilakukan secara a-veu, anak harus tenang dan
dapat dikuasai agar membran timpani dapat terlihat. Lokasi dilakukannya miringotomi di
kuadran posterior-inferior.
Cara melalukan tindakan miringotomi :
• Memakai lampu kepala yang mempunyai sinar cukup terang
• Memakai corong telinga yang sesuai dengan besar luang telinga
• Memakai pisau khusus miringotomi yang berukuran kecil dan steril
Komplikasi Miringotomi :
• Perdarahan akibat trauma pada liang telinga luar
• Dislokasi tulang pendengaran
• Trauma pada fenestra rotundum
• Trauma pada nervus facialis
• Trauma pada bulbus jugulare
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan mengurangi faktor resiko terutama pada
anak-anak, bisa dengan beberapa seperti :
• Pencegahan terjadinya ISPA pada bayi dan anak
• Pemberian ASI minimal 6 bulan
• Hindari memberi makanan atau minuman ketika anak berbaring
• Hindari dari pajanan asap rokok
• Hindari memaksa keluarkan terlalu keras mucus
• Biasakan untuk tidak sering mengorek-ngorek liang telinga
• Lindungi telinga selama penerbangan atau saat berenang
Sumber : boeis dan fkui