puisi jawawi imron

Upload: rhobertpunya-cucu

Post on 01-Mar-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 PUISI JAWAWI IMRON

    1/3

    BULAN tertusuk LALANG

    Bulan Tertusuk Lalangbulan rebah

    angin lelah di atas kandangcicit-cicit kelelawarmenghimbau di ubun bukit

    di mana kelak kujemput anak cucukumenuntun sapi berpasang-pasang

    angin termangu di pohon asambulan tertusuk lalang

    tapi malam yang penuh belas kasihanmenerima semesta bayang-bayang

    dengan ramah menidurkannyadalam ranjang-ranjang nyanyian

    1978

    SENANDUNG NELAYAN

    angin yang kini letihbersujud di pelupuk ibu

    laut! apakah pada debur ombakmuterangkum sunyi ajalku

    oi buih-buih "aman saling berburu

    kali ini doaku lumpuhgagal mengusap tujuh penjuru

    pada siapa #kan kulepas napas cemburujika sebutir airmata adalah permata

    $erlu telukmu hati!dari bisik ke bisik perahu beringsut maju

    jika nanti bulan datang menyingkap teka-tekimutak sia-sia kujilat luka purba

    tempat senyum menetasjadi iman dan layar

    197%

    SUNGAI KECIL

    sungai kecil sungai kecil! dimanakah engkau telah kulihatantara cirebon dan purwokerto ataukah hanya dalam mimpi

    di atasmu batu-batu kecil sekeras rinduku dan di tepimu daun-daun bergoyang menaburkan sesuatu yang kuminta dalam doaku

    sungai kecil sungai kecil! terangkanlah kepadaku di manakah negeriasalmu

    di atasmu akan kupasang jembatan bambu agar para petanimudah melintasimu dan akan kubersihkan lubukmu agar

    para perampok yang mandi merasakan dingin airmusungai kecil sungai kecil! mengalirlah terus ke rongga jantungku

    dan kalau kau payah istirahatlah ke dalam tidurku! kau yang jelitakutembangkan buat kasihku

  • 7/26/2019 PUISI JAWAWI IMRON

    2/3

    198&

    KETEMU JUGA AKHIRNYA

    kucari sosok tubuhmupada bias sukma di langit

    meski langit tak mungkin secantik kenangannyatanya kau termangu di tikung sungai

    merenungi percakapan daging dan tulangketemu juga akhirnya

    bayang-bayang yang akan tetapterkatung pada ranting penyesalan

    kalau besok kubangun bendungan di sungai hijaumaka air harus mengalir

    menyusul roh-roh yang belum pulang1979

    KOLAM

    kutunjukkan padamu sebuah kolamhai jangan terburu engkau menyelam!

    di situ sedang mekar setangkai katayang para pendeta tak tahu maknanya

    dari manakah seekor capung yang biru ituia datang tanpa salam dan pergi tanpa pamitan

    tapi ekornyajelas menuding pusat keheningan

    ketika langit jadi gulitasenandung malam makin mendasardari kolam itu tumbuh keikhlasan

    mengajarkan sujud yang paling berendam

    1979

    DI BUKIT WAHYU

    Tengah hari di bukit wahyu kubaca $uisi-'u( )ku tak tahu manakah yanglebih biru langitkah atau hatiku*+un!* $erintah-'u( 'aka terjadilah alam rahmat dan sorga( Bahkan di

    hidung anjing +aubedakan sejuta bau(,alam jiwaku kini hinggap sehelai daun yang gugur(

    elanjutnya senandung lalu matahari mundur ke u.uk timur waktu punkembali pagi( ,i mata embun membias rentetan riwa-yat mengeja-ngejadesir darahku( ada selubung lepas dariku angin pun bangkit dari paruh

    kepodang di pucuk pohon kenanga(

    1979

    KERAPAN

    1saronen /T0 ditiup orangutan

    darah langit jatuh di padang hatimu yang di.ermentasi menjadisarapan siang

  • 7/26/2019 PUISI JAWAWI IMRON

    3/3

    biarkan maut menghimbau karena jejakmu telah diangkutorang ke sampan

    sampai kapan ya ujung lalang itu menyentuh awan

    ah harum nangkamu menerbangkanku ke bintangtapi ekor panjang tersentak anak di bumihingga aku turun kembali

    tanduk yang dibungkus beludru itu jangan dibuka nanti matahari pecah

    olehnyamendung wahai mendung!jangan curahkan tangismu

    sebelum daun jati sempurna ranggasnyamaka daun-daun siwalan berayun karena angin tak henti bersiul

    dan kalau putus nadimu jangan khawatirdenyutmu akan terus hidup di laut

    2sepasang sapi dengan lari yang kencang membawaku ke garis

    kemenanganarya wiraraja! butuhkan aku menangaku meloncat dan terjun di lapangan

    aku tertidur dan mimpiku anehkuterima piala

    berupa sebuah tengkorakyang dari dalam berdentang sebuah lonceng

    3sapi! barangkali engkaulah anak yang lahir tanpa tangis

    suaramu jauh malam menderaskan kibaran panjilarimu kencang melangkahi rindu sehingga topan senang

    mengecup dahimujangan mungkir bulan telah tidur dalam hatimu

    bisikmu lirih menipiskan pisau yang akan memotong lehermubila kau tak sanggup berpacu lagi

    dari hati tuanmu kini terdengar semerbak bumbu

    4soronen itu masih saja ditiup orang

    embun terangkat kaki-kaki mengalirdari saujana ke saujana

    tuhan!tanah lapang itu tak seberapa jauh

    1978- See more at:

    http://vitrisukses.blogspot.co.id/2013/06/kumpulan-puisi-dzaai-

    imron-bulan.html!sthash."#$#i%ap.dpu&