puisi jawawi imron
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 PUISI JAWAWI IMRON
1/3
BULAN tertusuk LALANG
Bulan Tertusuk Lalangbulan rebah
angin lelah di atas kandangcicit-cicit kelelawarmenghimbau di ubun bukit
di mana kelak kujemput anak cucukumenuntun sapi berpasang-pasang
angin termangu di pohon asambulan tertusuk lalang
tapi malam yang penuh belas kasihanmenerima semesta bayang-bayang
dengan ramah menidurkannyadalam ranjang-ranjang nyanyian
1978
SENANDUNG NELAYAN
angin yang kini letihbersujud di pelupuk ibu
laut! apakah pada debur ombakmuterangkum sunyi ajalku
oi buih-buih "aman saling berburu
kali ini doaku lumpuhgagal mengusap tujuh penjuru
pada siapa #kan kulepas napas cemburujika sebutir airmata adalah permata
$erlu telukmu hati!dari bisik ke bisik perahu beringsut maju
jika nanti bulan datang menyingkap teka-tekimutak sia-sia kujilat luka purba
tempat senyum menetasjadi iman dan layar
197%
SUNGAI KECIL
sungai kecil sungai kecil! dimanakah engkau telah kulihatantara cirebon dan purwokerto ataukah hanya dalam mimpi
di atasmu batu-batu kecil sekeras rinduku dan di tepimu daun-daun bergoyang menaburkan sesuatu yang kuminta dalam doaku
sungai kecil sungai kecil! terangkanlah kepadaku di manakah negeriasalmu
di atasmu akan kupasang jembatan bambu agar para petanimudah melintasimu dan akan kubersihkan lubukmu agar
para perampok yang mandi merasakan dingin airmusungai kecil sungai kecil! mengalirlah terus ke rongga jantungku
dan kalau kau payah istirahatlah ke dalam tidurku! kau yang jelitakutembangkan buat kasihku
-
7/26/2019 PUISI JAWAWI IMRON
2/3
198&
KETEMU JUGA AKHIRNYA
kucari sosok tubuhmupada bias sukma di langit
meski langit tak mungkin secantik kenangannyatanya kau termangu di tikung sungai
merenungi percakapan daging dan tulangketemu juga akhirnya
bayang-bayang yang akan tetapterkatung pada ranting penyesalan
kalau besok kubangun bendungan di sungai hijaumaka air harus mengalir
menyusul roh-roh yang belum pulang1979
KOLAM
kutunjukkan padamu sebuah kolamhai jangan terburu engkau menyelam!
di situ sedang mekar setangkai katayang para pendeta tak tahu maknanya
dari manakah seekor capung yang biru ituia datang tanpa salam dan pergi tanpa pamitan
tapi ekornyajelas menuding pusat keheningan
ketika langit jadi gulitasenandung malam makin mendasardari kolam itu tumbuh keikhlasan
mengajarkan sujud yang paling berendam
1979
DI BUKIT WAHYU
Tengah hari di bukit wahyu kubaca $uisi-'u( )ku tak tahu manakah yanglebih biru langitkah atau hatiku*+un!* $erintah-'u( 'aka terjadilah alam rahmat dan sorga( Bahkan di
hidung anjing +aubedakan sejuta bau(,alam jiwaku kini hinggap sehelai daun yang gugur(
elanjutnya senandung lalu matahari mundur ke u.uk timur waktu punkembali pagi( ,i mata embun membias rentetan riwa-yat mengeja-ngejadesir darahku( ada selubung lepas dariku angin pun bangkit dari paruh
kepodang di pucuk pohon kenanga(
1979
KERAPAN
1saronen /T0 ditiup orangutan
darah langit jatuh di padang hatimu yang di.ermentasi menjadisarapan siang
-
7/26/2019 PUISI JAWAWI IMRON
3/3
biarkan maut menghimbau karena jejakmu telah diangkutorang ke sampan
sampai kapan ya ujung lalang itu menyentuh awan
ah harum nangkamu menerbangkanku ke bintangtapi ekor panjang tersentak anak di bumihingga aku turun kembali
tanduk yang dibungkus beludru itu jangan dibuka nanti matahari pecah
olehnyamendung wahai mendung!jangan curahkan tangismu
sebelum daun jati sempurna ranggasnyamaka daun-daun siwalan berayun karena angin tak henti bersiul
dan kalau putus nadimu jangan khawatirdenyutmu akan terus hidup di laut
2sepasang sapi dengan lari yang kencang membawaku ke garis
kemenanganarya wiraraja! butuhkan aku menangaku meloncat dan terjun di lapangan
aku tertidur dan mimpiku anehkuterima piala
berupa sebuah tengkorakyang dari dalam berdentang sebuah lonceng
3sapi! barangkali engkaulah anak yang lahir tanpa tangis
suaramu jauh malam menderaskan kibaran panjilarimu kencang melangkahi rindu sehingga topan senang
mengecup dahimujangan mungkir bulan telah tidur dalam hatimu
bisikmu lirih menipiskan pisau yang akan memotong lehermubila kau tak sanggup berpacu lagi
dari hati tuanmu kini terdengar semerbak bumbu
4soronen itu masih saja ditiup orang
embun terangkat kaki-kaki mengalirdari saujana ke saujana
tuhan!tanah lapang itu tak seberapa jauh
1978- See more at:
http://vitrisukses.blogspot.co.id/2013/06/kumpulan-puisi-dzaai-
imron-bulan.html!sthash."#$#i%ap.dpu&