public domain...benda di luar perniagaan secara keseluruhan) 2. negara adalah eigenaar menurut hukum...
TRANSCRIPT
Seri Hukum Administrasi
PUBLIC DOMAINBAGUS OKTAFIAN ABRIANTO
Materi Perkuliahan
Perbedaan Paham1
Hak Menguasai Negara2
Praktik Indonesia4
Cara Mendapatkan/ Menggunakan
Benda Public Domain3
Amongst the sinners, the
gravest is he who finds time
to discuss the faults of
others
Ustman bin Affan
Latar Belakang
Tujuan Negara
Dalam rangka pelaksanaan
tujuan negara yang ada dalam
pembukaan UUD NRI Alinea ke-
4
Fasilitas
Pemerintah dalam
melaksanakan tugasnya untuk
mewujudkan tujuan negara
memerlukan fasilitas
Public Domain
Pemerintah dapat memliki hak-
hak atas benda-benda yang
digunakannya sebagai fasilitas
tersebut
Perbedaan PendapatMenurut para ahli hukum
9,000
8,000
6,000
4,000
3,000
2,000
Thorbeeke Von Reeken
Proudhon Vegting
Barckhausen
Marcel Waline
Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikansaripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpaldarah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. MakaMaha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik
QS. Al Mu’minun 12-14.
ProudhonSarjana Perancis
Telah membagi kedudukan hukum kepunyaan negara
menjadi :
1. Kepunyaan privat (domaine prive)
2. Kepunyaan public (domaine public)
Ad. 1. kepunyaan privat meliputi benda-benda yang
dipakai oleh aparat pemerintah dalam melakukan
tugasnya. Kemanfaatan benda tersebut secara langsung
digunakan oleh aparat pemerintah. (jarang dipakai umum),
rumah dinas, mobil dinas, kebun pemerintah, dll
Ad. 2. kepunyaan public meliputi benda yang disediakan
pemerintah untuk dipakai masyarakat dan dapat dinikmati
secara langsung oleh masyarakat. Misal telepon umum,
lapangan olah raga, GOR, dll
Domaine prive diatur dalam hukum perdata biasa,
sementara domaine public diatur oleh hukum tersendiri
yaitu hukum domaine public.
Menurut Proudhon, dalam hal
kepunyaan public, pemerintah
bukan sebagai eigenaar/
pemilik, melainkan hanya pihak
yang menguasai (beheren) dan
yang mengawasi. Sehingga
timbul ketidaksepakatan atas
hal ini.
VegtingMeskipun domaine public itu berlaku hukum tersendiri dan bersifat
istimewa, tetapi pemerintah/ negara tetap menjadi eigenaar
Marcel Waline
Dalam menjalankan hak tersebut (memakai fasilitas) pemerintah tidak seperti eigenaar biasa,
sebab tindakannya terbatas saja. Tetapi ia tetap eigenaar.
I see humans but
not humanity
Barckhausen
Adanya domain public itu tidak
pernah dimaksudkan untuk
menentang hukum perdata
biasa melainkan hanya
menuntut pengkhususan
pengaturan tentang domain
public tersebut. Namun seperti
benda lainnya, domain public
tersebut dapat juga menjadi
objek sebagaimana
kepunyaan privat.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,
harusnya semakin tinggi pula tangka kepekaannya
terhadap kemanusiaan
ThorbeckeSarjana Belanda
Benda yang bukan benda perniagaan
tidak dapat menjadi pokok bezit,
sehingga benda tersebut tidak dapat
menjadi hak eigendom
Sepakat dengan Proudhon
Benda-benda yang tidak dapat
dijadikan hak eigendom tersebut tentu
saja bukan milik seorang eigenaar.
Dengan demikian, pemerintah bukanlah
eignaar terhadap benda public domain,
sebab public domain bukan benda
perniagaan
Von ReekenMenentang Pendapat Thorbecke
1. Benda yang diselenggarakan untuk kepentingan umum
bukanlah benda di luar perniagaan, sebab benda di luar
perniagaan adalah benda yang dikeluarkan dari
pergaulan hukum biasa (maka public domain bukanlah
benda di luar perniagaan secara keseluruhan)
2. Negara adalah eigenaar menurut hukum privat biasa
dari public domain sehingga hukum privat berlaku pula
bagi benda tersebut sepanjang tidak bertentangan
dengan kepentingan publiknya. Bila benda tersebut
digunakan untuk kepentingan umum maka Sebagian
benda tersebut menjadi benda “di luar perniagaan”
sehingga tidak seluruhnya dikeluarkan dari lapangan
hukum privat biasa.
Ilmu itu lebih baik daripada harta, ilmu akan menjagamu sedangkan engkaulah yang menjaga harta. Ilmu itu hakim (yang memutuskan
berbagai perkara) sedangkan harta adalah yang dihakimi. Telah mati para penyimpan harta dan tersisalah para pemilik ilmu, walaupun diri-diri
mereka telah tiada, akan tetapi pribadi-pribadi mereka tetap ada pada hati-hati manusia (Imam Abu Hanifa)
Hak Mengusai Negara dan Public Domain di Indonesia
Adanya ketentuan yang ditegaskan di awal dictum UUPA itu maka di Indonesia tidak dikenal adanya
kepemilikan oleh negara terhadap public domain agraris, tetapi hukum Indonesia hanya mengenal “hak
menguasai”. Dengan demikian berdasar UUPA negara Indonesia dalam bidang keagrariaan tidak
mengenai domain verklaring (tanah tak bertuan menjadi milik negara), yang dikenal adalah “hak
menguasai negara”
Pemerintah/ negara tidak bisa disebut eigenaar atas benda-benda obyek agrarian. Memang benar bahwa
berdasarkan pasal II Aturan Peralihan UUD NRI 1945, KUHP berlaku (pasal 519, 520, 521, 523). Namun
karena pasal-pasal tersebut dan juga Buku II BW menyangkut bumi, air, dan kekayaan di dalamnya maka
berdasarkan UU 5/1960, peraturan tersebut tidak berlaku sejak tahun 1960.
Secara teoritis memang penafsiran berdasar pasal-pasal tersebut dapat dijadikan pendekatan untuk
memahami kedudukan dan sifat hukum public domain, namun secara normatif (yurudis formal) UU 5/1960
telah menegaskan bahwa dengan berlakunya UUPA maka Buku II BW sepanjang mengenai Bumi, Air, dan
kekayaan alam yang terkandung didalamnya dinyatakan dicabut
Hak Menguasai Negara
Dasar Konstitusional hak menguasai negara adalah pasal 33 ayat (3)
UUD NRI 1945 “bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai negara dan dipergunakan unruk sebesar-besar
kemakmuran rakyat”.
Pasal 2 ayat (1) dan (2) UUPA menyatakan
1) (1) Atas dasar ketentuan dalam pasal 33 ayat (3) Undang-undang
Dasar dan hal-hal sebagai yang dimaksud dalam pasal 1, bumi, air
dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung
didalamnya itu pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh Negara,
sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat.
2) (2) Hak menguasai dari Negara termaksud dalam ayat (1) pasal ini
memberi wewenang untuk:
a. mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan,
persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa
tersebut;
b. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara
orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa,
c. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara
orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai
bumi, air dan ruang angkasa.
Perkembangan
UU 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan negara
PP 27 tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik
Negara/ Daerah
Peraturan lainnyaBerkaitan dengan Barang Milik Negara/ daerah
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas
Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Tim Penertiban Barang Milik Negara
4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 403/KMK.06/2013 Tentang Tentang Pedoman Pelaksanaan
Tindak Lanjut Penertiban Barang Milik Negara Pada Kementerian/Lembaga
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/Kmk.6/2013tabel Masa Pemanfaatan BMN
6. PMK 90 2014 Perubahan PMK 1 2013 Penyusutan BMN Pada Entitas Pemerintah Pusat
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 251 PMK.06 2015 Tentang Tata Cara Amortisasi Barang Milik
Negara Berupa Aset Tak Berwujud Pada Entitas Pemerintah Pusat
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218 PMK. 06 2015 Tentang Tata Cara Penyimpanan
Dokumen Kepemilikan Barang Milik Negara
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66 PMK.06 2016 Tentang Penilaian Kekayaan Yang Dikuasai
Negara Berupa Sumber Daya Alam,
10.Dll
BMN menurut UU 1/2004
Barang Milik Negara
adalah semua barang
yang dibeli atau
diperoleh atas beban
APBN
atau berasal dari
perolehan lainnya
yang sah.
Barang milik
negara/daerah yang
diperlukan bagi
penyelenggaraan
tugas pemerintahan
negara/daerah tidak
dapat
dipindahtangankan.
Pemindahtanganan
barang milik
negara/daerah
dilakukan dengan cara
dijual,
dipertukarkan,
dihibahkan, atau
disertakan sebagai
modal Pemerintah
setelah mendapat
persetujuan
DPR/DPRD.
Pihak mana pun
dilarang melakukan
penyitaan terhadap
BMN
Hak-hak Pemerintah untuk Mengambil dan Menggunakan Milik Pribadi
Seseorang
Pencabutan hak milik atas barang-barang milik
pribadi seseorang hanya dapat dilakukan oleh
pemerintah dengan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang tegas.
Video
Thank youBagus Oktafian Abrianto