Prof.dr. Zubairi Djoerban SpPD KHOM FINASIM

Lahir 11/02/1947. Lulus Dokter FKUI 1971

Ketua Dewan Pertimbangan PB IDI

Ketua Tim Second Opinion IDI-KPK

Ketua Satgas IDI untuk COVID-19

Salah satu pendiri Yay. Pelita Ilmu dan Yay. Lupus Indonesia

Anggota Panel Ahli HIV IMS

Ka Yayasan RS Kramat 128

Mantan Ketua Senat Fakultas FKUI

Ketua Pokdisus AIDS FKUI RSCM

Ketua Tim Pemeriksa Capres Cawapres 2009 dan 2014

Ketua: Kolegium Ilmu Penyakit Dalam, MPPK PB IDI, POI, PHTDI

Peneliti Utama Indonesia untuk HPTN 074 (Integrated Treatment and

Prevention for People who inject drug)

UPDATE COVID-19 DAN HIV/AIDS

(ZUBAIRI DJOERBAN)

https://newssetup.kontan.co.id/news/who-jumlah-kasus-mingguan-virus-

corona-turun-hampir-setengah-hanya-dalam-5-minggu

Persentase Kasus Positif Seminggu terakhir

Indonesia 19.1% (9 April) dari 24.5% (22 Pebr)

Jakarta 9.7% (9 April) dari 17.5% (22 Pebr.)

RS Penuh, sekarang berkurang, terisi 49%

Penambahan kasus harian masih lebih dari 5 ribu

Total Indonesia 1. 552.260 (9 April)

Ada Kemajuan, tetapi masih serius

1

Boleh Uji Coba Sekolah Tatap Muka

Persentase < 5%: aman

Terima kasih VAKSIN

INDONESIA 181.554.465, JAKARTA 8.815.157

Sasaran Vaksinasi Tahap 1 dan 2

– Indonesia 40.349.051, Jakarta 3.000.689

Total Vaksinasi

Dosis I: 9.169. 299 (22.8%), Jakarta 1.436. 663 (47.9%)

Dosis II: 4.554.695 (11.3%), Jakarta 619.311 (20.6%)

Terima kasih Sasaran Total

INDONESIA

Target 148.764, Jakarta 112.301

Capaian Dosis I: 98.4%, Jakarta 109.1%

Capaian Dosis II: 88.&%, Jakarta 95.1%

Jumat 17.00

Target dan Capaian Tenaga Kesehatan

INDONESIA:

Target 21.553.118, Jakarta 911.631

Suntikan I: 1.844.923 (8.6%), Jakarta 500.370 (54.9%)

Suntikan II: 439.807 (2%), Jakarta 142.698 (15.7%)

Terima kasih LANJUT USIA

INDONESIA

Target: 17.327.160, Jakarta 1.976.757

Dosis I: 5.905.406 (34.1%), Jkt 813.740 (41.2%)

Dosis II: 2.812.292 (16.2%, Jkt 369.813 (18.7%)

Pelayan Publik

EMBARGO, Jumlah Vaksin Tersedia

Jumlah Vaksinator

Perubahan indikasi karena muncul bukti baru

Hoax

Efek Samping

Bencana Alam

Varian Virus

dll

Terima kasih MASALAH

Embargo: pendekatan ke negara produksi, sosialisasi

Jumlah Vaksinator: tingkatkan pelatihan

Perubahan indikasi: sosialisasi

Hoax: sampaikan data, kerjasama dg media, toga toma

Efek Samping: sebagian besar ringan, sosialisasi

Bencana Alam: segera atasi

Varian Virus: update data

Implementasi kebijakan, konsistensi

Terima kasih Pemecahan Masalah

1

Terima kasih

APAKAH VAKSIN COVID-19

AMAN UNTUK ODHA?

(Orang Dengan HIV/AIDS)

AMAN untuk odha

Manfaat vaksin sama seperti thd anggota masyarakat

Mencegah penularan covid-19

Mencegah sakit berat akibat COVID-19

ARV wajib lanjut

Setelah Vaksinasi Tetap perlu Masker

BPOM dam Tim Ahli telah menilai bhw benar2 aman dan

efektif, so don’t worry

Vaksin merangsang sistem kekebalan tubuh kita

memproduksi antibodi guna melawan virus SARS-CoV-2

Terima kasih KEAMANAN VAKSIN UNTUK ODHA

KLINIS: Menurunkan angka kematian dan kesakitan

VIROLOGI: Stop progresifitas peny. dg tekan viral ld

IMUNOLOGI: Memulihkan sistem imun,

mengurangi infeksi oportunistik

EPIDEMIOLOGI: Mengurangi penularan HIV

TREATMENT IS PREVENTION

Terima kasih Tujuan Terapi ARV

Permasalahan

Estimasi 543.100

Terdiagnosis 398.784

Odha masih hidup 344.525

Diobati 249.263

Pernah ART dan masih hidup 205.945

Odha on ART 135.40

Berhasil VL tidak terdeteksi 20.829 – 3.8%

Aderens dan Survival

Odha yang Nonaderens mempunyai angka

kematian lebih tinggi dibandingkan kelompok aderens

dg jumlah CD4 yg sama

Bagi odha dg CD4 > 200, adherens mpk faktor

determinan survival, bukan CD4 pd awal sebelum ARV

(Ann Intern Med 18 Nov 2003. Evan Wood et al)

HPTN 074

Odha yg resisten ARV 54 dari 449 orang idu (12.0%)

Resisten multi kelas 29 dari 54 orang (53.7%)

Resisten thd non-nucleoside reverse transcriptase

inhibitor [NNRTI] + nucleoside/nucleotide reverse

transcriptase inhibitor [NRTI]

HPTN 074

Prevalensi resisten ARV lebih tinggi pada odha yg

terdeteksi ARV dalam darahnya.

Indonesia resisten ARV terbanyak 24.1% (27/112)

dibandingkan Ukraina 2.4% (4/165) atau Vietnam

13.4% (23/172)

Resisten ARV lebih banyak pd odha dg riwayat

pernah ditahan (42.9%) dibandingkan yg tidak pernah

dipenjara 11.0%

HPTN 074

Odha aHIV drug resistance was detected in HIV

from 54 (12.0%) of 449 participants; 29 (53.7%) of the

54 participants had multiclass resistance (non-

nucleoside reverse transcriptase inhibitor [NNRTI] +

nucleoside/nucleotide reverse transcriptase inhibitor

[NRTI] resistance). The most common resistance

mutations detected were K103N and M184V. ARV

drugs were detected in samples from 51 (11.4%) of

the 449 participants: 37 (72.5%) had an NNRTI with

one or two NRTIs, 10 (19.6%) had an NNRTI only, and

two (3.9%) had a boosted protease inhibitor with one

or two NRTIs; two participants had an unusual

combination of ARV drugs detected (two NNRTIs and

one NRTI). Almost half of the participants who had

ARV drugs detected (23/51=45.1%) did not have

resistance to at least one of the ARV drugs detected,

indicating that they were at risk of acquiring

additional resistance mutations. The prevalence of

drug resistance was significantly higher among those

with ARV drugs detected than in those with no ARV

drugs detected (30/51=58.8% vs. 24/398=6.0%,

p<0.001). Drug resistance was also detected more

frequently among participants in Indonesia

(27/112=24.1%) compared to Ukraine (4/165=2.4%;

p=0.001) or Vietnam (23/172=13.4%; p=0.014), and

among participants who reported a history of

incarceration compared to those who did not

(6/14=42.9% vs. 48/435=11.0%; p=0.012).

A

A

A

DTG 1X1 + LAMIVUDINE 2X1

DTG/3TC (AI), KECUALI

VL (HIV RNA) >500,000 copies/Ml

Hepatitis B koinfeksi

Belum periksa HBsAg

GANTI DG: DTG + Teno + Emtri

Terima kasih DOLUTEGRAVIR

Masalah di Era Pandemi COVID-19

Takut keluar rumah

Takut Berobat ke Dokter, takut ke RS

Dokter banyak yg meninggal tertular C-19

LAMA: Daftar, menunggu giliran periksa,

nunggu ambil obat

Katanya tidak boleh lama di ruangan dg

banyak orang, apalagi tertutup, AC

Terima kasih

APAKAH VAKSIN COVID-19

AMAN UNTUK LUPUS?

Penyakit auto imun: Lupus SLE, rheumatois arthritis,

vaskulitis, thyroiditis, anemia hemolitik auto imun, ITP,

IBD.

– Layak vaksinasi bila terkontrol

Dosis metilprednisolon 6 mg sehari

Mampu Aktifitas seharihari

– Belum Layak vaksinasi bila

Belum terkontrol, Dosis metil prednisolon masih tinggi

belum tappering/dosis maintenance

Sedang rawat inap, Sedang terapi infus cyclophosphamide

Terima kasih PENYAKIT AUTO IMUN SISTEMIK

KELAYAKAN vaksinasi terserah dokter ahli

terkait: Kanker darah, kanker tumor padat,

talasemia, hemofilia, gangguan koagulasi

Terima kasih KANKER dll

Terima kasih

BELUM LAYAK VAKSINASI:

Individu yang sedang menggunakan

obat2 imunosupresan, sitostatika dan

radioterapi

Terima kasih

Vaksin

Aman Untuk Usia Lanjut

Vaksinasi ZD:

Mula2 ditolak, tidak

layak vaksinasi ok:

1. 74 th

2. Jantung bypass

3. Diabetes

4. Hipertensi

Sekarang: sudah 2x

Panas lebih dari 37.5’C

Ada kontak dengan pasien COVID-19

Tekanan darah lebih dari 180/110

Pernah Pernah Alergi berat

Apakah Pernah Alergi Berat sewaktu vaksinasi pertama

Vaksinasi lain dalam 1 bulan terakhir

Terima kasih TUNDA VAKSINASI bila:

PERLU

Daya proteksi kekebalan setelah infeksi virus

corona terbatas.

TIGA BULAN

Terima kasih BILA SUDAH KENA COVID, MASIH

PERLUKAH VAKSINASI?

The Lancet 18 Pebruari 2021. Amit S et al: Early rate reduction of

SARS-CoV-2 infection and COVID-19 in BNT162b2 vaccine recipients

Terima kasih Terima kasih