prinsip pertama: murah dan aman ˘ penyiapan lahan ... · pdf fileadalah hama penyakit...

3
17 WACANA ELSPPAT edisi 31/VIII Pendahuluan Pertanian organis sudah dilakukan sejak tahun 1930-an di Jepang. Di China orang mulai mengembangkan pertanian organis sejak tahun 1960an. Bahkan, nenek moyang kita sejak pertama kali mengenal pertanian sudah berpedoman pada alam, umpamanya sistem pekarangan. Tetapi sejak tahun 1968, system pertanian berubah menjadi lebih canggih, termasuk sikap petani pun berubah menjadi tidak peduli lagi pada alam dan lebih suka tergantung pada pestisida dan pupuk sintetis. Sejak tahun 1990-an, kita sudah menyadari terjadinya kerusakan lingkungan pertanian dimana-mana akibat kesalahan memilih teknologi revolusi hijau. Pencemaran sumber kehidupan ini makin meluas. Produktivitas tanah pertanian makin merosot, sebaliknya yang meningkat adalah hama penyakit “unggul” yang sulit dikendalikan. Kesadaran itu mendorong banyak pihak untuk meninjau ulang kebijakan pembangunan pertanian, termasuk pemerintah. Sebagai contoh pemerintah mencetuskan program pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT), yang disusul kemudian dengan program pengembangan pertanian organic yang diberi nama “Go Organic 2010”. Keuntungan dan manfaat budidaya organis sudah banyak dipublikasikan. Kampanye pun sudah banyak dilakukan di berbagai daerah. Bahkan beberapa Kabupaten telah mendeklarasikan diri sebagai kota organis, seperti kota Batu (Malang) dan Cianjur. Perusahaan pupuk organis, pestisida nabati, dan pupuk cair pun muncul bagai jamur di musim hujan. 18 WACANA ELSPPAT edisi 31/VIII Apa yang keliru sehingga pengembangan pertanian organis begitu lambat? Tulisan ini mencoba menjawab dari sudut budidaya yang terkait dengan aspek ekonomi untuk menumbuhkan suatu keyakinan tentang pertanian organis. Beberapa prinsip mendasar dalam PO diulas dalam tulisan berikut. Prinsip Pertama: Murah dan Aman Penyiapan Lahan Dalam PO dikenal prinsip “minimum tillage” (pengolahan tanah minimal) yang menghemat tenaga. Tanah tak perlu dibalik, cukup diolah dengan garpu. Dalam bed/ guludan ukuran 1x10m2 hanya diperlukan waktu 1-2 jam. Sistem bed lebih efektif, erosi dapat terkendali, gulma mudah diatur, tanah sebagai media tumbuh menjadi sehat, dan organisme penghuni tanah tidak terganggu. Penanaman Ciri utama penanaman dalam PO adalah tumpangsari (beberapa jenis tanaman dalam satu bed). Pola ini menguntungkan karena dapat panen banyak jenis dalam waktu yang berbeda, penggunaan lahan lebih efisien, setiap m2 lahan digunakan dengan optimal, pemupukan efektif, hara tidak cepat hilang, panen mudah diatur sehingga harga tetap stabil. Bila terjadi serangan hama tidak semua crop (tanaman) hancur. Pemeliharaan Prinsip dasar pemeliharaan dalam PO ditujukan pada tanah, bukan tanamannya. Ada pepetah berbunyi: di atas tanah yang sehat dan subur terdapatlah tanaman yang sehat dan bergisi. Oleh karena itu pertanian organis menolak pupuk buatan. Hal ini yang berarti menghemat ongkos pupuk sekitar 15% dari total ongkos produksi. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit dalam PO menekankan aspek kesimbangan alam. Bila sistem manajemen agroekosistem berhasil dikelola secara seimbang, maka ongkos pengendalian menjadi lebih murah. Kita tidak perlu lagi membeli pestisida yang berarti juga menghemat ongkos hingga 20% dari total biaya produksi. Panen Dalam PO sistem panen dapat diatur setiap minggu sesuai dengan pola tanam. Dalam hal ini PO juga menghasilkan penghematan karena semua hasil panen terpakai, tidak ada yang terbuang. Bila terjadi kelebihan panen dapat dipakai dalam bentuk lain, umpama: pakan ikan. Sedang sisa tanaman yang tidak terpakai dapat dijadikan kompos.

Upload: trinhdat

Post on 06-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prinsip Pertama: Murah dan Aman ˘ Penyiapan Lahan ... · PDF fileadalah hama penyakit “unggul” yang ... diperoleh 2-3 induk tanaman wortel yang bagus untuk dibenihkan. Setiap

17

WACANA ELSPPAT edisi 31/VIII

��

������

�������������

���������������� ���� � �������� ����� � � �� ���� � � ���� �� ������ � � ��� ����

Pendahuluan

Pertanian organis sudah dilakukan sejak tahun 1930-an di Jepang. Di China orang mulai mengembangkan pertanian organis sejak tahun 1960an. Bahkan, nenek moyang kita sejak pertama kali mengenal pertanian sudah berpedoman pada alam, umpamanya sistem pekarangan. Tetapi sejak tahun 1968, system pertanian berubah menjadi lebih canggih, termasuk sikap petani pun berubah menjadi tidak peduli lagi pada alam dan lebih suka tergantung pada pestisida dan pupuk sintetis.

Sejak tahun 1990-an, kita sudah menyadari terjadinya kerusakan lingkungan pertanian dimana-mana akibat kesalahan memilih teknologi revolusi hijau. Pencemaran sumber kehidupan ini makin meluas. Produktivitas tanah pertanian makin merosot, sebaliknya yang meningkat

adalah hama penyakit “unggul” yang sulit dikendalikan.

Kesadaran itu mendorong banyak pihak untuk meninjau ulang kebijakan pembangunan pertanian, termasuk pemerintah. Sebagai contoh pemerintah mencetuskan program pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT), yang disusul kemudian dengan program pengembangan pertanian organic yang diberi nama “Go Organic 2010”.

Keuntungan dan manfaat budidaya organis sudah banyak dipublikasikan. Kampanye pun sudah banyak dilakukan di berbagai daerah. Bahkan beberapa Kabupaten telah mendeklarasikan diri sebagai kota organis, seperti kota Batu (Malang) dan Cianjur. Perusahaan pupuk organis, pestisida nabati, dan pupuk cair pun muncul bagai jamur di musim hujan.

�� ����� �� ������� �� �� ���� �� 18

WACANA ELSPPAT edisi 31/VIII

Apa yang keliru sehingga pengembangan pertanian organis begitu lambat? Tulisan ini mencoba menjawab dari sudut budidaya yang terkait dengan aspek ekonomi untuk menumbuhkan suatu keyakinan tentang pertanian organis. Beberapa prinsip mendasar dalam PO diulas dalam tulisan berikut.

Prinsip Pertama: Murah dan Aman

Penyiapan Lahan

Dalam PO dikenal prinsip “minimum tillage” (pengolahan tanah minimal) yang menghemat tenaga. Tanah tak perlu dibalik, cukup diolah dengan garpu. Dalam bed/ guludan ukuran 1x10m2 hanya diperlukan waktu 1-2 jam. Sistem bed lebih efektif, erosi dapat terkendali, gulma mudah diatur, tanah sebagai media tumbuh menjadi sehat, dan organisme penghuni tanah tidak terganggu.

Penanaman

Ciri utama penanaman dalam PO adalah tumpangsari (beberapa jenis tanaman dalam satu bed). Pola ini menguntungkan karena dapat panen banyak jenis dalam waktu yang berbeda, penggunaan lahan lebih efisien, setiap m2 lahan digunakan dengan optimal, pemupukan efektif, hara tidak cepat hilang, panen mudah diatur sehingga harga tetap stabil. Bila terjadi serangan hama tidak semua crop (tanaman) hancur.

Pemeliharaan

Prinsip dasar pemeliharaan dalam PO ditujukan pada tanah, bukan tanamannya. Ada pepetah berbunyi: di atas tanah yang sehat dan subur terdapatlah tanaman yang sehat dan bergisi. Oleh karena itu pertanian organis menolak pupuk buatan. Hal ini yang berarti menghemat ongkos pupuk sekitar 15% dari total ongkos produksi.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dalam PO menekankan aspek kesimbangan alam. Bila sistem manajemen agroekosistem berhasil dikelola secara seimbang, maka ongkos pengendalian menjadi lebih murah. Kita tidak perlu lagi membeli pestisida yang berarti juga menghemat ongkos hingga 20% dari total biaya produksi.

Panen

Dalam PO sistem panen dapat diatur setiap minggu sesuai dengan pola tanam. Dalam hal ini PO juga menghasilkan penghematan karena semua hasil panen terpakai, tidak ada yang terbuang. Bila terjadi kelebihan panen dapat dipakai dalam bentuk lain, umpama: pakan ikan. Sedang sisa tanaman yang tidak terpakai dapat dijadikan kompos.

�� ��� � ��

Page 2: Prinsip Pertama: Murah dan Aman ˘ Penyiapan Lahan ... · PDF fileadalah hama penyakit “unggul” yang ... diperoleh 2-3 induk tanaman wortel yang bagus untuk dibenihkan. Setiap

19

WACANA ELSPPAT edisi 31/VIII

Manajemen

Pengelolaan kebun bertumpu pada keseimbangan alam, maka segala factor perlu dihitung dan diperhatikan dengan seksama. Manajemen PO perlu mengatur apa jenis tanaman mau ditanam, berapa banyak, bagaimana dihasilkan. Selain itu perlu mempertimbangkan keterpaduan (tanaman, ternak, ikan, tanaman obat …) dan ciri bertingkat (tanaman umur semusim, 2 musim, perennial dan tahunan).

Prinsip Kedua: Mandiri dan Spesifik Lokal

Pemilihan Benih

Pertanian organis lebih sesuai menggunakan benih lokal atau benih yang telah diadaptasi. Apa artinya benih unggul, meski potensi produksinya tinggi tapi mandul? Lebih baik benih lokal, meski potensinya hanya optimal tapi mampu membawa keturunan. Dengan kata lain, dengan memakai benih lokal kita kemudian dapat membenihkan sendiri tanpa harus tergantung dari pedagang benih.

Harga benih itu mahal, sekitar 10 kali harga konsumsi. Sebagai contoh, harga gabah (beras) hanya Rp 1500,- per kg sedang gabah benih harganya Rp 15.000,- per kg. Benih brokoli seberat 10 gr harganya Rp 42.000,-. Dalam 10

gr tersebut berisi 240 butir, berarti 1 biji benih brokoli harganya Rp 175,-

Benih wortel seberat 1 gr harganya Rp 250,-; bila ditanam dapat menghasilkan 2 kg buah wortel. Dan bila diseleksi baik minimal bias diperoleh 2-3 induk tanaman wortel yang bagus untuk dibenihkan. Setiap 1 tanaman induk menghasilkan minimal 100 gr benih, yang berarti dalam setiap gr benih dapat menghasilkan kembali benih seberat 200 gr serta dapat untuk menanam seluas 200 m2. Jadi petani yang menggunakan benih sendiri dapat menghemat 10-15% ongkos dan merdeka.

Pemilihan Jenis Crop

Bp Prof Otto Soemarwoto, pakar lingkungan hidup, memberi nasehat bijaksana dalam hal memilih jenis tanaman. Kata beliau, ”Lihatlah apa yang tumbuh subur di sekitar anda, menirulah dengan tanaman yang satu famili.” Jadi jenis crop yang dipilih berdasarkan tanaman yang subur di daerah itu. Tanaman satu keluarga kemungkinan besar akan tumbuh baik juga. Tanaman yang sesuai lokasi akan murah pemeliharaannya.

Pemilihan Pupuk Alami

Pemakaian pupuk alami sangat dianjurkan dalam PO. Pupuk kandang sangat membantu untuk menjaga bahan organis tanah tetap ada, mendorong siklus hidup dalam tanah

�� ����� �� ������� �� �� ���� �� 20

WACANA ELSPPAT edisi 31/VIII

menjadi lebih baik, sehingga pertumbuhan akar menjadi sempurna. Urine hewan menambah unsur nitrogen tanah. Petani yang mau memanfaatkan kotoran ternak menjadi pupuk tidak saja menghemat biaya input tetapi juga dapat hidup mandiri.

Pemilihan sumber-sumber organis di sekitar

Terkadang di suatu daerah sekitar lahan pertanian terdapat banyak “limbah organis” yang dibuang, seperti tebasan rumput, bekas media jamur, sekam padi, batang pisang, sabut kelapa, bahkan jerami. Dalam PO bahan-bahan seperti ini selayaknya tidak dibuang. Malah bahan-bahan “buangan” seperti itu dianjurkan untuk dijadikan kompos atau pupuk cair.

Prinsip Ketiga: Lestari dan Berkelanjutan

Kapan kita lulus atau tamat menjadi petani? Apakah setelah berhasil merusak tanah atau setelah berhasil beternak hama dan penyakit? Tidak ada kata ‘lulus’ atau selesai sebagai petani. Petani adalah profesi sepanjang hidup. Petani adalah panggilan dan gaya hidup, tidak saja untuk memenuhi pangan tetapi juga mempertahankan lingkungan pertanian yang lestari.

Tuan Masanobu Fukuoka, setelah 30 tahun bertani alamiah berhasil menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman, tanaman dan sayuran tumbuh baik, ayam dan serangga hidup berdampingan. Tidak ada racun lagi di kebunnya. Tapi beliau tidak lantas berhenti bertani. Beliau sering berjalan-jalan di kebunnya dan memperhatikan sinar matahari yang cerah di langit pada musim gugur. “Saya takjub melihat ladang-ladang sekitar,” katanya.

Bertani organis ibarat memandang ke masa depan yang jauh. Kita diajak memikirkan masa depan anak cucu. Setiap tindakan budidaya pertanian

Contoh perhitungan ongkos produksi wortel organik (per10m2): 1. Ongkos umum Adalah ongkos yang diperhitungkan dari sewa lahan, peralatan, pengelolaan, keamanan dan pengembangan. Berdasarkan pengalaman kami besarnya sekarang sebesar Rp 1.800,- per bulan 2. Ongkos langsung(3 bulan) : Tenaga : 11,5 jam @ Rp 1.500 = Rp 17.250,- Benih : 9 gr @ Rp 200 = Rp 1.800,- Pupuk : 15 kg @ Rp 175 = Rp 2.625,- Jumlah ongkos langsung = Rp 21.675,- Ditambah ongkos umum = Rp 5.400,- Total ongkos produksi = Rp 27.075,- 3. Produktivitas/ Hasil Hasil wortel adalah sekitar 17 kg per 10 m2. Jadi, ongkos per kg wortel = Rp 27.075,- : 17 kg = Rp 1.592,- atau dibulatkan menjadi Rp 1.600,- / kg. Dari situ kita tinggal menentukan harga jual setelah memasukkan keuntungan yang mau diraih.

�� ����� � ��� �� � ���� ���� ���

�� ��� � ��

Page 3: Prinsip Pertama: Murah dan Aman ˘ Penyiapan Lahan ... · PDF fileadalah hama penyakit “unggul” yang ... diperoleh 2-3 induk tanaman wortel yang bagus untuk dibenihkan. Setiap

21

WACANA ELSPPAT edisi 31/VIII

tidak boleh menimbulkan kerusakan dalam jangka panjang. Sawah, ladang mesti makin beraneka ragam, nyaman sebagai tempat tinggal makhluk hidup. Pertanian organis harus mampu menjamin munculnya kehidupan dimana-mana, sumber air yang meningkat, udara segar makin melimpah dan kebahagiaan hidup makin menjelma.

Prinsip Keempat: Hidup dan Ekonomis

Bolehkah bertani organis tetapi rugi terus? Biar rugi asal organis, tepatkah? Jelas tidak demikian. Pertanian Oeganik juga harus menguntungkan dan ekonomis. Dengan kata lain PO harus ‘hidup’ atau tumbuh dan menghidupi petaninya.

Dalam dunia pertanian saat ini banyak sekali informasi, data dan teknologi yang dapat diakses. Segala informasi

tersebut perlu dimanfaatkan untuk membuat perencanaan usaha, pemilihan metode usaha, dan analisa untung ruginya. Setiap crop yang ditanam harus dapat diketahui ongkos produksinya. Dengan demikian kita dapat memperhitungkan tingkat keuntungan dan pendapatan dari usaha tani kita.

Dalam hal ini, keterkaitan antara pilihan teknologi budidaya dengan harga jual produksinya menjadi sangat relevan untuk didiskusikan apabila kita mau menjawab pertanyaan tentang: apakah pertanian organis memberi keuntungan bagi petani dan haruskah harganya mahal.

Penulis adalah staf Yayasan Bina Sarana Bakti (BSB) Bogor, dipresentasikan sebagai bahan diskusi Elsppat

��� ����� ����� ����� ��WACANA���� � ���� ���������� � ���� ���������� � ���� ���������� � ���� ����������

�������������������������������������������� ��� ��� ��� ��� ��������������������������������������������

����������

���� �� ���� ������� �� ���� ������� �� ���� ������� �� ���� ���

• ��� ���� ����� ���� ��• �����������������������• ��! � �������������

���������"��������

#�$��� %�� �� #�$��� %�� �� #�$��� %�� �� #�$��� %�� ��

• ������ & �%� �� � ' ����� ��• ������ �� ��������# �( �� � ���� �!�� � � ��! � �%�� ��

����������)������

& �& �& �& �����& ���� ��& ���� ��& ���� ��& ���� ��

• ��� '���� ��& ������������� �*�� ( • ���������� �& ���� ��

#�� ���������� ����� ����� �������� � �+����� �( ������ � � ���������������( � �� ����� '���� �������� �+* � �, ���������� �� �� ''���� ���������� � �� ���������� ������+

�� ����� �� ������� �� �� ���� ��