uji efek antipiretik ekstrak etanol daun wortel …

59
UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL (Daucus carota L.) TERHADAP MENCIT JANTAN PUTIH GALUR SWISS WEBSTER SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1) pada Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari Oleh : AHMAD ADI HUMAEDI D1A130853 JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS AL-GHIFARI BANDUNG 2017

Upload: others

Post on 09-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN

WORTEL (Daucus carota L.) TERHADAP MENCIT JANTAN

PUTIH GALUR SWISS WEBSTER

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1)

pada Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari

Oleh :

AHMAD ADI HUMAEDI

D1A130853

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS AL-GHIFARI

BANDUNG

2017

Page 2: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN

WORTEL (Daucus carota L.) TERHADAP MENCIT

JANTAN PUTIH GALUR SWISS WEBSTER

NAMA : AHMAD ADI HUMAEDI

NIM : DIAI30853

setelah membaca skripsi ini dengan seksama, menurut pertimbangan kami

telah memenuhi persyaratan ilmiah sebagai suatu skripsi

Bandung, Agustus 2017

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Dytha Andri Deswati, M.Si., Apt Kusdi Hartono, S.Si., M.M.Kes

Page 3: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

anugrah-Nya sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul Uji Efek Antipiretik Ekstrak Etanol Daun Wortel (Daucus

carota L.) Terhadap Mencit Jantan Putih Galur Swiss Webster.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Program

Sarjana pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Farmasi

Universitas Al-Ghifari Bandung.

Dalam mempersiapkan, menyusun dan menulis skrispsi penulis mendapat

bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini

penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Didin Muhafidin, S.I.P., M.Si., Selaku Rektor Universitas Al-

Ghifari.

2. Bapak Ardian Baitariza, M.Si., Apt selaku Dekan FMIPA Universitas Al-

Ghifari

3. Ibu Ginayanti Hadisoebroto, M.Si., Apt selaku Ketua Jurusan Farmasi

Universitas Al-ghifari

4. Ibu Dytha Andri Deswati, M.Si., Apt, selaku dosen pembimbing satu.

Terima kasih telah memberikan dan merelakan waktunya untuk

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 4: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

5. Bapak Kusdi Hartono, S,Si., M.M.Kes, selaku dosen pembimbing dua.

Terima kasih telah memberikan dan merelakan waktunya untuk

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Segenap dosen pengajar, staf sekretariatan serta rekan-rekan laboran

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari

atas bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Istri dan anak-anakku, terima kasih atas doa, kasih sayang, semangat, seta

dukungan moril maupun materil yang telah kalian berikan sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh teman-teman Farmasi Universitas Al-Ghifari, atas kebersamaan

yang telah dilalui bersama.

Akhir Kata semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang diharapkan

dapat memperbaiki skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangsih

yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Bandung, Agustus 2017

Penulis

Page 5: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

i

ABSTRAK

Demam merupakan salah satu keluhan utama terbanyak yang disampaikan pasien

pada saat berobat ke dokter atau ke tempat pelayanan kesehatan. Demam atau

pireksia didefinisikan bila suhu tubuh lebih dari normal sebagai akibat

peningkatan pusat pengaturan suhu dihipotalamus yang dipengaruhi oleh

Interleukin 1. Untuk mengurangi atau menurunkan demam dapat digunakan obat

antipiretik. Secara empiris daun wortel memiliki khasiat antipiretik. Penelitian ini

bertujuan untuk uji efek antipiretik ekstrak etanol daun wortel (Daucus carota L.)

terhadap mencit jantan putih galur Swiss Webster. Demam diinduksi dengan

vaksin BCG. Hewan uji diberikan perlakuan sebagai berikut : Kelompok pertama

sebagai kontrol negatif (Na CMC 1%) , kelompok ke-2 sebagai kelompok

pembanding parasetamol, kelompok ke-3 diberi ekstrak daun wortel 100

mg/KgBB, kelompok ke-4 diberi ekstrak daun wortel 300 mg/KgBB, kelompok

ke-5 diberi ekstrak daun wortel 500 mg/KgBB. Hasil uji ANOVA menunjukan

bahwa ketiga dosis ekstrak daun wortel (Daucus carota L.) menunjukan efek

antipiretik karena terjadi penurunan suhu tubuh pada mencit jantan putih galur

Swiss Webster dengan taraf nyata α 0,01 sehingga kesimpulannya terdapat

perbedaan penurunan suhu mencit pada lima kelompok yang diuji yaitu dosis I

mampu menurunkan suhu tubuh 0,740C, dosis II 0,82

0C, dan dosis III 0,92

0C.

Hasil uji Tukey HSD menunjukan dosis yang paling efektif memiliki efek

antipiretik dalam menurunkan suhu tubuh ditunjukan dalam dosis III 500 mg / Kg

BB dengan penurunan suhu hingga 0,920C.

Kata Kunci : Demam, antipiretik, suhu, Daucus carota L., parasetamol.

Page 6: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

ii

ABSTRACT

Fever is one of the most common primary complaints that patients present at the

time of seeing a doctor or to a health service. Fever or pyrexia is defined when

the body temperature is more than normal as a result of an increase in

temperature controlled center of the hypothalamus affected by Interleukin 1. To

reduce or decrease fever can be used antipyretic drugs. This study aims to test the

effect of antipyretic extract of carrot leaf ethanol (Daucus carota L.) against

white male males of Swiss Webster strain. Fever is induced by BCG vaccine. Test

animals were given the following treatment: The first group as negative control

(Na CMC 1%), the 2nd group as the paracetamol comparator group, the 3rd

group was given 100 mg / KgBB carrot leaf extract, the fourth group was given

300 mg/ KgBB, the fifth group was given 500 mg / KgBB of carrot leaf extract.

The result of ANOVA test showed that the three doses of carrot leaf extract

(Daucus carota L.) showed the antipyretic effect due to the decrease of body

temperature in white mice of Swiss Webster strain with the real level of ˂ 0,01 so

that the conclusion was the difference of decrease of temperature of the mice in

the five groups tested Namely the dose I can lower body temperature 0.74 0C,

dose II 0.82 0C, and dose III 0.92

0C. Tukey HSD test results showed the most

effective dose has antipyretic effect in lowering body temperature indicated in

dose III 500 mg / Kg BW with temperature drop to 0.92 0C.

Keywords: Fever, antipyretic, temperature, Daucus carota L., paracetamol.

Page 7: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

iii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4

1.5. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5

2.1. Wortel (Daucus carota L.) ........................................................................... 5

2.1.1. Uraian Tumbuhan .................................................................................. 5

2.2.2. Klasifikasi Wortel .................................................................................. 6

2.2.3. Jenis - jenis Wortel ................................................................................ 6

2.2.4. Komposisi Gizi dan Manfaat Wortel ..................................................... 7

2.2. Pengertian Ekstraksi ..................................................................................... 9

2.2.1. Macam-macam Metode Ekstraksi ....................................................... 10

2.3. Demam ....................................................................................................... 12

2.3.1. Mekanisme Demam ............................................................................. 13

2.4. Parasetamol ................................................................................................ 14

2.4.1. Sifat Fisika dan Kimia Parasetamol ..................................................... 14

2.4.2. Farmakologi ......................................................................................... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 17

3.1. Alat dan Bahan ........................................................................................... 17

3.2. Pengumpulan Bahan Tanaman ................................................................... 17

3.3. Determinasi Tanaman ................................................................................. 17

3.4. Pengolahan Simplisia Daun Wortel (Daucus carota L.) ............................. 17

3.5. Penetapan Kadar Air Simplisia .................................................................. 18

Page 8: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

iv

3.6. Skrining Fitokimia ...................................................................................... 18

3.7. Pembuatan Ekstrak Daun Wortel (Daucus carota L.) ............................... 20

3.8. Percobaan Efek Antipiretik ........................................................................ 21

3.9. Pengujian Antipiretik ................................................................................. 22

3.10. Perhitungan Dosis Parasetamol ................................................................ 23

3.11. Analisis Data ............................................................................................ 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 24

4.1. Determinasi Tanaman ................................................................................. 24

4.2. Penetapan Kadar Air .................................................................................. 24

4.3. Rendemen Ekstrak ...................................................................................... 24

4.4. Skrining Fitokimia ...................................................................................... 25

4.5. Pengujian Antipiretik ................................................................................. 25

4.6. Uji Perbandingan Penurunan Suhu Multikelompok ................................... 32

4.6.1. Uji Normalitas Data dan Uji Homogenitas Varians ............................ 32

4.6.2. Uji One Way ANOVA ......................................................................... 34

4.6.3. Uji Tukey HSD .................................................................................... 37

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 39

5.1. Simpulan ..................................................................................................... 39

5.2. Saran ........................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 40

LAMPIRAN ......................................................................................................... 44

Page 9: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Wortel .................................................................................................. 6

Gambar 4.1 Mekanisme Demam .......................................................................... 14

Gambar 4.2 Perkembangan Suhu Mencit pada Kelompok Kontrol Negatif ......... 26

Gambar 4.3 Perkembangan Suhu Mencit pada Kelompok Kontrol Positif .......... 27

Gambar 4.4 Perkembangan Suhu Mencit pada Kelompok Dosis I ....................... 28

Gambar 4.5 Perkembangan Suhu Mencit pada Kelompok Dosis II ..................... 29

Gambar 4.6 Perkembangan Suhu Mencit pada Kelompok Dosis III .................... 30

Gambar 4.7 Perbandingan Penurunan Suhu Mencit pada Lima Kelompok Uji ... 31

Gambar 4.9 Perbandingan Penurunan Suhu Mencit pada Lima Kelompok Uji ... 35

Gambar 4.10 Kurva Uji Hipotesis ANOVA ......................................................... 37

Page 10: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Komposisi Zat Gizi Wortel tiap 100 gram Bahan................................... 7

Tabel 4.1 Hasil Skrining Fitokimia ....................................................................... 25

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kelompok Kontrol Negatif ..................................... 26

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Kelompok Kontrol Positif ....................................... 27

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Kelompok Uji Dosis I ............................................. 28

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Kelompok Uji Dosis II ............................................ 29

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Kelompok Uji Dosis III........................................... 30

Tabel 4.7 Perbandingan Suhu yang Dihasilkan Setiap Kelompok Uji ................. 31

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data ..................................................................... 33

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Varians ............................................................ 33

Tabel 4.10 Tabel Perbandingan Selisih Penurunan Suhu Mencit ......................... 34

Tabel 4.11 Tabel Hasil Analisis of variance (ANOVA) ....................................... 36

Tabel 4.12 Tabel Hasil Uji Tukey HSD pada =0,01 ........................................... 37

Page 11: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN I KERANGKA KONSEP PENELITIAN .................................... 44

LAMPIRAN II HASIL DETERMINASI ........................................................... 46

LAMPIRAN III BAHAN PENELITIAN ............................................................. 47

LAMPIRAN IV HASIL SKRINING FITOKIMIA .............................................. 48

Page 12: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Demam merupakan salah satu keluhan utama tersering yang disampaikan

pasien pada saat berobat ke dokter atau ke tempat pelayanan kesehatan. Demam

atau pireksia didefinisikan bila suhu tubuh lebih dari normal sebagai akibat

peningkatan pusat pengaturan suhu dihipotalamus yang dipengaruhi oleh

Interleukin 1 (Soedarmo, 2002). Demam disebabkan karena substansi pirogen

yang berhasil memasuki sirkulasi, baik sistemik maupun lokal, serta akibat respon

terhadap stimulan awal yang biasanya timbul karena infeksi atau inflamasi

(Harrison, 1999).

Untuk mengurangi atau menurunkan demam dapat digunakan obat antipiretik.

Obat antipiretik yang biasa digunakan adalah parasetamol. Parasetamol salah satu

obat yang dikonsumsi masyarakat Indonesia ketika gejala demam muncul karena

cukup aman, mudah didapat dan harganya terjangkau. Pada dosis yang

direkomendasikan, parasetamol tidak mengiritasi lambung, tidak mempengaruhi

koagulasi darah, atau tidak mempengaruhi fungsi ginjal. Namun dari semua

kelebihan parasetamol obat ini juga memiliki beberapa kekurangan dan efek

samping. Pada dosis yang besar (lebih dari 2000 mg per hari) dapat meningkatkan

risiko gangguan pencernaan bagian atas. Selain itu, penggunaan parasetamol

diatas rentang dosis terapi dan jangka waktu lama dapat meningkatkan resiko

hepatotoksik (Heirmayani, 2007).

Page 13: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

2

Setelah banyaknya dijumpai efek samping yang tidak dikehendaki sebagai

akibat penggunaan obat kimia murni. Maka perlu suatu usaha untuk mendapatkan

alternatif obat baru yang memiliki efek samping seminimal mungkin. Salah

satunya yaitu dengan mencari obat baru yang berasal dari sumber alam hayati

dengan jalan mengembangkan penelitian dan pemanfaatan tumbuhan sebagai

obat. Diantara sekian banyak tanaman obat di Indonesia dikenal beberapa tanaman

yang digunakan secara empiris untuk demam. Salah satunya adalah wortel, secara

empiris dalam Medicine Herbal 2002 bahwa wortel dapat digunakan sebagai obat

tradisional yang dapat melawan berbagai macam penyakit diantaranya untuk

kesehatan mata, antipiretik, antiseptik, antiinflamasi, antibakteri dan antelmintik.

Bagian wortel yang dapat digunakan yaitu umbi dan daun. Kandungan kimia

yang terdapat berupa senyawa golongan flavonoid, fenolik, antosianin dan

karotenoid (Sun et all, 2009). Senyawa kimia yang memiliki efek sebagai

antipiretik adalah flavonoid dan tanin yang dapat menghambat enzim

siklooksigenase yang berperan dalam biosintesis prostaglandin sehingga demam

terhambat (Robinson, 1995; Hartini, 2012). Menurut Robinson (1995) bahwa

flavonoid memiliki kemiripan struktur dengan parasetamol.

Penelitian yang pernah dilakukan menggunakan daun wortel (Daucus carota

L.) ialah efek diuretik ekstrak etanol 70% daun wortel (Daucus carota L.) pada

tikus putih jantan galur wistar (Permana, 2008). Sampai saat ini belum ada

pengujian ilmiah tentang ekstrak etanol daun wortel sebagai obat antipiretik.

Berdasarkan hal di atas maka penulis ingin meneliti uji efek antipiretik ekstrak

Page 14: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

3

etanol daun wortel (Daucus carota L.) pada mencit putih jantan galur Swiss

Webster.

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak

etanol daun wortel sebagai obat antipiretik terhadap mencit putih galur Swiss

Webster yang diinduksi oleh vaksin BCG.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah :

1. Apakah pemberian ekstrak etanol daun wortel (Daucus carota L.) dapat

memiliki aktivitas sebagai antipiretik terhadap mencit putih galur Swiss

Webster?

2. Pada dosis berapa ekstrak etanol daun wortel (Daucus carota L.) dapat

memiliki aktivitas sebagai antipiretik terhadap mencit putih galur Swiss

Webster?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menjadikan daun wortel (Daucus

carota L.) sebagai obat antipiretik alternatif yang dapat digunakan oleh

masyarakat luas.

Page 15: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

4

Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun wortel (Daucus carota

L.) yang dapat menurunkan panas pada mencit putih galur Swiss Webster.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan ilmu pengetahuan

tentang peranan pemberian ekstrak daun wortel (Daucus carota L.) sebagai

alternatif penggunaan obat antipiretik yang aman digunakan dalam jangka waktu

panjang.

1.5. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - Juli 2017 di Laboratorium

Bahan Alam, dan Laboratorium Farmakologi, Jurusan Farmasi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al Ghifari Bandung.

Page 16: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Wortel (Daucus carota L.)

2.1.1. Uraian Tumbuhan

Wortel termasuk jenis tanaman sayuran umbi semusim berbentuk perdu

(semak) yang tumbuh tegak dengan ketinggian antara 30-100 cm atau lebih,

tergantung jenis atau varietasnya. Wortel digolongkan sebagai tanaman semusim

karena hanya berproduksi satu kali dan kemudian mati. Tanaman wortel berumur

pendek, yakni berkisar antara 70-120 hari, tergantung pada varietasnya (Cahyono,

2002).

Wortel (Daucus carota L.) merupakan tanaman yang sangat bermanfaat

karena banyak mengandung betakaroten. Semakin orange warnanya, maka

semakin tinggi pula kandungan betakarotennya. Pemanenan wortel harus

dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi luka pada umbinya. Luka akan

menyebabkan masuknya bakteri, antara lain bakteri kelompok Leuconostoc yang

cepat sekali tumbuh dan menguraikan gula yang ada dalam wortel yang akan

diubah menjadi dextran yaitu senyawa berbentuk lendir sehingga wortel tidak

layak untuk dikonsumsi (Kumalaningsih,2006).

Wortel merupakan salah satu jenis sayuran umbi yang memiliki peranan

penting dalam penyediaan sumber vitamin dan mineral. Sebagai sumber pangan

hayati, wortel banyak mengandung vitamin A dan zat-zat lain yang berkhasiat

obat, sehingga sangat baik untuk mencegah berbagai penyakit (Cahyono, 2002).

Page 17: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

6

Gambar 2.1. Wortel (Sumber: Cahyono, 2002)

2.2.2. Klasifikasi Wortel

Menurut Cahyono (2002), wortel diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Umbelliferales

Famili : Umbelliferae

Genus : Daucus

Spesies : Daucus carota L.

2.2.3. Jenis - jenis Wortel

Rukmana (1995) mengelompokkan jenis wortel berdasarkan umbinya ke

dalam tiga golongan, yaitu :

1. Tipe imperatur, golongan wortel yang bentuk umbinya bulat panjang dengan

ujung runcing, mirip bentuk kerucut.

2. Tipe chantenay, golongan wortel yang bentuk umbinya bulat panjang dengan

ujung tumpul dan tidak berakar serabut.

Page 18: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

7

3. Tipe nantes, golongan wortel yang mempunyai bentuk umbi tipe peralihan

antara bentuk imperator dan tipe chantenay.

Tanaman wortel berasal dari daerah yang beriklim sedang (subtropis).

Tanaman ini berasal dari daratan Asia, selanjutnya menyebar luas ke Eropa

hingga ke dataran Afrika dan Amerika hingga ke seluruh dunia. Penyebaran

wortel di berbagai wilayah yang ada di Indonesia menyebabkan wortel memiliki

sebutan yang berbedabeda di setiap daerah. Misalnya sebutan wortel untuk daerah

Sunda adalah bortol; wertel; wortol untuk daerah Jawa; dan ortel untuk Madura.

Sedangkan di kalangan internasional wortel dikenal dengan nama carrot

(Cahyono,2002).

2.2.4. Komposisi Gizi dan Manfaat Wortel

Adapun komposisi zat gizi wortel tiap 100 gram bahan dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 2.1 Komposisi Zat Gizi Wortel tiap 100 gram Bahan

Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan, 2009

Page 19: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

8

Wortel terkenal sebagai vitamin A. Selain itu, wortel juga mengandung

mineral kalsium (Ca), fosfor (P), dan kalium (K) serta merupakan sumber serat

yang baik untuk tubuh. Dalam tiap 100 g bahan terkandung energi sebesar 42

kalori (Novary,2007).

Wortel kaya akan zat antioksidan betakaroten, mampu mencegah radikal

bebas menjadi kanker. Wortel dapat menurunkan resiko kanker prostat pada

lelaki. Mengkonsumsi secara rutin wortel dapat mengurangi keganasan dari

radikal bebas. Sebaiknya tidak mengkonsumsi terlalu berlebihan karena akan

menyebabkan kulit menjadi kuning. Wortel selain dikonsumsi segar dapat pula

dikukus terlebih dahulu kemudian dikonsumsi.

Wortel adalah salah satu sumber makanan detoksifikasi yang mempunyai

kemampuan untuk mengatur ketidakseimbangan dalam tubuh. Sayuran banyak

mengandung betakaroten yang merupakan prekursor vitamin A. Wortel sebagai

sumber vitamin A berfungsi untuk membantu proses penglihatan. Vitamin

tersebut merupakan bagian yang sangat penting dari penerimaan cahaya mata .

Wortel segar mengandung air, protein, karbohidrat, lemak, serat, abu, nutrisi

anti kanker, gula alamiah (fruktosa, sukrosa, dekstrosa, laktosa, dan maltosa),

pektin, glutanion, mineral (kalsium, fosfor, besi dan natrium), vitamin

(betakarotein, B1 dan C) serta asparagine. Betakaroten merupakan anti oksidan

yang menjaga kesehatan dan menghambat proses penuaan. Selain itu betakaroten

bisa mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker serta melindungi asam

lemak tidak jenuh ganda dari proses oksidasi. Jika tubuh memerlukan vitamin A

Page 20: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

9

maka betakaroten di hati akan diubah menjadi vitamin A. Fungsi vitamin A bisa

mencegah buta senja, mempercepat penyembuhan luka dan mempersingkat

lamanya sakit campak. Sebuah wortel ukuran sedang mengandung sekitar 12000

SI betakaroten. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa dengan mengkonsumsi

wortel yang dikukus sebentar akan memperbesar penyerapan betakaroten

(Kumalaningsih,2006).

Bagian wortel yang dapat digunakan yaitu umbi dan daun. Kandungan kimia

yang terdapat berupa senyawa golongan flavonoid, fenolik, antosianin dan

karotenoid (Sun et all, 2009). Senyawa kimia yang memiliki efek sebagai

antipiretik adalah flavonoid dan tanin yang dapat menghambat enzim

siklooksigenase yang berperan dalam biosintesis prostaglandin sehingga demam

terhambat (Robinson, 1995; Hartini, 2012). Menurut Robinson (1995) bahwa

flavonoid memiliki kemiripan struktur dengan parasetamol.

Wortel juga dapat digunakan untuk keperluan kosmetik, yakni untuk merawat

kecantikan wajah dan kulit, menyuburkan rambut, dan lain-lain. Karoten dalam

umbi wortel bermanfaat untuk menjaga kelembaban kulit, dan memperlambat

timbulnya kerutan pada wajah, sehingga wajah selalu tampak berseri

(Cahyono,2002).

2.2. Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu

campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agent.

Ekstraksi cair-cair (liquid extraction, solvent extraction): solute dipisahkan dari

Page 21: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

10

cairan pembawa (diluen) menggunakan solven cair. Campuran diluen dan solven

ini adalah heterogen ( immiscible, tidak saling campur), jika dipisahkan terdapat 2

fase, yaitu fase diluen (rafinat) dan fase solven (ekstrak).

Fase rafinat = fase residu, berisi diluen dan sisa solut.

Fase ekstrak = fase yang berisi solut dan solven.

Pemilihan solven menjadi sangat penting, dipilih solven yang memiliki sifat

antara lain:

a. Solut mempunyai kelarutan yang besar dalam solven, tetapi solven sedikit

atau tidak melarutkan diluen;

b. Tidak mudah menguap pada saat ekstraksi;

c. Mudah dipisahkan dari solut, sehingga dapat dipergunakan kembali;

d. Tersedia dan tidak mahal.

2.2.1. Macam-macam Metode Ekstraksi

Jenis-jenis ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan adalah :

2.2.1.1. Ekstraksi Cara Dingin

Metode ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi

berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud

rusak karena pemanasanan. Jenis ekstraksi dingin adalah maserasi dan perkolasi.

a. Metode Maserasi

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan

dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari

akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat

aktif, zat aktif akan larut dengan karena adanya perbedaan konsentrasi antara

Page 22: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

11

larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat

didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan

konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.

b. Metode Perkolasi

Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut

yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator. Perkolasi

bertujuan supaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk

zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan pemanasan. Cairan penyari

dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan

melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak

kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan di atasnya,

dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang

berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan

permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi).

2.2.1.2. Ekstraksi Cara Panas

Metoda ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas

secara otomatis akan mempercepat proses penyarian dibandingkan cara dingin.

Metodanya adalah refluks, ekstraksi dengan alat soxhlet dan infusa.

a. Metode Refluks

Salah satu metode sintesis senyawa anorganik adalah refluks, metode ini

digunakan apabila dalam sintesis tersebut menggunakan pelarut yang volatil. Pada

kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum

Page 23: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

12

reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil

yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan

kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun

pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap

ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada

uap air atau gas oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk

sintesis senyawa anorganik karena sifatnya reaktif.

b. Metode Soklet

Sokletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang

terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan

menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan

terisolasi. Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara

pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontinyu akan

membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali ke dalam

labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut.

2.3. Demam

Demam, yang berarti suhu tubuh diatas normal, dapat disebabkan oleh

kelainan didalam otak sendiri atau oleh bahan bahan toksik yang mempengaruhi

pusat pengaturan suhu. Beberapa penyebab demam dan juga suhu dibawah normal

meliputi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, tumor otak dan keadaan

lingkungan yang dapat berakhir dengan heatstroke (Guyton dan Hall, 1997).

Page 24: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

13

2.3.1. Mekanisme Demam

Beberapa percobaan telah menunjukkan bahwa interleukin-1(IL-1)

menyebabkan demam, pertama-tama dengan menginduksi pembentukan salah

satu prostaglandin, terutama prostaglandin E2(PGE2), atau zat yang mirip dan

selanjutnya bekerja di hipotalamus untuk membangkitkan reaksi demam (Guyton

and Hall, 1997).

Sebagai respon terhadap rangsangan pirogenik, maka monosit, makrofag, dan

sel-sel Kupffer mengeluarkan suatu zat kimia yang dikenal sebagai pirogen

endogen IL-1(interleukin 1), TNFα (Tumor Necrosis Factor α), IL-6

(interleukin6), dan INF (interferon) yang bekerja pada pusat termoregulasi

hipotalamus untuk meningkatkan patokan termostat.

Hipotalamus mempertahankan suhu di titik patokan yang baru dan bukan di

suhu normal. Sebagai contoh, pirogen endogen meningkatkan titik patokan

menjadi 38,9°C, hipotalamus merasa bahwa suhu normal prademam sebesar 37°C

terlalu dingin, dan organ ini memicu mekanismemekanisme respon dingin untuk

meningkatkan suhu tubuh (Ganong, 2003).

Page 25: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

14

Gambar 2.2. Mekanisme Demam

(Sherwood, 2001)

2.4. Parasetamol

2.4.1. Sifat Fisika dan Kimia Parasetamol

Sinonim : Paracetamolum Asetaminofen.

Nama kimia : 4-hidroksiasetanilida.

Rumus molekul : C8H9NO2

Rumus bangun :

Page 26: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

15

Kandungan : tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 101,0 %

C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.

Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida

1 N, mudah larut dalam etanol.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya

(DitJen POM., 1995).

2.4.2. Farmakologi

Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik

ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Asetaminofen di Indonesia lebih dikenal

dengan nama parasetamol, dan tersedia sebagai obat bebas (Wilmana, 2005).

Efek analgetik Paracetamol dapat menghilangkan atau mengurangi nyeri

ringan sampai sedang. Paracetamol menghilangkan nyeri, baik secara sentral

maupun secara perifer. Secara sentral diduga Paracetamol bekerja pada

hipotalamus sedangkan secara perifer, menghambat pembentukan prostaglandin di

tempat inflamasi, mencegah sensitisasi reseptor rasa sakit terhadap rangsang

mekanik atau kimiawi. Efek antipiretik dapat menurunkan suhu demam. Pada

keadaan demam, diduga termostat di hipotalamus terganggu sehingga suhu badan

lebih tinggi. Paracetamol bekerja dengan mengembalikan fungsi termostat ke

keadaan normal. Pembentukan panas tidak dihambat tetapi hilangnya panas

dipermudah dengan bertambahnya aliran darah ke perifer dan pengeluaran

Page 27: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

16

keringat. Efek penurunan suhu demam diduga terjadi karena penghambatan

terbentuknya prostaglandin.

Senyawa Paracetamol memiliki waktu paruh 1 – 3 jam, dan tidak

menyebabkan perdarahan gastrointestinalis atau gangguan asam basa seperti asam

asetilsalisilat, tetapi mempunyai bentuk toksisitas hepatik sedang sampai berat.

(Andrianto.P., 2007).

Page 28: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini daun wortel, vaksin BCG, Na

CMC, parasetamol, FeCl3, Mayer, Dragendorf, Bouchardat, HCl 2 N, NaOH,

kloroform, etanol, amoniak, amil alkohol, aquadest dan eter.

Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit jantan putih galur Swiss

Webster dengan berat badan antara 20-30 gram.

3.2. Pengumpulan Bahan Tanaman

Tanaman yang digunakan diperoleh dari perkebunan Selabintana Sukabumi.

3.3. Determinasi Tanaman

Determinasi akan dilakukan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan,

Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Padjadjaran, Sumedang.

3.4. Pengolahan Simplisia Daun Wortel (Daucus carota L.)

Daun wortel yang telah dikumpulkan disortasi basah dan dipisahkan, dicuci

dengan air mengalir hingga bersih, daun yang sudah dicuci bersih kemudiaan

dikeringkan. Pengeringan simplisia daun wortel dilakukan dengan cara di oven

Page 29: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

18

pada suhu 400C, selama waktu tertentu sampai kandungan air dalam simplisia

dibawah 10%. Kemudian simplisia kering dilakukan kembali sortasi kering.

3.5. Penetapan Kadar Air Simplisia

Disiapkan alat pengukur kadar air (Moisture Meter), alat pengukur kadar air

dipastikan ada pada posisi nol dan jarum berada pada posisi netral, anak

timbangan 2 g diletakan dan dimasukan serbuk massa cetakan sampai stabil 2 g

dengan posisi jarum ditengah. Lampu dinyalakan dan suhu diatur maksimal

100oC. Setelah suhu mencapai 100

oC, dinyalakan stopwatch dan hitung waktunya

selama 15 menit dan suhu tetap dijaga. Lampu dimatikan dan tombol pengukur

diputar ke kiri sampai jarum menunjukan ke posisi semula. Kemudian dihitung

kadar air yang menyusut. Kadar air minimal yang diperbolehkan adalah di bawah

10 %.

3.6. Skrining Fitokimia

Skrining Fitokimia dilakukan untuk mengetahui senyawa kimia dalam daun

wortel (Daucus carota L.) secara kualitatif. Skrining ini dilakukan terhadap

simplisia dan ekstrak yang digunakan dalam penelitian meliputi pemeriksaan

senyawa kimia golongan alkaloid, glikosida, steroida/ triterpenoida, flavonoid,

saponin, tannin dan antrakinion. (Harbone, 2006).

Kadar air = Bobot awal – bobot akhir x 100%

Bobot awal simplisa

Page 30: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

19

a. Identifikasi Alkaloid

Sampel dibasakan dengan 1 ml amonia pekat, kemudian tambahkan

kloroform 5 ml dan digerus kuat-kuat. Lapisan kloroform dipipet sambil disaring,

kemudian ke dalamnya ditambahkan 1 ml asam klorida 2N. Campuran dikocok

kuat-kuat hingga terdapat dua lapisan. Lapisan asam dipipet, kemudian dibagi

menjadi tiga bagian:

a) Bagian pertama ditambahkan pereaksi Mayer. Bila terjadi endapan atau

kekeruhan putih, berarti dalam simplisia kemungkinan terkandung alkaloid.

b) Bagian dua ditambahkan pereaksi Dragendroff. Bila terjadi endapan atau

kekeruhan berwarna jingga kuning, berarti dalam simplisia kemungkinan

terkandung alkaloid.

c) Bagian tiga digunakan sebagai blanko (Harbone, 2006).

b. Senyawa Polifenol

Sejumlah kecil sampel dalam tabung reaksi dipanaskan di atas penangas air,

kemudian disaring. Kepada filtrat ditambahkan larutan pereaksi besi (III) klorida.

Adanya senyawa fenolat/tanin ditandai dengan terjadinya warna hijau-biru hitam

hingga hitam (Harbone, 2006).

c. Tanin

Sejumlah kecil sampel dalam tabung reaksi dipanaskan di atas penangas air.

Kemudian disaring. Kepada filtrat ditambahkan larutan gelatin 1%. Adanya

senyawa tanin ditandai dengan terjadinya endapan berwarna putih. (Harbone,

2006).

Page 31: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

20

d. Flavonoid

Sejumlah kecil sampel dalam tabung reaksi dicampur dengan serbuk

magnesium dan asam klorida 2N. Campuran dipanaskan di atas penangas air, lalu

disaring. Kepada filtrat dalam tabung reaksi ditambahkan amil alkohol, lalu

dikocok kuat-kuat. Adanya flavonoid ditandai dengan terbentuknya warna kuning

hingga merah yang dapat ditarik oleh amil alkohol. (Harbone, 2006).

e. Steroid dan triterpenoid

Sampel digerus dengan eter, kemudian dipipet sambil disaring. Filtrat

ditempatkan dalam cawan penguap, kemudian dibiarkan menguap hingga kering.

Ke dalam hasil pengeringan ditambahkan pereaksi Liebermann-Bouchard.

Terjadinya warna ungu menunjukkan adanya senyawa triterpenoid sedangkan

adanya warna hijau biru menunjukkan adanya senyawa steroid. (Harbone, 2006 ).

3.7. Pembuatan Ekstrak Daun Wortel (Daucus carota L.)

Simplisia kering daun wortel 500 gram dimasukan ke dalam maserator

kemudian dilakukan maserasi dengan pelarut etanol 96 %. Proses maserasi

dilakukan selama 3 x 24 jam. Ekstrak kemudian disaring untuk mendapatkan

filtrat dan residu. Maserat yang dihasilkan disaring, dikumpulkan dan diuapkan

dengan alat rotary evaporator pada suhu 40 oC, sehingga diperoleh ekstrak kental

etanol daun wortel. Ekstrak kental yang diperoleh ditimbang dan dilakukan

perhitungan rendemen.

% Rendemen = Bobot Ekstrak x 100 %

Bobot awal simplisia

Page 32: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

21

3.8. Percobaan Efek Antipiretik

Percobaan efek antipiretik meliputi penyiapan hewan uji, penyiapan alat dan

bahan, dan pengujian efek antipiretik.

1) Penyiapan hewan uji

Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit putih Swiss Webster yang

berumur 2-3 bulan sebanyak 25 ekor dengan berat 20-30 gram. Sebelum

digunakan hewan diadaptasikan selama 1 minggu, kemudian dipuasakan selama

12 jam dan hanya diberi minum.

Mencit sebanyak 25 ekor dibagi ke dalam 5 kelompok secara acak. Setiap

kelompok terdiri dari lima ekor, kelompok 1 sebagai kelompok kontrol negatif,

kelompok 2 sebagai kelompok pembanding parasetamol, kelompok 3, 4, dan 5

sebagai kelompok uji.

2) Penyiapan Alat dan Bahan

a. Suspensi Na CMC untuk diberikan ke kelompok kontrol negatif

Serbuk Natrium CMC sebanyak 500 mg dimasukkan sedikit demi sedikit ke

dalam air panas (70°C) sambil terus diaduk hingga terbentuk larutan koloidal

yang homogen, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL kemudian

tambahkan aquadest sampai tanda batas.

b. Suspensi Parasetamol sebagai pembanding atau kontrol positif

Serbuk parasetamol 500 mg disuspensikan dengan natrium CMC 1% b/v

dalam lumpang hingga homogen, lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL

dan tambahkan aquadest sampai tanda batas.

c. Ekstrak Etanol Daun Wortel (Daucus carota L.) sebagai bahan uji

Page 33: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

22

Ekstrak dibuat sediaan suspensi dalam larutan natrium CMC dengan berbagai

konsentrasi, untuk diberikan dengan volume 1 ml/30 g BB mencit. Untuk

membuat sediaan berbagai konsentrasi, ekstrak masing-masing dimasukkan ke

dalam lumpang tersendiri, kemudian digerus sambil ditambahkan sedikit demi

sedikit larutan koloidal natrium CMC 1% b/v hingga terdispersi homogen.

Campuran dimasukkan masing-masing ke dalam labu ukur 10 ml, lumpang dibilas

dan dicukupkan volumenya dengan larutan koloidal natrium CMC 1% b/v sampai

batas tanda.

3.9. Pengujian Antipiretik

Masing – masing hewan uji dilakukan pengecekan suhu penggunakan

termometer infrared pada bagian kepala sebelum diinduksi. Selanjutnya semua

hewan uji diinduksi demam dengan vaksin BCG 0,5 mL melalui subkutan.

Hewan uji diberikan perlakuan sebagai berikut : Kelompok pertama diberi

kontrol negatif (Na CMC 1%) , kelompok ke-2 diberi kontrol pembanding

(parasetamol), kelompok ke-3 diberi ekstrak daun wortel 100 mg / Kg BB,

kelompok ke-4 diberi ekstrak daun wortel 300 mg / Kg BB dan kelompok ke-5

diberi ekstrak daun wortel 500 mg / Kg BB.

Setelah diberikan perlakuan suhu kepala hewan uji diukur setelah 60 menit

setelah pemberian vaksin, selanjutnya pengecekan suhu dilakukan dalam selang

setiap 15 menit selama 3 jam.

Page 34: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

23

3.10. Perhitungan Dosis Parasetamol

Mencit yang memiliki berat tubuh 20 g. Dosis Parasetamol pada manusia

yaitu 500 mg. Dosis yang diberikan kepada mencit yaitu 0,0026 x 500 = 1,3

mg/20 g berat badan.

3.11. Analisis Data

Data dari hasil penelitian ini dianalisa secara statistik dengan ANOVA dua

arah. Analisis data kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey HSD.

Page 35: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Determinasi Tanaman

Hasil determinasi yang dilakukan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan,

Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Padjadjaran, menunjukan bahwa tanaman tersebut benar merupakan

wortel (Daucus carota L.).

4.2. Penetapan Kadar Air

Simplisia yang telah kering diukur kada airnya dengan alat Moisture Meter.

Hasil kadar air daun wortel yang diperoleh adalah 3 % hal ini telah memenuhi

syarat kadar air yang ditetapkan bahwa kadar air untuk simplisia ˂ 10%.

4.3. Rendemen Ekstrak

Ekstrak cair yang telah diperoleh kemudian dipekatkan hingga diperoleh

ekstrak kental, ekstrak kental yang diperoleh kemudian dihitung rendemen

ekstraknya. Rendemen ekstrak yang diperoleh dari 500 gram simplisia daun

wortel adalah 17 %.

Page 36: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

25

4.4. Skrining Fitokimia

Skrining Fitokimia dilakukan terhadap ekstrak etanol daun wortel yang

meliputi pemeriksaan golongan alkaloid, flavonoid, tanin, polifenol, steroid dan

triterpenoid. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Hasil Skrining Fitokimia

Keterangan :

+ = Ada

- = Tidak Ada

Pada Tabel 4.1 dari hasil skrining fitokimia kandungan metabolit sekunde

yang terdapat pada daun wortel diantaranya adalah golongan alkaloid, flavonoid,

tanin, polifenol, steroid dan triterpenoid.

4.5. Pengujian Antipiretik

Hasil pengujian aktivitas antipiretik terhadap mencit jantan putih galur Swiss

Webster yang dilakukan dengan menggunakan beberapa variasi dosis, yaitu

Golongan

Senyawa

Pereaksi Pengamatan Simplisia Ekstrak

Flavonoid Serbuk Zn,

HCI 2N Mg,

HCI Pekat

Warna bening

warna kuning

kecoklatan

+ +

Fenol dan

Folifenol,

Tanin

FeCl3 1% Warna hijau

kehitaman

+ +

Alkaloid Mayer

Bouchardat

Dragendorff

Endapan putih

kekuningan

endapan kuning

endapan kuning

kecoklatan

+

+

+

+

+

+

Steroid /

triterpenoid

Eter, asam

asetat glasial,

H2SO4 pekat

Warna hijau + +

Page 37: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

26

ekstrak daun wortel 100 mg/KgBB, 300 mg/KgBB dan 500 mg/KgBB, dengan

pemberian vaksin BCG 0,2 mL sebagai penginduksi, suspensi Na CMC sebagai

kontrol negatif dan pemberian suspensi parasetamol sebagai pembanding. Hasil

pengamatan dari pemberian ekstrak daun wortel terhadap efek antipiretik dalam

menurunkan suhu mencit diperlihatkan dalam tabel-tabel berikut.

Tabel 4.2

Hasil Pengamatan Kelompok Kontrol Negatif

Gambar 4.1

Perkembangan Suhu Mencit pada Kelompok Kontrol Negatif

S0 S1 t15 t30 t45 t60 t75 t90 t105 t120 t135 t150 t165 t180

36,1 36,9 36,9 36,8 36,8 36,8 36,8 36,7 36,5 36,5 36,5 36,5 36,5 36,5 0,40

36,1 37,3 37,3 37,3 37,3 37,3 37,0 37,0 36,9 36,8 36,8 36,5 36,5 36,5 0,80

36,1 36,8 36,8 36,8 36,8 36,7 36,7 36,7 36,6 36,6 36,6 36,6 36,6 36,6 0,20

36,1 36,8 36,8 36,8 36,8 36,8 36,7 36,7 36,7 36,7 36,6 36,5 36,5 36,5 0,30

36,0 36,8 36,6 36,4 36,4 36,4 36,5 36,5 36,5 36,5 36,4 36,4 36,4 36,4 0,40

Rata-rata 36,08 36,92 36,88 36,82 36,82 36,80 36,74 36,72 36,64 36,62 36,58 36,50 36,50 36,50 0,42

PerlakuanSuhu Mencit (

0C)

Kontrol Negatif Na

Cmc 1 %

Δt

Page 38: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

27

Pada Tabel 4.2 hasil penelitian bahwa pada percobaan hewan uji kelompok

kontrol negatif suhu mencit relatif konstan dalam keadaan demam, penurunan

suhu sangat kecil sehingga setelah 3 jam pengamatan hewan uji masih tetap

demam. Selama 180 menit hanya mampu menurunkan suhu sebesar 0,42C, dari

36,92C pada S1 menjadi 36,50C pada menit ke 180.

Tabel 4.3

Hasil Pengamatan Kelompok Kontrol Positif

Gambar 4.2

Perkembangan Suhu Mencit pada Kelompok Kontrol Positif

S0 S1 t15 t30 t45 t60 t75 t90 t105 t120 t135 t150 t165 t180

36,2 36,8 36,5 36,4 36,3 36,3 36,2 36,1 36,1 35,9 35,9 35,7 35,6 35,6 1,20

36,2 37,0 36,3 36,2 36,2 36,0 36,0 35,9 35,9 35,8 35,8 35,7 35,6 35,5 1,50

36,2 36,9 36,3 36,2 36,0 36,0 36,0 36,0 36,1 36,0 35,9 35,8 35,5 35,3 1,60

35,8 36,5 36,3 36,0 36,1 36,1 36,0 36,0 36,0 36,0 35,9 35,7 35,6 35,6 0,90

36,0 36,9 36,0 35,9 35,8 35,8 35,8 35,8 35,7 35,7 35,6 35,6 35,6 35,4 1,50

Rata-rata 36,08 36,82 36,28 36,14 36,08 36,04 36,00 35,96 35,96 35,88 35,82 35,70 35,58 35,48 1,34

Kontrol Positif

(Parasetamol)

PerlakuanSuhu Mencit (

0C)

Δt

Page 39: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

28

Pada Tabel 4.3 hasil penelitian hewan uji kelompok pembanding

parasetamol suhu hewan uji mengalami penurunan suhu sehingga pada jam ke 3

suhu hewan uji telah kembali normal, terjadi penurunan suhu sebesar 1,34C, dari

waktu S1 sebesar 36,82C menjadi 35,48C pada menit ke 180 pasca demam.

Tabel 4.4

Hasil Pengamatan Kelompok Uji Dosis I

Gambar 4.3

Perkembangan Suhu Mencit pada Kelompok Dosis I Daun Wortel

Pada Tabel 4.4 hasil penelitian pada hewan uji menunjukan bahwa daun

wortel dosis 1 dapat memberikan efek antipiretik dengan menunjukan penurunan

S0 S1 t15 t30 t45 t60 t75 t90 t105 t120 t135 t150 t165 t180

36,1 36,6 36,3 36,2 36,1 36,0 35,9 35,9 35,9 35,8 35,8 35,9 35,9 36,0 0,60

36,1 36,7 36,3 36,2 36,1 36,1 36,0 36,0 35,9 35,9 36,0 36,0 36,0 36,0 0,70

36,0 36,6 36,3 36,2 36,0 36,0 36,0 36,0 36,1 36,0 35,9 35,9 36,0 36,0 0,60

36,1 36,6 36,1 36,0 36,1 36,1 36,0 36,0 36,0 36,0 35,9 35,9 35,9 35,9 0,70

36,1 36,8 36,1 36,0 36,0 35,9 35,9 35,8 35,8 35,8 35,7 35,7 35,7 35,7 1,10

Rata-rata 36,08 36,66 36,22 36,12 36,06 36,02 35,96 35,94 35,94 35,90 35,86 35,88 35,90 35,92 0,74

PerlakuanSuhu Mencit (

0C)

Dosis I Ekstrak

Daun Wortel

Δt

Page 40: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

29

suhu hewan uji yang cukup signifikan. Penurunan suhu hewan uji dari

sebelumnya 36,66C pada S1 menjadi 35,92C pada 180 menit pasca demam atau

menurun sebesar 0,74C.

Tabel 4.5

Hasil Pengamatan Kelompok Uji Dosis II

Gambar 4.4

Perkembangan Suhu Mencit pada Kelompok Dosis II Daun Wortel

S0 S1 t15 t30 t45 t60 t75 t90 t105 t120 t135 t150 t165 t180

35,9 36,6 36,3 36,2 36,1 36,0 36,0 36,0 35,9 35,9 35,9 35,8 35,7 35,8 0,80

35,7 36,7 36,3 36,2 36,2 36,1 36,0 36,0 36,0 35,9 35,9 35,9 35,9 35,8 0,90

36,0 36,7 36,3 36,2 36,1 36,0 36,0 36,0 35,9 35,9 35,9 35,9 35,8 35,7 1,00

36,0 36,7 36,2 36,2 36,0 36,0 35,9 35,9 35,8 35,8 35,8 35,8 35,8 36,0 0,70

36,1 36,6 36,2 36,2 36,1 36,0 36,0 36,0 35,9 35,9 35,9 35,9 35,9 35,9 0,70

Rata-rata 35,94 36,66 36,26 36,20 36,10 36,02 35,98 35,98 35,90 35,88 35,88 35,86 35,82 35,84 0,82

PerlakuanSuhu Mencit (

0C)

Dosis II Ekstrak

Daun Wortel

Δt

Page 41: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

30

Pada Tabel 4.5 hasil penelitian pada hewan uji menunjukan bahwa daun

wortel dosis II dapat memberikan efek antipiretik dengan menunjukan penurunan

suhu hewan uji. Penurunan suhu hewan uji dari sebelumnya 36,66C pada S1

menjadi 35,84C pada 180 menit pasca demam atau menurun sebesar 0,82C.

Tabel 4.6

Hasil Pengamatan Kelompok Uji Dosis III

Gambar 4.5

Perkembangan Suhu Mencit pada Kelompok Dosis III Daun Wortel

S0 S1 t15 t30 t45 t60 t75 t90 t105 t120 t135 t150 t165 t180

36,0 36,6 36,3 36,2 36,1 36,0 36,0 36,0 35,9 35,9 35,9 35,9 35,9 35,9 0,70

36,1 36,8 36,3 36,2 36,1 36,0 36,0 36,0 35,9 35,9 35,8 35,8 35,8 35,8 1,00

36,1 36,7 36,2 36,1 36,0 36,0 36,0 35,9 35,9 35,9 35,9 35,8 35,7 35,7 1,00

36,0 36,6 36,2 36,1 36,0 35,9 35,9 35,7 35,7 35,7 35,8 35,7 35,8 35,8 0,80

36,1 36,7 36,1 36,0 35,9 35,9 35,8 35,8 35,8 35,7 35,7 35,7 35,7 35,6 1,10

Rata-rata 36,06 36,68 36,22 36,12 36,02 35,96 35,94 35,88 35,84 35,82 35,82 35,78 35,78 35,76 0,92

Dosis III Ekstrak

Daun Wortel

PerlakuanSuhu Mencit (

0C)

Δt

Page 42: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

31

Tabel 4.6 menunjukan bahwa pada percobaan hewan uji dengan

pemberian ekstrak daun wortel dosis III ini penurunan suhu lebih besar dari dosis

I dan dosis II. Penurunan suhu hewan uji pada dosis III terjadi dari sebelumnya

36,68C pada S1 menjadi 35,76C pada 180 menit pasca demam atau menurun

sebesar 0,92C.

Berikut disajikan rekapitulasi perubahan suhu untuk setiap kelompok

perlakuan :

Tabel 4.7

Perbandingan Suhu yang Dihasilkan Setiap Kelompok Uji

Gambar 4.6

Grafik Perbandingan Penurunan Suhu Mencit pada Lima Kelompok Uji

S0 S1 t15 t30 t45 t60 t75 t90 t105 t120 t135 t150 t165 t180

Kontrol Negatif Na

Cmc 1 %36,08 36,92 36,88 36,82 36,82 36,80 36,74 36,72 36,64 36,62 36,58 36,50 36,50 36,50 0,42

Kontrol Positif

Parasetamol 36,08 36,82 36,28 36,14 36,08 36,04 36,00 35,96 35,96 35,88 35,82 35,70 35,58 35,48 1,34

Dosis I Ekstrak

Daun Wortel

100mg/KgBB

36,08 36,66 36,22 36,12 36,06 36,02 35,96 35,94 35,94 35,90 35,86 35,88 35,90 35,92 0,74

Dosis II Ekstrak

Daun Wortel

300mg/KgBB

35,94 36,66 36,26 36,20 36,10 36,02 35,98 35,98 35,90 35,88 35,88 35,86 35,82 35,84 0,82

Dosis III Ekstrak

Daun Wortel

500mg/KgBB

36,06 36,68 36,22 36,12 36,02 35,96 35,94 35,88 35,84 35,82 35,82 35,78 35,78 35,76 0,92

PerlakuanWaktu Pengamatan

Δt

Page 43: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

32

Berdasarkan hasil penelitian pada hewan uji menggunakan mencit putih

jantan mencit putih galur Swiss Webster menunjukan bahwa pada percobaan

kelompok dosis III demam menurun dan berangsur normal dengan hasil

penurunan yang lebih tinggi dibandingan dengan pemberian dosis I dan dosis II.

Dimana rentang dosis III ini menunjukkan penurunan suhu optimum dan hampir

mendekati efek penurunan suhu dari kelompok kontrol pembanding parasetamol.

4.6. Uji Perbandingan Penurunan Suhu Multikelompok

Untuk melihat kebermaknaan perbedaan penurunan suhu dari semua

kelompok perlakuan, digunakan uji Anova satu arah (one way Anova) jika data

berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, dan menggunakan uji

Kruskal Wallis jika data tidak berdistribusi normal dan tidak memiliki varians

yang homogen.

4.6.1. Uji Normalitas Data dan Uji Homogenitas Varians

Untuk mengetahui distribusi data apakah berdistribusi normal atau tidak,

digunakan uji Shapiro Wilk jika data setiap kelompok yang akan diuji kurang dari

50 sampel. Hasil uji normalitas data dengan menggunakan software IBM SPSS

21.0 disajikan sebagai berikut :

Page 44: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

33

Tabel 4.8

Hasil Uji Normalitas Data

Kelompok Uji Shapiro-Wilk

Statistic db Sig.

Kontrol Negatif Na Cmc 1 % 0,860 5 0,228

Kontrol Positif (Parasetamol) 0,871 5 0,269

Dosis I Ekstrak Daun Wortel 100mg/KgBB 0,739 5 0,023

Dosis II Ekstrak Daun Wortel 300mg/KgBB 0,902 5 0,421

Dosis III Ekstrak Daun Wortel 500mg/KgBB 0,914 5 0,490

Dari Tabel 4.8 di atas diperoleh hasil signifikansi uji normalitas data

dengan menggunakan uji Shapiro Wilk sebesar 0,228 untuk data perubahan

kelompok Kontrol Negatif, 0,269 untuk kelompok Kontrol Positif, 0,023 untuk

kelompok Dosis I, 0,421 untuk kelompok Dosis II dan 0,490 untuk kelompok

Dosis III. Kelima nilai signifikansi tersebut melebihi batas signifikansi =0,01

sehingga dapat disimpulkan bahwa data perubahan suhu kelima kelompok

dinyatakan berdistribusi normal.

Hasil uji homogenitas varians disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.9

Hasil Uji Homogenitas Varians

Levene Statistic db1 dk2 Sig.

0,890 4 20 0,488

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, diperoleh nilai statistik Levene’s sebesar 0,890

dan nilai signifikansi sebesar 0,488. Dikarenakan nilai signifikansi melebihi

=0,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa varians data dari kelima kelompok

perlakuan dinyatakan homogen.

Page 45: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

34

Dari hasil uji normalitas data dan uji homogenitas varians di atas diketahui

bahwa data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen sehingga

persyaratan dilakukannya uji Anova dinyatakan terpenuhi.

4.6.2. Uji One Way ANOVA

Berikut disajikan rata-rata perubahan suhu setiap mencit pada setiap

kelompok perlakuan.

Tabel 4.10

Tabel Perbandingan Selisih Penurunan Suhu Mencit

Penurunan Suhu Mencit

Jumlah Rata-

Rata 1 2 3 4 5

Kelompok 1 (Na Cmc 1 %) 0,40 0,80 0,20 0,30 0,40 2,10 0,42

Kelompok 2 (Parasetamol) 1,20 1,50 1,60 0,90 1,50 6,70 1,34

Kelompok 3 (Dosis I DW) 0,60 0,70 0,60 0,70 1,10 3,70 0,74

Kelompok 4 (Dosis II DW) 0,80 0,90 1,00 0,70 0,70 4,10 0,82

Kelompok 5 (Dosis III DW) 0,70 1,00 1,00 0,80 1,10 4,60 0,92

Keterangan:

- Kelompok 1 : Kontrol negatif yang diberikan Na Cmc 1 %

- Kelompok 2 : Kontrol positif yang diberikan Parasetamol

- Kelompok 3 : Dosis I Ekstrak Daun Wortel yakni 100mg/KgBB

- Kelompok 4 : Dosis II Ekstrak Daun Wortel yakni 300mg/KgBB

- Kelompok 5 : Dosis III Ekstrak Daun Wortel yakni 500mg/KgBB

Page 46: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

35

Gambar 4.7

Grafik Perbandingan Penurunan Suhu Mencit pada Lima Kelompok Uji

Hipotesis perbandingan multikelompok yang akan diuji adalah sebagai

berikut :

H0 : 1=2=3=4=5=0 ; tidak terdapat perbedaan penurunan suhu

mencit pada lima kelompok yang diuji, atau pemberian

ekstrak Daun Wortel dengan dosis yang berbeda tidak

berpengaruh terhadap penurunan suhu mencit;

H1 : paling sedikit ada satu i0 ; terdapat perbedaan penurunan suhu

mencit pada lima kelompok yang diuji, atau pemberian

ekstrak Daun Wortel dengan dosis yang berbeda berpengaruh

terhadap penurunan suhu mencit;

= 0,01

0,42

0,74 0,82

0,92

1,34

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1,60

Kontrol

Negatif

Dosis I Dosis II Dosis III Kontrol

Positif

Per

ub

ah

an

Su

hu

(°C

)

Kelompok Perlakuan

Page 47: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

36

Dari rekapitulasi data pada Tabel 4.10 di atas, selanjutnya dilakukan

analisis perbandingan multikelompok dengan menggunakan Analisis of variance

(ANOVA) dan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.11

Tabel Hasil Analisis of variance (ANOVA)

Penurunan Suhu JK Db KT F hitung F tabel P-value

Perlakuan 2,214 4 0,554 12,468 4,431 0,00003

Kekeliruan 0,888 20 0,044

Total 3,102 24

Keterangan : perbedaan bermakna jika p < 0,01

Dari Tabel 4.11 di atas diperoleh nilai F hitung sebesar 12,468 dan p-value

sebesar 0,00003. Dengan =0,01, derajat bebas db1=4 dan db2=20, diperoleh nilai

F tabel sebesar 4,431. Dari nilai-nilai tersebut diketahui bahwa nilai F hitung

(12,468) > F tabel (4,431), demikian pula p-value yang diperoleh (0,00003) < 0,01

sehingga kesimpulannya adalah menolak H0 dan menerima H1, artinya terdapat

perbedaan penurunan suhu mencit pada lima kelompok yang diuji atau pemberian

ekstrak Daun Wortel dengan dosis yang berbeda terbukti berpengaruh signifikan

terhadap penurunan suhu mencit. Jika disajikan dalam kurva uji hipotesis, nilai F

hitung dan F tabel dapat diperlihatkan sebagai berikut :

Page 48: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

37

Gambar 4.8

Kurva Uji Hipotesis ANOVA

Dari hasil uji hipotesis di atas menunjukkan bahwa rata-rata perubahan

suhu pada kelima kelompok dinyatakan berbeda signifikan antara satu dengan

yang lainnya. Untuk mengetahui lebih rinci pada kelompok mana saja perbedan

tersebut terjadi, pengujian akan dilanjutkan dengan menggunakan uji Tukey HSD.

4.6.3. Uji Tukey HSD

Hasil uji Tukey HSD untuk =0,01 disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut :

Tabel 4.12

Tabel Hasil Uji Tukey HSD pada =0,01

Kelompok 1 2 3

Kelompok 1. Kontrol Negatif Na Cmc 1 % 0,42

Kelompok 3. Dosis I Ekstrak Daun Wortel 100mg/KgBB 0,74 0,74

Kelompok 4. Dosis II Ekstrak Daun Wortel 300mg/KgBB 0,82 0,82

Kelompok 5. Dosis III Ekstrak Daun Wortel 500mg/KgBB 0,92 0,92

Kelompok 2. Kontrol Positif (Parasetamol) 1,34

12,468

F hitung

4,431

Page 49: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

38

Tabel 4.12 dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

- Perubahan suhu mencit pada kelompok Dosis I dan Dosis II dinyatakan

tidak berbeda signifikan dengan kelompok Kontrol Negatif. Hal ini

menunjukkan bahwa Dosis I dan Dosis II memberikan efek yang relatif

sama dengan Kontrol Negatif.

- Perubahan suhu mencit pada kelompok Dosis I, Dosis II dan Dosis III

dinyatakan tidak berbeda signifikan satu dengan yang lainnya, artinya

pemberian Dosis I, Dosis II dan Dosis III dapat dikategorikan akan

memberikan efek yang relatif sama jika tidak dibandingkan dengan

Kontrol Negatif dan Kontrol Positif.

- Perubahan suhu mencit pada kelompok Dosis III dinyatakan tidak berbeda

signifikan dengan kelompok Kontrol Positif. Hal ini menunjukkan bahwa

Dosis III memberikan efek yang relatif sama dengan Kontrol Positif,

dengan kata lain hasil optimal yang menyamai hasil dari Kontrol Positif

diberikan oleh perlakuan Dosis III.

Page 50: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

39

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ini, disimpulkan bahwa:

1. Ekstrak etanol daun wortel dapat digunakan sebagai bahan untuk obat

antipiretika.

2. Dosis optimal yang berpengaruh terhadap aktifitas antiperik adalah dosis

yang paling tinggi yaitu 500/KgBB mencit (Dosis III) yang menghasilkan

efek yang relatif sama dengan Kontrol Positif.

5.2. Saran

Penelitian aktifitas antiperik dari daun wortel merupakan penelitian

pendahuluan, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh

dosis optimal yang dapat menurunkan demam.

Page 51: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

40

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, P. 2007. Kapita Selekta Patologi Klinik. Jakarta. EGC

Cahyono Bambang, 2002 Wortel Teknik Budidaya dan Analisa Usaha Tani.

Kanisius. Yogyakarta

Departemen Kesehatan RI., 2008., Farmakope Herbal., Jilid II., Departemen

Kesehatan RI., Jakarta.

Departemen Kesehatan RI., 1978., Materia Medika Indonesia., Edisi I.,

Departemen Kesehatan RI., Jakarta.

Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi Keempat, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Duke, J.A., 2002., Handbook of Medicinal Herbs., second edition., CRC Press.,

USA.

Freddy I.W. 2007. Analgetik, antipiretik, Anti Inflamasi Non Steroid dan

Obat Pirai. Farmakologi dan Terapi, Edisi 5. Jakarta : Bagian

Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp : 209-217.

Ganong WF. 2002. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9. Jakarta: EGC,

pp : 1141-1155.

Page 52: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

41

Harborne, J.B. (2006). Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern

Menganalisis Tumbuhan., Edisike-2., terjemahan: Kosasih Padmawinata &

Iwang Soediro. Bandung : Penerbit ITB.

Harrison, A.C., 1999., Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam., Penerjemah P.

Andrianto., Edisi 13., EGC., Jakarta. hal: 93–104 .

Hartini., 2012., Topical Application of Ethanol Extract of Starfruit Leaves

(Averrhoa bilimbi L.) Increases Fibroblasts in Gingival Wounds Healing of

White Male Rats., Journal of Biomedical Science., Vol. 6., No. 1:35-39.,

Faculty of Dentistry Mahasaraswati University., Bali.

Heirmayani., 2007., Toksikopatologi Hati Mencit Pada Pemberian

Parasetamol., Bogor., IPB.

Kumalaningsih S. 2006. Antioksidan Alami. Penangkal Radikal Bebas.

Surabaya: Trubus Agrisarana.

Nelwan R.H.H. 1990. Demam: Tipe dan Pendekatan, Ilmu Penyakit Dalam,

Jilid I. Edisi IV. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, pp: 407-408.

Novary, E. W. 1997. Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar. Penebar

Swadaya, Jakarta

Nugroho, A.E., 2011., Belajar cepat statistik farmasi (Aplikasi SPSS)., Modul

Pelatihan. Universitas Gadjah Mada., Yogyakarta.

Pratama, A., 2008., Efek Diuretik Ekstrak Etanol 70% Daun Wortel (Daucus

carota L.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar., Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta., Surakarta.

Page 53: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

42

Robinson, T., 1995., Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi., Penerbit ITB.,

Bandung.

Rukmana., 1995., Bertanam Wortel., Kanisius., Yogyakarta.

Sherwood, L. 2002. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Edisi 6. Editors.

Pendit, B,U. Editors bahasa indonesia. Pesdelita, N. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran.

Silva Dias, J.C., 2014., Nutritional and Health Benefits of Carrots and Their

Seed Extracts.Food and Nutrition Sciences., Vol. 5., hal. 2147- 2156.

Soedarmo, P,, Garma, H., Hadinegoro., 2002., Infeksi dan Penyakit Tropis.,

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia., Jakartta., hal 27-51.

Soedjatmiko, 2005. Penanganan Demam Pada Anak Secara Profesional.

Dalam: Tumbelaka, et al, Editor. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu

Kesehatan Anak XLVII.Cetakan pertama. Jakarta: FKUI-RSCM, 32-41.

Soedjatmiko, 2005. Penanganan Demam Pada Anak Secara Profesional.

Dalam: Tumbelaka, et al, Editor. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu

Kesehatan Anak XLVII.Cetakan pertama. Jakarta: FKUI-RSCM, 32-41.

Sun, T., Simon, P.W., Tanumihardjo, S.A., 2009., Antioxidant Phytochemicals

and Antioxidant Capacity of Biofortified Carrots (Daucus carota L.) of

Various Colors., Journal of Agricultural and Food Chemistry., 57., 4142–

4147.

Tjay Tan Hoen, Rahardja K. 2002. Obat-Obat Penting. Jakarta : PT. Elex Media

Komputindo Kelompok Gramedia, pp: 4-16, 45-46.

Page 54: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

43

Wilmana, & Gan., (2007). Analgetik-Antipiretik,Analgetik Anti-Inflamasi Non

Steroid dan Obat Pirai : Farmakologi dan Terapi. Edisi ke 4. Jakarta.

Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman :

217- 218

Page 55: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

44

LAMPIRAN 1

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Page 56: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

45

Page 57: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

46

LAMPIRAN 2

HASIL DETERMINASI

Page 58: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

47

LAMPIRAN 3

BAHAN PENELITIAN

Daun Wortel

Vaksin BCG NaCl Na CMC

Parasetamol Suspensi parasetamol, Na CMC

Page 59: UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN WORTEL …

48

LAMPIRAN 4

HASIL SKRINING FITOKIMIA