praktikum vi water wheel.docx

22
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI Uji Antidepresan Metode Roda Putar Celup (Water Wheel) Disusun oleh : KELOMPOK V (Farmasi B) 1. Ahmad Hadi Latif 201310410311087 2. Tista Ayu Fortuna 201310410311097 3. Putri Wulansari 201310410311083 4. Lina fitrianidiah 201310410311089 5. Reni Tania 201310410311206 6. Alisha Azizah 201310410311229 7. Kurnia Hasanah 201310410311254 8. Primadona Permatasari O. 201310410311255 9. Ivana Rambu Sada Rewa 201310410311257 Universitas Muhammadiyah Malang | Kelompok V Farmasi B 1

Upload: achmad

Post on 19-Nov-2015

318 views

Category:

Documents


101 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

Uji Antidepresan Metode Roda Putar Celup (Water Wheel)

Disusun oleh :

KELOMPOK V(Farmasi B)

1. Ahmad Hadi Latif2013104103110871. Tista Ayu Fortuna 2013104103110971. Putri Wulansari2013104103110831. Lina fitrianidiah2013104103110891. Reni Tania2013104103112061. Alisha Azizah2013104103112291. Kurnia Hasanah2013104103112541. Primadona Permatasari O.2013104103112551. Ivana Rambu Sada Rewa 201310410311257

PRODI FARMASIFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2013-2014KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat-Nya makalah Farmakologi dengan pokok bahasan Uji Antidepresan Metode Roda Putar Celup (Water Wheel) dapat terselesaikan tepat waktu. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kuliah dan laporan praktikum Farmakologi I. Kami sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada makalah yang kami buat, oleh sebab itu kritik dan saran membangun sangat diharapkan.

Malang, 10 Desember 2014

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR2DAFTAR ISI3BAB I PENDAHULUAN4Latar Belakang4Rumusan Masalah5Tujuan5BAB II PEMBAHASAN6BAB III PENUTUP15Kesimpulan15DAFTAR PUSTAKA16

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangObat-obat depresan atau anti depresan memiliki efek mempengaruhi otak dan sulit untuk didefinisikan serta diukur kualitas dan kuantitas kerjanya. Gangguan depresi menyebabkan perubahan perilaku, penurunan energy, perubahan nafsu makan, gangguan makan, gangguan tidur dan perubahan bobot badan. Pada gejala yang ekstrim antara lain mania atau elasi (rangsangan kuat). Depresi merupakan gangguan neurobiology pada otak dengan gejala atau fenomena yang kompleks serta etiologi yang hingga sekarang masih belum jelas. Penyebab depresi pada umumnya adalah factor tekanan psikologi (stressor psikososial) yang berat yang menyebabkan rasa putus asa dan tidak lagi mampu untuk mengatasinya. Stressor dapat berupa penyakit gangguan fisik seperti stroke. Pada kondisi kecemasan atau ketakutan yang luar biasa maka hewan secara normal akan memberikan respon berupa: Perilaku yang defensive Reflek otonomik berupa gigitan Stamina meningkat dan waspada Terjadi sekresi kortikosteroid Emosi negatifGolongan obat yang sering digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan adalah obat anti depresan dan antipsikotik, seperti SSRI, antidepresan trisiklik, inhibitor MAO, preparat lithium atau obat-obat antikonvulsi serta terapi kejang listrik atau neuro elektrik syok. Obat antidepresan terdiri dari: Antidepresi golongan trisiklik. Golongan ini termasuk obat-obat antidepresan lama dengan efikasi yang sudah terbukti, bersifat sedatif dan menimbulkan efek samping otonomik, sehingga penggunaannya terbatas. Trisiklik adalah obat yang paling berbahaya pada overdosis karena efek kardiotoksisitasnya, konvulsi sering terjadi. Inhibitor MAO Antidepresi generasi baru seperti fluoxetine yang merupakan inhibitor ambilan serotonin selektif.

1.2. Rumusan Masalah1.2.1. Bagaimana gejala depresi pada mencit dalam air?1.2.2. Bagaimana pengamatan respon immobilitas atau aktivitas motoric mencit terhadap obat-obat antidepresi pada alat water wheel?.

1.3. Tujuan1.3.1. Mengetahui gejala depresi pada mencit dalam air.1.3.2. Mengamati respon immobilitas atau aktivitas motoric mencit terhadap obat-obat antidepresi pada alat water wheel.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Landasan TeoriDepresi adalah suatu kondisi medis-psikiatris dan bukan sekedar suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu gangguan depresi. Beberapa gejala gangguan depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Gejalanya tidak disebabkan oleh kondisi medis, efek samping obat, atau aktivitas kehidupan. Kondisi yang cukup parah menyebabkan gangguan klinis yang signifikan atau perusakan dalam keadaan sosial, pekerjaan, atau bidang-bidang penting lainnya (Yustinus, 2006). Untuk menghentikan gejala depresi seringkali digunakan antidepresan.Antidepresan merupakan obat-obat yang efektif pada pengobatan depresi, meringankan gejala gangguan depresi, termasuk penyakit psikis yang dibawa sejak lahir.Antidepresan digunakan untuk tujuan klinis dalam sejumlah indikasi termasuk: 1. Untuk mengurangi perasaan gelisah, panik, dan stres. 2. Meringankan insomnia 3. Untuk mengurangi kejang/ serangan dalam perawatan epilepsi.4. Menyebabkan relaksasi otot pada kondisi ketegangan otot. 5. Untuk menurunkan tekanan darah dan atau denyut jantung. Untuk meningkatkan mood dan atau meningkatkan kesupelan (Mutchler, 1991). Pada percobaan ini akan digunakan dua antidepresan yakni Amitriptilin dan Imipramin HCl yang merupakan antidepresan golongan trisiklik. Berikut adalah penjelasan terkait antidepresan tersebut. Amitriptilina. FarmakokinetikUmumnya golongan obat trisiklik tidak diabsorbsi sempurna dan mengalami first-pass yang besar. Karena banyak terikat pada protein dan kelarutan lipid yang relatif tinggi, distribusi volume menjadi sangat besar. Trisiklik dimetabolisasi melalui dua cara yaitu transformasi inti trisiklik dan perubahan pada rantai samping alifatik. Yang pertama berupa hidroksilasi dan konjugasi yang membentuk glukoronid; yang berikutnya sebagian besar demetilasi nitrogen. Monodemetilasi amin tersier menghasilkan metabolit aktif seperti desipramin dan nortriptilin (masing-masing tersedia sebagai obat). Beberapa metabolit monodemesitilasi yang terbentuk tidak sama antar pasien. Umumnya, proporsi amitriptilin dengan metabolit nortriptilin lebih kearah obat asli, dan sebaliknya dengan imipramin dan metabolitnya desipramin. Parameter farmakokinetik beberapa antidepresan antara lain :No.ObatKetersediaan Hayati(%)Ikatan protein(%)Plasma t1/2 (jam)Metabolit AktifVolume Ditsribusi(L/kg)Konsentrasi Plasma Teraupetik(nm/ml)

1.Amitriptilin31-6182-9631-46Nortriptilin5-1080-200 total

2.Imipramin29-7779-959-24Desipramin15-30>180 total

b. FarmakodinamikTrisiklik menghambat pompa reuptake amin (norepinefrin atau serotonin), yaitu off switches neutransmisi amin. Dengan demikian member kemungkinan pada neurotransmitter lebih lama pada reseptor. Efek jangka pendek obat trisiklik dan tetrasiklik adalah untuk menurunkan pengambilan kembali norepinefrin dan serotonin dan menghambat reseptor asetilkolin muskarinik dan histamin. Trisiklik dan tetrasiklik adalah bervariasi dalam hal efek farmakodinamiknya. Pemberian jangka panjang obat trisiklik dan tetrasiklik menyebabkan penurunan jumlah reseptor adrenergik- dan, kemungkinan, penurunan yang serupaa dalam jumlah reseptor serotonin tipe 2 (5-HT2). Imipramin HClImipramin adalah antidepresan dari golongan trisiksik pertama yang dikembangkan pada tahun 1950 dan mulai tahun 1957 secara klinik mulai digunakan dalam terapi. Merupakan suatu senyawa derivat dari dibenzazepin yang karena struktur kimianya disebut sebagai antidepresi trisiklik. Bersama Amitriptilin obat ini paling banyak digunakan untuk terapi depresi dan dianggap sebagai pengganti penghambat MAO (Monoamin Oksidase) yang tidak banyak digunakan lagi. Obat ini telah dibuktikan dapat mengurangi keadaan depresi, terutama depresi endogenik dan psikogenik. Perbaikan berwujud sebagai perbaikan suasana (mood), bertambahnya aktivitas fisik, kewaspadaan mental, perbaikan nafsu makan, dan pola tidur yang lebih baik, serta berkurangnya pikiran morbid. Obat ini tidak menimbulkan euphoria pada orang normal.Antidepresan trisiklik lebih baik dibanding senyawa penghambat monoamin oksidase dan menimbulkan efek samping yang lebih rendah. Efek samping tersebut antara lain adalah mulut kering, mata kabur, konstipasi, takikardia dan hipotensi. a. FarmakodinamikMekanisme kerja Imipramin sebagai antidepresan belum sepenuhnya diketahui. Namun kemungkinannya Imipramin bekerja dengan cara menghambat ambilan kembali (reuptake) neuron transmitter seperti norepinefrin dan serotonin di ujung saraf pada sistem saraf pusat. Berdasarkan struktur kimianya, obat antidepresi golongan trisiklik pada gugus metilnya terdapat perbedaan potensi dan selektivitas hambatan ambilan kembali berbagai neurotransmitter. Amin sekunder yang menghambat ambilan kembali norepinefrin dan amin tertier menghambat ambilan kembali serotonin pada sinap neuron.

b. Farmakokinetika ImipraminImipramin diabsorpsi secara cepat di saluran cerna walau tidak sempurna (50%). Kadar plasma puncak terjadi pada 0,5 1 jam setelah pemberian per oral. Dengan waktu paruh 16 jam. Pemberian dosis adalah 100 200 mg/hari.c. Metabolisme ImipraminImipramin dimetabolisme di mikrosom hati menjadi metabolit N-desmetil-imipramin (84%), 2-hidroksiimipramin (10%), dan 10-hidroksiimipramin (6%). Laju demetilasi dari imipramin berhubungan dengan sitokrom P-450 1A2 and 3A4 sedangkan laju hidroksilasi berbuhungan dengan sitokrom P-450 2D6 dan sitokrom P-450 1A4.Pada gambar di bawah ini dapat dilihat bahwa pada Fase I metabolisme, imipramin akan dimetabolisme menjadi desipramin melalui proses N-demetilasi yang diperantarai oleh enzim sitokrom P-450 1A2 dan 3A4 menjadi bentuk metabolit aktif desipramin.

Proses metabolisme selanjutnya dari imipramin melalui hidroksilasi oleh enzim sitokrom P-450 1A4 menghasilkan 2-hidroksiimipramin yang akan dilanjutkan menjadi 2-hidroksidesipramin. Selanjutnya 2-hidroksiimipramin dan 2-hidroksidesipramin akan melalui metabolisme fase II yaitu dengan berkonjugasi dengan glukoronat membentuk konjugat glukoronat melalui ikatan pada gugus hikroksi. Metabolit yang polar tersebut kemudian dieksresi dari tubuh.2.2. Pelaksanaan Percobaana. . Alat dan bahan1. Universitas Muhammadiyah Malang | Kelompok V Farmasi B1

1. Imipramin HCL1. Amitriptilin 1. Mencit umur 2-3 bulan dengan bobot badan 25-30 g1. Water wheel1. Stop watch1. Timbangan1. Spuit injeksi1. Sonde1. Handscone

b. Prosedur Kerja1. Mula-mula mencit dipuasakan 6-8 jam1. Masing-masing mencit diberikan bahan uji. Kelompok 1 diberikan imipramin HCl menggunakan sonde oral, kelompok 2 diberikan amitriptilin, sedangkan mencit kelompok control air suling1. Setelah ditunggu 15 menit, mencit dimasukkan ke dalam alat roda putar (water wheel) yang telah berisi air dan dicatat durasi mobilitasnya dengan menggunakan stop watchDurasi mobilitas adalah periode waktu yang diperlukan mencit untuk melakukan aktivitas motoric Durasi mobilitas dapat ditentukan dengan beberapa cara sebagai berikut :1. Pada saat mencit dimasukkan ke dalam air hingga terjadi awal gerak motorik. Hewan dianggap normal bila durasi mobilitasnya tidak lebih dari 60 detik1. Durasi yang diperlukan hewan untuk mencapai roda putar1. Jumlah putaran roda dalam waktu tertentu yang ditetapkan. Setelah hewan bergerak dalam air menuju roda putar, maka jumlah putaran roda umumnya dicatat pada interval waktu 15 menit, 30 menit, 1 jam dan seterusnya, hingga diperoleh data putaran maksimum.2.3. Hasil PercobaanPerlakuanAktivitas Motorik Awal saat di celupkan ke dalam air (menit)Durasi renang mencapai roda putar (menit)Jumlah putaran roda(5-30 menit)

0515'30'60'05'15'30'60'05'15'30'60'

Kelompok Kontrol0000035344131010911

diberi air suling

Imipramin HCL-0000-61066-9172421

Amitriptilin-0000-14423-20242625

Tabel Pengamatan Rata-rata putaran pada roda putar

PerlakuanRata-rata putaran

Aktivitas Motorik Awal saat di celupkan ke dalam air (menit)Durasi renang mencapai roda putar (menit)Jumlah putaran roda(5-30 menit)

Air Suling0 3.810.6

Imipramin HCL0717.75

Amitriptilin05.7523.75

Perhitungan % efectivitas dihitung dari jumlah putaran water wheel

Obat% efektivits

Aktivitas Motorik Awal saat di celupkan ke dalam air (menit)Durasi renang mencapai roda putar (menit)Jumlah putaran roda(5-30 menit)

Imipramin HCl0% 84.21%67.45%

Amitriptilin0%51.32 %124.07%

Skema Kerja Mencit dipuasakan

Mencit 1 Mencit 2Mencit 3

Imipramin HCl Amitriptilin Air Suling

Tunggu 30 menit

Uji dengan Water Wheel

Catat Mobilitas mencit

% EfektivitasImipramin HCL% E aktivitas Motorik = (0-0)/0 x 100% = 0 %% Durasi = (3,8-7)/3,8 x 100% = -84,21%% Jumlah Putaran = (10,6-17,75)/10,6 x 100% = -67,45 %Amitriptilin% E = (0-0)/0 x 100% = 0%%E = (3,8-5,75)/3,8 x100%=51,31%% E = (10,6-23,75)/10,6x 100% =124,06 %

2.4. PembahasanPraktikum farmakologi kali ini berjudul Pengujian Antidepresi Metode Water Wheel (Roda Putar Celup). Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas antidepresi pada hewan percobaan. Hewan percobaan yang digunakan yaitu mencit karena mencit merupakan hewan yang mudah untuk ditangani dan memberikan efek yang cepat. Obat-obat antidepresan berkemampuan untuk menurunkan perasaan tertekan secara psikis yang dimanifestaskan meningkatnya aktivitas motorik dan perbaikan mood. Pada paraktikum uji antidepresan metode roda putar celup (water wheel) ini menggunakan 3 ekor mencit yang disuntikkan dengan bahan uji secara oral memakai sonde yaitu pada mencit 1 diberikan imipramin HCl, mencit 2 diberikan amipriptilin, mencit 3 diberikan aquadest sebagai kontrol negatifnya.Hasil perlakuan secara kualitatif dilihat dari jumlah putaran pada mencit. Pada mencit yang diberi kontrol negatif (aquadest) memberikan jumlah putaran sebanyak 13 putaran pada menit pertama. Kemudian mencit ini mengalami penurunan jumlah putaran pada menit ke 15, yaitu sebanyak 10 putaran. Menit ke 30 memiliki jumlah putaran sebanyak 10 putaran, menit ke 45 sebanyak 9 putaran, dan menit ke 60 mengalami peningkatan sebanyak 11 putaran. Sedangkan pada mencit yang diberi perlakuan dengan imipramin HCL memperoleh jumlah putaran, yaitu sebanyak 9 putaran pada menit ke 15 dan mengalami peningkatan dari menit ke 30 sebanyak 17 putaran, dan menit ke 45 sebanyak 24 putaran, tetapi mengalami penurunan jumlah putaran pada menit ke 60, yaitu sebanyak 21 putaran. Pada mencit yang diberikan amitriptilin memiliki jumlah putaran sebanyak 20 putaran pada menit ke 15 dan mengalami peningkatan pada menit ke 30 sebanyak 24 putaran, dan menit ke 45 sebanyak 26 putaran, tetapi mengalami penurunan jumlah putaran pada menit ke 60, yaitu sebanyak 25 putaran. Jumlah rata-rata putaran dari mencit 1, yaitu mencit yang diberi imipramin HCL adalah 17,75 putaran, sedangkan pada mencit 2, yaitu yang diberikan amitriptilin memiliki rata-rata jumlah putaran sebanyak 23,75 putaran, dan pada mencit ketiga yang diberi aquadest sebagai kontrol negatif memiliki rata-rata jumlah putaran sebanyak 10,6 putaran. Semakin aktif mencit maka semakin rendah depresinya, dilihat dari hasil jumlah putaran dan rata-rata jumlah putaran maka disimpulkan bahwa amitriptilin lebih efektif dibandingkan imipramin HCL karena terlihat pada menit terakhir 60.Namun secara kuantitatif berdasarkan % efektivitas jumlah putaran, diperoleh data bahwa amitriptilin lebih efektif dibandingan dengan imipramin HCL. Dan aquadest sebagai kontrol negative adalah tidak cocok sebagai obat anti depresi dibandingkan dengan Amitriptilin dan Imipramin HCL.

BAB III PENUTUP

KesimpulanObat antidepresan memiliki aktivitas mengurangi gejala depresi pada hewan percobaan. Hal ini ditunjukan oleh mencit yang diberi obat antidepresi imipramin HCL. Pemberian aquadest pada hewan uji tidak menimbulkan efek antidepresan karena aquadest merupakan control negative. Amitriptilin terbukti sebagai antidepresan karena dapat dibuktikan dengan hewan coba yang memberikan gerakan lebih banyak daripada hewan uji yang diberikan aquadest. Semakin banyak jumlah putaran yang diberikan oleh hewan uji maka semakin rendah tingkat depresinya dan semakin tinggi % efektivitas obat tersebut sebagai obat antidepresan.

DAFTAR PUSTAKA

Mutchler,Ernst. 1991.Dinamika Obat Edisi Kelima. Penerbit ITB. Bandung Semiun,Drs Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 2. Penerbit Kanisius. Yogyakarta Staf Pengajar Departemen Farmakologi.2004.Kumpulan Kuliah Farmakologi,Edisi 2. Penerbit EGC. Jakarta Ganiswara, S., (1995), Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima, UI Press, Jakarta, Hlm. 158-159.