praktikum penganjian

51
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENYEMPURNAAN 1 PENGARUH KANJI CAMPURAN TERHADAP BERBAGAI MACAM KAIN Kelompok : 5 (lima) Nama Anggota : Rendy Muhammad Harlanta (14020010) Prilly Aprillia (14020011) Faradilla Rizky Maudina (14020018) Nurbayinah Intansari (14020020) Muhammad Iqbal (14020021) Dosen : Wulan S.,S.ST,M.T. Asisten : Eka O.,S.ST. Desiriana

Upload: harlan

Post on 12-Jul-2016

18 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

cara penganjian

TRANSCRIPT

Page 1: PRAKTIKUM PENGANJIAN

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENYEMPURNAAN 1

PENGARUH KANJI CAMPURAN TERHADAP BERBAGAI MACAM KAIN

Kelompok : 5 (lima)

Nama Anggota : Rendy Muhammad Harlanta (14020010)

Prilly Aprillia (14020011)

Faradilla Rizky Maudina (14020018)

Nurbayinah Intansari (14020020)

Muhammad Iqbal (14020021)

Dosen : Wulan S.,S.ST,M.T.

Asisten : Eka O.,S.ST.

Desiriana

POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

BANDUNG

Page 2: PRAKTIKUM PENGANJIAN
Page 3: PRAKTIKUM PENGANJIAN

BAB I

PENDAHULUAN

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud :

Membandingkan hasil penyempurnaan penganjian pada pengaruh variasi konsentrasi variasi kanji tapioka terhadap berbagai jenis kain (kapas, Poliester dan Poliester kapas) dengan WPU 70 % dan di padding system 2 dip 2 nip.

Tujuan :

Menentukan konsentrasi optimum yang cocok digunakan untuk kain

Page 4: PRAKTIKUM PENGANJIAN

kapas, rayon, Poliester, dan Poliester kapas serta memperbaiki kenampakan, stabilitas dimensi, kerataan dan kilau serta penambahan berat bahan

TEORI DASAR

KAPAS

Serat kapas merupakan salah satu jenis bahan tekstil yang sudah dikenal sejak ±

5.000 tahun sebelum masehi. Merupakan salah satu bahan tekstil yang berasal dari serat alam, yaitu serat biji tanaman Gossypium yang tumbuh di daerah lembab dan banyak disinari matahari. Tanaman Gossypium termasuk keluarga Malvaceae. Pertumbuhan tanaman kapas sangat bergantung pada tempat tumbuhnya.Tanaman ini tumbuh di daerah yang beriklim subtropis seperti Asia, Afrika, Amerika Selatan dan Amerika Utara.

Komposisi serat kapas tergantung pada jenis tanaman dan derajat kesadahannya. Sekitar 90% komposisi serat kapas terdiri dari selulosa, sedangkan sisanya adalah protein, pektin, malam, lemak, pigmen alam, mineral, dan air. Serat kapas memegang peranan penting dalam bidang tekstil. Dengan berkembangnya serat sintetik tidak menyebabkan serat kapas mulai ditinggalkan, namun dengan adanya perkembangan serat buatan, meningkatkan penggunaan serat campuran yang memiliki sifat saling melengkapi kedua sifat tersebut. Hal ini disebabkan karena serat kapas masih memiliki beberapa keunggulan yang tidak dapat ditiru oleh serat buatan. Keunggualan serat kapas diantaranya mempunyai daya serap yang baik terhadap air, sehingga nyaman apabila dipakai. Serat kapas juga mempunyai beberapa kekurangan seperti mudah kusut dan mengkeret dalam pencucian.

Morfologi Serat Kapas

Bentuk morfologi penampang melintang serat kapas sangat bervariasi dari bentuk pipih sampai bentuk bulat, tetapi pada umumnya berbentuk seperti ginjal yang terdiri dari bagian kutikula, dinding primer, dinding sekunder, dan lumen. Sedangkan bentuk

Page 5: PRAKTIKUM PENGANJIAN

penampang membujur serat kapas adalah pipih seperti bentuk pita yang terpilin atau terpuntir membentuk puntiran dengan interval tertentu. Kearah memanjang, serat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian besar, bagian badan, dan bagian ujung.

Bentuk penampang melintang dan bentuk penampang membujur serat kapas disajikan pada gambar berikut ini :

melintang membujur

Sumber : Soeprijono, dkk, Serat-Serat Tekstil, ITT, Bandung, 1973, hlm 41. Gambar 1.2.1 Penampang Melintang dan Membujur Serat Kapas

Komposisi Serat Kapas

Serat kapas mentah mengandung selulosa. Selain selulosa, pada kapas mentah mengandung pektin, lemak/malam, pigmen alam, mineral dan air. Komposisi serat kapas berbeda-beda tergantung dari berbagai hal, antara lain jenis tanaman kapasnya, kondisi tanah, cuaca, kualitas air untuk irigasi, dan zat kimia yang digunakan untuk pupuk dan pestisidanya. Komposisi serat kapas dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut :

Page 6: PRAKTIKUM PENGANJIAN

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Serat Kapas

Konstitusi

% Terhadap Berat Kering

Selulosa

94

Protein

1,3

Pektat

1,2

Lilin

0,6

Abu

1,2

Pigmen dan zat-zat lain

1,7

Page 7: PRAKTIKUM PENGANJIAN

Sumber : P.Soeprijono, dkk, Serat-Serat Tekstil, ITT Bandung 1974, hlm 46

Stuktur Molekul Serat Kapas

Page 8: PRAKTIKUM PENGANJIAN

Stuktur Kimia Serat Kapas

Serat kapas tersusun atas selulosa yang komposisi murninya telah lama diketahui sebagai zat yang terdiri dari unit-unit anhidro-beta-glukosa dengan rumus empiris (C6H10O5)n dengan n adalah derajat polimerisasi yang tergantung dari besarnya molekul.

Selulosa dengan rumus empiris (C6H10O5)n merupakan suatu rantai polimer linier yang tersusun dari kondensat molekul-molekul glukosa yang dihubungkan oleh jembatan oksigen pada posisi atom karbon nomor satu dan empat. Stuktur rantai-rantai molekul selulosa disusun dan diikat satu dengan yang lainnya melalui ikatan Van der Waals. Struktur kimia dari selulosa dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini

H

OH

CH2OH

H

OH

CH2OH

Page 9: PRAKTIKUM PENGANJIAN

OH

H

H

O

O

H

H

O

OH

Page 10: PRAKTIKUM PENGANJIAN
Page 11: PRAKTIKUM PENGANJIAN

OH

H

H

OH

H

Page 12: PRAKTIKUM PENGANJIAN

H

Page 13: PRAKTIKUM PENGANJIAN

H

OH

H

H

OH

H

Page 14: PRAKTIKUM PENGANJIAN

O

O

Page 15: PRAKTIKUM PENGANJIAN

H

O

H

H

O

H

Page 16: PRAKTIKUM PENGANJIAN
Page 17: PRAKTIKUM PENGANJIAN

CH2OH

H

OH

CH2OH

Page 18: PRAKTIKUM PENGANJIAN

H

OH

Page 19: PRAKTIKUM PENGANJIAN

n-1

Sumber : P. Soepriyono,dkk, Serat-serat tekstil, ITT, Bandung, 1973, hlm 45 Gambar 2.2 Struktur Kimia Selulosa

Setiap satuan glukosa mengandung tiga gugus hidroksil (-OH). Gugus hidroksil pada atom karbon nomor lima merupakan alkohol primer (-CH2OH), sedangkan pada posisi 2 dan 3 merupakan alkohol sekunder (HCOH). Kedua jenis alkohol tersebut mempunyai tingkat kereaktifan yang berbeda. Gugus hidroksil alkohol primer lebih reaktif daripada gugus hidroksil alkohol sekunder. Gugus hidroksil merupakan gugus fungsional yang sangat menentukan sifat kimia serat kapas, sehingga serat selulosa dinotasikan sebagai sel-OH dalam penulisan mekanisme reaksi.

Susunan Fisika Serat Kapas

Komposisi fisika serat kapas terdiri dari bagian amorf dan kristalin, dimana bagian amorf mempunyai daya serap yang lebih besar dari pada bagian kristalin, tetapi kekuatannya lebih kecil. Pada bagian kristalin memiliki susunan molekul yang teratur dan sejajar satu sama lain. Sedangkan pada bagian amorf, susunan molekulnya tersusun secara tidak pararel dan tidak teratur. Bagian kristalin dan amorf pada serat kapas disajikan pada Gambar 2.3 dibawah ini :

Page 20: PRAKTIKUM PENGANJIAN

Sumber : Trotman, E.R., Texlile Scouring and Bleaching, Charles Griffin and Company Limited, London 1976, hlm15.

Gambar 2.3 Bagian Kristalin dan Amorf Serat Kapas

Sifat-sifat Serat Kapas

Sifat-sifat Fisika

Warna

Warna kapas tidak betul-betul putih biasanya sedikit krem. Adanya warna ini disebabkan oleh pigmen alam yang terkandung di dalam serat kapas. Pigmen yang menimbulkan warna pada kapas belum diketahui dengan pasti. Warna kapas akan

Page 21: PRAKTIKUM PENGANJIAN

semakin tua setelah penyimpanan selama 2 sampai 5 tahun. Karena pengaruh cuaca yang lama, debu, dan kotoran akan menyebabkan warna keabu-abuan.

Kekuatan

Kekuatan serat terutama dipengaruhi oleh kadar selulosa dalam serat, panjang rantai dan orientasinya. Dalam suasana basah, serat kapas akan memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding dalam keadaan kering. Hal ini disebabkan karena pada keadaan basah bentuk serat akan mengelembung sehingga puntiran hilang. Dengan demikian gaya tarik yang diderita akan tersebar sepanjang serat.

Mulur

Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi diantara serat-serat selulosa yang lainnya yaitu berkisar 4-13 % bergantung pada jenis serat kapasnya dan rata-rata mulur sebesar 7%.

Moisture Regain

Serat kapas mempunyai affinitas yang besar terhadap air. Serat kapas yang kering bersifat kasar, rapuh dan kekuatannya rendah. Moisture regain serat

Page 22: PRAKTIKUM PENGANJIAN

kapas bervariasi sesuai dengan perubahan kelembaban relatif, pada kondisi standar kandungan air serat kapas berkisar antara 7-8,5%.

Keliatan (Toughness)

Keliatan adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan suatu benda untuk menerima kerja. Serat kapas memiliki keliatan yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan serat-serat selulosa yang diregenerasi.

Indeks Bias

Indeks bias serat kapas sejajar dengan sumbu serat adalah 1,58. Sedangkan indeks bias melintang sumbu serat adalah 1,53.

Berat Jenis

Berat jenis serat kapas adalah 1,5 sampai 1,56

Sifat-sifat Kimia

Pengaruh asam

Serat kapas tahan terhadap asam lemah, sedangkan asam kuat akan mengurangi kekuatan serat kapas karena dapat memutuskan rantai molekul selulosa (hidroselulosa).

Pengaruh alkali

Alkali kuat pada suhu didih air dan pengaruh adanya oksigen dalam udara akan menyebabkan terbentuknya oksiselulosa. Alkali pada kondisi tertentu akan mengelembungkan serat kapas.

Page 23: PRAKTIKUM PENGANJIAN

Pengaruh oksidator

Oksidator dapat menyebabkan terjadinya oksiselulosa yang mengakibatkan penurunan kekuatan serat. Derajat kerusakan serat bergantung pada konsentrasi, pH dan suhu pengerjaan.

Pengaruh mikroorganisma

Dalam keadaan lembab dan hangat, serat kapas mudah terserang jamur dan bakteri. Tetapi pada kondisi kering, serat kapas mempunyai ketahanan yang cukup baik terhadap jamur dan mikroorganisma.

RAYON

Serat rayon merupakan serat buatan dari ppolimer alam yang banyak diproduksi

disamping serat asetat. Serat rayon itu sendiri memiliki jenis yang beragam, dan yang digunakan disini adalah jenis viskosa yang perkembangannya paling pesat. Dilihat dari struktur kimianya, karena serat rayon merupakan serat selulosa yang diregenerasi, maka struktur kimianya pun memiliki persamaan yaitu merupakan rantai selulosa yang mengandung unit beta glukosa dengan pengecualian pada derajat polimerisasinya yang lebih rendah akibat terjadinya degradasi rantai polimer selama pembuatan serat.

Page 24: PRAKTIKUM PENGANJIAN

Gambar diatas merupakan skema dari strukur molekul serat selulosa. Struktur molekul diatas tersusun dari molekul selulosa yang merupakan pengulangan dari d-anhidroglukosa. Serat diatas memiliki gugus hidroksil (-OH) yang memberikan sifat kelarutan didalam air. Meskipun demikian, selulosa yang banyak mengandung gugus hidroksil dapat bersifat tidak larut didalam air. Hal tersebut dimungkinkan karena berat molekul selulosa yang sangat besar, juga karena terjadinya ikatan hidrogen antar molekul selulosa yang mempersukar kelarutan selulosa didalam air. Beberapa sifat pada serat rayon ini memiliki kemiripan yang hampir sama dengan serat kapas yang merupakan serat selulosa. Rayon memiliki sifat elastisitas yang rendah, hal ini membuat benang yang mengalami tarikan secara mendadak pada saat ditenun, kemungkinan benangnya tetap mulur dan tidak mudah kembali lagi, yang mengakibatkan saat diberi warna akan memberikan hasil yang tidak rata pada beberapa bagian dan terlihat beberapa garis yang lebih berkilau. Dalam ketahanan terhadap panas saat penyetrikaan, serat rayon ini memiliki sifat yang cukup baik, akan tetapi pemanasan dalam waktu yang lama akan membuat warna rayon menjadi lebih kuning.

POLIESTER

Poliester pertama kali mulai dikembangkan oleh J.R. Whinfield dan J.T. Dickson, yaitu para ahli dari perusahaan Inggris Calico Printers Association Ltd. Pembuatan serat poliester yang pertama kali dilakukan pada tahun 1944, kemudian pada tahun 1952 perusahaan ICI (Imperial Chemical Industries, Ltd) di Inggris mulai memproduksi serat poliester secara komersial. Oleh Imperial chemical Industries, Ltd 9ICI), hasil penelitian J.R

Page 25: PRAKTIKUM PENGANJIAN

Whinfield dan J.T Dickson ini diberi nama “Terylene”. Menyusul kemudian pada tahun 1953, E.I Du pont de Numours di Amerika Serikat memberi nama “Dacron”. Kedua poliester tersebut memiliki senyawa kimia pembentuk yang sama yaitu etilena tereftalat.

Proses polimerisasi asam tereftalat dan etilena glikol dilakukan dalam kondisi suhu tinggi dan ruang hampa.

Page 26: PRAKTIKUM PENGANJIAN

Gambar 3.2.I. Penampang serat poliester

Susunan rantai molekul Poliester terbentuk secara kondensasi menghasilkan polietena tereftalat yang merupakan satu ester dari komponen dasar asam dan alkohol, yaitu asam tereftalat dan etilena glikol. Ini merupakan pengembangan pembuatan poliester yang pada mulanya terbuat dari dimetil teraftalat sebagai asamnya dan etilena glikol sebagai alkoholnya dan dikenal dengan nama Terylene.

Penggunaan asam tereftalat sebagai bahan baku poliester menyebabkan beberapa perbedaan sifat poliester, diantaranya titik leleh poliester yang dihasilkan lebih tinggi dan hampir larut dalam glikol. Pembuatan poliester dari asam tereftalat lebih menguntungkan dibandingkan poliester dari metil tereftalat.

Serat poliester dibuat dengan cara pemintalan leleh. Serpihan-serpihan poliester dilelehkan dan dilewatkan melalui lubang spineret yang mempunyai bentuk dan diameter tertentu. Filamen yang terjadi ditarik dalam keadaan panas sampai lima kali panjang semula, sedangkan untuk filamen yang kasar ditarik dalam keadaan dingin. Untuk memperoleh benang stapel, dapat dilakukan dengan mengeritingkan filamen dan dipotong-potong dengan panjang tertentu.

Sifat kimia poliester adalah sebagai berikut :

Page 27: PRAKTIKUM PENGANJIAN

Larut dalam meta-kresol panas, asam trifluoro asetat-orto-klorofenol.

Tahan terhadap zat-zat oksidator, alkohol, keton dan sabun dan zat – zat pencucian kering.

Tahan terhadap asam lemah, meskipun pada suhu didih dan tahan terhadap asam kuat dalam keadaan dingin.

Tahan terhadap alkali lemah, tetapi kurang tahan terhadap alkali kuat.

Mempunyai kritalinitas yang tinggi, bersifat hidrofob dan tidak mengandung gugus – gugus aktif sehingga sukar untuk dicelup.

Sifat fisika Poliester

Sifat fisika merupakan sifat yang berhubungan dengan kukuatan, sifat fisika poliester meliputi :

Page 28: PRAKTIKUM PENGANJIAN

Kekuatan dan mulur

Serat poliester mempunyai kekuatan dan mulur yang tinggi, yang dalam keadaan kering dan basah tidak mengalami perubahan. Kekuatan serat poliester sebesar 4,0 – 6,9 g/d dan mulur poliester sebesar 11 – 20%.

Elastisitas

Poliester mempunyai elastisitas yang baik sehingga kain poliester bersifat tahan kusut. Jika benang pliester ditarik kemudian dilepaskan pemulihan yang terjadi dalam 1 menit adalah :

Penarikan 2% ………. Pemulihan 97% Penarikan 4% ………. Pemulihan 90% Penarikan 8% ………. Pemulihan 80%

Moisture regain

Moisture regain poliester pada kondisi standar (27oC dan RH 65%) sebesar 0,4%. Dalam RH 100% moisture regainnya hanya 0,6 – 0,8%.

Berat jenis

Berat jenis poliester adalah 1,38 gram/cm3.

Titik leleh

Poliester tidak akan menguning pada suhu tinggi. Poliester mulai meleleh pada suhu 250 - 290oC dan terbakar, namun tidak meneruskan nyala api.

Ketahanan sinar

Page 29: PRAKTIKUM PENGANJIAN

Poliester berkurang kekuatannya dalam penyinaran yang cukup lama, tetapi ketahanan sinarnya masih lebih baik dibandingkan dengan serat lain.

7. Mengkeret

Serat poliester jika direndam dalam air mendidih akan mengkeret sampai 7%. Beberapa zat organik seperti aseton, kloroform, trikloretilen pada titik didihnya akan mengakibatkan serat poliester mengkeret.

8. Morfologi

Penampang melintang serat poliester berbentuk bulat dan di dalamnya terdapat bintik-bintik, sedangkan penampang membujurnya berbentuk silinder dinding kulit yang tebal

9. Pembakaran

Poliester meskipun dapat dibakar tetapi nyala api tidak dapat menjalar karena serat yang terbakar akan meleleh sehingga tidak meneruskan pembakaran.

Page 30: PRAKTIKUM PENGANJIAN

POLIESTER/RAYON

Keburukan dari serat poliester merupakan kebaikan pada serat rayon viskosa, demikian pula sebaliknya.

Sifat-sifat yang didapat dari pencampuran kedua macam serat tersebut adalah :

Ketahanan kusut dan kestabilan dimensi baik

Tahan terhadap mikrobiologi

Mempunyai daya serap terhadap air dan keringat

Ketahanan terhadap tekanan dan ketahanan gososnya baik

Kekuatan kain baik.

KANJI

Zat kanji/pati (starch) atau bahasa lainnya amilum, yang berarti tepung halus, adalah

suatu substansi glukosida yang terdapat banyak sekali pada spesies tanaman. Zat kanji tersebut terdiri dari butiran-butiran sferik yang kecil sekali dengan ukuran dan bentuk beragam bergantung pada jenis tanamannya.

Tanaman memproduksi zat kanji dengan cara pengasimilasian CO2 dan ditimbun pada biji atau pada umbinya dalam bentuk karbohidrat. Secara komersial zat kanji diperoleh dengan merendam parutan ubi atau tepung biji tanaman yang mengandung banyak zat kanjinya dalam air dingin.

Page 31: PRAKTIKUM PENGANJIAN

Konstitusi kimia zat kanji sangat beragam, bila diberi air panas kemudian didinginkan maka zat-zat kanji tersebut akan membentuk pasta atau gel, yang terjadi oleh adanya hibridasi, Penggembungan dan akhirnya perekahan butir zat kanji tersebut. Zat kanji merupakan campuran dua polisakarida, yaitu amilosa dan amilopektin yang berasal dari penambahan molekul-molekul glukosa. Air panas dapat menyebabkan zat kanji terpisah menjadi dua bagian, yaitu yang bersifat tidak larut (amilopektin) dan yang larut dalam air (amilosa). Zat kanji dengan kandungan amilopektin tinggi dapat menimbulkan masalah pada proses penghilangan kanjinya, bahkan dengan enzim amylase sekalipun.

Macam-macam zat kanji

Berdasarkan komposisi kimianya maka kanji dapat digolongkan sebagai berikut :

Kanji/Pati

Kanji yang dimodifikasi

Turunan-turunan selulosa, CMC

Kanji dengan bahan dasar PVA

Poliakrilat (PAC)

Galaktomanan (GM)

Kanji-kanji Poliester (PES)

Homopolimer dan Kopolimer dari vinil, akrilat dan stirena.

Page 32: PRAKTIKUM PENGANJIAN

Lilin dan lemak

Pareafin, silicon, pelembut, fungisida dan lainnya. Komposisi dasar kimia zat-zat kanji tersebut di atas adalah :

Tabel 2.3.1. Komposisi Dasar Kimia Berbagai Jenis Kanji

Komposisi kimia

Unsur

Kanji Pati

CMC

PVA

PAC

Page 33: PRAKTIKUM PENGANJIAN

Karbon

44,4

42,4

54,4

40,5

Hidrogen

6,2

5,5

9,1

7,9

Oksigen

49,4

48,0

36,4

36,0

Page 34: PRAKTIKUM PENGANJIAN

Nitrogen

-

-

-

15,4

Suatu suspensi kanji akan menggembung pada suhu 65-70 oC dan menjadi suatu larutan kanji yang kental. Baik amilosa maupun amilopektin dapat diidentifikasi dengan iodium. Zat kanji dapat mengandung kelembaban hingga 20 %. Pada medium asam kedua substansi akan terhidrolisa sebagian menjadi glukosa dan dekstrin.

Kanji Tapioka

Larutan tapioka berbentuk gel yang transparan dan memberikan hasil finish yang tipis, halus dan fleksibel. Dalam penggunaannya sering dicampur kanji-kanji yang lain untuk mendapatkan modifikasi sifat-sifat yang diinginkan.

Kanji Karboksimetilselulosa (CMC)

Page 35: PRAKTIKUM PENGANJIAN

Molekul CMC merupakan turunan glukosida. Rantai glukosidanya mengandung 3 gugus alcohol, dimana fungsi alcohol primernya tersubstitusi. Derajat substitusinya bervariasi dari 0,68 hingga 0,85 yang akan membedakan kelarutan dan viskositasnya. CMC dibuat dari reaksi alkali selulosa dengan asam monokloroasetat.

CMC banyak digunakan dalam industri tekstil karena mudah dihilangkan dari bahan dengan proses penghilangan kanji. Keunggulan sifat CMC terutama terletak pada pembentukan film dan daya penganjiannya lapisan film yang terbentuk tidak seperti “kulit” dan tidak terpengaruh oleh kelembaban udara yang rendah. Pada penggunannya kekurangannya bersifat korosif bila tercampur dengan garam. Larutannya mudah menimbulkan endapan, pada kelembaban udara yang tinggi dapat “mencair” dan menjadi lengket, dan menggembung kembali dalam larutan penghilang kanji.

Kanji Polivinilalkohol (PVA)

Page 36: PRAKTIKUM PENGANJIAN

Polivinil alcohol atau PVA tidak dibuat dari monomer tetapi dari polimerisasi monomer vinil asetat. Bila Reaksi hidrolisanya dikendalikan maka akan diperoleh PVA yang terhidrolisa penuh. PVA yang terhidrolisa sebagian misalnya PVA 88% lebih mudah larut dalam air. Makin panjang rantai makro molekulnya, makin tinggi viskositasnya.

PVA banyak digunakan dalam industri tekstil karena sifat fleksibilitas dan ketahanan terhadap abrasinya berkat gugus-gugus OH-nya yang membentuk dwikutub. PVA tidak dapat di-biodegradasi tetapi dapat di daur ulang dengan ultrafiltrasi. Sifat lain yang kurang menguntungkan adalah sangat peka terhadap elektrolit dan pH alkali. Oleh karena itu sangat riskan bila melakukan pengelantangan dan pemasakan bahan yang dikanji dengan PVA.

Zat-zat pembantu

Larutan finish kanji selain mengadung kanji juga mengandung zat-zat lainnya yang berfungsi untuk memperbaiki sifat-sifat atau untuk mendapatkan hasil finis dengan sifatsifat tertentu. Zat- zat tersebut dapat berupa zat anti septic, zat pelemas dan zat pengikat atau pemberat..

Zat anti septic

Kain yang difinis kanji mudah diserang oleh jamur apabila disimpan di tempat yang lembab. Demikian juga larutan kanji yang disimpan, mudah rusak karena pengaruh jamur. Untuk menghalangi tumbuhnya jamur perlu penambahan-penambahan zat anti septic ke dalam larutan kanji. Zat- zat anti septic yang umum digunakan dalam industri tekstil adalah magnesium klorida, seng klorida, seng sulfat, barium klorida, fenol,asam kresilat, asam salisilat, formaldehida dan salisil anilida.

Zat pelemas

Pelemas perlu ditambahkan untuk mendapatkan hasil finis yang mempunyai pegangan halus. Zat- zat pelemas yang digunakan antaralain gliserin, TRO, minyak- minyak, gajih, Textile Finishing Oil.

Zat pengisi

Page 37: PRAKTIKUM PENGANJIAN

Dalam beberapa hal, zat pengisi ditambahkan untuk mendapatkan hasil finis yang cukup berat. Kaolin adalah zat pengisi yang banyak digunakan dalam industri tekstil.

Fiksasi zat kanji

Penyempurnaan menggunakan campuran zat kanji merupakan pelapisan serat dengan lapisan film pelindung yang pada akhirnya lapisan tersebut harus mudah dihilangkan pada saat proses penghilangan kanji. Oleh sebab itu suatu ikatan yang terlalu kuat antara serat dan zat kanji bukan merupakan suatu hal yang utama. Lebih disukai ikatan tersebut berupa ikatan hidrogen atau van der walls atau jenis ikatan elektrostatik yang relative lemah dan sifatnya fisik. Fiksasi tersebut dapat berbentuk gaya-gaya dwi kutub atau

Page 38: PRAKTIKUM PENGANJIAN

elektrolit. Suatu dwi kutub listrik terdiri dari dua pusat dengan muatan sama tetapi berlawanan.

Syarat-syarat kanji yang dalam penganjian :

Membentuk film

Sebagai pelindung, sehingga bahan tidak berbulu. Film dapat menutupi serat-serat yang menonjol keluar dari permukaan yang menyebabkan bahan menjadi berbulu.

Menaikkan kekuatan

Sehingga bahan menjadi lebih tahan terhadap tarikan dan tegangan.

Fleksibel

Adesi

Adesi antara kanji dengan bahan tergantung pada gaya tarik menarik antara film kanji dengan bahan. Gaya tarik menarik ini pada umumnya terdiri dari ikatan hidrogen dan gaya van der walls. Dimana, gaya tarik menarik dari ikatan hidrogen jauh lebih besar dari gaya van der walls. Pada umunya adesi yang baik terjadi karena terbentuknya ikatan hidrogen antara serta dengan kanji.

Penetrasi

Penetrasi yang sempurna dapat menimbulkan kekakuan bahan, oleh karena itu hal ini perlu diperhatikan.

Kekenyalan

Page 39: PRAKTIKUM PENGANJIAN

Lemas

Tahan jamur dan bakteri

kanji harus tahan jamur, sehingga dalam penyimpanan tidak akan timbul jamur dan bakteri yang dapat merusak bahan.

Mempunyai daya rekat

Ikatan Serat Selulosa Dengan Kanji

Benang terdiri dari kumpulan serat-serat yang disatukan dengan jalan memberikan puntiran dan penarikan sehingga terbentuk suatu untaian benang yang panjang. Diantara serat-serat tersebut, akan terdapat suatu rongga-rongga yang halus sehingga pada benang tersebut dimasukkan ke dalam larutan kanji, maka rongga-rongga kosong yang halus tersebut akan terisi oleh larutan kanji. Oleh karena kanji mempunyai daya rekat, maka serat satu dengan yang lainnya akan terikat, sehingga benang akan tampak lebih padat. Larutan kanji selain masuk kedalam rongga-rongga serat, juga melapisi bagian luar dari benang/bahan dan mengikat serat-serat yang tersembul keluar.

Ikatan yang terjadi antara serat selulosa dengan kanji adalah ikatan hidrogen dan gaya-gaya van der walls. Ikatan hidrogen terjadi karena pada molekul kanji terdapat gugus-gugus R-OH, begitu juga dengan serat selulosa. Disamping itu, atom

Page 40: PRAKTIKUM PENGANJIAN

hidrogen mempunyai kecenderungan untuk menggabungkan diri dengan atom oksigen dari gugus-gugus R-OH yang lain

. Oleh karena itu terjadilah ikatan molekul kanji dengan molekul serat.

R1 R1

│ │

O – H - - - O – H - - - O – H - - - O – H

│ │

R2 R2

Gambar Ikatan Hidrogen Kanji Dengan Serat

Sumber : Ricolavedri, Penelitian Tentang Penggunaan Enzim Raktase Pada Proses Penghilangan Kain Tenun Kapas, Laporan Kerja Praktek, STTT, Bandung, 1994, hal.107

Keterangan :

Page 41: PRAKTIKUM PENGANJIAN

R1 – OH : molekul serat R2 – OH : molekul kanji

DAFTAR PUSTAKA

Teknologi Penyempurnaan Tekstil, 1977. ITT

Yunara Heri, 1997. Pengaruh NaOH pada proses kostisasi kain Poliester-Rayon yang dicelup dengan zat warna dispersi terhadap hasil celup serat rayon

https://www.academia.edu/9804462/PRAKTIKUM_PENGANJIAN

Page 42: PRAKTIKUM PENGANJIAN
Page 43: PRAKTIKUM PENGANJIAN

DAFTAR PUSTAKA

Teknologi Penyempurnaan Tekstil, 1977. ITT

Yunara Heri, 1997. Pengaruh NaOH pada proses kostisasi kain Poliester-Rayon yang dicelup dengan zat warna dispersi terhadap hasil celup serat rayon