praktikum i tanah

2
I. Dasar Teori Struktur tanah adalah salah sifat dasar tanah yang sangat mempengaruhi sifat tanah yang lain serta besar pengaruhnya terhadap kemampuan tanah sebagai media pertanaman. Tanah yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah tanah yang berstruktur mantap. Struktur tanah dapat terjadi karena adanya interaksi berimbang dari berbagai faktor, antara lain : butiran tanah (soil particle), bahan pengikat (cementing material), dan aktivtas biologi. Yang dimaksud butiran tanah dalam pembicaraan struktur tanah tidak hanya terbatas pada butiran tunggal penyusun tanah (pasir, debu, dan liat), tetapi juga butiran-butiran yang terbentuk dari penyatuan butir-butir tunggal tersebut yang dikenal dengan istilah agregasi butiran tunggal. Pasir, debu, dan liat disebut “Butiran Primer”, sedangkan agregasi butiran primer disebut “Butiran Sekunder” Bedasarkan pengertian tersebut maka struktur didefinisikan sebagai “Agregasi butiran primer menjadi butiran sekunder yang satu sama lain dibatasi oleh suatu bidang belah alami”. Dapat di katakan pula bahwa struktur adalah istilah lapang yang digunakan untuk menggambarkan agregasi tanah. Kemantapan agregat mempengaruhi ketahanan tanah terhadap pukulan air hujan. Makin tinggi gaya ikat antar partikel-partikel tanah, maka makin sulit tanah tersebut terpengaruh oleh gaya perusak yang berasal dari pukulan air hujan atau aliran air. Jadi kemantapan agregat terhadap air dapat dipakai sebagai petunjuk ketahanan tanah terhadap erosi. Salah satu cara menentukan kemantapan agregat secara kuantitatif adalah metode “Ayakan Kering”. II. Prinsip Metode Ayakan Kering Alat dan Bahan 1. Satu set ayakan dan alat penggerak ayakan 2. Spatula, sendok, kuas 3. Timbangan 4. Kaleng timbang 5. Oven atau hot plate III. Cara Kerja a. Persiapan contoh tanah b. Ambil conttohh tanah agregat utuh dari lapangan, segera di keringkan udarakan. Hilangkan batu da kerikil.

Upload: rachmadwrn

Post on 18-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

dokumen tugas

TRANSCRIPT

I. Dasar TeoriStruktur tanah adalah salah sifat dasar tanah yang sangat mempengaruhi sifat tanah yang lain serta besar pengaruhnya terhadap kemampuan tanah sebagai media pertanaman. Tanah yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah tanah yang berstruktur mantap. Struktur tanah dapat terjadi karena adanya interaksi berimbang dari berbagai faktor, antara lain : butiran tanah (soil particle), bahan pengikat (cementing material), dan aktivtas biologi.Yang dimaksud butiran tanah dalam pembicaraan struktur tanah tidak hanya terbatas pada butiran tunggal penyusun tanah (pasir, debu, dan liat), tetapi juga butiran-butiran yang terbentuk dari penyatuan butir-butir tunggal tersebut yang dikenal dengan istilah agregasi butiran tunggal. Pasir, debu, dan liat disebut Butiran Primer, sedangkan agregasi butiran primer disebut Butiran SekunderBedasarkan pengertian tersebut maka struktur didefinisikan sebagai Agregasi butiran primer menjadi butiran sekunder yang satu sama lain dibatasi oleh suatu bidang belah alami. Dapat di katakan pula bahwa struktur adalah istilah lapang yang digunakan untuk menggambarkan agregasi tanah. Kemantapan agregat mempengaruhi ketahanan tanah terhadap pukulan air hujan. Makin tinggi gaya ikat antar partikel-partikel tanah, maka makin sulit tanah tersebut terpengaruh oleh gaya perusak yang berasal dari pukulan air hujan atau aliran air. Jadi kemantapan agregat terhadap air dapat dipakai sebagai petunjuk ketahanan tanah terhadap erosi. Salah satu cara menentukan kemantapan agregat secara kuantitatif adalah metode Ayakan Kering.II. Prinsip Metode Ayakan KeringAlat dan Bahan1. Satu set ayakan dan alat penggerak ayakan 2. Spatula, sendok, kuas 3. Timbangan4. Kaleng timbang 5. Oven atau hot plateIII. Cara Kerjaa. Persiapan contoh tanah b. Ambil conttohh tanah agregat utuh dari lapangan, segera di keringkan udarakan. Hilangkan batu da kerikil. Pilihlah agregat yang berdiameter antara 4,75 mm sampai 8 mm melalui pengayakan jika perlu agregat yang terlalu besar dipecahkan terlebih dahulu.c. Sebelum analisis, tentukan lebih dulu kandungan air dari contoh tanah.d. Siapkan satu set ayakan yang disusun mulai dari yang memiliki lubang terbesar paling atas berurutan sampai yang lubangnya paling kecil terbawah.e. Masukkan sekitar 50 g contoh tanah dan sebar dengan hati-hati pada ayakan yang paling atas kemudian massukkan ke dalam tabung silinder serta kaitkan dengan mesinn penggerak. Hubungkan dengan aliran listrik sekitar 5 meniit dengan kecepatan 70 rpm.f. Matikan aliran listrik setelah 5 menit dan turunkan susunan ayakan g. Pindahkan tanah yang tertinggal di masing-masing ayakan ke kaleng timbang yang sudah diketahui beratnya dan keringkan dalam oven pada suhu 105o C selama 24 jam diatas hot plate sampai kering.h. Setelah kering timbanglah setiap contoh tanah yang diperoleh dari masing-masing diameterPerhitungan : DMR = [(i*Mpi)/( Mp)]i = diameter rata-rat Mpi = massa tanah pada ayakan Mp = total massa tanah

Tabel 3.1 kriteria tingkat kemantapan agregatDMR %DMR mmKlas

> 200> 2.00Sangat stabil sekali

80 200 0.80 - 2.00 Sangat stabil

66 80 0.66 - 0.80 Stabil

50 66 0.50 - 0.66Agak stabil

40 50 0.40 - 0.50Kurang stabil

< 40